hubungan iklim dengan fauna

23
1 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perubahan iklim global merupakan salah satu issu lingkungan penting dunia dewasa ini, artinya tidak hanya dibicarakan di Indonesia tetapi juga di negara- negara lain di seluruh dunia. Hal ini disebabkan perubahan iklim global menyebabkan dampak negatif pada berbagai sektor kehidupan. Beberapa dampak yang dirasakan karena adanya perubahan iklim antara lain terjadinya peningkatan suhu rata-rata serta peningkatan intensitas curah hujan dan bergesernya musim hujan. Menurut Kusnanto (2011) keadaan rata-rata suhu udara di Indonesia mulai tahun 1968 hingga tahun 2007 terus mengalami peningkatan. Dalam waktu 70 tahun sejak tahun 1940 suhu rata-rata di muka bumi mengalami kenaikan sekitar 0,50C. Menurut Firman (2009) kondisi udara di Indonesia menjadi lebih panas sepanjang abad dua puluh, yaitu suhu udara rata-rata tahunan telah bertambah kira-kira 0,30C. Menurut Firman (2009) terjadinya peningkatan rata-rata suhu udara menyebabkan terjadinya penguapan air yang tinggi, sehingga menyebabkan atmosfir basah dan intensitas curah hujan meningkat. Menurut Naylor (2006) dalam Diposaptono (2009), perubahan pola curah hujan di Indonesia akan mengarah

Upload: styani-komang

Post on 03-Feb-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN IKLIM DENGAN FAUNA

1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perubahan iklim global merupakan salah satu issu lingkungan penting dunia

dewasa ini, artinya tidak hanya dibicarakan di Indonesia tetapi juga di negara-

negara lain di seluruh dunia. Hal ini disebabkan perubahan iklim global

menyebabkan dampak negatif pada berbagai sektor kehidupan. Beberapa dampak

yang dirasakan karena adanya perubahan iklim antara lain terjadinya peningkatan

suhu rata-rata serta peningkatan intensitas curah hujan dan bergesernya musim

hujan.

Menurut Kusnanto (2011) keadaan rata-rata suhu udara di Indonesia mulai

tahun 1968 hingga tahun 2007 terus mengalami peningkatan. Dalam waktu 70

tahun sejak tahun 1940 suhu rata-rata di muka bumi mengalami kenaikan sekitar

0,50C. Menurut Firman (2009) kondisi udara di Indonesia menjadi lebih panas

sepanjang abad dua puluh, yaitu suhu udara rata-rata tahunan telah bertambah

kira-kira 0,30C. Menurut Firman (2009) terjadinya peningkatan rata-rata suhu

udara menyebabkan terjadinya penguapan air yang tinggi, sehingga menyebabkan

atmosfir basah dan intensitas curah hujan meningkat. Menurut Naylor (2006)

dalam Diposaptono (2009), perubahan pola curah hujan di Indonesia akan

mengarah pada terlambatnya awal musim hujan dan kecenderungan lebih cepat

berakhirnya musim hujan. Hal ini berarti bahwa musim hujan terjadi dalam waktu

yang lebih singkat, tetapi memiliki intensitas curah hujan yang lebih tinggi.

Perubahan iklim pada dasarnya merupakan dampak dari pemanasan global

(global warming), yaitu fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke

tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan

oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK). Menurut Sejati (2011) ada enam

jenis gas yang digolongkan sebagai GRK, yaitu karbondioksida (CO2), metana

(CH4), dinitrooksida (N2O), sulfurheksafluorida (SFx), perfluorokarbon (PFC)

dan hidrofluorokarbon (HFC). Peningkatan emisi GRK di sebabkan karena

Page 2: HUBUNGAN IKLIM DENGAN FAUNA

2

aktivitas manusia maupun peristiwa-peristiwa alam yang berkontribusi bagi

peningkatan emisi GRK tersebut. Salah satu dampak dari perubahan iklim adalah

berpengaruh terhadap terhadap flora dan fauna.

Disini penulis akan membahas mengenai perubahan iklim terhadap fauna di

Indonesia khususnya terhadap kelangsungan spesies yang ada dan dampaknya

terhadap kepunahan spesies.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor penyebab perubahan iklim?

2. Apa saja dampak yang diberikan dari perubahan iklim terhadap

kelangsungan spesies?

3. Bagaimana upaya mengantisipasi perubahan iklim?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perubahan iklim

2. Untuk mengetahui dampak yang diberikan dari perubahan iklim

terhadap kelangsungan spesies terutama kepunahan spesies.

3. Untuk mengetahui cara atau upaya antipatif dari perubahan iklim.

1.4 Manfaat paper

Dengan paper ini diharapkan bisa bermanfaat bagi penulis dan pembaca

untuk mengetahui iklim, faktor-faktor yang mempengaruhi iklim dan yang

penting kita bisa mengetahui dampak yang diberikan dari perubahan ilkim

terhadap kelangsungan spesies, kepunahan spesies dan juga upaya kita

mengantipasi perubahan iklim yang terjadi.

Page 3: HUBUNGAN IKLIM DENGAN FAUNA

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Iklim

Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang iklim disebut Klimatologi.

Beberapa definisi tentang iklim :

Pengertian cuaca adalah rata-rata udara di suatu tempat yang terbatas

dan relatif sempit, sedangkan iklim adalah keadaan rata cuaca di satu

daerah yang cukup luas dan dalam kurun waktu yang cukup lama. Iklim

di dunia dikelompokkan berdasarkan garis lintang dan garis bujur serta

suhu.

Iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode yang panjang (bulan, tahun).

Sedangkan cuaca adalah keadaan atmorfer suatu saat. Iklim tidak sama

dengan cuaca, tetati lebih merupakan pola rata-rata dari keadaan cuaca

untuk suatu daerah tertentu. Cuaca menggambarkan keadaan atmosfer

dalam jangka waktu pendek (Achmadi, 2005).

Sintesis krjadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara

statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang

berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate

Conference, 1979).

Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur

atmosfer di suatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T.

Trewartha, 1980).

Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan,

angin, kelembaban yang tersjadi di suatu daerah selama kurun waktu

yang panjang (Gibbs, 1987).

II.2 Perubahan Iklim

Bumi kita senantiasa diselimuti oleh udara. Udara yang menyelimuti bumi

disebut dengan atmosfer yang terdiri dari gas. Atmosfer berdasarkan

temperaturnya terdiri dari beberapa lapisan, yaitu Trofosfer, Stratosfer, Mesosfer,

Page 4: HUBUNGAN IKLIM DENGAN FAUNA

4

Termosfer, dan Eksosfer. Perubahan cuaca dan iklim terjadi pada lapisan trofosfer

yang memiliki ketinggian lapisan di khatulistiwa mencapai 19 km dan di atas

kutub mencapai ketinggian 8 km, ketinggian rata-rata 11 km dari permukaan

bumi.

Perubahan iklim bukanlah hal yang baru. Iklim global sudah selalu

berubah-ubah. Jutaan tahun yang lalu, sebagian wilayah dunia yang kini lebih

hangat, dahulunya merupan wilayah yang tertutupi oleh es, dan beberapa abad

terakhir ini, suhu rata-rata telah naik turun secara musiman, sebagian akibat

fluktuasi radiasi matahari misalnya, atau akibat letusan gunung berapi secara

berkala. Namun yang baru adalah perubahan iklim yang ada saat ini yang akan

datang dapat disebabkan bukan hanya oleh perubahan alam melainnkan lebih

karena aktivitas manusia.kemajuan pesat pembangunan ekonomi kita memberikan

dampak yang serius terhadap iklim dunia, antara lain lewat pembakaran secara

besar-besaran batu bara, minyak, dan kayu, serta pembabatan hutan.kerusakannya

terutama terjadi melalui produksi gas rumah kaca, dinamakan demikian karena

gas-gas itu memiliki efek yang sama dengan atap sebuah rumah kaca. Gas-gas itu

memungkinkan sinar matahari menembus atmosfer bumi sehingga

menghangatkan bumi, tetapi gas-gas itu mencegah pemantulan kembali sebagian

udara panas ke ruang angkasa. Akibatnya bumi dan atmosfer perlahan-lahan

memanas.

Perubahan iklim melibatkan analisis iklim masa lalu, kondisi iklim saat ini

, dan estimasi kemungkinan iklim di masa yang akan datang. Hal ini tidak terlepas

juga dari interaksi dinamis antara sejumlah komponen sistem iklim ini seperti

atmosfer, hidrosfer, kriosfer, terestial, dan pedosfer. Dengan demikian yang

berintegrasi terhadap sistem iklim atau sistem bumi.

Page 5: HUBUNGAN IKLIM DENGAN FAUNA

5

II.3 Unsur-unsur yang Mempengaruhi Iklim

1. Suhu atau Temperatur Udara

Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dan aktivitas molekul

dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur udara atau derajat

panas disebut thermometer. Biasanya pengukuran suhu atau temperatur udara

dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Udara

timbul karena adanya radiasi panas matahari yang diterima bumi.

2. Tekanan Udara

Selain suhu atau temperatur udara, unsur cuaca dan iklim yang lain adalah

tekanan udara. Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat

dan lapisan udara. Besarnya tekanan udara disetiap tempat pada suatu saat

berubah-ubah. Makin tinggi suatu tempat dari permukan laut, makin rendah

tekanan udaranya. Hal ini disebabkan karena makin berkurangnya udara yang

menekan. Besarnya tekanan udara diukur dengan barometer dan dinyatakan

dengan milibar (mb).

Page 6: HUBUNGAN IKLIM DENGAN FAUNA

6

3. Angin

Angin merupakan salah satu unsur cuaca dan iklim. Angin adalah udara

yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara

rendah. Beberapa hal yang penting tentang angin meliputi, kecepatan angin,

kekuatan angin, dan arah angin.

4. Kelembaban

Unsur keempat yang dapat berpengaruh terhadap cuaca dan iklim di suatu

tempat adalah kelembaban udara. Kelembaban udara adalah banyaknya uap air

yang terkandung dalam massa udara pada saat dan tempat tertentu. Alat yang

digunakan untuk mengukur kelembaban udara disebut hygrometer.

5. Curah hujan

Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam

waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge.

Curah hujan diukur dalam harian, bualanan, dan tahunan. Hujan adalah butiran-

butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun kepermukaan bumi. Sedangkan

garis yang menghubungkan tempat-tempat di peta yang mendapat curah hujan

yang sama disebut isohyct.

II.4 Pengertian Fauna

Fauna apabila dilihat dari segi bahasa berasal dari bahasa latin yaitu "Fauna",

serta dapat di artikan ialah sebagai "alam hewan" yang menyakup ke segala jenis

serta juga macam hewan dan kehidupannya yang berada pada wilayah serta pada

masa tertentu. Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara terbesar yang

memiliki keanekaragaman flora dan fauna. Satwa Indonesia memiliki

keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang luas dan berbentuk

kepulauan tropis. Keanekaragaman yang tinggi ini disebabkan oleh Garis Wallace,

membagi Indonesia menjadi dua area; zona zoogeografi Asia, yang dipengaruhi

oleh fauna Asia, dan zona zoogeografi Australasia, dipengaruhi oleh fauna

Page 7: HUBUNGAN IKLIM DENGAN FAUNA

7

Australia. Pencampuran fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh ekosistem yang

beragam di antaranya: pantai, bukit pasir, muara, hutan bakau, dan terumbu

karang.

Masalah ekologi yang muncul di Indonesia adalah proses industrialisasi dan

pertumbuhan populasi yang tinggi, yang menyebabkan prioritas pemeliharaan

lingkungan menjadi terpinggirkan. Keadaan ini menjadi semakin buruk akibat

aktivitas pembalakan liar, yang menyebabkan berkurangnya area hutan;

sedangkan masalah lain, termasuk tingginya urbanisasi, polusi udara, manajemen

sampah dan sistem pengolahan limbah juga berperan dalam perusakan hutan.

Gambar 2.4.1 Garis Wallace, membagi fauna Indonesia ke dua kategori.

Page 8: HUBUNGAN IKLIM DENGAN FAUNA

8

III. METODOLOGI

3.1 Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan paper ini menggunakan metodologi dengan tinjauan studi

literatur dan sumber lain dari internet.

Page 9: HUBUNGAN IKLIM DENGAN FAUNA

9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

Grafik 4.1.1 Laju kepunahan spesies

Page 10: HUBUNGAN IKLIM DENGAN FAUNA

10

Grafik dan Diagram Batang 4.1.2 Pertumbuhan manusia yang diperkirakan

menyebabkan terjadi kepunahan spesies burung dan mamalia.

IV.2 Pembahasan

IV.2.1 Faktor Penyebab Perubahan Iklim

Page 11: HUBUNGAN IKLIM DENGAN FAUNA

11

Faktor-faktor berupa gejala alam yang menyebabkan gangguan terhadap

iklim global dunia, antara lain: gejala meningkatnya suhu udara di bumi yang

disebut Efek Rumah Kaca, kondisi yang menyebabkan kekeringan pada rentang

waktu lama disebut El Nino, dan kondisi yang menyebabkan hujan lebat pada

rentang waktu lama disebut La Nina.

1. Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca adalah terjadinya peningkatan suhu udara di muka bumi

akibat semakin banyaknya gas pencemar di dalam udara. Industri-industri, pabrik-

pabrik, kendaraan bermotor, dan semua sarana untuk memenuhi kebutuhan

manusia yang menggunakan bahan bakar bensin, solar, minyak tanah, dan batu

bara menghasilkan gas buang berupa: CO2, CO, NO2, SO2,, HCN, HCl, H2S,

HF, dan NH4 yang terus meningkat jumlahnya. Besarnya CO2 dan gas pencemar

lain yang terakumulasi semakin hari semakin tinggi, hal tersebut menghambat

radiasi sinar matahari yang mencapai permukaan bumi. Sinar matahari sebagian

dipantulkan oleh akumulasi gas-gas pencemar tersebut kembali ke angkasa, tetapi

tertahan oleh gas lain yang kembali dipantulkan ke bumi yang berakibat semakin

panasnya udara di permukaan bumi. Kenaikan suhu bumi ini akan berakibat lebih

jauh yaitu: mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan air laut akibat es

yang mencair, terendamnya areal pertanian di tepi pantai akibat naiknya air laut,

dan menurunnya produksi hasil pertanian karena terendamnya areal pertanian di

tepi pantai.

2. El Nino

El Nino adalah terjadinya pemanasan temperatur air laut di pantai barat

Peru–Ekuador yang menyebabkan gangguan iklim secara global. El Nino datang

mengganggu setiap dua tahun sampai tujuh tahun sekali. El Nino menyebabkan

pola cuaca yang menyebabkan hujan pada tempat tertentu tetapi tidak di tempat

lain, hal ini yang menyebabkan terjadinya kekeringan. Peristiwa ini diawali dari

memanasnya air laut di perairan Indonesia yang kemudian bergerak ke arah timur

menyusuri ekuator menuju pantai barat Amerika Selatan sekitar wilayah Peru dan

Ekuador. Kemarau panjang akibat El Nino biasanya disertai dengan kebakaran

Page 12: HUBUNGAN IKLIM DENGAN FAUNA

12

rumput dan hutan. Pada tahun 1994 dan 1997, baik Indonesia maupun Australia

mengalami kebakaran akibat peristiwa El Nino.

Akibat dari terjadinya El Nino, antara lain :

a) Hujan dan banjir di sepanjang pantai Pasifik;

b) Air hangat mengganggu rantai makanan ikan, burung dan mamalia laut;

c) Tornado dan badai di selatan Amerika; dan

d) Badai di Atlantik kurang dari normal.

3. La Nina

Peristiwa La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina berawal

dari melemahnya El Nino sehingga air laut yang panas di pantai Peru dan Ekuador

bergerak ke arah barat dan suhu air laut di daerah itu berubah ke kondisi semula

(dingin) sehingga up-welling muncul kembali sehingga kondisi cuaca kembali

normal.  La Nina juga berarti kembalinya kondisi ke keadaan normal setelah

terjadinya El Nino. Air laut panas yang menuju arah barat tersebut pada akhirnya

sampai di Indonesia yang bertekanan dingin sehingga seluruh angin di sekitar

Pasifik Selatan dan Samudra Indonesia bergerak menuju Indonesia. Angin

tersebut menyebabkan hujan lebat dan banjir karena sangat banyaknya uap air

yang dibawa. Peristiwa La Nina di Indonesia pada tahun 1955, 1970, 1973, 1975,

1995, dan 1999 terhitung sejak Indonesia merdeka (1945).

Akibat dari adanya La Nina, antara lain:

a) salju dan hujan di pantai barat;

b) di Alaska cuaca biasa dingin;

c) cuaca panas luar biasa di seluruh Amerika Serikat;

d) kekeringan di daerah barat daya; dan

e) badai di Atlantik lebih tinggi dari jumlah normal.

Page 13: HUBUNGAN IKLIM DENGAN FAUNA

13

Diagram lingkaran 4.2.1.1 Akar penyebab di balik perubahan iklim

4.1.2 Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kelangsungan Spesies

Pada bagian ini akan dibahas tentang dampak langsung perubahan iklim

yang paling berpengaruh terhadap kelangsungan spesies :

1. Spesies ranges (cakupan jenis)

Perubahan Iklim berdampak pada pada temperatur dan curah hujan. Hal ini

mengakibatkan beberapa spesies tidak dapat menyesuaikan diri, terutama

spesies yang mempunyai kisaran toleransi yang rendah terhadap fluktuasi

suhu.

2. Perubahan fenologi

Perubahan iklim akan menyebabkan pergeseran dalam siklus yang

reproduksi dan pertumbuhan dari jenis-jenis organisme, sebagai contoh

migrasi burung terjadi lebih awal dan menyebabkan proses reproduksi

terganggu karena telur tidak dapat dibuahi. Perubahan iklim juga dapat

mengubah siklus hidup beberapa hama dan penyakit, sehingga akan terjadi

wabah penyakit.

3. Perubahan interaksi antar spesies

Dampak yang iklim perubahan akan berakibat pada interaksi antar spesies

semakin kompleks (predation, kompetisi, dan penyakit). Hal itu membuat

ekosistem tidak berfungsi secara ideal.

4. Laju kepunahan

Page 14: HUBUNGAN IKLIM DENGAN FAUNA

14

Kepunahan merupakan proses alami yang terjadi secara alami. Spesies telah

berkembang dan punah sejak kehidupan bermula. Kita dapat memahami ini

melalui catatan fosil. Tetapi, sekarang spesies menjadi punah dengan laju

yang lebih tinggi daripada Makalah Perubahan Lingkungan Global 10

waktu sebelumnya dalam sejarah geologi, hampir keseluruhannya

disebabkan oleh kegiatan manusia. Di masa yang lalu spesies yang punah

akan digantikan oleh spesies baru yang berkembang dan mengisi celah atau

ruang yang ditinggalkan. Pada saat sekarang, hal ini tidak akan mungkin

terjadi karena banyak habitat telah rusak dan hilang.

Grafik 4.1.2.1 Pertumbuhan manusia yang diperkirakan menyebabkan terjadi

kepunahan spesies burung dan mamalia.

Tujuh faktor yang mempengaruhi sensitifitas mahluk hidup terhadap

kepunahan yaitu:

1. Kelangkaan: Spesies disebut langka apabila hanya ditemukan pada area

tertentu atau tersebar, tetapi dalam jumlah individu yang sedikit. Spesies

langka tergantung pada faktor geografis, habitat khusus dan ukuran

populasi.

2. Kemampuan migrasi: Spesies yang tidak mempunyai kemampuan migrasi

mempunyai sensitifitas yang tinggi dibandingkan spesies yang bisa

migrasi terhadap kepunahan. Spesies yang dapat migrasi dapat

menghindari dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.

3. Derajat spesialisasi: Spesies yang mempunyai derajat spesialisasi lebih

tinggi sangat sensitif terhadap kepunahan dibandingkan dengan spesies

Page 15: HUBUNGAN IKLIM DENGAN FAUNA

15

yang mempunyai derajat lebih rendah. Contoh spesies yang mempunyai

derajat spesialisasi tinggi adalah Beruang Panda. Hewan ini hanya

memakan satu jenis daun bamboo, sehingga kalau terjadi kelangkaan

bahan makanan ini dapat mempengaruhi kelestarian beruang panda.

4. Variabilitas populasi: Populasi spesies yang relatif stabil akan lebih adaptif

dibandingkan spesies yang populasinya fluktuatif terhadap perubahan

lingkungan.

5. Tingkatan trophik: Mahluk hidup didalam ekosistem berdasarkan jaring-

jaring makanan berada pada tingkat berbeda. Tingkatan tropik paling

bawah adalah produsen, tingkatan kedua adalah herbivora dan tingkatan

selanjutnya adalah karnivora. Tingkatan paling bawah mempunyai

populasi lebih besar dibandingkan tingkat diatasnya. Berdasarkan ukuran

populasi sensitifitas tingkat tropik paling atas relatif lebih sensitif terhadap

kepunahan.

6. Lama hidup: Spesies yang mempunyai waktu hidup lebih pendek lebih

sensitif terhadap kepunahan dibandingkan dengan spesies yang

mempunyai waktu hidup lebih panjang.

7. Kecepatan penambahan populasi: Sensitifitas terhadap kepunahan

tergantung dari kemampuan reproduksi spesies. Spesies yang mempunyai

kemampuan reproduksi tinggi (kecepatan pertumbuhan populasi tinggi)

akan lebih adaptif dibandingkan dengan spesies yang kemampuan

reproduktifnya lebih rendah.

Page 16: HUBUNGAN IKLIM DENGAN FAUNA

16

Gambar 4.1.2.2 Presentse kepunahan dari burung, mamalia dan amphibi

yang terancam punah

4.2.3 Upaya Mengantisipasi Perubahan Iklim

Untuk mengurangi dampak buruk dari perubahan iklim, banyak hal yang bisa

kita lakukan, seperti :

1. Banyak Membaca tentang isu lingkungan

2. Menghemat Listrik

3. Mengendarai Sepeda/Bus/Berjalan ke Sekolah

4. Memberi tahu teman dan keluarga tentang perubahan iklim

5. Menanam Pohon

6. Melakukan Daur Ulang Sampah

Page 17: HUBUNGAN IKLIM DENGAN FAUNA

17

V. PENUTUP

V.1 Simpulan

Perubahan iklim ialah perubahan suhu, tekanan udara, angin, curah hujan,

dan kelembaban sebagai akibat dari pemanasan global. Karena adanya efek gas

umah kaca, maka gas rumah kaca tersebut akan meneruskan radiasi gelombang

panjang yang bersifat panas, sehingga suhu dipermukaan bumi akan naik dan

menjadi semakin panas dimana laju peningkatan panasnya berbanding lurus

dengan laju perubahan konsentrasi gas rumah kaca dengan laju perubahan

konsentrasi gas rumah kaca.

Perubahan iklim adalah salah satu dari proses-proses perubahan alamiah

yang dialami Bumi. Akan tetapi, perubahan tersebut terganggu oleh aktivitas-

aktivitas manusia yang mengeksploitasi alam secara berlebihan dan menimbulkan

kerusakan pada berbagai ekosistem di Bumi. Hasilnya, iklim kali ini tidak

menentu dan bahkan menunjukan gejala-gejala ekstrem yang membawa dampak

merugikan bagi manusia dan juga fauna terutama kelangsungan spesies yang

menimbulkan kepunahan.

V.2 Saran

Strategi untuk menyelamatkan fauna khususnya kelangsungan spesies

yang harus diimplementasikan oleh semua pihak. Terkait dengan upaya untuk

mengantisipasi meningkatnya kepunahan spesies akibat dari perubahan iklim.

Kearifan manusia merupakan salah satu kunci keberhasilan upaya ini. Kita perlu

memelihara ekosistem asli, melindungi dan meningkatkan daya dukung

ekosistem, mengelola habitat untuk species-species yang hampir punah,

menciptakan tempat perlindungan dan daerah-daerah penyangga serta membentuk

jejaring kawasan perlindungan darat, air dan laut dengan mempertimbangkan

proyeksi perubahan iklim.