hukum pengangkutan.docx

22
http://rienrara.blogspot.co.id/2012/11/hukum-pengangkutan-di-indonesia.html diakses 11 Mei 2016 pukul 06.59 HUKUM PENGANGKUTAN DI INDONESIA BAB I HUKUM PENGANGKUTAN 1. Pendahuluan  Adalah penting sekali pengangkutan dalam dunia perniagaan, mengingat sarana ini sebagai angkutan dari prosedur kea gen/grosir, sampai ke konsumen. Dari pelabuhan ke gudang, dari tempat pelelangan iklan ke Pasar, dan lain-lain.  Mustahil bila ada suatu usaha perniagaan yang mengabaikan segi pengangkutan ini. Di samping itu mengenai pengangkutan benda-benda tersebut yang diperlukan di tempat- tempat tertentu, dalam keadaan yang lengkap dan utuh serta padat tepat waktunya, tetapi juga mengenai pengangkutan ornag-orang yang memberikan perantaraan pada pelaksanaan  perusahaan. Ambillah misalnya seorang agen perniagaan, seseorang pekerja berkeliling (handelsreziger, seorang komisioner. Mereka semuanya pada waktu tertentu tidak mungkin memenuhi prestasi-prestasinya tanpa alat pengangkutan! belum lagi terhitung bertambahnya orang-orang yang karena sesuatu hal misalnya untuk peninjauan di dalam atau di luar negeri, mereka tentu memerlukan pengangkutan.  Akhirnya dapatlah diambil ksimpulan bahwa pada pokoknya pengangkutan adalah  pepindahan tempat,baik mengenai benda-benda maupun orang-orang karena perpindahan itu mutlak diperlukan untuk men"apai dan meninggikan man#aat serta e#isiensi.  $edangkan pengangkutan itu sendiri tidak hanya di darat,melainkan pula di laut dan udara. 2. Peraturan-pera turan yan Menatur Hu!u" Penan!utan dala" Perundan- undanan d# Ind$ne%#a.

Upload: gusrozak-sy

Post on 06-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 1/22

http://rienrara.blogspot.co.id/2012/11/hukum-pengangkutan-di-indonesia.html

diakses 11 Mei 2016 pukul 06.59

HUKUM PENGANGKUTAN DI INDONESIA

BAB I

HUKUM PENGANGKUTAN

1. 

Pendahuluan  Adalah penting sekali pengangkutan dalam dunia perniagaan, mengingat sarana ini

sebagai angkutan dari prosedur kea gen/grosir, sampai ke konsumen. Dari pelabuhan ke

gudang, dari tempat pelelangan iklan ke Pasar, dan lain-lain.

  Mustahil bila ada suatu usaha perniagaan yang mengabaikan segi pengangkutan ini.

Di samping itu mengenai pengangkutan benda-benda tersebut yang diperlukan di tempat-

tempat tertentu, dalam keadaan yang lengkap dan utuh serta padat tepat waktunya, tetapi juga

mengenai pengangkutan ornag-orang yang memberikan perantaraan pada pelaksanaan

 perusahaan. Ambillah misalnya seorang agen perniagaan, seseorang pekerja berkeliling

(handelsreziger, seorang komisioner. Mereka semuanya pada waktu tertentu tidak mungkin

memenuhi prestasi-prestasinya tanpa alat pengangkutan! belum lagi terhitung bertambahnya

orang-orang yang karena sesuatu hal misalnya untuk peninjauan di dalam atau di luar negeri,

mereka tentu memerlukan pengangkutan.

  Akhirnya dapatlah diambil ksimpulan bahwa pada pokoknya pengangkutan adalah

 pepindahan tempat,baik mengenai benda-benda maupun orang-orang karena perpindahan itu

mutlak diperlukan untuk men"apai dan meninggikan man#aat serta e#isiensi.

  $edangkan pengangkutan itu sendiri tidak hanya di darat,melainkan pula di laut dan

udara.

2.  Peraturan-peraturan yan Menatur Hu!u" Penan!utan dala" Perundan-

undanan d# Ind$ne%#a.

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 2/22

  Dalam %&'D, warisan pemerintah 'india elanda dahulu yang hingga

sekarang masih berlaku,di berikan tempat yang sangat banyak untuk mengatur hukum

 pengangkutan menyebrang laut (uku ke )) *itel ke + mengenai penyediaan dan pemuatan

kapal-kapal erra"ting en bera"ting an s"epen! *jtel ke + A tentang pengangkutan barang-

 barang! *itel ke + tentang tentang pengangkutan orang-orang,sedangkan perihal

 pengangkutan di darat serta di sungai-sungai dan perairan di pedalaman (riieren en binnen

wateren hanya diberikan sedikit peraturannya saja yang yang terdapat dibagian ke dan

 bagian ke *itel ke +, buku ke ) %&'D. Perhatikanlah bahwa yang saya maksudkan ialah

 perihal pengaturannya pengangkutan sebagai demikian yang di berikan se"ara sumir itu.

agi pula hanya mengenai barang-barang saja. $ama sekali tidak diadakan peraturan tentang

 pengangkutan orang-orang di darat dalam %&'D. (*itel ke 0 uku ke )) %&'D, berisikan

sedikit peraturan tentang hukum perkapalan di perairan itu sebagai demikian.

  Menurut pendapat Pro#.$oekardono,$'. *entang peraturan-peraturan yang mengatur

'ukum Pengangkutan dalam per&ndng-undangan di )ndonesia adalah sebagai berikut 1

  2ikalau kita sudah mampu menyusun sebuah %&'D nasional sendiri sebagai

sebenarnya telah diinstruksikan kepada kekuasaan-kekuasaan pembuat &ndang-undang oleh

 pasal 03 &&D$ dahulu layaklah tentang peraturan mengenai pengangkutan di darat yang

agak sedikit itu di dalam %&'D, sekarang di tinjau kembali dan diperluas sekedarnya.

Menurut pendapat penulis harus di pertimbangkan, apakah perlu atau tidak untuk sedikit-

dikitnya dalam kodi#ikasi hukum dagang nasional di maksudkan pula asas-asas dasar

mengenai pengangkutan dengan kereta api dan dengan kendaraan-kendaraan bermotor

(4tobis dan lain-lain . Pasal 56 ayat 0 %&'D sekarang telah menyinggung pengusaha-

 pengusaha kendaraan umum (4penbare rijtuigen. Dewasa ini perihal pengangkutan dengan

kereta api masih di atur di dalam sebuah peraturan di luar %&'D,

yaitu di dalam $tb.057-6 (Peraturan-peraturan tentang pengangkutan dengan kereta api 8

epalingen +eroer $poorwegen atau di singkat dengan .+.$.. mengenai pengangkutan

dengan otobis-otobis diatur dalam &ndang-undang alu intas 2alan

(9egerkeersordonanntie $tb. 05-:6, sebagai diubah dan di tambah 0-5,mengenai 

 pengangkutan orang-orang! Pasal- pasal ;3-;< mengenai pengangkutan barang-barang, lebih

lanjut di kerjakan di dalam 1 Peraturan alu intas 2alan (wegerkeerserordening,

$tb.056-;<0 yang telah ditambah dan diubah dengan Peraturan Pemerintah =o.: tahun

05<0,=.05<0.

  Pertimbangan yang sama sebagai dikemukakan di atas,perlu juga diadakan terhadap pengangkutan di udara yang dewasa ini masih diatur di luar %&'D, yaitu di dalam $tb.055-

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 3/22

033 (4rdonnansi Pengangkutan di &dara 3 u"hteroerordonnansi! betul kita sekarang

telah memiliki sebuah >&ndang-undang Penerbangan? yaitu sebuah &ndang-undang =o.:

tahun 05<:.=. 05<:-0<5, meulai berlaku dengan tanggal 0 Desember 05<:,tetapi dengan

&ndang-undang tersebut yang di "abut ialah > u"htaartbesluit 05@@ ($tb. 05-0:: dan

@u"htaartordonantie? 05; ($tb. 05;-3< dan tidak $tb. 055-033 termaksud diatas,

sehingga @ u"htaartordonantie@@ masih tetap berlaku berdasarkan pasal )) Aturan Peralihan

&&D 05;< Penyempurnaan penunjukan peraturan-peraturan yang berlaku dalam bidang

 pengangkutan di &dara akan diberikan dalam bagian dari buku ini yang mengenai jenis

 pengangkutan tersebut.

  Masih ada lagi yang termasuk dalam kategori 'ukum Pengangkutan,adalah perihal

Pos,karena menyangkut pengiriman $urat-surat. %esemuanya ini diatur %&'D, yaitu

mengenai Pos dalam 1 0. >&ndang-undang Pos@@ ialah &ndang-undang =o. ; tahun 05<5.

