hubungan antara persepsi karyawan terhadap …1].pdf · 2018. 7. 6. · tentu saja ponakan ku yang...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA
KARYAWAN
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh :
Mei Puji Lestari NIM : 999114184
NIRM : 990051121705120180
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
PERNYATAAN KESLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya skripsi yang saya tulis ini tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Jogjakarta,............ Penulis Mei Puji Lestari
Skripsi ini aku persembahkan untuk :
-Kedua orang tua ku terCinta -Kakak – kakak ku terSayang
-Kedua malaikat kecil Mario & Moreno -Untuk semua Sahabat – sahabat aku
-Dan untuk diriku sendiri
Esok pagi, Anda akan berkenalan dengan seorang perempuan Ia perempuan cerdas Ia tahu apa yang ia inginkan dalam hidup Ia tak ingin tertinggal di belakang, Ia ingin maju Jauh dan lebih cepat dari yang lain Perempuan ini punya hati yang penuh cinta Kata – kata yang keluar dari bibirnya, bersih sesuai kata hati Ia menjaga dirinya agar tetap kuat dan sehat Tubuhnya adalah tempat jiwanya yang bersih bernaung Karena itu ia menjaga tubuhnya dengan baik Menjauhkannya dari pikiran buruk Memeliharanya agar tetap terjaga dan sehat Ia mensyukuri semua yang ada padanya Karena itulah keindahan diberikan untuknya Matanya, bibirnya... Esok pagi, ketika berkaca di cermin Anda akan berkenalan dengan perempuan itu Ia ada di pantulan cermin itu Perempuan cantik itu... Anda. Alangkah indahnya menjadi perempuan
Kata Pengantar
Alhamdulillah……. Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT atas karunia – Nya, sehingga akhirnya penulis diberi kesempatan untuk
menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap
Kepemimpinan Ttansformasional Dengan Kepuasan Kerja Karyawan”.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar–besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan moral dan spiritual
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan
kepada yang terhormat :
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
2. Ibu Kristiana Dewayani, S. Psi., M. Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Terimakasih atas segala waktu, saran, kritik, kesabaran, serta
kebijaksanaannya dalam membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini
3. Ibu Ratri Sunar Astuti, S. Psi., M. Si, dan Bapak V. Didik Suryo Hartoko, S.
Psi, M. Si, selaku Dosen Pembimbing akademik. Terima kasih atas
bimbingannya selama ini.
4. Ibu Agnes Indar E., S.Psi., M.Si., Psi, Ibu MM. Nimas Eki S., S.Psi., M.Si
atas bimbingan dan kesempatan yang diberikan pada penulis.
5. Dosen Penguji yang telah memberikan pengarahan serta dukungan dan
masukan yang berguna bagi penulis.
6. Segenap Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, terima kasih
yang tak terhingga untuk segala ilmu formal dan non formal yang telah
diberikan kepada penulis.
7. Segenap Staf dan karyawan (mas Gandung, mb Nanik, pak Gi’, mas Muji,
mas Doni) terima kasih atas segala bantuan dan kesabarannya selama ini.
8. Bp. Putut Haryanto, SE. Akt, selaku Accounting Manager PT. Tupai
Adyamas Indonesia Serta seluruh staf dan karyawan PT. Tupai Adyamas
Indonesia yang turut membantu dalam pencarian data.
9. Almarhum Bapak, tak ada sesuatu yang terlambat dan sia – sia, bapak adalah
sumber kehidupanku, aku tahu bapak selalu ada untuk aku.
10. Mamah, terima kasih yang tak terhingga atas cinta kasih sayang, Do’a yang
tak pernah putus, mamah adalah semangat hidupku, orang yang selalu bisa
aku andalkan.
11. Kakak – kakak ku tersayang, mb’ Hanny, mb’ Ima, mas Iyo, mb’ Uji dan
tentu saja ponakan ku yang ajaib Mario & Moreno.
12. Keluarga besar Budhe Amy dan Budhe Mar, terima kasih atas Do’a- nya,
akhirnya mey jadi Sarjana juga.
13. Keluarga ”Cemara” ( my second home), Cik Eva, terimakasih untuk
segalanya, kamu lah yang paling ’mengerti’ aku. Kice, Deta, terimakasih
untuk kebaikan dan kebersamaan nya selama ini, juga buat Adek, Fredy,
Himen, Mas Nono, Mario, obie endut, dody.
14. Anak–anak Kost “PINK”, Yuni Harahap, semua hal akan jauh lebih mudah
kalau ada kamu yuni. Mia (saudara kembarku) mungkin mb’ tidak
sesempurna seperti harapan mia, tapi mb’ akan berusaha menjadi manusia
yang lebih baik, I Love U sist..
15. Teman – teman KKN angkatan 29, deta, adek, yoan, lia, jajang, esti, Dk,
kristy, koemproeng.
16. Teman – teman angkatan ’99, Desta, Ninna, Fanny, Ika, Nanik, Jane, Melly,
Agung, Abas, Dani, Yudis, Akri, Siwi, Dyah (sampai ketemu di Jakarta ya...
aku pasti datang), Honorus ’98 (terimakasih untuk buku yang sangat
berharga), Dewi’02 (thx atas bantuannya)
17. Ade, Anton, Ahmad, bang Ikhsan, Reza, Chuik, dan tentu saja...Bayu Satria
Harahap, terima kasih telah menjadi sahabat dan saudara yang baik.
18. GetTheBook crew, mas Timi, Mb’ Lashita, Mas Is, Mas Dhani(Thx buat
ramalannya, semoga mjd kenyataan).
19. aWAN... Terimakasih atas Do’a dan semangatnya, Terimakasih untuk hari
yang indah, Terimakasih untuk pengalaman ’Hidup” yang sangat bermakna.
20. Dan tentu saja buat kamu, yang telah meluangkan waktu untuk membaca
skripsi ini.
Dalam kesempatan ini, tak lupa penulis memohon maaf kepada semua pihak atas
kekurangan dan kesalahan yang mungkin dilakukan penulis. Oleh karena itu dengan
rendah hati penulis mengharapkan masukan, saran dan kritik yang membangun.
ABSTRAK
Mei Puji Lestari (2006). Hubungan antara Persepsi Karyawan Terhadap Kepemimpinan Transformasional Dengan Kepuasan Kerja Karyawan. Fakultas Psikologi , Jurusan Psikologi, Program Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi karyawan terhadap kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja karyawan. Asumsinya adalah apabila semakin positif persepsi karyawan tehadap kepemimpinan transformasional maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara persepsi karyawan terhadap kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja karyawan
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan P.T Tupai Adyamas Indonesia yang mempunyai masa kerja minimal 2 tahun dan pendidikan minimal SLTA. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan skala. Alat pengumpulan data terdiri dari 2 skala, yaitu skala kepemimpinan transformasional dan skala kepuasan kerja. Uji kesahihan butir reliabilitas skala penelitian menghasilkan koefisien reliabilitas 0, 923 untukskala kepemimpinan transformasional dan 0, 944 untuk skala kepuasan kerja. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kedua skala tersebut valid dan reliabel.
Data penelitian dianalisis dengan tehnik korelasi product moment dari pearson. Hasil analisis data menyatakan bahwa data yang ada normal dan mempunyai korelasi linier. Koefisien korelasi yang diperoleh dalam penelitian ini r = 0, 463 dengan taraf signifikansi 0,01. Hal ini berarti bahwa hipotesa dalam penelitian ini diterima, yaitu bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi karyawan terhadap kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja karyawan.
ABSTRACT
Mei Puji Lestari (2006). A Study of the Correlation of Employee’s Perception Toward The Transformational Leadership and Employee’s Job Satisfaction. Yogyakarta : Sanata Dharma University. This research intends to test whether there is a correlation between transformational leadership and the Job satisfaction. It is assumed that when the transformational is high, the Job satisfaction is supposed to be high. The hypothesis of this research is that there is a correlation between them. The subject of this research was the employees of P.T Tupai Adyamas Indonesia who finished their last study in Senior High School and had at least two year job experience. There are two scales that the writer uses as the methods in collecting the data. They are the scale of transformational leadership, and the scale of the job satisfaction. The test of validity and reliability of the research scales produce a coefficient of reliability. It is 0.923 for the scales of transformational leadership. Whereas, the coefficient of reliability for the job satisfaction is 0,944. The results indicate that those two scales are valid and reliable. The research data is analyzed with Pearson’s Product Moment Correlation. Thus, the result proves that the data is normal and has a linier correlation. The coefficient correlation is 0.463 within the significant 0.01. It means that the hypothesis, which state that there is a correlation between transformational leadership and the job satisfaction are acceptable. Based on this study, it can be concluded that there is a correlation between the employee’s perception toward the transformational leadership and employee’s job satisfaction.
