hubungan personal hygiene dan karakteristik individu dengan keluhan kesehatan kulit pada
TRANSCRIPT
Universitas Sumatera Utara
Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id
Fakultas Kesehatan Masyarakat Skripsi Sarjana
2018
Hubungan Personal Hygiene dan
Karakteristik Individu dengan Keluhan
Kesehatan Kulit pada Pekerja
Pengumpul Makanan Ternak di TPS
Kenangan Kelurahan Kenangan
Kecamatan Percut Sei Tuan
Mutia, Audita
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2243
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
i
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU
DENGAN KELUHAN KESEHATAN KULIT PADA PENGUMPUL
MAKANAN TERNAK DI TPS KENANGAN KELURAHAN
KENANGAN KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
TAHUN 2017
SKRIPSI
OLEH:
AUDITA MUTIA
NIM. 131000101
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU
DENGAN KELUHAN KESEHATAN KULIT PADA PENGUMPUL
MAKANAN TERNAK DI TPS KENANGAN KELURAHAN
KENANGAN KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH
AUDITA MUTIA
NIM. 131000101
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN
PERSONAL HYGIENE DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN
KELUHAN KESEHATAN KULIT PADA PENGUMPUL MAKANAN
TERNAK DI TPS KENANGAN KELURAHAN KENANGAN KECAMATAN
PERCUT SEI TUAN TAHUN 2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil
karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
Medan, Januari 2018
Yang membuat pernyataan
Audita Mutia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iii
ABSTRAK
Personal hygiene merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, oleh karena
itu penting untuk memperhatikan kebersihan diri agar terhindar dari berbagai macam
penyakit. Dilihat dari lokasi dan cara bekerja, pekerja pengumpul makanan ternak
memiliki resiko yang tinggi terkena penyakit kulit. Personal hygiene yang buruk
dapat memicu terjadinya keluhan kulit pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan personal hygiene dan Karakteristik Individu (pengetahuan,
tindakan dan pemakaian alat pelindung diri) keluhan kesehatan kulit pada pengumpul
makanan ternak di TPS Kenangan, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan
Tahun 2013.
Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan penelitian
crosssectional study. Populasi penelitian adalah seluruh pengumpul makanan ternak
TPS Kenangan sebanyak 30 orang dengan pengambilan sampel secara total sampling. Hasil penelitian diperoleh lebih banyak personal hygiene (60,0%), pengetahuan
(56,7%) dan tindakan (56,7%) masuk dalam kategori tidak baik sedangkan pemakaian alat
pelindung diri masuk dalam kategori baik. Hasil uji menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara personal hygiene (p=0,001), tindakan (p=0,001), pemakaian alat pelindung
diri (p=0,001) dengan keluhan kesehatan kulit dan tidak ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan (p=0,225) dengan keluhan kesehatan kulit.
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan bagi pekerja pengumpul makanan
ternak agar memakai alat pelindung diri yang lengkap saat bekerja. Dan bagi instansi terkait
di Kelurahan Kenangan agar dapat melakukan promosi kesehatan dan penyuluhan pola hidup
sehat kepada warga agar dapat meningkatkan kebersihan diri.
Kata Kunci : Personal Hygiene, Karakteristik Individu, Keluhan Kesehatan Kulit
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iv
ABSTRACT
Personal hygiene is a part of daily life, therefore it is important to pay
attention to personal hygiene to avoid various diseases. judging by the location and
way of working, scavengers have high risk of skin diseases. Poor personal hygiene
can lead to skin complaints among of workers. The purpose of this study was to
determine the relationship of personal hygiene and individual characteristics
(knowledge, behavior and using of personal protective equipment) with complaints of
skin health on cattle-feed workers at TPS Kenangan, Kelurahan Kenangan,
Kecamatan Percut Sei Tuan 2017.
This research is an analytical survey with cross sectional study design. The
entire study population are all the cattle-feed workers of TPS Kenangan. Total
sample are 30 people chosen by total sampling.
The result of this study found that the most personal hygiene (60,0%),
knowledge (56,7%) dan behavior (56,7%) were bad category, while the using of
personal protective equipment was a good category. Statistic test result showed that
there was a significant relationship between personal hygiene (p=001), behavior
(p=0.001) and using of personal protective equipment (p=0,001) with skin health
complaints. There is no significant relationship between knowledge (p=0,225) with
skin health complaints.
Based on the result of the sudy, the scavengers is suggested to wear complete
personal protective equipment while working. And for related institutions at
Kelurahan Kenangan to be able to conduct health promotion and healthy lifestyle
counseling in order to improve personal hygiene.
Key words : Personal Hygiene, Individual Characteristics, complaints of skin
health
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan
Personal Hygiene dan Karakteristik Individu Dengan Keluhan Kesehatan Kulit Pada
pekerja Pengumpul Makanan Ternak di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan
Kecamatan Percut Sei Tuan”, guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.
Selama penyusunan skripsi mulai dari awal hingga akhir selesainya skripsi ini
penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M. Hum Selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera utara (FKM USU).
3. Ibu Dra. Nurmaini. MKM. Ph.D, selaku Dosen Pembimbing I skripsi sekaligus
sebagai ketua penguji yang telah banyak meluangkan waktu, tulus dan sabar
memberikan saran, dukungan, nasihat bimbingan serta arahan dalam penyelesaian
skripsi ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vi
4. Bapak dr. Surya Dharma. MPH, selaku Dosen Pembimbing II skripsi sekaligus
Penguji I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, sukungan serta saran
dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Ir. Indra Chahaya, M.Si, selaku Penguji II yang telah banyak memberikan
masukan dalam penyelsaian skripsi ini.
6. Ibu Ir. Evi Naria, M.Kes, selaku Penguji III yang telah banyak memberikan
masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M. Kes, selaku Dosen Pembimbing Akademi
yang memberikan dukungan dan saran-saran serta membimbing selama penulis
menjalani pendidikan.
8. Bapak Kepala Puskesmas Kenanga Kecamatan Percut Sei Tuan yang telah
memberikan izin memperoleh data-data yang mendukung penulis dalam
menyelesaikan peneletian ini.
9. Bapak Lurah Kelurahan Kenangan yang telah memberikan izin memperoleh data-
data yang mendukung penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
10. Dosen-dosen Departemen Kesehatan Lingkungan yang telah memberikan ilmu
yang berharga dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti studi di FKM
USU serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Seluruh dosen dan staf pegawai FKM USU yang telah memberikan ilmu yang
berharga pada penulis selama mengikuti pendidikan.
12. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, Ayahanda (Yafizham) dan Ibunda
(Rimta), yang senantiasa mendoakan, menyayangi, memberi dukungan dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vii
semangat serta perhatian yang sangat luar biasa pada penulis selama ini, serta
abangda (Aulia Fizhta. S.Kom), kakanda (Sofiya Nazara. S.Kom) dan adik (Alfi
Abdillah) yang juga turut menyemangati penulis dalam pembuatan skripsi ini.
13. Terkhusus untuk sahabat tercinta Rahmah Zamzami Maysarah Kacaribu dan
Rezki Pertiwi Damanik yang memberi semangat, hiburan dan membantu penulis
dalam pembuatan skripsi, juga sahabat SMA (rahmi, dani dan ade) yang juga
turut memberi motivasi kepada penulis.
14. Teman Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) Mifta, Astri, rindi dan teman
Latihan Kerja Peminatan (LKP) aii, ayu, zira, wahyu, serta teman-teman stambuk
2013 yang telah memberi dukungan dan doanya kepada penulis.
15. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhmya bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata
penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama untuk
kemajuan ilmu pengetahuan.
Medan, Januari 2018
Penulis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
ABSTRACT ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7 2.1 Personal Hygiene ...................................................................................... 7
2.1.1 Pemeliharaan Dalam Personal Hygiene ....................................... 7
2.1.2 Dampak pada Masalah Personal Hygiene .................................... 10
2.1.3 Tujuan Personal Hygeie ............................................................... 11
2.2 Karakteristik Individu ............................................................................... 11
2.3 Anatomi Kulit ........................................................................................... 15
2.4 Fungsi Kulit .............................................................................................. 16
2.5 Keluhan Kesehatan Kulit .......................................................................... 18
2.5.1 Penyakit Kulit ............................................................................... 19
2.5.2 Penyebab Penyakit Kulit .............................................................. 20
2.6 Pengumpul Makanan Ternak .................................................................... 24
2.7 Sampah ..................................................................................................... 25
2.7.1 Sumber sampah............................................................................ 26
2.7.2 Jenis Sampah ............................................................................... 28
2.7.3 Pengaruh Sampah ........................................................................ 28
2.8 Kerangka Konsep ..................................................................................... 31
2.9 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 33 3.1 Jenis dan Desain Penelitian ...................................................................... 33
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 33
3.2.1 Lokasi Penelitian ......................................................................... 33
3.2.2 Waktu Penelitan............................................................................ 33
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian................................................................ 33
3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 34
3.4.1 Data Primer ................................................................................... 34
3.4.1 Data Sekunder ............................................................................. 34
3.5 Defenisi Oprasional ................................................................................. 34
3.5.1 Variabel Independen .................................................................... 34
3.5.2 Variabel dependen ....................................................................... 35
3.5.3 Definisi Operasional .................................................................... 35
3.6 Instrumen Penelitian ................................................................................. 36
3.7 Aspek Pengukuran .................................................................................... 36
3.8 Metode Analisis Data ............................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 40
4.1 Gambaran Umum Kelurahan Kenangan .................................................. 40
4.1.1 Geografi ........................................................................................ 40
4.1.2 Demografi ..................................................................................... 40
4.1.3 Gambaran Sosial ........................................................................... 40
4.2 Analisis Univariat ..................................................................................... 41
4.2.1 Distribusi Karakteristik Individu .................................................. 42
4.2.2 Distribusi Personal hygiene .......................................................... 49
4.2.3 Distribusi Keluhan Kesehatan Kulit ............................................. 50
4.3 Analisis Bivariat ........................................................................................ 51
4.3.1 Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan
Kesehatan Kulit ............................................................................ 51
4.3.2 Hubungan Karakteristik Individu dengan
Keluhan Kesehatan Kulit .............................................................. 52
BAB V PEMBAHASAN ............................................................................. 55
5.1 Personal Hygiene ...................................................................................... 55
5.2 Karakteristik Individu ............................................................................... 56
5.3 Pengetahuan Personal Hygiene ................................................................ 57
5.4 Tindaka Kbersihan Diri ............................................................................ 58
5.5 Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kesehatan
Kulit .......................................................................................................... 59
5.6 Hubungan Karakteristik Individu dengan Keluhan Kesehatan
Kulit .......................................................................................................... 60
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
x
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 63
6.1 Kesimpulan ............................................................................................... 63
6.2 Saran ......................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65
LAMPIRAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Penduduk Berdasarkan Agama ..................................................... 41
Tabel 4.2 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian .................................... 41
Tabel 4.3 Distibusi Umur Responden di TPS Kenangan Kelurahan
Kenangan Keamatan Percut Sei Tuan Tahun 2017 ...................... 42
Tabel 4.4 Distribusi Jam Kerja Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan
Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2017 ...................................... 43
Tabel 4.5 Distribusi Masa Kerja Responden di TPS Kenangan
Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2017 .. 43
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Personal Hygiene
Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan
Percut Sei Tuan Tahun 2017 ........................................................ 44
Tabel 4.7 Kategori Pengetahuan Personal Hygiene Responden di TPS
Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan
Tahun 2017 ................................................................................... 45
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tindakan Kebersihan Diri Responden di
TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun
2017 ............................................................................................... 46
Tabel 4.9 Kategori Tindakan Kebersihan Diri Responden di TPS
Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan
Tahun 2017 ................................................................................... 47
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pemakaian Alat Pelindung Diri
Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan
Percut Sei Tuan Tahun 2017 ........................................................ 48
Tabel 4.11 Kategori Pemakaian Alat Pelindung Diri Responden di TPS
Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan
Tahun 2017 ................................................................................... 48
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Responden di TPS
Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan
Tahun 2017 ................................................................................... 49
Tabel 4.13 Kategori Personal Hygiene Responden di TPS Kenangan
Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2017 .. 50
Tabel 4.14 Distribusi Keluhan Kesehatan Kulit Responden di TPS
Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan
Tahun 2017 ................................................................................... 51
Tabel 4.15 Hubungan PPersonal Hygiene dengan Keluhan Kesehatan
Kulit Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan
Kecamatan Percut Sei Tuan .......................................................... 51
Tabel 4.16 Hubungan Pengetahuan Personal Hygiene dengan Keluhan
Kesehatan Kulit Responden di TPS Kenangan Kelurahan
Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan ........................................ 52
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xii
Tabel 4.17 Hubungan Tindakan Kebersihan Diri dengan Keluhan
Kesehatan Kulit Responden di TPS Kenangan Kelurahan
Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan ........................................ 53
Tabel 4.18 Hubungan Pemakaian APD dengan Keluhan Kesehatan
Kulit Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan
Kecamatan Percut Sei Tuan .......................................................... 54
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Struktur Anatomi Kulit ........................................................ 16
Gambar 2.2. Penyakit Kulit Herpes Simplex ............................................. 21
Gambar 2.6. Penyakut Kulit Tinea Pedis ................................................... 22
Gambar 2.7. Penyakit Kulit Tinea Kapitis ................................................. 23
Gambar 2.8. Penyakit Kulit Skabies .......................................................... 24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kuesioner
Lampiran 2 Lembar Observasi
Lampiran 3 Output SPSS
Lampiran 4 Izin Penelitian
Lampiran 5 Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Kelurahan Kenangan
Lampiran 6 Dokumentasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xv
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Audita Mutia yang dilahirkan pada tanggal 01 Agustus 1994
di Rantauprapat. Beragama Islam, tinggal di jalan Bunga Asoka No.42 Medan.
Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Ayahanda Yafizham
dan Ibunda Rimta
Pendidikan formal penulis dimulai di sekolah Taman Kanak-Kanak Pembina
pada tahun 2000 dan selesai tahun 2001, Sekolah Dasar Negeri 112143 Rantauprapat
pada tahun 2001 dan selesai tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Rantau Utara pada tahun 2007 dan selesai tahun 2010, Sekolah Menengah Atas
Negeri 3 Rantau Utara pada tahun 2010 dan selesai tahun 2013, pada tahun 2013
penulis melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Sumatera Utara Fakultas
Kesehatan Masyarakat Program Studi Kesehatan Lingkungan dan selesai tahun 2017
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat dicapai pada suatu saat sesuai
dengan kondisi dan situasiserta kemampuan yang nyata dari setiap orang atau
masyarakat.Upaya kesehatanharus selalu diusahakan peningkatannya secara terus
menerus agar masyarakat yangsehat sebagai investasi dalam pembangunan dan dapat
hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU Kesehatan No.36 Tahun 2009).
Terwujudnya derajat kesehatan dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa
faktor sebagaimana telah dikemukakan oleh Hendrik L. Blum. Faktor-faktor
dimaksud antara lain : faktor keturunan, faktor pelayanan kesehatan, faktor perilaku
dan faktor lingkungan. Keadaan lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan.Kualitas lingkungan yang buruk merupakan penyebab timbulnya gangguan
pada kesehatan.
Mewujudkan kesehatan masyarakat yang baik di antaranya melalui personal
hygiene.Kebersihan diri atau personal hygiene dan lingkungan merupakan bagian dari
kehidupan sehari-hari, oleh karena itu sudah seharusnya sebagai manusia untuk selalu
memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan agar terhindar dari berbagai macam
penyakit.setiap manusia hendaknya mempunyai pengetahuan yang memadai
mengenai kebersihan diri dan lingkungan sebagai bekal merawat dirinya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
Menurut definisi WHO sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Undang-Undang Pengelolaan Sampah
Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat.
Beberapa jenis sampah, diantaranya sampah anorganik terdiri dari bahan yang
sulit terurai secara biologis, proses penghancurannya membutuhkan penanganan lebih
lanjut atau membutuhkan jangka waktu yang sangat lama seperti plastik, kaleng dan
Styrofoam. Sampah organik yang dapat terurai secara alamiah seperti sisa makanan
dan guguran daun.Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) seperti limbah rumah
sakit, limbah pabrik dan lainnya.
Pencegahan pencemaran oleh sampah, walaupun sudah dilakukan tetapi masih
tetap belum dapat diselesaikan dan masih selalu menjadi permasalahan terutama
didaerah pemukiman. Pembuangan sampah (limbah) yang dilakukan secara
sembarangan akan mencemari lingkungannya, bahkan jika dibuang di tempat yang
telah disediakan (tempat sampah) juga masih tetap merupakan masalah, baik dari segi
lingkungan antropogenik maupun dari segi sosial (Sumantri, 2010).
Pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat dikelompokkan menjadi efek
yang langsung dan tidak langsung.Yang dimaksud dengan efek langsung adalah efek
yang disebabkan karena kontak yang langsung dengan sampah tersebut.Misalnya,
sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, yang karsinogenik, teratonik,
dan lain-lainnya.Selain itu ada pula sampah yang mengandung kuman patogen,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
dan lain-lainnya.Selain itu ada pula sampah yang mengandung kuman
patogen, sehingga dapat menimbulkan penyakit.Sampah ini dapat berasal dari
sampah rumah tangga selain sampah industri (Soemirat, 2013). Salah satu penyakit
yang disebabakan oleh sampah adalah penyakit pada bagian kulit terluar dengan
gejala berupa gatal-gatal, kemerahan, bersisik serta rasa panas yang disebabkan oleh
berbagai macam penyebab misalnya bahan kimia, virus, sinar matahari,
mikroorganisme, faktor hygiene perorangan dan lain-lain.
Layaknya seorang pemulung, pekerja pengumpul makanan ternak juga
bekerja di Tempat Penyimpaan sampah Sementara (TPS) atau di tempat sampah pada
rumah warga sekitar tempat tinggalnya dengan mencari sisa-sisa makanan manusia,
dikumpulkan sesuai kebutuhan lalu diberikan pada hewan ternaknya. Dilihat dari
lokasi bekerja dan cara bekerja pengumpul makanan ternak ini memiliki resiko yang
sangat tinggi untuk tertularnya penyakit karena mereka tidak menggunakan alat
pelindung diri saat bekerja, sehingga kontak langsung dengan sisa makanan yang
bersifat basah dan mengandung mikroorganisme pada tumpukan sampah, hal tersebut
merupakan faktor resiko terjadinya gangguan kesehatan kulit pada pekerja.
Tempat Penyimpanan sampah Sementara (TPS) adalah tempat dimana
kumpulan sampah yang diperoleh dari aktifitas masyarakat dan selanjutnya di angkut
ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). TPS Kenangan yang telah beroperasi sejak
tahun 1981 ini mengangkut sampah setiap harinya ke TPA Terjun. Tak hanya
pengangkutan sampah ke TPA yang menjadi kegiatan harian di TPS Kenangan,
banyak aktifitas lainnya yang menjadi mata pencaharian warga daerah kelurahan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
Kenangan tak hanya pemulung barang berkas tetapi juga warga yang bekerja
mengumpulkan sisa–sisa makanan untuk diberikan sebagai makanan ternak.hygiene
sanitasi pekerja berpengaruh terhadap kesehatannya, hygiene sanitasi yang buruk
akan berdampak pada kesehatan seperti adanya keluhan gangguan kulit selama
mereka bekerja.
Hasil penelitian Sajida (2012) mengenai hubungan personal hygiene dan
sanitasi lingkungan dengan keluhan penyakit kulit menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara personal hygiene dengan keluhan penyakit kulit.
Sedangkan hasil penelitian oleh Faridawati (2013) mengenai hubungan
hygiene personal dan karakteristik individu dengan keluhan gangguan kulit
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dan jam kerja dengan
keluhan gangguan kulit pemulung, dan ada hubungan yang signifikan antara personal
hygiene dan masa kerja pemulung dengan keluhan gagguan kulit.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di TPS Kenangan kelurahan
Kenangan Kecamatan Percut sei Tuan ditemukan dari 5 pekerja pengumpul makanan
ternak terdapat 4 orang yang mengalami keluhan kesehatan kulit seperti kemerahan
dan gatal-gatal pada saat bekerja. Jika keluhan kesehatan kulit tidak segera ditangani
maka akan berdampak pada penyakit kulit yang lebih serius.
Dengan demikian penulis ingin melakukan penelitian mengenai Hubungan
Personal Hygiene dan Karakteristik Individu dengan Keluhan Kesehatan Kulit pada
Pekerja Pengumpul Makanan Ternak di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan.
Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2017.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan terdapat beberapa
pekerja yang mengalami keluhan kesehatan kulit dan mempunyai riwayat alergi,
maka penulis merumuskan masalah diatas adalah Hubungan Personal Hygiene Dan
Karakteristik Individu Dengan Keluhan Kesehatan Kulit Pada Pengumpul Makanan
Ternak Di TPS KenaganKelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun
2017.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Personal
Hygiene Dan Karakteristik Individu Dengan Keluhan Kesehatan Kulit Pada
Pengumpul Makanan Ternak Di TPS Kenagan Kelurahan Kenangan Kecamatan
Percut Sei Tuan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui hygiene perorangan pada pengumpul makanan ternak di TPS
Kenanga Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan.
2. Mengetahui Karakterikstik individu pada pengumpul makanan ternak di TPS
Kenanga Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan.
3. Mengetahui keluhan kesehatan kulit pada pengumpul makanan ternak di TPS
Kenanga Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
4. Mengetahui hubungan antara hygiene perorangan dengan keluhan kesehatan
kulit pada pengumpul makanan ternak di TPS Kelurahan Kenangan Kecamatan
Percut Sei Tuan.
5. Mengetahui hubungan antara karakteristik individu dengan keluhan kesehatan
kulit pada pengumpul makanan ternak di TPS Kenanga Kelurahan Kenangan
Kecamatan Percut Sei Tuan.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuaan penulis dalam
mengetahui hubungan personal hygiene dan karakteristik individu pada pengumpul
pakanan ternak dengan keluhan kesehatan kulit.
1.4.2. Bagi Pengumpul Makanan ternak
Dapat dijadikan informasi mengenai bahaya dan faktor apa saja yang dapat
mengakibatkan gangguan kulit sebelum, selama dan sesudah agar tidak ada keluhan
kesehatan kulit yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.
1.4.3. Instansi Terkait
Dinas kesehatan maupun puskesmas setempat agar memberikan penyuluhan
dan pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kesehatan kulit. Dan dapat dijadikan
bahan masukan bagi puskesmas mengenai keluhan kesehatan kulit sehingga dapat
diciptakan program kesehatan yang dapat dijangkau oleh pengumpul makanan ternak.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Personal Hygiene
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah cara perawatan
diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka. Kebersihan perorangan sangat
penting untuk diperhatikan.Pemeliharaan kebersihan perorangan diperlukan untuk
kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan (Potter, 2005).
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
2.1.1. Pemeliharaan dalam Personal Hygiene
Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan dan kesehatan (Perry, 2005). Personal hygiene meliputi:
a. Kebersihan kulit
Kebersihan kulit merupakan cerminan kesehatan paling pertama memberi
kesan.Oleh karena itu perlu memelihara kulit sebaik – baiknya.Pemeliharaan
kesehatan kulit tidak dapat terlepas dari kebersihan lingkungan, makanan yang
dimakan serta kebiasaan hidup sehari-hari.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
Menjaga kebersihan kulit dan perawatan kulit ini bertujuan untuk menjaga
kulit tetap terawat dan terjaga sehingga bisa meminimalkan setiap ancaman dan
gangguan yang akan masuk melewati kulit.
Peranan kulit dalam menjaga keutuhan tubuh tidak selamanya mudah.
Sebagai organ proteksi peranan kulit tidak luput dari berbagai masalah-masalah yang
bisa membahayakan kulit itu sendiri.
Untuk selalu memelihara kebersihan kulit kebiasaan sehat harus selalu
memperhatikan seperti :
1. Menggunakan barang – barang keperluan sehari – hari milik sendiri,
2. Mandi minimal 2x sehari,
3. Mandi memakai sabun,
4. Menjaga kebersihan pakaian,
5. Makan yang bergizi terutama sayur dan buah,
6. Menjaga kebersihan lingkungan.
b. Kebersihan Rambut
Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat terpelihara dengan
subur dan kesan indah sehingga akan menimbulkan kesan cantik dan tidak berbau
apek. Dengan selalu menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala maka perlu
diperhatikan hal sebagai berikut :
1. Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci sekurang–kurangnya
2x seminggu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
2. Mencuci rambut dengan menggunakan samphoo / bahan pencuci rambut
lainnya.
3. Sebaiknya menggunakan alat peralatan rambut sendiri.
c. Kebersihan Tangan, kaki dan Kuku
Perawatan kaki, tangan yang baik dimulai dengan menjaga kebersihan
termasuk didalamnya membasuh dengan air bersih, mencucinya dengan sabun atau
detergen, dan mengeringkannya dengan handuk.Hindari penggunaan sepatu yang
sempit, karena merupakan sebab utama gangguan kaki dan bisa mengakibatkan
katimumul (kulit ari menjadi mengeras, menebal, bengkak pada ibu jari kaki dan
akhirnya melepuh). Hindari juga penggunaan kaos kaki yang sempit, sudah usang,
dan kotor, karena bisa menimbulkan bau pada kaki, alergi dan infeksi pada kulit
kaki.Sedangkan perawatan pada kuku dapat dilakukan dengan memotong kuku jari
tangan dan kaki dengan rapi dengan terlebih dahulu merendamnya dalam sebaskom
air hangat, hal ini sangat berguna untuk melunakkan kuku sehingga mudah dipotong.
Kuku jari tangan dipotong sedemikian rupa mengikuti alur pada jari tangan
sedangkan kuku jari kaki dipotong lurus. Kuku merupakan salah satu
dermalappendages yang mengandung lapisan tanduk yang terdapat pada ujung-
ujung jari tangan dan kaki.
Seperti halnya kulit, tangan, kaki dan kuku harus dipelihara dan ini tidak
terlepas dari kebersihan lingkungan sekitar dan kebiasaan hidup sehari – hari. Selain
indah dipandang mata, tangan, kaki, dan kuku yang bersih juga menghindarkan kita
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
dari berbagai penyakit.Kuku dan tangan yang kotor dapat menyebabkan
bahaya kontaminasi dan berbagai penyakit – penyakit tertentu. Untuk menghindari
hal tersebut maka perlu diperhatikan sebagai berikut :
1. Membersihkan tangan sebelum makan,
2. Memotong kuku secara teratur,
3. Membersihkan lingkungan,
4. Mencuci kaki sebelum tidur.
2.1.2. Dampak pada Masalah Personal Hygiene
Dampak yang akan timbul jika personal hygiene kurang adalah
(Wartonah, 2003):
1. Dampak fisik, yaitu gangguan fisik yang terjadi karena adanya gangguan
kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik, adalah gangguan yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi
pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial, yaitu masalah-masalah sosial yang berhubungan
dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
2.1.3. Tujuan Personal Hygiene
Menurut Wartonah (2003), tujuan dari personal hygiene adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan, memelihara kebersihan diri, memperbaiki personal
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
hygiene yang kurang, mencegah penyakit, menciptakan keindahan, dan
meningkatkan rasa percaya diri.
