hukum acara mahkamah konstitusi

11
Tugas Hukum acara Mahkamah Konstitusi 1. diskripsi perkembangan kewenangan memutus sengketa kewenangan lembaga Negara di beberapa Negara 2. diskripsi dasar filosofi atau gagasan sengketa kewenangan lembaga Negara merupakan kewenangan Mahkamah Konstitusi 3. review kasus sengketa kewenangan lembaga Negara, meliputi : a. siapa pihak yang berperkara b. apa objek yang disengketakan c. bunyi amar putusan Jawab : 1. perkembangan kewenangan memutus sengketa lembaga Negara di beberapa Negara telah diadopsi dalam praktik sistem ketatanegaraan diberbagai Negara yaitu diantaranya : a. Amerika serikat, kewenangan supreme court memutus snegketa kewenangan lembaga Negara bertolak dari ketentuan dalam the united State Constitution pada article III tentang the judicial branch section 2 clause. Dalam ketentuan itu menjelaskan bahwa di amerika serikat, Konstitusi federal memang tidak ada artinya kecuali jika dilaksanakan dengan Konstitusi Negara bagian. Konstitusi Negara bagian bukan sekedar tambahan yang berguna bagi Konstitusi federal. Tetapi menjadi pelengkapnya yang sangat diperlukan. Oleh karena itu, dengan menganggap segala perselisihan hukum dalam urusan-urusan yang tidak disebutkan dalam Konstitusi

Upload: yanuar-dwi-anggara

Post on 19-Jan-2016

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sengketa kewenangan lembaga negara

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

Tugas Hukum acara Mahkamah Konstitusi

1. diskripsi perkembangan kewenangan memutus sengketa kewenangan lembaga Negara di

beberapa Negara

2. diskripsi dasar filosofi atau gagasan sengketa kewenangan lembaga Negara merupakan

kewenangan Mahkamah Konstitusi

3. review kasus sengketa kewenangan lembaga Negara, meliputi :

a. siapa pihak yang berperkara

b. apa objek yang disengketakan

c. bunyi amar putusan

Jawab :

1. perkembangan kewenangan memutus sengketa lembaga Negara di beberapa Negara

telah diadopsi dalam praktik sistem ketatanegaraan diberbagai Negara yaitu

diantaranya :

a. Amerika serikat,

kewenangan supreme court memutus snegketa kewenangan lembaga Negara

bertolak dari ketentuan dalam the united State Constitution pada article III tentang the

judicial branch section 2 clause. Dalam ketentuan itu menjelaskan bahwa di amerika

serikat, Konstitusi federal memang tidak ada artinya kecuali jika dilaksanakan dengan

Konstitusi Negara bagian. Konstitusi Negara bagian bukan sekedar tambahan yang

berguna bagi Konstitusi federal. Tetapi menjadi pelengkapnya yang sangat diperlukan.

Oleh karena itu, dengan menganggap segala perselisihan hukum dalam urusan-urusan

yang tidak disebutkan dalam Konstitusi merupakan cakupan otoritas federal. Maka tidak

ada pengajuan naik banding ke Mahkamah agung. Akan tetapi dalam urusan-urusan yang

menurut Konstitusi secara spesifik menjadi bagian dai uni sebagai suatu keseluruhan,

kekuasaan Mahkamah agung bersifat absolute dan penguasa federal wajib menjalankan

putusannya secara mutlak.

Page 2: Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

b. Jerman

kewenangan memutus sengketa kewenangan Mahkamah Konstitusi lembaga

Negara Mahkamah Konstitusi diatur dalam pasal 93 ayat (3) Konstitusi federal jerman.

Disebutkan bahwa the federal constitutional court berwenang memutus.

