hukum admin.negara

298
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyusun buku Hukum Administrasi Negara/Publik. Dalam buku ini dijabarkan tentang teori-teori dasar dari Hukum Administrasi Negara, Hukum (tata) Pemerintahan, Hukum Lingkungan Hidup, Hukum Pajak, Hukum Kepegawaian, Hukum Keuangan(Badan Layanan Umum), Hukum Agraria, Hukum Peradilan Administrasi Negara, Kasus-kasus Peradilan Administrasi Negara, Hukum Keterbukaan Informasi Publik, dan Hukum Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, dan lain-lain Buku ini ditulis sebagai salah literatur untuk mahasiswa jurusan ilmu Administrasi Negara/Publik. Sebagai seorang calon administrator memahami hukum administrasi Negara merupakan keharusan. Di dalam buku ini dipaparkan perspektif atau dimensi hukum dari setiap unsur, proses dan tindakan administrasi publik. Dalam mata kuliah ini perspektif legal digunakan sebagai pendekatan untuk memahami tindakan administrasi publik. Demikian semoga buku ini bermanfaat dan bisa memberi cakrawala bagi siapapun yang membutuhkan. Penyusun megucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung terbitnya buku ini.

Upload: rio-nugroho

Post on 20-Oct-2015

235 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

deskripsi

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyusun buku Hukum Administrasi Negara/Publik. Dalam buku ini dijabarkan tentang teori-teori dasar dari Hukum Administrasi Negara, Hukum (tata) Pemerintahan, Hukum Lingkungan Hidup, Hukum Pajak, Hukum Kepegawaian, Hukum Keuangan(Badan Layanan Umum), Hukum Agraria, Hukum Peradilan Administrasi Negara, Kasus-kasus Peradilan Administrasi Negara, Hukum Keterbukaan Informasi Publik, dan Hukum Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, dan lain-lainBuku ini ditulis sebagai salah literatur untuk mahasiswa jurusan ilmu Administrasi Negara/Publik. Sebagai seorang calon administrator memahami hukum administrasi Negara merupakan keharusan. Di dalam buku ini dipaparkan perspektif atau dimensi hukum dari setiap unsur, proses dan tindakan administrasi publik. Dalam mata kuliah ini perspektif legal digunakan sebagai pendekatan untuk memahami tindakan administrasi publik.Demikian semoga buku ini bermanfaat dan bisa memberi cakrawala bagi siapapun yang membutuhkan. Penyusun megucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung terbitnya buku ini.

Malang, Maret 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR1DAFTAR ISI2PENDAHULUAN91.Tujuan Intruksional102.Istilah103.Pengertian114.Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara164.Kedudukan Hukum Administrasi Negara18ADMINISTRASI NEGARA201.Tujuan Intruksional212.Pengertian Administrasi212. Administrasi Negara223. Sumber Hukum Administrasi Negara24HUBUNGAN HUKUM ADMINISTRASI PUBLIK DENGAN HUKUM TATA NEGARA271.Tujuan Intruksional282.Pendapat Para Pakar283.Kedudukan Hukum Administrasi Negara314.Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Ilmu Hukum Lainnya324.1Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata Negara324.2Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Pidana344.3Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Perdata344.4Hukum Administrasi Negara dengan Ilmu Administrasi Negara35HUKUM ADMINISTRASI DAN HUKUM (TATA) PEMERINTAHAN361.Tujuan Intruksional372.Istilah Pemerintah373.Perbuatan Pemerintah394.Macam-Macam Perbuatan Pemerintah40HUKUM LINGKUNGAN HIDUP441.Tujuan Intruksional452.Sejarah Hukum Lingkungan Hidup453.Pengertian Penegakan Hukum Lingkungan464.Hukum Administrasi dalam Hukum Lingkungan464.Instrumen-instrumen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup485.Proses Penegakan Hukum Lingkungan526.Siklus Pengaturan Penegakan Hukum Lingkungan (Regulatory Chain)537.Kendala Dalam Penegakan Hukum Lingkungan53HUKUM PAJAK571.Tujuan Intruksional582.Hukum Pajak583.Kedudukan Hukum Pajak594.Dasar Hukum Pajak604.Hukum Pajak Internasional624.1Pengertian624.2Kedaulatan Hukum Pajak Internasional624.3Sumber-sumber Hukum Pajak Internasional634.4Terjadinya Pajak Berganda Internasional644.5Cara Penghindaran Pajak Berganda Internasional654.6Perjanjian Dalam Pajak Berganda Internasional654.7Kedudukan Hukum Perjanjian Perpajakan66HUKUM KEPEGAWAIAN671.Tujuan Intruksional682.Pendahuluan683.Pengertian dan Ruang Lingkup AdministrasiKepegawaian703.1Pengertian Administrasi Kepegawaian703.2Sistem Administrasi Kepegawaian703.3Fungsi Teknis Administrasi Kepegawaian704.Fungsi Umum Administrasi Kepegawaian714.1Perencanaan Pegawai714.2Pengorganisasian Kepegawaian714.3Pengarahan Pegawai724.4Pengendalian Pegawai735.Pengadaan Pegawai735.1Perencanaan dan Rekrutmen735.2Seleksi, Orientasi, dan Pengangkatan74HUKUM KEUANGAN751.Tujuan Intruksional762.Pendahuluan763.Aspek Hukum Keuangan Daerah784.Alur Pikir Hukum Keuangan Negara dan Daerah di Indonesia895.Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah93HUKUM AGRARIA1021.Tujuan Intruksional1032.Pengertian Agraria dan Hukum Agraria1033.Landasan Hukum Dalam UUD 19451044.Sejarah Hukum Agraria1064.1Sebelum Berlakunya UUPA1063.2Sesudah Berlakunya UUPA109UPAYA ADMINISTRASI DALAM PERADILAN TATA USAHA NEGARA1121.Tujuan Intruksional1132.Pendahuluan1133.Sengketa Tata Usaha Negara dan Keputusan Tata Usaha Negara1144.Pengertian Upaya Administrasi119KASUS-KASUS PERADILAN ADMINISTRASI NEGARA1251.Tujuan Intruksional1262.Kasus mantan Sekda pamekasan.1263.Kasus gugatan Mahasiswa FIA129BADAN LAYANAN UMUM1311.Tujuan Intruksional1322.Pendahuluan1323.Pengertian1334.Penetapan BLU1355.Keadaan di Indonesia1356.Keadaan di Negara Lain.138HUKUM KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK1401.Tujuan Intruksional1412.Pendahuluan1413.Landasan Hukum1434.Tujuan1465.Pengecualian1476.Informasi yang Wajib Disediakan Dan Diumumkan147HUKUM PEMBERANTASAN KORUPSI1511.Tujuan Intruksional1522.Pendahuluan1523.Dasar Hukum Pemberantasan Korupsi1534.Masa Pemberantasan Korupsi (Berdasarkan Aturan Perundang-undangan)1544.1Masa 1945 19571544.2Masa 1957 19601554.3Masa 1960 - 19711554.4Masa 1971 - 19991564.5Masa 1999 sekarang156HUKUM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL1571.Tujuan Intruksional1582.Pedahuluan1583.Pengaturan Hukum Pengelolaan Wilayah Pesisir Nasional dan Kebijakan Daerah1603.1Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil1603.2Pokok-pokok Pikiran UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil1623.3Lingkup Pengaturan1633.4Obyek Pengaturan166DAFTAR PUSTAKA169

1. Deskripsi Mata KuliahMata Kuliah Hukum Administrasi Negara merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa Program Sarjana (Strata 1 / S1) Jurusan Administrasi Publik di Fakultas Ilmu Administrasi. HAN merupakan mata kuliah merupakan mata kuliah yang mempelajari tentang pentingnya perspektif atau dimensi hukum dari setiap unsur, proses dan tindakan administrasi publik. Dalam mata kuliah ini perspektif legal digunakan sebagai pendekatan untuk memahami tindakan administrasi publik.

2. Tujuan Mata KuliahMelalui proses pembelajaran untuk mata kuliah Hukum Administrasi Negara ini, mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman, serta nantinya mampu menerapkan dan menganalisis berbagai persoalan-persoalan hukum yang berkaitan dengan bidang administrasi negara. Selanjutnya mahasiswa dapat menjelaskan dimensi hukum dari ilmu administrasi publik itu sendiri dan menjelaskan persoalan-persoalan administrasi publik dari konteks hukum.

3. Metoda dan Strategi Proses Pembelajarana. Metoda PerkuliahanMetoda perkuliahan: adalah Problem Based Learning (PBL), dimana pusat pembelajaran ada pada mahasiswa. Metoda yang diterapkan adalah belajar (Learning) bukan mengajar (Teaching).Strategi Pembelajaran:- perkuliahan 50% (6 [enam] kali pertemuan perkuliahan)- tutorial 50% (6 [enam] kali pertemuan tutorial)- 1 (satu) kali pertemuan untuk Test Tengah Semester (TTS)- 1 (satu) kali pertemuan untuk Test Akhir Semester (TAS).Total pertemuan: 14 (empat belas) kali.b. Pelaksanaan Perkuliahan & Tutorial.Dalam mata kuliah Hukum Kepegawaian ini, direncanakan:- perkuliahan berlangsung selama 6 (enam) kali pertemuan, yaitu: pertemuan ke 1, ke 3, ke 5, ke 7, ke 9, dan ke 11- tutorial 6 (enam) kali pertemuan, yaitu: pertemuan ke 2, ke 4, ke 6, ke 8, ke 10, dan ke 12.c. Strategi Perkuliahan.Perkuliahan tentang sub-sub pokok bahasan dipaparkan dengan alat bantumedia, seperti whiteboard, power point slide, dan sebagainya, serta penyiapan bahan-bahan bacaan yang dipandang sulit untuk diperoleh atau di akses oleh mahasiswa. Sebelum mengikuti perkuliahan, mahasiswa sudah mempersiapkan diri (self study) mencari bahan materi, membaca dan memahami pokok bahasan yang akan dikuliahkan sesuai dengan arahan (guidance) dalam Block Book. Tekhnik perkuliahan: pemaparan materi, tanya jawab dan diskusi (proses pembelajaran dua arah)

Hukum Administrasi Negara| 12

Prof. Dr. Sjamsiar Sjamsuddin| 11

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1. Tujuan IntruksionalSetelah membahas bab Pendahuluan diharapkan mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan istilah-istilah yang dipergunakan untuk bidang hukum administrasi negara, baik didalam maupun diluar negeri, serta mampu memahami pengertian, ruang lingkup dan kedudukan dari hukum administrasi negara. Selanjutnya mahasiswa dapat memahami dan mendefinisikan segala permasalahan yang berkaitan dengan hukum administrasi 2. IstilahDalam pelaksanaan kegiatan bidang hukum di Indonesia terdapat berbagai istilah yang dipergunakan untuk bidang ilmu ini. Di antara istilah-istilah itu ialah Hukum Tata Pemerintahan, Hukum Administrasi Negara, dan Hukum Tata Usaha Negara. Di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, sejak beberapa tahun terakhir terjadi perubahan kurikulum, dipergunakan istilah Hukum Administrasi Publik, seiring dengan penggunaan istilah jurusan Administrasi Publik dan Jurusan Administrasi Bisnis, dan penggunaan gelar sarjana Administrasi Publik (S.AP) dan Sarjana Admunistrasi Bisnis (S.AB) serta Magister Administrasi Publik (M.AP) dan Magister Administrasi Bisnis (M.AB). Namun walaupun istilahnya berbeda tetapi obyeknya sama.Secara Internasional, memang tidak ada istilah Hukum Administrasi Publik, yang ada adalah Administratief Recht (Belanda), Administrative Law (Inggeris), Verwaltungs Rechts (Jerman), Droits Rechts (Perancis) yang kalau diterjemahkan hanya menjadi Hukum Administrasi.3. PengertianSebagai pegangan dalam memahami apa yang dimaksud dengan hukum adminsitrasi, Van Wijk-Konijnenbelt, P.de Haans cs.(1988) mengemukakan definisi Hukum Administrasi sebagai berikut: Administratief recht als juridische instrument dat de overhead die zich actief bemoeit met de samenleving het daarvoor nodige, zich met hen en hun omgeving bemoeiende over-heid moet geven (Hukum Administrasi merupakan instrument yuridis yang memungkinkan pemerintah mengendalikan kehidupan masyarakat dan memungkinkan masyarakat berpartisipasi dalam pengendalian tersebut dengan tujuan terdapatnya suatu perlindungan hukum).Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa, Hukum Administrasi mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:a. Instrumen yuridis sebagai sarana;b. Pengendalian oleh pemerintah (Sturen-Bestuur)c. Partisipasi Masyarakatd. Perlindungan hukumSecara lebih jelas dikemukakan (Van Wijk & Konijnenbelt, 1988) :Administratief recht, bestuursrecht het heft alles te maken met administrare, het besturen. Global gezegd: het is het recht dat de overhead die zich actief bemoeit met de samenleving het daarvoor nodige, juridische instrumentarium bidet; en tegelijkkertijd het recht dat de leden van de samenleving invloed op en bescherming tegen diezelfde, zich met hen en hun omgeving bemoeiende overhead moet geven. Dat is nog maar een voorlopige en opperplakkig aanduiding; allengs zullens de contouren scherper worden. (Hukum Administrasi, hukum pemerintahan- semuanya mempunyai hubungan dengan administrasi, memerintah.Pandangan global: ini adalah hukum dimana pemerintahan secara aktip mengatur masyarakat dalam rangka ketertiban umum).Pandangan lain mengemukakan( Rochmat Soemitro, 2001): Hukum Administrasi dan Hukum Tata Pemerintahan itu meliputi segala sesuatu yang mengenai pemerintahan, yakni seluruh aktivitas pemerintah yang tidak termasuk pengundangan dan peradilan.

Sedangkan E. Utrecht (2000) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:Hukum Administrasi/Hukum Tata Pemerintahan itu mempunyai obyek:(1) Sebagian hukum mengenai hubungan hukum antara alat perlengkapan Negara yang satu dengan alat perlengkapan Negara yang lain.(2) Sebagian aturan hukum mengenai hubungan hukum, antara perlengkapan Negara dengan perseorangan /privat. Hukum Administrasi Negara juga adalah perhubungan-perhubungan hukum istimewa yang diadakan sehingga memungkinkan para pejabat Negara melakukan tugasnya yang istimewa.Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa:a. Obyek Hukum Administrasi adalah semua perbuatan yang tidak termasuk tugas mengadili, meskipun mungkin tugas itu dilakukan oleh badan di luar eksekutif; bagi HAN yang penting bukan siapa yang menjalankan tugas itu, tetapi adalah masuk ke (bidang) manakah tugas itu.b. Hukum Administrasi Negara merupakan himpunan peraturan-peraturan istimewa. Mengapa istimewa? Karena dalam pengertian HAN di atas ada kekuasaan istimewa (khusus) yang dimiliki Administrasi Negara. Pada dasarnya administrasi Negara dalam melakukan hubungan hukum tunduk dengan hukum biasa. Sebagai subyek hukum dalam melakukan hubungan, hukum administrasi Negara dapat menggunakan KUH Perdata seperti subyek hukum lainnya, yaitu manusia pribadi, PT dan sebagainya.Tetapi agar dapat melakukan tugas khususnya dengan baik (tugas khusus adalah tugas yang tidak dapat dilaksanakan oleh subyek hukum lain) dalam rangka menjamin kesejahteraan umum, maka Hukum Administrasi Negara diberi kekuasaan istimewa. Itu diberikan agar semua penduduk dapat tunduk pada perintahnya; sebab kalau menggunakan kekuasaan biasa (terutama dalam lapangan perdata) dimungkinkan adanya penduduk yang tidak mau tunduk sehingga bisa menghambat pelaksanaan tugas-tugas administrasi Negara. Oleh sebab itulah maka Hukum Administrasi Negara diberi kekuasaan istimewa.Adapun wujud dari kekuasaan istimewa itu ialah adanya kekuasaan memaksa agar perintah administrasi dapat ditaati. Dalam perjanjian, misalnya administrasi Negara dapat memaksa seseorang atau badan hukum pada Negara melalui lembaga Onteigening. Jadi dengan demikian, hukum administrasi negara merupakan hukum istimewa karena memberikan kekuasaan yang lebih bisa memaksa, sedangkan hukum yang lain berlaku bagi subyek selain administrasi Negara adalah hukum biasa.Tentang pengertian dan cakupan dari Hukum Adminisitrasi Negara Indonesia, G.Pringgodigdo, seperti dikutip oleh CST.Kansil, mengemukakan bahwa, oleh karena di Indonesia kekuasaan eksekutif dan kekuasaan administrative berada dalam satu tangan, yaitu Presiden maka pengertian Hukum Administrasi Negara yang luas terdiri dari tiga unsur:a. Hukum Tata Pemerintahan, yakni Hukum eksekutif atau Hukum tata Pelaksanaan Undang-Undang; dengan kata lain Hukum Tata Pemerintahan ialah hukum mengenai aktivitas2 kekuasaan eksekutif (kekuasaan untuk melaksanakan Undang-Undang).b. Hukum Administrasi Negara dalam arti sempit, yakni hukum tata pengurusan rumah tangga Negara (rumah tangga Negara dimaksudkan, segala tugas2 yang ditetapkan dengan undang-undang sebagai urusan Negara).c. Hukum Tata Usaha Negara, yakni hukum mengenai surat menyurat, rahasia dinas dan jabatan, kearsipan dan dokumentasi, pelaporan dan statistik, tatacara penyimpanan berita acara, pencatatan sipil, pencatatan nikah, talak dan rujuk, publikasi, penerbitan-penerbitan Negara.Hukum Administrasi Negara sebagai salah satu bidang ilmu pengetahuan hukum; dan oleh karena hukum itu sukar dirumuskan dalam suatu definisi yang tepat, maka demikian pula halnya dengan Hukum Administrasi Negara juga sukar diadakan suatu perumusan yang sesuai dan tepat. Mengenai Hukum Administrasi Negara para sarjana hukum di negeri Belanda selalu berpegang pada paham Thorbecke, beliau dikenal sebagai Bapak Sistematik Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara. Adapun salah satu muridnya adalah Oppenheim, yang juga memiliki murid Mr. C. Van Vollenhoven. Thorbecke menulis buku yang berjudul Aantekeningen op de Grondwet (Catatan atas undang-undang dasar) yang pada pokoknya isi buku ini mengkritik kebijaksanaan Raja Belanda Willem I, Thorbecke adalah orang yang pertama kali mengadakan organisasi pemerintahan atau mengadakan sistem pemerintahan di Belanda, dimana pada saat itu Raja Willem I memerintah menurut kehendaknya sendiri pemerintahan di Den Haag, membentuk dan mengubah kementerian-kementerian menurut orang-orang dalam pemerintahan.Oppenheim memberikan suatu definisi Hukum Administrasi Negara adalah sebagai suatu gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun yang rendah apabila badan-badan itu menggunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya oleh Hukum Tata Negara. Hukum Administrasi Negara menurut Oppenheim adalah sebagai peraturan-peraturan tentang negara dan alat-alat perlengkapannya dilihat dalam geraknya (hukum negara dalam keadaan bergerak atau staat in beweging). Sedangkan murid Oppenheim yaitu Van Vollenhoven membagi Hukum Administrasi Negara menjadi 4 yaitu sebagai berikut:1) Hukum Peraturan Perundangan (regelaarsrecht/the law of the legislative process)2) Hukum Tata Pemerintahan (bestuurssrecht/ the law of government)3) Hukum Kepolisian (politierecht/ the law of the administration of security)4) Hukum Acara Peradilan (justitierecht/ the law of the administration of justice), yang terdiri dari:a. Peradilan Ketatanegaraanb. Peradilan Perdatac. Peradilan Pidanad. Peradilan AdministrasiUtrecht dalam bukunya Pengantar Hukum Administrasi Negara mengatakan bahwa Hukum Administrasi Negara ialah himpunan peraturan peraturan tertentu yang menjadi sebab, maka negara berfungsi. Dengan kata lain Hukum Administrasi Negara merupakan sekumpulan peraturan yang memberi wewenang kepada administrasi negara untuk mengatur masyarakat.Sementara itu pakar hukum Indonesia seperti Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, S.H., berpendirian bahwa tidak ada perbedaan yuridis prinsipal antara Hukum Administrasi negara dan Hukum Tata Negara. Perbedaannya menurut Prajudi hanyalah terletak pada titik berat dari pembahasannya. Dalam mempelajari Hukum Tata Negara kita membuka fokus terhadap Konstitusi negara sebagai keseluruhan, sedangkan dalam membahas Hukum Administrasi Negara lebih menitikberatkan perhatian secara khas kepada administrasi negara saja. Administrasi merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam konstitusi negara di samping legislatif, yudikatif, dan eksaminasi. Dapat dikatakan bahwa hubungan antara Hukum Administrasi Negara dan Hukum Tata Negara adalah mirip dengan hubungan antara hukum dagang terhadap hukum perdata, dimana hukum dagang merupakan pengkhususan atau spesialisasi dari hukum perikatan di dalam hukum perdata. Hukum Administrasi Negara adalah sebagai suatu pengkhususan atau spesialisasi dari Hukum Tata Negara yakni bagian hukum mengenai administrasi negara.Berdasarkan definisi Hukum Administrasi Negara menurut Prajudi Atmosudirdjo, maka dapatlah disimpulkan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah hukum mengenai seluk-beluk administrasi negara (hukum administrasi negara heteronom) dan hukum operasional hasil ciptaan administrasi negara sendiri (hukum administrasi negara otonom) di dalam rangka memperlancar penyelenggaraan dari segala apa yang dikehendaki dan menjadi keputusan pemerintah di dalam rangka penunaian tugas-tugasnya. Hukum administrasi negara merupakan bagian operasional dan pengkhususan teknis dari hukum tata negara, atau hukum konstitusi negara atau hukum politik negara. Hukum administrasi negara sebagai hukum operasional negara di dalam menghadapi masyarakat dan rajyat serta penyelesaian pada kebutuhan-kebutuhan dari masyarakat tersebut.Hukum Administrasi Negara diartikan juga sebagai sekumpulan peraturan yang mengatur hubungan antara administrasi Negara dengan warga masyarakat, dimana administrasi Negara diberi wewenang untuk melakukan tindakan hukumnya sebagai implementasi dari policy suatu pemerintahan. Contoh, policy pemerintah Indonesia adalah mengatur tata ruang di setiap kota dan daerah di seluruh Indonesia dalam rangka penataan lingkungan hidup. Implementasinya adalah dengan mengeluarkan undang-undang yang mengatur tentang lingkungan hidup. Undang-undang ini menghendaki bahwa setiap pembangunan harus mendapatkan izin dari pejabat yang berwenang. Pelaksanaannya adalah bahwa disetiap daerah ada pejabat administrasi Negara yang berwenang memberi/menolak izin bangunan yang diajukan masyarakat melalui Keputusan Administrasi Negara yang berupa izin mendirikan bangunan.4. Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara Isi dan ruang lingkup Hukum Administarsi Negara menurut Van Vallen Hoven dalam bukunya yang berjudul : Omtrek van het administratiefrecht, memberikan skema tentang hukum administrasi Negara didalam kerangka hukum seluruhnya sebagai berikut : a. Hukum Tata Negara/Staatsrecht meliputi : 1. Pemerintah/Bestuur 2. Peradilan/Rechtspraak 3. Polisi/Politie 4. Perundang-undangan/Regeling b. Hukum Perdata / Burgerlijk c. Hukum Pidana/ Straftrecht d. Hukum Administarsi Negara/ administratief recht yang meliputi : 1. Hukum Pemerintah / Bestuur recht 2. Huku Peradilan yang meliputi : a. Hukum Acara Pidana b. Hukum Acara Perdata c. Hukum Peradilan Administrasi Negara 3. Hukum Kepolisian 4. Hukum Proses Perundang-undangan / Regelaarsrecht. Pendapat Van Vallen Hoven ini dikenal dengan Residu Theori. Menurut Walther Burckharlt (Swiss), bidang-bidang pokok Hukum Administrasi Negara adalah :1. Hukum KepolisianKepolisian dalam arti sebagai alat administrasi Negara yang sifat preventif misalnya pencegahan dalm bidang kesehatan, penyakit flu burung, malaria, pengawasan dalam pembangunan, kebakaran, lalu lintas, lalulintas perdagangan (Ekspor-Impor). 2. Hukum Kelembagaan, yaitu administrasi wajib mengatur hubungan hukum sesuai dengan tugas penyelenggara kesejahtreaan rakyat missal dalam bidang pendidikan, rumah sakit, tentang lalu lintas ( laut, udara dan darat), Telkom, BUMN, Pos, pemeliharaan fakir miskin, dan sebagainya. 3. Hukum Keuangan, aturan-aturan tentang keuangan Negara, missal pajak, bea cukai, peredaran uang, pembiayaan Negara dan sebagainya. Prajudi Atmosudirdjo mengatakan bahwa ruang lingkup Hukum Administarsi Negara adalah : a. Hukum tentang dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum daripada Administrasi Negara. b. Hukum tentang organisasi dari Administrasi Negara. c. Hukum tentang aktifitas-aktifitas dari Administrasi Negara yang bersifat yuridis. d. Hukum tentang sarana-sarana dari Administrasi Negara terutama mengenai kepegawaian Negara dan keuangan Negara. e. Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah dan wilayah yang dibagi menjadi : 1. Hukum Administrasi Kepegawaian 2. Hukum Administrasi Keuangan 3. HukumAdministrasi Materiil 4. Hukum Administrasi Perusahaan Negara f. Hukum tentang Peradilan Administrasi Negara Kusumadi Pudjosewojo, membagi bidang-bidang pokok yang merupakan lapangan HukumTata Usaha Negara atau Hukum Adminsitrasi Negara, yang diambil dari Undang-undang Dasar Sementara adalah sebagai berikut : a. Hukum Tata Pemerintahan b. Hukum Tata Keuangan c. Hukum Hubungan Luar Negeri d. Hukum Pertahan Negara dan Keamanan Umum Golongan yang berpendapat bahwa Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara tidak ada perbedaan prinsip yaitu : 1. Kranenburg 2. Vegting 3. Prins Golongan ini berpendapata bahwa Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara tidak ada perbedaan prinsipil, hanya pada titik berat/focus pembahasan Hukum Tata Negara fokusnya adalah hukum rangka dasar dari Negara, sedangkan Hukum Administrasi Negara adalah administrasi dari Negara, dengan demikian Hukum Administrasi Negara merupakan hukum khusus dari hukum tata Negara. a. Kranenburg Tidak ada perbedaan yang prinsipil antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara, perbedaannya hanya terjadi dalam praktek dalam rangka tercapainya suatu kemanfaatan saja. Hukum Tata Negara adalah hukum mengenai struktur umum daripada suatu pemerintahan Negara. Sedangkan Hukum Administrasi Negara merupakan peraturan-peraturan yang bersifat khusus. b. Mr. Prins Hukum Tata Negara mempelajari hal-hal yang fundamental yang merupakan dasar-dasar dari Negara. Hukum Administrasi Negara menitikberatkan kepada hal-hal yang bersifat teknis yang selama ini kita tidak berkepentingan hanya penting bagi para spesialis.4. Kedudukan Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara merupakan salah satu mata kuliah wajib pada Program Studi PPKN atau Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam studi hukum, Hukum Administrasi Negara merupakan salah satu cabang atau bagian dari hukum yang khusus. Dalam studi Ilmu Administrasi, mata kuliah Hukum Administrasi Negara merupakan bahasan khusus tentang salah satu aspek dari administrasi, yakni bahasan mengenai aspek hukum dari administrasi Negara. Sedangkan dikalangan PBB dan kesarjanaan internasional, Hukum Administrasi Negara diklasifikasi baik dalam golongan ilmu-ilmu hukum maupun dalam ilmu-ilmu administrasi.Hukum administrasi materiil terletak diantara hukum privat dan hukum pidana. Hukum administrasi dapat dikatakan sebagai hukum antara (Poly-Juridisch Zakboekje h. B3/4). Sebagai contoh Izin Bangunan. Dalam memberikan izin penguasa memperhatikan segi-segi keamanan dari bangunan yang direncanakan. Dalam hal demikian, pemerintah menentukan syarat-syarat keamanan. Disamping itu bagi yang tidak mematuhi ketentuan-ketentuan tentang izin bangunan dapat ditegakkan sanksi pidana. W.F. Prins mengemukakan bahwa hampir setiap peraturan berdasarkan hukum administrasi diakhiri in cauda venenum dengan sejumlah ketentuan pidana (in cauda venenum secara harfiah berarti ada racun di ekor/buntut).Menurut isinya hukum dapat dibagi dalam Hukum Privat dan Hukum Publik. Hukum Privat (hukum sipil), yaitu hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain, dengan menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan. Sedangkan Hukum Publik (Hukum Negara), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat-alat perlengkapan atau hubungan antara negara dengan perseorangan (warga negara), yang termasuk dalam hukum publik ini salah satunya adalah Hukum Administrasi Negara.

ADMINISTRASI NEGARA

ADMINISTRASI NEGARA

1. Tujuan IntruksionalSetelah membahas teori-teori dasar dari Administrasi Negara diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mampu mendefinisikan pengertian dari administrasi dan administrasi negara, serta sumber hukum administrasi Negara. istilah-istilah yang dipergunakan untuk bidang hukum administrasi negara, baik didalam maupun diluar negeri, serta mampu memahami pengertian, ruang lingkup dan kedudukan dari hukum administrasi negara. Selanjutnya mahasiswa dapat memahami dan mendefinisikan segala permasalahan yang berkaitan dengan hukum administrasi 2. Pengertian Administrasi Istilah Administrasi Negara berasal dari bahasa latin administrate yang dalam bahasa Belanda diartikan sama dengan besturen yang berarti fungsi pemerintah. Beberapa pendapat tentang pengertian administrasi 1. J.Wajong : adminsitrasi sama dengan pengendalian atau memerintah (to direct, to manage, bestaken, be wind voeren atau beheren) yang merupakan suatu proses yang meliputi :a. merencanakan dan merumuskan kebijakan politik pemerintah (Formulation of Policy).b. Melaksanakan kebijakan politik yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan cara :1. menyusun organisasi dengan menyiapkan alat-alat yang diperlukan.2. memimpin organisasi agar tercapai tujuan. 2. Prajudi Atmosudirdjo membagi administrasi atas :a. Ilmu administrasi publik yang terdiri atas : Ilmu Administrasi Negara Umum Ilmu Administrasi Daerah Ilmu Administrasi Negara Khusus b. Ilmu Administrasi Negara Privat yang terdiri dari : Ilmu Administrasi Niaga Ilmu Administrasi Non- Niaga. 3. R.D.H. Kusumaatmadja : Administrasi dalam kehidupan sehari-hari terdiri dari dua arti :a. Dalam arti sempit : administrasi adalah kegiatan tulis meulis, catat mencatat dalam setiap kegiatan atau tata usaha.b. Dalam arti luas : administrasi adalah kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu 2. Administrasi Negara Pengertian Administrasi Negara1. Menurut UtrechtAdministrasi Negara adalah gabungan jabatan (aparat/alat) administrasi yang dibawah pimpinan pemerintah (Presiden dan para Menteri) melakukan sebagian dari pekerjaan pemerintah (tugas pemerintah) yang tidak diserahkan pada badan perundang-undangan dan kehakiman.Utrecht bertitik tolak pada Teori Sisa atau Teori Residu / Atrek Theorie. 2. Prof. Waldo, mengemukakan dua definisi yaitu :a. Public administration the organization and management of men and materialis to achieve the purpose of government.b. Public administration is the art and science of management is applied to affair of state.Yang artinya :1. Publik administrasi adalah suatu pengorganisasian dan manajemen dari manusia dan alat perlengkapannya untuk mencapai tujuan dari pemerintah.2. Publik administrasi adalah suatu seni dan ilmu dari manajemen dalam menyelenggarakan kepentingan Negara.Administrasi Negara sama dengan Public Administrasi, yang intinya mempelajari organisasi dan manajemen. 3. Dimock dan Dimeck Administrasi Negara adalah aktivitas-aktivitas Negara dalam melaksanakan kekuasaan politik saja. 4. CST Kansil mengemukakan tiga arti administrasi Negara :a. Sebagai aparatur Negara, aparatur pemerintah, atau instansi politik (kenegaraan) meliputi organ yang berada dibawah pemerintah, mulai dari Presiden, Menteri termasuk Sekjen, Dirjen, Irjen, Gubernur, Bupati/Walikota dan sebagainya, pokoknya semua orang yang menjalankan administrasi Negara. b. Sebagai fungsi atau aktivitas yaitu sebagai kegiatan mengurus kepentingan Negara.c. Sebagai proses teknis penyelenggaraan Undang-undang atau menjalankan Undang-undang. 5. Prof. Dr. Mr. Prajudi A. Yang dilakuikan oleh administrasi Negara adalah : a. Perencanaan b. Pengaturan tidak bersifat Undang-undang c. Tata Pemerintahan yang bersifat melayani. d. Kepolisian yang bersifat menjaga dan mengawasi tata tertib e. Penyelesaian perselisihan secara administratif f. Pembangunan dalam penertiban lingkungan hidup g. Tata Usaha Negara yang dilakukan oelh kantor-kantor pemerintah. h. Penyelenggraan usaha-usaha Negara, yang dilakukan oleh dinas-dinas, dan perusahaan-perusahaan Negara (BUMN dan BUMD). Dasar dan tujuan daripada administrasi adalah sesuai dengan dasar dan tujuan administrasi Negara Indonesia adalah sesuai dengan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah tercapainya kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial. Untuk itu dalam penyelenggaraan administrasi Negara yang baik diperlukan. 1. Social participation (ikut sertanya rakyat dalam administrasi). 2. Social responsibility (pertanggungjawaban administrator) 3. Social support ( dukungan dari rakyat pada administrasi negara) 4. Social control ( pengawasan dari rakyat kepada kegiatan administrasi negara) 3. Sumber Hukum Administrasi Negara Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan hukum dan ditentukan aturan hukum itu. Sumber hukum dikenal dua macam yaitu : 1. Sumber Hukum Materiil Sumber hukum materiil adalah sumber hukum yang menentukan isi aturan hukum itu, dan untuk menentukan isi hukum itu dipengaruhi oleh banyak factor yaitu : a. SejarahYaitu undang-undang/ peraturan-peraturan masa lalu yang dianggap baik dapat dijadikan bahan untuk membuat undang-undang dan dapat diberlakukan sebagai hukum positif. b. Faktor Soiologis Yaitu seluruh masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada didalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang terjadi didalam masyarakat dapat dijadikan bahan untuk membuat hukum dengan kata lain sesuai dengan perasaan hukum masyarakat misalnya keadaan dan pandangan masyarakat dalam social, ekonomi, budaya, agama dan psikologis. c. Fakotor Filosofis. Yaitu ukuran untuk menentukan aturan itu bersifat adil atau tidak dan sejauhmana aturan itu ditaati oleh warga masyarakat atau mengapa masyarakat mentaati aturan itu. 2. Sumber Hukum Formil Yaitu kaidah hukum dilihat dari segi bentuk, dengan diberi suatu bentuk melalui suatu proses tertentu, maka kaidah itu akan berlaku umum dan mengikat seluruh warga masyarakat dan ditaati oleh warga masyarakat. Sumber hukum formil Hukum Administrasi Negara adalah : a. Undang-undang b. Kebiasaan/Praktek hukum ddministrasi Negara c. Yurispudensi d. Doktrin/pendapat para ahli A. Undang-undang Aturan-aturan Hukum Administrasi Negara yang diatur dalam Undang-undang Dasar, dilaksanakan lebih lanjut oleh undang-undang. Seluruh peraturan-peraturan organic merupakan Sumber Hukum Administrasi Negara. Jadi sumber hukum administrasi Negara adalah sesuai dengan tata urutan/ hirarki peraturan perundang-undangan Republik Indonesia, seperti tercantum dalam Undang-undang No. 10 tahun 2004, yaitu: a. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b. Undang-Undang/ Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang c. Peraturan Pemerintah d. Peraturan Presiden e. Peraturan Daerah 1. Perda Provinsi 2. Perda Kabupaten / Kota 3. Perdes / Peraturan yang setingkat Undang-undang sebagai sumber hukum dibentuk dengan cara-cara tertentu oleh pejabat yang berwenang/legislator. Menurut Undang-Undang Dasar 1945 banyak masalah-masalah yang akan diatur dengan Undang-Undang, misalnya : 1. Tentang Kewarganegaraan 2. Tentang syarat-syarat PembelaanNEgara 3. Tentang Keuangan Negara 4. Tentang Pajak 5. Tentang Pengajaran 6. Tentang Pemerintah Daerah dan lain-lain. Yang memegang kekuasaan membentuk Undang-undang adalah Dewan Perwakilan Rakyat ( Pasal 20 UUD 45). Materi Perpu sama dengan materi muatan Undang-Undang . Materi muatan Peraturan Pemerintah adalah materi muatan untuk melaksanakan Undang-undang. Materi muatan Peraturan Presiden berisi materi yang diperintahkan Undang-undang atau melaksanakan Peraturan Pemerintah. Materi muatan Perda adalah seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Materi muatan Peraturan Desa/ Peraturan yang setingkat adalah seluruh materi dalam rangka penyelenggaraan urusan desa atau setingkat serta penjabaran lebih lanjut Undang-undang yang lebih tinggi. B. Kebiasaan/praktek Hukum Administrasi Negara. Alat administrasi Negara dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan konkrit yang terjadi diluar dari Undang-undang. Dalam mengeluarkan Keputusan-keputusan merupakan praktek administrasi Negara dalam rangka kepentingan umum. Alat administrasi Negara dapat bertindak cepat menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan umum tanpa adanya suatu undang-undang. C. Yurisprudensi Yaitu keputusan hukum yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dapat menjadi sumber hukum administrasi Negara, Terutama Keputusan Hakim Peradilan Tata Usaha Negara. D. Doktrin Pendapat para ahli terutama teori-teori yang baru mengenai pelaksanaan hukum administrasi Negara dapat dijadikan sumber hukum administrasi Negara.

