hubungan pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea ... · pdf fileskripsi untuk memenuhi...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG LUKA SECTIO CAESAREA
DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO CAESAREA DI
POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD KOTA
SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh :
Maria Paskalilaudes Meo
NIM. ST.14036
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG LUKA SECTIO CAESAREA
DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO CAESAREA DI
POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD KOTA
SURAKARTA
Oleh:
Maria Paskalilaudes Meo
NIM ST14036
Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 29 Januari 2016 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan
Pembimbing Utama
Wahyu Rima Agustin., S.Kep.,Ns., M.Kep.
NIK 201279102
Pembimbing Pendamping
GalihSetiaAdi.,S.Kep.,Ns., M.Kep.
NIK 201188089
Penguji
Meri Oktariani., S.Kep.,Ns.,M.Kep.
NIK. 200981037
Surakarta, Januari 2016
Ketua Program Studi S-1 Keperawatan
Atiek Murharyati., S.Kep.,NS., M.Kep.
NIK. 200680023
iii
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Maria Paskalilaudes Meo
NIM : ST 14036
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapat gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada
Surakarta maupun di perguruan tinggi lain
2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Tim Penguji
3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka
4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai norma yang berlaku di perguruan
tinggi ini
Surakarta , Januari 2016
Yang membuat pernyataan
(Maria Paskalilaudes Meo)
NIM ST 14036
iv
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan kasihNya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini dengan baik. Penyusunan skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu
Tentang Luka Sectio Caesarea Dengan Penyembuhan Luka Post Sectio
Caesarea” ini disusun sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan di STIKes Kusuma Husada Surakarta
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna bagi penulis. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Atiek Murharyati, S.Kep.,NS., M.Kep selaku Ketua Prodi S-1 Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing utama yang
dengan sabar mendampingi, meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu
dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Galih Setia Adi, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pembimbing pendamping yang
dengan sabar mendampingi, meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu
dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penguji yang telah memberikan
masukan demi penyempurnaan skripsi ini.
6. Keluarga tercinta, kedua orang tua dan keluarga besar yang senantiasa
memberikan dukungan doa, nasihat, motivasi, dalam menyelesaikan skripsi ini
7. Seluruh dosen dan karyawan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah
membantu dengan berbagai cara sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
8. Sahabat-sahabat di Bajawa, teman-teman kost, teman-teman kelompok 7 dan
teman-teman S-1 Keperawatan Program Transfer Angkatan ke-2 STIKes
Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan ide, motivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh staf dan karyawan RSUD Kota Surakarta yang telah memperlancar
kegiatan studi pendahuluan dan penelitian sehingga dapat berjalan dengan
baik.
v
v
10. Bidan yang bertugas di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota
Surakarta yang sudah bekerjasama selama penulis melakukan studi
pendahuluan dan penelitian.
11. Kepala Kesbangpolinmas beserta staf Kesbangpolinmas Boyolali yang telah
membantu dalam kelancaran administrasi ijin uji validitas dan reliabilitas.
12. Seluruh staf dan karyawan RSUD Banyudono Boyolali yang telah
memperlancar kegiatan uji validitas dan reliabilitas.
13. Bidan yang bertugas Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Banyudono
Boyolali yang sudah bekerjasama selama penulis melakukan uji validitas dan
reliabilitas.
14. Responden yang telah memberikan data kepada peneliti saat melakukan studi
pendahuluan, uji validitas dan reliabilitas serta saat penelitian.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini jauh dari kesempurnaan,
karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis
sangat mengarapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Terimakasih
Surakarta, Januari 2016
Penulis
vi
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
ABSTRAK ...................................................................................................... xi
ABSTRACT ..................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori ...................................................................... 6
2.2 Keaslian Penelitian ............................................................. 30
2.3 Kerangka Teori................................................................... 33
2.4 Kerangka Konsep ............................................................... 34
2.5 Hipotesis ............................................................................. 34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................... 35
3.2 Populasi Dan Sampel ......................................................... 36
3.3 Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................... 38
3.4 Variabel, Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran ..... 38
3.5Alat Penelitian Dan Cara Pengumpulan Data ..................... 39
3.6 Validitas Dan Reliabilitas .................................................. 41
3.7 Teknik Pengolahan Dan Analisa Data ............................... 44
3.8 Etika Penelitian .................................................................. 47
vii
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Karakteristik Responden ..................................................... 49
4.2 Analisis Univariat ............................................................... 51
4.3 Analisa Bivariat ................................................................... 53
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden ..................................................... 55
5.2 Analisa Univariat ................................................................ 56
5.3 Hubungan PengetahuanTentang Luka Sectio Caesarea
Dengan Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea ......... 61
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan .......................................................................... 64
6.2 Saran ..................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
viii
DAFTAR TABEL
NomorTabel JudulTabel Halaman
Tabel 2.1 Keaslian Penelitian .......................................................................... 30
Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional .................................................. 39
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta ........ 49
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta ........ 50
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta ........ 51
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Luka
Sectio Caesarea di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota
Surakarta .......................................................................................... 52
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Penyembuhan
Luka Post SectioCaesarea di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
RSUD Kota Surakarta ..................................................................... 53
Tabel 4.6 Analisis Hubungan Pengetahuan Tentang Luka Sectio
Caesarea Dengan Penyembuhan luka Post Sectio Caesarea .......... 53
Tabel 4.7 Tabulasi Silang Pengetahuan Tentang Luka Sectio
Caesarea Dengan Penyembuhan luka Post Sectio Caesarea .......... 54
ix
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
Gambar
1 Kerangka Teori 33
2 Kerangka Konsep 34
x
x
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan
Lampiran
1 Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Penelitian
2 Lembar Disposisi RSUD Kota Surakarta
3 Permohonan Uji Validitas Dan Reliabilitas Kesbangpol
Boyolali
4 Surat Rekomendasi Penelitian Kesbangpol Boyolali
5 Permohonan Uji Validitas Dan Reliabilitas RSUD
Banyudono
6 Pemberian Ijin Validitas Dan Reliabilitas RSUD Banyudono
7 Permohonan Ijin Penelitian
8 Lembar Disposisi RSUD Kota Surakarta
9 Surat Permohonan Menjadi Responden
10 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
11 Kuesioner
12 Jawaban Kuesioner Penelitian
13 Lembar Observasi
14 Hasil Uji Validitas
15 Hasil Uji Reliabilitas
16 Hasil Penelitian
17 Hasil Uji Statistika (Spearman)
18 Lembar Konsultasi
19 Jadwal Penelitian
xi
xi
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
Maria Paskalilaudes Meo
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Luka Sectio Caesarea Dengan
Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea
Abstrak
Melahirkan merupakan fungsi yang bersifat fisiologis. Persalinan dapat
terjadi secara normal atau lewat operasi (sectio caesarea). Operasi sectio caesarea
menyebabkan luka akibat insisi pada dinding perut. Luka sectio caesarea dapat
sembuh dan juga dapat terjadi infeksi. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu atau
pengalaman yang diperoleh dari diri sendiri atau orang lain. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea
dengan penyembuhan luka post sectio caesarea. Ibu post sectio caesarea perlu
mengetahui tentang luka sectio caesarea. Apabila ibu post sectio caesarea
mengetahui tentang luka sectio caesarea ibu dapat melakukan hal-hal yang
diperlukan agar luka sectio caesarea dapat sembuh.
Metode penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif korelasional.
Populasi yang digunakan adalah semua ibu yang pernah mengalami tindakan
sectio caesarea dan pengambilan sampel menggunakan tehnik accidental
sampling sesuai kriteria inklusi sebanyak 68 responden yang dihitung berdasarkan
rumus Nursalam. Pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk variabel
bebas yaitu pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea dan lembar observasi
untuk variabel terikat yaitu penyembuhan lukapost sectio caesarea. Uji hipotesis
menggunakan spearman rank.
Hasil penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea
mayoritas memiliki pengetahuan yang baik sebesar 74%. Penyembuhan luka post
sectio caesarea 90% adalah baik. Hasil pengukuran korelasi spearman diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,000 artinya adanya hubungan pengetahuan ibu tentang
luka sectio caesarea dengan penyembuhan luka post sectio caesarea.
Kata kunci : pengetahuan, penyembuhan, sectio caesarea
DaftarPustaka : 48 (2005-2015)
xii
xii
BACHELOR OF NURSING PROGRAM
SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
Maria PaskalilaudesMeo
The Relationship between Mothers’ Knowledge on Cesarean Section (Sectio
Caesarea) Wound and Treatments for Healing Wound after Cesarean
Section (Post Sectio Caesarea) at Obstetrics and Gynecology Clinic of
Surakarta Regional Public Hospital (RSUD Surakarta)
Abstract
Giving birth is a type of physiological function. Labor can happen in
normal way or through a cesarean section (sectiocaesarea). Cesarean section
wound can be healed, but sometimes it may get infected. Knowledge is a result of
knowing and it is obtained after an individual detects a certain object or an
experience collected from himself or herself or other people. This research aims at
investigating the relationship between mothers’ knowledge on cesarean section
wound and treatments for healing wound after having cesarean section. Mothers
who have had cesarean delivery are required to be aware of cesarean section
wound in order to perform treatments for healing wound after cesarean section.
This study applied correlational descriptive method. The population
comprised all mothers experiencing cesarean section and a total of 68 respondents
were taken as samples using accidental sampling technique based on inclusion
criteria and measured using Nursalam formula. The data were collectedusing
questionnaires for free variable of mothers’ knowledge on cesarean section wound
and observation sheets for bound variable of treatment for healingwound after
cesarean section. Spearman rank was applied for testing hypotheses.
The findings indicate that most of mothers (74%) have good knowledge on
cesarean section wound. Treatment for healing wound after cesarean section is
considered good (90%). Measurement of correlation using Spearman rank results
in the significance value of 0.000 which means that there is a correlation between
mothers’ knowledge on cesarean section wound and treatment for healing wound
after cesarean section.
Keywords : knowledge, treatment for healing, cesarean section
References : 48 (2005-2015).
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Melahirkan merupakan fungsi yang bersifat fisiologis. Persalinan
dapat terjadi secara normal ataupun lewat operasi yang sering dikenal
dengan sectio caesarea (SC). Sectio caesarea merupakan prosedur bedah
untuk melahirkan janin dengan insisi melalui abdomen dan uterus (Liu,
2008). Saat ini sectio caesarea sudah menjadi sesuatu yang umum. Indikasi
dilakukannya sectio caesarea adalah indikasi yang berasal dari ibu yaitu:
disporposi kepala panggul, disfungsi uterus, plasenta previa (Jitowiyono,
2012) letak lintang, trauma jalan lahir, solusio plasenta, preeklamsi/eklamsi
dan infeksi intrapartum (Nugroho, 2012). Sedangkan indikasi yang berasal
dari janin yaitu: janin besar, gawat janin, letak lintang (Jitowiyono dkk,
2012).
Sekitar 19% wanita kanada, 26% wanita Amerika Serikat, dan 22%
wanita Britania melahirkan melalui operasi sectio caesarea. Menurut World
Health Organization (WHO) selama tahun 2007-2008 persalinan dengan
sectio caesarea berjumlah 110.000 per kelahiran di seluruh Asia (Sinha
Kounteya, 2010). Di Indonesia diperoleh data bahwa tahun 2004 kejadian
sectio caesarea sebesar 53,2%, tahun 2005 sebesar 51,59%, tahun 2006
sebesar 53,68% (Grace, 2007). Di Jawa Tengah tercatat dari 17.665 angka
kelahiran terdapat 35,7%-55,3% ibu melahirkan dengan tindakan sectio
caesarea (Nurak, 2013). Data dari RSUD Kota Surakarta yang juga
2
melayani tindakan sectio caesarea diperoleh kunjungan ibu post sectio
caesarea ke poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Kota Surakarta
sebanyak 653 orang dari bulan mei 2014 sampai bulan mei 2015.
Sectio caesarea merupakan tindakan pembedahan dimana terdapat
luka akibat insisi. Luka insisi sectio caesarea dikategorikan sebagai luka
bersih. Sebelum sembuh secara sempurna luka insisi melewati tiga tahap
(Potter & Perry, 2005) yaitu fase inflamasi, fase proliferasi (regenerasi), fase
maturasi (remodeling), masing-masing fase mempunyai ciri khas tersendiri.
Luka sectio caesarea dapat sembuh dan juga dapat terjadi infeksi.
Infeksi merupakan salah satu penyebab kematian ibu (Manuaba, 2008). Data
dari Depkes RI (2009) infeksi luka operasi mencapai 11%. Agar luka sectio
caesarea dapat sembuh secara sempurna terdapat berbagai faktor yang
mempengaruhi penyembuhan luka operasi seperti umur, nutrisi,
vaskularisasi, anemia, status imunologi, kadar gula darah tinggi, obesitas
(Potter & Perry, 2005).
Menurut hasil penelitian Widyasari bahwa terdapat pengaruh
kecukupan nutrisi dan cairan ibu post sectio caesarea terhadap
penyembuhan luka jahitan post sectio caesarea. Ibu post sectio caesarea
juga perlu melakukan mobilisasi secara bertahap dimana berdasarkan
penelitian Cristina dan Cristanti yaitu ada hubungan antara mobilisasi dini
dengan peningkatan kesembuhan luka pada pasien post sectio caesarea. Ibu
post operasi sectio caesarea juga perlu menjaga kebersihan area luka insisi.
3
Dimana bila kebersihan kurang maka akan menghambat proses
penyembuhan luka.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, pengetahuan adalah
pengalaman yang diperoleh dari diri sendiri atau orang lain. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (Notoatmojo, 2005). Pengetahuan dipengaruhi oleh berbagai
faktor baik faktor internal (pendidikan, pekerjaan, umur) maupun faktor
eksternal (lingkungan, sosial budaya).
Studi pendahuluan yang peneliti lakukan dengan wawancara di
poliklinik kebidanan dan kandungan RSUD Kota Surakarta terhadap 5
orang ibu yang melakukan kontrol luka post sectio caesarea ditemukan 3
orang ibu mengatakan bahwa mereka kurang mengetahui secara rinci
tentang luka operasi sectio caesarea dan lukanya bisa sembuh atau tidak
sedangkan 2 orang lainnya sudah mengetahui tentang luka operasi sectio
caesarea tapi masih belum tahu apakah keadaan lukanya bisa sembuh atau
tidak. Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut maka perlu dilakukan
penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea
dengan penyembuhan luka post sectio caesarea di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUD Kota Surakarta.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan yang telah peneliti
lakukan maka peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu “Adakah
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Luka Sectio Caesarea dengan
Penyembuhan Luka Post Sectio Caesare.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Luka Sectio
Caesarea dengan Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea
2. Mengidentifikasi penyembuhan luka post sectio caesarea
3. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang luka sectio
caesarea dengan penyembuhan luka post sectio caesarea.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Rumah Sakit/Masyarakat
Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat.
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun materi pembelajaran
kepada mahasiswa dengan menggunakan hasil penelitian.
5
1.4.3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai sumber untuk penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan
ilmu di bidang kesehatan khususnya ilmu keperawatan.
1.4.4. Bagi Peneliti
Agar peneliti dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
sebagai seorang perawat sehingga dapat dapat memberikan asuhan
keperawatan yang tepat pada pasien.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Teori
2.1.1. Pengetahuan
2.1.1.1 Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo yang dikutip oleh Wawan & Dewi (2011),
pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang.
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil
pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan merupakan milik atau isi
pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk
tahu (Nashrulloh, 2009).
2.1.1.2 Tingkat Pengetahuan
Ada 6 tingkat pengetahuan seseorang menurut Notoatmodjo yang
di kutip oleh Wawan & Dewi (2011) yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat memori yang telah ada
sebelumnya.
7
2. Memahami (Comprehention)
Memahami artinya suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan secara benar.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun pada
kondisi riil (nyata).
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau
menyatakan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen
tetapi masih dalam struktur dan masih ada kaitannya satu dengan
yang lainnya
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah menunjukkan suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian dari keseluruhan
yang baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evalusi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu.
8
2.1.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
1. Faktor Internal
Faktor internal dibagi menjadi 3, menurut Notoatmodjo yang di
kutip oleh Wawan & Dewi (2011), yaitu:
a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita
tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaanya.
Pendidikan sangat erat hubungannya dengan pengetahuan.
Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi maka akan
semakin luas pula pengetahuannya. Tingkat pendidikan akan
membantu dalam memperoleh pengetahuan, pemahaman, serta
nilai-nilai lainnya yang akan membantu untuk berpikir lebih
rasional dalam menyerap informasi dan dapat meningkatkan
kualitas hidup (Notoatmodjo, 2005).
b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya.
Pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman baik secara langsung maupun tidak
langsung (Mubarak, 2007). Interaksi dengan lingkungan serta
9
informasi dari media massa elektronik akan membantu seseorang
mendapatkan informasi yang akan mempengaruhi pengetahuan
menjadi lebih baik (Sulisdiana, 2011).
c. Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung saat lahir
sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja. Umur seorang juga mempengaruhi daya tangkap dan
pola pikir seseorang terhadap informasi yang diberikan. Umur
yang matang sangat berpengaruh positif terhadap pencapaian
pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2005).
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dibagi menjadi 2, menurut Notoatmodjo yang
dikutip Wawan & Dewi (2011) yaitu:
a. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
b. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi perilaku dalam menerima informasi.
10
Menurut Soekanto (2007) faktor yang juga mempengaruhi pengetahuan
adalah: pengalaman dimana pengalaman merupakan sesuatu yang pernah
dilakukan dapat menambah pengetahuan seseorang tentang suatu hal.
2.1.1.4 Kriteria Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang bisa dinilai dan diukur dengan kriteria
penilaian dengan tingkat pengetahuan baik, sedang dan kurang.
1. Tingkat Pengetahuan Baik
Tingkat Pengetahuan Baik adalah seorang mampu mengetahui
perilaku yang didasari oleh pengetahuan yang baik, maka akan
terbentuk kesadaran dan sikap yang positif. Tingkat pengetahuan baik
bila kriteria penilaian berkisar antara 76%-100%
2. Tingkat Pengetahuan Cukup
Tingkat Pengetahuan Cukup adalah tingkat pengetahuan dimana
seorang mampu mengetahui, memahami, tetapi kurang dapat
mengaplikasikan, menganalisa, mensintesa serta mengevaluasi.
Tingkat pengetahuan cukup bila kriteria penilaian berkisar antara
56%-75%
3. Tingkat Pengetahuan Kurang
Tingkat pengetahuan kurang adalah tingkat pengetahuan dimana
seorang kurang mengetahui, memahami, mengaplikasi, menganalisa,
mensintesis dan mengevaluasi materi dan obyek. Tingkat pengetahuan
kurang bila kriteria penilaian < 56%
11
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan akan
memberikan penguatan terhadap individu dalam mengambil keputusan dan
dalam hal berperilaku (Setiawati, 2008). Meningkatnya pengetahuan
seseorang akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya akan menyebabkan
orang berperilaku sesuai pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo, 2007).
2.1.2. Sectio Caesarea
2.1.2.1 Pengertian Sectio Caesarea
Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin
lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. Sectio Caesarea merupakan
persalinan buatan, sehingga janin dilahirkan dinding perut dan dinding
rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat (Jitowiyono, 2012).
Sedangkan menurut Nugroho (2012) sectio caesarea adalah tindakan
untuk melahirkan bayi melalui pembedahan abdomen dan dinding uterus.
2.1.2.2 Indikasi Sectio Caesarea
Indikasi dilakukannya sectio caesarea adalah:
1. Indikasi Ibu
Disporposi kepala panggul, disfungsi uterus, plasenta previa
(Jitowiyono, 2012) letak lintang, trauma jalan lahir, solusio plasenta,
preeklamsi/eklamsi dan infeksi intrapartum (Nugroho, 2012).
2. Indikasi Anak
Janin besar, gawat janin, letak lintang (Jitowiyono, 2012),
prolapses funikuli, infeksi intrapartum (Nugroho, 2012)
12
2.1.2.3 Jenis Sectio Caesarea
Menurut Sofian (2012) jenis operasi sectio caesarea dibagi menjadi:
1. Sectio Caesarea Transperitonealis
a. Sectio caesarea klasik atau corporal: dengan insisi memanjang
pada corpus uteri. Pada pembedahan jenis ini bahaya peritonitis
lebih besar dan juga ruptur uteri pada kehamilan yang akan
datang. Disarankan sesudah sectio caesarea jenis ini sebaiknya
dilakukan sterilisasi atau histerectomy (Rofiqoh, 2014)
b. Sectio caesarea ismika atau profunda atau low cervical: dengan
insisi pada segmen bawah rahim. Keunggulannya adalah
perdarahan luka insisi tidak banyak, bahaya peritonitis tidak
besar, parut pada uterus umumnya kuat sehingga bahaya ruptur
uteri dikemudian hari tidak besar karena selama masa nifas
segmen bawah uterus tidak banyak mengalami kontraksi sehingga
luka dapat sembuh dengan sempurna (Rofiqoh, 2014)
2. Sectio Caesarea Ekstraperitonealis
Sectio Caesarea Ekstraperitonealis yaitu sectio caesarea tanpa
membuka peritoneum parietale dengan demikian tidak membuka
cavum abdominalis.
2.1.2.3 Komplikasi Sectio Caesarea
Menurut Jitowiyono (2012) terdapat komplikasi sectio caesarea yaitu:
13
1. Infeksi puerperal
Infeksi ini dapat bersifat ringan dan berat. Kenaikan suhu
selama beberapa hari dapat dikategorikan sebagai infeksi ringan
sedangkan sepsis dan peritonitis dapat dikategorikan infeksi bersifat
berat.
