hubungan antara self efficacy dan dukungan sosial...

59
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XII SMA NEGERI SE KABUPATEN KENDAL SKRIPSI disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Umi Fadlilah 1301414121 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Upload: others

Post on 23-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

i

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN

SOSIAL ORANG TUA DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA

KELAS XII SMA NEGERI SE KABUPATEN KENDAL

SKRIPSI

disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Umi Fadlilah

1301414121

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Kematangan karir dapat dilihat saat memiliki keyakinan yang kuat akan kemampuan

diri kita dan disamping itu, dukungan orang tua merupakan sumber kekuatan (Umi

Fadlilah)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Almamater jurusan Bimbingan dan Konseling

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

PRAKATA

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Hubungan antara Self Efficacy dan

Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kematangan Karir Siswa Kelas XII SMA Negeri

Se-Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2018/2019”.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena di lapangan yang menunjukkan

bahwa banyak sekali siswa yang masih kebingungan memilih karir untuk masa

depannya karena kurangnya kematangan karir siswa. Tujuan dari skripsi ini untuk

mengetahui hubungan antara self efficacy dan dukungan sosial orang tua dengan

kematangan karir siswa. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat

hubungan antara self efficacy dan dukungan sosial orang tua dengan kematangan karir

siswa.

Selama menyusun skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Drs.

Suharso, M.Pd. Kons. selaku dosen pembimbing yang banyak memberikan ilmu,

motivasi dan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini. Selain itu penulis juga

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang yang

bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan di Universitas Negeri

Semarang.

v

Page 6: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

2. Dr.Sungkowo Edy Mulyono, M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan izin penelitian.

3. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd., Kons. Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling yang

telah memberikan izin penelitian dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi.

4. Sunawan, M.Si,. Ph.D dan Muslikah, M.Pd Dosen penguji yang telah menguji

skripsi dan memberikan saran serta masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen jurusan Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan

motivasi dan ilmu yang bermanfaat.

6. Kepala sekolah, guru BK, karyawan, dan siswa SMA Negeri 2 Kendal, SMA

Negeri 1 Gemuh, dan SMA Negeri 1 Weleri yang terlibat dalam penelitian ini.

7. Keluarga di rumah yang tiada henti-hentinya mendoakan dan memberi semangat

untuk segera menyelesaikan studi ini.

8. Teman-teman Bimbingan dan Konseling angkatan 2014, serta sahabat yang telah

membantu proses penyelesaian skripsi ini.

9. Seluruh pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca serta

memberikan kontribusi bagi bimbingan dan konseling.

Semarang, 20 Juni 2019

Penulis

vi

Page 7: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

ABSTRAK

Fadlilah, Umi (2019). Hubungan antara Self Efficacy dan Dukungan Sosial Orang

Tua dengan Kematangan Karir Siswa Kelas XII SMA Negeri Se-Kabupaten Kendal

Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs. Suharso, M.Pd., Kons.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan fenomena rendahnya tingkat kematangan

karir siswa yang diakibatkan kurang adanya self efficacy keyakinan dari siswa serta

kurangnya dukungan sosial orang tua. Kematangan Karir merupakan kemampuan

individu dalam membuat keputusan karir sesuai dengan gambaran dan rencana karir

dimasa depan secara realistis . Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan

self efficacy dan dukungan sosial orang tua dengan kematangan karir siswa kelas XII

baik secara parsial maupun secara bersama-sama.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian ex post facto, dengan desain

korelasional. Populasi dalam penelitian ini ialah siswa kelas XII SMA Negeri se-

Kabupaten Kendal berjumlah 3406 siswa dengan sampel 251 siswa yang ditentukan

menggunakan teknik cluster sampling dan proporsionate stratified random sampling.

Alat pengumpul data yang digunakan adalah skala kematangan karir, skala self

efficacy, dan skala dukungan sosial orang tua. Koefisien skala tersebut adalah 0,285 -

0,582; 0,249 - 0,689; dan 0,281 - 0,490 dengan nilai alpha 0,772; 0,863; dan 0,809.

Adapun teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

self efficacy dengan kematangan karir (R= 0,534, (p=0,000 < 0,05), dan t = 11,446 >

2,319. Kemudian antara dukungan sosial orang tua dengan kematangan karir juga

terdapat hubungan yang signifikan R=0,338; (p=0,000 < 0,05), dan t = 7,237 > 2,319.

Begitu pula antara self efficacy dan dukungan social orang tua secara bersama-sama

juga memiliki hubungan yang signifikan dengan kematangan karir R=0,727; p<0,005

dan F(138,795).

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin rendah self

efficacy dan dukungan sosial orang tua maka semakin rendah pula kematangan karir

siswa. Oleh karena itu, disarankan agar guru BK dapat memberikan layanan yang dapat

meningkatkan kematangan karir siswa dengan cara memberikan layanan informasi dan

penguasaan konten tentang kematangan karir, self efficacy dan dukungan sosial orang

tua.

Kata kunci: Kematangan Karir, Self Efficacy, Dukungan Sosial Orang Tua

vii

Page 8: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

DAFTAR ISI

halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERNYATAAN ............................................................................................... ii

PENGESAHAN ................................................................................................ iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

PRAKATA ....................................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 9

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 10

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 10

1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................................... 10

1.4.2 Manfaat Praktis ..................................................................................... 11

BAB 2 KAJIAN TEORI ................................................................................... 12

2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 12

2.2 Kematangan Karir ................................................................................. 15

2.2.1 Definisi Kematangan Karir ................................................................... 15

2.2.2 Tahap Perkembangan Karir ................................................................... 16

2.2.3 Aspek Kematangan Karir ...................................................................... 18

2.2.4 Faktor Pengaruh Kematangan Karir ...................................................... 20

2.3 Self Efficacy ........................................................................................... 23

2.3.1 Definisi Self Efficacy ............................................................................. 23

2.3.2 Sumber Self Efficacy ............................................................................. 25

2.3.3 Aspek Self Efficacy ............................................................................... 26

2.3.4 Proses Self Efficacy ............................................................................... 28

2.3.5 Faktor Yang Mempengaruhi Proses Self Efficacy ................................ 31

2.4 Dukungan Sosial Orang Tua ................................................................. 33

2.4.1 Definisi Dukungan Sosial Orang Tua ................................................... 33

2.4.2 Sumber Dukungan Sosial Orang Tua .................................................... 35

2.4.3 Aspek Dukungan Sosial Orang Tua ...................................................... 36

2.4.4 Manfaat Dukungan Sosial Orang Tua ................................................... 38

2.4.5 Faktor Pengaruh Dukungan Sosial Orang Tua ...................................... 38

2.5 Kerangka Berpikir ................................................................................. 39 2.6 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 41

viii

Page 9: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

BAB 3 METODE PENELITIAN ..................................................................... 42

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 42

3.2 Desain Penelitian ................................................................................... 43

3.3 Variabel Penelitian ................................................................................ 43

3.3.1 Identifikasi Variabel .............................................................................. 44

3.3.2 Hubungan antar Variabel ...................................................................... 44

3.3.3 Definisi Operasional Variabel ............................................................... 45

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 46

3.4.1 Populasi ................................................................................................. 46

3.4.2 Sampel dan Teknik Sampling ............................................................... 47

3.5 Metode dan Alat Pengumpul Data ........................................................ 48

3.5.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 48

3.5.2 Alat Pengumpulan Data ........................................................................ 50

3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..................................................... 53

3.6.1 Validitas ................................................................................................ 53

3.6.2 Reliabilitas ............................................................................................. 56

3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................. 58

3.7.1 Deskripsi Data ....................................................................................... 58

3.7.2 Analisis Uji Hipotesis ........................................................................... 59

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 63

4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 63

4.1.1 Tingkat Kematangan Karir pada Siswa ................................................. 64

4.1.2 Tingkat Self Efficacy pada Siswa .......................................................... 66

4.1.3 Tingkat Dukungan Sosial Orang Tua pada Siswa ................................. 68

4.1.4 Hubungan Antara Self Efficacy dengan Kematangan Karir .................. 71

4.1.5 Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kematangan Karir .......................................................................................................

72

4.1.6 Hubungan Antara Self Efficacy dan Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kematangan Karir .....................................................................

73

4.2 Pembahasan ........................................................................................... 75

4.2.1 Tingkat Kematangan Karir pada Siswa ................................................. 75

4.2.2 Tingkat Self Efficacy pada Siswa .......................................................... 77

4.2.3 Tingkat Dukungan Sosial Orang Tua pada Siswa ................................. 78

4.2.4 Hubungan Antara Self Efficacy dengan Kematangan Karir .. ................ 79

4.2.5 Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kematangan Karir .......................................................................................................

81

4.2.6 Hubungan Antara Self Efficacy dan Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kematangan Karir .....................................................................

83

4.2.7 Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 84

BAB 5 PENUTUP ............................................................................................ 86

5.1 Simpulan ............................................................................................... 86

5.2 Saran ...................................................................................................... 87 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 89

ix

Page 10: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

DAFTAR TABEL

Tabel halaman 3.1 Populasi Penelitian ...................................................................................... 46

3.2 Sampel Penelitian ........................................................................................ 47

3.3 Sampel Penelitian ....................................................................................... 48

3.4 Kategori Jawaban ........................................................................................ 50

3.5 Kisi-kisi skala Kematangan Karir ............................................................... 51

3.6 Kisi-kisi skala Self Efficacy ........................................................................ 52

3.7 Kisi-kisi skala Dukungan Sosial Orang Tua ............................................... 53

4.1 Nilai Maksimum, Minimum, Mean, dan Standar Deviasi Variabel Kematangan Karir .......................................................................................

64

4.2 Distribusi Frekuensi secara Keseluruhan tentang Kematangan Karir .......... 65

4.3 Nilai Maksimum, Minimum, Mean, dan Standar Deviasi Variabel Self Efficacy ...........................................................................................................

66

4.4 Distribusi Frekuensi secara Keseluruhan tentang Self Efficacy ................... 67

4.5 Nilai Maksimum, Minimum, Mean, dan Standar Deviasi Variabel Dukungan Sosia Orang Tua .........................................................................

69

4.6 Distribusi Frekuensi secara Keseluruhan Dukungan Sosial Orang .............. 70

4.7 Hasil Uji Asumsi Self Efficacy dengan Kematangan Karir .......................... 71

4.8 Hasil Analisis Regresi Self Efficacy (X1) dengan Kematangan Karir (Y) ... 72

4.9 Hasil Uji Asumsi Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kematangan Karir ............................................................................................................

72

4.10 Hasil Analisis Regresi Dukungan Sosial Orang Tua (X2) dengan

kematangan Karir ........................................................................................

73

4.11 Hasil Uji Asumsi Self Efficacy dan Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kematangan Karir .......................................................................................

74

4.12 Hasil Analisis Self Efficacy (X1) dan Dukungan Sosial Orang Tua (X2)

dengan Kematangan Karir (Y) ....................................................................

74

x

Page 11: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Proses Terjadinya Self Efficacy .................................................................. 30

2.2 Kerangka Berfikir ...................................................................................... 39

3.1 Hubungan antara Self Efficacy dan Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kematangan Karir ......................................................................................

44

4.1 Distribusi Frekuensi Kematangan Karir .................................................... 65

4.2 Distribusi Frekuensi Self Efficacy .............................................................. 68 4.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Sosia Orang Tua ..................................... 70

xi

Page 12: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ` Halaman

1. Pedoman Wawancara Guru ......................................................................... 92

2. Pedoman Wawancara Siswa ........................................................................ 93

3. Hasil Wawancara Guru ................................................................................ 94

4. Hasil Wawancara Siswa .............................................................................. 96

5. Kisi-Kisi Instrumen Skala Psikologis Kematangan Karir ........................... 99

6. Kisi-Kisi Instrumen Skala Psikologis Self Efficacy ..................................... 100

7. Kisi-Kisi Instrumen Skala Psikologis Dukungan Sosial Orang Tua ........... 101

8. Skala Psikologis Try Out ............................................................................. 102

9. Tabulasi Data Try Out ................................................................................. 106

10. Hasil Uji Validitas dan Relibilitas Insrumen ............................................... 116

11. Skala Psikologis Penelitian .......................................................................... 120

12. Tabulasi Data Penelitian .............................................................................. 124

13. Hasil Analisis Descriptive ........................................................................... 156

14. Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 157

15. Hasil Uji Regresi Linier Berganda .............................................................. 159

16. Dokumentasi ................................................................................................ 160 17. Surat Penelitian ............................................................................................ 161

xii

Page 13: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bagian ini adalah bab pertama skripsi yang mengantarkan pembaca untuk

mengetahui apa yang diteliti. Bab ini memuat tentang (1) latar belakang, (2) tujuan

penelitian, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang

Kematangan karir merupakan suatu tahapan penting bagi siswa kelas XII Sekolah

Menengah Atas, yang realitasnya diwujudkan melalui pemilihan jurusan karena sangat

berpengaruh terhadap masa depan mereka. Hal ini diperkuat oleh pendapat Havigurst

(dalam Saifuddin 2018:2) yang menyatakan bahwa salah satu tugas perkembangan

remaja yang paling penting yaitu memilih dan mempersiapkan karir untuk masa

selanjutnya. Sehingga, pada masa Sekolah Menengah Atas memilih jurusan yang tepat

dan sesuai adalah perwujudan dari kematangan karir. Dalam kematangan karir

diperlukan adanya perencanaan yang matang terkait dengan karir yang diminatinya.

Perencanaan karir termasuk di dalam salah satu unsur pembangun kematangan karir.

Maka dari itu, siswa kelas XII Sekolah Menengah Atas membutuhkan kematangan

karir untuk mempersiapkan diri dimasa selanjutnya.

Kematangan karir adalah suatu keberhasilan yang didapatkan individu ketika

dapat menyelesaikan tugas perkembangan karir yang khas (Super dalam Herin dan

Sawitri 2017). Sedangkan, menurut Levinson, dkk dalam Saifuddin (2018:12)

1

Page 14: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

2

Kematangan karir adalah kemampuan individu dalam membuat keputusan karir sesuai

dengan gambaran dan rencana karir dimasa depan secara realistis.

Kematangan karir merupakan gambaran kesesuaian antara individu dengan

pekerjaannya serta dinamika dalam pembuatan pilihan karirnya. Kematangan karir

dibutuhkan oleh siswa untuk dapat memilih serta merencanakan karir selanjutnya

secara tepat yang meliputi pengetahuan akan dirinya, pengetahuan berbagai pekerjaan,

kemampuan dalam memilih pekerjaan, serta kemampuan dalam merencanakan

langkah karir kedepannya (Crites dalam Saifuddin 2018:3). Sehingga, siswa Sekolah

Menengah Atas harus memiliki kematangan karir yang tinggi dengan membuat

keputusan untuk memilih dan mempersiapkan diri untuk tahapan perkembangan karir

selanjutnya setelah lulus nanti.

Kematagan karir yang tepat tentunya harus disesuaikan dengan kemampuan yang

dimiliki siswa itu sendiri. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kematangan

karir, seperti faktor bio-sosial, faktor lingkungan, faktor kepribadian, faktor vokasional

dan faktor prestasi individu (Super dalam Lestari 2017). Hal lain disampaikan oleh

Hirschi (dalam Agustina, Nurmaisara, dan Anggriana 2017) yang menyebutkan bahwa,

faktor yang mempengaruhi kematangan karir yaitu usia, gender, pengalaman kerja,

keluarga, institusi pendidikan, dan status sosial-ekonomi.

Dapat disimpulkan, beberapa hal yang dapat mempengaruhi kematangan karir

terdapat faktor internal dan faktor eksternal. Dalam faktor internal terdapat usia, jenis

kelamin, kepribadian, intelegensi, bakat dan minat. Sedangkan, faktor eksternal yang

Page 15: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

3

emmpengaruhi kematangan karir yaitu faktor lingkungan yang terdaat dari keluarga,

sekolah, lingkungan tempat tinggal, faktor pengalaman kerja, serta status sosial.

Ketika siswa mempersiapkan rencana masa depan terkait dengan kematangan

karir dalam pemilihan jurusan, seringkali siswa mengalami banyak masalah.

Permasalahan tersebut berupa ketidakpahaman tentang bakat dan minatnya. Padahal

kesadaran akan bakat dan minatnya ini digunakna untuk mempertimbangkan dalam

pemilihan jurusan. Minimnya informasi mengenai pemilihan jurusan dan dunia kerja

membuat siswa tidak dapat mengeksplor serta menilai jurusan apa saja yang sesuai

akan kemampuanya. Selain itu, ketidakyakinan siswa akan kemampuan yang

dimilikinya dan perbedaan pendapat orang tua mengenai pemilihan jurusan akan

membuat siswa semakin bingung dalam pemilihan jurusan terkait dengan kematangan

karirnya.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Supriatna (dalam Dewi, Djalal, Siswanti 2017)

yang menyatakan bahwa masalah karir yang sering dialami oleh siswa antara lain: a.

Peserta didik tidak mengerti bagaimana memilih kursus yang sesuai dengan

kemampuan dan minat, b. Peserta didik tidak memiliki informasi tentang dunia kerja

yang cukup, c. Peserta didik masih bingung memilih pekerja, d. Peserta didik masih

kurang dapat memilih karya sesuai dengan kemampuan dan minatnya, e. Peserta didik

merasa ingin mendapatkan pekerjaan setelah lulus, f. Peserta didik tidak memiliki

pilihan perguruan tinggi atau pendidikan lanjutan tertentu, jika setelah lulus tidak

memasuki dunia kerja, g. Peserta didik tidak mengetahui karakteristik, persyaratan,

Page 16: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

4

kemampuan, dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan dan prospek

pekerjaan untuk masa depan karirnya.

Hasil wawancara pada tanggal 16 September 2018 pada Guru Bimbingan dan

Konseling di sekolah X menunjukan rendahnya tingkat kematangan karir siswa.

Banyak siswa yang masih bingung, ragu-ragu dalam memilih jurusan, siswa sekedar

ikut-ikutan teman saat memilih jurusan. Guru BK sudah memberikan upaya dengan

memberikan layanan terkait dengan karir setelah lulus SMA dan juga mempersilahkan

siswa untuk datang ke ruang BK ataupun chat personal melalui whatsaap kepada Guru

jika ingin konsultasi pemilihan jurusan. Namun, siswa terkesan tidak mau tahu dan

hanya sedikit siswa yang antusias dengan layanan yang diberikan. Untuk datang ke

ruang BK menanyakan pilihan jurusannya belum ada sama sekali dan pesan melalui

whatsaap yang diterima hanya sedikit saja. Siswa mengetahui kemampuan yang

dimilikinya namun beberapa masih ragu-ragu akan kemampuan yang dimilikinya dan

banyak siswa dalam memilih jurusan tidak sesuai akan kemampuannya. Pengetahuan

berbagai macam pekerjaan yang diketahui siswa masih umum seperti dokter, guru,

perawat, PNS dan ruang lingkup pilihan profesi pekerjaan tersebut mereka siswa belum

memahami. Sedangkan, hasil wawancara yang dilakukan oleh 2 siswa mereka semua

masih bingung dan ragu-ragu akan pemilihan jurusan yang dipilihnya. Mereka tidak

yakin akankah diterima atau tidak karena banyaknya yang mendaftar. Mereka mencari

informasi dinternet jika ingin saja dan sekedar pernah. Mereka dalam memilih jurusan

pun tidak sesuai akan kemampuannya. Jenis-jenis pekerjaan yang mereka tahu hanya

Page 17: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

5

macam-macam pekerjaan umum dan belum memahami gambaran jelas perannya serta

kelebihan dan kelemahan pada pilihan jurusan tersebut.

Banyak siswa yang tidak yakin terhadap kemampuannya, ketidakyakinan

tersebut merupakan faktor dalam diri individu. Ketidakyakinan bisa diartikan sebagai

self efficacy. Menurut Bandura (dalam Feist and Feist 2017:157) self efficacy adalah

keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk melakukan suatu dalam situasi

kontrol yang berhasil. Dengan adanya self efficacy, individu mempunyai dorongan

dalam diri untuk berusaha mengatasi hambatan dalam mencapai mencapai hasil dan

keputusan yang diinginkan. Hal lain disampaikan Alwisol (2009:287) Self efficacy

yaitu persepsi diri sendiri megenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi

tertentu. Individu memiliki penilaian terhadap diri terkait dengan tindakan sudah tepat

atau salah dan kemampuannya sudah sesuai untuk mencapai hasil tersebut.

Individu yang memiliki self efficacy tinggi (percaya bahwa dia dapat

mengerjakan sesuai tuntutan dan situasi) dan harapan hasilnya realistik

(memperkirakan hasil sesuai dengan kemampuan diri), individu akan berusaha keras

dan bertahan dalam menyelesaikan tugas menurut Alwisol (2009:288). Dalam

kaitannya dengan keyakinan akan kemampuan ini, orang yang memiliki self efficacy

yang tinggi berusaha mencoba lebih keras dalam menghadapi tantangan serta memiliki

komitmen kuat mereka pada tujuan karirnya. Sebaliknya orang yang memiliki self

efficacy yang rendah akan mengurangi usaha mereka untuk berusaha dalam situasi

Page 18: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

6

yang sulit karena mereka menganggap kegagalan sebagai kurangnya kemampuan yang

menunjukan kurangnya komitmen pada tujuan karirnya.

Individu memiliki keyakinan akan keberhasilan dalam pilihan jurusan sesuai

dengan kemampuanya. Pengambilan keputusan yang tinggi ditunjukan dengan

kesiapan individu dalam mengambil keputusan pemilihan jurusan. Semakin tinggi self

efficacy seseorang maka semakin tinggi motivasi yang dimilikinya dan lebih keras

untuk berusaha. Namun sebaliknya semakin rendah self efficacy seseorang, maka

semakin rendah pula motivasi yang dimilikinya dan usaha yang dilakukan individu pun

juga rendah. Self efficacy mempengaruhi motivasi melalui pilihan yang dibuat dan

tujuan yang disusun. Self efficacy siswa yang tinggi cenderung memilih cara dengan

tantangan yang besar. Self efficacy yang besar cenderung membutuhkan usaha yang

besar pula. Ketika self efficacy untuk mencapai tujuan yang tinggi, siswa akan berusaha

lebih keras untuk menyelesaikan tugastugasnya dan akan bertahan lebih lama dalam

menghadapi kesulitan. Sebaliknya siswa dengan self efficacy rendah akan memilih cara

yang mudah, sedikit usaha dan mudah menyerah

Selain self efficacy terdapat pula faktor yang mempengaruhi karir yaitu faktor

keluarga, yaitu dukungan sosial dari orang tua. Dukungan sosial adalah kenyamanan

secara fisik & psikologis yang diberikan oleh teman atau anggota keluarga (Baron dan

Byrne dalam Widyastuti dan Pratiwi 2013). Salah satu faktor dari kematangan karir

adalah faktor keluarga karena keluarga merupakan tempat pertama individu hidup dan

keluarga merupakan orang terdekat dengan individu.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

7

Siswa dalam memilih jurusan umumnya meminta bantuan dari orang terdekat

yang dianggap mampu menyelesaikan masalahnya yaitu orang tua untuk menilai

kemampuan mereka mungkinkah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi serta memberikan pendapat dan pengarahan dalam menetapkan bidang

pendidikan maupun karir yang sesuai dengan minatnya. Namun, tidak semua orang tua

tidak memberikan dukungan penuh terhadap kematangan karir siswa. Orang tua

cenderung menerima segala keputusan anaknya tanpa memberikan pengarahan secara

tepat mengenai pemilihan jurusan anaknya. Orang tua terlalu sibuk bekerja sehingga

membuat kedekatan antara anak dan orang tua menjadi kurang erat karena jarangnya

berkomunikasi.

Hubungan kedekatan antara orang tua dan anak menentukan kesuksesan seorang

anak. Orang tua menjadi sangat dominan di sebuah keluarga sebagai pengawal

perkembangan anak yang didalamnya fungsi orang tua adalah memberikan perhatian,

dukungan serta kasih sayang pada putra – putrinya agar dapat menjadi pribadi yang

matang dalam menghadapi kehidupannya kelak. Hal ini diperkuat oleh pendapat

Saifuddin (2018) yang menyatakan bahwa orang tua adalah sumber dari motivasi

belajarnya dan orang tua mempunyai peran untuk membimbing anak termasuk dalam

menentukan jurusan serta pemilihan karir di masa depan. Selain itu, orang tua

berpotensi mempengaruhi pilihan pekerjaan pada anaknya dengan memberikan

informasi mengenai pekerjaan, nilai-nilai, maupun pengalaman yang diberikan kepada

remaja (Hargrove, Creaght dan Burgess dalam Santrock 2007:177).

Page 20: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

8

Bentuk dukungan sosial menurut Sarafino (dalam Kumalasari dan Ahyani 2012)

yaitu bentuk dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan

dukungan informasi. Bentuk-bentuk dari dukungan yang diperlukan oleh seorang anak

dari orang tua berupa dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian

dan perhatian terhadap anak. Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan yang

positif untuk anak, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan

anak. Hal ini dapat menambah penghargaan diri individu. Jenis dukungan ini

membantu anak merasa dirinya berharga, mampu, dan dihargai. Dukungan

instrumental mencakup bantuan langsung dapat berupa jasa, waktu, atau uang.

Dukungan ini membantu anak dalam melaksanakan aktivitasnya. Dukungan informatif

mencakup pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk saran-saran, informasi atau umpan

balik. Dukungan ini membantu anak mengatasi masalah dengan cara memperluas

wawasan dan pemahaman individu terhadap masalah yang dihadapi. Seharusnya

walaupun guru Bimbingan dan Konseling telah berusaha semaksimal mungkin, bukan

berarti orang tua dapat lepas tangan begitu saja.

Dukungan orang tua diharapkan membantu siswa mengatasi kematangan karir

dengan pemilihan jurusan atau studi lanjut, sehingga siswa mampu menetapkan pilihan

perguruan tinggi dan pemilihan pemilihan jurusan dengan matang. Walaupun remaja

dapat memutuskan pilihan karirnya, orang tua diharapkan dapat memberikan arahan

dan bimbingan serta tidak mengacuhkan remaja. Karena pemilihan jurusan merupakan

langkah awal dalam karirnya di masa depan.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

9

Guru BK diharapkan dapat meningkatkan layanan terutama pada bidang karir

untuk meningkatkan kematangan karir siswa. Selain itu, juga memberikan layanan

terkait dengan self efficacy dan dukungan sosial orang tua agar para siswa memiliki

keyakinan yang kuat dalam pemilihan sesuai dengan kemampuannya.

Dari uraian di atas dapat diasumsikan bahwa kematangan karir menunjukkan

pola hubungan dengan self efficacy dan dukungan soisal orang tua. Setelah meninjau

uraian di atas maka penulis tertarik mengangkat permasalahan “Hubungan Antara Self

Efficacy dan Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kematangan Karir Siswa Kelas XII

SMA Negeri Se-Kabupaten Kendal”

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan

rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaiamana tingkat kematangan karir siswa SMA Negeri Se-Kabupaten Kendal?

2. Bagaimana tingkat self effcacy siswa SMA Negeri Se-Kabupaten Kendal?

3. Bagaiamana tingkat dukungan sosial orang tua SMA Negeri Se-Kabupaten Kendal?

4. Seberapa kuat hubungan self efficacy dengan kematangan karir siswa?

5. Seberapa kuat hubungan dukungan sosial orang tua dengan kematangan karir siswa?

6. Seberapa kuat hubungan antara self efficacy dan dukungan sosial orang tua dengan

kematangan karir siswa?

Page 22: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

10

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis tingkat kematangan karir siswa

2. Untuk menganalisis tingkat self efficacy siswa

3. Untuk menganalisis tingkat dukungan soisal orang tua siswa

4. Untuk menganalisis hubungan self efficacy dengan kematangan karir siswa

5. Untuk menganalisis hubungan dukungan sosial orang tua dengan kematangan

karir siswa

6. Untuk menganalisis hubungan antara self efficacy dan dukungan sosial orang tua

dengan kematangan karir siswa

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah

referensi dalam bidang bimbingan dan konseling mengenai self efficacy dan

dukungan sosial orang tua dengan kemtangan karir siswa. Selain itu penelitian

ini dapat memberikan kontribusi terhadap bimbingan dan konseling dalam hal

pemberian layanan, konselor atau guru Bimbingan dan Konseling diharapkan

lebih membantu siswa dalam mencapai tugas perkembangan karirnya yaitu

kematangan karir.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

11

1.4.2 Manfaat praktis

Dalam tataran praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan, yaitu:

a. Bagi peneliti lanjutan, penelitian ini dapat memberikan informasi tentang

gambaran dan permasalahan self efficacy dan dukungan sosial orang tua

dengan kematanga karir siswa.

b. Bagi Guru BK, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi keperluan

konseling dan upaya untuk memahami kondisi siswa sehingga dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapi khususnya dalam hal self

efficacy dan dukungan sosial orang tua dengan kematangan karir siswa.

c. Bagi orang tua, penelitian ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran

tugas perkembangan karir siswa kelas XII, keadaan remaja saat ini

membutuhkan dukungan penuh yang positif secara tepat untuk mendukung

kematangan karir siswa

Page 24: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

12

BAB II

KAJIAN TEORI

Bab ini merupakan landasan teoritis yang akan dipakai sebagai dasar penelitian.

Sebelum membahas lebih jauh landasan teoritis yang melandasi penelitian. Uraian

landasan teoritis dimulai dari: (1) penelitian terdahulu, (2) kematangan karir, (3) self

efficacy, (4) dukungan sosial orang tua, (5) kerangka berfikir, dan (6) hipotesis.

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini menggunakan berbagai macam literatur yang berfungsi sebagai

bahan acuan untuk memperkuat teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini.

a) Penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti dan Pratiwi (2013) menerangkan bahwa

adanya hubungan simultan antara faktor self efficacy dan dukungan sosial keluarga

dengan kemantapan pengambilan keputusan karir karena P value = 0,000 berarti P

value < 0,05. Untuk hasil uji regresi linier sederhana pengaruh self efficacy terhadap

kemantapan pengambilan keputusan karir berdasarkan R squared diperoleh 0,308

yang berarti self efficacy berpengaruh terhadap kemantapan pengambilan keputusan

karir dengan kontribusi sebesar 30,8%. Sedangkan pengaruh dukungan sosial

keluarga terhadap kemantapan pengambilan keputusan karir berdasarkan R squared

diperoleh 0,116 yang artinya dukungan sosial keluarga memiliki pengaruh terhadap

kemantapan pengambilan keputusan karir dengan kontribusi sebesar 11,6%.

b) Penilitian yang dilakukan oleh Fatmalasari (2017) menunjukkan bahwa tingkat self

efficacy dalam kategori sedang (82,89%) dan tingkat kematangan karir siswa dalam

12

Page 25: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

13

kategori sedang yaitu sebesar (53,95%). Kemudian pada hubungan antara variabel,

memperoleh hasil positif dan signifikan antara self efficacy dengan kematangan

karir dengan koefisien korelasi r hitung = 0,517 apabila dibandingkan dengan r tabel

= 0,517 maka diperoleh r hitung = r tabel. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara self efficacy dan kematangan karir. Jika tingkat self

efficacy tinggi maka tigkat kematangan karir akan tinggi dan jika tingkat self

efficacy rendah maka tingkat kematangan karir akan rendah pula.

c) Penelitian yang dilakukan oleh Umam (2015) menunjukkan variabel self efficacy

karir pada subjek penelitian berada pada kategori yang tinggi berarti bahwa self

efficacy karir yang dimiliki siswa tinggi. Variabel kematangan karir pada subjek

penelitian berada pada kategori tinggi yang berarti bahwa tingkat kematangan karir

siswa termasuk matang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang positif dan signifikan antara self efficacy karir dengan kematangan karir

dengan nilai = 0,427 dengan nilai signifikansi atau p = 0,001(<0,05). Sehingga

tujuan dari penelitian ini telah tecapai dengan adanya hasil tersebut diatas.

d) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zulaikhah (2014) menunjukkan ada hubungan

yang signifikan antara dukungan orang tua dan orientasi karir dengan pengambilan

keputusan siswa SMA. Artinya variabel dukungan orang tua dan orientasi karir

dapat digunakan sebagai prediktor untuk memprediksi kemampuan pengambilan

keputusan studi lanjut siswa SMA. Sumbangan efektif total yang diberikan oleh

variabel bebas kepada variabel tergantung adalah sebesar 59,4% sedangkan sisanya

40,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Sumbangan efektif dukungan orang tua

Page 26: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

14

terhadap pengambilan keputusan hanya sebesar 10,1% sedangkan besarnya

sumbangan orientasi karir terhadap pengambilan keputusan sebesar 49,3%. Hal ini

menggambarkan bahwa pengambilan keputusan siswa SMA lebih banyak

dipengaruhi oleh komponen personal yaitu luas sempitnya pengetahuan orientasi

karir dari pada dukungan orang tua. Implikasi hasil ini untuk pendidikan, perlunya

sekolah menyediakan jam mengajar kepada guru BK guna memberikan layanan

informasi karir dan konsultasi.yang dibutuhkan siswa.

e) Hasil yang dilakukan oleh Maulida dan Dhania (2012) menyatakan Hasil analisis

data menggunakan analisis regresi diperoleh koefisien regresi dari ketiga variabel

sebesar 0,481 (p <0,01), ini berarti ada hubungan yang signifikan antara

kepercayaan diri dan dukungan orangtua dengan motivasi berwirausaha pada siswa

SMK, sehingga hipotesis yang diajukan utama dalam penelitian ini diterima.

Sumbangan efektif variabel kepercayaan diri dan dukungan orangtua dengan

motivasi kewirausahaan sebesar 23,1%. Koefisien korelasi antara variabel

kepercayaan diri dan motivasi untuk berwirausaha sebesar 0,438 (p <0,01), ini

berarti bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kepercayaan diri dan

motivasi kewirausahaan pada siswa SMK. Sedangkan koefisien korelasi antara

variabel dukungan orangtua dan kewirausahaan motivasi sebesar 0,449 (p<0,01), ini

berarti bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan orangtua dan

motivasi kewirausahaan pada siswa SMK, sehingga hipotesis yang diajukan dalam

penelitian diterima.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

15

Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut, diketahui bahwa memang ada

hubungan antara self efficacy dan dukungan sosial orang tua dengan kematangan karir.

Penelitian yang penulis ambil hampir mirip dengan penelitian Widyastuti (2013). Hal

yang membedakan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah penelitian penulis menggunakan metode survey yang kebanyakan

belum dilakukan sebelumnya. Selain itu, dalam penelitian ini teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah random sampling. Populasi yang digunakan adalah se-

kabupaten kendal diambil 3 sekolah sebagai sampel dan setiap sekolah diambil

beberapa kelas secara acak pada kelas XII.

2.2 Kematangan Karir

Berikut ini akan dikaji lebih mendalam mengenai variabel kematangan karier

yang meliputi: (1) definisi kematangan karir, (2) tahap perkembangan karir, (3) aspek

kematangan karir, dan (4) faktor pengaruh kematangan karir.

2.2.1 Definisi Kematangan Karir

Kematangan karir adalah kemampuan individu dalam membuat keputusan karir

sesuai dengan gambaran dan rencana karir dimasa depan secara realistis (Levinson,

dkk dalam Saifuddin 2018:12). Hal lain disampaikan Super (dalam Hewin dan Sawitri

,2017) bahwa kematangan karir adalah keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan

tugas-tugas perkembangan karir yang khas bagi tahap perkembangan tertentu.

Sedangkan menurut Crites (dalam Agustina, Nurmaisara dan Anggriana, 2017)

mengatakan bahwa kematangan karir adalah kesesuaian antara perilaku karir ndividu

Page 28: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

16

yang nyata dengan perilaku karir yang diharapkan pada usia tertentu disetiap tahap.

Hasan (dalam Rustanto, 2016) menyatakan Kematangan karir yaitu sikap dan

kompetensi yang berperan dalam pengambilan keputusan karir.

Dapat beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kematangn karir

adalah keberhasilan dan kesuksesan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas

perkembangan karir dengan mempersiapkan serta memilih keputusan karir secara

tepat.

Schreuder dan Coetzee (dalam Rosdi, Talib dan Wahab, 2016) berpendapat

bahwa kematangan karir mengacu pada suatu kemampuan individu untuk membuat

keputusan karir yang mencerminkan ketegasan, kemandirian, kemandirian, dan

kemauan untuk berkompromi antara kebutuhan pribadi dan persyaratan karir yang

dibutuhkan.

Spokane (dalam Sharma dan Ahuja, 2017) mengatakan bahwa kematangan karir

didasarkan pada bantuan langsung yang diberikan kepada individu untuk

mempromosikan pengambilan keputusan yang lebih efektif, konseling intensif untuk

membantu menyelesaikan kesulitan karir; peningkatan pengembangan karir seseorang

untuk memungkinkannya membuat keputusan karir yang lebih efektif.

2.2.2 Tahap Perkembangan Karir

Menurut Super (dalam Winkel dan Hastuti,2005:632) terdapat lima fase

perkembangan karier manusia, yaitu fase pengembangan (growth), fase eksplorasi

Page 29: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

17

(exploration), fase pemantapan (establishment), fase pembinaan (maintenance), dan

fase kemunduran (decline).

1) Fase pengembangan dimulai dari masa anak-anak sampai usia 15 tahun, pada

tahapan ini ditandai dengan pembentukan konsep diri, yang muncul karena adanya

proses pengembangan potensi, sikap minat dan kebutuhan-kebutuhan.

2) Fase eksplorasi dimulai antara umur 15 – 24 tahun, pada tahapan ini individu

mampu mengumpulkan informasi karier yang relevan dan mengembangkan

keterampilan terkait.

3) Fase pemantapan dimulai antara umur 25- 44 tahun, ditandai dengan pemantapan

diri pada sebuah karier.

4) Fase pembinaan dimulai antara umur 45-65 tahun, pada fase ini proses penyesuaian

terus berlanjut untuk meningkatkan jenjang karier.

5) Fase kemunduran terjadi pada usia 65 tahun keatas ditandai dengan persiapan masa

pensiun. Biasanya pada masa ini diikuti post-power syndrome

Dapat disimpulkan dalam perkembangan karir terdapat tahapan yang dimulai

dari sejak masa anak-anak sampai dengan masa tua atau kakek nenek. Mulai dari anak-

anak yang mengkonsepkan dirinya dengan mengembangkan potensi yang dilanjutkan

dengan mencari informasi mengenai karir karena akan memantapkan pilihan karirnya.

Saat sudah melewati masa tersebut akan mulai menyesuaikan diri dan terus belajar

untuk meningkatkan jenjang karir dan setelah berada diatas akan mengalami penurunan

karena pada masa pensiun.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

18

2.2.3 Aspek Kematangan Karir

Super (dalam Saifuddin 2018:17), mengemukakan empat aspek kematangan

karir yaitu (a) Perencanaan, individu secara sadar harus membuat pilihan karir, (b)

eksplorasi, individu mencari informasi mengenai dunia kerja serta studi lanjut, (c)

kompetensi informasional, individu memiliki kompetensi dengan memadukan

pengetahuan dan informasi untuk mengkristalkan pilihan pekerjaan pada bidang

tertentu, (d) pengambilan keputusan, individu mempertimbangkan pilihan karirnya.

Super (dalam Kamil dan Daniati, 2016) menyebutkan aspek kematangan karir :

1) Perencanaan Karir (Career Planning)

Aspek ini menilai tingkat perencanaan karir melalui sikap terhadap masa depan.

Individu memiliki kepercayaan diri, kemampuan belajar dari pengalaman, sadar

akan dirinya harus membuat pilihan pendidikan dan pekerjaan, serta

mempersiapkan diri untuk membuat pilihan tersebut

2) Eksplorasi Karir (Career Exploration)

Aspek ini menilai sikap terhadap pencarian sumber informasi karir. Individu

berusaha memperoleh informasi tentang karir serta menggunakan kesempatan dan

sumber informasi yang berpotensi seperti orangtua, teman, guru, dan konselor.

3) Pengetahuan Tentang Membuat Keputusan Karir (Career Decision Making)

Aspek ini menilai pengetahuan tentang prinsip dan cara pengambilan keputusan.

Individu memiliki kemandirian, membuat pilihan pekerjaan yang sesuai dengan

minat dan kemampuan, kemampuan dalam menggunakan metode dan prinsip

Page 31: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

19

pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah termasuk memilih

pendidikan dan pekerjaan.

4) Pengatahuan Tentang Dunia Kerja (World Of Word Information)

Aspek ini menilai pengetahuan akan jenis-jenis pekerjaan, cara memasuki dan

sukses dalam pekerjaan, serta peran-peran dalam dunia kerja.

5) Pengetahuan Tentang Kelompok Pekerjaan Yang Lebih Disukai (Knowledge Of

Preferred Occupational Group)

Indikator pada aspek ini menilai pemahaman akan tugas dari pekerjaan yang

diinginkan, memahami persyaratan dari pekerjaan yang diinginkan, mengetahui

faktor dan alasan yang mempengaruhi pilihan pekerjaan yang diminati dan mampu

mengidentifikasi resiko-resiko yang mungkin muncul dari pekerjaan yang diminati

6) Realisasi Keputusan Karir (Realisation)

Aspek ini memiliki pemahaman yang baik tentang kekuatan dan kelemahan diri

berhubungan dengan pekerjaan yang diinginkan, mampu melihat faktor-faktor yang

mendukung dan menghambat karir yang diinginkan, serta mampu mengambil

manfaat membuat keputusan karir yang realistik .

Crites (dalam Tekke, 2012) membagi kematangan karir menjadi dua dimensi,

yaitu dimensi afektif dan dimensi kognitif. Dimensi afektif menunjukkan dalam proses

pemilihan karir dengan mengkompromikan keinginan seseorang dengan kenyataan.

Dimensi kognitif menunjukkan pilihan karier, pengetahuan individu tentang karier,

menuju keterampilan pengambilan keputusan.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

20

Dapat disimpulkan aspek-aspek dalam kematangan karir yaitu: Pertama, individu

mengenal akan kemampuan dirinya termasuk bakat serta minatnya. Kedua, individu

harus mulai sadar akan pentingnya karir di masa depan dan mulai mempersiapkan diri

untuk memasuki tahapan karir selanjutnya. Ketiga, individu belajar mencari dari

berbagai sumber mengenai informasi pilihan pekerjaan serta memahami bagaimana

gambaran pekerjaan, peran, cara memasuki, risiko pekerjaan tersebut. Keempat,

individu menetapkan dan memertimbangan pilihan karirnya sesuai akan

kemampuannya. Dan yang kelima individu bisa menyelesaikan permasalahan dalam

mempertimbangkan pilihan karirnya serta mengetahui kelebihan dan kelemahan

pekerjaan yang dipilihnya.

2.2.4 Faktor Pengaruh Kematangan Karir

Super (dalam Lestari, 2017) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi

kematangan karir dalam beberapa kelompok, yaitu :

1) Faktor Bio-sosial, yaitu informasi yang lebih spesifik terkait dengan perencanaan,

penerimaan, tanggung jawab dalam perencanaan karir, orientasi pilihan karir

berhubungan dengan factor bio-sosial seperti umur dan kecerdasan.

2) Faktor Lingkungan, yaitu indeks kematangan karir yang berkorelasi positif dengan

tingkat pekerjaan orang tua, kurikulum sekolah, stimulasi budaya, dan kohesivitas

keluarga.

3) Faktor Kepribadian, meliputi konsep diri, focus kendali, bakat, nilai atau norma dan

tujuan hidup.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

21

4) Faktor Vokasional, kematangan karir individu yang berkorelasi positif dengan

aspirasi vokasional, tingkat kesesuaian aspirasi dengan ekspetasi karir.

5) Faktor Prestasi individu, meliputi prestasi akademik, kebebasan partisipasi dalam

kegiatan kokurikuler dan ekstrakulikuler

Hirschi (dalam Agustina, Nurmaisara, dan Anggriana, 2017) mengklarifikasikan

faktor yang mempengaruhi kematangan karir. Faktor tersebut adalah :

1) Usia

Usia terkait dengan tugas perkembangan remaja dimana mereka dipersiapkan

untuk menghadapi peran nantinya di masa dewasa. Remaja sudah mengerti tentang

implikasi jangka panjang dari pendidikan dan pilihan karir.

2) Gender

Pada remaja perempuan dan laki-laki memiliki pola yang berbeda terkait

komponen pembentukan identitas. perempuan membentuk identitas dengan

berinteraksi dengan orang lain, dan laki-laki menetapkan kemandiriannya.

Kematangan karir pada remaja perempuan lebih tinggi dari remaja laki-laki

seusianya. perempuan akan lebih mudah menggali tentang karir yang diminati,

karena mereka cenderung berinteraksi dengan banyak orang.

3) Pengalaman Kerja

Ketika seorang individu memiliki pengalaman kerja yang sesuai dengan minat

dan kemampuannya, individu akan mendapatkan informasi terkait dengan karir

Page 34: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

22

yang dipilihnya. Informasi yang dimiliki, seseorang akan dapat merencanakan

karirnya dengan lebih matang.

4) Keluarga

Keluarga mendorong anak menuju sesuatu karir yang diminatinya. Keluarga

menjadi sumber informasi anak dengan memberi nasehat, berdiskusi, dan

memberikan petunjuk dengan model yang ditunjukkan oleh orang tua. Keluarga

juga memiliki pengaruh dalam proses perkembangan karir yang mempengaruhi

individu secara langsung.

5) Institusi Pendidikan

Berbagai sekolah mulai mengadakan pendidikan diluar pelajaran utama yang

berkaitan dengan jurusan studi lanjut. Hal ini dapat membekali pelajar dengan

pengetahuan mengenai hal yang diminatinya dan hal-hal yang perlu dipersiapkan

dan dipenuhi untuk mendapatkan karir yang diinginkan.

6) Status Sosial-Ekonomi

Status sosial ekonomi berpengaruh pada kematangan pemilihan karir. Individu

dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi akan memiliki kesempatan yang

lebih besar dalam mencari informasi untuk perencanaan karirnya. Karena akan

memiliki fasilitaslebih untuk mencari tahu tentang karir yang diinginkannya.

Menurut Ginzberg (dalam Syaifuddin, 2018:22) menyatakan fakor yang

mempengaruhi kematangan karir, yaitu:

Page 35: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

23

1) Faktor realitas, individu mendapat tekanan dan penghargaan dari lingkungan dalam

membuat keputusan mengenai komitmen terhadap pekerjaan.

2) Proses pekerjaan, jenis dan lama pendidikan atau pelatihan yang ditempuh dapat

mempercepat atau menghambat perkembangan karir individu.

3) Faktor individual, stabilisasi emosi, penggunaan proses kognitif operasional dan

kemampuan berkontribusi secara signifikan dalam perkembangan karir dan nilai

individu.

Dapat disimpulkan faktor-faktor kematangan karir terdapat faktor internal dan

faktor eksternal. Dalam faktor internal terdapat usia, jenis kelamin, kepribadian,

intelegensi, bakat dan minat. Sedangkan, faktor eksternal yang emmpengaruhi

kematangan karir yaitu faktor lingkungan yang terdaat dari keluarga, sekolah,

lingkungan tempat tinggal, faktor pengalaman kerja, serta status sosial.

2.3Self Efficacy

Berikut ini akan dikaji lebih mendalam mengenai variabel kematangan karier

yang meliputi: (1) definisi self efficacy, (2) sumber self efficacy, (3) aspek self efficacy,

(4) proses self efficacy, dan (5) faktor yang mempengaruhi self efficacy.

2.3.1 Definisi Self Efficacy

Menurut Bandura dalam Feist and Feist (2017:157) self efficacy adalah

keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk melakukan suatu dalam situasi

kontrol yang berhasil. Self efficacy menurut Santrock (dalam Rachmawati, 2012)

adalah kepercayan individu akan kemampuannya dalam menguasai situasi serta

Page 36: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

24

menghasilkan sesuatu yang menguntungkan. Menurut Ormrod (dalam Jatisunda, 2017)

secara umum, self efficacy adalah penilaian seseorang tentang kemampuan dirinya

untuk menjalankan perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Hackket (dalam

Rosdi, Talib dan Wahab, 2016) mendefinisikan self efficacy karir adalah keyakinan

dalam individu yang terdiri dari kemampuan untuk bekerja, pemilihan studi lanjut

untuk belajar di perguruan tinggi dengan upaya dan ketekunan dalam menjalankan

pilihan yang dibuat. Dapat disimpulkan bahwa self efficacy adalah keyakinan atau

kepercayaan individu atas kemampuannya dalam menguasai situasi dan menghasilkan

sesuatu yang menguntungkan

Self efficacy yang kuat dalam diri individu mendasari pola pikir, perasaan dan

dorongan dalam dirinya untuk merefleksikan segenap kemampuan yang individu

miliki. Individu akan memahami kondisi dirinya secara realistis, sehingga individu

mampu menyesuaikan antara harapan akan pekerjaan yang diinginkannya dengan

kemampuan yang individu miliki.

Menurut Kreitner dan Kinicki (dalam Pudjiastuti, 2012) Self efficacy akan

mempengaruhi proses motivasi setelah individu tahu dan yakin akan kemampuannya,

dan merasa mampu untuk melaksanakan tugasnya, maka motivasinya juga akan lebih

kuat dalam menyelesaikan tugas tersebut

Bandura dan Locke (dalam Pudjiastuti, 2009) menjelaskan self efficacy mengatur

fungsi dalam diri manusia melalui proses kognitif, motivasi, afektif, dan proses

keputusan sehingga mempengaruhi perilaku individu dalam meningkatkan atau

Page 37: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

25

menurunkan usaha serta bagaimana memotivasi diri mereka dan gigih dalam

menghadapi kesulitan.

Semakin tinggi self efficacy seseorang maka semakin tinggi motivasi yang

dimilikinya dan lebih keras untuk berusaha. Namun sebaliknya semakin rendah self

efficacy seseorang, maka semakin rendah pula motivasi yang dimilikinya dan usaha

yang dilakukan individu pun juga rendah. Self efficacy mempengaruhi motivasi melalui

pilihan yang dibuat dan tujuan yang disusun. Self efficacy siswa yang tinggi cenderung

memilih cara dengan tantangan yang besar. Self efficacy yang besar cenderung

membutuhkan usaha yang besar pula. Ketika self efficacy untuk mencapai tujuan yang

tinggi, siswa akan berusaha lebih keras untuk menyelesaikan tugastugasnya dan akan

bertahan lebih lama dalam menghadapi kesulitan. Sebaliknya siswa dengan self

efficacy rendah akan memilih cara yang mudah, sedikit usaha dan mudah menyerah.

2.3.2 Sumber Self Efficacy

Sedangkan menurut Alwisol (2009:289) strategi sumber self efficacy adalah:

1) Pengalaman Performasi

a. Meniru model yang berprestasi

b. Menghilangkan pengaruh buruk prestasi masa lalu

c. Menonjolkan keberhasilan yang pernah diraih

d. Melatih diri untuk melakukan yang terbaik

2) Pengalaman Vikarius

a. Mengamati model yang nyata

Page 38: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

26

b. Mengamati model simbolik, film, komik, cerita

3) Persuasi Sosial

a. Mempengaruhi dengan kata-kata berdasar kepercayaan

b. Memerintah diri sendiri

c. Interpretasi baru memperbaiki interpretasi lama yang salah

4) Keadaan emosi

a. Mengubah atribusi, penganggung jawab suatu kejiadian emosional

b. Relaksasi

c. Menghilangkan sikap emosional dengan modelling simbolik

d. Memunculkan emosi secara simbolik

2.3.3 Aspek Self Efficacy

Bandura (dalam Syahrina, 2016) mengatakan efikasi diri tiap individu akan

berbeda antara satu individu dengan yang lainnya. Aspek-aspek self efficacy

berdasarkan tiga dimensi yaitu:

1) Tingkat (level)

Tingkat (level) ini berkaitan dengan derajat kesulitan tugas ketika individu

merasa mampu untuk melakukannya. Apabila individu dihadapkan pada tugas yang

disusun berdasar tingkat kesulitannya, maka efikasi diri individu mungkin akan

terbatas pada tugas yang mudah, sedang, atau tugas yang sulit sesuai dengan batas

kemampuan untuk memenuhi tuntutan perilaku yang dibutuhkan pada masing-

masing tingkat. Dimensi ini berimplikasi terhadap pemilihan tingkah laku yang akan

dicoba atau dihindari. Individu akan mencoba tingkah laku yang dirasa mampu

Page 39: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

27

dilakukannya dan menghindari tingkah laku yang berada di luar batas

kemampuanya.

2) Kekuatan (strength)

Kekuatan (strenght) ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan atau

pengharapan individu mengenai kemampuannya. Pengharapan yang lemah mudah

digoyahkan terhadap pengalaman yang tidak mendukung. Sebaliknya, pengharapan

yang mantap mendorong individu tetap bertahan dalam usahanya, meskipun

mungkin ditemukan pengalaman yang kurang menunjang. Dimensi ini biasanya

berkaitan langsung dengan dimensi level, yaitu makin tinggi taraf kesulitan tugas,

makin lemah keyakinan yang dirasakan untuk menyelesaikannya.

