hubungan orientasi religius dengan...

104
HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PEGAWAI ESQ LEADERSHIP CENTRE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Oleh : Jelita Zuliani Putri 205070000497 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M

Upload: nguyennhi

Post on 06-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PEGAWAI ESQ

LEADERSHIP CENTRE

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Jelita Zuliani Putri

205070000497

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1430 H / 2009 M

Page 2: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.” (Q.S. al-Mulk: 12)

Karya ini kupersembahakan untuk

Allah Ar-Rahman dan Rasul-Nya yang kucinta

Orangtuaku, Keluargaku, Calon Imamku dan

iv

Page 3: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Sahabat setiaku

Faith is taking the first step even when you don't see the whole staircase.

(Martin Luther King, Jr.)

v

Page 4: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi

(B) September 2009

(C) Jelita Zuliani Putri

(D) Hubungan Orientasi Religius Dengan Komitmen Organisasi Pegawai ESQ Leadership Centre

(E) xvii + 65 halaman + 7 lampiran

(F) Komitmen Organisasi karyawan merupakan faktor yang penting untuk dimiliki oleh perusahaan, karena ketika komitmen terhadap perusahaan sudah terbentuk maka karyawan akan memberikan kinerja yang optimal. Dengan begitu tujuan suatu perusahaan akan dapat tercapai dengan baik. Komitmen Organisasi merupakan keterikatan emosional, pengidentifikasian, dan keterlibatan karyawan terhadap satu perusahaan dimana karyawan tersebut juga memutuskan untuk terus bertahan, serta mendukung visi, misi dan nilai-nilai perusahaan tersebut. Banyak hal yang diduga mempengaruhi kadar komitmen yang berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu hal yang diduga mempengaruhi perbedaan tersebut. Orientasi religius merupakan sistem cara pandang seorang individu tentang peran agama dalam kehidupannya, apakah ia menjadikan keyakinan agamanya sebagai dasar pedoman hidup ataukah hanya sekedar sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadinya. Jika seseorang memiliki orientasi religius yang tinggi, ia akan menjalani segala aspek kehidupan dengan mengikuti aturan dan anjuran yang ada dalam agamanya, termasuk perihal pekerjaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara orientasi religius dengan Komitmen Organisasi pegawai ESQ (Emotional Spiritual Quotient) Leadership Centre.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian korelasional. Penelitian dilaksanakan di ESQ Leadership Centre Jakarta dengan jumlah sampel sebanyak 65orang, yang diambil dengan teknik Random Sampling (pengambilan sampel secara acak). Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah skala model Likert. Teknik pengolahan dan analisa data dilakukan dengan analisa statistik yang meliputi korelasi Product Moment Pearson

vi

Page 5: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

untuk menguji validitas item, Alpha Cronbach untuk menguji reliabilitas instrumen pengumpul data, dan Uji Korelasi Spearman Rho untuk pengujian hipotesis penelitian.

Jumlah item valid untuk skala orientasi religius sebanyak 35 item, dan untuk skala Komitmen Organisasi sebanyak 49 item. Reliabilitas skala orientasi religius adalah 0,9016, dan untuk skala Komitmen Organisasi adalah 0,9405. Berdasarkan uji korelasi Spearman Rho disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara orientasi religius dengan komitmen organisasi, karena syarat diterimanya H0 adalah signifikansi probabilitas hitung (0,049) < signifikansi 0,05.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa orientasi religius memiliki hubungan secara langsung dalam meningkatkan komitmen organisasi. Dari hasil penelitian dan analisis data didapat keragaman orientasi religius pada perusahaan ESQ Leadership Center Jakarta. Orientasi religius yang banyak berkembang adalah orientasi religius ekstrinsik, sementara orientasi religius intrinsik ditemukan dengan frekuensi yang lebih sedikit dibanding dengan orientasi religius ekstrinsik. Hasil penghitungan komitmen organisasi berdasarkan skor yang diperoleh responden juga diketahui bahwa sebagian besar responden yang diikutkan dalam analisis data memiliki komitmen organisasi sedang.

(G) Bahan Bacaan : 20 buku, 9 jurnal, 2 situs internet (dari tahun 1968 - 2009).

vii

Page 6: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalammu`alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Orientasi Religius Dengan Komitmen Organisasi Pegawai ESQ Leadership Centre”.

Salawat serta salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya

hidup di bawah naungan Islam.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas

dari bantuan berbagai pihak. Alhamdulillah dengan keikhlasan dan bantuan

dari berbagai pihak, sudah sepantasnya penulis haturkan setiap butir terima

kasih kepada :

1. Jahja Umar, Ph.D selaku Dekan Fakultas Psikologi, beserta jajarannya

di Fakultas Psikologi yang telah memberikan banyak hal untuk penulis

jadikan sebagai bekal kehidupan.

2. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag selaku dosen pembimbing I yang telah

banyak membimbing dan membagi ilmunya kepada penulis selama

belajar dan menyelesaikan penulisan skripsi ini di Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Liany Luzvinda, S.Psi, M.Si selaku dosen pembimbing II yang tidak

pernah bosan untuk menyumbangkan pendapatnya, memberikan saran

viii

Page 7: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

yang membangun, motivasi, sehingga penulis dapat mengatasi kendala

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Miftahuddin, M.Si selaku dosen pembimbing seminar proposal skripsi

atas segala dukungan, arahan, saran, dan motivasinya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen, Staff Administrasi dan Tata Usaha Fakultas Psikologi UIN atas segala bantuan selama penulis menuntut ilmu.

6. Lia Dewi Zuliani dan Jufri Sahroni, orang tuaku yang baik atas kasih

sayang, kesabaran dan pelajaran tentang kehidupan yang kalian

berikan secara langsung maupun melalui keadaan yang kalian ciptakan.

Pelajaran yang banyak itu telah menjadi bekal untuk aku mengisi

kehidupan sampai bertemu Allah Swt. Tidak ada yang bisa aku balas

atas segala yang Mama dan Abah berikan, selain bakti dan doa setulus

hati. Semoga Allah meridhai segala yang telah aku lakukan.

7. Seluruh keluarga besar Padmaredja dan Sahroni atas dukungan dan

semangat “long distance” yang kalian berikan, biarpun kalian jauh

dimata tapi selalu dekat dihatiku.

8. Sahabat-sahabat MI, MTs Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, SMA N 34 Jakarta, dan Psikologi UIN Jakarta Non Reguler 2005. Sangat bersyukur karena memiliki kalian, benar-benar menjadi

warna dalam hidupku. May our friendship last forever.

ix

Page 8: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Semoga Allah memberikan pahala yang tak henti-hentinya, sebagai balasan

atas segala kebaikan dan bantuan yang telah di berikan. Dan semoga Allah

SWT senantiasa meridhai setiap langkah yang penulis lakukan. Harapan

penulis, semoga skripsi ini memberi manfaat, khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi seluruh pihak yang terkait.

Ciputat, 12 September 2009

Penulis

x

Page 9: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

MOTTO .................................................................................................................... iv

ABSTRAKSI ........................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ..................................................... 8

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah……………....... 9

1.3.1 Pembatasan Masalah……………………………. 9

1.3.2 Perumusan Masalah…………………………… 9

1.4 Tujuan Penelitian ......................................................... 9

1.5 Manfaat Penelitian ....................................................... 10

xi

Page 10: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

1.6 Sistematika Penulisan ................................................. 11

BAB 2 KAJIAN TEORI

2.1 Komitmen Organisasi .................................................. 12

2.1.1 Pengertian Komitmen Organisasi ..................... 12

2.1.2 Komponen Komitmen Organisasi ..................... 15

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi

Komitmen Organisasi ........................................ 18

2.2 Orientasi Religius ......................................................... 24

2.2.1 Pengertian Orientasi Religius ........................... 24

2.2.2 Dimensi Orientasi Religius ................................ 26

2.2.3 Faktor-faktor yang terkait dengan

Orientasi Religius .............................................. 28

2.3 Kerangka Berfikir ......................................................... 31

2.4 Hipotesis ...................................................................... 34

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian ............................. 35

3.2 Variabel Penelitian ....................................................... 35

3.3 Populasi dan Sampel ................................................... 36

3.3.1 Populasi ............................................................ 36

xii

Page 11: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

3.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ……. 36

3.4 Definisi Variabel ........................................................... 37

3.4.1 Definisi Konseptual …........................................ 37

3.4.2 Definisi Operasional ……................................... 38

3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................... 39

3.6 Teknik Analisis Data .................................................... 42

3.6.1 Teknik Uji Instrumen……………………….......... 42

3.6.2 Uji Persyaratan ………....................................... 47

3.6.3 Uji hipotesis ………............................................ 52

3.7 Prosedur Penelitian ..................................................... 52

3.7.1 Tahap Persiapan ............................................... 52

3.7.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ......................... 53

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Responden ..................................... 54

4.1.1 Karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin dan usia………………………….... 54

4.1.2 Orientasi religius pada seluruh responden……. 55

4.1.3 Karakteristik responden berdasarkan

komitmen organisasi………………………......… 57

4.2 Uji Hipotesis ................................................................. 59

xiii

Page 12: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................... 61

5.2 Diskusi .......................................................................... 62

5.3 Saran ............................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv

Page 13: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Skala Komitmen Organisasi ................................... 40

Tabel 3.2 Blue Print Skala Orientasi Religius.......................................... 41

Tabel 3.3 Revisi Blue Print Skala Komitmen Organisasi ........................ 45

Tabel 3.4 Revisi Blue Print Skala Orientasi Religius .............................. 46

Tabel 3.5 Uji Normalitas Saphiro Wilk .................................................... 49

Tabel 3.6 Test of Homogenity of Varians ............................................... 51

Tabel 4.1 Karakteristik Responden ........................................................ 54

Tabel 4.2 Orientasi Religius ................................................................... 57

Tabel 4.3 Komitmen Organisasi ……………........................................... 58

Tabel 4.4 Korelasi Nonparametrik Spearman ……………………………. 59

xv

Page 14: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Gambar Skema Kerangka Berfikir……………………………… 34

Gambar 2 Scatterplot Orientasi Religius .................................................. 49

Gambar 3 Scatterplot Komitmen Organisasi ........................................... 50

xvi

Page 15: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Orientasi Religius

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Komitmen Organisasi

Lampiran 3 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas

Lampiran 4 Hasil Uji Korelasi Nonparametrik

Lampiran 5 Tabel Spearman Rho

Lampiran 6 Skala Komitmen Organisasi

Lampiran 7 Skala Orientasi Religius

Page 16: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan pasti mengharapkan karyawan yang terlibat di dalamnya

dapat mengerahkan seluruh kemampuan, seperti tindakan, dedikasi, dan

kesetiaan terhadap janji yang telah dinyatakannya untuk memenuhi tujuan

perusahaan. Namun Ketidak-selarasan harapan perusahaan dan karyawan

kerap kali terjadi. Seperti jumlah karyawan yang absen dalam satu hari,

tingkat pengunduran diri karyawan, kuantitas dan kualitas produksi yang

kurang baik, dan pelayanan terhadap konsumen yang kurang memuaskan.

Menurut Mangkuprawira (2009) masalah-masalah tersebut sangat dihindari

karena dapat menimbulkan kerugian bagi setiap perusahaan.

Tercapai atau tidaknya tujuan suatu perusahaan sangat tergantung kepada

individu-individu yang berada di dalamnya. Suatu perusahaan perlu

menanamkan banyak hal yang menyangkut dengan kemauan karyawan

untuk berkontribusi secara maksimal pada tujuan-tujuan perusahaan, salah

satunya adalah komitmen pada diri karyawan, karena ketika komitmen

terhadap perusahaan sudah terbentuk maka karyawan akan memberikan

kinerja yang optimal. Dengan begitu tujuan suatu perusahaan akan dapat

1

Page 17: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

2

tercapai dengan baik. Komitmen organisasi merupakan keterikatan

emosional, pengidentifikasian, dan keterlibatan karyawan terhadap satu

perusahaan dimana karyawan tersebut juga memutuskan untuk terus

bertahan, serta mendukung visi, misi dan nilai-nilai perusahaan tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Morrison dalam Allen & Meyer (1997: 35)

menyatakan bahwa komitmen organisasi berhubungan positif dengan

seberapa luas karyawan mengartikan pekerjaannya, yaitu karyawan yang

memiliki komitmen tinggi melihat pekerjaan mereka dengan membatasi

aktivitas dan tanggung jawab yang lebih luas dibandingkan dengan mereka

yang berkomitmen rendah terhadap perusahaan. Hal tersebut terlihat dari

komentar ”ini bukan tugas saya” lebih jarang didengar dari karyawan yang

memiliki komitmen tinggi.

Komitmen memiliki pengaruh yang sangat besar. Menurut Collins dalam

bukunya, Good to Great: Why Some Companies Make the Leap and Others

Don't. (2001) Collins melakukan penelitian selama 5 tahun pada perusahaan

tersukses di Amerika yang membuktikan bahwa komitmen adalah inti dalam

setiap bisnis. Penelitian yang dilakukan oleh Riketta (2002: 257) juga

membuktikan bahwa komitmen organisasi memiliki hubungan yang signifikan

dengan performa kerja (job performance) karyawan dalam sebuah

perusahaan. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Mosadeghrad (2008: 4)

Page 18: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

3

mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kepuasan

kerja dengan komitmen organisasi, dan keduanya memiliki pengaruh yang

negatif terhadap niat karyawan untuk mengundurkan diri (turnover). Begitu

juga dengan penelitian oleh Sikorska-Simmons (2005: 197) yang

mengemukakan bahwa Komitmen Organisasi berhubungan dengan beberapa

hasil positif dalam perusahaan. Karyawan yang komit terhadap perusahaan

jarang ada yang mengundurkan diri (Mathieu & Zajac, 1990 dalam Sikorska-

Simmons 2005: 197). Komitmen organisasi juga berhubungan dengan

rendahnya tingkat absen dan performa kerja karyawan yang lebih baik

(Geurtz, Schaufeli, & Rutte, 1999, dalam Sikorska-Simmons 2005: 197). Dari

berbagai penelitian tersebut dapat terlihat pentingnya komitmen organisasi

karyawan untuk kemajuan sebuah perusahaan.

Penyebab yang mempengaruhi komitmen organisasi pada tiap-tiap karyawan

berbeda. Ada karyawan yang memutuskan untuk bekomitmen pada suatu

perusahaan karena merasa insentif yang diterima dari perusahaan dapat

mencukupi kebutuhan hidupnya, ada karyawan yang memutuskan

berkomitmen pada satu perusahaan karena merasa bekewajiban untuk tetap

berada dalam perusahaan tersebut karena ia dibutuhkan, dan ada pula

karyawan yang berkomitmen dalam satu perusahaan karena antara nilai dan

tujuan yang ia miliki sesuai dengan nilai dan tujuan yang dimiliki oleh

perusahaan. Beberapa alasan berkomitmennya karyawan pada satu

Page 19: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

4

perusahaan tersebut terdapat dalam diri semua karyawan namun kadarnya

saja yang berbeda-beda, tergantung kepada kebutuhan hidup masing-masing

individu. Banyak hal yang diduga mempengaruhi kadar komitmen yang

berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu hal

yang diduga mempengaruhi perbedaan tersebut.

Orientasi religius merupakan sistem cara pandang seorang individu tentang

peran agama dalam kehidupannya, apakah ia menjadikan keyakinan

agamanya sebagai dasar pedoman hidup ataukah hanya sekedar sarana

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadinya. Jika seseorang memiliki

orientasi religius yang tinggi, ia akan menjalani segala aspek kehidupan

dengan mengikuti aturan dan anjuran yang ada dalam agamanya, termasuk

perihal pekerjaan. Penelitian yang dilakukan oleh Yousef (2000) yang

membuktikan bahwa Etika Kerja Islam berhubungan dan secara positif

mempengaruhi sikap terhadap perubahan organisasi (Attitudes toward

organizational change) dan pada tahun 2001, Yousef juga meneliti tentang

Etika Kerja Islam (Islamic Work Ethic / IWE) yang hasilnya mengindikasikan

bahwa Etika Kerja Islam secara langsung mempengaruhi komitmen

organisasi dan kepuasan kerja pada karyawan. Etika Kerja Islam ( IWE )

merupakan sebuah cara pandang yang sangat berpengaruh terhadap orang-

orang Islam dan organisasinya. IWE memandang lebih jauh tentang

pekerjaan sebagai ketertarikan seseorang secara ekonomi, sosial, dan

Page 20: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

5

psikologis. Konsep IWE berdasar dari al-Qur’an, perkataan dan perbuatan

Nabi Muhammad Saw (Ali, 2005: 52).

Wawancara yang dilakukan dengan karyawan di sebuah lembaga training

kepemimpinan di bilangan Jakarta Selatan juga memperkuat dugaan bahwa

orientasi religius merupakan variabel yang mempengaruhi tingginya

komitmen organisasi karyawan dalam sebuah perusahaan. Wawancara

dilakukan dengan seorang pegawai yang memiliki posisi sebagai trainer pada

perusahaan tersebut, ia memilih untuk bekerja disana karena ia merasa nilai-

nilai yang ada dalam perusahaan itu sesuai dengan nilai-nilai yang dalam

agama yang ia yakini. Ia juga menceritakan pengalaman beberapa orang

teman se-profesinya yang sempat ditawarkan pekerjaan di perusahaan lain

dengan jabatan dan penghasilan yang jauh lebih baik, namun tidak mereka

terima karena mereka merasa apa yang ia jalani dalam perusahaan tersebut

selaras dengan keyakinan yang ada dalam dirinya.

Merujuk kepada hasil penelitian Yousef tentang Etika Kerja Islam, ketika

seseorang sudah menyetujui sebuah kontrak dengan satu perusahaan berarti

ia sudah menyanggupi sebuah amanat yang harus dipenuhi. Bekerja bukan

hanya sekedar mencari rezeki untuk menghidupi diri dan keluarga dengan

menghabiskan waktu siang maupun malam, dari pagi hingga sore, terus

menerus tak kenal lelah, tetapi kerja mencakup segala bentuk amalan atau

Page 21: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

6

pekerjaan yang mempunyai unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri,

keluarga dan masyarakat sekelilingnya, pekerjaan yang baik akan

menghasilkan hal yang baik dan begitu juga sebaliknya. Sebagaimana firman

Allah Swt. dalam surat al-Zalzalah ayat 7-8:

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia

akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan

sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”

Manusia menurut Abdul Mujib (2006: 120), adalah wakil dan mandataris Allah

Swt., yang di dunia dituntut berkepribadian baik, sesuai dengan amanat yang

dititipkan padanya. Ia hidup tidak sekadar memenuhi selera impulsifnya,

melainkan hidup dari, oleh, atas nama, dan untuk Allah Swt. semata. Manusia

yang tidak mengikuti orientasi ini sesungguhnya ia telah melupakan asalnya

dan telah terjadi anomali (al-inkhiraf) pada kepribadiannya. Selaras dengan

pernyataan tersebut Sayyid Quthub (1979: 131) memiliki pandangan bahwa

manusia dan masyarakat menyadari mereka tidak hadir di dunia melulu demi

mereka sendiri atau demi kelompok mereka, melainkan demi seluruh

kemanusiaan serta masa depannya. Kaum Muslimin menyadari bahwa

Page 22: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

7

mereka punya kedudukan sebagai pengawas dan pemelihara bumi, sebagai

khalifah (wakil) Allah. Kaum muslimin pun merasa bahwa hidup mereka

hanyalah sarana bukan tujuan akhir.

Rasulullah Saw. tidak hanya mengatakan bahwa bekerja keras dapat

menggugurkan dosa-dosa dan bahwa “Tidak ada seseorang memakan

makanan yang lebih baik dari makanan hasil kerjanya” tapi juga menyatakan

bahwa “bekerja merupakan ibadah.” (Ali, 2005: 50) Maka dari itu, bekerja

merupakan ibadah bagi orang yang memiliki orientasi religius tinggi. Dengan

bekerja ia dapat memanfaatkan potensi diri yang diberikan oleh Allah Swt.

kepadanya untuk menjadi pribadi yang Rahmatan lil’alamin. Sebagai contoh,

karyawan yang bekerja di sebuah Lembaga yang bergerak di bidang

pelatihan kepemimpinan yang mengutamakan kecerdasan Emosional dan

Spiritual, yaitu Emotional Spiritual Quotient Leadership Center (ESQ LC).

ESQ LC adalah Pusat Pelatihan Kepemimpinan dan Pengembangan

kepribadian yang memadukan konsep kecerdasan intelektual (IQ),

kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ) secara

terintegrasi dan transendental dalam upaya meningkatkan kinerja dan

produktifitas dengan teori-teori kontemporer, bukti-bukti empiris, siroh

Rasulullah Saw. dan Al-Qur’an sebagai referensi utama. Lembaga ini

mengusung nilai-nilai kepribadian yang berdasar rukun Iman dan Islam.

Page 23: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

8

Secara sadar, individu yang berkomitmen dalam lembaga ini mengetahui dan

menyetujui nilai-nilai dan visi misi yang ada pada lembaga tersebut.

Masalah ini perlu diangkat agar ketika seseorang telah terikat kontrak dengan

sebuah perusahaan, ia dapat memberikan kontribusi pada perusahaan

dengan mengerahkan seluruh kemampuan yang dimilikinya demi mencapai

tujuan-tujuan perusahaan secara konsisten. Maka dari itu peneliti

mengangkat judul penelitian “Hubungan antara Orientasi Religius dengan

Komitmen Organisasi Pegawai ESQ LC.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi Komitmen Organisasi?

2. Apakah terdapat hubungan antara orientasi religius dengan Komitmen

Organisasi Pegawai ESQ?

3. Sejauh manakah hubungan Orientasi Religius dengan Komitmen

Organisasi Pegawai ESQ?

Page 24: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

9

1.3 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1.3.1 Pembatasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah :

a. Orientasi religius merupakan sistem cara pandang seseorang tentang

peran agama dalam kehidupannya, apakah ia menjadikan agama sebagai

dasar pedoman hidupnya ataukah hanya sekedar sarana untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan pribadinya.

b. Komitmen organisasi ialah keterikatan emosional, pengidentifikasian, dan

keterlibatan karyawan terhadap satu perusahaan dimana karyawan

tersebut juga memutuskan untuk terus bertahan, serta mendukung visi,

misi dan nilai-nilai perusahaan tersebut.

1.3.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Apakah terdapat hubungan

antara Orientasi Religius dengan Komitmen Organisasi pada Pegawai

ESQ?”

1.4 Tujuan Penelitan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara

orientasi religius dengan komitmen organisasi Pegawai ESQ.

Page 25: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

10

1.5 Manfaat Penelitian

Secara Teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat untuk :

1. Mengetahui apakah ada hubungan antara orientasi religius dengan

komitmen organisasi.

2. Mengetahui sejauh mana peranan orientasi religius terhadap komitmen

organisasi.

Sedangkan manfaat penelitian ini secara praktis, diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan bagi mereka yang ingin mengembangkan

orientasi religius dalam usaha untuk mencapai komitmen organisasi yang

baik. Selain itu mengetengahkan masalah orientasi religius sebagai salah

satu faktor yang mempengaruhi tingginya komitmen organisasi seseorang

terhadap suatu organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.

Page 26: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

11

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 KAJIAN TEORI

Kajian teori meliputi pengertian, dimensi, dan faktor-faktor yang

memperngaruhi Komitmen Organisasi. Pengertian, dimensi, dan

faktor-faktor yang berkaitan dengan orientasi religius. Kerangka

berpikir. Hipotesis.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian meliputi metode dan pendekatan penelitian,

variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengambilan sampel

, instrumen pengumpulan data.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Page 27: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Komitmen Organisasi

2.1.1 Pengertian

Dalam memahami arti komitmen dapat dilihat dari beberapa sudut pandang,

tergantung dari aspek yang akan dintinjau. Komitmen dalam aspek kehidupan

rumah tangga atau cinta berbeda dengan komitmen dari aspek kehidupan

berorganisasi atau dunia pekerjaan. Komitmen yang akan dibahas kemudian

adalah komitmen dalam aspek dunia kerja atau biasa dikenal dengan

komitmen organisasi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) komitmen berarti perjanjian

(keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Sedangkan arti kerja dalam kamus

besar bahasa Indonesia adalah sesuatu yg dilakukan untuk mencari nafkah;

mata pencaharian. Komitmen organisasi menurut Kreitner & Kinicki (2004:

203) adalah, “Organizational Commitment reflects the extent to which an

individual identifies with an organizational and is commited to its goals.” Yaitu

Komitmen organisasi menunjukkan seberapa tingkat identifikasi seseorang

pada suatu organisasi dan seberapa komit ia dengan tujuan-tujuan organisasi

tersebut. Selaras dengan itu, Schultz & Schultz (1990: 354) tentang

Komitmen organisasi “…the degree of the employee’s attachment to,

12

Page 28: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

13

identification with or commitment to the organization for which he or she

works.” Yaitu, tingkat ikatan emosional, identifikasi atau komitmen karyawan

terhadap organisasi tempat ia bekerja.

McShane & Von Glinow (2005: 126) juga mendefinisikan tentang komitmen

organisasi ”Organizational Commitment refers to the employee’s emotional

attachment to, identification with, and involvement in a particular

organization.” Yaitu, komitmen organisasi mengarah kepada ikatan

emosional, identifikasi, dan keterlibatan karyawan dalam sebuah organisasi

tertentu.

Mohram & Cohen (1995 dalam Hirschfeld & Feild, 2000: 789) menyatakan

bahwa “people who are highly committed to work are personally identified

with and engage in what they do.” Yaitu, seseorang yang memiliki komitmen

tinggi pada pekerjaan, secara personal teridentifikasi dan terikat dengan apa

yang mereka kerjakan.

Sedikit berbeda dengan beberapa paparan tentang komitmen organisasi

sebelumnya, Robbins & Judge (2009: 113) menyatakan bahwa Komitmen

organisasi adalah, “a state in which an employee identifies with a particular

organization and its goals and wishes to maintain membership in the

organization.” Yaitu komitmen organisasi adalah keadaan dimana seorang

Page 29: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

14

karyawan mendukung sebuah organisasi tertentu beserta tujuan-tujuannya

dan berkeinginan untuk tetap bertahan di dalam organisasi tersebut.

Mengenai pentingnya komitmen seseorang dalam sebuah organisasi atau

perusahaan diperkuat oleh firman Allah dalam Surat al-Ahzab ayat 36:

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi

perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan

suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan

mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka

sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi

merupakan keterikatan emosional, pengidentifikasian, dan keterlibatan

karyawan terhadap satu perusahaan dimana karyawan tersebut juga

memutuskan untuk terus bertahan, serta mendukung visi, misi dan nilai-nilai

perusahaan tersebut.

Page 30: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

15

2.1.2 Komponen Komitmen Organisasi

Mowday, Porter & Streers dalam Miner (1992: 124) membagi dua pendekatan

utama dalam memahami komitmen organisasi, yaitu pendekatan attitudinal

dan pendekatan behavioral.

1. Pendekatan attitudinal adalah besarnya tingkat identifikasi dan

keterlibatan individu pada organisasi tertentu. Dalam konsep ini terdapat

tiga faktor, yaitu kepercayaan yang kuat dan penerimaan terhadap tujuan

nilai-nilai organisasi, kesediaan untuk mengerahkan usaha untuk

kepentingan organisasi, keinginan yang kuat untuk mempertahankan

keanggotaan dalam organisasi (Mowday, Porter & Streers dalam Miner

1992: 124).

Uraian tersebut menunjukkan bahwa individu yang memiliki komitmen

atittudinal yang tinggi adalah mereka yang tujuan dan nilai-nilai dirinya

sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan organisasi. Proses keterlibatan pada

komitmen organisasi tidak hanya sekedar menyelesaikan pekerjaan

dengan baik, namun juga melibatkan penerimaan nilai, kontribusi aktif,

pengharapan untuk memperoleh status anggota pada keseluruhan

organisasi. Penting untuk diperhatikan bahwa definisi dari komitmen

atittudinal menggabungkan ada atau tidaknya semangat untuk menjaga

keanggotaan di dalam organisasi.

Page 31: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

16

2. Pendekatan behavioral, menjelaskan komitmen sesungguhnya bukan

komitmen pada organisasi tetapi komitmen terhadap perilaku diri sendiri.

Individu merasa harus mempertahankan komitmennya di organisasi

dikarenakan sudah merasa banyak bertaruh bagi organisasi, atau karena

tersedia hanya sedikit alternatif pekerjaan bila harus berpindah kerja.

Dijelaskan pula oleh Schultz & Schultz (1990: 355) bahwa dalam pendekatan

behavioral ini, karyawan terikat dalam organisasi hanya berdasarkan faktor-

faktor yang tidak mendasar sifatnya (peripheral), seperti faktor rencana

pensiun dan masa bekerja yang lebih lama, dimana faktor tersebut akan

hilang jika ia meninggalkan perusahaan. Jadi, tidak terdapat identifikasi

pribadi atau internalisasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.

Ciri utama dari masing-masing komitmen ini adalah, komitmen behavioral

menekankan kondisi dimana individu memutuskan untuk terus

mempertahankan keputusan yang sudah terlanjur dibuatnya, walaupun ketika

keputusan itu membawa individu pada kondisi tidak menguntungkan.

Sementara ciri utama dari komitmen atittudinal adalah pada kadar afeksi

yang dimiliki individu menyangkut identifikasinya terhadap individu atau

sesuatu.

Page 32: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

17

Komponen Komitmen organisasi dari Mowday, Porter & Smith kemudian

dikembangkan lagi oleh Allen & Meyer dalam Robbins & Judge (2009: 113),

yaitu:

1. Komitmen Organisasi Afektif ( Affective commitment )

“an emotional attachment to the organization and a belief in its values.”

Yaitu perasaan emosional individu bahwa dirinya menjadi bagian dari

organisasi dan mempercayai nilai-nilai yang dianut oleh organisasi.

Contohnya individu merasa berkomitmen terhadap organisasinya karena

organisasi tersebut memiliki nilai-nilai yang sama sepeti nilai-nilai

pribadinya, misalnya sama-sama menghargai kejujuran. Dapat dikatakan

individu berkomitmen dalam sebuah organisasi atas dasar kemauan.

2. Komitmen Kontinuans ( Continuance Commitment )

”Continuance Commitment is the perceived economic value of remaining

with an organization compared to leaving it.”

Yaitu perhitungan nilai ekonomi yang diterima individu apabila ia tetap

tinggal dalam organisasi dibandingkan dengan nilai ekonomi yang akan

diterimanya bila ia meninggalkan organisasi tersebut. Contohnya

seorang karyawan berkomitmen pada suatu organisasi karena organisasi

tersebut memberikan gaji yang lebih tinggi dibandingkan dengan

organisasi lain. Dapat dikatakan individu berkomitmen dalam sebuah

organisasi atas dasar kebutuhan.

Page 33: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

18

3. Komitmen Normatif ( Normative Commitment )

”Normative commitment is an obligation to remain with the organization

for moral or ethical reason.”

Yaitu komitmen karena adanya kewajiban untuk tetap tinggal dan

bertahan di dalam suatu organisasi untuk alasan-alasan yang bersifat

moral etis. Contohnya, seorang karyawan yang mempelopori sebuah

inisiatif baru akan tinggal dalam satu perusahaan karena ia merasa akan

meninggalkan perusahaan dalam keadaan yang sulit jika ia pergi. Dapat

dikatakan individu berkomitmen dalam sebuah organisasi atas dasar

keharusan atau tanggung jawab.

Dari dua teori tentang dimensi komitmen organisasi di atas, yang dipilih untuk

menjadi indikator dalam penelitian ini adalah dimensi Komitmen organisasi

dari Allen dan Meyer tentang Komitmen organisasi kontinuans, Komitmen

organisasi afektif, dan Komitmen organisasi normatif.

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Komitmen Organisasi

Komitmen tampak di awal ketika karyawan masuk dalam suatu perusahaan.

Orang-orang tertentu memiliki potensi diri yang kuat untuk berkomitmen pada

sebuah organisasi dan dengan cepat menyertai perasaan tersebut kepada

perusahaan yang menyewa mereka. Tingkat komitmen pada diri karyawan

berubah-ubah, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat komitmen

Page 34: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

19

individu terhadap organisasi, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu

dan yang berasal dari organisasi. Secara umum, faktor-faktor yang bisa

mempengaruhi dari luar diri individu adalah jenis pekerjaan, tingkat kesulitan

pekerjaan, promosi jabatan, kompensasi, lingkungan pekerjaan seperti

pengawasan atasan dan kelompok kerja. Sedangkan, faktor dari dalam diri

individu adalah nilai-nilai, keyakinan, dan kepribadian. Contoh dari faktor

lingkungan pekerjaan adalah ketika perusahaan mempekerjakan pegawai

yang terlalu banyak, sedangkan pekerjaan yang tersedia bisa dikerjakan oleh

beberapa orang pegawai saja. Ketidak-efektivitasan pembagian kerja ini bisa

menyebabkan komitmen awal turun (Miner, 1992: 125). Salah satu contoh

dari faktor dari dalam diri individu adalah ketika seseorang memutuskan

untuk bertahan dan memberi kontribusi maksimal kepada suatu perusahaan,

karena ia merasa kebutuhannya akan pemenuhan nilai-nilai keyakinan

beragama tercukupi dalam perusahaan tersebut, seperti perusahaan dan

karyawan sama-sama memegang prinsip tentang kejujuran dan tolong-

menolong yang memang dianjurkan dalam agama.

Jerry Ross & Barry Straw dalam Kinicky & Kreitner (2004: 382) menjelaskan

4 faktor yang mempengaruhi peningkatan komitmen, melibatkan faktor

psikologis dan sosial, faktor organisasi, faktor karakteristik pekerjaan, dan

faktor kontekstual.

Page 35: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

20

1. Faktor psikologis dan sosial melibatkan pertahanan ego (ego defense)

dan motivasi individual. Dimana umumnya seseorang percaya akan

mendapatkan hasil baik setelah bersusah-payah terlebih dahulu.

Kecenderungan ini umumnya terjadi pada 3 hal, pertama, ketika

seseorang menerima fakta bias yang membuat mereka bertahan untuk

mempertahankan keputusan pertama yang mereka ambil. Kedua,

seseorang lebih berani mengambil resiko ketika keputusan yang

mereka ambil membawa mereka pada kondisi tidak menguntungkan,

karena mereka merasa sudah kehilangan banyak energi, uang atau

waktu. Sehingga bertahan untuk menutupi kerugian lebih dipilih

daripada mengambil keputusan lain yang yang terlihat lebih banyak

memberi keuntungan. Ketiga, seseorang terlalu melibatkan ego dalam

sebuah tugas. Karena kegagalan mengancam harga diri (self esteem)

seseorang, sehingga seseorang lebih memilih untuk mengabaikan

petunjuk negatif dan terus melaju. Tekanan sosial juga bisa membuat

seseorang untuk mempertahankan keputusan yang salah. Misalnya,

kasus ketika manajer perusahaan terus mendukung keputusan yang

salah, karena tidak ingin kesalahan lainnya yang lebih besar diketahui

oleh orang lain.

2. Faktor Organisasi. Kelambanan organisasional, tempat kerja, pola

komunikasi dan rekan kerja dapat mempengaruhi Komitmen organisasi

pada seseorang.

Page 36: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

21

3. Faktor karakteristik pekerjaan mengandung pengertian seberapa sulit

tujuan yang ingin dicapai dalam setiap tugas. Komitmen seseorang bisa

berubah-ubah tergantung dari seberapa jelas tujuan yang ingin dicapai

dalam setiap tugas, atau seberapa jelas tanggapan yang diperoleh

karyawan mengenai pelaksanaan.

4. Faktor kontekstual umumnya terkait dengan faktor di luar kontrol

organisasi, seperti misalnya pengaruh lingkungan budaya. Pegawai di

Amerika Serikat misalnya, memiliki tingkat komitmen yang berbeda

dengan pegawai di Korea atau Jepang. Manajer dari Meksiko lebih

menunjukkan peningkatan komitmen daripada manajer di Amerika

Serikat. Kondisi politik nasional juga bisa mempengaruhi komitmen

seseorang, walaupun dalam tingkat yang tidak terlalu signifikan.

Sedangkan McShane (2005: 128) mengemukakan beberapa hal yang dapat

membangun komitmen organisasi:

1. Keadilan dan Dukungan ( Justice and Support )

Komitmen afektif lebih tinggi dalam banyak organisasi yang memenuhi

kewajiban mereka terhadap karyawan dan menepati nilai-nilai

kemanusiaan, seperti keadilan, sopan santun, pengampunan, dan

kejujuran moral. Organisasi yang mendukung kesejahteraan

karyawannya, cenderung mendapatkan kesetiaan yang lebih tinggi.

Page 37: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

22

2. Keamanan Kerja ( Job Security )

Ancaman PHK adalah salah satu dari bencana terbesar untuk kesetiaan

karyawan, walaupun diantara pekerjaan-pekerjaan itu tidak ada resiko.

Perusahaan harus menawarkan keamanan kerja yang cukup yang

membuat karyawan merasa ketetapan dan kebersamaan dalam

hubungan organisasi.

3. Daya Paham Organisasi ( Organizational Comprehension )

Para karyawan dapat menjadi lebih setia ketika proses komunikasi

membuat mereka terinformasikan tentang apa yang terjadi pada

perusahaan dan kapan mereka mendapatkan kesempatan untuk

berinteraksi dengan karyawan dari organisasi lain.

4. Keterlibatan Karyawan ( Employee Involvement )

Para karyawan merasa bahwa mereka adalah bagian dari organisasi

ketika mereka membuat keputusan yang mengarahkan masa depan

organisasi.

5. Mempercayakan Karyawan ( Trusting Employees )

Kepercayaan artinya menaruh keyakinan pada seseorang atau

kelompok. Kepercayaan merupakan hubungan timbal balik: untuk

mendapatkan kepercayaan, kita harus mendemonstrasikan

kepercayaan.

Page 38: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

23

Schultz & Schultz (1990: 354) merangkum beberapa penelitian yang

menemukan beberapa faktor yang dapat meningkatkan komitmen organisasi,

baik faktor pribadi maupun faktor organisasi. Karyawan yang telah lebih lama

berada dalam satu perusahaan selama lebih dari 2 tahun dan yang memiliki

motivasi pencapaian yang tinggi, mungkin berkomitmen secara kuat kepada

perusahaan mereka (O’Driscoll, 1987 dalam Schultz & Schultz 1990: 354).

Komitmen terhadap tujuan-tujuan manajemen berhubungan secara positif

dengan Komitmen organisasi (Reichers, 1986 dalam Schultz & Schultz 1990:

354). Karyawan dengan pendidikan yang lebih tinggi dan yang bekerja

sebagai ilmuwan, insinyur, atau ahli kepegawaian memiliki komitmen

organisasi yang kecil. Juga, karyawan yang telah mencapai puncak karier

menunjukkan penurunan yang signifikan dalam Komitmen organisasi (Stout,

Slocum, & Cron, 1988 dalam Schultz & Schultz 1990: 354).

Yang termasuk ke dalam faktor-faktor organisasi yang berhubungan dengan

komitmen organisasi adalah pengayaan tugas, otonomi, kesempatan untuk

memperlihatkan keahlian dan kemampuan dalam pekerjaan, dan sikap positif

terhadap kelompok kerja. Faktor lain yang mungkin mempengaruhi komitmen

organisasi yakni rencana pensiun, jumlah anak-anak yang bersekolah,

memiliki sebuah rumah, dan pertemanan dalam komunitas (Schultz & Schultz

1990: 354). Hal lain yang mempengaruhi komitmen organisasi dengan kuat

adalah persepsi para karyawan tentang seberapa besar komitmen

Page 39: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

24

perusahaan terhadap mereka. Semakin besar komitmen perusahaan

terhadap karyawan, semakin besar juga usaha karyawan untuk mencapai

tujuan-tujuan organisasi (Hutchinson & Sowa, 1986 dalam Schultz & Schultz

1990: 354).

Sedangkan menurut hemat penulis, selain faktor-faktor di atas terdapat faktor

lain yang dapat meningkatkan komitmen seseorang terhadap organisasinya,

yaitu Orientasi religius.

2.2 Orientasi religius

2.2.1 Pengertian

Orientasi religius terdiri dari dua kata, yaitu orientasi dan religius. Masing-

masing perlu dijelaskan terlebih dahulu. Orientasi dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai peninjauan untuk menentukan

sikap (arah, tempat, dsb) yang tepat dan benar. Sedangkan Chaplin (2006:

345) dalam kamus psikologi, menyatakan bahwa orientasi adalah

pengetahuan mengenai posisi seseorang dalam ruang dan waktu. Dalam

praktik personal, berupa pemberian asistensi kepada seseorang untuk

mengenai tugas, aturan-aturan, serta ganjaran yang menyertai tugas

pekerjaan tadi. Dapat disimpulkan definisi orientasi merupakan pandangan

yang mendasari pemikirian seseorang untuk melakukan sesuatu.

Page 40: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

25

Religius dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti taat pada

agama. Menurut Chaplin (2006: 428), religion (agama) adalah suatu sistem

yang kompleks dari kepercayaan, keyakinan, sikap-sikap, dan upacara-

upacara yang menghubungkan individu dengan satu keberadaan atau

makhluk yang bersifat ketuhanan.

Orientasi religius menurut Allport & Ross (1967 dalam McCormick, Hoekman

& Smith, 2000: 2) “Religious orientation has been defined as the extent to

which a person lives out his/her religious belief.” Yaitu, Orientasi religius telah

didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang hidup dengan keyakinan

agamanya. Batson & Ventis (1982 dalam Earnshaw, 2000) juga

mengemukakan bahwa “Religious orientation is the term employed by

psychologists to refer to the way in which a person practices or lives out his or

her religious beliefs and values” Yaitu, orientasi religius adalah istilah yang

digunakan oleh para psikolog untuk mengarahkan kepada bagaimana

seseorang mempraktikkan atau hidup dengan keyakinan dan nilai-nilai

agamanya.

Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai arti orientasi

religius, yaitu pandangan seseorang tentang peran agama dalam

kehidupannya, apakah ia menjadikan agama sebagai dasar pedoman

Page 41: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

26

hidupnya ataukah hanya sekedar sarana untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan pribadinya.

2.2.2 Dimensi Orientasi religius

Untuk dimensi Orientasi religius, Allport memilih dua istilah “ekstrinsik” dan

“intrinsik”.

1. Orientasi religius Ekstrinsik.

Seseorang dengan tipe orientasi religius ini adalah orang yang

menggunakan agama untuk berbagai kepentingan, untuk memperoleh

keamanan, mengatasi kebingunan, memperoleh perlindungan, status dan

pembenahan diri. Mempermudah keyakinan yang dipeluknya atau

memilih-milih bagian yang lebih sesuai dengan kebutuhan utamanya.

Dalam istilah teologi, mereka yang berorientasi religius ekstrinsik adalah

mereka menghadap Tuhan, tanpa menjauh dari kepentingan dirinya

sendiri.

