hubungan pengetahuan tentang swamedikasi … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang...

54
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI DENGAN POLA PENGGUNAAN OBAT PADA MASYARAKAT DUSUN KENARAN, SUMBERHARJO, PRAMBANAN, SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Linda Asnasari NIM: 148114031 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: trantruc

Post on 12-Aug-2019

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI DENGAN

POLA PENGGUNAAN OBAT PADA MASYARAKAT DUSUN

KENARAN, SUMBERHARJO, PRAMBANAN, SLEMAN, YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Linda Asnasari

NIM: 148114031

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

i

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI DENGAN

POLA PENGGUNAAN OBAT PADA MASYARAKAT DUSUN

KENARAN, SUMBERHARJO, PRAMBANAN, SLEMAN, YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Linda Asnasari

NIM: 148114031

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

Halaman Persembahan

“Jangan berpura-pura tidak melihatnya, jangan menghindarinya, hadapi dengan

ikhlas”

(Sa Jin Jin)

“Menjadi dewasa adalah untuk mengambil tanggung jawab terhadap kekacauan

yang dibuat”

(Yeon Woo Jin)

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus yang selalu mendampingi setiap perjuanganku mencapai puncak ini

Kedua orang tuaku tercinta, Bansir dan Mariana yang selalu menyemangati

Kakakku tersayang, Meri Rosari yang selalu sabar dan memotivasi kerja kerasku

Petrus Febrian Widihantoro yang selalu mendukung setiap langkahku

Keluarga yang selalu mendoakanku

Sahabat-sahabat yang selalu ada untukku

Almamater yang kubanggakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat

yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Hubungan Pengetahuan dengan Pola Penggunaan Obat pada Masyarakat Dusun

Kenaran, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta”. Penulisan skripsi ini

merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana

Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik atas bantuan dan dukungan berbagai pihak. Maka dari itu, penulis

mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma dan sebagai Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta kesabaran untuk mendampingi,

mengarahkan, dan memberi saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

2. Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt. dan Bapak Dr. Yosef Wijoyo, Apt.

selaku Dosen Penguji yang telah memberikan arahan dan saran yang berharga

sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

3. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran

Universitas Duta Wacana yang telah memberikan Etichal Clearance sebagai

persetujuan pelaksanaan penelitian ini.

4. Bapak Rohani selaku Dukuh Dusun Kenaran yang telah berbaik hati

memberikan ijin dan membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian ini.

5. Masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta

yang telah berpartisipasi dengan baik dalam penelitian ini.

6. Kepada seluruh Dosen Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang telah

memberikan banyak ilmu kepada penulis selama perkuliahan.

7. Keluarga tercinta, Bapak Bansir, Ibu Mariana, Meri Rosari dan keluarga

besarku yang selalu mendoakan, memberi semangat, mendukung, memotivasi,

serta menyayangiku dengan penuh kasih sehingga mampu sampai pada tahap

ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

viii

8. Petrus Febrian Widihantoro atas dukungan, doa, kasih sayang, bantuan, dan

semangat selama kuliah dan penelitian ini.

9. Sahabat-sahabat Seventossa Hani Harisantia, Sandi Grace, Vera Nanda,

Melisa, Yuliana, dan Veronica Apriliani untuk setiap bantuan, perhatian, dan

kebersamaan yang diberikan.

10. Teman-teman kontrakan GIYAT, Meri Rosari, Ebby, Natalia Angelina, dan

Domina Ravika Dosinta yang menemani dan membantu selama proses

pembuatan skripsi.

11. Teman-teman Elma’s Room, Eleonora Liquori Mentari Rambu, Theodorus

Garry Putra Gana, dan Meilina Rikatetri, yang berjuang dan belajar bersama

selama perkuliahan.

12. Teman Wacana, Arini Safti Sandrapitaloka dan Adityo Kristanto yang

memberikan warna dan kebahagian dalam menjalani hidup ini.

13. Teman-temanku Fransisca, Eko Aprilianto, Bella Anggelina, dan Sesilia

Effendi yang bersedia menjawab semua pertanyaan yang diajukan untuk

membantu selama perkuliahan dan penyusunan skripsi hingga akhir.

14. Teman-teman kelas FSM A 2014 dan angkatan FSM 2014 untuk dinamika

selama masa perkuliahan ini.

15. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini dan tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan

karena keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran dari semua pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi

pembaca dan atas perhatiannya, penulis mengucapkan terimakasih.

Yogyakarta, 5 Desember 2017

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iiii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vi

PRAKATA ........................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

ABSTRAK ....................................................................................................... xiiii

ABSTRACT ...................................................................................................... xiv

PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

METODE PENELITIAN ................................................................................... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 6

KESIMPULAN .................................................................................................. 16

SARAN .............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19

LAMPIRAN ....................................................................................................... 22

BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

x

DAFTAR TABEL

Tabel I. Interval nilai korelasi dan kekuatan hubungan ................................. 6

Tabel II. Karakteristik responden ..................................................................... 7

Tabel III. Persentase pola penggunaan obat ..................................................... 10

Tabel IV. Distribusi tingkat pengetahuan responden tentang swamedikasi ..... 14

Tabel V. Nilai Rank Spearman dan signifikansi untuk hubungan tingkat

pengetahuan dengan pola penggunaan obat (ordinal-ordinal) ........... 14

Tabel VI. Nilai Koefisien Korelasi Theta dan signifikansi untuk hubungan

tingkat pengetahuan dengan pola penggunaan obat (ordinal-ordinal) 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Persentase responden mendengar istilah swamedikasi .................... 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat ijin Penelitian …………………………………..................... 23

Lampiran 2. Ethical Clearance …………………………………........................ 24

Lampiran 3. Surat Keterangan Lisensi SPSS………………………………….... 25

Lampiran 4. Lembar Penjelasan Penelitian kepada Responden …….................. 26

Lampiran 5. Inform Consent ………………………………………………........ 28

Lampiran 6. Kuisioner ………………………………………………................. 30

Lampiran 7. Nilai uji reliabilitas …………………………………...................... 36

Lampiran 8. Nilai uji Rank Spearman …………………………………............. 37

Lampiran 9. Nilai uji Koefisien Korelasi Theta………………………………… 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

xiii

ABSTRAK

Swamedikasi merupakan bagian dari upaya yang dilakukan seseorang

untuk menjaga kesehatan diri sendiri menggunakan obat-obatan yang diperoleh atas

inisiatif sendiri atau tanpa konsultasi medis yang berkaitan dengan indikasi, dosis,

dan lama penggunaan obat. Kegiatan swamedikasi memiliki beberapa keuntungan

dan risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan

tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat dusun

Kenaran, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

menggunakan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan

menggunakan metode non random sampling, dimana responden yang berusia ≥ 18

tahun dipilih secara accidental sampling. Pengambilan data dilakukan melalui

pengisian kuisioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data karakteristik

responden dianalisis dengan statistik deskriptif dalam bentuk persentase dan

ditampilkan menggunakan diagram dan tabel, sedangkan data analitik dianalisis

dengan uji Koefisien Korelasi Theta dan Rank Spearman.

Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebanyak 88

responden. Sebesar 64% responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi.

Terdapat hubungan yang tidak signifikan dan sangat lemah atau rendah sekali

antara tingkat pengetahuan dengan masing-masing pola penggunaan obat yang

meliputi frekuensi swamedikasi, tempat pembelian obat, jarak pembelian, obat

yang digunakan, harga obat dan sumber informasi obat.

Kata kunci: swamedikasi, pengetahuan, pola penggunaan obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

xiv

ABSTRACT

Self-medication is one of the effort by someone to maintaining their health

using the medicine, based on self initiative or without medical consultation. Self-

medication has some benefits and some risks. This research purpose to identified

the relation of the knowledge about self-medication with the pattern of drug use in

Kenaran village, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta.

This research was designed analytic cross sectional observational. The

technique in collected sample was using method of non random sampling, which

was the respondents were above 18 years old, chosen by accidental sampling. The

data collected using the questioners that the validity and the reliability has been

tested. Characteristics the respondents analyze in statistics descriptive in the form

of percentages and present by diagram and tables, while analytical data analyze

with Rank Spearman and Correlation Coefficient Theta.