3) Generalisasi (generality)

Generalisasi (generality) ini berkaitan dengan luas bidang tingkah laku yang

mana individu merasa yakin akan kemampuannya. Individu dapat merasa yakin

akan kemampuan dirinya. Apakah terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu

atau apakah ada serangkaian aktivitas dan situasi yang bervariasi.

Menurut Hanifah dan Agustini (2012) Self efficacy yang lebih khusus dimana

aspek-aspek dalam self efficacy ada 4 yaitu:

1) Aspek keyakinan terhadap kemampuan dalam menghadapi situasi yang tidak

menentu yang mengandung unsur kekaburan, tidak dapat diprediksi dan penuh

tekanan

Page 40: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

28

2) Aspek keyakinan terhadap kemampuan menggerakkan motivasi, kemampuan

kognitif dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil

3) Aspek keyakinan mencapai target yang telah ditentukan

4) Aspek keyakinan terhadap kemampuan mengatasi masalah yang muncul.

Dapat dismpulkan dalam aspek self effycacy terdapat keyakinan individu

terhadap kemampuan kognitif untuk mencapai target yang dipilihnya dengan

mempertimbangkan masalah yang muncul dalam hasil yang ingin dicapai dimana

individu akan berusaha menyelesaikan tugasnya sesuai dengan keyakinan penuh secara

mantap untuk berjuang mencapai tujuannya dan keyakinan tersebut dibarengi dengan

kemampuannya.

2.3.4 Proses Self Efficacy

Bandura (dalam Jatisunda, 2017) menyatakan bahwa self efficacy berakibat pada

suatu tindakan manusia melalui proses kognitif, proses motivasional, proses afektif,

dan selektif. Berikut adalah proses-proses self efficacy :

1) Proses Kognitif.

Self efficacy memengaruhi pola pikir individu, kemudian dapat mengakibatkan

meningkat atau menurunnya performance seseorang. Efek dan akibat dari kognitif

ini dapat muncul dalam berbagai variasi. Bagi individu yang memiliki self efficacy

tinggi akan mengingatkan dirinya tentang masa depan dalam kehidupannya.

Mayoritas tindakan individu yang mengacu Mayoritas tindakan individu diawali

oleh pikiran. Konstruksi kognisi merupakan petunjuk untuk bertindak dalam usaha

Page 41: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

29

pengembangan keterampilan. Sistem kognisi yang dimiliki memungkinkan individu

untuk mempersepsi rangsang yang ada di dalam diri maupun di luar diri.

2) Proses Motivasional

Self efficacy memegang peranan penting dalam motivasi. Kebanyakan motivasi

yang ada dalam diri individu terbentuk secara kognitif. Seseorang mengarahkan

perilakunya pada suatu tujuan tertentu karena telah memikirkan hal tersebut.

Terdapat tiga bentuk motivator kognitif, yaitu; causal attribution, outcome

expectancies, dan cognizied goals. Causal attribution ini dapat memengaruhi

motivasi, performance yang dicapai, dan reaksi-reaksi afektif terutama belief dari

self efficacy. Self efficacy dapat menentukan goal yang telah ditentukan oleh

individu untuk diri sendiri; berapa banyak usaha yang telah dilakukan, berapa lama

mereka dengan gigih bertahan menghadapi kesulitan serta ketabahan dalam

mengatasi kegagalan dan hambatan.

3) Proses Afektif

Keyakinan seseorang akan kemampuannya akan mempengaruhi berapa banyak

stres dan depresi yang akan dialaminya. Hal itu mempengaruhi tingkatan dari self

efficacy mereka. Self efficacy seseorang berhubungan dengan pengendalian stressor

yang berat, mampu atau tidaknya seseorang mengendalikan stressor agar dirinya

tidak mengalami gangguan-gangguan emosional.

4) Proses Seleksi

Keyakinan seseorang tentang personal efficacy yang dimilikinya dapat

mempengaruhi tipe dari aktivitas dan lingkungan yang dipilihnya setelah melalui

Page 42: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

30

proses pertimbangan dan seleksi. Seseorang cenderung lebih memilih aktivitas dan

situasi di mana mereka yakin bahwa peluangnya untuk sukses dan berhasil pada

aktivitas serta situasi tersebut besar.

Menurut Shortridge-Baggett & van der Bijl dalam Bijl, Jaap J. van der & Baggett,

Lillie M. Shortridge (2001) menggambarkan mengenai model self efficacy dalam

bentuk gambar. Gambarnya adalah sebagai berikut :

Sumber informasi

- Pengalaman Peformasi

- Pengalaman Vikarius

- Persuasi Sosial

- Keadaan emosi

Gambar 2.1 Proses terjadinya self efficacy

Dalam self efficacy terdapat suatu proses yang bermula dalam diri individu yang

mempengaruhi proses kognitif yang didalamya terdapat berbagai aspek yang

mempengaruhi tindakanya dalam bentuk usaha dalam mencapai hasil yang diinginkan.

Harapan

Harapan efikasi

- Magnitude level

- Strenght

- Generality

Hasil

Perilaku

- inisiasi

- usaha

- menghindari

Individu

- Persepsi

- Petunjuk diri

Page 43: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

31

2.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Self Efficacy

Menurut Bandura (dalam Feist and Feist, 2017:158-160) Efikasi personal

didapatkan, ditingkatkan , atau berkurang melalui salah satu atau kombinasi dari empat

sumber :

1) Pengalaman Menguasai Sesuatu

Sumber yang paling berengaruh dari efikasi diri adalah pengalaman menguasai

sesuatu, yaitu peforma masa lalu. Pertama, peforma yang berhasil akan

meningkatkan efikasi diri secara proposional dengan kesulitan dari tugas tersebut.

Kedua, tugas yang diselesaikan dengan baik oleh diri sendiri akan lebih efektif

daripada yang diselesaikan dengan bantuan orang lain. Ketiga, kegagalan mungkin

menurunkan efikasi saat tahu bahwa individu telah memberikan usaha terbaik.

Kegagalan yang tejadi ketika tidak sepenuhnya berusaha tidak lebih memengaruhi

efikasi dibandingkan kegagalan saat berusaha memberikan yang terbaik. Keempat,

kegagalan dalam kondisi rangsangan atau tekanan emosi yang tinggi tidak terlalu

merugikan diri dibandingkan kegagalan dalam kondisi maksimal. Kelima,

kegagalan sebelum mengukuhkan rasa menguasai sesuatu akan lebih berpengaruh

buruk pada rasa efikasi diri daripada kegagalan setelahnya. Dampak keenam dan

yang berhubungan adalah kegagalan yang terjadi terkadang yang terjadi kadang-

kadang mempunyai dampak yang sedikit terhadap efikasi diri, terutama pada

mereka yang mempunyai ekspektasi yang tinggi pada kesuksesan.

2) Pemodelan Sosial

Page 44: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

32

Efikasi diri meningkat saat mengobservasi pencapaian orang lain yang

mempunyai kompetensi yang setara, namun akan berkurang saat melihat teman

sebaya gagal. Dampak dari pemodelan sosial tidak sekuat dampak yang diberikan

oleh peforma pribadi dalam meningkatkan level efikasi diri, tetapi mempunyai

dampak yang kuat saat memperhatikan penurunan efikasi diri.

3) Persuasi Sosial

Persuasi dari orang lain dapat menigkatkan atau menurunkan efikasi diri.

Meningkatkan efikasi diri melalui persuasi sosial dapat menjadi efektif bila kegiata

yang didukung berada dalam jangkauan perilaku sesorang Persuasi sosial paling

efektif dikombinasikan dengan peforma yang sukses. Persuasi dapat meyakinkan

sesorang untuk berusaha dalam suatu kegiatan dan apabila peforma yang dilakukan

sukses, baik pencapaian tersebut maupun penghargaan verbal yang mengikutinya

akan meningkatkan efikasi di masa depan.

4) Kondisi Fisik dan Emosional

Emosi yang kuat biasanya akan mengurangi peforma, saat sesorang mengalami

ketakutan yang kuat, kecemasan yang akut, atau tingkat stress yang tingggi,

kemungkinan akan mempunyai ekspektasi efikasi yang rendah. Rangsangan

emosional dapat memfasiltasi penyelesaian yang sukses dari tugas yang mudah dan

sederhana, namun mungkin akan menganggu peforma dalam melakukan kegiatan

yang kompleks

Dapat disimpulkan faktor self efficacy terdapat pengalaman masa lalu dan yang

mempengaruhi keyakinan individu yang juga melihat pencapaian orang lain. Faktor

Page 45: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

33

dari luar juga mempengaruhi yaitu persuasi dari orang lain karena akan memunculkan

hal positif dalam diri yang akan meningkatan keyakinan dalam diri.selain itu, keadaan

jiwa juga mempengaruhi, karena jika muncul stress karena kecemasan takut gagal tentu

akan mambuat keyakinan turun.

2.4 Dukungan Sosial Orang Tua

Berikut ini akan dikaji lebih mendalam mengenai variabel kematangan karier

yang meliputi: (1) definisi dukungan sosial orang tua, (2) sumber dukungan sosial

orang tua, (3) indikator dukungan sosial orang tua, (4) manfaat dukungan sosial orang

tua, dan (5) faktor pengaruh dukungan sosial orang tua.

2.4.1 Definisi Dukungan Sosial Orang Tua

Baron dan Byrne (dalam Widyastuti dan Pratiwi, 2013) menyebutkan bahwa

dukungan sosial adalah kenyamanan secara fisik & psikologis yang diberikan oleh

teman atau anggota keluarga. Dukungan sosial merupakan suatu proses sosial,

emosional, kognitif, dan perilaku yang berlangsung dalam sebuah hubungan pribadi

dimana individu memperoleh bantuan untuk melakukan penyesuaian adaptif atas

masalah yang dihadapinya (Dalton, Elias, & Wandersman dalam kuma, Wijono dan

Setiawan, 2016). Johnson dan Johnson (dalam Utami, 2013) mengemukakan bahwa

dukungan sosial adalah suatu usaha pemberian bantuan kepada individu dengan tujuan

untuk meningkatkan kualitas kesehatan mental, meningkatkan rasa percaya diri, doa,

semangat atau dorongan, nasihat serta sebuah penerimaan.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

34

Dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial orang tua adalah pemberian

penghargaan positif dari orang lain terhadap diri yang berpengaruh terhadap emosi dan

fisik serta meningkatan semangat, yang diberikan dari orang yang memiliki hubungan

dekat dengan individu.

Sarason (dalam Kumalasari dan Ahyani, 2012) berpendapat bahwa dukungan

sosial mencakup dua hal: pertama, jumlah sumber dukungan sosial yang tersedia,

merupakan persepsi individu terhadap sejumlah orang yang dapat diandalkan saat

individu membutuhkan bantuan dengan pendekatan berdasarkan kuantitas hubungan.

Yang kedua, tingkatan kepuasan akan dukungan sosial yang diterima, berkaitan dengan

persepsi individu bahwa kebutuhannya akan terpenuhi dengan pendekatan berdasarkan

kualitas hubungan.

Sheridan dan Radmacker Johnson dan Johnson (dalam Utami, 2013) mengatakan

bahwa dengan adanya dukungan sosial dapat membuat individu menyadari bahwa ada

lingkungan terdekat individu yaitu keluarga yang siap membantu individu dalam

menghadapi masalah yang dihadapinya.

Taylor (dalam Saputri dan Indrawati, 2012) menjelaskan, dukungan sosial akan

lebih berarti bagi seseorang apabila diberikan oleh orang-orang yang memiliki

hubungan signifikan dengan individu yang bersangkutan, dengan kata lain, dukungan

tersebut diperoleh dari orangtua, pasangan suami istri, anak dan kerabat keluarga

lainnya. Melengkapi pendapat tersebut, Gore (dalam Saputri dan Indrawati, 2012)

menyatakan bahwa dukungan sosial lebih sering didapat dari relasi yang terdekat, yaitu

dari keluarga atau sahabat. Kekuatan dukungan sosial yang berasal dari relasi yang

Page 47: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

35

terdekat merupakan salah satu proses psikologis yang dapat menjaga perilaku sehat

dalam diri seseorang.

2.4.2 Sumber Dukungan Sosial Orang Tua

Cohen & Syrne (dalam Aprilia, 2013) berpendapat bahwa dukungan sosial

bersumber dari lingkungan tempat kerja, keluarga, pasangan suami istri, serta teman di

lingkungan sekitar. Charles H Cooley (dalam Ahmadi, 2007:90) ada dua macam

kelompok sosial yang terdiri dari A) kelompok primer, yaitu kelompok sosial yang

anggota-anggotanya sering berhadapan muka satu sama lain dan saling mengenal dari

dekat sehingga mempunyai hubungan erat dan intesif. Contohnya yaitu keluarga, rukun

tetangga, teman sepermainan, kelompok belajar, kelompok agama dan sebagainya. B)

kelompok sekunder, yaitu kelompok yang interaksi sosial nya terjadi secara tidak

langsung, berjauhan dan formal. Contohnya yaitu organisasi massa dan beberapa

bentuk ikatan lain. Disini dukungan dan peranan orang tua memegang peran penting

dimana orang tua menjadi aspek pendidikan pertama bagi seorang anak. Seorang anak

yang menginjak remaja tentunya sangat membutuhkan perhatian, dukungan maupun

bimbingan dari orang tua sebagai bekal bagi perkembangan selanjutnya.

Peran dukungan sosial orang tua memfasilitasi transisi dari masa sekolah ke

kehidupan kerja, haI ini seperti yang dibuktikan oleh peneliti yang dilakukan oleh

(Turan, Celik, Turan 2014) . Sejalan dengan hal tersebut, Penelitian yang dilakukan

oleh Givenra, Nota dan Ferrari (dalam Herin dan Sawitri, 2017) menunjukan bahwa

dukungan orang tua akan memberikan efek postif pada persepsi remaja terkait dengan

perkembangan karirnya

Page 48: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

36

Goetlieb (dalam Maslihah, 2011) menyatakan ada dua macam hubungan

dukungan sosial, yaitu pertama, hubungan profesional yakni bersumber dari

orangorang yang ahli di bidangnya, seperti konselor, psikiater, psikolog, dokter

maupun pengacara. Kedua, hubungan non profesional, yakni bersumber dari

orangorang terdekat seperti teman, keluarga.

Dapat disimpulkan sumber dukungan sosial yaitu orang sekitar terdekat individu

yang memiliki hubungan. Hubungan tersebut cakupannya luas yang terdekat adalah

keluarga, teman, lingkungan sekolah, lingkungan tetangga, dll.

2.4.3 Aspek Dukungan Sosial Orang Tua

Menurut Sarafino (dalam Kumalasari dan Ahyani, 2012) dukungan sosial

terdiri dari empat jenis yaitu :

1) Dukungan emosional, bentuk dari dukungan ini melibatkan ekspresi rasa empati dan

perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan

diperhatikan. bentuk dari dukungan ini meliputi perilaku seperti memberikan

perhatian dan afeksi seta bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain.

2) Dukungan penghargaan, bentuk dari dukungan ini melibatkan ekspresi yang berupa

pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa

orang lain.

3) Dukungan instrumental, Bentuk dari dukungan ini melibatkan bantuan langsung,

misalnya berupa bantuan finansial atau bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas

tertentu.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

37

4) Dukungan informasi, bentuk dari dukungan ini bersifat informasi. Informasi berupa

saran, pengarahan, serta umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan

persoalan.

House (dalam Patty, Wijono dan Setiawan, 2016) menyatakan dimensi

dukungan sosial yaitu:

1) Dukungan emosi, keberadaan seseorang atau lebih yang bisa mendengarkan keluh

kesah dengan simpati ketika seorang individu mengalami masalah dan bisa

menyediakan indikasi kepedulian dan penerimaan.

2) Dukungan penilaian, meliputi ketersediaan informasi yang berguna dalam evaluasi

diri dengan memberikan umpan balik dan penguatan atau penegasan.

3) Dukungan informasi, meliputi ketersediaan pengetahuan yang berguna dalam

menyelesaikan masalah, seperti menyediakan informasi mengenai sumber-sumber

dan layanan komunitas atau menyediakan nasehat dan tuntunan mengenai suatu aksi

atau hal-hal tertentu untuk menyelesaikan masalah.

4) Dukungan instrumental, melibatkan bantuan nyata atau praktis yang diberikan

secara langsung sehingga membantu seseorang yang membutuhkan.

Dapat disimpulkan indikator dalam dukungan sosial orang tua terdapat

dukungan emosi yang memunculkan efek psikologis dalam diri seperti rasa nyaman,

merasa dihargai, dan dicintai. Terdapat pula evaluasi dan finansial yang dibutuhkan

dalam diri serta informasi sebagai pelengkap untuk membimbing individu dalam

menyelesaikan permasalahan.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

38

2.3.4 Manfaat Dukungan Sosial

Menurut Johnson & Johnson (dalam Widyastuti dan Pratiwi, 2013) terdapat

empat manfaat dukungan sosial yaitu dukungan sosial dihubungkan dengan pekerjaan

akan meningkatkan produktivitas, meningkatkan kesejahteraan psikologis dan

penyesuaian diri dengan memberikan rasa memiliki, memperjelas identitas diri,

menambah harga diri serta mengurangi stress, meningkatkan dan memelihara

kesehatan fisik serta pengelolaan terhadap stress dan tekanan.

2.3.5 Faktor Pengaruh Dukungan Sosial Orang Tua

Myers dalam Hobfoll (dalam Maslihah, 2011) mengemukakan bahwa ada tiga

faktor penting yang mendorong seseorang untuk memberikan dukungan yang positif,

diantaranya :

1) Empati, yaitu turut merasakan kesusahan orang lain dengan tujuan mengantisipasi

emosi dan motivasi tingkah laku untuk mengurangi kesusahan dan meningkatkan

kesejahteraan orang lain.

2) Norma dan nilai sosial, yang berguna untuk membimbing individu untuk

menjalankan kewajiban dalam kehidupan.

3) Pertukaran sosial, yaitu hubungan timbal balik perilaku sosial antara cinta,

pelayanan, informasi. Keseimbangan dalam pertukaran akan menghasilkan kondisi

hubungan interpersonal yang memuaskan. Pengalaman akan pertukaran secara

timbal balik ini membuat individu lebih percaya bahwa orang lain akan

menyediakan.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

39

Dapat disimpulkan faktor yang mendorong untuk memberikan dukungan

terdapat perasaan empati untuk ikut merasakan yang dirasakan orang lain dan didukung

dengan nilai sosial serta pertukaran sosial.

2.5 Kerangka Berfikir

Siswa SMA kelas XII berada pada tahap untuk pemilihan keputusan untuk

pemilihan jurusan. Baik dalam hal pekerjaan atau pemilihan untuk meneruskan studi

di perguruan tinggi. Individu yang mampu memilih karir dengan tepat adalah individu

yang memiliki kematangan karir. Kematangan karir merupakan gambaran kesesuaian

antara individu dengan pekerjaannya serta dinamika dalam pembuatan keputusan

pilihan pekerjaan. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh remaja sama

pentingnya dengan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh orang dewasa.

Remaja yang dapat mengetahui potensi dirinya berarti yakin akan kemampuan

dalam dirinya mengenai bakat dan minat. Dengan kata lain remaja yang sudah

mengetahui potensi dirinya memiliki kepercayaan dan keyakinan akan kemampuannya

dalam pemilihan karir mendatang. Selain itu, dukungan orang tua menjadi pengaruh

bagi siswa dalam mengambil keputusan pemilihan jurusan, sehingga remaja mampu

menetapkan pilihan perguruan tinggi dan pemilihan program studi.dengan matang.

Orang tua diharapkan dapat memberikan arahan dan bimbingan serta tidak

mengacuhkan remaja. Karena pemilihan jurusan merupakan langkah awal dalam

karirnya di masa depan.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

40

SELF EFFICACY KEMATANGAN KARIR

Tingkat (level)

Kekuatan (strenght)

Generalisasi (generality)

DUKUNGAN SOSIAL

ORANG TUA

Dukungan emosional

Dukungan penghargaan

Dukungan instrumental

Dukungan informasi

Perencanaan Karir

Eksplorasi Karir

Pengetahuan Tentang Membuat

Keputusan Karir

Pengatahuan Tentang Dunia Kerja

Pengetahuan Tentang Kelompok

Pekerjaan Yang Lebih Disukai

Realisasi Keputusan Karir

Gambar 2.2

Kerangka Berfikir Hubungan antara Self Efficacy dan

Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kematangan Karir

Secara teoritis terdapat hubungan antara self efficacy dan dukungan sosial orang

tua dengan kematangan karir. Apabila terdapat hubungan, maka diperkirakan semakin

tinggi tingkat self efficacy dan dukungn sosial orang tua maka semaakin tinggi pula

kematangan karir siswa

2.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan bagian yang kedudukannya penting dalam penelitian.

Hipotesis sendiri diartikan sebagai kesimpulan yang sifatnya sementara dan harus

dibuktikan terlebih dahulu. Berdasarkan keterkaitan teori yang dikemukakan oleh para

ahli diatas, dugaan hipotesisnya adalah :

1. Ha : Terdapat hubungan antara self efficacy dengan kematangan karir pada

siswa SMA Negeri se-Kabupaten Kendal.

