hubungan karakteristik dan keluhan dengan …

79
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA KISTA OVARIUM DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DAN RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014 DAN 2015 OLEH : TEGUH PANGESTU 130100136 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN

GAMBARAN HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA KISTA

OVARIUM DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DAN RSUD

DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014 DAN 2015

OLEH :

TEGUH PANGESTU

130100136

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

Universitas Sumatera Utara

Page 2: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN

GAMBARAN HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA KISTA

OVARIUM DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DAN RSUD

DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014 DAN 2015

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

OLEH :

TEGUH PANGESTU

130100136

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

Universitas Sumatera Utara

Page 3: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

i

Universitas Sumatera Utara

Page 4: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

ii

ABSTRAK

Pendahuluan : Kista ovarium adalah suatu penyakit gangguan organ reproduksi

wanita dimana terdapat suatu kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang

terdapat di ovarium. Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi

yang paling sering di jumpai pada wanita di masa reproduksinya.

Objektif : Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dan

keluhan dengan gambaran histopatologi pada penderita kista ovarium.

Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan sekat

lintang (cross sectional). Data penelitian ini diambil dari rekam medik di RSUP H.

Adam Malik Medan dan RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2014 dan 2015.

Penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampel, yaitu consecutive sampling

dengan jumlah keseluruhan sampel 130 pasien. Data dikumpulkan dengan cara

melihat rekam medis. Data diolah dan dianalisis dengan uji statistic chi square

dengan p < 0,05.

Hasil : Berdasarkan penelitian didapatkan hasil beberapa variabel yang

berhubungan dengan gambaran gambaran histopatologi kista ovarium, yaitu Usia

(p=0,048), paritas (p=0,133), pembesaran perut (p=0,001), gangguan haid

(p=0,006), nyeri perut (p=0,001).

Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia,

pembesaran perut, gangguan haid dan nyeri perut dengan gambaran histopatologi

kista ovarium. Sedangkan paritas tidak terdapat ada hubungan dengan gambaran

histopatologi kista ovarium.

Kata kunci : Kista ovarium, Karakteristik, histopatologi

Universitas Sumatera Utara

Page 5: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

iii

ABSTRACK

Introduction : ovarian cyst is a female reproductive organ disorder which have a

bag filled with fluid, like balloon filled with water contained in the ovary. Ovarian

cyst is a benign gynecological tumor, most found in female on her reproductive

period.

Objective : This study aims to determine the relationship of the characteristics

and yelp of the patient with histopathological result in patient with ovarian cyst.

Method : This is an analitic study design with cross sectional method. The

research of the data was taken from the medical records in RSUP H. Adam Malik

Medan and RSUD Dr. Pirngadi Medan on 2014 and 2015. This study used a

consecutive sampling technic with 130 samples. Data collected from the medical

record. This data analyzed with chi square with p<0,05.

Result : Based on this study there are some variables which related with

histopathological result of ovarian cyst, the age (p=0,004), parity (p=0,133).

Abdomen enlargement (p=0,001), menstrual disorder (p=0,006), abdominal pain

(p=0,001).

Conclusion : the conclusion from this study, there is a relationship between the

age, abdominal pain, menstrual disorder and abdominal pain with the

histopathological result of the ovarian cyst. Meanwhile there is no relation

between parity and histopathological result.

Keywords : ovarian cyst, characteristic, histopathology

Universitas Sumatera Utara

Page 6: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Hubungan

Karakteristik dan Keluhan dengan Gambaran Histopatologi pada Penderita

Kista Ovarium di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD Dr. Pirngadi

Medan Tahun 2014 dan 2015 “. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh

kelulusan Sarjana Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, saya banyak mendapat dorongan,

bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak dan akhirnya saya dapat

menyelesikan skripsi ini dengan sempurna dan tepat pada waktu. Saya ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S (K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada saya

untuk melakukan penelitian.

2. dr. Muhammad Rusda, Sp.OG (K), selaku Dosen Pembimbing 1 dan dr. Sri

Amelia, M.Kes selaku Dosen Pembimbing 2, yang telah memberikan bantuan,

bimbingan dan dorongan untuk menyiapkan skripsi ini.

3. dr. Mustafa M. Amin, M.ked, KJ, Msc, Sp. KJ (K) selaku Dosen Penguji 1

dan dr. Muhammad Syahputra, M.Kes selaku Dosen Penguji 2, yang telah

banyak memberikan komentar yang bermanfaat, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan lebih lengkap.

4. Rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhingga saya persembahkan kepada

kedua orang tua saya, H. Sartiman SH dan Hj. Siti Sundari, beserta saudara

saya, Candra dan Vita, dan seluruh keluarga saya atas doa, perhatian dan

dukungan sebagai bentuk kasih saying kepada saya.

5. Sahabat dan teman seperjuangan saya di FK USU, Lily, Akbar Almaarij,

Jonatan Wibisana, Aziz Achmad, M. Khairul Akbar, M. Yakub Adira, M.

Rifqi Mafazi, M. Huda Wirautama, Yan Hasqi, M. Hafiz Mahruzza, Irfan

Julio, Akmal Ashrof, Teuku M. Syiva, Arie Fandy, Herman Ivan, Jason

Universitas Sumatera Utara

Page 7: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

v

Affendy, Kevin Prathama, M. Rahman, M. Ridho, Fahdlul Ridho, M. Fikri

Ardinata, Fara Haura, Novy Soraya, Ibtisam Aulia, Natassya Sandra, Cut

Farah, Anggi Cantika, Cut Putri Astritd, Almira Wynona, Nadia Iftari, Avie

Hanindya, Rizky Ayuni, Farisa, Sabrina, Siti Utari, Fildzah Nasirah, Nahrira

Darwis, Muhammad Abror, Julitya, teman-teman seangkatan 2013 lainnya,

kelompok praktikum A-3, grup Bola Gembira dan teman-teman serta seluruh

staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara atas bantuan, dukungan, cerita, pengalaman dan keceriaan

selama tujuh semester menjalani pendidikan disini.

6. Teman-teman terdekat saya yang selalu mendukung Teuku Raja, Liza

Sebayang, Hera Ismayani, Ayu Pratiwi.

Akhir kata, saya berharap Tuhan membalas segala kebaikan semua pihak

yang telah membantu saya, semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi

pengembangan ilmu selanjutnya.

Medan, 10 Januari 2017

Peneliti,

Teguh Pangestu

(NIM : 130100136)

Universitas Sumatera Utara

Page 8: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1.Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah .......................................................................... 3

1.3.Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

1.4.Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5

2.1. Ovarium ........................................................................................ 5

2.1.1. Anatomi ............................................................................... 5

2.1.2. Histologi ............................................................................. 6

2.2. Kista Ovarium ............................................................................... 8

2.2.1. Definisi ................................................................................. 8

2.2.2. Klasifikasi ............................................................................ 9

2.2.3. Epidemiologi ........................................................................ 14

2.2.4. Faktor Resiko ....................................................................... 15

2.2.5. Gejala Klinis......................................................................... 16

2.2.6. Pemeriksaan Fisik ................................................................ 17

2.2.7. Pemeriksaan Penunjang ....................................................... 18

2.2.7.1. Ultrasonografi .......................................................... 18

2.2.7.2. Foto rontgen ............................................................. 18

2.2.7.3. Pengukuran CA-125 ................................................. 18

2.2.7.4. Pemeriksaan Histopatologi ...................................... 19

2.2.8. Komplikasi ........................................................................... 19

2.2.9. Penatalaksanaan ................................................................... 20

2.2.9.1. Pada pasein asimptomatis ........................................ 20

2.2.9.2. Pasien dengan gejala ................................................ 21

2.2.10. Pencegahan ......................................................................... 23

2.2.10.1. Pencegahan primer ................................................. 23

2.2.10.2. Pencegahansekunder .............................................. 23

Universitas Sumatera Utara

Page 9: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

vii

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN

HIPOTESA ................................................................................... 24

3.1.Kerangka Teori............................................................................... 24

3.2.Kerangka Konsep ........................................................................... 24

3.3.Hipotesa.......................................................................................... 25

BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................................. 26

4.1.Rencana Penelitian ......................................................................... 26

4.2.Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 26

4.2.1.Waktu .................................................................................... 26

4.2.2.Tempat penelitian .................................................................. 26

4.3.Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 26

4.3.1. Populasi ................................................................................ 26

4.3.2. Sampel .................................................................................. 26

4.4.Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 28

4.5.Pengolahan dan Analisa Data......................................................... 28

4.5.1. Pengolahan Data................................................................... 28

4.5.2. Analisa Data ......................................................................... 28

4.6.Defenisi Operasional ...................................................................... 29

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 31

5.1.Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................... 31

5.2.Deskripsi Karakteristik Sampel / Individu .................................... 31

5.3.Deskripsi Bivariat .......................................................................... 34

5.4.Pembahasan ................................................................................... 39

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 44

6.1. Kesimpulan ................................................................................... 44

6.2. Saran .............................................................................................. 44

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 45

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 10: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

viii

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 2.1 Pemeriksaan Fisik Tumor Ovarium Jinak dan Ganas ................... 17

Tabel 2.2 Pemeriksaan Radiografi ................................................................ 18

Tabel 2.3 Pemeriksaan Histopatologi ............................................................ 18

Tabel 5.1 Karakteristik Pasien-Pasien Kista Ovarium .................................. 32

Tabel 5.2 Keluhan Pasien-Pasien Kista Ovarium ......................................... 33

Tabel 5.3 Gambaran Histopatologi Kista Ovarium ....................................... 33

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jenis dan Klasifikasi Kista Ovarium............ 34

Tabel 5.5 Uji Chi-Square : Hubungan Usia dengan Gambaran

Histopatologi Kista Ovarium ........................................................ 34

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Jenis dan Klasifikasi Kista Ovarium

Berdasarkan Usia........................................................................... 35

Tabel 5.7 Uji Chi-Square : Hubungan Paritas dengan Gambaran

Histopatologi Kista Ovarium ........................................................ 35

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Jenis dan Klasifikasi Kista Ovarium

Berdasarkan Paritas ....................................................................... 36

Tabel 5.9 Uji Chi-Square : Hubungan Pembesaran Perut dengan

Gambaran Histopatologi Kista Ovarium ....................................... 37

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Jenis dan Klasifikasi Kista Ovarium

Berdasarkan Pembesaran Perut ..................................................... 37

Tabel 5.11 Uji Chi-Square : Hubungan Gangguan Haid dengan Gambaran

Histopatologi Kista Ovarium ........................................................ 38

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Jenis dan Klasifikasi Kista Ovarium

Berdasarkan Gangguan Haid ......................................................... 38

Tabel 5.13 Uji Chi-Square : Hubungan Nyeri Perut dengan Gambaran

Histoptologi Kista Ovarium .......................................................... 39

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Jenis dan Klasifikasi Kista Ovarium

Berdasarkan Nyeri Perut ............................................................... 39

Universitas Sumatera Utara

Page 11: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 2.1. Anatomi Ovarium............................................................ 5

Gambar 2.2. Histologi Ovarium ........................................................... 7

Gambar 2.3. Histologi Ovarium ........................................................... 8

Gambar 3.1. Kerangka Teori Penelitian............................................... 24

Gambar 3.2. Kerangka Konsep Penelitian ........................................... 24

Universitas Sumatera Utara

Page 12: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

x

DAFTAR SINGKATAN

BNO IVP Blaas Nier Oversight

CDC Centers for Disease Control and Prevention

CFR Cost and Freight

CT-Scan Computerized tomography scanner

LH Luteinizing Hormone

MRI Magnetic Resonance Imaging

PNS Pegawai Negrei Sipil

RSU Rumah Sakit Umum

RSUD Rumah Sakit Umum Daerah

RSUP Rumah Sakit Umum Pusat

T10 Thoracal 10

USG Ultrasonography

WHO World Health Organization

Universitas Sumatera Utara

Page 13: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Hasil Pengolahan SPSS

Lampiran 3 Surat Ethic

Lampiran 4 Surat RSUP H. Adam Malik Medan

Lampiran 5 Surat RSUD Dr. Pirngadi Medan

Lampiran 6 Master Data

Universitas Sumatera Utara

Page 14: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini sedang dalam

proses pembangunan untuk menjadi negara yang makmur. Proses pembangunan

yang dilakukan diantaranya adalah pembangunan kesehatan yang bertujuan untuk

mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dimana kesehatan itu adalah

keadaan sehat baik itu secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.1

Kesehatan memiliki berbagai macam ruang lingkup yang harus di penuhi.

Salah satu ruang lingkup kesehatan adalah kesehatan reproduksi. Dimana

kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara

utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan

sistem, fungsi, dan proses reproduksi baik pada laki-laki dan perempuan.1

Pada saat ini terjadi banyak masalah kesehatan reproduksi, diantaranya

penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi adalah kista ovarium. Kista

ovarium adalah suatu penyakit gangguan organ reproduksi wanita. Kista ovarium

adalah suatu kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang terdapat di

ovarium, kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling

sering di jumpai pada wanita di masa reproduksinya.2,3

Kista ovarium secara umum memiliki ukuran kurang dari 6 cm dan jenis kista

ovarium bisa bervariasi, ada yang berisi cairan jernih yang biasanya di sebut kista

fungsional, berisi darah seperti kista merah (rubrum), kista berisi gigi, rambut, dan

cairan lemak yang disebut kista dermoid, berisi jaringan ikat yang padat seperti

fibroma. Di antara kista ovarium ini ada yang bersifat neoplastik (memerlukan

operasi) dan ada yang bersifat non neoplastik (tidak memerlukan operasi).4

Lesi patologis didominasi yang bersifat jinak, borderline, dan ganas. Kista

jinak seperti kistoma ovari simpleks, kistadenoma ovari musinosum, kistadenoma

serosum, kista endometroid, kista dermoid. Sedangkan Kista ganas seperti

Universitas Sumatera Utara

Page 15: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

2

kistadenokarsinoma serosum, kistadenokarsinoma musinosum dan karsinoma

mesonephroid. Kebanyakan lesi jinak ovarium terjadi pada kelompok usia subur

dan sering kistik, sedangkan tumor ganas lebih sering terjadi pada wanita lanjut

usia.5

Menurut WHO, di Amerika Serikat pada tahun 2001 diperkirakan jumlah

penderita kanker ovarium sebanyak 23.400 dengan angka kematian sebesar

13.900 orang (CFR = 59,4%). Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena

penyakit ini pada awal bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan

apabila sudah terjadi metastase, sehingga 60% - 70% pasien datang pada stadium

lanjut sehingga penyakit ini disebut sebagai “silent killer”. Kanker ovarium adalah

penyebab utama kematian dari kalangan wanita Amerika Serikat dan memiliki

angka kematian tertinggi dari salah satu kanker ginekologi. Di seluruh dunia,

tahun 2007 terdapat 204.000 wanita yang terdiagnosa kanker ovarium dan

125.000 diantaranya meninggal.6

Menurut US Cancer Statistics (2004) kejadian dan laporan kematian, 20.095

perempuan di Amerika Serikat mengetahui bahwa mereka menderita kanker

ovarium, 6.600 wanita yang di diagnosis dengan kanker ovarium di Inggris setiap

tahun, sekitar 1.500 di Australia dan 2.300 di Kanada. Tingkat kematian untuk

penyakit ini tidak banyak berubah dalam 50 tahun terakhir.6 Di Malaysia, pada

tahun 2008 terdata 428 kasus penderita kista ovarium, dimana terdapat 20%

diantaranya meninggal dunia, 60% di antaranya adalah wanita karier yang telah

berumah tangga. Sedangkan pada tahun 2009 terdata 768 kasus penderita kista,

dan 25% di antaranya meninggal dunia, dan 70% di antaranya wanita karier yang

telah berumah tangga.7

Angka kejadian penyakit kista ovarium di Indonesia belum diketahui dengan

pasti karena pencatatan dan pelaporan yang kurang baik. Sebagai gambaran di RS.

Kanker Dharmais di temukan kira-kira 30 penderita setiap tahun. Di RSU Cipto

Mangunkusumo terdata pada tahun 2008 terdapat 428 kasus penderita kista

endometriosis, 20% diantaranya meninggal dunia dan 65% diantaranya adalah

wanita karier yang telah berumah tangga.7.Di RSUP H. Adam Malik Medan

terdapat jumlah seluruh penderita kista ovarium tahun 2008 – 2009 sebanyak 47

Universitas Sumatera Utara

Page 16: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

3

orang.7 Di RSUD Dr. Pirngadi Medan dari bulan Januari 2010 sampai dengan

Oktober 2010 penderita kista ovarium pada wanita usia subur berjumlah 34 orang.

Kemudian di Rumah Sakit ST. Elisabeth Medan penderita kista ovarium dari

tahun 2008-2012 terdata sebanyak 116 kasus.8

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui hubungan

karakteristik dan keluhan dengan gambaran histopatologi pada penderita kista

ovarium di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun

2014 dan 2015.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang diatas. Maka peneliti merumuskan

masalah peneliti dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Adakah

hubungan karakteristik dan keluhan dengan gambaran histopatologi pada

penderita kista ovarium di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD Dr. Pirngadi

Medan tahun 2014 dan 2015”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dan keluhan

dengan gambaran histopatologi pada penderita kista ovarium di RSUP H. Adam

Malik Medan dan RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014 dan 2015.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui karakteristik pasien penderita kista ovarium

2. Mengetahui keluhan pasien penderita kista ovarium

3. Mengetahui histopatologi pasien penderita kista ovarium

Universitas Sumatera Utara

Page 17: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

4

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan data untuk mendiagnosa penyakit

kista ovarium.

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dan menambah

pengetahuan tentang kejadian kista ovarium.

3. Dapat mengetahui secara langsung hubungan kejadian kista ovarium dengan

gambaran histopatologinya dan mempraktekkan ilmu yang di peroleh selama

pendidikan.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ovarium

2.1.1 Anatomi

Ovarium adalah sepasang organ berbentuk almond, dengan panjang sekitar

1,5 inc atau 4 cm, dilekatkan pada bagian belakang ligamentum yang luas oleh

mesovarium. Ovarium memiliki dua ligamentum lain, yaitu ligamentum

infundibulopelvikum, atau disebut juga ligamentum suspensorium ovarii, yang

merupakan tempat melintasnya pembuluh darah, pembuluh limfe dari dinding

pelvic, dan ligamentum ovari yang menghubungkan ovarium dan uterus.9 (Pada

gambar 2.1)

Ovarium menerima aliran darah dari arteri ovari yang berasal dari aorta pada

tingkat arteri renalis. Pada aliran darah balik, pada sisi kanan, menuju vena cava

inferior, sedangkan pada sisi kiri, menuju vena renalis kiri. Pembuluh limfe

ovarium melewati nodus aorticus pada tingkat yang sama dengan pembuluh darah

ginjal, mengikuti peraturan umum bahwa aliran pembuluhb limfe suatu organ

sama seperti aliran darah vena organ tersebut. Untuk persarafan, ovarium

menerima persarafan dari aortic plexus (T10).9 (Pada gambar 2.1)

Gambar 2.1. Anatomi Ovarium10

Dikutip dari Martini. Fundamentals of Anatomy and Physiology, 2012.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

6

2.1.2 Histologi

Setiap ovarium mempunyai bagian-bagian histologi sebagai berikut11 (Pada

gambar 2.2 dan gambar 2.3) :

1. Germinal Epithelium atau epitel germinativum adalah epitel selapis gepeng

atau selapis kuboid yang menutupi permukaan ovarium

2. Tunica albuginea atau tunika albuginea adalah selapis jaringan ikat padat yang

menyebabkan warna ovarium menjadi keputihan dan terletak di bawah epitel

germinativum

3. Ovarian Cortex atau daerah korteks terletak dibawah tunika albuginea,

merupakan daerah yang terutama ditempati folikel ovarium dan oositnya.

Folikel ini terbenam dalam jaringan ikat (stroma) di daerah korteks. Stroma ini

terdiri atas fibroblas berbentuk kumparan khas yang berespon dengan berbagai

cara terhadap rangsangan hormon dari fibroblas organ lain

4. Ovarian Medulla atau daerah medula yang terletak dibawah daerah korteks,

merupakan bagian terdalam ovarium. Tidak ada batas tegas antara daerah

korteks dan medulla, tetapi daerah medulla tersusun dari jaringan ikat longgar

dan berisi pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf

5. Ovarian Follicles atau folikel ovarium terdapat di daerah korteks dan terdiri

atas oosit yang dikelilingi oleh satu atau lebih sel folikel, atau sel granulosa.

Ketika sel folikel membentuk selapis sel kuboid, folikel ini sekarang disebut

folikel primer unilaminar. Sel folikel terus berproliferasi dan membentuk

epitel folikel berlapis, atau lapisan granulosa, dengan sel-sel yang saling

berkomunikasi melalui taut rekah. Folikel ini kini disebut folikel primer

multilaminar atau preantrum. Sewaktu folikel tumbuh, terutama karena sel

granulosa bertambah besar dan bertambah banyak, folikel ini berpindah ke

daerah korteks yang lebih dalam. Cairan (liquor folliculi) mulai mengumpul di

antara sel-sel folikel. Celah-celah kecil yang mengandung cairan ini menyatu,

dan sel-sel granulosa mengatur diri membentuk rongga yang lebih besar, yaitu

antrum. Folikel ini sekarang disebut folikel sekunder atau folikel antrum

6. Mature (Graafian) Follicle atau folikel matang, pra-ovulasi, atau folikel

Graaf, sangat besar (berdiameter sekitar 2,5 cm) sehingga dapat menonjol dari

Universitas Sumatera Utara

Page 20: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

7

permukaan ovarium dan dapat dideteksi dengan ultrasonografi. Folikel ini

merupakan folikel dominan yang dapat mengalami ovulasi dan biasanya

hanya satu untuk setiap siklus menstruasi. Sedangkan folikel lainnya

mengalami atresia

7. Corpus Luteum atau korpus luteum (badan kuning) merupakan folikel matang

setelah ovulasi. Korpus luteum menghasilkan progesterone, estrogen, relaxin,

dan inhibin akibat rangsangan LH (Luteinizing Horomone). Nasib korpus

luteum ditentukan oleh ada tidaknya kehamilan. Setelah dirangsang LH,

korpus luteum terprogram untuk bersekresi selama 10-12 hari. Jika tidak ada

rangsangan hormon lain dan tidak ada kehamilan, sel-sel korpus luteum akan

berdegenerasi melalui apoptosis. Fibroblas di dekatnya memasuki daerah ini

dan membentuk parut jaringan ikat padat yang disebut korpus albikans atau

badan putih (karena banyaknya kolagen)

Gambar 2.2. Histologi Ovarium12

Dikutip dari Tortora. Histologi Dasar: Teks & Atlas. Edisi 10. Jakarta.

Penerbit EGCC. 2014

Universitas Sumatera Utara

Page 21: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

8

Gambar 2.3. Histologi Ovarium12

Dikutip dari Tortora. Histologi Dasar: Teks & Atlas. Edisi 10. Jakarta. Penerbit

EGCC. 2014

2.2 Kista Ovarium

2.2.1 Definisi

Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling

sering di jumpai pada wanita di masa reproduksinya.2 Kista ovarium adalah

kantong yang berisi cairan seperti balon yang terdapat di ovarium.3

Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non

neoplastik. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,

kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Dalam kehamilan

tumor ovarium yang paling sering di jumpai adalah kista dermoid, kista coklat

atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan

letak janin dalam rahim atau dapat menghalangi masuknya kepala ke dalam

panggul.13

Kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum yang

normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri

atas sel-sel embrional yang tidak berdiferensiasi, kista ini tumbuh lambat dan

ditemukan selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental

berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit.14

Universitas Sumatera Utara

Page 22: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

9

2.2.2 Klasifikasi

Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu non neoplastik

dan neoplastik. Kista non neoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis

sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus

dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.4

Kista ovarium neoplastik jinak diantaranya15 :

1. Kistoma Ovarii Simplek

Kistoma ovarii simplek merupakan kista yang permukaannya rata dan halus,

biasanya bertangkai, sering kali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding

kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning.

Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.

2. Kistadenoma Ovarii Musinosum

Bentuk kista multilokuler dan biasanya unilateral, dapat tumbuh menjadi

sangat besar. Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan

degeneratif sehingga timbul perlekatan kista dengan omentum, usus-usus, dan

peritoneum parietal. Selain itu, bisa terjadi ileus karena perlekatan dan

produksi musin yang terus bertambah akibat pseudomiksoma peritonei.

Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista in toto tanpa pungsi terlebih dulu

dengan atau tanpa salpingo-ooforektomi tergantung besarnya kista.

3. Kistadenoma Ovarii Serosum

Kista ini berasal dari epitel germinativum. Bentuk kista umumnya unilokular,

tapi jika multilokuller perlu dicurigai adanya keganasan. Kista ini dapat

membesar tetapi tidak sebesar kista musinosum. Selain teraba massa intra

abdominal juga dapat timbul asites. Penatalaksanaan umumnya sama dengan

kistadenoma ovarii musinosum.

4. Kista Dermoid

Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal

berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol dari pada mesoderm dan

entoderm. Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kandungan tidak hanya

berupa cairan tapi juga ada partikel lain seperti rambut, gigi, tulang, atau sisa-

sisa kulit. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian

Universitas Sumatera Utara

Page 23: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

10

kistik kenyal dan sebagian lagi padat. Dapat menjadi ganas, seperti karsinoma

epidermoid. Kista ini di duga berasal dari sel telur melalui proses

parthenogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri mendadak di perut bagian

bawah karena torsi tangkai kista dermoid. Dinding dapat ruptur sehingga isi

kista keluar di rongga peritoneum. Penatalaksanaan dengan pengangkatan

kista dermoid bersama seluruh ovarium.

5. Kista endometroid

Kista jenis ini terbentuk ketika jaringan endometrium (jaringan lapisan rahim)

hadir pada ovarium. Kista jenis ini biasa terjadi pada perempuan selama masa

reproduksinya. Kista jenis ini menyebabkan nyeri panggul yang kronis yang

berhubungan dengan menstruasi.

Kista neoplastik ganas diantaranya15 :

1. Kistadenokarsinoma Serosum

Merupakan jenis yang ganas dari kistadenoma serosum. Pada pemeriksaan

mikroskopis tampak gambaran seperti adenokarsinoma traktus digestivus

dengan sel-sel epitel dalam berbagai tingkat differensiasi. Pembentukan kista-

kista kecil dan pengeluaran musin berjalan terus.

2. Karsinoma Mesonephroid

Berasal dari mesotelium ovarium, bentuknya solid atau kistik. Warna sawo

matang atau keabu-abuan dengan diameter 10-20 cm, disebut juga clear

carcinoma karena mengandung sel-sel pucat di tengah stroma.

3. Kistadenokarsinoma Musinosum.

Ini merupakan prototype keganasan dari kistadenoma musinosum. Hanya

kurang lebih 5% dari jenis kista ini yang menjadi ganas. Perubahan ini dapat

mengenai sebagian kista tetapi pada umumnya mengenai seluruh jaringan

ovarium.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

11

Kista non neoplastik terdiri dari4 :

1. Kista Folikel

Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi, namun

tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang

setelah tumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia

yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Bisa didapati satu kista atau

lebih, dan besarnya biasanya dengan diameter 1-1,5cm. Kista folikel ini bisa

menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam dinding kista yang tipis yang

terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan di

dalam kista, maka terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista

berwarna jernih dan sering kali mengandung estrogen. Oleh sebab itu, kista

kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid. Kista folikel dapat

mengecil dan menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur dan kista pun

menghilang. Umumnya, jika diameter kista tidak lebih dari 5 cm, maka dapat

ditunggu dahulu karena kista folikel biasanya dalam waktu 2 bulan akan

menghilang sendiri

2. Kista Korpus Luteum

Dalam keadaan normal korpus luteum dapat mengecil dan menjadi korpus

albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus luteum

persistens), perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan

terjadinya kista, berisi cairan berwarna merah coklat karena darah tua.

Frekuensi kista korpus luteum lebih jarang dari pada kista folikel. Dinding

kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang

berasal dari sel-sel teka. Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan

haid, berupa amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur. Adanya kista

dapat pula menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah dan perdarahan

yang berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur. Rasa nyeri di dalam

perut yang mendadak dengan adanya amenorea sering menimbulkan

kesulitan dalam diagnosis diferensial dengan kehamilan ektopik yang

terganggu. Jika dilakukan operasi, gambaran yang khas kista korpus luteum

memudahkan pembuatan diagnosis. Penanganan kista korpus luteum ialah

Universitas Sumatera Utara

Page 25: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

12

menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal dilakukan operasi atas

dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum diangkat tanpa

mengorbankan ovarium.

3. Kista Lutein

Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya

kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik. Kista

biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar ukuran tinju. Pada pemeriksaan

mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulosa dapat pula

menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena

atresia. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon

koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau

koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.

4. Kista Inklusi Germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel

germinativum pada permukaan ovarium. Kista ini lebih banyak terdapat pada

wanita yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm.

Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik

ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah,

dan isinya cairan jernih dan serus.

5. Kista Endometriosis

Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan

selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan

berkembang menjadi kista. Kista ini sering di sebut juga sebagai kista coklat

endometriosis karena berisi darah coklat-kemerahan. Kista ini berhubungan

dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri

senggama. Kista ini berasal dari sel-sel selaput perut yang disebut

peritoneum. Penyebabnya bisa karena infeksi kandungan menahun, misalnya

keputihan yang tidak ditangani sehingga kuman-kumannya masuk kedalam

selaput perut melalui saluran indung telur. Infeksi tersebut melemahkan daya

tahan selaput perut, sehingga mudah terserang penyakit. Gejala kista ini

sangat khas karena berkaitan dengan haid. Seperti diketahui, saat haid tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 26: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

13

semua darah akan tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, tapi ada yang

memercik ke rongga perut. Kondisi ini merangsang sel-sel rusak yang ada di

selaput perut mengidap penyakit baru yang dikenal dengan endometriosis.

Karena sifat penyusupannya yang perlahan, endometriosis sering di sebut

kanker jinak.

6. Kista Stein-Leventhal

Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik, dan

permukaannya licin. Kapsul ovarium menebal. Kelainan ini terkenal dengan

nama sindrom stein-leventhal dan kiranya disebabkan oleh gangguan

keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita terhadap gangguan

ovulsi, oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen,

hiperplasia endometri sering ditemukan.

Menurut Nugroho, klasifikasi kista terdiri dari16 :

1. Tipe Kista Normal

Tipe kista yang termasuk dalam kista normal adalah kista fungsional. Kista

tersebut merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan. Kista

ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus

menstruasi yang normal. Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan

pecah pada masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap

dibuahi oleh sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista

folikuler dan akan hilang saat menstruasi. Kista fungsional terdiri dari kista

folikel dan kista luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan

gejala dan dapat menghilang dengan sendiri dalam waktu 6-8 minggu.

2. Tipe Kista Abnormal

Jenis kista yang termasuk pada kista abnormal adalah kistadenoma, kista

coklat (endometrioma), kista dermoid, kista endometriosis, kista hemorrhage,

dan kista lutein.

Kistadenoma merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur.

Biasanya bersifat jinak, tetapi dapat membesar dan dapat menimbulkan nyeri.

Kista coklat merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Kista ini berisi

Universitas Sumatera Utara

Page 27: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

14

timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman. Kista dermoid merupakan kista

yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku, rambut, gigi dan

lemak. Kista dapat ditemukan di kedua bagian indung telur. Biasanya berukuran

kecil dan tidak menimbulkan gejala. Kista endometriosis merupakan kista yang

terjadi karena ada bagian endometrium yang berada diluar rahim. Kista ini

berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan

sehingga menimbulkan nyeri hebat. Kista hemorrhage merupakan kista fungsional

yang disertai perdarahan sehingga menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut

bagian bawah.

Kista lutein merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Beberapa

tipe kista lutein antara lain kista granulosa lutein merupakan kista yang terjadi di

dalam korpus luteum ovarium yang fungsional. Kista yang timbul pada permulaan

kehamilan ini dapat membesar akibat dari penimbunan darah yang berlebihan saat

menstruasi dan bukan akibat dari tumor. Diameternya yang mencapai 5-6 cm

menyebabkan rasa tidak enak di daerah panggul. Jika pecah, akan terjadi

perdarahan di rongga perut. Pada wanita yang tidak hamil, kista ini menyebabkan

menstruasi terlambat, diikuti perdarahan yang tidak teratur. Kemudian kista theca

lutein merupakan kista yang berisi cairan benign dan berwarna seperti jerami.

Timbulnya kista ini berkaitan dengan tumor ovarium dan terapi hormonal. Dan

kista polikistik ovarium merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat

pecah dan melepaskan sel telur secara kontiniu. Biasanya terjadi setiap bulan.

Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik

ovarium yang menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk mengangkat

kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.

2.2.3 Epidemiologi

Angka kejadian kista sering terjadi pada wanita berusia produktif. Jarang

sekali di bawah umur 20 maupun di atas 50 tahun.17

Kista ovarium ditemukan pada hampir semua wanita premenopause dan pada

18% wanita post menopause. Insiden yang sering terjadi pada wanita usia 30-50

tahun dan yang paling tinggi adalah wanita dengan kulit putih.17 Di Indonesia

Universitas Sumatera Utara

Page 28: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

15

sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang

berkaitan dengan kehamilan, persalinan, serta penyakit mengenai sistem

reproduksi misalnya kista ovarium.18

Di Amerika insiden kista ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000

populasi pada tahun 1988 sampai 1991 sebagian besar kista adalah kista

fungsional dan jinak. Di Amerika karsinoma ovarium di diagnosa pada kira-kira

22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang.19

Berdasarkan data yang diperoleh CDC di Amerika pada tahun 2011 insiden

kanker ovarium tertinggi terjadi di kota New York, Columbia dan Washington

dengan interval 12,5-14,9 per 100.000 penduduk. Dan yang paling rendah terjadi

di kota Hawai, Virginia, dan Louisiana dengan interval 7,5-10,4 per 100.000

penduduk.20

Di RSUP H. Adam Malik Medan di dapati jumlah seluruh penderita kista

ovarium tahun 2008-2009 sebanyak 47 orang. Di RSUD Dr. Pirngadi Medan dari

bulan Januari 2010 – Oktober 2010 penderita kista ovarium pada wanita usia

subur terdata sebanyak 34 kasus.7 Kemudian Di RS ST. Elisabeth Medan

penderita kista ovarium dari tahun 2008-2012 terdata sebanyak 116 kasus.8

2.2.4 Faktor Resiko

Penyebab pasti dari penyakit kista Ovarium belum diketahui secara pasti.

Akan tetapi salah satu pemicunya adalah faktor hormonal. Penyebab terjadinya

kista ovarium ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berhubungan.

Beberapa faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kista ovarium adalah:

1. Pasien yang memiliki riwayat menderita kista ovarium sebelumnya atau

riwayat keluarga pasien yang pernah menderita kista ovarium.13

2. Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen)

Tamoxifen dapat menyebabkan kista ovarium fungsional jinak yang biasanya

menyelesaikan penghentian pengobatan tersebut.17

3. Gaya hidup yang tidak sehat

Gaya hidup yang tidak sehat dapat memicu terjadinya penyakit kista ovarium.

Resiko kista ovarium fungsional meningkat dengan merokok, resiko dari

Universitas Sumatera Utara

Page 29: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

16

merokok mungkin meningkatkan lebih lanjut dengan indeks massa tubuh

menurun. Selain dikarenakan merokok, pola makan yang tidak sehat seperti

konsumsi tinggi lemak, rendah serat, konsumsi zat tambahan pada makanan,

konsumsi alkohol dapat juga meningkatkan resiko penderita kista ovarium.

Pada wanita yang sudah menopause kista fungsional tidak terbentuk karena

menurunnya aktivitas indung telur.18

4. Gangguan siklus haid

Gangguan siklus haid yang sangat pendek atau lebih panjang harus

diwaspadai. Menstruasi di usia dini yaitu 11 tahun atau lebih muda

merupakan faktor resiko berkembangnya kista ovarium wanita dengan siklus

haid tidak teratur juga merupakan faktor resiko kista ovarium.18

5. Pemakaian alat kontrasepsi hormonal

Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal juga merupakan faktor

resiko kista ovarium, yaitu pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi

hormonal berupa implant, akan tetapi pada wanita yang menggunakan alat

kontrasepsi hormonal berupa pil cenderung mengurangi resiko untuk terkena

kista ovarium.22

2.2.5 Gejala Klinis Kista Ovarium

Kista ovarium sering kali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya masih

kecil. Kista yang jinak baru memberikan rasa tidak nyaman apabila kista semakin

membesar, sedangkan pada kista yang ganas kadangkala memberikan keluhan

sebagai hasil infiltasi atau metastasis kejaringan sekitar.23 Pemastian penyakit

tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan

keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar

rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan

setiap gejala atau perubahan ditubuh untuk mengetahui gejala mana yang serius.

Gejala-gejala yang paling sering antara lain: pembesaran perut, kembung, mual,

gangguan nafsu makan, siklus menstruasi tidak teratur dan sering nyeri, nyeri

perut bagian bawah yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke

punggung bawah dan paha, nyeri senggama, luas permukaan dinding

Universitas Sumatera Utara

Page 30: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

17

endometrium menebal, dan pembengkakan tungkai bawah yang tidak disertai rasa

sakit. Kadang-kadang kista dapat memutar pada pangkalnya, mengalami infark

dan robek, sehingga menyebabkan nyeri tekan perut bagian bawah yang akut

sehingga memerlukan penanganan kesehatan segera.24

2.2.6 Pemeriksaan Fisik

Penyakit keganasan lanjut dapat dihubungkan dengan cachexia dan

kehilangan berat badan, lymphadenopathy di leher, sesak nafas dan tanda-tanda

efusi pleura. Kista yang besar dapat diraba pada pemeriksaan abdominal. Asites

yang tampak dapat mengkaburkan palpasi massa di intra-abdominal. Meskipun

ovarium normal dapat diraba pada pemeriksaan pelvic pada pasien premenopause

yang kurus, perabaan ovarium harus disadari abnormal pada wanita

postmenopause. Jika pasien gemuk, palpasi kista dalam ukuran apapun juga akan

sulit dibuktikan. Kadang-kadang, gambaran alami kistik dari kista ovarium

mungkin terjadi, dan ini harus hati-hati di palpasi. Servik dan uterus mungkin

dapat terdorong ke satu arah. Massa lain dapat dipalpasi, termasuk fibroid dan

nodul pada ligament uterosakral mengarah pada keganasan atau endometriosis.25

Penemuan klinis untuk dapat membedakan tumor adneksa jinak atau

ganas26,27 (Pada tabel 2.1)

Tabel 2.1 Pemeriksaan Fisik Tumor Ovarium Jinak dan Ganas26,27

Jinak Ganas

Unilateral

Kistik

Mobile

Permukaan rata

Tidak ada asites

Pertumbuhan lambat

Bilateral

Padat

Terfiksir

Permukaan berbonjol-bonjol

Dijumpai asites

Pertumbuhan cepat

Universitas Sumatera Utara

Page 31: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

18

2.2.7 Pemeriksaan Penunjang

2.2.7.1 Ultrasonografi

Pemeriksaan USG menjadi pilihan utama untuk mendeteksi adanya kista dan

membantu untuk menentukan apakah kista tersebut jinak atau ganas. Dengan

pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari

uterus, ovarium, atau kandung kemih, apakah tumor kistik atau padat. USG lebih

sensetif dari pada pemeriksaan panggul untuk mendeteksi adanya tumor ovarium.

USG resolusi tinggi memberikan sensitivitas yang lebih besar dalam membedakan

lesi jinak dan ganas.28 (Pada tabel 2.2)

Tabel 2.2 Pemeriksaan Radiografi29

Jinak Ganas

Kista sederhana dengan ukuran kurang

dari 10 cm

Tumor solid (padat) atau campuran

Tebal sekat (dinding) kurang dari

3mm

Banyak sekat dan tebal sekat (dinding)

lebih dari 3mm

1 sisi 2 sisi

Tidak membentuk massa di perut Membentuk massa di perut

2.2.7.2 Foto Rontgen

Berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks.25 BNO-IVP digunakan

untuk evaluasi letak ureter dan kelainan bentuk kandung kemih serta dapat juga

mengetahui adanya massa tumor tersebut.

2.2.7.3 Pengukuran serum CA-125

Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125, kadar

CA-125 pada seorang penderita kanker ovarium umumnya tinggi. Namun tidak

semua peningkatan CA-125 disebabkan oleh kanker ovarium. Terdapat

kemungkinan disebabkan oleh penyakit radang panggul, endometriosis, atau

fibroid rahim.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

19

2.2.7.4 Pemeriksaan Histopatologi

Tabel 2.3 Pemeriksaan Histopatologi30

Jinak Ganas

Tidak ada perlekatan sehingga mudah

digerakkan

Ada perlekatan sehingga sulit

digerakkan ( fixed )

Kapsul ( pembungkus ) kista utuh Kapsul (pembungkus ) kista tidak utuh

/ pecah / rupture

2.2.8 Komplikasi

Salah satu hal yang paling ditakutkan dari penyakit kista ovarium ini ialah

kista tersebut berubah menjadi ganas dan banyak terjadi komplikasi. Komplikasi

dari kista ovarium yang dapat terjadi ialah4:

1. Perdarahan ke dalam kista.

Biasanya terjadi sedikit-sedikit hingga berangsur-angsur menyebabkan kista

membesar, pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik

yang minimal, akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak

akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri di perut.

Kista berpotensi untuk pecah, tidak ada patokan mengenai besarnya kista

yang berpotensi pecah. Pecahnya kista bisa menyebabkan pembuluh darah

robek dan menimbulkan terjadinya perdarahan.

2. Torsio (Putaran tangkai).

Terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5cm atau lebih, torsi meliputi

ovarium, tuba fallopi atau ligamentum rotundum pada uterus. Jika

dipertahankan torsi ini dapat berkembang menjadi infark peritonitis dan

kematian. Torsi biasanya unilateral dan dikaitkan dengan kista, karsinoma

TOA, masa yang tidak melekat atau yang dapat muncul pada wanita usia

reproduksi. Gejalanya meliputi nyeri mendadak dan hebat dikuadrat abdomen

bawah, mual dan muntah dapat terjadi demam leukositosis.

3. Perubahan keganasan

Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang

sesama terhadap kemungkinan perubahan keganasannya, adanya asites dalam

hal ini mencurigakan masa kista ovarium berkembang setelah masa

menopause sehingga bisa kemungkinan untuk berubah menjadi kanker.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

20

4. Robek dinding kista

Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula terjadi akibat trauma, seperti

jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu melakukan

bersetubuh, jika robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut,

maka perdarahan bebas berlangsung ke uterus ke dalam rongga peritoneum

dan menimbulkan rasa nyeri terus-menerus, disertai tanda-tanda akut.

2.2.9 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan tergantung beratnya gejala, usia pasien dan adanya resiko

keganasan dan keinginan untuk mendapatkan anak berikutnya.30,32,33,34

2.2.9.1 Pada pasien asimptomatis

Pada usia >50 tahun jauh lebih besar kemungkinan suatu keganasan dan

penenganan konservatif mempunyai sedikit keuntungan bila diameter tumor lebih

dari 5 cm. Pada kelompok usia ini, hanya 29-50% dari semua kista ovarium akan

menjadi ganas.8,32,33,35

Kriteria untuk tindakan konservatif pada pasien tanpa gejala27,32,35 :

1. Tumor unilateral

2. Kista unilokuler tanpa elemen padat

3. Wanita premenopause dengan diameter 3-10 cm

4. Wanita postmenopause dengan diameter 2-6 cm

5. Ca-125: normal

6. Asites ( - )

Kista folikuler membesar sampai 3 cm tidak memerlukan pemeriksaan lebih

lanjut. Kista unilokuler yang jelas ukurannya 3-10 cm yang diidentifikasi melalui

USG harus diulangi pemeriksaan USG 3 bulan mendatang. Jika kista menetap,

maka pasien harus di evaluasi dengan USG 6 bulan lagi dan diukur Ca-125.32,35

Pemakaian kontrasepsi oral kombinasi tidak mungkin mencapai resolusi dari

kista fungsional dan pengobatan hormonal pada endometriosis tidak selalu

bermanfaat pada endometrioma. Jika kista membesar merupakan indikasi untuk

laparoskopi atau laparatomi. 26,33,35,

Universitas Sumatera Utara

Page 34: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

21

Tumor ovarium neoplastik membutuhkan tindakan operasi, sedangkan tumor

non neoplastik tidak. Tumor dengan diameter < 5 cm, tidak dilakukan operasi,

namun di observasi 2-3 bulan berikutnya untuk membuktikan tumor makin kecil

atau makin besar. Jika ukuran menetap atau membesar berarti tumor bersifat

neoplastik, maka perlu tindakan operasi.26,27,28

Indikasi operasi suatu tumor adneksa adalah26,27,28 :

1. Kista ovarium >5 cm, setelah diobservasi 6-8 minggu tidak mengecil.

2. Adanya lesi pada ovarium.

3. Adanya lesi ovarium dengan pertumbuhan papil pada dinding kista.

4. Adanya tumor adneksa >10 cm.

5. Adanya massa di adneksa pada premenarche atau postmenopause.

6. Torsi atau rupture kista.

Tindakan operasi pada tumor ovarium jinak berupa reseksi pada bagian

ovarium yang mengandung tumor. Tetapi bila tumornya besar atau ada

komplikasi perlu dilakukan salfingooforektomi. Bila dijumpai keraguan, perlu

dilakukan frozen section, dan jika ternyata ganas operasi yang tepat adalah

histerektomi total + bisalfingooforektomi + omentektomi + limfadenektomi

selektif pada kelenjar getah bening pelvis dan aorta.26,27,28

2.2.9.2 Pasien dengan Gejala

Jika pasien timbul gejala nyeri akut, berat dan ada tanda-tanda pendarahan

intra peritoneal maka dilakukan laparoskopi atau laparatomi segera.33

1. Laparoskopi

Laparoskopi dilakukan jika asal pelvic dari pelvic mass belum dapat

dipastikan sehingga dapat menghindari laparotomi jika tidak ada kontra

indikasi dan memiliki ukuran kista yang sesuai untuk laparoskopi. Pasien

harus dijelaskan kemungkinan untuk dilakukan laparotomi pada kasus-kasus

keganasan atau komplikasi laparoskopi yang tidak diharapkan.25,30

Keuntungan laparoskopi secara umum : nyeri post operasi berkurang, masa

rawatan di RS pendek, untuk segera kembali beraktifitas lebih cepat, lebih

kecil resiko untuk terjadinya perlengketan dibanding laparotomi. Kerugian :

Universitas Sumatera Utara

Page 35: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

22

bisa tertinggal isi kista, namun hal ini tergantung kepada keahlian dari

operator sendiri, eksisi tidak komplit pada dinding kista dan diagnosis

histologik keganasan yang tidak diharapkan. Operasi laparoskopi pada kista

yang tidak di obati tidak adekuat maka kesempatan untuk menjadi tumor

ovarium ganas hingga 83%.25,30

Kista dermoid lebih baik diangkat melalui laparatomi karena konsekuensi

yang serius dari isi kista yang dapat menimbulkan perlengketan. Operasi

laparoskopi bisa dilakukan pada semua usia dimana kemungkinan penyakit

keganasan kecil dan lebih penting lagi untuk mempertahankan jaringan

ovarium.25,30

2. Laparatomi

Diagnosis klinis tidak dapat dilakukan tanpa laparatomi dan kemudian

pemeriksaan histologik penting untuk menarik kesimpulan diagnosis yang

meyakinkan. Frozen section jarang dilakukan, pada keadaan ini diperlukan

untuk menyingkirkan suatu keganasan.25,30,33

Jika ada kemungkinan penyakit invasif, insisi kulit longitudinal harus

dilakukan untuk melihat abdomen bagian atas. Sampel cairan dan bilasan

peritoneum harus dikirim untuk pemeriksaan sitologi pada durante operasi dan

sangat penting untuk memeriksa seluruh abdomen dan memeriksa kedua

ovarium.25,30,33

Pada wanita < 35 tahun dengan tumor ovarium sangat jarang menjadi ganas.

Jika massa merupakan keganasan ovarium primer, mungkin berasal dari germ

cell tumor yang respon terhadap kemoterapi. Kistektomi ovarium atau

unilateral oophorektomi adalah pengobatan yang cocok pada kelompok umur

ini. Ovarium yang kontra lateral harus diangkat dan dikirim untuk

pemeriksaan histologi pada kasus-kasus tumor ovarium ganas. Bila lesi terjadi

maka harus diupayakan untuk mempertahankan jaringan ovarium. 25,30,33

Kanker ovarium yang berasal dari epitel sering dijumpai pada usia > 44 tahun

dengan massa ovarium unilateral, dianjurkan untuk total abdominal

histerektomi–bisalpyngo–oophorektomi.25,30

Universitas Sumatera Utara

Page 36: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

23

2.2.10 Pencegahan

Belum ada tindakan khusus agar terhindar dari penyakit kista ovarium. Akan

tetapi pencegahan ditujukan untuk menurunkan angka insidensi kista ovarium dan

secara tidak langsung akan mengurangi angka kematian akibat kista ovarium.

2.2.10.1 Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kista ovarium dilakukan pada orang sehat yang

sudah memiliki faktor resiko untuk terkena kista ovarium. Pencegahan primer

dapat dilakukan melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan berbagai

faktor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat seperti tidak merokok,

menkonsumsi makanan yang kaya serat dan mengandung zat anti oksidan yang

tinggi, serta hindari zat kimia tambahan yang berbahaya pada makanan.

2.2.10.2 Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan

mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kista ovarium melalui

diagnosa, pemeriksaan dini dan bekala kemudian pengobatan yang tepat.36

Universitas Sumatera Utara

Page 37: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

24

Karakteristik :

- Umur - Paritas

Keluhan :

- Pembesaran perut - Gangguan haid - Nyeri perut

Gambaran histopatologi

kista ovarium

Gejala / Keluhan :

- Pembesaran perut

- Gangguan haid - Nyeri perut

BAB III

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA

3.1 Kerangka Teori Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian

ini adalah :

3.2 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Kista Ovarium

Faktor Resiko :

- Keturunan - Siklus menstruasi - Pemakaian obat

kemoterapi - Kontrasepsi

hormonal - Gaya hidup

Karakteristik

berdasarkan :

- Usia - Paritas - Status perkawinan - Pendidikan

Hasil

pemeriksaan

histopatologi

Jinak Ganas

Universitas Sumatera Utara

Page 38: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

25

3.3 Hipotesa

Ada hubungan antara karakteristik dan keluhan dengan gambaran

histopatologi pada penderita kista ovarium di RSUP H. Adam Malik Medan dan

RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2014 dan 2015

Universitas Sumatera Utara

Page 39: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rencana Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat analitik, dengan studi jenis cross

sectional, untuk mengetahui hubungan karakteristik dan keluhan dengan

gambaran histopatologi pada penderita kista ovarium di RSUP H. Adam Malik

Medan dan RSUD DR. Pirngadi Medan Tahun 2014 dan 2015.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu

Penelitian ini dirancang pada bulan April – November 2016. Waktu

pengambilan data direncanakan selama bulan Agustus – November 2016.

4.2.2 Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan dan di RSUD Dr.

Pirngadi Medan.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh penderita

Kista Ovarium di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD Dr. Pirngadi Medan.

4.3.2 Sampel

Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh penderita

kista ovarium di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2014 dan 2015. Metode yang digunakan adalah metode random sampling.

Selain itu, sampel yang di ambil harus memenuhi kriteria inklusi dan tidak masuk

dalam kriteria eksklusi selama berlangsungnya penelitian, dengan besar sampel

dihitung memakai rumus:

Universitas Sumatera Utara

Page 40: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

27

𝑛 = (𝑧𝛼√2𝑃𝑄 + 𝑧𝛽√𝑃₁𝑄₁ + 𝑃₂𝑄₂

𝑃₁ − 𝑃₂)

2

Keterangan :

n = besar sampel

zα = nilai standar alpha 5%, yaitu 1,96

zβ = nilai standar beta 20%, yaitu 0,84

P₁ = proporsi pajanan pada kelompok kasus berdasarkan penelitian

sebelumnya sebesar 0,3

Q₁ = 1 − P₁ = 1 − 0,3 = 0,7

P₁ − P₂ = selisih proporsi pajanan yang dianggap bermakna, ditetapkan

sebesar 0,15

P₂ = proporsi pajanan pada kelompok kontrol, (P₁ − 0,15=0,15)

Q₂ = 1 − P₂ = 1 − 0,15 = 0,85

P = (P₁ + P₂)/2 = (0,3 + 0,15)/2 = 0,225

Q = 1 – P = 1 – 0,225 = 0,775

Apabila seluruh nilai di atas dimasukkan ke dalam rumus akan diperoleh sebagai

berikut :

𝑛 = (1,96√2𝑥0,225𝑥0,775 + 0,84√0,3𝑥0,7 + 0,15𝑥0,85

0,3 − 0,15)

2

Dari perhitungan rumus sampel, didapatkan hasil sebanyak 120,1. Maka

diperlukan jumlah sampel minimal sebanyak 120 orang. Karena didapatkan hasil

keseluruhan sampel sebesar 130, maka peneliti ingin memasukkan keseluruhan

sampel tersebut.

Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian sampel ini adalah :

1. Kriteria inklusi

a. Pasien yang didiagnosa kista ovarium yang memiliki hasil dari

pemeriksaan histopatologi yang di catat dalam rekam medik

b. Tidak ada tumor ginekologi lainnya

Universitas Sumatera Utara

Page 41: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

28

2. Kriteria eksklusi

a. Pasien yang tidak memiliki catatan rekam medik lengkap meliputi

karakteristik yang akan di ambil

b. Pasien kista ovarium dengan kehamilan

c. Pasien yang belum mendapatkan haid

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu peneliti mengambilnya

dari data rekam medik di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD DR. Pirngadi

Medan Tahun 2014 dan 2015.

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

4.5.1 Pengolahan data

Pengolahan data yang telah terkumpul dilakudilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut : (1) editing, dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan

kelengkapan data; (2) coding,data yang telah terkumpul dikoreksi, kemudian

diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer; (3)

entry, data tersebut dimasukkan ke dalam program komputer; (4) cleaning data,

pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna

menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data; (5) saving,

penyimpanan data untuk siap dianalisis ; (6) analisa data.

4.5.2 Analisa data

Data kemudian diolah dengan menggunakan perangkat lunak komputer dan

disajikan dalam bentuk tabel dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

hubungan antara karakteristik dan keluhan dengan gambaran histopatologi pada

penderita kista ovarium. Analisa data yang dimaksud adalah analisis bivariat

dengan menggunakan uji Chi-Square

Universitas Sumatera Utara

Page 42: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

29

4.6 Definisi Operasional

1. Gambaran histopatologi kista ovarium

a. Hasil pemeriksaan histopatologi kista ovarium yang diperiksa di lab

patologi anatomi.

b. Cara ukur: Mengambil data dari rekam medis

c. Alat ukur: Rekam medis

d. Hasil ukur: - Jinak :

• Kistoma ovarii simplek

• Kistadenoma ovarii musinosum

• Kistadenoma ovarii serosum

• Kista dermoid

• Kista endometroid

- Ganas :

• Kistadenokarsinoma Serosum

• Kistadenokarsinoma Musinosum.

• Karsinoma Mesonephroid

e. Skala ukur: Nominal

2. Umur

a. Usia wanita yang didiagnos menderita kista ovarium.

b. Cara ukur: Mengambil data dari rekam medis

c. Alat ukur: Rekam medis

d. Hasil ukur: - Usia reproduksi (15-49 tahun)

- Usia tidak reproduksi (≥50 tahun)

e. Skala ukur: Ordinal

3. Paritas

a. Berapa kali penderita kista ovarium sudah pernah melahirkan.

b. Cara ukur: Mengambil data dari rekam medis

c. Alat ukur: Rekam medis

d. Hasil ukur: - Tidak pernah (0 kali)

- Paritas rendah (1-5 kali)

- Paritas tinggi (≥6 kali)

Universitas Sumatera Utara

Page 43: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

30

e. Skala ukur: Ordinal

4. Pembesaran perut

a. Pasien kista ovarium yang memiliki keluhan pembesaran perut yang

tercatat di rekam medis.

b. Cara ukur: Mengambil data dari rekam medis

c. Alat ukur: Rekam medis

d. Hasil ukur: - Ya

- Tidak

e. Skala ukur: Nominal

5. Gangguan haid

a. Pasien kista ovarium yang memiliki keluhan gangguan haid yang

tercatat di rekam medis.

b. Cara ukur: Mengambil data dari rekam medis

c. Alat ukur: Rekam medis

d. Hasil ukur: - Ya

- Tidak

e. Skala ukur: Nominal

6. Nyeri perut

a. Pasein kista ovarium yang memiliki keluhan nyeri perut yang tercatat

di rekam medis.

b. Cara ukur: Mengambil data dari rekam medis

c. Alat ukur: Rekam medis

d. Hasil ukur: - Ya

- Tidak

e. Skala ukur: Nominal

Universitas Sumatera Utara

Page 44: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

31

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A

sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK VII/ 1990 yang berlokasi di Jl.

Bunga Lau No. 17 Medan Tuntungan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara.

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan merupakan pusat rujukan

wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh

Darusalam, Sumatera Barat, dan Riau. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi

Medan merupakan rumah sakit milik pemerintah. Rumah sakit ini dikelola oleh

pemerintah pusat bersama dengan Pemerintah Daerah Kota Medan. Rumah sakit

ini terletak pada Jalan Prof. H.M. Yamin, S.H. No. 47 Medan Indonesia. Rumah

Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan merupakan Rumah Sakit tipe B sesuai

dengan SK Menkes RI No. 433 / Menkes/SK/2007 pada tanggal 10 April 2007.

5.2 Deskripsi Karakteristik Sampel / Individu

Dalam Penelitian ini, responden yang di butuhkan adalah sebanyak 130

orang. Dari keseluruhan responden, gambaran karakteristik responden meliputi

usia, paritas, pembesaran perut, gangguan haid, nyeri perut, dan hasil pemeriksaan

histopatologi pada penderita kista ovarium

Universitas Sumatera Utara

Page 45: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

32

Tabel 5.1 Karakteristik Pasien – Pasien Kista Ovarium di RSUP. H. Adam

Malik Medan dan RSUD. Dr. Pirngadi Medan.

Karakteristik Pasien Jumlah %

Kelompok Usia

Reproduktif 101 77,7

Non Reproduktif 29 22,3

Paritas

Tidak Pernah 44 33,8

Paritas Rendah 82 63,1

Paritas Tinggi 4 3,1

Status Pernikahan

Menikah 105 80,8

Belum Menikah 25 19.2

Pendidikan

Tidak Tamat SD 6 4,6

Tamat SD 12 9,2

Tamat SMP 24 18,5

Tamat SMA 83 63,8

Tamat Sarjana 5 3,8

Pada penelitian ini dilibatkan 130 responden penderita Kista Ovarium.

Distribusi sampel terbanyak berada pada kelompok usia reproduktif yaitu

sebanyak 101 orang, diikuti oleh kelompok usia non reproduktif sebanyak 29

orang. Pada penelitian dijumpai jumlah responden yang paritas rendah sebanyak

82 orang, tidak pernah melahirkan sebanyak 44 orang, sedangkan paritas yang

tinggi sebanyak 4 orang. Pada penelitian ini dijumpai pasien yang sudah menikah

sebanyak 105 orang, sedangkan yang belum menikah sebanyak 25 orang. Menurut

riwayat pendidikan dijumpai yang tidak tamat SD sebanyak 6 orang, tamat SD

sebanyak 12 orang, tamat SMP sebanyak 24 orang, tamat SMA sebanyak 83

orang, dan yang tamat sarjana sebanyak 5 orang.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

33

Tabel 5.2 Keluhan Pasien – Pasien Kista Ovarium RSUP. H. Adam Malik

Medan dan RSUD. Dr. Pirngadi Medan.

Keluhan Pasien Jumlah %

Pembesaran perut

Ya 87 66,9

Tidak 43 33,1

Gangguan Haid

Ya 46 35,4

Tidak 84 64,6

Nyeri Perut

Ya 79 60,8

Tidak 51 39,2

Pada penelitian ini dilibatkan 130 responden penderita Kista Ovarium.

Pembesaran perut dijumpai pada 87 responden sedangkan 43 responden tidak

mengalami pembesaran perut. Penelitian ini mendapatkan data gangguan haid

pada 46 orang, sedangkan 84 orang tidak mengalami gangguan haid. Nyeri perut

di jumpai pada 79 orang, sedangkan 51 orang tidak mengalami nyeri perut.

Tabel 5.3 Gambaran Histopatologi Kista Ovarium

Histopatologi Jumlah %

Ganas 39 30

Jinak 91 70

Pada penelitian ini dilibatkan 130 responden penderita Kista Ovarium.

Gambaran histopatologi ganas di jumpai pada 39 orang, sedangkan gambaran

histopatologi jinak di jumpai pada 91 orang.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jenis dan Klasifikasi Kista Ovarium

Histopatologi Jenis Kista Ovarium Jumlah

Ganas Kistadenokarsinoma serosum 16

Kistadenokarsinoma musinosum 15

Karsinoma mesonephroid 8

Jinak Kistoma ovarii simplek 10

Kistadenoma ovarii musinosum 25

Kistadenoma ovarii serosum 23

Kista dermoid 23

Kista endometroid 10

Total 130

Universitas Sumatera Utara

Page 47: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

34

5.3 Deskripsi Bivariat

5.3.2 Hubungan usia dengan gambaran histopatologi kista ovarium

Tabel 5.5 Uji Chi Square : Hubungan Usia dengan Gambaran Histopatologi

Kista Ovarium.

Usia Histopatologi

Total P Value Ganas % Jinak %

Reproduktif 26 25,7 75 74,3 101

0,048 Non Reproduktif 13 44,8 16 55,2 29

Total 39 30 91 70 130

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa wanita yang berumur

reproduktif yang mengalami kista ovarium ganas sebanyak 26 orang (25,7%), dan

yang mengalami kista ovarium jinak sebanyak 75 orang (74,3%). Wanita yang

berumur non reproduktif dan mengalami kista ovarium ganas sebanyak 13 orang

(44,8%), dan yang mengalami kista ovarium jinak sebanyak 16 orang (55,2%).

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Jenis dan Klasifikasi Kista Ovarium

Berdasarkan Usia.

Usia Histopatologi

Total Ganas Jumlah Jinak Jumlah

Reproduktif Kistadenokarsinoma

serosum

12 Kistoma ovarii

simplek

10 101

Kistadenokarsinoma

musinosum

9 Kistadenoma

ovarii

musinosum

17

Karsinoma

mesonephroid

5 Kistadenoma

ovarii serosum

18

Kista dermoid 20

Kista

endometroid

10

Non

Reproduktif

Kistadenokarsinoma

serosum

4 Kistoma ovarii

simplek

0 29

Kistadenokarsinoma

musinosum

6 Kistadenoma

ovarii

musinosum

8

Karsinoma

mesonephroid

3 Kistadenoma

ovarii serosum

5

Kista dermoid 3

Kista

endometroid

0

Total 39 91 130

Universitas Sumatera Utara

Page 48: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

35

5.3.3. Hubungan paritas dengan gambaran histopatologi kista ovarium

Tabel 5.7. Uji Chi Square : Hubungan Paritas dengan Gambaran

Histopatologi Kista Ovarium.

Paritas

Histopatologi

Total P Value Ganas % Jinak %

Tidak pernah 12 27,2 32 72,8 44

0,133 Paritas rendah 24 29,2 58 70,8 82

Paritas tinggi 3 75 1 25 4

Total 39 30 91 70 130

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa wanita yang tidak pernah

melahirkan dan mengalami kista ovarium ganas sebanyak 12 orang (27,2%), dan

yang mengalami kista ovarium jinak sebanyak 32 orang (72,8%). Wanita dengan

paritas rendah dan mengalami kista ovarium ganas sebanyak 24 orang (29,2%),

dan yang mengalami kista ovarium jinak sebanyak 58 orang (70,8%). Sedangkan

wanita yang paritas tinggi dan mengalami kista ovarium ganas sebanyak 3 orang (

75%), dan yang mengalami kista ovarium jinak jinak sebanyak 1 orang (25%).

Universitas Sumatera Utara

Page 49: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

36

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Jenis dan Klasifikasi Kista Ovarium

Berdasarkan Paritas.

Paritas Histopatologi

Total Ganas Jumlah Jinak Jumlah

Tidak

pernah

Kistadenokarsinoma

serosum

4 Kistoma ovarii simplek 5 44

Kistadenokarsinoma

musinosum

6 Kistadenoma ovarii

musinosum

8

Karsinoma mesonephroid 2 Kistadenoma ovarii

serosum

8

Kista dermoid 7

Kista endometroid 4

Paritas

rendah

Kistadenokarsinoma

serosum

10 Kistoma ovarii simplek 5 82

Kistadenokarsinoma

musinosum

8 Kistadenoma ovarii

musinosum

17

Karsinoma mesonephroid 6 Kistadenoma ovarii

serosum

15

Kista dermoid 15

Kista endometroid 6

Paritas

tinggi

Kistadenokarsinoma

serosum

2 Kistoma ovarii simplek 0 4

Kistadenokarsinoma

musinosum

1 Kistadenoma ovarii

musinosum

0

Karsinoma mesonephroid 1 Kistadenoma ovarii

serosum

0

Kista dermoid 1

Kista endometroid 0

Total 39 91 130

5.3.4. Hubungan Pembesaran Perut Dengan Gambaran Histopatologi Kista

Ovarium

Tabel 5.9. Uji Chi Square : Hubungan Pembesaran Perut dengan Gambaran

Histopatologi Kista Ovarium

Pembesaran

perut

Histopatologi Total P Value

Ganas % Jinak %

Ya 18 20,7 69 79,3 87

0,001 Tidak 21 48,8 22 51,2 43

Total 39 30 91 70 130

Dapat dilihat pada tabel di atas menunjukkan bahwa wanita yang

mengeluhkan pembesaran perut dan mengalami kista ovarium ganas sebanyak 18

Universitas Sumatera Utara

Page 50: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

37

orang (20,7%), dan yang mengalami kista ovarium jinak sebanyak 69 orang

(79,3%). Wanita yang tidak mengeluhkan pembesaran perut dan mengalami kista

ovarium ganas sebanyak 21 orang (48,8%), dan yang mengalami kista ovarium

jinak sebanyak 22 orang (51,2%).

Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Jenis dan Klasifikasi Kista Ovarium

Berdasarkan Pembesaran Perut.

Pembesaran

perut

Histopatologi Total

Ganas Jumlah Jinak Jumlah

Ya Kistadenokarsinoma

serosum

8 Kistoma ovarii

simplek

8 87

Kistadenokarsinoma

musinosum

6 Kistadenoma

ovarii musinosum

19

Karsinoma

mesonephroid

4 Kistadenoma

ovarii serosum

20

Kista dermoid 17

Kista endometroid 5

Tidak Kistadenokarsinoma

serosum

8 Kistoma ovarii

simplek

2 43

Kistadenokarsinoma

musinosum

9 Kistadenoma

ovarii musinosum

6

Karsinoma

mesonephroid

4 Kistadenoma

ovarii serosum

3

Kista dermoid 6

Kista endometroid 5

Total 39 91 130

5.4.5. Hubungan Gangguan Haid Dengan Gambaran Histopatologi Kista

Ovarium

Tabel 5.11. Uji Chi Square : Hubungan Gangguan Haid dengan Gambaran

Histopatologi Kista Ovarium

Gangguan

haid

Histopatologi Total P Value

Ganas % Jinak %

Ya 7 15,2 39 84,8 46

0,006 Tidak 32 38,1 52 61,9 84

Total 39 30 91 70 130

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa wanita yang mengeluhkan

gangguan haid dan mengalami kista ovarium ganas sebanyak 7 orang (15,2%),

dan yang mengalami kista ovarium jinak sebanyak 39 orang (84,8%). Wanita

Universitas Sumatera Utara

Page 51: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

38

yang tidak mengeluhkan gangguan haid dan mengalami kista ovarium ganas

sebanyak 32 orang (38,1%), dan yang mengalami kista ovarium jinak sebanyak 52

orang (61,9%).

Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Jenis dan Klasifikasi Kista Ovarium

Berdasarkan Gangguan Haid.

Gangguan

haid

Histopatologi Total

Ganas Jumlah Jinak Jumlah

Ya Kistadenokarsinoma

serosum

4 Kistoma ovarii

simplek

6 46

Kistadenokarsinoma

musinosum

2 Kistadenoma

ovarii musinosum

9

Karsinoma

mesonephroid

1 Kistadenoma

ovarii serosum

8

Kista dermoid 12

Kista endometroid 4

Tidak Kistadenokarsinoma

serosum

12 Kistoma ovarii

simplek

4 84

Kistadenokarsinoma

musinosum

13 Kistadenoma

ovarii musinosum

16

Karsinoma

mesonephroid

7 Kistadenoma

ovarii serosum

15

Kista dermoid 11

Kista endometroid 6

Total 39 91 130

5.5.6. Hubungan nyeri perut dengan gambaran histopatologi kista ovarium

Tabel 5.13. Uji Chi Square : Hubungan Nyeri Perut dengan Gambaran

Histopatologi Kista Ovarium.

Nyeri perut Histopatologi

Total P Value Ganas % Jinak %

Ya 35 44,3 44 55,7 79

0,001 Tidak 4 7,8 47 92,2 51

Total 39 30 91 70 130

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa wanita yang mengeluhkan nyeri perut

dan menngalami kista ovarium ganas sebanyak 35 orang (44,3%), dan yang

mengalami kista ovarium jinak sebanyak 44 orang (55,7%). Wanita yang tidak

mengeluhkan nyeri perut dan mengalami kista ovarium ganas sebanyak 4 orang

(7,8%), dan yang mengalami kista ovarium jinak sebanyak 47 orang (92,2%).

Universitas Sumatera Utara

Page 52: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

39

Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Jenis dan Klasifikasi Kista Ovarium

Berdasarkan Nyeri Perut.

Nyeri

perut

Histopatologi Total

Ganas Jumlah Jinak Jumlah

Ya Kistadenokarsinoma

serosum

14 Kistoma ovarii

simplek

0 79

Kistadenokarsinoma

musinosum

14 Kistadenoma

ovarii musinosum

14

Karsinoma

mesonephroid

7 Kistadenoma

ovarii serosum

13

Kista dermoid 14

Kista endometroid 3

Tidak Kistadenokarsinoma

serosum

2 Kistoma ovarii

simplek

10 51

Kistadenokarsinoma

musinosum

1 Kistadenoma

ovarii musinosum

11

Karsinoma

mesonephroid

1 Kistadenoma

ovarii serosum

10

Kista dermoid 9

Kista endometroid 7

Total 39 91 130

5.4. Pembahasan

5.4.1. Karakteristik

Pada penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa mayoritas responden

berusia reproduktif, yaitu sebanyak 101 orang (77,7%), diikuti oleh kelompok

usia non reproduktif sebanyak 29 orang (22,3%). Hasil yang sama di jumpai pada

penelitian Elicia di RS Vita Insani Pematang Siantar yang menunjukan hasil usia

reproduktif sebanyak 104 orang (83,8%) dengan total sampel 124 orang.37 Hasil

yang sama juga ditemukan pada penelitian Pudasaini di Nepal yang menunjukkan

hasil usia reproduktif sebanyak (27,5%)38. Kista ovarium ditemukan paling

banyak pada kelompok wanita usia subur dimana organ reproduksi wanita seperti

ovarium sudah matang dan dapat berfungsi dengan baik. Hal ini juga tidak lepas

dari peran hormon yang mempengaruhi proses yang terjadi di ovarium seperti :

pertumbuhan folikel, atresia folikel sampai proses ovulasi. Kelainan yang terjadi

pada tahapan-tahapan ini, seperti : folikel graaf yang tidak ruptur, pembentukan

Universitas Sumatera Utara

Page 53: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

40

berlebihan androgen, kadar LH yang tinggi, kadar FSH yang rendah dapat

menyebabkan terbentuknya kista ovarium.39

Dalam penelitian ini, didapatkan pasien yang paritas rendah sebanyak 82

orang (63,1%), sedangkan paritas tinggi sebanyak 4 orang (3,1%). Dari hasil

penelitian Dian di RSUP H Adam Malik didapati hasil tidak ada paritas sebanyak

47 orang (51,6%) dengan total sampel 91 orang.39 Hasil ini sesuai dengan teori

yang menyatakan bahwa faktor resiko terjadinya kista ovarium termasuk

nuliparitas dan paritas yang rendah. Pada wanita hamil, suatu sinyal disampaikan

oleh embrio yang berimplantasi ke korpus luteum dengan sel-sel trofoblas

menyekresi hormon disebut human chorionic gonadotropin (HCG). Kerja HCG

serupa dengan LH yaitu melindungi korpus luteum dari degeneras serta

merangsang progesteron yang akan mempertahankan mukosa uterus selama

kehamilan. Sebaliknya, apabila tidak ada kehamilan maka sel-sel korpus luteum

akan berdegenerasi melalui apoptosis sehingga menyebabkan konsentrasi steroid

darah menurun dan FSH dilepaskan, yang akan merangsang pertumbuhan folikel

lain. Oleh karena itu, wanita yang belum pernah melahirkan mempunyai faktor

resiko mendapatkan kista ovarium lebih tinggi dibandingkan mereka yang sudah

pernah melahirkan karena lebih banyak mengalami proses perkembangan folikel

sampai ovulasi dimana terjadinya kista ovarium dikarenakan kelainan pada

tahapan-tahapan ini.39

Tingkat pendidikan responden terbanyak adalah tamatan SMA, yaitu

sebanyak 83 orang (63,8%) , sedangkan yang tamat sarjana sebanyak 5 orang

(3,8%). Hasil yang sama dijumpai pada penelitian Elicia di RS Vita Insani

Pematang Siantar yang mendapatkan hasil Tamat SMA sebanyak 88 orang (71%)

dari 124 orang.37

Jumlah pasien kista ovarium lebih banyak yang sudah menikah, yaitu

sebanyak 105 orang (80,8%), sedangkan yang belum menikah sebanyak 25 orang

(19,2%). Pada penelitian Elicia di RS Vita Insani Pematang Siantar mendapatkan

hasil yang sudah menikah sebanyak 112 orang (90,3%) dari 124 orang.37 Hasil

yang serupa juga dijumpai pada penelitian yang dilakukan Hasan S. Abdul jabar

Universitas Sumatera Utara

Page 54: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

41

di Jeddah, Arab Saudi. Dijumpai hasil angka kista ovarium pada orang yang sudah

menikah sebanyak 165 orang(67,4%) dari 244 orang.40

Terdapat lebih banyak pasien yang mengalami pembesaran perut, sebanyak

87 orang (66,9%), sedangkan yang tidak mengalami pembesaran perut sebanyak

43 orang (33,1%). Hasil yang berbeda didapatkan pada penelitian Elicia di RS

Vita Insani Pematang Siantar dengan pasien yang tidak mengalami pembesaran

perut 108 orang (87,1%). Hal ini dikarenakan adanya massa berisi cairan di

kavitas abdomen. Pembesaran perut bisa di jumpai baik pada tumor jinak atau

ganas tetapi pada tumor ganas lebih cepat di jumpai karena daari sifat sel tumor

yang pembelahannya cepat dan invasif .41

Dari penelitian ini didapati hasil yang tidak mengalami gangguan haid lebih

banyak, yaitu sebanyak 84 orang (64,6%), diikuti yang mengalami gangguan haid,

yaitu sebanyak 46 orang (35,4%). Hal yang serupa dijumpai pada penelitian Elicia

di RS Vita Insani Pematang Siantar didapati persentase yang tidak mengalami

gangguan haid sebesar 87 orang (70,2%). Berdasarkan suatu literatur, gangguan

haid jarang di temukan pada folikuler cyst tetapi sering ditemukan pada corpus

luteum cyst.42

Hasil yang didapat dari penelitian bahwa pasien yang mengeluhkan nyeri

perut lebih banyak, yaitu 79 orang (60,8%), sedangkan yang tidak mengeluhkan

nyeri perut, yaitu 51 orang (39,2%). Hasil yang sama dijumpai pada penelitian

Elicia di RS Vita Insani Pematang Siantar yang mendapatkan hasil adanya nyeri

perut sebanyak 99 orang (79,8%) dari 124 orang.37 Hal ini disebabkan oleh

terplintirnya tubafalopi, terganggunya aliran darah ke ovarium ataupun perdarahan

yang terjadi karena kista ovarium tersebut.42

Ditemukan bahwasanya gambaran histopatologi yang jinak lebih tinggi, yaitu

sebanyak 91 orang (70%), sedangkan gambaran histopatologi yang ganas, yaitu

sebanyak 39 orang (30%). Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan Elicia

di RS Vita Insani Pematang Siantar yang mendapatkan hasil kista ovarium jinak

sebanyak 102 orang (82,3%) dari 124 orang.37 hal yang serupa juga dijumpai pada

penelitian Pudasini di Nepal yang mendapatkan hasil kista ovarium jinak

sebanyak 89 kasus (87,3%).38 Menurut Profesor Doktor Dokter Sarwono

Universitas Sumatera Utara

Page 55: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

42

Prawirohardjo, SpOG, di Indonesia kista ovarium jinak lebih banyak di temukan

daripada ganas. Kistadenoma ovari musinosum dan kistadenoma ovari serosum

ditemukan kira-kira 60% dari seemua jenis kita ovarium.43

5.4.2 Hubungan Karakteristik Dan Keluhan Dengan Gambaran

Histopatologi Kista Ovarium

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa mayoritas wanita yang berumur

reproduktif adalah yang mengalami kista ovarium jinak sebanyak 75 orang (74,3%).

Sedangkan mayoritas wanita yang berumur non reproduktif adalah yang mengalami

kista ovarium jinak sebanyak 16 orang (55,2%). Hal ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Mary C. White di U.S yang menyatakan bahwa keganasan lebih sering

di jumpai pada orang usia reproduktif dibanding dengan usia non reproduktif karena

pada usia reproduktif aktivitas seseorang lebih tinggi sehingga resiko terpapar dengan

bahan bahan karsinogen lebih tinggi.44 Hal ini juga di dukung dengan beberapa ahli

yang mengungkapkan bahwa usia reproduktif sering dihubungkan dengan masa subur.

Dimana panca indera berperan baik, menstruasi dengan ovulasi, tanda seks sekunder

matang dan siap untuk berfungsi, namun pada masa ini paling sering di terjadi masalah-

masalah kesehatan terutama yang berhubungan dengan alat kandungan, dikarenakan

pada usia ini merupakan usia produktif wanita dalam menapak karier yang penuh

kesibukan diluar rumah, sehingga masalah-masalah kesehatan kerap timbul dan wanita

mengabaikannya.18 Dapat disimpulkan bahwasanya terdapat hubungan antara usia

dengan gambaran histopatologi kista ovarium. Dapat dilihat pada tabel 5.6 mengenai

jenis klasifikasi kista ovarium reproduktif dan non reroduktif.

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa wanita terbanyak yang tidak pernah

melahirkan adalah yang mengalami kista ovarium jinak sebanyak 32 orang (72,8%).

Wanita terbanyak dengan paritas rendah adalah yang mengalami kista ovarium jinak

sebanyak 58 orang (70,8%). Sedangkan wanita terbanyak yang paritas tinggi dan

mengalami kista ovarium ganas sebanyak 3 orang ( 75%). Dapat disimpulkan

bahwasanya tidak terdapat hubungan antara paritas dengan gambaran histopatologi

kista ovarium. Keterangan yang lebih lengkap mengenai jenis kista ovarium

berdasarkan paritas dapat dilihat pada tabel 5.8

Universitas Sumatera Utara

Page 56: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

43

Dapat dilihat pada tabel 5.9 menunjukkan bahwa wanita dominan yang

mengeluhkan pembesaran perut adalah yang mengalami kista ovarium jinak

sebanyak 69 orang (79,3%). Wanita dominan yang tidak mengeluhkan

pembesaran perut adalah yang mengalami kista ovarium jinak sebanyak 22 orang

(51,2%). Pembesaran perut bisa di jumpai baik pada tumor jinak atau ganas tetapi

pada tumor ganas lebih cepat di jumpai karena daari sifat sel tumor yang

pembelahannya cepat dan invasif.41 Dapat disimpulkan bahwasanya terdapat

hubungan antara pembesaran perut dengan gambaran histopatologi kista ovarium.

Dapat dilihat pada tabel 5.10 jenis-jenis kista ovarium berdasarkan ada tidaknya

pembesaran perut.

Berdasarkan tabel 5.11 menunjukkan bahwa mayoritas wanita yang

mengeluhkan gangguan haid adalah yang mengalami kista ovarium jinak

sebanyak 39 orang (84,8%). Mayoritas wanita yang tidak mengeluhkan gangguan

haid adalah yang mengalami kista ovarium jinak sebanyak 52 orang (61,9%). Hal

ini disebabkan oleh terganggunya fungsi fisiologis hormon estrogen pada folikel

de graaf di ovarium sehingga bisa mengakibatkan gangguan saat meanstruasi.43

Dapat disimpulkan bahwasanya terdapat hubungan antara gangguan haid dengan

gambaran histopatologi kista ovarium. Keterangan yang lebih lengkap mengenai

jenis kista ovarium berdasarkan gangguan haid dapat dilihat pada tabel 5.12.

Dapat dilihat pada tabel 5.13 bahwa wanita terbanyak yang mengeluhkan

nyeri perut adalah yang mengalami kista ovarium jinak sebanyak 44 orang

(55,7%). Wanita terbanyak yang tidak mengeluhkan nyeri perut adalah yang

mengalami kista ovarium jinak sebanyak 47 orang (92,2%). Nyeri perut dapat

dijumpai pada tumor yang jinak maupun ganas. Hal ini dikarenakan massa, baik

jinak maupun ganas, dapat menyebabkan kompresi pada ovarium tetapi pada

tumor ganas biasanya nyerinya lebih hebat dikarenakan massa dapat bermetastasis

ke organ di sekitar dan dikarenakan pertumbuhan sel yang lebih cepat sehingga

massa menjadi lebih besar dan ovarium lebih tertekan ataupun terpuntir.41 Dapat

disimpulkan bahwasanya terdapat hubungan antara nyeri perut dengan gambaran

histopatologi kista ovarium. Dapat dilihat pada tabel 5.14. tentang jenis kista

ovarium berdasarkan ada tidaknya keluhan nyeri perut.

Universitas Sumatera Utara

Page 57: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

44

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian ini,

maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara usia dengan gambaran histopatologi kista ovarium

dengan nilai signifikansi sebesar 0,048.

2. Tidak ada hubungan antara paritas dengan gambaran histopatologi kista

ovarium, dengan nilai 0,133.

3. Ada hubungan antara pembesaran perut dengan gambaran histopatologi kista

ovarium, yaitu sebesar 0,001.

4. Ada hubungan antara gangguan haid dengan gambaran histopatologi kista

ovarium, dengan nilai signifikansi sebesar 0,006.

5. Ada hubungan antara nyeri perut dengan gambaran histopatologi kista

ovarium, dengan nilai 0,001.

6. Ada hubungan antara karakteristik dan keluhan dengan gambaran

histopatologi kista ovarium.

6.2. Saran

1. Bagi dokter dan tenaga kesehatan lain agar melakukan pendekatan diagnostik

yang lebih tepat dan akurat pada pasien kista ovarium.

2. Pencatatan rekam medis mengenai riwayat penyakit pasien sebaiknya ditulis

secara lengkap. Hal ini dapat membantu para peneliti yang khususnya

menggunakan data rekam medis pada penelitiannya.

3. Agar masyarakat mengenali tanda-tanda umum dari kista ovarium, jika di

temukan tanda-tanda seperti yang ada pada penelitian ini, yitu perut

membesar, gangguan haid dan nyeri perut, segeralah memeriksakannya ke

dokter.

Universitas Sumatera Utara

Page 58: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

45

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian kesehatan republik Indonesia. Undang-undang tentang kesehatan.

Ketentuan umum. Pasal 1. No 36, Tahun 2009, h. 2

Available from:

http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.pd

f

Diakses tanggal 15 Maret 2016

2. Kementrian kesehatan republik Indonesia. Kista Ovarium. 2011

Available from:

http://www.medinuc.com

Diakses tanggal 15 Maret 2016

3. Owen, E. Panduan Kesehatan Bagi Wanita. Memahami kesehatan reproduksi

wanita edisi ke-2 Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya 2005.

4. Surya IGP. Penyakit infeksi. Dalam Saifuddin AB (ed). Ilmu kebidanan

Prawiroharjo S. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2010.

h. 903-20

5. Forae, G. D. A histopathological overview of ovarian lesions in Benin City.

International Journal of Medicine and Public Health. Vol 4. Issue 3. 2014. p.

265-7

6. Harwono PA. Kista Ovarium tidak menyebabkan kanker. 2011. Available

from:

http://health.detik.com/read/2011/08/25/145008/1711110/763/kista-ovarium-

tidak-menyebabkan-kanker Diakses tanggal 15 Maret 2016.

7. Fitrani A, Management asuhan kebidanan dengan post operasi kista ovarium.

Karya tulis ilmiah studi kebidanan STikes YAPIKA Makasar 2012.

8. Siringo D, Hiswani, Jemadi. Karakteristik penderita kista ovarium yang

dirawat inap di RS ST Elisabeth Medan. Karya tulis ilmiah Fakultas

kedokteran Masyarakat Universitas Sumatera Utara 2013.

9. Ellis H. Clinical Anatomy Applied anatomy for Students. The ovary 11th ed.

USA: Blackwell Publishing. 2006. p.145

10. Martini, F.H., Nath, J.L., Bartholomew, E.F. Fundamentals of Anatomy and

Physiology. The reproductive system. 9th ed. Benjamin Cummings. 2012

11. Junqueira, L.C., Carneiro J. Histologi Dasar: Teks & Atlas. Edisi 10. Jakarta.

Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004. h.134-148.

Universitas Sumatera Utara

Page 59: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

46

12. Tortora, G.J., Derrickson, B. The Reproductive System. Histology of the

ovary .Principles of Anatomy and Physiology. 12th Ed. USA: John Wiley &

Sons, Inc. 2009. p. 1098

13. Wiknjosastro,H. Ilmu Kebidanan. Ed 3rd Jakarta Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo. 2005. h. 281-300.

14. Smeltzer, S, C, Bare, B,G. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. 8th

Ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2002. p. 60-75.

15. Mansjoer, et al. Ilmu kebidanan dan Kandungan. Kapita Selekta Kedokteran.

Edisi ketiga . Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius. 2000. h.565

16. Nugroho, T. Kista Karsinoma Endometrium. Buku Ajar Ginekologi.

Yogyakarta : Nusa Medika. 2010. h. 102.

17. William H., C. American Collage of Obstetricians and Gynecologists Ovarian

Cysts. 2007.

Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/255865-overview

Diakses tanggal 18 Maret 2016

18. Manuaba,I.A.C., & Manuaba, I.B.G. Tumor Jinak Alat Genitalia Wanita.

Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit CV.

Trans Ino Media. 2010. h. 459.

19. Sanfilippo JS, Rock JA. Surgery of benign disease of the ovary. In: Rock JA,

Thompson JD (eds) Te Linde’d Operative Gynecology. 8th Ed. Philadelphia:

Lippincott Raven Publishers, 1997. p. 630-633

20. Centers for Disease Control and Prevention, 2013. Ovarian Cancer Rates by

State.

Available from:

http://www.cdc.gov/cancer/ovarian/statistics/state.htm

Diakses 17 Maret 2016

21. Llewellyn J. Derek. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6 cetakan 1.

Jakarta: Hipokrates 2001. h. 278-279

22. Henderson,C. Jones K. . Buku Ajar Konsep Kebidanan. Edisi ketiga Jakarta :

EGC. 2005. h.341.

23. Wells M, Traktus Genitalis Wanita. In: J.C.E. Underwood, M.D.,

F.R.C.Path., Patologi Umum dan Sistemik, Edisi 2. Vol.2. Jakarta: EGC. H.

578-580

Universitas Sumatera Utara

Page 60: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

47

24. Moore,J.G. Essensial Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta : Hipokrates

2001. h. 379-385.

25. Govan AD et.al. Disease of the Ovary and Fallopi Tube. In Gynecology

Illustrated, 4thEd, 1993 p. 289-313

26. Rian K.J. Berkowitz R.S, Barbieri Disorder of The Ovary, Ovarian

Neoplasma in Kistner’s Gynecology Principles and Practice, 6th Ed, Mosby-

Year Book, Inc, USA, 1995. p. 192-218

27. Soutter P, Girling J, Haidopoulus D. Benign tumours of the ovary in shaw

RW, Soutter P, Stanton SL: Gynaecology, 3rd Ed. London, Churchill Living

Stone. 2003. p. 665

28. Wheeler J.E. Woodruff J.D Benign Disorder of The Ovaries & Oviducts in

Current Obstetrics & Gynecology Diagnosis & Treartment, 8th Ed, Prentice

Hall International inc, Connecticut, 1994. p. 744-53

29. Neto FA, et al, Ultrasonography of adnexal masses: imaging finding, Radio

Bras, Vol. 44. No 1.2011.

Available from:

http://www.scielo.br/scielo.php?pid=S0100-

39842011000100014&script=sci_arttext&tlng=en

Diakses 17 Maret 2016

30. Jones D.L. Benign Ovarian Cyst and Tumors in Fundamentals of Obstetric

and Gynecology, 6th Ed.Mosby,London, 1994. p. 271-73

31. Endjudin JJ. Panduan Pemeriksaan Ultrasonografi Dasar Obstetri.

Ultrasonografi Dasar Obstetri Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2007. h. 53-60

32. Berek J.S, Adashi E.y, Hillard P.A. Benign Disease of The Female

Reproductive Tract Symtoms and Sing in Novak’s Gynecology, 12th Ed,

William & Wilkins, USA, 1996. p.361-377

33. Schorge JO. Ovarian germ cell and sex cord-stromal tumors. In: Schorge JO

et al, editors: Williams Gynecology, 1st ed. New York, Mc Graw Hill. 2008.

p. 716.

34. Scully R, Sabin L. Histological typing of ovarian tumours, Volume no 9. New

York Springer 1999

35. Campbell S, Monga A. Benign Disease of The Ovary in Gynecology by Ten

Teachers 17thEd. ELST, London, 2000. p.131-141

Universitas Sumatera Utara

Page 61: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

48

36. Budiarto, E. Pengantar Epidemiologi. Edisi ke 2 Jakarta: Penerbit EGC. 2002.

h.59.

37. Fadhilah, E. Karakteristik Wanita Penderita Kista Ovarium di RS Vita Insani

Pematang Siantar Tahun 2011-2013. KTI FKM USU 2015

38. Pudasaini S, Lakhey M, Hirachand S, Akthter J, Thapa B. A Study of Ovarian

Cyst in A Teritiary Hospital of Kathmandu Valley. Nepal med coll J. Vol

13(1) 2011 p. 39-41

39. Rianti D. Prevalensi Kista Ovarium di RSUP Haji Adam Malik Medan

Periode Januari 2012 – Desember 2013. 2016 October. p. 37

40. Abduljabbar Hassan S, Bukhari Y A, Alhachim E G, Amer A A, Shaikhoon

M M, Khojah M I. Review of 244 cases of ovarian cysts. 2015 jul; 36(7):

834-838

41. Aziz M F, Andrijono, Saifudin A B. Buku Acuan Nasional Onkologi

Ginekologi. 1st ed. Jakarta: yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo;

2006. p. 474-475

42. Medline Plus. Ovarian cyst. Medline Plus; 2016.

43. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan. 2nd ed. Jakarta: PT

BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO; 2008. Hal. 35, 14

44. White M C, Holman D M, Boehm J E, Peipins L A, Grossman M, Henley S J.

Age and Cancer Risk. 2014 Mar;46(301): p. 7-15

Universitas Sumatera Utara

Page 62: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Teguh Pangestu

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat dan Tanggal Lahir : Selatpanjang, 25 Oktober 1995

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jl.Suka Eka No. 51 Medan

Nomor Telepon : 081263441911

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. TK Hadiyaksa Selatpanjang 2000-2001

2. SD Negeri 1 Selatpanjang 2001-2007

3. SMP Negeri 1 Selatpanjang 2007-2010

4. SMA Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Medan 2010-2013

5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2013- sekarang

Riwayat Pelatihan :

1. Peserta PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) FK USU 2013

2. Peserta seminar sirkumsisi SCOPH FK USU

3. Panitia PM (Pengabdian Masyarakat ) SCOPH FK USU

4. Panitia PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru)

FK USU 2016

Universitas Sumatera Utara

Page 63: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

LAMPIRAN 2

Tabel 5.1. Karakteristik Pasien – Pasien Kista Ovarium di

RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSUD. Dr. Pirngadi Medan.

usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

reproduktif 101 77,7 77,7 77,7

nonreproduktif 29 22,3 22,3 100,0

Total 130 100,0 100,0

paritas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak pernah 44 33,8 33,8 33,8

Paritas rendah 82 63,1 63,1 96,9

Paritas tinggi 4 3,1 3,1 100,0

Total 130 100,0 100,0

statuspernikahan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

menikah 105 80,8 80,8 80,8

belum menikah 25 19,2 19,2 100,0

Total 130 100,0 100,0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak Tamat SD 6 4,6 4,6 4,6

Tamat SD 12 9,2 9,2 13,8

Tamat SMP 24 18,5 18,5 32,3

Tamat SMA 83 63,8 63,8 96,2

Tamat Sarjana 5 3,8 3,8 100,0

Total 130 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 64: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

Tabel 5.2. Keluhan Pasien – Pasien Kista Ovarium RSUP. H.

Adam Malik Medan dan RSUD. Dr. Pirngadi Medan.

pembesaranperut

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

ya 87 66,9 66,9 66,9

tidak 43 33,1 33,1 100,0

Total 130 100,0 100,0

gangguanhaid

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

ya 46 35,4 35,4 35,4

tidak 84 64,6 64,6 100,0

Total 130 100,0 100,0

nyeriperut

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

ya 79 60,8 60,8 60,8

tidak 51 39,2 39,2 100,0

Total 130 100,0 100,0

Tabel 5.3. Gambaran Histopatologi Kista Ovarium

histopatologi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

ganas 39 30,0 30,0 30,0

jinak 91 70,0 70,0 100,0

Total 130 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 65: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

Tabel. 5.4. Uji Chi Square : Hubungan usia dengan gambaran histopatologi

kista ovarium

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

usia * histopatologi 130 100,0% 0 0,0% 130 100,0%

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 3,908a 1 ,048 Continuity Correctionb 3,052 1 ,081 Likelihood Ratio 3,723 1 ,054 Fisher's Exact Test ,065 ,043

N of Valid Cases 130 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,70. b. Computed only for a 2x2 table

usia * histopatologi Crosstabulation Count

Histopatologi Total

ganas jinak

Usia reproduktif 26 75 101

nonreproduktif 13 16 29 Total 39 91 130

Tabel 5.5. Uji Chi Square : Hubungan paritas dengan gambaran

histopatologi kista ovarium

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

paritas * histopatologi 130 100,0% 0 0,0% 130 100,0%

paritas * histopatologi Crosstabulation Count

histopatologi Total

ganas jinak

Paritas

Tidak pernah 12 32 44

Paritas rendah 24 58 82

Paritas tinggi 3 1 4 Total 39 91 130

Universitas Sumatera Utara

Page 66: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 4,034a 2 ,133 Likelihood Ratio 3,618 2 ,164

N of Valid Cases 130 a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,20.

Tabel 5.6. Uji Chi Square : Hubungan pembesaran perut dengan gambaran

histopatologi kista ovarium

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pembesaranperut * histopatologi

130 100,0% 0 0,0% 130 100,0%

pembesaranperut * histopatologi Crosstabulation Count

histopatologi Total

Ganas jinak

Pembesaranperut ya 18 69 87

tidak 21 22 43 Total 39 91 130

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 10,857a 1 ,001 Continuity Correctionb 9,558 1 ,002 Likelihood Ratio 10,529 1 ,001 Fisher's Exact Test ,002 ,001

N of Valid Cases 130 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,90. b. Computed only for a 2x2 table

Tabel 5.7. Uji Chi Square : Hubungan gangguan haid dengan gambaran

histopatologi kista ovarium

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

gangguanhaid * histopatologi

130 100,0% 0 0,0% 130 100,0%

gangguanhaid * histopatologi Crosstabulation

Count

Universitas Sumatera Utara

Page 67: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

histopatologi Total

ganas jinak

gangguanhaid ya 7 39 46

tidak 32 52 84 Total 39 91 130

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 7,408a 1 ,006 Continuity Correctionb 6,359 1 ,012 Likelihood Ratio 7,949 1 ,005 Fisher's Exact Test ,009 ,005

N of Valid Cases 130 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,80. b. Computed only for a 2x2 table

Tabel 5.8. Uji Chi Square : Hubungan nyeri perut dengan gambaran

histopatologi kista ovarium.

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

nyeriperut * histopatologi 130 100,0% 0 0,0% 130 100,0%

nyeriperut * histopatologi Crosstabulation Count

histopatologi Total

ganas jinak

nyeriperut ya 35 44 79

tidak 4 47 51 Total 39 91 130

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 19,619a 1 ,000 Continuity Correctionb 17,921 1 ,000 Likelihood Ratio 22,293 1 ,000 Fisher's Exact Test ,000 ,000

N of Valid Cases 130 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,30. b. Computed only for a 2x2 table

Universitas Sumatera Utara

Page 68: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

LAMPIRAN 3

Universitas Sumatera Utara

Page 69: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

LAMPIRAN 4

Universitas Sumatera Utara

Page 70: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

Universitas Sumatera Utara

Page 71: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

Universitas Sumatera Utara

Page 72: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

LAMPIRAN 5

Universitas Sumatera Utara

Page 73: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

Universitas Sumatera Utara

Page 74: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

LAMPIRAN 6

MASTER DATA

No Usia Paritas P.

Perut G.

Haid N.

Perut Histopat Status Pendidikan

1 reproduktif Tidak pernah

tidak tidak ya ganas belum menikah

Tamat SMA

2 reproduktif Paritas rendah

tidak ya ya ganas menikah Tamat SMP

3 reproduktif Tidak pernah

tidak tidak ya ganas belum menikah

Tamat SMP

4 reproduktif Paritas rendah

tidak ya ya ganas menikah Tamat SMP

5 reproduktif Tidak pernah

tidak tidak ya ganas belum menikah

Tamat SMP

6 nonreproduktif Paritas tinggi

tidak ya ya ganas menikah Tamat SD

7 nonreproduktif Paritas rendah

tidak tidak ya ganas menikah Tamat SMP

8 reproduktif Paritas rendah

tidak ya ya ganas menikah Tamat SD

9 reproduktif Tidak pernah

ya tidak ya jinak belum menikah

Tamat SMA

10 reproduktif Paritas rendah

ya tidak ya ganas menikah Tamat SMP

11 reproduktif Tidak pernah

ya tidak ya ganas belum menikah

Tamat SMA

12 reproduktif Paritas rendah

ya tidak ya ganas menikah Tamat SMA

13 nonreproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat SD

14 reproduktif Paritas rendah

ya ya ya jinak menikah Tamat SMA

15 reproduktif Paritas rendah

tidak tidak ya ganas menikah Tamat SMP

16 reproduktif Paritas rendah

ya tidak ya jinak menikah Tamat SMA

17 reproduktif Paritas rendah

ya tidak ya jinak menikah Tamat SMP

18 reproduktif Paritas rendah

ya ya tidak jinak menikah Tamat SD

19 reproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak ganas menikah Tamat SMA

20 reproduktif Tidak pernah

ya tidak tidak ganas menikah Tamat SMA

21 reproduktif Paritas rendah

ya ya ya jinak menikah Tamat SMA

22 reproduktif Paritas rendah

tidak tidak ya ganas menikah Tamat Sarjana

Universitas Sumatera Utara

Page 75: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

23 reproduktif Paritas rendah

ya tidak ya jinak menikah Tamat SMP

24 reproduktif Paritas rendah

ya ya ya jinak menikah Tamat SMA

25 reproduktif Tidak pernah

ya tidak tidak jinak belum menikah

Tidak Tamat SD

26 reproduktif Tidak pernah

ya tidak ya jinak belum menikah

Tamat SMA

27 nonreproduktif Paritas rendah

tidak tidak ya ganas menikah Tamat SMA

28 nonreproduktif Paritas rendah

tidak tidak ya jinak menikah Tamat SMA

29 reproduktif Paritas rendah

tidak ya tidak jinak menikah Tamat SMA

30 nonreproduktif Paritas rendah

ya tidak ya ganas menikah Tamat SMA

31 reproduktif Tidak pernah

ya tidak tidak jinak belum menikah

Tamat SMP

32 nonreproduktif Tidak pernah

ya tidak ya ganas menikah Tamat SMA

33 reproduktif Tidak pernah

ya ya tidak jinak menikah Tamat SD

34 reproduktif Paritas rendah

tidak tidak ya jinak menikah Tamat SMP

35 nonreproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat SD

36 reproduktif Tidak pernah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat Sarjana

37 reproduktif Tidak pernah

ya ya ya jinak belum menikah

Tamat SMA

38 nonreproduktif Paritas rendah

tidak tidak ya ganas menikah Tamat SMA

39 reproduktif Tidak pernah

ya ya tidak jinak menikah Tamat SMA

40 reproduktif Tidak pernah

ya tidak tidak ganas belum menikah

Tidak Tamat SD

41 reproduktif Paritas rendah

tidak ya ya jinak menikah Tamat SMA

42 nonreproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat SMA

43 reproduktif Tidak pernah

tidak ya ya jinak belum menikah

Tamat SMP

44 nonreproduktif Tidak pernah

ya ya tidak jinak menikah Tamat SD

45 nonreproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak jinak menikah Tidak Tamat SD

46 reproduktif Tidak pernah

ya ya tidak jinak belum menikah

Tamat SD

47 reproduktif Paritas rendah

tidak tidak ya jinak menikah Tamat SMA

Universitas Sumatera Utara

Page 76: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

48 reproduktif Paritas rendah

ya tidak ya jinak menikah Tidak Tamat SD

49 reproduktif Paritas rendah

tidak ya ya jinak menikah Tamat SD

50 nonreproduktif Paritas rendah

ya tidak ya jinak menikah Tidak Tamat SD

51 reproduktif Tidak pernah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat SD

52 nonreproduktif Paritas rendah

ya ya tidak jinak menikah Tamat SD

53 reproduktif Paritas rendah

ya ya tidak jinak menikah Tamat SMA

54 reproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat SMA

55 nonreproduktif Paritas tinggi

ya tidak ya ganas menikah Tamat SMA

56 reproduktif Tidak pernah

ya tidak ya jinak belum menikah

Tamat SMA

57 reproduktif Paritas rendah

tidak tidak ya jinak menikah Tamat SMA

58 reproduktif Paritas rendah

ya ya tidak jinak menikah Tidak Tamat SD

59 reproduktif Paritas rendah

ya ya tidak jinak menikah Tamat SMA

60 reproduktif Paritas rendah

ya ya tidak jinak menikah Tamat SMA

61 reproduktif Paritas rendah

ya ya tidak jinak belum menikah

Tamat SMA

62 reproduktif Tidak pernah

tidak tidak ya jinak belum menikah

Tamat SMA

63 reproduktif Paritas rendah

ya tidak ya ganas menikah Tamat SD

64 reproduktif Tidak pernah

ya ya ya jinak belum menikah

Tamat SMP

65 reproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat SMA

66 nonreproduktif Paritas rendah

ya tidak ya ganas menikah Tamat SMP

67 reproduktif Paritas rendah

ya ya tidak jinak menikah Tamat SMA

68 nonreproduktif Tidak pernah

ya ya tidak jinak menikah Tamat SMA

69 reproduktif Tidak pernah

tidak tidak ya jinak menikah Tamat SMA

70 reproduktif Tidak pernah

ya ya tidak jinak menikah Tamat SMP

71 nonreproduktif Paritas rendah

ya ya ya jinak menikah Tamat SMA

72 nonreproduktif Paritas rendah

ya tidak ya jinak menikah Tamat SMA

Universitas Sumatera Utara

Page 77: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

73 reproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat SMA

74 reproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat SMA

75 reproduktif Paritas rendah

ya ya tidak jinak menikah Tamat SMP

76 nonreproduktif Paritas rendah

ya tidak ya ganas menikah Tamat SMA

77 reproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat SMA

78 reproduktif Paritas rendah

ya ya tidak jinak menikah Tamat SMA

79 nonreproduktif Tidak pernah

tidak tidak ya jinak menikah Tamat Sarjana

80 reproduktif Paritas rendah

ya ya ya ganas menikah Tamat SMP

81 reproduktif Paritas rendah

tidak tidak tidak ganas menikah Tamat SMA

82 reproduktif Tidak pernah

tidak tidak ya ganas menikah Tamat Sarjana

83 reproduktif Paritas tinggi

ya ya tidak jinak menikah Tamat SMA

84 reproduktif Tidak pernah

tidak tidak ya jinak belum menikah

Tamat SMA

85 nonreproduktif Paritas rendah

tidak tidak ya ganas menikah Tamat SMA

86 reproduktif Paritas rendah

ya tidak ya jinak menikah Tamat SMA

87 nonreproduktif Paritas rendah

ya ya tidak jinak menikah Tamat SMP

88 nonreproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat SMA

89 reproduktif Tidak pernah

ya tidak ya ganas belum menikah

Tamat SMA

90 reproduktif Tidak pernah

tidak tidak ya jinak menikah Tamat SMA

91 reproduktif Paritas rendah

tidak ya ya jinak menikah Tamat SMA

92 reproduktif Paritas rendah

tidak ya ya jinak menikah Tamat SMA

93 reproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat SMA

94 reproduktif Paritas rendah

ya ya tidak jinak menikah Tamat SMA

95 reproduktif Paritas rendah

ya tidak ya jinak menikah Tamat SMA

96 reproduktif Paritas rendah

tidak tidak ya ganas menikah Tamat SMA

97 nonreproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat SMP

Universitas Sumatera Utara

Page 78: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

98 nonreproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat SMP

99 nonreproduktif Paritas rendah

ya tidak ya ganas menikah Tamat SMP

100 reproduktif Tidak pernah

ya ya ya jinak menikah Tamat Sarjana

101 reproduktif Paritas rendah

tidak ya ya jinak menikah Tamat SMA

102 reproduktif Tidak pernah

ya tidak tidak jinak belum menikah

Tamat SMA

103 reproduktif Tidak pernah

ya tidak ya jinak menikah Tamat SMA

104 reproduktif Paritas rendah

tidak tidak ya jinak menikah Tamat SMA

105 reproduktif Paritas rendah

tidak ya ya jinak menikah Tamat SMA

106 reproduktif Tidak pernah

ya ya tidak jinak menikah Tamat SMA

107 reproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat SMA

108 reproduktif Tidak pernah

ya tidak ya jinak menikah Tamat SMA

109 reproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat SMA

110 reproduktif Tidak pernah

tidak tidak ya ganas belum menikah

Tamat SMA

111 reproduktif Paritas rendah

ya tidak ya ganas menikah Tamat SMA

112 reproduktif Paritas rendah

ya ya tidak jinak menikah Tamat SMA

113 reproduktif Paritas rendah

ya ya ya jinak menikah Tamat SMA

114 nonreproduktif Tidak pernah

tidak tidak ya ganas menikah Tamat SMA

115 reproduktif Tidak pernah

tidak ya tidak jinak belum menikah

Tamat SMA

116 reproduktif Paritas rendah

ya tidak ya jinak menikah Tamat SMA

117 reproduktif Tidak pernah

tidak tidak ya jinak menikah Tamat SMA

118 reproduktif Paritas rendah

ya tidak ya jinak belum menikah

Tamat SMA

119 nonreproduktif Paritas tinggi

tidak tidak ya ganas menikah Tamat SMA

120 reproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat SMA

121 reproduktif Tidak pernah

tidak tidak tidak jinak belum menikah

Tamat SMA

122 reproduktif Paritas rendah

ya tidak ya ganas menikah Tamat SMP

Universitas Sumatera Utara

Page 79: HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN KELUHAN DENGAN …

123 reproduktif Tidak pernah

tidak tidak ya jinak menikah Tamat SMA

124 reproduktif Paritas rendah

tidak ya ya ganas menikah Tamat SMA

125 reproduktif Tidak pernah

ya tidak ya jinak menikah Tamat SMA

126 reproduktif Paritas rendah

ya tidak tidak jinak menikah Tamat SMP

127 reproduktif Paritas rendah

ya tidak ya jinak menikah Tamat SMP

128 reproduktif Tidak pernah

ya tidak ya ganas belum menikah

Tamat SMA

129 reproduktif Paritas rendah

tidak ya ya ganas menikah Tamat SMA

130 reproduktif Tidak pernah

ya ya tidak jinak belum menikah

Tamat SMA

Universitas Sumatera Utara