bab 2 tinjauan pustaka 2.1 konsep personal hygiene 2.pdf · 2019. 9. 16. · 6 bab 2 tinjauan...

45
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Personal Hygiene 2.1.1 Pengertian Personal Hygiene Definisi Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu : Personal yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Hidayat, 2008). Personal Hygiene menurut Ambarwati & Sunarsih (2011) adalah kebersihan perseorangan atau tindakan untuk menjaga kebersihan seseorang. Pemeliharaan kebersihan diri berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan diri sesorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya.Seseorang dikatakan memiliki kebersihan diri baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, tangan dan kuku, dan kebersihan genitalia (Badri, 2008). Banyak manfaat yang dapat di petik dengan merawat kebersihan diri, memperbaiki kebersihan diri,mencegah penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan menciptakan keindahan (Wartonah, 2003).

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

8 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 6

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Konsep Personal Hygiene

    2.1.1 Pengertian Personal Hygiene

    Definisi Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu : Personal

    yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah cara

    perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka secara fisik dan

    psikisnya. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat

    penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan

    dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu

    dan kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang

    diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah

    masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi

    kesehatan secara umum (Hidayat, 2008).

    Personal Hygiene menurut Ambarwati & Sunarsih (2011) adalah

    kebersihan perseorangan atau tindakan untuk menjaga kebersihan seseorang.

    Pemeliharaan kebersihan diri berarti tindakan memelihara kebersihan dan

    kesehatan diri sesorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya.Seseorang

    dikatakan memiliki kebersihan diri baik apabila, orang tersebut dapat menjaga

    kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, tangan dan kuku, dan

    kebersihan genitalia (Badri, 2008). Banyak manfaat yang dapat di petik dengan

    merawat kebersihan diri, memperbaiki kebersihan diri,mencegah penyakit,

    meningkatkan kepercayaan diri dan menciptakan keindahan (Wartonah, 2003).

  • 7

    Usaha kesehatan pribadi adalah : daya upaya dari seorang untuk

    memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri (Entjang, 2000).

    Usaha-usaha tersebut meliputi :

    1. Kebersihan Kulit

    Kebersihan individu yang kurang baik atau bermasalah akan

    mengakibatkan berbagai dampak baik fisik maupun psikososial. Dampak

    fisik yang sering dialami seseorang yang kebersihannya tidak terjaga

    dengan baik adalah gangguan integritas kulit (Wartonah, 2003). Kulit yang

    pertama kali menerima rangsangan seperti rangsangan sentuhan, rasa sakit,

    maupun pengaruh buruk dari luar. Kulit berfungsi untuk melindungi

    permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh dan mengeluarkan kotoran-

    kotoran tertentu.Kulit juga penting bagi produksi vitamin D oleh tubuh

    yang berasal dari sinar ultraviolet. Mengingat pentingnya kulit sebagai

    pelindung organ-organ tubuh didalammnya, maka kulit perlu dijaga

    kesehatannya. Penyakit kulit dapat disebabkan oleh jamur, virus, kuman,

    parasit hewani dan lain-lain. Salah satu penyakit kulit yang disebabkan

    oleh parasit adalah scabies (Djuanda, 2010).

    Sabun dan air adalah hal yang penting untuk mempertahankan kebersihan

    kulit. Mandi yang baik adalah :

    a. Satu sampai dua kali sehari, khususnya di daerah tropis.

    b. Bagi yang terlibat dalam kegiatan olah raga atau pekerjaan lain yang

    mengeluarkan banyak keringat dianjurkan untuk segera mandi setelah

    selesai kegiatan tersebut.

  • 8

    c. Gunakan sabun yang lembut. Germicidal atau sabun antiseptik tidak

    dianjurkan untuk mandi sehari-hari.

    d. Bersihkan anus dan genitalia dengan baik karena pada kondisi tidak

    bersih,sekresi normal dari anus dan genitalia akan menyebabkan iritasi

    dan infeksi.

    e. Bersihkan badan dengan air setelah memakai sabun dan handuk yang

    tidak sama dengan orang lain (Webhealthcenter, 2006).

    2. Kebersihan tangan dan kuku

    Indonesia adalah negara yang sebagian besar masyarakatnya menggunakan

    tangan untuk makan, mempersiapkan makanan, bekerja dan lain

    sebagainya. Bagi penderita scabies akan sangat mudah penyebaran

    penyakit ke wilayah tubuh yang lain. Oleh karena itu, butuh perhatian

    ekstra untuk kebersihan tangan dan kuku sebelum dan sesudah

    beraktivitas.

    Cara-cara menjaga kebersihan tangan dan kuku dapat dilakukan dengan :

    a. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah ke kamar mandi

    dengan menggunakan sabun. Menyabuni dan mencuci harus meliputi

    area antara jari tangan, kuku dan punggung tangan.

    b. Handuk yang digunakan untuk mengeringkan tangan sebaiknya dicuci

    dan diganti setiap hari.

    c. Jangan menggaruk atau menyentuh bagian tubuh seperti telinga,

    hidung, dan lain-lain saat menyiapkan makanan.

    d. Pelihara kuku agar tetap pendek, jangan memotong kuku terlalu

    pendek (Webhealthcenter, 2006).

  • 9

    3. Kebersihan Genitalia

    Karena minimnya pengetahuan tentang kebersihan genitalia, banyak kaum

    remaja putri maupun putra mengalami infeksi di alat reproduksinya akibat

    garukan, apalagi seorang anak tersebut sudah mengalami penyakit kulit

    pada daerah tertentu maka garukan di area genitalia akan sangat mudah

    terserang penyakit kulit tersebut, karena area genitalia merupakan tempat

    yang lembab dan kurang sinar matahari. Salah satu contoh pendidikan

    kesehatan di dalam keluarga, misalnya bagaimana orang tua mengajarkan

    anak cebok secara benar. Seperti penjelasan, bila ia hendak cebok harus

    dibasuh dengan air bersih. Caranya menyiram dari depan ke belakang

    bukan belakang ke depan. Apabila salah, pada alat genital anak perempuan

    akan lebih mudah terkena infeksi. Penyebabnya karena kuman dari

    belakang (dubur) akan masuk ke dalam alat genital. Jadi hal tersebut,

    harus diberikan pengetahuan sejak dini. Kebersihan genital lain, selain

    cebok, yang harus diperhatikan yaitu pemakaian celana dalam.Apabila ia

    mengenakan celana, pastikan celananya dalam keadaan kering. Bila alat

    reproduksi lembab dan basah, maka keasaman akan meningkat dan itu

    memudahkan pertumbuhan jamur.Oleh karena itu dianjurkan untuk sering

    menganti celana dalam (Safitri, 2008).

    4. Kebersihan individu

    Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat

    penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi

    kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi

    oleh individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya disebabkan

  • 10

    oleh masalah kebersihan yang kurang di perhatikan. Hal ini terjadi karena

    kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika

    hal tersebut di biarkan terus menerus dapat mempengaruhi kesehatan

    secara umum (Wartonah, 2003).Kebersihan diri merupakan faktor penting

    dalam usaha pemeliharaan kesehatan, agar kita selalu dapat hidup

    sehat.Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan umum. Cara

    menjaga kebersihan diri dapat dilakukan sebagai berikut :

    a. Mandi setiap hari minimal 2 kali sehari secara teratur dengan

    menggunakan sabun, muka harus bersih, telinga juga harus dibersihkan

    serta bagian genitalia.

    b. Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan minuman,

    sebelum makan, sesudah buang air besar atau buang air kecil.

    c. Kuku digunting pendek dan bersih, agar tak melukai kulit atau menjadi

    sumber infeksi.

    d. Pakaian perlu diganti sehabis mandi dengan pakaian yang habis dicuci

    bersih dengan sabun/detergen, dijemur di bawah sinar matahari dan

    disetrika (Wolf, 2000).

