hubungan cita rasa makanan dan konsumsi ...penetapan peraturan pemberian makan di rumah sakit,...

16
HUBUNGAN CITA RASA MAKANAN DAN KONSUMSI MAKANAN DARI LUAR RUMAH SAKIT DENGAN SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT ORTHOPEDI PROF.DR.R.SOEHARSO SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Program Studi Gizi FIK UMS Oleh: DIAN AYU AINUN NAFIES J 310 141 021 PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN CITA RASA MAKANAN DAN KONSUMSI MAKANAN

    DARI LUAR RUMAH SAKIT DENGAN SISA MAKANAN BIASA

    PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT ORTHOPEDI

    PROF.DR.R.SOEHARSO SURAKARTA

    PUBLIKASI ILMIAH

    Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

    Pada Program Studi Gizi FIK UMS

    Oleh:

    DIAN AYU AINUN NAFIES

    J 310 141 021

    PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI

    FAKULTAS ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2016

  • i

    HALAMAN PERSETUJUAN

    HUBUNGAN CITA RASA MAKANAN DAN KONSUMSI MAKANAN DARI

    LUAR RUMAH SAKIT DENGAN SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN DI

    RUMAH SAKIT ORTHOPEDI PROF.DR.R.SOEHARSO SURAKARTA

    PUBLIKASI ILMIAH

    oleh:

    DIAN AYU AINUN NAFIES

    J 310 141 021

    Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

    Dosen Pembimbing

    Endang Nur W, SST.,M.Si.,Med

    NIK . 717

  • ii

    HALAMAN PENGESAHAN

    HUBUNGAN CITA RASA MAKANAN DAN KONSUMSI MAKANAN DARI

    LUAR RUMAH SAKIT DENGAN SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN DI

    RUMAH SAKIT ORTHOPEDI PROF.DR.R.SOEHARSO SURAKARTA

    OLEH

    DIAN AYU AINUN NAFIES

    J 310 141 021

    Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

    Fakultas Ilmu Kesehatan Gizi

    Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Pada Hari Sabtu, 16 Juli 2016

    Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

    Dewan Penguji :

    1. Endang Nur W, SST.,M.Si. Med ( )

    (Ketua Dewan Penguji)

    2. Ririn Yuliati, S.Si.T.,M.Si ( )

    (Anggota I Dewan Penguji)

    3. Eni Purwani, S.Si.,M.Si ( )

    (Anggota II Dewan Penguji)

    Dekan,

    Dr. Suwaji, M.Kes

    NIP/NIDN : 19531123 198303 1002/00-2311-5301

  • iii

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya

    yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

    sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

    atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan

    dalam daftar pustaka.

    Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas, maka

    akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

    Surakarta, 16 Juli 2016

    Penulis

    DIAN AYU AINUN NAFIES

    J 310 141 021

  • 1

    HUBUNGAN CITA RASA MAKANAN DAN KONSUMSI MAKANAN DARI

    LUAR RUMAH SAKIT DENGAN SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN DI

    RUMAH SAKIT ORTHOPEDI PROF.DR.R.SOEHARSO SURAKARTA

    Abstrak

    Indikator keberhasilan pada pelaksanaan mutu pelayanan gizi yaitu banyaknya sisa makanan.

    Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya sisa makanan antara lain cita rasa

    makanan dan makanan dari luar rumah sakit. Menurut hasil survei persentase sisa makanan di

    Rumah Sakit Orthopedi Surakarta masih belum mencapai Standar Pelayanan Minimal. Tujuan

    penelitian untuk mengetahui hubungan cita rasa makanan dan konsumsi makanan dari luar rumah

    sakit dengan sisa makanan biasa pada pasien di Rumah Sakit Orthopedi Soeharso Surakarta.

    Rancangan penelitian cross sectional. Jumlah sampel 35 pasien rawat inap kelas III yang

    mendapatkan makanan biasa yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan sampel

    menggunakan consequtive sampling. Data cita rasa makanan dan konsumsi makanan dari luar rumah

    sakit diperoleh melalui kuesioner, dan sisa makanan diperoleh melalui form comstock. Cita rasa

    makanan 62.9% responden menyatakan baik. Responden sebanyak 65.7% sering mengkonsumsi

    makanan dari luar rumah sakit. Rata-rata sisa makanan paling banyak yaitu pada nasi 24.4%. Hasil

    bivariat menunjukkan bahwa nilai ρ value cita rasa makanan dengan sisa makanan di rumah sakit

    adalah ρ =0.85, nilai ρ value konsumsi makanan dari luar rumah sakit dengan sisa makanan di rumah

    sakit ρ =0.01. Tidak ada hubungan antara cita rasa makanan dengan sisa makanan di rumah sakit,

    Ada hubungan antara konsumsi makanan dari luar rumah sakit dengan sisa makanan. Evaluasi

    terhadap konsumsi makanan dari luar rumah sakit untuk menurunkan angka sisa makanan yang

    masih melebihi standar pelayanan minimal rumah sakit.

    Kata kunci : Cita rasa makanan, Konsumsi makanan dari luar rumah sakit, Sisa makanan

    Abstract

    Indicators of success in the implementation of nutrition service quality is the amount of food waste .

    There are several factors that can affect the food waste , among others, the taste of food and food

    from outside the hospital. According to the survey, the percentage of food waste s in the Orthopedic

    Hospital of Surakarta still have not reached the minimum service standards.

    The purpose of the research was to determine the correlation the taste of food and consumption of

    food from outside the hospital with the food waste of the regular food of patients in Soeharso

    Orthopaedic Hospital of Surakarta.

    The research used cross sectional design. The total subject were 35 patients class III, who got regular

    food which had qualification of inclusion and exclusion. Sampling is by using consequtive sampling.

    The taste of food and consumption of food from outside the hospital data were obtained by

    questionnaires, and food waste data were obtained by comstock form.

    The taste of food, 62.9% of respondents said good, 65.7% of respondents often consumed food from

    outside the hospital. The average of food waste was domintaed by rice, that was 24.4%. The results

    of correlation test between the taste of food and food waste was (p=0.85), The consumption of food

    from outside the hospital and food waste was (p= 0.01).

    There was no correlation between the taste of food with food waste in the hospital. There was

    correlation between the consumption of food from outside the hospital with food waste in the

    hospital.

    Evaluation is needed to the consumption of food from outside the hospital in order to decrease the

    number of food waste that still exceeds the minimum service standards of the hospital.

    Keywords : taste of food , consumption of food from outside the hospital, food waste

    1. PENDAHULUAN

    Penyelenggaraan makanan di rumah sakit merupakan serangkaian kegiatan mulai dari

    penetapan peraturan pemberian makan di rumah sakit, perencanaan menu sampai distribusi

  • 2

    makanan pada pasien dalam mencapai status kesehatan yang optimal dengan pemberian

    diet yang tepat. Tujuan penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah untuk

    menyediakan makanan yang berkualitas dengan jumlah sesuai kebutuhan pasien serta

    pelayanan yang layak seperti pada perencanaan menu yang tepat guna memenuhi

    kebutuhan zat gizi pada pasien dan penyaluran makanan yang tepat bagi pasien (Netty,

    2007).

    Indikator keberhasilan pada pelaksanaan mutu pelayanan gizi pada pasien ruang

    rawat inap dapat dilihat melalui perkembangan keadaan gizi pasien dan banyaknya

    makanan yang tersisa (Ariefuddin, 2009). Djamaluddin et al. (2005) juga menyatakan

    bahwa salah satu cara untuk mengevaluasi mutu pelayanan gizi yaitu dengan mencatat

    banyaknya makanan yang tersisa.

    Sisa makanan memiliki beberapa dampak negatif yaitu tidak tercapainya SPM

    (Standar Pelayanan Minimal), biaya yang terbuang akan mengakibatkan anggaran gizi

    yang kurang efisien, dan pasien yang menyisakan makanan dalam waktu yang lama akan

    menyebabkan defisiensi zat-zat gizi karena kekurangan zat gizi atau malnutrisi. Selain itu

    pasien yang mengalami malnutrisi selama perawatan di rumah sakit akan meningkatkan

    biaya tambahan untuk pengobatan pasien dan masalah efisiensi anggaran makan pasien di

    rumah sakit (Renaningtyas (2004); Djamaluddin et al. (2005)). Terdapat beberapa faktor

    yang dapat mempengaruhi terjadinya sisa makanan. antara lain faktor yang berasal dari

    luar pasien sendiri atau faktor eksternal dan faktor yang berasal dari dalam pasien atau

    faktor internal. Sementara itu, faktor eksternal yang berpengaruh terhadap terjadinya sisa

    makanan adalah cita rasa (penampilan dan rasa) makanan, kelas perawatan, lama

    perawatan, dan makanan dari luar rumah sakit (Moehyi (1992), Almatsier (1992),

    National health service (NHS) (2005)).

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh bagian penelitian dan pengembangan gizi di

    RSUP H. Adam Malik Medan (2012) sebanyak 52,3% pasien tidak menghabiskan menu

    makanan dan 53,1% pasien menyatakan rasa tidak enak pada menu makanan yang

    disajikan oleh instalasi gizi. Menurut Liber et al. (2014) cita rasa dapat meningkatkan

    selera makan pasien yang berdampak pada peningkatan konsumsi makanan pada pasien

    dan akan mempengaruhi terjadinya sisa makanan. Selain rasa makanan, penampilan juga

    dapat mempengaruhi terjadinya sisa makanan seperti pada penelitian Nareswara (2011)

    menyatakan bahwa penampilan makanan merupakan salah satu faktor terjadinya sisa

  • 3

    makanan karena bentuk makanan, cara penyajian makanan, hingga ketepatan waktu

    menghidangkan masih kurang memuaskan dan kurang tepat.

    Pada penelitian yang pernah dilakukan di RSUD Kota Semarang ditemukan sebesar

    28,03% sisa makanan pada pasien kelas III. Faktor yang menyebabkan sisa makanan yaitu

    konsumsi makanan dari luar rumah sakit dan mutu makanan yang masih kurang (Priyanto,

    2009). Menurut Khomsan (2003) dalam Marwati (2010) sebagian pasien mengkonsumsi

    jajanan yang mengandung karbohidrat yang membuat cepat kenyang dan dapat

    menganggu nafsu makan pasien, sehingga pasien tidak menghabiskan makanan yang

    disediakan oleh pihak rumah sakit.

    Hasil survei pendahuluan pada Maret 2015 di instalasi gizi rumah sakit Orthopedi

    Surakarta terdapat rata-rata sisa makanan biasa (non diit) pada pasien kelas III sebesar

    30,24% dengan sampel sebanyak 30 pasien. Rata-rata sisa makanan tertinggi pada makan

    siang. Hasil survei menyebutkan karena faktor porsi nasi dan sayur yang lebih besar

    disertai lauk ekstra sehingga makanan yang disajikan tidak habis. Hasil survei tersebut

    menunjukkan bahwa belum tercapainya standar pelayanan minimal rumah sakit pada sisa

    makanan. Karena sisa makanan masih melebihi standar ketentuan atau lebih dari 20%.

    Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan cita rasa makanan,

    konsumsi makanan dari luar rumah sakit, dengan sisa makanan biasa pada pasien kelas III

    di Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

    2. METODE

    Jenis Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional, karena semua

    pengukurannya dilakukan pada waktu yang sama. Jenis penelitian bersifat kuantitatif

    dengan menggambarkan cita rasa makanan, konsumsi makanan dari luar rumah sakit, dan

    sisa makanan yang diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner. Populasi dalam

    penelitian ini adalah semua pasien rawat inap kelas III yang tidak mendapatkan diit khusus

    di Rumah Sakit Orthopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta. Pengambilan sampel dilakukan

    dengan teknik consecutive sampling. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada

    bulan januari 2016 di Rumah Sakit Orthopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta. Jumlah

    sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 35 pasien rawat inap kelas III yang telah

    memenuhi kriteria Inklusi yang meliputi pasien dapat berkomunikasi dengan baik, pasien

    tidak memiliki gangguan pencernaan, pasien bersedia menjadi responden, pasien berumur

    ≤70 tahun, pasien ruang perawatan kelas III, pasien mendapatkan diet dalam bentuk

  • 4

    makanan biasa, dan telah menjalani perawatan minimal 1 hari. Sedangkan kriteria eksklusi

    meliputi pasien sudah diperbolehkan pulang atau pulang atas permintaan sendiri, dan

    pasien meninggal dunia.

    Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner cita rasa makanan

    yang berisi tentang 20 pertanyaan mengenai pendapat pasien tentang cita rasa makanan di

    rumah sakit dengan skala likert yang meliputi penampilan dan rasa makanan, kuesioner

    konsumsi makanan dari luar rumah sakit meliputi beberapa pertanyaan mengenai frekuensi

    pasien mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit dalam satu hari, jenis hidangan yang

    dikonsumsi, dan alasan mengkonsumsi, dan data sisa makanan diperoleh dengan metode

    Comstock selama dua hari. Analisis data yang pada penelitian ini dengan menggunakan uji

    statitik non parametric yaitu Rank Spearman’s dengan batas kemaknaan p ≤ 0.05.

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Karakteristik Responden

    Berikut merupakan hasil karaktersitik responden di Rumah Sakit Orthopedi

    Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta. :

    Tabel 1.

    Karakteristik Responden

    Karakteristik n %

    Umur

  • 5

    Berdasarkan Tabel 1. Diketahui rata-rata umur responden 18-40 tahun

    sebanyak 42.9%, sebagian besar 71.4% responden laki-laki, sebanyak 42.9%

    responden memiliki pendidikan akhir tamat SD. Menurut Notoatmodjo (2003)

    menyatakan bahwa pendidikan ialah suatu usaha untuk mencapai kedewasaan

    (jasmani dan rohani). Pendidikan merupakan hal yang penting untuk mencapai setiap

    proses kehidupan. Salah satunya pendidikan kesehatan dapat membantu seseorang

    dalam meningkatkan kemampuan untuk mencapai kesehatan secara optimal.

    Sebagian besar responden 85.7% tidak memiliki keluhan khusus saat makan dan rata-

    rata lama rawat pasien 1-3 hari sebanyak 57.1% responden.

    3.2 Analisis Univariat

    Berikut merupakan tabel distribusi frekuensi penilaian responden terhadap cita rasa

    makanan di Rumah Sakit Orthopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta :

    Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang persepsi terhadap cita rasa

    makanan di rumah sakit, sebanyak 62,9% menyatakan baik. Rata-rata skor tertinggi

    pada penampilan sayur yang disajikan dan besar porsi yang diberikan rumah sakit.

    Tabel 3.

    Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Konsumsi

    Makanan dari Luar Rumah Sakit

    Kategori Konsumsi Makanan dari Luar

    Rumah Sakit

    n %

    Sering

    Tidak Sering

    23

    12

    65.7

    34.3

    Total 35 100

    Tabel 2.

    Distribusi Penilaian Cita Rasa

    Kategori Cita Rasa n %

    Cukup

    Baik

    13

    22

    37.1

    62.9

    Total 35 100

    Karakteristik n %

    Lama Rawat

    1 – 3 20 57.1

    4 – 6 7 20

    >6 8 22.9

    Total 35 100

  • 6

    Berdasarkan hasil pengumpulan data konsumsi makanan dari luar rumah sakit,

    sebanyak 65.7% responden termasuk dalam kategori sering mengkonsumsi makanan

    dari luar rumah sakit. Selain itu, sebanyak 54,3% responden mengkonsumsi makanan

    dari luar rumah sakit sebanyak 1 kali dalam sehari. Sedangkan 34,3% responden

    tidak mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit.

    Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari seluruh responden kategori

    jenis makanan yang paling banyak dikonsumsi yaitu makanan pokok sebanyak

    37.1% responden dan snack sebanyak 34.2% responden. Berdasarkan hasil

    wawancara beberapa responden yang membeli makanan pokok di luar rumah sakit

    seperti nasi, mie atau bubur. Karena menurut pasien tekstur makanan di rumah sakit.

    berbeda dengan di rumah pasien sehingga pasien memilih untuk mengkonsumsi dari

    luar rumah sakit. Sedangkan snack biasanya dibawa keluarga responden dari rumah

    dan pemberian dari orang lain ataupun membeli di toko sekitar rumah sakit.

    Berdasarkan hasil dari pengambilan data responden sebagian besar (28.5%)

    responden yang mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit memiliki alasan yaitu

    sebelum waktu makan pagi atau pukul 07.00 responden sudah merasa lapar sehingga

    memilih untuk membeli makanan dari luar rumah sakit untuk mengobati rasa lapar.

    Kebijakan waktu makan pasien di rumah sakit orthopedi yaitu makan pagi (07.00),

    snack pagi (10.00), makan siang (12.00), snack sore (16.00), dan makan malam

    (17.00). Untuk ketepatan waktu distribusi berdasarkan peraturan ketetapan di rumah

    sakit yaitu >80% dan rata-rata jarak waktu antara makanan utama dan snack 3-4 jam.

    Saat penelitian berlangsung hampir semua petugas distribusi tepat waktu sehingga

    makanan sampai ke pasien sesuai dengan peraturan jam distribusi di rumah sakit

    orthopedi. Namun setelah sampai di pasien tidak semua pasien langsung

    mengkonsumsinya, sehingga makanan yang telah disajikan menjadi dingin dan

    pasien kurang berselera. Kepatuhan pasien juga masih kurang terahadap ketepatan

    waktu mengkonsumsi makanan yang telah diberikan oleh rumah sakit.

  • 7

    Berikut ini merupakan tabel distribusi frekuensi sisa makanan berdasarkan

    kategori sisa makanan :

    Berdasarkan tabel 4 menunjukkan sisa makanan dalam kategori baik,

    sedangkan 45.7% tidak baik. Kategori tersebut berpatokan pada standar pelayanan

    minimal di rumah sakit (Depkes, 2008). Bahwa sisa makanan minimal ≤ 20%.

    Gambar 1. Rerata Sisa Makanan Responden Berdasarkan Waktu Makan dan Jenis

    Hidangan di Rumah Sakit Orthopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta.

    Berdasarkan hasil dari pengambilan data sisa makanan yang melebihi standar

    pelayanan minimal (≤20%) yaitu pada waktu makan pagi meliputi nasi (39,14%),

    sayur (37,93%), lauk nabati (31,28%). Sedangkan makan siang dan malam mencapai

    target standar pelayanan minimal (≤20%). Sisa makanan pada waktu pagi lebih besar

    dari waktu makan siang dan malam karena pasien sebelumnya telah mengkonsumsi

    makanan dari luar rumah sakit sehingga pada waktu penyajian makan pagi pasien

    tidak menghabiskan makanannya.

    39,14 37,93

    10,94

    31,28

    13,50 15,90

    10,38 4,35 10,01 1,49 1,50 5,83

    18,39

    10,54 0,16 4,00 0,00

    0,00 5,00

    10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00

    NASI SAYUR LAUK HEWANI

    LAUK NABATI

    SNACK BUAH EKSTRA LAUK

    PER

    SEN

    TASE

    (%

    )

    PAGI SIANG MALAM

    Tabel 4

    Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Sisa

    Makanan

    Kategori Sisa Makanan n %

    Baik

    Tidak Baik

    19

    16

    54.3

    45.7

    Total 35 100

  • 8

    Gambar 5. Rerata Sisa Makanan Responden Berdasarkan Jenis Hidangannya di

    Rumah Sakit Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

    Berdasarkan hasil pengambilan data sisa makanan selama dua hari berdasarkan

    jenis hidangannya sisa yang paling banyak yaitu pada nasi sebesar 24.4%, persentase

    tersebut menunjukkan bahwa sisa tersebut masih melebihi SPM di rumah sakit. Hal

    tersebut akan mengakibatkan biaya terbuang pada sisa makanan, akan

    mengakibatkan anggaran gizi kurang efisien, sehingga akan berdampak terhadap

    anggaran persediaan bahan makanan terutama pada bahan makanan pokok

    (Djamaluddin et al., 2005). Karena pada hasil pengambilan data sisa makanan pada

    nasi yang masih melebihi SPM.

