hubungan sumber air tercemar dengan kejadian diare pada balita

50
A. LEMBAR UTAMA 1. Judul Penelitian HUBUNGAN SUMBER AIR TERCEMAR DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BUKIT HINDU PALANGKA RAYA PADA BULAN JANUARI SAMPAI JULI 2013 2. Nama Peneliti Nama: Ismul Bahiyih NIM: FAA 112 027 3. Pembimbing Penelitian Nama : Sakinah, SKM Departemen : Program Studi Pendidikan Dokter 4. Kata Kunci Diare Sumber air tercemar Balita Sumber air tidak tercemar 5. Jangka Waktu Penelitian dan Anggaran PROPOSAL PENELITIAN MODUL RISET PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 1

Upload: yurike-natalie-lengkong

Post on 21-Jan-2016

573 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

diare

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

A. LEMBAR UTAMA1. Judul Penelitian

HUBUNGAN SUMBER AIR TERCEMAR DENGAN

KEJADIAN DIARE PADA BALITA

DI PUSKESMAS BUKIT HINDU PALANGKA RAYA PADA BULAN JANUARI

SAMPAI JULI 2013

2. Nama Peneliti

Nama: Ismul Bahiyih NIM: FAA 112 027

3. Pembimbing Penelitian

Nama : Sakinah, SKM

Departemen : Program Studi Pendidikan Dokter

4. Kata Kunci

Diare Sumber air tercemar

Balita Sumber air tidak tercemar

5. Jangka Waktu Penelitian dan Anggaran 7 Bulan

Satu Tahun

7 Bulan : Rp 3.620.000,-

Tahun ke-1 : Rp

PROPOSAL PENELITIAN MODUL RISETPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERUNIVERSITAS PALANGKA RAYAJalan Hendrik Timang Komplek UNPAR

1

Page 2: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

6. Sumber Dana PenelitianPenelitian ini menggunakan dana dari:

Pribadi

7. Tempat PenelitianNama : Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya

Alamat : Jl. Kinibalu No. 69 Palangka Raya 73111

Telepon : (0536) 3226244

B. LEMBAR PERNYATAAN DAN PENGESAHAN8. Pernyataan PenelitiDengan ini kami menyatakan: a. Penelitian dengan judul seperti tertera pada lembar utama nomor 1

merupakan penelitian orisinil bukan plagiat. b. Sepakat untuk melakukan penelitian dengan judul seperti tertera pada lembar

utama nomor 1.

Peneliti

Ismul Bahiyih

Tanda Tangan Tanggal

1 Januari 2013

9. Pengesahan Ketua Penanggung Jawab Modul Riset dan Pembimbing yang Bertanggung Jawab

Nama Penanggung Jawab Modul Riset

Fatmaria, S.Farm., Apt

Tanda Tangan

Nama Pembimbing

Sakinah, SKM

Tanda Tangan

2

Page 3: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

C. LEMBAR URAIAN PENELITIAN10. Latar Belakang Masalah

Diare seringkali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat

global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO,

diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun. Menurut data Badan

Kesehatan Dunia (WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita

di seluruh dunia.1

Diare merupakan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan

yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan

bentuk tinja yang encer atau cair (Yuliani dan Suradi 2006 hal. 80). Di

seluruh dunia setiap tahun 1,6 juta anak meninggal dunia karena diare. Jadi,

setiap 30 detik satu anak meninggal dunia karena sakit perut ini.2

Faktor risiko yang sangat berpengaruh untuk terjadinya diare pada

balita yaitu status kesehatan lingkungan (penggunaan sarana air bersih,

jamban keluarga, pembuangan sampah, pembuangan air limbah) dan perilaku

hidup sehat dalam keluarga. Sedangkan secara klinis penyebab diare dapat

dikelompokkan dalam enam kelompok besar yaitu infeksi (yang meliputi

infeksi bakteri, virus dan parasit), malabsorpsi, alergi, keracunan (keracunan

bahan-bahan kimia, keracunan oleh racun yang dikandung dan diproduksi

baik jazad renik, ikan, buah-buahan, sayur-sayuran, algae dll), imunisasi,

defisiensi dan sebab-sebab lain.3 Faktor lingkungan yang paling dominan

yaitu sarana pembuangan air bersih dan tinja, kedua faktor berinteraksi

bersama dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat

karena tercemar kuman diare serta terakumulasi dengan perilaku manusia

yang tidak sehat, maka penularan diare dapat dengan mudah terjadi.

Sumber air yang sering digunakan oleh masyarakat adalah : air

permukaan yang merupakan air sungai, dan danau. Air tanah yang tergantung

kedalamannya bisa disebut air tanah dangkal atau air tanah dalam. Air

angkasa yaitu air yang berasal dari atmosfir seperti hujan dan salju.

