hubungan pendampingan suami dengan tingkat kecemasan … · kecemasan juga dapat berwujud sebagai...

80
HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI SECTIO CAESAREA DI BANGSAL MELATI RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SOEMARSO WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : IIN PRASETYANI NIM: ST. 14 030 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Upload: lecong

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT

KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI SECTIO CAESAREA

DI BANGSAL MELATI RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN

SOEMARSO WONOGIRI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

IIN PRASETYANI

NIM: ST. 14 030

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,
Page 3: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,
Page 4: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan semesta alam,

karena berkat rahmat dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul: ”Hubungan Pendampingan Suami dengan Tingkat

Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea di Bangsal Melati RSUD dr.

Soediran Mangun Soemarso Wonogiri”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa tanpa dorongan,

bimbingan dan mmotivasi-motivasi dari berbagai pihak niscaya penulis tidak akan

mampu menulis skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku Ketua STIKes Kusuma

Husada Surakarta, yang telah memberi izin penelitian kepada penulis.

2. Atiek Murharyati, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan

yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada semua mahasiswanya.

3. bc. Yeti Nurhayati, M.Kes., selaku pembimbing utama yang telah memberikan

bimbingan dan arahan penulis dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

4. Aria Nurrahman Hendra K, Ns.,M.Kep., selaku pembimbing pendamping,

yang telah memberikan bimbingan dan arahan penulis dengan penuh

kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. dr. Setyorini, M.Kes., selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri yang telah memberikan ijin

penelitian kepada penulis.

Page 5: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

6. Responden yang telah bersedia dijadikan untuk penelitian sehingga penelitian

ini dapat berjalan dengan lancar dan selesai sesuai harapan.

7. Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan segenap

ilmu dan pengalamnnya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluargaku yang telah memberikan dukungan, doa, nasihat, kasih sayang dan

semangat bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

9. Teman-teman ST14 yang telah memberikan dukungan dan bantuannya,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Tiada kata yang pantas penulis sampaikan kepada semuanya, kecuali

ucapan terima kasih yang tak terhingga serta iringan doa semoga amal baiknya

mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, 22 Januari 2016

Iin Prasetyani

NIM. ST. 14 030

Page 6: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ....................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xi

ABSTRAK ... ........................................................................................ xii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................. 1

2.1 Latar Belakang .............................................................. 1

2.2 Rumusan Masalah .......................................................... 4

2.3 Tujuan Penelitian ........................................................... 5

2.4 Manfaat Penelitian ........................................................ 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori .............................................................. 7

2.2 Keasalian Penelitian ....................................................... 33

2.3 Kerangka Teori .............................................................. 35

2.4 Kerangka Konsep ........................................................... 36

2.5 Hipotesis ........................................................................ 36

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................... 37

Page 7: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

3.2 Populasi dan Sampel ....................................................... 37

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................ 38

3.4 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ..... 39

3.5 Instrumen Penelitian ...................................................... 40

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas .......................................... 43

3.7 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ................... 45

3.8 Teknik Analisis Data ..................................................... 47

3.9 Etika Penelitian ............................................................. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Analisis Univariat ........................................................... 50

4.2. Analisis Bivariat ............................................................ 53

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Analisis Univariat ........................................................... 55

5.2. Analisis Bivariat ............................................................ 63

BAB VI PENUTUP

6.1. Simpulan ........................................................................ 66

6.2. Saran ............................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 69

LAMPIRAN

Page 8: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

DAFTARF TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

3.1 Definisi Operasional Variabel dan skala pengukuran ............ 39

3.2 Kisi-kisi Angket Variabel Tingkat Kecemasan....................... 42

4.1. Karakteristik Responden Menurut Usia ............................... 49

4.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Akhir ................................. 50

4.3. Distribusi Frekuensi responden menurut jenis pekerjaan ....... 50

4.4. Distribusi responden menurut Partus ...................................... 51

4.5. Distribusi Frekuensi Pendampingan Suami tentang sectio caesarea ............................................................................... 51

4.6. Distribusi Frekuensi tentang Kecemasan pada pasien ............. 52

4.7. Analisis Korelasi Pearson Korelasi Product Moment ............. 53

Page 9: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Kerangka Teori ..................................................................... 35

2.2 Kerangka Konsep .................................................................. 36

Page 10: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Nama Lampiran

1. Surat Ijin Studi Pendahuluan

2. Surat Balasan Ijin Pendahuluan

3. Surat ijin Penelitian

4. Surat Balasan Ijin Penelitian

5. Surat Permohonan Menjadi Informan

6. Surat Persetujuan Menjadi Informan

7. Kuesioner

8. Rekapitulasi Hasil Penelitian

9. Hasil Penelitian

10. Jadwal Penelitian

11. Blangko Konsultasi

Page 11: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Iin Prasetyani

HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT

KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI SECTIO CAESAREA

DI BANGSAL MELATI RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN

SUMARSO WONOGIRI

Abstrak

Kecemasan dapat terjadi pada setiap orang, seperti halnya pasien yang akan menjalani sectio caesaria, di mana penerimaan di unit perawatan kritis ini menandakan suatu ancaman terhadap kehidupan dan kesejahteraan, khususnya pasien dengan sectio caesaria menempati urutan pertama dari kasus-kasus bedah lainnya karena rumah sakit ini digunakan sebagai rujukan persalinan dengan sectio caesarea. Studi pendahuluan diketahui bahwa dari 59 pasien, ada 39 pasien yang didampingi dan 20 pasien didampingi. Bagi pasien yang didamingi suami mempunyai kecemasan yang berkurang, namun bagi istri yang tidak didampingi suaminya merasa was-was yang menunjukkan kecemasannya meningkat. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan pendampingan suami dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea.

Metode yang digunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross

sectional. Jumlah sampel 35 responden dan teknik pengambilan sampel dengan total sampling. Alat analisis yang digunakan korelasi product moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Karakteristik responden sebagian besar memiliki usia rata-rata 27,89 tahun, tingkat pendidikan SLTA (51,4%), memiliki pekerjaan IRT (51,4%), dan paritas ke dua (37,1%); (2) Sebagian besar responden didampingi suami sebanyak 24 orang (68,6%); (3) Mempunyai kecemasan sedang yaitu sebanyak 18 orang (45,0%); dan (3) Terdapat hubungan signifikan antara pendampingan suami dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea (rxy = 0,768; p-value = 0,000), adapun kekuatan hubungan adalah sangat kuat.

Kesimpulan dari penelitian ini terdapat hubungan signifikan antara pendampingan suami dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio

caesarea di Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

Kata kunci: Pendampingan Suami, Tingkat Kecemasan, Sectio Caesarea.

Daftar Pustaka: 47 (2005 – 2014)

Page 12: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Iin Prasetyani

The Correlation between Husbands’ Assistance and the Anxiety Levels of

Pre-Cesarean Section Patients in Melati Ward of Dr. Soediran Mangun

Sumarso Regional Public Hospital of Wonogiri

ABSTRACT

Anxiety may occur in everyone, like patients who are undergoing cesarean

section. The admission of patients in Critical Care Unit (CCU) indicates a threat to life and welfare, and it has been cited that the rates of patients with cesarean section are the highest among other surgical cases since this hospital is a maternity referral hospital for cesarean section. Preliminary research has been carried out and the fact reveals that patients who are undergoing cesarean section appear to have various anxiety levels with different determining factors, and the individual and environmental factors are some of the major determinants of anxiety. This research aims at analyzing the correlation between husbands’ assistance and the anxiety levels of pre-cesarean section patients.

Qualitative-descriptive method with cross sectional approach was applied. The total samples were 35 respondents, which were taken using total sampling technique. Product moment correlation was used for analysis.

The research findings reveal that: (1) most of the respondents are at the age of 27.89, high-school graduates (51.4%), housewives (51.4%), and at second parity (37.1%); (2) most of the respondents (24 patients or 68.6%) are assisted by their husbands; (3) 18 patients (45.0%) have medium anxiety; and (4) there is a significant and very strong correlation between husbands’ assistance and the anxiety levels of pre-cesarean section patients (rxy = 0.768; p-value = 0.000).

It is concluded that there is a significant correlation between husbands’ assistance and the anxiety levels of pre-cesarean section patients in Melati ward of dr. Soediran Mangun Sumarso Regional Public Hospital of Wonogiri. Keywords : husbands’ assistance, anxiety levels, cesarean section. Bibliography : 47 (2005 – 2014)

Page 13: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sectio caesarea adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan

dimana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi)

untuk mengeluarkan bayi. Lebih dari 85% indikasi sectio caesarea dilakukan

karena riwayat sectio caesarea, distosia persalinan, gawat janin dan letak

sungsang (Cunningham,2006). Sectio caesarea umumnya dilakukan ketika

proses persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan, karena

beresiko kepada komplikasi medis lainnya. Oleh karena itu, pasien lebih

disarankan untuk melakukan tindakan sectio caesarea ketika proses

kelahiran melalui vagina kemungkinan akan menyebabkan resiko kepada

sang ibu atau si bayi (Cunningham, 2006).

Menurut Word Health Organization (WHO) angka persalinan dengan

metode sectio caesarea cukup besar yaitu sekitar 24% sampai 30% dari

semua proses persalinan. Sementara untuk Negara maju seperti Belanda

presentase sectio caesarea kecil yaitu sekitar 9–13% (Sarmana, 2013). Di

Indonesia, presentasenya masih besar yaitu lebih dari 50%, terutama di

rumah sakit-rumah sakit swasta. Tingginya angka kejadian sectio caesarea

dari tahun ke tahun di beberapa rumah sakit di seluruh Indonesia, melalui

informasi dari Departemen Kesehatan RI yang menyatakan bahwa angka

sectio caesarea untuk rumah sakit pendidikan atau rujukan sebesar 20% dan

rumah sakit swasta 15% (Depkes RI, 2013).

1

Page 14: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

Pada tahun 2000 pemerintah mencanangkan Making Pregnancy Safer

(MPS) yang merupakan strategi sektor kesehatan secara terfokus pada

pendekatan dan perencanaan yang sistematis dan terpadu. Salah satu strategi

Making Pregnancy Safer (MPS) adalah mendorong pemberdayaan

perempuan dan keluarga. Output yang diharapkan dari strategi tersebut

adalah menetapkan keterlibatan suami dalam mempromosikan kesehatan ibu

dan meningkatkan peran aktif keluarga dalam kehamilan dan persalinan

(Depkes RI, 2011). Istri yang didampingi oleh keluarga terutama suami

mengalami komplikasi yang lebih sedikit, kebutuhan terhadap analgetik dan

terapi medis juga berkurang, dengan kehadiran pendamping persalinan juga

menjadikan waktu persalinan lebih singkat dan membuat istri merasa tenang,

nyaman, jauh dari depresi pasca persalinan dan bayi yang dilahirkan dalam

keadaan sehat dengan nilai APGAR baik (Musbikin, 2005).

Faktor yang mempengaruhi kecemasan ketika ibu akan menjalani

persalinan diantaranya adalah tingkat pengetahuan, dukungan suami, faktor

ekonomi dan faktor psikologis. Pengalaman atau pengetahuan ternyata

berhubungan dengan perilaku yang didasari oleh pengetahuan dimana

seorang ibu mengalami kecemasan dengan tidak mengetahui tentang

persalinan dan bagaimana prosesnya. Kecemasan dapat terjadi pada ibu

dengan pengetahuan yang rendah tentang proses persalinan, hal‐hal yang

akan dan harus dialami oleh ibu sebagai dampak dari kemajuan persalinan.

Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh

(Notoatmodjo, 2010). Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala

Page 15: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi, perasaan

tidak menentu dan sebagainya (Dalami, 2009).

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan kecemasan pada ibu

hamil yang dilakukan oleh Zamriati (2013) yang meneliti tentang faktor-

faktor penyebab kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan, hasil

penelitiannya menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

umur, paritas, dan pengalaman traumatis dengan tingkat kecemasan ibu.

