hubungan tingkat kepatuhan pelaksanaan protap perawatan...

5
1 Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap Perawatan Luka Post Sc Dengan Kejadian Infeksi Luka Post Sectio Caesarea Di Ruang Melati RSUP NTB Heri Bahtiar, Maelina Ariyanti Abstrak Sectio Caesarea (SC) akhir – akhir ini telah menjadi trend karena dianggap lebih praktis dan tidak menyakitkan tetapi persalinan sectio caesarea tentunya terdapat luka operasi yang harus dirawat. Jika perawat dan bidan tidak member perawatan tidak sesuai dengan protap perawatan luka maka akan terjadi infeksi pada luka operasi. Data yang didapat di RSUP NTB menunjukkan bahwa terdapat 2761 persalinan dengan Sectio Caesarea selama periode 2010-2012, diantaranya tahun 2010 sebanyak 910 pasien, tahun 2011 sebanyak 1118 pasien, tahun 2012 sebanyak 912 pasien (Laporan Tahunan RSUP NTB, 2013).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan kepatuhan pelaksanaan protap perawatan luka pada pasien post sectio caesarea dengan kejadian infeksi luka Post Op section caesarea. Penelitian ini merupakan penelitian Observasional Analitik. Tehnik sampling yang digunakan adalah Non-Probability Sampling yaitu total sampling dengan jumlah responden 20 orang.Metode pengumpulan data yang digunakan adalah cheklist. Penelitian ini menggunakan uji Korelation Coefficient dengan tingkat kemaknaan P<0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa tindakan perawatan luka post SC sebagian besar dalam kategori baik. Dan hasil dari setiap tahapan perawatan luka (1) Tahap Preinteraksi (57%), (2) tahap orientasi sebagian besar kategori baik (72%), (3) tahap kerja masuk dalam kategori baik (86%), (4) tahap terminasi masuk dalam kategori baik (72%) dan dokumentasi baik (72%). Dan kejadian infeksi luka post sectio caesarea di Ruang Melati RSUP NTB sebanyak 5 orang (25%).Hasil uji statistik Chi- Square tingkat kemaknaan p<0.05, didapatkan hasil nilai p sebesar 0.000 < 0.05 Sehingga dapat di artikan bahwa kejadian infeksi pada responden post SC mempunyai hubungan signifikan terhadap kepatuhan perawat dan bidan dalam infeksi luka post SC. Kesimpulan bahwa kejadian infeksi pada responden post SC mempunyai hubungan yang bermakna (signifikan) sehingga H 0 ditolak. Saran Untuk Perawat hendaknya menyadari bahwa mereka sangat penting dalam pencegahan infeksi nosokomial yang dapat menyebar dari pasien satu ke pasien yang lain. Kata Kunci : Sectio Caesarea, Infeksi, Protap Perawatan Luka. LATAR BELAKANG Sectio Caesarea (SC) akhir-akhir ini telah menjadi trend karena dianggap lebih praktis dan tidak menyakitkan sehingga tidak heran jika telah menjadi tindakan bedah kebidanan kedua tersering yang digunakan di Indonesia maupun di luar negeri. Dengan adanya operasi SC bukan hanya ibu yang akan menjadi aman tetapi juga jumlah bayi yang cedera akibat partus lama dan pembedahan traumatik vagina menjadi berkurang. Karena itu, insidensi SC dari tahun ketahun terus meningkat disertai dengan penurunan absolute mortalitas perinatal (Fitri H. 2010). Permintaan dilakukan persalinan dengan SC saat ini masih sering dilakukan.Dua per tiga wanita banyak yang memilih SC sebagai pilihan metode melahirkan saat ini dibandingkan 20 tahun yang lalu (Alesee, 2000). Angka kejadian SC di Amerika Serikat pada tahun 1998 adalah 21,2% (Cunningham et al, 2006) sedangkan pada tahun 2000 meningkat menjadi 24-30% (Roeshadi, 2006). Di Indonesia terjadi Flukterasi dimana tahun 2000 sebesar