=.05<5-0,mulai berlaku dengan tanggal 0 2uli 05<5 (P.P =o.; tahun 05<5-5!.

@peraturan Pos Dalam =egeri@@, P.P. 0 dan diatas di"abutlah berturut-turut >Pos-ordonnantie

05<@@, $tb. 05;-73, sebagai sudah beberaa kali diubah dan ditambah, terakhir dengan

&ndang-undang =o. 05<6-7< dan Posterordening 05< ($tb. 05;-70! postbesluit

Dienststukken 05< ($tb.05;-7.

  Mengenai hubungan Pos )nternasional,pemerintah kita telah mengadakan PP.=o. 7 tahun

05<5, =.05<5 =o.;,mulai berlaku tanggal 0 2uli 05<5,dengan PP. mana di "abut

)nternasional Postbesluit 05;: ( $tb. 05;5-7< dan )nternasionale Posterordening 05;:

( $tb. 05;5-76 @@, sebagaimana telah beberapa kali di ubah dan di tambah,terakhir dengan PP.

 =o.; tahun 05<7 (=.05<7-56.

  Mengenai surat kawat dan telepon berturut-turut diatur dalam 1 *entang surat kawat 1

a.  Dalam @Beglement *elegraph 05<3@@, telah di tetapkan dengan keputusan Mentri

Perhubungan tertanggal : April 05< =o. C "/0/0 untuk men"abut @Beglement oor

detelegraa#dienst in =ed. )ndie,$tb.05-<0; sebagai telah di ubah dan di tambah,terakhir

dengan keputusan Pemerintah tertanggal 3 agustus 05;5 =o. ;;, $tb.05;5-;;! mulai berlaku 0 2uli 05<3,*=.05<-;6!

 b.  &ndang-undang =o. tahun 05<7 =.05<7-0<, tentang perjanjian )nternasionalterhadap

Pemberian 2arak 2auh, yaitu @ onention )nternationale des *ele"ommuni"ations uenos

Aires 05<@@, mulai berlaku taggal 0 Desember 05<!

".  $urat %eputusan Mentri Perhubungan tertanggal Desember 05< =4.C <a//0 tentang

 pemberian izin kepada @able and 9iriless imited@@ di ondon (dengan penetapan

 peraturan-peraturannya lebih lanjutuntuk mendaratkan dan mengeksploitasi kabel-kabel

telegra# di daerah B), *=. =o.<.

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 4/22

d.  Perjanjian )nternasional untuk melindungi kabel-kabel telegra# di bawah ini permukaan laut

($tb. 0:50-0, , ,

*entang berita-berita telepon1 %eputusan Menteri Perhubungan tertanggal 0 2uni 05< =o.

C ;"/0/ tentang penetapan peraturan,syarat-syarat dan tari##-tari# *elepon,*=.=o.<31

Perlu diketahui,bahwa Peraturan-peraturan tersebut di atas belumlah dikatakan

lengkap,mengingat sepanjang tahun masih mun"ulnya peraturan baru tentang hal-hal yang

 berkaitan dengan 'ukum Pengangkutan.

 

&.  Art# Hu!u" Penan!utan '#la D#t#n(au dar# Se# Keperdataa  Adapun arti hukum Pengangkutan bila ditinjau dari segi keperdataan,dapat kita tunjuk

sebagai keseluruhnya peraturan-peraturan, di dalam dan diluar kodi#ikasi ( %&' Perdata!

%&'D yang berdasarkan atas dan bertujuan untuk mengatur hubungan-hubungan hukum

yang terbit karena keprluan pemindahan barang-barang dan/atau orang-orang dari suatu

kelain tempat untuk memenuhi perikatan-perikatan yang lahir dari perjanjian-perjanjian

tertentu untuk memberikan perantaraan mendapatkan.

).  Penert#an U"u" Tentan Hu!u" Penan!utan  aik di dalam %&' Perdata maupun %&'D (baik yang sudah dikodi#ikasikan maupun

yang belum,yang berdasarkan atas dan bertujuan untuk mengatur hubungan-hubungan hukum

yang terbit karena pemindahan barang-barang dan atau orang-orang dari suatu kelain tempat

untuk memenuhi perikatan-perikatan yang lahir dan perjanjian-perjanjian tertentu, termasuk

di dalamnya perjanjian-perjanjian untuk memberikan perantaraan pengangkutan/ekspedisi.

*.  Su"'er Tentan De+#n#%# Penan!utan  $umber-sumber de#inisi tentang hukum pengangkutan dapat dijumpai pada *itel ke +

uku )) %&'D! %ita jumpai de#inisi-de#inisi mengenai perjanjian pemuatan menurut waktu

(tijberra"hting dan menurut perjalanan (ries-era"hting, termuat dalam pasal ;< ayat 0

dan ayat %&'D. Perjanjian-perjanjian ini memang merupakan perjanjian-perjanjian

 pengangkutan, walupun agak %husus (akan lebih lanjut dibi"rakan pada bagian pengangkutan

di laut. uktinya ialah dalam pasal-pasal ;66 dan <0 %&'D sendiri,dalam pasal-pasal

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 5/22

mana antara lain di"antumkan1 pengangkutan didalam pengeertian titel-titel berturut-turut +

A dan + ini ialah dia yang mengikat dirinya untuk menyelenggarakan pengangkutan barang

menurut orang (penumpang berdasarkan perjanjian pemuatan menurut waktu atau perjalanan

atau berdasarkan perjanjian lain.

  $ebagi "ontoh dapat diterangkan di bawah ini 1

  Pada perbuatan hukum pengangkutan barang itu kita menjumpai pihak pengangkut dan

 pihak pengirim. Pihak terakhir ini mungkin seorang dengan pihak penerima, misalnya

seorang pembeli di 2akarta yang berkediaman di Eogyakarta,mengirimkan benda-benda

 pembeliannya dengan sebuah bis ke Eogyakarta untuk diterima olehnya di tempat itu.

Mungkin pihak pengirim dan pihak penerima adalah lain-lain orang atau badan. Pada

 perbuatan 'ukum pengangkutan orang pengangkut berhadapan dengan penumpang yang

harus di bawa ketempat tujuan perjalanan tertentu. %arena tentunya pihak pengangkut itu baik mengenai pengangkutan barang, maupun mengenai pengangkutan orang, harus

mendapatkan upah sewajarnya, dapatkah kita menyusun de#inisi umum tentang perjanjian

 pengangkutan.

,.  De#n#%# Tentan hu!u" Penan!utan'ukum pengangkutan tidak lain ialah 1 $ebuah perjanjian timbal-balik, pada mana

 pihak pengangkut mengikat diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau

orang ke tempat tujuan tertentu,sedangkan pihak lainnya (pengirim-penerima! pengirim atau

 penerima !penumpang berkeseharusan untuk menunaikan pembayaran biaya tertentu untuk

 pengangkutan tersebut.

.  S#at-%#at Hu!u" Penan!utanMenurut pasal-pasl 0630 b.bsd 063; dan seterusnya.%&' Perdata. Dapat dikemukakan

 bahwa pada pemborongann itu menurut redaksi pasal 0630 b sendiri pihak pemborong harus

men"iptakan sesuatu tertentu (Feen bepaald werk totstand to brengen bagi pihal yang

memborongkan (aanbesteder, jadi sebuah benda baru (gedung,terusan,jalan kereta api, dan

sebagainya yang tadinya belum ada,kenyataannya sukar dapat di gunakan pada

 pengangkutan,dalam mana sama sekali tidak diperjanjikan perwujudan benda baru,melainkan

 pengangkut yang baik akan sekeras-kerasnya berusaha,supaya benda-benda muatan yang

diper"ayakan kepadanya se"ara utuh dan lengkap,tak berubah (tidak rusak atau

 berkurangsampai di tempat tujuan. Pendapat ini banyak yang menolak,antaranya polak ))

 bagian pertama (053 hal :.

Di dlam ode iil di Pran"is pun dengan tegas diperbedakn antara perjanjian pengangkutan

dan pemborongan,bahkan mengenai perjanjian pengangkutan barang dan orang diatur

tersendiri didalam ode iil itu,yaitu dalam pasal-pasal 07:-07:6,pasal-pasal mana

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 6/22

kemudian dengan perubahan dioper di dalam 9..%. di =ederland,pasal-pasal 50 dan

seterusnya (sama dengan pasal-pasal 50 dan seterusnya di dalam %&'D sekarang,jadi tidak

di oper di dalam .9G di =ederland.

*eranglah bahwa pengangkutan barang dan/atau orang merupakan pekerjaan tertentu yang

harus dipenuhi terhadap pihak yang memerlukan akan pekerjaan itu dengan pemberian upah.

Pekerjaan tersebut dilakukan pada waktu-waktu yang diperlukan,walaupun apabila

 pengangkut menunaikan prestasinya se"ara baik, pembutuh-pembutuh pengangkutan

mungkin akan tetap memakai perusahaan pengangkutan tertentu yang kenamaan. Pada

umumnya hubungan hukum antara pengangkut dengan pihak yang memakainya itu adalah

 berma"am-ma"am yaitu sama tinggi-sama rendah atau kedua belah pihak adalah

@ge"oordineerd@@. *idak ada imbangan majikan terhadap buruh (atasan terhadap bawahan

atau imbangan @gesubordineerd@@  pada hubungan hukum antara pemakai pengangkutan dan

 pengangkut. %arena itu si#at perjanjian pengangkutan adalah sebuah perjanjian untuk

melakukan pelayanan (atau jasa berkala (een oereenkomsttot het erri"hten an enkele

diensten,pasal 0630 %&'Perdata.

Eang berpendapat demikian adalah Polak,bagian pertama (053,halaman 7! Molengraa#,jilid

)+ (5 halaman 536! +olmar ) (:, halaman 3. $ebagai diuraikan diatas, penulis sendiri

 berpihak kepada penulis-penulis ternama itu.

&ntuk mengadakan system hukum yang sampai sekarang masih berlaku di )ndonesia, untuk

mengadakan perjanjian pengangkutan barang atau orang tidak diisyaratkan harus se"ara

tertulis. 2adi "ukup diwujudkan dengan persetujuan kehendak se"ara lisan saja. Dalam

 pengangkutan barang menyebrang, yaitu dalam perjanjian pemuatan!masing-masing

 pihak,yaitu penyediaan kapal (erra"ter dan pemakai penyedian kapal (berra"hter,dapat

diminta supaya dibuat akte yang dinamakan "harterparty (pasal ;<; %&'D. aik akte ini,

maupun surat angkutan (ra"htbrie# dalam pasal 53 %&'D, merupakan surat-surat

 bukti,bukan untuk mengadakan perjanjian sebagai demikian.

/.  Peraturan untu! Mendapat!an Penan!utan0 E!%ped#turPenu%aha

Penan!utan tran%p$rt prderne"er3

  Dalam dunia perdagangan,adanya perantara adalah lazim. Demikian pula dalam usaha

 pengangkutan. 'al ini karena orang ingin mendapatkan ongkos yang murah dan pelayanan

yang baik.

  Perantara-perantara tersebut kita jumpai dengan penunjukan Hkspeditur dan pengusaha-

 pengusaha pengangkutan. Perihal ekspeditur di dalam *itel ke +, bagian ke uku ke 0

%&'D.

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 7/22

  Mengenai pengusaha-pengusaha pengangkutan tak di dapatkan peraturannya di dalam

%&'D! juga tentang golongan pengusaha-pengusaha pengangkutan ini akan lebih luas

diterangkan kemudian. &ntuk sementara mendapatkan pengertian tentang kemudian. &ntuk

sementara mendapatkan pengertian tentang ekspeditur itu, menurut gambaran pembuatan

&ndang-undang dalam pasal :6 ayat 0 %&'D! ia (ekspeditur itu melulu men"arikan

 pengangkutan terhadap barang-barang bergerak bagi pihak pengirim,baik mengenai

 pengangkutan di darat, maupun di peraliran termasuk di laut.

  *etapi dalam praktek tidak saja ekspeditur itu men"arikan pengangkutan terhadap barang-

 barang yang akan dilaksanakan oleh orang lain (pengangkut, misalkan biasanya ia

menjalankan pengangkutan sendiri, bahkan ide pembuat &ndang-undang tersebut dalam pasal

:6 ayat 0 adalah sekarang sangat jarang terjadi. Mengenai pengusaha pengangkutan, pihak ini

membebankan diri untuk menyelenggarakan seluruh pengangkutan antara tempat permulaan

 pengiriman sampai tempat tujuan untuk biaya yang ditetapkan sekaligus .

4.  A%a%-a%a% dar#pada Ha! Pener#"a Baran.

  Agar lebih jelas untuk mengetahui asas-asas dari hak penerima barang,sebaiknya kita

menjabarkan sendiri dari para ahli mengenai ini,mengingat belum seragamnya pendapat.

Menurut Pro#.$oekardono, $', menguraikan bab ini sebagai berikut1 di dalam perjanjian

antara pengirim dan pengangkut diadakan ketentuan juga, agar supaya pengangkut

menyerahkan barang angkutan kepada yang dialamati. %etentuan di dalam perjanjian

 pengangkutan bagi keman#aatan pihak ketiga,yaitu pihak yang dialamati tersebut, adalah tak

lain daripada penggunaan kemungkinan membuat klausula bagi kepentingan pihak ketiga di

dalam sebuah sebuah perjanjian, sebagai diatur di dalam pasal 007 %&'Perdata.

  Demikian pendapat Dorhout mees (bukunya termasud 05<,halaman 3!

Molengraa## (Molengraa## )+ (5, halaman 5;! Polak (Polak, )), bagian pertama ("etakan

053,halaman 0! juga +ollmar ) (:, halaman 3.

  Pendapat lain menyatakan tentang adanya "assie atau penyerahan hak-haknya menagih

 pihak pengirim atas pihak pengangkut kepada si-penerima se"ara diam-diam (ditunjuk di

dalam Polak )) tersebut, halaman 0; dan di dalam +ollmar pada halaman yang sama. $aya

rasa bahwa "assie dengan "ara diam-diam itu akan sangant bertentangan dengan makna pasal

60 ayat %&' perdata . ada pula pendapat yang mau menganggap pihak pengirim sebagai

 pemegang-kuasa atau pengurus kepentingan (Iaawaarnemer si-penerima (ditunjuk di dalam

 polak )) dan +ollmar ) tersebut, pada halaman-halaman yang sama. Pendapat inipun tidak

akan sesuai dengan kenyataan bahwa perbuatan pengirim oleh pengirim itu biasanya

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 8/22

merupakan prestasi-utama, terbit dari perjanjian antara pengirim dan penerima, jual-beli

(dalam kebanyakan hal,pada mana penerima adalah pembeli.

  agaimanapun! barulah pengangkut akan berurusan dengan penerima, apabila

 penerima ini menunjukan kehendaknya dengan mau menerima barang-barang angkutan

termaksud. $emenjak kehendak ini terang-terangan di lahirkan misalnya pihak dialamati itu

memberitahukan kehendaknya kepada pengangkut, sudahlah pihak dialami membuktikan

kemauanya menggunakan ketentuan baginya di dalam perjanjian pengangkutan. $emenjak

saat inilah pengirim tidak berwenang lagi mengubah tujuan pengiriman barang-barang, pasal

007 ayat %&' Perdata.

  %esediaan menerima barang-barang tersebut berartu juga bagi pihak dialamati bahwa

ia lalu harus membayar biaya pengangkutan,kalau ini ditagih daripadanya oleh pihak

 pengangkut pada waktu penyerahan barang-barang angkutan. Pada angkutan itu karena

dengan kesediaannya pihak dialamati untuk menerima barang barangnya ditempuh tujuan

menuruti yang ditetapkan di dalam perjanjian pengangkutan, penerima lalu memasuki

 perjanjiaan pengangkutan tersebut dan menaklukkan diri kepada seluruh perjanjian itu.

Penaklukan ini berarti pula penetapan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya penerima,

mengenai yang terakhir ini misalnya pembayaran biaya pengangkutan termaksud di atas.

$udah barang tentu perihal pembayaran biaya itu dapat diatur lain antara pengirim dan

 penerima. )ni adalah di luar kepentingannya pengangkut. aginya adalah terpenting

memperoleh pembayaran biaya itu,baik dari pengirim,maupun dari penerima.

  'ak menahan (retentie pada umumnya tidak diperkenankan oleh pembuat &ndang-

undang. 2adi apabila tuntutan pembayaran oleh pengangkut pada ketika penyerahan barang-

 barang tidak dipenuhi oleh penerima pengangkut (jika ini mengenai pengangkutan di darat

dapat menuntut pembayaran biaya itu dengan jalan yang ditunjuk dalam pasal 5; %&'D.

'akim Pengadilan =egri (untuk selanjutnyadisingkat dengan P= atas permohonan

 pengangkut dapat memerintahkan penjualan umum dari barang3barang angkutan yang tak

dibayar biayanya angkutan itu. Penjualan di depan umum ini adalah untuk menjamin

keberesan penjualan bagi kepentingan penerimanya.

