hubungan lama pemakaian komputer dengan penurunan ketajaman penglihatan pada siswa teknik...

59
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Mata adalah salah satu indera yang paling penting bagi manusia. Kelainan pada mata akan sangat mengganggu aktivitas hidup sehari-hari. Oleh karena pentingnya mata sebagai fungsi penglihatan dalam seluruh aspek kehidupan membuatnya menjadi salah satu faktor yang berperan penting dalam proses pendidikan. Seorang siswa tanpa penglihatan yang baikakan sulit menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh gurunya dalam proses kegiatan belajar mengajar. Penurunan tajam penglihatan yang minimal mungkin tidak disadari oleh siswa tersebut karena kemampuan pemahaman siswa tersebut terhadap proses yang terjadi pada dirinya belum maksimal. Para guru juga kadang tidak memahami kondisi yang terjadi pasa siswa tersebut. Penurunan tajam 1

Upload: arnika-andiawan

Post on 30-Nov-2015

824 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

dtktdkt

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Mata adalah salah satu indera yang paling penting bagi manusia.

Kelainan pada mata akan sangat mengganggu aktivitas hidup sehari-hari.

Oleh karena pentingnya mata sebagai fungsi penglihatan dalam seluruh

aspek kehidupan membuatnya menjadi salah satu faktor yang berperan

penting dalam proses pendidikan. Seorang siswa tanpa penglihatan yang

baikakan sulit menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh

gurunya dalam proses kegiatan belajar mengajar. Penurunan tajam

penglihatan yang minimal mungkin tidak disadari oleh siswa tersebut karena

kemampuan pemahaman siswa tersebut terhadap proses yang terjadi pada

dirinya belum maksimal. Para guru juga kadang tidak memahami kondisi

yang terjadi pasa siswa tersebut. Penurunan tajam penglihatan kalau

dibiarkan dapat berakibat pada beberapa hal: a) kerusakan mata akan

semakin parah; dan b) prestasi belajar siswa akan manurun (EM. Sutrisna,

dkk, 2007). Kecendrungan bekerja didalam ruangan akan memicu kerja mata

untuk melihat sangat dekat, misalnya ketika bekerja menggunakan

komputer, bermain play station, juga menyaksikan acara televisi. Dalam hal

ini ganggun pada mata disebabkan adanya kejadian berulang yang

menyebabkan bayangan tidak jatuh pada retina sehingga mengakibatkan

1

Page 2: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

seseorang mengalami penurunan ketajaman penglihatan. Apabila seseorang

berada di tempat yang sangat terang untuk waktu yang lama, maka banyak

sekali fotokimiawi yang terdapat didalam sel batang dan sel kerucut diubah

menjadi retinal dan opsin. Selanjutnya sebagian besar retinal dalam sel

batang dan sel kerucut akan banyak berkurang, akibatnya sensitivitas

terhadap cahaya juga turut berkurang (Guyton & Hall, 1997).

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mampu meningkatkan

kemajuan hidup manusia, namun disisi lain dapat menyesatkan hasil

peradaban dan kebudayaan yang tercipta. Salah satu teknologi yang

dimaksud adalah komputer. Dengan kata lain bahwa kemajuan komputer

selain berdampak positif bagi manusia, dapat pula berdampak negatif pada

pemakainya. Salah satu hal yang paling mudah diamati adalah dampak

komputer bagi kesehatan individu pemakainya. Hal itu salah satunya karena

monitor komputer memiliki radiasai elektromagnetik. Walaupun radiasai

yang ditimbulkan oleh layar computer sifatnya kecil. Yang perlu

diperhatikan adalah intensitas, durasi dan frekuensi radiasai tersebut

menyinari tubuh khususnya mata. Secara luas, memang dikenal berbagai

gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh pemakaian komputer, antara lain

Repetitive Stress/Strain Injury (RSI), kelelahan mata dan sakit kepala, sakit

punggung dan leher. Kelelahan mata dan sakit kepala merupakan keluhan

yang paling banyak dikeluhkan para pemakai computer.Computer Vision

Vyndrome (CVS) juga telah dikenal sebagai dampak negatif dari pemakaian

2

Page 3: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

komputer. CVS sendiri merupakan kelelahan mata yang dapat

mengakibatkan sakit kepala, penglihatan ganda (diplopia), penglihatan silau,

dan berbagai masalah lainnya (Dahlan, 2006). Saat ini computer banyak

digunakan sebagai alat bantu dalam sektor pendidikan. Dalam masa pakai

yang lama, radiasi yang ditimbulkan oleh layar monitor komputer dapat

menyebabkan masalah kesehatan mata yaitu penurunan ketajaman

penglihatan (Sartono, 1999).

Dengan adanya pemanfaatan komputer sebagai alat bantu dalam

sektor pendidikan yang memberikan dampak positif dan negatif bagi

pemakainya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pemakaian Komputer Dengan Gangguan Tajam Penglihatan

Pada Siswa Teknik Informatika Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 3

Mataram”

1.2. RUMUSAN MASALAH

Apakah ada hubungan pemakaian komputer dengan gangguan tajam

penglihatan pada siswa teknik informatika komputer dan jaringan di SMK

Negeri 3 Mataram?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. Tujuan Umum

3

Page 4: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

Mengetahui hubungan pemakaian komputer dengan gangguan

tajam penglihatan pada siswa Teknik Informatika Komputer Dan

Jaringan di SMK Negeri 3 Mataram.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui intensitas lama pemakain komputer pada siswa

Teknik Informatika Komputer Dan Jaringan di SMK Negeri 3

Mataram.

2. Untuk mengetahui cara pemakain komputer pada siswa Teknik

Informatika Komputer Dan Jaringan di SMK Negeri 3 Mataram.

3. Untuk mengetahui gangguan tajam penglihatan yang terjadi pada

siswa Teknik Informatika Komputer Dan Jaringan di SMK Negeri

3 Mataram.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1.4.1.Bagi peneliti

1. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan

penelitian.

2. Meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan pengetahuan

statistik kedokteran kedalam penelitian.

1.4.2.Bagi Pemakai Komputer

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang dampak-

dampak pemakaian computer terhadap kesehatan mata sehingga

4

Page 5: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

pemakai komputer dapat mengantisipasi terjadinya gangguan mata

akibat pemakaian computer.

1.4.3.Bagi SMK Negeri 3 Mataram

Hasil penelitian ini dapat membanntu pihak pendidikan dalam

membuat kebijakan baru dalam hal menggunakan komputer sebagai

upaya untuk menghindari atau meminimalkan dampak pemakaian

computer sehingga dapat dicapai tujuan pendidikan dengan tetap

memperhatikan kesehatan siswa.

1.4.4.Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan penelitian

lanjutan dan untuk memberikan tambahan kepustakaan karya tulis

ilmiah yang bermanfaat bagi institusi dan mahasiswa.

1.4.5.Bagi Cabang Ilmu Oftalmologi

Sebagai sumbangan pada cabang ilmu oftalmologi yaitu dengan

membuktikan pamakaian computer dapat mengakibatkan gangguan

tajam penglihatan.

5

Page 6: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI

2.1.1 STRUKTUR MATA DAN AKSESORINYA

Mata merupakan organ penglihatan yang dimiliki manusia. Mata

dilindungi oleh tulang orbit yang disusun oleh berbagai tulang seperti

tulang frontal, sphenoid, maxilla, zygomatic, greater wing of sphenoid,

lacrimal, dan ethmoid (Rizzo, 2001).

Sebagai struktur tambahan mata, dikenal berbagai struktur aksesori

yang terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata, konjungtiva, aparatus

lakrimal, dan otot-otot mata ekstrinsik. Alis mata dapat mengurangi

masuknya cahaya dan mencegah masuknya keringat yang dapat

menimbulkan iritasi ke dalam mata. Kelopak mata dan bulu mata

mencegah masuknya benda asing ke dalam mata. Konjungtiva merupakan

suatu membran mukosa yang tipis dan transparan. Konjungtiva palpebra

melapisi bagian dalam kelopak mata, dan konjuntiva bulbar melapisi

bagian anterior permukaan mata yang berwarna putih. Titik pertemuan

antara konjungtiva palpebra dan bulbar disebut sebagai conjunctival

fornices (Seeley, 2006).

6

Page 7: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

Apparatus lakrimal terdiri dari kelenjar lakrimal yang terletak di sudut

anterolateral orbit dan sebuah duktus nasolakrimal yang terletak di sudut

inferomedial orbit. Kelenjar lakrimal diinervasi oleh serat-serat

parasimpatis dari nervus fasialis. Kelenjar ini menghasilkan air mata yang

keluar dari kelenjar air mata melalui berbagai duktus nasolakrimalis dan

menyusuri permukaan anterior bola mata. Tindakan berkedip dapat

membantu menyebarkan air mata yang dihasilkan kelenjar lakrimal

(Seeley, 2006).

Air mata tidak hanya dapat melubrikasi mata melainkan juga mampu

melawan infeksi bakterial melalui enzim lisozim, garam serta gamma

globulin. Kebanyakan air mata yang diproduksi akan menguap dari

permukaan mata dan kelebihan air mata akan dikumpulkan di bagian

medial mata di kanalikuli lakrimalis. Dari bagian tersebut, air mata akan

mengalir ke saccus lakrimalis yang kemudian menuju duktus

nasolakrimalis. Duktus nasolakrimalis berakhir pada meatus inferior

kavum nasalis dibawah konka nasalis inferior (Rizzo, 2001). Struktur

aksesoris mata dapat dilihat pada gambar berikut.

7

Page 8: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

Gambar 2.1 Struktur Aksesori Mata

(Saladin, 2006)

Mata dilengkapi dengan enam otot ekstrinsik untuk menggerakkan

bola mata. Otot-otot tersebut yaitu superior rectus muscle, inferior rectus

muscle, medial rectus muscle, lateral rectus muscle, superior oblique

muscle, dan inferior oblique muscle. Pergerakan bola mata dapat

digambarkan secara grafik menyerupai huruf H sehingga uji klinis yang

digunakan untuk menguji gerakan bola mata disebut sebagai H test.

Superior oblique muscle diinervasi oleh nervus troklearis. Lateral rectus

muscle diinervasi oleh nervus abdusen. Keempat otot mata lainnya

diinervasi oleh nervus okulomotorius (Seeley, 2006). Otot-otot ekstrinsik

bola mata dapat dilihat pada gambar berikut.

8

Page 9: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

Gambar 2.2. Otot-otot Ekstrinsik Bola Mata

(Saladin, 2006)

Mata mempunyai diameter sekitar 24 mm dan tersusun atas tiga

lapisan utama, yaitu outer fibrous layer, middle vascular layer dan inner

layer. Outer fibrous layer (tunika fibrosa) dibagi menjadi dua bagian yakni

sklera dan kornea. Sclera (bagian putih dari mata) menutupi sebagian

besar permukaan mata dan terdiri dari jaringan ikat kolagen padat yang

ditembus oleh pembuluh darah dan saraf. Kornea merupakan bagian

transparan dari sklera yang telah dimodifikasi sehingga dapat ditembus

cahaya (Saladin, 2006).