There were 88 respondents participated in this research. Around 64%

respondents have great knowledge. There was no significant correlation and very

weak or very low correlation between the knowledge and the pattern of drugs that

been consumed, the place of buying the drugs, distance, types of the drugs, price of

the drugs and the sources of informations.

Key words: Self-medication, knowledge, patterns of drug uses.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

1

PENDAHULUAN

Swamedikasi adalah penggunaan obat-obatan oleh seseorang untuk

mengobati segala keluhan ringan pada diri sendiri atas inisiatif sendiri atau tanpa

konsultasi medis yang berkaitan dengan indikasi, dosis, dan lama penggunaan

(Agabna, 2014). Di Indonesia, pengobatan dapat dilakukan secara mandiri

menggunakan obat tradisional dan obat konvensional baik dari golongan obat bebas

maupun obat bebas terbatas. Keuntungan dari swamedikasi salah satunya yaitu

mengurangi beban pelayanan medis dan obat untuk mengatasi keluhan-keluhan

ringan, sering kali sudah tersedia di rumah. Disisi lain, terdapat risiko dari

swamedikasi yaitu gejala tersamarkan dan tidak dikenali yang sebenarnya

merupakan penyakit serius serta risiko efek samping dari pemakaian obat yang

kurang tepat (Tan dan Rahardja, 2010).

Pada tahun 2014, persentase masyarakat Indonesia yang melakukan

swamedikasi menggunakan obat konvensional/sintetik selama satu bulan terakhir

yaitu sebesar 90,54% dan di Provinsi Yogyakarta sebesar 84,51% (BPS, 2014).

Kecenderungan swamedikasi yang masih tinggi dipengaruhi beberapa faktor,

diantaranya persepsi masyarakat tentang penyakit ringan, harga obat yang lebih

terjangkau, serta kepraktisan dalam penggunaan obat-obat yang dapat digunakan

untuk mengatasi penyakit ringan dengan penanganan sendiri menggunakan obat-

obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan terapi swamedikasi pasien yaitu perilaku swamedikasi dikalangan

masyarakat (Rikomah, 2016).

Pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi yang sangat penting

dalam mempengaruhi terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan dapat

diperoleh seseorang secara alami atau diintervensi baik secara langsung maupun

tidak langsung. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif

terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola (Pratiwi, 2014). Dalam

BPOM (2016), data riset dari Suryawati, menunjukkan bahwa skor pengetahuan

masyarakat Indonesia dalam menggunakan obat adalah 3,5 – 6,3 dari skala 0-10.

Data tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat Indonesia dalam

menggunakan obat masih tergolong rendah sampai sedang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

2

Lokasi penelitian di Dusun Kenaran, Desa Sumberharjo tidak terlalu jauh

dari jalan raya Prambanan – Piyungan, kira-kira masuk sejauh 4 km ke arah timur,

dimana untuk mencapainya harus melalui jalan kecil yang membelah kawasan

persawahan. Masyarakat Dusun Kenaran cenderung melakukan swamedikasi

karena pelayanan kesehatan seperti apotek, puskesmas, rumah sakit, praktek dokter

berada diluar Desa Sumberharjo yang letaknya relatif cukup jauh dari Dusun

Kenaran. Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti mengungkapkan bahwa

masyarakat Dusun Kenaran melakukan swamedikasi sebagai pilihan utama untuk

mengatasi masalah kesehatannya. Belum memadainya jumlah tempat pelayanan

kesehatan di Dusun Kenaran, menjadi peluang bagi masyarakat untuk melakukan

swamedikasi menggunakan obat tanpa resep yang diperoleh di warung-warung

biasa. Dalam Kristina, Prabandari, dan Sudjaswadi (2008), Supardi dan

Notosiswoyo menyatakan bahwa pengetahuan swamedikasi umumnya relatif

rendah dan kesadaran masyarakat untuk membaca label pada kemasan obat juga

masih kecil.

Berdasarkan hal di atas, perlu dilakukan penelitian hubungan pengetahuan

tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun

Kenaran, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini berfokus

pada kalangan masyarakat rural/pedesaan, dimana Dusun Kenaran termasuk daerah

pedesaan. Penelitian ini terkait dengan belum pernah ada penelitian sejenis pada

masyarakat Dusun Kenaran, sehingga menarik untuk dijadikan subjek penelitian.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi

tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola

penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

Sleman, Yogyakarta. Hipotesis penelitian ini adalah tedapat hubungan antara

pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat

Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross

sectional yaitu pengukuran atau pengumpulan data yang dilakukan dalam waktu

yang bersamaan atau sekaligus (Sani, 2016). Variabel bebas dalam penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

3

adalah pengetahuan masyarakat tentang swamedikasi, sedangkan variabel

tergantung adalah pola penggunaan obat untuk swamedikasi, dan variabel pengacau

adalah aktivitas masyarakat Dusun Kenaran.

Populasi, sampel dan teknik sampling

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Dusun Kenaran,

Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, baik laki-laki maupun perempuan

yang berusia ≥18 tahun. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan salah satu cakupan metode non random sampling, yaitu accidental

sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi (masyarakat yang berusia ≥18 tahun

yang pernah melakukan swamedikasi dalam waktu satu bulan terakhir dan bersedia

mengisi kuisioner dengan mengisi informed consent) dan eksklusi (responden yang

tidak dapat berkomunikasi). Jumlah sampel yang didapat dalam penelitian ini yaitu

berjumlah 88 responden yang dihitung menggunakan rumus Solvin (Sani, 2016):

Keterangan: n = jumlah sampel

N = jumlah populasi (640 orang)

d = derajat kepercayaan (10%)

Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan yaitu berupa kuisioner, alat tulis, dan informed

consent. Kuisioner sebelumnya dilakukan uji coba yang dilakukan dengan cara

menyebarkan kuisioner yang telah dibuat kepada responden yang memiliki

karakteristik yang mirip dengan responden sebenarnya di Dusun Sawo, Desa

Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Uji tersebut meliputi: 1) Uji

pemahaman bahasa yang dilakukan pada 5 orang responden. 2) Uji validitas dalam

penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity) terkait rasional isi

pertanyaan menggunakan metode validitas profesional judgement (Husein, 2011).

3) Uji realibilitas dilakukan pada responden sebanyak 30 orang dan dianalisis

menggunakan rumus alpha cronbach dan didapatkan hasil yaitu 0,723 maka

penyataan tersebut reliabel (Budiman dan Riyanto 2013).

Kuisioner ini terbagi menjadi lima bagian, yang meliputi: 1) pernyataan

yang digunakan untuk mengetahui karakteristik responden; 2) untuk mengetahui

pengenalan responden terhadap swamedikasi; 3) untuk mengetahui pola

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

4

penggunaan obat yang dianalisis secara desktiptif; 4) untuk mengetahui pola

penggunaan obat dan untuk mendapatkan data nominal serta ordinal yang dianalisis

secara analitik; serta 5) untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden yang

terdiri dari definisi swamedikasi, obat untuk swamedikasi, dosis obat, aturan pakai,

penggunaan obat, pengertian indikasi, pengertian kontraindikasi, pengertian efek

samping obat, pengertian interaksi obat, dan penyimpanan obat (Pratiwi, 2014).

Kuisioner bagian ini menggunakan skala Guttman sebagai skala pengukuran dan

didapatkan jawaban yang tegas, yaitu “benar, “salah”, dan “ragu-ragu”. Dalam

mengukur pengetahuan responden, diberi skor untuk jawaban yang bernilai benar

dan bernilai salah, secara berturut-turut yaitu 1 dan 0. Opsi jawaban “ragu-ragu”

diberi skor 0. Kategori tingkat pengetahuan dikelompokkan menjadi dua kelompok,

yaitu sebagai berikut: 1) kategori Tinggi jika nilainya >50% dan 2) kategori

Rendah jika nilainya ≤50% (Budiman dan Riyanto, 2013). Kuesioner tentang

pengetahuan dan pola penggunaan obat untuk swamedikasi disusun dengan

mengacu ke kuesioner yang telah digunakan di penelitian–penelitian sebelumnya,

yaitu Arumsari (2016), Liliani (2004), Pangastuti (2014), dan Sugiyarto (2008).

