hukum pajak internasional 1

10
UNIVERSITAS BUDI LUHUR Hukum Pajak Internasional FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR 2010

Upload: agung-wira-sakti

Post on 02-Jul-2015

548 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUKUM PAJAK INTERNASIONAL 1

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

Hukum Pajak Internasional

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR

2010

Page 2: HUKUM PAJAK INTERNASIONAL 1

HUKUM PAJAK INTERNASIONAL

Menurut Beberapa Ahli :

Prof Mr. H. J. Hofstra

Hukum pajak Internasional ialah keseluruhan peraturan hukum yang membatasi wewenang suatu Negara untuk memungut pajak dari hal-hal Internasional

Rosendorff

Hukum Pajak Internasional sebagai keseluruhan hukum pajak nasional dari s emua Negara yang ada di dunia

 

Prof. DR. Rochmat Soemitro SH. Dalam Buku hukum pajak Internasional Indonesia

Hukum pajak internasional adalah hukum pajak nasional yang terdiri dari kaedah, baik berupa kaedah kaedah nasional maupun kaedah yang berasal dari tractat antar Negara dan dari prinsip/kebiasaan yang telah diterima

baik oleh Negara-negara di dunia umtuk mengatur soal-soal perpajakan dan dalam mana dapat ditunjukan adanya unsure-unsur asing baik mengenai subjeknya maupun mengenai objeknya

Page 3: HUKUM PAJAK INTERNASIONAL 1

PENGERTIAN PAJAK BERGANDA

Kneclitle dalam bukunya “Basic Problems in International Fiscal Law” (1979) membagi pengertian pajak berganda secara luas dan sempit.

Pengertian secara luas :pajak berganda meliputi setiap bentuk pembebanan pajak dan pungutan lainnya lebih dari satu kali, yang dapat benganda (double taxation) atau lebih (multiple taxation) atas suatu fakta fiscal (subyek dan / atau obyek pajak).

Pengertian secara sempit :pajak berganda dianggap dapat terjadi pada semua kasus pemajakan beberapa kali terhadap suatu subyek dan/atau obyek pajak dalam satu administrasi pajak yang sama.

Tujuan P3B adalah sebagai berikut:

a. tidak terjadi pemajakan ganda yang memberatkan iklim dunia usaha;

b. peningkatan investasi modal dari luar negeri ke dalam negeri;

c. peningkatan sumber daya manusia;

d. pertukaran informasi guna mencegah pengelakan pajak;

e. kedudukan yang setara dalam hal pemajakan antar kedua Negara

Page 4: HUKUM PAJAK INTERNASIONAL 1

Metode Perpajakan di Berbagai Negara untuk menghindari PBI

a. Metode Pemajakan Unilateral

Metode ini mengatur bahwa negara Republik Indonesia mempunyai

kekuatan hukum didalamnya yang mengatur masyarakat atau badan

Internasional dan ditetapkan sepihak oleh negara Indonesia sendiri, dengan

kata lain tidak ada yang bisa mengatur negara kita karena hal itu merupakan

kewibawaan dan kedaulatan negara kita.

b. Metode Pemajakan Bilateral

Metode ini dalam penghitungan pemajakannya harus mempertimbangkan

perjanjian kedua negara (tax treaty). Indonesia tidak dapat sesuka hati

menerapkan jumlah pajak terutang penduduk asing atau badan

internasional dua negara yang telah mengadakan perjanjian. Justru

peraturan perpajakan Indonesia tidak berlaku bilamana terdapat

tax treaty

c. Metode Pemajakan Multilateral

Metode ini didasarkan pada konvensi internasional yang ketentuan atau

ketetapan atau keputusan yang dihasilkan untuk kepentingan banyak

negara yang ditandatangani oleh berbagai negara, misalnya Konvensi

Wina.

Page 5: HUKUM PAJAK INTERNASIONAL 1

Metode Penghindaran Pajak Berganda

a. Metode kredit pajak (Credit Method)

Dua jenis pengkreditan dalam metode ini, yaitu:

1) Kredit pajak penuh (full credit)

Seluruh pajak yang dibayar di source country dapat dikurangkan seluruhnya.

2) Pengkreditan dengan pembatasan (ordinary credit)

Pajak yang dibayarkan di source country yang dapat dikurangkan dari pajak di resident country dibatasi dengan tarif tertentu.

Perhitungan batas kredit pajak yang diperkenankan:

§ Overall Limitation

§ Per Country Limitation

v Tax sparing

Insentif yang diberikan oleh resident country tempat pemegang saham berkedudukan berupa kredit pajak semu atau fictitious tax credit (pembebasan pajak), dimana di source country menerima tax holiday, berupa pembebasan pajak penghasilan atas laba badan dan dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham luar negeri.

v Underlying tax credit

Page 6: HUKUM PAJAK INTERNASIONAL 1

Pajak yang dibayarkan oleh anak perusahaan di luar negeri yang dapat dikreditkan untuk keperluan perhitungan pengenaan pajak atas dividen yang dibagikan yang berasal dari laba.

v Matching credit

Penduduk dari satu negara maju dapat memperoleh kredit pajak dengan tarif penuh atas dividen yang diterima dari penduduk negara berkembang.

 

b. Metode pembebasan (Exemption Method)

Metode pembebasan pada dasarnya adalah penghasilan yang diperoleh di luar negeri (source country) tidak lagi dikenai pajak di negara domisili (resident country).

1) Pembebasan penuh

Mengabaikan penghasilan yang diperoleh dari luar negeri.

2) Pembebasan dengan progresi

Penghasilan dari luar negeri dipakai untuk keperluan perhitungan progresi tarif.

Metode ini meliputi :

a. Pembebasan subjek, umumnya diberlakukan terhadap anggota korps diplomatic, konsuler, dan organisasi internasional. Para duta besar, anggota korps diplomatic dan konsuler, yang sesuai dengan hokum internasional, mendapat privelage pemajakan. Mereka hanya dikenakan pajak oleh Negara pengirimnya saja.

b. Pembebasan objek, yang lebih dikenal dnegan full exemption diberikan dengan mengeluarkan penghasilan luar negeri dari basis pemajakan WPDN Negara tersebut. Karena penghasilan luar negeri dikeluarkan dari basis penghitungan pajka atas penghasilan global, maka secara wajar, kerugian juga dikeluarkan sebagai pengurang basis penghitungan pajak.

c. Pembebasan pajak ( tax ), pada prinsipnya penghasilan luar negeri dibebaskan dari pajak domestic, namun untuk keperluan penghitungan pajak pengaruh progresi penghasilan luar negeri terhadap pengenaan pajak atas penghasilan global dipertahankan. Apabila Negara residen memberlakukan tariff sepadan

Page 7: HUKUM PAJAK INTERNASIONAL 1

(proposional atau flat), maka pengaruh progresi tersebut adalah nihil. Progresi akan berpengaruh positif apabila penghasilan luar negeri negative, karena kerugian tersebut merupakan pengurang basis penghitungan pajak atas penghasilan global. Hal ini merupakan salah satu perbedaan antara metode pembebasan penghasilan dengan pembebasan pajak. Pengaruh progresi aka efektif di Negara penganut tariff pajak progresif.

PENYEBAB DAN DAMPAK PAJAK BERGANDA

PENYEBAB PAJAK BERGANDA INTERNASIONAL

PBI muncul apabila terdapat benturan yusdiksi pemajakan, baik yang melekat pada pemerintah pusat (Negara) maupun pemerintah daerah (propinsi, kota, kabupaten). Degan demikian, benturan yuridiksi pamajakan dalam format internasional (overlaaping of tax jurisdiction in the international sphere) menyebabkan PBI.

Dampak Pajak Berganda

Secara ekonomis pajak merupakan pengorbanan sumberdaya (kemampuan ekonomis) yang harus ditanggung oleh pengusaha (dan masyarakat). Pajak berganda sebagai akibat dari pemajakan oleh dua ketentuan pemajakan (dari dua Negara) memberikan tambahan beban ekonomi terhadap pengusaha. Oleh karena itu tampak bahwa sudah merupakan kebutuhan internasional antanegara untuk mengupayakan agar kebijakan perpajakannya bersifat netral terhadap kompetisi internasional. Netralitas tersebut dicapai dengan penyediaan keringanan atau eliminasi atas PBI.

Page 8: HUKUM PAJAK INTERNASIONAL 1