hubungan antara sikap dan keputusan membeli … · bab 5 kesimpulan, diskusi dan saran 74 . 5.1...

108
HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK MEREK LOKAL PADA KONSUMEN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi Oleh: AHADIEN SUNU TRIAWAN 106070002188 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: others

Post on 21-May-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI

PRODUK MEREK LOKAL PADA KONSUMEN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

AHADIEN SUNU TRIAWAN

106070002188

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Hubungan antara Sikap dan Keputusan Membeli Produk

Merek Lokal pada Konsumen telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 6

September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, September 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua,

Jahja Umar, Ph.D NIP. 130 885 522

Sekretaris,

Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 19561223 198303 2 001

Anggota:

Ikhwan Luthfi, M.Psi NIP. 150 368 809

Drs. Sofiandy Zakaria, M.PsiNIP. 0315054701

Desi Yustari Muchtar, M.Psi NIP. 198212142008012006

Page 3: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

MOTTO

Mengalir seperti air dengan tujuan dari hulu ke hilir,

Bersikap fleksibel terhadap rintangan dan masalah -

yang selalu datang bergilir,

Sehingga hidup terus dapat bergulir.

Page 4: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

ABSTRAK

A. Fakultas Psikologi B. September 2010 C. Ahadien Sunu Triawan D. Hubungan antara Sikap dan Keputusan Membeli Produk Merek Lokal pada

Konsumen E. xiii + 83 Halaman + 13 Lampiran F. Era perdagangan bebas telah dimulai, Indonesia menjadi salah satu Negara

yang termasuk di dalamnya. Hal tersebut menjadikan pasar di Indonesia ramai akan produk yang datang baik dari dalam negeri ataupun mancanegara. Produk yang ditawarkan ke konsumen tentu memiliki merek, dimana berfungsi untuk menjadi identitas produk tersebut, pembeda dari produk lainnya, dan sebagai daya tarik untuk konsumen. Berbagai produk yang ada di pasar akhirnya dipenuhi oleh merek, yang secara umum merek dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu merek lokal dan merek asing. Konsumen yang dihadapkan kepada berbagai macam merek maka diharuskan untuk memilih merek mana yang akan digunakan dan dibelinya. Di sini sikap dari konsumen selayaknya menjadi penentu dari keputusan membeli yang dilakukan dirinya. Hal ini yang menjadi alasan peneliti mengangkat tema tersebut untuk dijadikan sebuah penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap merek lokal dan keputusan membeli pada konsumen. Dimana dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori keputusan membeli dari Schiffman dan Kanuk (2007, h. 508) dan teori sikap dari Myers (dalam Walgito, 2002, h. 110-111). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Sedangkan pentumpulan data dilakukan berdasarkan teknik cluster random sampling. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 60 orang. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dan keputusan membeli produk merek lokal pada konsumen, hal ini diketahui dengan hasil dari nilai r hitung sebesar 0.475. Selain itu juga diketahui bahwa nilai dari sikap itu sendiri adalah bernilai positif, yang berarti semakin positif sikap terhadap merek lokal maka semakin tinggi pula keputusan untuk membeli produk dengan merek lokal tersebut. Dari hasil penelitian ini maka diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak yang terkait. Serta diharapkan pula ada penelitian-penelitan lainnya yang dapat mengkaji lebih dalam mengenai sikap dengan keputusan membeli konsumen.

G. Bahan Bacaan: 20 buku + 14 artikel internet

Page 5: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan untuk kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat dan ridho-Nya maka sebuah karya dari penulis dapat tersaji di

hadapan pembaca sekarang ini.

Sebuah karya berbentuk skripsi dengan judul Hubungan antara dengan

Keputusan Membeli Produk Merek Lokal pada Konsumen ini berisikan mengenai

penelitian yang penulis lakukan. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mencari

hungan antara sikap terhadap merek lokal dengan keputusan membeli konsumen.

Di dalam skripsi ini diulas secara lengkap mulai dari proses awal penelitian

dilakukan, sampai hasil dari olah data yang penulis lakukan. Selain dari itu,

fenomena yang ada pada masyarakat dan teori-teori dari tokoh psikologi juga

diuraikan dan dijelaskan secara lengkap, sehingga pembaca dapat jelas dalam

memahami inti dari skripsi ini.

Terselesaikannya karya ini juga tak luput dari dukungan dan bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, karya ini penulis tujukan kepada seluruh masyarakat pada

umumnya dan seluruh keluarga besar Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah pada khususnya. Serta izinkanlah penulis mengucapkan rasa

terimakasih kepada:

1. Bapak Jahja Umar, Ph.D selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

2. Bapak Drs. Sofiandy Zakaria, M.Psi selaku dosen pembimbing 1 skripsi,

dan Ibu Desi Yustari, M.Psi selaku dosen pembimbing 2 skripsi.

3. Bapak Ihkwan Luthfi, M.Psi selaku dosen penguji skripsi.

4. Ibu Sitti Evangeline Imelda Suaidy, M.Psi. Psi selaku pembimbing

akademik.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

vii

5. Ibu Kapti Mulyani yang telah memberi izin kepada peneliti untuk

melakukan penelitian di PT. ANTAM, Tbk.

6. Seluruh penulis buku dan artikel yang tertera dalam daftar pustaka. Beliau-

beliau merupakan penulis yang profesional dan sangat membantu penulis

dalam pembuatan karya ini.

7. Kedua orangtua dan seluruh keluarga dari penulis, dimana yang telah

memberikan bantuan semangat dan doa serta hal-hal lainnya baik yang

materiil maupun yang non materiil sehingga karya ini dapat terselesaikan.

8. Sahabat-sahabat penulis, Nurmameta Ganesya, S.Si; Brian Pratistha, SE;

Novan Widyatmoko; Korrina Djamil, S.Psi; Ayu Anggraini; Sarah

Rahmadian; serta rekan-rekan penulis lainnya yang sangat membantu

dalam menyumbangkan ide, komentar dan saran-sarannya, sehingga

menjadikan karya ini sebuah karya yang lebih objektif dan akurat dalam

pembahasannya.

9. Seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam terselesaikannya karya

ini. Penulis mohon maaf karena tidak dapat menyebutkannya satu-persatu.

Akhir kata penulis mohon maaf bila ada kesalahan dan kekurangan pada karya ini,

karenanya penulis mengaharapkan saran yang membangun dari pembaca karya

ini. Serta apa yang telah tersusun di dalam karya ini semoga dapat bermanfaat,

baik bagi penulis ataupun bagi seluruh pihak yang membacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, September 2010

Ahadien Sunu Triawan

Page 7: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Ahadien Sunu Triawan

NIM : 106070002188

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan antara Sikap dan

Keputusan Membeli Produk Merek Lokal pada Konsumen adalah benar

merupakan saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penysusunan

skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini

telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-

undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari

karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, September 2010

Ahadien Sunu Triawan NIM. 106070002188

[email protected]

[email protected]

Page 8: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

DAFTAR ISI

Cover

Pengesahan Oleh Panitia Ujian i

Lembar Pengesahan Pembimbing ii

Motto iii

Abstrak iv

Kata Pengantar vi

Pernyataan Bukan Plagiat viii

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xii

Daftar Bagan xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 12

1.3 Perumusan dan Pembatasan Masalah 13

1.4 Tujuan Penelitian 15

1.5 Manfaat Penelitian 15

1.5.1 Manfaat Teoritis 15

1.5.2 Manfaat Praktis 16

1.6 Sistematika Penelitian 16

BAB 2 KERANGKA TEORI 18

2.1 Keputusan Membeli Produk Merek Lokal

pada Konsumen 18

2.1.1 Definisi Keputusan Membeli 18

2.1.2 Tahapan dan Komponen Pembentuk

Keputusan Membeli 20

2.1.3 Pendekatan dalam Keputusan Membeli 27

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Page 9: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

  x

Keputusan Membeli 30

2.2 Sikap terhadap Merek Lokal 37

2.2.1 Definisi Sikap 37

2.2.2 Komponen-komponen Pembentuk Sikap 39

2.3 Merek Lokal 41

2.3.1 Definisi Merek 41

2.3.2 Atribut Merek 42

2.3.3 Nilai dan Ekuitas Merek 43

2.3.4 Fungsi Merek 45

2.3.5 Manfaat Merek 46

2.4 Kerangka Berpikir 47

2.5 Hipotesis 51

BAB 3 METODE PENELITIAN 52

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 52

3.1.1 Pendekatan Penelitian 52

3.1.2 Jenis Penelitian 53

3.2 Variabel dan Definisi Operasional 53

3.2.1 Variabel Penelitian 53

3.2.2 Definisi Operasional 54

3.3 Populasi dan Sampel 55

3.3.1 Populasi 55

3.3.2 Sampel 56

3.4 Instrumen Data 57

3.5 Teknik Pengambilan Data 59

3.6 Teknik Analisis Data 61

3.7 Uji Instrumen Penelitian 62

3.7.1 Uji Validitas 63

3.7.2 Uji Reliabilitas 64

3.8 Metode Analisis Data 65

3.9 Prosedur Penelitian 65

Page 10: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

  xi

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian 67

4.1.1 Gambaran Subjek Berdasarkan

Jenis Kelamin 67

4.1.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia 68

4.1.3 Gambaran Subjek Berdasarkan Pendapatan 68

4.1.4 Gambaran Subjek Berdasarkan Produk

Merek Lokal yang Dimiliki 69

4.1.5 Gambaran Subjek Berdasarkan Produk

Merek Lokal yang Dibeli 69

4.2 Deskripsi Statistik 70

4.2.1 Uji Hipotesis 70

4.2.2 Uji Regresi 71

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74

5.1 Kesimpulan 74

5.2 Diskusi 75

5.3 Saran 78

5.3.1 Saran Teoritis 78

5.3.2 Saran Praktis 79

DAFTAR PUSTAKA 80

LAMPIRAN

Page 11: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Produk yang Menggunakan Merek dengan

Istilah Asing 10

Tabel 3.1 Distribusi Skor Skala Sikap 58

Tabel 3.2 Distribusi Skor Skala Keputusan Membeli 58

Tabel 3.3 Blue Print Alat Ukur Sikap terhadap Merek Lokal 60

Tabel 3.4 Penyebaran Item Alat Ukur Sikap terhadap Merek Lokal 61

Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 67

Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia 68

Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan 68

Tabel 4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Produk Merek Lokal

yang Dimiliki 69

Tabel 4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Produk Merek Lokal

yang Dibeli 69

Tabel 4.6 Correlations 70

Tabel 4.7 Model Summary(b) 72

Tabel 4.8 ANOVA(b) 72

Page 12: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Model Perilaku Konsumen 22

Bagan 2.2 Model Sederhana mengenai Pengambilan Keputusan

Konsumen 23

Bagan 2.3 A Basic Model of Complex Decision Making 27

Bagan 2.4 Model Perilaku Pengambilan Keputusan dan Faktor

Pengaruhnya 31

Bagan 2.5 Hubungan antara Sikap terhadap Merek Lokal dan

Keputusan Membeli pada Konsumen 51

Page 13: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar di Indonesia sedang ramai memperbincangkan era perdagangan bebas yang

telah dimulai pada waktu sekarang ini. Dengan dimulainya perdagangan bebas di

Indonesia maka barang-barang hasil produksi dari berbagai negara banyak masuk

ke pasar dalam negeri, hal ini menjadikan pasar di Indonesia ramai dengan

berbagai macam produk yang menggunakan merek asing ataupun lokal.

Masuknya berbagai produk dengan merek asing di pasar Indonesia membuat

produsen-produsen merek lokal menjadi lebih kreatif dan giat dalam menciptakan

produk baru, sehingga merek-merek lokal pun semakin pesat perkembangannya

dalam upaya untuk mampu bersaing dengan merek-merek asing yang telah ada.

Dengan semakin banyaknya aneka ragam merek, baik itu asing ataupun lokal

maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar Indonesia. Sehingga

konsumen dalam mengkonsumsi kebutuhannya menjadi dihadapkan pada dua

pilihan alternatif, yaitu pemilihan merek lokal atau merek asing.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

2

Bila dapat dikelompokan maka beragamnya merek dapat terbagi ke dalam dua

bagian, yaitu merek asing dan merek lokal. Dengan adanya dua kelompok tersebut

mengharuskan konsumen untuk memilih salah satunya. Dimana merek lokal dan

asing memiliki ciri khas tersendiri yang menjadi modal sebagai daya tarik bagi

konsumen untuk memilihnya. Sedangkan pihak konsumen juga memiliki sikap

tersendiri untuk menentukan merek mana yang akan dipilihnya.

Dalam upaya menentukan merek mana yang akan dipilihnya, maka konsumen

dihadapkan dengan dua pilihan yang harus dipilihnya, sehingga terciptalah suatu

keputusan membeli. Pada umumnya terdapat tiga cara atau model dalam

menganalisis keputusan membeli pada konsumen, yaitu seperti yang diterangkan

dalam artikel Buyer decision processes (http://en.wikipedia.org):

1. Economic models, dalam model ini konsumen lebih mengedepankan

kebutuhan mereka semaksimal mungkin. Hal ini berdasarkan asumsi pada

rasionalitas dan pengetahuan.

2. Psychological models, pada model ini konsumen lebih berkonsentrasi pada

proses psikologis dan kognitif, seperti motivasi dan rekognisi. Dalam

model ini konsumen juga mendapat pengaruh lain yang bersumber dari

budaya atau keluarga.

3. Consumer behavior models, merupakan model campuran dari kedua model

sebelumnya.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

3

Ketiga hal tersebut merupakan cara atau hal yang sekiranya dilalui oleh konsumen

dalam proses pengambilan keputusan. Ketiga hal tersebut merupakan gambaran

umum dalam keputusan membeli konsumen yang nantinya akan menentukan

merek mana yang akan dipilihnya.

Pada akhirnya dapat diketahui bahwa keputusan untuk memilih antara merek lokal

dan merek asing menjadi kunci dalam diri konsumen untuk menentukan merek

mana yang akan dipilihnya. Menurut Setiadi (2003) ada beberapa hal yang

mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan, yaitu: pengaruh dari

lingkungan, kognitif dari konsumen, dan afektif yang diaktifkan selama proses

pengambilan keputusan.

Selanjutnya menurut Setiadi (2003) faktor lingkungan dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan konsumen dengan menyela atau mengganggu aliran

proses pemecahan masalah yang sedang berjalan. Dimana ada beberapa kejadian

yang dapat mempengaruhinya, yaitu:

1. Unexpected information, yaitu munculnya informasi yang tidak

diharapkan atau tidak konsisten dengan pengetahuan yang telah ada.

Misalnya seperti suatu merek yang sebelumnya ditolak, sekarang ternyata

memiliki ciri yang baru. Hal seperti itu akan menjadikan konsumen

melakukan kontrol dalam pemecahan masalah dan menentukan rencana

keputusan yang baru.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

4

2. Prominent environmental stimuli, yaitu sebuah rangsangan dari luar yang

mencolok. Hal ini dapat berupa promosi suatu produk seperti diskon atau

iklan produk baru yang diberikan oleh produsen.

3. Affective state and Psychososial, yang mencakup suasana hati atau

pengaruh psikososial yang mempengaruhi kondisi dari konsumen.

Misalnya adalah rasa bosan terhadap suatu merek tertentu atau pengaruh

sosial yang menjadikan konsumen menginginkan suatu produk dari merek

tertentu.

4. Conflicts, yaitu suatu konflik yang muncul disaat proses pengambilan

keputusan. Konflik sering terjadi dalam proses pengambilan keputusan,

yaitu pada saat konsumen dihadapkan pada dua alternatif yang harus

dipillihnya. Misalnya ketika konsumen dihadapkan untuk memilih antara

merek lokal dengan merek asing.