Tata cara penelitian

Pengumpulan data dilakukan setelah memperoleh izin penelitian dari

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sleman dengan nomor

surat: 070/Kesbangpol/3378/2017. Penelitian ini telah mendapat persetujuan

Ethical Clearance dengan nomor: 457/C.16/FK/2017 dari Komisi Etik Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana.

Calon responden yang telah bersedia mengikuti penelitian, diminta untuk mengisi

dan menandatangani informed consent yang sebelumnya telah diberi penjelasan

terkait tujuan penelitian, hak dan kewajiban responden, serta kerahasiaan identitas

responden. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada

responden di Dusun Kenaran, Sumberhajo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta

selama bulan September sampai dengan Oktober tahun 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

5

Analisis hasil penelitian

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis univariat yiatu

statistik deskriptif dengan menghitung persentase untuk menggambarkan

karakteristik responden, yang meliputi jenis kelamin, umur, jenis pekerjaan, status

pernikahan, pendidikan terakhir, dan pendapatan per bulan yang ditampilkan dalam

bentuk tabel dan diagram.. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan

tingkat pengetahuan dengan pola penggunaan obat yang meliputi: 1) frekuensi

swamedikasi, 2) jarak pembelian obat, 3) harga obat, 4) tempat pembelian obat, 5)

obat yang digunakan, dan 6) sumber informasi (Supardi, Sukasediati, dan Azis,

1997).

Hubungan tingkat pengetahuan dengan masing-masing variabel tersebut

di atas, dianalisis secara statistik menggunakan Rank Spearman (Rs) dan koefisien

korelasi Theta (θ). Analisis Rank Spearman menggunakan SPSS versi 22 untuk

mengetahui masing-masing hubungan antara tingkat pengetahuan (ordinal) dengan

frekuensi swamedikasi, jarak pembelian obat, dan harga obat (ordinal). Analisis

koefisien korelasi Theta yang dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Microsoft

Excel untuk mengetahui masing-masing hubungan antara variabel bebas (ordinal)

yaitu tingkat pengetahuan dengan variabel tergantung (nominal) yaitu tempat

pembelian, obat yang digunakan, dan sumber informasi. Untuk mengetahui

kekuatan hubungan antar variabel tersebut baik yang dianalisis dengan Koefisien

Korelasi Theta maupun Rank Spearman dapat dilihat pada Tabel I (Misbahuddin

dan Hassan, 2014).

Data ordinal seperti tingkat pengetahuan, frekuensi swamedikasi, jarak

pembelian obat, dan harga obat diberi skor. Untuk tingkat pengetahuan responden

dibagi menjadi dua kategori yaitu rendah dan tinggi, masing-masing diberi skor 1

dan 2. Masing-masing pola penggunaan obat dibagi menjadi dua kategori yaitu

untuk frekuensi swamedikasi diberi skor 1 untuk kateori “jarang” dan 2 untuk

kategori “sering”. Jarak pembelian obat diberi skor 1 untuk kategori “relatif dekat”

dan 2 untuk kategori “relatif jauh”. Masing-masing kategori harga obat diberi skor

1 dan 2 secara berturut-turut yaitu “relatif murah” dan “relatif mahal”. Data nominal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

6

seperti tempat pembelian obat, obat yang digunakan, dan sumber informasi dihitung

masing-masing jumlahnya.

Tabel I. Interval nilai korelasi dan kekuatan hubungan (Misbahuddin dan Hassan,

2014)

No. Interval Nilai Kriteria

1. KK = 0,00 Tidak ada

2. 0,00 < KK ≤ 0,20 Sangat rendah atau lemah sekali

3. 0,20 < KK ≤ 0,40 Rendah atau lemah, tapi pasti

4. 0,40 < KK ≤ 0,70 Cukup berarti atau sedang

5. 0,70 < KK ≤ 0,90 Tinggi atau kuat

6. 0,90 < KK < 1,00 Sangat tinggi atau kuat, dapat diandalkan

7. KK = 1,00 Sempurna

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik responden

Sebanyak 88 responden bersedia mengisi kuisioner dalam penelitian ini.

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi beberapa aspek, antara lain:

jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, status pernikahan, pekerjaan, dan

pendapatan per bulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

7

Tabel II. Karakteristik responden

Karakteristik Responden Persentase (%)

N= 88

Jenis Kelamin

Perempuan 74

Laki-laki 26

Rentang Usia

18-28 4

29-39 31

40-50 32

51-60 19

>60 14

Pendidikan Terakhir

Tidak sekolah/Tidak tamat SD 16

Tamat SD/MI 15

Tamat SMP/MTS 17

Tamat SMA/SMK/MA 50

D1 s/d D3 2

Status Pernikahan

Belum Menikah 2

Menikah 80

Janda 15

Duda 3

Pekerjaan

Tidak/belum bekerja 17

Pegawai Negeri/TNI/Polri 1

Karyawan Swasta 14

Pedagang/Wirausaha 8

IRT 25

Petani 24

Buruh 11

Pendapatan per bulan

< Rp. 1.500.000,00 83

< Rp. 1.500.000,00 sampai Rp. 2.500.000,00 16

> Rp. 2.500.000,00 sampai Rp. 3.500.000 1

Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan dalam Tabel II,

karakteristik jenis kelamin dari 88 responden yang paling banyak yaitu perempuan

sebesar 74%. Rikomah (2016) menyatakan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi swamedikasi adalah jenis kelamin, yaitu dalam hal menekan biaya

obat yang dibeli. Pada umumnya, perempuan lebih memperhatikan biaya selain

efektivitas obat yang digunakan serta menganggap pencegahan dan pengobatan

menggunakan obat dianggap lebih efektif daripada laki-laki (Lukovic, et al., 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

8

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok usia 40-50 tahun

menduduki tingkat persentase terbanyak yaitu sebesar 32% responden yang

melakukan swamedikasi (Tabel II). Rikomah (2016) menyatakan bahwa usia

mempengaruhi swamedikasi yang dilakukan masyarakat dalam pengambilan

keputusan terhadap pemilihan obat, baik obat konvensional atau tradisional ataupun

pemilihan obat yang dilihat dari sisi harga dari yang murah sampai sedang. Salah

satu kriteria inklusi penelitian ini adalah masyarakat Dusun Kenaran yang berusia

≥18 tahun yang pernah melakukan swamedikasi dalam waktu satu bulan terakhir.

Definisi dewasa adalah semua orang yang berusia ≥18 tahun karena dianggap

memiliki kapasitas untuk membuat keputusan terhadap kesehatan diri sendiri dan

bertanggung jawab terhadap keputusan tersebut (Sketcher-Baker, 2017). Keputusan

dalam hal ini yaitu keputusan untuk melakukan swamedikasi.

Pada Tabel II, tingkat pendidikan terakhir responden yang paling banyak

adalah tamatan SMA/SMK/MA dengan persentase sebesar 50%. Utaminingrum,

Lestari, & Kusuma (2015) menyatakan bahwa persepsi yang berbeda terkait

swamedikasi dapat dibentuk oleh latar belakang pendidikan. Pendidikan tinggi

mengajarkan seseorang untuk berpikir lebih logis dan rasional tentang swamedikasi

sehingga semakin berhati-hati dalam penggunaan obat untuk swamedikasi

(Pradono & Sulistyowati, 2014).

Pada penelitian ini, hasil dari karakteristik responden terkait status

pernikahan (Tabel II) diperoleh persentase terbesar yaitu 80% responden sudah

menikah. Widayati (2012) menyatakan bahwa status pernikahan mempunyai

perngaruh terhadap perilaku pengobatan, termasuk tindakan swamedikasi

menggunakan obat, dimana salah satu pendorang yang kuat untuk seseorang

memutuskan memilih upaya pencarian obat yaitu anjuran dari suami atau istri.

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel II, sebagian besar responden yang

melakukan swamedikasi yaitu sebesar 25% merupakan Ibu Rumah Tangga.

Pekerjaan dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan swamedikasi yaitu

mempengaruhi pola berpikir seseorang sebelum memutuskan pemilihan obat yang

akan digunakan untuk mengatasi keluhannya. Seseorang yang bekerja dibidang

kesehatan akan mengambil keputusan yang lebih rasional terkait obat yang akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

9

digunakan karena memiliki pengetahuan yang lebih baik dalam hal swamedikasi

dibandingkan dengan seseorang yang bekerja diluar bidang kesehatan yang

memiliki pola pikir tentang swamedikasi yang berbeda (Rikomah, 2016).

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel II), sebagian besar pendapatan

responden yaitu < Rp. 1.500.000,00 sebanyak 83%. Kristina (2008) menyatakan

bahwa masyarakat dengan tingkat pendapatan tinggi lebih percaya berobat ke

dokter untuk mengatasi keluhan ringan yang dialami, dimana keluhan ringan

tersebut sebenarnya dapat diobati secara mandiri dengan menggunakan obat OTC

(over the counter) yang relatif aman bila digunakan sesuai petunjuk. Sedangkan

masyarakat dengan tingkat pendapatan rendah, lebih memilih membeli obat OTC

di warung untuk mengatasi keluhan ringan yang dialami.

Pengenalan Responden tentang Swamedikasi

Ruiz (2010) mendefinisikan swamedikasi sebagai pemilihan dan

penggunaan obat-obatan oleh seseorang atau anggota keluarga untuk mengatasi

kondisi atau gejala penyakit yang dikenali sendiri. Berdasarkan pertanyaan

“Apakah Anda pernah mendengar istilah swamedikasi atau pengobatan mandiri?”,

didapatkan sebanyak 58% responden tidak pernah mendengar istilah swamedikasi

dan 42% responden menyatakan pernah mendengar istilah tersebut. Obat yang

relatif aman digunakan untuk swamedikasi adalah obat-obatan golongan obat bebas

dan obat bebas terbatas.

Gambar 1. Persentase responden mendengar istilah swamedikasi

ya

42%

tidak

58%

ya tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

10

Pola swamedikasi responden

Tabel III. Persentase pola penggunaan obat

Pola Penggunaan

Obat

Persentase (%) Pola Penggunaan

Obat Persentase (%)

N=88 N=88

Frekuensi

Swamedikasi Cara Penggunaan

Obat

1x sebulan 55 Langsung diminum 86

2x sebulan 16 Pada malam hari 5

3x sebulan 7 Setelah makan 4

4x sebulan 7 LainnyaPP 5

5x sebulan 15 Bentuk Sediaan

Tempat Pembelian Serbuk 2

Apotek 39 Salep 1

Puskesmas 4 Kapsul 6

Bidan 8 Sirup 9

Warung 49 Tablet 82

Jarak Lokasi Keluhan ringan

± 10-50 meter 23 Sakit kepala 52

± 100-500 meter 37 pegal 30

± 1-5 kilometer 39 maag 4

± 10-50 kilometer 1 demam 4

Harga Obat masuk angin 3

Rp. 1000 - 2000 39 flu 2

Rp. 3000 - 7000 41 Lainnya*** 1

Rp. 8.000 - 15.000 8 Efek Samping

Rp. 16.000 - 25.000 6 Mengantuk 37

> Rp. 25.000 6 Mual 3

Nama Obat Pusing 1

Bodrex® 42 Sakit Perut 1

Paramex® 12 Tidak ada 58

Tolak angin® 8 Sumber Informasi

Neuromacyl® 6 TV (iklan) 44

Paracetamol 6 Tetangga 23

Antangin® 4 Apoteker 17

Ultraflu® 4 Keluarga 9

Puyer 16® 2 Internet 2

Antangin® 2 Penyuluhan 2

Promag® 2 Lainnya**** 3

Konidin® 2

Lainnya* 10

Keterangan: * (Bodrexin®, Anastan®, Cataflam®, Intunal®, Diapeet®, Pamol®,

Neo Napacin®, Oskadon®, Alpara®, Paratusin®)

** (Dioles, Dilarutkan dalam air, ditempelkan, kocok terlebih dahulu,

serta pagi, siang, dan malam hari)

*** (sesak nafas, sakit gigi, batuk, nyeri, dan sakit perut)

**** (Kegiatan sekolah, bidan, dan pemikiran sendiri)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

11

Frekuensi penggunaan obat untuk swamedikasi dalam satu bulan terakhir

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel III), menunjukkan bahwa persentase

terbesar masyarakat Dusun Kenaran menggunakan obat untuk swamedikasi adalah

sebanyak 1x dalam sebulan sebesar 55%. Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan Arumsari (2014). Digunakan batasan

rentang waktu satu bulan terakhir dengan tujuan untuk mempermudah responden

mengingat obat yang digunakan dalam swamedikasi dan menghindari terjadinya

bias.

Tempat pembelian obat untuk swamedikasi

Hasil yang diperoleh (Tabel III.) menunjukkan bahwa sebagian besar

reponden membeli obat untuk swamedikasi di warung (49%). Hal tersebut

menunjukkan bahwa posisi warung yang berada di desa cukup strategis sehingga

berperan serta dalam upaya peningkatan mutu swamedikasi (Supardi, 1997).

Jarak lokasi tempat pembelian obat

Persentase jarak lokasi (Tabel III) yang ditempuh responden untuk

mencapai lokasi pembelian obat yang paling banyak yaitu berjarak ± 1 - 5 kilometer

(39%). Kemudian persentase responden yang menempuh jarak ± 10 – 500 meter

sebanyak 60% sehingga jarak tersebut dapat dikatakan dekat (Supardi, 1997). Jarak

lokasi pembelian obat yang bervariasi dipengaruhi oleh lokasi rumah yang berbeda-

beda jaraknya untuk mencapai lokasi pembelian obat. Veronica (2016) menyatakan

bahwa jarak antara tempat tinggal dengan lokasi pembelian obat yang dekat

memberikan keuntungan kepada pasien, dimana pasien tidak perlu menempuh jarak

yang jauh untuk memperoleh obat untuk swamedikasi, tidak memerlukan alat

transportasi untuk mencapai lokasi pembelian, serta menghemat waktu dan biaya

dibandingkan pergi ke pelayanan kesehatan lainnya yang harus menempuh jarak

yang lebih jauh.

Harga obat untuk swamedikasi

Persentase harga obat untuk swamedikasi (Tabel III) yang paling besar

yaitu 3.000 - 7.000 rupiah (41%). Harga tersebut dapat dikatakan relatif murah dan

variasi harga obat yang dibeli responden dipengaruhi oleh dosis, bentuk sediaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

12

dan tujuan penggunaan. Pelaksanaan swamedikasi memberikan beberapa

keuntungan, salah satunya dalam bidang ekonomi, yaitu terutama karena konsultasi

medis akan dikurangi atau dihindari sehingga biaya yang keluarkan untuk

swamedikasi lebih sedikit dibandingkan melakukan pengobatan ke dokter

(Bennadi, 2014).

Nama obat yang digunakan untuk swamedikasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan (Tabel III), obat yang paling banyak

digunakan responden untuk mengatasi keluhan ringannya yaitu Bodrex® sebanyak

42%. Dari nama obat dan keluhan yang dialami responden, diketahui bahwa

responden sudah mengetahui obat yang harus digunakan untuk mengatasi keluhan

tersebut. Seseorang yang melakukan swamedikasi dalam “mendiagnosis”

penyakitnya, harus mampu mengetahui jenis obat yang digunakan dan mengetahui

kegunaan obat tersebut sehingga obat yang digunakan sesuai dengan kondisi pasien.

Obat yang dipilih harus memiliki efek terapi yang sesuai dengan keluhan (Depkes

RI, 2008).

Cara penggunaan obat untuk swamedikasi

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini (Tabel III) menunjukkan bahwa

sebagian besar responden langsung meminum obat (86%) dalam penggunaan obat

untuk swamedikasi. Cara penggunaan obat harus mengacu pada pedoman

penggunaan obat yang rasional, dimana cara penggunaan obat harus sesuai dengan

anjuran yang tertera pada kemasan obat. Salah satunya yaitu waktu minum obat,

harus sesuai dengan yang dianjurkan, baik pagi, siang atau malam hari serta

frekuensi penggunaan obat dalam sehari (Depkes RI, 2008).

Bentuk sediaan obat

Dalam penelitian ini, bentuk sediaan obat yang paling banyak digunakan

yaitu tablet (82%) dan sisanya sebanyak 18% yaitu berbentuk serbuk, salep, kapsul,

dan sirup (Tabel III). Hasil tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh Syamsuni

(2006) bahwa tablet merupakan bentuk sediaan obat yang paling banyak digunakan.

Menurut Depkes RI (2008), secara umum bentuk sediaan obat dapat berupa padat,

yaitu puyer, tablet, dan kapsul. Selain itu, bentuk sediaan obat berupa larutan yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

13

sirup, emulsi, suspensi, dan larutan biasa, serta bentuk sediaan obat semi padat yaitu

krim/salep dan lotion. Bentuk sediaan yang aksinya cepat tidak selalu

menguntungkan dan bentuk sediaan yang aksinya lambat diabsorpsi akan

memberikan aktivitas obat yang lebih lambat. Semakin cepat obat diabsorpsi maka

semakin cepat dimetabolisme dan diekskresi. Oleh sebab itu, perlu

mempertimbangkan banyak faktor dalam pemilihan bentuk sediaan obat

(Syamsuni, 2006).

Keluhan ringan yang dialami responden

Penyakit yang paling sering dikeluhkan oleh masyarakat Dusun Kenaran

(Tabel III) adalah sakit kepala sebanyak 52%. Keluhan yang paling jarang dialami

sebesar 1% yaitu sesak nafas, sakit gigi, batuk, nyeri, dan sakit perut. Pada

umumnya yang dapat dikatakan keluhan ringan yaitu keluhan yang biasanya dapat

sembuh dengan sendirinya tanpa menggunakan obat, seperti pilek, sakit kepala dan

tenggorokan, nyeri lambung, punggung atau nyeri otot (Tan dan Rahardja, 2010).

Efek samping yang dialami responden

Hasil penelitian yang diperoleh (Tabel III.) menunjukkan bahwa sebagian

besar responden tidak mengalami efek samping (58%). Efek samping yang banyak

dialami responden yaitu dan mengantuk (37%). Dari hasil yang diperoleh, diketahui

bahwa responden telah mengetahui apa yang dimaksud dengan efek samping obat.

Efek samping merupakan setiap respon obat yang merugikan dan efek yang tidak

diinginkan yang terjadi pada penggunaan obat dengan dosis terapi atau takaran

normal. Efek samping tersebut dapat berupa mual, diare, dan kembung ringan

(Aziz, dkk, 2005).

Sumber informasi obat

Hasil penelitian (Tabel III) memperlihatkan bahwa sebanyak 44% sumber

informasi obat diperoleh responden dari TV (iklan). Hasil menunjukkan bahwa

sumber informasi obat paling banyak diperoleh dari TV (iklan) dan tetangga/teman

konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya (Widayati, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

14

Gambaran umum pengetahuan responden

Tabel IV. Distribusi tingkat pengetahuan responden tentang swamedikasi

Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase

Tinggi 56 64%

Rendah 32 36%

Berdasarkan hasil penelitian (Tabel IV), dari total nilai pengetahuan

tentang swamedikasi, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki

pengetahuan yang tergolong tinggi (64%). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu

terhadap suatu objek tertentu melalui penginderaan manusia. Hasil penginderaan

didapat melalui indera yang dimiliki manusia yaitu mata, hidung, telinga, dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2010 didalam Pratiwi, 2014).

Hubungan tingkat pengetahuan swamedikasi dengan pola penggunaan obat

Hasil analisis Rank Spearman dan Koefisien Korelasi Theta yang

digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan pola

penggunaan obat yang meliputi: 1) frekuensi swamedikasi, 2) jarak pembelian obat,

3) harga obat, 4) tempat pembelian obat, 5) obat yang digunakan, dan 6) sumber

informasi, dijelaskan masing-masing sebagai berikut:

Tabel V. Nilai Rank Spearman dan signifikansi untuk hubungan pengetahuan

dengan pola penggunaan obat (ordinal-ordinal)

No. Pola Penggunaan Obat Rs P

1. Frekuensi swamedikasi 0,11 0,309

2. Jarak pembelian obat 0,111 0,302

3. Harga obat -0,019 0,864

1) Hubungan tingkat pengetahuan dengan frekuensi swamedikasi

Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan frekuensi swamedikasi

diukur dengan Rank Spearman dan diperoleh hasil (Tabel V) yaitu Rs = 0,11 dan P

= 0,309. Nilai P menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara tingkat

pengetahuan dengan frekuensi swamedikasi. Nilai Rs menunjukkan bahwa

kekuatan hubungan antar variabel tersebut sangat lemah atau rendah sekali.

Interpretasi hasil dari nilai Rs yang positif artinya tingkat pengetahuan tinggi maka

frekuensi swamedikasi semakin sering atau sebaliknya. Pada penelitian sebelumnya

(Balamurugan and Ganesh, 2011), sebagian besar frekuensi swamedikasi yang

dilakukan seseorang yaitu 1x dalam satu bulan terakhir. Hal tersebut dapat terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

15

apabila responden memiliki daya tahan tubuh yang kuat ataupun lebih menjaga

kesehatan dengan baik, sehingga jarang mengalami keluhan dan jarang pula

melakukan swamedikasi atau karena responden lebih memilih memeriksakan

kesehatannya dengan berkonsultasi dengan dokter.

2) Hubungan tingkat pengetahuan dengan jarak pembelian obat

Pada analisis Rank Spearman, diperoleh hasil koefisien korelasi antara

tingkat pengetahuan dengan jarak pembelian obat (Tabel V) yaitu Rs = 0,111 dan

P = 0,302. Nilai P menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut

tidak signifikan secara statistik. Nilai Rs yang positif diinterpretasikan bahwa

pengetahuan semakin tinggi maka jarak pembelian semakin jauh atau sebaliknya.

Namun, kekuatan hubungan sangat lemah atau rendah sekali antar kedua variabel.

Hal tersebut terjadi karena pengetahuan bukanlah satu-satunya faktor yang

mempengaruhi pola swamedikasi seseorang. Dalam penelitian yang dilakukan

(Keshari, Kesarwani, and Mishra, 2014), menunjukkan bahwa masyarakat di

pedesaan memilih melakukan swamedikasi dengan membeli obat di tempat yang

jaraknya relatif dekat karena tidak tersedianya praktek dokter dan untuk

penghematan waktu.

3) Hubungan tingkat pengetahuan dengan harga obat

Hasil yang diperoleh terkait hubungan tingkat pengetahuan dengan harga

obat yang diukur menggunakan Rank Spearman (Tabel V), diperoleh nilai Rs = -

0,019 dan P = 0,864. Nilai P tersebut berarti terdapat hubungan yang tidak

signifikan secara statistik antar kedua variabel. Nilai Rs negatif artinya semakin

tinggi tingkat pengetahuan maka harga obat yang dibeli semakin murah atau

sebaliknya. Namun, hubungan tersebut sangat lemah atau rendah sekali. Hal ini

terjadi karena faktor yang mempengaruhi pola swamedikasi terkait harga obat tidak

hanya dari pengetahuan, namun dapat pula dipengaruhi pendapatan seseorang.

Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan (El-Nimr, Wahdan,

Wahdan, and Kotb, 2015), salah satu alasan umum seseorang melakukan

swamedikasi karena tidak bisa mendapatkan saran medis karena alasan keuangan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

16

sehingga orang tersebut memilih melakukan swamedikasi dengan

mempertimbangkan harga obat yang relatif murah.

Tabel VI. Nilai Theta untuk hubungan pengetahuan dengan pola penggunaan obat

(ordinal-nominal)

No. Pola Penggunaan Obat θ

4. Tempat pembelian obat 0,1

5. Obat yang digunakan 0,037

6. Sumber informasi 0,12

4) Hubungan tingkat pengetahuan dengan tempat pembelian obat

Hasil yang ditunjukkan pada Tabel VI, memperlihatkan bahwa nilai

koefisien korelasi Theta yang diperoleh yaitu sebesar 0,1 yang berarti terdapat

hubungan yang sangat lemah atau sangat rendah antara tingkat pengetahuan dengan

tempat pembelian obat. Berdasarkan data, proporsi responden yang memiliki

tingkat pengetahuan yang rendah maupun tinggi, lebih banyak membeli obat untuk

swamedikasi di warung dibanding apotek. Hal tersebut dikarenakan jarak warung

yang terletak di Dusun Kenaran lebih dekat dari tempat tinggal responden

dibandingkan Apotek.

5) Hubungan tingkat pengetahuan dengan obat yang digunakan

Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel VI menunjukkan bahwa

pengetahuan memiliki hubungan dengan obat yang digunakan untuk swamedikasi

yaitu sebesar 0,037 yang berarti hubungan tersebut sangat lemah atau rendah sekali.

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang

berpengetahuan rendah dan tinggi, cenderung menggunakan obat

konvensional/sintetik untuk melakukan swamedikasi. Widayati (2013) menyatakan

bahwa perlu dicermati terkait pola pemilihan obat konvensional/sintetik untuk

swamedikasi terutama terkait rasionalitas obat yang dipilih karena dalam

penggolongan obat konvensional/sintetik terdapat golongan obat keras yang hanya

boleh digunakan berdasarkan resep dokter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

17

6) Hubungan tingkat pengetahuan dengan sumber informasi

Berdasarkan Tabel VI, dapat diketahui bahwa hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan sumber informasi yang diperoleh responden adalah sebesar

0,12 sehingga dapat diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan antar variabel

teresebut walaupun hubungan tersebut sangat lemah atau rendah sekali. Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang memiliki

pengetahuan rendah maupun tinggi, cenderung memperoleh informasi terkait obat

untuk swamedikasi dari teman/tetangga. Kemungkinan hal tersebut terjadi karena

akses untuk mendapatkan informasi dari seorang apoteker lebih sulit dibandingkan

dengan teman/tetangga yang merupakan orang terdekat. Dianawati (2008)

menyatakan bahwa ketersediaan sumber informasi merupakan salah satu faktor

penentu kualitas swamedikasi. Apabila sumber informasi tersebut dapat

memberikan pengetahuan yang benar tentang swamedikasi, diharapkan terjadinya

peningkatan terhadap kualitas swamedikasi yang dilakukan masyarakat sehingga

mencapai hasil pengobatan yang diinginkan.

Secara umum, hasil penelitian yang dianalisis menggunakan koefisien

korelasi Theta dan Rank Spearman menunjukkan adanya hubungan yang tidak

signifikan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan masing-masing pola

penggunaan obat, dan kekuatan hubungan antar variabel tersebut bersifat sangat

rendah atau lemah sekali.

Keterbatasan Penelitian

1. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara non random

sampling dengan jenis accidental sampling karena peneliti hanya masyarakat

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang dijadikan sebagai responden,

sehingga tidak semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama

untuk menjadi subjek penelitian.

2. Penelitian ini dibatasi untuk mengetahui tingkat pengetahuan respoden tentang

swamedikasi dan pola penggunaan obat yang dilakukan responden tanpa

meninjau lebih dalam asalan-alasan responden melakukan swamedikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

18

KESIMPULAN

1. Karakteristik masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan, Sleman,

Yogyakarta yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebagian besar perempuan

(74%), sebagian besar berusia 40-50 tahun (32%), berpendidikan SMA (50%),

sudah menikah (80%), pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (25%), dan memiliki

pendapatan keluarga per bulan <Rp. 1.500.000,- (83%).

2. Terdapat hubungan yang tidak signifikan secara statistik antara pengetahuan

dengan masing-masing pola penggunaan obat yang meliputi frekuensi

swamedikasi, tempat pembelian obat, jarak pembelian, obat yang digunakan,

harga obat, dan sumber informasi. Hubungan tersebut sangat lemah atau rendah

sekali.

SARAN

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait hubungan pengetahuan tentang

swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat perkotaan.

2. Perlu melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pola

penggunaan obat bagi peneliti selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

19

DAFTAR PUSTAKA Arumsari, N. P., 2016. Pola dan Motivasi Penggunaan Obat Untuk Pengobatan

Mandiri di Kalangan Masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar

Kabupaten Wonosono Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Farmasi,

Universitas Sanata Dharma. hal. 74.

Aziz, S., Supardi, S., dan Herman, M. J., 2005. Kembali Sehat dengan Obat:

Mengenal Manfaat dan Bahaya Obat. Jakarta: Pustaka Populer Obor, hal.

22.

Badan Pusat Statistik, 2017. Presentase Penduduk yang Menggobati Sendiri Selama

Sebulan Terakhir Menurut Provinsi dan Jenis Obat yang Digunakan tahun

2000-2014. BPS-Statistics Indonesia (Online),

https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/926 diakses 27 April

2017.

Balamurugan and Ganesh, 2011. Prevalence and Pattern of Self Medication Use in

Coastal Regions of South India. BJMP, 4(3): 428.

Bennadi, D., 2014. Self‑medication: A Current Challenge. Journal of Basic and

Clinical Pharmacy, 5(1), 19-23.

Budiman dan Riyanto, A., 2013. Kapita Selekta Kuisioner: Pengetahuan dan Sikap

dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika, hal. 3-7, 11, 22-

23, 32.

Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2016. Satu Tindakan Untuk Masa Depan:

Health Edutainment Fasilitator OOTK. Badan POM (Online),

http://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/10309/Satu-

Tindakan-Untuk-Masa-Depan--Health-Edutainment-Fasilitator-OOTK-

.html diakses 28 April 2017.

Depkes RI, 2008. Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan

Memilih Obat bagi Kader. Jakarta, hal. 1, 5, 14, 20-21.

Dianawati, O., Fasich, dan Athijah, U., 2008. Hubungan Persepsi Terhadap Iklan

Di Televisi Dengan Perilaku Swamedikasi Pelajar SMU Negeri Di

Surabaya. Majalah Farmasi Airlangga, 6(1), 10-16.

El-Nimr, N. A., Wahdan, I. M. H., Wahdan, A. M. H., and Kotb, R. E., 2015. Self-

Medication with Drugs and Complementary and Alternative Medicines in

Alexandria, Egypt: Prevalence, Patterns and Determinants. Eastern

Mediterranean Health Journal, 21(4): 256-265.

Keshari, S. S., Kesarwani, P., and Mishra, M., 2014. Prevalence and Pattern of Self-

medication Practices in Rural Area of Barabanki. Indian Journal of

Clinical Practice, 25(7): 636-639.

Kristina, S. A., Prabandari, Y. S., dan Sudjaswadi, R., 2008. Perilaku pengobatan

sendiri yang rasional pada masyarakat Kecamatan Depok dan

Cangkringan Kabupaten Sleman. Majalah Farmasi Indonesia, 19(1): 32 –

40.

Liliani, N. D., 2004. Kajian Motivati, Pengetahuan, Tindakan, dan Pola

Penggunaan Obat Tradisional Cina pada Pengunjung Dari 8 Toko Obat

Berizin Di Yogyakarta Periode April-Mei 2004. Skripsi. Fakultas Farmasi,

Universitas Sanata Dharma. hal. 91-94.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

20

Lukovic, et al., 2014. Self-Medication Practices and Risk Factors for Self-

Medication among Medical Students in Belgrade, Serbia. Journal PLoS

ONE, 9(12): 1-14.

Misbahuddin dan Hasan, I., 2014. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Edisi

2, Jakarta: Bumi Aksara, hal. 48, 55.

Pangastuti, R. M., 2014. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Obat

Tradisional dan Obat Modern dengan Tindakan Pemilihan Obat untuk

Pengobatan Mandiri di Kalangan Masyarakat Desa Banti Kecamatan

Canditoro, Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas

Farmasi, Universitas Sanata Dharma. hal. 79-87.

Pradono, J. dan Sulistyowati, N., 2014. Hubungan antara Tingkat Pendidikan,

Pengetahuan Tentang Kesehatan Lingkungan, Perilaku Hidup Sehat

dengan Status Kesehatan: Studi Korelasi pada Penduduk Umur 10–24

Tahun di Jakarta Pusat. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 17(1): 89–

95.

Pratiwi, Pristianty, L., Noorrizka, G., dan Impian, A., 2014. Pengaruh Pengetahuan

Terhadap Perilaku Swamedikasi Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid Oral

Pada Etnis Thionghoa Di Surabaya. Jurnal Farmasi Komunitas, 1(2): 36-

40.

Sketcher-Baker. K., 2017. Guide to Informed Decision-making in Health Care. 2nd

Ed., Queensland Health, pp. 9, 67.

Rikomah, S. E., 2016. Farmasi Klinik. Edisi 1, Yogyakarta: Deepublish, hal. 16,

168.

Ruiz, M. E., 2010. Risk of Self-Medication Practices. Current Drug Safety, 5 (4):

315 – 323.

Sani, F., 2016. Metodologi Penelitian Farmasi Komunitas dan Eksperimental.

Yogyakarta: Deepublish, hal. 21-22, 51.

Sugiyarto, Y. R. M., 2008. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pendapatan

dengan Perilaku Swamedikasi Penyakit Batuk oleh Ibu-ibu di Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Farmasi, Universitas

Sanata Dharma. hal. 138.

Supardi, S., Sukasediati, N., dan Azis, S., 1997. Pola Penggunaan Obat dan Obat

Tradisional dalam Upaya Penggobatan Sendiri di Tanjung Bintang,

Lampung. Buletin Penelitian Kesehatan, 25 (3&4), 45-52.

Syamsuni, H., 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: EGC, hal.

34.

Tan, H.T., dan Rahardja, K., 2010. Obat-obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-

hari. Jakarta: Gramedia, hal. x.

Utaminingrum, W., Lestari, J. E., dan Kusuma, A. M., 2015. Pengaruh Faktor-

Faktor Sosiodemografi terhadap Rasionalitas Penggunaan Obat dalam

Pengobatan Sendiri pada Pasien Program Pengelolaan Penyakit Kronis

(Prolanis). Farmasains, 2(6): 285-288.

Veronika, 2016. Pola dan Motivasi Penggunaan Obat Tradisional untuk Pengobatan

Mandiri di Kalangan Masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar

Kabupaten Wonosono Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Farmasi,

Universitas Sanata Dharma. hal. 68-70.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

21

Widayati, A., 2012. Health Seeking Behavior di Kalangan Masyarakat Urban di

Kota Yogyakarta. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 9(2): 59-65.

Widayati, A., 2013. Swamedikasi di Kalangan Masyarakat Perkotaan di Kota

Yogyakarta. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, hal. 146.

Agabna, M. N. A., 2014. Self-Medication. Sudan Journal of Rational Use of

Medicine, p. 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

22

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

23

Lampiran 1

Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

24

Lampiran 2

Ethical Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

25

Lampiran 3

Surat Keterangan Lisensi SPSS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

26

Lampiran 4

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN KEPADA RESPONDEN

Saya, Linda Asnasari dari Prodi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta akan melakukan penelitian dalam rangka

menyelesaikan tugas akhir. Penelitian ini berjudul “Hubungan Pengetahuan tentang

Swamedikasi dengan Pola Penggunaan Obat pada Masyarakat Dusun Kenaran,

Desa Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta”.

Maka saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i yang melakukan swamedikasi

(pengobatan mandiri) dalam waktu satu bulan terakhir menggunakan obat modern,

berusia ≥ 18 tahun, terdaftar sebagai masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo,

Prambanan, Yogyakarta untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

A. Kesukarelaan untuk Ikut dalam Penelitian

Anda bebas untuk mengikuti penelitian ini tanpa adanya paksaan. Jika Anda

menyetujui untuk memilih keikutsertaan dalam penelitian, Anda dapat

mengundurkan diri/berubah pikiran setiap saat untuk berhenti dalam partisipasi

tanpa dikenakan denda ataupun sanksi apapun. Tidak ada konsekuensi bagi

Anda jika tidak bersedia menjadi responden.

B. Prosedur Penelitian

Jika Anda setuju untuk menjadi responden, Anda diminta menandatangani

lembar pernyataan kesediaan menjadi responden sebanyak dua rangkap, satu

untuk Anda simpan dan satu untuk peneliti.

C. Kewajiban Subjek Penelitian

Sebagai subjek penelitian, Anda memiliki kewajiban untuk mengisi kuisioner

yang telah peneliti buat. Apabila ada hal yang kurang jelas, dapat ditanyakan

kepada peneliti.

D. Risiko Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan tidak akan menimbulkan risiko karena tidak

terdapat tindakan invasif (pemberian obat). Pengisian kuisioner akan

berlangsung ± 30 menit, sehingga ada risiko kehilangan waktu selama pengisian

kuisioner. Meskipun demikian, Anda dapat berhenti kapan saja jika merasa tidak

nyaman untuk mengikuti penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

28

Lampiran 5

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

“HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI DENGAN

POLA PENGGUNAAN OBAT PADA MASYARAKAT DUSUN

KENARAN, DESA SUMBERHARJO, PRAMBANAN, SLEMAN,

YOGYAKARTA”

Yang bertandatangan dibawah ini:

Nama :

Jenis Kelamin :

Alamat :

menyatakan BERSEDIA MENJADI RESPONDEN dalam penelitian yang akan

dilakukan oleh:

Nama : Linda Asnasari

NIM

Nomor Kontak

: 148114031

: Peneliti (082256864033) / Komite Etik Penelitian (0274-

563929)

Mahasiswa dari Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Dengan ini saya juga menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Saya telah mendapatkan penjelasan secara detail mengenai informasi penelitian

yang akan dilakukan tersebut.

2. Saya telah diberi kesempatan bertanya mengenai informasi penelitian yang

disampaikan kepada saya.

3. Saya telah dijelaskan bahwa saya mungkin tidak akan secara langsung menerima

manfaat dari hasil penelitian tersebut dan saya paham bahwa hasil penelitian

akan digunakan untuk peningkatan pola penggunaan obat untuk swamedikasi di

masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

30

Lampiran 6

KUISIONER

A. Karakteristik Responden

Responden diharapkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini

dengan mengisi titik dan memberi tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai:

1. Nama : ......................................................................

2. Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

3. Alamat : ......................................................................

4. Usia : ( ) 18- 28 tahun ( ) 40-50 tahun

( ) 29-39 tahun ( ) 51-60 tahun

( ) > 60 tahun

5. No.Hp/Telp : ......................................................................

6. Pendidikan terakhir :

( ) Tidak sekolah/Tidak tamat SD ( ) Tamat SD/MI

( ) Tamat SMP/MTs ( ) Tamat SMA/SMK/MA

( ) Perguruan-tinggi (kesehatan/non-kesehatan) ( ) D1 s/d D3

( ) Lainnya, ............................ ( ) S1 s/d S3

7. Status pernikahan : ( ) Belum Menikah ( ) Menikah

( ) Janda ( ) Duda

8. Pekerjaan :

( ) Tidak/belum bekerja ( ) Karyawan Swasta

( ) Pagawai Negeri/TNI/Polri ( ) Tenaga kesehatan

( ) Pelajar/Mahasiswa (Kesehatan/non-kesehatan)

( ) Pedagang/Wirausaha

( ) Lainnya, sebutkan.................................................................

9. Pendapatan keluarga per bulan :

( ) < Rp. 1.500.000,00

( ) Rp. 1.500.000,00 sampai Rp. 2.500.000,00

( ) Rp. 2.500.000,00 sampai Rp. 3.500.000,00

( ) > Rp. 3.500.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

31

B. Skrinning Pengenalan Responden tentang Swamedikasi

Berilah tanda checklist (√) pada salah satu pilihan.

1. Apakah Anda pernah mengobati diri sendiri ketika mengalami sakit/keluhan

ringan menggunakan obat tradisional atau obat yang dibeli di warung/toko

obat/apotek, TANPA memeriksakan diri ke dokter/Puskesmas/bidan?

( ) Pernah ( ) Tidak Pernah.

2. Jika PERNAH, apa nama obat yang Anda gunakan (termasuk jika

menggunakan obat tradisional) dan untuk keluhan apa?

.............................................................................................................................

3. Apakah Anda pernah mendengar istilah swamedikasi atau pengobatan

mandiri?

( ) Ya ( ) Tidak

4. Apa saja contoh-contoh obat yang dapat digunakan untuk swamedikasi

(pengobatan mandiri)?

.............................................................................................................................

C. Pola Penggunaan Obat

DATA DESKRIPTIF

Berikut ini pertanyaan yang berkaitan dengan pola penggunaan obat. Berilah tanda

checklist (√) pada salah satu pilihan.

1. Berapa kali dalam sebulan Anda menggunakan obat untuk swamedikasi

(pengobatan mandiri) dalam mengatasi keluhan/sakit ringan?

( ) 1x sebulan

( ) 2x sebulan

( ) 3x sebulan

( ) 4x sebulan

( ) > 5x sebulan

2. Dimanakah Anda atau keluarga Anda membeli obat jika mengalami

keluhan/sakit ringan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

32

( ) apotek

( ) bidan

( ) puskesmas

( ) bidan

( ) warung

3. Berapakah jarak yang harus Anda tempuh untuk menuju lokasi tempat

pembelian obat?

( ) ± 10 – 50 meter

( ) ± 100 – 500 meter

( ) ± 1 – 5 kilometer

( ) ± 10 – 20 kilometer

( ) > 20 kilometer

4. Berapakah harga obat yang Anda beli untuk mengatasi keluhan/sakit ringan?

( ) 1.000 – 2.000 rupiah

( ) 3.000 – 7.000 rupiah

( ) 8.000 – 15.000 rupiah

( ) 16.000 – 25.000 rupiah

( ) > 25.000 rupiah

5. Apa nama obat yang digunakan untuk mengatasi keluhan/sakit ringan dalam

satu bulan terakhir?

( ) bodrex®

( ) paramex®

( ) bodrexin®

( ) Neuromacyl®

( ) Lainnya, sebutkan.............

6. Bagaimana cara penggunaan obat yang Anda lakukan?

( ) langsung diminum

( ) pada malam hari

( ) digerus

( ) dioles

( ) lainnya, sebutkan.............

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

33

7. Bagaimana bentuk obat yang anda gunakan?

( ) tablet

( ) kapsul

( ) sirup

( ) salep

( ) lainnya, sebutkan...............

8. Keluhan/sakit ringan apa yang Anda alami selama sebulan terakhir ini?

( ) sakit kepala

( ) pegal

( ) demam

( ) maag

( ) lainnya, sebutkan.................

9. Efek samping apa yang Anda rasakan selama penggunaan obat?

( ) tidak ada

( ) mengantuk

( ) pusing

( ) mual

( ) lainnya, sebutkan................

10. Darimana Anda mendapatkan informasi terkait obat yang Anda gunakan dalam

swamedikasi?

( ) apoteker

( ) TV (iklan)

( ) keluarga

( ) tetangga

( ) lainnya, sebutkan........................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

34

DATA ANALITIK

Berikut ini pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan pola penggunaan obat.

Berilah tanda checklist (√) pada salah satu pilihan.

1. Dalam satu bulan terakhir, saya ________ melakukan swamedikasi

(pengobatan mandiri) untuk mengatasi keluhan ringan.

( ) sering ( ) jarang

2. Ketika saya mengalami keluhan ringan, saya membeli obat di ________.

( ) warung ( ) apotek

3. Untuk menuju lokasi tempat pembelian obat, saya harus menempuh jarak yang

________.

( ) relatif jauh ( ) relatif dekat

4. Harga obat yang saya beli ________.

( ) relatif mahal ( ) relatif murah

5. Ketika saya mengalami keluhan ringan, saya menggunakan ________.

( ) obat tradisional ( ) obat modern

6. Saya mendapatkan informasi terkait obat yang saya gunakan dalam

swamedikasi melalui ________.

( ) apoteker ( ) teman/tetangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

35

D. Pengetahuan Responden tentang Swamedikasi

Berikut ini pernyataan yang berkaitan dengan swamedikasi. Berilah tanda checklist

(√) pada salah satu pilihan.

No. Pernyataan Jawaban

Benar Salah Ragu-ragu

1. Jika suatu obat memiliki

lambang seperti pada gambar,

maka obat tersebut dapat dibeli

secara bebas tanpa resep

dokter di warung

2. Jika suatu obat memiliki

lambang seperti pada gambar,

maka obat tersebut merupakan

obat keras yang bisa dibeli tanpa resep

dokter

3. Obat bebas yang memiliki kandungan

parasetamol digunakan untuk meredakan

gejala deman dan pusing.

4. Obat bebas/bebas terbatas digunakan

tanpa resep dokter (tanpa periksa terlebih

dahulu) hanya untuk mengatasi

gejala/penyakit ringan, seperti sakit

kepala ringan, nyeri ringan, dll.

5. Dosis obat yang diminum anak-anak

setengah dari dosis orang dewasa.

6. Jika aturan pakai obat adalah 3 kali sehari,

berarti obat diminum setiap 8 jam.

7. Aspirin tidak dianjurkan untuk digunakan

seseorang yang mengalami gangguan hati.

8. Ketika Anda minum obat flu yang

mengandung CTM dan merasa

mengantuk, berarti mengalami efek

samping obat.

9. Makanan dapat mengurangi efek terapi

obat Antasida.

10. Semua obat yang berbentuk cair harus

disimpan dalam kulkas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

36

Lampiran 7

Nilai Uji Reliabilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

37

Lampiran 8

Nilai Uji Korelasi Rank Spearman

a. Tingkat Pengetahuan dan Frekuensi Swamedikasi

Tingkat pengetahuan tinggi : > 50% (skor = 2)

rendah : ≤ 50% (skor = 1)

Frekuensi swamedikasi sering : > 2x sebulan (skor = 2)

jarang : ≤ 2x sebulan (skor = 1)

b. Tingkat Pengetahuan dan Jarak Pembelian Obat

Tingkat pengetahuan tinggi : > 50% (skor = 2)

rendah : ≤ 50% (skor = 1)

Jarak jauh : > 500 meter (skor = 2)

dekat : ≤ 500 meter (skor = 1)

c. Tingkat Pengetahuan dan Harga Obat

Tingkat pengetahuan tinggi : > 50% (skor = 2)

rendah : ≤ 50% (skor = 1)

Harga jauh : > 7000 rupiah (skor = 2)

dekat : ≤ 7000 rupiah (skor = 1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

38

Lampiran 9

Nilai Uji Korelasi Koefisien Korelasi Theta

a. Tingkat pengetahuan dan tempat pembelian obat

Tempat

Pembelian

Tingkat Pengetahuan Total

Rendah Tinggi

Warung 20 29 49

Apotek 12 27 39

Total 32 56 88

θ 0,1

b. Tingkat pengetahuan dan obat yang digunakan

Obat Tingkat Pengetahuan Total

Rendah Tinggi

Modern 17 32 49

Tradisional 15 24 39

Total 32 56 88

θ 0,037

c. Tingkat pengetahuan dan obat yang digunakan

Informasi Tingkat Pengetahuan Total

Rendah Tinggi

Apoteker 6 16 22

Teman 26 40 66

Total 32 56 88

θ 0,12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SWAMEDIKASI … · tentang hubungan antara pengetahuan tentang swamedikasi dengan pola penggunaan obat pada masyarakat Dusun Kenaran, Sumberharjo, Prambanan,

39

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Linda Asnasari lahir di Tanjung Sari

pada tanggal 8 September 1996, merupakan anak

kedua dari dua bersaudara, anak dari pasangan Bansir

dan Mariana. Penulis telah menempuh pendidikan di

SDN 40 Tj. Sari pada tahun 2002-2008, SMP Setya

Budi pada tahun 2008-2011, dan SMA Panca Setya

pada tahun 2011-2014. Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma pada tahun 2014. Selama perkuliahan, penulis

berpartisipasi dalam beberapa kegiatan diantaranya menjadi anggota Sie. Humas

“Pelepasan Wisuda 2016” dan anggota Sie. PDD “Panitia Paskah 2016” serta

menjadi Sekretaris “Faction 2016”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI