hubungan hipertensi dan glycohemoglobin (hba1c) dengan kejadian retinopati diabetik pada penderita...

5
Mandala of Health. Volume 5, Nomor 3, September 2011 Shiddiq, Hipertensi dan HbA1c dan Retinopati Diabetik 356 HUBUNGAN HIPERTENSI DAN GLYCOHEMOGLOBIN (HbA1c) DENGAN KEJADIAN RETINOPATI DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI RSUD MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Rusman Shiddiq 1 , Wahid Heru Widodo 2 , Bambang Poernomo 3 1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto 2 Rumah Sakit Profesor.Doktor. Margono Soekarjo E-mail: [email protected] ABSTRACT Diabetes mellitus can lead to macrovascular and microvascular complications. Macrovascular complications may lead to accelerated formation of atherosclerosis that can interfere cardiovascular function. Microvascular complications are diabetic retinopathy, diabetic nephropathy and neuropathy. Diabetic retinopathy contributes as much as 4.8% from 37 million cases of blindness in the world. Several studies have shown that hypertension, HbA1c, duration of diabetes are associated with the diabetic retinopathy incident. This study aims to determine the association between hypertension and HbA1c with the diabetic retinopathy incidence. This was an observational analytic study with cross-sectional design, with consecutive sampling of 35 respondents, who had filled the inclusion criteria. The data analysis used univariate analysis of frequency tables, and bivariate analysis of Chi-Square test. Statistical test were X 2 = 7.098, P= 0.008 (P <0.05) for hypertension with the occurrence of diabetic retinopathy and P= 1.00 (P <0.05) showed an association HbA1c with the occurrence of diabetic retinopathy. The conclusions suggests association between hypertension with the diabetic retinopathy incidence. HbA1c did not have relations with the diabetic retinopathy incidence.. Keywords : Diabetic Retinopathy, Hypertension, HbA1c PENDAHULUAN Diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular. Komplikasi makrovaskular dapat menyebabkan percepatan pembentukan aterosklerosis yang dapat mengganggu fungsi kardiovaskular. Komplikasi mikrovaskular terdiri dari mikrovaskular retina (retinopati diabetik), mikrovaskular ginjal (nefropati diabetik) dan neuropati. Hiperglikemi merupakan risiko tertinggi terjadinya mikroangiopati. Selain itu, hipertensi, merokok, hiperkolesterolemia, dislipidemia, obesitas dan hiperhomosisteinemia merupakan penyebab utama tambahan terjadinya mikroangiopati pada diabetes melitus 1,2 . Retinopati diabetik berperan sebanyak 4,8% dari 37 juta kasus kebutaan di dunia 3 . Penderita retinopati diabetik dari periode Januari 2003 - 31 Desember 2007 dilaporkan sebanyak 97 orang di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto 4 . Varma et al. menyatakan bahwa faktor risiko yang sangat berperan dalam kejadian retinopati diabetik yaitu lama menderita diabetes, peningkatan glycohemoglobin (HbA1c), peningkatan tekanan darah sistolik dan jenis kelamin laki-laki. Selain itu, Varma et al. menyimpulkan bahwa kontrol glukosa dan hipertensi pada pasien diabetes tipe 2 dapat mengurangi risiko terjadinya retinopati diabetik 5 . Ozmen et al. menyimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara HbA1c

Upload: nur-hani

Post on 02-Jan-2016

76 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Hipertensi Dan Glycohemoglobin (Hba1c) Dengan Kejadian Retinopati Diabetik Pada Penderita Diabetes Melitus Di Rsud Margono Soekarjo Purwokerto

Mandala of Health. Volume 5, Nomor 3, September 2011 Shiddiq, Hipertensi dan HbA1c dan Retinopati Diabetik

356

HUBUNGAN HIPERTENSI DAN GLYCOHEMOGLOBIN (HbA1c) DENGANKEJADIAN RETINOPATI DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

DI RSUD MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Rusman Shiddiq1, Wahid Heru Widodo2, Bambang Poernomo3

1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto2 Rumah Sakit Profesor.Doktor. Margono SoekarjoE-mail: [email protected]