    2.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene

    Beberapa factor yang mempengaruhi kebersihan diri adalah sebagai berikut :

    1. Body image

    Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri

    misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli

    terhadap kebersihannya.

  • 11

    2. Praktik sosial

    Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan

    akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

    3. Status sosial-ekonomi

    Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat

    gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

    menyediakannya.

    4. Pengetahuan

    Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik

    dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita DM ia harus

    menjaga kebersihan kakinya.

    5. Budaya

    Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh

    dimandikan.

    6. Kebiasaan seseorang

    Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam

    perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.

    7. Kondisi fisik

    Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan

    perlu bantuan untuk melakukannya (Wartonah, 2003).

    2.1.3 Klasifikasi Personal Hygiene

    Menurut KDM Tarwoto Wartonah, macam-macam Personal Hygiene

    yaitu :

  • 12

    1. Perawatan Kulit Kepala dan Rambut.

    a. Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makin kecil dan

    ujungnya makin kecil. Pada bagian dalam berlubang dan berisi zat warna.

    Warna rambut setiap orang tidak sama tergantung zat warna yang ada

    didalamnya.

    b. Rambut dapat tumbuh dari pembuluh darah yang ada disekitar rambut

    (Depdikbud, 1986 ).

    c. Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari

    dan hawa dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian

    alat perlindungan lain seperti topi, kain kerudung dan masih banyak lagi

    yang lain.Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila rambut dalam

    keadaan bersih dan sehat. Sebaliknya rambut yang dalam keadaan kotor,

    kusam dan tidak terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak

    menarik.

    d. Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih,sehingga perlu

    perawatan yang baik. Untuk perawatan rambut dapat ditempuh dengan

    berbagai cara namun demikian cara yang dilakukan adalah cara

    pencucian rambut.

    e. Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak.

    Karenaitu kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian maka

    pencucian rambut adalah suatu keharusan. Pencucian rambut dengan

    shampoo dipandang cukup apabila dilakukan dua kali dalam seminggu (

    Depdikbud, 1986 ).

  • 13

    f. Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak terlalu

    berminyak dan terlalu kering serta tidak berketombe dan berkutu.Tujuan

    bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala

    meliputi sebagai berikut :

    1. Pola kebersihan diri klien normal

    2. Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat

    3. Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri

    4. Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri

    5. Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.

    2. Perawatan Mata.

    Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan

    pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun yang

    menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari. Perawat menyertakan dari

    dalam ke luar kantus mata untuk mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam

    kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari washlap digunakan sekali waktu

    untuk mencegah penyebaran infeksi. Jika klien memiliki sekresi kering yang tidak

    dapat diangkat dengan mudah dengan menyeka, maka perawat dapat meletakkan

    kain yang lembab atau kapas pada margin kelopak mata pertama kali untuk

    melunakkan sekresi. Tekanan langsung jangan digunakan diatas bola mata karena

    dapat meyebabkan cedera serius.

    Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering.

    Sekresi bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam

    bila refleks berkedip tidak ada atau ketika mata tidak dapat menutup total. Mata

    dapat dibersihkan dengan kapas steril yang diberi pelembab normal salin steril.

  • 14

    Air mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan untuk itu harus diperoleh dai dokter.

    Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan kecil digunakan pada mata

    karena dapat meyebabkan cedera kornea.

    3. Perawatan Hidung.

    Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan

    membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi personal hygiene

    harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran

    dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai gendang

    telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif. Perdarahan

    hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau

    kekeringan.

    Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan

    menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan

    dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang

    ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap.

    Pengisap nasal merupakan kontra indikasi dalam pembedahan nasal atau otak.

    4. Perawatan Telinga.

    Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian paling luar, bagian

    tengah, dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan daun

    telinga. Telinga bagian tengah terdiri dari ruang yang terdiri dari tiga buah ruang

    tulang pendengaran. Ditelinga bagian dalam terdapat alat keseimbangan tubuh

    yang terletak dalam rumah siput (Depdikbud,1986).Telinga merupakan alat

    pendengaran, sehingga berbagai macam bunyi-bunyi suara dapat didengar.

  • 15

    Disamping sebagai alat pendengaran telinga juga dapat berguna sebagai alat

    keseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat dilakukan dengan

    pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan infeksi telinga.

    Telinga yang sehat yaitu lubang telinga selalu bersih,untuk mendengar jelas dan

    telinga bagian luar selalu bersih.

    5. Perawatan Kuku Kaki dan Tangan.

    Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri dari

    sel-sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari

    kegunaannya ada yang pipih, bulat panjang, tebal dan tumpul (Depdikbud,

    1986).Guna kuku adalah sebagai pelindung jari, alat kecantikan, senjata , pengais

    dan pemegang (Depdikbud ,1986). Bila untuk keindahan bagi wanita karena kuku

    harus relatif panjang, maka harus dirawat terutama dalam hal kebersihannya.

    Kuku jari tangan maupun kuku jari kaki harus selalu terjaga kebersihannya karena

    kuku yang kotor dapat menjadi sarang kuman penyakit yang selanjutnya akan

    ditularkan kebagian tubuh yang lain.

    6. Perawatan Genetalia.

    perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang

    paling butuh perawatan genitalia yang di teliti adalah pasien yang beresiko

    terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat

    diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk

    memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis

    kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan

    pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan

    perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan

  • 16

    kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal

    hygiene.

    7. Perawatan Kulit Seluruh Tubuh

    a. Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar kulit

    dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan

    bagian dalam yang disebut kulit jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara

    garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu lapisan luar

    yang disebut lapisan tanduk dan lapisan dalam yang disebut

    lapisanmalpighi. Kulit jangat terletak disebelah bawah atau sebelah

    dalam dari kulit ari (Depdikbud, 1986).

    b. Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya.

    Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan dariluar, dan perlindungan

    tubuh dari bahaya kuman penyakit. Sebagai pelindung kulitpun sebagai

    pelindung cairan-cairan tubuh sehingga tubuh tidak kekeringan dari

    cairan. Melalui kulitlah rasa panas, dingin dan nyeri dapat dirasakan.

    Guna kulit yang lain sebagai alat pengeluaran ampas-ampas berupa zat

    yang tidak terpakai melalui keringat yang keluar lewat pori-

    pori(Soenarko, 1984).

    c. Kulit yang baik akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga

    perlu dirawat. Pada masa yang modern sekarang ini tersedia berbagai

    cara modern pula berbagai perawatan kulit. Namun cara paling utama

    bagi kulit, yaitu pembersihan badan dengan cara mandi. Perawatan kulit

    dilakukan dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.Tentu saja

    dengan air yang bersih. Perawatan kulit merupakan keharusan yang

  • 17

    mendasar (Depdikbud, 1986).Kulit yang sehat yaitu kulit yang selalu

    bersih, halus, tidak ada bercak-bercak merah, tidak kaku tetapi lentur

    (fleksibel)

    8. Perawatan Subuh Secara Keseluruhan.

    Sedangkan menurut KDM Wahit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns. Nurul

    Chayatin, S.Kep, sama dengan macam Personal Hygiene menurut KDM

    Tarwoto Wartonah hanya saja ditambah dengan :

    9. Perawatan Gigi dan Mulut.

    a. Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna

    makanan. Mulut berupa suatu rongga yangdibatasi oleh jaringan lunak,

    dibagian belakang berhubungan dengan tengggorokan dan didepan

    ditutup oleh bibir.

    b. Lidah terdapat didasar rongga mulut terdiri dari jaringan yang lunakdan

    ujung-ujung syaraf pengecap. Gigi terdiri dari jaringan keras yang

    terdapat di rahang atas dan bawah yang tersusun rapi dalam lengkungan

    (Depdikbud, 1986).

    Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perlu dihaluskan, maka

    makanan tersebut dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah

    berperan sebagai pencampur makanan, penempatan makanan agar dapat

    dikunyah dengan baik danberperan sebagai indera perasa dan pengecap.

    Penampilan wajah sebagian ditentukan oleh tata letak gigi. Disamping itu

    juga sebagai pembantu pengucapan kata-kata dengan jelas danterang

    (Soenarko, 1984).Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain, maka

    mulut dan gigi juga perlu perawatan yang teratur dan sudah dilakukan

  • 18

    sejak kecil. Untuk pertumbuhan gigi yang sehat diperlukan sayur-sayuran

    yang cukup mineral seperti zat kapur, makanan dalam bentuk buah-

    buahan yang mengandung vitamin A atau C sangat baik untuk kesehatan

    gigi dan mulut.

    c. Gosok gigi merupakan upaya atau cara yang terbaik untuk perawatan gigi

    dan dilakukan paling sedikit dua kali dalam sehari yaitu pagi dan pada

    waktu akan tidur. Dengan menggosok gigi yang teratur dan benar maka

    plak yang ada pada gigi akan hilang. Hindari kebiasaan menggigit benda-

    benda yang keras dan makan makanan yang dingin dan terlalu panas

    (Depdikbud, 1986).Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih,

    bercahaya, gigi tidak berlubang dan didukung oleh gusi yang kencang

    dan berwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut

    2.1.4 Manifestasi Klinis/Tanda Dan Gejala

    Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut :

    1. Kulit kepala kotor dan rambut kusam,acak-acakan

    2. Hidung kotor dan telinga juga kotor

    3. Gigi kotor disertai mulut bau

    4. Kulit panjang dan tidak terawat

    5. Kuku panjang-panjang dan tidak terawat

    6. Badan kotor dan pakaian kotor

    7. Penampilan tidak rapi

    Adapun tanda-tanda dari personal hygiene adalah sebagai berikut :

  • 19

    1. Fisik

    a. Badan bau, pakaian kotor

    b. Rambut dan kulit kotor

    c. Kuku panjang dan kotor

    d. Gigi kotor, mulut bau

    e. Penampilan tidak rapi

    2. Psikologis

    a. Malas, tidak ada inisiatif

    b. Menarik diri, isolasi

    c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina

    3. Sosial

    a. Interaksi kurang

    b. Kegiatan kurang

    c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, misalnya : cara makan

    berantakan, buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/ sikat

    gigi, tidak dapat berpakaian sendiri.

    2.1.5 Therapy/Tindakan Penanganan

    Tindakan yang dapat dilakukan keluarga/perawat bagi klien yang tidak

    dapat merawat diri sendiri adalah :

    1. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien

    a. Bina hubungan saling percaya

    b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri

    c. Kuatkan kemampuan klien untuk merawat diri

  • 20

    2. Membimbing dan mendorong klien merawat diri

    a. Bantu klien merawat diri

    b. Ajarkan ketrampilan secara bertahap

    c. Buat kegiatan harian setiap hari

    d. Ingatkan setiap kegiatan

    e. Beri pujian serta kegiatan yang positif

    3. Ciptakan lingkungan yang mendukung

    a. Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (misal : sabun, odol, baju,dll)

    b. Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi klien

    4. Sikap keluarga

    a. Sabar dan selalu siap membantu

    b. Menerima dan memuji setiap upaya klien saat merawat diri

    c. Tidak mencela atau menghina

    5. Membantu klien untuk melakukan perawatan diri

    6. Memberikan health education agar klien tahu dan sadar bahwa kebersihan

    diri penting dijaga.

    2.2 Pengertian dan Batasan Usia Anak

    Berdasarkan konvensi hak-hak Anak yang disetujui oleh majelis umum

    perserikatan bangsa-bangsa pada tanggal 20 November 1989, bagian 1 pasal 1,

    yang dimaksud Anak adalah setiap orang berusia dibawah usia 18 tahun, kecuali

    berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak di tentukan bahwa usia

    dewasa dicapai lebih awal.

    Udang-udang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-

    undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan Anak, pasal 1 ayat 1, yang

  • 21

    dimaksud Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 ( delapan belas ) tahun,

    termaksud anak yang masih dalam kandungan. Jadi batasan usia anak menurut

    undang-undang yang berlaku di Indonesia adalah anak sejak di dalam kandungan

    ( sebelum dilahirkan ) hingga berusia 18 tahun kurang 1 hari.

    2.3 Pembagian Kelompok Umur Anak

    Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

    Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, pembagian

    kelompok usia anak sebagai berikut :

    1. Tahap usia 0 - < 2 tahun, terdiri dari kelompok usia :

    a. < 3 bulan

    b. 3 - < 6 bulan

    c. 6 - < 9 bulan

    d. 9 - < 12 bulan

    e. 12 - < 18 bulan

    f. 18 - < 24 bulan

    2. Tahap usia 2 - < 4 tahun, dari kelompok usia :

    a. 2 - < 3 tahun

    b. 3 - < 4 tahun

    3. Tahap usia 4 - ≤ 6 tahun, terdiri dari kelompok usia :

    a. 4 - < 5 tahun

    b. 5 - ≤ 6 tahun

    Sedangkan pembagian kelompok umur Anak yang dipakai dalam program

    kesehatan di Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut :

  • 22

    1. Bayi : umur 0 - < 1 tahun

    2. Balita : umur 0 - < 5 tahun

    3. Anak balita : umur 1 - < 5 tahun

    4. Anak Prasekolah : umur 5 - < 6 tahun

    5. Anak remaja : ( 10 - < 13 tahun ) dan Remaja ( 13 - < 18 tahun )

    6. Anak usia sekolah : 6 - < 18 tahun

    2.4 Definisi Operasional ( DO ) untuk kelompok umur anak

    1.Bayi adalah Anak yang berumur di bawah 1 tahun atau sebelum mencapai

    hari ulang tahun yang pertama. Jadi Anak yang berusia tepat 1 tahun

    tidak termaksud dalam kelomopok bayi tetapi sudah masuk dalam

    kelompok balita dan / Anak balita. Tahun atau sebelum mencapai hari

    ulang tahun yang ke 5. Anak yang berusia tepat 5 tahun tidak termaksud

    dalam kelompok balita tetapi sudah masuk ke dalam kelompok Anak

    Prasekolah. Sedangkan yang disebut :

    2.Anak Balita adalah kelompok Anak yang berumur 1 sampai 5 tahun.

    Anak yang berusia tepat 5 tahun sudah masuk didalam kelompok Anak

    Prasekolah.

    3.Anak Prasekolah adalah kelompok Anak yang berumur antara 5 sampai

    6 tahun kurang 1 hari. Anak yang berusia tepat 6 tahun masuk kedalam

    kelompok Anak usia sekolah.

    4.Anak Usia Sekolah adalah Anak yang berumur 6 sampai 18 tahun. Anak

    yang berusia tepat 18 tahun atau lebih sudah masuk ke dalam kelompok

    dewasa.

    5.Anak Pra Remaja adalah kelompok Anak yang berumur 10 - < 13 tahun.

  • 23

    6.Anak Remaja adalah Anak berumur 13 - < 18 tahun.

    2.5 Konsep Scabies

    2.5.1 Pengertian Scabies

    Scabies adalah penyakit kulit yang di sebabkan oleh tungau (mite)

    Sarcoptes Scabeis termasuk dalam kelas Arachinida. Penyakit ini juga mudah

    menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia, dan sebaliknya

    (Widodo, 2013).

    Menurut Sarwiji (2011) Scabies merupakan infeksi kulit yang disebabkan

    oleh infestasi Sarcoptes Scabiei var hominis (kutu mite yang membuat gatal) yang

    memancing reaksi sensitivitas.

    Scabies muncul diseluruh dunia dan mudah terjangkit oleh kepadatan

    penduduk tinggi dan kebersihan buruk, dan bisa endemik.

    2.5.2 Etiologi Scabies

    Penyebab Penyakit Scabies sudah lama dikenal lebih dari 100 tahun yang

    lalu sebagai akibat infestasi tungau yang dinamakan Acarus scabiei atau pada

    manusia Sarcoptes scabiei varian hominis.Sarcoptes scabiei termasuk filum

    Arthropoda, kelas Arachinda, ordoAcarina, super famili Sarcoptes (Djuanda,

    2010). Sedangkan secara morfologi merupakan tungau kecil yang berbentuk oval

    dan gepeng, berwarna putih kotor, trans Selain itu, penyebabnya adalah kondisi

    kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi

    ruangan yang lembab, dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung.

    Penyakit scabies juga menular dengan cepat pada komunitas yang tinggal bersama

    seperti di masyarakat. Scabies ditularkan oleh kutu betina yang telah dibuahi

    melalui kontak fisik yang erat. Penularan melalui pakaian dalam, handuk, seprei,

  • 24

    tempat tidur, perabot rumah, jarang terjadi. Kutu dapat hidup diluar kulit hanya 2-

    3 hari dan pada suhu kamar 21°C dengan kelembapan relatif 40-80% (Harahap,

    2000).

    2.5.3 Patofisiologi Scabies

    Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan

    tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau

    bergan dengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul

    pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan lehsensitisasi terhadap

    secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah

    infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya

    papul, vesikel, danurtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta,

    dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari

    lokasi tungau. (Djuanda, 2010).

    2.5.4 Klasifikasi Scabies

    Cara Penularan Penularan penyakit scabies dapat terjadi secara langsung

    maupun tidak langsung, adapun cara penularannya adalah :

    1. Kontak langsung (kulit dengan kulit). Penularan scabies terutama melalui

    kontak langsung seperti berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual.

    Pada orang dewasa hubungan seksual merupakan hal tersering, sedangkan

    pada anak-anak penularan didapat dari orang tua atau temannya.

    2. Kontak tidak langsung (melalui benda) Penularan melalui kontak tidak

    langsung, misalnya melalui perlengkapan tidur, pakaian atau handuk dahulu

    dikatakan mempunyai peran kecil pada penularan. Namun demikian,

    penelitian terakhir menunjukkan bahwa hal tersebut memegang peranan

  • 25

    penting dalam penularan scabies dan dinyatakan bahwa sumber penularan

    utama adalah selimut (Djuanda, 2010).

    Diagnosa dapat ditegakkan dengan menentukan 2 dari 4 tanda dibawah Ini

    bawah ini (Al-Falakh, 2009) :

    a. Pruritus noktural yaitu gatal pada malam hari karena aktifitas tungau

    yang lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas.

    b. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam

    keluarga,biasanya seluruh anggota keluarga, begitu pula dalam sebuah

    perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang

    berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut.Dikenal keadaan

    hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena.

    c. Adanya kunikulus (terowongan) pada tempat-tempat yang dicurigai

    berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau

    berkelok,rata-rata 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papula

    (tonjolan padat) atau vesikel (kantung cairan). Jika ada infeksi sekunder,

    timbul polimorf (gelembung leokosit).

    d. Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat

    ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.Gatal yang hebat

    terutama pada malam sebelum tidur. Adanya tanda : papula (bintil),

    pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan).

    Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah, iritasi dan rasa gatal pada kulit

    yang umumnya muncul di sela-sela jari, selangkangan dan lipatan paha, dan

    muncul gelembung berair pada kulit (Djuanda, 2010).

  • 26

    Diagnosis Banding :

    1. Prurig : Biasanya berupa papul, gatal, predileksi bagian ekstensorekstremitas,

    dan biasanya gatal pada malam hari.

    2. Gigitan serangga : Timbul setelah gigitan berupa urtikaria dan Papul.

    3. Folikulitis: Nyeri, pustula miliar dikelilingi eritema (Siregar, 2005).

    2.5.5 Manifestasi Klinis Scabies

    Widodo (2013) menyatakan bahwa gejala klinis dari scabies adalah

    muncul bintik-bintik merah pada kulit (rash) , iritasi, rasa yang sangat gatal pada

    malam hari (pruritus nokturia) akibat reaksi alergi terhadap ekskresi dan sekresi

    yang keluar dari tubuh tungau. Biasanya gejala ini muncul satu bulan setelah

    serangan dari tungau tersebut. Gejala klinis utama pada scabies adalah gatal pada

    malam hari atau bila cuaca panas serta pasien berkeringat karena meningkatnya

    aktivitas tungau saat suhu tubuh meningkat. Tempat predileksinya biasanya

    merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan,

    pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipatan aksilaris bagian depan,

    lipatan paha, areola mammae (wanita), umbilikus, pantat, genetalia, garis

    pinggang, kepala dan leher (bayi), eksterna (pria), dan perut bagian bawah.

    Gejala lain yang ditimbulkan scabies adalah munculnya garis halus yang

    berwarna kemerahan di bawah kulit yang merupakan terowongan yang digali oleh

    Sarcoptes betina dengan panjang sekitar 2 cm, muncul gelembung berair pada

    kulit, lesi yang muncul di kulit umumnya simetris biasanya menyebabkan

    ekskoriasi (akibat garukan mendalam), dan dapat muncul sebagai (nodulus

    eritematosus). Pada scabies yang kronis, kulit penderita dapat menebal

    (likenifikasi) dan tampak berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi). Erupsi dapat

  • 27

    meluas tanpa mengenal batas predileksi yang disebabkan oleh reaksi alergi

    (Sarwiji, 2011).Terdapat empat tanda kardinal Handoko dalam buku Adhi

    Djuanda (2007) menyatakan adanya pruritus nokturina yang artinya gatal pada

    malam hari, menyerang manusia dalam kelompok, adanya terowongan (kunikulus)

    pada tempat-tempat predileksi berwarna putih atau keabu-abuan yang terdapat

    papul atau vesikel, dan yang terakhir ditemukannya tungau.

    2.5.6 Komplikasi Scabies

    Rasa gatal pada gejala yang ditimbulkan oleh scabies dapat merangsang

    penderita untuk menggaruk sehingga dapat terjadi infeksi sekunder pada lesi

    scabies (Boediardja et al., 2003).

    2.5.7 Penatalaksanaan Scabies

    Pengobatan Scabies dapat dilakukan dengan delousing, yaitu shower

    dengan air yang sudah dilarutkan bubuk DDT (Diclboro Diphenyl Trichloroetan).

    Selain itu menjaga kebersihan dengan mandi secara teratur setiap hari perlu

    dilakukan. Semua pakaian seperti sprei, dan handuk yang digunakan harus dicuci

    secara teratur dan bila perlu direndam dengan air panas (Widodo, 2013).

    Menurut Djuanda (2007) pengobatan lain yaitu dengan mengolesi salep

    yang mempunyai daya miticid baik dari zat kimia organik maupun non organik

    seperti :

    1. Belerang endap (sulfur presipitatum) Dengan kadar 4-20% dalam

    bentuk salep atau krim. Tetapi salep ini tidak efektif terhadap

    stadium telur, sehingga penggunannya tidak boleh kurang dari 3 hari.

    Kekurangannya yang lain adalah berbau dan mengotori pakaian dan

  • 28

    kadang-kadang menimbulkan iritasi. Dapat di pakai pada bayi

    berumur kurang dari dua tahun.

    2. Emulsi benzil-benzoas (20-25%) Efektif terhadap semua stadium,

    diberikan setiap malam selama tiga hari. Tetapi dapat menimbulkan

    iritasi, dan kadang-kadang semakin gatal setelah digunakan.

    3. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan atau gammexane) Dengan

    kadar 1% dalam krim atau lotion, dan gel yang tidak berbau dan

    tidak berwarna. Obat ini dapat membunuh tungau.Scabiei dan nimfa

    serta mencegah menetasnya telur, efektif terhadap semua stadium

    dan jarang menimbulkan iritasi. Krim ini tidak dianjurkan pada anak

    di bawah enam tahun dan wanita hamil. Cara pemakaiannya dengan

    mengoleskan ke seluruh tubuh, didiamkan selama 12-24 jam lalu

    dicuci bersih. Pemberiannya cukup sekali, kecuali jika masih ada

    gejala diulangi satu minggu kemudian. Pemberian ulang

    dimaksudkan untuk membunuh larva yang menetas dan tidak mati

    oleh pengobatan sebelumnya.Penggunaan yang berlebihan dapat

    memberikan toksik terhadap susunan saraf pusat (neurotoksik).

    4. Krotamiton Dengan kadar 10% dalam krim atau lotion, mempunyai

    dua efek sebagai anti scabies dan antigatal, dan harus dijauhkan dari

    mata, mulut, dan uretra.Dapat membunuh tungau Scabiei tetapi tidak

    mempunyai efektivitas yang tinggi terhadap scabies, tidak

    mempunyai efek sistemik serta aman digunakan pada wanita hamil,

    bayi, dan anak-anak. Cara pemakaiannya dengan dioleskan dan

    digosok ke seluruh tubuh selama dua malam kemudian dicuci

  • 29

    bersih.Efek sampingnya yaitu dapat menimbulkan iritasi apabila

    digunakan dalam jangka waktu yang lama. Untuk memperoleh hasil

    yang lebih efektif dapat dilanjutkan sampai lima hari terutama bayi

    dan anak.

    5. Permetrin Dengan kadar 5% dalam krim, merupakan sintesa

    piretroid dan aman karena efek toksisitasnya terhadap mamalia

    sangat rendah, dan kemungkinan keracunan karena salah

    penggunaan sangat kecil. Hal ini karena hanya sedikit obat yang

    diabsorbsi dan obat di metabolisme secara cepat dan belum pernah

    dilaporkan resistensi terhadap permetrin.Cara pemakaiannya dengan

    dioleskan ke seluruh tubuh, didiamkan selama 8-12 jam, kemudian

    dicuci bersih. Penggunaannya cukup sekali, bila belum sembuh

    diulangi setelah satu minggu. Tidak dianjurkan pada bayi di bawah

    umur dua bulan.

    6. Ivermektin Bahan semi sintetik yang dihasilkan Streptomyces

    avermitilis, merupakan antiparasit yang strukturnya mirip antibiotik

    makrolid. Obat iini adalah suatu lakton makrosiklik dan sangat

    efektif sebagai anti parasit berspektrum luas untuk melawan berbagai

    jenis nematoda dan artropoda termasuk kutu, tungau, dan kutu

    anjing. Diberikan secara oral dengan dosis tunggal 200 µg/kgBB.

    Dianjurkan pada anak berusia lebih dari lima tahun. Selain

    pengobatan yang telah disebutkan diatas, untuk mengatasi rasa gatal

    yang tetap ada sampai beberapa minggu setelah pemberian terapi

  • 30

    anti scabies yang adekuat dapat diberikan obat anti pruritus misalnya

    antihistamin.

    2.5.8 Pencegahan Scabies

    Menurut Sembel (2009) untuk mencegah penularan penyakit scabies dapat

    melakukan :

    1. Meningkatkan kebersihan individu seperti :

    a. Mandi minimal dua kali dalam satu hari dengan menggunakan sabun

    mandi dan air serta menggosok badan ketika mandi.

    b. Mencuci rambut menggunakan shampo minimal dua kali dalam satu

    minggu.

    c. Memelihara kebersihan kuku.

    d. Mencuci tangan.

    e. Mengganti pakaian jika sudah kotor.

    2. Meningkatkan kebersihan lingkungan seperti :

    a. Semua pakaian, sprei, handuk, selimut yang pernah dipakai oleh

    penderita harus direndam dalam air panas.

    b. Tempat tidur harus dibersihkan dengan baik dan disemprot dengan

    acarisida.

    c. Menjemur pakaian, sprei, handuk, selimut di bawah sinar matahari.

    d. Menjemur kasur atau pengalas tidur satu kali dalam satu minggu.

    3. Menghindari kontak langsung dengan penderita scabies.

    a. Tidak memakai handuk, selimut atau pakaian penderita secara

    bergantian.

  • 31

    2.5.9 Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit Kulit Scabies

    1. Pengetahuan

    Definisi Pengetahuan (Menurut Soekanto, 2002) adalah hasil tahu dan hal

    ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap objek

    tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

    telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan

    seseorang (Notoadmojo, 2007).

    a. Tingkat Pengetahuan

    Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

    tingkatan, yaitu :

    1. Tahu

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

    dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

    ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

    seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

    diterima. Oleh sebab itu,tahu merupakan tingkat pengetahuan

    yang paling rendah.

    2. Memahami

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

    menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

    dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang

    telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

    menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan

    meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

  • 32

    3. Aplikasi

    Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

    menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

    kondisi real (sebenarnya).

    4. Analisis

    5. Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

    atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

    dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu

    sama lain.

    6. Sintesis

    Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menyambungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

    keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah

    kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari

    formulasi-formulasi yang ada.

    7. Evaluasi

    Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

    penilaian terhadap suatu materi atau objek (Meliono, 2007).

    Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian

    antara lain Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh :

    a. Pendidikan.

    Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku

    seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan

    seseorang melalui upaya pengajaran dan pelatihan baik di

  • 33

    sekolah ataupun di luar sekolah. Makin tinggi pendidikan,

    makin mudah seseorang menerima pengetahuan. Tingkat

    pendidikan juga mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih

    menerima ide-ide dan teknologi baru. Pendidikan juga

    merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi

    seseorang, karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah

    mengambil keputusan dan bertindak.

    b. Usia.

    Semakin banyak usia seseorang, maka semakin bijaksana dan

    banyak pengalaman/hal yang telah dijumpai dan dikerjakan

    untuk memiliki pengetahuan. Dengan pengetahuan tersebut

    seseorang dapat mengembangkan kemampuan dalam

    mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari

    keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari

    masalah nyata.

    c. Sumber Informasi

    Seseorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak

    akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Informasi yang

    diperoleh dari beberapa sumber akan mempengaruhi tingkat

    pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh

    informasi, maka cenderung memiliki pengetahuan yang lebih

    luas.

  • 34

    d. Sumber Pengetahuan

    Berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh manusia untuk

    memperolehpengetahuan.Upaya-upaya serta cara-cara tersebut

    yang dipergunakan dalam memperoleh pengetahuan,yaitu :

    1. Orang yang Memiliki Otoritas

    Salah satu upaya seseorang mendapatkan pengetahuan yaitu

    dengan bertanya pada orang yang memiliki otoritas atau

    yang dianggapnya lebih tahu. Pada zaman modern ini,

    orang yang ditempatkan memiliki otoritas, misalnya dengan

    pengakuan melalui gelar, termasuk juga dalam hal ini

    misalnya, hasil publikasi resmi mengenai kesaksian otoritas

    tersebut, seperti buku-buku atau publikasi resmi

    pengetahuan lainnya.

    2. Indera

    Indera adalah peralatan pada diri manusia sebagai salah satu

    sumber internal pengetahuan. Dalam filsafat science

    modern menyatakan bahwa pengetahuan pada dasarnya

    adalah dan hanyalah pengalaman-pengalaman konkrit kita

    yang terbentuk karena persepsi indera, seperti persepsi

    penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan

    pencicipan dengan lidah.

  • 35

    3. Akal

    Dalam kenyataannya ada pengetahuan tertentu yang bisa

    dibangun oleh manusia tanpa harus atau tidak bisa

    mempersepsinya dengan indera terlebih dahulu.

    Pengetahuan dapat diketahui dengan pasti dan dengan

    sendirinya karena potensi akal.

    4. Intuisi Salah satu sumber pengetahuan yang mungkin

    adalah intuisi atau pemahaman yang langsung tentang

    pengetahuan yang tidak merupakan hasil pemikiran yang

    sadar atau persepsi rasa yang langsung. Intuisi dapat berarti

    kesadaran tentang data-data yang langsung dirasakan

    (Notoatmodjo, 2007).

    2. Sanitasi Lingkungan

    Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang

    mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih,dan

    sebagainya (Notoadmojo 2007).

    Sedangkan Sanitasi lingkungan bertujuan untuk meningkatkan dan

    mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang

    mempengaruhi kesejahteraan manusia. Persyaratan kesehatan perumahan

    dan pemukiman adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib di penuhi

    dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim dari

    bahaya atau gangguan kesehatan (Soedjadi, 2003).

  • 36

    a. Sarana air bersih

    Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan; juga manusia selama

    hidupnya selalu memerlukan air. Dengan demikian semakin naik

    jumlah penduduk serta perkembangan pertumbuhannya semakin

    meningkat atau tinggi karena kesulitan masyarakat dalam air bersih.

    Beban pengotoran air juga bertambah cepat sesuai dengan cepatnya

    pertumbuhan.Sebagai akibatnya saat ini, sumber air bersih menjadi

    semakin langka. Laporan keadaan lingkungan di dunia tahun 1992

    menyatakan bahwa air sudah saatnya dianggap sebagai benda

    ekonomi. Karena itu pengelolaan sumber daya air menjadi sangat

    penting pengelolaannya sumber daya air ini sebaiknya dilakukan

    secara terpadu, baik dalam pemanfaatannya maupun dalam

    pengelolaan kualitas (Slamet, 2002). Melihat kesehatan masyarakat,

    penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan

    masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan

    timbulnya penyakit dimasyarakat. Pada scabies keadaan tersebut bisa

    menjadi tempat penularan melalui kontak tidak langsung meggunakan

    pakaianpada saat mencuci baju menggunakan air tidak bersih

    (Chandra,2007).

    b. Saluran atau Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)

    Sarana pembuangan air limbah yangsehat yaitu yang dapat

    mengalirkan air limbah dari sumbernya seperti dapur dan kamar

    mandi ke tempat penampungan air limbah dengan lancar tanpa

    mencemari lingkungan (Pamsimas, 2010).

  • 37

    c. Sarana pembuangan sampah

    Sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat

    sebagai akibat aktivitas manusia yang dianggap tidak bermanfaat dan

    tidak dikehendaki oleh pemiliknya atau dibuang sebagai barang tidak

    berguna.Gangguan yang ditimbulkan oleh sampah adalah pencemaran

    lingkungan, sumber penyakit, terjadi kecelakaan, mengganggu

    pemandangan dan terjadi kecelakaan.

    d. Sarana pembuangan kotoran (jamban)

    Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan

    mengumpulkan kotoran manusia dalam tempat tertentu.Pengumpulan

    tersebut bertujuan untuk mencegah terjadi penyebab atau penyebar

    penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman.

    Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan terjadinya

    penyakit.Berdasarkan penelitian Yasin (2009) disebutkan bahwa

    terdapat perbedaan kejadian scabies yang bermakna antara seseorang

    yang hidup dengan sanitasi lingkungan yang baik dengan seseorang

    yang hidup dengan sanitasi lingkungan yang buruk.

    Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian penyakit

    scabies Sanitasi Lingkungan Fisik Rumah dipengaruhi oleh :

    1. Kepadatan Penghuni

    Kepadatan penghuni adalah perbandingan antara luas lantai

    rumah dengan jumlah anggota keluarga dalam suatu rumah

    tinggal. Secara umum, penilaian kepadatan penghuni dengan

    menggunakan ketentuan standar minimum, yaitu kepadatan

  • 38

    penghuni yang memenuhi syarat kesehatan diperoleh dari hasil

    bagi antara luas lantai dengan jumlah penghuni 8 m2/orang

    (Indonesia. 2011).

    2. Kelembaban Udara

    Kelembaban udara adalah persentase jumlah kandungan air

    dalam udara. Secara umum, penilaian kelembaban dalam rumah

    dengan menggunakan hygrometer dengan kriteria memenuhi

    syarat kesehatan yaitu dengan kelembaban 40-70% (Indonesia.

    2011).

    3. Pencahayaan Alami

    Pencahayaan alami ruangan adalah penerangan yang bersumber

    dari sinar matahari (alami), yaitu semua jalan yang

    memungkinkan untuk masuknya cahaya alamiah, misalnya

    melalui jendela atau genting kaca. Syarat pencahayaan alam

    dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat

    menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan

    tidak menyilaukan. Pencahayaan yang memenuhi syarat

    kesehatan berkisar antara intensitas cahaya 60-120 lux

    (Indonesia. 2011).

    4. Suhu

    Suhu adalah panas atau dinginnya udara yang dinyatakan dengan

    satuan derajat tertentu. Secara umum, penilaian suhu rumah

    dengan menggunakan thermometer ruangan dengan suhu kamar

    yang memenuhi syarat kesehatan adalah antara 18-30˚C.

  • 39

    5. Ventilasi

    Ventilasi adalah usaha untuk memenuhi kondisi atmosfer yang

    menyenangkan dan menyehatkan manusia. Secara umum,

    penilaian ventilasi rumah dengan cara membandingkan antara

    luas ventilasi dan luas lantai rumah. Menurut indikator

    pengawasan rumah, luas ventilasi yang memenuhi syarat

    kesehatan adalah 10% luas lantai rumah dan luas ventilasi yang

    tidak memenuhi syarat kesehatan adalah

  • 40

    2.6.2 Anatomi Kulit

    Kulit terletak pada bagian tubuh yang paling luar. Luas kulit orang dewasa

    1,5 m2 dengan berat kira – kira 15% berat badan. Rata – rata tebal kulit 1-2 mm.

    Paling tebal 6 mm yaitu ada di telapak tangan dan kaki dan yang paling tipis ada

    di penis. Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok yaitu epidermis , dermis atau korium

    dan jaringan subkutan atau subkutis (Harahap, 2000).

    2.6.3 Lapisan Kulit

    Kulit terdiri dari beberapa lapisan, yaitu :

    1. Epidermis, terbagi atas empat lapisan yaitu basal atau stratum

    germinativum, lapisan malphigi atau stratum spinosum, lapisan

    granular atau stratum granulosum dan lapisan tanduk atau stratum

    korneum.

    2. Dermis atau korium merupakan lapisan di bawah epidermis dan di atas

    jaringan subkutan.

    3. jaringan subkutan (subkutis atau hipodermis) merupakan lapisan yang

    langsung dibawah dermis (Harahap, 2000).

    2.6.4 Fungsi Kulit

    Menurut Harahap (2000), Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam

    untuk menyesuaikan tubuh dengan lingkungan. Fungsi kulit adalah sebagai

    berikut :

    1. Pelindung

    Jaringan tanduk sel epidermis paling luar membatasi masuknya

    benda-benda dari luar dan keluarnya cairan berlebihan dari dalam

  • 41

    tubuh. Melanin yang memberi warna pada kulit dari akibat buruk

    sinar ultra violet.

    2. Pengatur Suhu

    Di waktu suhu dingin peredaran di kulit berkurang guna

    mempertahankan suhu badan. Pada waktu suhu panas, peredaran

    darah di kulit meningkat dan terjadi penguapan keringat dari

    kelenjar keringat, sehingga suhu tubuh dapat dijaga tidak terlalu

    panas.

    3. Penyerapan

    Kulit dapat menyerap bahan tertentu seperti gas dan zat larut dalam

    lemak lebih mudah masuk kedalam kulit dan masuk ke peredaran

    darah, karena dapat bercampur dengan lemak yang menutupi

    permukaan kulit masuknya zat-zat tersebut melalui folikel rambut

    dan hanya sekali yang melalui muara kelenjar keringat.

    4. Indera Perasa

    Indera perasa di kulit karena rangsangan terhadap sensoris dalam

    kulit. Fungsi indera perasaan yang utama adalah merasakan nyeri,

    perabaan, panas dan dingin.

    2.6.5 Penyakit Kulit

    Salah satu bagian tubuh yang cukup sensitif terhadap berbagai macam

    penyakit adalah kulit. Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi

    tubuh dari pengaruh lingkungan. Lingkungan yang sehat dan bersih akan

    membawa efek yang baik bagi kulit. Demikian pula sebaliknya, lingkungan yang

  • 42

    kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit antara lain

    penyakit kulit (Harahap, 2000).

    Faktor- faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi penyakit kulit

    adalah iklim yang panas dan lembab yang memungkinkan bertambah suburnya

    jamur, kebersihan perorangan yang kurang baik dan faktor ekonomi yang kurang

    memadai (Harahap, 2000).

    Salah satu faktor yang menyebabkan penyakit kulit adalah kebersihan

    perorangan yang meliputi kebersihan kulit, kebersihan rambut dan kulit kepala,

    kebersihan kuku, intensitas mandi dan lain- lain (Potter, 2005).

    Menurut Sudoyo (2006), penyakit kulit adalah peradangan kulit yang

    menimbulkan reaksi peradangan yang terasa gatal, panas dan berwarna merah.

    Penyakit kulit terjadi pada orang-orang yang kulitnya terlalu peka, kadang-kadang

    menunjukkan sedikit gejala dan kadang-kadang dalam kondisi yang parah.

    Menurut Diana (2004), penyakit kulit adalah suatu penyakit yang

    berhubungan dengan jaringan penutup permukaan tubuh dan bersifat relatif

    ringan. Meskipun bersifat relatif ringan, apabila tidak ditangani secara serius,

    maka hal tersebut dapat memperburuk kondisi kesehatan.

    Penyakit kulit menurut Ganong (2006), merupakan peradangan kulit

    epidermis dan dermis sebagai respons terhadap faktor endogen berupa alergi atau

    eksogen berasal dari bakteri dan jamur. Gambarannya polimorfi, dalam artian

    berbagai macam bentuk, dari bentol-bentol, bercak-bercak merah, basah, keropeng

    kering, penebalan kulit disertai lipatan kulit yang semakin jelas, serta gejala utama

    adalah gatal. Dermatitis termasuk penyakit kulit yang menyebalkan, karena

    kekambuhannya, serta penyebabnya yang sukar untuk dicari dan ditentukan. Sifat

  • 43

    dermatitis adalah residif, dalam artian bisa kambuh-kambuhan, tergantung dari

    jenisnya dan faktor pencetusnya, maka kekambuhan bisa dihindari. Sebagai

    contoh Dermatitis Numularis yang memiliki bentuk seperti koin-koin (uang

    logam) yang basah dan gatal.

    2.6.6 Penyebab Penyakit Kulit

    Menurut Fregert (1988), jumlah agen yang menjadi penyebab penyakit

    kulit sangat banyak antara lain :

    a. Agen-agen fisik, antara lain disebabkan oleh tekanan atau gesekan, kondisi

    cuaca, panas, radiasi dan serat-serat mineral. Agen-agen fisik menyebabkan

    trauma mekanik, termal atau radiasi langsung pada kulit. Kebanyakan iritan

    kulit langsung merusak kulit dengan jalan : mengubah pHnya, bereaksi

    dengan protein-proteinnya (denaturasi), mengekstrasi lemak dari lapisan

    luarnya, merendahkan daya tahan kulit.

    b. Agen-agen kimia, terbagi menjadi 4 kategori yaitu :

    1. Iritan primer berupa asam, basa, pelarut lemak, deterjen, garam-garam

    logam.

    2. Sensitizer berupa logam dan garam-garamnya, senyawa-senyawa yang

    berasal dari anilin, derivat nitro aromatik, resin, bahan-bahan kimia

    karet, obat-obatan, antibiotik, kosmetik, tanam-tanaman, dan lain-lain.

    3. Agen-agen aknegenik berupa nafialen dan bifenil klor, minyak mineral,

    dll.

    4. Photosensitizer berupa antrasen, pitch, derivat asam amni benzoat,

    hidrokarbon aromatik klor, pewarna akridin, dll.

  • 44

    5. Agen-agen biologis, seperti mikroorganisme, parasit kulit dan produk-

    produknya.Jenis agen biologis ini umumnya merupakan zat pemicu

    terjadinya penyakit kulit. Zat kimia dapat menyebabkan penyakit kulit.

    Zat kimia tersbut anatar lain adalah kromium, nikel, cobalt, dan merkuri.

    2.6.7 Jenis-Jenis Penyakit Kulit

    Beberapa penyakit kulit adalah sebagai berikut :

    1. Penyakit kulit karena infeksi bakteri adalah skrofuloderma,

    tuberkolosis kutis verukosa, kusta (lepra), patek. Gangguan kulit

    karena infeksi bakteri pada kulit yang paling sering adalah pioderma.

    Gambar 2.1. Pioderma

    2. Penyakit kulit karena parasit dan insekta adalah scabies, pedikulosis

    kapitis, pedikulosis korporis, pedikulosis pubis, creeping eruption,

    amebiasis kutis, gigitan serangga, trikomoniasis.

  • 45

    Gambar 2.2 Scabies

    3. Penyakit kulit karena jamur adalah Pitariasis Versikolor (panu),

    tinea nigra palmaris, tinea kapitis, tinea barbae, tinea korporis,

    tinea imbrikata, tinea pedis,tinea manus, tinea kruris, kandidiasis,

    sporotrikosis, aktinomikosis, kromomikosis, fikomikosis, misetoma.

    Gambar 2.3 Pitariasis Versikolor (Panu)

    4. Gangguan kulit karena infeksi jamur pada kulit yang paling sering

    adalah Pitariasis Versikolor (panu), penyebab Pitariasis Versikolor

    (panu) adalah Malazessia furfur ini akan terlihat sebagai spora yang

    bundar dengan dinding yang tebal atau dua lapis dinding, ditemukan

    dalam kelompok bersama pseudohifa yang biasanya pendek seperti

  • 46

    gambaran spaghetti dan meatballs. Pitariasis Versikolor (panu)

    terjadi bila terdapat perubahan keseimbangan hubungan antara

    hospes dengan ragi sebagai flora normal kulit. Keadaan yang

    mempengaruhi keseimbangan antara hospes dengan ragi tersebut

    diduga adalah faktor lingkungan atau faktor suseptibilitas individual.

    Faktor lingkungan di antaranya adalah lingkungan mikro pada kulit

    misalnya kelembaban kulit. Sedangkan faktor individual antara lain

    adanya kecenderungan genetik, atau adanya penyakit yang

    mendasari misalnya sindrom chusing atau malnutrisi.

    a. Lesi Pitariasis Versikolor dijumpai di bagian atas dada dan

    meluas ke lengan atas, leher dan perut atau tungkai atas/bawah.

    Lesi khususnya dijumpai pada bagian yang tertutup atau

    mendapat tekanan pakaian, misalnya pada bagian yang tertutup

    pakaian dalam. Keluhan Pitariasis Versikolor yang di alami

    penderita adalah adanya bercak/ macula berwarna putih

    (hipopigmentasi) atau kecoklatan (hiperpigmentasi) dengan rasa

    gatal ringan yang munculnya saat berkeringat. Pada kulit hitam

    atau coklat umumnya berwarna putih sedang pada kulit putih

    atau terang cenderung berwarna coklat atau kemerahan

    (Soebono, 2001).

    b. Gangguan kulit karena infeksi bakteri pada kulit yang paling

    sering adalah dermatofitosis (kurap)(Harahap, 2000).

    Dermatofitosis (kurap) yang terdiri atas tinea kapitis menyerang

    kulit kepala, tinea korporis pada permukaan kulit, tinea kruris

  • 47

    pada lipatan kulit, tinea pedis pada sela jari kaki (athlete's foot),

    tinea manus pada kulit telapak tangan, tinea imbrikata berupa

    sisik pada kulit di daerah tertentu, dan Tinea Ungium (pada

    kuku) (Wed, 2004).

    c. Umumnya berbentuk sisik kemerahan pada kulit atau sisik putih.

    Pada kuku, terjadi peradangan di sekitar kuku, dan bisa

    menyebabkan bentuk kuku tak rata permukaannya, berwarna

    kusam, atau membiru. Keluhan yang dialami penderita tinea

    kapitis, tinea korporis, tinea imbrikata, tinea pedis dan tinea

    kruris adalah rasa gatal.

    5. Penyakit kulit alergi adalah dermatitis kontak toksik, dermatitis

    kontak alergik, dermatitis okupasional, dermatitis atopic, dermatitis

    stasis, dermatitis numularis, dermatitis solaris, pompliks, eritema

    nodosum dan lain-lain. (Harahap, 1990).

    Gambar 2.4 Penyakit Kulit Alergi

    a. Pada umumnya keluhan gangguan pada kulit adalah rasa gatal-gatal (saat

    pagi, siang, malam, ataupun sepanjang hari), muncul bintik-bintik merah/

    bentolbentol/ bula-bula yang berisi cairan bening ataupun nanah pada kulit

  • 48

    permukaan tubuh timbul ruam-ruam (Graham, 2005).Pada infeksi jamur

    superfisial, yang terinfeksi adalah kulit (epidermis), selaput lendir mulut

    dan genitalia, kuku, dan rambut. Seseorang mendapat penyakit ini

    mungkin disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

    1. Predisposisi

    2. Pekerjaan

    3. Perubahan pH kulit atau metabolisme kulit

    4. Daya tahan tubuh seseorang yang menurun

    5. Menderita penyakit kronik atau tumor ganas

    6. Kebersihan perorangan yang kurang baik

    7. Gangguan hormonal

    Sumber penularan bisa dari tanah (geophilic), hewan (zoophilic), atau manusia

    (antrophilic) (Harahap, 2000).

    2.6.8 Patofisiologi Penyakit Kulit

    Personal Hygiene yang kurang dan menurunnya daya tahan tubuh

    menyebabkan bakteri, virus, jamur dan parasit mudah masuk ke dalam tubuh.

    Pada penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri dan virus, infeksi dapat

    menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Sedangkan pada penyakit kulit

    akibat infestasi parasit seperti sarcoptes scabiei yang hidup dirambut dan bertelur

    disana. Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa dan dewasa. Kelainan

    kulit yang timbul akibat dari garukan gatal akibat sensitisasi terhadap sekret dan

    exkret sarcoptes kurang lebih sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit

    menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika. Gerukan dapat

    menimbulkan erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder (Ganong, 2006).

  • 49

    Pada dermatitis eksfoliatif terjadi pelepasan stratum korneum (lapisan kulit yang

    paling luar) yang mencolok yang menyebabkan kebocoran kapiler,

    hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen yang negatif. Karena dilatasi

    pembuluh darah kulit yang luas, sejumlah besar panas akan hilang jadi

    dermatitiseksfoliatifa memberikan efek yang nyata pada keseluruh tubuh. Pada

    eritroderma terjadi eritema dan skuama yaitu pelepasan lapisan tanduk dari

    permukaan kulit sel–sel dalam lapisan basal kulit membagi diri terlalu cepat dan

    sel–sel yang baru terbentuk bergerak lebih cepat ke permukaan kulit sehingga

    tampak sebagai sisik/ plak jaringan epidermis yang profus.

    Menurut Ganong (2006), mekanisme terjadinya alergi obat seperti terjadi

    secara non imunologik dan imunologik (alergik), tetapi sebagian besar merupakan

    reaksi imunologik. Pada mekanisme immunologik, alergi obat terjadi pada

    pemberian obat kepada pasien yang sudah tersensitasi dengan obat tersebut. Obat

    dengan berat molekul yang rendah awalnya berperan sebagai antigen yang tidak

    lengkap (hapten). Obat/metaboliknya yang berupa hapten ini harus berkonjugasi

    dahulu dengan protein misalnya jaringan, serum/ protein dari membran sel untuk

    membentuk antigen obat dengan berat molekul yang tinggi dapat berfungsi

    langsung sebagai antigen lengkap.

    2.6.9 Mikrobiologi Kulit

    Kulit manusia tidak bebas hama (steril). Kulit steril hanya didapatka pada

    waktu yang sangat singkat setelah lahir. Kulit manusia tidak steril karena

    permukaan kulit mengandung banyak bahan makanan (nutrisi) untuk pertumbuhan

    organisme, antara lain lemak, bahan-bahan yang mengandung nitrogen, mineral,

    dan lain-lain yang merupakan hasil tambahan proses keratinisasi atau yang

  • 50

    merupakan hasil apendiks kulit. Mengenai hubungannya dengan manusia, bakteri

    dapat bertindak sebagai parasit yaitu dapat menimbulkan penyakit atau sebagai

    komensal yang merupakan flora normal (Djuanda, 2007).