Ini dipertegas lagi dalam Undang- undang Mahkamah Konstitusi Federal Jerman

Pasal 13 ayat (5) mengenai sengketa kewenangan Negara federal jerman. Dan dalam

pasal 13 ayat (7) mengenai sengketa kewenangan lembaga pemerintah federal dengan

dan atau lembaga pemeritntah Negara bagian terutama yang berkaitan dengan penerapan

pembagian kekuasaan federal.

Undang –undang Mahkamah Konstitusi jerman mengatur bahwa yang berhak

untuk menjadi tergugat dan penggungat dalam perkara sengketa kewenangan adalah

presiden, boundestag,boundesrat, pemerintah federal sera bagian-bagian lembaga yang

memiliki kewenangan tersendiri sesuai dengan kententuan Konstitusi, atau peraturan tata

tertib boundestag, atau boundesrat. Disamping itu, pemerintah federal dalam kasus

sengketa kewenangan lembag Negara federasi dan pemerintah Negara bagian dalam

kasus sengketa kewenangan lembaga Negara bagian berhak menjadi penggugat dan

tergugatdalam sengketa kewenangan lembaga Negara.

c. Korea selatan

lembaga yang memiliki kewenangan memutus sengketa kewenangan lembaga

Negara yaitu Mahkamah Konstitusi korea selatan. Berdasarkan Konstitusi korea selatan

article 111., Mahkamah Konstitusi korea selatan memiliki kewenangan untuk

menyelesaikan sengketa kewenangan antar pemerintah pusat, pemeritah pusat dengan

pemerintah daerah, dan antarpemerintah daerah (disputes between state agencies between

state agencies and local governments and between local government ). Mahkamah

Konstitusi korea selatan berwenang mebekukan aktivitas lembaga Negara yang digugat

sampau ada putusan final oleh Mahkamah Konstitusi korea selatan.

Page 3: Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

d. Rusia

federasi rusia, kewenangan memutus sengketa kewenanganan lembaga Negara

dimiliki oleh Mahkamah Konstitusi federasi Rusia. Konstitusi Federasi Rusia Pasala 125

ayat (3) yang ditegaskan pula dalam Undang-undang Mahkamah Konstitusi federasi

Rusia pasal 3 ayat (2) mengatur bahwa Mahkamah Konstitusi Federasi Rusia berwenang

memutus sengketa kewenangan lembaga pemerintah federal , sengketa kewenangan

lembaga pemerintahan masing- masing Negara yang tergabung dalam konstituen federasi

Rusia, dan sengketa kewenangan lembaga tinggi pemerintah Negara-negara ysng

tergabung di dalam konsitusi federal Rusia dengan lembaga pemerintahan dibawahnya (

dispute aout competences between federal bodies, between a federal bodi, and a subject

of the federation, and between the highest bodies of state power of te subject of the

federation ).

e. Swiss

Berbeda dengan yang dilakukan dalam praktik di federasi Rusia, di swiss

pengadilan tinggi atas semua konflik antara otoritas Negara bagian dan otoritas federal

bukan ada di pengadilan federal, akan tetapi ada pada majelis federal. Menurut Strong : “

and the federal court canot question the cinstitutionalityaf act passed by the federal

assembly.

dengan demikian pengadilan federal tidak dapat mempertanyakan

Konstitusionalitas putusan yang disahkan oleh majelis federal/

f. Thailand

di thailand ketentuan mengenai kewenangan memutus sengketa kewenangan

lembaga Negara diatur dalam Konstitusi Thailand bagian 226. Kewenangan ini dimiliki

oleh Mahkamah Konstitusi Thailand. Lembaga Negara yang dapat menjadi objek

sengketa kewenangan lembaga Negara yaitu lembaga Negara yang kewenangan,

kekuasaan,dan tugas lembaga tersebutdicantumkan di dalam Konstitusi.

Demikian gambaran singkat menegenai praktik-praktik penanganan secara yudisial

sengketa lembaga Negara di berbagai Negara. Gambaran ini semakin mengukuhkan perspektif,

Page 4: Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

bahwa penyelesaian sengketa kewenangan lembag Negara di bawah Mahkamah Konstitusi

merupakan praktik penyelenggaraan kekuasaan yudisial yang sudah berjalan dan diakui dalam

berbagai Konstitusi Negara-negara modern.

2. Dasar filosofi sengketa kewenangan lembaga Negara merupakan kewenangan

Mahkamah Konstitusi

Kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk memutus sengketa kewenangan Konstitusi

lembaga Negara yang kewenanganya diberikan oleh UUD, disamping melakukan pengujian

undang- undang terhadap UUD pada dasar nya merupakan kewenangan Konstitusional yang

dibentuk dengan tujuan untuk menegakkan ketentuan yang terdapat di dalam UUD. Ini

disebabkan karena dari dua hal inilah persoalan Konstitusionalitas dapat timbul. Fungsi

Mahkamah Konstitusi sebagai peradilan Konstitusi tercermin dalam dua kewenangan

tersebut yaitu : (1) kewenangan untuk menguji Undang-undang terhadap UUD, dan (2)

kewenangan untuk memutus SKLN yang kewenangannya bersumber dari UUD.

Apabila ditelusuri dari sejarah pembetukan kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk

memutus SKLN sebagai mana tercantum pada pasal 24C ayat (1) UUD 1945, ternyata lahir

dari berbagai pemikiran yang melatarbelakanginya. Pemikiran-pemikiran tersebut dapat

ditelusuri dari sejarah bagaimana rumusan tentang kedudukan dan kewenangan Mahkamah

Konstitusi itu dibahas dalm persidangan – persidangan panitia ad hoc ( PAH) I Badan

Pekerja ( BP ) MPR RI yang pada saat itu sedang membahas perubahan ( amandemen ) UUD

1945. Berikut ini beberapa pemikiran tersebut akan didefinisikan.

Pertama adalah jimly asshidiqie anggota tim ahli Ad Hoc (PAH) mengusulkan

kewenangan Mahkamah Konstitusi berkaitan dengan memberikan putusan atas sengketa

lembaga tinggi Negara, jadi antar lembaga tinggi Negara, antar pemerintah pusat dengan

daerah, antar pemerintah daerah dalam menjalankan peraturan perundang-undangan. Jadi

bukan sengketa diluar pelaksanaan peraturan perundang – undangan dan tempat penyelesaian

pengambilan keputusan di MK.

Kedua adalah pendapat soetjipto dari F-UG, menurut sutjipto : kita tahu bahwa UU kita

banyakproduk-produk yang dihasilkan oleh pemerintahan belanda dan itu juga setingkat

dengan UU, oleh karena itu F-UG menganggap perlu adanya Mahkamah Konstitusi yang

Page 5: Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

menguji UU. Fungsinya bukan hanya untuk hak uji UU tetapi Mahkamah Konstitusi dinegara

lain juga mengadili persengketaan antara pemerintah pusat dengan pemrintah daerah dan

juga mengadili persengketaan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan juga

mengadili persengketaan adanya pembubaran partai politik dan juga mengadili apabila terjadi

persengketaan dalam pemilu.

Ketiga adalah I Dewa Gede Palguna dari fraksi PDI Perjuangan dalam pandangan akhir

fraksinya, yang mengusulkan agar Mahkamah Konstitusi memiliki kewenangan –

kewenangan seperti dalam pandangan fraksi sebagai berikut : pasal 29 dalam usulan mereka

ayat (2) “ Mahkamah Konstitusi memiliki kewenangan untuk menguji undang-undang dan

peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang. Member perimbangan kepada

dewan perwakilan rakyat dalam hal dewan perwakilan rakyat hendak meminta persidangan

majelis permusyawaratan rakyat mengenai laporan perilakupresiden yang menghianati

Negara dan/atau merendahkan martabat lembaga kepresidenan. Memberikan keputusan

apabila terdapat perselisihan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah otonom.

Masih banyak sebenarnya pandangan-pandangan yang disampaika oleh tokoh politik di

PAH 1 BP MPR Ri itu berkenaan dengan pembentukan kewenangan Mahkamah Konstitusi

untuk menyelesaikan perkara SKLN di Indonesia. Akan tetapi apabila dicermati pandangan-

pandangan tesebut pada dasarnya menyetujui bahwa Mahkamah Konstitusi diberi

kewenangan untuk memutus SKLN . dan dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia

penyelesaian SKLN itu tidak deserahkan kepada proses politik yang hanya didasarkan atas

posisi politik lembaga Negara yang bersengketa , melainkan diserahkan kepada proses

hukum. UUD hanya menetapkan sengketa kewenangan yang diberikan oleh UUD saja yang

diputus oleh Mahkamah konsitusi, sedangkan kewenangan yang diberikan oleh undang –

undang termasuk dalam lingkup penafsiran undang-undang tidak menjadi kewenangan

Mahkamah Konstitusi. Degan mencermati dinaamika ketatanegaraan dan perkembangan

pemikiran yang pesat dibidang hukum acara Mahkamah Konstitusi serta tuntutan masyarakat

terhadap penegakan supremasi Konstitusi dan perlindungan hak – hak konstiutusional warga

masyarakat, tidak tertutup peluang kedepan akan timbul perubahan-perubahan peraturan

dibidang ini. Termasuk gagasan-gagasan agar Mahkamah kewenangan Mahkamah kontitusi

dalam memutus perkara SKLN tidak hanya terbatas pada perkara SKLN yang bersumber

Page 6: Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

kewenangannya berasal dari UUD saja. Akan tetapi juga mencakup SKLN yang bersumber

dari kewenangan diperoleh dari undang-undang.

3. Review kasus sengketa kewenangan lembaga Negara, putusan No 2/SKLN-X/2012

1. siapa pihak yang berperkara

a. pemohon :

Dr. H susilo Bambang Yudhoyono bertindak sebagai Presiden Rapublik Indonesia

Dr amir syamsudin bertindak sebagai Menteri hukum dan HAM RI

Menteri Keuangan Republik Indonesia, Agus D.W. Martowardojo

b. termohon :

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia,

2. apa objek yang disengketakan

UUD 1945 Memuat Prinsip Pemisahan Kekuasaan (Separation Of Powers)

Presiden Mempunyai Kewenangan Konstitusional Dalam Melakukan Pengelolaan

Keuangan Negara Sebagai Bagian Kekuasaan Pemerintahan Berdasarkan UUD 1945

Pelaksanaan Pembelian 7% Saham Divestasi PT NNT Tahun 2010 Merupakan

Perwujudan Kewenangan Konsitusional Presiden Dalam Rangka Mewujudkan

Amanat Konstitusi

Keharusan Adanya Persetujuan DPR Dalam Pembelian 7% Saham Divestasi PT NNT

Tahun 2010 Akan Mengakibatkan Terdilusinya Fungsi Pengawasan DPR dan

Menciderai Prinsip Pemisahan Kekuasaan Dalam UUD 1945

Surat DPR dan LHP BPK Merupakan Bukti Kewenangan Konstitusional Presiden

Telah Diambil, Dikurangi, Dihalangi, Diabaikan, dan/atau Dirugikan Oleh DPR dan

BPK

3. bunyi amar putusan

Permohonan Pemohon terhadap Termohon II tidak dapat diterima;

Menolak permohonan Pemohon terhadap Termohon I untuk seluruhnya;

Page 7: Hukum Acara Mahkamah Konstitusi

TUGAS UKD 2

HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI

“DISKRIPSI SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA”

Dosen Pengampu : ibu. Sunny Ummul, S.H, M.H.

Disusun oleh :

Yanuar Dwi Anggara

( E0010356 )

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2014