. 2.2. Karakteristik Individu
Menurut Abdul (2013), karakteristik individu adalah ciri khas yang
menunjukkan perbedaan seseorang tentang motivasi, inisiatif, kemampuan untuk
tetap tegar menghadapi tugas sampai tuntas atau memecahkan masalah atau
bagaimana menyesuaikan perubahan yang terkait erat dengan lingkungan yang
mempengaruhi kinerja individu. Karakterisitik individu meliputi :
a. Jam Kerja
Lamanya seseorang bekerja dengan baik dalam sehari pada umumnya 6-10
jam. Sisanya (14-18 jam) dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan
masyarakat, istirahat, tidur, dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari
kemampuan lama kerja tersebut biasanya tidak disertai efisiensi, efektivitas dan
produktivitas kerja yang optimal, bahkan biasanya telihat penurunan kualitas dan
hasil kerja serta bekerja dengan waktu yang berkepanjangan timbul kecenderungan
untuk terjadinya kelelahan, gangguan kesehatan, penyakit dan kecelakaan serta
ketidakpuasan. Dalam seminggu, seseorang biasanya dapat bekerja dengan baik
selama 40-50 jam.Lebih dari itu, kemungkinan besar untuk timbulnya hal-hal yang
negative bagi tenaga kerja yang bersangkutan dan pekerjaannya itu sendiri.Makin
panjang waktu bekerja adalam seminggu, semakin besar kecenderungan terjadinya
hal-hal yang tidak diinginkan (Suma’mur, 2012).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
b. Umur
Umur meruakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
keluhan kesehatan kulit pada seseorang.Pada penelitian yang dilakukan oleh Aisyah
(2012), bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur pekerja dengan keluhan
gangguan kulit.
c. Masa Kerja
Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja
di suatu tempat.(Handoko, 2012).Masa kerja dapat menggambarkan berapa sering
atau lamanya seorang pekerja pengupul makanan ternak kontak langsung dengan
tumpukan sampah untuk mencari makanan ternak, sehingga dapat mengakibatkan
keluhan kesehatan kulit apabila selama bekerja tidak melindungi diri dengan APD
serta menjaga personal hygiene mereka.
d. Penggunaan APD
Menurut Moeljosoedarmo (2008), alat pelindung diri (APD) adalah alat
pelindung yang dipakai ole tenaga kerja secara langsung untuk tujuan pencegahan
kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor lingkungan di tempat
kerja.Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) digunakan untuk melindungi organ
tertentu saat bekeja guna untuk meminimalisir kecelakaan akibat kerja.Pada pekerja
pengumpulmakanan ternak organ tubuh yang penting untuk dilindungi adalah mata,
kulit (termasuk kaki dan tangan) dan pernafasan.
Jenis-jenis alat pelindung diri adalah sebagai berikut (Moeljosoedarmo, 2008)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
1. Sarung Tangan
Sarung tangan digunakan sebagai pelapis tangan dan dipakai dengan
tujuan untuk melindungi tangan agar tetap bersih dan menghindari
kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
2. Sepatu Kerja
Sepatu pengaman umumnya dirancang untuk melindungi kaki dari
kejatuhan benda-benda keras, tersandung dan terpijak benda-benda tajam
atau runcing. Untuk pekerjaan yang berhubungan dengan bahan-bahan
kimia ataupun tempat kerja yang becek, tenaga kerja diberikan sepatu
pengaman jenis boot yang terbuat dari karet.
3. Topi Pengaman
Topi pengaman yang terbuat dari aluminium umumnya digunakan
untuk pekerjaan diluar gedung (terkena radiasi sinar matahari seperti
lingkungan konstruksi dan lain-lain).
4. Pakaian Kerja
Yaitu pakaian seluruh tubuh (baju dengan celana panjang) yang dapat
melindungi kulit dari paparan debu, kotoran, pajanan panas, bahan kimia
dan lainnya. Hindari bagian kaki yang terlalu panjang, terlalu lebar atau
terlipat keluar dan tak menggunakan baju yang terlalu longgar atau
sempit.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
f. Pengetahuan
Salah satu ciri khas manusia adalah sifatnya yang selalu ingin tahu tentang
peristiwa-peristiwa atau fenomena yang terjadi di alam sekitarnya. Keingintahuan
dapat bermula dar hal yang sangat sederhana, seperti ingin tahu tetntang apa, di
mana, kapan, siapa. Tetapi keigintahuan bisa menjadi lebih kompleks dan lebih
rumit bila ingin tahu tentang bagaimana. Misalnya, bagaimana sampai sebuah
peristiwa terjadi dan bagaimana kaitannya dengan peristiwa-peristiwa lain disekitar
peristiwa tadi.Bila upaya keingintahuan tadi berhasil mendapatkan hal yang ingin
diketahui maka dapat dikatakan bahwa pengetahuan telah diperoleh. Pengetahuan
yang diperoleh dapat menjadi suatu hal yang sangat berguna karena dapat digunakan
untuk melakukan peramalan tentang peristiwa di masa depan, dan bila demikian
halnya, maka kemungkinan lain adalah bahwa pengetahuan tersebut dipakai untuk
mengendalikan hal-hal atau peristiwa yang mungkin ingin dihindari (Wibowo,
2014).
g. Tindakan
Perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia
itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun
tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2012).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
2.3 Anatomi Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira
15% berat badan. Kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya; kulit yang
elastis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, kulit yang tebal dan
tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa.Kulit yang tipis terdapat pada
muka, yang lembut pada leher dan badan, dan yang berambut kasar terdapat pada
kepala. Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu
epidermis atau kutikel, dermis atau korium dan subkutis atau hypodermis
(Djuanda, 2007).
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu
(Djuanda, 2007).:
1. Lapisan epidermis atau kutikel terdiri atas : stratum korneum atau lapisan
tanduk, stratum lusidum, stratum granulosum atau lapisan keratohialin,
stratum spinosum atau lapisan malphigi dan stratum basale.
2. Lapisan dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal
daripada epidermis.
3. Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis terdiri atas jaringan ikat
longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
Gambar 2.1. Struktur Anatomi Kulit
Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk memperoleh kesan umum
dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit.Misalnya, menjadi pucat, kekuning-
kuningan, kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat.Warna kulit juga dapat
menentukan rasa tau suku bangsa misalnya, kulit hitam suku bangsa Negro, kulit
kuning bangsa Mongol, kulit putih dari Eropa, dan lainnya (Syaifuddin, 2006).
2.4. Fungsi Kulit
kulit menutupi dengan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan
selaput lendir yang melapisi rongga. Kulit pada manusia mempunyai peranan yang
sangat penting selain fungsiutama yang menjamin kelangsungan hidup juga
mempunyai arti lain, yaitu (Hetharia, 2009):
1. Fungsi Proteksi
Kulit melindungi struktur internal dari tubuh terhadap trauma dan
terhadap invasi oleh mikroorganisme yang membahayakan.Terdapat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
pigmen melamin yang melindungi terhadap sinar ultraviolet.Kulit menjaga
bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, gangguan
kimiawi, gangguan yang bersifat panas dan gangguan infeksi luar
terutama kuman/bakteri maupun jamur.
2. Fungsi Absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat,
tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu pula yang
larut lemak.Stratum korneum mampu untuk menyerap air dan mencegah
kehilangan air dan elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh.
3. Fungsi ekskresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi
atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat dan
ammonia.
4. Indera Perasa
Indera perasa di kulit terjadi karena rangsangan terhadap saraf sensoris
ke medulla spinalis dan otak.Kulit mempunyai banyak ujung syaraf peraba
yang menerima rangsangan dari luar diteruskan ke pusat otak.Rasa
sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung syaraf, rasa sakit disebabkan
karena tekanan yang dalam dan rasa yang berat dari suatu benda, misalnya
mengenai otot dan tulang atau sendi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
5. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (Termoregulasi)
Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) adalah peran kulit untuk
mengeluarkan keringat dan mengerutkan otot (kontraksi otot) pembuluh
darah kulit.
6. Fungsi Pembentukan Pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit), terletak di lapisan basal dan sel ini
berasal dari rigi saraf.Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran
pigmen (melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu.
7. Fungsi Pembentukan Vitamin D
Dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar
matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vitamin D tidak cukup hanya dari
hal tersebut, sehingga vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.
2.5. Keluhan Kesehatan Kulit
Keluhan gangguan pada kulit adalah rasa gatal-gatal (saat pagi, siang, malam,
ataupun sepanjang hari), muncul bintik-bintik merah/ bentol-bentol/ bula-bula yang
berisi cairan bening ataupun nanah pada kulit permukaan tubuh timbul ruam-ruam
(Graham, 2005).
Menurut Harahap (2000), pada penyakit kulit terdapat berbagai keluhan pada
kulit, Yaitu :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
1. Gatal-gatal
Gatal-gatal adalah perasaan yang timbul secara spontan ingin
menggaruk, namun tindakan menggaruk itu sendiri dapat mengakibatkan
sesuatu yang lebih parah lagi, yakni munculnya kemerahan pada kulit.
2. Kemerahan
Kemerahan adalah rubor, biasanya merupakan hal pertama yang
terlihat didaerah yang mengalami peradangan
3. Panas
Panas atau kalor, berjalan sejajar dengan kemerahan reaksi peradangan
akut.
2.5.1. Penyakit Kulit
Tubuh memiliki potensi yang sangat besar sebagai pelindung dari organisme
pengganggu, namun dalam keadaan tertentu, jika jumlahnya terlalu banyak atauketika
mekanisme pertahanan tubuh rusak akibat kelainan genetik, kekurangan gizi,penyakit
seperti diabetes, atau dalam masa perawatan oleh obat-obatan, perlindunganterhadap
organisme pengganggu dapat menimbulkan penyakit (Harahap, 2000).
Penyakit kulit merupakan peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai
respon terhadap factor endogen berupa alergi atau eksogen berasal dari bakteri dan
jamur.Gambarannya polimorfi, dalam artian berbagai macam bentuk, dari bentol-
bentol, bercak-bercak merah, basah, keropeng kering, penebalan kulit disertai lipatan
kulit yang semakin jelas, serta gejala utama adalah gatal.Dermatitis termasuk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
Penyakit kulit yang menyebalkan karena kekambuhannya, serta penyebabnya
yang sukar untuk dicari dan ditentukan.Sifat dermatitis adalah residif, dalam artian
bisa kambuh-kambuh, tergantung dari jenisnya dan factor pencetusnya, maka
kekambuhan bias dihindari. Sebagai contoh Dermatitis numularis yang memiliki
bentuk-bentuk seperti koin-koin ( uang logam ) yang basah dan gatal (Ganong, 2006).
Salah satu faktor yang menyebabkan penyakit kulit adalah kebersihan
perorangan yang meliputi kebersihan kulit, kebersihan rambut dan kulit kepala,
kebersihan kuku, intensitas mandi dan lain- lain (Perry, 2005).
2.5.2. Penyebab Penyakit Kulit
Beberapa penyebab penyakit kulit yaitu kebersihan diri yang tidak baik, bahan
kimia, sinar matahari, virus, jamur, bakteri, alergi, kutu kulit atau kutu kudis
(sarcoptes scabiei) (Sitorus, 2008).
a. Bakteri
Manifestasi klinis infeksi bakteri pada kulit sangat bervariasi sesuai dengan
bakteri penyebabnya.Bagian tubuh yang dikenai dari keadaan imunologik
penderita.Bentuk infeksi kulit (Harahap, 2000) :
1. Infeksi Bakteri Primer
Infeksi bakteri primer adalah infeksi yang terjadi pada kulit yang sehat
dengan manifestasi klinis yang khas dan biasanya disebabkan oleh satu
jenis bakteri
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
2. Infeksi Bakteri Sekunder
Infeksi kulit sekunder adalah infeksi yang terjadi pada bermacam-macam
kelainan kulit yang telah ada sebelumnya seperti, luka bakar, luka sayat,
dermatosis lain, infeksi virus dan infeksi jamur.Infeksi sekunder dapat
disebabkan oleh beberapa bakteri.
b. Infeksi Virus
Penyakit kulit oleh infeksi virus merupakan hal yang sudah biasa
ditemukan.Banyak jenis virus menyebabkan viremia dan kemudian terjadi
infeksi di kulit dan selaput lendir, misalnya varicella, variola, campak.Dengue
virus yang menyerang kulit tergolong ke dalam DNA virus misalnya, herpes
simplex (Harahap, 2000).
