hubungan asupan makronutrien dengan nilai …repository.unjaya.ac.id/2272/2/erniyani...

43
i HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta Disusun Oleh: ERNIYANI EDY 2213155 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017

Upload: vandan

Post on 23-Apr-2019

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

i

HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI

RUMAH SAKIT UMUM PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta

Disusun Oleh:

ERNIYANI EDY 2213155

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

ii

Page 3: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

iii

Page 4: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis pajatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Hubungan Asupan Makronutrien Dengan Nilai Kadar Glukosa Darah Pada

Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan

Senopati Bantul Yogyakarta”.

Usulan penelitian ini dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan

bantuan berbagai pihakyang tidak penulis sebutkan satu persatu, dan pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya

kepada:

1. Kuswanto Harjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jendral Achmad Yani Yogyakarta.

2. Tetra Sartika Adinugraha, M.Kep,. Sp.,Kep.M.B selaku Ketua Prodi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan dan selaku selaku

Pembimbing Yang Memberikan Bimbingan Serta Pengarahan Kepada

Penulis Dalam Penyusunan Usulan Penelitian.

3. Dwi Kartika Rukmi, M.Kep,. Ns. Sp.Kep.MB selaku penguji yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi dan memberikan

saran serta masukan terhadap usulan penelitian.

4. RSUD Panembahan Senopati Bantul, dan seluruh tenaga medis yang ada

di rumah sakit yang telah memberikan izin serta bantuan dan kesempatan

untuk melakukan penelitian

5. Orang Tua Dan Keluarga umah yang Selalu Memberikan Doa Serta

Dukungannya tiada henti Dalam Penyusunan skripsi.

6. Seluruh sahabat dan keluarga baru di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah sabar mendengar keluh

kesah, memotivasi, dan do’a serta dukungan yang luar biasa untuk

menyelesaikan skripsi

Page 5: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

v

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuannya,

atas segala amal kebaikan dan bantuannya.Akhirnya besar harapan penulis

semoga dapat bermanfaat bagi semua.

Yogyakarta, 2016

Erniyani Edy

Page 6: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

vi

DAFTAR ISI

DAFTAR COVER i LEMBAR PERSETUJUAN ii PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN xi INTISARI xii ASTRACT xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 4

E. Keaslian Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Melitus 6

1. Definisi Diabetes Melitus 6

2. Klasifikasi Diabetes Melitus 6

3. Etiologi 7

4. Tanda dan gejala 8

5. Komplikasi 10

6. Penatalaksanaan 12

7. Diagnosis Diabetes Melitus 14

B. Glukosa Darah 15

1. Pengertian Glukosa Darah 15

2. Pencegahan Diabetes Melitus 15

3. Fisiologi Glukosa Darah 17

4. Nilai Glukosa Darah 18

5. Faktor-Faktor Pengendalian Glukosa Darah 18

C. Makronutrien 21

1. Definisi 21

2. Jenis-Jenis Makonutrien 21

3. Perhitungan Makronutrien 26

D. Kerangka Teori 31

E. Kerangka Konsep 32

F. Hipotesis 32

Page 7: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

vii

BAB III METODE PENElITIAN

A. Desain Penelitian 33

B. Tempat dan Waktu penelitian 33

C. Populasi dan Sampel 33

D. Variabel Penelitian 35

E. Definisi Operasional 36

F. Alat dan Metode pengumpulan data 37

G. Metode Pengolahan dan Analisa data 37

H. Etika Penelitian 41

I. Pelaksanann Penelitian 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 46

1. Gambaran RSUD Panembahan Senopati Bantul 46

2. Analisa Hasil Penelitian 47

a. Analisa Univariabel 47

b. Analisa Bivariabel 48

B. Pembahasan 50

1. Karakteristik 50

2. Asupan Makronutrien dengan Diabetes Melitus 53

3. Hubungan Asupan Makronutrien dengan Nilai Kadar Glukosa

Darah 56

C. Keterbatasan Penelitian 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 60

B. Saran 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

viii

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Patokan nilai kadar glukosa darah sewaktu dan puasa yang terdiagnosis diabebes mellitus 14

Table 2.2. Kategori Kadar Glukosa Darah 18

Tebel 2.3 Golongan Karbohidrat Satu Satuan 25

Tabel 2.4 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu Satuan Penukar 27

Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu Satuan Penukar 27

Table 2.6 Golongan Sumber Protein Satu Satuan Penukar 28

Tabel 2.7 Golongan Sumber Rendah Lemak yang Satu Satuan Penukar 28

Tabel 2.8 Golongan Sumber Lemak Sedang yang Satu satuan Penukar 29

Tabel 2.9 Golongan Sumber Tinggi Lemak yang Satu Satuan Penukar 29

Tabel 2.10 Golongan Buah-Buahan Yang Tergolong Dalam Karbohidrat Yang Satuan Penukar 29

Tabel 3.1 Definisi Operasional 36

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, dan Lama Menderita DM Pada Pasien Diabetes Mellitus Di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 47

Tebel 4.2 Karakteristik Makronutrien Berdasarkan Asupan Makronutrien Yang Didalamnya Terdapat Karbohidrat Protein Dan Lemak Pada Pasien Diabetes Mellitus Di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta (N=56) 48

Tabel 4.3 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Pada Pasien Diabetes Mellitus Di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 48

Tabel 4.4 Hasil Uji Pearson Karbohidrat dengan Nilai Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Poliklinik Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 49

Tabel 4.5 Hasil Uji Pearson Protein dengan Nilai Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Poliklinik Dalam RSUD

Page 9: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

ix

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 49

Tabel 4.6 Hasil Uji Pearson Lemak dengan Nilai Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Poliklinik Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 50

Page 10: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Teori 31

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian 32

Page 11: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 Informed Consent

Lampiran 3 Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 Hasil Uji Statistik Aplikasi SPSS

Lampiran 5 Lembar Observasi Asupan Makronutrien yang Sudah Diaplikasikan Kedalam Nutrisurvey

Page 12: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

xii

HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD PANEMBAHAN

SENOPATI YOGYAKARTA

Erniyani Edy1, Tetra Saktika Adinugraha2

INTISARI

Latar Belakang: Diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit kronis yang disebabkan organ pangkres tidak bisa memproduksi kebutuhan insulin di dalam tubuh sehingga akan menyebabkan peningkatan glukosa darah. Asupan makan yang dikomsumsi sehari-hari merupakan komponen nutrisi yang tergolong dalam asupan makronutrien.Makronutrien adalah komponen terbesar nutrisi, yang berfungsi untuk memproduksi energi yang diperlukan oleh tubuh untuk kegiatan fisik sehari-hari. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan asupan makronutrien dengan nilai kadar glukosa darah pada pasie diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Metode Penelitian: Metode penelitian ini menggunakan studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sample dalam penelitian ini adalah 56 pasien dengan tehnik accidental sampling. Tehnik pengambilan data menggunakan lembar observasi food recall 24 hour dan pengaplikasikan menggunakan nutrisurvey 2007 versi Indonesia. Analisa data yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan uji normalitas kolmogarrov-smirnov dan uji Pearson . Hasil: Hasil penelitian ini uji normalitas kolmogarrov-smirnov menjukan data berdistribusi normal. Dan hasil uji Pearson terdapat hubungan persentase asupan karbohidrat dengan glukosa darah p=0.040(p<0,05), terdapat hubungan persentase asupan protein dengan kadar glukosa darah p=0,027(p<0,05), terdapat hubungan persentase asupan lemak dengan kadar glukosa darah p=0,044(p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan asupan makronutrien dengan nilai kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Kata Kunci: Asupan Makronutrien, Nilai Kadar Glukosa Darah, Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 1Mahasiswa S1 PSIK Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen S1 PSIK Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 13: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

