hubungan tingkat aktivitas fisik dengan indeks massa tubuh (imt) dan lingkar pinggang(1)
TRANSCRIPT
-
8/9/2019 Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Dengan Indeks Massa Tubuh (Imt) Dan Lingkar Pinggang(1)
1/7
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume6, No.2, Juli 2011
112
HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DANLINGKAR PINGGANG MAHASISWA
Susiana CandrawatiJurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan IlmuIlmu Kesehatan
Universitas Jenderal Soedirman
ABSTRACTAt the moment, chronic disease have become the highest cause for morbidity and mortality inthe world. One of the risk factors for chronic disease to develop is low physical activity.Obesity, which is determined by body mass index (BMI) and excessive waist circumferencemay be risk to cardiovasculear disease, one of chronic disease. The aim of this study was to
know the association between physical activity level with BMI and waist circumference in thirdyear medical students at University of Indonesia. The research subjects were between 1925years of age and filled out a physical activity questionnarre (RISKESDAS 2007) to define thelevel of their physical activity. From 36 subjects, 12 in the low physical activity level group, 12in the moderate physical activity level group, and 12 in the high physical activity level groupwere randomly selected for measurement of BMI and waist circumference. Physical activitylevels were not associated with BMI (p=0,889). Physical activity levels were not associatedwith waist circumference (p=1,000).
Keyword : physical activity, body mass index, waist circumference
PENDAHULUANKemajuan teknologi modern saatini berdampak positif dan negatif terhadapkehidupan. Dilihat dari dampak positifbanyak kegiatan menjadi lebih mudah dansingkat, sedangkan dilihat dari dampaknegatif orang menjadi malas bergerak.Sebagai contoh adalah penggunaan liftmenyebabkan orang malas naik tangga,penggunaan remote televisimemungkinkan orang mengganti salurantelevisi tanpa berpindah dari tempat duduk,dan masih banyak lagi contoh lain yangmenggambarkan kemajuan teknologikurang memberikan kesempatanmelakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisikyang kurang merupakan salah satu faktorrisiko penyakit kronik terutama penyakit
kardiovaskuler, penyakit serebrovaskulerdan Diabetes Mellitus tipe 2 (Al - Maskari,2011). Saat ini penyakit kronik tersebutmerupakan penyebab terbesar morbiditasdan mortalitas di seluruh dunia. DataWorld Health Organization (WHO) tahun2005 menyebutkan bahwa 61% kematiandisebabkan oleh karena penyakit kronik.Diperkirakan pada tahun 2030 jumlahnyadapat meningkat sampai 70% karena gayahidup yang tidak sehat (Al - Maskari,2011).
Berbagai penelitian membuktikanbahwa penyakit kronik berkaitan eratdengan obesitas. American Heart
Association menyatakan bahwa gayahidup tidak aktif merupakan faktor risiko
-
8/9/2019 Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Dengan Indeks Massa Tubuh (Imt) Dan Lingkar Pinggang(1)
2/7
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume6, No.2, Juli 2011
113
utama penyakit jantung koroner.Sementara gaya hidup tidak aktif atau
tingkat aktivitas yang rendah merupakansalah satu faktor utama terjadinyaobesitas, selain faktor asupan kalori yangberlebihan (Levine & Miller, 2007). Singh(1999) juga mengemukakan bahwaprosentase lemak viseral dan indeksmassa tubuh (IMT) merupakan indikatorfaktor risiko penyakit jantung koroner.Prosentase lemak viseral dapat diprediksidari lingkar pinggang. Karena itu sebagaiupaya prevensi dan promosi terhadap
masalah kesehatan, terutama terhadappenyakit jantung koroner, pemantauanukuran lingkar pinggang dan IMT perludilakukan secara berkala.
US Health and Human Servicesmerekomendasikan latihan fisik denganintensitas sedang 150 menit dalamseminggu, dengan rata rata 30 menitsehari selama lima hari per minggu.Rekomendasi tersebut dikeluarkansebagai upaya prevensi dan promosikesehatan (US Department of Health &Human Services, 2008). Rekomendasiyang sama juga dikeluarkan olehAmericanHeart Association dengan tujuanmengurangi risiko terhadap penyakit
jantung koroner (AHA Scientifis Position,2009). Data Riset Kesehatan Dasar(RISKESDAS) 2007 memperlihatkanbahwa 48,2% penduduk Indonesia usialebih dari 10 tahun kurang melakukanaktivitas fisik. Aktivitas fisik dikategorikancukup apabila kegiatan dilakukan terusmenerus minimal 10 menit dalam satukegiatan tanpa henti dan secara kumulatif150 menit dalam satu minggu (Depkes RI,2008).Sepanjang hidupnya, manusia memilikitingkat aktivitas fisik yang berbedabeda.Departemen kesehatan Republik
Indonesia (2008) dalam RISKESDAS 2007mendapatkan hasil bahwa usia remaja
beranjak dewasa memiliki variasi yangbesar pada tingkat aktivitas fisik. Periodeusia ini berada pada rentang 19 25tahun, sesuai dengan usia mahasiswatingkat III Program Pendidikan DokterUmum (PPDU) Fakultas kedokteranUniversitas Indonesia sehingga padapenelitian ini ingin diketahui hubunganantara tingkat aktivitas fisik dengan lingkarpinggang dan IMT mahasiswa tingkat IIIPPDU FK UI.
METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian
observasional dengan menggunakanmetode potong lintang untuk melihathubungan tingkat aktivitas fisik denganlingkar pinggang dan IMT. Variabel bebasterdiri dari tingkat aktivitas fisik. Variabeltergantung terdiri dari : lingkar pinggangdan IMT. Data tingkat aktivitas fisik diambilmenggunakan kuesioner tingkat aktivitasfisik RISKESDAS 2007. Tingkat aktivitasfisik dikelompokkan menjadi: tingkataktivitas fisik rendah, sedang dan tinggi.Data lingkar pinggang diambil denganpengukuran menggunakan pita pengukurpada pertengahan antara tulang rusukpaling bawah dan krista iliaka. Lingkarpinggang dikelompokkan menjadi: berisikodan tidak berisiko. Data IMT diambildengan pengukuran tinggi badan (TB) danberat badan (BB) kemudian dihitungmenggunakan rumus BB(kg) / TB2(m2).IMT dikelompokkan menjadi: underweight,normal, overweight, obesitas I danobesitas II.Populasi target dan terjangkau penelitianadalah mahasiswa tingkat III PPDU FKUI.Besar sampel untuk tiap kelompok sebesar10 orang, ditambah 20% maka menjadi 12
-
8/9/2019 Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Dengan Indeks Massa Tubuh (Imt) Dan Lingkar Pinggang(1)
3/7
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume6, No.2, Juli 2011
114
orang tiap kelompok tingkat aktivitas fisiksehingga keseluruhan menjadi 36 orang.
Sampel diambil dengan metode stratifiedrandom sampling. Data diolahmenggunakan perangkat StatisticalPackage for the Social Sciences (SPSS)versi 11,5 dan disajikan dalam bentuktekstular, tabuler dan grafikal. Analisisbivariat untuk mengetahui hubungantingkat aktivitas fisik dengan IMTmenggunakan uji parametrik Chi-squaredengan alternatif uji Fisher bila syarat ujiparametrik tidak terpenuhi. Demikian pula
dengan analisis bivariat untuk mengetahuihubungan tingkat aktivitas fisik denganlingkar pinggang menggunakan ujiparametrik Chi-square dengan alternatif ujiFisher bila syarat uji parametrik tidakterpenuhi.
HASIL DAN BAHASANKarakteristik Subyek Penelitian
Populasi mahasiswa tingkat III PPDUFKUI adalah 172 mahasiswa, sedangkan
jumlah sampel yang diperlukan dan sudahikut dalam penelitian adalah 36 orang yangterdiri dari 12 orang kelompok tingkataktivitas fisik rendah, 12 orang kelompoktingkat aktivitas fisik sedang dan 12 orangkelompok tingkat aktivitas fisik tinggi.Subyek terdiri dari 15 laki laki (41,7%)dan 21 perempuan (58,3%). Analisisstatistik menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan distribusi normaluntuk variabel IMT (p=0,101) dan lingkar
pinggang (p=0,137). Berdasarkan Tabel 1,subyek penelitian mempunyai medianumur 20 tahun dengan rentang umur 19 21 tahun. Indeks Massa Tubuh (IMT) ratarata subyek penelitian adalah 21,3 2,1kg/m2. Lingkar pinggang ratarata seluruhsubyek adalah 71,75 7,9 cm, denganratarata untuk lakilaki 76,536,52cmdan perempuan 68,3 7,15 cm.
Tabel 1. Distribusi Subyek menurut Usia, IMT dan Lingkar Pinggang
Variabel Mean SD Median Minimal - Maksimal
Usia 19,75 0,73 20 1921
IMT 21,3 2,1 21,01 17,1125,78
Lingkar pinggang- Laki laki- Perempuan
71,75 7,976,53 6,5268,3 7,15
69,57667
5894638558 - 94
Berdasarkan klasifikasi IMT AsiaPasifik (WHO), 75% subyek penelitiantermasuk ke dalam IMT normal dan tidakada subyek yang termasuk ke dalam
obesitas 2. Walaupun sebagian besarsubyek memiliki IMT normal, tetapi akansangat mungkin IMT meningkat seiringpertambahan usia. Hal ini merupakan halyang harus menjadi perhatian, mengingatmahasiswa sangat beresiko memiliki IMTyang tinggi terkait dengan aktivitas fisik
dan pola makan sehari hari. Penelitianserupa di wilayah yang sama, namun padapopulasi yang berbeda (rentang usia 25 45 tahun) mendapatkan hanya 43%
subyek yang memiliki IMT normal,sedangkan 18% overweight dan 34%memiliki IMT obesitas (Tomarere, 2011).Dari data ini, dapat dilihat adanyakecenderungan penurunan jumlah IMTnormal dan peningkatan jumlah IMT
-
8/9/2019 Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Dengan Indeks Massa Tubuh (Imt) Dan Lingkar Pinggang(1)
4/7
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume6, No.2, Juli 2011
115
overweight serta IMT obesitas seiringadanya pertambahan usia.
Berdasarkan klasifikasi lingkarpinggang dari WHO, sebagian besarsubyek (97%) tidak berisiko menderitapenyakit jantung (kardiovaskuler). WHOmenggunakan klasifikasi lingkar pinggangsebagai penentu faktor resikokardiovaskuler karena lingkar pingganglebih menggambarkan penumpukan lemakviseral (obesitas abdominal) dibandingkandengan pengukuran IMT. Disebutkanbahwa seorang laki laki dengan lingkar
pinggang 90 cm memiliki resikokardiovaskuler yang tinggi, sedangkanperempuan dengan lingkar pinggang 80cm memiliki resiko kardiovaskuler yangtinggi (ACSM, 2006). Berdasarkanklasifikasi lingkar pinggang tersebut,sebagian besar subyek pada penelitian initidak beresiko menderita penyakitkardiovaskuler (97%). Hal ini kemungkinankarena usia subyek yang masih beradapada rentang 19 25 tahun sehinggabelum banyak terpapar dengan berbagairesiko yang dapat menimbulkan penyakitkardiovaskuler. Penelitian serupa di
wilayah yang sama, namun pada populasiyang berbeda (usia 2545 tahun)
mendapatkan kecenderungan penurunanprosentase lingkar pinggang tidak beresikoseiring dengan pertambahan usia, yaitumenjadi 68% (Tomarere, 2011).
Hubungan Jenis Kelamin denganTingkat Aktivitas Fisik
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihatbahwa dari 15 subyek yang berjeniskelamin lakilaki, sebagian besar (53,3%)mempunyai tingkat aktivitas fisik yang
tinggi. Sedangkan dari 21 subyek yangberjenis kelamin perempuan, sebagianbesar (42,9%) mempunyai tingkat aktivitasfisik yang rendah. Data ini terlihatkecenderungan bahwa jenis kelamin lakilaki mempunyai tingkat aktivitas fisik yanglebih tinggi daripada jenis kelaminperempuan, walaupun tidak terdapatperbedaan yang bermakna secara statistik(p=0,091). Hal ini sesuai dengan hasiltemuan RISKESDAS 2007 yangmenyatakan bahwa laki-laki cenderunglebih aktif dibandingkan perempuan(Depkes RI, 2008).
Tabel 2. Distribusi Subyek menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Aktivitas Fisik
Jenis KelaminTingkat Aktivitas Fisik
TotalRendah Sedang Tinggi
Laki laki 3 (20%) 4 (26,7%) 8 (53,3%) 15 (100%)Perempuan 9 (42,9%) 8 (38,1%) 4 (19%) 21 (100%)Jumlah 12 (33,3%) 12 (33,3%) 12 (33,3%) 36 (100%)
Pearson Chi-Square ( p = 0,091)
Hubungan Tingkat Aktivitas Fisikdengan IMT
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihatbahwa sebagian besar subyek penelitian(75%) mempunyai IMT normal denganpenyebaran yang hampir merata pada
ketiga tingkat aktivitas fisik. Tidak terdapatperbedaan IMT bermakna berdasarkantingkat aktivitas fisik (p=0,889). Hal iniberbeda dengan penelitian Tomarere yangmenyatakan bahwa terdapat hubunganbermakna antara tingkat aktivitas fisik
-
8/9/2019 Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Dengan Indeks Massa Tubuh (Imt) Dan Lingkar Pinggang(1)
5/7
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume6, No.2, Juli 2011
116
dengan IMT, dimana subyek obesitas lebihbanyak berada pada tingkat aktivitas
rendah, demikian juga sebaliknya(Tomarere, 2011).
Tabel 3. Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik dengan IMT
Tingkat AktivitasFisik
Indeks Massa Tubuh TotalUnderweight Normal Overweight Obesitas
Rendah 1 (8,3%) 8 (66,7%) 1 (8,3%) 2 (16,7%) 12 (100%)Sedang 0 (0%) 9 (75,0%) 2 (16,7%) 1 (8,3%) 12 (100%)Tinggi 1 (8,3%) 10 (83,3%) 1 (8,3%) 0 (0%) 12 (100%)
Jumlah 2 (5,6%) 27 (75,0%) 4 (11,1%) 3 (8,3%) 36 (100%)
Fishers Exact Test ( p = 0,889 )
Perbedaan hasil kemungkinan
besar disebabkan oleh perbedaan rentangusia subyek penelitian. Penelitian inimempunyai subyek dengan rentang usialebih muda daripada penelitian Tomareresehingga sebagian besar subyek (75%)mempunyai IMT yang normal. Penelitianlain pada subyek yang lebih muda (11 19tahun), juga mendapatkan hasil tidak adaperbedaan bermakna tingkat aktivitas fisikantara subyek IMT normal dengan IMTberlebih (overweight dan obesitas), karena
sebagian besar subyek (80%) juga beradapada IMT normal (Kaluski, 2009).Banyak hasil penelitian
menunjukkan adanya hubungan yangberbanding terbalik antara aktivitas fisikdan berat badan atau IMT. PenelitianKavouras (2008) melaporkan bahwaindividu yang melakukan aktivitas secarateratur, paling sedikit 30 menit per haridalam lima hari per minggu memiliki IMTyang lebih rendah, yaitu 25,9 kg/m2,dibandingkan dengan IMT pada individuyang kurang aktif, yaitu 26,7 kg/m2.Berdasarkan temuan ini, tampak bahwaaktivitas fisik yang dilakukan secara teraturdengan waktu 3060 menit per hari, palingsedikit dilakukan 5 hari per minggu (150300 menit/minggu) cukup untuk
mempertahankan atau menurunkan berat
badan secara bermakna.Aktivitas fisik berperan dalamkeseimbangan energi pada penderitaobesitas. Komite pedoman aktivitas fisikUS Department of Health and HumanServices (2008) mengatakan bahwa beratbadan berlebih dan obesitas berhubungandengan peningkatan risiko morbiditaspenyakit hipertensi, dislipidemia, tipe 2diabetes, penyakit jantung koroner, stroke,penyakit kantung empedu, osteoarthritis
dan keganasan. Obesitas juga berkaitandengan angka mortalitas yang tinggi. Hu G(2004) dan AHA (2009) juga menyatakanbahwa penurunan IMT berkaitan denganpenurunan risiko penyakit kardiovaskulerdan diabetes mellitus.
Hubungan Tingkat Aktivitas Fisikdengan Lingkar Pinggang
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihatbahwa sebagian besar subyek penelitian(97,2%) termasuk ke dalam golongan tidakberisiko penyakit kardiovaskulerberdasarkan lingkar pinggang, denganpenyebaran yang merata pada ketigatingkat aktivitas fisik. Tidak terdapatperbedaan klasifikasi lingkar pinggang
-
8/9/2019 Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Dengan Indeks Massa Tubuh (Imt) Dan Lingkar Pinggang(1)
6/7
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume6, No.2, Juli 2011
117
bermakna berdasarkan tingkat aktivitas fisik (p=1,000).
Tabel 4. Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik dengan Lingkar PinggangTingkat AktivitasFisik
Lingkar Pinggang Total
Berisiko Tidak berisiko
Rendah 0 (0%) 12 (100%) 12 (100%)Sedang 1 (8,3%) 11 (91,7%) 12 (100%)Tinggi 0 (0%) 12 (100%) 12 (100%)Jumlah 1 (2,8%) 35 (97,2%) 36 (100%)
Fishers Exact Test ( p = 1,000 )
Hal ini berbeda dengan penelitianTomarere yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan bermakna antaratingkat aktivitas fisik dengan lingkarpinggang, dimana subyek dengan lingkarpinggang beresiko lebih banyak beradapada tingkat aktivitas rendah (Tomarere,2011). Disebutkan pula bahwa tingkataktivitas sedang dan tinggi berpotensimenurunkan resiko kardiovaskulerberdasarkan lingkar pinggang, namuntidak demikian dengan tingkat aktivitas fisikyang rendah (Tomarere, 2011). Perbedaan
hasil tersebut kemungkinan besardisebabkan oleh perbedaan rentang usiasubyek penelitian. Penelitian inimempunyai subyek dengan rentang usialebih muda daripada penelitian Tomareresehingga sebagian besar subyekmempunyai lingkar pinggang tidakberesiko.
Aktivitas fisik mampu menurunkanukuran lingkar pinggang karena berkaitanerat dengan penurunan persentase lemaktubuh terutama lemak viseral. Aktivitas fisikselain berperan dalam keseimbanganenergi, juga dapat menurunkan kadarkolesterol total dan trigliserida dalamdarah. Peneliti terdahulu, Hu G (2004)menyatakan bahwa persentase lemaktubuh yang berlebih, terutama di bagian
pinggang berhubungan denganpeningkatan risiko penyakit kardiovaskular
seperti penyakit tekanan darah tinggi,diabetes mellitus dan juga penyakit jantungkoroner. Penelitian oleh IDEA (2007)menyatakan bahwa lingkar pinggangmerupakan faktor risiko yang lebih tinggidibandingkan dengan IMT terhadappenyakit kardiovaskuler dan diabetesmellitus.
SIMPULAN DAN SARANJenis kelamin lakilaki mempunyai
tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggidaripada jenis kelamin perempuan,walaupun tidak terdapat perbedaan yangbermakna secara statistik. Tidak terdapatperbedaan IMT bermakna berdasarkantingkat aktivitas fisik. Tidak terdapatperbedaan klasifikasi lingkar pinggangbermakna berdasarkan tingkat aktivitasfisik. Meskipun penelitian ini belummampu membuktikan hubungan tingkataktivitas fisik dengan IMT dan lingkarpinggang pada periode usia remajaberanjak dewasa, tetapi penelitian padausia yang lebih tua membuktikan bahwatingkat aktivitas fisik berkaitan erat denganpeningkatan IMT dan lingkar pinggangyang merupakan indikator penyakitkardiovaskuler. Oleh karena itu perlu
-
8/9/2019 Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Dengan Indeks Massa Tubuh (Imt) Dan Lingkar Pinggang(1)
7/7
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume6, No.2, Juli 2011
118
adanya sosialisasi tentang pentingnyaaktivitas fisik sebagai upaya prevensi dan
promosi terhadap penyakit kardiovaskuler.
DAFTAR PUSTAKAACSM (American College of Sport
Medicine). ACSMs guidelines forexercise testing and pescription.Seventh Edition. Philadelphia :Lippincott Williams & Wilkins ; 2006
AHA Scientific Position. Risk factors andcoronary heart disease. Diunduh dari(24 November 2009) :
www.americanheart.org/presenter.jhtml/identifier=4726Al Maskari, F. Lifestyle disease : an
economic burden on the healthservices. Diunduh dari (2 januari2011)http://www.un.org/wcm/content/site/chronicle/home/archive/issues2010/achieving_global_health/economicburdenonhealthservices?ctnscroll
_articleContainerList=1_0&ctnlistpagination_articleContainerList=true
Dahlan MS. Besar sampel dan carapengambilan sampel. Edisi 2.Jakarta : Salemba Medika ; 2009
Departemen Kesehatan RepublikIndonesia. Laporan Nasional RisetKesehatan Dasar (RISKESDAS)2007. Jakarta : Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan ; 2008
Kaluski, DN dkk. Prevalence anddeterminants of physical activity and
lifestyle in relation to obesity amongschoolchildren in Israel. Diterbitkan
pada Juni 2009. Diunduh dari(Oktober 2011):http://proquest.umi.com/pqdweb?index=32&did=1719862471&SrchMode=1&sid=4&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=1310619409&clientId=97884
Levine JA, Miller JM. The energyexpenditure of using a walk andwork desk for office workers withobesity. British Journal of Sports
Medicine ; 41 : 558561. 2007Singh RB et al. Body fat percent bybioelectrical impedance analysis andrisk of coronary artery diseaseamong urban men with low rates ofobesity : The Indian Paradox.Journal of the American College ofNutrition. 1999. Vol 18 No 3 : 268 273
Tomarere, EL. Hubungan tingkat aktivitasfisik dengan lingkar pinggang danindeks massa tubuh karyawan pusatadministrasi FKUI usia 25 45tahun. Jakarta : PS IKO ; 2011
US Department of Heath & HumanServices. Physical activity guidelinefor Americans. 2008 Oct 16.Diunduh dari (19 Maret 2009) :http://www.health.gov/paguidelines/chapter4.aspx
http://www.americanheart.org/presenter.jhthttp://www.un.org/wcm/contenthttp://proquest.umi.com/pqdwebhttp://www.health.gov/paguidelines/chttp://www.health.gov/paguidelines/chttp://proquest.umi.com/pqdwebhttp://www.un.org/wcm/contenthttp://www.americanheart.org/presenter.jht