ABSTRACT

Diabetes mellitus can lead to macrovascular and microvascular complications. Macrovascularcomplications may lead to accelerated formation of atherosclerosis that can interfere cardiovascularfunction. Microvascular complications are diabetic retinopathy, diabetic nephropathy and neuropathy.Diabetic retinopathy contributes as much as 4.8% from 37 million cases of blindness in the world. Severalstudies have shown that hypertension, HbA1c, duration of diabetes are associated with the diabeticretinopathy incident. This study aims to determine the association between hypertension and HbA1c with thediabetic retinopathy incidence. This was an observational analytic study with cross-sectional design, withconsecutive sampling of 35 respondents, who had filled the inclusion criteria. The data analysis usedunivariate analysis of frequency tables, and bivariate analysis of Chi-Square test. Statistical test were X2=7.098, P= 0.008 (P <0.05) for hypertension with the occurrence of diabetic retinopathy and P= 1.00 (P<0.05) showed an association HbA1c with the occurrence of diabetic retinopathy. The conclusions suggestsassociation between hypertension with the diabetic retinopathy incidence. HbA1c did not have relations withthe diabetic retinopathy incidence..

Keywords : Diabetic Retinopathy, Hypertension, HbA1c

PENDAHULUAN

Diabetes melitus dapat menyebabkan

komplikasi makrovaskular dan

mikrovaskular. Komplikasi makrovaskular

dapat menyebabkan percepatan pembentukan

aterosklerosis yang dapat mengganggu fungsi

kardiovaskular. Komplikasi mikrovaskular

terdiri dari mikrovaskular retina (retinopati

diabetik), mikrovaskular ginjal (nefropati

diabetik) dan neuropati. Hiperglikemi

merupakan risiko tertinggi terjadinya

mikroangiopati. Selain itu, hipertensi,

merokok, hiperkolesterolemia, dislipidemia,

obesitas dan hiperhomosisteinemia

merupakan penyebab utama tambahan

terjadinya mikroangiopati pada diabetes

melitus1,2.

Retinopati diabetik berperan sebanyak

4,8% dari 37 juta kasus kebutaan di dunia3.

Penderita retinopati diabetik dari periode

Januari 2003 - 31 Desember 2007 dilaporkan

sebanyak 97 orang di RSUD Prof. dr.

Margono Soekarjo Purwokerto 4.

Varma et al. menyatakan bahwa faktor

risiko yang sangat berperan dalam kejadian

retinopati diabetik yaitu lama menderita

diabetes, peningkatan glycohemoglobin

(HbA1c), peningkatan tekanan darah sistolik

dan jenis kelamin laki-laki. Selain itu, Varma

et al. menyimpulkan bahwa kontrol glukosa

dan hipertensi pada pasien diabetes tipe 2

dapat mengurangi risiko terjadinya retinopati

diabetik5.

Ozmen et al. menyimpulkan bahwa

ada hubungan yang bermakna antara HbA1c

Page 2: Hubungan Hipertensi Dan Glycohemoglobin (Hba1c) Dengan Kejadian Retinopati Diabetik Pada Penderita Diabetes Melitus Di Rsud Margono Soekarjo Purwokerto

Mandala of Health. Volume 5, Nomor 3, September 2011 Shiddiq, Hipertensi dan HbA1c dan Retinopati Diabetik

357

dengan terjadinya retinopati diabetik. Selain

itu, Ozmen et al. melaporkan penelitian yang

dilakukan pada penderita diabetes melitus

tipe 2 bahwa kadar HbA1c > 10%

menyebabkan terjadinya retinopati diabetik

sebesar 82,2%6. Kadar HbA1c <7%

menandakan kontrol gula darah yang baik

selama 3 bulan yang lalu 7.

Selama ini penelitian tentang

hubungan antara hipertensi dan HbA1c

dengan kejadian retinopati diabetik masih

belum banyak dilakukan di Indonesia. Oleh

karena itu, peneliti tertarik untuk mencari

tahu hubungan antara hipertensi dan HbA1c

dengan kejadian retinopati diabetik.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian ini adalah

penelitian analitik observasional dengan

menggunakan pendekatan cross-sectional.

Metode pengumpulan data yang digunakan

adalah data primer yang didapatkan

berdasarkan hasil anamnesis, pengukuran

HbA1c, pengukuran tekanan darah, dan

pemeriksaan funduskopi yang dilakukan oleh

dokter spesialis penyakit mata di poliklinik

mata RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo.

Subjek penelitian ini merupakan

pasien diabetes mellitus yang berusia ≥ 40

tahun dan terdiagnosis diabetes mellitus tipe

2 ≥ 5 tahun di poliklinik DM RSUD Prof. dr.

Margono Soekarjo. Sampel minimal dalam

penelitian ini yaitu 30 orang yang diambil

secara consecutive sampling.

Pasien diabetes mellitus yang datang

ke poliklinik penyakit dalam diminta

persetujuan tertulis untuk berpartisipasi

dalam penelitian setelah mendengarkan

penjelasan oleh peneliti, kemudian dilakukan

pemeriksaan HbA1c dan tekanan darah.