3

Page 4: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Air dapat juga menjadi sumber penularan penyakit. Peran air dalam

terjadinya penyakit menular dapat berupa, air sebagai penyebar mikroba

patogen, sarang insekta penyebar penyakit, bila jumlah air bersih tidak

mencukupi, sehingga orang tidak dapat membersihkan dirinya dengan baik,

dan air sebagai sarang hospes sementara penyakit.7

Data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2002 menunjukkan bahwa

angka kesakitan diare berdasarkan propinsi terjadi penurunan dari tahun

1999-2001. Pada tahun 1999 angka kesakitan diare sebesar 25,63 per 1000

penduduk menurun menjadi 22,69 per 1000 penduduk pada tahun 2000 dan

12,00 per 1000 penduduk pada tahun 2001. Sedangkan berdasarkan profil

kesehatan Indonesia 2003, penyakit diare menempati urutan kelima dari 10

penyakit utama. Berdasarkan data tahun 2003 terlihat bahwa frekuensi

kejadian luar biasa (KLB) penyakit diare sebanyak 92 kasus dengan 3865

orang penderita, 113 orang meninggal, dan Case Fatality Rate (CFR) 2,92%

3.4 Pada tahun 2008 dilaporkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare

di 15 provinsi dengan jumlah penderita sebanyak 8.443 orang, jumlah

kematian sebanyak 209 orang atau Case Fatality Rate (CFR) sebanyak

2,48%. Hal tersebut utamanya disebabkan oleh rendahnya ketersediaan air

bersih, sanitasi yang buruk dan perilaku hidup tidak bersih. (Profil Kesehatan

Indonesia, 2008).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), diperkirakan di

Indonesia sekitar 31.200 anak balita meninggal setiap tahun karena infeksi

diare. Menkes tersebut mengatakan, data yang dimiliki Kemenkes

menunjukkan bahwa diare menjadi penyebab kematian bayi dan balita kedua

terbanyak setelah pneumonia. Data tersebut tidak jauh berbeda dengan

laporan yang disampakan UNICEF di semester kedua tahun 2012 ini.4

Data terakhir menunjukkan bahwa kualitas air minum yang buruk

menyebabkan 300 kasus diare per 1000 penduduk. Sanitasi yang buruk

dituding sebagai penyebab banyaknya kontaminasi bakteri E.coli dalam air

bersih yang dikonsumsi masyarakat. Bakteri E.coli mengindikasikan adanya

4

Page 5: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

pencemaran tinja manusia. Kontaminasi bakteri E.coli terjadi pada air tanah

yang banyak disedot penduduk di perkotaan, dan sungai yang menjadi sumber

air baku di PDAM pun tercemar bakteri ini.5

Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang Dinas Kesehatan

Kalimantan Tengah 2010, jumlah penderita diare sebanyak 52.278 orang dan

14.493 atau sebesar 28 % diantaranya adalah balita. Secara keseluruhan

dilaporkan 10 penyakit diare yang meninggal dunia. Untuk penderita  diare,

masih menurut data hasil survailans, paling banyak diderita oleh warga

berusia antara 1-4 tahun atau yang masih tergolong balita. Pada usia ini,

jumlah penderita adalah sebanyak 7.379 orang. Data surveilens juga

menyebutkan penderita diare dari warga Kalimantan Tengah yang berusia 5-9

tahun mencapai 2.955, usia 10-14 tahun sebanyak 1.746 orang, usia 15-19

tahun sebanyak 1.467, usia 55-59 tahun sebanyak 856 orang, usia 60-69 tahun

sebanyak 1.125 orang dan diatas usia 70 tahun sebanyak 554 orang.5

Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah pada

bulan Agustus – November 2012 menyatakan bahwa prevalensi kejadian

diare pada balita yang paling tinggi terdapat di Puskesmas Bukit Hindu

Palangka Raya. Oleh karena hasil dari data - data diatas, sehingga penelitian

dilakukan agar dapat memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa betapa

pentingnya untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menggunakan sumber

air yang tidak tercemar dari limbah - limbah agar terhindar dari diare.

11. Identifikasi Masalah dan Pertanyaan Penelitian11.1 Pertanyaan Penelitian

1. Apakah terdapat hubungan antara sumber air tercemar dengan

kejadian diare pada balita di Puskesmas Bukit Hindu Palangka

Raya Tahun 2013?

2. Berapa prevalensi balita yang menderita diare akibat

5

Page 6: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

mengkonsumsi sumber air tercemar di Puskesmas Bukit Hindu

Palangka Raya Tahun 2013?

11.2 Hipotesis

H1 = Ada hubungan antara sumber air tercemar dengan kejadian

diare pada balita di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya Tahun

2013

H0 = Tidak ada hubungan antara sumber air tercemar dengan

kejadian diare pada balita di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya

Tahun 2013.

12. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus serta Manfaat Penelitian12.1 Tujuan Umum:

Untuk mengetahui hubungan sumber air tercemar dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya Tahun 2013.

12.2 Tujuan Khusus:

1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara sumber air tercemar dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya Tahun 2013

2. Untuk mengetahui prevalensi balita yang teserang diare akibat sumber air tercemar pada balita di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya Tahun 2013

12.3 Manfaat Penelitian:

a. MasyarakatDengan adanya penelitian ini, diharapkan agar masyarakat dapat mengetahui bahaya pengguna sumber air tercemar yang dapat mengakibatkan diare, terutama pada balita yang masih sangat rentan terserang oleh penyakit. Serta dapat menjaga kebersihan lingkungan dan selalu menggunakan air yang bersih untuk keperluan sehari-hari agar terbebas dari kuman penyakit.b. Institusi

6

Page 7: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi petugas kesehatan guna meningkatkan mutu pelayanan untuk mengurangi prevalensi kejadian diare akibat sumber air yang tercemar.Sedangkan bagi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Palangka Raya, dapat dijadikan bahan untuk menentukan metode pembelajaran mengenai hubungan sumber air tercemar dengan kejadian diare pada balita dan juga sebagai bahan pustaka bagi pembaca.c. PenelitiMenambah pengetahuan dan wawasan sehingga peneliti bisa memberikan informasi mengenai bahaya penggunaan sumber air yang tercemar dengan kejadian diare.

13. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Konsep13.1 Diare

13.1.1 Pengertian Diare3

Diare atau penyakit diare (Diarrheal disease) berasal dari

7

Page 8: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

bahasa Yunani yaitu “diarroi” yang berarti mengalir terus,

merupakan keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang terlalu

frekuen. Diare adalah penyakit dengan buang air besar lembek/ cair

bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari

biasanya (biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari).

13.1.2 Etiologi Diare5

Diare disebabkan faktor infeksi, malabsorbsi (gangguan

penyerapan gizi), makanan dan lingkungan :

a. Faktor Infeksi

Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare

pada anak. Jenis-jenis infeksi yang umumnya menyerang antara lain:

1). Infeksi oleh bakteri Escherichia coli, Salmonella thyposa,

Vibrio cholera (kolera) dan serangan bakteri lain yang

jumlahnya berlebihan dan patogenik seperti pseudomas;

2). Infeksi basil (disentri);

3). Infeksi virus rotavirus;

4). Infeksi parasit oleh cacing (Ascaris lumbricoides);

5). Infeksi jamur (Candida albican); dan

6). Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis

dan radang tenggorokan

b. Faktor Malabsorbsi

Faktor malabsorbsi dibagi menjadi dua yaitu malabsorbsi

karbohidrat dan lemak. Malabsorbsi karbohidrat, pada bayi

kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula dapat

menyebabkan diare. Malabsorbsi lemak terjadi bila dalam makanan

terdapat lemak yang disebut triglyserida. Triglisserida, dengan

bantuan kelenjar lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang

siap diabsorbsi usus. Jika tidak terdapat lipase dan terjadi kerusakan

mukosa usus, diare dapat muncul karena lemak tidak terserap

8

Page 9: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

dengan baik.

c. Faktor Makanan

Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang

terkontaminasi, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah

(sayuran) dan kurang matang. Makanan yang terkontaminasi jauh

lebih mudah mengakibatkan diare pada balita. Racun didefinisikan

sebagai zat yang menyebabkan luka, sakit, dan kematian organisme

biasanya dengan reaksi kimia atau aktivitas lainnya dalam skala

molekul.

d. Lingkungan

Ada dua faktor yang dominan yang mengakibatkan diare yaitu

sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan

berinteraksi dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan

tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan

perilaku yang tidak sehat pula.

13.1.3 Jenis Diare6

a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari

(umumnya kurang dari 7 hari). Gejala dan tanda sudah berlangsung

< 2 minggu sebelum datang berobat. Akibat diare akut adalah

dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama

kematianbagi penderita diare.

b. Diare kronik, yaitu diare yang gejala dan tanda sudah berlangsung

> 2 minggu sebelum datang berobat atau sifatnya berulang.

c. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat

dari disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat,

kemungkinan terjadi komplikasi pada mukosa.

d. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari

secara terus menerus. Akibat dari diare persisten adalah penurunan

9

Page 10: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

berat badan dan gangguan metabolisme.

13.1.4 Gejala Diare 7

Diare dapat menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan

elektrolit, terutama natrium dan kalium dan sering disertai dengan

asidosis metabolik. Dehidrasi dapat diklasifikasikan berdasarkan

defisit air dan atau keseimbangan serum elektrolit. Setiap kehilangan

berat badan yang melampaui 1% dalam sehari merupakan hilangnya

air dari tubuh. Kehidupan bayi jarang dapat dipertahankan apabila

defisit melampaui 15%.7

Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan

frekuensi empat kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai:

muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu makan, darah dan

lendir dalam kotoran, rasa mual dan muntah-muntah dapat

mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa

secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam,

penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula

mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain

seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit

kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan

tinja mengandung darah atau demam tinggi.

13.1.5 Komplikasi Diare9

Diare dapat menyebabkan :

1. Dehidrasi, akibat kehilangan air (output) lebih banyak

dibandingkan masukan air (input)

2. Gangguan keseimbangan asam-basa (metabolik asidosis) karena:

a. Kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja

b. Ketosis kelaparan

c. Penimbunan asam laktat karena anoksia jarinagan

10

Page 11: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

d. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena

tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria)

e. Pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler ke dalam cairan

intraseluler

3. Hipoglikemia, terjadi pada 2-3% balita yang menderita diare.

Gejala hipoglekimia akan muncul jika kadar glukosa menurun

sampai 40mg% yang berupa lemah, apatis, peka rangsang,

tromor, berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma.

4. Gangguan nutrisi akibat penurunan berat badan dalam waktu

singkat. Hal ini dapat disebabkan oleh :

a. Makanan sering dihentikan orang tua karena takut

diare/muntah akan bertambah hebat.

b. Susu diberikan dengan pengenceran dan dalam waktu yang

lama.

c. Makanan yang diberikan sering tidak dicerna dan diabsorpsi

dengan baik, karena adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi berupa renjatan (syok hipovolemik)

13.1.6 Pencegahan Penyakit Diare10

1. Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang2. Menjaga kebersihan dengan kebiasaan mencuci tangan dengan

sabun sebelum makan dan kebersihan dari makanan yang dimakan

3. Penggunaan jamban yang benar 4. Imunisasi campak

5. Air bersih harus diambil dari sumber yang terlindungi atau tidak

terkontaminasi. Sumber air bersih harus jauh dari kandang ternak

dan kakus paling sedikit sepuluh meter dari sumber air. Air harus

ditampung dalam wadah yang bersih dan pengambilan air dalam

11

Page 12: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

wadah dengan menggunakan gayung yang bersih,

6. Untuk minum air harus di masak.

Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air bersih mempunyai

resiko menderita diare lebih kecil bila dibandingkan dengan

masyarakat yang tidak mendapatkan air besih.

13.2 Sumber Air Tercemar

13.2.1 Pengertian Sumber Air Tercemar

Dalam PP No. 20/1990 tentang sumber air tercemar , sumber

air tercemar didefinisikan sebagai : “sumber air tercemar adalah

masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau

komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas

air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak

berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2)11

Masyarakat dapat mengurangi resiko terhadap serangan diare yaitu

dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut

dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan

dirumah.

Yang harus diperhatikan oleh keluarga9 :

1. Ambil air dari sumber air yang bersih

2. Ambil dan simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta

gunakan gayung khusus untuk mengambil air

3. Pelihara atau jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan

untuk mandi anak-anak

4. Gunakan air yang sudah direbus

5. Cuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih

dan cukup.

13.2.2 Indikator Sumber Air Tercemar11

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar

12

Page 13: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang

dapat digolongkan menjadi :

1. Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air

berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan

suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa

2. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air

berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH

3. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air

berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada

tidaknya bakteri patogen.

Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan

pencemaran air adalah pH atau konsentrasi ion hydrogen, oksigen

terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan oksigen biokimia

(Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen

kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD).

13.2.3 Standar Baku Sumber Air Bersih Dan Sehat12

Standar baku sumber air bersih merupakan parameter yang

digunakan untuk menentukan kualitas air minum. Dengan standar

tersebut, dapat diketahui kualitas sumber air bersih yang layak atau

tidak dapat untuk diminum. Standar baku kualitas sumber air bersih

harus memenuhi kualitas secara fisika, kimia dan biologi. Berikut

uraiannya:

1) Persyaratan Fisika

Sumber air harus memenuhi standar uji fisika antara lain:

a) Kekeruhan

Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak

keruh. Batas minimal kekeruhan air layak minum menurut

Permenkes adalah 5 skala NTU. Kekeruhan air

13

Page 14: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

disebabkan oleh partikel-partikel yang tersuspensi dalam air.

b) Tidak berbau dan tidak berasa

Air yang mempunyai kualitas baik adalah tidak berbau dan

tidak berasa. Bau dan rasa dapat dirasakan langsung oleh

indra penciuman dan indra perasa. Air yang mempunyai bau

dan berasa mengindikasikan ada terjadi proses dekomposisi

bahan-bahan organik oleh mikroorganisme dalam air,

disebabkan oleh senyawa fenol yang terdapat dalam air atau

penyebab lainnya yang menyebabkan air tidak layak untuk

dikonsumsi

c) Jumlah padatan terapung

Perlu diperhatikan air yang baik dan layak diminum tidak

mengandung padatan terapung dalam jumlah yang melebihi

batas maksimal yang diperbolehkan (1.000 mg/l).

d) Suhu Normal

Air yang baik mempunyai temperatur normal, kurang lebih

30 dari suhu kamar (270C). Suhu air yang melebihi batas

normal menunjukan indikasi terdapat bahan kimia yang

terlarut dalam jumlah yang cukup besar atau sedang terjadi

proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme.

e) Warna

Warna pada air dapat disebabkan oleh macam-mcam bahan

kimia atau organic. Air yang layak dikonsumsi harus jernih

dan tidak berwarna. Permenkes menyatakan bahwa batas

maksimal warna air yang layak untuk diminum adalah 15

skala TCU.

2) Persyaratan Kimia

Standar baku kimia air layak minum meliputi:

14

Page 15: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

a) Derajat keasaman (pH)

Kualitas air yang baik/netral berada di rentang pH 7. Air

dengan pH di bawah 7 dikatakan asam dan diatas 7

dikatakan basa.

b) Kandungan bahan kimia organik

Air yang baik memiliki kandungan Air yang baik memiliki

kandungan bahan kimia organik dalam jumlah yang tidak

melebihi batas yang ditetapkan. Dalam jumlah tertentu tubuh

membutuhkan bahan kimia organik namun apabila melebihi

batas akan menimbulkan gangguan pada tubuh. Bahan kimia

organik tersebut antara lain NH4, H2S, SO42- dan NO3-

c) Kandungan bahan kimia anorganik

Bahan-bahan kimia yang termasuk dalam bahan kimia

anorganik antara lain garam dan ion-ion logam (Fe, Al, Cr,

Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn).

d) Tingkat kesadahan rendah

Derajat kesadahan (CaCO3) maksimum air yang layak

minum adalah 500 mg per liter.

3) Persyaratan Biologi

Bahan baku sumber air minum harus memenuhi syarat tidak

mengandung organisme pathogen yang dapat ditentukan dengan

indicator keberadan bakteri Escheria coli yaitu tidak mengandung

bakteri coli form/coli tinja yang dapat diukur secara kualitatif

maupun kuantitatif.

13.2.4 Macam dan Sumber Air Baku 13

Untuk keperluan air minum, rumah tangga, dan industri,

secara umum dapat digunakan sumber air yang berasal dari :

a. Air sungai dan danau. Air yang bersumber dari sungai dan danau

biasanya rentan terhadap polusi, limbah kimia, logam berat,

15

Page 16: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

pestisida, dan sisa detergent.

b. Mata air, Mata air adalah tempat dimana air tanah keluar

kepemukaan tanah. Keluarnya air tanah tersebut secara alami

dan biasanya terletak di lereng- lereng gunung atau sepanjang

tepi sungai.

c. Sumur

d. Air hujan. Air hujan merupakan penyubliman awan/uap air

menjadi air murni yang ketika turun dan melalui udara akan

melalui benda-benda yang terdapat di udara, diantara benda-

benda yang terlarut dari udara tersebut adalah: gas O2, CO2, N2

, juga zat-zat renik dan debu.

Dalam keadaan murni, air hujan sangat bersih, tetapi setelah

mencapai permukaan bumi, air hujan tidak murni lagi karena ada

engotoran udara yang disebabkan oleh pengotoran industri/debu dan

lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber

air minum hendaklah pada waktu menampung air hujan jangan

dimulai pada saat hujan mulai turun karena masih banyak

mengandung kotoran.

13.3 Kerangka Teori

Sumber Air Tidak Tercemar

16

Kualitas Sumber Air Bersih

Kejadian Diare pada Balita

Perilaku Hidup Sehat

Sumber Air Tercemar

Page 17: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

13.3 Kerangka Konsep

Sumber Air Tercemar

Malnutrisi

Kekebalan

17

Malabsorbsi

Page 18: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

14 Metode Penelitian14.1 Alat dan Bahan

a. Bahan

1. Bahan yang digunakan untuk menguji BOD

(Biochemical Oxygen Demand) dalam air :

Pipet tetes, pipet volumetric, Erlenmeyer, biuret dan

statif Iodida alkali (perekasi Winkler), H2SO4 pekat,

larutan Mangan sulfat/ MnSO4 48 %. Natrium

tiosulfat 0,025 N , Indikator amylum 1 %.

2. Bahan yang digunakan untuk menguji DO (Dissolved

Oxygen) dalam air :

Botol Winkler, pipet tetes, perangkat titrasi, pipet

Sanitasi Lingkungan

Status Gizi Pemberian Susu Formula

18

Page 19: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

volume, Iodida alkali (perekasi Winkler), H2SO4

pekat, larutan Mangan sulfat/ MnSO4 48 %. Natrium

tiosulfat 0,025 N , Indikator amylum 1 %.

3. Bahan yang digunakan untuk menguji Bakteri Total

coliform dalam air

Komposisi medium fermentasi laktosa cair (3 g

ekstrak daging, 5 g pepton, 5 g laktosa, NaCl),

komposisi medium BGLBB (Brilliant Green Lactose

Bille Broth) , 10 g pepton, 3,5 g K2HPO4, 5 g

laktosa.

4. Bahan yang digunakan untuk menguji COD (Chemical

Oxygen Demand) dalam air :

Air suling, Larutan pencerna / digestion solution

(K2Cr2O7, H2SO4 pekat, HgSO4), pereaksi asam

sulfat (Ag2SO4, H2SO4 pekat), asam sulfamat, dan

larutan standar KHP/Kalium Hidrogen Phtalat.

b. Alat

Beberapa alat yang digunakan untuk mengukur kualitas sumber

air yang layak untuk diminum sesuai dengan persyaratan fisika,

kimia, dan mikrobiologi.

a) Parameter Fisika

1.Suhu : Alat Termometer

2. TSS : Alat Timbangan analitik

3. TDS : TDS Meter

4. Daya hantar listrik : Conductovitymeter

5. Kekeruhan : Turbidimeter

b) Parameter Kimia

1. pH : pH meter

2. DO : Peralatan Titrasi

19

Page 20: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

3. BOD5 : Peralatan Titrasi

4. COD : Spektrofometer

5. Total Phosfat : Spektrofometer

c) Parameter Mikrobiologi

1. Fecal coliform : Tabel MPN, filter

2. Total coliform : Tabel MPN, filter

14.2 Jenis / Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan Cross

Sectional Study yaitu variabel independen dan variabel dependen 

diambil pada periode waktu yang sama untuk mengetahui hubungan

sumber air tercemar dengan kejadian diare. Berdasarkan waktu

yang digunakan dalam penelitian, cross sectional adalah pilihan

dalam penelitian ini. Keuntungan dari penelitian cross sectional

adalah relatif lebih mudah, murah, dan hasilnya cepat diperoleh.

Selain itu, jarang terancam drop out, dan bagus untuk mengetahui

prevalensi suatu penyakit.

14.3 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi target pada penelitian ini adalah balita yang menderita

diare di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya tahun 2013.

b. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah balita yang pernah mengalami

diare dalam satu bulan terakhir di Puskesmas Bukit Hindu Palangka

Raya tahun 2013.

14.4 Teknik Sampling

Dalam penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan

20

Page 21: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Accidental sampling. Accidental sampling adalah metode

pengambilan sampel dengan memilh balita yang kebetulan dijumpai

dan memenuhi kriteria inklusi dalam lokasi penelitian tersebut.

14. 5 Tehnik Pengumpulan Data

Data primer, diperoleh dari hasil kuesioner yang diisi oleh

para ibu yang menjadi responden. Kuesioner ini dibagikan pada

setiap ibu yang menjadi subyek penelitian. Dalam pengisian

kuesioner, peneliti akan selalu mendampingi agar tidak terjadi

kekeliruan dalam pengisian kuesioner oleh responden.

14. 6 Variabel yang Diteliti

- Variabel Dependen : Diare

- Variabel Independen : Sumber Air Tercemar

- Kriteria Inklusi : a. Balita yang pernah mengalami diare satu

bulan terakhir di Puskemas Bukit Hindu pada

tahun 2013.

b. Balita yang berobat di Puskesmas Bukit

Hindu Palangka Raya pada tahun 2013.

c. Bersedia menjadi responden.

- Kriteria Eksklusi : a. Balita yang tidak menderita diare

b. Tidak bersedia menjadi responden.

14. 7 Waktu dan tempat penelitian

a. Waktu Penelitan

Penelitian akan dilaksanakan pada Bulan Januari sampai Juli 2013.

b. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Bukit Hindu

Palangka Raya.

21

Page 22: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

14.8 Definisi Operasional

a. Sumber Air Tercemar

Definisi : Sumber air tercemar adalah masuknya atau

dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau

komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia

sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu

yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai

dengan peruntukannya.

Alat ukur : Termometer, Timbangan Analitik, TDS Meter,

Conductivymeter, Turbidimeter, PH Meter, Peralatan

titrasi, Spektrofometer dan kuesioner.

Cara ukur : Wawancara, observasi dan sampel air yang diambil

diteliti di Laboratorium Dinas Kesehatan Palangka

Raya.

Hasil Ukur : Sumber air tercemar = pH air <6,5 atau > 8,5

Sumber air tidak tercemar = pH air berkisar 6.5 – 8.5,

Kadar oksigen terlarut dalam air yang alami berkisar

5 – 7 ppm, kurang dari 4 bakteri Escheria coli

Skala ukur : Ordinal

b. Penyakit Diare

Definisi : Diare adalah penyakit dengan buang air besar

lembek/ cair bahkan dapat berupa air saja yang

frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya tiga

kali atau lebih dalam sehari).

Alat ukur : kuesioner

Cara ukur : Wawancara

Hasil Ukur : Ya = Pernah diare, defekasi dengan buang air

besar yang lembek/cair dan lebih dari tiga kali atau

22

Page 23: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

lebih dalam sehari.

Tidak = Tidak pernah diare, defekasi dengan

konsentrasi yang padat dan tidak lebih dari tiga kali

sehari.

Skala ukur : Nominal

14.9 Pengolahan data

a. Editing

Dilakukan pengecekan ulang tehadap hasil kuesioner yang telah diisi

untuk memeriksa apakah ada ketidaksesuaian dalam pengisian

kuesioner oleh responden. Editing dilakukan langsung ketika hasil

kuesioner ada ditangan peneliti.

b. Koding

Setiap jawaban dari korenspnden diberi kode untuk mempermudah

proses analisi data.

Jenis Sumber Air yang Digunakan :

Sumur

Sungai

PDAM

Jenis Air

Berbau

Tidak Berbau

Jernih

Tidak Jernih

Pernah menderita diare:

Ya

Tidak

c. Entry

Data yang telah diperoleh dimasukkan kedalam lembar kerja di

23

Page 24: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

komputer dengan menggunakan program SPSS untuk dianalisis.

d. Cleaning

Dilakukan analisi data awal dengan mulai menggolongkan,

mengurutkan dan menyederhanakan data sehingga mudah untuk dibaca

dan diinterpretasikan.

14.10 Analisi data

Data yang telah dikumpulkan akan dianalisi dengan menggunakan

program SPSS 11,5. Analisis data akan dilakukan dengan dua tahap,

yaitu:

1. Analisis Univarat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan

proporsi setiap variable baik independen atau dependen.

2. Analisi Bivariat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui kemaknaan hubungan antara

variable bebas dan variable terikat. Uji yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Uji Chi Square (x2).

14. Etik Penelitian1. Informed consent

Sebelum melakukan penelitian calon subyek akan diberikan selebaran

yang menjelaskan tata cara proses penelitian. Baik dari hal yang akan

akan diteliti, keuntungan penelitian dan kerugian dari penelitian yang

akan dilakukan. Jika calon subyek menyetujui maka dapat langsung

menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden dalam

penelitian.

2. Anonimity (Tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantum nama

responden, tetapi responden tersebut diberikan kode yang telah dibuat

oleh peneliti.

24

Page 25: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

3. Confidentiality

Informasi yang telah dikumpulkan dari koresponden dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti.

15. Daftar Pustaka

1. Saudin Didik. Pengaruh Akupresure Terhadap Berhentinya Diare Pada

Anak . Jombang : Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum (Unipdu).

[serial online] [cited : 22 Desember 2012]. Available From :

http://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/seminas/article/download/

159/106

2. Kusumawati Oktania. Hubungan Perilaku Bersih dan Sehat Dengan

Kejadian Diare Pada Balita Usia 1-3 Tahun Studi Kasus Di Desa

Tegowanu Wetan Kecamatan Tegowanu Grobogan. Semarang : STIKES

Telogorejo. [serial online] [cited : 22 Desember 2012]. Available From:

http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/

download/69/108

25

Page 26: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

3. Sinthamurniwaty. Faktor Risiko Kejadian Diare Akut Pada Balita.

Semarang : Universitas Diponegoro. [serial online] [cited : 22 Desember

2012]. Available From :

http://eprints.undip.ac.id/15323/1/SINTAMURNIWATYE4D002073.pd

f

4. Berita. Diare Dominasi Kematian Balita di Indonesia. Update[Selasa, 16

Oktober 2012 , 08:30:00]. [serial online] [cited : 23 Desember 2012]

Available From: http://www.jpnn.com/read/2012/10/16/143509/Diare-

Dominasi-Kematian-Balita-di-Indonesia-

5. Adisasmito Wiku. Faktor Risiko Diare Pada Bayi Dan Balita Di

Indonesia : Systematic Review Penelitian Akademik Bidang Kesehatan

Masyarakat. Jakarta : Universitas Indonesia. [serial online] [cited : 22

Desember 2012] Available From :

http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/download/212/208\

6. Anonymous. Tinjauan Pustaka Diare. Unimus. [serial online] [cited : 23

Desember 2012]. Available From :

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-rrdewiretn-

5701-2-babii.pdf

7. Anonymous. Tinjauan Pustaka Diare. Universitas Sumatra Utara. [serial

online] [cited : 22 Desember 2012]. Available From :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19780/4/Chapter

%20II.pdfv

8. Dinas Kesehatan. Tata Laksana Penderita Diare. [serial online] [cited :

26 Desember 2012]. Available From :

http://dinkessulsel.go.id/new/images/pdf/pedoman/pedoman

%20tatalaksana%20diare.pdf

9. Anonymous. Landasan Teori Tentang Diare. Universitas Pembangunan

Nasional Vetran. [serial online] [cited : 26 Desember 2012]. Available

From :

26

Page 27: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FKS1KEDOKTERAN/0810211073

/4.%20Bab%20II.pdf

10. Anonymous. Tinjauan Pustaka Diare. Universitas Sumatra Utara. [serial

online] [cited : 27 Desember 2012]. Available From :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19780/4/Chapter

%20II.pdf

11. Anonymous. Pencemaran Air : Sumber, Dampak Dan

Penanggulangannya. Bina Nusantara. [serial online] [cited : 28

Desember 2012]. Available From :

http://repository.binus.ac.id/content/D0044/D004474946.doc

12. Dinas Kesehatan. Uji & Analisis Air Sederhana. [serial online] [cited :

27 Desember 2012]. Available From :

http://bapelkescikarang.or.id/bapelkescikarang/images/stories/KurmodT

TG/Pengolahanairbersih/mi-2a-modul-uji-dan-analisis-air-sederhana.pdf

13. Ningrum, Widiya. Macam-macam Sumber Air Baku. Universitas

Sumatra Utara. [serial online] [cited : 28 Desember 2012]. Available

From : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33712/3/Chapter

%20II.pdf

14. Astaqauliya. Artikel Kedokteran Patofisiologi, Gejala Klinik dan

Penatalaksanaan Diare. [serial online] [cited : 29 Desember 2012]

Available from : file:///E:/Riset/Artikel-Kedokteran-Patofisiologi,-

Gejala-Klinik-dan-Penatalaksanaan-Diare_ASTAQAULIYAH.htm

27

Page 28: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

16. Perincian Anggaran

No. Waktu Kegiatan Biaya

1.

2.

3.

Januari 2013

Februari 2013(Minggu I & II)

Februari 2013(Minggu III & IV)

Pembuatan Proposal

Pengumpulan data subjek

Menyerahkan informed consent kepada subjek untuk meminta ijin

Fotocopy Rp 50.000,-Kertas Rp 30.000,-Tinta Rp 30.000,-Penjilidan Rp 20.000,-Pencarian pustaka Rp 40.000,-Total Rp 160.000,-

Transport Rp 500.000,-Fotocopy Rp 100.000,-Honorarium Rp 2.000.000,-ATK Rp 300.000,-Total Rp 2.900.000,-

28

Page 29: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

4.

5.

6.

Maret - Mei 2013

Mei - Juni 2013

Juli 2013

menggunakan data subjek.

Melakukan wawancara dan pengisian kuesioner

Pengolahan Data

Pembuatan Laporan Penelitian

ATK Rp 50.000,-Konsumsi Rp 100.000,-Total Rp 150.000,-

ATK Rp 100.000,-Total Rp 100.000,-

7. Dana Tak Terduga Rp 300.000,-

TOTAL KESELURUHAN Rp 3.620.000,-

29

Page 30: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

17. Jadwal Kegiatan

30

Kegiatan

BulanJanuari 2013

Februari 2013(Minggu I & II)

Februari 2013(Minggu III & IV)

Maret - Mei 2013

Mei - Juni 2013

Juli 2013

Pembuatan Proposal

Pengumpulan data subjek

Menyerahkan informed consent kepada subjek untuk meminta ijin menggunakan data subjek.