9

Page 10: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

Middle vascular layer (tunica vasculosa) disebut juga uvea. Lapisan

ini terdiri dari tiga bagian yaitu khoroid, badan ciliar, dan iris. Khoroid

merupakan lapisan yang sangat kaya akan pembuluh darah dan sangat

terpigmentasi. Lapisan ini terletak di belakang retina. Badan ciliar

merupakan ekstensi choroid yang menebal serta membentuk suatu cincin

muskular disekitar lensa dan berfungsi menyokong iris dan lensa serta

mensekresi cairan yang disebut sebagai aqueous humor (Saladin, 2006).

Iris merupakan suatu diafragma yang dapat diatur ukurannya dan

lubang yang dibentuk oleh iris ini disebut sebagai pupil. Iris memiliki dua

lapisan berpigmen yaitu posterior pigment epithelium yang berfungsi

menahan cahaya yang tidak teratur mencapai retina dan anterior border

layer yang mengandung sel-sel berpigmen yang disebut sebagai

chromatophores. Konsentrasi melanin yang tinggi pada chromatophores

inilah yang memberi warna gelap pada mata seseorang seperti hitam dan

coklat. Konsentrasi melanin yang rendah memberi warna biru, hijau, atau

abu-abu. Inner layer (tunica interna) terdiri dari retina dan nervus optikus

(Saladin, 2006) . Struktur anatomi yang telah dijelaskan sebelumnya dapat

dilihat pada gambar berikut.

10

Page 11: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

Gambar 2.3. Anatomi Bola Mata

(Khurana, 2007)

2.2 KOMPONEN OPTIK MATA

Komponen optik dari mata adalah elemen transparan dari mata yang

tembus cahaya serta mampu membelokkan cahaya (refraksi) dan

memfokuskannya pada retina. Bagian-bagian optik ini mencakup kornea,

aqueous humor, lensa, dan badan vitreus. Aqueous humor merupakan cairan

serosa yang disekresi oleh badan ciliar ke posterior chamber, sebuah ruang

antara iris dan lensa. Cairan ini mengalir melalui pupil menuju anterior

chamber yaitu ruang antara kornea dan iris. Dari area ini, cairan yang

11

Page 12: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

disekresikan akan direabsorbsi kembali oleh pembuluh darah yang disebut

sklera venous sinus (canal of Schlemm) (Saladin,2006).

Lensa tersuspensi dibelakang pupil oleh serat-serat yang membentuk

cincin yang disebut suspensory ligament, yang menggantungkan lensa ke

badan ciliar. Tegangan pada ligamen memipihkan lensa hingga mencapai

ketebalan 3,6 mm dengan diameter 9,0 mm. badan vitreus (vitreous humor)

merupakan suatu jeli transparan yang mengisi ruangan besar dibelakang

lensa. Sebuah kanal (hyaloids canal) yang berada disepanjang jeli ini

merupakan sisa dari arteri hialoid yang ada semasa embrio (Saladin, 2006).

2.3 KOMPONEN NEURAL MATA

Komponen neural dari mata adalah retina dan nervus optikus. Retina

merupakan suatu membran yang tipis dan transparan dan tefiksasi pada optic

disc dan ora serrata. Optic disc adalah lokasi dimana nervus optikus

meninggalkan bagian belakang (fundus) bola mata. Ora serrata merupakan

tepi anterior dari retina. Retina tertahan ke bagian belakang dari bola mata

oleh tekanan yang diberikan oleh badan vitreus. Pada bagian posterior dari

titik tengah lensa, pada aksis visual mata, terdapat sekelompok sel yang

disebut makula lutea dengan diameter kira-kira 3 mm. Pada bagian tengah

dari makula lutea terdapat satu celah kecil yang disebut fovea centralis, yang

menghasilkan gambar/visual tertajam. Sekitar 3 mm pada arah medial dari

12

Page 13: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

makula lutea terdapat optic disc. Serabut saraf dari seluruh bagian mata

akan berkumpul pada titik ini dan keluar dari bola mata membentuk nervus

optikus. Bagian optic disc dari mata tidak mengandung sel-sel reseptor

sehingga dikenal juga sebagai titik buta (blind spot) pada lapangan pandang

setiap mata (Saladin, 2006).

2.4 MEKANISME MELIHAT

Cahaya Ke Retina Melalui Kornea Aquous Humor Pupil

Lensa Vitreous Humor Ke Fotoreseptor Di Retina Serabut Saraf

Saraf Optik otak Sensasi Penglihatan.

Pembentukan bayangan di retina sama seperti pembentukan bbayangan

oleh lensa kaca pada secarikkertas, susunan lensa mata juga dapat

membentuk bayangan di retina. Bayangan ini terbalik dari benda aslinya,

namun demikian persepsi otak terhadap enda tetap dalam keadaan tegak,

tidak terbalik seperti bayangan yang terjadi di retina, karena otak sudah

dilatih untuk menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai kkeadaan yang

normal (Eva, 2000)

Mekanisme adaptasi terang dan gelap ada dua macam yaitu :

1) Pengaturan Otomatis Kepekaan Retina

Apabila seseorang berada ditempat yangsangat terang untuk

waktu yang lama, maka banyak sekali fotokimiawi yang terdapat di

13

Page 14: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

dalam sel batang dan kerucut menjadi berkurang karena diubah

menjadiretinal dan opsin. Selanjutnya, sebagian besar retinal dalam

sel batang dan kerucut akan diubah menjadi vitamin A. oleh karena

kedua efek ini, maka konsentrasi bahan kimiawi fotosensitif yang

menetap dalam sel batang dan kerucut akan banyak sekali

berkurang, akibatnya sensitivitas mata terhadap cahaya juga turut

berkurang, keadaan ini disebut adaptasi terang.

Sebaliknya.bila orang tersebut terus berada di tempat gelap

untuk waktu yang lama, maka retinal dan opsin yang ada dalam sel

batang dan kerucut diubah kembali nmenjadi pigmen yang peka

terhadap cahaya. Selanjutnya vitamin A diubah kembali menjadi

retinal untuk terus menyediakan jumlah opsin yang ada di dalam

sel batang dan kerucut. Keadaan ini dinamakan adaptasi gelap.

2). Mekanisme Lain Adaptasi Terang Dan Gelap

Sebagai tambahan pada proses adaptasi yang disebabkan oleh

perubahan konsentrasi rodopsi atau fotokimiawi warna, mata

mempunyai dua mekanisme lain untuk adaptasi terang dan gelap.

a. Perubahan pada ukuran pupil. Ini dapat menimbulkan tingkat

adaptasi sekitar 30 kali lipat dalam waktu persekian detik

karena adanya perubahan pada jumlah cahaya yang masuk

melalui pelebaran pupil tersebut.

14

Page 15: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

b. Adaptasi sel sarafyang melibatkan sel saraf yang bekerja pada

rangkaian tahapan penglihatan di dalam retina sendiri dan di

otak. Jadi bila mula-mula intensitas cahaya itu meningkat maka

intensitas sinyal yang dijalarkan oleh sel-sel bipolar, sel

horizontal, sel amaliran, dan sel ganglion tersebut besar.

Namun intensitas sinyal ini semia dengan cepat akan berkurang

pada berbagai tingkat penjalaran warna misalnya design, sangat

bergantung pada brightness dan contrast monitor; dari hasil

penelitian makin tinggi set brightness dan contrast, maka

makin tinggi radiasinya. Setiap mata orang memiliki daya tahan

yang berbeda; perih, keluar air mata, iritasi, dll, yang

merupakan akibat dari hal tersebut. Apabila ini terus-menerus

dialami dalam jangka waktu yang cukup lama, maka salah satu

akibatnya adalah menderita Ashtenopia (pupil mata menjadi

lambat bereaksi terhadap cahaya), karena intensitas cahaya

seperti radiasi computer, brightness contrast, cahaya matahari

yang berlebihan (Mustopo, 2005).

3.5 TAJAMAN PENGLIHATAN

Ketajaman penglihatan adalah derajat kemampuan menentukan cirri dan

bentuk benda. Ketajaman penglihatan adalah fenomena yang kompleks dan

dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Factor tersebut termasuk factor

15

Page 16: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

optic, missal keadaan mekanisme pembentukan bayangan di mata atau factor

retina misalnya keadaan sel kerucut dan faktor ransangan termasuk

penerangan, terangnya ransang dan latar belakang, serta lama waktu ransang

(William F. Ganong, 2003)

Visus (vision) adalah tajam penglihatan atau kemampuan melihat mata

(Ilyas, 1988). Menrut Cowan (1948), pemeriksaan dengan optotip snellen

menghasilkan visus yang dituliskan dengan sebuah bilangan pecahan,

pembilangnya adalah jarak antara orang yang membaca dengan optotip,

sedangkan penyebutnya merupakan jarak orang normal dapat membaca

dengan jelas huruf optotip, untuk persamaan visus dapat di tulis sebagai

berikut :

Visus : d/D

Keterangan :

d = jarak antaraorang yang membaca dengan optotip

D = jarak orang normal dapat membaca dengan jelas huruf optotip

Tajam penglihatan normal rata-rata bervariasai antara 6/4 hingga 6/6.

Tajam penglihatan maksimum berada pada daerah fovea, sedangkan

beberapa factor seperti penerangan umum, kontras berbagai uji warna, warna

paparan, dan kelainan refraksi mata dapat mengubah tajam penglihatan

(Ilyas, 1997).

16

Page 17: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

Metode klinis untuk menyatakan besarnya tajam penglihatan

menggunakan kartu uji visus Snellen. Biasanya uji yang dipakai untuk

memeriksa mata diletakkan 20 kaki jauhnya dari orang yang diuji, dan bila

orang tersebut dapat melihat huruf-huruf dengan ukuran yang memang

seharusnya dapat dilihat pada jarak 20 kaki, maka dikatakan penglihatan

orang tersebut 20/20 yang merupakan penglihatan normal. Bila ia hanya

dapat melihat huruf-huruf yang seharusnya mampu dilihat pada jarak 200

kaki, maka dikatakan penglihatan orang tersebut sebesar 20/200, dengan kata

lain metode klinis yang dipakai untuk menyatakan besarnya tajam

penglihatan dapat menggunakan angka pecahan yang menyatakan rasio

antara kedua jarak, yang juga merupakan rasio tajam penglihatan seseorang

dibandingkan dengan tajam penglihatan pada orang normal.

Ada banyak al yang mempengaruhi gangguan bahkan panurunan

ketajaman penglihatan (Anonim, 2007)

1. Genetik

Gangguan atau penurunan ketajaman penglihatan dapat di sebabkan

oleh faktor genetik atau keturunan. Cara pewarisannya kompleks karena

melibatkan banyak variable. Penurunan ketajaman penglihatan akan

bertambah samasa remaja dan tidak berkurang seiring usia. Hal ini

terletak pada bentuk dan fungsi organ penglihatan. Diketahui bahwa

orang tua yang memiliki sumbu bola mata panjang, kemungkinan besar

akan melahirkan anak-anak yang memiliki sumbu bola mata yang lebih

17

Page 18: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

panjang pula dari anak-anak pada umumnya. Bayangan dari benda yang

terletak jauh akan berfokus di depan retina karena sumbu bola mata lebih

panjang. Untuk setiap mili meter tambahan panjang sumbu, mata lebih

miopik sebesar 3 D (Daniel G. Voughan, 2000).