Gambar 2.2. Penyakit kulit Herpes Simplex
Herpes simplex adalah penyakit kulit atau selaput lendir yang disebabkan
oleh virus herpes simplex.Virus ditularkan melalui udara dan sebagian kecil
melalui kontak langsung.Herpes simplex ditandai dengan erupso berupa vesikel
yang menggerombol, diatas dasar kulit yang kemerahan. Timbulnya mendadak
bersifat self limited. Lesinya dapat soliter atau multiple dan paling sering tibul.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
Pada atau dekat daerah perbatasan muko-kutan. Sebelum timbul biasanya erupsi
didahului oleh rasa gatal atau seperti terbakar yang terlokalisasi dan kemerahan pada
daerah kulit (Harahap, 2000)
c. Jamur
Penyakit jamur kulit atau dermatomikosis adalah penyakit pada kulit,
kuku, rambut dan mukosa yang disebabkan infeksi jamur.Infeksi jamur kulit
cukup banyak ditemukan di Indonesia yang merupakan Negara beriklim panas
dan lembab.Beberapa penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur antara lain
(Harahap, 2000) :
1. Tinea pedis (athlete’s foot)
Gambar 2.6. Penyakit kulit Tinea Pedis
Penyakit ini merupakan infeksi dermatofit yang tersering, biasanya
terdapat rasa gatal pada daerah di sela-sela jari kaki yang berskuama,
terutama di antara jari ketiga dan keempat dengan kelima, atau pada telapak
kaki.Infeksi jamur pada kaki sering asimetris, sangat berbeda dengan eksema
yang simetris.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
2. Tinea kapitis
Gambar 2.7. Penyakit Kulit Tinea Kapitis
Tinea kapitis merupakan penyakit yang terutama menyerang anak-
anak, jarang pada orang dewasa.Hal ini mungkin ada kaitannya dengan
perubahan kandungan asam lemak dalam tubuh pada saat menjelang
pubertas.Jamur yang umumnya menjadi penyebab timbulnya tinea kapitis
(scalp ringworm) bervariasi pada berbagai tempat di dunia.
d. Parasit
Penyakit kulit oleh parasit sangat luas artiannya dan termasuk di dalamnya
penyakit kulit yang berkaitan dengan tiga kelompok: protozoa, cacing dan artropoda.
Beberapa penyakit kulit yang diakibatkan oleh parasit adalah Skabies (Harahap,
2000).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
Gambar 2.8. Penyakit Kulit Skabies
Menurut Harahap (2000), skabies adalah penyakit menular yang disebabkan
sarcoptes scabiei varian harmonis, yang penularnnya terjadi secara kontak
langsung. Ditularkan oleh kutu betina yang telah dibuahi, melalui kontak fisik yang
erat.Penularan melalui pakaian dalam, handuk, sprei dan tempat tidur.Penyakit ini
banyak dijumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat mengenai semua
umur. Insidens sama pada pria dan wanita. Beberapa faktor yang dapat membantu
penyebarannya adalah hygiene sanitasi yang jelek, demografi, ekologi dan drajat
sanitasi individual.
2.6. Pengumpul Makanan Ternak
Pengumpul makanan ternak adalah pekerja yang mengumpulkan sisa-sisa atau
bekas makanan manusia yang dikumpulkan dan diberikan pada hewan
ternaknya.Pekerjaan ini tidak memiliki waktu yang tetap untuk mengumpulkan
makanan, bisa saja mereka mengumpul sisa makanan pada waktu pagi hari, siang hari
ataupun sore hari tergantung dari berapa banyaknya sisa makanan yang mereka
butuhkan untuk diberikan kepada hewan ternaknya dalam satu hari.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
Menurut Sumardjoko (2003), pemulung adalah orang-orang yang
pekerjaannya memilih, memungut, dan mengumpulkan sampah atau barang bekas
yang masih dapat dimanfaatkan atau barang yang dapat diolah kembali untuk dijual.
Pemulung dan pengumpul makanan ternak sama-sama bekerja untuk
mengumpulkan barang bekas yang biasanya diperoleh dari tumpukan sampah dan
diolah atau digunakan sesuai dengan keperluannya.yang membedakan dari kedua
pekerjaan ini adalah jenis barang yang mereka kumpulkan. Pemulung biasanya
mengumpulkan barang bekas seperti plastik, botol minuman, kaleng, kardus dan
barang bekas lainnnya yang bersifat kering, sedangkan pengumpul makanan ternak
hanya mengumpulkan sisa atau bekas makanan manusia yang terdapat di tumpukan
sampah.Jenis sisa makanan yang dikumpulkan seperti nasi, sayur, ikan, daging dan
seluruh sisa makanan manusia pada umumnya.
2.7. Sampah
Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (2005) bahwa sampah merupakan
bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga dalam pembuatan atau
pemakaian barang rusak atau cacat pembuatan manufaktur atau materi berlebihan
atau ditolak atau dibuang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
Limbah padat (sampah) didefenisikan sebagai segala sesuatu yang tidak terpakai dan
berbentuk padatan atau semi padatan. Limbah padat merupakan campuran dari
berbagai bahan baik yang tidak berbahaya seperti sisa makanan maupun yang
berbahaya seperti limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (Mulia,2005).
Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan (refuse) sebenarnya hanya sebagian
dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kelangsungan hidup. Dalam ilmu kesehatan, keseluruhan dari benda atau hal-hal yang
dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau harus dibuang
tersebut, disebut benda-benda sisa atau benda-benda bekas (waste). Kecuali sampah
kotoran manusia (human waste), air limbah dan atau air bekas (sewage) serta sisa-sisa
industri (industrial waste) termasuk pula ke dalamnya (Rohani, 2007).
2.7.1. Sumber Sampah
Sampah dapat berasal dari beberapa sumber seperti pemukiman penduduk,
tempat umum dan tempat perdagangan, sarana layanan masyarakat milik pemerintah,
pertambangan serta pertanian (Chandra, 2007).
a. Pemukiman Penduduk
Sampah di suatu pemukiman dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga yang
tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat du desa atau kota. Jenis
sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), abu, atau sampah
sisa tumbuhan.
b. Tempat Umum dan Tempat Perdgangan
Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkupul
dan melakukan kegiatan, termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang
dihasilkan dari tempat seperti itu dapar berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah
kering (rubbish), abu, atau sampah sisa tumbuhan.
c. Sarana Layanan Masyarakat Milik Pemerintah
Sarana yang dimaksud disini, antara lain, tempat hiburan dan umum, jalan
umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (mis; rumah sakit dan puskesmas),
kompleks militer, gedung pertemuan, pantai tempat berlibur, dan sarana pemerintah
yang lain .
d. Pertambangan
Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari
jenis usaha pertambangan itu sendiri, misalnya: batu-batuan, tanah/cadas, pasir, sisa-
sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.
e. Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatan.Lokasi pertanian seperti kebun,
lading, ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang
telah membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga
tanaman.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
2.7.2. Jenis Sampah
Sampah dapat dibedakan atas dasar sifat-sifat biologis dan kimianya, sehingga
mempermudah pengelolaannya. Maka sampah dapat di bedakan dalam beberapa
jenis, sebagai berikut (Slamet, 2013) :
a. Sampah yang dapat membusuk, seperti sisa makanan, daun, sampah kebun,
pertanian dan lainnya,
b. Sampah yang tidak membusuk seperti kertas, plastik, karet, gelas, logam dan
lainnya,
c. Sampah yang berupa debu/abu, dan
d. Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, seperti sampah-sampah berasalkan
industri yang mengandung zat-zat kimia maupun zat fisis berbahaya.
2.7.3. Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan dan Lingkungan
Sampah yang tidak dilakukan pengelolaannya dengan baik akan berdampak pada
kesehatan dan lingkungan, sebagai berikut:
a. Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh
negatif bagi lingkungan, kehidupan sosial ekonomi, budaya masyarakat dan
kesehatan. Gejala penyakit yang ditimbulkan akibat dari sampah adalah adanya
masalah pada kulit, gejala subjektif kulit terdiri dari rasa gatal, seperti terbakar,
parestesi, seperti ditusuk-tusuk dan sebagainya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
Kejadian penyakit pada hakikatnya dipengaruhi oleh variabel-variabel
kependudukan dan lingkungan. Dengan kata lain, gangguan kesehatan
merupakan resultant dari hubungan interaktif antara lingkungan dan
kependudukan (Achmadi: 2014).
Menurut Slamet (2013), pengaruh sampah terhadap kesehatan
dikelompokkan menjadi dua yaitu efek yang langsung dan tidak langsung.
1. Yang dimaksud dengan efek langsung adalah efek yang disebabkan karena
kontak yang langsung dengan sampah tersebut. Misalnya, sampah beracun,
sampah yang korosif terhadap tubuh, yang karsinogenik, teratogenik, dan
lainnya. Selain itu ada pula sampah yang mengandung kuman patogen,
sehingga dapat menimbulkan penyakit. sampah ini dapat berasal dari sampah
rumah tangga selain sampah industri.
2. Pengaruh tidak langsung dapat dirasakan masyarakat akibat proses
pembusukan, pembakaran dan pembuangan sampah. Efek tidak langsung
lainnya berupa penyakit bawaan vektor yang berkembang biak didalam
sampah. Sampah apabila ditimbun sembarangan dapat dipakai sarang lalat,
nyamuk dan tikus. Lalat merupakan vektor dari penyakit diare, typus dan
sebagainya. Nyamuk Aedes aegypty yang hidup berkembang biak di
lingkungan yang pengelolaan sampahnya kurang baik. Sedangkan tikus
disamping merusak harta benda masyarakat juga sering membawa pinjal yang
dapat menyebarkan penyakit pes dan leptospirosis serta penyakit bawaan
sampah lainnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
b. Pengaruh Sampah Terhadap Lingkungan
Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi penyabab
gangguan dan ketidak seimbangan lingkungan. Sampah padat yang menumpuk
ataupun berserakan menimbulkan kesan kotor dan kumuh.Sehingga nilai estetika
pemukiman dan kawasan disekitar sampah terlihat sangat rendah. Bila musim
hujan, sampah padat dapat memicu banjir, maka di saat kemarau sampah mudah
terbakar. Kebakaran sampah, selain menyebabkan pencemaran udara juga
menjadi ancaman bagi pemukiman (Tobing, 2005).
2.8. Kerangka Konsep
Personal Hygiene
Keluhan Kesehatan Kulit
Karakteristik Individu
1. Penggunaan APD
2. Pengetahuan
3. Tindakan
4. Jam Kerja
5. Masa Kerja
6. umur
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
2.9. Hipotesis Penelitian
Ho : Ada hubungan personal hygiene dengan keluhan kesehatan kulit pada
pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan
Ha : Tidak ada hubungan personal hygiene dengan keluhan kesehatan kulit
pada pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan
Ho : Ada hubungan pengetahuan dengan keluhan kesehatan kulit pada
pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan
Ha : Tidak ada hubungan pengetahuan dengan keluhan kesehatan kulit pada
pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan
Ho : Ada hubungan tindakan dengan keluhan kesehatan kulit pada pengumpul
makanan ternak di TPS Kenangan
Ha : Tidak ada hubungan tindakan dengan keluhan kesehatan kulit pada
pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan
Ho : Ada hubungan pemakaian APD dengan keluhan kesehatan kulit pada
pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan
Ha : Tidak ada hubungan pemakaian APD dengan keluhan kesehatan kulit
pada pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan penelitian
crosssectional study yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan Personal Hygiene
Dan Karakteristik Individu Dengan Keluhan Kesehatan Kulit Pada Pengumpul
Makanan Ternak Di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan
Tahun 2017.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi
Lokasi penelitian dilakukan di Tempat Penyimpanan sampah Sementara(TPS)
KenanganKelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan.
3.2.2. Waktu
Waktu penelitian dimulai dari bulan Mei 2017 sampai bulan Desember 2017,
selama 7 bulan.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja yang bekerja sebagai
pengumpul makanan ternak di Tempat Penyimpanan sampah Sementara berjumlah
30 orang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
3.3.2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling dengan jenis
Total Sampling yaitu teknik sampling secara sengaja sesuai dengan kriteria sampel
yang diperlukan.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Wawancara dengan mengggunakan kuesioner ditujukan langsung kepada
pekerja pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan
Kecamatan Percut Sei Tuan.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder di dapat dari hasil penelusuran dokumen dan laporan data
Puskesmas Rawat Inap Kenanga yang terkait dengan keluhan penyakit kulit dan data
kependudukan dari Kantor Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Personal Hygiene dan
karakteristik Individu yang dilihat dari kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki dan
kuku, kebersihan rambut, jam kerja, umur, masa kerja, riwayat alergi, pendidikan dan
penggunaan alat pelindung diri (APD).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
3.5.2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keluhan kesehatan kulit.
3.5.3. Definisi Operasional
a. Personal hygiene adalah kebersihan pribadi seseorang individu yang sangat
berpengaruh terhadap kesehatannya yang meliputi kebersihan kulit, kebersihan
tangan, kaki dan kuku serta kebersihan rambut.
b. Karakteristik individu adalah suatu sifat atau watak atau kepribadian yang khas
yang dapat menunjukkan perbedaan seseorang.
c. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya.
d. Tindakan adalah segala aktivitas yang bisa didefinisikan, diamati dan diukur.
e. Jam kerja adalah waktu atau lamanya seseorang bekerja sesuai dengan batasan
yang telah ditentukan
f. Umur adalah angka yang menujukkan tingkat kedewasaan seseorang yang dapat
dikelompokkan menjadi kelompok umur anak-anak, remaja, dewasa dan tua.
g. Masa kerja adalah periode awal mula seseorang bekerja sampai dengan saat
penelitian dilakukan.
h. Penggunaan APD adalah salah satu cara untuk meminimalisir faktor resiko
penyakit yang terjadi akibat kerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
i. Keluhan kesehatan kulit adalah gejala penyakit kulit yang dapat dialami pekerja,
seperti gatal-gatal, bintik-bintik merah berisi cairan, panas dan kulit bersisik
yang dialami pengumpul makanan ternak.
3.6. Instrumen penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, kuesioner data
pengumpul makanan ternak yang digunakan untuk mengetahui Hygiene perorangan
(kebersihan Kulit, tangan, kaki dan kuku), karakteristik individu (umur, jam kerja,
masa kerja, pendidikan dan riwayat alergi), keluhan gangguan kulit pada pekerja
pengumpul makanan ternak secara subjektif di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan
Kecamatan Percut Sei Tuan.
3.7. Aspek Pengukuran
a. Pengetahuan
Pengukuran variabel menggunakan skala ukur ordinal dari 9 pertanyaan dengan total
skor 18.
2 : untuk jawaban yang pailng benar (a)
1 : untuk jawaban mendekati benar (b)
0 : untuk jawaban yang salah (c)
Kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan
kategori sebagai berikut:
1. Baik, jika skor yang diperoleh responden ≥75% atau memiliki nilai ≥14
dari seluruh pertanyaan tentang pengetahuan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
2. Tidak baik, jika skor yang diperoleh responden <75% atau memiliki nilai
< 14 dari seluruh pertanyaan tentang pengetahuan
b. Tindakan
Pengukuran variabel menggunakan skala ukur ordinal dari 17 pertanyaan dengan
total skor 34.
2 : untuk jawaban yang paling benar (ya/selalu)
1 : untuk jawaban yang mendekati benar (kadang-kadang)
0 : untuk jawaban yang salah (tidak)
Kemudian dikategorikan berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dengan
kategori sebagai berikut:
a. Baik, jika skor yang diperoleh responden ≥75% atau memiliki nilai ≥26
dari seluruh pertanyaan yang ada tentang perilaku.
b. Tidak baik, jika skor yang diperoleh 75% atau memiliki nilai < 26 dari
seluruh pertanyaan yang ada tentang perilaku.
c. Keluhan Kesehatan Kulit
Pengukuran variabel keluhan kesehatan kulit didasarkan pada skala nominal
dari beberapa pertanyaan untuk 7 keluhan,
1. Mengalami keluhan, jika responden mengalami salah satu keluhan
kesehatan kulit.
2. Tidak mengalami keluhan, jika responden tidak satupun mengalami
keluhan kesehatan kulit.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
d. Penggunaan Alat Pelindung Diri
Pengukuran variabel alat pelindung diri didasarkan pada skala ordinal dari 5
pertanyaan dengan total skor 10. Dengan kategori sebagai berikut:
1. Menuhi syarat, jika skor yang diperoleh responden ≥75% atau memiliki
nilai ≥ 7 dari seluruh pertanyaan yang ada tentang penggunaan alat
pelindung diri.
2. Tidak memenuhi syarat, jika skor yang diperoleh responden < 75% atau
memiliki nilai <7 dari seluruh pertanyaan yang ada tentang penggunaan
alat pelindung diri.
e. Personal Hygiene
Pengukuran variabel personal hygiene didasarkan pada skala ordinal dari 11
pertanyaan dengan total skor 11.dengan jawaban “ya” diberi skor 1 dan apabila
semua jawaban “tidak” diberi skor 0, kemudian dikategorikan menjadi :
1. Baik, jika skor yang jika skor yang diperoleh responden ≥75% atau memiliki
nilai ≥ 8 dari seluruh pengamatan mengenai personal hygiene.
2. Tidak baik, jika skor yang diperoleh responden <75% atau memiliki nilai < 8
dari seluruh pengamatan mengenai personal hygiene.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
3.8. Metode Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dan
persentase dari setiap variabel dependen dan independen.Variabel tersebut
adalah keluhan gangguan kulit, personal hygiene, karakteristik individu.
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan dari masing-
masing variabel independen yaitu personal hygiene dangan variabel dependen
yaitu keluhan kesehatan kulit.Uji analisa dengan menggunakan uji chi-square
pada taraf kepercayaan 95% sehingga diketahui hubungan antar variabel
penelitian.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Kelurahan Kenangan
4.1.1. Geografi
Kelurahan kenangan adalah wilayah yang tergolong dataran rendah yang
memiliki luas wilayah ±86,69 Ha, yang terdiri dari daerah pemukiman ±78 Ha dan
±8,69 Ha merupakan lokasi pendidikan, perkantoran, rumah ibadah, lapangan
olahraga dan sarana kegiatan masyarakat seperti taman dan lapangan mini, adapun
batas wilayahnya sebagai berikut:
Utara : Kota Medan
Selatan : Kelurahan Kenangan Baru
Barat : Kelurahan Kenangan Baru
Timur : Desa Tembung
4.1.2. Demografi
Kelurahan kenangan memiliki penduduk sejumlah 29.617 jiwa dengan jumlah
kepala keluarga 5.191 KK, yang terdiri dari:
Laki-laki : 16.214 jiwa
Perempuan : 13.403 jiwa
4.1.3. Gambaran Sosial
Jumlah penduduk kelurahan kenangan berdasarkan agama yang dianut dapat
digambarkan sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40
Tabel 4.1. Penduduk Berdasarkan Agama
No Agama Jumlah Persentase (%)
1 Islam 23.513 79,6
2 Protestan 3.068 10,5
3 Katolik 2.936 9.9
Jumlah 29.617 100,0
Sumber : Laporan tahunan Kelurahan Kenangan Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.1. diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar (79,6%)
penduduk beragama Islam. Sebagian kecil (10,5%) penduduk beragama Protestan,
dan lainnya (9,9%) penduduk beragama Katolik.
Berdasarkan mata pencaharian, penduduk kelurahan kenangan dapat
dikelompokkan dalam kegiatan mata pencaharian sebagai berikut:
Tabel 4.2. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1 PNS 1454 23,8
2 TNI/POLRI 94 1,6
3 Pegawai Swasta 1667 26,5
4 Pedagang 2641 48,1
Jumlah 5.856 100,0
Sumber : Laporan tahunan Kelurahan Kenangan Tahun 2016
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui pekerjaan masyarakat terbanyak
adalah sebagai pedagang (48,1%), sebagian kecil bekerja sebagai pegawai swasta
(26,5%) dan PNS (23,8%), lainnya bekerja sebagai TNI/POLRI.
4.2. Analisis Univariat
Analisis univariat mendeskripsikan karakteristik individu (umur, jam kerja,
dan masa kerja), personal hygiene, dan keluhan gangguan kulit.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41
4.2.1. Distribusi Karakteristik Individu
Distribusi responden berdasarkan karakteristik individu meliputi umur, jam
kerja, masa kerja, pengetahuan, perilku, dan pemakaian alat pelindung diri, dapat
dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:
Tabel 4.3. Distribusi umur Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan
Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017
Umur Frekuensi Persentase (%)
15 – 24 tahun 16 53,3
25 – 34 tahun 5 16,7
35 – 44 tahun 2 6,7
45 – 54 tahun 5 16,7
55 - 64 tahun 2 6,7
Jumlah 30 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa umur responden yang
menjadi sampel adalah dimulai dari umur 15 tahun hingga 64 tahun. Lebih banyak
(53,3%) responden dengan kelompok umur 15 tahun hingga 24 tahun yang
merupakan kelompok umur remaja akhir (17 – 25 tahun). Sebagian kecil (16,7%)
responden dengan kelompok umur 25 – 34 tahun yang merupakan kelompok umur
dewasa awal (26 – 34 tahun), dan responden dengan kelompok umur 45 – 54 tahun
yang merupakan kelompok umur lansia awal (46 – 55 tahun). Lainnya (6,7%)
responden dengan kelompok umur 35 – 44 tahun yang merupakan kelompok umur
dewasa akhir (36 – 44 tahun) dan kelompok umur 55 – 64 tahun yang merupakan
kelompok umur lansia akhir (56 – 65 tahun).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
42
Tabel 4.4.Distribusi Jam Kerja Responden di TPS Kenangan Kelurahan
Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017
Jam Kerja Frekuensi Persentase (%)
≤ 2 jam
> 2 jam
16
14
53,3
46.7
Jumlah 30 100,0
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa lebih banyak (53,3%) responden
yang memiliki jam kerja ≤ 2 jam dan lainnya bekerja >2 jam perhari.
Tabel 4.5. Distribusi Masa Kerja Responden di TPS Kenangan Kelurahan
Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017
Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)
≤ 10 tahun 21 70,0
> 10 tahun 9 30,0
Jumlah 30 100,0
Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa sebagian besar (70,0%)
responden bekerja di TPS selama ≤ 10 tahun dan lainnya adalah bekerja selama >10
tahun.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
43
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Personal Hygiene Responden di
TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017
No Pengetahuan Personal hygiene mengerti Tidak
mengerti
jumlah
n % n % n %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pengertian personal hygiene
Faktor yang mempengaruhi kebersihan
diri
Banyaknya mandi dalam sehari
Faktor yang mempengaruhi kebersihan
kulit
pinjam meminjam pakaian berpengaruh
terhadap kesehatan
Tangan, kuku dan kaki yang kotor dapat
meninmbulkan penyakit
Banyaknya mencuci rambut dalam
seminggu
Hal yang diperhatikan dalam kebersihan
rambut
Fungsi shampoo
17
21
7
12
14
30
8
12
16
56,7
70,0
23,3
40,0
46,7
100,0
26,3
40,0
53,3
13
9
23
18
16
0
22
18
14
43,3
30,0
76,7
60,0
53,3
0,0
73,7
60,0
46,7
30
30
30
30
30
30
30
30
30
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa seluruh responden mengetahui
bahwa tangan, kuku dan kaki yang kotor dapat menimbulkan penyakit. Sebagian
besar (70,0%) responden mengetahui bahwa faktor yang mempengaruhi kebersihan
diri adalah kebersihan kulit, rambut, tangan, kaki dan kuku. Lebih banyak responden
mengetahui pengertian dari personal hygieneI (56,7%) adalah untuk menjaga
kebersihan diri sendiri serta fungsi shampoo (53,3%) adalah untuk perawatan rambut
agar terpelihara dengan subur sehingga terkesan indah dan tidak bau apek.
Berdasarkan perhitungan jumlah skor pengetahuan responden tentang
personal hygiene responden dapat dikategorikan mengerti tidak mengerti. Hasil
penelitian dapat dilihat pada tebel 4.7 dibawah ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
44
Tabel 4.7. Kategori Pengetahuan Personal Hygiene Responden di TPS
Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik
Tidak Baik
17
13
56,7
43,3
Jumlah 30 100 ,0
Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa lebih banyak (56,7%) responden
dengan pengetahuan yang baik mengenai personal hygiene meliputi, tangan, kuku
dan kaki yang kotor dapat menimbulkan penyakit, faktor yang mempengaruhi
kebersihkan diri, pengertian personal hygiene dan fungsi shampoo.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
45
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Tindakan Kebersihan Diri Responden di TPS
Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017
No Tindakan Baik Tidak
baik
Jumlah
n % n % n %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Mandi teratur minimal 2 kali sehari
Segera mandi stelah selesai bekerja
Mandi teratur dengan sabun
Menggnti pakaian minimal 1 kali sehari
Tidak pernah memakai pakaian orang
lain
Pakaian sehari-hari selalu dicuci
sebelum dipakai
pakaian sehari-hari selalu dicuci dengan
sabun
Pakaian yang dicuci dijemur dibawah
panas matahari
Mencuci rambut 2 kali seminggu
Mencuci rambut dengan shampoo
Mencuci tangan setelah bekerja
Menggunakan sabun setiap mencuci
tangan
Mencuci kaki setelah bekerja
Menggunakan sabun saat mencuci kaki
Mencuci kaki sebelum tidur
Memotong kuku tangan dan kaki
minimal 1 kali seminggu
Memotong kuku sampai pendek dan
bersih
19
10
30
30
8
14
30
30
13
30
14
13
9
9
13
24
30
63,3
33,3
100,0
100,0
26,7
46,7
100,0
100,0
43,3
100,0
46,6
43,3
30,0
30,0
43,3
80,0
100,0
11
20
0
0
22
16
0
0
17
0
16
17
21
21
17
6
0
36,7
66,7
0,0
0,0
73,3
53,3
0,0
0,0
56,7
0,0
53,4
56,7
70,0
70,0
56,7
20,0
0,0
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa seluruh responden sudah
melakukan mandi teratur dengan sabun, mengganti pakaian minimal 1 kali dalam
sehari, pakaian sehari-hari selalu dicuci dengan sabun atau bahan pembersih lainnya,
pakaian yang di cuci dijemur dibawah sinar matahari, mencuci rambut dengan
shampoo dan memotong kuku sampai pendek dan bersih. Pada umumnya (80%)
responden sudah memotong kuku tangan dan kaki minimal 1 kali dalam seminggu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46
Sebagian besar (63,3%) responden sudah mandi dengan teratur minimal 2 kali dalam
sehari.
Berdasarkan perhitungan jumlah skor tindakan personal hygiene, maka dapat
dikategorikan baik dan tidak baik. Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.9
dibawah ini.