  *idaklah ada keberatan bahwa pihak yang dialamati sudah member tahukan

kehendaknya untuk menerima barang-barang kiriman yang diangkut, sebelum barang-barang

itu sampai di tempat tujuan,akan tetapi hak untuk memberitahukan itu tidak lalu berarti

 bahwa pihak dialamati berhak minta penyerahan barang-barang angkutan sebelum barang-

 barang ini sampai ditempat tujuan itu dan dalam perjanjian mana pihak dialamati dengan

kesediannya untuk menerima barang-barang angkutan,sudah memasukinya. Perubahan

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 9/22

tempat tujuan hanya mungkin, apabila itu disetujui terlebih dahulu oleh pengirim dan

 pengangkut (pasal 0: ayat %&' Perdata.

15.  Penan!utan d# Darat

  Dalam buku ke 0 *itel ke 8 + bagian 8 %&'D di tegaskan,bahwa pengangkut-

 pengangkut yang melalui darat dan nakhoda-nakhoda yang melayari sungai-sunagi dan

 peraliran-peraliran di pealaman,termasuk terusan dan danau-danau.

  %alau dilihat dari bunyi titel tersebut ke 0, pasal-pasal 7;: dan seterusnya, diatur

 pula tentang kapal-kapal dan lain alat-alat pelayaran yang melayari sungai-sungai dan

 peraliran-peraliran di pedalaman,tetapi *itel ke 0 itu terlalu erat hubungannya dengan

'ukum perkapalan yang diatur di dalam buku ke )) %&'D, sehingga lebih baik tidak

diuraikan sekarang ini.

  &ntuk selanjutnya perlu ditegaskan bahwa bagian ke *itel + uku ) %&'D, itu

hanya mengenai pengangkutan barang-barang, bukan mengenai pengangkutan orang-orang

 juga! 2adi dalam rangka (opzetnya memang adalah terbatas, akan tetapi tidaklah terbatas

 perihal alatnya pengangkutan. Alat pengangkutan maupun termasuk,asalkan tidak digunakan

untuk melayari laut. 2uga mengenai orang-orangnya pengangkut tidaklah terbatas, sehingga

termasuk pula pengusaha-pengusaha perpindahan rumah! penguna-pengguna sepeda-

 pengangkutan,pengangkut-pengangkut koper dan lain-lain bagasi di stasiun,dan sebagainya.  Pentinglah artinya putusan 'o# Arnhem tertanggal 0 Mei 0507,=j. 0507-563! 9 030:7,

disebut di dalam bukunya Molengraa## tersebut halaman 563, karena kita antara lain di

2akarta dan lain-lain kota di )ndonesia mengenal beberapa pengusaha-pengusaha perpindahan

rumah. Menurut putusan tersebut rangkaian perbuatan pembungkusan barang-barang,

 pengangkutannya, penempatannya barang-barang dan pembukaannya kembali dari barang-

 barang terbungkus itu merupakan pelaksanaan sebuah perjanjian pengangkutan.

11.  Penu%aha Penan!utan

  Di dalam undang-undang pasal 50 dan seterusnya JJ, yang dimaksudkan dengan

 pengangkut dan nakhoda adalah juga pengusaha. 2adi pengangkut dan nakhoda bukan

sekedar menjalankan atau melayari sendiri alat pengangkutan, tetapi juga berwenang

mengadakan pengangkutan dan memikul beban risiko tentang keselamatan barang-barang

yang diangkut.

  Pendapat ini antara lain oleh Polak dan Molengraa## pada pokoknya didasarkan atas

 persamaan kedudukannya pengangkut dan nakhoda dalam pasal50 yang sama dengan

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 10/22

kedudukannya pengusaha-pengusaha kendaraan umum (ondernemers an openbarerijtuigen

dalam pasal 56. Memang akan ganjil adanya,apabila kepada berjenis-jenis pengangkut yang

diatur dalam satu bagian dari %&'D, diberikan kedudukan-kedudukan yang berlain-lain.

  &ntuk tegasnya tentang maksud pembuat undang-undag dalam bagian ke ))) uku ke )

%&'D, itu mengenai siapakah yang disebut dengan pengangkut (oerman dan nakhoda

(s"hipper didalam pasal 50 dan seterusnya itu,ada baiknya di tujuk pada putusan '.B.

tertanggal 7 Desember 0:5<, 9 67<<, dikemukakan dalam Molengraa## tersebut,dengan

 putusan mana '.B. mengartikan perkataan @ $"hipper@@ (nakhodadalam pasal 50 sebagai

orang yang menjanjikan pengangkutan (hij die het eroer op zi"h neemt,bukan ia yang

menurut kenyataan ditugaskan menjalankan dan bukan pihak dalam perjanjian pengangkutan

(niet degene die,buiten het eroer"ontra"t stande, met het #eitelijk eroer is belast.Pengertian ini menurut penulis dapat di pakai pula untuk mena#sirkan istilah pengangkut

(oerman. Dengan demikian tidaklah benar pendapat Be"ht bank Den hag yang dengan

 putusan tertanggal 07 april 0:5;, 9 6<, mena#sirkan @$"hipper@@ tersebut sebagai orang

yang selama berjalannya pengangkutan, menguasai langsung atas alat pengangkutan bukan si

 pemilik atau pengusahanya.

  2adi kita dapat menetapkan bahwa maksud pembuat &ndang-undang di dalam pasal 50

sampai dengan %&'D, adalah memberikan peraturan-peraturan,kepad mana takluklah

 pengusaha-pegusaha pengangkutan manapun juga mengadakan perjanjian-perjanjian

 pengangkutan barang melalui darat,sungai-sunagi,terusa-terusan dan lain-lain peraliran di

 pedalaman (jadi tidak melalui,yaitu melayari laut,

12.  Undan-undan tentan Perantara yan D#tun(u! $leh E!%ped#tur

  *idak adanya peraturan tentang pengusaha pengankutan dalam %&'D tersebut di atas

adalah suatu bukti tentang @ ketinggal zaman @ nya dari %&'D. Padahal perantaraan pengusaha-pengusaha itu dalam soal pengangkutan barang besar sekli artinya. Eang diatur

dalam %&'D mengenai pemberian perantaraan dalam hal pengangkutan barang ialan

ekspeditur,*itel +, bagian ke , uku ke ).

  Adapun persamaan antara ekspiditur dengan pengusaha angkutan ialah bahwa mereka

dua-duanya memberikan perantaraan dalam hal pengangkutan barang-barang antara pengirim

dan penerima, yaitu meliputi jarak dari tempat keberangkatan hingga sampai tempat tujuan,

akan tetapi dan di sini mulai tampak perbedaan dalam #ungsinya masing-masing! ekspiditur

men"arikan pengangkut bagi pengirim,biasanya dengan bertindak dengan atas nama sendiri

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 11/22

(ingatlah terhadap komisioner terhadap komitmen, akan tetapi biasanya tidak mengangkut

sendiri! jadi biasanya ekspeditur tidak mengadakan perjanjian pengangkutan antara dia dan

 pengirim. )a mempertemukan pengiriman dengan pengangkut yang ia pilih dengan atau tidak

dengan persetujuan pengirim. Dalam hal terakhir ini apabila ekspeditur bertindak atas nama

sendiri dan menurut maksud perjanjian antara dia dan pengirim, pemilihan pengangkutan

diserhakan kepada ekspeditur. iasanya ekspeditur jadi tidak mengangkut sendiri (dalam

 pengertian sebagai pihak dalam perjanjian pengangkutan menghadapi pengirim

  $ama sekali lain halnya dengan pengusaha pengangkutan. )a malah mengadakan

 perjanjian pengangkutan dengan pengirim untuk sejumlah biaya angkutan sekaligus, hanya ia

tidak menjanjikan bahwa dia sendir(sebagai pengusaha akan menyelenggarakan seluruh

 pengangkutan itu akan terselenggarakan dengan biaya komplit tertentu dan sekaligus, lain

tidak dan terutama ia tidak menjanjikan akan mengangkut sendiri. Pengangkutan

sesungguhnya dapat dijalankan sendiri oleh pengangkut-pengangkut lainnya. Penggunaan

 jasanya pengusaha pengangkutan itu terutama akan terjadi pada pengangkutan berangkai atau

lanjutan (doorgaand eroer, dengan demikian mungkin dengan menyebrang laut. Dalam

hubungan ini tidaklah mengherankan kalu pengusah pengangkutan itu termasuk dalam

 pengertian pengangkut dalam pasal ;66 %&'D.

