hubungan diabetes mellitus dengan stroke

Upload: erica-fitri

Post on 04-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Hubungan Diabetes Mellitus Dengan Stroke

    1/3

    Hubungan Diabetes Mellitus dengan Stroke

    1. Peningkatan aktivitasRenin Angiotensin System(RAS) pada DiabetesPeningkatan aktivitas RAS ini pada pasien Diabetes Melitus diakibatkan karena Diabetes

    dapat meningkatkan ekspresi dari reseptor angiotensin I. Peningkatan ekspresi reseptor

    angiotensin I tersebut tentunya berpengaruh pada peningkatan aksi Angiotensin II yang pada

    akhirnya aksi RAS akan meningkat. Jika RAS dibiarkan terus meningkat maka vasokontriksi pun

    terjadi dan resorpsi Natrium pada renal tubular meningkat, kedua hal tersebut bisa menyebabkan

    terjadinya hipertensi yang pada akhirnya resiko terjadinya Stroke akan bertambah.

    2.

    Diabetes menyebabkan terjadinya aterosklerosis

    Diabetes Mellitus dapat menimbulkan trial lipid yaitu hipertrigliseridemia,

    hiperkolesterolemia terutama kolesterol LDL yang kecil/padat, dan rendahnya kadar kolesterol

    HDL. Peran trial lipid pada aterogenesis sudah tidak diperdebatkan lagi karena memang sudah

    terbukti dari berbagai penelitian epidemiologis.

    Diabetes Mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah otak yang berukuran

    besar. Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan menyempitkan diameter pembuluh darah

    dan penyempitan tersebut kemudian akan mengganggu kelancaran aliran darah ke otak, yang

    pada akhirnya akan menyebabkan infark selsel otak.

  • 7/29/2019 Hubungan Diabetes Mellitus Dengan Stroke

    2/3

    Peran Plastisitas Otak

    Banyak penelitian membagi proses pemulihan dari stroke menjadi tahapan-tahapan. Pada

    awalnya, terjadi reperfusi jaringan iskemik disertai oleh terhentinya peradangan yang dipicu oleh

    glutamine yang dapat menyebabkan kerusakan neuron lebih lanjut. Kerusakan neuron

    seyogyanya berkurang sewaktu neuron-neuron di daerah penumbra iskemik mulai pulih.

    Kemudian, dalam beberapa hari dan minggu setelah stroke akut, otak mulai melakukan proses

    pemulihan fungsi yang hilang. Proses belajar kembali bergantung pada kemampuan luar biasa

    otak untuk mereorganisasikan dirinya sendiri (suatu fenomena yang disebut sebagai plastisitas)

    dalam mempelajari suatu tugas atau sewaktu pulih dari cedera. Plastisitas adalah kemampuan

    unik yang membedakan system saraf dari jaringan lain, karena jaringan neuron tidak memiliki

    kemampuan seperti jaringan lain untuk melakukan regenerasi. Plastisitas otak paling besar

    adalah masa bayi sampai remaja dini, saat pembentukan banyak jalur saraf yang digunakan untuk

    keterampilan bahasa dan motorik.

    Kemampuan untuk mempelajari bahasa dan keterampilan baru pada masa dewasa

    menunjukkan bahwa otak tetap memilki sebagian plastisitas sepanjang hidup seseorang. Belajar

    di bagian otak yang tidak cedera menlibatkan apa yang disebut sebagai jaringan saraf yang

    tersusun untuk tugas khusus dan biasanya terletak di daerah otak tertentu yang sama. Salah satu

    contoh umum adalah kor5teks motorik (yang berperan dalam pengendalian otot volunteer), yang

    terletak tepat anterior dari sulkus sentralis di lobus frontalis. Demikian juga korteks saraf untuk

    penglihatan terletak dikorteks oksipitalis. Karena fenomena plastisitas, region-regio khusus ini

    mungkin dapat berkembang dengan derajat bervariasi pada orang yang berbeda, terutama melalui

    interaksi dengan lingkungan, namun lokasi dasar regio-regio inidi korteks tetap dapat

    diperkirakan dari orang ke orang.

  • 7/29/2019 Hubungan Diabetes Mellitus Dengan Stroke

    3/3

    Otak yang telah mengalami kerusakan akan mengalami reorganisasi fungsional

    alternative yang disebut sebagai plastisitas adaptif. Adaptasi ini adalah suatu mekanisme

    kompensasi agar otak dapat mengalokasikan berbagai fungsi seperti berbicara, melakukan

    gerakan diluar batas-batas anatomik primer di korteks serebrum. Di daerah otak yang

    kerusakannya tidak parah, proses pemulihan fungsi berlangsung cepat bahkan dalam waktu

    beberapa minggu. Namun didaerah yang benar-benar mengalami infark neuron, daerah yang

    rusak mungkin memerlukan waktu yang jauh lebih lama untuk merekrut daerah otak baru

    kemudian mempelajarinya kembali. Dengan demikian, pemulihan lebih lanjut masih dapat

    terjadi lama setelah proses stroke berlangsung.

    Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses

    Penyakit. Jakarta: EGC.