hukum kekekalan energi mekanik - · pdf fileada energi listrik, energi panas, energi litsrik,...

7
Hukum Kekekalan Energi Mekanik Hukum Kekekalan Energi Mekanik Hukum Kekekalan Energi Mekanik Hukum Kekekalan Energi Mekanik Konsep Hukum Kekekalan Energi Dalam kehidupan kita sehari-hari terdapat banyak jenis energi. Selain energi potensial dan energi kinetik pada benda-benda biasa (skala makroskopis), terdapat juga bentuk energi lain. Ada energi listrik, energi panas, energi litsrik, energi kimia yang tersimpan dalam makanan dan bahan bakar, energi nuklir, dll. Setelah muncul teori atom, dikatakan bahwa bentuk energi lain tersebut (energi listrik, energi kimia, dll) merupakan energi kinetik atau energi potensial pada tingkat atom. Energi tersebut dapat berubah bentuk dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain. Misalnya ketika dirimu menyalakan lampu neon, pada saat yang sama terjadi perubahan energi listrik menjadi energi cahaya. Contoh lain adalah perubahan energi listrik menjadi energi panas (setrika), energi listrik menjadi energi gerak (kipas angin) dll. Proses perubahan bentuk energi ini sebenarnya disebabkan oleh adanya perubahan energi antara energi potensial dan energi kinetik pada tingkat atom. Pada tingkat makroskopis, kita juga bisa menemukan begitu banyak contoh perubahan energi. Buah mangga yang menggelayut di tangkainya memiliki energi potensial. Pada saat batu dijatuhkan, energi potensialnya berkurang sepanjang lintasan geraknya menuju tanah. Ketika mulai jatuh, energi potensial berkurang karena EP berubah bentuk menjadi Energi kinetik. Pada saat hendak mencapai tanah, energi kinetik menjadi sangat besar, sedangkan EP sangat kecil. Mengapa demikian ? semakin dekat dengan permukaan tanah, jarak buah mangga semakin kecil sehingga EP-nya menjadi kecil. Sebaliknya, semakin mendekati tanah, Energi Kinetik semakin besar karena gerakan mangga makin cepat akibat adanya percepatan gravitasi yang konstan. Ketika tiba di permukaan tanah, energi potensial dan energi kinetik buah mangga hilang, karena h (tinggi) dan v (kecepatan) = 0. ini salah satu contoh… Perubahan energi biasanya melibatkan perpindahan energi dari satu benda ke benda lainnya. Air pada bendungan memiliki energi potensial dan berubah menjadi energi kinetik ketika air jatuh. Energi kinetik ini dpindahkan ke turbin. selanjutnya energi gerak turbin diubah menjadi energi listrik. Energi potensial yang tersimpan pada ketapel yang regangkan, dapat berubah menjadi energi kinetik batu apabila ketapel kita lepas. Busur yang melengkung juga memiliki energi potensial. Energi potensial pada busur yang melengkung dapat berubah menjadi energi kinetik anak panah. Contoh yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa pada perpindahan energi selalu disertai dengan adanya usaha. Air melakukan usaha pada turbin, karet ketapel melakukan usaha pada batu, busur melakukan usaha pada anak panah. Hal ini menandakan bahwa usaha selalu dilakukan ketika energi dipindahkan dari satu benda ke benda yang lainnya… Hal yang luar biasa dalam fisika dan kehidupan kita sehari-hari adalah ketika energi dipindahkan atau diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, ternyata tidak ada energi yang hilang bin lenyap dalam setiap proses tersebut… ini adalah hukum kekekalan energi, sebuah prinsip yang penting dalam ilmu fisika. Hukum kekekalan energi dapat kita nyatakan sebagai berikut :

Upload: trinhkhuong

Post on 06-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Hukum Kekekalan Energi MekanikHukum Kekekalan Energi MekanikHukum Kekekalan Energi MekanikHukum Kekekalan Energi Mekanik

Konsep Hukum Kekekalan Energi

Dalam kehidupan kita sehari-hari terdapat banyak jenis energi. Selain energi potensial dan

energi kinetik pada benda-benda biasa (skala makroskopis), terdapat juga bentuk energi lain.