  Meskipun ini diakui oleh Dorhout Mees,tetapi beliau masih menunjukan akan

 perbedaan perusahaannya pengangkut, terutama kolom pengusaha pengangkutan itu menurut

kenyataan tidak mengangkut sendiri. 2adi pengusah pengangkutan itu tidak menjamin

 pengangkutan dengan kapal atau alat alat pengangkutan itu tidak menjamin pengangkutan

dengan kapal atau alat pengangkutan tertentu.

  $ingkatnya, perihal pengusaha itu tidak diatur dalam %&'D. 9alaupun

demikian,beberpa pasal seperti pasal 5, 5; (mengenai kerusakan atau pengurangan yang

tidak dapat dilihat dari luar! penolakan barang-barang kiriman atau perselisihan mengenai

 penolakan itu, ;5 dan seterusnya (larangan hak menahan bagi pengangkut adalah penting

 pula bagi pengusaha pengangkutan.

  Dengan putusannya tertanggal 07 2uni 050, 9. 037:3.=.2 050, 57;, yaitu sebelum

terjadi perubahan-perubahan dalam buku ke )) 9..%. de =ederland,'.B. memutuskan bahwa

 pasl 5< %&'D tidak berlaku bagi pengusaha pengangkutan. Dasar pertimbangannya

mengenai seluruh bagian ke *itel ke + uku ke 9..%.=ed (pada pokoknya sesuai dengan

 bagian dan *itel yang sama uku ke ) %&'D, bagian mana sesungguhnya mengatur tentang

 pengangkutan yang dilakukan oleh pengangkut-pengangkut / nahkoda-nahkoda sebagai

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 12/22

 pengusaha-pengusaha berdiri sendiri (Dorhout Mees tersebut. Dengan "ara yang

mengherankan peraturannya yang mengenai terjadinya perjanjian tersebut didapatkan.

1&.  Surat penan!utan

Mengenai @surat pengangkutan@@,Pro#.soekardono,$', menguraikan sebagai berikut 1

Dalam pasal 53 diterangkan bahwa surat angkutan merupakan perjanjian antara

 pengirim/ekspeditur dan pengangkut/nakhoda.

  $ebetulnya tanpa surat angkutan itu perjanjian, apabila telah ter"apai persetujuan

kehendak antar kedua belah pihak, sudah ada, sehingga surat angkutan tadi hanya merupakan

surat bukti belaka mengenai perjanjian angkutan, sekedar pengangkut/nakhoda suka

menerima barang untuk diangakut menurut penyembutan dan dengan syarat-syarat, sebagai

tertulis di dalam surat angkutan itu.

  *idak mungkin demikian saja surat angkutan itu,karena hanya ditandatangani oleh

 pengirim atau ekspiditur saja (pasal 53 ayat ) sub 6 %&'D, seketika dapat mengikat

 pengangkut / nakhoda.

arulah akan mengikat mereka dan dengan demikian akan merupakan surat bukti dari

 perjanjian pengangkutan, semenjak pengangkutan sudah mau menerima barang-barangangkutan dengan penyertaan surat angkutan termaksud.

  Agar pengirim juga memegang sekedar pembuktian, baiknya ia minta turunan (duplikat

dari surat angkutan dengan disahkan oleh pengangkut/nahkoda atau pengirim minta sepu"uk

tanda penerimaan barang-barang dari pengangkut. iasanya surat angkutan tersebut dengan

 barang-barangnya ditempat tujuan diserhakan kepada pihak dialamati.

  Dengan demikian pihak ini dapat men"o"okan barang-barang yang dikirim kepadanya

itu dengan surat angkutan! siapa pengirimnya! lagi pula tentang syarat-syarat

 pengangkutan,sehingga pihak dialamati dapat memahami hak-hak dan kewajiban-

kewajibannya sebagai pihak dialamati.

  *injauan lanjut mengenai pasal 53 %&'D kita dengan masih adanya pasal ini harus

 benar-benar memahami bahwa pembuat undang-undang tidak dengan sungguh-sungguh

 bermaksud untuk mewujudkan perkataan-perkataannnya sendiri yang berbunyi >De

ra"htbrie#maakt de oerenkomst uit tuss"hen dan a#zender o# eKspeditur en den oerman o#

den s"hipper?,yang berarti 1 >surat angkutan merupakan perjanjian antara pengirim atau

ekspeditur dengan pengangkut atau nakhoda?, kalau benar-benar dimaksudkan sebagaimana

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 13/22

diu"apkan itu,tentunya disamping penandatangan pengirim atau ekspeditur, sub 6 ayat 0 pasal

53, harus pula diisyaratkan adanya penandatangannya pengangkut atau nakhoda atas surat

angkutan. Perjanjian pengangkutan ini bersi#at timbal balik, sehingga kalau surat angkutan itu

@merupakan perjanjian@@ sebagai dimaksudkan diatas, harus pula di atasnya didapat tanda

tangan pihak pengangkut/nahkoda. %arena ini malahan tidak diminta oleh pasal 53 %&'D.

2adi kita dapat menyimpulkan bahwa surat angkutan itu yang pada permulaannya

diadakannya oleh pengirim/ekspeditur, adalah sepu"uk surat sepihak yang lalu oleh

 pengirim/ekspeditur dengan barang-barangnya diserahkan kepada pengangkut/nakhoda.

  Molengraa## (jilid )+ (5, 535 menunjuk surat angkutan itu sebagai sepu"uk surat

 pengantar terbuka, ditujukan kepada pihak dialamati.

  aru dengan diterimanya baik oleh pengangkut/nakhoda itu tentang surat angkutan

 plus barang-barangnya, surat angkutan itu lalu jadi surat bukti tentang perjanjian

 pengangkutan antara pengirim/ekspeditur dengan pengangkut /nakhoda.

  Pengangkut/nakhoda sebagai pihak dalam perjanjian pengangkut ( "ukup dengan lisan

 berhak minta pemberian surat angkutan yang terbuat sesuai dengan pasal 53 %&'D. )a

 berhak memegang sepu"uk surat itu untuk dapat menyelidiki barang-barang apa saja ia

menerima untuk pengangkutan dari pihak pengirim/ekspeditur. 2ika bertambah banyaknya

 pengangkutan barang-barang, pengangkut, apalagi kalau barang-barangnya itu (dan

 biasanyatelah terbungkus ketika diserahkan. )ni akan sangat menghambat kelan"aran lalu

lintas pengangkutan. Pengangkut dalam hal ini sebaliknya dengan persetujuannya pengirim

minta di"atat dalam surat angkutan bahwa ia (pengangkutsementara hanya dapat mengontrol

dari luar saja. Pengirimlah dimana perlu, harus kemudian membuktikan bahwa

 pemberitaannya dalam surat angkutan adalah sudah benar. $urat angkutan tanpa "atatan apa-

apa dari pihak pengangkut/nakhoda ditunjuk sebagai surat angkutan bersih (s"hoone

ra"htbrie#.

1).  I%# %urat an!utan.

  Dalam mengisi isian jumlah biaya angkutan dari surat angkutan ini tidak perlu di isi

seketika, karena kemungkinan besar masih memerlukan banyak pertimbangan,pengukuran-

 pengukuran maupun perhitungan pertimbangan-pertimbangan serta penghitungan barang-

 barang lebih dulu oleh pengangkut.

  Adapun yang harus diisi sebagai berikut 1

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 14/22

a.   =ama, berat atau ukuran barang-barang angkutan, merek-merek dan jumlahnya!

 b.   =ama pihak dialamati (sayang tak disebutkan menurut &ndang-undang tentang tempat

kediaman pengangkut pihak dialamti! ini toh perlusekali, sebab kesitulah barang-barang

harus dikirimkan!

".   =ama dan tempat kediaman pengangkut/nakhoda!d.  2umlah biaya angkutan!

e.  Penanggalan surat angkutan

#.  Penandatanganan pengirim atau ekspeditur!

g.  Apa-apa yang selanjutnya masih diperjanjikan antara pihak-pihak,misalnya mengenai jangka

waktu didalam waktu mana pengangkut harus diselesaikan!penggantian kerugian kalau ada

kelambatan dan lain-lain hal.

1*.  6a(#' datar $leh e!%ped#tur

  $esuai ketentuan yang berlaku pada pasal 53 ayat (,ekspeditur dibebani kewajibanmenda#tar surat angkutan itu dalam register hariannya. %ekurangan dalam &ndang-undang

ini ialah bahwa penda#taran itu tidak dibebankan pula pada pengangkut sebagai pengusaha.

  $ekedar tentang pengisian dalam surat angkutan mengenai apa-apa yang selanjutnya

masih diperjanjikan antara pihak-pihak (=o.< sub 7 di atas . %emungkinan ada bahwa

ekspeditur /pengirim yang telah memilih seorang pengangkut/nakhoda tertentu,dengan pihak-

 pihak ini lalu sudah dengan lisan merundingkan dan menentukan yang bersangkutan dan

mengingat akan #ungsi pembuktian dari surat angkutan itu, sudah sewajarnya ketentuan-

ketentuan khusus tersebut dimasukkannya juga.

1,.  Art# pent#n Pe"'e'anan 7a(#' datar

%epentingan para pengirim akan benar-benar terpelihara,kalau kepada pengusaha-

 pengusaha pengangkutan dibebani wajib penda#taran surat-surat angkutan, karena para

 pengirim dipermudah mendapatkan bahan-bahan pembuktian, jika ini diperlukan.

  ahwa penda#taraan tersebut sudah di bebankan kepada para ekspeditur memang

 benar, tetapi tidak semua pengiriman memakai perantaraannya ekspeditur.

1.  Ke"un!#nan Pener'#t Surat An!utan ata% Penant#  Adalh mungkin (molengraa# jilid )+ (5, halaman 535 surat angkutan tersebut dibuat

atas nama pihak yang dialamati atau pengganti haknya (aan order, sehingga surat angkutan

itu dapat diperdagangkan. Penerbit atas pengganti (penggantian kreditur, aan order-stelling

 pada umumnya tidaklah dilarang, ke"ulali kalau &ndang-undang atau suatu peraturan

 berdasarkan &ndang-undang melarangnya! jadi hanya mengizinkan penerbitan atas nama,

misalnya dalam pasal ;0 %&'D. $urat angkutan atas penggantian termaksud, tentu atas nama

 pihak dialamti atau penggantinya akan mirip dengan konosemen,atau dokumen angkutan

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 15/22

 barang-barang menyebrang laut yang sangat penting artinya dalam dunia perdagangan

internasional,pasal <36 ayat-ayat 0, %&'D. Pentingnya konosemen tadi terutama terletak

 pada kemungkinan memperalihkan hak atas barang-barang angkutan,sebelum penyerahnya di

tempat tujuan, pasal <0 7a %&'D, ialah terbawa oleh jarak sangat jauh yang ditempuh oleh

kapal pengangkutan menyebrang $amudera. tetapi dalam pengangkutan di darat (pedalaman

kirannya pembukaan kemungkinan untuk memperalihkan hak atas barang-barang yang

diangkut sebelum penyerahannya ditempat tujuan,jadi masih didalam perjalanan, tak akan

 banyak dirasakan sebagai perlu .

1/.  Ke7a(#'an 8!e7a(#'an dan ha!-ha! Para Penan!ut 9na!h$da I%#

7a(#' Pre%ta%# 'a# P#ha! Penan!ut.  Dari perjanjian pengangkutan barang-barang tersebut terbit bagi mereka, perikatan

untuk memberi (erbintenis omte genen, pasal 0< %&' Perdata.bersambung dengan

 pasal-pasal 0: ayat-ayat 0 dan %&' Perdata perikatan di muka berarti!

Dengan mentaati perjanjiaan pengangkutan in kokreto,pengangkut dengan itikad baik harus

menyelenggarakan pengangkutan barang-barang yang diper"ayakan kepadanya itu dengan

 baik-baik dan dengan sendiri juga dengan se"epat-"epatnya! lagi pula pengangkut selama

 pengangkutan,ialah mulai diterimanya barang-barang sampai diserahkannya kepada

(biasanya pihak dialamati di tempat tujuan,harus memeliharanya dengan baik-baik juga,

ialah sepertinya ia seorang tuan rumah yang baik terhadap barang-barang pengangkutan itu

dengan lengkap dan jelas dapat diserahkan ditempat tujuan kepada yang berhak

menerimanya.

14.  Pe"'ayaran B#aya An!utan Kepada P#ha! Penan!ut.

  $ebagai prestasi balasan haruslah dibayar biaya pengangkutan kepada pengangkut.

%arena biasanya pihak pengirim itu adalah lain daripada pihak penerima,liaht =o 0

tergantunglah dari perjanjian antra mereka, siapakah yang harus membayar biaya

 pengangkutan. Dapat pula diperjanjikan apakah pembayaran biasanya pengangkutan. Dapat

 pula diperjanjikan apakah pembayaran biasanya pengangkutan itu sudah harus dibayar pada

ketika mengirimkan barang-barang atau pada saat penerima barang-barang ditempat tujuan

oleh penerima. Pada pengangkutan di darat ini tidaklah di dalam &ndang-undang didapatkan

asas-utama mengenai saat pembayaran biaya pengangkutan,sebagai diatur dalam pasal ;50

%&'D mengenai pengangkutan barang-barang menyeberang laut. 2ikalau di sini disebutkan

 bahwa baru sesudah penyerahan barang-barang di tempat tujauan dilakukan, pihak penerima

harus membayar biaya tersebut dan lain-lain perongkosan menurut dokumen-dokumen,

 berdasarkan mana penerima mendapatkan penyerahan barang-barang itu, dalam *itel +

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 16/22

 bagian ke uku ke ) %&'D tentang soal bilakan pembayaran biaya tersebut harus

dilakukan, tidak diatur. Menurut Dorhout Mees (05<, halaman 0, rupa-rupanya &ndang-

undang menghendaki bahwa biaya tersebut harus dibayar lebih dahulu. eliau mendasarkan

 pendapat itu atas pasal 5; %&'D, menurut pasal mana kepada pengangkut diberikan jaminan

tentang pembayarannya atau tentang penerimaan itu menjadi perselisihan.

25.  Pr$%edur yan D#una!an Penan!ut.

Prosedurnya adalah sebagai berikut1 pengangkut mengajukan surat permohonan

kepada %etua Pengadilan =egeri setempat untuk menuntut penyelidikan barang-barang yang

ditolak penerimaanya itu oleh seorangahli atau lebih. Pihak lawan,yaitu yang menolak

 penerimaan barang-barang tersebut,apabila ia berada di tempat kedudukan Pengadilan

 =egeri, didengar atas surat permohonan itu. 2ika "ukup beralasan, hakim akan

memerintahkan ekspertise tersebut dan penyimpannya barang-barang di dalam tempat

 penyimpanan yang wajar, agar memungkinkan dapat dipakai sebagai obyek-obyek dari mana

kepada pengangkut dapat dibayarkan biaya pengangkutan dan lain-lain ongkos yang

 bersambungan.

ilamana perlu dan tentunya harus beralasan, Pengadilan =egri, atas permohonannya

 pengangkut dan setelah seberapa boleh mendengar pihak penerima atau ini sudah dipanggil

dengan "ukup, dapat memerintahkan penjualannya barang-barang yang lekas rusak dan lain-

lain barang juga dari yang disimpan itu,supaya pengangkut dapat pembayaran biaya

 pengangkutan dan lain-lain perongkosan termaksud yang belum dibayar oleh penerima.

$upaya dapat dijauhkan ke"urangan-ke"urangan,maka penjualan harus diadakan didepan

umum.

Dorhout Mees tersebut (halaman 0 mengemukakan bahwa pengangkut tidak harus

menempuh jalan yang terbuka baginya dalam pasal 5; %&'D itu, tetapi tidak mengatakan

 jalan apa lainnya yang ia,pengangkut ,dapat memakai untuk mendapatkan pembayara.

Menurut pendapat saya malahan pasal 5; itu memberikan jalan baginya yang termudah,

karena oleh pembuat &ndang-undang di"ukupkan dengan penggunaan prosedur olunter.

Dari hakim dimintakan tindakan "epat untuk seberapa boleh dan sejauh mungkin,

memulihkan keberesan dalam tata tertib pelaksanaan perjanjian pengangkutan.

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 17/22

%ita teringat akan jalan yang mudah juga dengan penggunaan prosedur nolunter yang

terbuka bagi komisioner mengenai tuntutan pembayaran penagihan-penagihannya terhadap

komisioner mengenai tuntutan pembyaran penagihan-penagihannya terhadap komiten,sebagai

dalam pasal : %&'D.

21.  Pa%al 4142 KUHD tentan 6a(#' Pre%ta%# Penan!utan.kewajiban-kewajiaban pengangkut sebagai tertunjuk pada no.<7 di atas dan sebenarnya

telah diatur dalam hukum perjanjian didalam %&' Perdata, lalu dipertajam dalam pasal-pasal

50 dan 5 %&'D. Pasal pertama ini membebankan penggantian segala kerugian yang selama

 perjalanan diderita pada barang-barang angkutan kepada pengangkut. $ebenarnya ini telah

dapat disimpulkan dari isi kewajibannya untuk penyerahan barang-barang itu di tempat

tujuan se"ara lengkap,tak berkurang dan utuh kepada pihak penerima! lihat juga pada pasal

0;; %&' Perdata. %ewajiban tadi berarti pula bahwa pengangkut harus men"egah

 pengangkutan yang terlambat. *eranglah bahwa ditinjau dari sudut ini, pasal 5 %&'D

adalah berlebih-lebihan.

