hukum gaji dari pekerjaan yang diperoleh dengan suap
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Hukum Gaji Dari Pekerjaan Yang Diperoleh Dengan Suap
1/2deti ki sl am.com/tsaq ofah/ustadz- menj awab/hukum- gaj i- dar i- peker jaan- yang -di per ol eh- deng an- suap/
Kamis, 2 Mei 2013, 10:28 WIB. | Oleh Detik Islam
Hukum Gaji dari Pekerjaan yang Diperoleh
dengan Suap
Ustadz, bagaimanakah hukum gaji yang diterima
seorang pegawai, yang awalnya memberi suap untukmendapatkan pekerjaannya itu? (Dedi, Konda)
Jawab:
Suap (Arab: arrisywah, boleh dibaca arrasywah atau ar
rusywah) adalah harta yang diberikan kepada setiap
pemilik kewenangan (shahib al shalahiyah) untuk
mewujudkan suatu kepentingan (mashlahah) yang
semestinya wajib dia wujudkan tanpa pemberian harta.
(Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah, 2/334; AbdulQadim Zallum, AI Amwal fi Daulah Al Khilafah, him. 118;
Rawwas Qalah Jie, Mujam Lughah Al Fuqoha, him. 171;
Al Mausuah AIFiqhiyyah, 22/219).
Semua jenis suap haram hukumnya, baik sedikit maupun banyak, baik untuk memperoleh manfaat
maupun menolak mudharat, baik untuk memperoleh yang hak maupun yang batil, baik untuk
menghilangkan kezaliman maupun untuk melakukan kezaliman. Semua jenis suap haram hukumnya,
berdasarkan keumuman hadits-hadits yang mengharamkan suap. Dari Abdullah bin AmrRA, bahwa
Rasulullah SAW bersabda, Laknat Allah atas setiap orang yang memberi suap dan yang menerima
suap. (HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah). Dari Tsauban RA, bahwa Rasulullah
SAW telah melaknat setiap orang yang memberi suap, yang menerima suap, dan yang menjadi
perantara di antara keduanya. (HR Ahmad). (Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah, 2/334;
Abdul Qadim Zallum, Al Amwal fi Daulah Al Khilafah, him.
118).
Maka dari itu, haram hukumnya seseorang menyuap untuk memperoleh pekerjaannya, bagaimanapun
juga caranya dan jenis pekerjaannya, baik dia memperoleh pekerjaan itu melalui cara yang resmi
(formal) maupun tak resmi, baikpekerjaaan itu halal maupun haram.
Adapun hukum gaji dari pegawai yang memperoleh pekerjaannya dengan jalan suap, menurut kami
ada dua kemungkinan hukum syara sebagai berikut;
Pertama, gajinya halal, sepanjang memenuhi dua syarat berikut; (1) pegawai tersebut telah memenuhi
segala syarat (kualifikasi) untuk memperoleh pekerjaannya, misalnya mempunyai ijazah sesuai yang
dipersyaratkan, mempunyai IPK (indeks prestasi kumulatif) minimal yang tertentu, lulus tes tertulis,
lulus tes wawancara, dsb. Dalil syarat pertama ini adalah sabda Rasulullah SAW, Kaum Muslimin
[bertindak] sesuai syarat-syarat di antara mereka, kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
yang menghalalkan yang haram. (HRTirmidzi, Sunan At Tirmidzi, no 1363, hadits hasan shahih).
http://detikislam.com/author/detik-islam2012/http://detikislam.com/author/detik-islam2012/ -
7/30/2019 Hukum Gaji Dari Pekerjaan Yang Diperoleh Dengan Suap
2/2deti ki sl am.com/tsaq ofah/ustadz- menj awab/hukum- gaj i- dar i- peker jaan- yang -di per ol eh- deng an- suap/
You might also like
TweetTweet 1 0 3
(2) Pekerjaannya sendiri adalah pekerjaan yang mubah, bukan pekerjaan yang diharamkan syara.
Dalil syarat kedua ini adalah kaidah fiqih: Laa tajuuzu ijaarah al ajiir fiimaa manfaatuhu
muharramah (tidak boleh melakukan akad ijarah [akad jasa tenaga kerja] pada jasa/manfaat yang
diharamkan). (Taqiyuddin An Nabhani, An NizhamAI lqtishadi fi Al lslam, hlm. 93). Contoh
pekerjaan haram misalkan pekerjaan pegawai bank yang melakukan transaksi riba baik langsung atau
tidak, seperti direktur bank, petugas teller, dan auditor bank. (Tagiyuddin An Nabhani, An Nizham
Al lqtishadi fi Al lslam, hlm. 93-94).
Kedua, gajinya haram jika pegawai tersebut tidak memenuhi salah satu atau dua syarat di atas.Misalkan pegawai itu tidak memenuhi kualifikasi yang disyaratkan (tidak mempunyai ijazah atau IPK
minimal yang disyaratkan, tidak lulus tes tertulis, dsb) dan/atau pekerjaannya itu sendiri haram secara
syari.
Kesimpulannya, semua suap adalah haram termasuk suap untuk mendapatkan pekerjaan. Adapun
gaji dari pekerjaan yang diperoleh dengan jalan suap, hukumnya halal jika pegawai itu memenuhi
segala kualifikasi untuk mendapatkan pekerjaannya dan pekerjaannya sendiri adalah mubah secara
syari. Adapun jika pegawai itu tidak memenuhi kualifikasi untuk mendapatkan pekerjaannya
dan/atau pekerjaannya sendiri haram secara syari, maka gajinya haram. Wallahualam.
Rubrik ini diasuh oleh: Ust M Shiddiq Al Jawi
Recommended by
Peradaban Paling
Biadab yang di Catat
Sejarah
Subhanallah, Lebih
100 Muslim Belanda
Penuhi Seruan
Berjihad di Suriah
Siapakah Oposisi
Suriah?
Walikota New York :
Perkawinan sejenis
memberikan US $
259juta
Takut akan dosa
Like 61
http://detikislam.com/tsaqofah/ustadz-menjawab/hukum-gaji-dari-pekerjaan-yang-diperoleh-dengan-suap/#http://detikislam.com/tsaqofah/ustadz-menjawab/hukum-gaji-dari-pekerjaan-yang-diperoleh-dengan-suap/#http://detikislam.com/tsaqofah/ustadz-menjawab/hukum-gaji-dari-pekerjaan-yang-diperoleh-dengan-suap/#http://twitter.com/search?q=http%3A%2F%2Fdetikislam.com%2Ftsaqofah%2Fustadz-menjawab%2Fhukum-gaji-dari-pekerjaan-yang-diperoleh-dengan-suap%2Fhttps://twitter.com/intent/tweet?original_referer=http%3A%2F%2Fdetikislam.com%2Ftsaqofah%2Fustadz-menjawab%2Fhukum-gaji-dari-pekerjaan-yang-diperoleh-dengan-suap%2F&text=Hukum%20Gaji%20dari%20Pekerjaan%20yang%20Diperoleh%20dengan%20Suap%20&tw_p=tweetbutton&url=http%3A%2F%2Fdetikislam.com%2Ftsaqofah%2Fustadz-menjawab%2Fhukum-gaji-dari-pekerjaan-yang-diperoleh-dengan-suap%2F