2. Perdarahan
Timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri ikut
terbuka.
3. Komplikasi lainnya
Komplikasi lain yang bisa terjadi seperti luka kandung kencing,
ruptur uteri.
2.1.2.4 Kebutuhan Ibu Post Partum Sectio Caesarea
Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan,
waktu kembali ke keadaan tidak hamil. Untuk mempercepat proses
penyembuhan pada masa nifas maka ibu nifas membutuhkan diet yang
cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan
sebagainya (Heryani, 2012). Kebutuhan masa nifas antara lain:
1. Nutrisi dan Cairan
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup bergizi seimbang
yaitu karbohidrat, protein, vitamin, mineral. Makanan yang
mengandung lebih banyak zat protein seperti daging, ayam, ikan,
telur, dan sumber makanan yang mengandung vitamin seperti buah-
buahan dan sayuran (Hamidarsyat, 2007). Minum 3 liter air setiap hari
14
(ibu dianjurkan untuk minum setiap kali menyusui), dimana air
(mineral) berfungsi sebagai bagian penting dari struktur sel dan
jaringan (Nakita, 2006). Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar
bisa memberikan vitamin A kepada bayi melalui ASI (Heryani, 2012)
dan vitamin A juga berfungsi untuk penyembuhan luka yaitu dalam
proses epitelisasi dan sintesis kolagen (Potter & Perry, 2005).
2. Mobilisasi
Mobilisasi yang dilakukan tergantung pada komplikasi
persalinan, nifas dan tergantung pada kemampuan ibu. Aktifitas
ambulasi amat berguna bagi semua sistem tubuh terutama fungsi usus,
kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru. Hal tersebut juga membantu
mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai dan membantu
kemajuan ibu dari ketergantungan menjadi sehat. Keuntungan
ambulasi menurut Heryani (2012) yaitu :
a. Ibu merasa lebih baik, lebih sehat dan lebih kuat
b. Memungkinkan perawatan pada bayi
c. Mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai
d. Sesuai dengan keadaan Indonesia (sosio ekonomi)
Sedangkan menurut Walyani (2015) keuntungan lain ambulasi adalah:
a. Melancarkan pengeluaran lokea
b. Meningkatkan kelancaran peredaran darah
c. Memungkinkan perawatan bayi
15
Mobilisasi akan memperlancar sirkulasi darah dan segera mungkin
mengalami pemulihan atau penyembuhan (Hamilton, 2010).
3. Istirahat
Ibu post sectio caesarea membutuhkan istirahat yang cukup,
istirahat sekitar 8 jam pada malam hari dan istirahat 1 jam pada siang
hari. Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi kebutuhan
istirahatnya antara lain:
a. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat
b. Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara
perlahan dan sesuai kemampuan
c. Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur
Kurang istirahat menurut Heryani (2012) dapat menyebabkan:
a. Jumlah ASI berkurang
b. Memperlambat proses involutio uteri
c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan dalam merawat bayi
4. Latihan/Senam Nifas
Senam nifas pada ibu post sectio caesarea dapat dilakukan
setelah 8 jam post operasi sectio caesarea. Tujuan senam nifas menurut
Heryani (2012) yaitu:
a. Membantu mempercepat proses pemulihan ibu
b. Mempercepat involusio uteri
c. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot perut dan
otot-otot dasar panggul
16
d. Membantu memulihkan dan mengencangkan otot panggul, perut
dan perineum
e. Memperlancar pengeluaran lokea
f. Membantu mengurangi rasa sakit
Sedangkan manfaat senam nifas (Heryani, 2012) antara lain:
a. Membantu memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperbaiki sikap tubuh dan punggung pasca persalinan
c. Memperbaiki tonus otot, pelvis dan peregangan otot abdomen
d. Memperbaiki dan memperkuat otot panggul
e. Membantu ibu lebih rileks dan segar pasca melahirkan
Senam nifas dilakukan saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada
komplikasi atau penyulit masa nifas (Heryani, 2012).
5. Penangganan Insisi
Minggu pertama pasca operasi sectio caesarea bisa jadi
merupakan masa yang paling sulit sebab masih terasa nyeri dan tidak
nyaman, padahal ibu juga harus merawat bayi (Mundy, 2005).
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk merawat luka pasca operasi sectio
caesarea adalah:
a. Menjaga Kebersihan Luka
Kunci dari proses penyembuhan yang cepat adalah menjaga
luka operasi dari bakteri yang menyebabkan infeksi. Ibu post sectio
caesarea dapat mandi seperti biasa, setelah mandi pastikan daerah
17
insisi benar-benar kering dan jaga agar tetap kering serta
mengenakan pakaian atas yang longgar (Mundy, 2005).
Menurut Susmiyati (2013) menjaga kebersihan agar luka
operasi tidak terkena kotoran yang mengakibatkan kuman
berkembang cepat maka kebersihan diri dan lingkungan
semaksimal mungkin harus dijaga. Jaga luka dari kotoran, bila
balutan basah atau lembab oleh darah maka segera diganti, karena
di dalam darah mengandung kuman yang bisa menyebar cepat ke
seluruh bagian luka.
b. Makanan Yang Bergizi
Makan dan minum yang cukup dan bergizi seimbang dapat
membantu memulihkan diri setelah operasi sectio caesarea,
penyembuhan luka dan menghasilkan ASI (Air Susu Ibu) bagi bayi.
Selain makanan dibutuhkan juga asupan cairan (air putih) untuk
menggantikan volume cairan yang hilang saat melahirkan dan
menyusui serta mencegah sembelit (Oktavia, 2013). Dimana air
(mineral) berfungsi sebagai bagian penting dari struktur sel dan
jaringan (Nakita, 2006). Status nutrisi merupakan bagian penting
dari respon terhadap cedera (Sjamsuhidajat, 2005).
c. Olahraga
Pada minggu pertama setelah operasi hindari mengangkat
benda berat. Berdiri dan berjalan dengan postur tubuh yang baik
(Oktavia,2013). Olahraga ringan seperti jalan-jalan bisa dilakukan.
18
Cobalah berdiri tegak sebisa mungkin saat berjalan dan lakukan
sesuai kemampuan (Mundy, 2005).
d. Konsultasi Dengan Dokter
Konsultasi dengan dokter dilakukan bila:
1) Bekas luka terlihat merah, bengkak atau terdapat cairan yang
keluar dari luka
2) Demam lebih dari 38º C
3) Nyeri hebat pada luka
2.1.3 Luka
2.1.3.1 Pengertian Luka
Pengertian luka menurut Sjamsuhidajat, dkk (2005) dalam Buku
Ajar Ilmu Bedah adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh.
Sedangkan menurut Sudjatmiko dkk (2009) luka diartikan sebagai
terputusnya kontinuitas jaringan.
2.1.3.2 Klasifikasi Luka
Klasifikasi luka dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Berdasarkan status integritas kulit
a. Luka terbuka yaitu luka yang melibatkan robekan pada kulit atau
membran mukosa. Penyebabnya: trauma oleh benda tajam atau
tumpul misalnya insisi bedah, pungsi vena,luka tembak (Potter &
Perry, 2005). Menurut Aminuddin (2009) kerusakan pada luka
terbuka melibatkan kulit dan membran mukosa, kemungkinan
terjadi perdarahan disertai kerusakan jaringan.
19
b. Luka tertutup yaitu luka tanpa robekan kulit. Penyebab bagian
tubuh yang terpukul oleh benda tumpul (Potter & Perry, 2005).
Pada luka tertutup tidak terjadi kerusakan pada integritas kulit
tapi terdapat kerusakan jaringan lunak, mungkin cedera internal
dan perdarahan (Aminuddin, 2009).
2. Berdasarkan sifat luka
a. Luka akut yaitu luka yang mengalami proses penyembuhan, yang
terjadi akibat proses perbaikan integritas fungsi dan anatomi
secara terus menerus, sesuai dengan tahap dan waktu yang
normal. Penyebab trauma akibat benda tajam. Tepi luka bersih
dan utuh (Potter & Perry, 2005). Menurut Aminuddin (2009) luka
akut dapat dikategorikan menjadi:
1) Luka akut pembedahan; contohnya eksisi, insisi, skin graft.
2) Luka bukan pembedahan; contohnya luka bakar.
b. Luka kronik yaitu luka yang gagal melewati proses perbaikan
untuk mengembalikan integritas fungsi dan anatomi sesuai
dengan tahap dan waktu yang normal. Penyebab luka akibat
gesekan,ulkus. Tepi luka mengalami nekrotik (Potter & Perry,
2005).
3. Berdasarkan tingkat kebersihan luka
a. Luka bersih (clean wounds) yaitu luka yang tidak mengandung
organisme pathogen. Misalnya luka bedah tertutup,resiko infeksi
20
rendah (Potter & Perry, 2005). Menurut Aminuddin (2009)
kemungkinan infeksi pada luka bersih adalah sekitar 1%-5%.
b. Luka terkontaminasi bersih (clean contamined wounds) yaitu luka
dalam kondisi aseptic tapi melibatkan rongga tubuh yang secara
normal mengandung mikroorganisme. Lebih beresiko mengalami
infeksi dibanding luka bersih (Potter & Perry, 2005). Infeksi pada
luka jenis ini kemungkinan 3%-11% (Aminuddin, 2009).
c. Luka terkontaminasi (contamined wounds) yaitu luka berada pada
kondisi yang mungkin mengandung mikroorganisme. Misalnya:
luka terbuka, traumatic, kecelakaan (Potter &Perry, 2005)
beresiko mengalami infeksi 10%-17% (Aminuddin, 2009).
d. Luka terinfeksi (dirty or infected wounds) yaitu terdapat bakteri
pada luka, luka tampak tanda infeksi misalnya: inflamasi,
drainase purulent (Potter & Perry, 2005).
e. Luka terkolonisasi yaitu luka yang mengandung mikroorganisme
(biasanya multiple), penyembuhan lambat dan beresiko
mengalami infeksi (Potter & Perry, 2005).
2.1.3.3 Penyembuhan Luka
Penyembuhan luka menurut Walyani (2015) adalah proses
penggantian dan perbaikan fungsi jaringan yang rusak. Luka dikatakan
sembuh bila permukaannya dapat bersatu kembali dan didapatkan
kekuatan jaringan yang kembali normal.
21
1. Prinsip Penyembuhan Luka
Prinsip penyembuhan luka menurut Afyalvin (2014) adalah:
a. Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi
oleh luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang.
b. Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap
dijaga.
c. Respon tubuh secara sistemik pada trauma.
d. Aliran darah dari dan ke jaringan yang luka.
e. Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda
asing termasuk bakteri.
2. Fase Penyembuhan Luka
a. Fase inflamasi
Berlangsung selama 1-4 hari (Walyani, 2015). Sumber lain
menyebutkan (Sudjatmiko, 2009) fase inflamasi dimulai saat terjadi
luka, bertahan 2-3 hari. Pembuluh darah yang terputus akan
menyebabkan perdarahan dan tubuh akan berusaha
menghentikannya dengan cara vasokonstriksi dan reaksi
hemostasis. Proses perbaikan menurut Potter & Perry (2005) terdiri
dari mengontrol perdarahan (hemostasis), mengirim darah dan sel
ke area yang mengalami cedera (inflamasi) dan membentuk sel-sel
epitel pada tempat cedera (epitellisasi).
Tujuan yang hendak dicapai pada fase ini adalah
menghentikan perdarahan dan membersihkan luka dari benda
22
asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya
proses penyembuhan (Monica, 2011).
Kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya
platelet yang berfungsi hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler
yang terbuka dan mengeluarkan substansi vasokonstriksi yang
mengakibatkan pembuluh darah kapiler mengalami vasokonstriksi
selanjutnya terjadi penempelan endotel yang akan menutup
pembuluh darah kapiler (Potter & Perry, 2005).
Sementara itu terjadi juga reaksi inflamasi, sel mast dalam
jaringan ikat menghasilkan serotonin dan histamin yang
meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga terjadi eksudasi
cairan disertai vasodilatasi setempat yang menyebabkan edema dan
pembengkakan (Sjamsuhidajat, 2005). Tepi luka bagian luar secara
normal mengalami inflamasi pada hari ke-2 sampai hari ke-3 tapi
lama kelamaan inflamasi ini akan menghilang (Suparyanto, 2011).
Fase ini ditandai dengan adanya kemerahan, hangat pada
kulit, edema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3/ke-4
(Monica, 2011). Menurut Sjamsuhidajat (2005) tanda dan gejala
reaksi radang berupa warna kemerahan karena kapiler melebar
(rubor), rasa hangat (kalor), nyeri (dolor), dan pembengkakan
(tumor).
Aktifitas seluler yang terjadi adalah pergerakan leukosit
menembus dinding pembuluh darah menuju luka karena daya
23
kemotaksis. Leukosit kemudian mengeluarkan enzim hidrolitik
yang membantu mencerna bakteri dan kotoran luka. Limfosit dan
monosit yang kemudian muncul ikut menghancurkan dan memakan
kotoran luka dan bakteri (fagositosis).
b. Fase proliferasi (regenerasi)
Proses kegiatan yang penting pada fase ini adalah
memperbaiki dan menyembuhkan luka yang ditandai dengan
proliferasi sel. Sesudah terjadi luka fibroblast akan aktif bergerak
pada jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian
berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi
(kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin & profeoglycans)
yang berperan dalam membangun (rekonstruksi) jaringan baru
(Monica, 2011).
Dengan munculnya jaringan baru sebagai hasil rekonstruksi,
fase proliferasi terjadi dalam waktu 3-24 hari (Potter & Perry,
2005). Pada fase ini luka dipenuhi sel radang, fibroblast, dan
kolagen, membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan
permukaan berbenjol halus yang disebut jaringan granulasi
(Sjamsuhidajat, 2005). Jaringan granulasi mulai mempertemukan
daerah luka dimana luka bertemu atau bertaut pada hari ke7-10
(Afyalvin, 2014). Hal yang sama juga dikemukakan oleh
Suparyanto (2011) bahwa dalam waktu 7-10 hari luka dengan
24
penyembuhan normal akan terisi sel epitel dan bagian tepi luka
akan menutup.
Fibroblast berasal dari sel mesenkim yang belum
berdiferensiasi, menghasilkan mukopolisakarida, asam aminoglisin,
dan prolin yang merupakan bahan dasar kolagen yang akan
mempertautkan tepi luka (Sjamsuhidajat, 2005). Pada fase ini
terjadi sintesis kolagen dan pada fase ini biasanya jahitan diangkat
(bila digunakan benang yang tidak diserap) (Sudjatmiko. 2009).
Pada fase ini kolagen memberikan kekuatan dan integritas struktur
pada luka. Selama periode ini luka mulai tertutup oleh jaringan
baru (Potter & Perry, 2005).
Pengisian oleh kolagen seluruh pinggiran sel epitel timbul
sempurna dalam 1 minggu. Jaringan baru tumbuh dengan kuat dan
kemerahan (Padila, 2012). Fungsi kolagen yang spesifik adalah
membentuk cikal bakal jaringan baru (connective tissue matrix)
(Monica, 2011).
Penampilan klinis pada fase ini antara lain dasar luka merah
cerah (granulasi dengan vaskularisasi baik), adanya kulit baru
(epitelisasi) berwarna merah muda pada tepi luka dan luka mulai
tampak menutup (Rofiqoh, 2014). Fase proliferasi akan cepat
terjadi bila tidak ada infeksi atau kontaminasi pada fase inflamasi
(Potter & Perry, 2005).
25
Proses pada fase ini berhenti setelah epitel saling menyentuh
dan menutup seluruh permukaan luka. Dengan tertutupnya
permukaan luka proses pembentukan jaringan granulasi akan
berhenti dan mulailah proses selanjutnya yaitu fase maturasi
(Sjamsuhidajat, 2005).
c. Fase maturasi (remodeling)
Maturasi merupakan tahap akhir proses penyembuhan luka
dan dapat memerlukan waktu sampai 1 tahun, yang tergantung
pada kedalaman dan luas luka (Potter & Perry, 2005).
Menurut Sudjatmiko (2009) pada fase ini terjadi peningkatan
produksi maupun penyerapan kolagen. Kekuatan luka meningkat
sejalan dengan reorganisasi kolagen sepanjang garis tegangan kulit.
Menurut Monica (2011) selain pembentukan kolagen terjadi juga
pemecahan kolagen oleh enzim kolagenase. Untuk mencapai
penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara
kolagen yang diproduksi dan yang dipecahkan. Kolagen yang
berlebihan akan menimbulkan penebalan jaringan parut sebaliknya
bila produksinya berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan
parut dan luka akan selalu terbuka. Menurut monica (2011) tujuan
fase ini adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru
menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan bermutu.
26
2.1.3.4 Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan
penyembuhan luka (Potter & Perry, 2005) yaitu:
1. Nutrisi
Proses fisiologi penyembuhan luka bergantung pada tersedianya
karbohidrat, protein, vitamin (terutama vitamin Adan C) dan mineral.
Karbohidrat sebagai penyedia energi bagi tubuh, protein sebagai
penyembuh luka dan meregenerasi sel. Vitamin A berfungsi sebagai
epitelisasi dan sintesis kolagen. Kolagen adalah protein yang
terbentuk dari asam amino. Vitamin C dibutuhkan untuk mensintesis
kolagen (Potter & Perry, 2005).
2. Umur
Kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan
pertumbuhan atau kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya
proses penuaan menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat
memperlambat proses penyembuhan luka (Rofiqoh, 2014). Semakin
tua umur seseorang menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan
(Potter & Perry, 2005). Anak dan dewasa penyembuhan lebih cepat
dari orang tua (Afyalvin, 2014).
Klasifikasi umur menurut Depkes RI (2009) adalah:
a. Masa balita : 0-5 tahun
b. Masa kanak-kanak : 5-11 tahun
c. Masa remaja awal : 12-16 tahun
27
d. Masa remaja akhir : 17-25 tahun
e. Masa dewasa awal : 26-35 tahun
f. Masa dewasa akhir : 36-45 tahun
g. Masa lansia awal : 46-55 tahun
h. Masa lansia akhir : 56-65 tahun
i. Manula : > 65 tahun
3. Vaskularisasi
Vaskularisasi mempengaruhi luka karena luka membutuhkan
keadaan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan
sel (Potter & Perry, 2005).
4. Anemia
Anemia memperlambat proses penyembuhan luka dimana
perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh karena
itu orang yang mengalami kekurangan kadar hemoglobin darah akan
mengalami proses penyembuhan lama.
5. Status Imunologi
Imunologi merupakan system pertahanan tubuh yang akan
bereaksi terhadap infeksi/zat asing yang masuk dalam tubuh. Proses
penyembuhan luka dapat dipengaruhi oleh status imunologi (Monica,
2011).
6. Kadar Gula Darah
Kadar gula darah yang tinggi menganggu kemampuan leukosit
untuk melakukan fagositosis dan mendorong pertumbuhan infeksi
28
(Monica, 2011). Menurut Perry dan Potter (2005) pada pasien dengan
diabetes melitus terjadi hambatan terhadap sekresi insulin akan
mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk
kedalam sel. Akibatnya akan terjadi penurunan protein kalori tubuh
yang berakibat rentan terhadap infeksi.
7. Obesitas
Jika daerah insisi kekurangan udara akibat tumpukan lemak
dapat terjadi infeksi (Mundy, 2005). Jaringan lemak menganggu
suplai darah untuk melawan infeksi bakteri dan untuk mengirimkan
nutrisi dan elemen yang berguna untuk penyembuhan luka
(Monica, 2011).
2.1.3.5 Komplikasi Penyembuhan Luka
1. Hemoragi (Perdarahan)
Hemoragi atau perdarahan dari daerah luka merupakan hal
normal yang terjadi selama dan sesaat setelah trauma. Hemostasis
terjadi dalam beberapa menit kecuali jika luka mengenai pembuluh
darah besar atau fungsi pembekuan buruk. Hemostasis adalah
mekanisme alami tubuh untuk menghentikan kehilangan darah yang
berlebihan. Perdarahan yang terjadi setelah hemostasis menunjukkan
lepasnya jahitan operasi, keluarnya bekuan darah, erosi pembuluh
darah oleh benda asing misalnya drain. Perdarahan dapat terjadi secara
eksternal dan internal (Potter & Perry, 2005).
29
2. Infeksi
Invasi bakteri pada luka dapat terjadi sebelum pembedahan,
selama pembedahan dan setelah pembedahan. Gejala infeksi sering
muncul dalam 2-7 hari setelah pembedahan. Menurut Morison
terdapat 7 kriteria penilaian untuk menentukan tingkat infeksi pada
luka operasi tertutupyaitu eksudat, eritema (kemerahan) yang
menyebar pada luka, edema, hematoma, letak nyeri, frekuensi nyeri
dan bau. Menurut Potter & Perry (2005) luka yang mengandung
bakteri lebih dari 100.000 termasuk luka terinfeksi. Infeksi luka oleh
bakteri menghambat penyembuhan luka. Peningkatan inflamasi
digabungkan dengan panas dan drainase mengindikasikan infeksi luka
(Afyalvin, 2014).
3. Dehisens
Dehisens adalah terpisahnya lapisan luka (Potter & Perry, 2005).
Tanda dehisens antara lain: luka terbuka kembali, benang terlepas atau
putus, keluarnya darah dari luka, mungkin juga disertai tanda infeksi
(Sudjatmiko, 2009).
4. Eviserasi
Eviserasi adalah terpisahnya lapisan luka secara total yang
menimbulkan keluarnya organ dalam melalui luka yang terbuka
(Potter & Perry, 2005).