Tabel 4.9. Kategori Tindakan Kebersihan Diri Responden di TPS Kenangan
Kelurahan Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017
Perilaku Frekuensi Persentase (%)
Baik
Tidak Baik
13
17
43,3
56,7
Jumlah 30 100 ,0
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa lebih banyak (56,7%)
responden masuk dalam kategori tindakan kebersihan diri yang tidak baik meliputi
kurangnya aktifitas mencuci kaki setelah bekerja dan tidak menggunakan sabun saat
mencuci kaki, tidak mandi setelah selesai bekerja, memakai pakaian orang lain, tidak
mencuci rambut minimal 2 kali dalam seminggu, tidak menggunakan sabun setiap
mencuci tangan, tidak mencuci kaki sebelum tidur dan tidak mencuci tangan setelah
selesai bekerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Pemakaian Alat Pelindung Diri Responden di
TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017
No. Pemakaian APD Memnuhi
syarat
Tidak
memenuhi
syarat
Jumlah
n % n % n %
1.
2.
3.
4.
5.
Menggunakan alas kaki saat bekerja
Alas kaki terbuat dari bahan karet
dan menutupi seluruh kaki
Menggunakan sarung tangan yang
tidak tembus air
Menggunakan pakaian lengkap
Pakaian tidak longgar atau sempit
30
9
0
24
12
100,0
30,0
0,0
80,0
40,0
0
21
30
6
18
0,0
70,0
100,0
20,0
60,0
30
30
30
30
30
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa seluruh (100,0%) responden
menggunakan alas kaki saat bekerja, pada umumnya (80,0%) responden
menggunakan pakaian lengkap saat bekerja.
Berdasarkan perhitungan jumlah skor pemakaian alat pelindung diri, maka
dapat dikategorikan memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat. Hasil penelitian
dapat dilihat dalam tabel 4.11 dibawah ini.
Tabel 4.11. Kategori Pemakaian Alat Pelindung Diri Responden di TPS
Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017
Pemakaian APD Frekuensi Persentase (%)
Memenuhi syarat
Tidak memenuhi syarat
15
15
50,0
50.0
Jumlah 30 100 ,0
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa distribusi pemakaian alat pelindung
diri responden adalah sama (50%). Tidak memenuhi syarat terutama dalam hal
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
48
memakai sarung tangan saat bekerja dan alas kaki tidak terbuat dari bahan yang tidak
tembus air.
4.2.2. Distribusi Personal Hygiene
Distribusi responden berdasarkan personal hygiene meliputi kebersihan
rambut, kebersihan kulit, dan kebersihan kuku, tangan dan kaki, dapat dilihat pada
tabel 4.9 dibawah ini
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Responden di TPS
Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun
2017
No Personal Hygiene Ya Tidak Jumlah
n % n % n %
1.
2.
3.
Kebersihan Kuit
Kulit bersih
Badan tidak berbau
Kulit tidak bersisik dan terkelupas
Kebersihan Rambut
Rambut tidak kusam
Rambut tidak berbau
Rambut rapih
Kebersihan tangan, kaki dan kuku
Tangan bersih
Kaki bersih
Kuku tangan pendek dan bersih
Kuku kaki pendek dan bersih
Kuku tidak terkelupas
5
0
19
9
0
18
0
7
0
7
30
16,7
0,0
63,4
30,0
0,0
60,0
0,0
23,3
0,0
23,3
100,0
25
30
11
21
30
12
30
23
30
23
0
83,3
100,0
36,6
70,0
100,0
40,0
100,0
76,7
100,0
76,7
0,0
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
Bersarkan tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa seluruh (100,0%) responden
mengalami kuku tidak terkelupas. Sebagian besar responden memiliki kulit yang
tidak bersisik dan terkelupas (63,4%) dan memiliki rambut yang rapih (60,0%).
sebagian kecil responden memiliki rambut yang bersih dan tidak kusam (30,0%), dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
49
memiliki kaki yang bersih dan kuku kaki tidak panjang dan bersih (23,3%), sebagian
kecil (16,7%) responden memiliki kulit bersih. Tidak ada responden yang memiliki
badan dan rambut yang wangi serta kuku tangan yang pendek dan bersih.
Berdasarkan perhitungan jumlah skor personal hygiene, maka dapat
dikategorikan baik dan tidak baik. Hasil penelitian dilihat dalam tabel 4.13 dibawah
ini.
Tabel 4.13. Kategori Personal Hygiene Responden di TPS Kenangan Kelurahan
Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017
Personal Hygiene Frekuensi Persentase (%)
Baik
Tidak Baik
12
18
40,0
60,0
Jumlah 30 100 ,0
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa Sebagian besar (60,0%) responden
masuk dalam kategori personal hygiene yang tidak baik meliputi, badan berbau,
tangan tidak bersih, kuku tangan tidak bersih, rambut berbau, kulit tidak bersih, kaki
tidak bersih, kuku kaki tidak bersih dan rambut kusam.
4.2.3. Distribusi Keluhan Kesehatan Kulit
Distribusi responden berdasarkan keluhan kesehatan kulit dapat dilihat pada
tabel 4.10 dibawah ini:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
50
Tabel 4.14. Distribusi Keluhan Kesehatan Kulit Responden di TPS Kenangan
Kelurahan Kenangan Kecamatan Precut Sei Tuan Tahun 2017
Keluhan Kulit Frekuensi Persentase (%)
Mengalami keluhan kesehatan
kulit
17
56,7
Tidak mengalami keluhan
kesehatan kulit
13 43,3
Jumlah 30 100 ,0
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa sebagian besar (56,7%) responden
mengalami keluhan kesehatan kulit meliputi, gatal-gatal, kulit kemerahan dan bercak
putih pada bagian kulit tertentu. Lainnya tidak mengalami keluhan kesehatan kulit.
4.3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis lanjutan dari analisis univariat yang
bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
4.4.1. Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kesehatan Kulit
Distribusi responden berdasarkan hubungan personal hygiene dengan keluhan
kesehatan kulit dapat dilihat pada tabel 4.11 dibawah ini :
Tabel 4.15. Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kesehatan Kulit
Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan
Tahun 2017
Personal Hygiene Keluhan Kesehatan Kulit Jumlah *p-value
Mengalami Tidak Mengalami
n % n % n %
1. Baik
2. Tidak Baik
2
15
11,8
88,2
10
3
76,9
23,1
12
18
40,0
60,0
0,001
Jumlah 17 100.0 13 100,0 30 100,0
*) uji chi-square signifikan pada p-value <0.005
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
51
Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya (88,2%)
responden yang mengalami keluhan kesehatan kulit memiliki personal hygiene yang
tidak baik, sebagian besar (76,9%) responden yang tidak mengalami keluhan
kesehetan kulit memiliki personal hygiene yang baik
Hasil uji statistik menggunakan uji chi-square didapat hasil p = 0,001, artinya
ada hubungan yang bermakna antara personal hygiene dan keluhan kesehatan kulit
pada pekerja pengumpul makanan ternak di TPS kenangan.
4.4.1. Hubungan Karakteristik Individu dengan Keluhan Kesehatan Kulit
Distribusi responden berdasarkan hubungan karakteristik individu meliputi
hubungan pengetahuan dengan keluhan kesehatan kulit, hubungan perilaku dengan
keluhan kesehatan kulit dan hubungan pemakaian alat pelindung diri dengan
keluhan kesehatan kulit.
a. Hubungan Pengetahuan dengan Keluhan Kesehatan Kulit
Distribusi responden berdasarkan hubungan pengetahuan dengan keluhan
kesehatan kulit dapat dilihat pada tabel 4.12 dibawah ini:
Tabel 4.16. Hubungan Pengetahuan Personal Hygiene dengan Keluhan
Kesehatan Kulit Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan
Percut Sei Tuan Tahun 2017
Pengetahuan Keluhan Penyakit Kulit Jumlah *p-value
Mengalami Tidak Mengalami
n % n % N %
1. Baik
2. Tidak Baik
8
9
47,1
52,9
9
4
69,2
30,8
17
13
56,7
43,3
0,225
Jumlah 17 100,0 13 100,0 30 100,0
*) uji chi-square signifikan pada p-value <0.005
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
52
Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa paling banyak (69,2%)
responden yang tidak mengalami keluhan kesehatan kulit memiliki pengetahuan yang
baik, sebagian besar (52,9%) responden yang mengalami keluhan kesehatan kulit
memiliki pengetahuan yang tidak baik mengenai personal hygiene.
Hasil uji statistik menggunakan uji chi-square didapat hasil p = 0,225, artinya
tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan keluhan kesehatan
kulit pada pekerja pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan.
b. Hubungan Tindakan Dengan Keluhan Kesehatan Kulit
Distribusi responden berdasarkan hubungan tindakan dengan keluhan
kesehatan kulit dapat dilihat pada tabel 4.13 dibawah ini:
Tabel 4.17. Hubungan Tindakan Kebersihan Diri dengan Keluhan Kesehatan
Kulit Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei
Tuan Tahun 2017
Tindakan Keluhan Penyakit Kulit Jumlah *p-value
Mengalami Tidak Mengalami
n % n % N %
1. Baik
2. Tidak Baik
3
14
17,6
82,4
10
3
76,9
23,1
13
17
43,3
56,7
0,001
Jumlah 17 100,0 13 100,0 30 100,0
*) uji chi-square signifikan pada p-value <0.005
Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya (82,4%)
responden yang mengalami keluhan kesehatan kulit memilihi tindakan yang baik,
sedangkan paling banyak (76,9%) responden yang tidak mengalami keluhan
kesehatan kulit memiliki tindakan yang baik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
53
Hasil uji statistik menggunakan uji chi-square didapat hasil p = 0,001, artinya
ada hubungan yang bermakna antara perilaku dengan keluhan kesehatan kulit pada
pekerja pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan.
c. Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Keluhan Kesehatan
Kulit
Distribusi responden berdasarkan hubungan pemekaian alat pelindung diri
dengan keluhan kesehatan kulit dapat dilihat pada tabel 4.14 dibawah ini:
Tabel 4.18. Hubungan Pemakaian APD dengan Keluhan Kesehatan Kulit
Responden di TPS Kenangan Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan
Tahun 2017
Pemakaian
APD
Keluhan Penyakit Kulit Jumlah *p-value
Mengalami Tidak
Mengalami
n % n % n %
1. Memenuhi Syarat
2. Tidak Memenuhi
Syarat
4
13
23,6
76,4
11
2
84,6
15,4
15
15
50,0
50,0
0,001
Jumlah 17 100,0 13 100.0 30 100,0
*) uji chi-square signifikan pada p-value <0.005
Berdasarkan tabel 4.14 di atas didapat bahwa pada umumnya (84,6%)
responden yang tidak mengalami keluhan kesehatan kulit sudah memenuhi syarat
dalam pemakaian APD. Sebagian besar (76,4%) responden yang mengalami keluhan
kesehatan kulit tidak memenuhi syarat dalam pemakaian APD.
Hasil uji statistik menggunakan uji chi-square didapat hasil p = 0,001, artinya
ada hubungan yang bermakna antara pemakaian alat pelindung diri dengan keluhan
kesehatan kulit padapekerja pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
54
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Personal Hygiene
Berdasarkan observasi langsung, dari 30 responden sebagian besar (60%)
masuk dalam kategori memiliki personal hygiene yang buruk. Hasil tersebut dilihat
dari kulit yang tidak bersih, kuku tangan yang panjang dan kotor, badan dan rambut
yang berbau. Badan dan rambut yang berbau terjadi sehubungan dengan waktu kerja
yang dimiliki oleh pekerja berkisar antara 2 sampai 4 jam. Semakin lama pekerja
bekerja, maka bau yang ditimbulkan oleh sampah akan lebih menempel pada badan
dan rambut. Menurut Wartonah (2003), kebersihan diri termasuk kebersihan kulit
sangat penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan seperti mandi 2 kali sehari
dengan menggunakan sabun.
Terdapat juga beberapa responden yang memiliki rambut kusam, tidak rapih
dan bau dikarenakan mereka seharian berada di lokasi TPS, sedangkan hampir semua
responden memiliki kuku tangan dan kaki yang panjang dan jorok seperti kehitaman
dan bertanah dikarenakan tidak memakai sarung tangan saat bersentuhan langsung
dengan sampah. Menurut Andarmoyo (2012), kebersihan dimulai dengan mencuci
tangan dan kaki menggunakan sabun dan mengeringkannya dengan handuk,
menghindari pakaian dan sepatu sempit, sedangkan perawatan kuku dilakukan
dengan memotong kuku jari dan kaki.
Menurut Wartonah (2003), tujuan dari personal hygiene adalah untuk
meningkatkan derajat kesehatan, memelihara kebersihan diri, memperbaiki personal
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
55
hygiene yang kurang, mencegah penyakit, menciptakan keindahan, dan
meningkatkan rasa percaya diri. Personal hygiene yang buruk dapat menimbulkan
berbagai masalah terhadap kesehatan.
5.2. Karakteristik Individu
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada pekerja pengumpul makanan
ternak didapat bahwa lebih banyak pekerja laki-laki daripada pekerja perempuan.
Dimana jumlah laki-laki yang bekerja di sana berjumlah 17 orang, sedangkan
perempuan berjumlah 13 orang, dengan rentang usia 15 – 24 tahun yang merupakan
usia terbanyak (36,7%) .
Waktu bekerja pengumpul makanan ternak tidak tetap, ada yang bekerja di
pagi hari, siang, sore, dan ada juga yang bekerja di malam hari. dari hasil wawancara
lebih banyak (53,3%) responden memiliki waktu kerja ≤ 2 jam perhari dan lainnya
(46,7%) responden yang bekerja > 2 jam perhari. Lamanya waktu bekerja tergantung
dari pesanan pelanggan mereka untuk mengumpulkan makanan ternak. semakin
banyak pesanan makanan ternak, maka semakin lama pula waktu para pekerja di TPS
untuk mengumpulkan makanan ternak pada tumpukan sampah.
5.3. Pengetahuan Personal Hygiene
Hasil wawancara yang dilakukan pada 30 responden di TPS Kenangan, lebih
banyak (56,7%) responden mengerti pengetahuan personal hygiene. pada saat
wawancara rata-rata responden masih duduk di bangku sekolah menengah atas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56
dengan kelompok umur 15 – 24 tahun yang masuk dalam kelompok umur remaja
awal mengerti dan lebih baik dalam menjawab pertanyaan seputar personal hygiene..
Sebagian kecil (43,3%) responden masuk dalam kategori tidak baik dalam
pemahaman mengenai personal hygiene. Pengetahuan responden yang rendah atau
tidak mengerti mengenai personal hygiene karena pada saat responden menjawab
pertanyaan, beberapa dari responden tidak tahu dan bingung sehingga responden
menjawab dengan cara menebak dan juga dipengaruhi tingkat konsentrasi responden
karena lokasi TPS berada tepat di pinggir jalan dan bersebelahan dengan tempat
pemberhentian angkutan umum kota (angkot) yang mengakibatkan daerah sekitar
TPS bising
Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pendidikan seseorang dapat
meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan. Semakin tinggi pendidikan seseorang
semakin mereka tahu bagaimana cara pencegahan penyakit.
5.4. Tindakan Kebersihan Diri
Hasil wawancara terdapat lebih banyak (56,7%) responden memiliki tindakan
kebersihan diri yang tidak baik. Banyaknya responden dengan tindakan kebersihan
diri yang tidak baik ini sejalan dengan lebih banyaknya jumlah responden dengan
pengetahuan yang tidak baik atau tidak mengerti mengenai personal hygiene.
Tindakan kebersihan diri responden yang tidak baik meliputi tidak mencuci kaki
setelah bekerja serta tidak mencuci kaki dengan sabun, hanya sebagian kecil (30,0%)
dari seluruh responden yang mencuci kaki setelah bekerja dan mencucinya dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
57
sabun. Responden beralasan mencuci kaki cukup dengan air maka kotoran pada kaki
akan hilang dan mencuci kaki dengan sabun dilakukan saat mandi saja.
Mandi setelah bekerja juga hanya dilakukan oleh sebagian kecil (40,0%)
responden karena responden lebih memilih untuk tidur sebentar karena kelelahan,
jika sampai sore tidak ada lagi yang memesan makanan ternak untuk di kumpulkan
dari TPS barulah mereka mandi. Bahkan tak jarang beberapa dari responden
menunggu hingga malam sampai pesanan benar-benar tidak ada lagi setelah itu
mereka akan mandi. Mencuci tangan juga hanya dilakukan sekedarnya hanya untuk
membersihkan kotoran yang ada di tangan, karena di TPS tidak ada fasilitas untuk
mencuci tangan.
Menururt Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior), dan
perilaku yang didasari pengetahuan yang baik akan bertahan lebih lama daripada
perilaku yang didasari pengetahuan yang tidak baik.
5.5. Hubungan Personal Hygiene dengan Keluhan Kesehatan Kulit
Hasil analisa statistik untuk hubungan personal hygiene dengan keluhan
kesehatan kulit diketahui bahwa pada umumnya (88,2%) responden yang mengalami
keluhan kesehatan kulit memiliki personal hygiene yang tidak baik. Hasil uji
statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara personal
hygiene dengan keluhan kesehatan kulit (p value = 0,001). Hasil wawancara dan
observasi langsung banyak responden yang masih memiliki personal hygiene yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
58
buruk, seperti banyak responden yang memiliki kuku panjang dan hitam serta hanya
mencuci tangan tangan seadanya lalu makan dan merokok. Bahkan terlihat beberapa
pekerja yang hanya mengelapkan tangannya pada baju mereka lalu makan.
Hasil observasi terlihat kulit responden yang tidak bersih dan badan yang bau,
dikarenakan pekerjaan mereka yang sepanjang hari menghabiskan waktu di tempat
sampah, sehingga kulit menjadi kotor dan bau. Sebagian kecil (43,3%) responden
yang tidak mengalami keluhan kesehatan kulit dikarenakan kontak langsung
responden dengan sisa makanan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan responden
lain yang mengalami keluhan kesehatan kulit. Responden yang tidak mengalami
keluhan kesehatan kulit pada umumnya hanya mengangkut wadah sisa makanan
yang sudah terkumpul ke atas kendaraan pengangkut sisa makanan.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Sajida (2012), yang menyatakan bahwa
ada hubungan yang bermakna antara personal hygiene dan keluhan penyalit kulit
dengan p value sebesar 0,001
Kebersihan individu dalam hal ini kulit yang tidak baik akan mengakibatkan
berbagai dampak fisik maupun psikososial, dimana dampak fisik yang sering
dialami seseorang tidak terjaga dengan baik adalah gangguan integritas kulit
(Wartonah, 2003).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
59
5.6. Hubungan Karakteristik Individu dengan Keluhan Kesehatan Kulit
5.6.1. Hubungan Pengetahuan Personal Hygiene dengan Keluhan Kesehatan
Kulit
Hasil analisa statistik untuk hubungan pengetahuan personal hygiene dengan
keluhan kesehatan kulit diketahui bahwa sebagian besar (69,2%) responden yang
tidak mengalami keluhan kesehatan kulit memiliki pengetahuan yang baik mengenai
personal hygiene. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara pengetahuan personal hygiene dengan keluhan kesehatan
kulit (p value = 0,225). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Zebua (2014), yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan pengetahuan tentang personal hygiene dengan
keluhan kulit pemulung di TPA Terjun.
Tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan keluhan kesehatan kulit
disebabkan oleh kebanyakan responden yang dapat menjawab dengan baik
pertanyaan mengenai pengetahuan personal hygiene. Bahkan beberapa responden
mampu menjelaskan sedikit tentang baik buruknnya kebersihan diri dan apa dampak
yang terjadi apabila tidak menjaga kebersihan diri.
Menurut Mubarak, Khoirul, dan supriadi (2007), ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, diantaranya adalah informasi dan
pengalaman. Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru, seddangkan
pengalaman adalah suatu kejadaian yang pernah dialami seseorang untuk
berinteraksi dengan lingkungannya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
60
5.6.2. Hubungan Tindakan Kebersihan Diri dengan Keluhan Kesehatan Kulit
Hasil analisa statistik untuk hubungan tindakan kebersihan diri dengan
keluhan kesehatan kulit diketahui bahwa pada umumnya (82,4%) responden yang
mengalami keluhan kesehatan kulit memiliki tindakan kebersihan diri yang tidak
baik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara tindakan kebersihan diri dengan keluhan kesehatan kulit (p value = 0,001).
Menurut Notoadmodjo (2007), terbentuknya perilaku baru yaitu sikap,
dimulai dari domain kognitif dalam arti subjek atau individu mengetahui terlebih
dahulu terhadap stimulus berupa materi atau objek diluarnya, yang menimbulkan
pengetahuan baru pada individu sehingga terbentuk respon batin yang tampak dalam
sikap individu terhadap objek yang diketahuinya tersebut. Namun dalam kenyataan
stimulus yang diterima oleh subjek tidak dapat langsung menimbulkan sikap
terhadap stimulus yang ada.
Menurut Azwar (2013), pembentukan tindakan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu faktor pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap
penting, ekonomi, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga
agama, faktor emosi dalam diri individu. Berdasarkan hasil wawancara dengan
responden, faktor yang mempengaruhi tindakan responden dalam penelitian ini
adalah ekonomi dan pengalaman pribadi.
Perilaku responden yang tidak baik dapat menyebabkan terjadinya keluhan
kesehatan kulit seperti yang telah di akui responden bahwa mereka sering sekali
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
61
merasa gatal pada area tertentu di kulit. Terdapan juga bercak merah pada
permukaan kulit.
Kejadian penyakit merupakan hasil hubungan interaktif antara manusia dan
perilakunya. Perilaku hidup yang tidak sehat dilakukan oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari dapat disebut sebagai faktor resiko kesehatan (Achmadi,
2008).
5.6.3. Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Keluhan Kesehatan
Kulit
Hasil analisa staistik untuk hubungan pemakaian alat pelindung diri dengan
keluhan kesehatan kulit diketahui bahwa pada umumnya (84,6%)responden yang
tidak mengalami keluhan kesehatan kulit sudah memakai alat pelindung diri yang
memenhi syarat dan paling banyak (76,4%) responden yang mengalami keluhan
kesehatan kulit tidak memakai alat pelindung diri yang memenuhin syarat. Hasil uji
statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pemakaian alat
pelindung diri dengan keluhan kesehatan diri (p value = 0,001). Hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan Butarbutar (2012), bahwa tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara pemakaian alat pelindung diri dengan keluhan gangguan kulit pada
petugas pengangkut sampah.
Dari 30 responden tidak terdapat satupun yang menggunakan sarung tangan
saat bekerja dengan alasan tidak nyaman dan perlu biaya jika harus membeli sarung
tangan kedap air (karet). Kontak langsung dengan sampah menyebabkan terjadinya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
62
berbagai macam penyakit kulit diantaranya gatal-gatal yang disertai benjolah berisi
cairan.
Menurut Moeljosoedarmo (2008), alat pelindung diri (APD) adalah alat
pelindung yang dipakai oleh tenaga kerja secara langsung untuk tujuan pencegahan
kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor lingkungan di tempat kerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Personal hygiene responden yang baik sebanyak 40,0%, sedangkan personal
hygiene yang buruk sebanyak 60,0%.
2. Responden dengan tindakan yang baik sebanyak 43,3%, sedangkan responden
dengan tindakan yang tidak baik sebanyak 56,7%. Pemakaian APD yang
memenuhi sayarat sebanyak 50,0%.
3. Responden yang mengalami keluhan kesehatan kulit sebanyak 17 orang (56,7%).
4. Ada hubungan yang bermakna antara personal hygiene dengan keluhan
kesehatan kulit
5. Ada hubungan yang bermakna antara karakteristik individu (tindakan dan
pemakaian APD) dengan keluhan kesehatan kulit
6.1. Saran
1. Bagi Pengumpul Makanan Ternak
Disarankan agar pekerja pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan agar
selalu menjaga dan memperhatikan perilaku hidup bersih dan sehat dengan cara
selalu membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan sabun setelah bekerja dan
sebelum makan, mengusahakan agar selalu memakai sarung tangan kedap air
dan memakai alas kaki yang dapat melindungi seluruh kaki agar dapat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
64
mengurangi risiko keluhan kesehatan kulit. Serta dapat memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan apabila penyakit kulit terus berlangsung.
2. Bagi Instansi Terkait
Disarankann kepada seluruh isntansi di Kelurahan Kenangan agar dapat
memperhatikan pola hidup bersih dan sehat pada warga dengan cara promosi
serta penyuluhan terkait dengan pola hidup sehat dan menjaga kesehatan diri,
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka terkait
dengan masalah kesehatan diri.
3. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat menganalisis penyakit kulit
yang ada pada pekerja pengumpul makanan ternak di TPS Kenangan Keurahan
Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan
dan menggunakan metode yang menunjukkan faktor risiko sehingga
menyebabkan hubungan sebab-akibat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Rahman. 2013. Pengaruh Karakteristik Individu, Motovasi dan Budaya
Kerja terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Keluarga Berencana Dan
Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Donggala : Jurnal Katalogis,
Volume 1 Nomor 2.
Achmadi, Umar fahmi. 2014. Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan.
Jakarta; Rajawali Pers.
_____________ . 2008. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta;
UI Press..
Aisyah, Faddilatul. 2012. Hubungan Hygiene perorangan dan Pemakaian Alat
Pelindung Diri dengan Keluhan Gangguan Kulit Pada Pekerja Pengupas
Udang Di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan
Tahun 2012.(Skripsi) Departemen Kesehatan Lingkungan . Universitas
Sumatera Utara.
Andarmoyo, s. 2012. Personal Hygiene: Konsep, Proses dan Aplikasi Prakrik
Keperawatan. Yogyakarta ;Graha Ilmu.
Anies.2006. Seri Lingkungan dan PenyakitManajemen Berbasis Lingkungan
Solusi Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Menular. Jakarta ;PT Elex
Media Komputindo.
Azwar, S. 2013. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
ButarButar, Marlina R. 2012. Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian
Alat Pelindung diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan
Kecacingan Pada petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar
Tahun 2012.Skripsi.
Brown, Robin, dan Tony. 2005. Lecture Notes Dermatology. Jakarta; Erlangga.
Chandra, B. 2007.Pengantar Kesehatan lingkungan. Jakarta; Buku Kedokteran
ECG.
Djuanda, A. 2007.Ilmu Kesehatan Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta; FKUI.
Faridawari, Yenni. 2013. Hubungan Antara Personal Hygiene dan karakteristik
Individu dengan Keluhan gangguan Kulit Pada Pemulung (Laskar
Pelangi) di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Tahun
2013. Skripsi.
Ganong, W. 2006.Fisiologi Kedokteran. Jakarta ;ECG.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Graham, R. 2008. Lecture Notes Dermatology. Jakarta; Erlangga.
Handoko, T. Hani. 2012. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta ;BPFE.
Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit kulit Hipokrates. Jakarta
Hetharia, R. 2009. Asuhan keperawatan Gangguan sistem Integumen. Jakarta;
Trans Info Media.
Moeljoseodarmo, S. 2008. Hygiene Industri. Jakarta; FKUI.
Moleolong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung ; PT Remaja
Rosdakarya.
Mubarak, W. I., Nurul C., Khoirul R., dan Supriadi. 2007. Promosi Kesehatan Edisi
2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mulia, Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Cetakan Pertama. Yogyakarta:
Graha ilmu.
Notoadmojo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat Jakarta;PT Rineka
Cipta.
.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta;PT
Rineka Cipta.
. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta;PT Rineka Cipta.
Perry, p. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.. Jakarta ;ECG.
Potter. 2005. Fundamental Keperawatan.Buku Kedokteran .Jakarta ;ECG..
Rohani, Lasmi. 2007. Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Desa
Senembah Kabupaten Deliserdang dan di Kelurahan Asam Kumbang
Kota Medan Tahun 2007. Skripsi:Fakultas Kesehatan Masyarakat
UniversitasSumatera Utara.
Sajida, Agsa. 2012. Hubungan Personal hygiene dan Sanitasi Lingkungan
Dengan Keluhan Penyakit kulit Di Kelurahan Denai Kecamatan Medan
Denai Kota Medan Tahun 2012.Skripsi.
Sarwono, Sarlito W. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta; Rajawali Pers.
Soebono, H. 2001. Dermatomikosis Superfisialis Pedoman Untuk Dokter dan
Mahasiswa Kedokteran. Jakarta.;Penerbit Fakultas KEdokteran Universitas
Indonesia.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Seomirat.2013. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta ;Gadjah Mada University
Press.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Surabaya ;Graha Ilmu.
Silalahi, Dahlia K. 2010. Hubungan Kebersihan Perorangan dan Pemakaian Alat
Pelindung Diri Dengan Keluhan Gangguan Kulit Pada Petugas Pengelola
Sampah di Tempat pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Kecamatan
Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.Skripsi.
Sitorus, R, 2008. Gejala Penyakit dan pencegahannya. Bandung ;Yrma Widya.
Suma’mur. 2012. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES)
.Jakarta.;CV sagungseto.
Sumardjoko.2003. Profil Wanita Pemulung di Surakarta. Jurnal Penelitian
Humaniora, Vol.4 No.2 ,Surakarta; Universitas Muhammadiyah,
Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan dan Prespektif Islam. Jakarta;
Kencana.
Suryabrata, Sumadi. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta ;Rajawali Pers.
Syaifuddin.2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta;
Penerbit Buku Kedokteran EGG.
Tobing, Imran SL. 2005. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan dan
Manusia. Jakarta ;Universitas Nasional.
Wartonah. 2003. Kebutuhan dasar Manusia dan Proses keperawatan. Jakarta ;
Salemba Medika.
Wibowo, Adik. 2014. Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan. Jakarta ;
Rajawali Pers.
Zebua, Ade P. 2014. Hubungan Personal Hygiene Dengan Keluhan Kulit Pada
Pemulung dan Fasilitas Sanitasi di TPA Terjun Kelurahan Terjun
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2014.Skripsi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU
DENGAN KELUHAN KESEHATAN KULIT PADA PEKERJA PENGUMPUL
MAKANAN TERNAK DI TPS KENANGAN KELURAHAN KENANGAN
KECAMATAN PERCUT SEI TUAN TAHUN 2017
No. Urut:
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Usia :
3. Masa kerja :
4. Jam kerja :
Pengetahuan
1. Apakah yang dimaksud dengan kebersihan diri (personal hygiene)?
a. Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka sendiri
b. Cara perawatan untuk memelihara kesehatan se-keluarga
c. Perawatan untuk memelihara kesehatan se-dunia
2. Menurut saudara, apa saja yang termasuk kebersihan diri itu?
a. Kebersihan kulit, rambut, tangan, kaki dan kuku
b. Kebersihan pakaian, topi dan kacamata
c. Kebersihan sandal, tangan dan sepatu
3. Berapa kali sebaiknya mandi dalam sehari?
a. 2 kali sehari
b. 1 kali sehari
c. 3 kali sehari
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Menurut saudara, apa hal yang mempengaruhi kebersihan kulit?
a. Makan yang bergizi terutama buah dan sayur
b. Merapikan atau menyisir rambut agar tampak indah
c. Memotong kuku secara rutin
5. Apakah pinjam-meminjam pakaian juga berpengaruh terhadap kesehatan?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
6. Menurut saudar, apakah tangan, kuku dan kaki yang kotor dapat menimbulkan
penyakit-penyakit tertentu?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
7. Menurut saudara, mencuci rambut sebaiknya berapa kali?
a. Sekali seminggu
b. 2-3 kali seminggu
c. Setip hari
8. Menurut saudara, apa hal yang harus diperhatikan dalam kebersihan rambut?
a. Memakai alat pemeliharaan rambut sendiri
b. Memakai alat pemeliharaan rambut bersama-sama
c. Meminjam alat pemeliharaan rambut punya orang lain
9. Menurut saudara apa fungsi dari shampoo?
a. Untuk perawatan rambut, agar terpelihara dengan subur dan indah sehingga
terkesan indah dan tidak bau apek
b. Agar rambut tampak cantik
c. Tidak ada gunanya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Perilaku
no pertanyaan Ya/
Selalu
Kadang-
kadang
tidak
1 Apakah anda mandi secara teratur (minimal 2 kali
sehari)?
2 Apakah anda segera mandi setelah selesai bekerja
dari TPS?
3 Apakah anda mandi secara teratur dengan sabun
mandi?
4 Apakah anda mengganti pakaian sehari-hari
(minimal 1 kali sehari)?
5 Apakah anda tidak pernah memakai pakaian orang
lain?
6 Apakah pakaian sehari-hari anda selalu dicuci
sebelum dipakai?
7 Apakah pakaian sehari-hari anda selalu dicuci
dengan sabun atau bahan pembersih lainnya?
8 Apakah pakaian yang anda cuci dijemur dibawah
panas matahari?
9 Apakah anda mencuci rambut sekurang-kurangnya
2 kali dalam seminggu?
10 Apakah anda mencuci rambut menggunakan
samphoo/bahan pencuci rambut lainnya?
11 Apakah anda mencuci tangan setelah bekerja?
12 Apakah anda menggunakan sabun setiap kali
mencuci tangan?
13 Apakah anda mencuci kaki setelah bekerja?
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14 Apakah anda menggunakan sabunsetiap kali
mencuci kaki
15 Apakah anda mencuci kaki sebelum tidur?
16 Apakah anda memotong kuku tangan dan kaki
minimal 1 kali dalam seminggu?
17 Jika memotong kuku, apakah sampai pendek dan
membersihkannya?
Penggunaan Alat Pelindung Diri
no pertanyaan Ya/
Selalu
Kadang-
kadang
tidak
1 Apakah anda menggunakan alas kaki saat bekerja?
2 Apakah alas kaki yang anda gunakan terbuat dari
bahan karet yang dapat menutuoi seluruh kaki
seperti sepatu boot?
3 Apak anda menggunakan sarung tangan yang tidak
tembus air saat bekerja?
4 Apakah anda menggunakan pakaian lengkap saat
bekerja ?
5 Apakah pakaian yang anda gunakan tidak terlalu
longgar ataupun sempit?
Keluhan kesehatan Kulit
no ya tidak
1 Apakah anda pernah mengalami kemerahan pada kulit?
2 Apakahanda pernah mengalami gatal-gatal pada kulit?
3 Apakah anda pernah merasakan kulit seperti terbakar?
4 Apakah anda pernah mengalami gangguan kulit yang
bersisik?
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5 Apakah anda pernah mengalami bercak putih atau
kecoklatan pada kulit?
6 Apakah keluhan kulit tersebut sudah lama anda alami?
7 Apakah keluhan gangguan kulit yang anda alami terjadi
secara berulang?
8 Dimanakah lokasi gangguan kulit yang pernah anda alami?
a. Tangan
b. Kaki
c. Badan
d. Kepala
e. Leher
f. Punggung
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran II
Lembar Observasi
No Komponen
yang dinilai
Kriteria Hasil
Obesrvasi
Keterangan
A. Personal Hygiene
Ya Tidak
1 Kebersihan
kulit
a. Kulit bersih
b. Badan tidak berbau
c. Kulit tidak bersisik dan
terkelupas
2 Kebersihan
Rambut
a. Rambut bersih, tidak kusam
b. Rambut tidak berbau
c. Rambut rapi
3 Kebersihan
Tangan,
kaki dan
Kuku
a. Tangan bersih
b. Kaki bersih
c. Kuku tangan pendek dan bersih
d. Kuku kaki pendek dan bersih
e. Kuku tidak terkelupas
B. Alat Pelindung diri pakai Tidak
pakai
Keterangan
1 Pakaian kerja
2 Sarung tangan
3 Sepatu kerja
4 Masker
5 Pelindung mata
C. Keluhan Kesehatan Kulit
Ya Tidak keterangan
1 Kulit kemerahan
2 Kulit gatal
3 Kulit bersisik
4 Bercak putih pada kulit
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 3
Tabel Univariat
Keluhan Kesehatan kulit
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Mengalami 17 56.7 56.7 56.7
Tidak mengalami 13 43.3 43.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
pengetahuan responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Mengerti 17 56.7 56.7 56.7
Tidak Mengerti 13 43.3 43.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Personal Higine
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Baik 12 40.0 40.0 40.0
Tidak baik 18 60.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
perilaku responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Baik 13 43.3 43.3 43.3
Tidak baik 17 56.7 56.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
umur
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
11 - 20 tahun 11 36.7 36.7 36.7
21 - 30 tahun 8 26.7 26.7 63.3
31 - 40 tahun 3 10.0 10.0 73.3
41 - 50 tahun 4 13.3 13.3 86.7
> 50 tahun 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Jam kerja
penggunaan Alat Pelindung Dirii
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Memenuhi syarat 15 50.0 50.0 50.0
Tidak Memenuhi Syarat 15 50.0 50.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
valid
< 2 jam 16 53.3 53.3 53.3
> 2 jam 14 46.7 46,7 100.0
Total 30 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Masa kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
< 10 tahun 21 70.0 70.0 70.0
> 10 tahun 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Tabel Bivariat
Personal_Higine * Keluhan Kesehatan kulit Crosstabulation
Keluhan Kesehatan kulit Total
Mengalami Tidak
mengalami
personal_Higine
Baik
Count 2 10 12
% within Keluhan
Kesehatan kulit 11.8% 76.9% 40.0%
Tidak baik
Count 15 3 18
% within Keluhan
Kesehatan kulit 88.2% 23.1% 60.0%
Total
Count 17 13 30
% within Keluhan
Kesehatan kulit 100.0% 100.0% 100.0%
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 13.032a 1 .000
Continuity Correctionb 10.458 1 .001
Likelihood Ratio 14.020 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .000
Linear-by-Linear
Association 12.597 1 .000
N of Valid Cases 30
tindakan responden * Keluhan Kesehatan kulit Crosstabulation
Keluhan Kesehatan
kulit
Total
Mengalami Tidak
mengalami
tindakan responden
Baik
Count 3 10 13
% within Keluhan
Kesehatan kulit 17.6% 76.9% 43.3%
Tidak baik
Count 14 3 17
% within Keluhan
Kesehatan kulit 82.4% 23.1% 56.7%
Total
Count 17 13 30
% within Keluhan
Kesehatan kulit 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 56.7% 43.3% 100.0%
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 10.541a 1 .001
Continuity Correctionb 8.265 1 .004
Likelihood Ratio 11.165 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .002
Linear-by-Linear Association 10.190 1 .001
N of Valid Cases 30
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.63.
b. Computed only for a 2x2 table
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pengetahuan responden * Keluhan Kesehatan kulit Crosstabulation
Keluhan Kesehatan kulit
Mengalami Tidak
mengalami
pengetahuan responden
baik
Count 8 9
% within Keluhan
Kesehatan kulit 47.1% 69.2%
Tidak baik
Count 9 4
% within Keluhan
Kesehatan kulit 52.9% 30.8%
Total
Count 17 13
% within
pengetahuan
responden
56.7% 43.3%
% within Keluhan
Kesehatan kulit 100.0% 100.0%
% of Total 56.7% 43.3%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 1.475a 1 .225
Continuity Correctionb .710 1 .399
Likelihood Ratio 1.497 1 .221
Fisher's Exact Test .283 .200
Linear-by-Linear
Association 1.426 1 .232
N of Valid Cases 30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penggunaan alat pelindung diri * Keluhan Kesehatan kulit Crosstabulation
Keluhan Kesehatan kulit
Mengalami Tidak
mengalami
pengetahuan responden
Memenuhi
syarat
Count 4 13
% within Keluhan
Kesehatan kulit 23.6% 76.4%
Tidak
memenuhi
syarat
Count 11 2
% within Keluhan
Kesehatan kulit 86.4% 15.4%
Total
Count 15 15
% within
pengetahuan
responden
50.0% 50,0%
% within Keluhan
Kesehatan kulit 100.0% 100.0%
% of Total 50,0% 50,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 10.995a 1 .001
Continuity Correctionb 8.688 1 .003
Likelihood Ratio 11.876 1 .001
Fisher's Exact Test .003 .001
Linear-by-Linear
Association 10.629 1 .001
N of Valid Cases 30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA