hukum mendel i dan ii

9

Upload: midwifewannabe-anakkeduadariduabersaudara

Post on 03-Jul-2015

7.143 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: hukum Mendel I dan II
Page 2: hukum Mendel I dan II

PENELITIAN MENDEL• Dalam penelitiannya selama 8 tahun (1856-1863) Mendel menggunakan

tanaman kapri atau ercis (pisum sativum). Ia memilih menggunakan tanaman ini karena terdapat berbagai sifat yang menguntungkan, yaitu:

• Tanaman kapri dapat mengadakan penyerbukan sendiri dan dapat disilangkan.• Memiliki beberapa bagian yang dapat memperlihatkan sifat yang kontras, yaitu: • Ukuran tanaman (tinggi lawan rendah)• Batang tanaman (bunga sepanjang batang lawan bunga di ujung batang)• Buah polong - Penuh lawan berlekuk - Kuning lawan hijau• Biji : - Bulat lawan berlekuk

- Kuning lawan hijau• Kulit biji putih (berasal dari bunga putih) lawan kulit biji abu-abu (berasal dari

bunga ungu)

Page 3: hukum Mendel I dan II

• Semua sifat yang disebut di depan adalah dominan (mengalahkan) terhadap sifat di belakang disebut sifat resesif (dikalahkan). Mendel dapat member beberapa kesimpulan yang penting dari hasil penelitiannya, yaitu:– Hibrid ialah hasil persilangan dua individu dengan tanda beda.

Memiliki sifat yang mirip dengan induknya dan setiap hibrid mempunyai sifat yang sama dengan hibrid yang lain dari spesies yang sama.

– Karakter (sifat) dari keturunan suatu hibrit selalu timbul kembali secara teratur dan inilah yang memberi petunjuk kepada Mendel bahwa tentu ada faktor-faktor tertentu yang mengambil peranan dalam pemindahan sifat dari satu generasi ke generasi berikutnya.

– Mendel merasa bahwa apabila “faktor-faktor keturunan” itu mengikuti distribusi yang logis, maka suatu hukum atau pola akan dapat diketahui dengan cara mengadakan banyak persilangan dan menghitung bentuk-bentuk yang berbeda seperti yang tampak dalam keturunan.

Page 4: hukum Mendel I dan II

BUNYI HUKUM MENDEL 1

Hukum Mendel I : Pemisahan gen sealel. Dalam bahasa Inggris disebut “Segregation of alLelic genes”. Peristiwa pemisahan alel ini terlihat ketika pembuatan gamet individu yang memilki genotip heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu alel itu. Hokum ini disebut juga hokum segregasi. Berdasarkan percobaan menyilang dua individu yang memiliki satu karakter berbeda: monohibrid.

Page 5: hukum Mendel I dan II

PERSILANGAN MONOHIBRID

• Mendel mengambil serbuk sari dari bunga tanaman yang bijinya berlekuk dan diserbukkan pada putik dari bunga tanaman yang bijinya bulat. Semua keturunan F1 yang berupa suatu hybrid berbentuk tanaman yang bijinya bulat. Ketika menyilangkan tanam-tanaman F1 didapatkan keturunan F 2 yang memperlihatkan perbandingan fenotip kira-kira 3 biji bulat : 1 biji berlekuk.

Page 6: hukum Mendel I dan II

PERSILANGAN RESIPROK

• Persilangan resiprok (persilangan kebalikan) ialah persilangan yang merupakan kebalikan dari persilangan yang semula dilakukan. Sebagai contoh dapat digunakan percobaan Mendel lainnnya.

• H = gen yang menentukan buah polong berwarna hijau• h = gen yang menentukan buah polong berwarna kuning• Mula-mula serbuk sari dari bunga pada tanaman berbuah

polong hijau diserbukkan pada putik bunga pada tanaman berbuah polong kuning. Pada persilangan berikutnya cara tersebut di atas dibalik. Dari kedua macam persilangan tersebut ternyata didapatkan keturunan F1 maupun F2 yang sama.

Page 7: hukum Mendel I dan II

PERSILANGAN KEMBALI “BACKCROSS”

• Persilangan kembali ialah persilangan antara hybrid F1 dengan induknya jantan atau betina. Ambillah sebagai contoh marmot.

• B = gen untuk warna hitam • b = gen untuk warna putih• Marmot jantan hitam homozigotik BB dikawinkan dengan

marmot betina putih homozigotik bb menghasilkan keturunan F1 seragam, yaitu Bb berwarna hitam. Jka marmot F1 disilangkan kembali dengan induk jantan (hitam homozigotik), maka semua marmot F2 berwarna hitam, meskipun genotipnya berbeda.

Page 8: hukum Mendel I dan II

UJISILANG “TESTCROSS”

• Ujisilang ialah persilangan antara hybrid F1 dengan individu yang homozigotik resesif. Jika digunakan induk seperti pada contoh di bawah, hybrid F1 disilangkan dengan induk betina (homozigotik resesif).

• Ujisilang pada monohybrid ini menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip maupun genotip sebagai 1:1. Jadi ujisilang itu dapat merupakan suatu “backcross”, akan tetapi “backcross” belum tentu ujisilang.

Page 9: hukum Mendel I dan II

• Persilangan ini diberi nama ujisilang karena cara ini biasanya dilakukan untuk menguji, apakah suatu individu itu homozigotik ataukah heterozigotik. Sebab jika suatu individu itu homozigotik hitam (BB), maka persilangan dengan dobel resesfi putih (bb) akan dihasilkan keturunan yang semuanya hitam. Tetapi jika keturunannya memisah dengan perbandingan 50% hitam : 50% putih, maka dapat diambil kesimpulan bahwa individu yang hitam itu adalah heterozogotik.