Kemudian subjek diperiksa oleh dokter

penyakit dalam dan dirujuk ke poli mata.

Setelah itu, subjek dilakukan pemeriksaan

funduskopi oleh dokter spesialis penyakit

mata di poliklinik penyakit mata RSUD Prof.

dr. Margono Soekarjo.

Analisis univariat dilakukan terhadap

data usia, jenis kelamin, lama menderita

diabetes melitus, tekanan darah, HbA1c dan

retinopati diabetik. Analisis bivariat

dilakukan terhadap data hipertensi dan

HbA1c dalam skala nominal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah subjek yang berpartisipasi

dalam penelitian ini yaitu 38 orang sesuai

dengan kriteria inklusi. Namun, jumlah

subjek yang ikut berparetisipasi sampai

pengambilan data selesai yaitu 35 orang.

Tiga orang subjek mengalami drop out

selama pengambilan data.

Kelompok sampel yang paling banyak

dalam penelitian ini yaitu berjenis kelamin

perempuan sebanyak 18 orang (51,4%).

Sampel penelitian yang berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 17 orang (48,6%).

Kelompok umur yang paling banyak

pada penelitian ini adalah usia >59 tahun

sebanyak 17 orang (37,1%). Kelompok umur

yang paling sedikit pada penelitian ini adalah

kelompok umur yang berusia 40-49 tahun

sebanyak 5 orang (14,3%).

Page 3: Hubungan Hipertensi Dan Glycohemoglobin (Hba1c) Dengan Kejadian Retinopati Diabetik Pada Penderita Diabetes Melitus Di Rsud Margono Soekarjo Purwokerto

Mandala of Health. Volume 5, Nomor 3, September 2011 Shiddiq, Hipertensi dan HbA1c dan Retinopati Diabetik

358

Kelompok lama menderita DM yang

paling banyak pada penelitian ini adalah 5-9

tahun sebanyak 22 orang (62,9%). Kelompok

lama menderita DM yang paling sedikit pada

penelitian ini adalah kelompok lama

menderita DM >14 tahun sebanyak 2 orang

(5,7%).

Responden penelitian yang menderita

hipertensi yaitu sebanyak 24 responden

(68,6%) dan responden tidak menderita

hipertensi yaitu sebanyak 11 responden

(31,4%). Responden penelitian yang

memiliki HbA1c <7% yaitu sebanyak 4

orang (11,4%) dan responden yang memiliki

HbA1c ≥7% yaitu sebanyak 31 orang

(88,6%).

Tabel 1. Hubungan hipertensi denganretinopati diabetic

HipertensiRetinopati

diabetik Totalp

Ya TidakYa 16 8 24 0,008

Tidak 2 9 11Total 18 17 35

Hasil penelitian pada tabel 1

menunjukkan bahwa data terbanyak yaitu 16

responden dari seluruh sampel penelitian

mengalami hipertensi dan retinopati diabetik.

Responden yang tidak mengalami hipertensi

dan mengalami retinopati diabetik

merupakan data yang paling sedikit yaitu

sebanyak 2 responden. Tabulasi silang antara

hipertensi dan retinopati diabetik

menunjukkan nilai X2= 7,098 dan P= 0,008

(p<0,05). Nilai P pada penelitian ini kurang

dari 0,05, sehingga menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara

hipertensi dengan kejadian retinopati diabetik

pada penderita DM di poliklinik DM RSUD

Prof. Margono Soekarjo Purwokerto.

Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan

bahwa sebagian besar responden yang

mengalami komplikasi retinopati diabetik

memiliki kadar HbA1c ≥7% yaitu sebanyak

16 orang, sedangkan responden yang paling

sedikit menderita retinopati diabetik memiliki

kadar HbA1c <7% yaitu sebanyak 2 orang.

Selain itu, responden yang tidak mengalami

retinopati diabetik paling banyak berada pada

HbA1c ≥7% yaitu sebanyak 15 orang.