xiii

THE CORRELATION BETWEEN MACRONUTRIENT INTAKE AND BLOOD GLUCOSE LEVEL VALUE ON PATIENTS WITH DIABETES

MELLITUS TYPE 2 IN RSUD PANEMBAHAN SENOPATI YOGYAKARTA

Erniyani Edy1, Tetra Saktika Adinugraha2

ABSTRACT

Background: Diabetes Mellitus Type 2 is a chronic disease caused by the pancreas organs that are unable to produce needed insulin for the body so that it will cause blood glucose increase. The food intake consumed daily is a nutrition component categorized as macronutrient intake. Macronutrient is the biggest nutrition component functioning to produce the energy needed by the body for daily physical activities. Research Objective: To find out the correlation between macronutrient intake and blood glucose level value on patients with diabetes mellitus type 2 in RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Research Method: This research method used correlation study with cross sectional approach. The number of samples in this research was 56 patients applying accidental sampling technique. The data collection technique used food recall 24 hour observation sheet and the application used nutrisurvey 2007 in Indonesian version. The data analysis used in this research was Kolmagarrov-smirnov Normality Test and Pearson Test. Result: The research result of Kolmagarrov-Smirnov Normality Test serves data with normal distribution. Meanwhile, the results of Pearson Test shows that there is a correlation between the percentage of carbohydrate intake and blood glucose level p=0.040 (p<0.05). Second, there is a correlation between the percentage of protein intake and blood glucose level p=0.027 (p<0.05). Third, there is a correlation between the percentage of fat intake and blood glucose level p=0.044 (p<0.05). Conclusion: There is a correlation between macronutrient intake and blood glucose level value on patients with diabetes mellitus type 2 in RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Keywords: Macronutrient Intake, Blood Glucose Level Value, Patients with Diabetes Mellitus Type 2

1 A student of Nursing Study Program of Jenderal Achmad Yani School of Health Science of Yogyakarta 2 A lecturer of Nursing Study Program of Jenderal Achmad Yani School of Health Science of Yogyakarta

Page 14: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak dapat

menghasilkan hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh, sehingga insulin yang

dihasilkan oleh tubuh tidak dapat berkerja dengan baik (WHO, 2016).World

Health Organization 2014 menyebutkan bahwa prevalensi diabetes mellitus

terjadi peningkatan dari 1,1% pada tahun 2007 menjadi 2,1% pada tahun 2013.

Sedangkan di Daerah istimewa Yogyakarta menempati urutan pertama dari

seluruh propinsi yang ada di Indonesia dengan jumlah penderita diabetes mellitus

2,6% (Kemenkes, 2013). Diabetes mellitus mepunyai empat tipe yaitu DM tipe 1,

DM tipe 2, DM gestational dan DM tipe lain (ADA, 2014).

Diabetes mellitus tipe 1 ditandai dengan hiperglikemia karena kekurangan

hormon insulin yang dihasilakan oleh pankreas. Pada DM tipe 2 adalah penyakit

kronis yang disebabkan organ pankreas tidak bisa memproduksi kebutuhan insulin

di dalam tubuh atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif

sehingga akan terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia).

Diabetes mellitus getastional adalah DM yang timbul selama kehamilan dan DM

tipe lain disebabkan karena malnutrisi dan di sertai dengan kekurangan protein

yang dapat menyebabkan hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan efek umum

dari diabetes yang disebabkan salah satunya, karena tidak mengontrol asupan

makanan yang dikomsumsi (WHO, 2014).

Kontrol asupan makan yang buruk dapat mengakibatkan komplikasi dalam

jangka panjang, baik makrovaskular maupun mikrovaskular seperti penyakit

jantung, penyakit vaskuler perifer, gagal ginjal, kerusakan saraf dan kebutaan

(Anani, 2012). Salah satu hal yang paling terpenting bagi pasien diabetes mellitus

untuk mencegah komplikasi berkepanjangan dengan pengendalian kadar glukosa

darah. Pengendalian kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus

berhubungannya dengan faktor perencanaan makan atau pola makan, hal ini

disebabkan karena asupan makanan berlebih akan mengakibatkan peningkatan

Page 15: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

2

kadar gula dalam darah (Qurrataueni, 2009). Tindakan pengendalian diabetes

untuk mencegah terjadinya komplikasi sangatlah diperlukan khususnya menjaga

tingkat gula darah agar dalam batas normal (Arviani, 2015). Akan tetapi kadar

gula darah yang benar-benar normal sulit untuk dipertahankan, hal ini disebabkan

karena penderita diabetes mellitus kurang disiplin dalam menjaga pola makan atau

tidak mampu mengurangi jumlah asupan makanan yang dikomsumsi (Soegondo,

2009).

Upaya untuk penanganan kadar gula darah pasien diabetes melitus adalah

dengan mengatur pola makanan yang teratur dan asupan makanan yang bergizi.

Asupan makan yang dikomsumsi sehari-hari merupakan komponen nutrisi yang

tergolong cukup besar yang termaksud dalam golongan nutrisi makronutrien,

karena di dalamnya terdapat berbagai jenis yaitu karbohidrat, protein dan

lemak.Makronutrien adalah komponen terbesar nutrisi, yang berfungsi untuk

memproduksi energi yang diperlukan oleh tubuh untuk perkembangan serta

kegiatan fisik sehari-hari (Sharlin&Edelstain, 2016).

Mengontrol asupan nutrisi makronutrien yang kemungkinan dapat

mencegah terjadinya hypoglikemia atau hyperglikemia dan pemantauan kadar

glukosa darah (Smeltzer, 2012). Untuk megontrol asupan makronutrien yang

diperlukan penderita diabetes mellitus harus melakukan penilaian asupan

makanan yang di makan selama 24 jam (Food Recall 24 hours) yang akan

dihitung mengunakan nutrisurvey untuk mengetahui berapa jumlah asupan

makanan yang mempengaruhi peningkatan kadar glukosa darah. Nutrisurvey

adalah program penilaian makanan yang bertujuan untuk mengetahui berapa

jumlah asupan makanan dari makronutrien yang dikomsumsi dalam waktu 24 jam

(Asmawati, 2013)

Berdasarkan hasil penelitian Bintanah (2012) di Rumah Sakit Roemani

Semarang Hasil penelitian dilihat bahwa kisaran umur 30 – 68 tahun, diketahui

bahwa kejadian diabetes mellitus sebagian besar terjadi umur 45-68 tahun sebesar

65%. Berdasarkan hasil uji Kologorov-Smirnov p=0.002 (p<0.05) untuk kadar

gula darah dengan p=0.499 (p>0.05), dan untuk asupan serat, dilanjutkan dengan

uji korelasi Rank Spearman p =0,001 ( p< 0,05), sehingga dapat disimpulkan

Page 16: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

3

bahwa ada hubungan antara asupan serat dengan kadar glukosa darah. Semakin

rendah asupan serat, maka semakin tingggi kadar glukosa darah. Berdasarkan

hasil uji Kolmogorov-Smirnov p=0.499 (p>0.05) untuk asupan serat dan p=0.639

(p>0.05) dan uji korelasi pearson diperoleh p =0,002 (p< 0,05), sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan antara asupan serat dengan kolesterol. Semakin

rendah asupan serat semakin tinggi kadar kolesterol total. Berdasarkan hasil uji

Kolmogorov-Smirnov p=0.499 (p>0.05) untuk asupan serat dengan p=0.612

(p>0.05), dan dilanjutkan dengan uji korelasi pearson p=0,001 (p<0,05) ada

hubungan antara asupan serat dengan status gizi.

Berdasarkan laporan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada tahun

2015 di kabupaten bantul, kunjungan rawat jalan di rumah sakit khususnya

Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul sudah didominasi oleh penyakit tidak

menular salah satunya adalah diabetes mellitus (Dinkes Bantul, 2016)

Dari hasil studi pendahuluan yang di laksanakan di RSUD Panembahan

Senopati Bantul, didapatkan data pasien diabetes mellitus tipe 2 pada tahun 2016,

dengan total jumlah kunjungan rawat jalan 5000 pasien kunjungan rawat jalan

selama tahun 2016, dan dari jumlah kunjugan pertahun yang ingin saya teliti di

ambil dari jumlah kunjungan perbulan dengan kunjungan rawat jalan pebulan

yaitu ada 127 pasien rawat jalan, serta dari hasil wawancara yang di lakukan di

poliklinik rawat jalan terdapat 10 pasien yang mengatakan bahwa asupan

makanan yang di komsumsi sehari-hari berbeda, dari 10 pasien tersebut ada 4

pasien yang memiliki diit yang tidak di kontrol sehingga kadar glukosa darah

mengalami peningkatan. Berdasarkan uraian latar belakang atau permasalahan

yang telah dijelaskan di atas, maka di simpulkan bahwa peneliti ingin meneliti

apakah ada “Hubungan Asupan Makronutrient Dengan Nilai Kadar Glukosa

Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Panembahan Senopati

Bantul Yogyakarta”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah “apakah ada

Hubungan Asupan Makronutrient Dengan Nilai Kadar Glukosa Darah Pada

Page 17: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

4

Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan antara asupan makronutrien dengan nilai glukosa

darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD .

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui persentase asupan makronutrien pada pasien diabetes mellitus

tipe 2 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

b. Diketahui nilai kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di

RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Hasil penelitian berguna untuk mendapatkan informasi untuk

kebijakan managemen dalam penanganan pasien diabetes mellitus dan

mengontrol asupan gizi pasien diabetes melitus.

2. Bagi Perawat RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi ke pada perawat

poli klinik di rumah sakit untuk bisa memenejemen asuhan keperawatan

dan intervensi keperawatan pasien diabetes mellitus untuk mengontrol

glukosa darah dan asupan diet pasien.

3. Bagi Pasien Poliklinik Diabetes Mellitus Di RSUD Panembahan Senopati

Bantul Yogyakarta

Hasil penelitian ini agar dapat memberikan informasi dan

membantu pasien diabetes mellitus mengetahui tentang penanganan nutrisi

makronutrien yang bertujuan untuk mengontrol asupan makanan dan

mengontrol nilai kadar glukosa darah

Page 18: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

5

E. Keaslian penelitian

Bintanah, S, dan Handasari, E (2012) Dengan judul Asupan serat dengan kadar

gula darah, kadar kolesterol total dan status gizi pada pasien diabetes melitu tipe 2

di Rumah Sakit Roemani Semarang. Hasil penelitian dilihat bahwa kisaran umur

30 – 68 tahun, diketahui bahwa kejadian diabetes mellitus sebagian besar terjadi

umur 45-68 tahun sebesar 65%. Berdasarkan hasil uji Kologorov-Smirnov

p=0.002 (p<0.05) untuk kadar gula darah dengan p=0.499 (p>0.05), dan untuk

asupan serat, dilanjutkan dengan uji korelasi Rank Spearman p =0,001 ( p< 0,05),

sehingga dapat bahwa ada hubungan antara asupan serat dengan kadar glukosa

darah. Semakin rendah asupan serat, maka semakin tingggi kadar glukosa darah.

Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov p=0.499 (p>0.05) untuk asupan serat

dan p=0.639 (p>0.05) dan uji korelasi pearson diperoleh p =0,002 (p< 0,05),

sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara asupan serat dengan

kolesterol. Semakin rendah asupan serat semakin tinggi kadar kolesterol total.

Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov p=0.499 (p>0.05) untuk asupan serat

dengan p=0.612 (p>0.05), dan dilanjutkan dengan uji korelasi pearson p=0,001

(p<0,05) ada hubungan antara asupan serat dengan status gizi. Semakin rendah

asupan serat semakin tinggi status gizi.Dengan keaslian penelitian diantaranya

terdapat kesamaan dalam variabel bebas, variable terikat, responden penelitian.

Page 19: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

46

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

.

1. Gambaran RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta terletak di

wilayah Bantul. Hasil badan pusat statistik kabupaten bantul, data

demografi daerah kabupaten bantul didapatkan jumlah populasi sebanyak

971.551 jiwa dan dibagi laki-laki dengan jumlah 481.500 jiwa dan

perempuan dengan jumlah 490.001 jiwa, diamana mayoritas penduduk

bantul lebih banyak perempuan daripada laki-laki (Badan Pusat Statistik,

2016).

Penelitian ini dilaksanakan poliklinik penyakit dalam RSUD

Panembahan Senopati Bantul, jam berkunjung poliklinik dalam mulai dari

pagi jam 08.00 sampai jam 14.00 adapula jam 15.00 sampai jam 17.00.

Petugas yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien yang

berkunjung di poliklinik penyakit dalam adalah dokter spesialis dan

perawat.Perawat yang bertugas memberikan pelayanan yang berupa

pengukuran tekanan darah, menanyakan keluhan serta dokter yang

memberikan pendidikan kesehatan.

Pelayanan yang diberikan di RSUD Panembahan Senopati Bantul

adalah pelayanan gawat darurat, pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat

inap. Pelayanan rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta berupa rawat inap penyakit dalam, rawat inap penyakit syaraf,

rawat inap penyakit bedah, rawat inap penyakit anak, rawat inap penyakit

obsterti, dan selain itu juga terdapat berbagai jenis pelayanan rawat jalan

di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta diantaranya ada

poliklinik dalam, poliklinik penyakit syaraf, poliklinik obstertik,

ginekologi dan kb, poliklinik THT, poliklinik penyakit mata, poliklinik gig

dan mulut, poliklinik kulit dan kelamin, poliklinik fisioterapi.

Page 20: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

47

2. Analisa Hasil Penelitian.

a. Analisa Univariabel

1) Gambaran Karakteristik Responden

Hasil penelitian didapatkan untuk karakteristik responden

digambarkan dalam tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, dan Lama Menderita DM Pada Pasien

Diabetes Mellitus di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Karakteristik Frekuensi Presentase Jenis Kelamin Perempuan Laki-Laki

35 21

62,5 37,5

Usia 35-50 Tahun 51-60 Tahun ≥60 Tahun

13 21 22

23,2 37,5 39,3

Lama Menderita DM

>6 Bulan-5 Tahun 6-10 Tahun >10 Tahun

54 2 -

96,4 3,6

Total Responden 56 100

Sumber: Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar

pasien diabetes mellitus tipe 2 paling bayak pada Perempuan

dengan jumlah 35 pasien (62,5%) sedangkan laki-laki 21 pasien

(37,5%). Berdasarkan usia pasien diabetes mellitus tipe 2 pada

pada umur ≥60 tahun sebanyak 22 pasien (39,3%), dan sedikit pada

umur 35-50 tahun sebanyak 13 pasien (23,2%). Lama menderita

diabetes mellitus pada 1-5 tahun dengan 54 pasien (96,4%) dan

yang paling sedikit di 5-10 tahun 2 pasien (3,6%).

2) Karakteristik Makronutrien

Hasil penelitian didapatkan untuk karakteristik

Makronutrien digambarkan dalam tabel sebagai berikut :

Page 21: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

48

Tabel 4.2 Karakteristik Makronutrien Berdasarkan Asupan Makronutrien Yang Didalamnya Terdapat Karbohidrat

Protein Dan Lemak Pada Pasien Diabetes Mellitus Di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta (N=56) Mean Std

Deviation min max

Karbohidrat 44,73 5.432 28 56 Protein 28,80 5.178 18 39 Lemak 25,02 7.518 10 39 Kadar Glukosa darah

240,41 98.491 75 576

Hasil karakteristik asupan makronutrien pada tabel 4.2

menunjukan bahwa asupan karbohidrat pada pasien diabetes mellitus

dengan nilai rata-rata pada 44,73 dengan nilai max 56 dan min 28.

Asupan protein mempunyai asupan protein dengan nilai rata-rata 28,80

dengan nilai max 39 dan min 18. Asupan lemak mempunyai nilai rata-

rata 25,02 dengan nilai max 39 dan nilai min 10. Sedangkan pada

kadar glukosa darah nilai rata-rata 240,41 dengan nilai max 576 dan

min 75 pada sampel 56 pasien.

b. Analisa Bivariabel

1) Uji Normalitas

Sebelum mencari hubungan yang signifikan dalam

penelitian ini diperlukan untuk melakukan uji normalitas, uji

normalitas pada penelitian dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov

dengan hasil pada tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Pada Pasien Diabetes Mellitus Di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta Nilai

Kolmogorov-Smirnov

N

Karbohidrat 0,099 56 Protein 0,082

Lemak 0,459 Kadar Glukosa Darah

0,485

Berdasarkan tabel 4.3 dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov

didapatkan hasil data pada tabel tersebut ≥0,05 sehingga dikatakan

nilai karbohidrat, protein, lemak dan kadar glukosa darah berdistribusi

Page 22: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

49

normal. Hasil data yang berdistribusi normal maka untuk uji korelasi,

data rasio yang berdistribusi normal menggunakan uji Pearson hasil

uji Pearson pada tabel 4.4.

2) Uji Korelasi Pearson

Analisa ini bertujuan untuk mengetahui hubungan atau korelasi

antara variabel bebas dan variabel terikat

a) Hubungan Karbohidat dengan nilai kadar glukosa darah pasien

diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Panembahan bantul

Yogyakarta

Tabel. 4.4 Hasil Uji Pearson Karbohidrat dengan Nilai Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Poliklinik Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta Korelasi p-value Karbohidrat dengan Kadar Nilai Glukosa Darah

0.275 0.040

Hasil perhitungan dari statistik yang menggunakan uji

Pearson seperti yang terlihat pada tabel 4.2 diperoleh p-value

0,040 (p<0,05). Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan

antara karbohidrat dengan nilai kadar glukosa darah pada

pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Panembahan Senopati

Bantul Yogyakarta.

b) Hubungan Protein dengan nilai kadar glukosa darah pasien

diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Panembahan bantul

Yogyakarta

Tabel. 4.5 Hasil Uji Pearson Protein dengan Nilai Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Poliklinik Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta Korelasi p-value Protein Dengan Nilai Kadar Glukosa Darah

0.296 0,027

Hasil perhitungan dari statistik yang menggunakan uji

Pearson seperti yang terlihat pada tabel 4.2 diperoleh p-value

0,027 (p<0,05). Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan

Page 23: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

50

antara protein dengan nilai kadar glukosa darah pada pasien

diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta. Nilai korelasi yang didapatkan berdasarkan uji

Pearson adalah sebesar 0,296.

c) Hubungan Lemak nilai kadar glukosa darah pasien diabetes

mellitus tipe 2 di RSUD Panembahan bantul Yogyakarta

Tabel. 4.6 Hasil Uji Pearson Lemak dengan Nilai Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Poliklinik Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta Korelasi p-value Lemak Dengan Nilai Kadar Glukosa Darah

0.270 0.044

Hasil perhitungan dari statistik yang menggunakan uji

Pearson seperti yang terlihat pada tabel 4.2 diperoleh p-value

0,044 (p<0,05). Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan

antara lemak dengan nilai kadar glukosa darah pada pasien

diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta.

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

a. Jenis kelamin

Berdasarkan data responden yang diperoleh saat penelitian,

ada beberapa karakteristik responden pasien diabetes mellitus di

RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Karakteristik

yang pertama yaitu jenis kelamin, responden pada penelitian ini

sebagian besar yang memiliki diabetes mellitus adalah perempuan

yaitu sebesar 35 orang (62,5%), hasil ini didukung oleh data

statistik pada gambaran lokasi penelitian bahwa mayoritas

penduduk bantul adalah perempuan. karena dalam jurnalnya

Werdani (2014) menyebutkan bahwa perempuan memiliki resiko

lebih besar untuk mengalami peningkatan berat badan dan obesitas.

Hal inilah yang diduga berkaitan dengan lebih tingginya prevalensi

Page 24: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

51

diabetes melitus tipe 2 pada perempuan dibanding laki-laki (Fitri

dan Yekti, 2012)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Worang (2013), yang menyebutkan bahwa sebagian

besar penderita diabetes mellitus adalah berjenis kelamin

perempuan dengan jumlah 23 (54,8%), disebabkan karena

perempuan memiliki tumpukan lemak yang berlebih akan

menyebakan obesitas yang menghambat sistem kerja insulin

didalam tubuh. Penelitian lain dilakukan oleh Anani (2012)

menyebutkan bahwa persentase terbanyak penderita diabetes

mellitus adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 56

(71,70%), perempuan pada penelitian ini memiliki lemak yang

lebih tinggi di tubuh dan bagian perut lebih mungkin terkena

diabetes yang tidak tergantung dengan insulin, karena lemak-lemak

pada organ perut lebih mudah diolah untuk memperoleh energi.

b. Usia

Karakteristik berikutnya yaitu usia, dari seluruh responden

yang memiliki rata-rata usia terbanyak yaitu ≥60 tahun (39,3%),

hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013)

bahwa presentasi rentan usia terbanyak dengan usia ≥60 sebanyak

11 (52,4%), karena usia adalah salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kadar glukosa darah pasien diabetes, dimana karena

usia ≥60 tahun akan mengalami kesulitan melakukan aktivitas

fisik, karena faktor usia yang sudah mengelami penurunan terhadap

kerja fungsi otot-otot syaraf sehingga tidak dapat melakukan

olahraga secara teratur (Ilyas, 2007). Penelitian lain yang dilakukan

oleh Paramitha (2014) menyebutkan bahwa usia lansia adalah usia

yang banyak mengalami diabetes mellitus terbanyak yaitu 23 orang

(39,0%). Menurut penelitian yang lain menyebutkan bahwa

sebagian besar orang dengan usia yang lebih dari 60 tahun beresiko

berkembangan nya penyakit-penyakit digeneratif seperti diabetes

Page 25: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

52

mellitus tipe 2, resiko terkenanya diabetes kemungkinan berkaitan

dengan banyak komsumsi makanan tinggi energi, kurangnya

aktivitas fisik, dan latihan jasmani dalam jangka waktu yang lama.

Katidakseimbangan antara komsumsi makanan tinggi energi

dengan pengeluaran energi untuk aktifitas dalam jangka waktu

lama memungkinkan terjadinya obesitas, dikarenakan akan

mengalami retensi insulin yang menyebabkan terjadinya diabetes

mellitus tipe 2 (Fitri, 2014).

c. Lama Menderita Dabetes Mellitus

Karakteristik terakhir yaitu lama menderita diabetes

mellitus dari seluruh responden yang memiliki kategori lama

menderita diabetes mellitus terbanyak pada <6 bulan-5 tahun

dengan jumlah 54 pasien (96,4%), selama menderita diabetes dapat

dipengaruhi oleh faktor usia dikarenakan semakin bertama usia

maka semakin peningkatan prevalensi diabetes mellitus. Penelitian

ini sejalan dengan Roifah (2016) di RSUD Prof. Dr. Wahidin

Sudiro Husodo mengatakan bahwa lama menderita diabetes

mellitus diperoleh data sebagian besar pasien dengan lama

menderita diabetes mellitus 5-10 tahun dengan jumlah 43 pasien

(53,1%), hal ini menunjukan bahwa responden sudah menderita

diabetes mellitus sejak lama dan penyakit diabetes mellitus sendiri

adalah penyakit keturunan, keadaan lama menderita diabetes belum

mampu melakukan perawatan atau pencegahan diabetes dengan

baik di rumah dikarenkan pasien diabetes mellitus hanya

mengandalkan terapi yang diberikan oleh tenaga kesehatan

sehingga bukan untuk menyembuhkan diabetes mellitus tetapi

hanya untuk pencegahan diabetes mellitus agar tidak terjadi

komlikasi yang berkelanjutan.

Page 26: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

53

2. Asupan Makronutrien dengan diabetes mellitus tipe 2 di RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

a. Karbohidrat

Pada penelitian ini menunjukan bahwa persentase

karbohidrat yang dikomsumsi oleh pasien diabetes mellitus tipe 2

di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta rata-rata pada

44,73 dimana dilihat dari hasil observasi bahwa banyak pasien di

rumah sakit yang menunggu antrian berobat banyak yang

mengomsumsi makanan yang mengandung karbohidrat seperti

kentang rebus, umbi-umbian, jagung rebus, dan jajan pasar dan

lama menderita diabetes mellitus pasien, pada penelitian ini lama

menderita diabetes mellitus paling banyak berasa pada <6 bulan-5

tahun diamana pasien yang lama menderita diabetes mellitus yang

lebih dari satu bulan lebih rentan tidak menjaga asupan makanan,

melainkan apabila penderita diabetes yang sudah lebih dari 5

tahun. Kelebihan asupan karbohidrat memicu terjadinya

kegemukan dan resistensi terhadap insulin, oleh karena itu, asupan

karbohidrat berlebih akan menyebabkan peningkatan glukosa

dalam darah (Roifah, 2016).

Menurut teori dari Depkes RI (2004) menyebutkan bahwa

asupan makan yang berlebih adalah merupakan salah satu faktor

penyebab diabetes mellitus, salah satu asupan makan tersebut

adalah karbohidrat, diamana semakin berlebih asupan makan maka

semakan besar akan mengalami diabetes mellitus dan nilai normal

asupan karbohidrat didalam tubuh 45%-50%.

Penelitian Amanina (2015) di wilayah puskesmas

purwosari menyebutkan bahwa jumlah responden yang memiliki

asupan karbohidrat berlebih berjumlah 27 orang dengan jumlah

asupan karbohidrat (67,5%), menunjukan bahwa seseorang yang

asupan karbohidratnya tinggi beresiko lebih besar untuk

mengalami kejadian diabetes mellitus tipe 2. Selain itu Menurut

Page 27: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

54

teori Paruntu (2012) menyebutkan bahwa asupan makanan

merupakan faktor resiko yang diketahui dapat menyebabkan

diabetes mellitus tipe 2 salah satunya asupan karbohidrat,

komsumsi karbohidrat yang berlebih menyebabkan lebihnya

glukosa didalam tubuh, pada penderita DM tipe 2 jaringan tubuh

tidak mampu menyimpan dan meggunakan gula, sehingga kadar

gula darah dipengaruhi oleh tingginya asupan karbohidrat yang

dimakan. Pada penderita DM tipe 2 dengan asupan karbohidrat

yang tinggi melibihi kebutuhan, memiliki resiko 12 kali lebih besar

untuk tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.

b. Protein

Pada penelitian ini menunjukan bahwa persentase protein

yang dikomsumsi oleh pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta rata-rata pada 28,80, dan

dilihat dari hasil lembar observasi bahwa mayoritas penduduk

bantuk banyak mengomsumsi tempe, tahu, telur dan dimana

asupan makanan yang dimakan mengandung protein dan yang

didapatkan pada penelitian ini pesien diabetes mellitus banyak

yang mengomsumsi potein lebih dari rentan normal. Rentan

normal protein 10%-20% per hari, dalam penelitian ini protein

yang banyak dikomsumsi lebih dalam batas normal dan protein

yang sering dikomsumsi sehari-hari adalah kacang-kacangan, dan

telur. Asupan protein yang belebih di dalam tubuh akan

menyebabkan gangguan konsentrasi kadar glukosa darah, dan

apabila asupan protein yang lebih didalam tubuh makan simpanan

protein akan disimpan menjadi simpanan lemak didalam tubuh

(Suhaema, 2015).

Menurut teori Sudoyo (2009) menyebutkan bahwa protein

yang dimakan akan dicerna menjadi asam amino, sedangkan asam

amino yang masuk ke dalam tubuh berguna untuk pembentukan

Page 28: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

55

glukosa di dalam tubuh, apabila asam amino yang berlebih didalam

tubuh akan menyebabkan ketidakstabilan kadar glukosa darah

didalam tubuh. Penelitian lain yang dilakukan Paruntu (2012)

menyebutkan bahwa penderita diabetes mellitus yang memiliki

asupan protein tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh sebagian besar

memiliki kadar glukosa darah tidak terkendali dikarenakan apabila

asupan protein baik tidak berkemungkinan asupan karbohidrat dan

lemak juga baik.

c. Lemak

Pada penelitian ini menunjukan bahwa persentase lemak

yang dikomsumsi oleh pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta rata-rata pada 25,02.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Suhaema (2015) rentan normal

lemak 20-25% per hari, menurut teori dalam penelitian ini lemak

berasal dari makanan yang diolah secara digoreng. Hal ini yang

dapat menyebabkan asupan lemak menjadi sangat tinggi, tingginya

lemak merupakan salah satu faktor yang menganggu sistem kerja

insulin sehingga kadar glukosa darah meningkat di atas normal

karena sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara

optimal dan mengakibatkan diabetes mellitus.

Menurut teori Wahyuni (2012) menyebutkan bahwa lemak

yang berlebih pada tubuh lebih rentan terkena diabetes mellitus

yang tidak ketergantungan terhadap insulin, ketika lemak diolah

untuk memperoleh energy kadar asam lemak didalam darah akan

meningkat, tingginya asam lemak didalam darah akan menyebakan

peningkatan resistensi terhadap insulin.

d. Kadar Glukosa Darah

Pada penelitian ini menunjukan bahwa persentase

karbohidrat yang dikomsumsi oleh pasien diabetes mellitus tipe 2

Page 29: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

56

di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta rata-rata pada

240,41. Pada penelitian ini dilihat dari nilai rata-rata banyak

responden yang memiliki kadar glukosa di atas batas normal, hal

ini disebkan karena asupan makan yang tidak dikontrol.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Worang (2013) di

RSUD Manembo Nembo Bitung dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti pada 42 pasien dengan hasil bahwa diabetes

mellitus dapat mempengaruhi kestabilan kadar gula darah

seseorang, jika pengendalian diabetes buruk maka kemungkinan

kadar gula darah pun akan tinggi atau tidak terkontrol begitupun

sebaliknya, jika pengendalian diabetes dilakukan dengan baik

maka kadar gula akan terkontrol.

Menurut teori Joyce & LeeFever (2007) menyebutkan

bahwa pantauan kadar glukosa darah, karena salah satu penyebab

diabetes mellitus yaitu dilihat dari kadar glukosa darah dan asupan

makanan, pemantauan kadar glukosa darah bisa dilihat melalui

empat pilar penatalaksanaan diabetes mellitus agar pasien mampu

mengendalikan kadar glukosa darah dalam batas normal.

3. Asupan Makronutrien dengan Nilai Kadar Glukosa Darah di RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

a. Karbohidrat dengan nilai kadar glukosa darah di RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara asupan

karbohidrat dengan nilai kadar glukosa darah pada pasien diabetes

mellitus tipe 2 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta,

dengan nilai p-value 0,040 (P<0,05), dari hasil observasi dirumah

sakit dan hasil penelitian yang didapatkan banyak pasien yang di

antaranya pada saat makan yang dilihat dari lembar observasi food

recall 24 hours dan pada saat menunggu antrian di poliklinik

dimana komsumsi karbohidrat yang tinggi dapat menyebabkan

Page 30: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

57

ketidakstabilan kadar glukosa darah dalam tubuh. Penelitian ini

sejalan dengan Werdani & Triyanti (2014) menyatakan bahwa

asupan karbohidrat memiliki hubungan bermaka dengan kadar gula

darah dengan nilai p-value 0,001 (>0,05), karena karbohidrat

berhubungan penting dengan kadar glukosa darah, kelebihan

karbohidrat memicu terjadinya obesitas dan resistensi terhadap

insulin. Karbohidrat yang masuk ke dalam tubu akan dipecahkan

menjadi bentuk sederhana glukosa yang akan diserap di usus,

glukosa tersebut akan masuk ke dalam peredaran darah, oleh

karena itu asupan karbohidrat yang lebih akan mengakibatkan

peningkatan kadar glukosa dalam darah.

Menurut penelitian Fitri (2014) menyebutkan bahwa subjek

pada penelitian ini mempunyai jumlah komsumsi karbohidrat 45-

65% ada 16 pasien, sedangkan komsumsi karbohidrat ≥60 ada pada

30 pasien, jumlah karbohidrat yang dikomsumsi dari makanan

akan mempengaruhi kadar glukosa darah dan sekresi insulin,

mekanisme hubungan komsumsi karbohidrat dengan kadar glukosa

darah adalah karbohidrat akan diserap dan dipecahkan menjadi

monosakarida, terutama glukosa. Penyerapan glukosa menyeabkan

peningkatan sekresi insulin, penurunan sekresi insulin akan

menyebabkan retensi terhadap insulin yang terjadi pada penderita

diabetes mellitus tipe 2, menyebabkan terhambatnya proses

penggunaan glukosa oleh jaringan tubuh sehingga karbohidrat

salah satu asupan yang menyebabkan peningkatan kadar glukosa

darah.

Peneliti lain di RSUD Dr. H. Abdu Moeloek Provinsi

lampung menyebutkan bahwa adanya hubungan yang bermakna

antara asupan karbohidrat dengan kadar gula darah pasien diabetes

mellitus tipe 2 dengan p-value=0,004, dengan hasil bahwa

tingginya asupan karbohidrat menyebabkan peningkatan kadar gula

akan melonjak tinggi darah (Muliani, 2013).

Page 31: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

58

b. Protein dengan nilai kadar glukosa darah di RSUD Panembahan

Senopati Bantul Yogyakarta

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan

antara asupan protein dengan nilai kadar glukosa darah pada pasien

diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta, dengan nilai p-value 0,027 (P<0,05), pada penelitian

ini dilihat dari hasil rata-rata banyak pasien diabetes mellitus yang

mengomsumsi protein dari batas normal yang akan menyebabkan

peningkatan kadar glukosa darah karena asupan protein yang

dimakan akan dicerna menjadi asam amino yang berguna untuk

membentuk glukosa di dalam tubuh. Penelitian ini sejalan dengan

Penelitian Muliani (2013) di RSUD Dr. H. Abdu Moeloek Provinsi

lampung menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara asupan protein dengan kadar glukosa darah dengan p-value

0,033, diamana asupan protein yang lebih tidak baik bagi tubuh,

karena akan terganggu fungsi protein yaitu sebagai zat pembangun

bagi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, sebagai

pengatur proses metabolism didalam tubuh, dan sebagai pemberi

zat tenaga dalam keadaan energi kurang tercukupi oleh karbohidrat

dan lemak. Asupan protein yang tidak sesuai dengan kebutuhan

tubuh akan mempengaruhi kadar glukosa darah, dikarenakan tubuh

kurang asupan energi makanan.

Menurut teori Sudoyo (2009) apabila protein yang

berlebihan didalam tubuh akan menyebabkan pembentukan asam

amino yang berlebih, apabila asam amino yang berlebih didalam

tubuh akan menyebkan peningkatan kadar glukosa darah.

Penelitian menurut Loeni (2012), menyebutkan bahwa adanya

hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan kadar

glukosa darah dengan p-value 0,029 (p<0,05). Dimana komsumsi

protein merangsang sekresi insulin terutama pada penderita

diabetes mellitus. Ketika protein diberikan bersamaan dengan

Page 32: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

59

glukosa, insulin akan menangkap glukosa dengan baik sehingga

glukosa didalam darah akan berkurang, respon insulin didalam

tubuh akan sejalan dengan jumlah protein yang dikomsumsi,

protein juga dapat merangsang peningkatan konsentrasi insulin

terutama pada orang dengan diabetes mellitus tipe 2.

c. Lemak dengan nilai kadar glukosa darah di RSUD Panembahan

Senopati Bantul Yogyakarta

Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara asupan

lemak dengan nilai kadar glukosa darah pada pasien diabetes

mellitus tipe 2 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta,

dengan nilai P-Value 0,044 (P<0,05), asupan lemak yang berlebih

akan insulin didalam tubuh tidak berkerja dengan baik. Asupan

lemak yang berlebih dapat menyebabkan komplikasi yang dapat

menyebabkan penyakit jantung vaskuler maupun komlikasi yang

lain. Peneliti lain yang dilakukan oleh Paruntu (2012) di RSU

Prof.Dr.R.D. Kandou Manado dengan p-value 0,023 (p<0,05)

menyebutkan bahwa terdapat hubungan lemak dan kadar glukosa

darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2, dikemukakan bahwa

pada penelitian ini 50% pasien tidak dapat mengendalikan kadar

glukosa darah dikarenakan, pasien yang banyak mengomsumsi

asupan makanan yang mengandung lemak berlebih, dengan

demikian asupan lemak yang berlebih akan beresiko 5 kali lebih

besar untuk tidak mampu mengendalikan kadar glukosa darah.

Menurut teori Puspitasari (2014) lemak pada pankreas

merupakan lemak yang berhubungan dengan peningkatan Visceral

Adipose Tissue (VAT), yaitu lemak yang melapisi organ-organ

tubuh bagian dalam, semakin tinggi lemak maka sensivitas insulin

akan semakin rendah. Menurut teori lain asupan lemak berlebih

dapat meningkatkan kadar gula dalam darah. Selain itu, asupan

Page 33: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

60

lemak berlebih dapat memicu kenaikan jumlah lemak dalam tubuh

yang akan menyebabkan obesitas (Werdani, 2014).

Berlawanan dengan penelitian Muliani (2013) di RSUD Dr.

H. Abdu Moeloek Provinsi lampung menyebutkan bahwa tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara asupan lemak dengan

kadar gula darah pasien hal ini ditunjukkan dengan nilai p-

value=0,590. Pada penelitian ini lemak tidak mempengaruhi kadar

gula darah tapi dapat menyebabkan adanya penyumbatan

pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor resiko utamanya

adalah dyslipidemia.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Kelemahan Penelitian

Beberapa makanan yang tidak terbagi dari nutrisurvey 2007 versi

Indonesia, sehingga peneliti memasukan data dari jenis untuk bahan

makanan yang terpisah.

Page 34: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

62

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dan pembahasan mengenai hubungan

asupan makronutrien dengan nilia kadar glukosa darah pasien diabetes mellitus

tipe 2 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Persentase supan makronutrien dengan diabetes mellitus tipe 2 di RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

a. Persentase asupan karbohidrat pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di

RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dengan hasil rata-rata

ada 44,73 dengan nilai max 56, dan min 28 pada 56 responden

b. Persentase asupan protein pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dengan hasil rata-rata ada 28,80

dengan nilai max 39, dan min 18 pada 56 responden.

c. Persentase asupan lemak pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dengan hasil rata-rata ada 25,02

dengan nilai max 39, dan min 10 pada 56 responden.

d. Kadar Glukosa Darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dengan hasil rata-rata ada

240,41 dengan nilai max 576, dan min 75 pada 56 responden.

2. Terdapat hubungan antara asupan karbohidrat dengan nilai kadar glukosa

darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Panembahan Senopati

Bantul Yogyakarta, dengan nilai p-value 0,040 (P<0,05).

3. Terdapat hubungan antara asupan protein dengan nilai kadar glukosa darah

pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta, dengan nilai p-value 0,027 (P<0,05).

Page 35: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

63

4. Terdapat hubungan antara asupan lemak dengan nilai kadar glukosa darah

pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta, dengan nilai P-Value 0,044 (P<0,05).

B. Saran

1. Bagi Rumah Sakit RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Diharapkan hasil penelitian berguna bagi rumah sakit untuk

mampu memeberikan fasilitas atau tempat pelayanan untuk mendapatkan

informasi mengenai asupan makronutrien untuk mengontrol asupan

makan pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di RSUD Panembahan

Senopati Bantul Yogyakarta.

2. Bagi Perawat RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Diharapkan hasil penelitian agar perawat poliklinik dapat mengkaji

asupan makanan yang dimakan dan dapat mengontrol nilai kadar glukosa

darah pasien dengan tepat.

3. Bagi Pasien Poliklinik Diabetes Mellitus Di RSUD Panembahan Senopati

Bantul Yogyakarta

Diharapkan hasil penelitian ini agar dapat menbantu pasien

diabetes agar dapat menjaga asupanan makanan setra dapat mengontrol

kadar glukosa darah dengan baik.

Page 36: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

64

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Assosiation. (2014). Diagnosis and Classification Of Diabetes Melitus. Diabetes Care , Volume 37, S14

_________________. (2011). Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes care

Anani S. (2012). Hubungan Antara Perilaku Pengendalian DiabetesDan Kadar Glukosa Darah Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus.Cirebon JURNAL KESEHATANMASYARAKAT. Volume 1

Arisman. (2010). Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Melitus, dan Dislipidemia.. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC

Arviani devita. (2015). Gambaran asupan makan pasien diabetes mellitus tipe ii dengan kadar glukosa darah pada pasien rawat jalan di rsud dr. Moewardi. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Asmawati, Indrisari R, Najamuddin Ulfa. (2013). Studi Validasi Semi-Quantitatif Ffod Frequency Questionnaire (FFQ) Dan Recall 24 Jam Terhadap Asupan Zat Gizi Makro Di Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar. Manado. FKM UNHAS

Badan Pusat Statistik. (2016). Kabupaten bantul dalam angka. Diakses pada hari sabtu 9 September 2017 Pukul 15.00 dari http://bantulkab.bps.go.id

Batinah F, Handasari, E. (2012). Asupan Serat Dengan Kadar Gulah Darah, Kadar Kolesterol Total Dan Status Gizi Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Roemani Semarang. Semarang. Jurnal Kesehatan LPPM UNIMUS

Bardenheier, H, Barbara, Dkk. (2014). Does Knowing One’s Elevated Glykemic Status Make a Difference in Makronutrient Intake.Journal American diabetes association.

Beck, E, Mary.(2011).Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya Dengan Penyakit-Penyakit Untuk Perawat & Dokter.Yogyakarta. Yayasan Essentia Medica (YEM)

Boedisantoso, R. A. (2011). Komplikasi akut diabetes mellitus. Penerbit FKUI

Damayanti Santi. (2015). Diabetes mellitus & Penatalaksanaan Keperawatan.Yogyakarta. Nuha Medika

Dinkes.(2016). Profil Kesehatan Kab.Bantul.Diakses pada: 15 Oktober 2016 pukul 18.04 WIB

Page 37: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

65

http://dinkes.bantulkab.go.id/hal/profil-kesehatan-kab-bantul-2016.pdf

Dharma K, K. (2011).Metodologi Penelitian Keperawatan (Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian). Jakarta. Buku Kesehatan

Fitri R, I,Wirawanni, Y. (2014). Hubungan Komsumsi Karbohidrat, Komsumsi Total Energy, Komsumsi Serat, Beban Glikemik, Dan Latihan Jasmani Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Semarang. FKIK Universitas Diponegoro

Fitri, R, Yekti, W. (2012). Asupan Energi, Karbohidrat, Serat, Beban Glikemik, Latihan Jasmani dan Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus tipe 2. Jakarta. Media Medika Indonesia.

Hidayat, A, A. (2011).Metode Penelitian Kesehatan: Paradigma Kuantitatif. Surabaya: Health Books Publishing

__________. (2014). Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisa Data. Jakarta. Salemba Medika

Ilyas, E, I. (2007), Manfaat Latihan Jasmani Bagi Penyandang Diabetes. Jakarta. FKUI

Joyce & LeeFever.(2007). Pedoman Pemeriksaan Laboraturium & Doagnostik Ed 6. Jakarta. EGC

Leoni, A, Astrine.(2012), Hubungan Umur, Asupan Protein, Dan Faktor Lainnya Dengan Kadar Gula Darah Puasa Pada Pegawai Satlantas Dan Sumda Di Polresta Depok Tahun 2012.Depok. FKM UI

Nursalam.(2013). Metodologi Penelitian Ilmu Pendekatan Praktis.Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika

________. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, S. (2010).Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

___________. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Mulyani, U. (2013). Asupan Zat-Zat Gizi Dan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.Lampung. Poltekes Tanjungkarang Jurusan Gizi

Page 38: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

66

Pandelaki & Karel.(2007). Retinopati Diabetic, Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Keempat-Jilid III. Jakarta: FKUI

Paramitha, G, M. (2014).Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Gula Darahpada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. Surakarta. FKIKUMS

Perkumpulan Endokrin Indonesia (PERKENI). (2007). Konseus: Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta

Proverawati & Wati.(2011). Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan.Yogyakarta. Nuha Medika

Puruntu, L, O. (2012). Asupan Gizi Dengan Pengendalian Diabetes Pada Diabetisi Tipe Ii Rawat Jalan Di Blu Prof.Dr.R.D.Kandou Manado. Manado. Gizi Poltekes Manado

Roifah, Ifa. (2016). Analisis Hubungan Lama Menderita Diabetes Mellitus Dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus.Mojokerto. Jurnal Ilmu Kesehatan

Saifunurmazah, D. (2013). Kepatuhan Penderita Diabetes Melitus Dalam Menjalani Terapi Olahraga dan Diet. Semarang. Jurnal Psikologi UNS

Sharlin J, Eldelstein S. (2016). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta. Buku Kedokteran EGC

Soegondo.(2011). Diagnosis Dan Klasifikasi Diabtes Mellitus Terkini.Jakarta: FKUI

___________ et,al. (2009), Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta. FKUI

Suhaema.(2015). Gambaran Riwayat Pola Makan Dan Status Gizi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).Mataram. Poltekes Kemenkes Mataram

Sudoyo W, Setiohadi, B, Alwi, I, K, Simadibrata, M, Setiadi, S. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi V. Jakarta. InternaPublishing

____________. (2007). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi IV. Jakarta. InternaPublishing

Page 39: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

67

Suyono.(2011). Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes, Panatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta. FKUI

Sugiyono.(2016). Statistic Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

________. (2007). Metoldologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta

________. (2012). Statistic Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Smeltzer C, S Bare, G, B. (2012). Buku AjarMedikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8. Jakarta. Buku ajar Kedokteran EGC

______________. (2008). Buku AjarMedikal-Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta. Buku ajar Kedokteran EGC

Waspadji. (2008). Komplikasi Kronik Diabetes Mellitus : Mekanisme Terjadinya, Diagnosis Dan Strategis Pengelolaan. Jakarta FKUI. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III

_________. (2007). Diabetes Mellitus:Mekanisme Dasar Pengelolaannya Yang Rasional. Dalam Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta:Balai Penerbit FKUI

Werdani, R, Aprilia & Triyanti. (2014). Asupan Karbohidrat sebagai faktor yang berhubungan dengan kadar gula darah. Jakarta. KESMAS

Kemenkes Kesehatan RI. (2014). Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik Ditjen Bina Farmasi Dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan Republic Indonesia

Qurratuaeni.(2009), Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terkendalinya Kadar Gula Darah Pasien Diabete Mellitus Di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati. Jakarta. FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH

Worang, ,K,H,V, Bawotong, J, Untu, M, F. (2013). Hubungan Pengendalian Diabetes Mellitus Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rsud Manembo Nembo Bitung. Manado. FKIK Universitas Samratulangi

World Health Organization.(2016). Diabetes. Di unduh pada tangal 19 Januari 2017 dari http://www.who.int/topics/diabetes_mellitus/en/

Page 40: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

68

_____________. (2014). Definition Diagnosis And Classification Of Diabetes Mellitus And Its Complicatioan. WHO

Page 41: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

69

L A M P I R A N

Page 42: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

80

Page 43: HUBUNGAN ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN NILAI …repository.unjaya.ac.id/2272/2/ERNIYANI EDY_2213155_pisah.pdf · Tabel 2.5 Golongan Sayur yang Tergolong Dalam Karbohidrat Satu ... organ

81