Page 53: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

41

Ho : Tidak terdapat hubungan antara self efficacy dengan kematangan karir

pada siswa SMA Negeri se-Kabupaten Kendal

2. Ha : Terdapat hubungan antara dukungan sosial orang tua dengan

kematangan karir pada siswa SMA Negeri se-Kabupaten Kendal.

Ho : Tidak terdapat hubungan antara dukungan sosial orang tua dengan

kematangan karir pada siswa SMA Negeri se-Kabupaten Kendal.

3. Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacy dan dukungan

sosial orang tua dengan kematangan karir siswa

Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacy dan dukungan

sosial orang tua dengan kematangan karir siswa

Page 54: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

86

BAB V

PENUTUP

Bab penutup merupakan bab terakhir dari rangkaian bagian utama dari

skripsi. Pada bab ini berisi : (1) simpulan, dan (2) saran.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai

hubungan self efficacy dan dukungan sosial orang tua dengan kematangan karir,

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Tingkat self efficacy siswa SMA Negeri se-Kabupaten Kendal masuk dalam

kriteria sedang. Hal ini berarti bahwa siswa belum mampu melaksanakan

perencanaan karir, eksplorasi karir, pengetahuan tentang membuat keputusan

karir, pengetahuan tentang dunia kerja, pengetahuan tentang kelompok

pekerjaan yang disukai, dan realisasi keputusan karir

2. Tingkat self efficacy siswa SMA Negeri se-Kabupaten Kendal masuk dalam

kategori sedang. Hal ini berarti bahwa siswa belum memiliki keyakinan yang

kuat berdasarkan tingkat (level), kekuatan (strenght) dan generalisasi

(generality).

3. Tingkat dukungan sosial orang tua siswa SMA Negeri se-Kabupaten Kendal

masuk dalam kategori sedang. Hal ini berarti siswa belum mendapatkan

dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan

dukungan informasi.

4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan dari self efficacy dengan

kematangan karir siswa SMA Negeri se-Kabupaten Kendal. Dengan demikian

86

Page 55: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

87

semakian rendah self efficacy maka semakin rendah pula kematangan karir

siswa.

5. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan dukungan sosial orang tua

dengan kematangan karir siswa SMA Negeri se-Kabupaten Kendal. Dengan

demikian semakian rendah dukungan sosial orang tua maka semakin rendah

pula kematangan karir siswa.

6. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy dan dukungan

sosial orang tua secara dengan kematangan karir siswa SMA Negeri se-

Kabupaten Kendal. Dengan demikian semakian rendah self efficacy dan

dukungan sosial orang tua maka semakin rendah pula kematangan karir siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diberikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi peneliti lanjutan

Bagi peneliti lanjutan disarankan untuk melakukan penelitian dengan setting

yang dengan metode penelitian yang berbeda seperti penelitian kualitatif agar dapat

lebih memperdalam tentang kematangan karir. Selain itu peneliti juga dapat

menggunakan variabel yang berbeda yang mempengaruhi kematangan karir

seseorang untuk melengkapi penelitian.

2. Bagi guru BK

Bagi guru BK disarankan untuk memberikan layanan berkenaan tentang

kematangan karir guna meningkatkan pengetahuan siswa tentang komponen dari

kematangan karir. Hal ini dikarenakan beberapa siswa masih awam tertutama

Page 56: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

88

mengenai pengetahuan tentang berbagai macam pekerjaan, selain itu untuk realisasi

keputusan karir juga masih sangat rendah. Sedangkan hal tersebut sangat penting

untuk mengambil keputusan secara tepat sesuai dengan kemampuan untuk

memasuki dunia kerja. Selain itu guna meningkatkan kematangan karir siswa, guru

BK juga bisa melalui peningkatan dengan memberikan pelayanan terkait self

efficacy untuk membentuk kemandirian serta keyakinan dalam membuat

keputusan.

3. Bagi orang tua

Bagi orang tua disarankan untuk mendukung secara optimal kepada anaknya.

Mendukung dalam konteks ini bukan hanya memberikan semangat dan perhatian

saja, namun dengarkan apa yang sebenarnya diinginkan anak, berikan timbal balik

yang positif dengan mengajak diskusi dan juga ikut serta mencari informasi

mengenai pemilihan jurusan yang sesuai dengan dengan kemampuannya dengan

mengenali bakat dan minat anak.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

89

DAFTAR PUSTAKA

Abkin. (2011). Panduan Pelayanan Bimbingan Karir. Jakata : Abkin

Agustina, Nvita,. Nurmaisa, Okvantia., & Anggriana, Tyas Martika. (2017). Upaya

Meningkatkan Kematangan Pemilihan Karir Melalui Bimbingan Kelompok

Dengan Teknik Problem Solving . Vol. 1(1). ISSN 2580-216X

Ahmadi, Abu . (2007). Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta

Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press

Aprilia, Winda. (2013). Resiliensi Dan Dukungan Sosial Pada Orang Tua Tunggal

(Studi Kasus Pada Ibu Tunggal Di Samarinda). 1 (3) . Hal 268-279. ISSN

0000-0000

Arsanti, Tutuk Ari. (2009). Hubungan Antara Penetapan Tujuan, Self-Efficacy Dan

Kinerja. 16(2). Hal 97 – 110 . ISSN: 1412-3126

Bandura. (1997). Self efficacy; the exercise of control. New York: W. H. Freeman

And Company

Bijl, Jaap J. van der & Baggett, Lillie M. Shortridge. Self-Efficacy: Theory And

Measurement. 15.(13). Hal 4

Creswell, John W. (2014). Research Design (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan Mixed). Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Dewi, Djalal, Siswanti (2017). The Influence Of “Edufair” Psychoeducation To

Improve Student Career Maturity At Y Senior High School Of Makassar.

Halaman 76

Feist, Jess., Feist, Gregory J., & Roberts, Tomi-Ann . (2017). Teori Kepribadian.

Jakarta: Salemba Humanika

Gerungan. (2009) . Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika Aditama

Hanifah, Nurika ,. & Agustini, Rusdiana. (2012) . Peningkatan Self Efficacy Dan

Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Materi

Pokok Asam Basa Kelas Xi Sman 9 Surabaya. 1(1) . Hal 27-33 ISSN: 2252-

9454

Herin, mutiara & Sawitri, Dian Ratna ( 2017) . Dukungan Orang Tua Dan

Kematangan Karir Pada Siswa Smk Program Keahlian Tata Boga. 6 (1), Hal

301-306

Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentag Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Page 58: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

90

Jatisunda, Muhammad Gilar. (2017). HubunganSelf-EfficacySiswa SMP dengan

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. 1(2). Hal 24-30. e-ISSN: 2541-

4321

Kamil, Badrul & Daniati . (2016). Layanan Informasi Karir Dalam Meningkatkan

Kematangan Karir Pada Peserta Didik Kelas X Di Sekolah Madrasah Aliyah

Qudsiyah Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2016/2017. 03 (2)

(2016) . Hal 245-258 . e-ISSN 2355-8539

https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/konseli

Kumalasari, Fani,. & Ahyani, Latifah Nur. (2012). Hubungan Antara Dukungan

Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan. 1(1)

Lestari, Indah. (2017) . Meningkatkan Kematangan Karir Remaja Melalui

Bimbingan Karir Berbasis Life Skills. 3(1). ISSBN 2503-281X

Maslihah, Sri ( 2011). Studi Tentang Hubungan Dukungan Sosial, Penyesuaian

Sosial Di Lingkungan Sekolah Dan Prestasi Akademik Siswa Smpit Assyfa

Boarding School Subang Jawa Barat. 10(2)

Munandir. (1996). Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta: Jalan Satu Pintu

Patty, Salomia,. Wijono, Sutarto,. & Setiawan, Adi . (2016). Hubungan Dukungan

Sosial Teman Sebaya, Kontrol Diri, Dan Jenis Kelamin Dengan Prestasi

Belajar Siswa Di Sma Kristen Ypkpm Ambon. 15(2). Hal 204-235 p ISSN :

1411 – 6073

Pudjistuti, Endang. (2012). Hubungan “Self Efficacy” dengan Perilaku Mencontek

Mahasiswa Psikologi. XXVIII (1) . Hal 103-112. EISSN 2303-2499

Rachmawati, Yunia Eka. (2012). Hubungan Antara Self Efficacy dengan

Kematanagn Karir pada Mahasiswa Tingkat Awal dan Tingkat Akhir di

Universitas Surabaya. 1 (1),

Rustanto, Agung Edi. (2016). Kepercayaan Diri Dan Efikasi Diri Terhadap

Kematangan Karir Mahasiswa Di Politeknik Lp3i Jakarta Kampus Jakarta

Utara. 5(2) ISSN 2252-9993

Saifuddin, Ahmad. (2018). Kematangan Karir : Teori dan Strategi Memilih

Jurusan dan Merencanakan Karir.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Santrock, John, W. (2002). Life Span Development : Perkembangan Masa Hidup,

Edisi 5, Jilid II. Jakarta : Erlangga

Santrock, John, W. (2007). Remaja. Jakarta : Erlangga

Saputri, Meta Amelia Widya,. & Indrawati, Endang Sri. (2011). 9(1) . Hal 65-72

Sharma, Ahuja & Ahuja, Abha. (2017). A study on career maturity of Indian

adolescents with respect to their educational settings. 3(1): 242-245.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL …lib.unnes.ac.id/34380/1/1301414121_Optimized.pdf · 2020. 1. 8. · PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

91

Sugiyono. (2014) . Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

.(2016) . Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualtatif, R&D. Bandung : Alfabeta

Sutoyo, Anwar. (2009). Pemahaman Individu (Observasi, Cheklist, Interviu,

Kuesioner, Sosiometri). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Syahrina, Isna Asyri,. & Ester. (2016) . Self Efficacy Dengan Academic Dishonesty

Pada Mahasiswa Universitas Putra Indonesia “Yptk” Padang. 7(1). Hal 24-

35

Tekke, Mustafa (2013). Examining The Level Of Career Maturity Among Asian

Foreign Students In A Public University: Gender And Academic

Achievement. Vol 1 . (1). Hal 103

Turan, Celik, Turan (2014). Perceived social support as predictors of adolescents’

career exploration. Vol. 23(3). 119–124

Utami, Ni Made Sintya Noviana. (2013). Hubungan Antara Dukungan Sosial

Keluarga dengan Penerimaan Diri Individu yang Mengalami Asma. 1(1) .

Hal 12-21. ISSN: 2354-5607

W. S Winkel & Sri Hastuti. (2005). Bimbingan dan Konseling di Institusi

Pendidikan. Yogyakarta: FKIP Universitas Sanata Dharma

Widyastuti, Retno Juli & Pratiwi, Titin Indah. (2013) . Pengaruh Self Efficacy Dan

Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan

Karir Siswa. 3(1) . Hal 231 – 238