Selain dari faktor lingkungan, gaya hidup dari konsumen juga dapat

mempengaruhi dalam mengambil keputusan untuk membeli. Hal ini sama seperti

apa yang telah dijelaskan oleh Setiadi (2003), bahwa sikap tertentu yang dimiliki

oleh konsumen terhadap suatu objek tertentu (misalnya merek produk) bisa

mencerminkan gaya hidupnya. Jadi dapat diketahui bahwa ada hubungan diantara

sikap, gaya hidup dan keputusan untuk memilih merek dalam diri konsumen.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

5

Untuk memperkuat penelitian, maka peneliti telah melakukan survey pendahuluan

sebelum dilaksanakan penelitian ini. Dimana peneliti melakukan interview dengan

beberapa konsumen yang telah bekerja atau telah memiliki penghasilan sendiri

secara tetap. Survey pendahuluan ini dilakukan untuk menambah kajian dan

tentunya memperkuat hipotesa peneliti, sedangkan responden diambil secara acak

dan kriteria yang diambil agar konsumen dapat memilih merek mana yang ia pilih

dengan objektif.

Survey pendahuluan ini peneliti lakukan pada tanggal 28 Maret 2010, bertempat

di salah satu pusat perbelanjaan di wilayah Jakarta Selatan. Di sini peneliti

melakukan interview ke konsumen, dan hasilnya seperti BP misalnya, seorang

pengajar di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta menyatakan bahwa ia

sangat senang dengan semakin berkembangnya merek-merek lokal dan tentu

sangat tertarik untuk mengkonsumsinya. Tapi sampai sekarang dirinya masih

sering mengkonsumsi produk-produk seperti jaket, tas ataupun sepatu yang

bermerek asing.

Sedangkan DT seorang public relations pada sebuah kantor di Jakarta merasa

bahwa merek-merek lokal memiliki variasi yang tidak kalah saing dengan merek

asing, walau demikian kualitas dari merek lokal belum sepenuhnya sama rata dan

itu yang membuat beda dari merek asing. Selama ini DT sering menggunakan

merek-merek asing walaupun tidak jarang mengkonsumsi merek lokal, asalkan

dengan syarat produknya bagus, berkualitas dan murah.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

6

Responden lainnya, yaitu NW pegawai di bagian marketing pada sebuah kantor

asuransi terkemuka ini memiliki pandangan tersendiri dalam menyikapi maraknya

merek-merek lokal. Ia beranggapan bahwa merek lokal mantap, variasinya banya

dan tidak kalah saing dengan merek asing. Walau demikian ia lebih sering

menggunakan yang merek asing terutama yang limited edition, karena terlihat

lebih keren dan gaya. Tapi ia juga tetap membeli barang yang berek lokal, walau

hanya untuk keperluan sehari-hari yang kurang penting

Dari hasil inteview pada survey pendahuluan tersebut maka dapat diketahui

bahwa konsumen pada dasarnya menyikapi positif maraknya merek-merek lokal,

walau demikian mereka lebih mengutamakan merek asing dalam

pengkonsumsiannya. Sehingga terlihat ada keraguan pada konsumen dalam

mengkonsumsi merek lokal. Bahkan tidak hanya ragu, melainkan merek lokal

seperti dinomor duakan oleh konsumen di negerinya sendiri.

Dari hasil interview juga dapat diketahui bahwa konsumen berterus terang mereka

lebih memilih merek asing, hal ini tentu membuat persaingan antara merek lokal

dan asing semakin ketat. Konsumen dalam hal ini tahu benar mengenai merek

lokal, baik secara kualitas ataupun harganya. Tapi ada hal-hal lain yang membuat

mereka lebih memilih mengkonsumsi merek-merek asing.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

7

Jika ditinjau lebih dalam lagi maka terdapat beberapa hal yang mempengaruhi

keputusan membeli pada konsumen, yang mana diketahui bahwa di dalamnya

terdapat komponen-komponen dari sikap. Komponen sikap yang dimaksud sesuai

dengan yang terdapat dalam Setiadi (2003), yaitu:

1. Komponen kognitif yang mencakup kepercayaan terhadap merek.

2. Komponen afektif yang mencakup evaluasi merek.

3. Komponen konatif yang mencakup maksud untuk membeli.

Masih dalam sumber yang sama, Setiadi lebih lanjut menjelaskan bahwa

hubungan diantara ketiga komponen tersebut mengilustrasikan hierarki pengaruh

keterlibatan tinggi, yaitu kepercayaan merek mempengaruhi evaluasi merek dan

evaluasi merek mempengaruhi maksud untuk membeli. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa sikap terhadap merek tertentu akan mempengaruhi apakah

konsumen jadi membeli atau tidak.

Dengan demikian maka diketahui bahwa sikap konsumen yang positif terhadap

merek lokal akan menjadikan konsumen memutuskan untuk membeli produk-

produk dengan merek lokal. Namun kondisi berbeda terjadi dalam pasar

Indonesia, dimana konsumen dengan sadar menyikapi positif kepada merek lokal,

tapi mereka lebih memilih untuk mengkonsumsi merek asing. Bahkan banyak dari

konsumen yang lebih memilih produk lokal yang diberi merek asing. Hal seperti

inilah yang menjadi permasalahan utama yang dihadapi oleh produsen merek

lokal dan tentunya pemerintah Indonesia.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

8

Keputusan untuk mengkonsumsi merek asing ini sebenarnya disadari penuh oleh

pemerintah Indonesia sejak jauh-jauh hari, seperti halnya yang diutarakan oleh

Wakil Presiden Indonesia periode 2005-2009, Jusuf Kalla (dalam

www.kompas.com, 18 Maret 2009), dimana beliau berpendapat bahwa

masyarakat Indonesia ini masih ragu-ragu dalam memakai produk dengan merek

lokal. Bahkan mereka lebih menyukai produk lokal tapi dengan merek asing.

Senada dengan Jusuf Kalla, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu (dalam

http://www.antara.co.id, 11 Mei 2009) menyimpulkan hasil pembicaraannya

dengan pelaku ritel, bahwa konsumen di Indonesia masih import minded. Hal ini

menyebabkan banyak produsen yang memilih memberi produknya dengan merek

berbahasa asing.

Apa yang dikatakan oleh Jusuf Kalla dan Mari Elka Pangestu itu memang benar,

hal ini dibuktikan oleh pengakuan dari seorang pengrajin sepatu dan sandal asal

Sidoarjo, Madchan (dalam www.kompas.com, 22 Desember 2008) “Kami tidak

pede jika memasang merek 'Made in Indonesia' pada sepatu dan sandal yang

kami jual. Biar laku dengan harga tinggi, kami pasang merek 'Made in Singapore'

atau 'Made in Japan'”. Dari pemaparan pengrajin sepatu dan sandal tersebut maka

dapat diketahui, bahwa masyarakat Indonesia lebih menyukai merek-merek asing.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

9

Rasa tidak percaya diri yang ada pada produsen lokal dan masih tingginya

konsumsi terhadap merek asing membuat Menteri Perindustrian periode 2005-

2009 Fahmi Idris mengomentarinya. Dalam www.depkominfo.go.id (5 Mei 2009),

beliau menghimbau agar produsen tidak malu dalam memakai merek lokal.

Dilain kesempatan dalam zakyalhamzah.blogspot.com (13 Mei 2009) beliau juga

menanggapi perihal keraguan masyarakat dalam memilih merek lokal, beliau

berpendapat bahwa masyarakat Indonesia ini sebenarnya masih cinta dan bangga

terhadap merek dalam negeri, tapi masih butuh pelopor atau keteladanan dari

pemimpin negara maupun pemuka masyarakat untuk lebih meningkatkan

kesadaran dalam mengkonsumsi merek lokal.

Walau himbauan dari pemerintah telah ada, akan tetapi masih ada saja produsen

yang memberi merek asing pada produk buatannya. Cara lain dalam memikat

konsumen adalah tetap memberikan label ‘made in Indonesia’ pada produk, tapi

mereknya menyerupai atau menggunakan bahasa asing. Data yang diperoleh dari

www.kompas.com (14 Mei 2009), ada beberapa merek yang menggunakan cara

itu, seperti The Executive, Hammer dan Nail. Ketiga merek tersebut adalah produk

lokal yang cukup dikenal di Indonesia yang menggunakan merek dengan istilah

bahasa asing.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

10

Tidak hanya di produk pakaian saja, rata-rata di industri garmen produsennya

lebih menyukai memberi merek produknya dengan bahasa asing. Seperti data

yang peneliti ambil dari tulisan Harmanto Edi Djatmiko (dalam http://swa.co.id,

29 April 2010), dimana ada beberapa produsen yang menamai produknya dengan

bahasa asing, seperti pada industri sepatu: Spotec, New Era dan Edward Forrer.

Sedangkan pada industri tas tercatat beberapa merek, seperti: Exsport, Bodypack,

Eiger dan Elizabeth. Hal ini terjadi karena konsumen masih ragu terhadap merek

lokal sehingga lebih memilih merek asing, tetapi merek asing yang konsumen

pilih itu ternyata produksi lokal pula.

Dari data-data yang peneliti dapat maka dapat diklasifikasikan mengenai produk

lokal yang menggunakan merek dengan istilah asing sebagai berikut:

Tabel 1.1

Data Produk yang Menggunakan Merek dengan Istilah Asing

Sumber: www.kompas.com, 14 Mei 2009 dan http://swa.co.id, 29 April 2010

Produk Merek Lokal dengan Istilah Asing

Pakaian (atasan atau bawahan) The Executive, Hammer, Nail

Tas Exsport, Bodypack, Eiger, Elizabeth

Sepatu dan sandal Spotec, New Era, Edward Forrer

Page 23: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

11

Masalah yang terjadi mulai terlihat dengan jelas, yaitu mengenai sikap konsumen

Indonesia terhadap merek lokal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawan,

Chairman Frontier Consulting Group (dalam www.infoanda.com), menyatakan:

“Salah satu tren yang menyedihkan dalam dunia pemasaran di Indonesia

adalah semakin melemahnya kekuatan merek-merek lokal. Berdasarkan

hasil survei Frontier di enam kota besar Indonesia, saya perkirakan hanya

3% yang dikuasai oleh merek asli daerah tersebut. Sisanya, sebanyak 97%,

dikuasai merek-merek nasional atau merek global yang diproduksi oleh

perusahaan multinasional”.

Jika dicermati maka benar bahwa ada suatu hambatan dalam hubungan sikap

terhadap merek lokal dengan keputusan membeli pada konsumen. Sikap sendiri

menurut Myers (dalam Walgito, 2002) memiliki tiga komponen, yaitu: komponen

koginitif, afektif dan konatif. Dengan adanya fenomena merek pada konsumen,

maka seharusnya sikap memiliki kontribusi terhadap keputusan membeli

konsumen. Jika konsumen menyikapi positif suatu merek maka keputusan

membelinya juga akan positif, begitu pula sebaliknya.

Fenomena-fenomena yang berhasil terungkap seperti yang telah diuraikan tersebut

sangatlah penting untuk dikaji lebih dalam. Hal ini menjadi penting karena diakhir

penelitian akan terjawab ada tidaknya hubungan dan kontribusi yang signifikan

antara keduanya, dan jawaban dari penelitian ini tentu akan bermanfaat bagi

masyarakat Indonesia, baik itu produsen, konsumen ataupun peneliti-peneliti

lainnya. Maka penelitian dengan judul “Hubungan antara Sikap dan Keputusan

Membeli Produk Merek Lokal pada Konsumen” layak untuk dilakukan.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

12

Selain dari mencari ada atau tidak adanya hubungan antara sikap terhadap merek

lokal dan keputusan membeli pada konsumen, penelitian ini juga mencari apakah

ada kontribusi dari sikap terhadap merek lokal kepada keputusan membeli pada

konsumen. Dengan demikian pada akhirnya penelitian ini akan menjawab apakah

ada atau tidak adanya hubungan dan kontribusi yang signifikan diantara kedua

variabel tersebut, yaitu sikap dan keputusan membeli produk merek lokal pada

konsumen.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan yang terdapat dalam latar belakang masalah, maka

masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari faktor lingkungan terhadap

keputusan membeli pada konsumen?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara gaya hidup dan keputusan

membeli pada konsumen?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara sikap dan keputusan

membeli produk merek lokal pada konsumen?

4. Apakah ada kontribusi yang signifikan dari sikap terhadap keputusan

membeli produk merek lokal pada konsumen?

Page 25: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

13

1.3 Perumusan dan Pembatasan Masalah

Dari pemaparan yang ada pada latar belakang masalah dan juga identifikasi

masalah, maka peneliti merumuskan masalah menjadi apakah ada hubungan yang

signifikan antara sikap dan keputusan membeli produk merek lokal pada

konsumen? Selain dari itu penelitian ini juga akan meneliti apakah ada kontribusi

yang signifikan dari sikap terhadap keputusan membeli produk merek lokal pada

konsumen?

Dari perumusan masalah tersebut maka dibutuhkan pembatasan masalah agar apa

yang hendak diteliti tidak melebar dari jalurnya. Masalah penelitian yang dibatasi

hanya mencakup dua variabel, yaitu tentang hubungan antara sikap terhadap

merek lokal dan keputusan membeli pada konsumen. Adapun pembatasan dari

teori yang dipakai dalam menjelaskan variabel serta konsep-konsep lainnya dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keputusan membeli produk merek lokal pada konsumen mencakup dua

komponen. Kedua komponen tersebut adalah seperti yang dijelaskan

dalam Schiffman dan Kanuk (2007), yaitu:

a) Melakukan pembelian.

b) Tidak melakukan pembelian.

2. Sikap terhadap merek lokal, yaitu bagaimana perasaan, pola pikir dan

perilaku dari konsumen dalam hal menyikapi merek lokal. Sikap menurut

Myers (dalam Walgito, 2002) mencakup tiga komponen, yaitu:

Page 26: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

14

a) Komponen kognitif atau komponen perseptual.

b) Komponen afektif atau komponen emosional.

c) Komponen konatif atau komponen perilaku.

3. Merek lokal, menurut Blackett (seperti dikutip dalam Kotler dan Pfoertsch,

2006) brand merupakan jaminan kualitas, asal usul, dan performa, yang

dengan demikian meningkatkan nilai yang dirasakan customer dan

mengurangi resiko dan kompleksitas dalam keputusan membeli. Lebih

lanjut merek lokal adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau

kombinasi dari kesemuanya yang menunjukkan identitas atau produksi

lokal (Indonesia) dengan maksud untuk mengidentifikasi dan

mendiferensifikasi dari produk lainnya. Dalam penelitian ini peneliti

membatasi merek lokal yang digunakan adalah yang berupa pakaian

(atasan dan bawahan), tas dan sepatu atau sandal, pembatasan terhadap

tiga produk dari merek lokal ini dikarenakan ketiga industri tersebutlah

yang sedang berkembang di pasar Indonesia dan mulai bersaing

memperebutkan konsumen dengan merek asing.

4. Subjek penelitian, yaitu pegawai baik itu pria atau wanita yang telah

bekerja atau memiliki pendapatan tetap tiap bulannya. Hal ini

dimaksudkan agar subjek penelitian memiliki kemampuan secara finansial

untuk mengkonsumsi baik itu merek lokal maupun merek asing.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

15

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab apa yang telah terumuskan

dalam perumusan masalah, yaitu apakah terdapat hubungan yang signifikan antara

sikap dan keputusan membeli produk merek lokal pada konsumen, dan apakah

ada kontribusi yang signifikan dari sikap terhadap keputusan membeli produk

merek lokal pada konsumen.

1.5 Manfaat Penelititan

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat dengan adanya penelitian ini maka diharapkan pada akhirnya dapat

diketahui jawaban dari pertanyaan yang timbul, yaitu mengenai terdapat atau

tidaknya hubungan yang signifikan sikap terhadap keputusan membeli produk

merek lokal pada konsumen, serta ada atau tidak adanya kontribusi yang

signifikan dari sikap terhadap keputusan membeli produk merek lokal pada

konsumen. Selain itu juga diharapkan penelitian ini dapat menambah khazanah

wawasan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Psikologi Industri dan

Organisasi.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

16

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak yang terkait, baik

itu produsen yang memproduksi barang-barang atau jasa dengan merek lokal,

konsumen dan pemerintah Indonesia. Sehingga kesemuanya yang saling berkaitan

itu dapat bahu-membahu dalam upaya melestarikan merek-merek lokal yang

diproduksi dan dipasarkan di Indonesia.

1.6 Sistematika Penelititan

Sistematika penelitian yang ada dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu

meliputi:

Bab 1 : Pendahuluan

Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi

masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab 2 : Kerangka Teori

Pada bab ini dibahas mengenai teori-teori keputusan membeli, teori-

teori sikap, konsep dari merek lokal, kerangka berpikir, dan hipotesis

penelitian.

Bab 3 : Metode Penelitian

Pada bab ini dibahas mengenai pendekatan dan jenis penelitian,

Page 29: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

17

variabel dan definisi operasional, populasi dan sampel yang

digunakan dalam penelitian, instrumen data, teknik pengambilan

data, teknik analisis data, uji instrumen penelitian, metode analisis

data, dan prosedur penelitian.

Bab 4 : Hasil Penelitian

Pada bab ini dibahas mengenai gambaran umum subjek penelitian,

deskripsi statistik yang mencakup hasil uji korelasi dan regresi.

Bab 5 : Penutup

Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan, diskusi, dan saran dari

penelitian yang telah dilaksanakan.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

BAB 2

KERANGKA TEORI

2.1 Keputusan Membeli Produk Merek Lokal pada Konsumen

2.1.1 Definisi Keputusan Membeli

Keputusan membeli pada konsumen berdasar pada pengambilan keputusan atau

ada pula yang menyebutnya dengan pembuatan keputusan, didefinisikan dalam

Suharnan (2005) sebagai ”proses memilih atau menentukan berbagai

kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti”. Jika seorang individu

berada dalam suatu situasi dimana ia harus memilih atau memutuskan sesuatu hal,

maka individu tersebut harus melalui proses memilih dan menentukan dari

beberapa alternatif yang ada. Serta individu juga dihadapkan dengan berbagai

alternatif kemungkinan yang akan terjadi bila memilih alternatif-alternatif yang

ada.

Dalam Schiffman dan Kanuk (terj. Zoelkifli Kasip, 2007) dijelaskan bahwa

“keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih”. Hal ini

menandakan bahwa dalam pengambilan keputusan individu dihadapkan oleh

berbagai alternatif pilihan dan dirinya diharuskan untuk memilih salah satu dari

alternatif tersebut. Sehingga keputusan membeli pada konsumen mencakup dua

hal atau komponen, yaitu jadi membeli atau tidak jadi membeli.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

19

Penjelasan yang tertera dalam Schiffman dan Kanuk (terj. Zoelkifli Kasip, 2007)

tersebut mengacu pada teori pilihan Hobson. Dalam http://en.wikipedia.org dan

http://www.reference.com dijelaskan mengenai teori pilihan Hobson. Teori

pilihan Hobson menjelaskan bahwa individu atau konsumen hanya dihadapkan

dengan dua pilihan, yaitu melakukan pembelian atau tidak melakukan pembelian.

Sedangkan definisi lainnya mengenai pengambilan keputusan adalah menurut

Morgan (1986), “decision making is a kind of problem solving in which we are

presented with several alternative, among which we must choose”, yaitu

pengambilan keputusan adalah beberapa masalah yang harus dipecahkan, yang

mana kita diberikan alternatif diantara mana yang haru kita pilih.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan dari para ahli tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa keputusan membeli adalah suatu proses memilih, menyeleksi atau

menentukan satu pilihan dari berbagai alternatif dengan cara yang rasional.

Dimana konsumen melakukan proses tersebut dengan maksud untuk membeli

suatu produk atau memilih suatu merek.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

20

2.1.2 Tahapan dan Komponen Pembentuk Keputusan Membeli

Kotler dan Keller (2007), telah menyusun model keputusan pembelian, dimana

dijelaskan sebagai berikut ini:

1. Pengenalan masalah. Proses pembelian dimulai ketika konsumen

mengenali masalahnya atau kebutuhannya. Dimana kebutuhan tersebut

dicetuskan oleh rangsangan internal ataupun eksternal. Yang tercakup

dalam rangsangan internal adalah yang berhubungan dengan kebutuhan

umum seseorang. Sedangkan rangsangan eksternal mencakup sesuatu yang

mempengaruhi atau memicu pemikiran dari individu, seperti individu yang

menginginkan sesuatu karena mendapat rangsangan atau stimulus dari luar

atau pihak lain.

2. Pencarian informasi. Terjadi ketika konsumen telah terangsang untuk

memenuhi kebutuhannya. Pada pencarian informasi ini konsumen dapat

mencarinya ke beberapa sumber, yaitu: sumber pribadi, komersial, publik

dan pengalaman.

3. Evaluasi alternatif. Yang dimaksud dengan evaluasi alternatif disini

dimana konsumen melakukan evaluasi dari beragai alternatif pilihan yang

ada. Terdapat tiga konsep dalam evaluasi alternatif, yaitu: konsumen

berusaha memenuhi kebutuhannya; konsumen mencari manfaat dari

produk atau merek yang akan dipilihnya; dan konsumen membandingkan

berbagai kelebihan atau kekurangan diantara produk atau merek yang ada.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

21

4. Keputusan pembelian. Pada dasarnya terdapat dua model pada keputusan

pembelian ini, yaitu model kompensasi dan non-kompensasi. Model

kompensasi dimana konsumen memilih merek atau produk dari hasil

evaluasi alternatif, sedangkan model non-kompensasi konsumen memilih

alternatif lain atau pengganti dari yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Perilaku pasca pembelian. Dimana setelah membeli produk dari suatu

merek maka konsumen dapat merasa puas atau tidak. Dari pengalamannya

tersebut maka akan menjadi informasi untuk terus mengkonsumsi merek

tersebut atau tidak.

Lebih lanjut dalam Kotler dan Keller (1997) dijelaskan mengenai komponen dari

keputusan pembelian, dimana mencakup enam aspek, yaitu: pilihan produk,

pilihan merek, pilihan dealer, jumlah pembelian, saat yang tepat melakukan

pembelian, dan metode pembayaran.

Keenam aspek tersebut muncul sebagai komponen dari keputusan pembelian

dikarenakan penjelasan dari Kotler mengenai faktor penentu keputusan pembelian

oleh konsumen. Dimana faktor tersebut menjadi sebuah rangsangan dalam

pemasaran, yang mencakup: produk dan jasa, harga, distribusi, komunikator

(promosi). Beberapa faktor lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan membeli

konsumen adalah: keadaan ekonomi; perkembangan teknologi; politik; dan

budaya.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

22

Dari serangkaian tahapan dan komponen yang dijelaskan dalam Kotler (1997)

maka dapat pula diperjelas urutannya sesuai dengan bagan di bawah ini:

Bagan 2.1

Model Perilaku Konsumen

Sumber: Kotler dan Keller (1997)

Psikologi

Konsumen

Motivasi

Persepsi

Pembelajaran

Memori

Karakteristik

Konsumen

Budaya

Sosial

Personal

Rangsangan

Pemasaran:

Produk & jasa

Harga

Distribusi

Komunikator

Rangsangan

Lain:

Ekonomi

Teknologi

Politik

Budaya

Proses

Keputusan

Pembelian

Pilihan produk

Pilihan merek

Pilihan dealer

Jumlah pembelian

Saat yang tepat melakukan pembelian

Metode pembayaran

Keputusan

Pembelian

Pengenalan masalah

Pencarian informasi

Penilaian alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pasca pembelian

Sedangkan berdasarkan penjelasan dalam Schiffman dan Kanuk (terj. Zoelkifli

Kasip, 2007), dimana model pengambilan keputusan mencakup tiga tahapan

utama, yaitu: masukan (mencakup pengaruh eksternal), proses (mencakup

pengambilan keputusan konsumen), keluaran (mencakup perilaku yang dilakukan

oleh konsumen setelah melakukan pengambilan keputusan)

Page 35: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

23

Di dalam ketiga tahapan utama tersebut terdapat komponen-komponen lanjutan

yang mengarah pada proses pengambilan keputusan. Lebih jelasnya digambarkan

seperti pada bagan dibawah ini:

Bagan 2.2

Model Sederhana mengenai Pengambilan Keputusan Konsumen

Sumber: Schiffman dan Kanuk (terj. Zoelkifli Kasip, 2007)

Pengaruh eksternal

Usaha pemasaran perusahaan

1. produk 2. promosi 3. harga 4. saluran distribusi

Lingkungan sosiobudaya 1. keluarga 2. sumber informal 3. sumber non komersial lain

Masukan 4. kelas sosial

Pengambilan keputusan konsumen

Proses

5. subbudaya dan budaya

Pengenalan kebutuhan Penelitian sebelum pembelian Evaluasi alternatif

Bidang psikologi 1. motivasi 2. persepsi 3. pembelajaran

Perilaku setelah keputusan

Keluaran

4. kepribadian 5. sikap

Pengalaman

Pembelian

1. percobaan 2. pembelian ulang

Evaluasi setelah pembelian

Page 36: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

24

Pada penelitian yang dilakukan oleh Abubakar (2005) dalam jurnal mengenai

pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran terhadap proses keputusan pembelian

konsumen pada jamu di Banda Aceh, didapatkan hasil yang berupa pengaruh

positif. Dalam penelitian tersebut, Abubakar menggunakan teori dari Kotler

sebagai indikator penelitiannya. Dimana indikator untuk variabel keputusan

membelinya adalah product, price, place and promotion. Indikator tersebut sesuai

dengan yang telah dijelaskan dalam Kotler dan Keller (1997).

Berbeda dengan Abubakar, Haryani (2006) dalam penelitian untuk skripsinya

Pengaruh Harga, Produk, dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Deterjen

Daia Konsumen Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Gebang kabupaten Purworejo,

menggunakan teori dari Kotler yang berupa pilihan produk, merek, dealer, jumlah

pembelian, saat yang tepat dalam melakukan pembelian dan metode pembayaran

sebagai indikator dari variabel keputusan membeli dalam penelitiannya. Hasil

penelitannya juga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara harga,

produk dan promosi terhadap keputusan pembelian deterjen Daia konsumen ibu

rumah tangga di Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

25

Hampir menyerupai dengan apa yang diutarakan Kotler dan Keller, maka Engel,

Blackweel dan Winiard (1994) menjelaskan mengenai tahapan pembentuk

keputusan membeli. Dimana di dalamnya tercakup lima hal berikut:

1. Pengenalan kebutuhan, dimana pada pengenalan masalah ini konsumen

mempersepsikan perbedaan diantara keadaan yang mereka inginkan

dengan kondisi aktual atau yang sebenarnya. Dengan demikian akan

membangkitkan serta mengaktifkan proses keputusan.

2. Pencarian informasi, disini konsumen mencari informasi terhadap suatu

merek yang menjadi pilihannya. Informasi yang dapat berasal dari ingatan

atau pengalaman masa lalunya (pencarian internal), dan juga berasal dari

lingkungan (pencarian eksternal).

3. Evaluasi alternatif, pada tahapan ini konsumen melakukan evaluasi

terhadap pilihan atau alternatif yang ada, sehingga alternatif pilihan

tersebut menjadi menyempit.

4. Pembelian, disini konsumen memilih suatu merek berdasarkan alternatif

yang telah menjadi pilihannya.

5. Hasil, pada tahapan terakhir ini konsumen melakukan evaluasi terhadap

pilihannya, apakah telah tepat dalam memenuhi kebutuhan serta

harapannya atau belum.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

26

Tokoh lain yang menjelaskan tahapan dalam pengambilan keputusan adalah

Assael. Dalam bukunya, Assael (1998) menjelaskan terdapat lima tahapan dalam

keputusan pembelian, yaitu:

1. Need Arousal. Pada bagian ini konsumen malakukan pengenalan atau

mengingat kembali akan kebutuhan yang ditimbul atau yang harus

dipenuhinya. Ketika konsumen telah mengetahuinya, maka kebutuhan-

kebutuhan tersebut harus dipenuhinya.

2. Consumer Information Processing. Pemrosesan informasi disini bertujuan

untuk mencari dan memproses informasi yang relevan sesuai dengan

kebutuhan yang diperlukan, sehingga kebutuhan tersebut dapat terpenuhi.

3. Brand Evaluation. Setelah mengetahui kebutuhan dan sesuatu yang dapat

memenuhi kebutuhannya itu, konsumen akan melakukan evaluasi merek.

Dimana evaluasi merek dilakukan konsumen untuk mengetahui apakah

pilihannya tersebut akan membawa keuntungan bagi dirinya. Konsumen

tentu berkecenderungan untuk memilih merek yang dapat memberinya

sebuah keuntungan.

4. Purchase. Ketika semuanya menjadi semakin jelas, maka konsumen

tinggal menentukan, apakah akan membeli produk bermerek tersebut atau

tidak. Pemilihan yang dilakukan konsumen tentunya berdasar pada

pengolahan informasi dan juga evaluasi merek yang telah dilakukannya.

5. Postpurchase Evaluation. Setelah konsumen menggunakan produk atau

merek tertentu yang dipilihnya, maka mereka akan mengevaluasinya.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

27

Hasil evaluasi tersebut yang nantinya akan menentukan apakah ia akan

terus menggunakan produk atau merek tersebut atau tidak.

Assael (1998) juga menggambarkan penjelasan tersebut kedalam sebuah bagan,

yaitu seperti berikut:

Bagan 2.3

A Basic Model of Complex Decision Making

Sumber: Assael (1998)

Need Arousal

Postpurchase

Evaluation

Purchase

Brand

Evaluation

Consumer Information Processing

2.1.3 Pendekatan dalam Keputusan Membeli

Dalam pengambilan keputusan terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan,

yaitu pendekatan normatif dan deskriptif. Menurut Glass dan Holyoak (1986) dan

Hastjarjo (1991) (seperti dikutip dalam Suharnan, 2005), yang dimaksud dengan

pendekatan normatif ialah menitikberatkan pada apa yang seharusnya dilakukan

oleh pembuat keputusan sehingga diperoleh suatu keputusan yang rasional,

Page 40: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

28

sedangkan pendekatan deskriptif menekankan pada apa saja yang telah dilakukan

orang yang membuat keputusan tanpa melihat apakah keputusan yang dihasilkan

itu rasional atau tidak rasional.

Jika dalam pengambilan keputusan menggunakan pendekatan normatif maka

harus memperhatikan lima prinsip yang diterangkan menurut Plous (1993) dan

Hastjarjo (1991), (seperti dikutip dalam Suharnan, 2005), yaitu:

1. Memperbandingkan diantara pilihan, yaitu untuk membuat keputusan yang

rasional maka harus memperbandingkan diantara dua pilihan atau lebih.

Setelah itu baru menentukan satu pilihan yang terbaik, atau malah tidak

sama sekali.

2. Transitisitas, yaitu memilih sesuatu yang paling disukai dari beberapa

alternatif pilihan yang ada.

3. Mengabaikan faktor umum, yaitu mengabaikan faktor yang sama pada

alternatif yang berbeda. Dimana seharusnya dalam menentukan pilihan

diantara dua alternatif atau lebih hanya tergantung pada konsekuensi atau

hasil yang berbeda bukan sesuatu yang sama.

4. Dominan, yaitu memilih suatu alternatif yang memiliki sifat atau hal yang

paling menonjol dari alternatif lainnya.

5. Invarian, yaitu dalam menentukan suatu pilihan seharusnya tidak

ditentukan dengan suatu cara penyajian atau penyampaian (contohnya

iklan).

Page 41: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

29

Pendekatan lain dalam keputusan membeli pada konsumen adalah berdasarkan

kebutuhan dari konsumen itu sendiri. Dalam bukunya, Assael (1998) menuliskan

bahwa keputusan membeli pada konsumen berdasarkan pada hierarki kebutuhan

Maslow yang sesuai dengan kondisi konsumen saat itu. Sarwono (2002)

menuliskan bahwa teori kebutuhan Maslow menerangkan mengenai lima macam

kebutuhan manusia yang berjenjang ke atas, dimana kebutuhan yang lebih tinggi

akan muncul ketika kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi.

Berdasarkan teori tersebut maka Assael (1998) menjelaskan mengenai keputusan

membeli konsumen berdasarkan hierarki kebutuhan Maslow, yaitu:

1. Physiological needs.

2. Safety needs.

3. Social needs.

4. Ego needs.

5. Self-actualization needs.

Berdasarkan lima tahap atau pendekatan tersebutlah Assael menjelaskan bahwa

konsumen akan menentukan dalam keputusan membelinya sesuai dengan

kebutuhannya pada saat itu.

Page 42: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

30

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

Engel, Blackweel dan Winiard (1994) menjelaskan tiga faktor yang dapat

mempengaruhi keputusan membeli pada konsumen. Ketiga faktor tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Faktor lingkungan.

Di dalam faktor lingkungan ini terdapat tiga hal yang mempengaruhinya,

yaitu budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi atau

kondisi pada saat itu.

2. Faktor perbedaan dan pengaruh individual.

Pada faktor ini merupakan faktor internal dari diri konsumen, dimana di

dalamnya mencakup lima hal yang dapat mempengaruhinya, yaitu: sumber

daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap dan

kepribadian, gaya hidup serta demografi.

3. Faktor psikologis.

Sedangkan dalam faktor psikologis ini terdapat tiga hal yang dapat

mempengaruhi keputusan membeli konsumen, yaitu: pengolahan

informasi, pembelajaran dan perubahan sikap atau perilaku.

Bila digambarkan dalam suatu bagan, maka ketiga faktor yang mempengaruhi

keputusan membeli pada konsumen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 43: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

31

Bagan 2.4

Model Perilaku Pengambilan Keputusan dan Faktor Pengaruhnya

Sumber: Engel, Blackweel dan Winiard (1994)

Faktor Lingkungan

Faktor Perbedaan dan

Pengaruh Individual

Faktor Psikologis

Keputusan Membeli

pada Konsumen

Faktor lain dijelaskan dalam Kotler dan Keller (2007), dimana secara terperinci

mengenai faktor-faktor dalam keputusan membeli konsumen. Dimana terdapat

empat faktor, yaitu: faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Dari keempat

faktor tersebut, maka Kotler dan Keller kembali merincinya sehingga dapat

diketahui lebih jelas seperti berikut ini:

1. Faktor budaya, dimana memiliki pengaruh paling luas dan paling dalam

dibandingkan dengan ke tiga faktor lainnya. Pada faktor budaya ini

tercakup tiga aspek, yaitu budaya, sub-budaya dan kelas sosial, dimana

ketiganya sangat penting bagi keputusan membeli pada konsumen. Dalam

hal ini budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar,

dimana pada masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih

menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya.

Sedangkan keloas sosial sendiri masih terjadi dalam masyarakan di era

modern ini, dimana tingkatan kelas sosial dalam masyarakat kiranya dapat

Page 44: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

32

dilihat dari tujuh tingkatan berikut: (1) masyarakat kelas bawah, (2)

masyarakat kelas menengah kebawah, (3) kelas pekerja, (4) masyarakat

kelas menengah, (5) masyarakat kelas menengah atas, (6) masyarakat

kelas atas, (7) masyarakat kelas paling atas. Dari pemaparan tersebut maka

jelas bahwa faktor budaya memiliki keterlibatan yang erat dengan

keputusan membeli konsumen.

2. Faktor sosial, memiliki isi seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran

dan status sosial. Yang dimaksud dengan kelompok acuan disini adalah

terdiri dari kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak

langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang (konsumen). Keluarga

sendiri merupakan gabungan dari kelompok acuan yang paling

berpengaruh dalam suatu pembelian atau penggunaan dari suatu produk

atau merek, sehingga keluarga menjadi organisasi pembelian konsumen

yang paling penting dalam masyarakat. Sedangkan peran dan status sosial

dari seorang konsumen berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang

hidupnya, seperti keluarga, klub atau organisasi. Peran juga meliputi

kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang, dan masing-

masing peran tersebut akan menghasilkan status.

3. Faktor pribadi, juga mempengaruhi keputusan membeli. Dimana faktor

pribadi ini meliputi: usia dan tahap dalam siklus hidup; pekerjaan dan

keadaan ekonomi; kepribadian dan konsep diri; serta nilai dan gaya hidup

konsumen. Usia dari seseorang menentukan barang-barang yang

dikonsumsinya, sesuai juga dengan siklus hidupnya. Selera orang

Page 45: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

33

terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia.

Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup dari konsumen itu sendiri.

Pekerjaan dan keadaan ekonomi juga menjadi penentu konsumen dalam

memilih merek atau produk mana yang akan digunakannya. Dapat

dipahami perbedaan merek yang dipilih oleh pekerja “kerah biru” dengan

pekerja “kerah putih”, selain itu keadaan ekonomi dari keduanya juga

mempengaruhi kemampuan dalam memilih produk yang dikonsumsinya.

Sedangkan kepribadian dan konsep diri dari konsumen juga merupakan

bagian dari faktor pribadi yang mempengaruhi keputusan membeli, karena

masing-masing orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda

yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Yang terakhir dari faktor

pribadi adalah gaya hidup dan nilai, dimana gaya hidup adalah pola hidup

seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat dan opininya.

Lebih dari itu, nilai inti jauh lebih dalam daripada perilaku atau sikap, dan

pada dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam jangka

panjang.

4. Faktor psikologis, memiliki empat bagian terpenting, yaitu: motivasi,

persepsi, pembelajaran dan memori. Keempat bagian tersebut memiliki

pengaruh dalam hal keputusan membeli pada konsumen. Pada bagian

motivasi terkenal dengan hierarki kebutuhan Maslow, dimana ada lima

kebutuhan yang harus dipenuhi individu, yaitu: kebutuhan fisik,

keamanan, sosial, penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Dalam hal

persepsi, konsumen akan menanggapi hal yang dipersepsikannya sehingga

Page 46: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

34

berdampak pada keputusan untuk membeli atau memilih barang yang akan

dikonsumsinya. Pembelajaran sendiri meliputi perubahan perilaku

seseorang yang timbul dari pengalaman. Dengan demikian, pengalaman

yang baik dalam menggunakan suatu produk atau merek oleh konsumen

dapat berdampak penggunaan yang berlanjut di masa berikutnya. Hal

mengenai pengalaman juga berkaitan dengan memori, dimana informasi

atau pengalaman yang didapat oleh konsumen akan tersimpan dalam

memorinya. Dengan tersimpannya sebuah memori suatu merek maka hal

tersebut dapat di recall pada saat konsumen hendak mengambil sebuah

keputusan membeli.

Serupa dengan penjelasan dari Kotler dan Keller, Setiadi (2003) menjelaskan

empat faktor yang dapat mempengaruhi keputusan membeli pada konsumen, yaitu

faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan yang terakhir adalah faktor psikologis.

Dalam keempat faktor tersebut memiliki cakupan yang lebih terperinci lagi,

dimana penjabaran dari keempat faktor tersebut dijelaskan oleh Setiadi sebagai

berikut:

1. Faktor kebudayaan mencakup kebudayaan, sub-budaya dan kelas sosial.

2. Faktor sosial mencakup kelompok referensi, keluarga, peran dan status.

3. Faktor pribadi mencakup umur, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup,

kepribadian dan konsep diri.

4. Faktor psikologis mencakup motivasi, persepsi, proses belajar,

kepercayaan dan sikap.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

35

Sedangkan dalam Suharnan (2005) terdapat tiga faktor penyebab dimana individu

harus membuat suatu keputusan, ketiga situasi penyebab individu mengambil

suatu keputusan adalah:

1. Membuat prediksi kedepan.

2. Memilih salah satu diantara dua pilihan atau lebih.

3. Membuat estimasi (prakiraan) mengenai frekuensi kejadian berdasarkan

bukti-bukti yang terbatas.

Faktor lainnya yang terlibat dalam keputusan membeli adalah tipe konsumen

dalam melakukan keputusan membeli. Untuk melihat tipe konsumen dalam

keputusan membelinya maka dapat dilihat dari dua dimensi pembentuk tipe

konsumen dalam keputusan membeli yang diterangkan dalam Assael (1998)

berikut ini:

1. Tingkat pengambilan keputusan, merupakan sebuah rangkaian dari

keputusan membeli dan yang telah menjadi suatu kebiasaan. Dimana

mencakup aspek:

a) Keputusan yang ada berdasar pada proses kognitif dari perncarian

informasi dan alternatif merek.

b) Konsumen telah merasa puas dengan merek atau produk tertentu dan

telah mengkonsumsinya secara konsisten, atau telah menjadi suatu

kebiasaan dalam mengkonsumsi atau mememilih suatu merek.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

36

2. Tingkat keterlibatan dalam pembelian, menggambarkan kontinum dari

tinggi ke rendah mengenai keterlibatan dalam pembelian. Dimana

mencakup aspek:

a) Keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Hal ini merupakan sesuatu

yang penting bagi konsumen, dimana terkait dengan ego dan citra diri

yang beresiko terhadap keuangan, sosial dan psikologis dari

konsumen. Dalam hal ini diperlukan waktu untuk mempertimbangkan

alternatif yang ada.

b) Keterlibatan yang rendah dalam pembelian. Ini merupakan sesuatu

yang dianggap tidak penting bagi konsumen. Resiko terhadap

keuangan, sosial atau psikologis tidak berdampak besar. Serta waktu

atau usaha untuk mencari informasi dalam mempertimbangkan

alternatif tidak terlalu penting atau bernilai bagi konsumen.

Dari penjelasan yang diuraikan oleh Assael (1998) tersebut, maka dapat diketahui

bahwa keputusan membeli pada konsumen juga dipengaruhi berdasarkan tipe

konsumen dalam keputusan membeli. Dimana tipe konsumen terbagi kedalam dua

dimensi, yaitu tingkat pengambilan keputusan dan tingkat keterlibatan dalam

pembelian.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

37

2.2 Sikap terhadap Merek Lokal

2.2.1 Definisi Sikap

Pada awalnya definisi sikap dijelaskan oleh Thurstone (seperti dikutip dalam

Setiadi, 2003), dimana ia melihat sikap sebagai jumlah pengaruh yang dimiliki

seseorang atas atau menentang suatu objek.

Myers (seperti dikutip dalam Walgito, 2002) berpendapat bahwa sikap itu

merupakan: a predisposition towards some object; includes one’s beliefs, feelings,

and behavior tendencies concerning the object. Dari pendapat Myers tersebut

maka diketahui bahwa dalam sikap meliputi tiga komponen, yaitu:

1. Komponen kognitif.

2. Komponen afektif.

3. Komponen konatif.

Tidak jauh berbeda dengan Myers, Hawkins (seperti dikutip dalam Ferrinadewi,

2008) mendefinisikan sikap sebagai proses pengorganisasian motivasi, emosi,

persepsi dan koginitif dengan sifatnya yang berjangka panjang dan berkaitan

dengan aspek lingkungan disekitarnya.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

38

Dalam Davidoff (terj. Mari Juniati, 1991) dituliskan, “attitude/sikap mental

biasanya didefinisikan sebagai konsep evaluatif yang telah dipelajarai dan

dikaitkan dengan pola pikiran, perasaan, dan perilaku kita”. Lebih lanjut juga

dituliskan “pikiran seseorang tentang objek dari sikap mereka biasanya

terpengaruh oleh pengalaman dan informasi”. Apa yang tercantum dalam

Davidoff (1991) ini sejalan dengan konsep yang dijelaskan oleh Myers, dimana

dalam sikap terdapat tiga komponen yang berkaitan, yaitu komponen kognitif,

afektif dan konatif.

Dalam Engel, Blackweel dan Winiard (terj. F.X. Budiyanto, 1994) dijelaskan

bahwa “sikap biasanya memainkan peran utama dalam membentuk perilaku”.

Maka jelas bahwa pada dasarnya terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku

pengambilan keputusan pada konsumen.

Sedangkan Allport (seperti dikutip dalam Setiadi, 2003) mendefinisikan sikap

sebaagai suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi,

diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan

atau dinamis terhadap perilaku.

Dari berbagai definisi mengenai sikap tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

pada dasarnya sikap terhadap merek lokal adalah suatu kecenderungan yang di

dalamnya tergabung komponen kognitif, afektif dan konatif yang menuju atau

mengarah pada merek lokal dengan relatif stabil.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

39

2.2.2 Komponen-komponen Pembentuk Sikap

Dalam Engel, Blackweel dan Winiard (terj. F.X. Budiyanto, 1994) dijelaskan

bahwa ”sikap bervariasi dalam intensitas (yaitu, kekuatan) dan dukungan

(favorability)”. Jadi dalam menyikapi suatu objek, setiap individu memiliki

intensitas dan dukungan yang berbeda, dimana terkait kuat atau tidaknya dan

mendukung atau tidak mendukungnya terhadap objek tersebut.

Morgan (1986) menerangkan mengenai balance theory, dimana mencakup

hubungan antara seseorang dengan dua objek sikap. Elemen yang ketiga adalah

hubungan antara sikap yang baik (bagus, suka, atau positif) dengan sikap yang

tidak baik (buruk, tidak suka, atau negatif). Dengan demikian adanya hubungan

antara individu dengan objek sikapnya, dimana individu dapat menyikapi dengan

sikap positif atau negatif terhadap objek sikapnya tersebut.

Dimensi sikap lainnya adalah menurut Myers (seperti dikutip dalam Walgito,

2002), dimana Myers berpendapat bahwa sikap itu merupakan: a predisposition

towards some object; includes one’s beliefs, feelings, and behavior tendencies

concerning the object. Sehingga dimensi sikap berdasarkan penuturan dari Myers

ada tiga, yaitu: komponen kognitif, afektif dan konatif.

Adapun yang dimaksudkan dengan ketiga komponen pembentuk sikap oleh Myers

(seperti dikutip dalam Walgito, 2002) tersebut adalah sebagai berikut:

Page 52: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

40

1. Komponen kognitif atau komponen perseptual, merupakan komponen

yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan. Yaitu hal-hal

yang berhubungan dengan bagaimana individu mempersepsi terhadap

objek sikap.

2. Komponen afektif atau komponen emosional, merupakan komponen yang

menunjukkan arah sikap (positif dan negatif), yaitu rasa senang yang

merupakan hal positif dan rasa tidak senang yang merupakan hal negatif.

3. Komponen konatif atau komponen perilaku, yaitu komponen yang

berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap.

Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar

kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilakunya individu terhadap

objek sikap.

Sama seperti Myers, Solomon (seperti dikutip dalam Arnould, Price dan Zinkhan,

2002) juga menjelaskan tiga komponen pembentuk sikap, yaitu:

“Attitudes have three components: cognition, affect and behavior. In this model, cognition refers to the beliefs a consumer has about an attitude object. Affect refers to the way a consumer feels about an attitude object. Behavior involves the person’s intentions to do something with regard to an attitude object.”

Berdasarkan penjelasan dari Myers dan Solomon maka dapat diketahui bahwa

sikap memiliki tiga komponen utama dalam pembentukannya, yaitu kognitif,

afektif dan konatif. Dimana dengan ketiga komponen tersebutlah sikap dapat

diketahui dan diukur.

Page 53: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

41

2.3 Merek Lokal

2.3.1 Definisi Merek

Merek menurut Asosiasi Pemasaran Amerika (dalam Kotler dan Keller, terj.

Benyamin Molan, 2007) didefinisikan sebagai berikut:

“nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing”.

Berdasarkan definisi tersebut maka dapat diketahui bahwa merek adalah segala

hal yang terdapat dalam suatu produk. Sehingga dengan adanya merek, suatu

produk dapat teridentifikasi dengan baik oleh konsumen dan juga dapat dibedakan

dengan produk lainnya.

Definisi mengenai merek lokal didapat dari http://pusatbahasa.diknas.go.id, yang

mana merek didefinisikan sebagai tanda yang dikenakan oleh pengusaha (pabrik,

produsen, dsb) pada barang yang dihasilkan sebagai tanda pengenal.

Masih dalam http://pusatbahasa.diknas.go.id, merek juga diartikan menjadi:

“nama, simbol, gambar, huruf, kata, atau tanda lainnya yang digunakan oleh industri dan perusahaan dagang untuk member nama pada barang-barangnya dan membedakan dari yang lain, biasanya dilindungi oleh hukum”.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

42

Sedangkan yang dimaksud dengan istilah lokal sendiri adalah yang menunjukkan

suatu tempat dimana produk tersebut diproduksi (pembuatan, produksi, tumbuh,

hidup, dsb).

Sehingga yang dimaksud dengan merek lokal adalah simbol, gambar, huruf, kata,

atau tanda lainnya yang digunakan oleh industri atau perusahaan pada barang hasil

produksinya dengan tujuan untuk memberi nama dan membedakan produknya

dengan yang lainnya. Karena merek lokal, maka merek yang digunakan berupa

unsur-unsur yang mengandung nilai-nilai lokal. Yang dimaksudkan dengan lokal

sendiri adalah penggambaran suatu tempat atau asal produksi dari suatu barang,

yaitu berasal dari Indonesia.

2.3.2 Atribut Merek

Mengenai atribut dari merek maka dalam Kotler dan Keller (2007) dituliskan

bahwa merek-merek terkuat dunia memiliki sepuluh atribut yang sama, yaitu:

1. Merek itu unggul dalam menyerahkan manfaat yang benar-benar

diinginkan konsumen

2. Merek itu selalu relevan

3. Strategi penerapan harga didasarkan pada persepsi konsumen tentang nilai

4. Merek itu diposisikan secara tepat

5. Merek itu konsisten

6. Hierarki dan portofolio merek itu masuk akal

Page 55: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

43

7. Merek itu memanfaatkan dan mengoordinasikan daftar lengkap kegiatan-

kegiatan pemasaran untuk membangun ekuitas

8. Manajer merek memahami arti merek bagi konsumen

9. Merek itu mendapat dukungan yang kuat dan memadai

10. Perusahaan memantau sumber ekuitas merek.

Sedangkan menurut Nicolino (seperti dikutip dalam Simamora, 2003),

menjelaskan bahwa terdapat tiga atribut dari merek, yaitu:

1. Dapat mengidentifikasi.

2. Memiliki entitas atau mewakili sesuatu yang ada.

3. Janji akan nilai tertentu.

2.3.3 Nilai dan Ekuitas Merek

Merek pada suatu produk juga memiliki nilai tersendiri, Aaker (seperti dikutip

dalam Simamora, 2003) menyebutkan bahwa merek memiliki tiga nilai, yaitu:

1. Nilai fungsional, yaitu nilai yang diperoleh dari atribut produk yang

memberikan kegunaan fungsional kepada konsumen.

2. Nilai emosional, yaitu pemberian sebuah perasaan atau emosi positif

kepada konsumen terhadap suatu merek.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

44

3. Nilai ekspresi diri, nilai yang satu ini hampir mirip dengan nilai emosional.

Yang membedakan adalah bagaigama membuat konsumen

mengekspresikan dirinya dengan menggunakan produk dengan merek

tertentu.

Sedangkan untuk menetapkan merek terkenal maka dikenal istilah ekuitas merek.

Dimana Kotler dan Keller (terj. Benyamin Molan, 2007) mendefinisikan ekuitas

merek sebagai berikut:

“nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan dalam cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Ekuitas merek merupakan aset tak berwujud yang penting, yang memiliki nilai psikologis dan keuangan bagi perusahaan”.

Sebuah agen periklanan, yaitu Young and Rubican (Y&R) mengembangkan satu

model ekuitas merek yang disebut Brand Asset Valuator (BAV) (dalam Kotler,

2007). Dimana hasilnya ada empat komponen kunci atau pilar ekuitas merek,

menurut BAV, yaitu:

1. Diferensiasi, mengukur sejauh mana sebuah merek dilihat berbeda dari

merek lain

2. Relevansi, mengukur keluasan daya tarik merek

3. Penghargaan, mengukur baiknya anggapan dan penghargaan terhadap

merek

4. Pengetahuan, mengukur seberapa akrab dan intimnya konsumen terhadap

merek itu.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

45

Sedangkan menurut Piramida Resonansi Merek (dalam Kotler dan Keller, 2007),

menyatakan bahwa penciptaan ekuitas merek terjadi bila keenam hal ini telah

tercapai:

1. Penonjolan merek

2. Kinerja merek

3. Citra merek

4. Penilaian merek

5. Perasaan merek

6. Resonansi merek.

2.3.4 Fungsi Merek

Sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Leonard L. Berry (dalam Lovelock

dan Wirtz, 2004) disimpulkan “strong brands increase customers’ trust of

invisible products while helping them to better understand and visualize what they

are buying”. Dari penelitian ini maka diketahui bahwa salah satu fungsi merek

adalah untuk membantu konsumen memahami produk yang ditawarkan oleh

produsen, dan juga membantu konsumen dalam menggambarkan jenis produk

tersebut. Sehingga merek dapat benar-benar menerangkan suatu produk dan

memudahkan konsumen untuk membelinya.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

46

Selain berfungsi untuk pemberi nama pada produk dan membedakan dengan

produk lainnya, merek menurut Caspar, Hecker dan Sabel (seperti dikutip dalam

Kotler dan Pfoertsch, 2006) memiliki fungsi terpenting sebagai:

1. Meningkatkan efisiensi informasi.

2. Mengurangi resiko.

3. Menciptakan nilai tambah atau manfaat citra.

Jadi jelas bahwa merek berkaitan dengan sikap konsumen yang mempengaruhi

kognisi, afeksi dan konasi dari konsumen, sehingga berhubungan juga dengan

keputusan membeli dalam memilih suatu merek.

2.3.5 Manfaat Merek

Manfaat dari merek dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang

konsumen dan produsen. Simamora (200) menuliskan mengenai manfaat merek

dari dua sudut pandang tersebut. Dimana Simamora menjelaskan bagi konsumen

merek bermanfaat dalam tiga hal, yaitu:

1. Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih

konsisten.

2. Meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat menyediakan

informasi tentang produk dan tempat membelinya.

3. Meningkatkan inovasi-inovasi produk baru, karena produsen terdorong

menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan dari

pesaing.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

47

Sedangkan dari sudut pandang yang kedua, yaitu sudut pandang produsen. Masih

dalam Simamora (2003) dijelaskan mengenai empat hal manfaat dari merek bagi

produsen, yaitu:

1. Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah

yang timbul.

2. Memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau ciri khas

produk.

3. Memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan

menguntungkan.

4. Membantu penjual melakukan segmentasi pasar.

2.4 Kerangka Berpikir

Konsumen merupakan individu-individu yang berperan aktif dalam

mengkonsumsi produk-produk yang dihasilkan oleh produsen. Dalam

mengkonsumsi suatu produk maka konsumen akan dihadapkan oleh berbagai

pilihan yang ditawarkan produsen. Sedangkan seperti yang telah kita ketahui,

bahwa pasar di Indonesia ini memiliki banyak produsen, sehingga produk yang

ditawarkan menjadi beragam.

Page 60: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

48

Upaya produsen dalam menamai dan membedakan produknya dengan produk

lainnya yaitu dengan menggunakan merek pada produknya. Merek sendiri

memiliki makna yang beragam, selain untuk membedakan diantara produk-produk

lainnya, maka merek yang kuat dapat meningkatkan kepercayaan konsumen

terhadap produk yang mereka beli tersebut.

Merek dalam pasar di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua, yaitu merek

lokal dan merek asing. Dengan adanya kedua pilihan tersebut maka konsumen

juga menjadi dihadapkan dalam dua pilihan dalam memilih merek mana yang

akan dipilihnya. Dalam upaya memutuskan merek mana yang akan dipilihnya,

maka konsumen memiliki beragam hal yang mempengaruhi keputusannya

tersebut.

Merek lokal yang ada di pasar Indonesia juga telah banyak, tapi yang lebih

berkembang adalah merek lokal pada industri garmen dan fashion. Industri

garmen sendiri terbagi pada tiga produksi, yaitu pakaian (atasan dan bawahan),

tas, sepatu dan sandal.

Hal tersebut sesuai dengan artikel yang ditulis oleh Harmanto Edi Djatmiko

(http://swa.co.id, 29 April 2010), yang pada intinya dituliskan “khususnya di

industri garmen dan fashion ini, Indonesia memang sedang bertransisi dari

ekonomi maklun ke ekonomi merek”.Dari penjelasan tersebut maka semakin jelas

Page 61: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

49

bahwa merek lokal yang sedang berkembang dan ramai dipasaran adalah pada

industri garmen atau fashion.

Bagi konsumen sendiri dalam menentukan merek mana yang akan dipilihnya

tentu yang harus membawa dampak positif atau menguntungkan untuk dirinya.

Maka dari itu dalam proses pengambilan keputusan, konsumen akan menentukan

sikapnya terhadap suatu merek.

Dalam hal ini sikap yang didalamnya mencakup tiga komponen, yaitu komponen

kognitif, afektif dan konatif selayaknya memiliki hubungan yang signifikan

dengan keputusan membeli pada konsumen. Hal ini dikarenakan dengan

terjadinya pengolahan data-data atau pengetahuan tentang suatu merek yang telah

konsumen miliki sebelumnya.

Dari kesemuanya itu akhirnya menjadi sebuah pengalaman, baik yang dialami

sendiri atau berdasarkan informasi yang didapatnya, sehingga menimbulkan sikap

positif atau negatif pada sebuah merek. Timbulnya sikap, baik itu positif atau

negatif akan mempengaruhi keputusan membeli konsumen terhadap merek

tersebut.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

50

Sikap positif konsumen terhadap suatu merek maka akan menjadikan konsumen

memilih merek tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika suatu merek telah disikapi

negatif oleh konsumen maka merek tersebut tidak akan menjadi pilihan

konsumen. Merek yang dalam penelitian ini tercakup dalam merek lokal dan asing

memiliki ciri masing-masing yang dapat membawa keunggulan dalam bersaing

memperebutkan pilihan konsumen.

Merek baik pada merek lokal ataupun merek asing sangat beragamnya macamnya,

tapi bila dilihat dalam pasar di Indonesia maka persaingan antara merek lokal dan

asing menjadi mengkerucut. Oleh karena itu pada penelitian ini merek lokal yang

dimaksud adalah sebatas pakaian (atasan dan bawahan), tas, sepatu dan sandal.

Hal tersebut dikarenakan pada merek-merek lokal di sektor tersebutlah yang

sekarang ini sedang ramai diproduksi dipasaran untuk memasok kebutuhan

konsumen. Sehingga berdasarkan teori sikap dari Myers (dalam Walgito, 2002)

dan teori keputusan membeli Schiffman dan Kanuk (2007) dapat lebih

menjelaskan penelitian mengenai hubungan antara sikap dan keputusan membeli

produk merek lokal pada konsumen ini.

Agar lebih jelas alur dari penelitian ini maka dapat dilihat seperti yang tercakup

dalam bagan penelitian di bawah ini:

Page 63: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

51

Bagan 2.5

Hubungan antara Sikap dan Keputusan Membeli

Produk Merek Lokal pada Konsumen

Sikap terhadap

Merek Lokal:

Pakaian (atasan&bawahan)

Tas

Sepatu dan sandal

Keputusan

Membeli

pada

Konsumen

Tidak

Membeli

Membeli

Negatif

Positif

1. Kognitif

2. Afektif

3. Konatif

2.5 Hipotesis

H0 : tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dan keputusan membeli

produk merek lokal pada konsumen.

H1 : ada hubungan yang signifikan antara sikap dan keputusan membeli

produk merek lokal pada konsumen.

Page 64: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian kali ini adalah pendekatan kuantitatif,

dimana pendekatan kuantitatif merupakan salah satu cara dalam penelitian yang

data-datanya diolah dengan teknik statistik. Pendekatan kuantitatif digunakan

dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis yang ada.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena ingin

mencari hubungan antara sikap dan keputusan membeli produk merek lokal pada

konsumen. Dengan menggunakan teknik statistik maka data yang didapat akan

diolah, sehingga diketahui hubungan dari kedua variabel yang ada. Dengan

diketahuinya apakah terdapat hubungan yang signifikan atau tidak terhadap dua

variabel tersebut, maka dapat ditentukan pula hipotesis mana yang diterima pada

penelitian ini.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

53

3.1.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian korelasional.

Dimana jenis penelitian korelasional menurut Nisa (2008) adalah untuk

mengetahui apakah dua atau lebih variabel yang dapat dikuantifikasi memiliki

hubungan tertentu. Lebih lanjut dijelaskan bahwa tujuannya adalah menggunakan

hubungan yang ada untuk membuat prediksi

Seperti apa yang telah dijelaskan dalam Nisa (2008), karena penelitian ini

bertujuan untuk mencari suatu hubungan dari dua variabel yang ada maka

digunakanlah jenis penelitian korelasional.

3.2 Variabel dan Definisi Operasional

3.2.1 Variabel Penelitian

Dalam Kerlinger (2006) dijelaskan bahwa variabel merupakan simbol atau

lambang yang padanya dilekatkan bilangan atau nilai. Terdapat dua variabel pada

penelitan kali ini, dimana kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Keputusan membeli pada konsumen.

2. Sikap terhadap merek lokal.

Page 66: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

54

3.2.2 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini definisi operasional yang dipakai untuk kedua variabel, yaitu

variabel keputusan membeli dan sikap terhadap merek lokal adalah sebagai

berikut:

1. Keputusan membeli produk merek lokal adalah terukurnya suatu

keputusan membeli sebuah produk dengan dilihat dari indikator yang

diterangkan dalam Schiffman dan Kanuk (2007), yaitu:

a) Melakukan pembelian.

b) Tidak melakukan pembelian.

2. Sikap terhadap merek lokal adalah terukurnya suatu sikap dari konsumen

pada merek lokal dilihat dari indikator yang diterangkan menurut Myers

(dalam Walgito, 2002), yaitu:

a) Komponen kognitif atau komponen perseptual, merupakan komponen

yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan. Yaitu hal-

hal yang berhubungan dengan bagaimana individu mempersepsi

terhadap objek sikap.

b) Komponen afektif atau komponen emosional, merupakan komponen

yang menunjukkan arah sikap (positif dan negatif), yaitu rasa senang

yang merupakan hal positif dan rasa tidak senang yang merupakan hal

negatif.

c) Komponen konatif atau komponen perilaku, yaitu komponen yang

berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

55

Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar

kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilakunya individu

terhadap objek sikap.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari jumlah sampel yang akan diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai baik pria maupun wanita

yang masih dalam masa bekerja pada sebuah perusahaan, dan dengan karakteristik

sebagai berikut:

1. Pegawai baik pria maupun wanita yang bekerja dalam perusahaan dengan

gaji yang tetap, atau memiliki pendapatan tetap tiap bulannya.

2. Populasi yang ada dalam perusahaan tersebut terdiri dari 5 direktorat,

yaitu:

a) Direktorat operasi 28 pegawai.

b) Direktorat keuangan 40 pegawai.

c) Direktorat sumber daya manusia 45 pegawai.

d) Direktorat pengembangan 60 pegawai.

e) Direktorat umum 27 pegawai.

Sehingga jumlah keseluruhannya adalah berjumlah 200 pegawai.

Page 68: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

56

Dalam penelitian yang dijadikan populasi adalah PT. ANTAM, Tbk. Dimana

pegawai pada perusahaan tersebut peneliti anggap telah memasuki kualifikasi

yang dibutuhkan pada penelitian ini.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian kecil yang diambil dari populasi. Pada penelitian ini

menggunakan teknik sampling probability sampling dengan jenis cluster random

sampling. Dalam Nazir (2005), cluster random sampling merupakan salah satu

jenis dari teknik probability sampling yang membagi populasi kedalam kelompok

berdasarkan area atau cluster. Untuk memilih sampelnya maka dilakukan

randomisasi diantara cluster-cluster yang ada.

Peneliti menggunakan teknik ini karena penelitian kali ini akan mengukur

hubungan antara sikap terhadap merek lokal dengan keputusan membeli pada

konsumen. Sedangkan yang dijadikan sampel adalah pegawai baik pria maupun

wanita yang bekerja dalam sebuah perusahaan.

Penggunaan teknik cluster ini dilakukan dengan merandom beberapa direktorat

yang ada dalam sebuah perusahaan. Karena dalam perusahaan terdapat lima

direktorat, maka ke lima nama direktorat tersebut peneliti tulis dalam beberapa

kertas yang kemudian dikocok untuk proses penentuannya atau disebut

randominasi. Akhirnya akan terpilih satu direktorat yang akan dijadikan sampel

Page 69: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

57

dalam penelitian ini. Dengan proses dan teknik seperti ini berarti tidak ada

pegawai yang dibeda-bedakan, karena semua pegawai yang terdapat pada

direktorat yang terpilih akan menjadi sampel dalam penelitian ini.

Dalam perusahaan tersebut memiliki lima direktorat sebagai berikut:

1. Direktorat operasi dengan jumlah 28 pegawai.

2. Direktorat keuangan dengan jumlah 40 pegawai.

3. Direktorat sumber daya manusia dengan jumlah 45 pegawai.

4. Direktorat pengembangan dengan jumlah 60 pegawai.

5. Direktorat umum dengan jumlah 27 pegawai.

Sedangkan untuk pegawai yang dijadikan sampel penelitian adalah yang

tergabung dalam direktorat pengembangan dengan jumlah 60 pegawai.

3.4 Instrumen Data

Pada penelitian kali ini instrumen data yang digunakan berupa metode kuesioner

dengan skala model Likert yang dibuat untuk mengukur sikap terhadap merek

lokal dan keputusan membeli pada konsumen.

Skala Likert ini memiliki karakteristik berupa pertanyaan tertutup dan pilihan

jawaban yang telah disediakan. Pada skala ini, baik untuk variabel sikap pada

merek lokal maupun keputusan membeli pada konsumen dipergunakan empat

kategori pilihan jawaban. Adapun keempat pilihan jawaban yang tersedia, yaitu:

Page 70: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

58

sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).

Sedangkan untuk variabel keputusan membeli diberi dua pilihan jawaban, yaitu

membeli dan tidak membeli. Dari pilihan jawaban tersebut maka akan dilakukan

skoring dengan cara penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Distribusi Skor Skala Sikap

No. Jawaban Favorable Unfavorable

1. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

2. Tidak Setuju (TS) 2 3

3. Setuju (S) 3 2

4. Sangat Setuju (SS) 4 1

Tabel 3.2

Distribusi Skor Skala Keputusan Membeli

No. Jawaban Skoring

1. Membeli Produk dengan Merek Lokal 1

2. Tidak Membeli Produk dengan Merek Lokal 0

Page 71: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

59

Sedangkan instrumen yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini

mencakup dua skala, yaitu:

1. Skala keputusan membeli, dimana berlandaskan teori dari Schiffman dan

Kanuk (2007)

2. Skala sikap terhadap merek lokal, dimana berlandaskan teori dari Myers

(dalam Walgito, 2002).

3.5 Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner yang mencakup

dua buah skala model Likert dengan fungsi untuk mengukur keputusan membeli

pada konsumen dan sikap terhadap merek lokal, kepada subjek yang menjadi

sampel penelitian.

Subjek sendiri akan diberikan kuesioner yang terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1. Bagian pengantar, yang berisi nama peneliti, tujuan penelitian, kerahasiaan

data subjek serta data yang diberikannya dan ucapan terimakasih.

2. Bagian data kontrol, berisi tentang data diri subjek, seperti usia, jenis

kelamin, pekerjaan dan kesediannya menjadi subjek penelitian.

3. Bagian inti, dimana berisi dua alat ukur mengenai keputusan membeli dan

sikap pada merek lokal.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

60

Ketiga bagian tersebut, bagian pengantar, bagian data kontrol dan bagian inti akan

digabung menjadi satu kesatuan. Dan subjek yang menjadi sampel penelitian akan

diminta mengisi secara bertahap, serta tidak melewati tahapan ataupun nomor

yang ada.

Pada bagian inti mengenai alat ukur sikap dapat dilihat lebih jelas dengan blue

print yang ada di bawah ini:

Tabel 3.3

Blue Print Alat Ukur Sikap terhadap Merek Lokal

Sikap Jenis Produk Merek Lokal Jumlah

Pakaian

(atasan atau

bawahan) Tas

Sepatu atau

Sandal

Kognitif

Favorable 53,54,56,57,59 5

Unfavorable 41,42,45*,47,49 5

Afektif

Favorable 33,34,35,36,39 5

Unfavorable 51,52,55,58,60 5

Konatif

Favorable 43,44,46,48,50 5

Unfavorable 31*,32*,37,38*,40 5

Total 30 30

Ket: (*) = item yang tidak valid

Setelah dilakukan uji validitas maka diketahui beberapa item yang tidak valid.

Item-item yang tidak valid tersebut kemudian disisihkan, dan sisa item yang valid

akan digunakan untuk pelaksanaan penelitian atau field study. Sehingga item yang

Page 73: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

61

digunakan dalam field study, baik pada alat ukur keputusan membeli dan sikap

terhadap merek lokal adalah menjadi sebagai berikut:

Tabel 3.4

Penyebaran Item Alat Ukur Sikap terhadap Merek Lokal

Sikap Jenis Produk Merek Lokal Jumlah

Pakaian

(atasan atau

bawahan) Tas

Sepatu atau

Sandal

Kognitif

Favorable 39,40,42,43,45 5

Unfavorable 28,29,33,35 4

Afektif

Favorable 21,22,23,24,26 5

Unfavorable 37,38,41,44,46 5

Konatif

Favorable 30,31,32,34,36 5

Unfavorable 25,27 2

Total 26 26

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dari

penelitian kali ini. Analisis data akan dilakukan dengan metode statistik, tepatnya

dengan menggunakan SPSS untuk mengetahui signifikansi hubungan sikap

dengan keputusan membeli produk merek lokal pada konsumen.

Setelah itu juga dilakukan uji analisis regresi, sehingga akan diketahui apakah ada

kontribusi yang signifikan dari sikap terhadap keputusan membeli produk merek

lokal pada konsumen. Jadi akan ada dua uji hipotesis dalam pengolahan data yang

Page 74: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

62

berfungsi untuk menjawab hipotesis yang ada. Pengolahan data yang akan

dilakukan mencakup:

1. Uji validitas, yaitu untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam daftar

pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.

2. Uji reliabilitas, yaitu untuk mengetahui ukuran suatu kestabilan dan

konsistensi responden dalam menjawab pernyataan-pernyataan yang

terdapat dalam skala.

3. Uji hipotesis, yaitu untuk menjawab pertanyaan utama dari penelitian ini,

apakah terdapat hubungan yang signifikan sikap dengan keputusan

membeli produk merek lokal pada konsumen, dan apakah ada kontribusi

yang signifikan dari sikap terhadap keputusan membeli produk merek

lokal pada konsumen. Dalam uji hipotesis ini menggunakan metode

korelasi pearson product moment dan uji analisis regresi.

3.7 Uji Instrumen Penelitian

Sebelum penelitian atau field study dilaksanakan, maka peneliti melakukan uji

instrumen dengan menggunakan enam puluh item dari dua skala yang ada, yaitu

tiga puluh item pada skala keputusan membeli produk merek lokal dan tiga puluh

item pada skala sikap terhadap merek lokal. Uji instrumen ini dilaksanakan pada

pegawai di PT. ANTAM, Tbk sebanyak 32 pegawai yang berada pada unit kerja

yang sama. Uji instrumen ini dilakukan dengan maksud:

Page 75: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

63

1. Mengetahui tingkat validitas per item dari dua skala yang ada. Dengan

demikian item yang memiliki tingkat validitas rendah akan disisihkan

ketika dilakukan field study.

2. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen atau skala yang digunakan dalam

penelitian ini.

3.7.1 Uji Validitas

Dalam Kerlinger (2006) diterangkan bahwa validitas adalah pokok soal yang

kompleks, kontroversial dan penting dalam penelitian behavioral. Dengan

demikian, validitas merupakan kesungguhan dalam mengukur apa yang

sebenarnya ingin kita ukur. Jadi dalam hal ini ditekankan mengenai apa yang

sedang diukur.

Anastasi dan Urbina (terj. Robertus Hariono S. Imam, 2007) juga menjelaskan

bahwa validitas tes menyangkut apa yang diukur dalam tes tersebut, dan seberapa

baik tes tersebut dapat mengkur apa yang hendak peneliti ukur. Selain dari itu,

validitas tes juga dapat memberi tahu kita tentang apa yang bisa kita simpulkan

dari skor-skor tes tersebut.

Dari uji isntrumen yang telah peneliti lakukan untuk skala sikap terhadap merek

lokal, dapat diketahui dari data yang ada pada tabel 3.3 dan tabel 3.4 dapat

diketahui terdapat duapuluh enam item yang valid. Keduapuluh enam item yang

Page 76: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

64

valid tersebut tersebar dalam indikator kognitif sebanyak sembilan item; afektif

sebanyak sepuluh item; dan konatif sebanyak tujuh item.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Kerlinger (2006) menjelaskan bahwa reliabilitas dapat pula disebut dengan

keandalan adalah kemantapan, konsistensi, prediktabilitas/keteramalan, dan

kejituan/ketepatan alias akurasi. Lebih lanjut Kerlinger juga mendefinisikan

reliabilitas dengan cara menjelaskan dari hal-hal berikut ini:

1. Jika kita mengukur himpunan objek yang sama berulang kali dengan

instrumen yang sama atau mirip, akankah kita mendapat hasil yang sama

atau serupa pula. Hal ini menyiratkan pada suatu definisi reliabilitas dalam

kaitannya dengan stabilitas atau kemantapan, keterpercayaan

(dependability) dan keteramalan (predictability).

2. Apakah ukuran-ukuran yang diperoleh dari suatu instrumen pengukur

adalah ukuran yang sebenarnya untuk sifat yang diukur itu. Definisi ini

berkaitan dengan ketepatan alias kejituan atau akurasi.

Sedangkan dalam Anastasi dan Urbina (terj. Robertus Hariono S. Imam, 2007)

diterangkan bahwa reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh

orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes yang sama pada

kesempatan berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen (equivalent

items) yang berbeda, atau dalam kondisi pengujian yang berbeda.

Page 77: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

65

Dari hasil uji instrumen penelitian yang peneliti lakukan, maka dapat dilihat

reliabilitas dari kedua skala yang ada. Berdasarkan pada uji reliabilitas

menggunakan SPPS versi 11.5 maka pada skala sikap terhadap merek lokal

memiliki tingkat reliabilitas sebesar 0.9213. Berdasarkan tingkatan reliabilitas

kedua skala tersebut maka dapat dinyatakan skala yang ada tergolong reliabel.

3.8 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang berguna

untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara keputusan membeli

dengan sikap terhadap merek lokal. Sehingga data yang ada akan diolah dengan

menggunakan analisis korelasi dan analisis regresi.

3.9 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahap prosedur penelitian.

Sekiranya terdapat lima tahap prosedur penelitian yang dilakukan peneliti,

sehingga penelitian ini menjadi lengkap dari awal sampai akhir. Kelima tahap

prosedur penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap perisiapan. Pada tahap ini peneliti melakukan survey ke tempat

dimana penelitian akan dilaksanakan, dalam hal ini peneliti mengecek

apakah subjek yang akan dijadikan responden dalam penelitian memang

sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Page 78: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

66

2. Tahap uji coba. Dalam tahap ini dilakukan try out atau uji coba penelitian,

dimana uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian atau field study

nantinya.

3. Tahap field study. Di dalam tahap inilah penelitian yang sebenarnya

dilakukan. Item-item yang tidak valid pada tahap uji coba telah disisihkan,

sehingga item pada skala atau kuesioner yang diberikan pada responden

merupakan item pilihan yang memiliki tingkat validitasi di atas rata-rata.

4. Tahap pengolahan data. Setelah responden mengisi semua data atau

kuesioner yang dibagikan, maka data-data yang ada diolah dan menjadi

data mentah atau raw score. Untuk mengetahui hasil dari penelitian ini

atau untuk menjawab hipotesis dalam penelitian ini.

5. Tahap penutup. Pada tahap ini hasil dari field study telah diketahui, dan

dari hasil tersebut akan diketahui kelebihan atau kekurangan yang ada dari

penelitian ini. Dengan adanya hasil tersebut maka juga dapat dibuat

kesimpulannya, serta diskusi dan saran untuk penelitian-penelitian

berikutnya.

Page 79: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan kepada pegawai di PT. ANTAM, Tbk. Pegawai yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini tergabung dalam divisi atau satuan kerja

yang sama, sehingga di dalamnya tercampur antara pegawai pria maupun wanita

dan juga dari berbagai rentang umur yang berbeda.

4.1.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah enam puluh orang, dengan rincian empat puluh

enam laki-laki dan empat belas perempuan.

Tabel 4.1

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki

Perempuan

46

14

Total 60

Page 80: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

68

4.1.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia

Bila dilihat dari faktor usia maka ke enampuluh responden tersebut dapat

diketahui gambarannya dengan pembagian sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Responden Berdasarkan Usia

Rentangan Usia Jumlah

21-30 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

51-60 tahun

5

11

28

16

Total 60

4.1.3 Gambaran Subjek Berdasarkan Pendapatan

Gambaran subjek penelitian bila diklasifikasikan berdasarkan pendapatannya per

bulan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan per Bulan Jumlah

Rp. 1.000.000,- s.d. Rp. 3.000.000,- 20

Rp. 3.000.100,- s.d. Rp. 5.000.000,- 27

≥ Rp. 5.000.100,- 13

Total 60

Page 81: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

69

4.1.4 Gambaran Subjek Berdasarkan Produk Merek Lokal yang Dimiliki

Bila subjek diklasifikasikan berdasarkan presentase banyaknya produk (pakaian,

tas, sepatu atau sandal) bermerek lokal yang mereka miliki, maka gambaran yang

ada adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Jumlah Responden Berdasarkan Produk Merek Lokal yang Dimiliki

Presentase Produk yang Dimiliki Jumlah

0-50% 29

51-100% 31

Total 60

4.1.5 Gambaran Subjek Berdasarkan Produk Merek Lokal yang Dibeli

Sedangkan jika subjek diklasifikasikan berdasarkan presentase banyaknya produk

(pakaian, tas, sepatu atau sandal) bermerek lokal yang mereka beli dalam kisaran

waktu enam bulan, maka gambaran yang ada adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5

Jumlah Responden Berdasarkan Produk Merek Lokal yang Dibeli

Presentase Produk yang Dimiliki Jumlah

0-50% 27

51-100% 33

Total 60

Page 82: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

70

4.2 Deskripsi Statistik

4.2.1 Uji Hipotesis

Berdasarkan data yang didapat maka peneliti melakukan uji hipotesis yang berupa

uji korelasi. Dimana uji hipotesis ini menggunakan SPSS versi 11.5. Dari hasil uji

hipotesis ini didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6

Correlations

Hasil Uji Hipotesis SPSS Versi 11.5

KEPME

M SIKAP KEPMEM Pearson Correlation 1 .475(**) Sig. (1-tailed) . .000 Sum of Squares and

Cross-products 84.983 305.450

Covariance 1.440 5.177 N 60 60 SIKAP Pearson Correlation .475(**) 1 Sig. (1-tailed) .000 . Sum of Squares and

Cross-products 305.450 4868.850

Covariance 5.177 82.523 N 60 60

** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Page 83: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

71

Dari hasil uji hipotesis ataur korelasi dengan menggunakan SPSS versi 11.5, maka

dapat diketahui bahwa hasil signifikansinya adalah sebesar 0.00. Hal tersebut

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan diantara dua variabel

dalam penelitian ini, karena nilai signifikasinya (0.00) lebih kecil dibanding

dengan 0.05. Selain dari itu angka korelasi (r hitung) sebesar 0.475, yang berarti

lebih besar dibandingkan r tabel, yaitu 0.254. Karena r hitung (0.475) lebih besar

daripada r tabel (0.254) maka hasil dari penelitian ini dinyatakan memiliki

hubungan yang signifikan.

Dengan demikian hasil dari penelitian ini telah menjawab dari hipotesis yang ada,

yaitu ditolaknya H0. Sehingga hal tersebut menyebabkan H1 diterima, yaitu ada

hubungan yang signifikan antara sikap dan keputusan membeli produk merek

lokal pada konsumen.

4.2.2 Uji Regresi

Uji statistik berikutnya adalah uji regresi. Dimana uji regresi ini dimaksudkan

untuk mengetahui seberapa besar sikap terhadap merek lokal mempengaruhi

keputusan membeli pada konsumen. Dalam uji regresi ini peneliti menggunakan

SPSS versi 11.5, dan hasilnya adalah sebagai berikut:

Page 84: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

72

Tabel 4.7

Model Summary(b)

Sumber: Hasil Uji Hipotesis SPSS Versi 11.5

Model R

R Squa

re

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimat

e Change Statistics

Durbin-

Watson

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .503(a) .253 .240 1.066 .253 19.607 1 58 .000 2.334

a Predictors: (Constant), SIKAP b Dependent Variable: KEPMEM

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa besaran R Square sebesar 25.3% yang

berarti sikap terhadap merek lokal mempengaruhi keputusan membeli pada

konsumen sebesar 25.3%.

Tabel 4.8

ANOVA(b)

Sumber: Hasil Uji Hipotesis SPSS Versi 11.5

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 19.163 1 19.163 16.886 .000(a)

Residual 65.821 58 1.135 Total 84.983 59

a Predictors: (Constant), SIKAP b Dependent Variable: KEPMEM

Page 85: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

73

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa angka signifikansi sebesar 0.00, dimana

lebih kecil daripada 0.05. Hal tersebut menjadikan H0 ditolak, dengan ditolaknya

H0 maka sebaliknya, yaitu H1 yang menyatakan ada hubungan yang signifikan

antara sikap dan keputusan membeli produk merek lokal pada konsumen diterima

Sedangkan untuk mengetahui nilai dari sikap konsumen terhadap merek lokal,

apakah bernilai positif atau negatif maka hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji

korelasi. Dimana hasilnya telah ditunjukkan sebelumnya pada tabel 4.6, yang

mana angka korelasi menunjukkan nilai 0.475. Hal tersebut menunjukkan bahwa

nilai dari sikap itu sendiri adalah bernilai positif, yang berarti semakin positif

sikap terhadap merek lokal, maka semakin tinggi pula keputusan untuk membeli

produk merek lokal tersebut.

Page 86: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari analisis data dan pengujian hipotesis dengan menggunakan

SPSS versi 11.5, maka diketahui bahwa besaran angka korelasi (r hitung) dengan

menggunakan jumlah responden (N) sebanyak 60 responden adalah sebesar 0.475.

Dengan demikian besaran r hitung (0.475) menunjukkan angka yang lebih besar

dari r tabel (0.254), hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan diantara dua variabel.

Karena r hitung (0.475) lebih besar daripada r tabel (0.254) maka hasil dari

penelitian ini menyatakan bahwa H0 ditolak, dan H1 yang menyatakan ada

hubungan yang signifikan antara sikap dan keputusan membeli produk merek

lokal pada konsumen diterima.

Selanjutnya, dari hasil uji regresi dapat diketahui bahwa besaran R Square adalah

25.3%, yang berarti sikap terhadap merek lokal mempengaruhi keputusan

membeli pada konsumen sebesar 25.3%.

Page 87: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

75

5.2 Diskusi

Hasil dari penelitian ini telah menjawab dari hipotesis yang ada, dimana ada

hubungan yang signifikan antara sikap dan keputusan membeli produk merek

lokal pada konsumen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap dari

konsumen terhadap merek lokal memiliki hubungan serta memiliki suatu

pengaruh terhadap suatu bentuk perilaku keputusan membeli dari konsumen itu

sendiri.

Adanya hubungan yang signifikan pada hasil dalam penelitian ini pada akhirnya

memperkuat beberapa teori yang telah ada, seperti yang diterangkan dalam

Schiffman dan Kanuk (terj. Zoelkifli Kasip, 2007), dimana sikap sebagai salah

satu penentu dalam keputusan membeli. Selain dari sikap juga ada aspek lain yang

menjadi penentu keputusan membeli konsumen, yaitu persepsi, pengalaman atau

kepribadian dari konsumen itu sendiri.

Selain dari itu, Engel, Blackweel dan Winiard (1994) juga menjelaskan tiga faktor

yang dapat mempengaruhi keputusan membeli, yaitu:

1. Faktor lingkungan, yang di dalamnya mencakup budaya, kelas sosial,

pengaruh pribadi, keluarga atau situasi pada saat itu.

2. Faktor perbedaan dan pengaruh individual, mencakup lima hal yang dapat

mempengaruhinya, yaitu: sumber daya konsumen, motivasi dan

Page 88: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

76

keterlibatan, pengetahuan, sikap dan kepribadian, gaya hidup serta

demografi.

3. Faktor psikologis, yang mencakup pengolahan informasi, pembelajaran

dan perubahan sikap atau perilaku.

Bila pembahasan tersebut dikaji lebih dalam, maka dapat diketahui bahwa

keterlibatan sikap dalam keputusan membeli terletak didua faktor, yaitu faktor

perbedaan dan pengaruh individual serta faktor psikologis. Hal ini menandakan

bahwa dari para ahli tersebut menyatakan bahwa memang ada hubungan dan

pengaruh dari sikap terhadap keputusan membeli konsumen. Sehingga jelas dan

benar bahwa H1 yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara sikap dan

keputusan membeli produk merek lokal pada konsumen diterima.

Walau hasil dari penelitian ini menyatakan ada hubungan yang signifikan antara

sikap terhadap merek lokal dan keputusan membeli pada konsumen, tapi bila

dilihat dari survey pendahuluan maka terlihat sedikit berbeda. Dalam survey

pendahuluan terlihat konsumen memang bersikap positif terhadap merek lokal,

tetapi mereka tidak memiliki produk dengan merek lokal untuk dibelinya.

Hal tersebut dapat diakibatkan oleh hal tertentu, seperti lokasi dilakukannya

penelitian. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa lokasi survey

pendahuluan adalah di pusat perbelanjaan. Sehingga rasionalitas dari konsumen

Page 89: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

77

yang berada di pusat perbelanjaan akan lebih mudah terganggu, karena langsung

dihadapkan dengan stimulus-stimulus yang diberikan oleh produsen.

Selanjutnya bila dilihat dari hasil uji regresi, maka diketahui bahwa sikap terhadap

merek lokal mempengaruhi keputusan membeli pada konsumen sebesar 25.3%.

Dengan demikian berarti terdapat hal-hal lain yang mempengaruhi keputusan

membeli pada konsumen sebesar 74.7%.

Beberapa hal lain yang sekiranya memiliki hubungan dan pengaruh dengan

keputusan membeli bisa saja seperti aspek-aspek yang diterangkan dalam

Schiffman dan Kanuk (terj. Zoelkifli Kasip, 2007), yaitu persepsi, pengalaman

atau kepribadian dari konsumen; atau faktor-faktor yang diterangkan dalam Engel,

Blackweel dan Winiard (1994), yaitu faktor lingkungan, perbedaan dan pengaruh

individual, serta psikologis.

Selain dari itu pendapat dari Menteri Perindustrian periode 2005-2009 Fahmi Idris

dalam zakyalhamzah.blogspot.com (13 Mei 2009), juga memungkinkan termasuk

dalam 74.7% hal lain yang mempengaruhi keputusan membeli pada konsumen.

Dimana beliau mengutarakan bahwa masyarakat Indonesia ini sebenarnya masih

cinta dan bangga terhadap merek dalam negeri, tapi masih butuh pelopor atau

keteladanan dari pemimpin negara maupun pemuka masyarakat untuk lebih

meningkatkan kesadaran dalam memilih merek lokal.

Page 90: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

78

Jadi walau hasil dari penelitian yang menggunakan teori dari Schiffman dan

Kanuk (2007, h. 508), dan Myers (dalam Walgito, 2002) menunjukkan hasil yang

signifikan, tetapi masih sangat memungkinkan untuk dilakukan penelitian

lanjutan. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan dan kekurangan yang ada dari

penelitian ini. Peneliti berharap hasil dari penelitian ini masih dapat

dikembangkan lagi oleh peneliti-peneliti selanjutnya.

5.3 Saran

5.3.1 Saran Teoritis

Dalam penelitian ini memang masih terdapat kekurangan, maka dari itu peneliti

menyarankan kepada pihak-pihak lain yang hendak meneliti dengan tema yang

sama atau serupa, sebaiknya memperhatikan saran-saran yang peneliti berikan.

Ada baiknya untuk mengkaji lebih dalam mengenai hal-hal yang mempengaruhi

keputusan membeli, karena dari hasil penelitian ini terdapat 25.3% dari keputusan

membeli yg dipengaruhi oleh sikap. Jadi ada hal-hal lain yang sekiranya

mempengaruhi keputusan membeli yang dapat diteliti.

Selanjutnya, kondisi dari subjek penelitian juga penting untuk diperhatikan. Bila

dilihat dari bagian diskusi maka diketahui dengan jelas bahwa tempat yang

berbeda juga dapat mempengaruhi sikap dan keputusan membeli dari konsumen

Page 91: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

79

itu sendiri. Jadi dengan semakin lengkapnya hasil yang ada maka diharapkan

penelitian ini juga dapat semakin bermanfaat.

5.3.2 Saran Praktis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak.

Sehingga peneliti menyarankan agar pihak-pihak yang terkait dapat

menggunakannya dengan baik, seperti:

1. Untuk produsen dan pemerintah Republik Indonesia, diharapkan dapat

lebih memberikan daya minat konsumen mengenai merek lokal. Hal ini

dikarenakan faktor sikap dari konsumen hanya mempengaruhi keputusan

membeli sebesar 25.3%, jadi masih ada faktor-faktor lain yang dapat

dimanfaatkan produsen dan pemerintah agar konsumen memilih merek

lokal. Serta pemberdayaan kepada konsumen oleh produsen atau

pemerintah juga penting untuk dilakukan, sehingga konsumen tidak

terjebak dengan merek saja, tapi juga mengetahui kualitas dari suatu

produk.

2. Untuk konsumen, sekiranya tidak menilai suatu produk dari mereknya

saja. Selama ini konsumen sering mengeneralisasikan bahwa semua merek

lokal lebih buruk dibanding merek asing, semoga hasil dari penelitian ini

dapat meluruskan anggapan-anggapan yang ada pada konsumen.

Page 92: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, R. (2005). Pengaruh pelaksanaan bauran pemasaran terhadap proses

keputusan pembelian konsumen pada jamu di Banda Aceh. Jurnal Sistem

Teknik Industri, Volume 6, No. 3, 55&60. Diambil tanggal 28 Juni 2010

dari repository.usu.ac.id

Anastasi, A., & Urbina, S. (2007). Tes psikologi (psychological testing) (edisi

ke-7). (terj. Drs. Robertus Hariono S. Imam, M.A.). Jakarta: PT. Indeks.

Arnould., Price., & Zinkhan. (2002). Consumers. New York: McGraw-Hill.

Assael, H. (1998). Consumer behavior and marketing action (6th editon). Ohio:

South-Western College Publishing.

Buyer decision processes (2007). Diambil tanggal 21 April 2010 dari

http://en.wikipedia.org

Davidoff, L.L. (1991). Psikologi suatu pengantar (edisi ke-2), (terj. Dra. Mari

Juniati). Jakarta: Erlangga.

Engel, J.F., Blackweel, R.D., & Winiard, P.W. (1994). Perilaku konsumen (jilid

1, edisi ke-6). (terj. Drs. F.X. Budiyanto). Jakarta: Binarupa Aksara.

Ferrinadewi, N. (2008). Merek & psikologi konsumen (implikasi pada strategi

pemasaran). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Haryani. (2006). Pengaruh Harga, Produk, dan Promosi terhadap Keputusan

Pembelian Deterjen Daia Konsumen Ibu Rumah Tangga di Kecamatan

Gebang kabupaten Purworejo. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas

Page 93: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

81

Negeri Semarang, 48&82. Diambil tanggal 28 Juni 2010 dari

digilib.unnes.ac.id

Hobson’s Choice (-). Diambil tanggal 16 Agustus 2010 dari

http://en.wikipedia.org.

Hobson’s Choice (-). Diambil tanggal 16 Agustus 2010 dari

http://www.reference.com.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diambil tanggal 29 Maret 2010 dari

http://pusatbahasa.diknas.go.id.

Kerlinger, F.N. (2006). Asas-asas penelitian behavioral. (edisi terjemahan).

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kita suka produk lokal ditempel merek Italia (2009). Diambil tanggal 1

November 2009 dari www.kompas.com

Kotler, P., & Keller, K.L. (2007). Manajemen pemasaran (jilid 1, edisi ke-12).

(terj. Benyamin Molan). Jakarta: PT Indeks.

Kotler, P., & Pfoertsch, W. (2006). B2B brand management (dengan branding

membangun keunggulan dan memenangi kompetisi). (terj. Natalia Ruth

Sihandrini). Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Lovelock, C., & Wirtz, J. (2004). Services marketing people, Technology,

Strategy (5th ed.). USA: Pearson Prentice Hall.

Memaknai sebuah kebanggaan (2010). Diambil tanggal 19 Mei 2010 dari

http://swa.co.id

Page 94: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

82

Membangkitkan kebanggaan pada produk lokal (2009). Diambil tanggal 30

Oktober 2009 dari zakyalhamzah.blogspot.com

Membangun merek Indonesia (2009). Diambil tanggal 19 Mei 2010 dari

http://www.antara.co.id

Merek Indonesia (2009). Diambil tanggal 1 November 2009 dari

www.kompas.com

Merek lokal di ambang kehancuran? (-). Diambil tanggal 1 November 2009 dari

www.infoanda.com

Morgan, C.T. (1986). Introduction to psychology (7th ed.). Singapore: McGraw-

Hill Book Company.

Nazir, M. (2005). Metode penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Nisa, Y.F. (2008). Handout metodologi penelitian 1. h. 19-20.

Pengusaha lokal diminta gunakan merk lokal (2009). Diambil tanggal 1

November 2009 dari www.depkominfo.go.id

Sarwono, S.W. (2002). Berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh

psikologi. Jakarta: PT. Bulan Bintang.

Schiffman, l., & Kanuk, L.L. (2007). Consumer Behavior (9th edition). New

Jersey: Pearson Education. Inc.

Schiffman, L., & Kanuk, L.L. (2007). Perilaku konsumen (edisi ke-7). (terj.

Zoelkifli Kasip). Jakarta: PT Indeks.

Setiadi, N.J. (2003). Perilaku konsumen (konsep dan implikasi untuk strategi dan

penelitian pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Page 95: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

83

Simamora, B. (2003). Aura merek (7 langkah membangun merek yang kuat).

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Suharnan. (2005). Psikologi kognitif. Surabaya: Srikandi.

Tidak "pede" dengan merek "made in Indonesia" (2008). Diambil tanggal 1

November 2009 dari www.kompas.com

Walgito, B. (2002). Psikologi sosial (suatu pengantar). Yogyakarta: ANDI

OFFSET.

Page 96: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

PENGANTAR KUESIONER

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Salam bahagia untuk Bapak/Ibu/Saudara/i yang saya hormati.

Saya selaku mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian untuk skripsi saya, dengan itu

saya membutuhkan bantuan dari Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjadi responden

dalam penelitian ini.

Kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i sangat berarti untuk penelitian ini. Sebelum

mengisi kuesioner, diharapakan terlebih dahulu untuk mengisi lembar pernyataan

persetujuan yang tertera sebelum lembar kuesioner. Setelah lembar pernyataan

persetujuan diisi dengan lengkap maka bacalah terlebih dahulu petunjuk pengisian

kuesioner, sehingga jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan sesuai dengan apa

yang diminta.

Jawaban dari Bapak/Ibu/Saudara/i tidak akan dinilai secara benar atau salahnya,

serta kerahasiannya juga akan terjamin. Oleh karena itu silakan mengisi dengan

jujur dan sesuai dengan kenyataan yang ada pada diri Anda.

Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini,

semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk ilmu pengetahuan dan semua pihak

yang terlibat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Agustus 2010

Ahadien Sunu Triawan

Peneliti

Page 97: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Dengan ini saya secara sukarela menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam

pengisian kuesioner yang dilakukan untuk penelitian mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta.

Saya dipilih menjadi responden dalam penelitian ini karena saya sesuai dan

memenuhi karakteristik yang diperlukan dalam penelitan ini.

Pada saat pelaksanaan saya akan mengisi semua item kuesioner dengan jujur dan

sesuai dengan kenyataan pada diri saya. Serta semua jawaban yang saya berikan

akan dijamin kerahasiaannya, dan hanya digunakan untuk penelitian ini. Dengan

mengikuti penelitian ini maka saya telah ikut serta dalam penelitian ini, dan juga

berjasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan psikologi.

Maka saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama :

Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Jakarta, Agustus 2010

Responden

Page 98: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

DATA RESPONDEN

Untuk kelengkapan data dalam pelaksanaan penelitian ini, maka silakan isi data

responden di bawah ini dengan lengkap. Silakan isi dengan sebenar-benarnya,

karena data yang anda cantumkan akan dijamin kerahasiaannya.

1. Nama (Inisial) :

2. Usia :

3. Jenis Kelamin :

4. Status Pernikahan :

5. Pendidikan terakhir :

6. Unit / Satuan Kerja :

7. Lama Bekerja :

8. Penghasilan per Bulan : (1 s.d 3 juta)*

(3 s.d. 5 juta)*

( ≥ 5 juta)*

9. Presentase (%) banyaknya produk

(pakaian, tas, sepatu) bermerek lokal

yang anda miliki : %

10. Presentase (%) frekuensi membeli

produk (pakaian, tas, sepatu) bermerek

lokal dalam jangka waktu 6 bulan : %

(*) Coret yang tidak perlu

Page 99: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

PETUNJUK PENGISIAN

Terimakasih Anda telah bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Sebelum melanjutkan mengisi kuesioner maka akan lebih baik jika Anda

membaca terlebih dahulu bagian petunjuk pengisian kuesioner ini.

Pada kuesioner ini terdapat beberapa item pernyataan yang mana Anda diminta

untuk memilih salah satunya sesuai dengan kenyataan yang ada pada diri Anda.

Dalam masing-masing item kuesioner terdapat empat pilihan jawaban, yaitu:

a) STS : Sangat Tidak Setuju

b) TS : Tidak Setuju

c) S : Setuju

d) SS : Sangat Setuju

Dari keempat pilihan jawaban tersebut, Anda diminta untuk memilih satu pilihan

jawaban dengan cara memberi tanda cheklist ( ) di kolom yang telah disediakan.

Contoh menjawab kuesioner:

No. Pernyataan Jawaban

STS TS S SS

1. Saya tiba di kantor tepat

pada waktunya.

Jika pada item pernyataan nomor satu Anda menjawab sangat setuju, maka Anda

cukup memberi tanda cheklist ( ) pada kolom di bawah pilihan sangat setuju

(SS). Begitu pula seterusnya sampai semua item pernyataan Anda jawab.

Terimakasih dan selamat mengisi.

Page 100: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

KUESIONER

No. Pernyataan Jawaban

STS TS S SS

1. Saya merasa nyaman menggunakan kaos

yang bermerek lokal.

2. Saya merasa percaya diri sewaktu

menggunakan sepatu bermerek lokal.

3. Saya senang menggunakan sepatu

bermerek lokal.

4. Saya merasa bangga menggunakan sepatu

merek lokal.

5. Mengunjungi kios atau butik yang menjual

tas merek lokal tidak ada gunanya untuk

saya.

6. Saya merasa lebih percaya diri bila

mengenakan kemeja merek lokal.

7. Bagi saya mencari-cari tas bermerek lokal

hanya membuang-buang waktu saja.

8. Saya berpandangan bahwa baju dengan

merek asing lebih baik daripada merek

lokal.

9. Menurut saya, orang yang membeli baju

dengan merek lokal adalah orang yang

tidak tahu mode.

10. Saya selalu memastikan bahwa tas yang

saya beli bermerek lokal.

11. Saya berusaha untuk mendapatkan tas

yang bermerek lokal.

12. Saya selalu mengunjungi pusat

perbelanjaan yang dipenuhi oleh produk

tas merek lokal.

Page 101: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

No. Pernyataan STS TS S SS

13. Saya pikir tidak ada pakaian dengan

merek lokal yang bagus.

14. Saya selalu mencari celana yang bermerek

lokal.

15. Saya tidak yakin produksi kemeja merek

lokal dapat menyaingi merek asing.

16. Saya membeli sepatu yang bermerek lokal.

17. Saya tidak nyaman ketika mengenakan

pakaian merek lokal.

18. Saya merasa ragu ketika mengenakan

sepatu yang bermerek lokal.

19. Saya yakin jika kemeja dengan merek

lokal lebih baik dari merek asing.

20. Saya pikir tas dengan merek lokal memiliki

ketahanan yang sangat baik.

21. Saya merasa tidak tertarik untuk

menggunakan sepatu merek lokal.

22. Saya memiliki pandangan positif terhadap

pakaian dengan merek lokal.

23. Menurut saya menggunakan baju merek

lokal lebih keren daripada menggunakan

baju merek asing.

24. Saya malu mengenakan kemeja yang

bermerek lokal.

25. Saya yakin baju dengan merek lokal

memiliki kualitas yang baik.

26. Saya merasa malu untuk menggunakan

sepatu merek lokal.

Page 102: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

No. Pernyataan Jawaban Iya Tidak

27.

Ketika memerlukan pakaian (misal: baju, celana,

kemeja, dll), maka saya memutuskan untuk membeli

pakaian yang bermerek lokal.

28.

Ketika saya memerlukan tas atau dompet baru, maka

saya memutuskan untuk membeli yang bermerek lokal.

29.

Ketika saya memerlukan sepatu atau sandal baru, maka

saya memutuskan untuk membeli sepatu yang bermerek

lokal.

Terimakasih Anda telah berpartisipasi dalam penelitan ini

Pastikan Anda telah menjawab dengan lengkap dan mohon diterima tanda

terimakasih dari saya

Page 103: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

Validitas dan Reliabilitas Skala Sikap

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. VAR00001 2.2813 .7289 32.0 2. VAR00002 2.1875 .6445 32.0 3. VAR00003 3.2188 .5527 32.0 4. VAR00004 3.0000 .6720 32.0 5. VAR00005 3.0938 .6405 32.0 6. VAR00006 3.0625 .7156 32.0 7. VAR00007 3.3750 .5536 32.0 8. VAR00008 2.3750 .8328 32.0 9. VAR00009 2.9063 .7344 32.0 10. VAR00010 3.3750 .6091 32.0 11. VAR00011 2.9688 .8608 32.0 12. VAR00012 3.5000 .5080 32.0 13. VAR00013 2.5313 .6713 32.0 14. VAR00014 2.7188 .7289 32.0 15. VAR00015 2.7813 .8322 32.0 16. VAR00016 2.6563 .7453 32.0 17. VAR00017 3.2188 .5527 32.0 18. VAR00018 2.6250 .7513 32.0 19. VAR00019 3.0313 .6468 32.0 20. VAR00020 3.0313 .5948 32.0 21. VAR00021 3.3438 .5453 32.0 22. VAR00022 3.2500 .6222 32.0 23. VAR00023 2.4688 .9153 32.0 24. VAR00024 2.6875 .8206 32.0 25. VAR00025 3.0000 .6720 32.0 26. VAR00026 3.2188 .6591 32.0 27. VAR00027 2.6250 .7931 32.0 28. VAR00028 3.4688 .6214 32.0 29. VAR00029 3.1563 .7233 32.0 30. VAR00030 3.5313 .5070 32.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 88.6875 130.5444 11.4256 30 _

Page 104: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00001 86.4063 130.2490 -.0142 .9264 VAR00002 86.5000 132.3226 -.1479 .9272 VAR00003 85.4688 123.3538 .5608 .9183 VAR00004 85.6875 119.5121 .7201 .9158 VAR00005 85.5938 120.9587 .6512 .9169 VAR00006 85.6250 119.7258 .6581 .9166 VAR00007 85.3125 125.3831 .3916 .9203 VAR00008 86.3125 128.9960 .0452 .9266 VAR00009 85.7813 117.8538 .7621 .9149 VAR00010 85.3125 122.2863 .5855 .9179 VAR00011 85.7188 116.5312 .7142 .9153 VAR00012 85.1875 124.6734 .4948 .9192 VAR00013 86.1563 118.5877 .7870 .9149 VAR00014 85.9688 119.3216 .6714 .9163 VAR00015 85.9063 125.5071 .2330 .9236 VAR00016 86.0313 119.4506 .6469 .9167 VAR00017 85.4688 123.0312 .5879 .9180 VAR00018 86.0625 119.0282 .6680 .9163 VAR00019 85.6563 122.1683 .5566 .9182 VAR00020 85.6563 121.6522 .6507 .9171 VAR00021 85.3438 122.9425 .6040 .9179 VAR00022 85.4375 122.2540 .5744 .9180 VAR00023 86.2188 123.2087 .3198 .9227 VAR00024 86.0000 119.9355 .5528 .9182 VAR00025 85.6875 122.4798 .5118 .9187 VAR00026 85.4688 121.8700 .5662 .9180 VAR00027 86.0625 118.7056 .6486 .9166 VAR00028 85.2188 122.6925 .5424 .9184 VAR00029 85.5313 120.0635 .6282 .9170 VAR00030 85.1563 124.7812 .4861 .9193 Reliability Coefficients N of Cases = 32.0 N of Items = 30 Alpha = .9213

Page 105: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

Correlations

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

KEPMEM 1.82 1.200 60

SIKAP 69.95 9.084 60

Correlations

KEPMEM SIKAP

KEPMEM Pearson

Correlation 1 .475(**)

Sig. (1-tailed) . .000

Sum of Squares

and Cross-

products

84.983 305.450

Covariance 1.440 5.177

N 60 60

SIKAP Pearson

Correlation .475(**) 1

Sig. (1-tailed) .000 .

Sum of Squares

and Cross-

products

305.450 4868.850

Covariance 5.177 82.523

N 60 60

** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Page 106: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

KEPMEM 1.82 1.200 60

SIKAP 69.95 9.084 60

Correlations KEPMEM SIKAP

Pearson

Correlation

KEPMEM 1.000 .475

SIKAP .475 1.000

Sig. (1-tailed) KEPMEM . .000

SIKAP .000 .

N KEPMEM 60 60

SIKAP 60 60

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 SIKAP(a) . Enter

a All requested variables entered.

b Dependent Variable: KEPMEM

Model Summary(b)

Mod

el R

R

Square

Adjus

ted R

Squa

re

Std. Error

of the

Estimate Change Statistics

Durbin-

Watson

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .475(a) .225 .212 1.065 .225 16.886 1 58 .000 2.326

a Predictors: (Constant), SIKAP

b Dependent Variable: KEPMEM

Page 107: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regressio

n 19.163 1 19.163 16.886 .000(a)

Residual 65.821 58 1.135

Total 84.983 59

a Predictors: (Constant), SIKAP

b Dependent Variable: KEPMEM

Coefficients(a)

Mo

del

Unstandardize

d Coefficients

Standa

rdized

Coeffic

ients t Sig. 95% Confidence Interval for B

B

Std.

Error Beta

Lower

Bound Upper Bound

1 (Constan

t)

-

2.57

2

1.077 -2.388 .020 -4.727 -.416

SIKAP .063 .015 .475 4.109 .000 .032 .093

a Dependent Variable: KEPMEM

Coefficient Correlations(a) Model SIKAP

1 Correlatio

ns

SIKAP 1.000

Covarian

ces

SIKAP .000

a Dependent Variable: KEPMEM

Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value .75 2.82 1.82 .570 60

Residual -2.20 2.06 .00 1.056 60

Std. Predicted Value -1.866 1.767 .000 1.000 60

Std. Residual -2.062 1.932 .000 .991 60

a Dependent Variable: KEPMEM

Page 108: HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN KEPUTUSAN MEMBELI … · BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 74 . 5.1 Kesimpulan 74 . 5.2 Diskusi 75 ... maka telah menjadi fenomena tersendiri dalam pasar

2.001.75

1.501.25

1.00.75

.50.25

0.00-.25

-.50-.75

-1.00-1.25

-1.50-1.75

-2.00

Undefined error #61644 - Cannot open text fileU

ndef

ined

err

or #

6162

5 - C

anno

t ope

n te

xt fi

le "C

:\Pr

12

10

8

6

4

2

0

Std. Dev = .99

Mean = 0.00

N = 60.00

Undefined error #61634 - Cannot open text file "C:\Progra

1.00.75.50.250.00

Und

efin

ed e

rror

#61

635

- Can

not o

pen

text

file

"C:\

1.00

.75

.50

.25

0.00