hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

101
Universitas Sumatera Utara Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id Fakultas Kesehatan Masyarakat Skripsi Sarjana 2018 Hubungan Personal Hygiene dan Karakteristik Individu dengan Keluhan Kesehatan Kulit pada Pekerja Pengumpul Makanan Ternak di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Mutia, Audita http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2243 Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 11-Sep-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id

Fakultas Kesehatan Masyarakat Skripsi Sarjana

2018

Hubungan Personal Hygiene dan

Karakteristik Individu dengan Keluhan

Kesehatan Kulit pada Pekerja

Pengumpul Makanan Ternak di TPS

Kenangan Kelurahan Kenangan

Kecamatan Percut Sei Tuan

Mutia, Audita

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2243

Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara

Page 2: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

i

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU

DENGAN KELUHAN KESEHATAN KULIT PADA PENGUMPUL

MAKANAN TERNAK DI TPS KENANGAN KELURAHAN

KENANGAN KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH:

AUDITA MUTIA

NIM. 131000101

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

ii

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU

DENGAN KELUHAN KESEHATAN KULIT PADA PENGUMPUL

MAKANAN TERNAK DI TPS KENANGAN KELURAHAN

KENANGAN KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH

AUDITA MUTIA

NIM. 131000101

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN

PERSONAL HYGIENE DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN

KELUHAN KESEHATAN KULIT PADA PENGUMPUL MAKANAN

TERNAK DI TPS KENANGAN KELURAHAN KENANGAN KECAMATAN

PERCUT SEI TUAN TAHUN 2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil

karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara-cara tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Medan, Januari 2018

Yang membuat pernyataan

Audita Mutia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

iii

ABSTRAK

Personal hygiene merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, oleh karena

itu penting untuk memperhatikan kebersihan diri agar terhindar dari berbagai macam

penyakit. Dilihat dari lokasi dan cara bekerja, pekerja pengumpul makanan ternak

memiliki resiko yang tinggi terkena penyakit kulit. Personal hygiene yang buruk

dapat memicu terjadinya keluhan kulit pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan personal hygiene dan Karakteristik Individu (pengetahuan,

tindakan dan pemakaian alat pelindung diri) keluhan kesehatan kulit pada pengumpul

makanan ternak di TPS Kenangan, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan

Tahun 2013.

Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan penelitian

crosssectional study. Populasi penelitian adalah seluruh pengumpul makanan ternak

TPS Kenangan sebanyak 30 orang dengan pengambilan sampel secara total sampling. Hasil penelitian diperoleh lebih banyak personal hygiene (60,0%), pengetahuan

(56,7%) dan tindakan (56,7%) masuk dalam kategori tidak baik sedangkan pemakaian alat

pelindung diri masuk dalam kategori baik. Hasil uji menunjukkan ada hubungan yang

signifikan antara personal hygiene (p=0,001), tindakan (p=0,001), pemakaian alat pelindung

diri (p=0,001) dengan keluhan kesehatan kulit dan tidak ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan (p=0,225) dengan keluhan kesehatan kulit.

Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan bagi pekerja pengumpul makanan

ternak agar memakai alat pelindung diri yang lengkap saat bekerja. Dan bagi instansi terkait

di Kelurahan Kenangan agar dapat melakukan promosi kesehatan dan penyuluhan pola hidup

sehat kepada warga agar dapat meningkatkan kebersihan diri.

Kata Kunci : Personal Hygiene, Karakteristik Individu, Keluhan Kesehatan Kulit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

iv

ABSTRACT

Personal hygiene is a part of daily life, therefore it is important to pay

attention to personal hygiene to avoid various diseases. judging by the location and

way of working, scavengers have high risk of skin diseases. Poor personal hygiene

can lead to skin complaints among of workers. The purpose of this study was to

determine the relationship of personal hygiene and individual characteristics

(knowledge, behavior and using of personal protective equipment) with complaints of

skin health on cattle-feed workers at TPS Kenangan, Kelurahan Kenangan,

Kecamatan Percut Sei Tuan 2017.

This research is an analytical survey with cross sectional study design. The

entire study population are all the cattle-feed workers of TPS Kenangan. Total

sample are 30 people chosen by total sampling.

The result of this study found that the most personal hygiene (60,0%),

knowledge (56,7%) dan behavior (56,7%) were bad category, while the using of

personal protective equipment was a good category. Statistic test result showed that

there was a significant relationship between personal hygiene (p=001), behavior

(p=0.001) and using of personal protective equipment (p=0,001) with skin health

complaints. There is no significant relationship between knowledge (p=0,225) with

skin health complaints.

Based on the result of the sudy, the scavengers is suggested to wear complete

personal protective equipment while working. And for related institutions at

Kelurahan Kenangan to be able to conduct health promotion and healthy lifestyle

counseling in order to improve personal hygiene.

Key words : Personal Hygiene, Individual Characteristics, complaints of skin

health

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan

Personal Hygiene dan Karakteristik Individu Dengan Keluhan Kesehatan Kulit Pada

pekerja Pengumpul Makanan Ternak di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan

Kecamatan Percut Sei Tuan”, guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Selama penyusunan skripsi mulai dari awal hingga akhir selesainya skripsi ini

penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh

karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M. Hum Selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera utara (FKM USU).

3. Ibu Dra. Nurmaini. MKM. Ph.D, selaku Dosen Pembimbing I skripsi sekaligus

sebagai ketua penguji yang telah banyak meluangkan waktu, tulus dan sabar

memberikan saran, dukungan, nasihat bimbingan serta arahan dalam penyelesaian

skripsi ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

vi

4. Bapak dr. Surya Dharma. MPH, selaku Dosen Pembimbing II skripsi sekaligus

Penguji I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, sukungan serta saran

dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Ir. Indra Chahaya, M.Si, selaku Penguji II yang telah banyak memberikan

masukan dalam penyelsaian skripsi ini.

6. Ibu Ir. Evi Naria, M.Kes, selaku Penguji III yang telah banyak memberikan

masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M. Kes, selaku Dosen Pembimbing Akademi

yang memberikan dukungan dan saran-saran serta membimbing selama penulis

menjalani pendidikan.

8. Bapak Kepala Puskesmas Kenanga Kecamatan Percut Sei Tuan yang telah

memberikan izin memperoleh data-data yang mendukung penulis dalam

menyelesaikan peneletian ini.

9. Bapak Lurah Kelurahan Kenangan yang telah memberikan izin memperoleh data-

data yang mendukung penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

10. Dosen-dosen Departemen Kesehatan Lingkungan yang telah memberikan ilmu

yang berharga dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti studi di FKM

USU serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Seluruh dosen dan staf pegawai FKM USU yang telah memberikan ilmu yang

berharga pada penulis selama mengikuti pendidikan.

12. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, Ayahanda (Yafizham) dan Ibunda

(Rimta), yang senantiasa mendoakan, menyayangi, memberi dukungan dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

vii

semangat serta perhatian yang sangat luar biasa pada penulis selama ini, serta

abangda (Aulia Fizhta. S.Kom), kakanda (Sofiya Nazara. S.Kom) dan adik (Alfi

Abdillah) yang juga turut menyemangati penulis dalam pembuatan skripsi ini.

13. Terkhusus untuk sahabat tercinta Rahmah Zamzami Maysarah Kacaribu dan

Rezki Pertiwi Damanik yang memberi semangat, hiburan dan membantu penulis

dalam pembuatan skripsi, juga sahabat SMA (rahmi, dani dan ade) yang juga

turut memberi motivasi kepada penulis.

14. Teman Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) Mifta, Astri, rindi dan teman

Latihan Kerja Peminatan (LKP) aii, ayu, zira, wahyu, serta teman-teman stambuk

2013 yang telah memberi dukungan dan doanya kepada penulis.

15. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhmya bahwa masih banyak terdapat kekurangan

dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata

penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama untuk

kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2018

Penulis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

ABSTRAK ....................................................................................................... iii

ABSTRACT ....................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................... 5

1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7 2.1 Personal Hygiene ...................................................................................... 7

2.1.1 Pemeliharaan Dalam Personal Hygiene ....................................... 7

2.1.2 Dampak pada Masalah Personal Hygiene .................................... 10

2.1.3 Tujuan Personal Hygeie ............................................................... 11

2.2 Karakteristik Individu ............................................................................... 11

2.3 Anatomi Kulit ........................................................................................... 15

2.4 Fungsi Kulit .............................................................................................. 16

2.5 Keluhan Kesehatan Kulit .......................................................................... 18

2.5.1 Penyakit Kulit ............................................................................... 19

2.5.2 Penyebab Penyakit Kulit .............................................................. 20

2.6 Pengumpul Makanan Ternak .................................................................... 24

2.7 Sampah ..................................................................................................... 25

2.7.1 Sumber sampah............................................................................ 26

2.7.2 Jenis Sampah ............................................................................... 28

2.7.3 Pengaruh Sampah ........................................................................ 28

2.8 Kerangka Konsep ..................................................................................... 31

2.9 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 33 3.1 Jenis dan Desain Penelitian ...................................................................... 33

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 33

3.2.1 Lokasi Penelitian ......................................................................... 33

3.2.2 Waktu Penelitan............................................................................ 33

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian................................................................ 33

3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 34

3.4.1 Data Primer ................................................................................... 34

3.4.1 Data Sekunder ............................................................................. 34

3.5 Defenisi Oprasional ................................................................................. 34

3.5.1 Variabel Independen .................................................................... 34

3.5.2 Variabel dependen ....................................................................... 35

3.5.3 Definisi Operasional .................................................................... 35

3.6 Instrumen Penelitian ................................................................................. 36

3.7 Aspek Pengukuran .................................................................................... 36

3.8 Metode Analisis Data ............................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 40

4.1 Gambaran Umum Kelurahan Kenangan .................................................. 40

4.1.1 Geografi ........................................................................................ 40

4.1.2 Demografi ..................................................................................... 40

4.1.3 Gambaran Sosial ........................................................................... 40

4.2 Analisis Univariat ..................................................................................... 41

4.2.1 Distribusi Karakteristik Individu .................................................. 42

4.2.2 Distribusi Personal hygiene .......................................................... 49

4.2.3 Distribusi Keluhan Kesehatan Kulit ............................................. 50

4.3 Analisis Bivariat ........................................................................................ 51

4.3.1 Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan

Kesehatan Kulit ............................................................................ 51

4.3.2 Hubungan Karakteristik Individu dengan

Keluhan Kesehatan Kulit .............................................................. 52

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................. 55

5.1 Personal Hygiene ...................................................................................... 55

5.2 Karakteristik Individu ............................................................................... 56

5.3 Pengetahuan Personal Hygiene ................................................................ 57

5.4 Tindaka Kbersihan Diri ............................................................................ 58

5.5 Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kesehatan

Kulit .......................................................................................................... 59

5.6 Hubungan Karakteristik Individu dengan Keluhan Kesehatan

Kulit .......................................................................................................... 60

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

x

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 63

6.1 Kesimpulan ............................................................................................... 63

6.2 Saran ......................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Penduduk Berdasarkan Agama ..................................................... 41

Tabel 4.2 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian .................................... 41

Tabel 4.3 Distibusi Umur Responden di TPS Kenangan Kelurahan

Kenangan Keamatan Percut Sei Tuan Tahun 2017 ...................... 42

Tabel 4.4 Distribusi Jam Kerja Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan

Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2017 ...................................... 43

Tabel 4.5 Distribusi Masa Kerja Responden di TPS Kenangan

Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2017 .. 43

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Personal Hygiene

Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan

Percut Sei Tuan Tahun 2017 ........................................................ 44

Tabel 4.7 Kategori Pengetahuan Personal Hygiene Responden di TPS

Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan

Tahun 2017 ................................................................................... 45

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tindakan Kebersihan Diri Responden di

TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun

2017 ............................................................................................... 46

Tabel 4.9 Kategori Tindakan Kebersihan Diri Responden di TPS

Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan

Tahun 2017 ................................................................................... 47

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pemakaian Alat Pelindung Diri

Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan

Percut Sei Tuan Tahun 2017 ........................................................ 48

Tabel 4.11 Kategori Pemakaian Alat Pelindung Diri Responden di TPS

Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan

Tahun 2017 ................................................................................... 48

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Responden di TPS

Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan

Tahun 2017 ................................................................................... 49

Tabel 4.13 Kategori Personal Hygiene Responden di TPS Kenangan

Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2017 .. 50

Tabel 4.14 Distribusi Keluhan Kesehatan Kulit Responden di TPS

Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan

Tahun 2017 ................................................................................... 51

Tabel 4.15 Hubungan PPersonal Hygiene dengan Keluhan Kesehatan

Kulit Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan

Kecamatan Percut Sei Tuan .......................................................... 51

Tabel 4.16 Hubungan Pengetahuan Personal Hygiene dengan Keluhan

Kesehatan Kulit Responden di TPS Kenangan Kelurahan

Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan ........................................ 52

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

xii

Tabel 4.17 Hubungan Tindakan Kebersihan Diri dengan Keluhan

Kesehatan Kulit Responden di TPS Kenangan Kelurahan

Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan ........................................ 53

Tabel 4.18 Hubungan Pemakaian APD dengan Keluhan Kesehatan

Kulit Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan

Kecamatan Percut Sei Tuan .......................................................... 54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Struktur Anatomi Kulit ........................................................ 16

Gambar 2.2. Penyakit Kulit Herpes Simplex ............................................. 21

Gambar 2.6. Penyakut Kulit Tinea Pedis ................................................... 22

Gambar 2.7. Penyakit Kulit Tinea Kapitis ................................................. 23

Gambar 2.8. Penyakit Kulit Skabies .......................................................... 24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Kuesioner

Lampiran 2 Lembar Observasi

Lampiran 3 Output SPSS

Lampiran 4 Izin Penelitian

Lampiran 5 Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Kelurahan Kenangan

Lampiran 6 Dokumentasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

xv

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Audita Mutia yang dilahirkan pada tanggal 01 Agustus 1994

di Rantauprapat. Beragama Islam, tinggal di jalan Bunga Asoka No.42 Medan.

Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Ayahanda Yafizham

dan Ibunda Rimta

Pendidikan formal penulis dimulai di sekolah Taman Kanak-Kanak Pembina

pada tahun 2000 dan selesai tahun 2001, Sekolah Dasar Negeri 112143 Rantauprapat

pada tahun 2001 dan selesai tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1

Rantau Utara pada tahun 2007 dan selesai tahun 2010, Sekolah Menengah Atas

Negeri 3 Rantau Utara pada tahun 2010 dan selesai tahun 2013, pada tahun 2013

penulis melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Sumatera Utara Fakultas

Kesehatan Masyarakat Program Studi Kesehatan Lingkungan dan selesai tahun 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat dicapai pada suatu saat sesuai

dengan kondisi dan situasiserta kemampuan yang nyata dari setiap orang atau

masyarakat.Upaya kesehatanharus selalu diusahakan peningkatannya secara terus

menerus agar masyarakat yangsehat sebagai investasi dalam pembangunan dan dapat

hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU Kesehatan No.36 Tahun 2009).

Terwujudnya derajat kesehatan dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa

faktor sebagaimana telah dikemukakan oleh Hendrik L. Blum. Faktor-faktor

dimaksud antara lain : faktor keturunan, faktor pelayanan kesehatan, faktor perilaku

dan faktor lingkungan. Keadaan lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi kondisi

kesehatan.Kualitas lingkungan yang buruk merupakan penyebab timbulnya gangguan

pada kesehatan.

Mewujudkan kesehatan masyarakat yang baik di antaranya melalui personal

hygiene.Kebersihan diri atau personal hygiene dan lingkungan merupakan bagian dari

kehidupan sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya sebagai manusia untuk selalu

memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan agar terhindar dari berbagai macam

penyakit.setiap manusia hendaknya mempunyai pengetahuan yang memadai

mengenai kebersihan diri dan lingkungan sebagai bekal merawat dirinya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

2

Menurut definisi WHO sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak

dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan

manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Undang-Undang Pengelolaan Sampah

Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia

dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat.

Beberapa jenis sampah, diantaranya sampah anorganik terdiri dari bahan yang

sulit terurai secara biologis, proses penghancurannya membutuhkan penanganan lebih

lanjut atau membutuhkan jangka waktu yang sangat lama seperti plastik, kaleng dan

Styrofoam. Sampah organik yang dapat terurai secara alamiah seperti sisa makanan

dan guguran daun.Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) seperti limbah rumah

sakit, limbah pabrik dan lainnya.

Pencegahan pencemaran oleh sampah, walaupun sudah dilakukan tetapi masih

tetap belum dapat diselesaikan dan masih selalu menjadi permasalahan terutama

didaerah pemukiman. Pembuangan sampah (limbah) yang dilakukan secara

sembarangan akan mencemari lingkungannya, bahkan jika dibuang di tempat yang

telah disediakan (tempat sampah) juga masih tetap merupakan masalah, baik dari segi

lingkungan antropogenik maupun dari segi sosial (Sumantri, 2010).

Pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat dikelompokkan menjadi efek

yang langsung dan tidak langsung.Yang dimaksud dengan efek langsung adalah efek

yang disebabkan karena kontak yang langsung dengan sampah tersebut.Misalnya,

sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, yang karsinogenik, teratonik,

dan lain-lainnya.Selain itu ada pula sampah yang mengandung kuman patogen,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

3

dan lain-lainnya.Selain itu ada pula sampah yang mengandung kuman

patogen, sehingga dapat menimbulkan penyakit.Sampah ini dapat berasal dari

sampah rumah tangga selain sampah industri (Soemirat, 2013). Salah satu penyakit

yang disebabakan oleh sampah adalah penyakit pada bagian kulit terluar dengan

gejala berupa gatal-gatal, kemerahan, bersisik serta rasa panas yang disebabkan oleh

berbagai macam penyebab misalnya bahan kimia, virus, sinar matahari,

mikroorganisme, faktor hygiene perorangan dan lain-lain.

Layaknya seorang pemulung, pekerja pengumpul makanan ternak juga

bekerja di Tempat Penyimpaan sampah Sementara (TPS) atau di tempat sampah pada

rumah warga sekitar tempat tinggalnya dengan mencari sisa-sisa makanan manusia,

dikumpulkan sesuai kebutuhan lalu diberikan pada hewan ternaknya. Dilihat dari

lokasi bekerja dan cara bekerja pengumpul makanan ternak ini memiliki resiko yang

sangat tinggi untuk tertularnya penyakit karena mereka tidak menggunakan alat

pelindung diri saat bekerja, sehingga kontak langsung dengan sisa makanan yang

bersifat basah dan mengandung mikroorganisme pada tumpukan sampah, hal tersebut

merupakan faktor resiko terjadinya gangguan kesehatan kulit pada pekerja.

Tempat Penyimpanan sampah Sementara (TPS) adalah tempat dimana

kumpulan sampah yang diperoleh dari aktifitas masyarakat dan selanjutnya di angkut

ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). TPS Kenangan yang telah beroperasi sejak

tahun 1981 ini mengangkut sampah setiap harinya ke TPA Terjun. Tak hanya

pengangkutan sampah ke TPA yang menjadi kegiatan harian di TPS Kenangan,

banyak aktifitas lainnya yang menjadi mata pencaharian warga daerah kelurahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

4

Kenangan tak hanya pemulung barang berkas tetapi juga warga yang bekerja

mengumpulkan sisa–sisa makanan untuk diberikan sebagai makanan ternak.hygiene

sanitasi pekerja berpengaruh terhadap kesehatannya, hygiene sanitasi yang buruk

akan berdampak pada kesehatan seperti adanya keluhan gangguan kulit selama

mereka bekerja.

Hasil penelitian Sajida (2012) mengenai hubungan personal hygiene dan

sanitasi lingkungan dengan keluhan penyakit kulit menunjukkan ada hubungan yang

signifikan antara personal hygiene dengan keluhan penyakit kulit.

Sedangkan hasil penelitian oleh Faridawati (2013) mengenai hubungan

hygiene personal dan karakteristik individu dengan keluhan gangguan kulit

menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dan jam kerja dengan

keluhan gangguan kulit pemulung, dan ada hubungan yang signifikan antara personal

hygiene dan masa kerja pemulung dengan keluhan gagguan kulit.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di TPS Kenangan kelurahan

Kenangan Kecamatan Percut sei Tuan ditemukan dari 5 pekerja pengumpul makanan

ternak terdapat 4 orang yang mengalami keluhan kesehatan kulit seperti kemerahan

dan gatal-gatal pada saat bekerja. Jika keluhan kesehatan kulit tidak segera ditangani

maka akan berdampak pada penyakit kulit yang lebih serius.

Dengan demikian penulis ingin melakukan penelitian mengenai Hubungan

Personal Hygiene dan Karakteristik Individu dengan Keluhan Kesehatan Kulit pada

Pekerja Pengumpul Makanan Ternak di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan.

Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

5

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan terdapat beberapa

pekerja yang mengalami keluhan kesehatan kulit dan mempunyai riwayat alergi,

maka penulis merumuskan masalah diatas adalah Hubungan Personal Hygiene Dan

Karakteristik Individu Dengan Keluhan Kesehatan Kulit Pada Pengumpul Makanan

Ternak Di TPS KenaganKelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun

2017.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Personal

Hygiene Dan Karakteristik Individu Dengan Keluhan Kesehatan Kulit Pada

Pengumpul Makanan Ternak Di TPS Kenagan Kelurahan Kenangan Kecamatan

Percut Sei Tuan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui hygiene perorangan pada pengumpul makanan ternak di TPS

Kenanga Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan.

2. Mengetahui Karakterikstik individu pada pengumpul makanan ternak di TPS

Kenanga Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan.

3. Mengetahui keluhan kesehatan kulit pada pengumpul makanan ternak di TPS

Kenanga Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

6

4. Mengetahui hubungan antara hygiene perorangan dengan keluhan kesehatan

kulit pada pengumpul makanan ternak di TPS Kelurahan Kenangan Kecamatan

Percut Sei Tuan.

5. Mengetahui hubungan antara karakteristik individu dengan keluhan kesehatan

kulit pada pengumpul makanan ternak di TPS Kenanga Kelurahan Kenangan

Kecamatan Percut Sei Tuan.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuaan penulis dalam

mengetahui hubungan personal hygiene dan karakteristik individu pada pengumpul

pakanan ternak dengan keluhan kesehatan kulit.

1.4.2. Bagi Pengumpul Makanan ternak

Dapat dijadikan informasi mengenai bahaya dan faktor apa saja yang dapat

mengakibatkan gangguan kulit sebelum, selama dan sesudah agar tidak ada keluhan

kesehatan kulit yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.

1.4.3. Instansi Terkait

Dinas kesehatan maupun puskesmas setempat agar memberikan penyuluhan

dan pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kesehatan kulit. Dan dapat dijadikan

bahan masukan bagi puskesmas mengenai keluhan kesehatan kulit sehingga dapat

diciptakan program kesehatan yang dapat dijangkau oleh pengumpul makanan ternak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Personal Hygiene

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya

perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah cara perawatan

diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka. Kebersihan perorangan sangat

penting untuk diperhatikan.Pemeliharaan kebersihan perorangan diperlukan untuk

kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan (Potter, 2005).

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi

kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan

sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya

jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).

2.1.1. Pemeliharaan dalam Personal Hygiene

Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu,

keamanan dan kesehatan (Perry, 2005). Personal hygiene meliputi:

a. Kebersihan kulit

Kebersihan kulit merupakan cerminan kesehatan paling pertama memberi

kesan.Oleh karena itu perlu memelihara kulit sebaik – baiknya.Pemeliharaan

kesehatan kulit tidak dapat terlepas dari kebersihan lingkungan, makanan yang

dimakan serta kebiasaan hidup sehari-hari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

8

Menjaga kebersihan kulit dan perawatan kulit ini bertujuan untuk menjaga

kulit tetap terawat dan terjaga sehingga bisa meminimalkan setiap ancaman dan

gangguan yang akan masuk melewati kulit.

Peranan kulit dalam menjaga keutuhan tubuh tidak selamanya mudah.

Sebagai organ proteksi peranan kulit tidak luput dari berbagai masalah-masalah yang

bisa membahayakan kulit itu sendiri.

Untuk selalu memelihara kebersihan kulit kebiasaan sehat harus selalu

memperhatikan seperti :

1. Menggunakan barang – barang keperluan sehari – hari milik sendiri,

2. Mandi minimal 2x sehari,

3. Mandi memakai sabun,

4. Menjaga kebersihan pakaian,

5. Makan yang bergizi terutama sayur dan buah,

6. Menjaga kebersihan lingkungan.

b. Kebersihan Rambut

Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat terpelihara dengan

subur dan kesan indah sehingga akan menimbulkan kesan cantik dan tidak berbau

apek. Dengan selalu menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala maka perlu

diperhatikan hal sebagai berikut :

1. Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci sekurang–kurangnya

2x seminggu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

9

2. Mencuci rambut dengan menggunakan samphoo / bahan pencuci rambut

lainnya.

3. Sebaiknya menggunakan alat peralatan rambut sendiri.

c. Kebersihan Tangan, kaki dan Kuku

Perawatan kaki, tangan yang baik dimulai dengan menjaga kebersihan

termasuk didalamnya membasuh dengan air bersih, mencucinya dengan sabun atau

detergen, dan mengeringkannya dengan handuk.Hindari penggunaan sepatu yang

sempit, karena merupakan sebab utama gangguan kaki dan bisa mengakibatkan

katimumul (kulit ari menjadi mengeras, menebal, bengkak pada ibu jari kaki dan

akhirnya melepuh). Hindari juga penggunaan kaos kaki yang sempit, sudah usang,

dan kotor, karena bisa menimbulkan bau pada kaki, alergi dan infeksi pada kulit

kaki.Sedangkan perawatan pada kuku dapat dilakukan dengan memotong kuku jari

tangan dan kaki dengan rapi dengan terlebih dahulu merendamnya dalam sebaskom

air hangat, hal ini sangat berguna untuk melunakkan kuku sehingga mudah dipotong.

Kuku jari tangan dipotong sedemikian rupa mengikuti alur pada jari tangan

sedangkan kuku jari kaki dipotong lurus. Kuku merupakan salah satu

dermalappendages yang mengandung lapisan tanduk yang terdapat pada ujung-

ujung jari tangan dan kaki.