Upload: lamdang

Post on 06-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap Perawatan ...stikesyarsimataram.ac.id/sys-content/uploads/file/naskah pen dikti... · 1 Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap

1

Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap Perawatan Luka Post Sc DenganKejadian Infeksi Luka Post Sectio Caesarea Di Ruang Melati RSUP NTB

Heri Bahtiar, Maelina Ariyanti

Abstrak

Sectio Caesarea (SC) akhir – akhir ini telah menjadi trend karena dianggaplebih praktis dan tidak menyakitkan tetapi persalinan sectio caesarea tentunyaterdapat luka operasi yang harus dirawat. Jika perawat dan bidan tidak memberperawatan tidak sesuai dengan protap perawatan luka maka akan terjadi infeksi padaluka operasi. Data yang didapat di RSUP NTB menunjukkan bahwa terdapat 2761persalinan dengan Sectio Caesarea selama periode 2010-2012, diantaranya tahun2010 sebanyak 910 pasien, tahun 2011 sebanyak 1118 pasien, tahun 2012 sebanyak912 pasien (Laporan Tahunan RSUP NTB, 2013).Tujuan penelitian ini adalah untukmengidentifikasi hubungan kepatuhan pelaksanaan protap perawatan luka pada pasienpost sectio caesarea dengan kejadian infeksi luka Post Op section caesarea.

Penelitian ini merupakan penelitian Observasional Analitik. Tehnik samplingyang digunakan adalah Non-Probability Sampling yaitu total sampling dengan jumlahresponden 20 orang.Metode pengumpulan data yang digunakan adalah cheklist.Penelitian ini menggunakan uji Korelation Coefficient dengan tingkat kemaknaanP<0,05.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tindakan perawatan luka post SC sebagianbesar dalam kategori baik. Dan hasil dari setiap tahapan perawatan luka (1) TahapPreinteraksi (57%), (2) tahap orientasi sebagian besar kategori baik (72%), (3) tahapkerja masuk dalam kategori baik (86%), (4) tahap terminasi masuk dalam kategoribaik (72%) dan dokumentasi baik (72%). Dan kejadian infeksi luka post sectiocaesarea di Ruang Melati RSUP NTB sebanyak 5 orang (25%).Hasil uji statistik Chi-Square tingkat kemaknaan p<0.05, didapatkan hasil nilai p sebesar 0.000 < 0.05Sehingga dapat di artikan bahwa kejadian infeksi pada responden post SC mempunyaihubungan signifikan terhadap kepatuhan perawat dan bidan dalam infeksi luka postSC.

Kesimpulan bahwa kejadian infeksi pada responden post SC mempunyaihubungan yang bermakna (signifikan) sehingga H0 ditolak. Saran Untuk Perawathendaknya menyadari bahwa mereka sangat penting dalam pencegahan infeksinosokomial yang dapat menyebar dari pasien satu ke pasien yang lain.

Kata Kunci : Sectio Caesarea, Infeksi, Protap Perawatan Luka.

LATAR BELAKANG

Sectio Caesarea (SC) akhir-akhir ini telahmenjadi trend karena dianggap lebih praktis dantidak menyakitkan sehingga tidak heran jika telahmenjadi tindakan bedah kebidanan kedua terseringyang digunakan di Indonesia maupun di luarnegeri. Dengan adanya operasi SC bukan hanyaibu yang akan menjadi aman tetapi juga jumlahbayi yang cedera akibat partus lama danpembedahan traumatik vagina menjadi berkurang.

Karena itu, insidensi SC dari tahun ketahun terusmeningkat disertai dengan penurunan absolutemortalitas perinatal (Fitri H. 2010).

Permintaan dilakukan persalinan dengan SCsaat ini masih sering dilakukan.Dua per tiga wanitabanyak yang memilih SC sebagai pilihan metodemelahirkan saat ini dibandingkan 20 tahun yang lalu(Alesee, 2000). Angka kejadian SC di AmerikaSerikat pada tahun 1998 adalah 21,2% (Cunninghamet al, 2006) sedangkan pada tahun 2000 meningkatmenjadi 24-30% (Roeshadi, 2006). Di Indonesiaterjadi Flukterasi dimana tahun 2000 sebesar

Page 2: Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap Perawatan ...stikesyarsimataram.ac.id/sys-content/uploads/file/naskah pen dikti... · 1 Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap

2

47,22%, tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002sebesar 47,13%, tahun 2003 sebesar 46,87%, tahun2004 sebesar 53,22%, tahun 2005 sebesar 51,59%dan tahun 2006 sebesar 53,68% (Grace, 2007).

Di RSUP NTB,RekapitulasiLaporanTahunanRSUP NTB mendapatkan 2931 persalinan PascaPost Caesarea selama periode 2010-2012,diantaranya tahun 2010 sebanyak 910 pasien, tahun2011 sebanyak 1118 pasien, tahun 2012 sebanyak912 pasien(Laporan Tahunan RSUP NTB, 2012).

Perawatan luka merupakan salah satu teknik yangharus dikuasai oleh perawat. Prinsip utama dalammanajemen perawatan luka adalah pengendalianinfeksi karena infeksi menghambat prosespenyembuhan luka sehingga menyebabkan angkamorbiditas dan mortalitas bertambah besar. DiIndonesia terjadi Flukterasi angka sectiocaesreadisertai kejadian infeksi luka post sectiocaesarea,sekitar 90% dari morbiditaspasca operasi disebabkanoleh infeksi luka operasi(Himatusujanah, 2008).Infeksi luka posto perasi merupakan salah satumasalah utama dalam peraktek pembedahan, tampaksulit dipercaya bahwa infeksi yang didapat saat dirawatdi rumah sakit lebih sering terjadi daripada kecelakaanlalu lintas (Blackwell, 2008)

Ancaman terjadinya infeksi nosokomial padapenderita dapat terjadi setiap saat. Hal ini merupakanrealita yang perlu diwaspadai, petugas ruangan/bangsalperawatan juga perlu mengetahui dan menguasaistandar kerja SPO tentang cara-cara pencegahaninfeksi (kewaspadaanstandar) serta mengetahui danmengenal sumber-smber penularan (Darmadi, 2008).

Seiring dengan masih tingginya angkakejadian infeksi nosokomial pasca operasi,sebanyak 3,5% yang juga mengakibatkanbertambahnya biaya perawatan. Selain itu dalammelakukan perawatan luka khususnya pada pasienpasca bedah Caesar, perawat kurangmemperhatikan Standar Prosedur Operasional(SPO) atau prosedur tetap perawatan luka.Sebagaicontoh, dalam melakukan perawatan lukaalat-alat yang digunakan untuk merawat lukahanya satu set perawatan luka dan digunakanuntuk semua pasien yang membutuhkanperawatan luka pada hari tersebut. Selain ituperawat kurang memperhatikan teknik aseptik,misalnya sesudah melakukan perawatan luka padasatu pasien, perawat tidak segera mencuci tangankembali dan mengganti dengan handscoon yangbaru dan steril tetapi langsung melakukanperawatan luka pada pasien yang lain. Padahalseharusnya sebelum dan sesudah melakukanperawatan luka pada satu orang pasien, harusselalu mencuci tangan dan mengganti handscondengan yang steril (Fitri H. 2010).

Hal tersebut di atas tidak sesuai dengan SPOperawatan luka. Padahal kita sebagai seorangperawat seharusnya tahu bahwa SPO merupakantata cara atau tahapan yang dibakukan dan harusdilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerjatertentu termasuk didalamnya tindakan perawatanluka. Apabila SPO tersebut tidak dilakukandengan benar, ditakutkan akan berpengaruhterhadap proses penyembuhan luka tersebut.Berdasarkan fenomena diatas dan mengingatmakin meningkatnya angka kejadian melaluiSectio Caesar serta kehawatiran akan terjadinyainfeksi pada pasien post section caesarea, penelititertarik dan ingin melakukan penelitian tentang“Hubungan Tingkat Kepatuhan PelaksanaanProtap Perawatan Luka Dengan Kejadian InfeksiLuka Post Sectio Caesarea (SC)”.TINJAUAN PUSTAKALuka Post Sectio Caesarea (SC)

Sjamsuhidayat (1997) mendefinisikan lukasebagai hilang atau rusaknya sebagian jaringantubuh. Sedangkan menurut Mansjoer (2000) lukaadalah keadaan hilang atau terputusnyakontinuitas jaringan.Infeksi Luka Operasi

Infeksi didefinisikan sebagai prosesdimana seorang hospes yang rentan dimasuki olehagen-agen patogen (infeksius) yang tumbuh danmemperbanyak diri, menyebabkan banyakterdapat hospes. Agen-agen infeksius utamaadalah virus, bakteri, rieketsia, jamur, parasit(Schaffer, 2008).Section Caesarea (SC)

Section Caesarea (SC) didefinisikansebagai lahirnya janin melalui insisi di dindingabdomen (laparotomi) dan dinding uterus(histeriktomi). Definisi ini tidak mencangkuppengeluaran janin dari rongga abdomen padakasus ruptur uteri atau pada kasus kehamilanabdomen (Cunningham et al, 2007).

DesainPenelitianPenelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif .Jenis penelitian ini merupakanpenelitian Observasiona lAnalitik, menggunakandesain studikorelasi. Rancangan penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalahsemua perawat dan bidan yang melakukanperawatan luka post sectio caesarea yang ada diRSUP NTB, yaitu 13 bidan dan 7 perawat dengantotal populasinya adalah 20 populasi. Sampel

Page 3: Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap Perawatan ...stikesyarsimataram.ac.id/sys-content/uploads/file/naskah pen dikti... · 1 Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap

3

dalam penelitian ini adalah semua perawat danbidan yang melakukan perawatan luka postsection caesarea yang ada di RSUP NTB.Penelitian ini menggunakan uji KorelationCoefficient Contingency untuk mengetahuihubungan antara variable independen denganvariabel dependen dengan tingkat kemaknaanP<0,05 dan analisis dengan menggunakan SPSSfor windows.Hasil PenelitianKarakteristik Perawat

Sebagian besar perawat di bangsal MelatiRSUP NTBberumur 20 – 35 tahun sebanyak 5 orang(71%). sebagian besar responden mempunyaitingkat pendidikan D3 yaitu sebanyak 4 orang (57%).

Pada Tahap Preinteraksidiketahui sebagianbesar perawat dan bidan di ruang RSUP NTByang masuk dalam kategori preinteraksi baikyaitu,4 orang (57%), sedangkan perawat yangmasuk dalam kategori preinteraksi sedang yaitu,1 orang (14%) dan yang masuk dalam kategoripreinteraksi buruk yaitu, 2 orang (29%).

Pada Tahap Orientasi sebagian besarperawat di Bangsal RSUP NTB maasuk dalamkategori orientasibaik yaitu, 5 orang (72%),sedangkan perawat yang masuk dalam kategoriorientasi sedang yaitu, 1 orang (14%) dan yangmasuk dalam kategori orientasi buruk yaitu, 1orang (14%).

Pada Tahap kerja sebagian besar perawatdi ruang RSUP NTB termasuk dalam kategorikerja baik, yaitu sebanyak 6 orang (86%), kategorikerja sedang,sebanyak 1 orang (14%) dan yangmasuk dalam kategori kurang 0.

Pada Tahap Terminasi sebagian besarperawat di Bangsal RSUP NTB masuk dalamkategori terminasi baik yaitu, 5 orang (72%),sedangkan perawat yang masuk dalam kategoriterminasi sedang yaitu, sebanyak 2 orang (28%).

Pada Tahap Dokumentasi sebagian besarperawat di Bangsal RSUP NTB masuk dalamkategori dokumentasi baik yaitu, sebanyak 5orang (72%), sedangkan perawat yang masukdalam kategori dokumentasi sedang yaitu,sebanyak 2 orang (28%).Karakteristik Responden (Sasaran Pasien PostSC).

Karakteristik responden berdasarkan umurmenunjukkan sebagian besar responden berumur 20 -35 tahun yaitu, sebanyak 17 (85%) dan yang palingsedikit adalah pada usia <20 tahun yaitu, sebanyak 1(5%)dan responden yang usia > 35 tahun sebanyak 2(10%). karakteristik responden berdasarkan pendidikan

menunjukkan sebagian besar responden mempunyaitingkat pendidikan SD.Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap PerawatanLuka

Pelaksanaan protap perawatan luka denganjumlahresponden 7 orang terdapat 5 orang (71%)Patuh dan 2 orang (29%) Tidak Patuh.Kejadian Infeksi

Dari 20 responden (sasaran pasien) yangdilibatkan dalam penelitian ini terdapat kejadianinfeksi 5 orang (25%) dan yang tidak mengalamiinfeksi 15 orang (75%).Hubungan Tingkat Kepatuhan ProtapPerawatan Luka dengan kejadian Infeksi

Didapat dari 7 responden/perawat yangtelah melakukan protap perawatan luka post SC didapatkan 5 orang (20%) mengalami infeksisedangkan 15 orang (80%) tidak mengalamiinfeksi. Hal ini menunjukan bahwa tingkatkepatuhan perawat dan bidan dalam melakukanprotap perawatan luka post SC sangatberpengaruh dengan Tingkat kemaknaan p = 0,05> 0,000 dan dengan nilai signifikan hubungan0.655.

Setelah dilakukan analisis data, maka adabeberapa hal yang akan dibahas yaitu TingkatKepatuhan Pelaksanaan Protap Perawatan Luka PostSC, Kejadian Infeksi Luka Post SC dan HubunganTingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap PerawatanLuka Post SC Dengan Kejadian Infeksi Luka PostSectio Caesarea. Untuk mengidentifikasihubungan tersebut peneliti menggunakan ujiKorelation Contingency Coefficient dengantingkat kemaknaan p<0.05.PembahasanTingkat Kepatuhan Pelaksanaan ProtapPerawatan Luka Post SC

Perawatan luka dimulai dari tahapprainteraksi, orientasi, kerja, terminasi, terakhirdokumentasi. Pengamatan perawatan lukadilakukan selama satu kali yaitu pada hari ke 1-3untuk perawatan luka pos SC dan hari ke 10 untukkejadian infeksi luka post SC.Hasil dari Observasi perawatan luka pada masing-masing tahap adalah sebagai berikut.Berdasarkanpada tabel 5.6 nampak bahwa rata-ratapelaksanaan perawatan luka post operasi sectiocaesarea selama observasi hari ke 1-3 di ruangmelati RSUP NTB sebagian besar dengan kategoriadalah baik yaitu sebanyak15 responden(80%)tidak mengalami infeksi, dan 5 responden(20%)mengalami infeksi .Kejadian Infeksi

Page 4: Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap Perawatan ...stikesyarsimataram.ac.id/sys-content/uploads/file/naskah pen dikti... · 1 Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap

4

Infeksi Luka operasi dari gambaran klinislokal luka yang ditandai dengan adanya : Hangatpada kulit, pus, nyeri berdenyut dan teganganterlokalisir, bengkak sebagian, suhu lebih dari380C, Nadi lebih dari 84 x/ menit, tekanan darahlebih dari 130/90 mmHg, kriteria infeksi lukaadalah sebagai berikut : Infeksi = Nilai 8, TidakInfeksi = Nilai <8

Berdasarkan kriteria tersebut, makadistribusi infeksi luka operasi yang telahditampilkan pada tabel 5.5 yang mengalamikejadian infeksi 5 responden (25%) dan yangtidak mengalami infeksi 15 responden (75%).

Hasil penelitian menunjukan masihterdapat 5 responden (25%) yang mengalamiinfeksi luka operasi. Sebagian besar respondenmengalami infeksi pada hari ke-7 dan 10 post SC.Responden pada hari ke-3 yang mengalami infeksiadalah pasien dengan diagnosis KPD dan pasienyang telah melakukan persalinan di dukun,kemudian di rujuk ke RSUP NTB, tetapi tidaksecara menyeluruh pasien post SC dengan KPDmengalami infeksi. Pasien yang mengalamiinfeksi post SC hari ke-3, 7 dan 10 adalah pasienyang sama dan mengalami pertambahan.

Banyak faktor yang memungkinkanmempengaruhi terjadinya ILO tersebut. Dari datarekam medis diperoleh kadar Hb yang rendahpasien tersebut baik pre maupun post operasirendah. Kadar Hb yang rendah merupakan salahsatu faktor resiko untuk terjadi infeksi pada postoperasi. Penelitian yang dilakukan oleh Younis citSuparisa (2001), menemukan perbedaan yangbermakna antara angka kekerapan infeksi jikakadar Hb < 9 gr/dl dibandingkan dengan kadar Hb10 gr/dl.

Selain itu tipe prosedur operasi yangemergensi juga memiliki prevalensi yang tinggiterhadap terjadinya infeksi luka operasi. Scwartz(2000) mengemukakan rata-rata kejadian infeksipost operasi lebih tinggi pada pasien yang dioperasi emergensi dari pada yang elektif. Waktuyang diperlukan untuk menyiapkan pasien padaoperasi emergensi tidak banyak seperti operasielektif, karena pasien memerlukan operasi segeradan prinsip utama dalam keadaan emergensiadalah menyelamatkan jiwa pasien maupun bayi.Tindakan yang dilakukan tersebut terkadang tidakmelalui prosedur yang benar dan mengabaikanprosedur tetap, sehingga pasien rentan terhadapkejadian infeksi.

Hubungan Tingkat Kepatuhan PelaksanaanProtap Perawatan Luka Post SC Dengan KejadianInfeksi Luka Post Sectio Caesarea.Dari hasil penyajian statistik Chi-Square tingkatkemaknaan p<0.05, didapatkan hasil dari TingkatKepatuhan Pelaksanaan Protap Perawatan LukaPost SC Dengan Kejadian Infeksi Luka PostSectio Caesareadi dapatkan nilai p sebesar 0.000< 0.05 sehingga Ho dapat di tolak. Sehingga dapatdi simpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna(signifikan) antara tingkat kepatuhan pelaksanaanprotap perawatan luka pos SC dengan kejadianinfeksi luka post sectio caesarea di Bangsal MelatiRumah Sakit Umum Provinsi Nusa TenggaraBarat.

Menurut Riza (2007), faktor-faktor yangberperan dalam terjadinya infeksi luka post sectiocaesarea Sig. Tingkat kepatuhan pelaksanaanProtap perawatan luka dengan kejadian infeksiluka 0.001 Hubungan Tingkat KepatuhanPelaksanaan

Sesuai dengan penelitianHimatusujanah dan Faizah Betty (2008) mengenaiEvaluasi Penerapan Teknik Aseptik dan CuciTangan dengan Kejadian Infeksi Luka Post SectioCaesarea di RSUP dr Sardjito, sebagai hasilnya 3perawat (5.2%) mengetahui tehnik dan mampumenerapkan sedangkan 55 perawat (94.8%) tidakmampu menerapkan, sedangkan kejadianinfeksinya 15%. Hasil penelitian ini jugamenguatkan beberapa faktor yang berperan dalamterjadinya infeksi luka post sectio caesarea.KESIMPULAN

Sebagian besar perawat yang melakukanprotap perawatan luka post sectio caesarea patuhyaitu yang patuh 5 orang (71%), sedangkan yangtidakpatuh 2 orang (29%). Sebagian besar pasientidak mengalami infeksi yaitu yang infeksi15orang (75%), sedangkan yang mengalamiinfeksi5orang (25%). Terdapat hubungan yang signifikanantaraTingkat Kepatuhan Pelaksanaan ProtapPerawatan Luka Post SC dengan Kejadian InfeksiLuka Post Sectio Caesareayaitu berada padatingkat signifikan 0,000 dengan tingkatkesalahan/koreksi sebesar 0,05.

DAFTAR PUSTAKACuningham,G.F.,MacDonald,P.C.,Grand,N.F.,A

(1997),Obstetri Williams, edisi 19, EGC:Jakarta

_____ (2001), Obstetri Williams, edisi21,EGC: Jakarta

______ (2006), Obstetri Williams, edisi21,

Page 5: Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap Perawatan ...stikesyarsimataram.ac.id/sys-content/uploads/file/naskah pen dikti... · 1 Hubungan Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Protap

5

EGC: JakartaDepartemenKesehatan RI, 1999, Pembangunan

KesehatanMenuju Indonesia Sehat2010,Jakarta.

Darmadi (2008),InfeksiNosokomial.SalembaMedika:Jakarta

Grace, V., J (2007), Journal DexaMedika,http//www.dexamedixa.com

Himatusujanah.,Fatizah Betty Rahayuningsih(2008), Hubungan tinga tkepatuhanPelaksanaan protap perawatan lukadengan kejadian infeksi luka post sectionCaesarea (SC) di ruang I RSUDdr.Moewardi Surakarta. Vol.I No.4 (175-180).

HastutiFitri (2010), Gambaran PelaksanaanPerawatan Luka Post Operasi SectioCaesarea (SC) dan Kejadian Infeksi diRuang Mawar I RSUD MoewardiSurakarta.Skripsi Sarjana IlmuKeperawatan Universitas MuhamadiyahSurakarta.

Hidayat, A.AzizAlimul (2007), Metode PenelitianKebidanan dan Teknik AnalisisData.Salemba Medika: Jakarta

Johnson, A. J.,(2003), Caesarea Sectio SurgicalSite Infection Surveillance, OriginalArticle.

Johnson, Ruth (2005),BukuAjarPraktikKebidanan.EGC: Jakarta

Keliat, B. A (2000),HubunganTerapeutikPerawat–Klien,EGC : Jakarta

Kozier, B., Erb, G., Blas, k., (1995), Fundamentalof Nursing : Concepts Process Practise,California, Addison- Wesley PublishingCompany.

Lisnawati, Lilis (2011), Buku Pintar Bidan(Aplikasi Penatalaksanaan Gawat DaruratKebidanan di Rumah Sakit. Trans InfoMedia: Jakarta.

Mackay, J & Wiggan, 2005, Suturing Techniques,American Academy of dermatology,American Medical Association, And PhiBet Kappa, last update july 28, 2009.

Mansjoer, A., (2000), Kapita Selekta Kedokteran,Edisi 3 Jilid 2, Media Aesculapius:Jakarta.

Mochtar., G, 1998, Sinopsis Obstetri; ObstetriSosial, edisi 12, EGC : Jakarta.

Nursalam (2008), Konsep dan PenerapanMetodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.SalembaMedika: Jakarta

Perry & Potter, (2005), BukuAjar FundamentalKeperawatan, EGC: Jakarta

Prawiroharjo, S,.(2002), Pelayanan KesehatanMaternal dan Neonatal, Yayasan BinaPustaka Sarwono Prawirharjo: Jakarta

RSU Provinsi NTB (2012), Laporan TahunanData Kelahiran Ibu Post Sectio Caesarea(SC).Mataram

Sjamsuhidayat (1997).Buku Ajar IlmuBedah,EGC; Jakarta.

_____ , R and Win. D. J. (2005), Buku ajarilmukedokteran,BukuKedokteran: Jakarta.

Scaffer, (2002), Pencegahan infeksi dan peraktekyang aman, EGC : Jakarta

Smeltzer, B., C, (2001), Buku Ajar KeperawatanMedikal Bedah Brunner and SuddartEdisi8, EGC: Jakarta

Uliyah, Musrifatul.,Hidayat,A.AzizAlimul (2008),Praktikum Keterampilan Dasar PraktikKlinik: Aplikasi Dasar-dasar PraktikKebidanan. SalembaMedika: Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono (2009),IlmuKebidanan.Tridasa Printer: Jakarta

Notoatmodjo, S (2010), Metodologi PenelitianKesehatan. SalembaMedika: Jakarta

Wiknjosastro (2005).Ilmu BedahKebidanan.YayasanBinaPustaka: Jakarta

____ (2008). Ilmu Bedah Kebidanan. YayasanBina Pustaka: Jakarta