HUBUNGAN HUKUM ADMINISTRASI PUBLIK DENGAN HUKUM TATA NEGARA

HUBUNGAN HUKUM ADMINISTRASI PUBLIK DENGAN HUKUM TATA NEGARA

1. Tujuan IntruksionalSetelah membahas materi dari bab Hubungan Hukum Administrasi Publik Dengan Hukum Tata Negara diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mampu menjelaskan mengenai kedudukan hukum administrasi negara dan hubungan hukum administrasi negara dengan ilmu hukum lainnya sehingga mahasiswa mampu mendefinisikan konteks keduanya dalam administrasi negara. 2. Pendapat Para PakarSeperti yang telah diuraikan, bahwa Hukum Administrasi Publik merupakan bagian dari Hukum Tata Negara dalam arti luas, maka diantara para ahli hukum masih terdapat perselisihan pendapat tentang hubungan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Publik. Logemann yang dalam bukunya Over de theorie van een stelling staatsrecht membedakan secara tajam antara Hukum Tata Negara dan Hukum Adnmistrasi Publik. Untuk membedakan isi, bertitik tolak pada sistimatik hukum pada umumnya yang meliputi tiga hal yaitu :1. Ajaran tentang status (persoonsleer)2. Ajaran tentang lingkungan (gebiedsleer)3. Ajatran tentang hubungan hukum (leer de rechtsbetrekking)Hubungan Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Publik merupakan satu macam hukum khusus yang mempunyai obyek penyelidikan hukum, maka sistimatik hukum pada umumnya itu dapat diterapkan pula terhadap Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Publik. Secara sistematik dapat dibagi sebagai berikut:1. Hukum Tata Negara dalam arti sempit meliputi:a. Persoonsleer yaitu yang mengenai persoon dalam arti hukum yang meliputi hak dan kewajiban manusia, personifikasi, pertanggungjawaban, lahir dan hilangnya hak dan kewajiban tersebut, hak organisasi, batas-batas dan wewenangb. Gebiedsleer yang menyangkut wilayah atau lingkungan dimana hukum itu berlaku dan yang termasuk dalam lingkungan itu adalah waktu, tempat dan manusia atau kelompok dan benda.2. Sedangkan Hukum Administrasi Publik meliputi ajaran mengenai hubungan hukum.Jadi menurut Loegemann, Hukum Tata Negara itu mempelajari:a. Susunan dari jabatan-jabatanb. Penunjukan mengenai pejabat-pejabatc. Tugas dan kewajiban yang melekat pada jabatan itud. Kekuasaan dan wewenang yang melekat pada jabatane. Batas wewenang dan tugas dari jabatan terhadap daerah dan orang-orang yang dikuasainyaf. Hubungan antar jabatang. Penggantian jabatanh. Hubungan antara jabatan dan pejabatHukum Administrasi Publik mempelajari jenisnya, bentuk, serta hukum yang dilakukan oleh para pejabat dalam melakukan tugasnya1. Dua versi tentang hubungana. Pada mulanya adalah satu.Pada mulanya Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara merupakan satu cabang ilmu bernama: Staats en Administratief Recht. Hal ini bisa dilihat pada Hager Onderwijs Ordonantie atau Ordonansi tentang perguruan tinggi yang berasal dari pasal 9 Reglement Rechtshogeschool tahun 1924. Kemudian sesudah tahun 1946 diadakan pemisahan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara, hal mana terlihat dalam Het Universities Reglement (S.1947No.170 pasal 134).Di Negara Belanda sendiri Hukum Tata Pemerintahan yang diberi istilah Bestuurkunde atau Bestuurswetenschap justru digunakan sejak tahun 1912 pada kurikulum Economische Hogeschool di Roterdam, kemudian di RK Universiteit Nijmegen dan RK Economische Hogeschool di Tilburg. Akan tetapi jauh sebelum itu Van Praag telah menganjurkan pemakaian istilah Administratief Recht(bukan Bestuurkunde atau Bestuurwetenschap) seperti termuat dalam bukunya Algemene Nederlands Administratief Recht yang disampaikan pada kuliah Rijks Universiteit di Leiden. Van Praag menggunakan istilah itu berdasarkan ilham buku De La Bestecour Cach karya JJ Jhr tentang Handleiding tot de Kennis van het Administratief Recht in Nederland (1856).Jadi dulunya hanya ada satu nama bagi HTN dan HAN yaitu Staats en Administratief Recht dengan pengertian bahwa Hukum Administrasi Negara dianggap sebagai pelengkap. b. Perbedaan PandanganSebenarnyalah bahwa mengenai hubungan antara Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara belum ada kesepakatan final di antara para sarjana. Ada segolongan sarjana yang mengatakan bahwa Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara mempunyai perbedaan prinsip, sebaiknya ada segolongan sarjana lain yang berpendapat antara HTN dan HAN tidak mempunyai perbedaan prinsip.Prins di dalam bukunya Inleiding in het Administratiefrecht van Indonesia mengemukakan bahwa perbedaan atau penentuan batas antara HTN dan HAN oleh para sarjana dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda. Tetapi dari berbagai cara penentuan batas itu menurut Prins ada konsepsi yang sama diantara mereka(para sarjana itu) yaitu:(1) Hukum Tata Negara mempelajari hal-hal yang bersifat fundamental yakni tentang dasar-dasar dari Negara dan menyangkut langsung setiap warga Negara. (2) Hukum Adminisrasi Negara lebih memberatkan pada hal-hal yang teknis saja, yang selama ini, kita tidak berkepentingan karena hanya penting bagi para spesialis. Prins sendiri berpendapat bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan antara HAN dan HTN sebagai ilmu yang berdiri sendiri, bukan karena perbedaan isinya dengan HTN, Tetapi karena HAN sudah berkembang sedemikian rupa sehingga memerlukan perhatian sendiri. Berikut ini diuraikan pendapat-pendapat sarjana, baik dari golongan yang mengatakan bahwa ada perbedaan prinsip antara HTN dan HAP maupun yang mengatakannya tidak ada.c. Golongan Yang Berpendapat Ada Perbedaan PrinsipOppenheim dan Van Vollenhoven berpendapat bahwa terdapat perbedaan prinsip antara HTN dan HAN, begitu juga Logeman dan Van Praag. Menurut Oppenheim, HTN adalah sekumpulan peraturan hukum yang membentuk alat-alat perlengkapan Negara itu serta membagi-bagikan tugas pekerjaan pemerintah modern antara beberapa alat perlengkapan Negara di tingkat tinggi dan tingkat rendah, artinya HTN mempersoalkan Negara dalam keadaan diam(berhenti). Sedangkan HAN adalah sekumpulan peraturan hukum yang mengikat alat-alat perlengkapan yang tinggi dan yang rendah dalam rangka alat-alat perlengkapan menggunakan wewenang yang telah ditetapkan oleh HTN, dengan demikian HAN merupakan aturan-aturan mengenai negara dalam keadaan bergerak. Van Vollenhoven semula menentukan batas perbedaan antara HTN dan HAN itu dengan menggunakan ukuran bergerak dan tidak bergerak seperti halnya Oppenheim. Hal itu terlihat di dalam bukunya yang berjudul Thorbecke en het Administratief recht dimana dia (Van Vollenhoven) mengatakan bahwa HTN itu adalah hukum mengenai negara dalam keadaan berhenti sedangkan HAN adalah hukum mengenai negara dalam keadaan bergerak. Akan tetapi kemudia di dalam bukunya yang berjudul Omtrek van het Administratief, Van Vollenhoven menggunakan ukuran lain yang terkenal dengan teori Residu (sisa). Dikatakannya bahwa yang termasuk HAN adalah sisa dari semua peraturan hukum nasional sesudah dikurangi Hukum Tata Negara materiil, Hukum Perdata materiil dan Hukum Pidana Materil.3. Kedudukan Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara merupakan salah satu mata kuliah wajib pada Program Studi PPKN atau Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam studi hukum, Hukum Administrasi Negara merupakan salah satu cabang atau bagian dari hukum yang khusus. Dalam studi Ilmu Administrasi, mata kuliah Hukum Administrasi Negara merupakan bahasan khusus tentang salah satu aspek dari administrasi, yakni bahasan mengenai aspek hukum dari administrasi Negara. Sedangkan dikalangan PBB dan kesarjanaan internasional, Hukum Administrasi Negara diklasifikasi baik dalam golongan ilmu-ilmu hukum maupun dalam ilmu-ilmu administrasi.Hukum administrasi materiil terletak diantara hukum privat dan hukum pidana. Hukum administrasi dapat dikatakan sebagai hukum antara (Poly-Juridisch Zakboekje h. B3/4). Sebagai contoh Izin Bangunan. Dalam memberikan izin penguasa memperhatikan segi-segi keamanan dari bangunan yang direncanakan. Dalam hal demikian, pemerintah menentukan syarat-syarat keamanan. Disamping itu bagi yang tidak mematuhi ketentuan-ketentuan tentang izin bangunan dapat ditegakkan sanksi pidana. W.F. Prins mengemukakan bahwa hampir setiap peraturan berdasarkan hukum administrasi diakhiri in cauda venenum dengan sejumlah ketentuan pidana (in cauda venenum secara harfiah berarti ada racun di ekor/buntut).Menurut isinya hukum dapat dibagi dalam Hukum Privat dan Hukum Publik. Hukum Privat (hukum sipil), yaitu hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain, dengan menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan. Sedangkan Hukum Publik (Hukum Negara), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat-alat perlengkapan atau hubungan antara negara dengan perseorangan (warga negara), yang termasuk dalam hukum publik ini salah satunya adalah Hukum Administrasi Negara.4. Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan Ilmu Hukum Lainnya4.1Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Tata NegaraBaron de Gerando adalah seorang ilmuwan Perancis yang pertama kali mempekenalkan ilmu hukum administrasi Negara sebagai ilmu hukum yang tumbuh langsung berdasarkan keputusan-keputusan alat perlengkapan Negara berdasarkan praktik kenegaraan sehari-hari. Maksudnya, keputusan raja dalam menyelesaikan sengketa antara pejabat dengan rakyat merupakan kaidah Hukum Administrasi Negara.Mr. W.F. Prins menyatakan bahwa Hukum Administrasi Negara merupakan aanhangsel (embel-embel atau tambahan) dari hukum tata negara. Sementara Mr. Dr. Romeyn menyatakan bahwa Hukum Tata Negara menyinggung dasar-dasar dari pada negara dan Hukum Administrasi Negara adalah mengenai pelaksanaan tekniknya. Pendapat Romeyn ini dapat diartikan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah sejenis hukum yang melaksanakan apa yang telah ditentukan oleh Hukum Tata Negara, dan sejalan dengan teori Dwi Praja dari Donner, maka Hukum Tata Negara itu menetapkan tugas (taakstelling) sedangkan Hukum Administrasi Negara itu melaksanakan apa yang telah ditentukan oleh Hukum Tata Negara (taakverwezenlijking).Menurut Van Vollenhoven, secara teoretis Hukum Tata Negara adalah keseluruhan peraturan hukum yang membentuk alat perlengkapan Negara dan menentukan kewenangan alat-alat perlengkapan Negara tersebut, sedangkan Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan ketentuan yang mengikat alat-alat perlengkapan Negara, baik tinggi maupun rendah ketika alat-alat itu akan menggunakan kewenangan ketatanegaraan. Pada pihak yang satu terdapatlah hukum tata negara sebagai suatu kelompok peraturan hukum yang mengadakan badan-badan kenegaraan, yang memberi wewenang kepada badan-badan itu, yang membagi pekerjaan pemerintah serta memberi bagian-bagian itu kepada masing-masing badan tersebut yang tinggi maupun yang rendah. Hukum Tata Negara menurut Oppenheim yaitu memperhatikan negara dalam keadaan tidak bergerak (staat in rust). Pada pihak lain terdapat Hukum Administrasi negara sebagai suatu kelompok ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun rendah bila badan-badan itu menggunakan wewenangnya yang telah diberi kepadanya oleh hukum tata negara itu. Hukum Administrasi negara itu menurut Oppenheim memperhatikan negara dalam keadaan bergerak (staat in beweging).Tidak ada pemisahan tegas antara hukum tata Negara dan hukum administrasi. Terhadap hukum tata Negara, hukum administrasi merupakan perpanjangan dari hukum tata Negara. Hukum administrasi melengkapi hukum tata Negara, disamping sebagai hukum instrumental (instrumenteel recht) juga menetapkan perlindungan hukum terhadap keputusan keputusan penguasa.4.2Hukum Administrasi Negara dengan Hukum PidanaRomeyn berpendapat bahwa hukum Pidana dapat dipandang sebagai bahan pembantu atau hulprecht bagi hukum tata pemerintahan, karena penetapan sanksi pidana merupakan satu sarana untuk menegakkan hukum tata pemerintahan, dan sebaliknya peraturan-peraturan hukum di dalam perundang-undangan administratif dapat dimasukkan dalam lingkungan hukum Pidana. Sedangkan E. Utrecht mengatakan bahwa Hukum Pidana memberi sanksi istimewa baik atas pelanggaran kaidah hukum privat, maupun atas pelanggaran kaidah hukum publik yang telah ada. Pendapat lain dikemukakan oleh Victor Situmorang bahwa apabila ada kaidah Hukum Administrasi negara yang diulang kembali menjadi kaidah hukum pidana, atau dengan perkataan lain apabila ada pelanggaran kaidah hukum Administrasi negara, maka sanksinya terdapat dalam hukum pidana.4.3Hukum Administrasi Negara dengan Hukum PerdataMenurut Paul Scholten sebagaimana dikutip oleh Victor Situmorang bahwa Hukum Administrasi Negara itu merupakan hukum khusus hukum tentang organisasi negara dan hukum perdata sebagai hukum umum. Pandangan ini mempunyai dua asas yaitu pertama, negara dan badan hukum publik lainnya dapat menggunakan peraturan-peraturan dari hukum perdata, seperti peraturan-peraturan dari hukum perjanjian. Kedua, adalah asas Lex Specialis derogaat Lex generalis, artinya bahwa hukum khusus mengesampingkan hukum umum, yaitu bahwa apabila suatu peristiwa hukum diatur baik oleh Hukum Administrasi Negara maupun oleh hukum Perdata, maka peristiwa itu diselesaikan berdasarkan Hukum Administrasi negara sebagai hukum khusus, tidak diselesaikan berdasarkan hukum perdata sebagai hukum umum.Jadi terjadinya hubungan antara Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Perdata apabila 1) saat atau waktu terjadinya adopsi atau pengangkatan kaidah hukum perdata menjadi kaidah hukum Administrasi Negara, 2) Badan Administrasi negara melakukan perbuatan-perbuatan yang dikuasasi oleh hukum perdata, 3) Suatu kasus dikuasai oleh hukum perdata dan hukum administrasi negara maka kasus itu diselesaikan berdasarkan ketentuan-ketentuan Hukum Administrasi Negara.4.4Hukum Administrasi Negara dengan Ilmu Administrasi NegaraSebagaimana istilah administrasi, administrasi negara juga mempunyai berbagai macam pengertian dan makna. Dimock dan Dimock, menyatakan bahwa sebagai suatu studi, administrasi negara membahas setiap aspek kegiatan pemerintah yang dimaksudkan untuk melaksanakan hukum dan memberikan pengaruh pada kebijakan publik (public policy); sebagai suatu proses, administrasi negara adalah seluruh langkah-langkah yang diambil dalam penyelesaian pekerjaan; dan sebagai suatu bidang kemampuan, administrasi negara mengorganisasikan dan mengarahkan semua aktivitas yang dikerjakan orang-orang dalam lembaga-lembaga publik. Kegiatan administrasi negara tidak dapat dipisahkan dari kegiatan politik pemerintah, dengan kata lain kegiatan-kegiatan administrasi negara bukanlah hanya melaksanakan keputusan-keputusan politik pemerintah saja, melainkan juga mempersiapkan segala sesuatu guna penentuan kebijaksanaan pemerintah, dan juga menentukan keputusan-keputusan politik.

HUKUM ADMINISTRASI DAN HUKUM (TATA) PEMERINTAHAN

HUKUM ADMINISTRASI DAN HUKUM (TATA) PEMERINTAHAN

1. Tujuan IntruksionalSetelah membahas materi dari bab Hukum Administrasi dan Hukum (Tata) Pemerintahan diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mampu menjelaskan tentang istilah-istilah pemerintahan, serta mampu mendefinisikan perbuatan pemerintah dan macam-macam perbuatan pemerintah, sehingga akan memudahkan mereka untuk memahami lebih dalam subyek dan obyek dari hukum administrasi Negara.2. Istilah PemerintahIstilah pemerintahan dalam rangka hukum administrasi digunakan dalam arti pemerintahan umum atau pemerintahan negara. Pemerintahan dapat diipahami melalui dua pengertian: disatu pihak dalam arti fungsi pemerintahan (kegiatan memerintah), dilain pihak dalam arti organisasi pemerintah (kumpulan dari kesatuan-kesatuan pemerintahan). (Hadjon dkk, 1993:6)Fungsi pemerintahan dapat ditentukan sedikit banyak dengan menempatkannya dalam hubungan dengan fungsi perundang-undangan dan peradilan. Pemerintah dapat dirumuskan secara negatif sebagai segala macam kegiatan penguasa yang tidak dapat disebutkan sebagai suatu kegiatan perundang-undangan dan peradilan. Adapun pemerintah sebagai organisasi pemerintah terdiri dari : Pribadi dan dewan-dewan yang ditugaskan untuk melaksanakan wewenang yang bersifat hukum publik (badan-badan pemerintah), Badan-badan hukum menurut hukum perdata yang sesuai dan berdasarkan hukum telah didirikan dan oleh karena itu dianggap sebagai termasuk dalam pihak pemerintah (jawatan umum). Maka badan-badan hukum ini mempunyai wewenag untuk atas nama negara melaksanakan tindakan-tindakan hukum menurut hukum sipil. Selanjutnya yang dikatagorikan dalam pihak pemerintahan adalah para pegawai negeri yang telah diangkat oleh negara secara resmi dan para pekerja kontrak yang dengannya pihak pemerintah talah menandatangani kontrak kerja. (Hadjon dkk, 1993:10)Pendapat lain mengemukakan perbedaan antara istilah pemerintah dan pemerintahan. Pemerintah dalam arti luas (regenering atau government) adalah pelaksana tugas seluruh badan-badan, lembaga-lembaga dan petugas-petugas yang diserahi wewenang mencapai tujuan negara. Dalam arti sempit (bestuur atau government mencakup organisasi fungsi-fungsi yang menjalankan tugas pemerintahan. Pemerintahan (atau juga disebut pangreh) adalah fungsi pemerintah (het besturen, het regeren) dalam arti menjalankan tugas-tugas pemerintah (bestuurfunctie). Dalam pada itu arti pemerintah ini dapat dipandang sejajar atau berhadapan dengan fungsi peradilan (rechtspraak) dan tugas perundang-undangan (wetgeving). (Kuntjoro Purbopranoto, 1981:1) Pengertian pemerintahan dapat juga dijelaskan dari pendapat Belinfante sehubungan dengan Hukum Administrasai dan Hukum Tata Pemerintahan yang menyatakan :Hukum Administrasi meliputi peraturan-peraturan yang berhubungan dengan administrasi. Administrasi mengandung arti yang sama dengan pemerintahan. Oleh karena itulah maka hukum administrasi dinamakan pula hukum tata pemerintahan.Perancis : Droit administratifInggris : Administrative lawJerman : VerwaltungarechtPerkataan pemerintahan dapat disamakan kiranya dengan kekuasaan eksekutif. Hal ini berarti bahwa pemerintahan merupakan bagian dari badan perlengkapan dan fungsi pemerintahan, yang bukan merupakan badan perlengjapan dan fungsi pembuat undang-undang dan peradilan (Belifante, 1986;1)

Dengan demikian perlu dipahami bahwa memerintah merupakan pekerjaan yang sebagian bersifat hukum dan sebagian tidak. Misalkan: perencanaan sebuah jalan tidakkah mempunyai arti yuridis bagi rakyat. Pencabutan atas pemilikan tanah yang akan dipergunakan untuk jalan dan pengikatan perjanjian pemborong dengan pemborong untuk pembangunan jalan. Hukum administrasi terutama hanya berurusan dengan pekerjaan-pekerjaan pemerintah yang relevan berdasarkan hukum saja.Dari uraian beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa: Pemerintah dalam rangka hukum administrasi digunakan dalam arti pemerintahan umum atau pemerintahan negara Pemerintahan dapat dipahami melalui dua pengertian yaitu:1. Fungsi pemerintahan;2. Organisasi pemerintahan. Pemerintahan dapat dirumuskan secara negatif sebagai segala macam kegiatan penguasa yang tidak dapat disebut sebagai kegiatan perundang-undangan dan peradilan. Pemerintahan mengandung arti yang sama dengan administrasi (dalam hukum administrasi). Pemerintahan dapat disamakan dengan kekuasaan eksekutif.Dari kesimpulan diatas ada beberapa hal yang menurut penulis masih merupakan pengertian yang tidak jelas, yaitu pengertian pemerintahan dalam arti pemerintahan umum atau pemerintahan negara. Pendapat ini memberikan kesan seolah-olah ada pengertian pemerintahan tidak umum. Selain itu pengertian pemerintahan negara menimbulkan pertanyaan adakah pemerintahan yang bukan negara. Karena pengertian pemerintahan selalu berkaitan dengan negara. Pengertian yang memahami pemerintahan dari dua arti yaitu sebagai fungsi pemerintahan (kegiatan memerintah) dan organisasi pemerintahan juga tampak rancu, karena pengertian organisasi pemerintahan lebih tepat disebut pemerintahan saja.3. Perbuatan PemerintahYang dimaksud dengan perbuatan pemerintah disini adalah perbuatan yang dilakukan oleh pemerintah (dalam proses memerintah) dala rangka mengatur dan mengendalikan masyarakat, mengatur enm-eara partisipasi dalam proses pengaturan dan prtigendalian tersebut dan memberikan perlindungan hukum. Dalam penjelasan lebih lanjut diuraikan perbuatan pemerintah itu berupa :1) Tugas membentuk Undang-undang dan peraturan-peraturan atau disebut "tugas legislatif" dengan melalui delegasi. Pelimpahan atau penyerahan kekuasaan, wewenang membuat Undang-undang dari Badan Pembuat Undang-undang kepada Pemerintah (Badan Administrasi Negara) disebut "DELEGASI PERUNDANG-UNDANGAN (delegaite van wetgeving)".2) Ketetapan Pemerintah, yang akan diuraikan lebih lanjut dalam sub lain. Untuk menjelaskan tentang perbuatan pemerintah lebih lanjut, kita memasuki macam-macam perbuatan pemerintah pada sub bab selanjutnya.4. Macam-Macam Perbuatan PemerintahPengertian perbuatan pemerintahan, dapat diikategorikan ke dalam : golongan perbuatan hukum (Rechtshandelingen) dan golongan yang bukan perbuatan hukum (Feitelijkehandelingen). Golongan yang kedua disebut juga perbuatan pemerintah yang berdasarkan fakta. (Utrecht yang mengutip Donner, 1986: 68)Dari kedua golongan perbuatan tersebut yang penting bagi Hukum Administrasi adalah golongan perbuatan hukum, sebab perbuatan tersebut langsung menimbulkan perbuatan hukum tertentu bagi Hukum Administrasi. Perbuatan pemerintah yang termasuk dalam golongan perbuatan hukum dapat berupa : perbuatan hukum menurut hukum privat (sipil) perbuatan hukum menurut hukum publik.Secara singkat akan dijelaskan kedua perbedaan perbuatan pemerintahan tersebut. Perbuatan pemerintah menurut hukum privat Adalah dimana pemerintah mengadakan hubungan hukum dengan subyek-subyek hukum lain berdasarkan hukum privat seperti sewa menyewa, jual beli dan sebagainya.Perbuatan pemerintah menurut hukum publik Ini ada dua macam : Perbuatan pemerintah menurut hukum publik yang bersegi satu (Eenzijdige publiekrechtelijke handeling)Beberapa sarjana seperti S. Sybenga hanya mengakui adanya perbuatan hukum publik yang bersegi satu, artinya hukum publik itu lebih merupakan kehendak satu pihak saja yaitu pemerintah. Menurut kelompok ini, tidak ada perbuatan hukum publik yang bersegi dua, tidak ada perjanjian misalnya yang diatur oleh hukum publik. Jika pemerintah mengadakan perjanjian dengan pihak swasta maka perjanjian itu senantiasa menggunakan hukum privat (perdata). Perbuatan tersebut merupakan hukum bersegi dua karena diadakan oleh kehendak kedua belah pihak dengan suka rela. Itulah sebabnya tidak ada perjanjian menurut hukum publik, sebab hubungan hukum yang diatur oleh hukum yang diatur oleh hukum publik hanya berasal dari satu pihak saja yakni pemerintah dengan cara menggunakan kehendak sendiri. Perbuatan pemerintah menurut hukum publik yang bersegi dua (tweezijdige publiekrechtelijke)Termasuk dalam kelompok yang berpendapat tersebut di atas antara lain : Van der Pot, Krenenburg-Vegting, Wiarda dan Donner. Mereka mengakui adanya hukum publik yang bersegi dua atau adanya perjanjian menurut hukum publik. Mereka memberikan contoh tentang adanya "kortverband contract) (perjanjian kerja jangka pendek) yang diadakan seorang swasta sebagai pekerja dengan pihak pemerintah sebagai pihak pemberi pekerjaan.Pada kortverband contract ada persesuaian kehendak antara pekerja dengan pemberi pekerjaan, dan perbuatan hukum itu diatur oleh hukum istimewa yaitu peraturan hukum publik sehingga tidak ditemui pengaturan-nya di dalam hukum privat (biasa). Dalam kaitan ini bisa dicontohkan tenaga-tenaga kerja asing yang bekerja dengan kontrak untuk kurun waktu tertentu adalah merupakan kortverband contract yang kemudian dituangkan dalam satu "beschikking".Dalam rangka menjelaskan istilah perbuatan pemerintahan perlu dijelaskan apa yang dimaksud dengan tindakan pemerintah. Menurut Van Volenhoven yang dimaksudkan dengan "tindakan pemerintahan" (Bestuurshandeling) adalah pemeliharaan kepentingan negara dan rakyat secara wpontan dan tersendiri oleh penguasa tinggi dan rendahan. Sedangkan menurut Komisi van Poelje dalam laporannya yang dimaksudkan dengan "publiek rechttelijke handeling atau tindakan dalam hukum publik adalah tindakan-tindakan hukum yang dilakukan oleh penguasa dalam menjalankan fungsi pemerintahan. Sedangkan Romeijn mengemukakan bahwa tindakan pemerintah adalah tiap-tiap tindakan atau perbuatan dari satu alat pemerintahan yang mencakup juga perbuatan atau hal-hal yang berada di luar lapangan hukum tata pemerintahan, seperti : keamanan, peradilan dan lain-lain dengan maksud menimbulkan akibat hukum dalam bidang hukum administrasi.Dengan demikian pengertian tindakan pemerintahan termasuk dalam pengertian perbuatan pemerintahan, dengan kata lain pengertian perbuatan pemerintahan lebih luas daripada pengertian tindakan pemerintahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan penjelasan bahwa perbuatan pemerintahan ada yang menurut hukum dan menurut fakta, tetapi tindakan pemerintahan hanya (harus) menurut hukum saja. Mengenai istilah-istilah di atas, menurut kepustakaan banyak pendapat yang mengemukakan dan tampaknya cukup membingungkan. Namun kita tidak perlu terbawa ke dalam macam-macam pendapat tersebut, yang penting kita sudah mengetahuinya.Sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu dikemukakan pendapat tentang penyelenggaraan kepentingan umum (kepentingan kolektif) oleh administrasi negara menurut beberapa cara : (E.Utrecht, 1986: 86)1. Yang bertindak adalah administrasi negara sendiri;2. Yang bertindak adalah subyek hukum (badan hukum) lain yang tidak termasuk administrasi negara dan yang mempunyai hubungan istimewa atau hubungan biasa dengan pemerintah. Hubungan istimewa atau hubungan biasa itu diatur oleh hukum publik atau hukum privat.3. Yang bertindak ialah subyek hukum lain yang tidak termasuk dalam administrasi negara dan yang menjalankan pekerjaannya berdasarkan suatu konsesi (concessie) atau berdasarkan ijin (vergunning) yang diberikan oleh pemerintah.4. Yang bertindak ialah subyek hukum lain yang tidak termasuk administrasi negara yang diberi subsidi (subsidie) pemerintah (misalnya banyak sekolah partikelir, perguruan tinggi swasta).5. Yang bertindak ialah bersama-sama dengan suatu subyek hukum lain (atau beberapa subyek hukum lain) yang tidak termasuk administrasi negara dan kedua belah pihak itu tergantung dalam suatu bentuk kerja sama (vorm van samenworking) tertentu yang diatur oleh hukum (privat), misalnya tergabung dalam suatu PT (perseroan bertanggungjawab terbatas); atau pemerintah mempunyai kekuasaan dalam pengurusan sesuatu subyek hukum lain yang tidak termasuk administrasi negara (jadi pemerintah bukan pemegang saham tetapi dalam direksi ada beberapa wakil pemerintah); atau pemerintah mendirikan suatu PT dan menjadi pemegang saham satu-satunya (bekas kepunyaan Belanda yang dinasionalisasikan sebagai aksi Irian Barat, diteruskan dengan berbentuk PT Negara).6. Yang bertindak ialah yayasan yang didirikan oleh pemerintah atau diawasi pemerintah.7. Yang bertindak ialah koperasi yang dipimpin oleh pemerintah atau diawasi oleh pemerintah.8. Yang bertindak adalah subyek hukum lain yang tidak termasuk administrasi negara tetapi diberi suatu kekuasaan memerintah (delegasi perundang-undangan).

HUKUM LINGKUNGAN HIDUP

HUKUM LINGKUNGAN HIDUP

1. Tujuan IntruksionalDengan mempelajari Hukum Lingkungan Hidup, diharapkan mahasiswa mampu memahami dan dapat menerangkan perjalanan panjang sejarah hukum lingkungan baik yang berlaku secara nasional maupun transnasional. Setelah mempelajari bab ini diharapkan kepada mahsiswa dapat memaparkan pranata-pranata peraturan tentang hukum lingkungan yang ada di Indonesia dan trans-nasional.2. Sejarah Hukum Lingkungan HidupHukum lingkungan baru berkembang sangat pesat pada akhir tahun 1968 dan permulaan tahun 1970. Pada tahun 1972 diadakan konferensi internasional pertama dan bersejarah di Stockholm, swedia atau lebih populernya disebut konferensi stockholm. Sejak itu negara-negara mulai sadar dan bangkit serta mulai menaruh perhatian besar dalam mengelola lingkungan termasuk penciptaan perangkat peraturan perundang-undangan mengenai pelestarian hidup manusia, penyusunan program-program untuk menanggulangi pencemaran, perusakan, pengurangan lingkungan. Drupsteen berpendapat sebagaimana dikutip oleh Hamzah (2005:7). Masalah lingkungan bagi manusia dapat dilihat dari segi menurunnya kualitas lingkungan. Kualitas lingkungan menyangkut nilai lingkungan untuk kesehatan, kesejahteraan, dan ketentraman manusia. Nilai lingkungan untuk berbagai bentuk pemanfaatan. Hilang dan berkurangnya nilai lingkungan karena pemanfaatan tertentu oleh umat manusia. Menurut Drupsteen, masalah lingkungan merupakan kemunduran kualitas lingkunagan. Atau dengan kata lain, bahwa masalah lingkungan yang menyangkut gangguan terhadap lingkungan antara manusia dan lingkungan bentuknya berupa pencemaran, pengurasan, dan perusakan lingkunagan (Hamzah, 2005:8).3. Pengertian Penegakan Hukum LingkunganPengertian penegakan hukum lingkungan berkaitan erat dengan kemampuan aparatur dan kemampuan warga masyarakat terhadap peratuaran yang berlaku, yang meliputi 3 (tiga) bidang hukum yaitu administratif, perdata, dan pidana. Dengan demikian, penegakan hukum lingkungan merupakan upaya untuk mencapai ketaatan terhadap peraturan dan persyaratan dalam ketentuan hukum yang beralaku secara umum dan individual, melalui pengawasan dan penerapan (ancaman sarana administratif, keperdataan, dan kepidaan) (Suparni, 1994:160). Penegakan hukum lingkungan yang artinya luas itu (meliputi preventif dan represif), cocok dengan kondisi Indonesia yang unsur pemerintah turut aktif meningkatkan kesadaran hukum masyarakat (Hamzah, 2005:49). Selanjutnya penegakan hukum lingkungan yang dilakukan secara preventif dan represif sesuai sifat dan efektifitasnya. Penegakan hukum yang bersifat preventif berarti bahwa pengawasan aktif dilakukan terhadap kepatuhan kepada peraturan tanpa kejadian langsung yang menyangkut peristiwa konkret yang menimbulkan sangkaan bahwa peraturan hukum telah dilanggar. Instrumen bagi penegakan hukum preventif adalah penyuluhan, pemantauan, dan penggunaan kewenangan yang sifatnya pengawasan. Dengan demikian penegakan hukum yang utama adalah pejabat/aparat pemerintah daerah yang berwenang mencegah pencemaranlingkungan.4. Hukum Administrasi dalam Hukum LingkunganTugas Pemerintah yaitu memberikan pelayanan kepada warga masyarakat, sebelum mereka melakukan kegiatan kehidupannya untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Pelayanan Pemerintah kepada masyarakt adalah sesuai dengan tujuan pengelolaan lingkungan hidup secara berdaya guna dan berhasil guna. Masalah gugatan masyarakat terhadap kerugian penderitaan akibat kerusakan atau pencemaran lingkungan umumnya disebabkan oleh perilaku manusia yang meliputi beberapa aspek hukum, baik yang berkaitan masalah kepidanaan, keperadilan, ketatanegaraan maupun kepemerintahan Administrasi Negara/Tata Usaha Negara.Hukum yang merupakan aturan tentang sikap dan tingkah laku orang-orang, akan menjadi keyakinan bersama dari sebagian besar warga masyarakat, bahwa aturan itulah yang wajib dijunjung tinggi. Oleh karena itu kalau sampai terjadi pelanggaran terhadap aturan ini, maka pelanggar akan ditindak oleh petugas yang ditunjuk oleh masyarakat itu sendiri. Selanjutnya Koesnadi Hardjosoemantri, dalam bukunya Hukum Tata Lingkungan, menegaskan bahwa landasan pengembangan Hukum Lingkungan dilakukan dengan sistem pendekatan terpadu (Hardjosoemantri, 1990:14). Sistem Hukum Administrasi Lingkungan sebagai salah satu bagian dari sistem HukumAdministrasi Negara dilakukan agar supaya kehendak Undang-Undang Lingkungan dapat terwujud dalam praktek kehidupan masyarakat dan negara sehari-hari. Sistem Administrasi Lingkungan seperti halnya dengan Hukum Administrasi Negara, merupakan sistem yang khas sifatnya. Sistem Hukum Administrasi Lingkungan mempunyai 3 (tiga) arti dalam kenyataan kehidupan Negara yang satu sama lain berkaitan, yaitu:1. Sistem Hukum Administrasi Lingkungan sebagai sub sistem dari Hukum Administrasi Negara.2. Sistem Hukum Administrasi Lingungan sebagai segi hukum dari Sistem Administrasi Lingkungan.3. Sistem Hukum Administrasi Lingkungan sebagai penegak sistem Administrasi Lingkungan.Fungsi dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh Administrasi Lingkungan Negara, yaitu:1. Effektivitas Kegiatan pemerintah didalam melaksanakan Hukum Administrasi Lingkungan harus mengenai tujuan yang telah ditetapkan (direncanakan).2. Legetimasi : Kegiatan administrasi lingkungan tidak boleh menimbulkan kegelisahan atau keresahan warga masyarakat.3. Yuridikitas Perbuatan pejabat administrasi lingkungan tidak boleh melawan hukum dalam arti luas4. Legalitas ini suatu syarat bahwa tidak satupun perbuatan atau keputusan administrasi lingkungan yang boleh dilakukan tanpa dasar suatu ketentuan Undang-Undang yang berlaku. Apabila dalam keadaan darurat, maka darurat ini harus dapat dibuktikan, apabila tidak dapat digugat diperadilan.5. Moralitas Syarat yang paling haurs diperhatikan oleh masyarakat, moral dan etika maupun kewajiban yang harus dijunjung tinggi.6. Effisiensi Wajib dikejar seoptimal mungkin, kehematan biaya, dan produktifitas wajib dilaksanakan setinggi-tingginya.7. Teknologi Yang setinggi-tingginya wajib dipakai untuk mencapaidan mengamalkan atau mempertahankan dan mengamalkan mutu prestasi yang sebaik-baiknya. Penerapan hukum pidana atau pelanggaran hukum lingkungan banyak tergantung pada hukum administratif atau hukum pemerintahan, terutama menyangkut perizinan. Yang mengeluarkan izin adalah pejabat administrasi, baik pemerintahan daerah maupun pemerintahan pusat (Hamzah, 2005:74).4. Instrumen-instrumen Penegakan Hukum Lingkungan HidupMasalah lingkungan tidak selesai dengan memberlakukan Undang-Undang dan komitmen untuk melaksanakannya. suatu Undang-Undang yang mengandung instrumen hukum masih diuji dengen pelaksanaan (uitvoering atau implementation) dan merupakan bagian dari mata rantai pengaturan (regulatory chain) pengelolaan lingkungan. Dalam merumuskan kebijakan lingkungan, Pemerintah lazimnya menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Kebijakan lingkungan disertai tindak lanjut pengarahan dengan cara bagaimana penetapan tujuan dapat dicapai agar ditaati masyarakat.Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) mendasari kebijaksanaan lingkungan di Indonesia, karena Undang-Undang, peraturan pemerintah dan peraturan pelaksanaan lainnya merupakan instrumen kebijaksanaan (instrumenten van beleid). Instrumen kebijaksanaan lingkungan perlu ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan lingkungan dami kepastian hukum dan mencerminkan arti penting hukum bagi penyelesaian masalah lingkungan. Instrumen hukum kebijaksanaan lingkungan (juridische milieubeleidsinstrumenten) tetapkan oleh pemerintah melalui berbagai sarana yang bersifat pencegahan, atau setidak-tidaknya pemulihan, sampai tahap normal kualitas lingkungan.Upaya penegakan hukum lingkungan yang konsisten akan memberikan landasan kuat bagi terselenggaranya pembangunan, baik dibidang ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan keamanan. Namun dalam kenyataan untuk mewujudkan supremasi hukum tersebut masih memerlukan proses dan waktu agar supremasi hukum dapat benar-benar memberikan implikasi yang menyeluruh terhadap perbaikan pembangunan nasional. Dalam hubungan dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, penegakan hukum dibidang lingkungan hidup dapat diklasifikasikan kedalam 3 (tiga) kategori yaitu :1. Penegakan hukum Lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum Administrasi / Tata Usaha Negara.2. Penegakan Hukum Lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum Perdata.3. Penegakan Hukum Lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum Pidana.Selama ini pemerintah harus memberikan Sanksi administrasi yang merupakan suatu upaya hukum yang harus dikatakan sebagai kegiatan preventif oleh karena itu sanksi administrasi perlu ditempuh dalam rangka melakukan penegakan hukum lingkungan. Disamping sanksi-sanksi lainnya yang dapat diterapkan seperti sanksi pidana. Upaya penegakan sanksi administrasi oleh pemerintah secara ketata dan konsisten sesuai dengan kewenangan yang ada akan berdampak bagi penegakan hukum, dalam rangkan menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup. Sehubungan dengan hal ini, maka penegakan sanksi administrasi merupakan garda terdepan dalan penegakan hukum lingkungan (primum remedium). Jika sanksi administrasi dinilai tidak efektif, berulan dipergunakan sarana sanksi pidana sebagai senjata pamungkas (ultimum remedium).Ini berarti bahwa kegiatan penegakan hukum pidana terhadap suatu tindak pidana lingkungan hidup baru dapat dimulai apabila :1. Aparat yang berwenang telah menjatuhkan sanksi administrasi dan telah menindak pelanggar degan menjatuhkan suatu sanksi administrasi tesebut, namun ternyata tidak mampu menghentikan pelanggaran yang terjadi, atau2. Antara perusahaan yang melakukan pelanggaran dengan pihak masyarakat yang menjadi korban akibat terjadi pelanggaran, sudah diupayakan penyelesaian sengketa melalui mekanisme altenatif di luar pengadilan dalam bentuk musyawarah / perdamaian / negoisasi / mediasi, namun upaya yang dilakukan menemui jalan buntu, dan atau litigasi melalui pengadilan pedata, namun upaya tersebut juga tidak efektif, baru dapat digunakan instrumen penegakan hukum pidana lingkungan hidup.Berdasarkan jenisnya ada beberapa jenis sanksi administaratif yaitu:1. Bestuursdwang (paksaan pemerintahan)Diuraikan sebagai tindakan-tindakan yang nyata dari pengusaha guna mengakhiri suatu keadaan yang dilarang oleh suatu kaidah hukum administrasi atau (bila masih) melakukan apa yang seharusnya ditinggalkan oleh para warga karena bertentangan dengan undang-undang.2. Penarikan kembali keputusan (ketetapan) yang menguntungkan (izin pembayaran, subsidi). Penarikan kembali suatu keputusan yang menguntungkan tidak selalu perlu didasarkan pada suatu peraturan perundang-undangan. Hal ini tidak termasuk apabila keputusan(ketetapan) tersebut berlaku untuk waktu yang tidak tertentu dan menurut sifanya dapat diakhiri atau diatrik kembali (izin, subsidi berkala)Instrument kedua yang diberlakukan setelah sanksi administrative tidak diindahakan oleh pelaku pelanggara atau kejahatan lingkungan hidup adalah pengguna instrument perdata dan pidana , kedua instrument sangsi huku ini biasa gunakan secara pararel maupun berjalan sendiri sendiri . Penerapan sanksi pidana tersebut bisa saja terjadi karena pemegang kendali penerapan instrument sanksi pidana adalah aparat penegak hukum dalam hal ini Penyidik Pegawai Negeri (PPNS) yang berada tingkat pusat dalam hal ini di Kementrian Negara Lingkungan Hidup atau Instansi Lingkungan Hidup Daerah dan Penyidik Kepolisian RI hal ini sebagai mana diatau dalam ketentuan UU Nomor 23 Tahun 1997 pasal Pasal 40Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, juga Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan instansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang pengelolaan lingkungan hidup, diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang :1. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindak pidana di bidang lingkungan hidup;2. Melakukan pemeriksaan terhadap orang atau badan hukum yang diduga melakukan tindak pidana di bidang lingkungan hidup;3. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum sehubungan dengan peristiwa tindak pidana di bidang lingkungan hidup;4. Melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang lingkungan hidup;5. Melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat bahan bukti, pembukuan, catatan, dan dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan dan barang hasil pelanggaran yang dapat dijadikan bukti dalam perkara tindak pidana di bidang lingkungan hidup;6. Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang lingkungan hidup.Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasilpenyidikannya kepada Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia. Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud padaayat (1) menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia. Penyidikan tindak pidana lingkungan hidup di perairan Indonesia dan Zona Ekonomi Ekslusif dilakukan oleh penyidik menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.Sedangkan penerapan instrument perdata biasa dilakukan oleh pemerintah maupun Masyarakat dan organisasi yang konsen terhadap lingkungan hidup yang mempunyai Hak Untuk Mengajukan Gugatan yang di atu dlam ketentuan Pasal 37, Pasal 38 dan Pasal 39 UU Nomor 23 Tahun 1997 mekanismenya bisa dengan mengajukan gugatan perdata biasa secara perorangan amapun secara class action (perwakilan)Sedangkan utuk gugatan legal stending yang didasarkan pada suatu asumsi bahwa LSM sebagai guardian/wali dari lingkungan (Stone;1972). Teori ini memberikan hak hukum (legal right) kepada obyek-obyek alam (natural objects). Dalam hal terjadi kerusakan atau pencemaran lingkungan, maka LSM dapat bertindak sebagai wali mewakili kepentingan pelestarian lingkungan tersebut.5. Proses Penegakan Hukum LingkunganJelas, penegakan hukum lingkungan ini pun jauh lebih rumit dari pada delik lain, karena seperti telah dikemukakan sebelumnya hukum lingkungan menempati titik silang berbagai pendapat hukum klasik. Proses penegakan hukum administratif akan lain dari pada proses penegakan hukum perdata maupuan hukum pidana. Menurut Hamzah (2005:51) pada umumnya masalah dimulai pada satu titik, yaitu terjadinya pelanggaran hukum lingkungan. Dari titik perangkat ini dapat dimulai dari orang pribadi anggota masyarakat, korban penegak hukum yang mengetahui langsung terjadinya pelanggaran tanpa adanya laporan atau pengaduan. Tujuan tempat pelapor kepada Bapeda, LSM atau organisasi lingkungan hidup jika ingin memilih jalan perdata terutama tuntutan perbuatan melanggar hukum dapat melakukan gugatan sendiri kepada hakim perdata atas nama masyarakat (algemen belang, maatschappelijk belang). Jika mereka kurang mampu memikul biaya perkara, berdasarkan Pasal 25 Keppres Nomor 55 tahun 1991, dapat meneruskan kepada jaksa yang akan menggugat perdata atas nama kepentingan umum atau kepentingan masyarakat. Di kejaksaan terdapat bidang khusus untuk ini, yaitu Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Hamzah, 2005:51). Disamping itu, jika anggota masyarakat, korban, LSM, organisasi lingkungan hidup, bahkan siapa saja dapat membuat laporan pidana kepada polisi. Siapa pun juga mengetahui terjadinya kejahatan wajib melapor kepada penyidik. Dari kepolisian dapat diminta petunjuk jaksa secara teknis yuridis. Jalur ini jelas hukum pidana. Akan tetapi, jaksa masih dapat menyelesaikan berdasarkan azas oportunitas, baik dengan syarat maupun tanpa syarat. Jika semua jalur akan ditempuh berhubung pelanggaran telah demikian serius dan menyinggung semua dimensi, misalnya melanggar syarat-syarat suatu izin menimbulkan kerugian finansial kepada orang atau masyarakat, lagi pula ia seorang residiv bahkan telah menimbulkan korban luka atau mati, penegak hukum dan yang berkepentingan melakukan tugasnya. Agar sanksi yang dijatuhkan tidak tumpang tindih misalnya denda (berdasarkan sanksi administratif dan pidana) maka penegak hukum perlu bermusyawarah sehingga tindakan yang dilakukan masing-masing terkoordinasi dengan baik.6. Siklus Pengaturan Penegakan Hukum Lingkungan (Regulatory Chain)Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh (Hamzah, 2005:52), bahwa penegakan hukum (law enforcement; rechtshandhaving) lingkungan merupakan mata rantai terakhir dalam siklus pengaturan (regulatory chain) perencanaan kebijakan (policy planning) tentang lingkungan, yang urutannya sebagai berikut:1. Perundang-undangan (legislation, wet en regelgening);2. Penetuan standar (standard setting, norm setting);3. Pemberian izin (licencing, vergunning verlening);4. Penerapan (implementation, uitvoering);5. Penegakan hukum (law enforcement, rechtshandhaving).Bahwa dalam rangka melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan hidup sebagai upaya sadar dan berencana mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup, maka dari itu pemerintah.7. Kendala Dalam Penegakan Hukum Lingkungan Salah satu pertimbangan diubahnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Lingkungan Hidup ke Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah karena kesadaran dan kehidupan masyarakat dalam kaitannya dengan pengelolaan lingkungan hidup telah berkembang demikian rupa, sehingga pokok materi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Nomor 3215) perlu disempurnakan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Selanjutnya pada tanggal 19 September 1997 secara resmi kita memiliki Undang-Undang baru di bidang pengelolaan lingkungan, yaitu Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut (UUPLH).Seperti apa yang dinyatakan oleh wakil dari pemerintah pada saat itu, Menteri Negara Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmadja dalam Rapat Paripurna Terbuka DPR tertanggal 22 Agustus 1997, bahwa RUUPLH yang dihasilkan DPR telah mengalami perubahan dan penyempurnaan yang cukup substansial dibandingkan dengan RUU yang diajukan oleh pemerintah , dimana terlihat ada perubahan pada pasal kelembagaan, termasuk kewenangan Menteri Lingkungan.Kendala yang ditemui dalam penerapan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 dapat kita bagi 2 hal, yaitu sebagai berikut :1. Kendala strukturaldimana dalam permasalahnya yang bersifat struktural, terdapat 2 hal utama yang mengganggu penegakan hukum, yaitu:a. Masih dominannya pemikiran di kalangan penentu kebijaksanaan yang mempertentangkan pembangunan dengan lingkungan. Belum sepenuhnya tercipta clean and good govermment, yang memustahilkan penegakan hukum lingkungan yang efektif.b. Harmonisasi pembangunan dan lingkungan dalam format paradigma pembangunan berkelanjutan (sustinable development) yang tercermin dalam dokumen-dokumen internasional, kenegaraan, dan pemerintah kita seperti GBHN, Deklarasi Rio, Agenda 21 Global, dan Agenda 21 Nasional, belum dipahami benar oleh mayoritas pengambilan keputusan di tingkat pemerintah pusat maupun daerah. Pemikiran yang mempertentangkan pembangunan dan lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap pola tindak pemerintah yang berfungsi mengatur serta mengawasi seluruh kegiatan pembangunan yang berdampak terhadap lingkungan.2. Kendala yang ada di masyarakatPengelolaan pengaduan masyarakat di bidang lingkungan , bagaimana pengaduan mayarakat yang membawa informasi tentang terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan, bukankah dalam kenyataan justru si pelapor/pembawa informai tersebut yang menjadi korban seperti pengalaman pahit yang menimpa korban pencemaran lingkungan di daerah Tenggunung, Surabaya, yang harus rela membayar hukuman denda Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta), karena ia melaporkan sumurnya tercemar minyak dari pabrik di sebelah rumahnya. Dalam kasus tersebut si pelapor malah dituduh melakukan pelporan palsu, karena setelah diperiksa sumur terebut oleh polisi tidak diketemukan sumur korban tercemari minyak, sehingga perusahaan melakukan gugatan ke pelapor karena telah mencemarkan nama baik perusahaan dengan membuat laporan palsu. Kenyataan sesungguhnya adalah bahwa sumur tersebut telah bersih ketika polisi datang, karena korban sesuai dengan saran tim teknis KPPLH kepada korban untuk terus menerus mengebor sumurnya selama 1 minggu dan selah itu sumur tersebut terlihat bersih dari minyak barulah polisi datang memeriksa. Realitas ini membuktikan bahwa ketidakberdayaan korban pada akses teknologi lingkungan dan kontrol atas prosedur pelaporan lingkungan telah membuat dirinya menjadi korban berkelanjutan kerapuhan mekanisme penegakan hukum lingkungan itu sendiri3. Kendala di lapanganDalam proses penegakan hukum yang dilakukan oleh petugas yang terkait dengan lingkungan, sering menemukan kesulitan-kesulitan yang dihadapi antar lain :a. Sulit menangkap pelaku pencemaran karena dalam pembuktianya tidak sesederhana dalam kasus-kasus lain, dimana dalam kasus pencemaran limbah cair (air sungai) merupakan akibat kumulatif dari pembuagan limbah cair yag ada di aliran sungai, maka penerapan azas kausalitas akan memakan waktu, dan biasanya pelaku telah menghilangkan bukti-bukti pencemaran.b. Pengambilan sample limbah dari suatu industri tidak mudah, kadangkala petugas harus membawa surat pengantar dari instansi petugas, sehingga perusahaan yang diduga melakukan pencemaran sudah melakukan pembersihan terhadap pencemaran pada saat petugas datang.c. Pembuangan limbah cair, kadangkala dibarengi dengan kondisi alam seperti adanya banjir di aliran sungai, pada malam hari, dan membuat aliran pembuangan tersembunyi yang sulit diketahui oleh orang luar perusahaan.d. Pembuangan limbah yang dilakukan secara tersembunyi dan kurangnya tenaga ahli di bidang lingkungan, dimana untuk DKI Jakarta hanya mempunyai 5 orang ahli.e. Tertutupnya Area perusahaan dengan pagar tinggi atau bangunan besar dan merupakan area yang tidak mudah dimasuki oleh masyarakat atau petugas sekalipun, sehingga menyulitkan masyarakat ikut mengawasi pencemaran di lingkungan.f. Urusan Ekonomi menjadi hal yang utama, sehingga lingkungan dinomor duakan oleh para pengusaha.g. Tidak semua pimpinan perusahaan sampai tingkat manager atau pemilik mempunyai Visi dalam pengelolaan lingkungan, sehingga pengelolaan limbah hanya merupakan pemborosan biaya.h. Pemahaman Hakim dalam suatu sengketa lingkungan, dimana bila hakim mengetahui bahwa dalam terjadinya pencemaran lingkungan tersebut, belum ada pembinaan dari instansi terkait, maka kasus pencemaran limbah cair dikembalikan. (tidak dapat dilanjutkan)i. Hanya limbah B3 saja yang sering atau pernah masuk dalam peradilan, sedangkan kasus limbah cair sering kali diselesaikan dalam jalur sanksi administrasi (penutupan saluran pembuangan, dan selanjutnya).

HUKUM PAJAK

HUKUM PAJAK

1. Tujuan IntruksionalDengan mempelajari Hukum Pajak, diharapkan mahasiswa mampu memahami pokok-pokok dan asas-asas hukum perpajakan secara umum, memahami hukum perpajakan dalam peraturan perpajakan Indonesia, serta mampu menganalisa persoalan hukum pajak dalam kasus-kasus perpajakan yang ada dan mungkin akan ada2. Hukum PajakHukum pajak adalah hukum administrasi sebagai bagian dari hukum tata usaha negara. Hukum pajak memiliki proses hukumnya sendiri bila terjadi ketidakcermatan dan ketidaktelitian menangani administrasi pajak. Jika petugas pajak (fiskus) kurang teliti dan kurang cermat hingga menimbulkan kerugian bagi Wajib Pajak (WP), WP bisa mengajukan proses hukum administrasi berikutnya yaitu banding ke Pengadilan Pajak. Pemerintah maupun WP punya kedudukan hukum sama mencari keadilan dan kebenaran material terkait pajak. Hukum material dan hukum formal perpajakan kesemuanya sudah jelas diatur dalam seperangkat paket UU Perpajakan yang telah disepakati bersama.Rochmat Soemitro mengartikan bahwa hukum pajak adalah suatu kumpulan peraturan-peraturan yang mengatur antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak atau Dengan kata lain, hukum pajak menjelaskan mengenai siapa saja wajib pajak (subjek) dan apa saja kewajiban-kewajiban mereka terhadap pemerintah, hak-hak pemerintah, objek-objek apa saja yang dikenakan pajak, tata cara penagihan, tata cara pengajuan keberatan-keberatan, dan sebagainya.Santoso Brotodihardjo mengatakan bahwa hukum pajak bisa juga disebut hukum fiskal, yaitu keseluruhan peraturan-peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali kepada rakyat melalui kas Negara. Dengan demikian, hukum pajak merupakan salah satu bagian dari hukum publik yang mengatur hubungan-hubungan hukum antara negara dan orang-orang atau badan-badan (hukum) yang berkewajiban membayar pajak (selanjutnya sering disebut wajib pajak). Pendapat-pendapat tersebut diatas menunjukkan bahwa hukum pajak rnengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyat. Pemerintah berperan penting dalam fungsinya sebagai pemungut pajak (fiscus) dan rakyat dalam kedudukannya sebagai subjek pajak (wajib pajak). Disebabkan adanya hubungan seperti itu maka hukum pajakdikategorikan sebagai hukum publik.3. Kedudukan Hukum Pajak Sistem hukum yang berlaku di Indonesia saat ini adalah civil law system atau sistem Eropa Kontinental. Di dalam sistem ini hukum dibagi menjadi dua bagian, yaitu hukum privat dan hukum publik. Hukum privat adalah hukum yang mengatur hubungan hukum antara sesama individu dalam kedudukan yang sederajat, misalnya hukum perjanjian, hukum kewarisan, hukum keluarga, dan hukum perkawinan. Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan warga negara atau dengan kata lain, hukum yang mengatur kepentingan umum. Hukum publik ini berurusan dengan hal-hal yang berhubungan dengan masalahkenegaraan serta bagaimana negara melaksanakan tugasnya.Hukum privat, terdiri atas:1.) Hukum Perjanjian,2.) Hukum Kewarisan;3.) Hukum Perkawinan;4.) Hukum Keluarga;5.) Hukum Dagang; danHukum Publik, yang meliputi hukum pidana; hukum tata negara; hukum administrasi negara; hukum lingkungan; hukum pajak; dan lain-lain. Pada umumnya, hukum pajak dimasukkan sebagai bagian dari hukum publik yang mengatur hubungan hukum antara penguasa dengan rakyatnya. Hal tersebut dapat dimengerti, karena di dalam hukum pajak diatur mengenai hubungan antara penguasa/Pemerintah dalam fungsinya selaku fiscus (pemungut pajak) dengan rakyat dalam kapasitasnya sebagai wajib pajak. Hukum pajak adalah bagian dari hukum administrasi negara sebab itu sekarang ada yang menghendaki agar hukum pajak itu dapat berdiri sendiri. Kenyataannya sampai saat ini hukum pajak sudah berdiri sendiri di samping hukum administrasi negara, karena hukum pajak juga mempunyai tugas yang bersifat lain dari pada hukum administtasi negara pada umumnya, yaitu hukum pajak juga dipergunakan sebagai alat untuk menentukan politik perekonomian Negara.Selain itu, umumnya hukum pajak juga mempunyai tata tertib dan istilah-istilah tersenditi untuk lapangan pekerjaannya. Walaupun hukum pajak merupakan hukum publik tetapi hukum pajak mempunyai hubungan yang erat dengan hukum perdata (privat) dan saling bersangkutan. Hal ini karena kebanyakan hukum pajak mencari dasar kemungkinan pemungutannya atas kejadian-kejadian, keadaan-keadaan dan perbuatan-perbuatan hukum yang bergerak dalam lingkungan perdata seperti pendapatan, kekayaan, perjanjian, penyerahan, pemindahan hak karena warisan, kompensasi pembebasan utang, dan sebagainya. Hubungan antara hukum pajak dengan hukum perdata ini mungkin sekali timbul karena banyak d pergunakannya istilah-itilah hukum perdata dalam pajak. Walaupun harus dipegang teguh prinsip bahwa pengertian pengertian yang dianut oleh hukum perdata tidak selalu dianut oleh hukum pajak.4. Dasar Hukum Pajak Hukum pajak merupakan salah satu wacana yang kurang dicermati oleh sebagian masyarakat, bahkan awam pengetahuan akan pajak itu sendiri. Berikut penjelasan singkat mengenai pengertian hukum perpajakan di Indonesia. Hukum Pajak dibedakan atas Hukum Pajak Materiil (Material tax law) dan hukum Pajak Formal (Formal tax law). Yang memiliki pengertian sebagai berikut:1