Ada energi listrik, energi panas, energi litsrik, energi kimia yang tersimpan dalam makanan

dan bahan bakar, energi nuklir, dll. Setelah muncul teori atom, dikatakan bahwa bentuk energi

lain tersebut (energi listrik, energi kimia, dll) merupakan energi kinetik atau energi potensial

pada tingkat atom.

Energi tersebut dapat berubah bentuk dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain. Misalnya

ketika dirimu menyalakan lampu neon, pada saat yang sama terjadi perubahan energi listrik

menjadi energi cahaya. Contoh lain adalah perubahan energi listrik menjadi energi panas

(setrika), energi listrik menjadi energi gerak (kipas angin) dll. Proses perubahan bentuk energi

ini sebenarnya disebabkan oleh adanya perubahan energi antara energi potensial dan energi

kinetik pada tingkat atom. Pada tingkat makroskopis, kita juga bisa menemukan begitu

banyak contoh perubahan energi.

Buah mangga yang menggelayut di tangkainya memiliki energi potensial. Pada saat batu

dijatuhkan, energi potensialnya berkurang sepanjang lintasan geraknya menuju tanah. Ketika

mulai jatuh, energi potensial berkurang karena EP berubah bentuk menjadi Energi kinetik.

Pada saat hendak mencapai tanah, energi kinetik menjadi sangat besar, sedangkan EP sangat

kecil. Mengapa demikian ? semakin dekat dengan permukaan tanah, jarak buah mangga

semakin kecil sehingga EP-nya menjadi kecil. Sebaliknya, semakin mendekati tanah, Energi

Kinetik semakin besar karena gerakan mangga makin cepat akibat adanya percepatan

gravitasi yang konstan. Ketika tiba di permukaan tanah, energi potensial dan energi kinetik

buah mangga hilang, karena h (tinggi) dan v (kecepatan) = 0. ini salah satu contoh…

Perubahan energi biasanya melibatkan perpindahan energi dari satu benda ke benda lainnya.

Air pada bendungan memiliki energi potensial dan berubah menjadi energi kinetik ketika air

jatuh. Energi kinetik ini dpindahkan ke turbin. selanjutnya energi gerak turbin diubah menjadi

energi listrik. Energi potensial yang tersimpan pada ketapel yang regangkan, dapat berubah

menjadi energi kinetik batu apabila ketapel kita lepas. Busur yang melengkung juga memiliki

energi potensial. Energi potensial pada busur yang melengkung dapat berubah menjadi energi

kinetik anak panah.

Contoh yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa pada perpindahan energi selalu disertai

dengan adanya usaha. Air melakukan usaha pada turbin, karet ketapel melakukan usaha pada

batu, busur melakukan usaha pada anak panah. Hal ini menandakan bahwa usaha selalu

dilakukan ketika energi dipindahkan dari satu benda ke benda yang lainnya…

Hal yang luar biasa dalam fisika dan kehidupan kita sehari-hari adalah ketika energi

dipindahkan atau diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, ternyata tidak ada energi yang

hilang bin lenyap dalam setiap proses tersebut… ini adalah hukum kekekalan energi, sebuah

prinsip yang penting dalam ilmu fisika. Hukum kekekalan energi dapat kita nyatakan sebagai

berikut :

Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain dan dipindahkan dari satu benda ke

benda yang lain tetapi jumlahnya selalu tetap. Jadi energi total tidak berkurang dan juga

tidak bertambah.

HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK

Pada Skala makroskopis, kita juga dapat menjumpai perubahan energi antara Energi Kinetik

dan Energi Potensial, misalnya batu yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu, anak panah dan

busur, batu dan ketapel, pegas dan beban yang diikatkan pada pegas, bandul sederhana, dll.

Jumlah total Energi Kinetik dan Energi Potensial disebut Energi Mekanik. Ketika terjadi

perubahan energi dari EP menjadi EK atau EK menjadi EP, walaupun salah satunya

berkurang, bentuk energi lainnya bertambah. Misalnya ketika EP berkurang, besar EK

bertambah. Demikian juga ketika EK berkurang, pada saat yang sama besar EP bertambah.

Total energinya tetap sama, yakni Energi Mekanik. Jadi Energi Mekanik selalu tetap alias

kekal selama terjadi perubahan energi antara EP dan EK. Karenanya kita menyebutnya

Hukum Kekekalan Energi Mekanik.

Sebelum kita tinjau HKE secara kuantitaif (penurunan persamaan matematis alias rumus

Hukum Kekekalan Energi), terlebih dahulu kita berkenalan dengan gaya-gaya konservatif

dan gaya tak konservatif. Walaupun ini adalah pelajaran tingkat lanjut, tetapi sebenarnya

menjadi dasar yang perlu diketahui agar dirimu bisa lebih memahami apa dan bagaimana

Hukum Kekekalan Energi Mekanik dengan baik…

Gaya-gaya konservatif dan Gaya-gaya Tak Konservatif

Mari kita berkenalan dengan gaya konservatif dan gaya tak-konservatif. Setelah mempelajari

pembahasan ini, mudah-mudahan dirimu dapat membedakan gaya konservatif dan gaya tak

konservatif. Pemahaman akan gaya konservatif dan tak konservatif sangat diperlukan karena

konsep ini sangat berkaitan dengan Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Langsung aja ya ?

tetap semangat……

Misalnya kita melemparkan sebuah benda tegak lurus ke atas. Setelah bergerak ke atas

mencapai ketinggian maksimum, benda akan jatuh tegak lurus ke tanah (tangan kita). Ketika

dilemparkan ke atas, benda tersebut bergerak dengan kecepatan tertentu sehingga ia memiliki

energi kinetik (EK = ½ mv2). Selama bergerak di udara, terjadi perubahan energi kinetik

menjadi energi potensial. Semakin ke atas, kecepatan bola makin kecil, sedangkan jarak

benda dari tanah makin besar sehingga EK benda menjadi kecil dan EP-nya bertambah besar.

Ketika mencapai titik tertinggi, kecepatan benda = 0, sehingga EK juga bernilai nol. EK

benda seluruhnya berubah menjadi EP, karena ketika benda mencapai ketinggian maksimum,

jarak vertikal benda bernilai maksimum (EP = mgh). Karena pengaruh gravitasi, benda

tersebut bergerak kembali ke bawah. Sepanjang lintasan terjadi perubahan EP menjadi EK.

Semakin ke bawah, EP semakin berkurang, sedangkan EK semakin bertambah. EP berkurang

karena ketika jatuh, ketinggian alias jarak vertikal makin kecil. EK bertambah karena ketika

bergerak ke bawah, kecepatan benda makin besar akibat adanya percepatan gravitasi yang

bernilai tetap. Kecepatan benda bertambah secara teratur akibat adanya percepatan gravitasi.

Benda kehilangan EK selama bergerak ke atas, tetapi EK diperoleh kembali ketika bergerak

ke bawah. Energi kinetik diartikan sebagai kemampuan melakukan usaha. Karena Energi

kinetik benda tetap maka kita dapat mengatakan bahwa kemampuan benda untuk melakukan

usaha juga bernilai tetap. Gaya gravitasi yang mempengaruhi gerakan benda, baik ketika

benda bergerak ke atas maupun ketika benda bergerak ke bawah dikatakan bersifat

konservatif karena pengaruh gaya tersebut tidak bergantung pada lintasan yang dilalui benda,

tetapi hanya bergantung pada posisi awal dan akhir benda.

Contoh gaya konservatif lain adalah gaya elastik. Misalnya kita letakan sebuah pegas di atas

permukaan meja percobaan. Salah satu ujung pegas telah diikat pada dinding, sehingga pegas

tidak bergeser ketika digerakan. Anggap saja permukaan meja sangat licin dan pegas yang

kita gunakan adalah pegas ideal sehingga memenuhi hukum Hooke. Sekarang kita kaitkan

sebuah benda pada salah satu ujung pegas.

Jika benda kita tarik ke kanan sehingga pegas teregang sejauh x, maka pada benda bekerja

gaya pemulih pegas, yang arahnya berlawanan dengan arah tarikan kita. Ketika benda berada

pada simpangan x, EP benda maksimum sedangkan EK benda nol (benda masih diam).

Ketika benda kita lepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda ke kiri, kembali ke

posisi setimbangnya. EP benda menjadi berkurang dan menjadi nol ketika benda berada pada

posisi setimbangnya. Selama bergerak menuju posisi setimbang, EP berubah menjadi EK.

Ketika benda kembali ke posisi setimbangnya, gaya pemulih pegas bernilai nol tetapi pada

titik ini kecepatan benda maksimum. Karena kecepatannya maksimum, maka ketika berada

pada posisi setimbang, EK bernilai maksimum.

Benda masih terus bergerak ke kiri karena ketika berada pada posisi setimbang, kecepatan

benda maksimum. Ketika bergerak ke kiri, Gaya pemulih pegas menarik benda kembali ke

posisi setimbang, sehingga benda berhenti sesaat pada simpangan sejauh -x dan bergerak

kembali menuju posisi setimbang. Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x, EK benda

= 0 karena kecepatan benda = 0. pada posisi ini EP bernilai maksimum.

Proses perubahan energi antara EK dan EP berlangsung terus menerus selama benda bergerak

bolak balik.

Pada penjelasan di atas, tampak bahwa ketika bergerak dari posisi setimbang menuju ke kiri

sejauh x = -A (A = amplitudo / simpangan terjauh), kecepatan benda menjadi berkurang dan

bernilai nol ketika benda tepat berada pada x = -A. Karena kecepatan benda berkurang, maka

EK benda juga berkurang dan bernilai nol ketika benda berada pada x = -A. Karena adanya

gaya pemulih pegas yang menarik benda kembali ke kanan (menuju posisi setimbang), benda

memperoleh kecepatan dan Energi Kinetiknya lagi. EK benda bernilai maksimum ketika

benda tepat berada pada x = 0, karena laju gerak benda pada posisi tersebut bernilai

maksimum. Benda kehilangan EK pada salah satu bagian geraknya, tetapi memperoleh Energi

Kinetiknya kembali pada bagian geraknya lain. Energi kinetik merupaka kemampuan

melakukan usaha karena adanya gerak. setelah bergerak bolak balik, kemampuan melakukan

usahanya tetap sama dan besarnya tetap alias kekal. Gaya elastis yang dilakukan pegas ini

disebut bersifat konservatif.

Apabila pada suatu benda bekerja satu atau lebih gaya dan ketika benda bergerak kembali ke

posisi semula, Energi Kinetik-nya berubah (bertambah atau berkurang), maka kemampuan

melakukan usahanya juga berubah. Dalam hal ini, kemampuan melakukan usahanya tidak

kekal. Dapat dipastikan, salah satu gaya yang bekerja pada benda bersifat tak-konservatif.

Untuk menambah pemahaman anda berkaitan dengan gaya tak konservatif, kita umpamakan

permukaan meja tidak licin / kasar, sehingga selain gaya pegas, pada benda bekerja juga gaya

gesekan. Ketika benda bergerak akibat adanya gaya pemulih pegas, gaya gesekan

menghambat gerakan benda/mengurangi kecepatan benda (gaya gesek berlawanan arah

dengan gaya pemulih pegas). Akibat adanya gaya gesek, ketika kembali ke posisi semula

kecepatan benda menjadi berkurang. Karena kecepatan benda berkurang maka Energi

Kinetiknya juga berkurang. Karena Energi Kinetik benda berkurang maka kemampuan

melakukan usaha juga berkurang. Dari penjelasan di atas kita tahu bahwa gaya pegas bersifat

konservatif sehingga berkurangnya EK pasti disebabkan oleh gaya gesekan. Kita dapat

menyatakan bahwa gaya yang berlaku demikian bersifat tak-konservatif. Perlu anda ketahui

juga bahwa selain gaya pemulih pegas dan gaya gesekan, pada benda bekerja juga gaya berat

dan gaya normal. Arah gaya berat dan gaya normal tegak lurus arah gerakan benda, sehingga

bernilai nol (ingat kembali pembahasan mengenai usaha yang telah dimuat pada blog ini).

Secara umum, sebuah gaya bersifat konservatif apabila usaha yang dilakukan oleh gaya pada

sebuah benda yang melakukan gerakan menempuh lintasan tertentu hingga kembali ke posisi

awalnya sama dengan nol. Sebuah gaya bersifat tak-konservatif apabila usaha yang dilakukan

oleh gaya tersebut pada sebuah benda yang melakukan gerakan menempuh lintasan tertentu

hingga kembali ke posisi semula tidak sama dengan nol.

Penjelasan panjang lebar mengenai gaya konservatif dan gaya tak konservatif di atas

bertujuan untuk membantu anda lebih memahami Hukum Kekekalan Energi Mekanik.

Mengenai gaya konservatif dan gaya tak konservatif, selengkapnya dapat anda pelajari pada

jenjang yang lebih tinggi (universitas dan kawan-kawan).

Apabila hanya gaya-gaya konservatif yang bekerja pada sebuah sistem, maka kita akan tiba

pada kesimpulan yang sangat sederhana dan menarik yang melibatkan energi. Apabila tidak

ada gaya tak-konservatif, maka berlaku Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Sekarang mari

kita turunkan persamaan Hukum Kekekalan Energi Mekanik.

Misalnya sebuah benda bermassa m berada pada kedudukan awal sejauh h1 dari permukaan

tanah (amati gambar di bawah). Benda tersebut jatuh dan setelah beberapa saat benda berada

pada kedudukan akhir (h2). Benda jatuh karena pada benda bekerja gaya berat (gaya berat =

gaya gravitasi yang bekerja pada benda, di mana arahnya tegak lurus menuju permukaan

bumi).

\Ketika berada pada kedudukan awal, benda memiliki Energi Potensial sebesar EP1 (EP1 =

mgh1). Ketika berada pada kedudukan awal, benda memiliki Energi Potensial sebesar EP2

(EP2 = mgh2). Usaha yang dilakukan oleh gaya berat (w = weight = berat — huruf w kecil.

Kalo huruf W besar = usaha = work) dari kedudukan awal (h1) menuju kedudukan akhir (h2)

sama dengan selisih EP1 dan EP2. Secara matematis ditulis :

W = EP1 – EP2 = mgh1 – mgh2

Misalnya kecepatan benda pada kedudukan awal = v1 dan kecepatan benda pada kedudukan

akhir = v2.. Pada kedudukan awal, benda memiliki Energi Kinetik sebesar EK1 (EK1 = ½

mv12). Pada kedudukan akhir, benda memiliki Energi Kinetik sebesar EK2 (EK2 = ½ mv2

2).

Usaha yang dilakukan oleh gaya berat untuk menggerakan benda sama dengan perubahan

energi kinetik (sesuai dengan prinsip usaha dan energi yang telah dibahas pada pokok

bahasan usaha dan energi-materinya ada di blog ini). Secara matematis ditulis :

W = EK2 – EK1 = ½ mv22 – ½ mv1

2

Kedua persamaan ini kita tulis kembali menjadi :

W = W

EP1 – EP2 = EK2 – EK1

mgh1 – mgh2 = ½ mv22 – ½ mv1

2

mgh1 + ½ mv12 = mgh2 + ½ mv2

2

Jumlah total Energi Potensial (EP) dan Energi Kinetik (EK) = Energi Mekanik (EM). Secara

matematis kita tulis :

EM = EP + EK

Ketika benda berada pada kedudukan awal (h1), Energi Mekanik benda adalah :

EM1 = EP1 + EK1

Ketika benda berada pada kedudukan akhir (h2), Energi Mekanik benda adalah :

EM2 = EP2 + EK2

Apabila tidak ada gaya tak-konservatif yang bekerja pada benda, maka Energi Mekanik benda

pada posisi awal sama dengan Energi Mekanik benda pada posisi akhir. Secara matematis kita

tulis :

EM1 = EM2

Jumlah Energi Mekanik benda ketika berada pada kedudukan awal = jumlah Energi Mekanik

benda ketika berada pada kedudukan akhir. Dengan kata lain, apabila Energi Kinetik benda

bertambah maka Energi Potensial harus berkurang dengan besar yang sama untuk

mengimbanginya. Sebaliknya, jika Energi Kinetik benda berkurang, maka Energi Potensial

harus bertambah dengan besar yang sama. Dengan demikian, jumlah total EP + EK (= Energi

Mekanik) bernilai tetap alias kekal dan konstan. Ini adalah Hukum Kekekalan Energi

Mekanik untuk gaya-gaya konservatif.

Apabila hanya gaya-gaya konservatif yang bekerja, maka jumlah total Energi Mekanik pada

sebuah sistem tidak berkurang atau bertambah. Energi Mekanik bernilai tetap atau kekal.

http://www.gurumuda.com/usaha-energi