    3.3 Analisis Bivariat

    Berikut ini merupakan tabel distribusi sisa makanan berdasarkan cita rasa makanan :

    Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji statistik Rank

    Spearman didapatkan nilai p sebesar 0.85 (p> 0.05) berarti tidak ada hubungan cita

    rasa dengan sisa makanan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Aula (2011)

    dengan nilai p sebesar 0.51 (p>0.05) menunjukkan cita rasa tidak mempengaruhi

    terjadinya sisa makanan pada pasien. Pada tabel 19 menunjukkan bahwa persentasi

    responden yang memiliki persepsi cita rasa yang baik terhadap makanan yang telah

    NASI SAYUR LAUK

    HEWANI LAUK

    NABATI BUAH SNACK

    LAUK EKSTRA

    RERATA 24,475 19,615 5,15 15,1 0,75 7,495 1,635

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    Pe

    rse

    nta

    se(%

    )

    Tabel 5

    Distribusi Sisa Makanan Berdasarkan Cita Rasa Makanan

    Cita Rasa

    Sisa Makanan Jumlah

    P Tidak Baik Baik

    n % n % n %

    Cukup

    Baik

    7

    9

    53,8

    41

    6

    13

    46,2

    59

    13

    22

    100

    100

    0.85*

    *Uji Rank Spearman

  • 9

    disajikan oleh rumah sakit. Namun ada sebanyak 41% responden memiliki persepsi

    cita rasa yang baik namun sisa makanan tidak baik atau melebihi SPM. Hal tersebut

    dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain.

    Terdapat faktor lain dari cita rasa makanan yang menimbulkan sisa makanan.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan responden didapatkan sebanyak 28.5%

    responden menyatakan waktu tunggu makan malam menuju makan pagi cukup lama

    sehingga pasien memilih mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit terlebih

    dahulu sehingga terjadi sisa makanan. Hal ini sejalan dengan penelitian Priyanto

    (2009) perbedaan pola makan di rumah dan pada saat di rumah sakit akan

    mempengaruhi daya terima pasien terhadap makanan. Bila pola makan pasien tidak

    sesuai dengan makanan yang disajikan rumah sakit, akan mempengaruhi habis

    tidaknya makanan yang disajikan. Selain itu juga, waktu pembagian makanan yang

    tepat dengan jam makan pasien serta jarak waktu yang sesuai antara makan pagi,

    siang dan malam hari dapat mempengaruhi habis tidaknya makanan yang disajikan.

    Sedangkan jadwal makan malam di Rumah Sakit Orthopedi Prof.Dr.R.Soeharso

    Surakarta yaitu pukul 17.00 WIB. Sedangkan waktu makan pagi pukul 07.00 WIB

    sehingga waktu tunggu pasien untuk makan cukup lama. Almatsier (2002)

    menjelaskan bahwa secara alamiah manusia akan merasa lapar setelah 3–4 jam

    makan, sehingga setelah waktu tersebut sudah harus mendapatkan makanan, baik

    dalam bentuk makanan ringan atau berat. Sehingga dari hasil penelitian

    menunjukkan bahwa sisa makanan tidak dipengaruhi oleh cita rasa makanan. Namun

    ada faktor lain yaitu faktor pola makan di rumah sakit dengan pola makan di rumah

    berbeda.

    Pada saat pengambilan data waktu distribusi dan waktu makan pasien sudah

    sesuai dengan kebijakan dari rumah sakit. Namun beberapa pasien tidak langsung

    mengkonsumsinya sehingga makanan yang telah disajikan menjadi dingin atau

    mengalami perubahan suhu. Sehingga selera makan pasien menjadi berkurang dan

    pasien menyisakan makananya. Sehingga kepatuhan pasien terhadap waktu makan di

    rumah sakit juga mempengaruhi terjadinya sisa makanan. Berikut ini merupakan

    tabel distribusi sisa makanan berdasarkan konsumsi makanan dari luar rumah sakit :

  • 10

    Hasil uji statistik dengan menggunakan uji statistik Rank Spearman didapatkan

    nilai p sebesar 0.01 (p< 0.05) berarti ada hubungan konsumsi makanan dari luar

    rumah sakit dengan sisa makanan. Hal ini sesuai dengan penelitian Priyanto (2009)

    dan Mutyana (2011) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara makanan dari

    luar rumah sakit dengan terjadinya sisa makanan dengan p value 0.002 (p< 0.05).

    Mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit dapat mempengaruhi sisa makanan.

    Berdasarkan hasil jawaban kuesioner responden, jenis makanan dari luar rumah

    sakit yang paling banyak dikonsumsi oleh responden adalah makanan pokok (nasi,

    mie atau bubur) sebanyak 37.1% responden dan snack (gorengan atau roti) sebanyak

    34.2% responden. Hal tersebut menunjukkan sebagian responden mengkonsumsi

    jajanan yang mengandung karbohidrat. Menurut Khomsan (2003) dalam Marwati

    (2010) sebagian besar jajanan hanya mengandung karbohidrat yang membuat cepat

    kenyang dan dapat mengganggu nafsu makan. Responden yang sering

    mengkonsumsi makanan jajanan atau cemilan akan lebih cepat kenyang. Dengan

    demikian, responden akan mengurangi asupan makanan yang disajikan oleh pihak

    rumah sakit sehingga terjadi sisa makanan.

    Berdasarkan hasil kuesioner responden memiliki beberapa alasan yang

    dikemukakan oleh responden sebagai alasan untuk mengkonsumsi makanan dari luar

    rumah sakit antara lain sebelum waktu makan pagi pasien sudah sudah merasa lapar

    sebanyak 28.5% responden dan 14.3% responden merasa tidak terbiasa dengan

    makanan di rumah sakit.

    Konsumsi makanan dari luar rumah sakit yang dimakan oleh pasien disebabkan

    oleh budaya membawa oleh-oleh dari saudara ketika menjenguk pasien di rumah

    sakit dan belum ada manajemen untuk mengendalikan diet di rumah sakit seperti

    larangan membawa makanan atau minuman tertentu pada pasien yang belum tentu

    sama dengan nilai gizi yang dikandung oleh makanan yang disajikan di rumah sakit

    tersebut (Budiyanto, 2002).

    Tabel 6

    Distribusi Sisa Makanan Berdasarkan Konsumsi

    Makanan dari Luar Rumah Sakit

    Konsumsi makanan

    dari luar rumah

    sakit

    Sisa Makanan Jumlah

    P Tidak Baik Baik

    n % n % n %

    Sering

    Tidak Sering

    14

    2

    60.8

    16.7

    9

    10

    39.1

    83.3

    23

    12

    100

    100

    0.01*

    *Uji Rank Spearman

  • 11

    Oleh karena itu, dibutuhkan pengontrolan yang baik terhadap makanan yang

    diberikan kepada pasien. Meskipun ada makanan dari luar rumah sakit yang dapat

    masuk ke rumah sakit dan dikonsumsi oleh responden, bagi instalagi gizi mungkin

    perlu untuk melakukan penilaian terhadap status kesehatan pasien, misalnya dengan

    melakukan tes laboratorium atau pemeriksaan fisik. Dengan demikian, dapat

    dikontrol efek makanan, baik yang disediakan oleh rumah sakit maupun dari luar

    rumah sakit, terhadap tubuh pasien.

    4. PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    1. Sebanyak 62,9% responden menyatakan bahwa cita rasa makanan di rumah sakit

    baik

    2. Responden sebanyak 65,7% sering mengkonsumsi makanan dari luar rumah

    sakit dan sebanyak 54,3% responden mengkonsumsi sebanyak 1 kali dalam

    sehari. Sebanyak 37,1% responden memilih mengkonsumsi jenis makanan

    pokok.

    3. Responden sebanyak 54,3% memiliki sisa makanan dalam kategori baik,

    sedangkan 45,7% tidak baik. Sisa makanan banyak terdapat pada waktu makan

    pagi yaitu pada nasi 39,14%, sayur 37,93%, lauk nabati 31,28%. Sedangkan

    berdasarkan hasil keseluruhan rata-rata sisa makanan paling banyak yaitu pada

    nasi 24,4%.

    4. Tidak ada hubungan antara cita rasa dengan sisa makanan di rumah sakit.

    5. Ada hubungan antara frekuensi konsumsi makanan dari luar rumah sakit dengan

    sisa makanan di rumah sakit.

    4.2 Saran

    Bagi peneliti berikutnya yang tertarik dengan penelitian sejenis dapat dilakukan

    penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain selain cita rasa makanan dan

    frekuensi konsumsi makanan dari luar rumah sakit yang dapat mempengaruhi sisa

    makanan pasien.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ali, K. (2003). Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

    Almatsier, S. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

    _____. (1992). Persepsi pasien terhadap makanan di rumah sakit (jurnal gizi Indonesia)

    vol 2 halaman 87- 96.

  • 12

    Alviani, K.R. (2007). Gambaran Asupan Energi, Protein, dan Status Gizi pada Pasien

    Pasca Bedah di RS. Dr. Kariadi Semarang. Skripsi. Semarang : Program Studi

    Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

    Ariefuddin, A, Tjahjono K dan Yeni P. (2009). Analisis sisa makanan lunak rumah sakit

    pada penyelenggaraan makanan dengan sistem outsourcing di RSUD

    GunungJati Cirebon.Jurnal Gizi Klinik Indonesia.Volume 5.Nomor 3.Maret

    2009:133-142.

    Aula, L.E. (2011), Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan

    Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Jakarta, [online]. Dari :

    repository. uinjkt.ac.id, [7 November 2015].

    Brunner, L dan Suddarth D. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah (H. Kuncara,

    A. Hartono, M. Ester, Y. Asih, Terjemahan). Ed.8 Vol 1. Jakarta : EGC.

    Budiyanto, M.A.K., (2002). Dasar-dasar Ilmu Gizi, Malang: UMM Press. Hal. 149.

    Djamaluddin, M., Endy P., dan Ira, P. (2005). Analisis Zat Gizi dan Biaya Sisa Makanan

    pada Pasien dengan Makanan Biasa. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 1(3): 108-12.

    Liber, N.A. dan Dede R.A. (2014). Peningkatan Kualitas Cita Rasa Makanan Rumah Sakit

    untuk Mempercepat Penyembuhan Pasien.(Jurnal Mutu Pangan) Vol 1(2) hal

    83-90.

    Marwati, E. (2010). Hubungan Kebiasaan Makan, Konsumsi Makanan, dan Pengetahuan

    Gizi dengan Status Gizi Kurang Siswa Kelas IV, V, fan VI di SDN Wargasetra 2

    Kecamatan Tegal Waru Karawang Jawa Barat tahun 2010. Skripsi Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Moehyi, S.(1992). Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga.Jakarta: Bharata.

    Mutyana, L. (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan daya terima pasien rawat

    inap di Rumah Sakit Ibu dan Anak Budiasih Serang tahun 2011. Skripsi.

    Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    NHSE Hospitality.(2005).Managing Food Waste in the NHS. Bournemouth University

    .NHS Estates.

    Netty, E dkk. (2007). Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit. Jakarta: Dirjen

    Bina Kesehatan Masyarakat.

    Notoatmodjo.S .(2003).Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.

    Priyanto, O.H. (2009). “Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Sisa Makanan

    Pada Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Kota Semarang,” Skrispsi.

    Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universias Negeri Semarang.

    Renangtyas, D. et. al. (2004). Pengaruh Penggunaan Modifikasi Standar Resep Lauk

    Nabati Tempe terhadap Daya Terima dan Persepsi Pasien Rawat Inap. Jurnal

    Gizi Klinik Indonesia. Vol.1. no.1.

    [RSUP] Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan. (2012). Tingkat Kepuasan

    Pasien pada Mutu Makanan di Ruang Rawat Inap RSUP.H.Adam Malik.

    Medan: RSUP H. Adam Malik Medan.

    Supariasa, dkk. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.