Seperti halnya kulit, tangan, kaki dan kuku harus dipelihara dan ini tidak

terlepas dari kebersihan lingkungan sekitar dan kebiasaan hidup sehari – hari. Selain

indah dipandang mata, tangan, kaki, dan kuku yang bersih juga menghindarkan kita

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

10

dari berbagai penyakit.Kuku dan tangan yang kotor dapat menyebabkan

bahaya kontaminasi dan berbagai penyakit – penyakit tertentu. Untuk menghindari

hal tersebut maka perlu diperhatikan sebagai berikut :

1. Membersihkan tangan sebelum makan,

2. Memotong kuku secara teratur,

3. Membersihkan lingkungan,

4. Mencuci kaki sebelum tidur.

2.1.2. Dampak pada Masalah Personal Hygiene

Dampak yang akan timbul jika personal hygiene kurang adalah

(Wartonah, 2003):

1. Dampak fisik, yaitu gangguan fisik yang terjadi karena adanya gangguan

kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan

perorangan dengan baik, adalah gangguan yang sering terjadi adalah

gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi

pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak psikososial, yaitu masalah-masalah sosial yang berhubungan

dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman,

aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

2.1.3. Tujuan Personal Hygiene

Menurut Wartonah (2003), tujuan dari personal hygiene adalah untuk

meningkatkan derajat kesehatan, memelihara kebersihan diri, memperbaiki personal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

11

hygiene yang kurang, mencegah penyakit, menciptakan keindahan, dan

meningkatkan rasa percaya diri.

. 2.2. Karakteristik Individu

Menurut Abdul (2013), karakteristik individu adalah ciri khas yang

menunjukkan perbedaan seseorang tentang motivasi, inisiatif, kemampuan untuk

tetap tegar menghadapi tugas sampai tuntas atau memecahkan masalah atau

bagaimana menyesuaikan perubahan yang terkait erat dengan lingkungan yang

mempengaruhi kinerja individu. Karakterisitik individu meliputi :

a. Jam Kerja

Lamanya seseorang bekerja dengan baik dalam sehari pada umumnya 6-10

jam. Sisanya (14-18 jam) dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan

masyarakat, istirahat, tidur, dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari

kemampuan lama kerja tersebut biasanya tidak disertai efisiensi, efektivitas dan

produktivitas kerja yang optimal, bahkan biasanya telihat penurunan kualitas dan

hasil kerja serta bekerja dengan waktu yang berkepanjangan timbul kecenderungan

untuk terjadinya kelelahan, gangguan kesehatan, penyakit dan kecelakaan serta

ketidakpuasan. Dalam seminggu, seseorang biasanya dapat bekerja dengan baik

selama 40-50 jam.Lebih dari itu, kemungkinan besar untuk timbulnya hal-hal yang

negative bagi tenaga kerja yang bersangkutan dan pekerjaannya itu sendiri.Makin

panjang waktu bekerja adalam seminggu, semakin besar kecenderungan terjadinya

hal-hal yang tidak diinginkan (Suma’mur, 2012).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

12

b. Umur

Umur meruakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya

keluhan kesehatan kulit pada seseorang.Pada penelitian yang dilakukan oleh Aisyah

(2012), bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur pekerja dengan keluhan

gangguan kulit.

c. Masa Kerja

Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja

di suatu tempat.(Handoko, 2012).Masa kerja dapat menggambarkan berapa sering

atau lamanya seorang pekerja pengupul makanan ternak kontak langsung dengan

tumpukan sampah untuk mencari makanan ternak, sehingga dapat mengakibatkan

keluhan kesehatan kulit apabila selama bekerja tidak melindungi diri dengan APD

serta menjaga personal hygiene mereka.

d. Penggunaan APD

Menurut Moeljosoedarmo (2008), alat pelindung diri (APD) adalah alat

pelindung yang dipakai ole tenaga kerja secara langsung untuk tujuan pencegahan

kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor lingkungan di tempat

kerja.Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) digunakan untuk melindungi organ

tertentu saat bekeja guna untuk meminimalisir kecelakaan akibat kerja.Pada pekerja

pengumpulmakanan ternak organ tubuh yang penting untuk dilindungi adalah mata,

kulit (termasuk kaki dan tangan) dan pernafasan.

Jenis-jenis alat pelindung diri adalah sebagai berikut (Moeljosoedarmo, 2008)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

13

1. Sarung Tangan

Sarung tangan digunakan sebagai pelapis tangan dan dipakai dengan

tujuan untuk melindungi tangan agar tetap bersih dan menghindari

kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

2. Sepatu Kerja

Sepatu pengaman umumnya dirancang untuk melindungi kaki dari

kejatuhan benda-benda keras, tersandung dan terpijak benda-benda tajam

atau runcing. Untuk pekerjaan yang berhubungan dengan bahan-bahan

kimia ataupun tempat kerja yang becek, tenaga kerja diberikan sepatu

pengaman jenis boot yang terbuat dari karet.

3. Topi Pengaman

Topi pengaman yang terbuat dari aluminium umumnya digunakan

untuk pekerjaan diluar gedung (terkena radiasi sinar matahari seperti

lingkungan konstruksi dan lain-lain).

4. Pakaian Kerja

Yaitu pakaian seluruh tubuh (baju dengan celana panjang) yang dapat

melindungi kulit dari paparan debu, kotoran, pajanan panas, bahan kimia

dan lainnya. Hindari bagian kaki yang terlalu panjang, terlalu lebar atau

terlipat keluar dan tak menggunakan baju yang terlalu longgar atau

sempit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

14

f. Pengetahuan

Salah satu ciri khas manusia adalah sifatnya yang selalu ingin tahu tentang

peristiwa-peristiwa atau fenomena yang terjadi di alam sekitarnya. Keingintahuan

dapat bermula dar hal yang sangat sederhana, seperti ingin tahu tetntang apa, di

mana, kapan, siapa. Tetapi keigintahuan bisa menjadi lebih kompleks dan lebih

rumit bila ingin tahu tentang bagaimana. Misalnya, bagaimana sampai sebuah

peristiwa terjadi dan bagaimana kaitannya dengan peristiwa-peristiwa lain disekitar

peristiwa tadi.Bila upaya keingintahuan tadi berhasil mendapatkan hal yang ingin

diketahui maka dapat dikatakan bahwa pengetahuan telah diperoleh. Pengetahuan

yang diperoleh dapat menjadi suatu hal yang sangat berguna karena dapat digunakan

untuk melakukan peramalan tentang peristiwa di masa depan, dan bila demikian

halnya, maka kemungkinan lain adalah bahwa pengetahuan tersebut dipakai untuk

mengendalikan hal-hal atau peristiwa yang mungkin ingin dihindari (Wibowo,

2014).

g. Tindakan

Perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia

itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan,

berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.

Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah

semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun

tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2012).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

15

2.3 Anatomi Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira

15% berat badan. Kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya; kulit yang

elastis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, kulit yang tebal dan

tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa.Kulit yang tipis terdapat pada

muka, yang lembut pada leher dan badan, dan yang berambut kasar terdapat pada

kepala. Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu

epidermis atau kutikel, dermis atau korium dan subkutis atau hypodermis

(Djuanda, 2007).

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu

(Djuanda, 2007).:

1. Lapisan epidermis atau kutikel terdiri atas : stratum korneum atau lapisan

tanduk, stratum lusidum, stratum granulosum atau lapisan keratohialin,

stratum spinosum atau lapisan malphigi dan stratum basale.

2. Lapisan dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal

daripada epidermis.

3. Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis terdiri atas jaringan ikat

longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

16

Gambar 2.1. Struktur Anatomi Kulit

Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk memperoleh kesan umum

dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit.Misalnya, menjadi pucat, kekuning-

kuningan, kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat.Warna kulit juga dapat

menentukan rasa tau suku bangsa misalnya, kulit hitam suku bangsa Negro, kulit

kuning bangsa Mongol, kulit putih dari Eropa, dan lainnya (Syaifuddin, 2006).

2.4. Fungsi Kulit

kulit menutupi dengan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan

selaput lendir yang melapisi rongga. Kulit pada manusia mempunyai peranan yang

sangat penting selain fungsiutama yang menjamin kelangsungan hidup juga

mempunyai arti lain, yaitu (Hetharia, 2009):

1. Fungsi Proteksi

Kulit melindungi struktur internal dari tubuh terhadap trauma dan

terhadap invasi oleh mikroorganisme yang membahayakan.Terdapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

17

pigmen melamin yang melindungi terhadap sinar ultraviolet.Kulit menjaga

bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, gangguan

kimiawi, gangguan yang bersifat panas dan gangguan infeksi luar

terutama kuman/bakteri maupun jamur.

2. Fungsi Absorpsi

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat,

tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu pula yang

larut lemak.Stratum korneum mampu untuk menyerap air dan mencegah

kehilangan air dan elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh.

3. Fungsi ekskresi

Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi

atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat dan

ammonia.

4. Indera Perasa

Indera perasa di kulit terjadi karena rangsangan terhadap saraf sensoris

ke medulla spinalis dan otak.Kulit mempunyai banyak ujung syaraf peraba

yang menerima rangsangan dari luar diteruskan ke pusat otak.Rasa

sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung syaraf, rasa sakit disebabkan

karena tekanan yang dalam dan rasa yang berat dari suatu benda, misalnya

mengenai otot dan tulang atau sendi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

18

5. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (Termoregulasi)

Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) adalah peran kulit untuk

mengeluarkan keringat dan mengerutkan otot (kontraksi otot) pembuluh

darah kulit.

6. Fungsi Pembentukan Pigmen

Sel pembentuk pigmen (melanosit), terletak di lapisan basal dan sel ini

berasal dari rigi saraf.Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran

pigmen (melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu.

7. Fungsi Pembentukan Vitamin D

Dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar

matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vitamin D tidak cukup hanya dari

hal tersebut, sehingga vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.

2.5. Keluhan Kesehatan Kulit

Keluhan gangguan pada kulit adalah rasa gatal-gatal (saat pagi, siang, malam,

ataupun sepanjang hari), muncul bintik-bintik merah/ bentol-bentol/ bula-bula yang

berisi cairan bening ataupun nanah pada kulit permukaan tubuh timbul ruam-ruam

(Graham, 2005).

Menurut Harahap (2000), pada penyakit kulit terdapat berbagai keluhan pada

kulit, Yaitu :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

19

1. Gatal-gatal

Gatal-gatal adalah perasaan yang timbul secara spontan ingin

menggaruk, namun tindakan menggaruk itu sendiri dapat mengakibatkan

sesuatu yang lebih parah lagi, yakni munculnya kemerahan pada kulit.

2. Kemerahan

Kemerahan adalah rubor, biasanya merupakan hal pertama yang

terlihat didaerah yang mengalami peradangan

3. Panas

Panas atau kalor, berjalan sejajar dengan kemerahan reaksi peradangan

akut.

2.5.1. Penyakit Kulit

Tubuh memiliki potensi yang sangat besar sebagai pelindung dari organisme

pengganggu, namun dalam keadaan tertentu, jika jumlahnya terlalu banyak atauketika

mekanisme pertahanan tubuh rusak akibat kelainan genetik, kekurangan gizi,penyakit

seperti diabetes, atau dalam masa perawatan oleh obat-obatan, perlindunganterhadap

organisme pengganggu dapat menimbulkan penyakit (Harahap, 2000).

Penyakit kulit merupakan peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai

respon terhadap factor endogen berupa alergi atau eksogen berasal dari bakteri dan

jamur.Gambarannya polimorfi, dalam artian berbagai macam bentuk, dari bentol-

bentol, bercak-bercak merah, basah, keropeng kering, penebalan kulit disertai lipatan

kulit yang semakin jelas, serta gejala utama adalah gatal.Dermatitis termasuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

20

Penyakit kulit yang menyebalkan karena kekambuhannya, serta penyebabnya

yang sukar untuk dicari dan ditentukan.Sifat dermatitis adalah residif, dalam artian

bisa kambuh-kambuh, tergantung dari jenisnya dan factor pencetusnya, maka

kekambuhan bias dihindari. Sebagai contoh Dermatitis numularis yang memiliki

bentuk-bentuk seperti koin-koin ( uang logam ) yang basah dan gatal (Ganong, 2006).

Salah satu faktor yang menyebabkan penyakit kulit adalah kebersihan

perorangan yang meliputi kebersihan kulit, kebersihan rambut dan kulit kepala,

kebersihan kuku, intensitas mandi dan lain- lain (Perry, 2005).

2.5.2. Penyebab Penyakit Kulit

Beberapa penyebab penyakit kulit yaitu kebersihan diri yang tidak baik, bahan

kimia, sinar matahari, virus, jamur, bakteri, alergi, kutu kulit atau kutu kudis

(sarcoptes scabiei) (Sitorus, 2008).

a. Bakteri

Manifestasi klinis infeksi bakteri pada kulit sangat bervariasi sesuai dengan

bakteri penyebabnya.Bagian tubuh yang dikenai dari keadaan imunologik

penderita.Bentuk infeksi kulit (Harahap, 2000) :

1. Infeksi Bakteri Primer

Infeksi bakteri primer adalah infeksi yang terjadi pada kulit yang sehat

dengan manifestasi klinis yang khas dan biasanya disebabkan oleh satu

jenis bakteri

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

21

2. Infeksi Bakteri Sekunder

Infeksi kulit sekunder adalah infeksi yang terjadi pada bermacam-macam

kelainan kulit yang telah ada sebelumnya seperti, luka bakar, luka sayat,

dermatosis lain, infeksi virus dan infeksi jamur.Infeksi sekunder dapat

disebabkan oleh beberapa bakteri.

b. Infeksi Virus

Penyakit kulit oleh infeksi virus merupakan hal yang sudah biasa

ditemukan.Banyak jenis virus menyebabkan viremia dan kemudian terjadi

infeksi di kulit dan selaput lendir, misalnya varicella, variola, campak.Dengue

virus yang menyerang kulit tergolong ke dalam DNA virus misalnya, herpes

simplex (Harahap, 2000).

Gambar 2.2. Penyakit kulit Herpes Simplex

Herpes simplex adalah penyakit kulit atau selaput lendir yang disebabkan

oleh virus herpes simplex.Virus ditularkan melalui udara dan sebagian kecil

melalui kontak langsung.Herpes simplex ditandai dengan erupso berupa vesikel

yang menggerombol, diatas dasar kulit yang kemerahan. Timbulnya mendadak

bersifat self limited. Lesinya dapat soliter atau multiple dan paling sering tibul.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

22

Pada atau dekat daerah perbatasan muko-kutan. Sebelum timbul biasanya erupsi

didahului oleh rasa gatal atau seperti terbakar yang terlokalisasi dan kemerahan pada

daerah kulit (Harahap, 2000)

c. Jamur

Penyakit jamur kulit atau dermatomikosis adalah penyakit pada kulit,

kuku, rambut dan mukosa yang disebabkan infeksi jamur.Infeksi jamur kulit

cukup banyak ditemukan di Indonesia yang merupakan Negara beriklim panas

dan lembab.Beberapa penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur antara lain

(Harahap, 2000) :

1. Tinea pedis (athlete’s foot)

Gambar 2.6. Penyakit kulit Tinea Pedis

Penyakit ini merupakan infeksi dermatofit yang tersering, biasanya

terdapat rasa gatal pada daerah di sela-sela jari kaki yang berskuama,

terutama di antara jari ketiga dan keempat dengan kelima, atau pada telapak

kaki.Infeksi jamur pada kaki sering asimetris, sangat berbeda dengan eksema

yang simetris.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

23

2. Tinea kapitis

Gambar 2.7. Penyakit Kulit Tinea Kapitis

Tinea kapitis merupakan penyakit yang terutama menyerang anak-

anak, jarang pada orang dewasa.Hal ini mungkin ada kaitannya dengan

perubahan kandungan asam lemak dalam tubuh pada saat menjelang

pubertas.Jamur yang umumnya menjadi penyebab timbulnya tinea kapitis

(scalp ringworm) bervariasi pada berbagai tempat di dunia.

d. Parasit

Penyakit kulit oleh parasit sangat luas artiannya dan termasuk di dalamnya

penyakit kulit yang berkaitan dengan tiga kelompok: protozoa, cacing dan artropoda.

Beberapa penyakit kulit yang diakibatkan oleh parasit adalah Skabies (Harahap,

2000).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

24

Gambar 2.8. Penyakit Kulit Skabies

Menurut Harahap (2000), skabies adalah penyakit menular yang disebabkan

sarcoptes scabiei varian harmonis, yang penularnnya terjadi secara kontak

langsung. Ditularkan oleh kutu betina yang telah dibuahi, melalui kontak fisik yang

erat.Penularan melalui pakaian dalam, handuk, sprei dan tempat tidur.Penyakit ini

banyak dijumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat mengenai semua

umur. Insidens sama pada pria dan wanita. Beberapa faktor yang dapat membantu

penyebarannya adalah hygiene sanitasi yang jelek, demografi, ekologi dan drajat

sanitasi individual.

2.6. Pengumpul Makanan Ternak

Pengumpul makanan ternak adalah pekerja yang mengumpulkan sisa-sisa atau

bekas makanan manusia yang dikumpulkan dan diberikan pada hewan

ternaknya.Pekerjaan ini tidak memiliki waktu yang tetap untuk mengumpulkan

makanan, bisa saja mereka mengumpul sisa makanan pada waktu pagi hari, siang hari

ataupun sore hari tergantung dari berapa banyaknya sisa makanan yang mereka

butuhkan untuk diberikan kepada hewan ternaknya dalam satu hari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

25

Menurut Sumardjoko (2003), pemulung adalah orang-orang yang

pekerjaannya memilih, memungut, dan mengumpulkan sampah atau barang bekas

yang masih dapat dimanfaatkan atau barang yang dapat diolah kembali untuk dijual.

Pemulung dan pengumpul makanan ternak sama-sama bekerja untuk

mengumpulkan barang bekas yang biasanya diperoleh dari tumpukan sampah dan

diolah atau digunakan sesuai dengan keperluannya.yang membedakan dari kedua

pekerjaan ini adalah jenis barang yang mereka kumpulkan. Pemulung biasanya

mengumpulkan barang bekas seperti plastik, botol minuman, kaleng, kardus dan

barang bekas lainnnya yang bersifat kering, sedangkan pengumpul makanan ternak

hanya mengumpulkan sisa atau bekas makanan manusia yang terdapat di tumpukan

sampah.Jenis sisa makanan yang dikumpulkan seperti nasi, sayur, ikan, daging dan

seluruh sisa makanan manusia pada umumnya.

2.7. Sampah

Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu

yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang

berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (2005) bahwa sampah merupakan

bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga dalam pembuatan atau

pemakaian barang rusak atau cacat pembuatan manufaktur atau materi berlebihan

atau ditolak atau dibuang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

26

Limbah padat (sampah) didefenisikan sebagai segala sesuatu yang tidak terpakai dan

berbentuk padatan atau semi padatan. Limbah padat merupakan campuran dari

berbagai bahan baik yang tidak berbahaya seperti sisa makanan maupun yang

berbahaya seperti limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (Mulia,2005).

Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan (refuse) sebenarnya hanya sebagian

dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak

disenangi atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu

kelangsungan hidup. Dalam ilmu kesehatan, keseluruhan dari benda atau hal-hal yang

dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau harus dibuang

tersebut, disebut benda-benda sisa atau benda-benda bekas (waste). Kecuali sampah

kotoran manusia (human waste), air limbah dan atau air bekas (sewage) serta sisa-sisa

industri (industrial waste) termasuk pula ke dalamnya (Rohani, 2007).

2.7.1. Sumber Sampah

Sampah dapat berasal dari beberapa sumber seperti pemukiman penduduk,

tempat umum dan tempat perdagangan, sarana layanan masyarakat milik pemerintah,

pertambangan serta pertanian (Chandra, 2007).

a. Pemukiman Penduduk

Sampah di suatu pemukiman dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga yang

tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat du desa atau kota. Jenis

sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

27

makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), abu, atau sampah

sisa tumbuhan.

b. Tempat Umum dan Tempat Perdgangan

Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkupul

dan melakukan kegiatan, termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang

dihasilkan dari tempat seperti itu dapar berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah

kering (rubbish), abu, atau sampah sisa tumbuhan.

c. Sarana Layanan Masyarakat Milik Pemerintah

Sarana yang dimaksud disini, antara lain, tempat hiburan dan umum, jalan

umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (mis; rumah sakit dan puskesmas),

kompleks militer, gedung pertemuan, pantai tempat berlibur, dan sarana pemerintah

yang lain .

d. Pertambangan

Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari

jenis usaha pertambangan itu sendiri, misalnya: batu-batuan, tanah/cadas, pasir, sisa-

sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.

e. Pertanian

Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatan.Lokasi pertanian seperti kebun,

lading, ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang

telah membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga

tanaman.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

28

2.7.2. Jenis Sampah

Sampah dapat dibedakan atas dasar sifat-sifat biologis dan kimianya, sehingga

mempermudah pengelolaannya. Maka sampah dapat di bedakan dalam beberapa

jenis, sebagai berikut (Slamet, 2013) :

a. Sampah yang dapat membusuk, seperti sisa makanan, daun, sampah kebun,

pertanian dan lainnya,

b. Sampah yang tidak membusuk seperti kertas, plastik, karet, gelas, logam dan

lainnya,

c. Sampah yang berupa debu/abu, dan

d. Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, seperti sampah-sampah berasalkan

industri yang mengandung zat-zat kimia maupun zat fisis berbahaya.

2.7.3. Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan dan Lingkungan

Sampah yang tidak dilakukan pengelolaannya dengan baik akan berdampak pada

kesehatan dan lingkungan, sebagai berikut:

a. Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh

negatif bagi lingkungan, kehidupan sosial ekonomi, budaya masyarakat dan

kesehatan. Gejala penyakit yang ditimbulkan akibat dari sampah adalah adanya

masalah pada kulit, gejala subjektif kulit terdiri dari rasa gatal, seperti terbakar,

parestesi, seperti ditusuk-tusuk dan sebagainya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

29

Kejadian penyakit pada hakikatnya dipengaruhi oleh variabel-variabel

kependudukan dan lingkungan. Dengan kata lain, gangguan kesehatan

merupakan resultant dari hubungan interaktif antara lingkungan dan

kependudukan (Achmadi: 2014).

Menurut Slamet (2013), pengaruh sampah terhadap kesehatan

dikelompokkan menjadi dua yaitu efek yang langsung dan tidak langsung.

1. Yang dimaksud dengan efek langsung adalah efek yang disebabkan karena

kontak yang langsung dengan sampah tersebut. Misalnya, sampah beracun,

sampah yang korosif terhadap tubuh, yang karsinogenik, teratogenik, dan

lainnya. Selain itu ada pula sampah yang mengandung kuman patogen,

sehingga dapat menimbulkan penyakit. sampah ini dapat berasal dari sampah

rumah tangga selain sampah industri.

2. Pengaruh tidak langsung dapat dirasakan masyarakat akibat proses

pembusukan, pembakaran dan pembuangan sampah. Efek tidak langsung

lainnya berupa penyakit bawaan vektor yang berkembang biak didalam

sampah. Sampah apabila ditimbun sembarangan dapat dipakai sarang lalat,

nyamuk dan tikus. Lalat merupakan vektor dari penyakit diare, typus dan

sebagainya. Nyamuk Aedes aegypty yang hidup berkembang biak di

lingkungan yang pengelolaan sampahnya kurang baik. Sedangkan tikus

disamping merusak harta benda masyarakat juga sering membawa pinjal yang

dapat menyebarkan penyakit pes dan leptospirosis serta penyakit bawaan

sampah lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

30

b. Pengaruh Sampah Terhadap Lingkungan

Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi penyabab

gangguan dan ketidak seimbangan lingkungan. Sampah padat yang menumpuk

ataupun berserakan menimbulkan kesan kotor dan kumuh.Sehingga nilai estetika

pemukiman dan kawasan disekitar sampah terlihat sangat rendah. Bila musim

hujan, sampah padat dapat memicu banjir, maka di saat kemarau sampah mudah

terbakar. Kebakaran sampah, selain menyebabkan pencemaran udara juga

menjadi ancaman bagi pemukiman (Tobing, 2005).

2.8. Kerangka Konsep

Personal Hygiene

Keluhan Kesehatan Kulit

Karakteristik Individu

1. Penggunaan APD

2. Pengetahuan

3. Tindakan

4. Jam Kerja

5. Masa Kerja

6. umur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

31

2.9. Hipotesis Penelitian

Ho : Ada hubungan personal hygiene dengan keluhan kesehatan kulit pada

pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan

Ha : Tidak ada hubungan personal hygiene dengan keluhan kesehatan kulit

pada pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan

Ho : Ada hubungan pengetahuan dengan keluhan kesehatan kulit pada

pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan

Ha : Tidak ada hubungan pengetahuan dengan keluhan kesehatan kulit pada

pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan

Ho : Ada hubungan tindakan dengan keluhan kesehatan kulit pada pengumpul

makanan ternak di TPS Kenangan

Ha : Tidak ada hubungan tindakan dengan keluhan kesehatan kulit pada

pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan

Ho : Ada hubungan pemakaian APD dengan keluhan kesehatan kulit pada

pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan

Ha : Tidak ada hubungan pemakaian APD dengan keluhan kesehatan kulit

pada pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan penelitian

crosssectional study yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan Personal Hygiene

Dan Karakteristik Individu Dengan Keluhan Kesehatan Kulit Pada Pengumpul

Makanan Ternak Di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan

Tahun 2017.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi

Lokasi penelitian dilakukan di Tempat Penyimpanan sampah Sementara(TPS)

KenanganKelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan.

3.2.2. Waktu

Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei 2017 sampai bulan Desember 2017,

selama 7 bulan.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja yang bekerja sebagai

pengumpul makanan ternak di Tempat Penyimpanan sampah Sementara berjumlah

30 orang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

33

3.3.2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling dengan jenis

Total Sampling yaitu teknik sampling secara sengaja sesuai dengan kriteria sampel

yang diperlukan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Wawancara dengan mengggunakan kuesioner ditujukan langsung kepada

pekerja pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan

Kecamatan Percut Sei Tuan.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder di dapat dari hasil penelusuran dokumen dan laporan data

Puskesmas Rawat Inap Kenanga yang terkait dengan keluhan penyakit kulit dan data

kependudukan dari Kantor Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan,

Kabupaten Deli Serdang.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Personal Hygiene dan

karakteristik Individu yang dilihat dari kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki dan

kuku, kebersihan rambut, jam kerja, umur, masa kerja, riwayat alergi, pendidikan dan

penggunaan alat pelindung diri (APD).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

34

3.5.2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keluhan kesehatan kulit.

3.5.3. Definisi Operasional

a. Personal hygiene adalah kebersihan pribadi seseorang individu yang sangat

berpengaruh terhadap kesehatannya yang meliputi kebersihan kulit, kebersihan

tangan, kaki dan kuku serta kebersihan rambut.

b. Karakteristik individu adalah suatu sifat atau watak atau kepribadian yang khas

yang dapat menunjukkan perbedaan seseorang.

c. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya.

d. Tindakan adalah segala aktivitas yang bisa didefinisikan, diamati dan diukur.

e. Jam kerja adalah waktu atau lamanya seseorang bekerja sesuai dengan batasan

yang telah ditentukan

f. Umur adalah angka yang menujukkan tingkat kedewasaan seseorang yang dapat

dikelompokkan menjadi kelompok umur anak-anak, remaja, dewasa dan tua.

g. Masa kerja adalah periode awal mula seseorang bekerja sampai dengan saat

penelitian dilakukan.

h. Penggunaan APD adalah salah satu cara untuk meminimalisir faktor resiko

penyakit yang terjadi akibat kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

35

i. Keluhan kesehatan kulit adalah gejala penyakit kulit yang dapat dialami pekerja,

seperti gatal-gatal, bintik-bintik merah berisi cairan, panas dan kulit bersisik

yang dialami pengumpul makanan ternak.

3.6. Instrumen penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, kuesioner data

pengumpul makanan ternak yang digunakan untuk mengetahui Hygiene perorangan

(kebersihan Kulit, tangan, kaki dan kuku), karakteristik individu (umur, jam kerja,

masa kerja, pendidikan dan riwayat alergi), keluhan gangguan kulit pada pekerja

pengumpul makanan ternak secara subjektif di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan

Kecamatan Percut Sei Tuan.

3.7. Aspek Pengukuran

a. Pengetahuan

Pengukuran variabel menggunakan skala ukur ordinal dari 9 pertanyaan dengan total

skor 18.

2 : untuk jawaban yang pailng benar (a)

1 : untuk jawaban mendekati benar (b)

0 : untuk jawaban yang salah (c)

Kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan

kategori sebagai berikut:

1. Baik, jika skor yang diperoleh responden ≥75% atau memiliki nilai ≥14

dari seluruh pertanyaan tentang pengetahuan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

36

2. Tidak baik, jika skor yang diperoleh responden <75% atau memiliki nilai

< 14 dari seluruh pertanyaan tentang pengetahuan

b. Tindakan

Pengukuran variabel menggunakan skala ukur ordinal dari 17 pertanyaan dengan

total skor 34.

2 : untuk jawaban yang paling benar (ya/selalu)

1 : untuk jawaban yang mendekati benar (kadang-kadang)

0 : untuk jawaban yang salah (tidak)

Kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan

kategori sebagai berikut:

a. Baik, jika skor yang diperoleh responden ≥75% atau memiliki nilai ≥26

dari seluruh pertanyaan yang ada tentang perilaku.

b. Tidak baik, jika skor yang diperoleh 75% atau memiliki nilai < 26 dari

seluruh pertanyaan yang ada tentang perilaku.

c. Keluhan Kesehatan Kulit

Pengukuran variabel keluhan kesehatan kulit didasarkan pada skala nominal

dari beberapa pertanyaan untuk 7 keluhan,

1. Mengalami keluhan, jika responden mengalami salah satu keluhan

kesehatan kulit.

2. Tidak mengalami keluhan, jika responden tidak satupun mengalami

keluhan kesehatan kulit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

37

d. Penggunaan Alat Pelindung Diri

Pengukuran variabel alat pelindung diri didasarkan pada skala ordinal dari 5

pertanyaan dengan total skor 10. Dengan kategori sebagai berikut:

1. Menuhi syarat, jika skor yang diperoleh responden ≥75% atau memiliki

nilai ≥ 7 dari seluruh pertanyaan yang ada tentang penggunaan alat

pelindung diri.

2. Tidak memenuhi syarat, jika skor yang diperoleh responden < 75% atau

memiliki nilai <7 dari seluruh pertanyaan yang ada tentang penggunaan

alat pelindung diri.

e. Personal Hygiene

Pengukuran variabel personal hygiene didasarkan pada skala ordinal dari 11

pertanyaan dengan total skor 11.dengan jawaban “ya” diberi skor 1 dan apabila

semua jawaban “tidak” diberi skor 0, kemudian dikategorikan menjadi :

1. Baik, jika skor yang jika skor yang diperoleh responden ≥75% atau memiliki

nilai ≥ 8 dari seluruh pengamatan mengenai personal hygiene.

2. Tidak baik, jika skor yang diperoleh responden <75% atau memiliki nilai < 8

dari seluruh pengamatan mengenai personal hygiene.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

38

3.8. Metode Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dan

persentase dari setiap variabel dependen dan independen.Variabel tersebut

adalah keluhan gangguan kulit, personal hygiene, karakteristik individu.

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan dari masing-

masing variabel independen yaitu personal hygiene dangan variabel dependen

yaitu keluhan kesehatan kulit.Uji analisa dengan menggunakan uji chi-square

pada taraf kepercayaan 95% sehingga diketahui hubungan antar variabel

penelitian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Kelurahan Kenangan

4.1.1. Geografi

Kelurahan kenangan adalah wilayah yang tergolong dataran rendah yang

memiliki luas wilayah ±86,69 Ha, yang terdiri dari daerah pemukiman ±78 Ha dan

±8,69 Ha merupakan lokasi pendidikan, perkantoran, rumah ibadah, lapangan

olahraga dan sarana kegiatan masyarakat seperti taman dan lapangan mini, adapun

batas wilayahnya sebagai berikut:

Utara : Kota Medan

Selatan : Kelurahan Kenangan Baru

Barat : Kelurahan Kenangan Baru

Timur : Desa Tembung

4.1.2. Demografi

Kelurahan kenangan memiliki penduduk sejumlah 29.617 jiwa dengan jumlah

kepala keluarga 5.191 KK, yang terdiri dari:

Laki-laki : 16.214 jiwa

Perempuan : 13.403 jiwa

4.1.3. Gambaran Sosial

Jumlah penduduk kelurahan kenangan berdasarkan agama yang dianut dapat

digambarkan sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

40

Tabel 4.1. Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah Persentase (%)

1 Islam 23.513 79,6

2 Protestan 3.068 10,5

3 Katolik 2.936 9.9

Jumlah 29.617 100,0

Sumber : Laporan tahunan Kelurahan Kenangan Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.1. diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar (79,6%)

penduduk beragama Islam. Sebagian kecil (10,5%) penduduk beragama Protestan,

dan lainnya (9,9%) penduduk beragama Katolik.

Berdasarkan mata pencaharian, penduduk kelurahan kenangan dapat

dikelompokkan dalam kegiatan mata pencaharian sebagai berikut:

Tabel 4.2. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1 PNS 1454 23,8

2 TNI/POLRI 94 1,6

3 Pegawai Swasta 1667 26,5

4 Pedagang 2641 48,1

Jumlah 5.856 100,0

Sumber : Laporan tahunan Kelurahan Kenangan Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui pekerjaan masyarakat terbanyak

adalah sebagai pedagang (48,1%), sebagian kecil bekerja sebagai pegawai swasta

(26,5%) dan PNS (23,8%), lainnya bekerja sebagai TNI/POLRI.

4.2. Analisis Univariat

Analisis univariat mendeskripsikan karakteristik individu (umur, jam kerja,

dan masa kerja), personal hygiene, dan keluhan gangguan kulit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

41

4.2.1. Distribusi Karakteristik Individu

Distribusi responden berdasarkan karakteristik individu meliputi umur, jam

kerja, masa kerja, pengetahuan, perilku, dan pemakaian alat pelindung diri, dapat

dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3. Distribusi umur Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan

Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017

Umur Frekuensi Persentase (%)

15 – 24 tahun 16 53,3

25 – 34 tahun 5 16,7

35 – 44 tahun 2 6,7

45 – 54 tahun 5 16,7

55 - 64 tahun 2 6,7

Jumlah 30 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa umur responden yang

menjadi sampel adalah dimulai dari umur 15 tahun hingga 64 tahun. Lebih banyak

(53,3%) responden dengan kelompok umur 15 tahun hingga 24 tahun yang

merupakan kelompok umur remaja akhir (17 – 25 tahun). Sebagian kecil (16,7%)

responden dengan kelompok umur 25 – 34 tahun yang merupakan kelompok umur

dewasa awal (26 – 34 tahun), dan responden dengan kelompok umur 45 – 54 tahun

yang merupakan kelompok umur lansia awal (46 – 55 tahun). Lainnya (6,7%)

responden dengan kelompok umur 35 – 44 tahun yang merupakan kelompok umur

dewasa akhir (36 – 44 tahun) dan kelompok umur 55 – 64 tahun yang merupakan

kelompok umur lansia akhir (56 – 65 tahun).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

42

Tabel 4.4.Distribusi Jam Kerja Responden di TPS Kenangan Kelurahan

Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017

Jam Kerja Frekuensi Persentase (%)

≤ 2 jam

> 2 jam

16

14

53,3

46.7

Jumlah 30 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa lebih banyak (53,3%) responden

yang memiliki jam kerja ≤ 2 jam dan lainnya bekerja >2 jam perhari.

Tabel 4.5. Distribusi Masa Kerja Responden di TPS Kenangan Kelurahan

Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017

Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)

≤ 10 tahun 21 70,0

> 10 tahun 9 30,0

Jumlah 30 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa sebagian besar (70,0%)

responden bekerja di TPS selama ≤ 10 tahun dan lainnya adalah bekerja selama >10

tahun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

43

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Personal Hygiene Responden di

TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017

No Pengetahuan Personal hygiene mengerti Tidak

mengerti

jumlah

n % n % n %

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Pengertian personal hygiene

Faktor yang mempengaruhi kebersihan

diri

Banyaknya mandi dalam sehari

Faktor yang mempengaruhi kebersihan

kulit

pinjam meminjam pakaian berpengaruh

terhadap kesehatan

Tangan, kuku dan kaki yang kotor dapat

meninmbulkan penyakit

Banyaknya mencuci rambut dalam

seminggu

Hal yang diperhatikan dalam kebersihan

rambut

Fungsi shampoo

17

21

7

12

14

30

8

12

16

56,7

70,0

23,3

40,0

46,7

100,0

26,3

40,0

53,3

13

9

23

18

16

0

22

18

14

43,3

30,0

76,7

60,0

53,3

0,0

73,7

60,0

46,7

30

30

30

30

30

30

30

30

30

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa seluruh responden mengetahui

bahwa tangan, kuku dan kaki yang kotor dapat menimbulkan penyakit. Sebagian

besar (70,0%) responden mengetahui bahwa faktor yang mempengaruhi kebersihan

diri adalah kebersihan kulit, rambut, tangan, kaki dan kuku. Lebih banyak responden

mengetahui pengertian dari personal hygieneI (56,7%) adalah untuk menjaga

kebersihan diri sendiri serta fungsi shampoo (53,3%) adalah untuk perawatan rambut

agar terpelihara dengan subur sehingga terkesan indah dan tidak bau apek.

Berdasarkan perhitungan jumlah skor pengetahuan responden tentang

personal hygiene responden dapat dikategorikan mengerti tidak mengerti. Hasil

penelitian dapat dilihat pada tebel 4.7 dibawah ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

44

Tabel 4.7. Kategori Pengetahuan Personal Hygiene Responden di TPS

Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik

Tidak Baik

17

13

56,7

43,3

Jumlah 30 100 ,0

Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa lebih banyak (56,7%) responden

dengan pengetahuan yang baik mengenai personal hygiene meliputi, tangan, kuku

dan kaki yang kotor dapat menimbulkan penyakit, faktor yang mempengaruhi

kebersihkan diri, pengertian personal hygiene dan fungsi shampoo.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

45

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Tindakan Kebersihan Diri Responden di TPS

Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017

No Tindakan Baik Tidak

baik

Jumlah

n % n % n %

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Mandi teratur minimal 2 kali sehari

Segera mandi stelah selesai bekerja

Mandi teratur dengan sabun

Menggnti pakaian minimal 1 kali sehari

Tidak pernah memakai pakaian orang

lain

Pakaian sehari-hari selalu dicuci

sebelum dipakai

pakaian sehari-hari selalu dicuci dengan

sabun

Pakaian yang dicuci dijemur dibawah

panas matahari

Mencuci rambut 2 kali seminggu

Mencuci rambut dengan shampoo

Mencuci tangan setelah bekerja

Menggunakan sabun setiap mencuci

tangan

Mencuci kaki setelah bekerja

Menggunakan sabun saat mencuci kaki

Mencuci kaki sebelum tidur

Memotong kuku tangan dan kaki

minimal 1 kali seminggu

Memotong kuku sampai pendek dan

bersih

19

10

30

30

8

14

30

30

13

30

14

13

9

9

13

24

30

63,3

33,3

100,0

100,0

26,7

46,7

100,0

100,0

43,3

100,0

46,6

43,3

30,0

30,0

43,3

80,0

100,0

11

20

0

0

22

16

0

0

17

0

16

17

21

21

17

6

0

36,7

66,7

0,0

0,0

73,3

53,3

0,0

0,0

56,7

0,0

53,4

56,7

70,0

70,0

56,7

20,0

0,0

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa seluruh responden sudah

melakukan mandi teratur dengan sabun, mengganti pakaian minimal 1 kali dalam

sehari, pakaian sehari-hari selalu dicuci dengan sabun atau bahan pembersih lainnya,

pakaian yang di cuci dijemur dibawah sinar matahari, mencuci rambut dengan

shampoo dan memotong kuku sampai pendek dan bersih. Pada umumnya (80%)

responden sudah memotong kuku tangan dan kaki minimal 1 kali dalam seminggu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

46

Sebagian besar (63,3%) responden sudah mandi dengan teratur minimal 2 kali dalam

sehari.

Berdasarkan perhitungan jumlah skor tindakan personal hygiene, maka dapat

dikategorikan baik dan tidak baik. Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.9

dibawah ini.

Tabel 4.9. Kategori Tindakan Kebersihan Diri Responden di TPS Kenangan

Kelurahan Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017

Perilaku Frekuensi Persentase (%)

Baik

Tidak Baik

13

17

43,3

56,7

Jumlah 30 100 ,0

Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa lebih banyak (56,7%)

responden masuk dalam kategori tindakan kebersihan diri yang tidak baik meliputi

kurangnya aktifitas mencuci kaki setelah bekerja dan tidak menggunakan sabun saat

mencuci kaki, tidak mandi setelah selesai bekerja, memakai pakaian orang lain, tidak

mencuci rambut minimal 2 kali dalam seminggu, tidak menggunakan sabun setiap

mencuci tangan, tidak mencuci kaki sebelum tidur dan tidak mencuci tangan setelah

selesai bekerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

47

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Pemakaian Alat Pelindung Diri Responden di

TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017

No. Pemakaian APD Memnuhi

syarat

Tidak

memenuhi

syarat

Jumlah

n % n % n %

1.

2.

3.

4.

5.

Menggunakan alas kaki saat bekerja

Alas kaki terbuat dari bahan karet

dan menutupi seluruh kaki

Menggunakan sarung tangan yang

tidak tembus air

Menggunakan pakaian lengkap

Pakaian tidak longgar atau sempit

30

9

0

24

12

100,0

30,0

0,0

80,0

40,0

0

21

30

6

18

0,0

70,0

100,0

20,0

60,0

30

30

30

30

30

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa seluruh (100,0%) responden

menggunakan alas kaki saat bekerja, pada umumnya (80,0%) responden

menggunakan pakaian lengkap saat bekerja.

Berdasarkan perhitungan jumlah skor pemakaian alat pelindung diri, maka

dapat dikategorikan memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat. Hasil penelitian

dapat dilihat dalam tabel 4.11 dibawah ini.

Tabel 4.11. Kategori Pemakaian Alat Pelindung Diri Responden di TPS

Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017

Pemakaian APD Frekuensi Persentase (%)

Memenuhi syarat

Tidak memenuhi syarat

15

15

50,0

50.0

Jumlah 30 100 ,0

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa distribusi pemakaian alat pelindung

diri responden adalah sama (50%). Tidak memenuhi syarat terutama dalam hal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

48

memakai sarung tangan saat bekerja dan alas kaki tidak terbuat dari bahan yang tidak

tembus air.

4.2.2. Distribusi Personal Hygiene

Distribusi responden berdasarkan personal hygiene meliputi kebersihan

rambut, kebersihan kulit, dan kebersihan kuku, tangan dan kaki, dapat dilihat pada

tabel 4.9 dibawah ini

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Responden di TPS

Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun

2017

No Personal Hygiene Ya Tidak Jumlah

n % n % n %

1.

2.

3.

Kebersihan Kuit

Kulit bersih

Badan tidak berbau

Kulit tidak bersisik dan terkelupas

Kebersihan Rambut

Rambut tidak kusam

Rambut tidak berbau

Rambut rapih

Kebersihan tangan, kaki dan kuku

Tangan bersih

Kaki bersih

Kuku tangan pendek dan bersih

Kuku kaki pendek dan bersih

Kuku tidak terkelupas

5

0

19

9

0

18

0

7

0

7

30

16,7

0,0

63,4

30,0

0,0

60,0

0,0

23,3

0,0

23,3

100,0

25

30

11

21

30

12

30

23

30

23

0

83,3

100,0

36,6

70,0

100,0

40,0

100,0

76,7

100,0

76,7

0,0

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

100,0

Bersarkan tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa seluruh (100,0%) responden

mengalami kuku tidak terkelupas. Sebagian besar responden memiliki kulit yang

tidak bersisik dan terkelupas (63,4%) dan memiliki rambut yang rapih (60,0%).

sebagian kecil responden memiliki rambut yang bersih dan tidak kusam (30,0%), dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

49

memiliki kaki yang bersih dan kuku kaki tidak panjang dan bersih (23,3%), sebagian

kecil (16,7%) responden memiliki kulit bersih. Tidak ada responden yang memiliki

badan dan rambut yang wangi serta kuku tangan yang pendek dan bersih.

Berdasarkan perhitungan jumlah skor personal hygiene, maka dapat

dikategorikan baik dan tidak baik. Hasil penelitian dilihat dalam tabel 4.13 dibawah

ini.

Tabel 4.13. Kategori Personal Hygiene Responden di TPS Kenangan Kelurahan

Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017

Personal Hygiene Frekuensi Persentase (%)

Baik

Tidak Baik

12

18

40,0

60,0

Jumlah 30 100 ,0

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa Sebagian besar (60,0%) responden

masuk dalam kategori personal hygiene yang tidak baik meliputi, badan berbau,

tangan tidak bersih, kuku tangan tidak bersih, rambut berbau, kulit tidak bersih, kaki

tidak bersih, kuku kaki tidak bersih dan rambut kusam.

4.2.3. Distribusi Keluhan Kesehatan Kulit

Distribusi responden berdasarkan keluhan kesehatan kulit dapat dilihat pada

tabel 4.10 dibawah ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

50

Tabel 4.14. Distribusi Keluhan Kesehatan Kulit Responden di TPS Kenangan

Kelurahan Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017

Keluhan Kulit Frekuensi Persentase (%)

Mengalami keluhan kesehatan

kulit

17

56,7

Tidak mengalami keluhan

kesehatan kulit

13 43,3

Jumlah 30 100 ,0

Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa sebagian besar (56,7%) responden

mengalami keluhan kesehatan kulit meliputi, gatal-gatal, kulit kemerahan dan bercak

putih pada bagian kulit tertentu. Lainnya tidak mengalami keluhan kesehatan kulit.

4.3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis lanjutan dari analisis univariat yang

bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen.

4.4.1. Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kesehatan Kulit

Distribusi responden berdasarkan hubungan personal hygiene dengan keluhan

kesehatan kulit dapat dilihat pada tabel 4.11 dibawah ini :

Tabel 4.15. Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kesehatan Kulit

Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan

Tahun 2017

Personal Hygiene Keluhan Kesehatan Kulit Jumlah *p-value

Mengalami Tidak Mengalami

n % n % n %

1. Baik

2. Tidak Baik

2

15

11,8

88,2

10

3

76,9

23,1

12

18

40,0

60,0

0,001

Jumlah 17 100.0 13 100,0 30 100,0

*) uji chi-square signifikan pada p-value <0.005

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

51

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya (88,2%)

responden yang mengalami keluhan kesehatan kulit memiliki personal hygiene yang

tidak baik, sebagian besar (76,9%) responden yang tidak mengalami keluhan

kesehetan kulit memiliki personal hygiene yang baik

Hasil uji statistik menggunakan uji chi-square didapat hasil p = 0,001, artinya

ada hubungan yang bermakna antara personal hygiene dan keluhan kesehatan kulit

pada pekerja pengumpul makanan ternak di TPS kenangan.

4.4.1. Hubungan Karakteristik Individu dengan Keluhan Kesehatan Kulit

Distribusi responden berdasarkan hubungan karakteristik individu meliputi

hubungan pengetahuan dengan keluhan kesehatan kulit, hubungan perilaku dengan

keluhan kesehatan kulit dan hubungan pemakaian alat pelindung diri dengan

keluhan kesehatan kulit.

a. Hubungan Pengetahuan dengan Keluhan Kesehatan Kulit

Distribusi responden berdasarkan hubungan pengetahuan dengan keluhan

kesehatan kulit dapat dilihat pada tabel 4.12 dibawah ini:

Tabel 4.16. Hubungan Pengetahuan Personal Hygiene dengan Keluhan

Kesehatan Kulit Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan

Percut Sei Tuan Tahun 2017

Pengetahuan Keluhan Penyakit Kulit Jumlah *p-value

Mengalami Tidak Mengalami

n % n % N %

1. Baik

2. Tidak Baik

8

9

47,1

52,9

9

4

69,2

30,8

17

13

56,7

43,3

0,225

Jumlah 17 100,0 13 100,0 30 100,0

*) uji chi-square signifikan pada p-value <0.005

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

52

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa paling banyak (69,2%)

responden yang tidak mengalami keluhan kesehatan kulit memiliki pengetahuan yang

baik, sebagian besar (52,9%) responden yang mengalami keluhan kesehatan kulit

memiliki pengetahuan yang tidak baik mengenai personal hygiene.

Hasil uji statistik menggunakan uji chi-square didapat hasil p = 0,225, artinya

tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan keluhan kesehatan

kulit pada pekerja pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan.

b. Hubungan Tindakan Dengan Keluhan Kesehatan Kulit

Distribusi responden berdasarkan hubungan tindakan dengan keluhan

kesehatan kulit dapat dilihat pada tabel 4.13 dibawah ini:

Tabel 4.17. Hubungan Tindakan Kebersihan Diri dengan Keluhan Kesehatan

Kulit Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei

Tuan Tahun 2017

Tindakan Keluhan Penyakit Kulit Jumlah *p-value

Mengalami Tidak Mengalami

n % n % N %

1. Baik

2. Tidak Baik

3

14

17,6

82,4

10

3

76,9

23,1

13

17

43,3

56,7

0,001

Jumlah 17 100,0 13 100,0 30 100,0

*) uji chi-square signifikan pada p-value <0.005

Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya (82,4%)

responden yang mengalami keluhan kesehatan kulit memilihi tindakan yang baik,

sedangkan paling banyak (76,9%) responden yang tidak mengalami keluhan

kesehatan kulit memiliki tindakan yang baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

53

Hasil uji statistik menggunakan uji chi-square didapat hasil p = 0,001, artinya

ada hubungan yang bermakna antara perilaku dengan keluhan kesehatan kulit pada

pekerja pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan.

c. Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Keluhan Kesehatan

Kulit

Distribusi responden berdasarkan hubungan pemekaian alat pelindung diri

dengan keluhan kesehatan kulit dapat dilihat pada tabel 4.14 dibawah ini:

Tabel 4.18. Hubungan Pemakaian APD dengan Keluhan Kesehatan Kulit

Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan

Tahun 2017

Pemakaian

APD

Keluhan Penyakit Kulit Jumlah *p-value

Mengalami Tidak

Mengalami

n % n % n %

1. Memenuhi Syarat

2. Tidak Memenuhi

Syarat

4

13

23,6

76,4

11

2

84,6

15,4

15

15

50,0

50,0

0,001

Jumlah 17 100,0 13 100.0 30 100,0

*) uji chi-square signifikan pada p-value <0.005

Berdasarkan tabel 4.14 di atas didapat bahwa pada umumnya (84,6%)

responden yang tidak mengalami keluhan kesehatan kulit sudah memenuhi syarat

dalam pemakaian APD. Sebagian besar (76,4%) responden yang mengalami keluhan

kesehatan kulit tidak memenuhi syarat dalam pemakaian APD.

Hasil uji statistik menggunakan uji chi-square didapat hasil p = 0,001, artinya

ada hubungan yang bermakna antara pemakaian alat pelindung diri dengan keluhan

kesehatan kulit padapekerja pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

54

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Personal Hygiene

Berdasarkan observasi langsung, dari 30 responden sebagian besar (60%)

masuk dalam kategori memiliki personal hygiene yang buruk. Hasil tersebut dilihat

dari kulit yang tidak bersih, kuku tangan yang panjang dan kotor, badan dan rambut

yang berbau. Badan dan rambut yang berbau terjadi sehubungan dengan waktu kerja

yang dimiliki oleh pekerja berkisar antara 2 sampai 4 jam. Semakin lama pekerja

bekerja, maka bau yang ditimbulkan oleh sampah akan lebih menempel pada badan

dan rambut. Menurut Wartonah (2003), kebersihan diri termasuk kebersihan kulit

sangat penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan seperti mandi 2 kali sehari

dengan menggunakan sabun.

Terdapat juga beberapa responden yang memiliki rambut kusam, tidak rapih

dan bau dikarenakan mereka seharian berada di lokasi TPS, sedangkan hampir semua

responden memiliki kuku tangan dan kaki yang panjang dan jorok seperti kehitaman

dan bertanah dikarenakan tidak memakai sarung tangan saat bersentuhan langsung

dengan sampah. Menurut Andarmoyo (2012), kebersihan dimulai dengan mencuci

tangan dan kaki menggunakan sabun dan mengeringkannya dengan handuk,

menghindari pakaian dan sepatu sempit, sedangkan perawatan kuku dilakukan

dengan memotong kuku jari dan kaki.

Menurut Wartonah (2003), tujuan dari personal hygiene adalah untuk

meningkatkan derajat kesehatan, memelihara kebersihan diri, memperbaiki personal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

55

hygiene yang kurang, mencegah penyakit, menciptakan keindahan, dan

meningkatkan rasa percaya diri. Personal hygiene yang buruk dapat menimbulkan

berbagai masalah terhadap kesehatan.

5.2. Karakteristik Individu

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada pekerja pengumpul makanan

ternak didapat bahwa lebih banyak pekerja laki-laki daripada pekerja perempuan.

Dimana jumlah laki-laki yang bekerja di sana berjumlah 17 orang, sedangkan

perempuan berjumlah 13 orang, dengan rentang usia 15 – 24 tahun yang merupakan

usia terbanyak (36,7%) .

Waktu bekerja pengumpul makanan ternak tidak tetap, ada yang bekerja di

pagi hari, siang, sore, dan ada juga yang bekerja di malam hari. dari hasil wawancara

lebih banyak (53,3%) responden memiliki waktu kerja ≤ 2 jam perhari dan lainnya

(46,7%) responden yang bekerja > 2 jam perhari. Lamanya waktu bekerja tergantung

dari pesanan pelanggan mereka untuk mengumpulkan makanan ternak. semakin

banyak pesanan makanan ternak, maka semakin lama pula waktu para pekerja di TPS

untuk mengumpulkan makanan ternak pada tumpukan sampah.

5.3. Pengetahuan Personal Hygiene

Hasil wawancara yang dilakukan pada 30 responden di TPS Kenangan, lebih

banyak (56,7%) responden mengerti pengetahuan personal hygiene. pada saat

wawancara rata-rata responden masih duduk di bangku sekolah menengah atas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

56

dengan kelompok umur 15 – 24 tahun yang masuk dalam kelompok umur remaja

awal mengerti dan lebih baik dalam menjawab pertanyaan seputar personal hygiene..

Sebagian kecil (43,3%) responden masuk dalam kategori tidak baik dalam

pemahaman mengenai personal hygiene. Pengetahuan responden yang rendah atau

tidak mengerti mengenai personal hygiene karena pada saat responden menjawab

pertanyaan, beberapa dari responden tidak tahu dan bingung sehingga responden

menjawab dengan cara menebak dan juga dipengaruhi tingkat konsentrasi responden

karena lokasi TPS berada tepat di pinggir jalan dan bersebelahan dengan tempat

pemberhentian angkutan umum kota (angkot) yang mengakibatkan daerah sekitar

TPS bising

Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pendidikan seseorang dapat

meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan. Semakin tinggi pendidikan seseorang

semakin mereka tahu bagaimana cara pencegahan penyakit.

5.4. Tindakan Kebersihan Diri

Hasil wawancara terdapat lebih banyak (56,7%) responden memiliki tindakan

kebersihan diri yang tidak baik. Banyaknya responden dengan tindakan kebersihan

diri yang tidak baik ini sejalan dengan lebih banyaknya jumlah responden dengan

pengetahuan yang tidak baik atau tidak mengerti mengenai personal hygiene.

Tindakan kebersihan diri responden yang tidak baik meliputi tidak mencuci kaki

setelah bekerja serta tidak mencuci kaki dengan sabun, hanya sebagian kecil (30,0%)

dari seluruh responden yang mencuci kaki setelah bekerja dan mencucinya dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

57

sabun. Responden beralasan mencuci kaki cukup dengan air maka kotoran pada kaki

akan hilang dan mencuci kaki dengan sabun dilakukan saat mandi saja.

Mandi setelah bekerja juga hanya dilakukan oleh sebagian kecil (40,0%)

responden karena responden lebih memilih untuk tidur sebentar karena kelelahan,

jika sampai sore tidak ada lagi yang memesan makanan ternak untuk di kumpulkan

dari TPS barulah mereka mandi. Bahkan tak jarang beberapa dari responden

menunggu hingga malam sampai pesanan benar-benar tidak ada lagi setelah itu

mereka akan mandi. Mencuci tangan juga hanya dilakukan sekedarnya hanya untuk

membersihkan kotoran yang ada di tangan, karena di TPS tidak ada fasilitas untuk

mencuci tangan.

Menururt Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior), dan

perilaku yang didasari pengetahuan yang baik akan bertahan lebih lama daripada

perilaku yang didasari pengetahuan yang tidak baik.

5.5. Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kesehatan Kulit

Hasil analisa statistik untuk hubungan personal hygiene dengan keluhan

kesehatan kulit diketahui bahwa pada umumnya (88,2%) responden yang mengalami

keluhan kesehatan kulit memiliki personal hygiene yang tidak baik. Hasil uji

statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara personal

hygiene dengan keluhan kesehatan kulit (p value = 0,001). Hasil wawancara dan

observasi langsung banyak responden yang masih memiliki personal hygiene yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

58

buruk, seperti banyak responden yang memiliki kuku panjang dan hitam serta hanya

mencuci tangan tangan seadanya lalu makan dan merokok. Bahkan terlihat beberapa

pekerja yang hanya mengelapkan tangannya pada baju mereka lalu makan.

Hasil observasi terlihat kulit responden yang tidak bersih dan badan yang bau,

dikarenakan pekerjaan mereka yang sepanjang hari menghabiskan waktu di tempat

sampah, sehingga kulit menjadi kotor dan bau. Sebagian kecil (43,3%) responden

yang tidak mengalami keluhan kesehatan kulit dikarenakan kontak langsung

responden dengan sisa makanan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan responden

lain yang mengalami keluhan kesehatan kulit. Responden yang tidak mengalami

keluhan kesehatan kulit pada umumnya hanya mengangkut wadah sisa makanan

yang sudah terkumpul ke atas kendaraan pengangkut sisa makanan.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Sajida (2012), yang menyatakan bahwa

ada hubungan yang bermakna antara personal hygiene dan keluhan penyalit kulit

dengan p value sebesar 0,001

Kebersihan individu dalam hal ini kulit yang tidak baik akan mengakibatkan

berbagai dampak fisik maupun psikososial, dimana dampak fisik yang sering

dialami seseorang tidak terjaga dengan baik adalah gangguan integritas kulit

(Wartonah, 2003).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

59

5.6. Hubungan Karakteristik Individu dengan Keluhan Kesehatan Kulit

5.6.1. Hubungan Pengetahuan Personal Hygiene dengan Keluhan Kesehatan

Kulit

Hasil analisa statistik untuk hubungan pengetahuan personal hygiene dengan

keluhan kesehatan kulit diketahui bahwa sebagian besar (69,2%) responden yang

tidak mengalami keluhan kesehatan kulit memiliki pengetahuan yang baik mengenai

personal hygiene. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang bermakna antara pengetahuan personal hygiene dengan keluhan kesehatan

kulit (p value = 0,225). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Zebua (2014), yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan pengetahuan tentang personal hygiene dengan

keluhan kulit pemulung di TPA Terjun.

Tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan keluhan kesehatan kulit

disebabkan oleh kebanyakan responden yang dapat menjawab dengan baik

pertanyaan mengenai pengetahuan personal hygiene. Bahkan beberapa responden

mampu menjelaskan sedikit tentang baik buruknnya kebersihan diri dan apa dampak

yang terjadi apabila tidak menjaga kebersihan diri.

Menurut Mubarak, Khoirul, dan supriadi (2007), ada beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, diantaranya adalah informasi dan

pengalaman. Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru, seddangkan

pengalaman adalah suatu kejadaian yang pernah dialami seseorang untuk

berinteraksi dengan lingkungannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

60

5.6.2. Hubungan Tindakan Kebersihan Diri dengan Keluhan Kesehatan Kulit

Hasil analisa statistik untuk hubungan tindakan kebersihan diri dengan

keluhan kesehatan kulit diketahui bahwa pada umumnya (82,4%) responden yang

mengalami keluhan kesehatan kulit memiliki tindakan kebersihan diri yang tidak

baik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara tindakan kebersihan diri dengan keluhan kesehatan kulit (p value = 0,001).

Menurut Notoadmodjo (2007), terbentuknya perilaku baru yaitu sikap,

dimulai dari domain kognitif dalam arti subjek atau individu mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus berupa materi atau objek diluarnya, yang menimbulkan

pengetahuan baru pada individu sehingga terbentuk respon batin yang tampak dalam

sikap individu terhadap objek yang diketahuinya tersebut. Namun dalam kenyataan

stimulus yang diterima oleh subjek tidak dapat langsung menimbulkan sikap

terhadap stimulus yang ada.

Menurut Azwar (2013), pembentukan tindakan dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu faktor pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap

penting, ekonomi, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga

agama, faktor emosi dalam diri individu. Berdasarkan hasil wawancara dengan

responden, faktor yang mempengaruhi tindakan responden dalam penelitian ini

adalah ekonomi dan pengalaman pribadi.

Perilaku responden yang tidak baik dapat menyebabkan terjadinya keluhan

kesehatan kulit seperti yang telah di akui responden bahwa mereka sering sekali

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

61

merasa gatal pada area tertentu di kulit. Terdapan juga bercak merah pada

permukaan kulit.

Kejadian penyakit merupakan hasil hubungan interaktif antara manusia dan

perilakunya. Perilaku hidup yang tidak sehat dilakukan oleh manusia dalam

kehidupan sehari-hari dapat disebut sebagai faktor resiko kesehatan (Achmadi,

2008).

5.6.3. Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Keluhan Kesehatan

Kulit

Hasil analisa staistik untuk hubungan pemakaian alat pelindung diri dengan

keluhan kesehatan kulit diketahui bahwa pada umumnya (84,6%)responden yang

tidak mengalami keluhan kesehatan kulit sudah memakai alat pelindung diri yang

memenhi syarat dan paling banyak (76,4%) responden yang mengalami keluhan

kesehatan kulit tidak memakai alat pelindung diri yang memenuhin syarat. Hasil uji

statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pemakaian alat

pelindung diri dengan keluhan kesehatan diri (p value = 0,001). Hasil penelitian ini

tidak sejalan dengan Butarbutar (2012), bahwa tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara pemakaian alat pelindung diri dengan keluhan gangguan kulit pada

petugas pengangkut sampah.

Dari 30 responden tidak terdapat satupun yang menggunakan sarung tangan

saat bekerja dengan alasan tidak nyaman dan perlu biaya jika harus membeli sarung

tangan kedap air (karet). Kontak langsung dengan sampah menyebabkan terjadinya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

62

berbagai macam penyakit kulit diantaranya gatal-gatal yang disertai benjolah berisi

cairan.

Menurut Moeljosoedarmo (2008), alat pelindung diri (APD) adalah alat

pelindung yang dipakai oleh tenaga kerja secara langsung untuk tujuan pencegahan

kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor lingkungan di tempat kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

63

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Personal hygiene responden yang baik sebanyak 40,0%, sedangkan personal

hygiene yang buruk sebanyak 60,0%.

2. Responden dengan tindakan yang baik sebanyak 43,3%, sedangkan responden

dengan tindakan yang tidak baik sebanyak 56,7%. Pemakaian APD yang

memenuhi sayarat sebanyak 50,0%.

3. Responden yang mengalami keluhan kesehatan kulit sebanyak 17 orang (56,7%).

4. Ada hubungan yang bermakna antara personal hygiene dengan keluhan

kesehatan kulit

5. Ada hubungan yang bermakna antara karakteristik individu (tindakan dan

pemakaian APD) dengan keluhan kesehatan kulit

6.1. Saran

1. Bagi Pengumpul Makanan Ternak

Disarankan agar pekerja pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan agar

selalu menjaga dan memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat dengan cara

selalu membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan sabun setelah bekerja dan

sebelum makan, mengusahakan agar selalu memakai sarung tangan kedap air

dan memakai alas kaki yang dapat melindungi seluruh kaki agar dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

64

mengurangi risiko keluhan kesehatan kulit. Serta dapat memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan apabila penyakit kulit terus berlangsung.

2. Bagi Instansi Terkait

Disarankann kepada seluruh isntansi di Kelurahan Kenangan agar dapat

memperhatikan pola hidup bersih dan sehat pada warga dengan cara promosi

serta penyuluhan terkait dengan pola hidup sehat dan menjaga kesehatan diri,

sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka terkait

dengan masalah kesehatan diri.

3. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat menganalisis penyakit kulit

yang ada pada pekerja pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan Keurahan

Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan

dan menggunakan metode yang menunjukkan faktor risiko sehingga

menyebabkan hubungan sebab-akibat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 83: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Rahman. 2013. Pengaruh Karakteristik Individu, Motovasi dan Budaya

Kerja terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Keluarga Berencana Dan

Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Donggala : Jurnal Katalogis,

Volume 1 Nomor 2.

Achmadi, Umar fahmi. 2014. Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan.

Jakarta; Rajawali Pers.

_____________ . 2008. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta;

UI Press..

Aisyah, Faddilatul. 2012. Hubungan Hygiene perorangan dan Pemakaian Alat

Pelindung Diri dengan Keluhan Gangguan Kulit Pada Pekerja Pengupas

Udang Di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan

Tahun 2012.(Skripsi) Departemen Kesehatan Lingkungan . Universitas

Sumatera Utara.

Andarmoyo, s. 2012. Personal Hygiene: Konsep, Proses dan Aplikasi Prakrik

Keperawatan. Yogyakarta ;Graha Ilmu.

Anies.2006. Seri Lingkungan dan PenyakitManajemen Berbasis Lingkungan

Solusi Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Menular. Jakarta ;PT Elex

Media Komputindo.

Azwar, S. 2013. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

ButarButar, Marlina R. 2012. Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian

Alat Pelindung diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan

Kecacingan Pada petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar

Tahun 2012.Skripsi.

Brown, Robin, dan Tony. 2005. Lecture Notes Dermatology. Jakarta; Erlangga.

Chandra, B. 2007.Pengantar Kesehatan lingkungan. Jakarta; Buku Kedokteran

ECG.

Djuanda, A. 2007.Ilmu Kesehatan Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta; FKUI.

Faridawari, Yenni. 2013. Hubungan Antara Personal Hygiene dan karakteristik

Individu dengan Keluhan gangguan Kulit Pada Pemulung (Laskar

Pelangi) di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Tahun

2013. Skripsi.

Ganong, W. 2006.Fisiologi Kedokteran. Jakarta ;ECG.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 84: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

Graham, R. 2008. Lecture Notes Dermatology. Jakarta; Erlangga.

Handoko, T. Hani. 2012. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta ;BPFE.

Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit kulit Hipokrates. Jakarta

Hetharia, R. 2009. Asuhan keperawatan Gangguan sistem Integumen. Jakarta;

Trans Info Media.

Moeljoseodarmo, S. 2008. Hygiene Industri. Jakarta; FKUI.

Moleolong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung ; PT Remaja

Rosdakarya.

Mubarak, W. I., Nurul C., Khoirul R., dan Supriadi. 2007. Promosi Kesehatan Edisi

2. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mulia, Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Cetakan Pertama. Yogyakarta:

Graha ilmu.

Notoadmojo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat Jakarta;PT Rineka

Cipta.

.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta;PT

Rineka Cipta.

. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta;PT Rineka Cipta.

Perry, p. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.. Jakarta ;ECG.

Potter. 2005. Fundamental Keperawatan.Buku Kedokteran .Jakarta ;ECG..

Rohani, Lasmi. 2007. Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Desa

Senembah Kabupaten Deliserdang dan di Kelurahan Asam Kumbang

Kota Medan Tahun 2007. Skripsi:Fakultas Kesehatan Masyarakat

UniversitasSumatera Utara.

Sajida, Agsa. 2012. Hubungan Personal hygiene dan Sanitasi Lingkungan

Dengan Keluhan Penyakit kulit Di Kelurahan Denai Kecamatan Medan

Denai Kota Medan Tahun 2012.Skripsi.

Sarwono, Sarlito W. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta; Rajawali Pers.

Soebono, H. 2001. Dermatomikosis Superfisialis Pedoman Untuk Dokter dan

Mahasiswa Kedokteran. Jakarta.;Penerbit Fakultas KEdokteran Universitas

Indonesia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 85: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

Seomirat.2013. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta ;Gadjah Mada University

Press.

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Surabaya ;Graha Ilmu.

Silalahi, Dahlia K. 2010. Hubungan Kebersihan Perorangan dan Pemakaian Alat

Pelindung Diri Dengan Keluhan Gangguan Kulit Pada Petugas Pengelola

Sampah di Tempat pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Kecamatan

Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.Skripsi.

Sitorus, R, 2008. Gejala Penyakit dan pencegahannya. Bandung ;Yrma Widya.

Suma’mur. 2012. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES)

.Jakarta.;CV sagungseto.

Sumardjoko.2003. Profil Wanita Pemulung di Surakarta. Jurnal Penelitian

Humaniora, Vol.4 No.2 ,Surakarta; Universitas Muhammadiyah,

Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan dan Prespektif Islam. Jakarta;

Kencana.

Suryabrata, Sumadi. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta ;Rajawali Pers.

Syaifuddin.2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta;

Penerbit Buku Kedokteran EGG.

Tobing, Imran SL. 2005. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan dan

Manusia. Jakarta ;Universitas Nasional.

Wartonah. 2003. Kebutuhan dasar Manusia dan Proses keperawatan. Jakarta ;

Salemba Medika.

Wibowo, Adik. 2014. Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan. Jakarta ;

Rajawali Pers.

Zebua, Ade P. 2014. Hubungan Personal Hygiene Dengan Keluhan Kulit Pada

Pemulung dan Fasilitas Sanitasi di TPA Terjun Kelurahan Terjun

Kecamatan Medan Marelan Tahun 2014.Skripsi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 86: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU

DENGAN KELUHAN KESEHATAN KULIT PADA PEKERJA PENGUMPUL

MAKANAN TERNAK DI TPS KENANGAN KELURAHAN KENANGAN

KECAMATAN PERCUT SEI TUAN TAHUN 2017

No. Urut:

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. Usia :

3. Masa kerja :

4. Jam kerja :

Pengetahuan

1. Apakah yang dimaksud dengan kebersihan diri (personal hygiene)?

a. Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka sendiri

b. Cara perawatan untuk memelihara kesehatan se-keluarga

c. Perawatan untuk memelihara kesehatan se-dunia

2. Menurut saudara, apa saja yang termasuk kebersihan diri itu?

a. Kebersihan kulit, rambut, tangan, kaki dan kuku

b. Kebersihan pakaian, topi dan kacamata

c. Kebersihan sandal, tangan dan sepatu

3. Berapa kali sebaiknya mandi dalam sehari?

a. 2 kali sehari

b. 1 kali sehari

c. 3 kali sehari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 87: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

4. Menurut saudara, apa hal yang mempengaruhi kebersihan kulit?

a. Makan yang bergizi terutama buah dan sayur

b. Merapikan atau menyisir rambut agar tampak indah

c. Memotong kuku secara rutin

5. Apakah pinjam-meminjam pakaian juga berpengaruh terhadap kesehatan?

a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

6. Menurut saudar, apakah tangan, kuku dan kaki yang kotor dapat menimbulkan

penyakit-penyakit tertentu?

a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

7. Menurut saudara, mencuci rambut sebaiknya berapa kali?

a. Sekali seminggu

b. 2-3 kali seminggu

c. Setip hari

8. Menurut saudara, apa hal yang harus diperhatikan dalam kebersihan rambut?

a. Memakai alat pemeliharaan rambut sendiri

b. Memakai alat pemeliharaan rambut bersama-sama

c. Meminjam alat pemeliharaan rambut punya orang lain

9. Menurut saudara apa fungsi dari shampoo?

a. Untuk perawatan rambut, agar terpelihara dengan subur dan indah sehingga

terkesan indah dan tidak bau apek

b. Agar rambut tampak cantik

c. Tidak ada gunanya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 88: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

Perilaku

no pertanyaan Ya/

Selalu

Kadang-

kadang

tidak

1 Apakah anda mandi secara teratur (minimal 2 kali

sehari)?

2 Apakah anda segera mandi setelah selesai bekerja

dari TPS?

3 Apakah anda mandi secara teratur dengan sabun

mandi?

4 Apakah anda mengganti pakaian sehari-hari

(minimal 1 kali sehari)?

5 Apakah anda tidak pernah memakai pakaian orang

lain?

6 Apakah pakaian sehari-hari anda selalu dicuci

sebelum dipakai?

7 Apakah pakaian sehari-hari anda selalu dicuci

dengan sabun atau bahan pembersih lainnya?

8 Apakah pakaian yang anda cuci dijemur dibawah

panas matahari?

9 Apakah anda mencuci rambut sekurang-kurangnya

2 kali dalam seminggu?

10 Apakah anda mencuci rambut menggunakan

samphoo/bahan pencuci rambut lainnya?

11 Apakah anda mencuci tangan setelah bekerja?

12 Apakah anda menggunakan sabun setiap kali

mencuci tangan?

13 Apakah anda mencuci kaki setelah bekerja?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 89: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

14 Apakah anda menggunakan sabunsetiap kali

mencuci kaki

15 Apakah anda mencuci kaki sebelum tidur?

16 Apakah anda memotong kuku tangan dan kaki

minimal 1 kali dalam seminggu?

17 Jika memotong kuku, apakah sampai pendek dan

membersihkannya?

Penggunaan Alat Pelindung Diri

no pertanyaan Ya/

Selalu

Kadang-

kadang

tidak

1 Apakah anda menggunakan alas kaki saat bekerja?

2 Apakah alas kaki yang anda gunakan terbuat dari

bahan karet yang dapat menutuoi seluruh kaki

seperti sepatu boot?

3 Apak anda menggunakan sarung tangan yang tidak

tembus air saat bekerja?

4 Apakah anda menggunakan pakaian lengkap saat

bekerja ?

5 Apakah pakaian yang anda gunakan tidak terlalu

longgar ataupun sempit?

Keluhan kesehatan Kulit

no ya tidak

1 Apakah anda pernah mengalami kemerahan pada kulit?

2 Apakahanda pernah mengalami gatal-gatal pada kulit?

3 Apakah anda pernah merasakan kulit seperti terbakar?

4 Apakah anda pernah mengalami gangguan kulit yang

bersisik?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 90: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

5 Apakah anda pernah mengalami bercak putih atau

kecoklatan pada kulit?

6 Apakah keluhan kulit tersebut sudah lama anda alami?

7 Apakah keluhan gangguan kulit yang anda alami terjadi

secara berulang?

8 Dimanakah lokasi gangguan kulit yang pernah anda alami?

a. Tangan

b. Kaki

c. Badan

d. Kepala

e. Leher

f. Punggung

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 91: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

Lampiran II

Lembar Observasi

No Komponen

yang dinilai

Kriteria Hasil

Obesrvasi

Keterangan

A. Personal Hygiene

Ya Tidak

1 Kebersihan

kulit

a. Kulit bersih

b. Badan tidak berbau

c. Kulit tidak bersisik dan

terkelupas

2 Kebersihan

Rambut

a. Rambut bersih, tidak kusam

b. Rambut tidak berbau

c. Rambut rapi

3 Kebersihan

Tangan,

kaki dan

Kuku

a. Tangan bersih

b. Kaki bersih

c. Kuku tangan pendek dan bersih

d. Kuku kaki pendek dan bersih

e. Kuku tidak terkelupas

B. Alat Pelindung diri pakai Tidak

pakai

Keterangan

1 Pakaian kerja

2 Sarung tangan

3 Sepatu kerja

4 Masker

5 Pelindung mata

C. Keluhan Kesehatan Kulit

Ya Tidak keterangan

1 Kulit kemerahan

2 Kulit gatal

3 Kulit bersisik

4 Bercak putih pada kulit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 92: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

Lampiran 3

Tabel Univariat

Keluhan Kesehatan kulit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Mengalami 17 56.7 56.7 56.7

Tidak mengalami 13 43.3 43.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

pengetahuan responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Mengerti 17 56.7 56.7 56.7

Tidak Mengerti 13 43.3 43.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Personal Higine

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Baik 12 40.0 40.0 40.0

Tidak baik 18 60.0 60.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 93: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

perilaku responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Baik 13 43.3 43.3 43.3

Tidak baik 17 56.7 56.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

umur

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

11 - 20 tahun 11 36.7 36.7 36.7

21 - 30 tahun 8 26.7 26.7 63.3

31 - 40 tahun 3 10.0 10.0 73.3

41 - 50 tahun 4 13.3 13.3 86.7

> 50 tahun 4 13.3 13.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Jam kerja

penggunaan Alat Pelindung Dirii

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Memenuhi syarat 15 50.0 50.0 50.0

Tidak Memenuhi Syarat 15 50.0 50.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

valid

< 2 jam 16 53.3 53.3 53.3

> 2 jam 14 46.7 46,7 100.0

Total 30 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 94: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

Masa kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

< 10 tahun 21 70.0 70.0 70.0

> 10 tahun 9 30.0 30.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Tabel Bivariat

Personal_Higine * Keluhan Kesehatan kulit Crosstabulation

Keluhan Kesehatan kulit Total

Mengalami Tidak

mengalami

personal_Higine

Baik

Count 2 10 12

% within Keluhan

Kesehatan kulit 11.8% 76.9% 40.0%

Tidak baik

Count 15 3 18

% within Keluhan

Kesehatan kulit 88.2% 23.1% 60.0%

Total

Count 17 13 30

% within Keluhan

Kesehatan kulit 100.0% 100.0% 100.0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 95: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 13.032a 1 .000

Continuity Correctionb 10.458 1 .001

Likelihood Ratio 14.020 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .000

Linear-by-Linear

Association 12.597 1 .000

N of Valid Cases 30

tindakan responden * Keluhan Kesehatan kulit Crosstabulation

Keluhan Kesehatan

kulit

Total

Mengalami Tidak

mengalami

tindakan responden

Baik

Count 3 10 13

% within Keluhan

Kesehatan kulit 17.6% 76.9% 43.3%

Tidak baik

Count 14 3 17

% within Keluhan

Kesehatan kulit 82.4% 23.1% 56.7%

Total

Count 17 13 30

% within Keluhan

Kesehatan kulit 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 56.7% 43.3% 100.0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 96: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 10.541a 1 .001

Continuity Correctionb 8.265 1 .004

Likelihood Ratio 11.165 1 .001

Fisher's Exact Test .002 .002

Linear-by-Linear Association 10.190 1 .001

N of Valid Cases 30

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.63.

b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 97: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

pengetahuan responden * Keluhan Kesehatan kulit Crosstabulation

Keluhan Kesehatan kulit

Mengalami Tidak

mengalami

pengetahuan responden

baik

Count 8 9

% within Keluhan

Kesehatan kulit 47.1% 69.2%

Tidak baik

Count 9 4

% within Keluhan

Kesehatan kulit 52.9% 30.8%

Total

Count 17 13

% within

pengetahuan

responden

56.7% 43.3%

% within Keluhan

Kesehatan kulit 100.0% 100.0%

% of Total 56.7% 43.3%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 1.475a 1 .225

Continuity Correctionb .710 1 .399

Likelihood Ratio 1.497 1 .221

Fisher's Exact Test .283 .200

Linear-by-Linear

Association 1.426 1 .232

N of Valid Cases 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 98: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

Penggunaan alat pelindung diri * Keluhan Kesehatan kulit Crosstabulation

Keluhan Kesehatan kulit

Mengalami Tidak

mengalami

pengetahuan responden

Memenuhi

syarat

Count 4 13

% within Keluhan

Kesehatan kulit 23.6% 76.4%

Tidak

memenuhi

syarat

Count 11 2

% within Keluhan

Kesehatan kulit 86.4% 15.4%

Total

Count 15 15

% within

pengetahuan

responden

50.0% 50,0%

% within Keluhan

Kesehatan kulit 100.0% 100.0%

% of Total 50,0% 50,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 10.995a 1 .001

Continuity Correctionb 8.688 1 .003

Likelihood Ratio 11.876 1 .001

Fisher's Exact Test .003 .001

Linear-by-Linear

Association 10.629 1 .001

N of Valid Cases 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 99: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 100: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 101: hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA