hubungan muntah dengan diare lalalala

3
HUBUNGAN MUNTAH DENGAN DIARE Air tubuh total secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, sebagian besar air tubuh total berada di dalam sel atau disebut juga cairan intraseluler. Sedangkan sisanya berada di luar sel atau disebut cairan ekstraseluler. Cairan ekstraseluler ini dibagi lagi menjadi cairan interstisial, dimana cairan terletak antara sel-sel, dan cairan intravaskular atau plasma darah (Price, 2012). Di dalam cairan terdapat berbagai macam elektrolit dalam komposisi yang seimbang konsentrasinya. Pada cairan ekstraseluler, kation utamanya adalah Natrium serta anionnya adalah Klorida, serta Bikarbonat. Sedangkan untuk cairan intraseluler, kation utamanya adalah Kalium dan anionnya adalah Fosfat. Natrium berfungsi untuk mengatur volume cairan tubuh total dan Kalium berfungsi untuk mengendalikan volume sel (Price, 2012). Rasa haus dan hormon antidiuretik mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Gunanya adalah untuk mempertahankan isoosmotik plasma. Sedangkan keseimbangan natrium diatur oleh aldosteron yang berguna untuk mengatur volume cairan ekstraselular serta perfusi jaringan (Price, 2012). Osmolalitas plasma yang meningkat akan mempengaruhi munculnya rasa haus serta pelepasan hormon antidiuretik. Kombinasi hal ini merangsang pemasukan air dan mengubah permeabilitas duktus ginjal sehingga akan terjadi peningkatan penyerapan kembali air. Sedangkan osmolalitas plasma yang menurun akan mengakibatkan hilangnya rasa haus dan pelepasan hormon antidiuretik. Faktor lain, yaitu kehilangan volume cairan ekstraseluler dalam jumlah banyak akan langsung memicu rasa haus dan pelepasan anti diuretik

Upload: denalia-aurika

Post on 21-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

lalalaeyeyeye

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Muntah Dengan Diare lalalala

HUBUNGAN MUNTAH DENGAN DIARE

Air tubuh total secara umum dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, sebagian besar air tubuh total berada di dalam sel atau disebut juga cairan intraseluler. Sedangkan sisanya berada di luar sel atau disebut cairan ekstraseluler. Cairan ekstraseluler ini dibagi lagi menjadi cairan interstisial, dimana cairan terletak antara sel-sel, dan cairan intravaskular atau plasma darah (Price, 2012).

Di dalam cairan terdapat berbagai macam elektrolit dalam komposisi yang seimbang konsentrasinya. Pada cairan ekstraseluler, kation utamanya adalah Natrium serta anionnya adalah Klorida, serta Bikarbonat. Sedangkan untuk cairan intraseluler, kation utamanya adalah Kalium dan anionnya adalah Fosfat. Natrium berfungsi untuk mengatur volume cairan tubuh total dan Kalium berfungsi untuk mengendalikan volume sel (Price, 2012).

Rasa haus dan hormon antidiuretik mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Gunanya adalah untuk mempertahankan isoosmotik plasma. Sedangkan keseimbangan natrium diatur oleh aldosteron yang berguna untuk mengatur volume cairan ekstraselular serta perfusi jaringan (Price, 2012).

Osmolalitas plasma yang meningkat akan mempengaruhi munculnya rasa haus serta pelepasan hormon antidiuretik. Kombinasi hal ini merangsang pemasukan air dan mengubah permeabilitas duktus ginjal sehingga akan terjadi peningkatan penyerapan kembali air. Sedangkan osmolalitas plasma yang menurun akan mengakibatkan hilangnya rasa haus dan pelepasan hormon antidiuretik. Faktor lain, yaitu kehilangan volume cairan ekstraseluler dalam jumlah banyak akan langsung memicu rasa haus dan pelepasan anti diuretik hormon (Price, 2012). Inilah penyebab mengapa pada dehidrasi terjadi peningkatan rasa haus dan anuria atau oligouria.

Terdapat beberapa penyebab timbulnya muntah saat diare, di antaranya adalah:

1. Hiponatremia (Marcdante, 2014).Pada diare, terjadi peningkatan ekskresi air melalui feses. Hal ini menyebabkan terbuangnya banyak natrium sehingga seseorang akan mengalami hiponatremia. Osmolalitas cairan ekstraseluler dapat mengalami penurunan akibat hiponatremia. Akibat adanya tekanan osmotik, cairan dari ekstraseluler akan berpindah ke ruang intraselular. Volume cairan intraseluler yang meningkat akan menyebabkan akumulasi cairan sehingga sel akan menjadi bengkak. Pembengkakan sel, terutama di otak, dapat memicu pusat muntah di medula oblongata dan akan menjadi manifestasi utama gejala hiponatremia, yaitu mual dan muntah.

2. Iritasi mukosa saluran gastrointestinal (Price, 2012).Muntah merupakan suatu reaksi yang akan menyebabkan dorongan isi lambung atau usus atau keduanya ke mulut. Pusat muntah akan menerima stimulus dan koreteks serebral,

Page 2: Hubungan Muntah Dengan Diare lalalala

organ vestibulo-okuler, chemoreceptor trigger zone (CTZ), dan serabut aferen, termasuk dari saluran gastrointestinal. Pusat muntah terletak pada medula oblongata di dasar ventrikel keempat. Rangsangan muntah dari serabut aferen oleh rangsangan nervus vagus, saraf simpatis, atau iritasi mukosa akibat infeksi yang terjadi saat diare, akan menimbulkan rangsang muntah melalui jalur CTZ.

3. Kelebihan kalium (Price, 2012).Masih belum terdapat mekanisme jelas mengenai hiperkalemia. Hal yang dapat terjadi adalah diare akan menyebabkan asidosis metabolik dimana terjadi penurunan pada kadar bikarbonat di plasma (cairan ekstraseluler). Kondisi ini akan meningkatkan eksresi ion Hidrogen dan menurunkan ekskresi ion Kalium, sehingga akan terjadi hiperkalemia.

DAPUS:Price SA, Wilson LM. (2012). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6. ECG: Jakarta Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrman RE. (2014). Nelson ilmu kesehatan anak esensial. Edisi keenam. Elsevier: Singapore.