30
2.2 Keaslian Penelitian
No Nama Peneliti Judul Peneliti Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 Shella Cristina,
Erva Elli
Kristanti
Mobilisasi dini
berhubungan
dengan
peningkatan
kesembuhan luka
pada pasien post
operasi sectio
cesarea
Penelitian analitik
korelasional
teknik sampling
accidental
Ada hubungan
antara mobilisasi
dini dengan
peningkatan
kesembuhan luka
pada pasien post
operasi sectio
cesarea
2
3
Yoana Widysari
Rytme
Purwatiningsih
Pengaruh
kecukupan nutrisi
dan cairan ibu
post sectio
cesarea terhadap
penyembuhan
luka jahitan sectio
cesarea
Hubungan riwayat
sectio cesarea
(partus kasep)
dengan
penyembuhan
luka post sectio
cesarea
Penelitian analitik
pendekatan
crosssectional
tehnik sampling
random sampling
Penelitian analitik
observasional
pendekatan
crosssectional
tehnik sampling
accidental
sampling
Terdapat pengaruh
kecukupan nutrisi
dan cairan ibu post
sectio cesarea
terhadap
penyembuhan luka
jahitan sectio
cesarea
Sebagian besar
pasien diruang
bersalin yang
melakukan
persalinan secara
SC diindikasikan
karena partus kasep
(56%)
Sebagian besar
pasien post SC di
ruang bersalin
kondisi lukanya
pada hari ke-5 telah
menutup (53%)
Adanya hubungan
antara riwayat SC
(partus kasep)
dengan
penyembuhan luka
post SC
31
4 Alfrida Batti
Hasmawati
Hariani
Faktor-faktor
yang berhubungan
dengan proses
penyembuhan
luka post operasi
sectio di RS
khusus ibu dan
anak siti Fatimah
Penelitian
deskriptif analitik
metode
crosssectional
tehnik sampling
accidental
Adanya hubungan
nutrisi dengan
proses
penyembuhan luka
post operasi sectio
cesarea
adanya hubungan
personal hygiene
dengan proses
penyembuhan luka
post operasi sectio
cesarea
adanya hubungan
mobilisasi dengan
proses
penyembuhan luka
post operasi sectio
cesarea
5
6
Zahrati Fauza
Nurlaila
Ramadhan
Clara Grace
Y.A.S
Hubungan
mobilisasi dini
pada ibu post
partum sectio
cesarea terhadap
proses percepatan
pemulihan post
partum di ruang
kebidanan RSUD
ZA banda Aceh
Pengetahuan,
sikap dan
pelaksanaan
mobilisasi dini
ibu pascasalin
dengan seksio
sesaria
Penelitian analitik
pendekatan cross
sectional teknik
sampling
accidental
Penelitian
deskriptif
korelasional
Tidak ada hubungan
antara mobilisasi
dini dengan
penyembuhan luka,
involutio uteri dan
pengeluaran lokea
dan post partum
sectio
Tidak terdapat
hubungan yang
bermakna antar
pengetahuan
terhadap
pelaksanaan
mobilisasi dini pada
ibu pasca salin
dengan seksio
sesaria
Tidak terdapat
hubungan yang
bermakna antara
sikap terhadap
pelaksanaan
mobilisasi dini
32
Tabel 2.1 Keaslian Penelitian
7 Maria Hilda
Seniwati
Faktor-faktor
yang berhubungan
dengan proses
penyembuhan
luka sectio
cesarea di ruang
perawatan nifas
RSUD labuang
baji makassar
Penelitian survey
bersifat deskriptif
analitik dengan
pendekatan
crosssectional
tehnik sampling
accidental
Ada hubungan
antara pemberian
nutrisi, ambulasi,
perawatan luka
dengan proses
penyembuhan luka
post sectio cesarea
33
2.3 Kerangka Teori
Gambar 1 Kerangka Teori
Sumber: Potter & Perry (2005), Wawan & Dewi (2011)
Faktor Interna
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
Faktor Eksterna
a. Lingkungan
b. Social
Pengetahuan tentang luka sectio
caesarea
Faktor yang mempengaruhi luka
a. Umur
b. Nutrisi
c. Vaskularisasi
d. Anemia
e. DM
Penyembuhan
Luka
34
2.4 Kerangka Konsep
Keterangan : : Diteliti
Gambar 2 Kerangka Konsep
2.5 Hipotesis
H0 : Tidak Ada Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Luka Sectio
Caesarea dengan Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea
H1 : Ada Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Luka Sectio Caesarea
dengan Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea
Variabel bebas
(Pengetahuan
tentang luka
sectio caesarea)
Variabel terikat
(Penyembuhan luka
post sectio caesarea)
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2015).
Rancangan penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan
penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau
penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian. Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional dimana
rancangan ini mengkaji hubungan antar variabel. Peneliti dapat mencari,
menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan dan menguji berdasarkan teori
yang ada (Nursalam, 2013).
Pada tahap ini peneliti akan mengambil sampel ibu post sectio
caesarea untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang luka sectio
caesarea dan penyembuhan luka post sectio caesarea. Penelitian deskriptif
korelasional (Nursalam, 2013).
O1 O2
Ket : O1 : Pengetahuan tentang luka sectio caesarea
O2 : Penyembuhan luka post sectio caesarea
36
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiono, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu post
sectio caesarea yang melakukan kontrol di poliklinik kebidanan dan
kandungan RSUD Surakarta bulan Mei 2015 berjumlah 83 orang.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-
betul representative /mewakili (Sugiono, 2015).
Tehnik sampling adalah tehnik pengambilan sampel. Pada
penelitian ini tehnik sampling yang digunakan peneliti adalah purposive
sampling yaitu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
diantara populasi sesuai yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam
penelitian) sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi
(Nursalam, 2013). Adapun kriteria yang peneliti tetapkan adalah:
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian
dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti
(Nursalam, 2013).
37
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
a. Bersedia menjadi responden.
b. Ibu yang pertama kali dilakukan tindakan sectio caesarea.
c. Ibu post sectio caesarea yang kontrol hari ke-7.
d. Ibu post sectio caesarea umur 20-35 tahun.
e. Tidak menderita penyakit penyulit (anemia, diabetes).
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan
subyek yang memenuhi kriteria inklusi (Nursalam, 2013).
a. Tidak bersedia menjadi responden.
b. Ibu yang telah dilakukan tindakan sectio caesarea lebih dari 1 kali.
c. Ibu post sectio caesarea yang menderita penyakit anemia, diabetes.
d. Ibu post sectio caesarea yang kontrol setelah hari ke-7.
Besarnya sampel yang akan diambil peneliti menggunakan rumus
(Nursalam, 2013):
= =68
Keterangan
n : besar sampel
N : besar populasi
d : tingkat signifikasi (0,05)
Berdasarkan rumus tersebut diatas maka sampel yang peneliti gunakan
dalam penelitian ini adalah sebesar 68 responden.
38
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah poliklinik
kebidanan dan kandungan RSUD Surakarta. Waktu penelitian dilaksanakan
selama 7 minggu yaitu dari tanggal 26 Oktober sampai 07 Desember 2015.
3.4 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai
beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain). Variabel dalam
penelitian ini terdiri atas 2 yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
3.4.1 Variabel Bebas (Independent)
Variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variable
lain (Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini variable bebas (independen)
adalah pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea.
3.4.2 Variabel Terikat (Dependent)
Variabel yang nilainya ditentukan oleh variable lain (Nursalam,
2013). Dalam penelitian ini variable terikat (dependent) adalah
penyembuhan luka post sectio caesarea.
39
Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Skala
Data
Skor
Variabel
independen
pengetahuan
ibu tentang
luka sectio
caesarea
Kemampuan
ibu untuk
menjawab
pertanyaan-
pertanyaan
tentang luka
sectio
caesarea
Kuesioner Ordinal 1.Baik: bila skor
76%-100%
2.Cukup: bila
skor 56%-75%
3.Kurang:<56%
Variabel
dependen
penyembuhan
luka post
sectio
caesarea
Proses
pemulihan
luka setelah
sectio
caesarea
dinilai pada
hari ke-7
dengan
lembar
observasi
Lembaran
observasi
Nominal Skor 1:
penyembuhan
luka baik (1-2)
Skor
0:penyembuhan
luka kurang baik
(3-4)
Tabel 3.1 Variabel dan Definissi Operasional
3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data
Bila dilihat dari segi cara atau tehnik pengumpulan data, maka tehnik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner
(angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya (Sugiono, 2015).
Pada penelitian ini peneliti mengunakan tehnik pengumpulan data
mengunakan kuesioner (angket), dan observasi (pengamatan).
Cara pengumpulan data penelitian dilakukan melalui langkah-langkah
berikut:
1. Penelitian dimulai dari pengajuan topik penelitian kepada dosen
pembimbing.
2. Setelah topik penelitian disetujui lalu dilanjutkan dengan permohonan ijin
studi pendahuluankepada STIKes Kusuma Husada Surakarta, kantor
40
BAPEDA Surakarta, Kesbangpolinmas Surakarta, dan RSUD Kota
Surakarta.
3. Setelah mendapatkan ijin studi pendahuluan peneliti melakukan studi
pendahuluan pada Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota
Surakarta.
4. Melakukan konsultasi proposal dengan dosen pembimbing.
5. Ujian proposal, dan revisi proposal.
6. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner.
7. Permohonan ijin uji validitas dan reliabilitas kuesioner kepada STIKes
Kusuma Husada Surakarta, kantor BAPEDA Boyolali, Kesbangpolinmas
Boyolali dan RSUD Banyudono Boyolali.
8. Melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan membagikan kuesioner
pada responden ibu post sectio caesarea di RSUD Banyudono.
9. Memasukan data uji validitas dan reliabilitas menggunakan program
SPSSmelalui komputer.
10. Melakukan eliminasi terhadap pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner
yang tidak valid dan reliabel.
11. Melakukan konsultasi hasil uji validitas dan reliabilitas dengan dosen
pembimbing.
12. Melakukan penelitian pada Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD
Kota Surakarta dengan responden ibu post sectio caesarea yang bersedia
menjadi responden.
41
13. Responden menandatangani surat persetujuan menjadi responden atau
informed consent.
14. Peneliti membagikan kuesioner kepada ibu post sectio caesarea dan
melakukan observasi keadaan luka post sectio caesarea.
15. Mengumpulkan dan memeriksa kembali kuesioner yang sudah diisi
responden.
16. Setelah memenuhi jumlah sampel yang telah ditetapkan peneliti
melakukan pengolahan data yang terdiri dari editing, coding, scoring,
entri data dan tabulating
17. Peneliti melakukan analisa data (analisa univariat dan bivariat)
menggunakan program komputer.
18. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing tentang hasil
penelitian.
19. Penyajian data dan pembahasan.
20. Kesimpulan dan saran.
3.6 Validitas dan Reliabilitas
3.6.1 Validitas
Uji validitas adalah suatu pengukuran dan pengamatan yang berarti
prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus
dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam 2013). Apabila
datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun
diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto 2006). Uji validitas pada
penelitian ini mengunakan rumus Pearson ProductMoment.
42
Rumus Pearson Product Moment sebagai berikut
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi product moment
N : Jumlah responden
∑X : Jumlah skor item
∑Y : Jumlah skor total
Interpretasi hasil data (Riwidikdo, 2012):
1. Membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel
Nilai r tabel dapat dilihat pada nilai r product moment dengan taraf
signifikansi 5% (0,05) dengan n=30 maka diketahui r tabel adalah 0,361.
Bila r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung> r table) maka pertanyaan
tersebut dinyatakan valid.
2. Berdasarkan nilai signifikansi (p) yang besarnya 0,000 dibandingkan
dengan nilai a=5%, dimana nilai p < 0,05 maka pertanyaan tersebut
dinyatakan valid.
3. Berdasarkan nilai koefisien korelasi yang bertanda bintang (*) baik
bertanda bintang satu (*) atau bertanda bintang dua (**) yang
menunjukkan bahwa pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
Uji validitas lakukan di RSUD Banyudono, Boyolali dengan jumlah
30 responden (ibu post sectio caesarea). Perhitungan dilakukan dengan
menggunakan komputer. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 34
43
pertanyaan terdapat 6 pertanyaan yang tidak valid (pertanyaan nomor 6, 7,
11, 14, 19, 22) karena pertanyaan tersebut mempunyai nilai r hitung < 0,361
(0,109-0,195) dan pertanyaan tersebut akan dihilangkan atau tidak
digunakan dalam penelitian karena nilai r hitung < r tabel (0,361).
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila
fakta atau kenyaataan hidup diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu
yang berlainan (Nursalam, 2013).
Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach.
Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
Keterangan
r11 := Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= Jumlah varian butir
= Varians total
Menurut Riwidikdo (2012) kuesioner atau angket dikatakan
reliable jika memiliki nilai alpha minimal 0,7. Dari pertanyaan yang sudah
valid (28 pertanyaan) dilakukan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha
Cronbach. Untuk mengetahui kuesioner dikatakan reliabel atau tidak
dilihat berdasarkan besarnya nilai alpha. Dari hasil pengujian kuesioner
yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa nilai alpha adalah 0,985 hal ini
menunjukkan bahwa nilai alpha diatas 0,7 sehingga kuesioner tersebut
44
dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan dalam penelitian dengan
jumlah pertanyaan sebanyak 28.
3.7 Tehnik Pengolahan dan Analisa Data
3.7.1 Tehnik Pengolahan Data
Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber lain terkumpul (Sugiono, 2015). Dalam pengolahan
data terdapat langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat, 2014).
Proses penentuan editing dengan memeriksa kembali data yang
diperoleh dari hasil pengukuran pengetahuan tentang luka sectio
caesarea dan penyembuhan luka post sectio caesarea.
2. Coding
Coding atau mengkode data merupakan suatu metode untuk
mengobservasi data yang dikumpulkan selama penelitian kedalam
symbol yang cocok untuk keperluan analisis terhadap hasil observasi
yang dilakukan. Dalam penelitian ini coding dilakukan dengan
menggunakan angka 0,1,2,3 dan seterusnya. Dalam penelitian ini
coding dilakukan untuk membagi kriteria sebagai berikut:
a. Pengetahuan Ibu Tentang Luka Sectio Caesarea
Pengetahuan baik diberi kode 1
45
Pengetahuan cukup diberi kode 2
Pengetahuan kurang diberi kode 3
b. Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea
Penyembuhan luka kurang baik diberi kode 0
Penyembuhan luka baik diberi kode 1
3. Skoring
Skoring adalah memberikan skor terhadap semua item yang
perlu diberi skor (Arikunto, 2006).
Cara menghitung skor tingkat pengetahuan ibu tentang luka sectio
caesarea pada setiap soal bila jawaban benar nilainya 1 dan bila
jawaban salah nilainya 0. Sehingga total skor jika jawaban benar
keseluruhannya adalah 28 dengan rumus:
Keterangan :
f : jumlah jawaban benar
N : jumlah semua soal
100% : konstanta
Menentukan skor atau nilai pengetahuan ibu tentang luka sectio
caesarea:
a. Baik bila responden mempunyai nilai 76-100%
b. Cukup bila responden mempunyai nilai 56-75%
c. Kurang bila responden mempunyai nilai <56%
46
Untuk penyembuhan luka post sectio caesarea digunakan skor:
a. Penyembuhan luka baik mempunyai nilai 1
b. Penyembuhan luka kurang baik mempunyai nilai 0
4. Entri Data
Entri Data merupakan proses memasukkan data ke dalam komputer,
dalam hal ini adalah dimasukkan kedalam program excel terlebih
dahulu kemudian dimasukkan kedalam program SPSS.
5. Tabulating
Tabulating adalah proses mengklasifikasikan dari masing-
masing item, dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
karakteristik responden, pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea
dan penyembuhan luka post sectio caesarea.
3.7.1 Analisa Data
Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisa univariat
dan analisa bivariat. Pengolahan dan analisa data akan dilakukan dengan
menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution).
3.7.1.1 Analisa Univariat
Analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan persentasi dari tiap
variabel (Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini akan dilakukan analisa
terhadap masing-masing variabel (variabel bebas dan variabel terikat).
47
3.7.1.2 Analisa bivariate
Analisa bivariate yaitu analisa yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2005).
Dalam penelitian ini analisa bivariate menggunakan analisa Spearman
dengan rumus:
Keterangan:
rs : koefisien korelasi rank spearman
di : selisih setiap rank
n : banyaknya pasangan data
Pemilihan tehnik ini (analisa spearman) didasarkan pada pertimbangan
bahwa tehnik analisa ini bekerja dengan variabel independen berskala
ordinal dan variabel dependen berskala nominal (Nursalam, 2008). Uji
spearman dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas (pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea) dengan variabel
terikat (penyembuhan luka post sectio caesarea) di poliklinik kebidanan
dan kandungan RSUD Kota Surakarta. Batasan signifikansi jika p value
<0,05 maka hasil hitungan bermakna sebaliknya jika p value >0.05 maka
hasil hitungan tidak bermakna (Setiawan, 2011).
Selanjutnya data yang telah diolah baik analisa univariat maupun analisa
bivariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dilakukan
pembahasan.
48
3.8 Etika Penelitian
Sebelum penelitian dilakukan peneliti mengajukan surat permohonan
ijin kepada pihak RSUD Surakarta untuk mendapatkan ijin. Setelah
mendapatkan ijin peneliti memberikan kuesioner kepada responden untuk
diisi, dengan menekankan masalah etika yang meliputi:
3.8.1 Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Diberikan sebelum penelitian kepada responden. Jika responden bersedia
maka responden menandatangani lembar persetujuan tapi jika responden
tidak bersedia peneliti harus menghormati hak responden (Hidayat, 2014).
3.8.2 Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode (Hidayat, 2014).
3.8.3 Confidentiality (kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan
oleh peneliti, hanya kelompok tertentu yang akan dilaporkan hasil riset
(Hidayat, 2014).
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD
Kota Surakarta sejak tanggal 26 Oktober 2015 sampai 7 Desember 2015.
Pelayanan yang diberikan meliputi pemeriksaan ibu hamil, perawatan ibu post
partum normal dan post sectio caesarea. Perawatan post operasi (histerectomy,
curetage, miomectomy, kistectomy) dan pelayanan KB.
Responden pada penelitian ini adalah ibu post sectio caesarea yang
kontrol pada hari ke-7 dan bersedia untuk menjadi responden yang berjumlah 68
responden. Uji analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
spearman.
4.1 Karakteristik Responden
4.1.1 Umur Responden
Distribusi responden berdasarkan umur di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUD Kota Surakarta dapat dilihat pada 4.1
Tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan umur (n=68)
Umur
Frekuensi Prosentase (%)
20-25 tahun 26 38
26-35 tahun 42 62
Jumlah 68 100
50
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden berumur 26 tahun
sampai 35 tahun mempunyai jumlah yang paling banyak yaitu 42
responden (62%) dari total responden sebanyak 68 orang.
4.1.2 Tingkat Pendidikan
Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan di Poliklinik
Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel
4.2
Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan pendidikan (n=68)
Tingkat Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)
S1 8 12
Diploma 9 13
SMA 38 56
SMP 10 15
SD 3 4
Jumlah 68 100
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa responden dengan tingkat
pendidikan terbanyak adalah pendidikan SMA sebanyak 38 responden
(56%) dari total responden 68 orang dan yang paling sedikit adalah
pendidikan SD berjumlah 3 responden (4%).
51
4.1.3 Pekerjaan
Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUD Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan (n=68)
Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)
Guru 2 3
Ibu Rumah Tangga (IRT) 41 60
Swasta 20 30
Karyawan
Editor
4
1
6
1
Jumlah 68 100
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa responden yang memiliki
pekerjaan paling banyak adalah ibu rumah tangga (IRT) yaitu sebanyak 41
responden (60%) dari total 68 responden dan yang paling sedikit adalah
pekerjaan sebagai editor sebanyak 1 responden (1%).
4.2 Analisa Univariat
4.2.1 Pengetahuan Ibu Tentang Luka Sectio Caesarea
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu tentang luka sectio
caesarea di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta
dapat dilihat pada tabel 4.4
52
Tabel 4.4 karakteristik responden berdasarkan pengetahuan ibu tentang
luka sectio caesarea (n=68)
Pengetahuan tentang luka
Sectio Caesarea
Frekuensi Prosentase (%)
Baik 50 74
Cukup 17 25
Kurang 1 1
Jumlah 68 100
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa ibu post sectio caesarea sebagian
besar mempunyai pengetahuan yang baik tentang luka sectio caesarea
sebanyak 50 responden (74%) dari total 68 responden dan hanya ada 1
responden (1%) yang memiliki pengetahuan tentang luka sectio caesarea
yang kurang.
4.2.2 Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea
Tabel 4.5 Distribusi penyembuhan luka post sectio caesarea di Poliklinik
Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel
4.5
53
Tabel 4.5 karakteristik responden berdasarkan proses penyembuhan luka
post sectio caesarea
Penyembuhan Luka Post
Sectio Caesarea
Frekuensi Prosentase (%)
Baik 61 90
Kurang baik 7 10
Jumlah 68 100
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa 61 responden (90%) penyembuhan
luka post sectio caesarea adalah baik dari total 68 responden.
4.3 Analisa Bivariat
Tabel 4.6 analisis hubungan pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea
dengan penyembuhan luka post sectio caesarea
Pengetahuan
tentang luka
sectio caesarea
Penyembuhan
luka post sectio
caesarea
Spear
man’
rho
Pengetahu
an post
sectio
caesarea
Correlation
coefficient
Sig. (2-tailed)
N
1,000
68
,445**
,000
68
Penyembu
han luka
post sectio
caesarea
Correlation
coefficient
Sig. (2-tailed)
N
,445**
,000
68
1,000
68
Hasil pengukuran korelasi spearman diperoleh nilai r hitung sebesar 0,445
dengan nilai signifikansi (p-value) 0,000.
54
Hasil uji statistik menunjukkan nilai p-value lebih kecil dari 0,05
(0,000<0,05) maka hasil hitungan bermakna. Sehingga keputusan uji
adalah H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat hubungan antara
pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea dengan penyembuhan luka
post sectio caesarea.
Tabel 4.7 Tabulasi silang pengetahuan tentang luka sectio caesarea
dengan penyembuhan luka post sectio caesarea
Penyembuhan
Baik
Luka
Kurang baik
total
Pengetah
uan
tentang
luka
sectio
caesarea
Kurang
Cukup
Baik
0
12
49
1
5
1
1
17
50
Total 61 7 68
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa 49 responden mempunyai
pengetahuan tentang luka sectio caesarea dalam kategori baik dan
memiliki penyembuhan luka post sectio caesarea yang baik juga.
55
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
5.1.1 Umur
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden dengan
umur 26-35 tahun berjumlah 42 responden (62%). Dalam penelitian ini
peneliti melakukan penelitian pada umur 20-35 tahun. Menurut kategori
Depkes RI (2009) umur 20-35 tahun dikategorikan masa remaja akhir
(20-25 tahun) dan masa dewasa awal (26-35 tahun).
5.1.2 Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dilihat dari tingkat pendidikan
banyak responden yang berpendidikan sekolah menengah atas (SMA)
sebanyak 38 responden (56%). Pendidikan akan membantu dalam
memperoleh pengetahuan, pemahaman, serta nilai-nilai lainnya yang
akan membantu untuk berpikir lebih rasional dan dapat meningkatkan
kualitas hidup (Notoatmodjo, 2005).
5.1.3 Pekerjaan
Pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung
(Mubarak, 2007). Interaksi dengan lingkungan serta informasi dari media
massa elektronik akan membantu seseorang mendapatkan informasi yang
akan mempengaruhi pengetahuan menjadi lebih baik (Sulisdiana, 2011).
56
Berdasarkan status pekerjaan responden diperoleh bahwa responden yang
memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (IRT) mempunyai jumlah
yang paling banyak yaitu 41 responden (60%) dari total 68 responden.
5.2 Analisis Univariat
5.2.1 Pengetahuan Ibu Tentang Luka Sectio Caesarea
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan
ibu tentang luka post sectio caesarea di poliklinik RSUD Surakarta
adalah mayoritas dalam kategori baik (74%). Menurut Arikunto (2006)
tingkat pengetahuan baik adalah seorang mampu mengetahui perilaku
yang didasari oleh pengetahuan yang baik, maka akan terbentuk
kesadaran dan sikap yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
pengetahuan yang baik tentang luka sectio caesarea ibu mengetahui hal-
hal yang berhubungan dengan luka sectio caesarea sehingga terbentuk
kesadaran dan sikap yang positif.
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil
pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan merupakan milik atau isi
pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk
tahu (Nashrulloh, 2009). Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
menurut Notoatmodjo yang dikutip oleh Wawan & Dewi (2011), adalah
pendidikan, pekerjaan dan umur.
Pendidikan sangat erat hubungannya dengan pengetahuan. Tingkat
pendidikan akan membantu dalam memperoleh pengetahuan,
pemahaman, serta nilai-nilai lainnya yang akan membantu untuk berpikir
57
lebih rasional dalam menyerap informasi. Berdasarkan hasil penelitian
pendidikan responden mayoritas adalah berpendidikan SMA (56%).
Pendidikan ibu pada tingkat SMA sudah dapat menerima dan
mendapatkan informasi sehingga dapat menambah pengetahuan ibu
tentang luka sectio caesarea.
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yang dimiliki
adalah mayoritas sebagai ibu rumah tangga (IRT) 60%. Ibu rumah tangga
(IRT) mempunyai pengetahuan yang baik bisa disebabkan karena mereka
mendapat informasi dari luar melalui interaksi sosial seperti arisan,
pertemuan antar warga, televisi, sosial media, dan lain-lain. Hal ini
sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Sulisdiana (2011) bahwa
interaksi dengan lingkungan serta informasi dari media massa elektronik
akan membantu seseorang mendapatkan informasi yang akan
mempengaruhi pengetahuan menjadi lebih baik.
Faktor lain yang juga mempengaruhi pengetahuan adalah umur.
Pada penelitian ini umur responden dibatasi yaitu 20-35 tahun, dengan
mayoritas responden pada umur 26-35 tahun sebesar 62%. Pada teori
yang dikemukan oleh Notoatmodjo (2005) yang menyatakan bahwa
umur 20-35 tahun merupakan umur yang cukup matang untuk menyikapi
aspek kehidupan. Umur yang matang sangat berpengaruh positif terhadap
pencapaian pengetahuan seseorang. Umur mempengaruhi daya tangkap
dan pola pikir seseorang terhadap informasi yang diberikan
(Notoatmodjo, 2005). Kematangan umur ini dapat membuat seseorang
58
berpikir secara positif dan dapat mengerti serta memahami pengetahuan
tentang luka sectio caesarea.
Selain pendidikan, pekerjaan dan umur menurut Soekanto (2007)
faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman yaitu sesuatu
yang pernah dilakukan dapat menambah pengetahuan seseorang tentang
suatu hal. Pada penelitian ini responden yang diteliti adalah ibu-ibu yang
pertama kali dilakukan tindakan sectio caesarea. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ibu post sectio caesarea memiliki tingkat
pengetahuan yang baik (74%). Penelitian ini bertolak belakang dengan
penelitian Grace (2012) di RSUD Pimgadi Medan menunjukkan bahwa
pengalaman persalinan ibu secara sectio caesarea juga mempengaruhi
pengetahuan ibu tersebut (61,8%).
Berdasarkan teori dan hasil penelitian peneliti mengambil
kesimpulan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan,
pekerjaan, umur, sedangkan pengalaman tidak selalu mempengaruhi
pengetahuan seseorang.
5.2.2 Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea
Secara teoritis penyembuhan luka adalah proses penggantian dan
perbaikan fungsi jaringan yang rusak (Walyani, 2015). Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan di RSUD Kota Surakarta diperoleh
bahwa penyembuhan luka post sectio caesarea pada hari ke-7 adalah
baik (90 %). Penyembuhan luka melalui 3 fase penyembuhan yaitu fase
inflamasi, fase proliferasi (regenerasi), dan fase maturasi (remodelling).
59
Pengambilan data penelitian untuk variabel penyembuhan luka
dilakukan pada hari ke-7 menggunakan lembar observasi penyembuhan
luka. Pada hari ke-7 ini keadaan luka post sectio caesarea responden
sebagian besar tampak merah muda pada tepi luka, dan merah cerah pada
dasar luka dan luka mulai tampak menutup. Hal ini sesuai dengan apa
yang dikemukakan oleh Rofiqoh (2014) bahwa pada fase proliferasi
penampilan klinis antara lain dasar luka merah cerah (granulasi dan
vaskularisasi baik), adanya kulit baru (epitelisasi) berwarna merah muda
pada tepi luka, dan luka mulai menutup.
Pada fase proliferasi (regenerasi) adalah fase dimana luka mulai
tertutup oleh jaringan baru. Proses kegiatan yang penting pada fase ini
adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka yang ditandai dengan
proliferasi sel (Potter & Perry, 2005). Pada fase ini luka dipenuhi oleh
fibroblast dan kolagen membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan
permukaan berbenjol halus yang disebut jaringan granulasi
(Sjamsuhidajat, 2005). Jaringan granulasi mulai mempertemukan daerah
luka dimana luka bertemu atau bertaut pada hari ke7-10 (Afyalvin,
2014). Pada penelitian Purwatiningsih di irna C RSUD Syarifah Ambami
Rato Ebhu Bangkalan tahun 2013 diketahui bahwa luka post sectio
caesarea menutup pada hari ke-5. Dimana pada hari ke-5 ini juga
termasuk dalam fase proliferasi (regenerasi).
Hasil penelitian Widyasari tahun 2007 diketahui bahwa lama
penyembuhan luka bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor
60
seperti yang dikemukan oleh Potter & Perry (2005) bahwa penyembuhan
luka secara normal dipengaruhi oleh nutrisi, usia, vaskularisasi, kadar
gula darah.
Kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan
atau kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya proses penuaan
menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses
penyembuhan luka (Rofiqoh, 2014). Semakin tua umur seseorang
menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan (Potter & Perry, 2005).
Anak dan dewasa penyembuhan lebih cepat dari orang tua
(Afyalvin, 2014).
Selain usia penyembuhan luka juga dipengaruhi oleh nutrisi.
Penelitian Widyasari (2007), dan penelitian lainnya menunjukkan adanya
hubungan antara nutrisi dan penyembuhan luka post sectio caesarea.
Menurut Potter & Perry (2005) proses fisiologi penyembuhan luka
bergantung pada tersedianya karbohidrat, protein, vitamin (terutama
vitamin A dan C) dan mineral.
Faktor lain yaitu mobilisasi juga perlu mendapat perhatian dari
ibu post sectio caesarea. Pada penelitian Cristina diketahui bahwa ada
hubungan antara mobilisasi dini dengan peningkatan kesembuhan luka
pada ibu post sectio caesarea. Mobilisasi akan memperlancar sirkulasi
darah dan segera mungkin mengalami pemulihan atau penyembuhan
(Hamilton, 2010).
61
Penelitian Batti menunjukkan adanya hubungan antara personal
hygiene dengan penyembuhan luka sectio caesarea. Menurut Susmiyati
(2013) menjaga kebersihan agar luka operasi tidak terkena kotoran yang
mengakibatkan kuman berkembang cepat maka kebersihan diri dan
lingkungan semaksimal mungkin harus dijaga. Jaga luka dari kotoran,
bila balutan basah atau lembab oleh darah maka segera diganti, karena di
dalam darah mengandung kuman yang bisa menyebar cepat ke seluruh
bagian luka.
5.3 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Luka Sectio Caesarea Dengan
Penyembuhan Luka Post Sectio Cesarea
Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode spearman diperoleh
nilai signifikansi (p-value) 0,000. Nilai p-value (0,000) lebih kecil dari 0,05
(0,000 < 0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak dan H1 diterima
artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea
dengan penyembuhan luka post sectio caesarea di poliklinik kebidanan dan
kandungan RSUD Kota Surakarta
Hasil tabulasi silang antara pengetahuan ibu tentang luka sectio
caesarea dengan penyembuhan luka sectio caesarea diketahui bahwa 49
responden mempunyai pengetahuan baik tentang luka sectio caesarea dan
penyembuhan luka post sectio caesarea yang baik pula serta terdapat 1
orang responden yang mempunyai pengetahuan kurang tentang luka sectio
caesarea dan penyembuhan luka post sectio cesarea kurang baik. Hal ini
sesuai dengan Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa dengan
62
meningkatnya pengetahuan seseorang akan menimbulkan kesadaran dan
akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan
yang dimiliki. Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu
dalam mengambil keputusan dan dalam hal berperilaku (Setiawati, 2008).
Pengetahuan yang baik tentang luka sectio caesarea yang dimiliki
oleh sebagian besar responden menyebabkan responden dapat mengetahui
dan berperilaku yang dapat menunjang penyembuhan luka sectio caesarea
seperti memakan makanan yang mengandung nutrisi yang baik, melakukan
mobilisasi, istirahat dan tidur yang cukup, menjaga personal hygiene, dan
hal-hal lain yang diperlukan dalam proses penyembuhan luka post sectio
caesarea.
Terdapat 1 orang responden yang memiliki pengetahuan yang baik
tentang luka sectio caesarea tapi mengalami penyembuhan luka post sectio
caesarea yang kurang baik dikarenakan ibu tersebut takut untuk memakan
makanan yang mengandung protein seperti ikan, telur, daging. Pantangan
makanan yang ditemukan pada masyarakat merupakan tradisi yang turun
temurun. Masyarakat beranggapan bahwa bila memakan jenis makanan
tertentu dapat mengakibatkan luka menjadi basah, gatal dan berbau.
Sebenarnya keadaan luka yang basah, gatal dan berbau bisa disebabkan oleh
berbagai penyebab seperti kurangnya menjaga kebersihan diri, kurangnya
asupan protein, vitamin dan mineral yang cukup.
Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan hubungan antara
nutrisi dan penyembuhan luka sectio caesarea diantaranya penelitian
63
Widiasari (2007), penelitian Batti, dan penelitian Senawati. Status nutrisi
merupakan bagian penting dari respon terhadap cedera (Sjamsuhidajat,
2005). Penyembuhan luka tergantung pada tersedianya protein, vitamin dan
mineral yang berguna untuk membangun kembali jaringan yang telah rusak.
Berdasarkan pembahasan diatas maka sangat penting bagi petugas
kesehatan untuk memberikan informasi tentang luka sectio caesarea pada
ibu-ibu yang sudah dilakukan tindakan sectio caesarea untuk menambah
pengetahuan tentang luka sectio caesarea sehingga proses penyembuhan
luka post sectio caesarea dapat berlangsung baik.
64
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Ibu
Tentang Luka Sectio Caesarea dan Penyembuhan Luka Post Sectio Caesarea
di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUD Kota Surakarta dapat diambil
kesimpulan:
6.1.1Pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea mayoritas memiliki
pengetahuan yang baik sebesar 74%
6.1.2Penyembuhan luka post sectio caesarea mayoritas 90% luka post sectio
caesarea mengalami penyembuhan baik
6.1.3Adanya hubungan antara pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea
dengan penyembuhan luka post sectio caesarea
6. 2 Saran
6.2.1 Bagi RSUD Surakarta
Diharapkan bagi petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan
yang bermutu kepada masyarakat umumnya dan ibu post sectio caesarea
pada khususnya dengan memberikan informasi tentang hal-hal yang dapat
mempercepat penyembuhan luka post sectio caesarea.
65
6.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan agar dapat meningkatkan
materi pembelajaran kepada mahasiswa khususnya materi tentang
keperawatan post sectio caesarea.
6.2.3 Bagi Peneliti Lain
Peneliti lain dapat melakukan penelitian tentang hubungan
pengetahuan tentang luka sectio caesarea dan penyembuhan luka post sectio
caesarea dengan menggunakan metode eksperimen dan metode kualitatif.
6.2.4 Bagi Peneliti
Diharapkan peneliti dapat meningkatkan pengetahuan tentang
keperawatan khususnya tentang luka sectio caesarea agar dapat
memberikan asuhan keperawatan yang bermutu kepada masyarakat pada
umumnya dan ibu post sectio caesarea pada khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Afyalvin Noor Fadhilah. (2014). Perawatan Luka Pasca Operasi.
Afyalvinnoorfadhilah.co.id. Diakses tanggal 06 januari 2016
Aminuddin Muhammad. (2009). Jenis-jenis
Luka.http://aminetn.wordpress.com/2009/07/26.Diaksestanggal 04 agustus
2015
Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Batti Alfrida. (2014). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Proses
Penyembuhan Luka Post Operasi Sectio di RS Khusus Ibu dan Anak
SitiFatimah.Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 6 Tahun
2014 ISSN 2302-1721. Library.stikesnh.ac.id. Diakses tanggal 15 juni
2015
Cristina Shella. (2014). Mobilisasi Dini Berhubungan Dengan Peningkatan
Kesembuhan Luka Pada Pasien Post Operasi Sectio Cesarea.Jurnal Ilmiah
Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 5 ISSN:2302-
1721.Stikesbabtis.ac.id. Diakses tanggal 15 juni 2015
Depkes RI. (2009). Penyebab Kematian Ibu.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27176/5/Chapter%20I.pdf
Diakses tanggal 25 juni 2015
Grace Clara. (2012). Pengetahuan, Sikap Dan Pelaksanaan Mobilisasi Dini Ibu
Pasca Salin Dengan Seksio Sesarea. www.jurnal.usu.ac.id. Diakses
tanggal 27 desember 2015
Grace, V.J. (2007). Journal Dexa Medika Dalam Fenomena Sosial Operasi Sectio
Cesarea di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Besar Surabaya Periode 1
januari-31 desember 2005. http://www.dexamedika.com. Diakses tanggal
03 september 2015
Hamidarsyat. (2007). Pemulihan Selepas Bersalin. http://www.Hamidarsyat.com.
Diakses tanggal 06 januari 2016
Hamilton. (2010). Mobilisasi Dini. Jakarta: Salemba Medika
Heryani Reni.(2012).Asuhan Kebidanan-Ibu Nifas dan Menyusui.Jakarta:CV
Trans Info Medika
Hidayat A. Aziz Alimul. (2014). Metode Penelitian Kebidanan Dan
TehnikAnalisa Data Contoh Aplikasi Studi Kasus. Jakarta: Salemba
Medika
Jitowiyono Sugeng & Weni Kristiyanasari.(2012). Asuhan Keperawatan Post
Operasi Dengan Pendekatan Nanda Nic Noc.Yogyakarta: Nuha Medika
Liu, David T. Y. (2008). Manual Persalinan edisi 3. Jakarta: EGC
Manuaba.(2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KeluargaBerencanaUntuk Pendidikan Bidan. Jakarta:EGC
Monica. (2011). Definisi & Klasifikasi Luka.Monic-nurse.com/2011/11. Diakses
04 agustus 2015
Mubarak W I. (2007). Promosi Kesehatan. Graha Ilmu: Yogyakarta
Mundy-Chrissie Gallacher.(2005). Pemulihan Pasca Operasi Caesar. Jakarta:
Erlangga
Nakita. (2006). Perawatan Ibu Usai Melahirkan. http://www.nakita.com. Diakses
tanggal 6 januari 2016
Nasrulloh, A. (2009). Perbedaan Antara Ilmu Dan Pengetahuan.
http://www.filsafatindonesia1001.wordpress.com. Diakses tanggal 7
januari 2016
Notoatmodjo S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi 3. Jakarta: Rineka
Cipta
Notoatmodjo S. (2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta
Nugroho Taufan. (2012). Asuhan Perawatan Maternitas, Anak, Bedah dan
Penyakit Dalam. Yogyakarta:Nuha Medika
Nurak, Maria Trivinia. (2013). Indikasi Persalinan Sectio Cesarea Berdasarkan
Umur Dan Paritas Di RS DKT Gubeg Surabaya.
http//:jurnalunimus.ac.id/.Diakses tanggal 3 september 2015
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam.(2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika
Oktavia Nadia, dr. (2013). 5 Tips Cepat Pulih Pasca Sectio Cesarea.
www.klinikdokter.com. Diakses tanggal 3 September 2015
Padila, S. Kep Ns. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Nuha
Medika
Perry & Potter.(2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses,
danPraktikvolume 2 edisi 4. Jakarta:EGC
Purwatiningsih Rytme. (2013). Hubungan Riwayat Sectio Cesarea (Partus Kasep)
Dengan Penyembuhan Luka Sectio Cesarea.
www.stikesinsanseagung.ac.id. Diakses tanggal 25 juni 2015
Riwidikdo Handoko. (2012). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Rofiqoh E,F Fiky. (2014). Perawatan Luka Operasi/Bedah.
www.academia.edu/11839564/Perawatan_Luka_Operasi_Bedah . Diakses
tanggal 6 januari 2016
Senawati Maria Hilda. (2012). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Proses
Penyembuhan Luka Sectio Cesarea Di Ruang Perawatan Nifas RSUD
Labuang Baji Makasar. Library.stikesnh.ac.id. Diakses tanggal 6 januari
2016
Setiawan Ari. (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1, S2.
Yogyakarta: Nuha Medika
Setiawati. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans info
Sinha Kounteya. (2010). Articles Times Of India.
http://timesofindia.indiatimes.com/india/caesarian.sectioncountsfor9fallbi
rthinindia/article/1325244. Diakses tanggal 3 sepetember 2015
Sjamsuhidajat R & Wim de Jong. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta:
EGC
Soekanto, S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Baru. Jakarta: Raja
Gravindo Perkasa
Sofian A. (2012).Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta: EGC
Sudjatmiko, Gentur, dr, dkk. (2009). Menjahit Luka. Jakarta: Sagung Seto
Sugiyono.(2015).Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,
dan R&D. Alfabeta:Bandung
Sulisdiana. (2011). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu
Tentang Regurgitasi Pada Bayi Usia 0-6 Bulan di BPS Miji Winarnik
Mojokerto. Hospital Majapahit vol 03 no 01
Suparyanto. (2011). Konsep Infeksi Luka Operasi.
http//dr.suparyanto/2011/03/konsep_infeksi_luka_operasi. Diakses tanggal
25 juni 2015
Susmiyati. (2013). Personal Hygiene (Perawatan Diri) Pada Ibu Nifas.
mia.sus.co.id/2013/12/personal_hygiene_pada_ibu_nifas. Diakses tanggal
6 januari 2016
Walyani, S, E, dkk. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Wawan, A & Dewi.(2011). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
danPerilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika
Widysari Yoana. (2014). Pengaruh Kecukupan Nutrisi dan Cairan Ibu Post Sectio
Cesarea Terhadap Penyembuhan Luka Jahitan Sectio Cesarea.
Lppm.stikesnu.com/2014/02/07. Diakses tanggal 15 juni 2015
Zahrati Fauza. (2013). Hubungan Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Partum Sectio
Cesarea Terhadap Proses Percepatan Pemulihan Post Partum di Ruang
Kebidanan RSUD ZA Banda
Aceh.Simtakp.uui.ac.id/dockti/zahratifauza/2013. Diakses tanggal 25 juni
2015