Penelitian lain yang dapat menunjang penelitian ini seperti yang dilakukan

oleh Sumanto dkk (2011) yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara tingkat nyeri dengan tingkat kecemasan pada pasien

post sectio caesarea.

Kecemasan dapat terjadi pada setiap orang, termasuk pada pasien

yang menjalani sectio caesaria, dalam hal ini pasien yang dirawat di ruang

Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri, di mana

penerimaan di unit perawatan kritis ini menandakan suatu ancaman terhadap

kehidupan dan kesejahteraan, khususnya pasien dengan sectio caesaria

menempati urutan pertama dari kasus-kasus bedah lainnya karena rumah

sakit tersebut digunakan sebagai rujukan persalinan dengan sectio caesarea

di Kabupaten Wonogiri. Berdasarkan data dari medical record bulan

Januari s/d Desember tahun 2014 terdapat 1.084 pasien yang melahirkan,

terdapat 245 pasien melahirkan dengan sectio caesaria, 781 pasien

melahirkan dengan spontan, dan 7 pasien melahirkan dengan vacum, 51

pasien melahirkan secara forcef maka perlu penanganan yang tepat, baik

preoperative, perioperatif dan post operatif. Adapun jumlah pasien sectio

Page 16: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

caesaria di Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri

dalam dua bulan terakhir (April-Mei) sebanyak 59 pasien, dari jumlah

tersebut pasien secsio caesarea yang didampingi suami sebanyak 39 pasien

dan yang tidak didampingi suami sebanyak 20 pasien. Berdasarkan hasil

wawancara diketahui bahwa bagi yang didampingi suami mempunyai

kecemasan yang berkurang, namun bagi istri yang tidak didampingi

suaminya merasa was-was yang menunjukkan kecemasannya meningkat.

Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti, pasien yang akan

menjalani operasi sectio caesaria ternyata mempunyai tingkat kecemasan

yang beragam dengan faktor penyebab kecemasan yang berbeda-beda.

Faktor individu pasien dan faktor lingkungan menjadi salah satu penyebab

utama timbulnya rasa cemas.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik mengadakan

penelitian dengan judul “Hubungan Pendampingan Suami terhadap Tingkat

Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea di Bangsal Melati

RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri”.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalampenelitian ini: “Apakah ada hubungan

pendampingan suami terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi

sectio caesarea di Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso

Wonogiri?”.

Page 17: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan pendampingan

suami dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea di

Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan karakteristik responden (Umur, pendidikan,

pekerjaan, partus).

2. Untuk mendeskripsikan pendampingan suami pasien pre operasi sectio

caesarea di Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso

Wonogiri.

3. Untuk mendeskripsikan tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio

caesarea di Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso

Wonogiri.

4. Untuk menganalisis hubungan pendampingan suami dengan tingkat

kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea di Bangsal Melati RSUD

dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah :

1. Bagi Rumah Sakit

Sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan Rumah Sakit, terutama

pelayanan keperawatan pada kecemasan pasien pre operasi sectio

caesaria.

Page 18: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

2. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan

khususnya keperawatan maternitas untuk dimanfaatkan sebagai sumber

belajar.

3. Bagi Perawat

Perawat dapat mengetahui tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio

caesaria, dan mengetahui manfaat pendampingan suami pada pasien pre

operasi sectio caesaria.

4. Bagi Peneliti

Mengaplikasikan teori metodologi penelitian untuk diterapkan dalam

kegiatan nyata di lapangan terutama berkaitan dengan tingkat kecemasan

pasien pre operasi sectio caesaria dan mengetahui manfaat pendampingan

suami pada pasien pre operasi sectio caesaria.

5. Bagi Peneliti Berikutnya

Sebagai acuan untuk peneliti lebih lanjut yang melakukan penelitian

misalnya berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kecemasan pre

operasi sectio caesarea misalnya faktor spiritual.

Page 19: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Sectio Caesarea

a. Pengertian Sectio Caesarea

Sectio caesarea merupakan prosedur bedah untuk pelahiran janin

dengan insisi melalui abdomen dan uterus (Liu, 2007). Sectio caesarea

adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu

insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim dalam

keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Sarwono, 2005). Sectio

caesarea atau bedah sesar adalah sebuah bentuk melahirkan anak dengan

melakukan sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang

ibu (laparotomi) dan uterus (hiskotomi) untuk mengeluarkan satu bayi atau

lebih (Dewi Y, 2007).

b. Jenis-jenis Sectio Caesarea

Ada dua jenis sayatan operasi yang dikenal yaitu :

1) Sayatan melintang

Sayatan pembedahan dilakukan dibagian bawah rahim (SBR).

Sayatan melintang dimulai dari ujung atau pinggir selangkangan

(simphysisis) di atas batas rambut kemaluan sepanjang sekitar 10-14

cm. keuntunganya adalah parut pada rahim kuat sehingga cukup kecil

resiko menderita rupture uteri (robek rahim) di kemudian hari. Hal ini

karna pada masa nifas, segmen bawah rahim tidak banyak mengalami

7

Page 20: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

kontraksi sehingga luka operasi dapat sembuh lebih sempurna

(Prawirohardjo, 2008).

2) Sayatan memanjang (bedah caesar klasik)

Meliputi sebuah pengirisan memanjang dibagian tengah yang

memberikan suatu ruang yang lebih besar untuk mengeluarkan bayi.

Namun, jenis ini kini jarang dilakukan karena jenis ini labil, rentan

terhadap komplikasi (Dewi Y, 2007).

c. Indikasi Sectio Caesarea

Indikasi dilakukan operasi sectio caesarea antara lain meliputi:

1) Indikasi Medis

Ada tiga faktor penentu dalam proses persalinan yaitu Power, yaitu

suatu keadaan yang memungkinkan dilakukan operasi caesar, misalnya

daya mengejan lemah, ibu berpenyakit jantung atau penyakit menahun

lain yang mempengaruhi tenaga. Passanger yaitu keadaan medis

dimana anak terlalu besar, anak “mahal” dengan kelainan letak lintang,

primigravida diatas 35 tahun dengan letak sungsang, anak tertekan

terlalu lama pada pintu atas panggul, dan anak menderita fetal distress

syndrome (denyut jantung janin kacau dan melemah). Passage, yaitu

kelainan pada panggul sempit, trauma persalinan serius pada jalan lahir

atau pada anak, adanya infeksi pada jalan lahir yang diduga bisa

menular ke anak, umpamanya herpes kelamin (herpes genitalis),

condyloma lota (kondiloma sifilitik yang lebar dan pipih), condyloma

acuminata (penyakit infeksi yang menimbulkan massa mirip kembang

Page 21: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

kol di kulit luar kelamin wanita), hepatitis B dan hepatitis C. (Dewi Y,

2007)

2) Indikasi Ibu

a) Usia

Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun,

memiliki resiko melahirkan dengan operasi. Apalagi pada wanita

dengan usia 40 tahun ke atas. Pada usia ini, biasanya seseorang

memiliki penyakit yang beresiko, misalnya tekanan darah tinggi,

penyakit jantung, kencing manis dan preeklamsia. Eklampsia

(keracunan kehamilan) dapat menyebabkan ibu kejang sehingga

dokter memutuskan persalinan dengan sectio caesarea.

b) Tulang Panggul

Cephalopelvic diproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul

ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat

menyebabkan ibu tidak melahirkan secara alami. Tulang panggul

sangat menentukan mudah tidaknya proses persalinan.

c) Persalinan Sebelumnya dengan sectio caesarea

Persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi persalinan

selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak. Apabila

memang ada indikasi yang mengharuskan dilakukanya tindakan

pembedahan, seperti bayi terlalu besar, panggul terlalu sempit, atau

jalan lahir yang tidak mau membuka, operasi bisa saja dilakukan.

Page 22: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

d) Faktor Hambatan Jalan Lahir

Gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang kaku

sehingga tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor

dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek, dan ibu

sulit bernafas.

e) Kelainan Kontraksi Rahim

Kelainan kontraksi rahim jika kontraksi rahim lemah dan tidak

terkoordinasi (inkordinate uterine action) atau tidak elastisnya

leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan,

menyebabkan kepala bayi tidak terdorong, tidak dapat melewati

jalan lahir dengan lancar.

f) Ketuban Pecah Dini

Kantung ketuban yang robek sebelum waktunya dapat

menyebabkan bayi harus segera dilahirkan. Kondisi ini membuat

air ketuban merembes ke luar sehingga tinggal sedikit atau habis.

Air ketuban (amnion) adalah cairan yang mengelilingi janin dalam

rahim.

g) Rasa Takut Kesakitan

Seorang wanita yang melahirkan secara alami akan mengalami

proses rasa sakit, yaitu berupa rasa mulas disertai rasa sakit di

pinggang dan pangkal paha yang semakin kuat dan “menggigit”.

Kondisi tersebut karena keadaan yang pernah atau baru melahirkan

merasa ketakutan, khawatir, dan cemas menjalaninya. Hal ini bisa

karena alasan secara psikologis tidak tahan melahirkan dengan

Page 23: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

sakit. Kecemasan yang berlebihan juga akan mengambat proses

persalinan alami yang berlangsung (Prawirohardjo, 2008).

3) Indikasi Janin

Indikasi janin yang akan melalui jalan sectio caesarea adalah :

(Cendika, dkk. 2007).

a) Ancaman Gawat Janin (fetal distress)

Detak jantung janin melambat, normalnya detak jantung janin

berkisar 120 x/mnt – 160 x/mnt. Namun dengan CTG

(cardiotography) detak jantung janin melemah, lakukan segera

sectio caesarea segara untuk menyelematkan janin.

b) Bayi Besar (makrosemia)

c) Letak Sungsang

Letak sungsang yang demikian dapat menyebabkan poros janin

tidak sesuai dengan arah jalan lahir. Pada keadaan ini, letak kepala

pada posisi yang satu dan bokong pada posisi yang lain.

d) Faktor Plasenta

(1) Plasenta previa

Posisi plasenta terletak dibawah rahim dan menutupi sebagian

atau seluruh jalan lahir.

(2) Plasenta lepas (Solution placenta)

Kondisi ini merupakan keadaan plasenta yang lepas lebih cepat

dari dinding rahim sebelum waktunya. Persalinan dengan

operasi dilakukan untuk menolong janin segera lahir sebelum

mengalami kekurangan oksigen atau keracunan air ketuban.

Page 24: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

(3) Plasenta accreta

Plasenta accreta merupakan keadaan menempelnya plasenta di

otot rahim. Pada umumnya dialami ibu yang mengalami

persalinan yang berulang kali, ibu berusia rawan untuk hamil

(di atas 35 tahun), dan ibu yang pernah operasi (operasinya

meninggalkan bekas yang menyebabkan menempelnya

plasenta.

e) Kelainan Tali Pusat

(1) Prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung)

Keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat. Pada

keadaan ini, tali pusat berada di depan atau di samping atau tali

pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi.

(2) Terlilit tali pusat

Lilitan tali pusat ke tubuh janin tidak selalu berbahaya. Selama

tali pusat tidak terjepit atau terpelintir maka aliran oksigen dan

nutrisi dari plasenta ke tubuh janin tetap aman.

d. Komplikasi Sectio Caesarea

Bagi ibu yang melahirkan dengan tindakan sectio caesarea tidak

saja menimbulkan resiko medis tapi juga resiko psikologis. Resiko Sectio

Caesarea menurut Kasdu (2008), antara lain:

1. Resiko medis

a) Infeksi rahim dan bekas jahitan

Infeksi luka akibat caesarea beda dengan luka pada persalinan

normal. Luka setelah caesar lebih besar dan lebih belapis-lapis.

Bila penyembuhan tidak sempurna, kuman lebih mudah

Page 25: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

maenginfeksi sehingga luka pada rahim dan jahitan bisa lebih

parah.

b) Perdarahan

Perdarahan tidak bisa dihindari dalam proses persalinan. Namun

darah yang hilang lewat sectio caesarea dua kali lipat dibanding

lewat persalinan normal. Kehilangan darah yang cukup banyak

mengakibatkan syok secara mendadak.

c) Resiko obat bius

Pembiusan pada proses caesarea bisa menyebabkan komplikasi.