22.  Ala%an-ala%an Mend#%:ulp#r D#r#nya penan!ut3

&ndang-undang memperkenankan kepada pengangkut untuk membuktikan bahwa

kurangnya kesempurnaan prestasi (barang-barang berkurang pada saat penyerahan atau

 prestasinya yang tidak wajar atau tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan waktu

 penyelesaian pengangkutan (beberapa barang ternyata rusak atau "a"at yang terlihat dari luar!

terlambat sampainya sampainya ditempat tujuan atau sama sekali tidak berprestasi (semua

 barangnya lenyap atau rusak, tak dapat dipergunakan sama sekali semuanya itu adalah

disebabkan1

a.  a"at yang melekat pada barang atau barang-barangnya sendiri!

 b.  %esalahan dan/atau kelalaian sendiri pada pengirim/ekspeditur.

".  %eadaan memaksa (oerma"ht

Dalam perselisihan yang diajukan dan diperiksa di depan 'akim pihak penerima-

 penggugat "ukup mendalilkan tidak adanya prestasi sama sekali dn sebagainya tersebut dari

 pihak pengangkut-tergugat dan menuntut penggantian kerugian seperlunya! penggugat tidak

 perlu mendalilkan dan membuktikan kesengajaan atau kelalaian tergugat. Diskulpasi menurut

&ndang-undang ialah termuat dalam pasal 0;; %&h Perdata.

a"at dan lekat pada barang-barang sendiri.

Dengan "a"at ini dimaksudkan,pembawaan (eignes"hap dari barang-barang tertentu

yang menyebabkan kerusakan benda atau benda ini jadi terbakar di dalam

 perjalanan!pendeknya pembawaan-pembawaan pada benda-benda sendiri yang menyebabkan

 benda-benda itu tidak tahan lama begitu lama dalam pengangkutan yang normal. ain hal

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 18/22

adanya kalau rusak atau ber"a"atnya barang-barang itu adalah akibat misalnya dari

 penempatan tak kurang tepat dalam alat pengangkutan,jadi tidak dilakukan dengan sekedar

keahlian (onkundig. %erusakan atau kemunduran nilai benda yang dimaksudkan terakhir ini,

 jika terbukti (kalau perlu tentu atas beban pengangkut.

%esalahan dan/atau kelalaian sendiri pada pengirim/ekspeditur, misalnya peti-peti

 berisikan benda-benda pengiriman yang ternyata kurang kokoh! atau peti-peti yang ternyata

kurang rapat dan mudah dapat dimasuki air, dan sebagainya. Dengan "ontoh dalam bukunya

Dorhout Mees termaksud halaman 3,yaitu pembungkusan barang-barang yang kurang

men"ukupi, menurut pendapat saya tak selalu pengangkut dapat mendiskupir dirinya,

terutama jika ia pada waktu pemasukan atau pemuatan benda didalam pembungkusan yang

kurang beres itu dan seketika dapat terlihat, tidak terus menolaknya! setidak-tidaknya tidak

minta di"atat dalam surat angkutan.

%eadaan memaksa (oerma"ht, dalam pasal 50,5 %&'D hanya ditunjuk pada

keadaan memaksa ini.sedangkan dalam pasal 0;< %&' Perdata pada keadaan memaksa atau

 peristiwa kebetulan (toeal, sehingga pernah timbul pernyataan,apakah perbedaannya antara

dua-duanya istilah itu.

Dengan Polak ()), bagian pertama,053!halaman : dan Molengraa## ()+, "etakan ke

5, halaman-halaman 50,50< saya berpendapat bahwa anatara dua istilah itu tidak ada

 perbedaan. %arena dua-duanya,jika terbukti, mengakibatkan bahwa debitur, dalam hal ini

 pengangkut,jadi terbebas dari tanggung jawabnya.

ahwa dua istilah tadi sesungguhnya isinya sama, dapat pula kita simpulkan dari

 penjelasan resmi yang diberikan dalam pasal 0;; %&' Perdata sendiri. Dalam pasal ini

disebut tentang @ sebab yang tak dapat diduga semula? atau reemdeoorzak yang karenanya

tidak dapat dipertanggung jawabkan kepada debitur.

erartikah keadaan memaksa itu harus sedemikian rupa ujudnya atau kerasnya, sehingga

harus ditinjau se"ara obyekti#, yaitu apakah benar-benar sama sekali tidak ada kesalahan atau

kelalaian sedikitpun pada debiturL Pembuat &ndang-undang sendiri menyesuaikan kepada

 pertumbuhannya yurisprudensi,tidak bersikap begitu keras, karena dalam pasal-pasal ;6:

ayat dan < ayat %&'D istilah-istilah >oerma"ht o# toeal? di atas malahan sama

sekali dikeluarkan dari redaksi pasal-pasal itu dan ditekankan kepada pengertian subyekti#

oermat"h. Pada pokoknya pada ajaran ini dititikberatkan pada jawaban atas persoalan,

apakah oleh debitur di dalam keadaan kinkrit menurut pertimbangan yang lazim sudah

dijalankan segala ikhtiar pen"egahan,akan tetapi ia tidak berhasilL

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 19/22

&ntuk pengangkutan ini ajaran obyekti# dipandang terlalu berat,sehingga-juga pembuat

&ndang-undang memilih teori subyekti# tadi.

2&.  Tuntutan Gant# ;u# terhadap penan!ut Oleh P#ha! Pener#"a.

2ikalau pengangkut dalam perselisihan-perselisihan antaranya dengan penerima/pengirim,ialah berdasarkan perjanjian pengangkutan,ternyata tidak melaksanakan

 perjanjian itu se"ara wajar dan dalam waktu yang ditetapkan!tidak pula berhasil mendiskulpir 

dirinya,maka sudah barang tentu pihak penerima/pengirim dapat menuntut penggantian

kerugian yang diderita, hak menuntut mana terbit dari perjanjian pengangkut tersebut sebagai

demikian. $iapa semestinya antara penerima/pengirim itu harus beraksi,pertama-tama

tergantung dari #a"tor apakah penerima telah melahirkan kehendaknya untuk menerimaaa

 barang-barang angkutan,sehingga barang-barang itu harus diserahkan kepadanya. Apalagi

kalau dari awal mula telah ditetapkan bahwa pemerintah akan membayar segala biaya

angkutan. Di luar hal-hal ini, pengirimlah yang brhak menutut penggantian kerugian yang

dimaksud. &mumnya kita dapat menggunakan kriterium1 siapakah anatara

 pengirim/penerima yang menurut kenyataan menderita kerugian,sebagai akibat langsung dari

tidak terlaksannya perjanjian pengangkutan (ada barang-barang yang lenyap sebagian atau

semuanya! ada kerusakan pada semua barang atau pada bagian! sampainya barang-barang

adalah terlambat. %arena itu segala sesuatu tergantung dari hubungan intern antara pengirim

dan penerima (pihak dialamti.

2).  Kelelua%an Tanun <a7a' Penan!ut.

Misalnya barang-barang angkutan itu telah dijual oleh pengirim kepada pihak dialamati

dan harga teah pula dibayar,tetapi barang-barang tak sampai di tempat tujuan. iaya

 pengiriman mungkin juga atas beban pembeli tersebut. %erugian yang harus diganti dalam

hal ini ialah harga barang pembelian itu, biaya pengiriman plus laba berapakah pembeli layak 

dapat harapkan memperolehnya dengan penjualan lagi, andaikata pengriman itu sempurna

terwujud dan dapat diterima barang-barangnya pada waktu yang ditetapkan dalam perjanjian.

Pada pasal 06 dan 0;6 %&' Perdata telah diatur tentang keleluasaan tanggung jawab

 pengangkut.

2*.  Pe"'ata%an Kelelua%aan tanun <a7a' Penan!ut .'anya kerugian yang layak dapat diperkirakan pada saat perjanjian pengangkutan

diadakan! lagi pula kerugian itu harus merupakan akibat seketika dan langsung dari tak

terlaksananya perjanjian pengangkutan (pasal 0;7 dan pasal 0;: %&' Perdata.

2adi dapatlah dikatakan, bahwa kesemuanya itu bener-benr harus diperhitungkan demimemenuhi rasa keadilan, terke"uali jika harus diperhitungkan demi memenuhi rasa keadilan,

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 20/22

terke"uali jika ada kesengajaan yang jelas akan memberatkan pihak pengangkut dalam

menentukan jumlah ganti kerugian.