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN ................................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................... iii HALAMAM PERSEMBAHAN................................................................................... iv HALAMAN MOTTO.................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................................... vi ABSTRAK..................................................................................................................... vii ABSTRACT................................................................................................................. viii KATA PENGANTAR.................................................................................................. ix DAFTAR ISI............................................................................................................... xii DAFTAR TABEL......................................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................xvi BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah......................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 6
D. Manfaat Penalitian............................................................................................ 6
1. Manfaat teoretis.................................................................................... 6 2. Manfaat praktis..................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................... 8
A. Kepuasan Kerja................................................................................................ 8
1. Pengertian Kepuasan kerja................................................................ 8
2. Faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja................................. 12
B. Persepsi karyawan terhadap Kepemimpinan Transformasional............... 15
1. Kepemimpinan Transformasional.................................................... 15 2. Karakteristik kepemimpinan Transformasional............................. 17 3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional................................... 18
C. Hubungan Kepemimpinan Transformasional dengan Kepuasan Kerja.... 20 D. Hipotesa............................................................................................................ 21
BAB III METODE PENELITIAN............................................................................. 22
A. Identifikasi Variabel Penelitian...................................................................... 22 B. Definisi Operasional Variabel Penelitian....................................................... 22
1. Persepsi Kepemimpinan Transformasional..................................... 22 2. Kepuasan Kerja.................................................................................. 24
C. Subjek Penelitian............................................................................................. 25 D. Metode Pengumpulan Data............................................................................. 26
1. Penyusunan Skala Persepsi Kepemimpinan Transformasional...... 26 2. Penyusunan Skala Kepuasan Kerja................................................... 28
E. Validitas dan Reliabilitas................................................................................ 30 F. Analisis Item..................................................................................................... 31
G. Metoe Analisis Data......................................................................................... 33
BAB IV PERSIAPAN, PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.. 35
A. Persiapan Penelitian........................................................................................ 35
1. Orientasi Kancah................................................................................. 35
a. Sejarah Perusahaan.............................................................. 35 b. Jumlah Pegawai.................................................................... 37
B. Pelaksanaan Penelitian.................................................................................... 37
a. Perijinan................................................................................................ 37 b. Tanggal pelaksanaan........................................................................... 38
c. Jumlah Skala yang dibagikan dan yang kembali............................. 38
C. Hasil Penelitian................................................................................................. 39
1. Deskripsi Subjek Penelitian................................................................ 39 2. Deskripsi Data Penelitian.................................................................... 40
3. Uji Asumsi............................................................................................ 40
a. Uji Normalitas...................................................................................... 40 b. Uji Linieritas......................................................................................... 41
c. Uji Hipotesa.......................................................................................... 41