Tabel 2. Hubungan HbA1c dengan retinopatidiabetic

HbA1cRetinopatidiabetik Total

p*

Ya Tidak<7 % 2 2 4 1,00≥7% 16 15 31Total 18 17 35

*Fisher’s Exact TestTabulasi silang antara HbA1c dan

retinopati diabetik dengan menggunakan Chi-

Square tidak layak untuk diuji karena

terdapat sel yang memiliki nilai expected

kurang dari 50% jumlah sel. Oleh karena itu,

uji yang dipakai adalah uji alternatifnya,

yaitu Fisher’s Exact Test. Hasil tersebut

didapat berdasarkan analisis Chi-Square,

dimana Fisher’s Exact Test menunjukkan

nilai P= 1,00 (p<0,05). Nilai P pada

penelitian ini lebih dari 0,05, sehingga

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang bermakna antara HbA1c dengan

kejadian retinopati diabetik pada penderita

Page 4: Hubungan Hipertensi Dan Glycohemoglobin (Hba1c) Dengan Kejadian Retinopati Diabetik Pada Penderita Diabetes Melitus Di Rsud Margono Soekarjo Purwokerto

Mandala of Health. Volume 5, Nomor 3, September 2011 Shiddiq, Hipertensi dan HbA1c dan Retinopati Diabetik

359

DM di poliklinik DM RSUD Prof. Margono

Soekarjo Purwokerto.

Hasil analisis mengenai hubungan

antara hipertensi dengan kejadian retinopati

diabetik pada penderita DM di poliklinik DM

RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo

Purwokerto, bahwa hipertensi memiliki

hubungan yang bermakna dengan kejadian

retinopati diabetik dengan nilai P= 0,008 dan

X2= 7,098. Hipertensi yang sering dianggap

berhubungan dengan diabetes melitus,

ditemukan 24 orang menderita hipertensi dari

35 responden. Enam belas orang menderita

retinopati diabetik dari seluruh pasien yang

mengalami hipertensi dalam penelitian ini.

Hipotesis tentang ada hubungan antara

hipertensi dengan kejadian retinopati diabetik

terbukti. Hasil penelitian ini didukung

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Leiden et al. yang menyatakan bahwa

terdapat hubungan antara hipertensi dengan

kejadian retinopati diabetic 8.

Keadaan hipertensi yang

berkepanjangan pada penderita DM

menyebabkan perubahan pada

mikrovaskular. Perubahan yang terjadi pada

mikrovaskular yaitu berupa penurunan

kemampuan otot polos mikrovaskular dalam

menyeimbangkan perubahan aliran darah.

Mikrovaskular dalam keadaan kaku terus

menerus, sehingga terjadi gangguan perfusi

nutrisi dan oksigen di jaringan yang

diperdarahi oleh mikrovaskular seperti retina9. Namun, ada beberapa teori yang

mengatakan bahwa perubahan hemodinamik

mikrovaskular retina dan hipertensi yang

menginduksi peningkatan ekspresi Vascular

Endothelial Growth Factor (VEGF)

kemungkinan terlibat dalam perkembangan

retinopati diabetik. Akibat dari peningkatan

VEGF yaitu terjadinya penebalan membran

basal mikrovaskular retina, peningkatan

permeabilitas vaskular dan pembentukan

pembuluh darah baru 10.

Sebagian besar responden penelitian

yang mengalami komplikasi retinopati

diabetik memiliki kadar HbA1c ≥7% yaitu

sebanyak 16 orang, sedangkan responden

yang paling sedikit menderita retinopati

diabetik memiliki kadar HbA1c <7% yaitu

sebanyak 2 orang. Hasil analisis antara

HbA1c dan retinopati diabetik menunjukkan

tidak terdapat hubungan yang bermakna

terhadap kejadian retinopati diabetik pada

penderita DM di poliklinik DM RSUD Prof.

Margono Soekarjo Purwokerto dengan nilai

p= 1,00 (p<0,05).

Hasil penelitian ini tidak membuktikan

hipotesis awal peneliti tentang ada hubungan

antara HbA1c dengan kejadian retinopati

diabetik. Acuan hipotesis awal dari peneliti

adalah berdasarkan pernyataan Stratton et al.

bahwa HbA1c memiliki hubungan yang

sangat kuat dengan kejadian dan peningkatan

derajat retinopati diabetik11. Selain itu. Cheng

et al. menyimpulkan penelitiannya bahwa

prevalensi retinopati diabetik mulai

meningkat ketika HbA1c melebihi kadar

5,5%12.

HbA1c merupakan faktor yang sangat

berperan terhadap kejadian retinopati

diabetik. HbA1c merupakan rerata glukosa

Page 5: Hubungan Hipertensi Dan Glycohemoglobin (Hba1c) Dengan Kejadian Retinopati Diabetik Pada Penderita Diabetes Melitus Di Rsud Margono Soekarjo Purwokerto

Mandala of Health. Volume 5, Nomor 3, September 2011 Shiddiq, Hipertensi dan HbA1c dan Retinopati Diabetik

360

darah selama 3-4 bulan terakhir13. Varma et

al. menyimpulkan bahwa setiap peningkatan

kadar HbA1c 1%, memiliki risiko terjadinya

retinopati diabetik sebesar 1,22 kali dengan

nilai P < 0,00015.

Menurut peneliti ada beberapa faktor

yang menyebabkan hasil penelitian tidak

berhubungan dengan kejadian retinopati

diabetik. Faktor-faktor tersebut yaitu ras,

variasi metabolisme masing-masing individu,

perbedaan sampel peneliti dengan sampel

penelitian terdahulu, dan desain penelitian

serta pemeriksaan retina.

KESIMPULAN

Hipertensi berhubungan dengan

kejadian retinopati diabetik pada penderita

DM di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo

Purwokerto. HbA1c tidak berhubungan

dengan kejadian retinopati diabetik pada

penderita DM di RSUD Prof. dr. Margono

Soekarjo Purwokerto.

DAFTAR PUSTAKA1. Tapp, R, Shaw, J, Harper, C, Courten, M,

Balkau, B, McCarty, D, Taylor, H, Welborn,T, dan Zimmet, P. The Prevalence Of AndFactors Associated With Diabetic RetinopathyIn The Australian Population. 2003. DiabetesCare, vol. 26, no, 6, hh. 1731- 36.

2. Schalkwijk, C dan Stehouwer C. VascularComplications In Diabetes Mellitus: The RoleOf Endothelial Dysfunction. 2005.ClinicalScience, no. 109, hh. 143-159.

3. Resnikoff, S, Pascolini, D, Etya’ale, D, Kocur,I, Pararajasegaram, R, Pokharel, G, danMariotti, S. Global Data On VisualImpairment in The Year 2002. 2004. Bulletinof the World Health Organization, no. 82, hh.848-49.

4. Fajriana, D. Hubungan Kadar Glukosa DarahDan Lama Menderita Diabetes DenganStadium Retinopati Diabetika, Skripsi S. Ked,Universitas Jenderal Soedirman. 2008.

5. Varma, R, Macias, G, Torres, M, Klein, R,Pena, F, dan Azen, S. Biologic Risk FactorsAssociated With Diabetic Retinopathy: TheLos Angeles Latino Eye Study. 2007. JOpthalmology, vol. 114, hh. 1332-1340.

6. Ozmen, B, Guclu, F, Kafesciler, S, Ozmen, Ddan Hekimsay, Z. The Relationship BetweenGlycosylated Haemoglobin And DiabeticRetinopathy In Patient With Type 2 Diabetes.2007. Turk Jem, vol. 11, hh. 10-15.

7. Al-Hussein, FA. Diabetes Control In APrimary Care Setting: A Retrospective StudyOf 651 Patiens. 2008. Ann Saudi Med, vol.28, no. 4, hh. 269.

8. Leiden, H, Dekker, J, Moli, A, Nijpels, G,Heine, R, Bouter, L, Stehouwer, C dan Polak,B. Blood Pressure, Lipids, And Obesity AreAssociated With Retinopathy. 2002. DiabetesCare, vol. 25, no. 8, hh. 1320-1325.

9. Levy, B, Schiffrin, E, Mourad, J, Agostini, D,Vicaut, E, Safar, M, dan Struijker-Boudier, H.Impaired Tissue Perfusion A PathologyCommon To Hypertension, Obesity, AndDiabetes Mellitus. 2008. Circ J AHA, vol.118, hh. 968-976.

10. Srivasta, BK dan Rema, M. DoesHypertension Play A Role In DiabeticRetinopathy?. 2005. JAPI, 53, hh. 803-7.

11. Stratton, I.M, Kohner, E, Aldington, S,Turner, R, Holman, R, Manley, S, danMatthews, D. UKPDS 50: Risk Factors ForIncidence And Progression Of Retinopathy InType II Diabetes Over 6 Years FromDiagnosis. 2001. Diabetologia, vol. 44, hh.156-63.

12.Cheng, Y, Gregg, E, Geiss, L, Imperatore, G,Williams, D, Zhang, X, Albright, A, Cowie,C, Klein, R, dan Saaddine J. Association OfA1C And Fasting Plasma Glucose LevelsWith Diabetic Retinopathy Prevalence In TheU.S. Populastion. 2009. Diabetes Journal, vol.32, no. 11, hh. 2027-32.

13.Gomero, A, McDade, T, Williams, S danLindau, S.T. ‘Dried Blood Spot Measurementof Glycosylated Hemoglobin (HbA1c) inWave 1 of the National Social Life, Health &Aging Project’. 2008. National Social Life,Health & Aging Project