2. Pengalaman visual

Dalam hal ini adanya kejadian berulang yang menyebabkan

bayangan tidak jatuh pada retina, misalnya kebiasaan melihat benda pada

jarak yang terlalu dekat. Melihat disini termasuk saat membaca,

menonton televise atau bekerja di depan computer.

Pada anak-anak sebenarnya mata masih memiliki kemampuan

akomodasi, dimana sekalipun tengah melihat dekat mata akan

menyesuaikan diri untuk tetap dapat malihat secara focus. Namun, bila

hal ini dilakukan secara berulang dan terus-menerus tubuh sendiri akan

memunculkan sinyal kimiawi yang akan memacu perubahan arah

pertumbuhan struktur bola mata. Feknya dinding bila mata anak menjadi

lebih lemah dan akhirnya mudah memanjang. Bila ini terjadi anak akan

rentan mengalami miopi atau dengan bahasa awam mengalami minus.

3. Etnik

Etnis china atau tionghoa diketahui lebih rentan mengalami miopi.

Tak heran hamper 40-50% anak-anak di singapura berkaca mata. Bahkan,

sampai untuk tingkat mahasiswa, 70% mahasiswa singapura

menggunakan kaca mata.

18

Page 19: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

Pemeriksaan tajam penglihatan merupakan pemeriksaan fungsi mata.

Gangguan penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab

kelainan mata yang menyebabkan turunnya tajam penglihatan. Tajam

penglihatan perlu di catat pada setiap mata yang memberikan keluhan

gangguan pada mata. Untuk mengetahui tajam penglihatan seseorang,

dapat dilakukan menggunakan kartu snellen.

Ukuran besarnya kemampuan mata untuk membedakan bentuk dan

rincian benda ditentukan dengan kemampuan melihat benda terkecil yang

masih bias dilihat pada jarak tertentu. Biasanya pemeriksaan tajam

penglihatan ditentukan dengan melihat kemampuan mata membaca huruf-

huruf berbagai ukuran pada jarak baku untuk kartu. Hasilnya dinyatakan

dengan angka pecahan seperti 20/20 untuk penglihatan normal. Pada

keadaan ini mata dapat melihat huruf pada jarak 20 kaki yang seharusnya

dapat dilihat pada jarak tersebut.

Mata lelah atau pegal adalah gangguan yang dialami mata karena

otot-ototnya dipaksa bekerja keras terutama saat harus melihat objek

dekatdalam jangka waktu lama. Otot mata sendiri terdiri dari tiga sel-sel

otot eksternal yang mengatur gerakan bola mata, otot ciliaryang berfungsi

memfokuskan lensa mata dan otot iris yang mengatur sinar yang masuk

ke dalam mata. Semua aktivitas yang berhubungan dengan pemaksaan

otot-otot tersebut untuk bekerja keras, sebagaimana otot-otot yang lain

akan bias mebuat mata mengalami gangguan ini. Gejala mataakan terasa

19

Page 20: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

pegal biasanya muncul setelah beberapa jam kerja. Pada saat oto mata

menjadi letih, mataakan menjadi tidak nyaman atau sakit. Ini akan dapat

mempengaruhi pandangan yang bias menjadi samar karna terganggu

kemampuan untuk focus. Melihat suatu objek pada jarak yang sama terus-

menrus akan dapat menyebabkan otot-otot mata menjadi lelah, terutama

pada orang yang berkerja pada jarak yang sangat dekat dengan monitor

computer. Beberapa factor penyebab lain yang bias menyebabkan hal ini

adalah kesalahan menggunakan kaca mata atau menggunakan kaca mata

yang tidak sesuai, pencahayaan yang kurang mendukung, masalah-

masalah alergi atau mata kering dan ketidak seimbangan susunan otot

mata yang mengakibatkan mata harus bekerja lebih keras untuk dapat

menangkap objek. Sebuah survey yang di lakukan di AS pernah

menemukan sekitar 90% pengguna komputersecara terus-menerus dengan

rata-rata 3 jam seharipernah mengalami mata lelah (Anonim, 2007)

Computer Vision Syndrome (CVS) adalah salah satu dampak

negative dari pamakaian computer. Menurut The American Optometric

Association gejala yang ditimbulkan oleh CVS terbagi atas ocular dan

non-okular yag timbul setelah bekerja di depan computer. Gejala CVS

yang melibatkan ocular adalah Asthenopia (Mata lelah), Dry Eye (Mata

kering), iritasi mata (Mata merah dan rasa terbakar), penglihatan buram.

Sedangkan gejala non-okuler berupa sakit kepala, nyeri otot leher dan

punggung.

20

Page 21: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

Pathogenesis terjadinya CVS belum sepenuhn ya di ketahui tetapi

secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian: mekanisme yang berkaitan

dengan perubahan permukaan ocular, mekanisme akomodatif, dan

mekanisme yang berkaitan dengan ekstraokular. Pengguna computer

sering mengeluhkan gejala mata kering (dry eye), mata seperti berpasir

dan mata terasa berat setalah berkerja beberapa waktu didepan computer.

Pada CVS, mata kering adalah penyebab utama kelelahan pada mata.

Beberapa factor yang mempengaruhi terjadinyamatakering diantaranya

adalah; factor lingkungan, seperti penggunaan air kondisioner, kipas

angin, debu, penurunan reflex berkedip, peningkatan paparan permukaan

okuler, produksi air mata yang menurun, penyakit sistemik atau local

yang berkaitan dengan mata kering, penggunaan lensa kontak dalam

waktu yang lama. Huruf pada layar computer sangat berbeda dengan teks

pada kertas karena terbentuk dari titik-titik kecil yang tersususn

membentuk huruf dan angka, telah dibuktikan bahwa mata lebih sulit

focus pada tulisan ini sehingga mata akan terus berakomodasi secara

berulang-ulang agar tulisan menjadi jelas yang akan menyebabkan mata

manjadi kering. Penggunaan computer terus-menerus menurunkan

kekuatan akomodasi, perpindahan Near Point of Convergence (NCP) dan

deviasi foria untuk penglihatan dekat dan menurunnya fungsi konvergen

pada orang yang menggunakan computer, dan penurunan amplitude

akomodasi sebelum dan sesudah bekerja di depan computer. Semua

21

Page 22: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

perubahan pada akomodasai dan vergen dilaporkan terjadi setelah bekerja

di depan komputerdan bersifat reversible pada akhir hari kerja atau hari

libur. Gangguan tajam penglihatan mempengaruhi organ lain seperti otot.

Pengguna computer yang melihat tulisan tidak jelas pada monitor akan

memicu pergerakan kepala, leher, dan bahu kedepan. Posisi seperti ini

akan terus dipertahankan sampai pengguna computer tersebut merasa

nyeri otot (Idhawati, 2007).

Tajam penglihatan menetukan seberapa jelas pasien dapat melihat.

Pemeriksaan dilakukan dengan dan tanpa kacamata yang digunakan.

Rekaman tajam penglihatan dapat di tentukan dalam presentasi; efisiensi

tajam penglihatan pada penglihatan sentral jauh (Ilyas, 2003).

Tabel 2.1.

Nilai Tajam Penglihatan dalam Meter, Kaki dan Desimal

============================================

Snellen (6 meter) 20 kaki Sistem decimal

============================================

6/6 20/20 1.0

5/6 20/25 0.8

6/9 20/30 0.7

5/9 15/25 0.6

6/12 20/40 0.5

22

Page 23: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

5/12 20/50 0.4

6/18 20/70 0.3

6/60 20/200 0.1

============================================

(Ilyas, 2009)

Untuk menghubungkan tingkat kehilangan ketajaman penglihatan

dengan nilai ketajaman penglihatan jarak jauh maupun dekat, kita dapat

menggunakan referensi dari American Medical Association yang dapat

dilihat pada Tabel 2.3. berikut (Riordan-Eva, 2007).

Tabel 2.2.

Metode Estimasi Persentase Kehilangan Ketajaman Penglihatan

Table 1. AMA Method Of Estimation Of Percentage Loss Of Visual Acuity

Distance Visual Acuity

Percentage Loss

Revised Jaeger Near Visual Acuity

20/15,20/20 0 1,220/25 5 3

7 420/20 10 520/40 1520/50 2520/60 3520/80 4520/100 50 6

55 720/125 60 8

23

Page 24: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

20/150 7020/200 80 920/300 85 1020/400 90 12

(Riordan-Eva, 2007)

Table 2.3

Efisiensi Tajam Penglihatan

Kartu snellen (meter) % penglihatan % hilang penglihatan

6/5 100 06/6 100 06/15 75 256/30 50 506/60 20 806/240 5 95

Tidak kenal cahaya 0 100Sidharta, 2003

Tabel 2.4

Tajam Penglihatan Dan Penglihatan Kurang

System Desimal Snellen jarak 6 meter

Snellen jarak 12 kaki

Efisiensi Penglihatan

Penglihatan Normal2,0 6/3 20/101,33 6/5 20/15 100%1,0 6/6 20/20 100%0,8 6/7,5 20/25 95%

Penglihatan Hampir Normal0,7 6/9 20/30 90%0,6 5/9 15/25

24

Page 25: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

0,5 6/12 20/40 85%0,4 6/15 20/50 75%0,33 6/18 20/600,285 6/21 20/70

Penglihatan Kurang Sedang0,25 6/60 20/200 60%,02 6/30 20/300 50%

6/120 20/400 10%Penglihatan Kurang Berat

0,1 6/60 20/200 60%0,066 6/90 20/300 50%0,05 6/120 20/125 40%

Penglihatan Kurang Nyata0,025 6/240 20/800 5%

Hampir ButaButa Total

2.7 KERANGKA KONSEP

25

Factor-faktor yg mempengaruhi tajam penglihatan :

1. radiasai elektromagnetik2. intensitas pemakaian radiasi

elektromagnetik3. genetic4. pengalaman visual5. trauma/ cedera mata6. penyakit/obat tertentu7. Etnik

Gangguan Tajam Penglihatan

Alat-alat yang memancarkan radiasi elektromagnetik :

1. Layar visual elektromagnetik

2. Microwave oven3. Hair dryer4. Kompresor5. Radio6. dll

1. Computer2. Telepon

genggam3. dll

1. Okuler2. Non okuler

1. Waktu2. Perilaku3. Dampak

aberkompu

Page 26: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

Keterangan :

Abcde : diteliti

Abcde : tidak diteliti

: hubungan

2.8 HIPOTESIS PENELITIAN

H0: Tidak ada hubungan antara hubungan pemakaian computer dengan

gangguan tajam penglihatan pada siswa teknik informatika komputer

dan jaringan di SMK Negeri 3 Mataram

H1: Ada hubungan antara hubungan pemakaian computer dengan gangguan

tajam penglihatan pada siswa teknik informatika komputer dan jaringan

di SMK Negeri 3 Mataram

26

Page 27: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik

observasional dengan desain penelitian kasus-kontrol yang mengkaji hubungan

antara efek (dapat berupa penyakit atau kondisi kesehatan) tertentu dengan factor

resiko tertentu .Desain penelitian kasus-control dapat dipergunakan untuk

mencari hubungan seberapa jauh factor resiko mempengaruhi terjadinya penyakit

(cause-effect relationship).Studi kasus-kontrol dimulai dengan mengidentifikasi

kelompok dengan penyakit atau efek tertentu (kasus) dan kelompok tanpa efek

(kontrol); kemudian secara retrospektif diteliti factor resiko yang mungkin dapat

menerangkan mengapa kasus terkena efek, sedangkan control tidak.

(Satroasmoro, 1995).

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Tempat : SMK Negeri 3 Mataram

Waktu : penelitian ini akan dilakukan pada bulan april 2013

3.3 VARIABEL DAN DEFISINI OPERASIONAL

3.1.1.Variabel Penelitian

27

Page 28: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

a. Variabel dependen : pemakaian Komputer

b. Variabel independent : gangguan Tajam Penglihatan

c. Variabel pengganggu : genetik, usia, pengalaman visual, cedera atau

trauma mata, penyakit atau obat tertentu, etnik.

3.1.2.Definisi Operasional

3.1.2.1 Pemakaian Komputer

Pamakaian komputer merupakan pemanfaatan alat elektronik

komputer dalam proses belajar mengajar di SMK Negeri 3

Mataram. Alat elektronik computer.

Dalam penelitian ini, pemakaian komputer mencakup waktu,

perilaku, dan dampak-dampak pemakaian komputer.

a. Waktu pemakaian computer adalah jumlah waktu yang

digunakan oleh responden dalam memakai computer, baik

dirumah, sekolah, ataupun di warung internet.

b. Perilaku computer adalah tata cara respnden saat menggunakan

computer, misalnya frekuensi pengedipan mata saat

menggunakan computer, posisi duduk data berkomputer,

mengabaikan sakit mata saat berkomputer, membiarkan tampilan

layar computer tetap terang.

c. Dampak berkomputer adalah keluhan yang dirasakan responden

selama menggunakan computer yaitu mata panas, silau, kedutan

28

Page 29: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

pada kelopak mata, sakit kepala, penglihatan buram, dan

kelelahan mata saat berkomputer dalam waktu yang lama.

3.1.2 Gangguan Tajam Penglihatan

Gangguan tajam penglihatan (Visus) adalah berkurangnya

kemampuan mata menentukan bentuk dan sifat benda. Visus akan

diukur menggunakan kartu uji snellen pada kedua mata responden.

Visus yang diambil dan diolah dalam analisis data adalah visus yang

terbaik dari kedua mata dengan koreksi yang terbaik. Hasil uji visus

akan di kategorikan menurut Sidharta (2003) dengan skor 1 untuk

penglihatan normal visus 6/6-6/7,5; skor 2 untuk penglihatan hampir

normal visus6/9-6/21; skor 3 untuk penglihatan kurang sedang visus

6/24-6/38; skor 4 untuk penglihatan kurang berat visus 6/60-3/60;

skor 5 untuk penglihatan kurang nyata visus <3/60-0.

3.4 POPULASI dan SAMPEL PENELITIAN

3.4.1 Populasi

Populasi penelitian adalah siswa-siswi SMK Negeri 3 Mataram

3.4.2 Sampel

Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi

bias hasil penelitian, khususnya terhadap variabel-variabel control atau

perancu yang ternyata mempunyai pengaruh terhadap variabel yang diteliti

(Nursalam, 2003).

29

Page 30: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

Besarnya sampel ditentukan dengan rumus dan harus memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat dan

tidaknya sampel tersebut digunakan. Berdasarkan jumlah populasi tersebut

dapat dihitung jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin

(Notoatmodjo, 2005) :

Keterangan :

n = jumlah sampel

N= Jumlah populasi

d= Tingkat signifikan (p) (tingkat kepercayaan).

Dengan menggunakan rumus di atas maka peneliti dapat menentukan

besar sampel sebagai berikut :

n= N1+N (d) ²

n= 801+80 (0,1)²

n= 800,81

n = 98,76 = 98 orang

30

Page 31: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

Berdasarkan perhitungan dengan rumus di atas maka diperoleh besar

sampel sebanyak 98 orang. Karena penelitian ini menggunakan cases

control,maka besar sampel kasus adalah 49 orang dan 49 orang untuk

jumlah sampel kontrol.

3.4.3.Metoda Sampling

Adapun cara pengambilan sampel adalah nonprobability sampling

yaitu dengan purposive sampling. Purposive sampling adalah suatu teknik

penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai

dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan atau masalah dalam penelitian)

(Notoatmodjo,2010).

Kriteria Sampel sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi

a. Siswa berusia 16-18 tahun.

b. Tidak sedang mengalami cedera atau trauma mata.

c. Siswa dengan ras melayu

d. Bersedia menjadi responden

e. Siswa dengan waktu pemakain komputer dengan kategori sedang-

tinggi, yaitu ≥ 56%

2. Kriteria Eksklusi

a. Siswa dengan riwayat keluarga mempunyai gangguan penglihatan.

31

Page 32: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

b. Siswa sedang menjalani pengbatan penyakit DM (Diabetes Mellitus)

c. Tidak bersedia menjadi responden.

d. Siswa dengan waktu pemakain komputer dengan kategori rendah,

yaitu ≤ 56%

3.5 INSTRUMEN DAN PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan

data. Siswa-siswi SMK Negeri 3 Mataram yang menjadi responden dalam

penelitian ini akan dibagikan kuesioner oleh peneliti dan responden diminta

untuk mengisi kuesioner setelah diberikan penjelasan oleh peneliti.

Kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner tentang pemakaian komputer

responden. Kuesioner ini terdiri dari 4 bagian yaitu karateristik responden, waktu

pemakaian computer, perilaku berkomputer, dan dampak berkomputer. Terdapat

22 item yang dinyatakan valid yaitu :

Table 3.1 Distribusi Pertanyaan Kuesioner

No Pernyataan Nomor Soal Jumlah

1. Waktu Pemakaian Komputer 1,2,3,4,5 5

2. Perilaku Pemakaian Komputer 6,7,8,9,10,11,12,13,14,15 10

3. Dampak Pemakaian Komputer 16,17,18,19,20,21,22 7

Skala data yang digunakan pada kuesioner ini adalah skala data ordinal.

Skala angketnya menggunakan skala likert yaitu tersedia lima jawaban yang

32

Page 33: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

harus dipilih oleh responden. Kelima jawaban tersebut adalah tidak pernah,

jarang, kadang-kadang, sering, dan selalu. Bobot penilaian skala pemakaian

computer bergerak dari 1 sampai 5. Skor 5 deberikan kepada pertanyaan “selalu”,

kemudian berturut-tururt dibawahnya sampai pada skor 1 yaitu pada pertanyaan

“tidak pernah”. Kategori data pemakaian computer merupakan modifikasi dari

kategori pengetahuan (Nursalam, 2003). Nilai presentase dari masing-masing

ktegori didapatkan dari penghitungan total jumlah skor saat pentabulasian data

jawaban responden pada kuesioner. Total Jumlah skor dari hasil tabulasi data

berdasarkan penghitungan bobot penilaian jawaban responden yang sudah

ditentukan akan dibagi dengan jumlah keseluruhan skor kuesioner kemudian

dilakukan dengan seratus persen. Adapun kategori presentase untuk waktu,

perilaku, dan dampak berkomputer sebagai berikut :

1. Waktu Berkomputer :

a. Pemakaian tinggi : 76-100%

b. Pemakaian sedang : 56-75%

c. Pemakaian rendah : < 56%

2. Perilaku Berkomputer :

a. Baik : 76-100%

b. Cukup : 56-75%

c. Kurang : <56%

3. Dampak Berkomputer :

33

Page 34: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

a. Dampak tinggi : 76-100%

b. Dampak sedang : 56-75%

c. Dampak rendah : <56%

Kartu uji visus snellen digunakan untuk mengukur ketajaman penglihatan.

Hasil uji visus snellen akan dimasukkan dalam kategori menurut (Sidharta 2003):

Table 3.2 Hasil Uji Visus Snellen

NO KATEGORI VISUS SKOR NILAI VISUS

1 Normal 1 6/6-6/7,5

2 Hampir Normal 2 6/9-6/21

3 Kurang Sedang 3 6/24-6/38

4 Kurang Berat 4 6/60-6/120

5 Kurang Nyata-Buta 5 <3/60-0

Gambar 3.1 Kartu Snellen

3.6 CARA PENELITIAN

34

Populasi

Page 35: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

3.7 METODE PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

3.7.1 Metode pengolahan data

Menurut Sugiyono (1999) langkah-langkah dalam pengolahan data

sebagai berikut:

a. Editing

Editing ini digunakan untuk pengecekan jumlah kuesioner,

kelengkapan data, diantaranya kelengkapan identitas, lembar kuesioner

dan kelengkapan isian kuesioner, dalam penelitian ini semua data telah

lengkap dan sesuai.

b. Coding atau scoring

35

Kuesioner dan pengukuran visus

sampel

Sampel kasus

Pengolahan dan analisa data

Visus tidak normalVisus normal

Sampel kontrol

Page 36: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

Pemberian kode berupa angka untuk mempermudah

pengelompokan data dan menghindari kerancuan dalam

mengklasifikasi data.

c. Tabulasi

Membuat tabel distribusi frekuensi, tendensi sentral (mean,

median, modus,) dan disperse atau penyebaran data (standar deviasi,

variasi, range, minimum, maksimum) dengan menggunakan SPSS for

windows.

d. Processing

Setelah kuesioner terisi penuh dan juga sudah melewati

pengkodingan, maka dilakukan proses rekapan data dengan cara

mengentry data dalam kuesioner ke paket program komputer yaitu

program SPSS for Windows.

e. Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan

kembali data yang sudah diproses apakah ada kesalahan atau tidak,

dengan cara melihat kembali data yang dimasukkan kedalam tabulasi.

Setelah data tidak ada kesalahan lagi maka diteruskan pada proses

selanjutnya yaitu pengolahan data.

3.7.2 Analisa Data

a. Analisa univariat

36

Page 37: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

Analisa ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel bebas yaitu lama penggunaan computer dan

variabel terikat yaitu penurunan tajam penglihatan dengan tabel

distribusi frekuensi.

b. Analisa bivariat

Analisa bivariat yaitu analisa yang dilakukan untuk mengetahui

hubungan 2 variabel yang meliputi variabel bebas dan variabel terikat

(Hastono, 2001)

3.8 ETIKA PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian, peneliti memperhatikan masalah etika

penelitian. Etika penelitian meliputi:

a. Informal consent (lembar persetujuan)

Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti memberikan informasi tentang

tujuan dan manfaat penelitian. Setelah sifat keikutsertaan dalam penelitian.

Sampel penelitian yang setuju berpartisipasi dalam penelitian dimohon untuk

menandatangani lembar persetujuan penelitian.

b. Anonimity (tanpa nama)

37

Page 38: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

Untuk menjaga kerahasiaan responden dalam penelitian maka peneliti

tidak mencantumkan nama pada lembar kuesioner cukup dengan memberi

nomor kode pada masing-masing lembar yang hanya diketahui oleh peneliti.

c. Considentiality (kerahasiaan)

Peneliti menyimpan data penelitian pada dokumen pribadi penelitian dan

data-data penelitian dilaporkan dalam bentuk kelompok bukan sebagai data-

data yang mewakili pribadi sampel penelitian

38

Page 39: Hubungan Lama Pemakaian Komputer Dengan Penurunan Ketajaman Penglihatan Pada Siswa Teknik Informatika Komputer Di Smkn 3 Mataram

39