Melakukan wawancara dan pengisian kuesioner

Pengolahan Data

Pembuatan Laporan Penelitian

Page 31: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

Jalan Hendrik Timang Komplek UNPAR

KAJIAN ETIK

USULAN RISET MAHASISWA MODUL RISET

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS PALANGKA

RAYA

Nama Pengkaji : SAKINAH, SKM

Judul Usulan Riset :

HUBUNGAN SUMBER AIR TERCEMAR DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya pada Bulan Januari - Juli 2013

Nama Peneliti : ISMUL BAHIYIH (FAA 112 027)

1. Apakah alasan/motivasi untuk melakukan penelitian ditulis dengan jelas?

Ya / Tidak

2. Apakah tujuan untuk melakukan penelitian ditulis dengan jelas?

Ya/ Tidak

3. Apakah manfaat dari hasil penelitian ditulis dengan jelas?

Ya/ Tidak

31

Page 32: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

4. Adakah masalah etik yang mungkin akan dihadapi?

Ada / Tidak

5. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah penelitian di

laboratorium dan/atau percobaan pada hewan harus dilakukan terlebih

dahulu?

Ya / Tidak

6. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, adakah bahaya potensial

yang langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan cara-cara

untuk mencegah atau mengatasi kejadian (termasuk rasa nyeri dan keluhan

lain)?

Ada / Tidak ada

7. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, adakah dilampirkan

contoh surat persetujuan penderita dan rincian informasi yang kan

diberikan kepada subyek penelitian?

Ada / Tidak

8. Apakah tim peneliti sudah menjelaskan mengenai penjagaan kerahasiaan

data subyek dalam informasi yang diberikan untuk calon subyek

penelitiannya?

Sudah / Belum

Penelitian ini disetujui/tidak disetujui untuk dilaksanakan, dengan/tanpa perbaikan.

Palangka Raya, Januari 2013

Tanda Tangan Pengkaji Etik:

32

Page 33: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

--------------------------------

Persetujuan Partisipasi Dalam PenelitianHUBUNGAN SUMBER AIR TERCEMAR DENGAN KEJADIAN

DIARE PADA BALITA di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya pada Bulan Januari - Juli 2013

Undangan

Kami memohon kesedian para ibu untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.

Adapun mengenai kegiatan dalam penelitian ini akan dijelaskan pada bagian

selanjutnya. Jika terdapat hal-hal yang kurang jelas, dapat langsung menanyakan

kepada tim peneliti.

Responden/subjek :

Koresponden/subjek dalam penelitian ini adalah para ibu yang mempunyai balita di

lingkungan Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya pada Bulan Januari - Juli 2013.

Tujuan penelitian :

Penelitian ini diharapkan mampu mengetahui hubungan sumber air tercemar dengan kejadian diare pada balita.

Keterlibatan partisipan :

Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan kesedian ibu meluangkan waktu untuk

bertemu dengan tim peneliti. Adapun hal yang akan ibu lakukan:

- Mengisi kuesioner yang telah disiapkan

- Wawancara.

Manfaat dan risiko :

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui hubungan sumber

air tercemar dengan kejadian diare pada balita, dan nantinya bisa menjadi informasi

33

Page 34: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

baru bagi para ibu tentang gejala-gejala dan faktor penyebab diare, serta tau akan

sumber air yang bersih dan sehat.

Penelitian ini tidak membahayakan baik secara fisik atau pun psikologi.

Jaminan kerahasiaan :

Kerahasian informasi yang ibu berikan akan kami jaga. Dalam pengisian kuesioner,

kami tidak mencantumkan nama ibu, tapi dengan menggunakan nomor koresponden.

Dalam hal ini hanya koresponden dan peneliti sajalah yang mengetahui nomor

tersebut.

Hak untuk berpartisipasi dan mengundurkan diri :

Jika dalam penelitian ini ibu merasa tidak nyaman dan dirugikan maka ibu boleh

mengundurkan diri.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama :

Alamat :

Usia :

Menyatakan bahwa saya bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian mengenai HUBUNGAN SUMBER AIR TERCEMAR DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA di Puskesmas Bukit Hindu Palangkaraya pada bulan januari - Juli 2013, tanpa ada paksaan dari pihak mana pun.

Demikian pernyataan ini saya setujui dengan penuh kesadaran.

Palangka Raya,............................2013

34

Page 35: Hubungan Sumber Air Tercemar Dengan Kejadian Diare Pada Balita

(…………………………………….)

KUESIONER

HUBUNGAN SUMBER AIR TERCEMAR DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya pada Bulan Januari - Juli 2013

Nomor responden :

Usia Responden :

1 . Apakah anak ibu pernah mengalami diare dalam satu bulan terakhir?

a. Ya b. Tidak

2. Sumber air apa yang ibu gunakan untuk mencuci perabotan makan?

a. Sumur b. PDAM c. Sungai

3. Apakah semua peralatan masak dan makan dicuci dengan bersih ?

a. Ya b. Tidak

4. Sumber air apa yang anak ibu gunakan untuk minum?

a. Sumur b. PDAM c. Sungai d. Air galon

5. Untuk keperluan minum apakah Ibu memasak air sampai mendidih ?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah Ibu menampung air yang digunakan untuk keperluan minum dan memasak

di wadah tertutup ?

a. Ya b. Tidak

7. Berapa jarak antara sumur dengan tempat pembuangan tinja ?

a. < 10 m b. ≥ 10 m

8. Dari manakah Ibu memperoleh sumber air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari ?a. Pribadi b. Tetangga

Terima Kasih Atas Partisipasi Anda…

35