Adapun tanggung jawab pengangkut tersebut yang kita ketahui sekarang mengenai

keleluasaan dan batas-batasnya, sesuai dengan terjadi serta tujuannya perjanjian

 pengangkutan, mulai dengan penerimaannya barang-barang untuk diangku dan berlangsung

sampai dengan penyerahan yang wajar menurut hokum.

2,.  Keh#lanan yan D#der#ta dan =a'a yan Ta! D#per$leh

Pada umumnya pihak yang dialamati tidak berhak untuk menolak penerimaan barang-

 barang yang rusak pada saat penyerahan atau tidak lengkap jumlahnya, lalu dibiarkan saja

 pada pengangkut yang kemudian pihak ini dituntut penggantian kerugian berdasarkan atas

anggapan, sepertinya kehilangan barang angkutan. 'al ini disebabkan karena penggantian

kerugian yang dituntut se"ara demikian itu adalah tidak berdasarkan kerugian yang nyata

menurut asas-asas yang baru saja kita melihat dari pasal-pasal 0;6,0;7 dan 0;: %&'

Perdata. %ehilangan yang diderita dan/atau laba yang diperolehkan itu (0; tak mungkin

terdiri atas hal-hal yang diamggap saja,melainkan harus nyata-nyata! lagi pula dibatasi oleh

isi pasal-pasal 0;7 dan 0;:. Pembuat &ndang-undang tak menghendaki memperkaya diri

 pada pihak yang dialamati itu se"ara melawan hokum (onre"htmatige erijking. %e"uali

kalau barang-barang yang rusak itu atau barang-barang yang kurang /berkurang ekonomis tak 

 berharga lagi bagi pihak dialamati, mungkin ia menuntut kerugian penuh sebagaidipersoalkan diatas.

Ada yang berpendapat bahwa pasal 50 %&'D melarang tuntutan penggantian kerugian

mengenai laa yang tak diperolehkan karena pasal itu hanya diatur tentang kerugian yang

diderita oleh benda-benda yang diangkat.

Meskipun hal demikian tersebut tidak berdasarkan makna pasal tersebut, melainkan

hanya terpan"ang pada huru#-huru#nya.

ukankah karena kerusakan-kerusakan dan sebagainya itu riil akan lenyap atau sangat

 berkuranglah nilai benda-benda itu,sehingga tidak mungkin dapat dijual lagi dengan

keuntungan yang berarti sebagai layak diharapkan semulaL 2adi interprestasi demikian sempit

sebagai dikemukakan di atas, harus kita tolak.

2.  Ke%e!%a"aan yan D#ala"at# pener#"a3 6a!tu Mener#"a Baran-

'aran An!utan.

Pihak dialamati harus benar-benar seksama pada saat penyerahan barang-barang angkutan

kepadanya, karena apabila ada di antara barang-barang itu yang ber"a"at dan dapat dan dapatdilihat "a"atnya atau ada pula pengurangan jumlah barang yang juga seketika dapat terlihat

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 21/22

dengan sekedar keseksamaan, maka sesudah barang-barang termaksud diterima dan biaya

 pengangkutanpun sudah dibayar, segala tuntutan terhadap pengangkut akan lenyap sebagai

kesalahannya penerima sendiri.

2/.  Pen#n(auan Pa%al 2& A B dan Pa%al 1&& KUH Perdata.Pengurangan atau peniadaan tanggung jawab pengangkut %ita dapat mengerti bahwa

 pihak-pihak pengangkut selalu akan berikhtiar untuk paling sdikit mengurangi pertanggung

 jawaban mereka terhadap keselamatan berakhirnya perjanjian pengangkutan itu berhubung

dengan bertambahnya pengiriman barang-barang, bahkan mereka akan men"oba melepaskan

segala tanggung jawab itu. $udah barang tentu pernyataan sepihak dari mereka akan men"oba

melepaskan segala tanggung jawabnya dan dari mereka tak akan berakibat hokum sedikitpun.

Pengurangan atau peniadaan tanggung jawab bagi pengangkut,sekedar perniadaan ini

masih diperkenankan oleh &ndang-undang atau hokum, haruslah hasil dari persetujuan

kehendak kedua belah pihak dalam perjanjian pengangkutan yang diadakan se"ara sah dan

karenanya memenuhi akan segala unsure mutlak untuk adanya sebuah perjanjian pada

umumnya, sebagai diisyaratkan dalam pasal 03 %&' Perdata. Peniadaan tersebut

walaupun misalnya disetujui oleh pihak pengirim, takberkekuatan hokum, apabila peniadaan

itu bertujuan melenyapkan pertanggung jawaban pengangkut, juga kalau ketiadaan prestasi

atau prestasinya yang tak wajar adalah langsung diakibatkan kesengajaan pengangkut atau

ketidak jujurannya. &ndang-undang atau hokum tidak mengizinkan penyimpangan yang

terlalu/keterlaluan demikian itu, pasal A.. bsd. Pasal 07 %&' Perdata.

*epat sekali bahwa hokum positi# kita dengan dua pasal tersebut membatasi otonomi

 pihak-pihak dalam mengadakan perjanjian pengangkutan.

Dilam batas-batas itu dan karena pasal-pasal 50 dan 5 %&'D, tidaklah bersi#at

memberikan hokum yang memakasa (dwingend re"ht, boleh saja dengan persetujuan

kehendak kedua belah pihak diadakan %lausula-klausula mengenai pengurangan atau

ketiadaan tanggung jawab pengangkut.

*idakkah merupakan syarat mutlak supaya klausula-klausula termaksud se"ara khusus

diadakan pada ketika mengadakan perjanjian pengangkutan.adalah "ukup apabila ketika

dapat dianggap memakluminya dan meskipun demikian tidak mengundurkan diri untuk

memasuki perjanjian in "on"reto. %eadaan memaklumi atau dapat dianggap sebagai demikian

itu pada pengirim dapat terjadi, jika peraturan-peraturan yang mengurangi atau meniadakan

tanggung jawab pada pengangkut itu sebelumnya memang sudah "ukup diumumkan oleh

 pengangkut.

8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 22/22

24.  Manaat Menada!an Per(an(#an Pertanun pen#r#"an Baran-

'aran dala" Hal ;#%#!$nya Pen#r#"an Berta"'ah.

Mengadakan perjanjian pengangkutan yang membawa penambahan risiko bagi pengirim

itu adalah sebaiknya, apabila pengiriman barang-barang itu, supaya kerugian-kerugian yang

kemungkinan ia menderita kerugian dan tidak dapat dipinta penggantian kerugiannya dari

 pengangkut karena klausula-klausula termaksud di atas, lalu mungkin dpat dipinta

 penggantiannya tersebut dari penanggung. *iap-tiap pengirim yang sebagai pihak perjanjian

yang baik hendak berikhtiar supaya barang-barang pengiiman sampai dengan selamat

ditempat tujuan. *ak akan lupa mengadakan perjanjian pertanggungan kerugian itu, untuk

mana ia harus membayar premi yang lazim dan walaupun biaya pengiriman yang ditetapkan

antara pengangkut dengan adanya klusula-klusula pengurangan atau peniadaan tanggung jawab pengangkut akan berkurang tetapi pengiriman toh harus bayar premi kepada

 penanggung atau premi itu akan ditanggung pembayarannya oleh penerima, hal mana tentu

tergantung dari ketentuan-ketentuan intern antara pengirim dan penerima.

&5.  Perlunya >a"pur Tanan Pe"'uat Undan-undan d# Suatu Neara

Dalil yang dikemukakan para pengangkut ialah bahwa penurunan biaya angkutan atau

 biaya yang rendah adalah termasuk kepentingan umum, tetapi adalah kepentingan umum

 juga,apabila pengurangan atau peniadaan tanggung jawab bagi para pengangkut yang dapatmengakibatkan serba rendahnya biaya itu, jangan sampai membahayakan keselamatan

sebagai demikian. 4leh karena hal ini terang termasuk kepentingan umum baik bagi

 pengusaha, maupun bagi =egara sediri yang sebagai badan hokum mungkin juga bertindak di

 bidang prie dalam pengiriman barang-barang di darat, perlulah pembuat tanggung jawab

 para pengangkut.

Dalam lapangan pengangkutan penyebrang laut pembuat &ndang-undang telah

men"ampuri ikut mengatur pembatasan tersebut,hal mana ternyata dari pasal ;73 dan

seterusnya %&'D ( mengenai pengangkutan 4rang.

Patutlah dinegara kita diadakan peraturan-peraturan mengenai pembatasan tanggung

 jawab pengangkut di bidang pengangkutan di darat pula, sema"am yang telah ada dalam

 pegangkutan menyebrang laut.