Selain itu, obat bius juga bisa mempengaruhi bayi. Sebagian bayi

mengalami efek dari obat bius yang diberikan doker kepada ibunya

saat caesarea. Setelah dilahirkan bayi biasanya menjadi kurang

aktif dan banyak tidur sebagai efek dari obat bius.

2. Resiko psikologis

a) Baby blues

Bagi sebagian ibu yang menjalani caesarea ini merupakan masa

peralihan. Biasanya berlangsung selama satu atau dua minggu. Hal

ini ditandai dengan perubahan suasana hati, kecemasan, sulit tidur,

konsentrasi menurun.

b) Post Traumatic Syndrom Disorder (PTSD)

Pengalaman perempuan menjalani sectio caesarea sebagai suatu

peristiwa traumatik. 3% perempuan memiliki gejala klinis PTSD

pada 6 minggu setelah caesarea dan 24% menunjukkan setidaknya

1 dari 3 komponen PTSD.

Page 26: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

c) Sulit pendekatan kepada bayi

Perempuan yang mengalami sectio caesarea mempunyai perasaan

negatif setelah menjalani sectio caesarea tanpa memperhatikan

kepuasan terhadap hasil operasi. Sehingga Ibu yang melahirkan

secara sectio caesarea biasanya sulit dekat dengan bayinya.

Bahkan jarang bisa menyusui dibandingkan dengan melahirkan

normal. Karena rasa tidak nyaman akibat sectio caesarea.

Penyebab ibu akan menjalani persalinan dengan sectio

caesarea pada penelitian ini antara lain : daya pengejan lemah, letak

janin sungsang, anak terlalu lama tertekan pada pintu atas panggul,

denyut jantung anak melemah, panggul terlalu sempit,dan tali pusat

berada di depan atau di samping atau tali pusat sudah berada di jalan

lahir sebelum bayi.

2.1.2. Kecemasan

a. Pengertian Kecemasan

Kecemasan atau dalam bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal dari

Bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti

mencekik. Ansietas (kecemasan) merupakan satu keadaan yang ditandai

oleh rasa khawatir disertai dengan gejala somatik yang menandakan suatu

kegiatan berlebihan dari susunan saraf autonomic (SSA) (Ashadi, 2008).

Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan, memperingatkan

adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang

mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman (Suliswati, 2006).

Kecemasan juga dapat diartikan suatu kebingungan atau kekhawatiran

pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan

Page 27: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Hawari,

2008).

Individu apabila tidak mampu mengendalikan atau meramalkan

situasi atau lingkungannya, baru akan timbul kecemasan yang patologis

yang dapat berbentuk kecemasan jangka pendek atau kecemasan menahun

yang tertanam dalam kepribadian individu dan dapat pula dalam bentuk

serangan secara tidak disadari oleh seseorang.

b. Bentuk-bentuk Kecemasan

Tingkat kecemasan seseorang memberikan pergantian yang tepat

dan tidak dalam suatu spektrum kesadaran, mulai dari tidur-siaga-

kecemasan-ketakutan, demikian berulang-ulang. Jika kecemasan terjadi

bukan pada saat yang tepat atau sangat hebat dan berlangsung lama

sehingga mengganggu aktivitas kehidupan yang normal, maka hal ini

sudah merupakan suatu penyakit.

Para ahli membagi bentuk kecemasan itu dalam dua tingkat,

(Dalami, 2009), yaitu:

1) Tingkat psikologis. Kecemasan yang berwujud sebagai gejala-gejala

kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

perasaan tidak menentu dan sebagainya.

2) Tingkat fisiologis. Kecemasan yang sudah mempengaruhi atau

terwujud pada gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi sistem syaraf,

misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut

mual, dan sebagainya.

Page 28: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

Keluhan-keluhan yang sering ditemukan pada orang yang

mengalami gangguan kecemasan antara lain adalah penyataan cemas,

khawatir, firasat buruk, takut akan pikiranya sendiri, mudah tersinggung,

merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut, takut sendirian, takut

pada keramaian dan banyak orang, gangguan pola tidur, mimpi-mimpi

yang menegangkan, gangguan konsentrasi dan daya ingat, keluhan-

keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran

berdenging, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan

perkemihan, sakit kepala dan lain sebagainya (Hawari, 2008).

Kecemasan ditandai dengan emosi yang tidak stabil, sangat

mudah tersinggung dan marah, sering dalam keadaan excited atau gemetar

dan gelisah (Kartono, 2006). Manifestasi kecemasan terwujud dalam

empat hal berikut ini:

1) Manifestasi kognitif, yang terwujud dalam pikiran seseorang,

seringkali memikirkan tentang malapetaka atau kejadian buruk yang

akan terjadi.

2) Perilaku motorik, kecemasan seseorang terwujud dalam gerakan tidak

menentu seperti gemetar.

3) Perubahan somatik, muncul dalam keadaaan mulut kering, tangan dan

kaki dingin, diare, sering kencing, ketegangan otot, peningkatan

tekanan darah dan lain-lain. Hampir semua penderita kecemasan

menunjukkan peningkatan detak jantung, respirasi, ketegangan otot

dan tekanan darah.

Page 29: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

4) Afektif, diwujudkan dalam perasaan gelisah, dan perasaan tegang yang

berlebihan.

c. Etiologi dan Predisposisi Kecemasan

1) Etiologi Kecemasan

Menurut Wibisono (2004), setiap perubahan dalam kehidupan

atau peristiwa kehidupan (live events) dapat menimbulkan stres. Stres

yang dialami seseorang dapat menimbulkan kecemasan atau

kecemasan merupakan manifestasi langsung dari stres kehidupan dan

sangat erat kaitannya dengan pola hidup.

Kecemasan terjadi karena individu tidak mampu mengadakan

penyesuaian diri terhadap diri sendiri di dalam lingkungan pada

umumnya. Kecemasan timbul karena manifestasi perpaduan

bermacam-macam proses emosi (Sundari, 2005). Penyebab timbulnya

kecemasan dapat ditinjau dari dua faktor yaitu : a) Faktor internal

seperti tidak memiliki keyakinan akan kemampuan diri, b) Faktor

Eksternal adalah dari lingkungan seperti ketidaknyamanan akan

kemampuan diri, ancaman, pertentangan, ketakutan dan kebutuhan

yang tidak terpenuhi.

2) Predisposisi/faktor yang mempengaruhi kecemasan

Ada beberapa faktor yang memudahkan individu terkena

kecemasan, (Hawari, 2008) yaitu:

a) Faktor individu

Hal yang memudahkan timbulnya kecemasan dari faktor individu

adalah konstitusi mental dan genetik. Ada kepribadian yang mudah

Page 30: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

terkena gangguan kecemasan, yaitu dengan ciri anxietas yang akan

bereaksi tinggi terhadap sekelilingnya, dan simpton anxietasnya

berkembang dengan menghadapi stres lingkungan. Pasien dengan

gangguan kecemasan lebih neurotik dan introvert daripada orang

normal atau pasien dengan depresi.

b) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan merupakan faktor yang bersifat

psikologik. Freud menghubungkan kecemasan dengan penarikan

buah dada ibunya atau withdrawl of maternal breast. Kecemasan

dini terjadi pada bayi saat melalui jalan lahir dengan penuh tekanan

dan kecemasan infantile (primary anxiety).

c) Faktor organik

Epineprin yang dihasilkan oleh medulla adrenal bila terjadi

keadaan stres dan peningkatan aktivitas adrenergik dapat ditunjuk-

kan pada pasien cemas.

Menurut Kaplan dan Sadock (2006), beberapa faktor yang

mempengaruhi kecemasan pasien antara lain :

a) Faktor Internal

1) Usia pasien

Menurut Kaplan dan Sadock (2001) gangguan kecemasan dapat

terjadi pada semua usia, lebih sering pada usia dewasa dan

lebih banyak pada wanita. Sebagian besar kecemasan terjadi

pada umur 21-45 tahun.

Page 31: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

2) Jenis Kelamin

Gangguan kecemasan lebih sering pada usia dewasa dan lebih

banyak pada wanita.

3) Pengalaman pasien menjalani pengobatan

Kaplan dan Sadock (2001) mengatakan pengalaman awal

pasien dalam pengobatan merupakan pengalaman-pengalaman

yang sangat berharga yang terjadi pada individu terutama untuk

masa-masa yang akan datang. Pengalaman awal ini sebagai

bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi kondisi

mental individu di kemudian hari. Apabila pengalaman

individu tentang operasi kurang, maka cenderung

mempengaruhi peningkatan kecemasan saat menghadapi

tindakan operasi.

4) Konsep diri dan peran

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan

pendirian yang diketahui individu terhadap dirinya dan

mempengaruhi individu berhubungan dengan orang lain.

Menurut Stuart & Sundeen (2007), peran adalah pola sikap

perilaku dan tujuan yang diharapkan dari seseorang

berdasarkan posisinya di masyarakat. Pasien yang mempunyai

peran ganda baik di dalam keluarga atau di masyarakat ada

kecenderungan mengalami kecemasan yang berlebih

disebabkan konsentrasi terganggu.

Page 32: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

b) Faktor Eksternal

1) Kondisi medis (diagnosis penyakit)

Terjadinya gejala kecemasan yang berhubungan dengan

kondisi medis sering ditemukan walaupun insidensi gangguan

bervariasi untuk masing-masing kondisi medis, misalnya: pada

pasien sesuai hasil pemeriksaan akan mendapatkan diagnosa

pembedahan, hal ini akan mempengaruhi tingkat kecemasan

pasien. Sebaliknya pada pasien yang dengan diagnosa baik

tidak terlalu mempengaruhi tingkat kecemasan.

2) Tingkat pendidikan

Pendidikan bagi setiap orang memiliki arti masing-masing.

Pendidikan pada umumnya berguna dalam merubah pola pikir,

pola bertingkah laku dan pola pengambilan keputusan. Tingkat

pendidikan yang cukup akan lebih mudah dalam

mengidentifikasi stresor dalam diri sendiri maupun dari luar

dirinya.

3) Akses informasi

Adalah pemberitahuan tentang sesuatu agar orang membentuk

pendapatnya berdasarkan sesuatu yang diketahuinya. Informasi

adalah segala penjelasan yang didapatkan pasien sebelum

pelaksanaan tindakan operasi terdiri dari tujuan operasi, proses

operasi, resiko dan komplikasi serta alternatif tindakan yang

tersedia, serta proses adminitrasi.

Page 33: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

4) Proses adaptasi

Tngkat adaptasi manusia dipengaruhi oleh stimulus internal dan

eksternal yang dihadapi individu dan membutuhkan respon

perilaku yang terus menerus. Proses adaptasi sering

menstimulasi individu untuk mendapatkan bantuan dari

sumber-sumber di lingkungan dimana dia berada. Perawat

merupakan sumber daya yang tersedia di lingkungan rumah

sakit yang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan untuk

membantu pasien mengembalikan atau mencapai

keseimbangan diri dalam menghadapi lingkungan yang baru.

5) Tingkat sosial ekonomi

Status sosial ekonomi juga berkaitan dengan pola gangguan

psikiatrik. Berdasarkan hasil penelitian Durham diketahui

bahwa masyarakat kelas sosial ekonomi rendah prevalensi

psikiatriknya lebih banyak. Jadi keadaan ekonomi yang rendah

atau tidak memadai dapat mempengaruhi peningkatan ke

cemasan pada klien menghadapi tindakan operasi.

6) Jenis tindakan pembedahan

Adalah klasifikasi suatu tindakan medis yang dapat

mendatangkan kecemasan karena terdapat ancaman pada

integritas tubuh dan jiwa seseorang. Semakin mengetahui

tentang tindakan pembedahan, akan mempengaruhi tingkat

kecemasan pasien yang dilakukan operasi.

Page 34: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

7) Komunikasi terapeutik

Komunikasi sangat dibutuhkan baik bagi perawat maupun

pasien. Terlebih bagi pasien yang akan menjalani proses

pembedahan. Hampir sebagian besar pasien yang menjalani

pembedahan mengalami kecemasan. Pasien sangat membutuh-

kan penjelasan yang baik dari perawat. Komunikasi yang baik

diantara mereka akan menentukan tahap pembedahan

selanjutnya. Pasien yang cemas saat akan menjalani pembe-

dahan kemungkinan mengalami efek yang tidak menyenangkan

bahkan akan membahayakan.

d. Gejala dan Gambaran Klinik Cemas

Kecemasan sebagai suatu gangguan jiwa (neurosa cemas) dapat

dieskpresikan sebagai kecemasan yang mengambang bila seseorang selalu

waspada tanpa adanya bahaya yang beralasan dan dapat juga berupa

ketakutan yang tidak layak bagi orang lain (fobi) atau suatu ketakutan yang

mendadak dan tidak dapat diterangkan (Hawari, 2008).

Menurut Stuart and Sundeen’s (1998) cit Sudiyanto (2010), gejala

dan gambaran klinik cemas adalah:

1) Secara fisiologis

a) Cardiovaskuler. Palpitasi, jantung berdebar, tensi meningkat,

denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun, shock, dan lain-

lain.

b) Respirasi. Napas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa

tercekik.

Page 35: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

c) Sistem kulit. Perasaan panas, atau dingin, muka pucat atau

berkeringat seluruh tubuh, rasa terbakar pada muka, telapak tangan

berkeringat, gatal-gatal.

d) Gastrointestinal. Anoreksia, rasa tidak nyaman pada perut, rasa

terbakar pada jantung, nausea, diare.

e) Neuromuskuler. Reflek meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-

kedip, insomnia, tremor, kaku, gelisah, wajah tegang, gerakan

lambat.

2) Secara psikologis

a) Perilaku. Gelisah, tremor, gugup, bicara cepat, tidak ada

koordinasi, menarik diri, menghindar, dan lain-lain.

b) Kognitif. Gangguan perhatian konsentrasi hilang, pelupa, salah

tafsir, bloking, gampang bingung, lapangan persepsi menurun,

kesadaran diri yang berlebihan, obyektifitas menurun, takut

kecelakaan atau mati, dan lain-lain.

c) Afektif. Tidak sabar, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar

biasa, sangat gelisah dan lain-lain.

e. Tingkat dan Rentang Respon Kecemasan

1) Tingkat Kecemasan

Dalami (2009) menyatakan bahwa ada dua tingkatan

kecemasan. Pertama, kecemasan normal, yaitu pada saat individu

masih menyadari konflik-konflik dalam diri yang menyebabkan cemas.

Kedua, kecemasan neurotik, ketika individu tidak menyadari adanya

konflik dan tidak mengetahui penyebab cemas, kecemasan kemudian

Page 36: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

dapat menjadi bentuk pertahanan diri. Secara luas, ada 4 (empat)

tingkat kecemasan, yaitu:

a) Kecemasan Ringan

Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan

sehari-hari. Individu masih waspada dan berhati-hati, serta lapang

persepsinya melebar. Individu terdorong untuk belajar yang akan

menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. Respon fisiologi

kecemasan ringan adalah sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan

darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir

bergetar, sedang respon perilaku dan emosinya adalah tidak dapat

duduk tenang, tremor halus pada tangan, suara kadang-kadang

meninggi.

b) Kecemasan Sedang

Individu lebih memfokuskan hal-hal penting saat itu dan

mengenyampingkan hal lain, lapangan persepsi terhadap

lingkungan menurun. Respon fisiologi pada kecemasan sedang

adalah sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut

kering, anorexia, konstipasi atau diare, gelisah., sedang respon

perilaku dan emosinya adalah gerakan tersentak-sentak (mremas

tangan), bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, perasaan tidak

aman.

c) Kecemasan Berat

Lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat

perhatianya pada detil yang kecil (spesifik) dan mengabaikan hal

Page 37: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

lain. Individu tidak mampu lagi berfikir realistis dan membutuhkan

banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain.

Respon fisiologi pada kecemasan berat adalah : nafas pendek, nadi

dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan

kabur, ketegangan, sedang respon perilaku dan emosinya adalah :

perasaan ancaman meningkat, verbalisasi cepat.

d) Panik

Pada tingkatan ini lapangan persepsi Individu sudah sangat

menyempit dan sudah terganggu sehingga tidak dapat

mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa

walaupun telah diberikan pengarahan. Respon fisiologi pada

tingkat kecemasan ini adalah : nafas pendek, rasa tercekik, sakit

dada, pucat, hipotensi, koordinasi motorik rendah, sedang respon

perilaku dan emosi nya adalah : mengamuk dan marah, ketakutan,

berteriak, kehilangan kendali atau kontrol diri, persepsi kacau.

2) Rentang respon kecemasan

Rentang respon kecemasan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Rentang respon Cemas (Stuart, 2007)

Kecemasan atau ansietas sangat berkaitan dengan perasaan

tidak pasti atau berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang

RENTANG RESPON ANSIETAS

Respon adaptif Respon maladaptif

Page 38: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

spesifik. Kondisi dialami secara subyektif dan dikomunikasikan dalam

hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang

merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya.

Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut.

Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup,

tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan dengan kehidupan.

f. Konsep Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan

Meskipun kehadiran seorang bayi begitu diinginkan, kehamilan

adalah saat ketika seorang wanita mengalami berbagai jenis emosi, dan

salah satunya yang paling menonjol adalah kecemasan. Kehamilan

terutama kehamilan tahap akhir akan dipenuhi dengan mimpi-mimpi dan

bayangan mengenai seperti apakah bayi yang akan lahir ini. Kebanyakan

dilanda kecemasan tentang apakah bayinya sehat atau tidak. Ketakutan

akan melahirkan seorang bayi yang tidak normal atau meninggal dunia

dapat menyebabkan stres berat. Beberapa calon ibu tidak berani

membayangkan tentang persalinan karena khawatir kalau bayinya tidak

lahir dalam keadaan sehat. Namun, beberapa wanita lainnya selalu tenang

dan percaya diri (Nolan, 2008).

Salah satu yang paling dicemaskan oleh ibu hamil dan

pasangannya selama kehamilan adalah bagaimana ibu hamil dan

pasangannya mengetahui bahwa persalinan telah dimulai. Sebagian besar

wanita hamil mencemaskan nyeri persalinan. Media massa sering

menggambarkan persalinan yang lama, sangat menyakitkan, bahkan

berbahaya. Bayangan akan rasa nyeri membuat beberapa calon ibu

Page 39: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

menjadi begitu takut sehingga bulan-bulan terakhir dari kehamilannya

terbuang sia-sia (Nolan, 2008).

Begitu persalinan tinggal beberapa minggu lagi, para calon ibu

mulai menghadapi kesibukan untuk melahirkan. Kemungkinan besar ibu

sudah mendengar banyak cerita tentang persalinan dan beberapa

diantaranya membuat ibu takut. Beberapa minggu terakhir dapat terasa

sangat lama dan banyak ibu yang cemas menanti dimulainya persalinan

(Nolan, 2008).

g. Penyebab Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan

Menurut Kartono (2006), penyebab kecemasan dalam menghadapi

persalinan adalah :

1) Takut mati

Sekalipun peristiwa kelahiran itu adalah fenomena fisiologis yang

normal, namun tidak terlepas dari risiko-risiko dan bahaya kematian.

Bahkan, pada proses kelahiran yang normal sekalipun senantiasa

disertai perdarahan dan kesakitan-kesakitan yang hebat. Peristiwa inilah

yang menimbulkan ketakutan-ketakutan, khususnya takut mati, baik

kematian dirinya sendiri maupun anak bayi yang akan dilahirkan.

2) Trauma Kelahiran

Berkaitan dengan perasaan takut mati yang ada pada wanita pada saat

melahirkan bayinya dan ketakutan lahir (takut dilahirkan di dunia ini)

pada bayi, yang dikenal sebagai trauma kelahiran. Trauma kelahiran ini

berupa ketakutan akan berpisahnya bayi dari rahim ibunya. Ketakutan

Page 40: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

ini merupakan ketakutan “hipotetis” untuk dilahirkan di dunia dan takut

terpisah dari ibunya.

3) Perasaan Bersalah

Wanita banyak melakukan identifikasi terhadap ibunya dalam semua

aktivitas reproduksinya. Jika identifikasi ini menjadi salah dan wanita

tersebut banyak mengembangkan mekanisme rasa bersalah dan rasa

berdosa terhadap ibunya, maka peristiwa tadi membuat dirinya menjadi

tidak mampu berfungsi sebagai ibu yang bahagia sebab selalu saja

dibebani atau dikejar-kejar rasa berdosa. Perasaan berdosa terhadap ibu

ini erat hubungannya dengan ketakutan akan mati pada saat wanita

tersebut melahirkan bayinya.

4) Ketakutan riil

Pada setiap wanita hamil, kecemasan untuk melahirkan bayinya bisa

diperkuat oleh sebab-sebab konkret lainnya. Misalnya, takut bayinya

lahir cacat atau lahir dalam kondisi patologis, takut kalau bayinya akan

bernasib buruk disebabkan oleh dosa-dosa ibu itu sendiri di masa silam,

takut kalau beban hidupnya akan menjadi semakin berat oleh lahirnya

sang bayi, munculnya elemen ketakutan yang sangat mendalam dan

tidak disadari, kalau akan dipisahkan dari bayinya, takut kehilangan

bayinya yang sering muncul sejak masa kehamila sampai waktu

melahirkan bayinya.

h. Pengukuran Kecemasan

Ada beberapa skala atau cara pengukuran untuk mengetahui tingkat

kecemasan, yaitu: Hamilton Rate Scale for Anxiety (HRS A), Anxiety scale

Page 41: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

pada institute for personality and Ability Testing (IPAT), Manifestasi

Anxiety Scale dari Taylor (T-MAS), dan Test Anxiety Questionare dari

Sarason (cit Sjahriati, 2009).

Di Indonesia telah dikembangkan oleh kelompok Psikiatri Biologi

Jakarta (KSPBJ) yaitu Anxiety Analog Scale (AAS). Ada korelasi yang

positif antara AAS yang dibuat oleh penderita dan skor HRS A yang dibuat

oleh pemeriksa. Cara pengukuran ini bersifat subyektif dan merupakan

ukuran kasar, tetapi bermanfaat pada pemeriksaan keadaan cemas pada

penderita dengan kecerdasan cukup dan kooperatif. Pada penelitian ini,

pengukuran kecemasan pada ibu yang menjalani sectio caesarea

digunakan pengukuran kecemasan dengan menggunakan Hamilton Rating

Scale for Anxiety (HRS-A). Adapun scor HRS-A adalah :

(1) Tdk ada cemas < 14

(2) Ringan : 14 – 20

(3) Sedang : 21 – 27

(4) Berat : 28 – 41

(5) Berat sekali : 42-56

2.1.3. Pendampingan Suami

1. Pengertian

Pendampingan suami adalah suami yang mendampingi atau

menemani istri dalam proses persalinan (Bobak, Jensen & Lowdermilk,

2005). Secara psikologis, istri sangat membutuhkan pendampingan suami

selama proses persalinan. Proses persalinan merupakan masa yang cukup

Page 42: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

berat bagi ibu, dimana ibu membutuhkan dukungan dan pendampingan

suami dalam proses persalinan sampai melahirkan dengan aman dan

nyaman (Musbikin, 2005).

2. Peran Suami dalam Pendampingan

Kehadiran suami dalam kamar bersalin disambut baik oleh para

istri, terutama pasca operasi sectio caesaria. Kehadiran suami dapat

membawa ketentraman bagi istri yang mengalami operasi sectio caesaria,

suami juga dapat memainkan peranan yang aktif dalam memberikan

dukungan fisik dan dorongan moral kepada istrinya (Farrer, 2007).

Peran suami yang dianggap ideal adalah sebagai pemimpin

persalinan. Suami diharapkan untuk membantu ibu secara aktif dalam

menghadapi persalinan dengan sectio caesaria, namun ini tidak realistik

untuk semua suami karena sebagian suami juga khawatir akan kemampuan

sendiri sebagai pelatih (Bobak, Jensen & Lowdermilk, 2005).

Menurut Chapman (1992) cit Bobak, Jensen & Lowdermilk (2005)

terdapat tiga peran yang dilakukan oleh suami selama proses persalinan

dan melahirkan, yaitu :

a) Sebagai pelatih

Suami secara aktif membantu ibu selama dan sesudah kontraksi

persalinan. Seorang pelatih menunjukkan keinginan yang kuat untuk

mengendalikan diri mereka dan mengontrol persalinan. Ibu

menunjukkan keinginan yang kuat agar suami terlibat secara fisik

selama persalinan.

Page 43: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

b) Sebagai teman satu tim

Suami bertindak sebagai teman satu tim akan membantu ibu selama

proses persalinan dan melahirkan dengan berrespon terhadap

permintaan ibu akan dukungan fisik atau dukungan emosi atau

keduanya.

c) Sebagai saksi

Sebagai saksi, suami bertindak sebagai teman dan memberi dukungan

emosi dan moral.

3. Manfaat Pendampingan Suami

Pendampingan suami selama proses persalinan khususnya pasca

sectio caesaria dan melahirkan dapat memberikan manfaat bagi ibu dalam

menghadapi proses persalinan secara umum, berupa : (Kurniasih, 2004)

a) Memberi rasa tenang dan penguat secara psikis

Suami adalah orang terdekat yang dapat memberikan rasa aman dan

tenang yang diharapkan ibu dalam menjalani proses persalinan itu. Di

tengah kondisi yang tidak nyaman, istri memerlukan pegangan,

dukungan, dan semangat untuk mengurangi kecemasan, dan

kepanikan.

b) Selalu ada bila dibutuhkan

Dengan berada di sisi ibu, suami siap membantu apa yang dibutuhkan

ibu, dari mengambil minum hingga mengusap keringat ibu, dan ketika

ada suatu tindakan dokter yang memerlukan keputusan keluarga,

seperti tindakan vakum atau operasi, akan ada suami yang akan

memberikan persetujuan atau tidak segera.

Page 44: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

c) Kedekatan emosi suami-istri bertambah

Suami akan melihat sendiri perjuangan antara hidup dan mati sang istri

saat melahirkan anak. Begitu susahnya melahirkan membuat suami

bertambah sayang kepada istri.

d) Menumbuhkan naluri kebapakan

Perhatian yang diberikan ayah saat kelahiran sang buah hati sudah bisa

menumbuhkan keterikatan dengan anaknya, ini merupakan modal awal

yang perlu diteruskan dengan ikutnya ayah terlibat dalam pengasuhan

si kecil.

e) Suami akan lebih menghargai istri

Melihat pengorbanan istri saat persalinan suami akan dapat lebih

menghargai istrinya dan menjaga perilakunya, karena dia akan

mengingat bagaimana besarnya pengorbanan sang istri.

Persalinan dengan sectio caesaria merupakan masa yang cukup

berat bagi ibu, dimana proses persalinan dan melahirkan layaknya sebuah

pertaruhan hidup dan mati. Terutama pada ibu dengan sectio caesaria,

terutama mereka yang belum memiliki pengalaman melahirkan dengan

pembedahan. Dukungan dan pendampingan suami dalam proses persalinan

merupakan sumber kekuatan bagi ibu yang tidak dapat diberikan oleh

tenaga kesehatan (Bobak, Jensen & Lowdermilk, 2005).

Menurut Musbikin (2005) kehadiran atau pendampingan suami saat

persalinan akan membawa ketenangan dan menjauhkan sang ibu dari

stress. Kehadiran suami akan membawa pengaruh positif secara

psikologis, dan berdampak positif pada kesiapan ibu secara fisik.

Page 45: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

Kehadiran suami, sentuhan tangannya, doa dan kata-kata penuh motivasi

yang diucapkannya akan membuat istri merasa lebih kuat dan tabah

menghadapi rasa sakit dan kecemasannya serta memiliki motivasi untuk

berjuang melahirkan bayinya (Musbikin, 2005).

2.2. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran yang dilakukan, belum pernah ditemukan pada

penelitian yang sama, namun ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat

dijadikan acuan, hal ini dapat disajikan dalam tabel berikut :

Page 46: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

Tabel 2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Metode Hasil 1 Sumanto, dkk

(2011) Hubungan tingkat nyeri dengan tingkat kecemasan pada pasien sectio

caesarea.

Jenis penelitian observational

analitik dengan rancangan cross sectional. Alat analisis yang digunakan Chi-

Square.

Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat nyeri dengan tingkat kecemasan pada pasien post sectio

caesarea. 2 Primasnia,

dkk (2013)

Hubungan pendam-

pingan suami

dengan tingkat

kecemasan ibu

primigravida dalam

menghadapi proses

persalinan kala I.

Jenis penelitian

deskriptif

observasional

dengan pende-

katan Case

Control Design.

Alat analisis

yang digunakan

dengan Chi-

square.

Adanya hubungan

yang signifikan

antara pendampingan

suami dengan tingkat

kecemasan ibu

primigravida dalam

menghadapi proses

persalinan kala I.

3 Mahdiah, dkk

(2013)

Hubungan antara

pendampingan

suami dengan

tingkat kecemasan

proses persalinan

pada ibu primipara

Jenis penelitian

survey analitik

dengan pende-

katan cross

sectional. Alat

analisis data

dengan uji

fisher’s exact.

Ada hubungan yang

bermakna antara

pendampingan suami

dengan tingkat

kecemasan proses

persalinan pada ibu

primipara, dan

dengan pendampi-

ngan suami selama

persalinan dapat

menurunkan tingkat

kecemasan ibu

selama persalinan

kala I pada ibu

primipara.

Page 47: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

2.3. Kerangka Teori

Berdasarkan beberapa teori yang telah dikemukakan di muka, maka dapat

dibuat suatu kerangka teori sebagai berikut :

Gambar 2.2 : Kerangka Teori Sumber: Brunner & Suddarth (2007), Notoatmodjo (2010), Kaplan dan Sodach

(2006), Nursalam dan Kurniawati (2007)

1. Indikasi Medis: a. Power b. Passanger c. Passage 2. Indikasi Ibu : a. Usia b. Tulang panggul c. Persalinan sebe- lumnya dengan sectio caesarea d. Faktor hambatan jalan lahir e. Kelainan kontraksi f. Kelainan kontraksi rahim. g. Ketuban pecah dini h. Rasa takut kesakitan 3. Indikasi Janin a. Ancaman gawat janin. b. Bayi besar

Ibu Hamil Sectio

Caesarea

Kecemasan

Faktor yang mempengaruhi kecemasan secara umum: 1. Internal : a. Usia b. Pengalaman c. Konsep diri dan peran d. Pendampingan suami

2. Eksternal : a. Kondisi medis b. Tingkat pendidikan c. Akses informasi d. Proses adaptasi e. Tingkat sosial ekonomi f. Jenis tindakan g. Komunikasi terapeutik

Kecemasan yang dialami ibu dengan Sectio Caesarea: 1. Takut mati 2. Trauma kelahiran 3. Perasaan bersalah 4. Ketakutan riil.

Page 48: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

2.4. Kerangka Konsep

Untuk memperjelas alur pemikiran secara jelas, maka dapat dibuat suatu

kerangka konsep seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 2. Kerangka Konsep

A. 2.5. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari penelitian, patokan duga atau

dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada hubungan pendampingan suami dengan tingkat kecemasan pasien

pre operasi sectio caesarea di Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun

Soemarso Wonogiri

Ha : Ada hubungan pendampingan suami dengan tingkat kecemasan pasien pre

operasi sectio caesarea di Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun

Soemarso Wonogiri.

Variabel Bebas :

Pendampingan Suami

Variabel Terikat :

Kecemasan

Page 49: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitin deskriptif kuantitatif dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional adalah jenis penelitian

yang menekankan pada waktu pengukuran/observasi data variabel independen

dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2009). Dipilihnya

cross sestional karena peneliti ingin mengetahui perbedaan tingkat kecemasan

pada pasien antara yang mengalami pendampingan suami dengan yang tidak

mengalami pendampingan suami pada pasian pre operasi sectio caesaria di

Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri obyek/subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang akan

menjalani persalinan atau pre sectio caesarea di Bangsal Melati RSUD dr.

Soediran Mangun Soemarso Wonogiri yang berjumlah rata-rata 35 orang

per bulan.

Page 50: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

3.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Sampel pada penelitian ini

diambil dari sebagian pasien yang akan menjalani persalinan dengan sectio

caesarea di Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso

Wonogiri sebanyak 35 orang.

3.2.3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penentuan sampel dalam

penelitian ini adalah dengan total sampling. Metode Pengambilan sampel

dalam penelitian ini adalah menggunakan metode total sampling, yaitu

metode pengambilan sampel yang dilakukan denganmengambil seluruh

responden yang ditentukan sebelumnya (Sugiyono, 2008) dalam arti

pasien yang akan menjalani persalinan dengan sectio caesarea tanpa

adanya tingkat kecemasan tinggi sekali yang berada di Bangsal Melati

RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri.

3.3. Waktu dan Tempat Penelitian

3.3.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 Oktober – 22

November 2015.

3.3.2. Tempat Penelitian

Page 51: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

Tempat penelitian dilakukan di Bangsal Melati RSUD dr. Soediran

Mangun Sumarso Wonogiri.

3.4. Variabel, Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu variabel bebas

adalah variabel yang menyebabkan berubahnya nilai dari variabel terikat

(Setiadi, 2007) dan merupakan variabel bebas, dalam penelitian ini adalah

pengaruh pendampingan suami. Adapun variabel yang lain adalah variabel

terikat yaitu variabel yang diduga nilainya akan berubah karena pengaruh dari

variabel bebas (Setiadi, 2007), variabel terikat dalam penelitian ini adalah

kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea.

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan

bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel,

sehingga definisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan

membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Setiadi,

2007). Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dikemukakan dalam

tabel berikut :

Page 52: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

Tabel 3.1. Definisi Operasional Pengetahuan ibu tentang sectio caesarea dan Kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea.

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur

Indikator Penilaian Skala

1 Pendampi-ngan suami

Pendampingan suami merupakan suatu tindakan yang dilakukan suami untuk mendampingi istrinya ketika akan melahirkan dengan sectio caesarea caesarea.

Kuesioner terbuka, dengan 1 pertanya-an terbuka.

1. Di dampingi. 2. Tidak didampingi.

Nominal

2 Kecemasan Kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang dialami ibu hamil yang akan menjalani persalinan dengan sectio caesarea yang disertai perasaan kekawatiran, ketakutan, dan kesedihan sehingga terganggunya kestabilan emosional.

Kuesioner tertutup yang berasal dari (HRS-A) dengan 14 pertanya-an.

1. Tdk ada cemas <14 (0) 2. Ringan : 14 – 20 (1) 3. Sedang : 21 – 27 (2) 4. Berat : 28 – 41 (3) 5. Berat sekali : 42-56 (4)

Ordinal

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner, yaitu:

1. Kuesioner pendampingan suami berbentuk open question/pertanyaan

terbuka dengan satu pertanyaan, dengan pilihan jawaban dikotomi choice

yaitu: apabila pertanyaan suami pendampingi ketika istrinya akan

Page 53: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

melahirkan dengan sectio caesarea (skor 1) dan apabila pertanyaan suami

tidak pendampingi ketika istrinya akan melahirkan dengan sectio caesarea

(skor 0).

Indikator penilaian : - Melakukan pendampingan, kode 1

- Tidak melakukan pendampingan, kode 0

2. Kuesioner kecemasan

Kuesioner kecemasan menghadapi persalinan diukur dengan

kuesioner yang berasal dari Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

yang diadopsi dari buku ”Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi dari

Hawari (2008), yang mencakup 14 gejala psikis kecemasan, yaitu perasaan

cemas (ansietas), ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, perasaan depresi

(murung), gejala somatik/fisik (otot), gejala somatik/fisik (sensorik),

gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah), gejala respiratori

(pernafasan), gejala gastrointestinal (pencernaan), gejala urogenital

(perkemihan dan kelamin), gejala autonom, dan tingkah laku (sikap) pada

wawancara. Alat ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing

kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik. Masing-

masing kelompok gejala diberi penilaian angka (score) antara 0-4, yang

artinya:

Nilai 0 = tidak ada gejala (keluhan)

1 = gejala ringan

2 = gejala sedang

3 = gejala berat

4 = gejala berat sekali

Page 54: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

Adapun kisi-kisi angket yang digunakan untuk mengukur kecemasan dapat

dilihat pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2. Kisi-kisi Angket Variabel Tingkat Kecemasan

Item Variabel Kecemasan Butir Pertanyaan 1. Perasaan cemas 2. Ketegangan 3. Ketakutan 4. Gangguan tidur 5. Kesukaran konsentrasi dan gangguan daya ingat 6. Perasaan sedih (sedih, murung, tidak berdaya, dan perasaan tidak ada harapan) 7. Gejala somatik umum (gejala muskuler/murung) 8. Gejala somatik umum (sensorik/fisik) 9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) 10. Gejala pada alat pernafasan. 11. Gejala gastrointestinal (pencernaan). 12. Gejala genito iriner (perkemihan dan kelamin) 13. Gejala syaraf otonom (mulut kering, muka merah, mudah keringat, kepala pusing, dan bulu berdiri) 14. Tingkah laku (sikap) pada saat wawancara

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13

14

Jumlah item soal 14

Dari sejumlah kuesioner yang telah memenuhi syarat dan bisa

digunakan untuk penelitian, kemudian dihitung dan hasilnya dalam bentuk

skala, yaitu: Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A), yang yang

diadopsi dari buku Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi (Hawari, 2008)

yaitu :

Skor < 14 : Tidak ada kecemasan, kode 0

Skor 14 - 20 : Kecemasan ringan, kdoe 1

Skor 21 - 27 : Kecemasan sedang, kode 2

Skor 28 - 41 : Kecemasan berat, kode 3

Skor 42 - 56 : Kecemasan berat sekali, kode 4

Page 55: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

3.6.1 Uji Validitas

Uji Validitas merupakan tingkat kemampuan suatu instrumen

untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran

yang dilakukan dengan instrumen tersebut (Sugiyono, 2008). Untuk

mengetahui validitas tiap item dari instrumen dengan menggunakan

perhitungan korelasi product moment dari Pearson. Adapun rumus

korelasi product moment adalah :

rXY = ( )( )

( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑

−−

−2222 YYNxXN

YXXYN

Keterangan:

r = koefesien korelasi antara skor item dengan total item X = Skor pertanyaan Y = Skor total N = jumlah responden (Suharsimi, 2010).

Kriteria pengukuran validitas instrumen yaitu dengan membandingkan

antara r hitung denga r tabel. Pengukuran dinyatakan valid jika rhit > rtab

pada taraf signifikansi 95%. Perhitungan uji validitas instrumen ini

dilakukan dengan program komputer.

Dalam penelitian ini, uji validitas instrumen yang digunakan tidak

perlu diujicobakan karena di samping jenis pertanyaannya untuk variabel

terikat dengan jenis pertanyaan terbuka “Ya” dan “Tidak”, dan instrumen

untuk kecemasan menggunakan instrumen yang sudah baku yaitu:

Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A), yang yang diadopsi dari buku

“Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi” dari Hawari (2008).

Page 56: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

3.6.1 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah suatu uji yang digunakan untuk menguji

sejauh mana alat ukur relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua

kali atau lebih. Untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini

digunakan nilai koefisien alpha Cronbach. Rumus alpha cronbach yang

digunakan adalah :

r11 =

−∑

2

2

11 St

Si

k

k

Keterangan :

r11 = nilai reliabilitas yang dicari

k = banyaknya item

Si2 = Jumlah varian item

St2 = Varian total

Setelah harga r11 diketahui, kemudian diinterpretasikan dengan indeks

korelasi > 0,600 berarti reliabilitas tinggi (Ghozali, 2009).

Uji reliabilitas merupakan tingkat kemampuan suatu instrumen untuk

mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang

dilakukan dengan instrumen tersebut (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini,

uji reliabilitas tidak perlu dilakukan karena di samping jenis pertanyaannya

untuk variabel terikat dengan jenis pertanyaan terbuka “Ya” dan “Tidak”, dan

instrumen untuk kecemasan menggunakan instrumen yang sudah baku yaitu:

Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A), yang yang diadopsi dari buku

Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi (Hawari, 2008).

Page 57: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

3.7. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara membagikan

kuesioner kepada responden yaitu pasien pre operasi sectio caesarea di

Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Adapun

langkah-langkah untuk memperoleh data dan informasi tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Mengucapkan salam

b. Memperkenalkan diri (menyebutkan nama dan asal institusi)

c. Menyampaikan tujuan (“Tujuan: melakukan penelitian tentang

pendampingan suami hubungannya dengan tingkat kecemasan pasien

pre operasi sectio caesarea dan meminta bantuan pasien tersebut untuk

membantu mengisi kuisioner yang peneliti bagikan”)

d. Melakukan klarifikasi kepada pasien, apakah bersedia atau tidak untuk

mengisi kuisioner tersebut.

e. Bila pasien tidak bersedia peneliti tidak memaksa dan beralih ke pasien

lain.

f. Bila pasien bersedia maka dilanjutkan dengan penjelasan prosedur

pengisian sebagai berikut:

1) Mengisi surat pernyataan menjadi responden

2) Untuk Kolom nama cukup ditulis initial saja

3) Mengisi kuisioner dengan cara mencentang pada kolom yang

disediakan. Untuk pendampingan suami dengan :

1) Melakukan pendampingan, kode 1

Page 58: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

2) Tidak melakukan pendampingan, kode 0

Untuk tingkat kecemasan pasien dengan mencentang (√) kuesioner

HRS-A dengan pilihan jawaban : 0 = tidak ada gejala (keluhan), 1 =

gejala ringan, 2 = gejala sedang, 3 = gejala berat, dan 4 = gejala

berat sekali.

g. Untuk pasien yang mengisi sendiri, peneliti tidak melakukan

pendampingan saat mengisi kuesioner tersebut.

h. Untuk pasien yang tidak memungkinkan mengisi sendiri, pengisian

dapat dilakukan oleh peneliti dengan menanyakan seperti apa yang

tertera pada lembar kuesioner yang tersedia.

i. Pengisian diberi batas waktu 1x24 jam

j. Langkah berikutnya peneliti mengumpulkan kuesioner yang telah

dibagikan.

k. Mengucapkan salam dan terima kasih.

2. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul dalam tahap pengumpulan data, perlu

diolah dulu. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui suatu

proses dengan tahapan sebagai berikut:

a. Editing

Proses editing dilakukan untuk meneliti kembali apakah isian

lembar kuesioner sudah lengkap atau belum. Editing dilakukan di

tempat pengumpulan data, sehingga apabila ada kekurangan dapat

segera dilengkapi.

Page 59: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

b. Coding

Coding merupakan usaha mengklasifikasi jawaban-jawaban/

hasil-hasil yang ada menurut macamnya. Klasifikasi dilakukan dengan

jalan manandai masing-masing jawaban dengan kode berupa angka,

kemudian dimasukkan dalam lembaran tabel kerja guna

mempermudah membacanya.

c. Scoring

Pemberian nilai pada masing-masing jawaban dari pertanyaan

yang diberikan kepada responden sesuai dengan ketentuan penilaian

yang telah ditentukan.

d. Tabulating

Kegiatan memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam

tabel-tabel sesuai kriteria sehingga didapatkan jumlah data sesuai

dengan kuesioner.

3.8. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis:

1. Analisis Univariate

Analisis univariate yaitu analisis yang dilakukan terhadap tiap

variabel dari hasil penelitian. Analisis univariat ini untuk melihat

distribusi frekuensi data: umur, pendidikan akhir, jenis pekerjaan,

partus, dan mendeskripsikan pendampingan suami pada istri yang

akan melahirkan dengan sectio caesarea serta tingkat kecemasan ibu

Page 60: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

pre operasi sectio caesarea di Bangsal Melati RSUD dr. Soediran

Mangun Sumarso Wonogiri.

2. Analisis Bivariate

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk dapat menguji hipotesis dan

menganalisa data yang diperoleh, maka digunakan alat analisis yaitu

analisis korelasi product moment dari Pearson (Sugiyono, 2010). Alasan

menggunakan alat analisis ini karena jenis data yang digunakan adalah

nominal dan ordinal serta responden ≥ 30 orang. Analisis korelasi product

moment dari Pearson ini digunakan untuk mengetahui hubungan

pendampingan suami dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio

caesaria. Berdasarkan uji statistik tersebut maka dapat diputuskan:

a. Bila hasil rxy ≤ rtab atau p-value ≥ 0,05, artinya bahwa tidak ada

hubungan pendampingan suami dengan tingkat kecemasan pasien pre

operasi di Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso

Wonogiri.

b. Bila hasil rxy > rtab atau p-value < 0,05, artinya bahwa ada hubungan

pendampingan suami dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di

Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri.

Adapun kekuatan korelasi menurut Colton dalam Sugiyono (2010):

r = 0,00 - 0,25 --> tidak ada hubungan/hubungan lemah

r = 0,26 - 0,50 --> hubungan sedang

r = 0,51 - 0,75 --> hubungan kuat

r = 0,76 - 1,00 --> hubungan sangat kuat/sempurna

Page 61: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

3.9. Etika Penelitian

Prinsip etika dalam penelitian ini meliputi:

1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian

dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent ini diberikan

sebelum penelitian dilakukan dengan memberi lembar persetujuan untuk

menjadi responden. Hal ini bertujuan agar responden mengerti maksud dan

tujuan penelitian serta mengetahui dampak yang ditimbulkan.

2. Anonimity (tanpa nama)

Identitas responden tidak perlu dicantumkan pada lembar pengumpulan

data, cukup menggunakan kode pada masing-masing lembar pengumpulan

data.

3. Confidentialty (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi dari responden dijamin oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil

penelitian

Page 62: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun

Sumarso Wonogiri dan telah dilakukan pada tanggal 18 Oktober – 22 November

2015. Adapun jumlah responden ditentukan sebanyak 35 orang. Pada bab ini

diuraikan tentang analisis univariat yang membahas tentang karakteristik

responden, pendampingan suami dan tingkat kecemasan responden.

4.1 Analisis Univariat

4.1.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini membahas tentang

usia, pendidikan, pekerjaan, dan partus pada pasien pre operasi sectio

caesarea di Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri. Hal ini dapat dikemukakan pada pembahasan berikut :

1. Usia

Tabel 4.1. Karakteristik Responden menurut Usia Usia Jumlah (%)

< 20 tahun 4 11.4 20 – 30 tahun 18 51.4

> 30 tahun 13 37.1 Jumlah 35 100 Max = 42 tahun Min = 18 tahun Mean = 27,9

Tabel 4.1. menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai umur antara 20-30 tahun (51,4%), umur lebih dari 30

tahun (37,1%), dan paling sedikit umur kurang dari 4 tahun sebanyak

4 orang (11,4%), dengan umur maksimum 42 tahun dan umur

minimum 18 tahun.

50

Page 63: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

2. Pendidikan

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Akhir Pendidikan Jumlah (%)

SD 1 2,9 SLTP 4 11,4 SLTA 18 51,4 PT 12 34,3

Jumlah 35 100 Sumber: data yang diolah, 2015.

Tabel 4.3. menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai pendidikan SLTA (51,4%) dan sebagian kecil

mempunyai pendidikan SD (2,9%), dan pendidikan PT sebanyak 12

orang (34,3%), jadi responden minimal berpendidikan SD dan

maksimal berpendidikan PT.

3. Pekerjaan

Berdasarkan data tentang pekerjaan diperoleh data seperti

tampak pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi frekuensi responden menurut jenis pekerjaan Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) PNS Wiraswasta Swasta/Buruh/Tani IRT

4 2

11 18

11,4 5,7

31,4 51,4

Total 35 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa responden dilihat dari jenis

pekerjaan sebagian besar sebagai IRT yaitu sebanyak 18 orang

(51,4%), sebagai karyawan swasta/buruh/tani sebanyak 11 orang

(31,4%), kemudian disusul PNS sebanyak 4 orang (11,4%) dan

wiraswasta sebanyak 2 orang (5,7%).

Page 64: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

4. Partus

Berdasarkan data tentang partus pasien pre operasi sectio

caesaria diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.5. Distribusi responden menurut Partus Partus ke- Jumlah Persentase (%) Satu 10 28,6 Dua 13 37,1 Tiga 8 22,9 Empat 3 8,6 Lima 1 2,9 Total 35 100

Sumber: Data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 4.5. diketahui bahwa responden yang

mempunyai partus sebagian besar kelahiran ke dua yaitu sebanyak

13 orang (37,1%), dan sebagian kecil partus anak ke lima yaitu 1

orang (2,9%), dan ada juga yang kelahiran ke empat sebanyak 8,6%

dan ke lima hanya 2,9%.

4.1.2 Pendampingan Suami pada pasien pre operasi sectio caesarea

Hasil distribusi frekuensi pendampingan suami pada pasien yang

akan menjalani persalinan sectio caesarea dapat dilihat dalam Tabel 4.6

berikut:

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pendampingan Suami tentang sectio caesarea

Pendampingan Suami Frekuensi Persentase (%)

Tidak Didampingi Didampingi

11 24

31,4 68,6

Jumlah 35 100 Sumber: data yang diolah, 2015.

Berdasarkan Tabel 4.6, pendampingan suami pada pasien yang

akan menjalani operasi sebagian besar mendapatkan pendampingan

Page 65: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

suami yaitu sebanyak 24 orang (68,6%) dan lainnya tidak mendapatkan

pendampingan suami yaitu sebanyak 11 orang (31,4%).

4.1.3 Kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea

Hasil distribusi frekuensi tentang kecemasan pada pasien pre

operasi dapat dilihat dalam Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi tentang Kecemasan pada pasien Kecemasan Frekuensi Persentase (%) Ringan Sedang Berat

8 18 9

22,9 51,4 25,7

Jumlah 35 100 Sumber: data yang diolah, 2015.

Berdasarkan Tabel 4.7, dilihat dari kecemasan pada pasien pre

operasi sectio caesarea diketahui sebagian besar mempunyai kecemasan

sedang yaitu sebanyak 18 orang (51,4%) dan sebagian kecil mempunyai

kecemasan ringan yaitu sebanyak 8 orang (22,9%).

4.2 Analisis Bivariat

Hubungan pendampingan suami dengan tingkat kecemasan pasien pre

operasi sectio caesarea

Penelitian ini menggunakan analisis korelasi product moment dari

Pearson untuk mengetahui hubungan pendampingan suami dengan tingkat

kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea. Berikut hasil analisis yang telah

diuji yang dapat dilihat dalam Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Hasil Analisis Korelasi Product Moment Variabel Nilai Korelasi Product

Moment p-value

Pendampingan suami dengan tingkat kecemasan

-0,768 0,000

Page 66: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui nilai korelasi product moment

sebesar -0,768 dengan nilai probabilitas 0,000 (p value < 0,05), sehingga Ha

diterima dan Ho ditolak, artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara pendampingan suami dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi

sectio caesarea di Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri, dimana hubungannya bersifat negatif. Adapun tingkat keeratan

hubungan tergolong sangat kuat karena 0,768 berada diantara nilai korelasi

0,76 - 1,00.

Page 67: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini membahas mengenai kriteria-kriteria yang telah diamati

dalam bab IV sebelumnya yang berupa karakteristik responden (usia, pendidikan,

pekerjaan dan partus), mendeskripsikan variabel pendampingan suami dan

mendeskripsikan tingkat kecemasan serta mengetahui hubungan pendampingan

suami dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di Bangsal Melati RSUD dr.

Soediran Mangun Soemarso Wonogiri.

5.1 Hasil Analisis Univariat

5.1.1 Karakteristik Responden

1. Umur

Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien yang akan menjalani

persalinan dengan sectio caesarea sebagai responden dilihat dari umur

sebagian besar responden mempunyai umur antara 20-30 tahun (51,4%)

dengan rata-rata berumur 27,89 tahun, hal ini membuktikan usia

tersebut merupakan usia produktif, dimana pada masa ini diharapkan

manusia untuk dapat beraktivitas yang diharapkan mampu untuk

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan tenang khususnya

dalam menghadapi persalinan dengan sectio caesaria. Menurut Sigit

(2008) pada usia 25 – 35 tahun seseorang termasuk pada kelompok usia

produktif, dimana pada usia tersebut seseorang aktif bekerja dengan

mobilitas relatif tinggi, sehingga hal ini akan berdampak pada tingkat

kecemasan pada waktu menjalani operasi. Akan tetapi tidak menutup

55

Page 68: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

kemungkinan kecemasan yang berupa operasi sectio caesaria banyak

terjadi juga pada usia kurang dari 25 dengan berbagai aspek sebab yang

berbeda, diantaranya disebabkan karena baru pertama kali menjalani

persalinan dengan diindikasi untuk sectio caesarea dan juga disebabkan

oleh pengalaman dalam partus.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh Sawitri & Sudaryanto (2008). hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebagian besar responden berumur antara 20-30 tahun (57%) dari

seluruh responden yang diteliti.

2. Tingkat Pendidikan

Dilihat dari tingkat pendidikan pasien diketahui kebanyakan

mempunyai pendidikan SLTA yaitu sebanyak 18 orang (51,4%), hal ini

berarti responden rata-rata sudah menyelesaikan pendidikan menengah.

Tingkat pendidikan formal merupakan dasar pengetahuan intelektual

yang dimiliki seseorang. Hal ini erat kaitanya dengan pengetahuan

karena semakin tinggi pengetahuan akan semakin besar kemampuan

menyerap dan menerima informasi sehingga pengetahuan dan wawasan

lebih luas (Notoatmodjo, 2010). Namun demikian semakin tinggi

tingkat pendidikan responden tidak serta merta mengurangi tingkat

kecemasan yang mereka rasakan, karena dalam penelitian ini

didapatkan 8 responden (22,9%) mengalami kecemasan ringan dari

responden yang mempunyai tingkat pendidikan SLTA. Kalau dikaitkan

dengan tingkat kecemasan pasien, hal ini berarti dengan tingkat

pendidikan yang tinggi akan mengetahui tentang hal yang berkaitan

Page 69: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

dengan proses dan dampak dari operasi sectio caesaria, sehingga

mereka akan mempunyai kecemasan yang ringan, apalagi ditunjang

oleh pendampingan suami sebagai dapat memperkuat keteguhan

emosional responden.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh Heryanti dan Dara (2009) yang menunjukkan bahwa sebagian

besar responden yang akan menjalani sectio caesarea sebagian besar

berpendidikan SLTA (51%).

3. Jenis Pekerjaan

Berdasarkan karakteristik dilihat dari jenis pekerjaan sebagian

besar sebagai Ibu Rumah Tangga/IRT (51,4%), hal ini disebabkan oleh

asal daerah yang kebanyakan berasal dari dalam kota Kabupaten yang

rata-rata sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) atau tidak mempunyai

pekerjaan tetap, namun demikian ada juga yang mempunyai pekerjaan

sebagai PNS yaitu sebanyak 11.4% yang mereka juga menjalani

persalinan dengan sectio caesarea.

Bagi ibu yang bekerja, mereka mempunyai peran ganda baik

sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai pekerja yang mempunyai

penghasilan untuk menambah pendapatan keluarga, hal ini menurut

Stuart & Sundeen (2007), peran adalah pola sikap perilaku dan tujuan

yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.

Pasien yang mempunyai peran ganda baik di dalam keluarga atau di

masyarakat ada kecenderungan mengalami kecemasan yang berlebih

disebabkan konsentrasi terganggu.

Page 70: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

4. Partus

Dilihat dari paritas diketahui bahwa responden yang mempunyai

partus sebagian besar kelahiran ke dua yaitu sebanyak 13 orang

(37,1%), dan sebagian kecil partus anak ke lima yaitu 1 orang (2,9%).

Berdasarkan paritas ibu yang melahirkan terlalu sering dan terlalu dekat

jaraknya pun dapat menyebabkan risiko yang sangat besar, karena

organ reproduksinya terus bekerja sehingga involusi uterusnya setelah

melahirkan akan berjalan lama dan berisiko pada saat kehamilan dan

persalinan.

5.1.2 Pendampingan suami pada pasein pre operasi sectio caesarea di

Bangsal Melatio RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pendampingan

suami pada pasien yang akan menjalani perawatan di Bangsal Melati RSUD

dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri sebagian besar mendapatkan

pendampingan suami yaitu sebanyak 24 orang (68,6%) dan lainnya tidak

mendapatkan pendampingan suami yaitu sebanyak 11 orang (31,4%).

Dalam penelitian ini dilakukan pada pasca operasi, namun apabila

dilakukan sebelum maupun pada saat operasi, peran suami belum

diperlukan, apalagi pada saat berlangsungnya operasi peran suami belum

diperlukan, dan timbulnya stres atau kecemasan diantaranya akibat dari

adanya tindakan medis yaitu operasi sectio caesaria. Menurut Kurniasih

(2004), bahwa pendampingan suami selama proses persalinan khususnya

pasca sectio caesaria dan melahirkan dapat memberikan manfaat bagi ibu

Page 71: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

dalam menghadapi proses persalinan secara umum yang berupa antara lain:

(1) Memberi rasa tenang dan penguat secara psikis, (2) Selalu ada bila

dibutuhkan, dan (3) Kedekatan emosi suami-istri bertambah. Di samping itu

untuk program operasi sectio caesaria seringkali sudah terencana sehingga

pasien sudah mempersiapkan secara psikologis.

Menurut Guyton (2006), bahwa dukungan suami dalam proses

persalinan akan memberi efek pada sistem limbic ibu yaitu dalam hal

emosi, emosi ibu yang tenang akan menyebabkan sel-sel neuronnya

mensekresi hormon oksitosin yang reaksinya akan menyebabkan

kontraktilitas uterus pada akhir kehamilan untuk mengeluarkan bayi. Teori

ini didukung oleh Kartono (2007), bahwa suami juga merupakan tenaga

pembantu dalam proses persalinan misalnya dengan merangsang puting susu

ibu untuk timbul kontraksi, memberikan dukungan baik mental maupun

spiritual.

Pendampingan suami diperlukan saat istrinya menjalani

persalinan, oleh karena persalinan menjadi saat yang menyakitkan dan

menakutkan bagi ibu, karena itu pastikan bahwa setiap ibu mendapatkan

asuhan sayang ibu selama persalinan dan kelahiran berlangsung. Asuhan ibu

yang dimaksud berupa dukungan emosional dari suami dan anggota

keluarga lain untuk berada disamping ibu selama proses persalinan dan

kelahiran.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Mahdiyah (2012) yang menyimpulkan bahwa bahwa sebagian besar

Page 72: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

responden telah mendapat pendampingan suami dalam proses melahirkan

yaitu sebanyak 65%.

5.1.3 Kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea di Bangsal Melati RSUD

dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

Hasil penelitian diketahui bahwa kecemasan pada pasien pre operasi

sectio caesarea di bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri sebagian besar mempunyai kecemasan sedang yaitu sebanyak 18

orang (51,4%), sebagian kecil mempunyai kecemasan ringan sebanyak 8

orang (22,9%) sedangkan yang tergolong kecemasan berat sebanyak 9 orang

(25,7%). Pasien sebelum dioperasi menganggap bahwa operasi merupakan

tindakan yang menakutkan karena menggunakan peralatan, ruangan dan

tindakan-tindakan keperawatan khusus. Pasien pre operasi mengalami

perasaan cemas dan ketegangan yang ditandai dengan rasa cemas, takut,

tegang, lesu, tidak dapat istirahat dengan tenang. Pasien tidak mempunyai

pengalaman terhadap hal-hal yang akan dihadapi saat pembedahan, seperti

anestesi, nyeri, perubahan bentuk dan ketidakmampuan mobilisasi post

operasi (Kasdu, 2008). Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi

kecemasan adalah usia, menurut Kaplan dan Sadock (2006) gangguan

kecemasan dapat terjadi pada semua usia, lebih sering pada usia dewasa dan

lebih banyak pada wanita, dan sebagian besar kecemasan terjadi pada umur

21-45 tahun.

Kecemasan yang biasanya ada pada ibu yang akan menjalani

persalinan dengan sectio caesarea adalah tindakan yang menakutkan karena

Page 73: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

menggunakan peralatan, ruangan dan tindakan-tindakan keperawatan

khusus yang menjadi penyebab ibu tersebut cemas. Ibu yang akan menjalani

persalinan sectio caesarea diharapkan memiliki cara yang tepat dan benar,

sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan kecemasan yang

dirasakan, di sinilah peran strategi coping. Strategi coping yang diterapkan

setiap individu dapat berbeda-beda tergantung pada masalah yang dihadapi,

tetapi apabila coping yang digunakannya pada suatu masalah dirasa cocok

dan dapat menyelesaikan masalah, maka ada kecenderungan untuk

mengulangi lagi jika dihadapkan pada masalah serupa di masa mendatang.

Cara yang dapat dilakukan untuk pengendalian kecemasan dan

kekhwatiran terhadap risiko dari sectio caesarea, dapat dilakukan dengan

problem focused coping (PFC), emotion focused coping (EFC) atau

menerapkan keduanya. Bentuk-bentuk perilaku yang dapat dilakukan

ibu yang akan menjalani persalinan dengan sectio caesarea antara lain:

1) Keaktifan diri, seperti membaca buku atau majalah tentang cara

perawatan kehamilan hipertensi; 2) Perencanaan, seperti mengikuti latihan

senam hamil; 3) kontrol diri, yaitu mengurangi kegiatan yang menguras

tenaga dan emosi; 4) Mencari dukungan sosial yang bersifat instrumental,

seperti menerima pendapat orang lain tentang menjaga kehamilan

hipertensi; 5) Mencari dukungan sosial yang bersifat emosional, yaitu

meminta bantuan keluarga (suami) untuk menemani pada saat periksa; 6)

Penerimaan, seperti menaati saran yang diberikan dokter atau bidan; dan 7)

Religiusitas, yaitu berdoa dan beribadah (Zanden, 2007).

Page 74: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

Penelitian lain yang dilakukan Nurkasana (2014) didiketahui bahwa

tingkat kecemasan pasien paling banyak adalah tingkat kecemasan berat

sebanyak 21 orang (42%). Respon cemas seseorang tergantung pada

kematangan pribadi, pemahaman dalam menghadapi tantangan, harga diri,

dan mekanisme koping yang digunakan dan juga mekanisme pertahanan diri

yang digunakan untuk mengatasi kecemasannya antara lain dengan menekan

konflik, impuls-impuls yang tidak dapat diterima secara sadar, tidak mau

memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya (Stuart dan

Sundeen, 2007).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Primasnia, dkk (2013) yang menyimpulkan bahwa sebagian besar pasien pre

operasi sectio caesarea mempunyai kecemasan sedang (42%). Respon

cemas seseorang tergantung pada kematangan pribadi, pemahaman dalam

menghadapi tantangan, harga diri, dan mekanisme koping yang digunakan

dan juga mekanisme pertahanan diri yang digunakan untuk mengatasi

kecemasannya antara lain dengan menekan konflik, impuls-impuls yang

tidak dapat diterima secara sadar, tidak mau memikirkan hal-hal yang

kurang menyenangkan dirinya (Stuart dan Sundeen, 2007).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mahdiah, dkk (2013) yang menunjukkan dari 80 responden terdapat 57,5%

memiliki tingkat kecemasan sedang, hal ini sebagaimana dikemukakan oleh

Suryabrata (2008) bahwa tingkat kecemasan tiap-tiap orang berbeda-beda

meskipun yang dihadapi sama, hal ini faktor yang mempengaruhi

Page 75: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

diantaranya pemahaman diri, kematangan, dan pemayhaman dalam

menghadapi tantangan.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Qulsum dkk (2012) yang menyatakan bahwa kecemasan pasien pre operasi

sebelum diberikan intervensi terbanyak adalah kecemasan ringan, ini

disebabkan oleh umur responden yang rata-rata sudah dewasa. Hurlock

(2008) bahwa semakin dewasa seseorang maka semakin baik pula dalam

mengetahui bagaimana mengontrol kecemasan atau pengendalian emosi dan

perasaannya. Selain itu, ibu yang akan bersalin mempunyai emosi

berlebihan yang dapat menimbulkan kecemasan, tingkat kecemasan

orangpun berbeda-beda meskipun menghadapi permasalahan yang sama

(Suryabrata, 2008).

5.2 Hasil Analisis Bivariat

Hubungan pendampingan suami dengan tingkat kecemasan pasien pre

operasi sectio caesarea di Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun

Sumarso Wonogiri

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara

pendampingan suami dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio

caesarea di Bangsal Melati RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

dengan sifat hubungan negatif, artinya bahwa dengan adanya pendampingan

suami pada pasien yang akan menjalani persalinan dengan sectio caesarea

maka akan semakin menurun tingkat kecemasannya. Adapun tingkat keeratan

Page 76: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

hubungan tergolong sangat kuat karena 0,768 berada diantara nilai korelasi

0,76 - 1,00.

Suami mendampingi istrinya dalam persalinan di RSUD dr. Soediran

Mangun Sumarso Wonogiri umumnya beralasan agar tenang istrinya

menghadapi persalinan dengan sectio caesarea, untuk menyiapkan kebutuhan-

kebutuhan yang bersifat spontan seperti dukungan moral yang berdampak

pada kecepatan dalam proses persalinan.

Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Varney et al (2002) dalam

Rohmah (2009) menyatakan bahwa pendampingan suami selama persalinan

mempunyai dampak yang sangat positif bagi psikologis ibu. Suami sebagai

orang yang paling sering mendampingi ibu saat bersalin, memiliki pengaruh

yang cukup dominan terhadap keberhasilan persalinan yang aman,

mengurangi komplikasi pada bayi yang akan dilahirkan, serta akan

memudahkan persalinan (Indrayani, 2011).

Menurut Sundari (2005), pasien yang akan menjalani operasi atau

pembedahan dapat mengalami kecemasan yang merupakan reaksi umum

terhadap kondisi yang dirasakan sebagai suatu ancaman terhadap perannya

dalam hidup, integritas tubuh, atau bahkan kehidupannya itu sendiri, hal ini

apabila dikaitkan dengan pemahaman-pemahaman yang salah tentang

tindakan pembedahan atau keterbatasan informasi tentang kejadian yang akan

dialami pasien, sebelum, selama bahkan setelah prosedur operasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Primasnia, dkk

(2013) yang meneliti tentang hubungan pendampingan suami dengan tingkat

kecemasan ibu primigravida dalam menghadapi proses persalinan kala I, hasil

Page 77: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara

pendampingan suami dengan tingkat kecemasan ibu primigravida dalam

menghadapi proses persalinan kala I.

Tingkat kecemasan yang timbul yang dapat berdasarkan tingkatannya

dan bagaimana cara mengantisipasinya, oleh karena itu peran suami seperti

kehadiran suami sangat diharapkan di dalam ruang bersalin sebagai

pendamping persalinan dan suami diharapkan tetap menjalankan perannya

dalam memberi dukungan fisik maupun emosional pada ibu terutama selama

proses persalinan berlangsung.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mahdiah, dkk (2013) yang meneliti tentang hubungan antara pendampingan

suami dengan tingkat kecemasan proses persalinan pada ibu primipara, hasil

penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

pendampingan suami dengan tingkat kecemasan proses persalinan pada ibu

primipara, dan dengan pendampi-ngan suami selama persalinan dapat

menurunkan tingkat kecemasan ibu selama persalinan kala I pada ibu

primipara. Hal ini karena responden adalah ibu primipara, yang baru pertama

kali melahirkan dan belum memiliki pengalaman dalam persalinan sehingga

tingkat kecemasannya relatif lebih tinggi. Keadaan emosional ibu selama

kehamilan juga dapat mempengaruhi proses kelahiran. Seorang ibu yang

tertekan secara emosional dapat mengalami kontraksi yang tidak teratur

sehingga menyebabkan proses kelahiran yang sulit (Juniarti, 2012).

Page 78: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Karakteristik responden dilihat dari usia rata-rata 27,89 tahun, tingkat

pendidikan SLTA (51,4%), memiliki pekerjaan IRT (51,4%), dan paritas

ke dua (37,1%).

2. Pendampingan suami pada pasien sebagian besar mendapatkan

pendampingan suami yaitu sebanyak 24 orang (68,6%) dan lainnya tidak

mendapatkan pendampingan suami yaitu sebanyak 11 orang (31,4%).

3. Kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea sebagian besar mempunyai

kecemasan sedang yaitu sebanyak 18 orang (51,4%) dan sebagian kecil

mempunyai kecemasan ringan yaitu sebanyak 8 orang (22,9%).

4. Ada hubungan signifikan antara pendampingan suami dengan tingkat

kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea di Bangsal Melati RSUD dr.

Soediran Mangun Sumarso Wonogiri (rxy = -0,768; p-value = 0,000),

adapun kekuatan hubungan adalah sangat kuat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan beberapa saran :

66

Page 79: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

1. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan manajemen rumah sakit ada program untuk meningkatkan

kualitas asuhan keperawatan yang melibatkan suami dan tenaga kesehatan

untuk menurunkan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea.

2. Bagi perawat

Diharapkan dapat memberikan tindakan yang dapat menurunkan tingkat

kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesaria diantaranya dapat

melibatkan suami untuk mendampingi sebelum dilakukan operasi sectio

caesaria, sehingga diharapkan tingkat kecemasannya menurun.

3. Bagi Institusi Pendidian

Berdasarkan penelitian yang menunjukkan ada hubungan pendampingan

suami dengan tingkat kecemasan maka pendidikan akan memberi andil

kepada mahasiswa dalam praktek klinik keperawatan terutama di

keperawatan maternitas untuk menunjang proses belajar mengajar.

4. Bagi Peneliti berikutnya

Bagi peneliti lain diharapkan meneliti variabel lain yang belum diteliti,

misalnya umur, pendidikan, sikap, pengalaman, lingkungan, fasilitas

kesehatan dengan sampel yang lebih banyak atau dengan metode

penelitian yang berbeda, sehingga penelitian lain dapat menjelaskan hasil

penelitian yang lebih luas dan dapat melengkapi hasil penelitian yang

dilakukan saat ini.

5. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat mengambil pengetahuan dan informasi dari hasil

penelitian ini agar dalam penelitian ini memberikan manfaat kepada

Page 80: HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN … · Kecemasan juga dapat berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi,

masyarakat dan terutama pada responden yang akan menjalani proses

persalinan dengan sectio caesarea agar dapat mengurangi timbulnya

kecemasan.