2. Orientasi religius Intrinsik.

Seseorang dengan tipe orientasi religius ini, yaitu seseorang yang

menemukan kebutuhan utamanya dalam agama. Kebutuhan lain, sekuat

apapun itu, akan dikesampingkan dalam pemenuhannya. Dan mereka

sejauh mungkin akan terbawa ke dalam keselarasan antara kepercayaan

dan petunjuk agama, memeluk kepercayaannya dan berusaha

Page 42: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

27

menginternalisasikannya dan mengikutinya secara keseluruhan. Dengan

kata lain mereka menghidupkan agamanya.

(Allport & Ross, 1967 dalam Wulff, 1997: 232)

Batson mencetuskan dimensi pencarian (dimension of quest) untuk

memperluas dua bentuk original dari religius (Burris, 1994; Earnshaw, 2000:

4). Dimensi pencarian ini dijelaskan sebagai keinginan dari seseorang untuk

mempertanyakan ide-ide yang kompleks (Batson & Schroenrade, 1991;

Earnshaw, 2000: 4). Seseorang dengan dimensi pencarian adalah individu

dengan pikiran terbuka untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan yang

ada dan ia pergi mencari informasi dan keraguan-keraguan (Mc Farland &

Warren, 1992; Earnshaw, 2000: 4). Individu dalam dimensi ini mencari

jawaban untuk pertanyaan dan bertekad untuk menemukan lebih dari satu

jawaban yang benar (Batson & Schroenrade, 1991; Earnshaw, 2000: 4).

Jadi, seseorang dengan dimensi orientasi religius ektrinsik memandang

pelaksanaan ajaran agama sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadinya,

seperti misalnya: penerimaan sosial orang lain, rasa aman, pembenaran diri,

dan lain-lain. Sedangkan orang dengan dimensi orientasi religius intrinsik

menganggap pelaksanaan agama sebagai motif hidupnya, menjalani agama

merupakan tujuan sehingga aturan-aturan yang ada terinternalisasikan dalam

cara hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan pribadi lain menjadi tidak terlalu

Page 43: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

28

penting, dan justru diselaraskan dengan agama. Lain halnya dengan orang

dalam dimensi orientasi religius pencarian (quest), ia memberlakukan agama

sebagai perjalanan yang berliku dan mungkin tak berujung untuk mencari

jawaban atas pertanyaan tentang makna hidup.

Penelitian Allport & Ross (1968: 251) tentang orientasi religius

memperlihatkan bahwa sebagian subjek jelas tergolong intrinsik secara

konsisten dan ada pula yang ekstrinsik secara konsisten, mereka memiliki

kecenderungan yang kuat untuk menyetujui item-item instrinsik dan menolak

item-item ekstrinsik. Tetapi, sayangnya untuk 2 tipologi yang ada, banyak

subjek yang tidak konsisten. Mereka tetap menyetujui salah satu atau semua

item tentang agama yang menurut mereka favorable. Karena itu, Allport &

Ross menambahkan 2 tipe orientasi religius, yaitu indiscriminately

proreligious yakni mereka yang menyetujui kedua item (intrinsik dan

ekstrinsik) dan indiscriminately antireligious atau nonreligious adalah mereka

yang memperlihatkan kecenderungan yang kuat untuk tidak menyetujui

kedua item.

2.2.3 Faktor-faktor yang terkait dengan Orientasi Religius

Ada beberapa penelitian orientasi religius untuk mengetahui faktor-faktor apa

saja yang terkait dengan dimensi ini. Strickland & Shaffer (1971; McCormick,

Hoekman & Smith, 2000: 3) mengemukakan bahwa orang yang lebih tua

Page 44: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

29

cenderung memiliki orientasi religius internal lebih kuat daripada orang yang

lebih muda; wanita pada umumnya juga cenderung memiliki orientasi religius

internal lebih kuat daripada pria, dan orang yang pendidikan formalnya lebih

tinggi biasanya memiliki orientasi religius internal yang lebih tinggi

dibandingkan dengan yang pendidikannya lebih rendah. (McCormick,

Hoekman & Smith, 2000: 3)

Penelitian lain tentang kesehatan mental dan psikis oleh Batson & Ventis

(1982; Earnshaw 2000: 5), bahwa orientasi religius berhubungan secara

positif dengan kesehatan mental yang baik dan kebebasan dari perasaan

bersalah atau khawatir. Penelitian lain juga menyatakan bahwa seseorang

yang sering datang ke gereja jarang meninggal cepat karena gagal jantung

atau penyakit serius lainnya (Beit-Hallahmi & Argyle, 1997; Earnshaw, 2000:

5). Orientasi religius intrinsik juga terprediksi untuk rendahnya tingkat depresi

(Genia & Shaw, 1991; Earnshaw, 2000: 5). Dalam dua penelitian lebih lanjut

oleh McFarland & Warren (1992; Earnshaw, 2000: 5) ditemukan bahwa

orientasi religius intrinsik berhubungan negatif dengan depresi, sedangkan

orientasi religius ekstrinsik berhubungan positif dengan depresi. Secara

umum, orientasi religius berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan

psikologis. (Earnshaw, 2000: 5)

Page 45: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

30

Orientasi religius juga dapat meramalkan perilaku sosial. Berbagai perilaku

yang telah diuji dalam penelitian utama termasuk prasangka (Beit-Hallahmi &

Argyle, 1997; Earnshaw, 2000: 5) dan perasaan-perasaan tentang kejadian

hidup yang negatif (Pergament, Olsen, Reilly, Falgout, Ensing & Van

Haitsma, 1992; Earnshaw 2000: 5). Hasilnya, seseorang dengan orientasi

religius intrinsik umumnya tidak memiliki prasangka (prejudice) sebesar orang

dengan orientasi religius ekstrinsik (Beit-Hallahmi & Argyle, 1997; Earnshaw,

2000: 5). Lalu seseorang dengan orientasi religius intrinsik umumnya lebih

“spiritual” daripada seseorang dengan orientasi religius ekstrinsik dalam

menghadapi kejadian-kejadian negatif dalam hidup. Karena itu seseorang

dengan orientasi religius intrinsik yang tinggi memiliki kepercayaan diri yang

tinggi pula dalam kemampuannya untuk menghadapi persoalan hidup.

(Pargament, 1992; Earnshaw, 2000: 5)

Dari penelitian-penelitian yang telah dipaparkan di atas dapat dirangkum

faktor-faktor yang berkaitan denga orientasi religius adalah usia, jenis

kelamin, tingkat pendidikan, kesehatan mental, kesejahteraan psikolgis

(Psychological well-being), kesehatan fisik, prasangka (prejudice), dan

perilaku mengatasi masalah (coping).

Page 46: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

31

2.3 Kerangka Berfikir

Bekerja merupakan sebuah usaha pemenuhan kebutuhan manusia.

Pemenuhan kebutuhan ini bukan semata-mata fisiologis, tapi kebutuhan-

kebutuhan yang bersifat psikologis. Kebutuhan-kebutuhan (psikologis) itu

merupakan inti kebutuhan manusia, hanya saja kebutuhan tersebut lemah,

mudah diselewengkan dan dikuasai oleh proses belajar, kebiasaan atau

tradisi yang keliru (Maslow; Goble, 1987: 70). Menurut Sururin (2004: 31)

kebutuhan manusia tidak hanya bersifat material saja, tapi pada diri manusia

juga terdapat semacam keinginan dan kebutuhan yang bersifat universal.

Kebutuhan ini melebihi kebutuhan-kebutuhan lainnya, bahkan mengatasi

kekuasaan. Keinginan akan kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan

kodrati, berupa keinginan untuk mencintai dan dicintai Tuhan.

Tuntutan beragama atau beribadah tidak terbatas pada amalan shalat dan

puasa belaka, tetapi mencakup seluruh sistem dan aspek kehidupan. Satu

hal yang tidak boleh dilupakan bahwa setiap tindakan harus disertai dengan

niat memenuhi panggilan amanat Allah, sebab amanat-Nya menjadi motivasi

kehidupan manusia di dunia (Abdul Mujib 2006: 123). Bekerja termasuk ke

dalam tuntutan beragama, menurut Bustanuddin Agus (2006: 236) agama

mengajarkan bahwa mencari rezeki adalah mencari karunia Tuhan atau

melaksanakan perintah-Nya.

Page 47: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

32

Dalam dunia pekerjaan terdapat Komitmen organisasi, yaitu keterikatan

emosional, pengidentifikasian, dan keterlibatan karyawan terhadap satu

perusahaan dimana karyawan tersebut juga memutuskan untuk terus

bertahan, serta mendukung visi, misi dan nilai-nilai perusahaan tersebut.

Komitmen organisasi dalam diri setiap individu berbeda-beda, salah satu

yang mempengaruhi diri individu untuk berkomitmen pada satu organisasi

adalah orientasi religius yang terdapat dalam diri individu. Sebagian individu

menganggap agama sebagai motif utama dalam semua aspek kehidupannya,

sebagian lagi menggunakan agama sebagai alat untuk memenuhi

kebutuhannya, dan sebagian lainnya memilih untuk tidak terlibat dengan

agama.

Salah satu faktor yang menentukan Komitmen organisasi seseorang

terhadap perusahaannya adalah keyakinannya terhadap agama.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai faktor-faktor

internal individu yang dapat mempengaruhi Komitmen organisasi (Miner,

1992: 125). Yousef (2000, Human Relations, Vol. 53, No. 4: 513) juga

melakukan penelitian tentang hubungan etika kerja islami (Islamic work ethic)

dengan Komitmen organisasi dan perubahan organisasi. Yang

mengindikasikan bahwa etika kerja islami berhubungan dan dengan positif

mempengaruhi berbagai dimensi dari komitmen dan perubahan organisasi.

Dengan kata lain, hal ini mendukung gagasan bahwa karyawan yang kuat

Page 48: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

33

mendukung etika kerja Islam lebih komit terhadap organisasi, dan akibatnya

mereka cenderung lebih dapat menerima perubahan, sejauh perubahan itu

tidak mengubah nilai dasar dan tujuan organisasi, karena komitmen

organisasi biasanya mencerminkan kepercayaan terhadap tujuan dan nilai-

nilai organisasi, dan juga mereka memandang perubahan itu dipersepsi akan

bermanfaat untuk organisasi itu sendiri.

Dalam penelitian ini diduga komitmen organisasi dapat meningkat apabila

pegawai tergolong kepada orientasi religius intrinsik. Sebagaimana yang

telah dipaparkan sebelumnya bahwa setiap manusia memiliki berbagai

macam kebutuhan hidup. Karena itu setiap individu dituntut untuk berusaha

atau bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk

individu dengan orientasi religius intrinsik yang lebih dominan, mereka

memiliki pandangan bahwa bekerja merupakan ibadah, untuk mendapatkan

ridho Ilahi. Sedangkan individu dengan orientasi religius ekstrinsik cenderung

memiliki komitmen yang rendah terhadap organisasi, namun dalam usahanya

memenuhi kebutuhan dengan bekerja sungguh-sungguh orientasi religius

individu dapat beralih menjadi intrinsik karena sesungguhnya bekerja

merupakan salah satu perintah agama.

ESQ LC dikenal dengan visi, misi dan nilai-nilai organisasi yang berlandaskan

atas nilai-nilai keagamaan, Islam khususnya. Secara sadar karyawan yang

Page 49: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

34

terikat di dalamnya jelas mengetahui visi, misi dan nilai-nilai tersebut. Dengan

visi, misi dan nilai-nilai yang secara tegas diusung oleh lembaga tersebut

dapat diasumsikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara orientasi

religius dengan komitmen organisasi para pegawai di ESQ LC.

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

2.4 Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah :

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara orientasi religius dengan

Komitmen organisasi Pegawai ESQ LC

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara orientasi religius dengan

Komitmen organisasi Pegawai ESQ LC

Page 50: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode dan Pendekatan Penelitan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif dengan

jenis penelitian korelasional. Menurut Gay (dalam Sevilla dkk., 1993: 71),

metode deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam

rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut

keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian.

Sedangkan penelitian korelasional adalah penelitian yang dirancang untuk

menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu

populasi (Sevilla dkk., et al., 1993: 87).

3.2 Variabel Penelitian

Variabel menurut Sevilla dkk., dkk (1993: 21) adalah suatu karakteristik yang

memiliki dua atau lebih nilai atau sifat yang berdiri sendiri. Sedangkan

Kerlinger (1973, dalam Sevilla dkk., 1993: 21) menyebutkan bahwa variabel

sebagai konstruk atau sifat yang diteliti. Variabel terbagi ke dalam dua

macam, yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat

(dependent variabel).

35

Page 51: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

36

Dalam penelitian ini dilibatkan dua jenis variabel yaitu, variabel bebas

(independent variable), yaitu orientasi religius dan variabel terikat (dependent

variable), yaitu Komitmen Organisasi.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Gay (1976, dalam Sevilla dkk. dkk., 1993: 160) mendefinisikan populasi

sebagai kelompok di mana peneliti akan menggeneralisasikan hasil

penelitiannya. Sedangkan dalam Sevilla dkk. (1993: 160), Kerlinger

mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan anggota, kejadian, atau objek-

objek yang telah ditetapkan dengan baik.

Populasi dalam penelitian ini adalah laki-laki maupun perempuan yang

bekerja di ESQ Leadership Center Jakarta, sejumlah 120 orang.

3.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel menurut Ferguson (1976) adalah beberapa bagian kecil atau

cuplikan yang ditarik dari populasi (Sevilla dkk., 1993: 160). Sedangkan

proses yang meliputi pengambilan sebagian dari populasi secara keseluruhan

menurut Ary dan Razavieh (1981 dalam Sevilla dkk., 1993: 160) disebut

sampling atau pengambilan sampel. Dalam penelitian ini sampel diambil

Page 52: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

37

sebanyak 83 responden yang berprofesi sebagai Pegawai di ESQ LC

Jakarta, sebagaimana ketentuan jumlah sampel yang ditawarkan oleh Isaac

dan Michael (dalam Sugiyono, 2005: 99) untuk pengambilan sampel yang

dapat diterima dalam penelitian korelasi.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode “Pengambilan Sampel

Secara Acak” (Random Sampling), yakni suatu metode pemilihan ukuran

sampel dari suatu populasi dimana setiap anggota populasi mempunyai

peluang yang sama dan semua kemungkinan penggabungannya yang

diseleksi sebagai sampel mempunyai peluang yang sama (Weirsma, 1975;

Sevilla dkk., 1993: 163).

3.4 Definisi Variabel

3.4.1 Definisi Konseptual

Definisi konseptual untuk komitmen organisasi dikemukakan oleh Robbins &

Judge (2009: 113) yang merujuk kepada pengertian komitmen organisasi

oleh Allen & Meyer, “a state in which an employee identifies with a particular

organization and its goals and wishes to maintain membership in the

organization.” Yaitu, keadaan dimana seorang karyawan mendukung sebuah

organisasi tertentu beserta tujuan-tujuannya dan berkeinginan untuk tetap

bertahan di dalam organisasi tersebut.

Page 53: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

38

Sedangkan definisi konseptual orientasi religius yang dikemukakan oleh

Allport & Ross (1967 dalam McCormick, Hoekman & Smith, 2000: 2)

“Religious orientation has been defined as the extent to which a person lives

out his/her religious belief.” Yaitu, Orientasi Religius telah didefinisikan

sebagai tingkat dimana seseorang hidup dengan keyakinan agamanya.

3.4.2 Definisi Operasional

1. Komitmen Organisasi

Skor yang diperoleh dari pegawai ESQ LC tentang keterikatan emosional,

pengidentifikasian, dan keterlibatan karyawan terhadap satu perusahaan

dimana karyawan tersebut juga mendukung tujuan-tujuan perusahaan dan

memutuskan untuk tetap bertahan di dalamnya atau disebut juga

Komitmen Organisasi, sebagai variabel terikat, yang diukur dengan (1)

dimensi kontinuans, (2) dimensi afektif, (3) dimensi normatif, dengan

menggunakan skala likert.

2. Orientasi Religius

Skor yang diperoleh dari pegawai ESQ LC tentang pandangan seseorang

tentang peran agama dalam kehidupannya, apakah ia menjadikan agama

sebagai dasar pedoman hidupnya ataukah hanya sekedar sarana untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadinya atau disebut juga orientasi

religius sebagai variabel bebas, yang diukur dengan (1) orientasi religius

Page 54: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

39

ekstrinsik, (2) orientasi religius instrinsik, dengan menggunakan skala

likert.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah self report dalam

bentuk kuisioner atau angket. Menurut Arikunto (2006: 151), kuisioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui. Kuisioner ini digunakan karena dinilai mampu menampilkan contoh

tingkah laku yang akan diteliti. Selain itu, responden terbantu untuk dapat

jujur dan bebas menampilkan contoh tingkah lakunya, karena identitasnya

tidak diketahui oleh peneliti. Namun, metode ini memiliki kekurangan ketika

ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab sehingga jawaban yang

diberikan kurang mendalam, dan tidak dapat dilakukan penyelidikan lebih

lanjut oleh peneliti (Arikunto, 2006: 152).

Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Skala Komitmen Organisasi

Skala ini disusun berdasarkan dimensi komitmen organisasi yang

dikemukakan oleh Meyer & Allen (1997). Penyusunan skala bermula dari

adaptasi penelitian yang dilakukan oleh Meyer & Allen tentang komitmen

Page 55: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

40

organisasi untuk kemudian disesuaikan dengan kondisi sampel yang

dijadikan penelitian dalam skripsi ini. Adapun rincian butir item terdapat

dalam blue print berikut ini :

Tabel 3.1

Blue Print Skala Komitmen Organisasi

Favorable Unfavorable1. Kebutuhan Materi 1, 5, 9 3, 7, 11 62. Pengorbanan yang telah dilakukan karyawan 13, 17, 21 15, 19, 23 6

3. Persepsi keuntungan dan kerugian 25, 29, 33 27, 31, 35 6

4. Ikatan emosi 37, 41, 45 39, 43, 47 65. Loyalitas 49, 53, 57 51, 55, 59 66. kesesuaian visi, misi, dan nilai-nilai 61, 65, 69 63, 67, 71 6

7. Keterlibatan karyawan 73, 77, 81 75, 79, 83 68. Tanggung jawab 85, 89, 93 87, 91, 95 69. Beban moril 97, 101, 105 99, 103, 107 610. Tekanan normatif 109, 112, 110, 111, 611. Tekanan internal 100, 104, 98, 102, 106 6

66

Jumlah

TOTAL

IndikatorItem

Kom

itmen

Ker

jaK

ontin

uans

Afe

ktif

Nor

mat

if

2. Orientasi religius

Skala ini disusun berdasarkan dimensi orientasi religius yang

dikemukakan oleh Allport (1968). Penyusunan skala bermula dari adaptasi

penelitian yang dilakukan oleh Allport & Ross tentang Orientasi religius

untuk kemudian disesuaikan dengan kondisi sampel yang dijadikan

penelitian dalam skripsi ini Adapun rincian butir item terdapat dalam blue

Page 56: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

41

print berikut ini :

Tabel 3.2

Blue Print Skala Orientasi Religius

Favorable Unfavorable1. Memperoleh keamanan 88, 92, 96 86, 90, 94 62. Mengatasi kebingungan 76, 80, 84 74, 78, 82 63. Memperoleh perlindungan 64, 68, 72 62, 66, 70 64. Memperoleh status dan pembenahan diri 52, 56, 60 50, 54, 58 6

5. Mengesampingkan kebutuhan lain 40, 44, 48 38, 42, 46 66. Menyelaraskan antara kepercayaan dan petunjuk agama 28, 32, 36 30, 34, 38 6

7. Berkomitmen dengan apa yang ia yakini 16, 20, 24 14, 18, 22 6

8. Menginternalisasikan seluruh ajaran agama ke dalam kehidupan 4, 8, 12 2, 6, 10 6

48

Jumlah

TOTAL

Indikator Item

Orie

ntas

i Rel

igiu

sEk

strin

sik

Intr

insi

k

Skala yang digunakan adalah skala model Likert. Item-item pada skala model

Likert disusun berdasarkan keharusan bahwa semua item di dalamnya

mengukur hal yang sama. Dalam skala ini subjek diharuskan memilih

jawaban yang paling menggambarkan dirinya sendiri, bukan pendapat orang

lain. Skala ini mengukur derajat persetujuan dan ketidaksetujuan (strongly

agree-strongly disagree) yang menggambarkan kadar sikap positif dan

negatif subjek terhadap objek sikap. Dalam skala model Likert ini, skor akhir

subjek merupakan skor total dari jawaban pada setiap pertanyaan.

Page 57: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

42

Ada empat alternatif jawaban untuk subjek pada skala variabel Komitmen

Organisasi, yaitu Sangat Setuju (SS)=4, Setuju (S)=3, Tidak Setuju (TS)=2,

Sangat Tidak Setuju (STS)=1, nilai tersebut adalah untuk jawaban dari item-

item favorable, untuk nilai dari jawaban unfavorable adalah Setuju (SS)=1,

Setuju (S)=2, Tidak Setuju (TS)=3, Sangat Tidak Setuju (STS)=4. Sedangkan

untuk skala variabel orientasi religius terdiri dari beberapa alternatif jawaban,

yaitu Sangat sesuai (SS)=4, Sesuai (S)=3, Tidak sesuai (TS)=2, Sangat tidak

sesuai (STS)=1, nilai tersebut adalah untuk jawaban dari item-item favorable

dan untuk nilai item-item unfavorable variabel orientasi religius adalah Sangat

sesuai (SS)=1, Sesuai (S)=2, Tidak sesuai (TS)=3, dan Sangat tidak sesuai

(STS)=4.

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1. Teknik Uji Instrumen

Dalam praktek pengukuran, masalah yang pertama kali muncul adalah

seberapa jauh suatu alat ukur dapat mengungkapkan gejala atau bagian-

bagian gejala yang hendak diukur dengan tepat dan memberikan hasil yang

diteliti dan dapat menunjukkan dengan sebenarnya bagian gejala yang akan

diukur.

Page 58: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

43

Sebuah alat ukur haruslah terlebih dahulu diestimasikan baik validitas

maupun reliabilitasnya. Setelah terestimasi dan memenuhi kriteria yang

ditentukan maka alat tersebut baru layak untuk digunakan. Oleh karena itu

maka uji instrumen penelitian dilakukan. Tujuannya adalah agar skala-skala

yang digunakan dalam penelitian ini akurat dan dapat dipercaya. Uji

instrumen penelitian dilakukan dengan menyebarkan 40 kuesioner kepada 40

karyawan ESQ LC Jakarta.

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2006), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, instrumen

yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Dengan kata lain,

apakah alat tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Tinggi

rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang

dimaksud. Validitas skala dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor

masing-masing item dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah

teknik analisis korelasi product moment dari Pearson. Untuk

perhitungannya peneliti menggunakan rumus Korelasi Product Moment

sebagai berikut :

Page 59: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

44

Keterangan :

rxy = Angka indeks korelasi product moment

N = Jumlah responden

∑xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y

∑y = Jumlah seluruh skor total

∑x = Jumlah skor item

Uji coba terhadap 66 item dari instrumen Komitmen Organisasi

menghasilkan 49 item yang valid. Sedangkan 17 item lainnya tidak valid.

Seluruh item valid digunakan sebagai alat ukur penelitian. Adapun nomor-

nomor item valid yang digunakan terdapat dalam tabel dibawah ini.

Page 60: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

45

Tabel 3.3

Revisi Blue Print Skala Komitmen Organisasi

Favorable Unfavorable1. Kebutuhan Materi 1*,5, 9* 3*, 7, 11 32. Pengorbanan yang telah dilakukan karyawan 13, 17, 21 15*, 19, 23 1

3. Persepsi keuntungan dan kerugian 25, 29, 33* 27, 31*, 35* 3

4. Ikatan emosi 37*, 41*, 45* 39*, 43*, 47* 65. Loyalitas 49, 53*, 57* 51, 55*, 59* 46. kesesuaian visi, misi, dan nilai-nilai 61*, 65*, 64* 62*, 63*, 66* 6

7. Keterlibatan karyawan 60*, 56*, 52* 58*, 54*, 50* 68. Tanggung jawab 85*, 89, 93 87*, 91, 95* 39. Beban moril 97*, 101*, 105* 99*, 103*, 107* 610. Tekanan normatif 109*, 112, 113* 110*, 111*, 114* 511. Tekanan internal 100*, 104*, 108* 98*, 102*, 106* 6

49

Jumlah

Total

Indikator Item

Kom

itmen

Ker

jaK

ontin

uans

Afe

ktif

Nor

mat

if

* item yang valid

Sedangkan uji coba terhadap 48 item dari instrumen orientasi religius

menghasilkan 35 item yang valid. Sedangkan 13 item lainnya tidak valid.

Seluruh item valid digunakan sebagai alat ukur penelitian. Adapun nomor-

nomor item valid yang digunakan terdapat dalam tabel dibawah ini.

Page 61: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

46

Tabel 3.4

Revisi Blue Print Orientasi Religius

Favorable Unfavorable1. Memperoleh keamanan 88*, 92*, 96* 86*, 90*, 94* 6

2. Mengatasi kebingungan 76*, 80*, 84* 74*, 78, 82* 5

3. Memperoleh perlindungan 64*, 68, 72* 62*, 66, 70 3

4. Memperoleh status dan pembenahan diri 52, 56*, 60 50, 54*, 58 2

5. Mengesampingkan kebutuhan lain 40, 44*, 48* 38*, 42, 46 3

6. Menyelaraskan antara kepercayaan dan petunjuk agama 28*, 32*, 36* 30*, 34, 38* 5

7. Berkomitmen dengan apa yang ia yakini 16*, 20*, 24* 14*, 18*, 22* 6

8. Menginternalisasikan seluruh ajaran agama ke dalam kehidupan 4*, 8, 12* 2*, 6*, 10* 5

35

Jumlah

TOTAL

Indikator Item

Orie

ntas

i Rel

igiu

sEk

strin

sik

Intr

insi

k

* item yang valid

2. Uji Reliabilitas

Saifuddin Azwar (2005) mengatakan bahwa reliabilitas adalah konsistensi

atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan

pengukuran, atau dengan kata lain menunjukkan sejauh mana suatu alat

ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas skala

dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach adalah sebagai

berikut:

Page 62: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

47

Keterangan :

α = Koefisisen reliabilitas

Sx2 = Varians skor tes

S22 = Varians skor belahan dua

S12 = Varians skor belahan satu

Uji reliabilitas pada skala orientasi religius dan Komitmen Organisasi

dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach. Dari uji reliabilitas

orientasi religius, diperoleh koefisien sebesar 0, 9016. Sedangkan dari uji

reliabilitas skala Komitmen Organisasi, diperoleh koefisien sebesar

0,9405. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian ini

reliabel untuk digunakan, sesuai dengan kaidah Guilford dan pendapat

Azwar (2005) bahwa koefisien reliabilitas dikatakan reliabel adalah yang

mendekati 1,00.

3.6.2. Uji Persyaratan

Uji persyaratan adalah penghitungan yang dilakukan sebelum melakukan

analisa data yang lebih mendalam. Uji persyaratan yang dilakukan terdiri dari

uji normalitas dan uji homogenitas dengan menggunakan bantuan program

SPSS versi 11.5.

Page 63: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

48

1. Uji normalitas

Jika data yang dianalisis berskala interval pada umumnya mengikuti

asumsi distribusi normal. Namun tidak mustahil suatu data tidak mengikuti

asumsi normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan bahwa

sebaran data sudah bisa dikatakan normal atau mendekati normal. Uji

normalitas sampel atau menguji normal tidaknya sampel adalah dengan

mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan

dianalisis (Arikunto, 2006). Dengan demikian, uji normalitas data dan uji

varians adalah hal yang lazim dilakukan sebelum sebuah metode statistik

diterapkan.

Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Shapiro-Wilk. Uji Shapiro-Wilk adalah salah satu cara untuk menguji

goodness of fit (keselarasan). Dalam hal ini digunakan untuk menentukan

apakah distribusi frekuensi pengamatan dari suatu variabel secara

signifikan berbeda dari yang diharapkan atau distribusi frekuensi teoritis.

Sehingga hipotesis statistiknya adalah distribusi frekuensi hasil

pengamatan bersesuaian dengan distribusi frekuensi harapan (teoritis)

(Sevilla et.al., 1993). Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk dapat dilihat pada

Tabel 3.5 berikut:

Page 64: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

49

Tabel 3.5

Uji Normalitas Shaphiro Wilk

Statistic df Sig.

Orientasi Religius .964 65 .055

Komitmen Kerja .949 65 .010

Shapiro-Wilk

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa angka probabilitas untuk

skala orientasi religius sebesar 0.055 dengan menggunakan taraf

signifikansi alpha 5%. Dengan demikian diketahui bahwa nilai probabilitas

0.055> 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Hal ini juga dapat terlihat dari gambar diagram scatterplot keluaran SPSS

versi 11.5.

Gambar 2 Scatterplot Orientasi Religius

150140130120110100

3

2

1

0

-1

-2

-3

Page 65: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

50

Gambar di atas memperlihatkan bahwa sebaran data variabel orientasi

religius berada di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas. Dengan

demikian, data tersebut dapat dikatakan normal.

Sedangkan hasil uji normalitas pada skala Komitmen Organisasi diperoleh

angka probabilitas sebesar 0,010 dengan taraf signifikansi alpha 5%.

Dengan demikian diketahui bahwa nilai probabilitas 0.010 < 0.05, maka

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal.

Gambar 3 Scatterplot Komitmen Organisasi

2001801601401201008060

3

2

1

0

-1

-2

-3

Page 66: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

51

2. Uji homogenitas

Tabel 3.6 Test of Homogenity of Variance

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Orientasi Religius Based on Mean .756 1 63 .388 Based on Median .273 1 63 .603

Based on Median and

with adjusted df .273 1 57.192 .603

Based on trimmed

mean .584 1 63 .447

Komitmen

Organisasi

Based on Mean 1.035 1 63 .313

Based on Median 1.124 1 63 .293

Based on Median and

with adjusted df 1.124 1 53.772 .294

Based on trimmed

mean 1.009 1 63 .319

Hasil penghitungan uji homogenitas terhadap variabel Orientasi Religius

dihasilkan signifikansi probabilitas sebesar 0,388. Sementara signifikansi

probabilitas yang dihasilkan pada variabel Komitmen Organisasi adalah

sebesar 0,313. Karena nilai signifikansi probabilitas yang didapat pada

kedua variabel > 0,05, maka sampel yang dipergunakan dalam penelitian

ini berasal dari populasi yang homogen.

Page 67: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

52

3.6.3. Uji Hipotesis

Teknik uji hipotesis yang dipergunakan dalam peneltiian ini adalah teknik uji

korelasi Spearman rho. Teknik uji korelasi ini dipergunakan sebab setelah

dilakukan penghitungan uji normalitas dikatehui bahwa data yang terkumpul

berdistribusi tidak normal. Adapun formula teknik korelasi spearman rho

adalah sebagai berikut;

Keterangan:

rho = koefisien korelasi spearman yang dicari

D = perbedaan skor antara dua kelompok pasangan

N = jumlah kelompok

1 dan 6 = bilangan konstan

3.7 Prosedur Penelitian

3.7.1 Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan penentuan variabel penelitian, perumusan masalah,

dan pelaksanaan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teori yang tepat mengenai variabel penelitian. Selanjutnya dilakukan

penyusunan instrumen penelitian dan dilakukan uji coba instrumen (try out)

untuk menghasilkan instrumen yang valid dan reliabel.

Page 68: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

53

3.7.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini peneliti mulai melakukan penelitian dengan menyebarkan

instrumen kepada sampel yang telah ditentukan. Peneliti menyebar sebanyak

100 angket untuk 100 responden, namun hanya 66 angket yang kembali dan

1 angket gugur, jadi total angket yang kembali adalah 65. Data yang

diperoleh kemudian dianalisis dan diolah sehingga menghasilkan sebuah

kesimpulan yang disusun dalam laporan penelitian.

Page 69: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Responden

4.1.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan usia

Penelitian ini dilakukan di ESQ Leadership Center dengan melibatkan 65

orang responden yang kesemuanya adalah pegawai di ESQ Leadership

Center. Responden penelitian ini terdiri dari 55.4% responden pria dan 44.6%

wanita. Pada Tabel 4.1 berikut disajikan data karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin dan usia.

Tabel 4.1

Karakteristik responden

Pria % Wanita %21 - 25 tahun 9 13,80% 7 10,80% 16 24,60%26 - 30 tahun 18 27,70% 14 21,50% 32 49,20%31 - 35 tahun 7 10,80% 8 12,30% 15 23,10%36 - 40 tahun 2 3,10% 0 0,00% 2 3,10%

Total 36 55,40% 29 44,60% 65 100,00%

KarakteristikFrekuensi

Jumlah Persentase

Usia

Dari tabel di atas juga diketahui bahwa responden penelitian ini sebagian

besar baru memasuki masa dewasa awal, di mana hampir separuhnya

berusia dengan antara 26 – 30 thn (49.2%) dan 24.6% berusia antara 21 – 25

tahun. Jumlah yang hampir sama, yaitu 23.1% adalah responden yang

54

Page 70: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

55

berusia antara 31 – 35 tahun dan hanya sebagian kecil saja (3.1%)

responden penelitian berusia antara 36 – 40 thn.

4.1.2. Orientasi religius pada seluruh responden

Terdapat dua kategori orientasi religius yang menjadi acuan untuk

mengelompokkan responden dalam penelitian ini, yaitu Orientasi Religius

Intrinsik dan Orientasi Religius Ekstrinsik. Untuk menyatakan responden

berada dalam satu kategori orientasi religius, terlebih dahulu dicari skor rata-

rata responden pada setiap kategori orientasi religius.

Variabel Orientasi Religius secara teori adalah data berjenis nominal, sebab

Orientasi Religius tergolong menjadi dua kategori, Orientasi Religius Intrinsik

dan Orientasi Religius Ekstrinsik. Kategori-kategori ini tidak menunjukkan

bahwa kategori yang satu ‘lebih’ atau ‘kurang’ dari kategori yang lain (Azwar,

2003: 110). Untuk menggolongkan responden ke dalam dua kategori Intrinsik

dan Ekstrinsik, dilakukan penghitungan nilai z (z score) pada masing-masing

kategori.

Caranya adalah pertama, dilakukan pengelompokkan skor item-item yang

masuk kategori Intrinsik dan Ekstrinsik. Skor mentah masing-masing kategori

ini kemudian dikonversikan atau diubah menjadi skor atau nilai z, dengan

formula berikut (Azwar, 2003: 112);

Page 71: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

56

intrinsik

intrinsikintrinsikintrinsik S

MXZ −= dan

ekstrinsik

ekstrinsikekstrinsikekstrinsik S

MXZ

−=

Keterangan;

Z = skor z masing-masing kategori

M = skor rerata masing-masing kategori

S = nilai standar deviasi masing-masing kategori

Skor z inilah yang digunakan sebagai dasar kategorisasi Orientasi Religius.

Setelah diketahui harga skor z setiap responden pada masing-masing

kategori, kemudian ditentukan harga z minimal. Pada penelitian ini, harga z

minimal yang dipergunakan adalah 0.50. Dengan demikian, kriteria Orientasi

Religius berdasarkan penghitungan di atas adalah sebagai berikut (Azwar,

2003: 112);

Zintrinsik > 0.50 dan Zekstrinsik < 0 Intrinsik

Zekstrinsik > 0.50 dan Zintrinsik < 0 Ekstrinsik

Page 72: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

57

Tabel 4.2

Orientasi Religius

Kategori Jumlah PersentaseEkstrinsik 19 29,20%Intrinsik 9 13,80%Tak Teridentifikasi 37 56,90%Jumlah 65 100,00%

Dari tabel tersebut diketahui bahwa hanya sebesar 43% atau 28 responden

saja yang dapat terkategorikan ke dalam kedua orientasi religius dan dapat

diikutkan dalam analisis penelitian ini. Sementara sebanyak 50,56% atau 37

orang responden berada dalam kategori tak terklasifikasi, sehingga tidak

diikutkan dalam analisis penelitian ini.

4.1.3. Karakteristik responden berdasarkan komitmen organisasi

Terdapat tiga kategori komitmen organisasi yang menjadi acuan untuk

mengelompokkan responden dalam penelitian ini, yaitu tinggi, sedang, dan

rendah. Untuk menyatakan responden berada dalam satu kategori Komitmen

Organisasi, dilakukan penghitungan dengan formula berikut:

X > M + 1SD Tinggi

M + 1SD < X < M - 1SD Sedang

X < M - 1SD Rendah

Page 73: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

58

Berdasarkan penghitungan, nilai mean (rerata) yang dihasilkan adalah

sebesar 143.92 dan nilai standar deviasi adalah sebesar 20.83. Jika

dimasukkan pada formula di atas, maka akan dihasilkan rumusan

kategorisasi skor Komitmen Organisasi sebagai berikut:

X > 143.92 + 1*20.83 165 Tinggi

M + 1SD < X < M - 1SD 124 – 164 Sedang

X < 143.92 – 1*20.83 123 Rendah

Pada Tabel 4.5. berikut, diperlihatkan jumlah seluruh resonden berdasarkan

Komitmen Organisasi yang dominan;

Tabel 4.3

Komitmen Organisasi

Kategori Jumlah Persentase

Tinggi 9 13,80%Sedang 49 75,40%Rendah 7 10,80%Jumlah 65 100,00%

Dari tabel tersebut diketahui bahwa sebesar 75.4% atau 49 orang responden

terkategorikan berkomitmen Organisasi sedang, 13.8% atau 9 orang memiliki

Komitmen Organisasi tinggi, dan 10.8% atau 7 orang memiliki Komitmen

Organisasi rendah. Data responden pada variabel Komitmen Organisasi ini

Page 74: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

59

kemudian disesuaikan dengan data pada variabel Orientasi Religius, yang

artinya hanya diambil 28 orang, sesuai data pada variabel Orientasi Religius,

untuk kemudian diikutsertakan dalam analisis data.

4.2 Uji Hipotesis

Hasil penghitungan uji korelasi dengan teknik Spearman’s rho moment

dihasilkan nilai r hitung sebesar 0.245 dengan signifikansi probabilitas

sebesar 0.049. Sementara nilai taraf signifikansi yang dipergunakan dalam

penghitungan ini adalah sebesar 0.05. H0 diterima jika signifikansi

probabilitas > signifikansi 0.05. Hasil penghitungan uji korelasi Spearman

ditampilkan pada Tabel 4.4. berikut;

Tabel 4.4

Nonparametric Correlations

Orientasi Religius

Komitmen organisasi

Correlation Coefficient 1.000 .245(*)

Sig. (2-tailed) . .049

Orientasi Religius

N 65 65Correlation Coefficient .245(*) 1.000

Sig. (2-tailed) .049 .

Spearman's rho

Komitmen organisasi

N 65 65* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Karena nilai signifikansi probabilitas yang didapat (0.049) < signifikansi 0.05,

maka hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara Orientasi Religius dengan Komitmen organisasi

Page 75: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

60

ditolak. Dengan demikian hipotesis alternatif H1 yang menyatakan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara Orientasi Religius dengan

Komitmen organisasi diterima. Arah hubungan yang dihasilkan adalah positif

yang berarti bahwa semakin baik orientasi religius maka semakin meningkat

komitmen organisasi.

Page 76: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Analisis terhadap data penelitian yang telah dilakukan pada bab empat

menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat keragaman orientasi religius pada

perusahaan ESQ Leadership Center, Jakarta. Orientasi religius yang banyak

berkembang adalah orientasi religius ekstrinsik, yaitu sebesar 29,20 %.

Sementara orientasi religius intrinsik ditemukan dengan frekuensi yang lebih

sedikit dibanding dengan orientasi religius ekstrinsik, yaitu 13,60%.

Sedangkan sisanya sebesar 56,90% termasuk dalam kategori tidak

teridentifikasi karena tidak mencukupi standar skor z (z score) untuk

diikutsertakan dalam analisis penelitian ini.

Hasil penghitungan komitmen organisasi berdasarkan skor yang diperoleh

responden juga diketahui bahwa sebagian besar responden yang diikutkan

dalam analisis data memiliki komitmen organisasi sedang (75,40%).

Sementara mereka yang memiliki komitmen organisasi tinggi hanya sebagian

kecil dari jumlah mereka yang memiliki komitmen organisasi sedang, yaitu

sebesar 13,80%. Sedangkan mereka yang memiliki komitmen organisasi

rendah berjumlah lebih kecil lagi, yaitu 10,80%.

61

Page 77: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

62

Peneliti kemudian menguji hubungan antara orientasi religius dengan

komitmen organisasi. Berdasarkan penghitungan data disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara orientasi religius dengan komitmen

organisasi, karena syarat diterimanya H0 adalah signifikansi probabilitas

hitung (0.049) < signifikansi 0.05.

5.2. Diskusi

Penelitian ini memiliki hipotesis bahwa orientasi religius memiliki hubungan

yang signifikan dengan komitmen organisasi. Hipotesis ini dilandaskan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yousef (2000) mengenai Etika

Kerja Islam yang hasilnya menunjukkan adanya hubungan yang positif dalam

mempengaruhi sikap terhadap perubahan organisasi (Attitudes toward

organizational change). Yousef pada tahun 2001 juga meneliti tentang Etika

Kerja Islam (Islamic Work Ethic / IWE) yang hasilnya mengindikasikan bahwa

Etika Kerja Islam secara langsung mempengaruhi Komitmen organisasi dan

kepuasan kerja pada karyawan. (Ali, 2005: 52) Etika Kerja Islam sendiri

merupakan sebuah bentuk dari keberadaan orientasi religius pada diri

seseorang.

Dengan demikian, hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Yousef, bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

Page 78: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

63

orientasi religius dengan komitmen organisasi. Terdapatnya hubungan dalam

penelitian ini membuktikan bahwa orientasi religius seseorang memberikan

pengaruh yang kuat terhadap komitmen mereka pada organisasi.

Selain dengan orientasi religius, komitmen organisasi juga memiliki hubungan

yang erat dengan beberapa faktor selain orientasi religius, antara lain faktor

masa kerja, dan jabatan dalam perusahaan. Sesuai seperti penelitian yang

dirangkum oleh Schultz & Schultz, (1990:354) menemukan bahwa terdapat

beberapa faktor yang berhubungan dengan komitmen organisasi karyawan,

yaitu seberapa lama waktu yang telah dihabiskan seseorang dalam sebuah

perusahaan, tingkat pendidikan karyawan, dan jenjang karier yang telah

dicapai oleh seseorang dalam sebuah perusahaan.

Faktor lain yang mungkin mempengaruhi komitmen organisasi yakni

pemasalahan finansial, seperti rencana pensiun, jumlah anak-anak yang

bersekolah, memiliki sebuah rumah, dan pertemanan dalam komunitas.

(Schultz & Schultz, 1990: 354)

Penelitian lainnya menemukan faktor yang berhubungan secara signifikan

dengan komitmen organisasi dan keinginan untuk berpindah perusahaan,

yaitu usia seseorang. (Finegold, Mohrman, dan Spreitzer, 2002) Para pekerja

dengan usia di atas 30 tahun memiliki komitmen organisasi dan kepastian

Page 79: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

64

kerja yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang berusia di bawah

30 tahun. Hal ini bermakna bahwa semakin matang usia perkembangan

seseorang semakin menurun komitmen mereka terhadap pekerjaan dan

perusahaan di mana mereka bekerja.

5.3. Saran

Berdasarkan metodologi serta hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti

memberikan saran metodologis dan praktis. Saran metodologis lebih

ditujukan untuk para pembaca yang hendak meneliti permasalahan yang

sama. Sedangkan saran praktis ditujukan bagi pihak pekerja dan

perusahaan.

1. Saran Metodologis

Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pegawai ESQ LC

yang memang memiliki nilai-nilai perusahaan bernuansa Islami. Untuk

penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian

mengenai perbedaan komitmen organisasi berdasarkan orientasi religius

pada perusahaan lain yang serupa maupun yang tidak menerapkan nilai-

nilai keagamaan di dalam kinerja perusahaannya. Hal ini untuk lebih

memperdalam pemahaman apakah terdapat perbedaan tingkat komitmen

organisasi antara karyawan yang bekerja di perusahaan yang

menerapkan nilai-nilai ajaran Islam dan karyawan yang bekerja di

Page 80: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

65

perusahaan umum. Kemudian, hendaknya memasukkan variabel-

variabel lain di luar variabel yang ada dalam penelitian ini untuk

memperkaya pengetahuan mengenai faktor-faktor apa saja yang

berhubungan dengan komitmen organisasi.

Selain beberapa hal di atas, perlu diperhatikan latar belakang responden

yang hendak dijadikan sampel, seperti usia, latar belakang pendidikan,

jabatan di perusahaan, pendapatan, dan masa kerja.

2. Saran Praktis

Pihak perusahaan hendaknya lebih menyeluruh dalam menanamkan

nilai-nilai perusahaan yang berbasis pada ajaran agama kepada seluruh

pegawai, tidak saja pegawai inti, seperti trainer, melainkan juga kepada

pegawai non inti, seperti staf administrasi. Bentuk penanaman tersebut

dapat berupa pelatihan bulanan atau pada saat morning briefing. Hal ini

dilakukan untuk meningkatkan kadar komitmen pegawai pada

perusahaan.

Page 81: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

DAFTAR PUSTAKA Buku

Agus, Bustanuddin (2006). Agama Dalam Kehidupan Manusia: Pengantar

Antropologi Agama. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Allport, G.W (1968). The Person in Psychology: Selected Essay. USA:

Beacon Press.

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin (2003). Penyusunan Skala Psikologi (cet. IV). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Chaplin, James P. (2006). Kamus Lemngkap Psikologi. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Goble, Frank G. (1987). Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik A. Maslow.

Yogyakarta: Kanisius.

Kreitner, Robert. & Kinicki, Angelo (2004). Organizational Behavior. McGraw

Hill Companies, Inc.

McShane, Steven L. & Von Glinow, Mary Ann (2005), Organizational Behavior

3e. NY: McGraw Hill Companies, Inc.

Page 82: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Miner, John B. (1992). Industrial – Organizational Psychology. Singapore:

McGraw Hill Companies, Inc.

Mujib, Abdul (2006). Kepribadian dalam Psikologi Islam. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada

Nurgiantoro, Gunawan, & Marzuki, 2004. Statistik Terapan Untuk Ilmu-ilmu

Sosial (cet. Ke-4). Yogyakarta; Gadjah Mada University Press.

Quthub, Sayyid (1979). Islam & Universal Peace. Alih bahasa Hamid, Abdul

Halim. Jalan Menuju Kedamaian. Jakarta: Cahaya Press.

Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy A. (2009). Organizational Behavior

13th ed. Pearson Education, Inc.

Schultz, D.P & Schultz, S.E (1990). Psychology & Industry today: An

Introduction to Industrial & Organizational Psychology, 5th editon. Maxwell

Macmillan International Edition.

Sevilla, Consuelo G., dkk. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI

Press.

Sugiyono, Prof. Dr. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Bandung:

Alfabeta.

Sururin (2004). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Wulff, David M. (1997). Psychology of Religion Classic & Contemporary 2nd

ed. USA: Wiley & Sons, Inc.

Page 83: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Jurnal

Finegold, David. Mohrman, Susan. Spreitzer, Gretchen M. (2002). Journal of

Organizatonal Behavior, Vol. 23, p. 655-674: Age effects in the

predictors of technical workers’ commitment and willingness to turnover.

John Wiley and Sons, Ltd.

Hirschfeld, Robert R. & Feild, Hubert S. (2000) Journal of Organizatonal

Behavior vol. 21, p. 789-800: Work centrality and work alienation:

distinct aspects of a general commitment to work. Jihn Wiley & Sons,

Ltd.

Riketta, Michael (2002). Journal of Organizatonal Behavior, Vol. 23, p. 257-

266: Attitudinal organizational commitment and job performance: a

meta-analysis. John Wiley and Sons, Ltd.

Internet

Ali, Abbas (2005). Islamic Perspectives on Management and Organization.

Edward Edgar Publishing, Publikasi online:

http://books.google.com/books?id=4ZxQg1fd3HoC&lpg=PP1&pg=PA52

Page 84: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Collins, Jim (2001). Good to Great: Why Some Companies Make the Leap

and Others Don't. Publikasi online:

http://www.articlesnatch.com/Article/The-Case-for-Commitment/505186

Earnshaw, Emily L. (2000). Religious Orientation and Meaning in Life: an

Exploratory Study. Publikasi Online dari :

http://clearinghouse.missouriwestern.edu/manuscripts/172.php

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring.

http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

Mangkuprawira, Sjafri (2009). Mengatasi Masalah Karyawan dan

Karyawan Bermasalah. Publikasi online: http://indosdm.com/mengatasi-

masalah-karyawan-dan-karyawan-bermasalah

McCormick, John & Hoekman, Catherine & Smith, Denis (2000). Religious

Orientation & Locus of Control in an Australian Open Enrolment

Christian School. Publikasi Online dari:

http://www.aare.edu.au/00pap/mcc00072.htm

Meyer, J.P & Allen, N.J (1997). Commitment in the Workplace Theory,

Research and Aplication. UK: SAGE Publications Ltd. Publikasi online:

http://books.google.com/books?id=jn4VFpFJ2qQC&printsec=frontcover

Page 85: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Mosadeghrad, Ali Mohammad (2008). Health Service Management

Research, vol. 21, no. 4, p. 211-227: A study of the relationship

between job satisfaction, organizational commitment and turnover

intention among hospital employees. UK: Royal Society of Medicine

Press. Publikasi online:

http://hsmr.rsmjournals.com/cgi/content/full/21/4/211

Sikorska-Simmons, Elzbieta (2005). The Gerontologist vol. 45, p. 196-205:

Predictors of Organizational Commitment Among Staff in Assisted

Living. Publikasi online:

http://gerontologist.gerontologyjournals.org/cgi/content/full/45/2/196

Yousef, Darwish A. (2000). Human Relations, Vol. 53, No. 4, p. 513-537:

Organizational Commitment as a Mediator of the Relationship between

Islamic Work Ethic and Attitudes toward Organizational Change.

Publikasi Online: http://hum.sagepub.com/cgi/content/abstract/53/4/513

Yousef, Darwish A. (2001). Personnel Review Vol.30, no. 2, p. 152 – 169:

Islamic work ethic – A moderator between organizational commitment

and job satisfaction in a cross-cultural context. UK: MCB UP Ltd.

Publikasi Online:

http://www.emeraldinsight.com/10.1108/00483480110380325

Page 86: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Orientasi Religius

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 164.2250 139.7173 11.8202 48 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00001 160.6250 133.6250 .4596 .8989 VAR00002 160.8500 131.5667 .4734 .8985 VAR00003 160.5000 133.1795 .6068 .8977 VAR00004 160.5000 137.9487 .1003 .9032 VAR00005 160.5750 133.0712 .4360 .8990 VAR00006 160.7000 131.8051 .5977 .8972 VAR00007 160.4250 133.4814 .6487 .8977 VAR00008 160.5750 132.7635 .4580 .8987 VAR00009 160.4500 134.4590 .5179 .8987 VAR00010 160.9250 132.6353 .5730 .8977 VAR00011 160.4500 134.7154 .3487 .9001 VAR00012 160.7250 132.0506 .4929 .8983 VAR00013 160.6000 133.2205 .4977 .8984 VAR00014 160.4000 133.7846 .6498 .8979 VAR00015 160.3500 135.4641 .5311 .8991 VAR00016 160.7750 131.1532 .5577 .8974 VAR00017 160.6750 134.8404 .2345 .9024 VAR00018 160.9750 134.8968 .4543 .8992 VAR00019 160.5250 133.0250 .6050 .8977 VAR00020 161.7750 137.2045 .1294 .9033 VAR00021 161.8000 138.3179 .0386 .9057 VAR00022 161.0000 133.6410 .5271 .8984 VAR00023 161.1750 137.7378 .1158 .9030 VAR00024 161.1500 132.6436 .5614 .8978 VAR00025 162.5750 144.7122 -.3411 .9093 VAR00026 161.2750 134.8712 .2993 .9008 VAR00027 160.8750 132.6250 .5061 .8982 VAR00028 161.2750 131.6917 .4866 .8983 VAR00029 161.3250 137.1481 .1605 .9024 VAR00030 161.4500 135.6385 .2211 .9021 VAR00031 160.6250 134.4455 .3595 .9000 VAR00032 160.6750 133.3019 .4075 .8994 VAR00033 160.8000 136.2667 .2738 .9009 VAR00034 160.6000 135.9897 .2728 .9009

Page 87: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

VAR00035 160.5750 136.3532 .2049 .9020 VAR00036 160.6000 132.7590 .3757 .9000 VAR00037 160.8000 133.8564 .3460 .9003 VAR00038 160.7000 134.8308 .3943 .8996 VAR00039 160.4250 136.3532 .2313 .9015 VAR00040 160.4750 132.6147 .4986 .8983 VAR00041 160.8750 134.0609 .3403 .9003 VAR00042 161.0000 132.4103 .3803 .9000 VAR00043 160.4750 133.9481 .5494 .8983 VAR00044 160.6750 131.8660 .4475 .8989 VAR00045 160.4000 134.7077 .5443 .8987 VAR00046 160.5500 132.2538 .6635 .8970 VAR00047 160.4750 132.6147 .6842 .8971 VAR00048 160.5750 130.8147 .7846 .8957 Reliability Coefficients N of Cases = 40.0 N of Items = 48 Alpha = .9016

Page 88: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Lampiran 2. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Komitmen Kerja

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00001 180.6500 525.8744 .4851 .9394 VAR00002 180.4000 525.5795 .5177 .9392 VAR00003 181.5750 542.4045 .0915 .9411 VAR00004 181.0000 542.1026 .0788 .9414 VAR00005 181.0000 523.1795 .5218 .9391 VAR00006 181.1750 547.7378 -.0822 .9419 VAR00007 181.2500 539.9872 .1606 .9409 VAR00008 180.6750 513.0455 .7864 .9376 VAR00009 180.4000 536.1949 .2422 .9406 VAR00010 180.6000 559.2718 -.3429 .9440 VAR00011 181.5750 577.9942 -.8690 .9461 VAR00012 180.8750 550.5224 -.1358 .9429 VAR00013 181.2500 568.0897 -.5223 .9453 VAR00014 180.6500 535.3103 .2325 .9408 VAR00015 181.8500 572.3359 -.7349 .9453 VAR00016 180.3500 516.6949 .7999 .9378 VAR00017 180.7000 528.8308 .3611 .9401 VAR00018 180.7000 522.8308 .5977 .9388 VAR00019 180.7250 527.6404 .4609 .9395 VAR00020 180.3500 528.5923 .5059 .9393 VAR00021 180.0750 525.0455 .7526 .9385 VAR00022 180.4000 522.4513 .5799 .9388 VAR00023 180.4000 519.8359 .8187 .9379 VAR00024 180.2500 517.6282 .7941 .9378 VAR00025 181.4500 557.4333 -.3837 .9432 VAR00026 180.9250 547.4045 -.0650 .9422 VAR00027 180.6000 518.0410 .7694 .9379 VAR00028 180.6500 530.0282 .4294 .9397 VAR00029 180.9750 515.5635 .6672 .9382 VAR00030 180.6750 519.7122 .6641 .9384 VAR00031 180.1250 532.2147 .4575 .9396 VAR00032 180.2500 528.4487 .5607 .9391 VAR00033 180.2750 518.8199 .8095 .9379 VAR00034 180.1000 523.5795 .7118 .9385 VAR00035 180.3250 526.2250 .5407 .9391 VAR00036 180.1750 528.5071 .5035 .9393 VAR00037 180.4500 511.7923 .8628 .9372 VAR00038 180.9250 508.5840 .8095 .9373

Page 89: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

VAR00039 179.9000 530.5538 .5788 .9392 VAR00040 180.4250 530.7635 .5453 .9393 VAR00041 179.9000 525.7333 .6641 .9387 VAR00042 180.1000 521.8872 .6572 .9385 VAR00043 180.2250 521.8199 .7741 .9382 VAR00044 180.4500 516.4077 .8012 .9377 VAR00045 181.6500 538.5410 .2201 .9406 VAR00046 180.9750 542.0763 .0579 .9420 VAR00047 181.5000 540.0513 .1226 .9413 VAR00048 181.0750 524.9942 .4511 .9396 VAR00049 180.6750 519.3532 .6489 .9384 VAR00050 180.7000 520.9846 .6234 .9386 VAR00051 180.6500 514.0282 .7435 .9378 VAR00052 180.6250 530.0865 .4142 .9397 VAR00053 180.8000 524.5231 .5135 .9392 VAR00054 180.0750 530.3788 .4802 .9395 VAR00055 180.5250 519.5891 .7653 .9381 VAR00056 180.1750 528.8147 .5962 .9391 VAR00057 180.7250 524.3583 .5502 .9390 VAR00058 180.3500 519.8744 .7798 .9380 VAR00059 180.6500 520.8487 .7335 .9382 VAR00060 180.5250 523.8968 .7081 .9385 VAR00061 180.5750 519.7378 .7319 .9382 VAR00062 180.9500 522.1000 .7417 .9383 VAR00063 181.0500 529.9462 .4403 .9396 VAR00064 180.9750 532.8968 .3062 .9403 VAR00065 180.6000 521.1692 .6233 .9386 VAR00066 180.6500 526.8487 .5486 .9391 Reliability Coefficients N of Cases = 40.0 N of Items = 66 Alpha = .9405

Page 90: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Lampiran 3. Uji Normalitas dan Homogenitas Explore Descriptives Statistic Std. Error

Mean 127.2462 1.22259Lower Bound 124.8037 95% Confidence

Interval for Mean Upper Bound 129.6886

5% Trimmed Mean 127.5684 Median 129.0000 Variance 97.157 Std. Deviation 9.85684 Minimum 104.00 Maximum 144.00 Range 40.00 Interquartile Range 13.5000 Skewness -.501 .297

Orientasi Religius

Kurtosis -.416 .586Mean 143.9231 2.58344

Lower Bound 138.7621 95% Confidence Interval for Mean Upper Bound

149.0841

5% Trimmed Mean 144.6667 Median 143.0000 Variance 433.822 Std. Deviation 20.82840 Minimum 68.00 Maximum 191.00 Range 123.00 Interquartile Range 23.0000 Skewness -.658 .297

Komitmen Kerja

Kurtosis 2.270 .586

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Orientasi Religius .110 65 .050 .964 65 .055Komitmen Kerja .132 65 .007 .949 65 .010

a Lilliefors Significance Correction

Page 91: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Based on Mean .756 1 63 .388Based on Median .273 1 63 .603Based on Median and with adjusted df .273 1 57.192 .603

Orientasi Religius

Based on trimmed mean .584 1 63 .447

Based on Mean 1.035 1 63 .313Based on Median 1.124 1 63 .293Based on Median and with adjusted df 1.124 1 53.772 .294

Komitmen Kerja

Based on trimmed mean 1.009 1 63 .319

Page 92: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Orientasi Religius

150140130120110100

3

2

1

0

-1

-2

-3

150140130120110100

.3

.2

.1

0.0

-.1

-.2

-.3

-.4

Page 93: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Komitmen Kerja

2001801601401201008060

3

2

1

0

-1

-2

-3

2001801601401201008060

.5

0.0

-.5

-1.0

-1.5

-2.0

Page 94: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Lampiran 4. Uji Korelasi Nonparametrik

Correlations

Orientasi Religius

Komitmen Kerja

Correlation Coefficient 1.000 .245(*)

Sig. (2-tailed) . .049

Orientasi Religius

N 65 65Correlation Coefficient .245(*) 1.000

Sig. (2-tailed) .049 .

Spearman's rho

Komitmen Kerja

N 65 65* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 95: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Lampiran 5. Nilai-nilai Kritis Koefisiensi Korelasi Peringkat Spearman (rho)

Taraf Signifikansi Taraf Signifikansi N

5% 1% N

5% 1%

5 6 7 8 9

10 12 14

1,000 0,886 0,786 0,738 0,683 0,648 0,591 0,544

-

1,000 0,929 0,881 0,833 0,794 0,777 0,715

1618202224262830

0,506 0,475 0,450 0,428 0,409 0,392 0,377 0,364

0,665 0,625 0,591 0,562 0,537 0,515 0,496 0,478

Sumber : Burhan Nurgiantoro (2002). Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-

ilmu Sosial. Yogyakarta; Gadjah Mada University Press.

Page 96: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Lampiran 6. Skala Komitmen Kerja

KUESIONER PENELITIAN

Angket penelitian ini dimaksudkan untuk pengumpulan data guna

penyusunan Tugas Akhir perkuliahan di fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta oleh Jelita Zuliani Putri. Atas bantuan dan

kesediannya, penulis ucapkan banyak terima kasih.

DATA RESPONDEN

Mohon kesediaan anda untuk mengisi data-data di bawah ini sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya dengan memberikan tanda checklist ( √ ).

1. Nama : ..................................

2. Jenis kelamin : ( ..... ) L / ( ..... ) P

3. Usia : .......................... Tahun

Petunjuk Pengisian :

Jawaban anda cukup memberikan tanda checklist ( √ ) pada kolom pilihan

yang tersedia di samping kanan pernyataan.

masing-masing pernyataan ini mengandung jawaban pilihan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Page 97: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

ITEM SS S TS STS

Kebutuhan hidup saya dapat terpenuhi dari insentif yang saya terima dari perusahaan ini

Saya tidak perlu bekerja terlalu berat untuk perusahaan ini

Saya dapat dengan mudah memperoleh pekerjaan lain Perusahaan ini pantas mendapatkan kesetiaan saya

Terlalu banyak yang sudah saya korbankan jika harus keluar dari perusahaan ini

Saya tidak perduli dengan omongan orang jika saya ingin meninggalkan perusahaan ini

Tidak masalah bagi saya untuk meninggalkan perusahaan dalam waktu dekat ini

Meskipun sangat ingin, saya sungkan meninggalkan perusahaan ini

Tidak dapat dinilai dengan uang apa yang telah saya lakukan untuk perusahaan ini

Hal-hal normatif tidak menjadi penghalang bagi saya untuk pindah ke perusahaan yang lebih menguntungkan

Uang tunjangan dari perusahaan cukup untuk menggantikan pengorbanan yang saya berikan untuk perusahaan

Perusahaan ini tidak dapat menunjang seluruh kebutuhan saya

Tidak pantas rasanya jika saya ingin meninggalkan perusahaan sekarang ini

Jika saya belum terlibat terlalu jauh di perusahaan ini, saya lebih memilih bekerja di perusahaan lain

Perusahaan ini tidak dapat menahan saya untuk pindah ke perusahaan lain

Hanya sedikit yang saya korbankan untuk perusahaan ini

Page 98: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

walaupun saya memungkinkan untuk mendapatkan yang lebih menguntungkan, saya merasa tidak benar jika harus meninggalkan perusahaan ini

Saya mengharapkan tunjangan yang besar jika harus keluar dari perusahaan ini

Saya tidak perduli dengan segala hal yang menahan saya untuk meninggalkan perusahaan ini

Saya tidak khawatir jika saya harus berhenti bekerja dari perusahaan ini walaupun tidak ada pekerjaan lain di luar sana

Saya masih bertahan dalam perusahaan ini karena terpaksa

Di perusahaan ini, kebutuhan hidup saya tidak terpenuhi

Tidak menjadi beban bagi saya jika ingin meninggalkan perusahaan dalam sekarang ini

Saya akan segera menerima jika ditawarkan bekerja di perusahaan lain

Seperti manusia tidak bermoral jika saya mengundurkan diri dari perusahaan sekarang ini

Salah satu alasan utama saya terus bekerja di perusahaan ini adalah keuntungan yang belum tentu saya dapatkan dari perusahaan lain

Sudah menjadi hal yang lumrah jika saya meninggalkan perusahaan ini

Saya bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari perusahaan lain

saya akan merasa bersalah jika meninggalkan perusahaan ini

Jika ada masalah dalam perusahaan, saya merasa sepertinya itu adalah masalah saya sendiri

Banyak orang yang dapat menggantikan posisi saya dalam perusahaan ini

Page 99: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Lebih penting masalah pribadi saya dibandingkan dengan masalah perusahaan

Saya berhutang banyak kepada perusahaan saya

Hanya saya yang bisa mengerjakan apa yang saya kerjakan dalam perusahaan ini

Orang-orang yang bekerja dalam perusahaan ini sudah seperti keluarga bagi saya

Tidak ada pengaruhnya bagi perusahaan jika saya mengundurkan diri

Hubungan saya dengan teman-teman satu perusahaan hanya sebatas jam kerja saja

Perusahaan ini akan kacau jika saya tinggalkan Saya memiliki ikatan emosional yang kuat dengan perusahaan ini

Saya tidak merasa punya kewajiban untuk tetap berada dalam perusahaan ini.

Saya tidak merasa terikat secara emosional dengan perusahaan ini

Saya tidak akan meninggalkan perusahaan ini karena saya merasa memiliki tanggung jawab yang besar

Saya suka berdiskusi tentang perusahaan saya dengan orang luar

Keluarga akan terlantar, jika saya meninggalkan perusahaan ini

Saya tidak perduli sukses atau tidaknya perusahaan saya yang terpenting adalah saya tetap digaji

Saya enggan menceritakan tentang perusahaan saya kepada orang lain

Saya ingin ikut andil dalam suksesnya perusahaan

Saya rela mengorbankan waktu libur saya demi kepentingan perusahaan

Saya enggan mengerjakan pekerjaan yang bukan tugas saya

Page 100: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Saya sangat tidak suka jika diminta atasan untuk lembur karena mengganggu waktu istirahat

Saya sangat senang jika dapat bermanfaat untuk perusahaan

Hanya di perusahaan ini saya mau mengerahkan semua energi yang saya miliki

Saya ingin memiliki pengalaman bekerja di perusahaan lain

Saya bisa saja terikat dengan perusahaan lain seperti saya terikat dengan perusahaan ini

Saya merasa tidak perlu menggantikan apa yang perusahaan telah berikan kepada saya

Saya sangat bahagia jika saya dapat menghabiskan seluruh karir dalam perusahaan ini

Saya memiliki visi misi yang sama dengan perusahaan ini

Nilai-nilai perusahaan hanya cukup saya ketahui Perbedaan visi misi perusahaan tidak jadi masalah bagi saya

Nilai-nilai hidup saya sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam perusahaan ini

Saya rela berkorban demi tercapainya visi dan misi perusahaan

Saya tidak perduli dengan visi misi perusahaan

Usaha saya yang lain masih dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga jika harus keluar dari perusahaan ini

Saya akan memberikan segala yang saya bisa berikan sebagaimana yang telah perusahaan berikan pada saya selama ini

Saya tidak memiliki alternatif lain selain berada tetap pada perusahaan ini

Page 101: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Lampiran 7. Skala Orientasi Religius

KUESIONER PENELITIAN

Angket penelitian ini dimaksudkan untuk pengumpulan data guna

penyusunan Tugas Akhir perkuliahan di fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta oleh Jelita Zuliani Putri. Atas bantuan dan

kesediannya, penulis ucapkan banyak terima kasih.

DATA RESPONDEN

Mohon kesediaan anda untuk mengisi data-data di bawah ini sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya dengan memberikan tanda checklist ( √ ).

1. Nama : ..................................

2. Jenis kelamin : ( ..... ) L / ( ..... ) P

3. Usia : .......................... Tahun

Petunjuk Pengisian :

Jawaban anda cukup memberikan tanda checklist ( √ ) pada kolom pilihan

yang tersedia di samping kanan pernyataan.

masing-masing pernyataan ini mengandung jawaban pilihan :

SS : Sangat Sesuai

S : Sesuai

TS : Tidak Sesuai

STS : Sangat Tidak Sesuai

Page 102: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

ITEM SS S TS STS

Dengan berzikir saya merasa aman

Dengan sholat, semua permasalahan dapat saya hadapi dengan baik

Saya melakukan solat untuk memperoleh ketentraman hidup

Saya melakukan Solat Istikharah untuk mengatasi kebingungan dalam memilih

Saya yakin semua yang tertera dalam al-Qur'an dapat menuntun saya mengatasi keraguan dalam hidup

Kegalauan hati saya hilang ketika saya berzikir

Saya yakin jika mengingat Allah, maka Allah akan melindungi

Jika saya berdoa, Allah pasti akan melindungi

Saya yakin dengan beribadah akan dijauhkan dari marabahaya

Saya mengikuti kelompok pengajian agar menjadi bagian dari sebuah komunitas yang islami

Saya ikut organisasi islam agar selalu berada di jalan yang benar

Organisasi Islam adalah tempat terpenting untuk membuat hubungan sosial saya

Ketika azan berkumandang, saya segera menghentikan aktivitas dan segera berwudhu

Dimanapun saya berada, saya segera mencari tempat untuk solat tepat pada waktunya

Saya suka berlama-lama ketika solat

Doa-doa yang saya ucapkan ketika sendiri terbawa dalam praktik kehidupan sehari-hari

Page 103: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Dalam beraktivitas, saya mendasarkannya pada ajaran-ajaran Rasul Saw.

Dalam mencari nafkah, saya hanya mau menerima rejeki yang halal sesuai dengan ajaran agama

Sebisa mungkin saya hanya mengikuti aturan-aturan yang tertera dalam kitab suci al-Qur'an

Saya menjalani setiap aspek kehidupan sesuai dengan aturan agama

Karena Allah memperhatikan, saya melaksanakan aktivitas berdasarkan ajaran-Nya

Saya berusaha keras untuk membawa keagamaan dalam segala urusan hidup

Setiap aktivitas sehari-hari, saya niatkan untuk ibadah

Keyakinan religius saya yang mendasari segala permasalahan hidup

Rasa aman tidak saya peroleh dari ibadah

Menurut saya, solat hanya membuang-buang waktu saja

Solat tidak memiliki pengaruh apa-apa bagi saya

Saya merasa solat Istikharah tidak mampu menjawab permasalahan yang saya hadapi

Al-Qur'an tidak sesuai dengan perkembangan zaman, karena itu saya enggan mengikuti aturan-aturan yang ada dalam Al-Qur'an

Ketika dalam keadaan galau, saya tidak pernah perduli dengan anjuran-anjuran agama.

Saya ragu Allah akan menyelamatkan saya ketika saya dalam bahaya

Saya berdoa, hanya ketika saya dalam keadaan bahaya

Bencana dan marabahaya tidak dapat saya hindari walaupun saya sudah berdoa

Page 104: HUBUNGAN ORIENTASI RELIGIUS DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18591/1/JELITA... · berbeda-beda pada diri karyawan, orientasi religius adalah salah satu

Saya merasa kurang nyaman dengan komunitas yang terlalu islami

Organisasi islam terlalu kuno untuk saya ikuti Hubungan sosial yang baik dapat saya peroleh dimana saja

Solat saya lakukan ketika pekerjaan saya sudah selesai

Saya melakukan solat sesampainya di rumah setelah pulang beraktivitas

Saya tidak pernah berdoa seusai solat

Agama apapun itu tidak terlalu penting selama saya menjalani hidup dengan moral yang baik

Cukup dengan mengikuti ajaran dari orang tua, maka hidup saya akan sejahtera

Tidak masalah bagi saya untuk mengesampingkan aturan-aturan agama demi kesejahteraan ekonomi keluarga

Kitab suci al-Qur'an hanya sekedar buku yang bersejarah bagi saya

Aturan agama bagi saya hanya cukup untuk diketahui saja Saya beribadah agar terlihat rajin oleh teman-teman saya

Terlalu membebani jika saya harus membawa aturan agama dalam kehidupan sehari-hari

Agama hanya sekedar formalitas bagi saya

Untuk mencapai kehidupan yang damai di dunia, agama tidak lebih penting dari HAM