D. Pembahasan...................................................................................................... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................... 45
A. Kesimpulan....................................................................................................... 45 B. Saran................................................................................................................. 46
1. Saran Teoretis...................................................................................... 46 2. Saran Praktis........................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Karakteristik Pemimpin Transformasional....................................16
Tabel 2 : ( Blue Print ) Sebaran Butir – butir MLQ Transformasional.......27
Tabel 3 : ( Blue Print ) Skala Kepuasan Kerja................................................29
Tabel 4 : ( Blue Print ) Sebaran Butir – butir MLQ Transformasional.......32
Tabel 5 : ( Blue Print ) Skala Kepuasan Kerja...............................................33
Tabel 6: Deskripsi Subyek Penelitian..............................................................39
Tabel 7 : Koefisien korelasi per aspek..............................................................42
LAMPIRAN
Lampiran I : Skala Kepuasan Kerja untuk Penelitian
: Skala persepsi karyawan terhadap kepemimpinan Transformasional
Lampiran II : Skor Penelitian Kepuasan Kerja
: Skor Penelitian Persepsi karyawan terhadap Kepemimpinan Transformasional
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang permasalahan
Faktor ekonomi industri dan organisasi menempati peranan yang
menentukan dalam menggerakkan laju perekonomian. Perusahaan–perusahaan yang
ada di Indonesia berhubungan langsung dengan hajat hidup masyarakat. Krisis
ekonomi yang terjadi sampai saat ini merupakan suatu contoh kegagalan dalam
kepemimpinan dan pemberdayaan sumber daya manusia, baik dari segi kualitas
mental maupun profesionalitasnya. Sampai saat ini kualitas sumber daya manusia
yang ada belum sesuai dengan apa yang diharapkan dan dicita–citakan oleh bangsa
Indonesia. Krisis kepemimpinan selalu menjadi masalah yang sering mendominasi
alasan kegagalan karyawan dalam pengembangan sumber daya yang mereka miliki.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting
dalam keberhasilan suatu organisasi. Setiap organisasi baik organisasi pemerintah
maupun swasta, baik yang bergerak dibidang jasa maupun industri pasti mempunyai
tujuan yang hendak dicapai. Untuk itu apabila suatu organisasi ingin maju dan
berkembang secara dinamis sangatlah diperlukan orang–orang yang tepat dan
berkemampuan tinggi dalam mengembangkan sumber dayanya.
Manusia sebagai sumber daya yang potensial merupakan kekuatan suatu
organisasi karena manusia yang akan menggerakkan suatu organisasi tersebut.
Menggerakkan organisasi berarti menggerakkan manusianya. Dalam menggerakkan
manusia tentu saja akan menemui banyak kesulitan, apalagi kalau jumlahnya banyak
dan tergabung di dalam suatu organisasi, antara lain disebabkan oleh adanya
pebedaan–perbedaan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya atau
dalam istilah psikologi disebut individual differences. Perbedaan tersebut antara lain
dalam hal motif, bakat, minat, harapan, kepribadian dan latar belakang pendidikan
serta pandangan nilai hidup. Berbagai perbedaan yang ada akan mempengaruhi
karyawan dalam bekerja sehingga diantara mereka akan terdapat tingkat keberhasilan
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya baik dalam hal kualitas ataupun dalam
jumlah, walaupun pekerjan itu dilakukan pada saat yang bersamaan. Oleh karena
perbedaan itu pegawai perlu mendapat perhatian yang tepat dengan menghargai
bakat–bakat mereka, mengembangkan kemampuan mereka dan menggunakannya
dengan tepat agar menjadi tenaga kerja yang berdaya guna dan berhasil guna.
Pada setiap organisasi pasti akan dijumpai perbedaan tingkat keberhasilan
pegawai dalam melaksanakan pekerjaan yang pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap penilaian prestasi kerja karyawan, hal itu tentu tidak lepas dari penilaian
karyawan terhadap pemimpinnya, karena pemimpin dianggap sebagai penggerak dan
rekan kerja yang harus ditaati. Agar karyawan memiliki penilaian yang positif
terhadap organisasi, haruslah dapat diciptakan dan dipelihara kepuasan kerja mereka
oleh setiap pemimpin organisasi. Apabila organisasi berhasil, maka faktor
manusianya harus mendapat perhatian utama. Untuk dapat mewujudkan suatu
keberhasilan organisasi tidak lepas dari tantangan, baik tantangan untuk
mengusahakan supaya karyawan bekerja sama secara efektif maupun tantangan untuk
mendorong karyawan supaya mereka mau melaksanakan pekerjaan dengan semangat.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka perlu adanya suatu usaha yang
dilakukan oleh organisasi yaitu usaha untuk menciptakan kehidupan kerja seorang
karyawan agar dapat memuaskan dan lebih berarti. Hal ini dapat terwujud jika para
karyawan ditempatkan pada posisi yang tepat untuk dirinya, apabila karyawan
merupakan anggota kelompok dimana mereka bekerja dan menjadi bagiannya. Hal
tersebut terutama apabila karyawan mendapat kepuasan dari usaha yang dicurahkan
untuk menyelesaikan tugas dengan baik maka semangat kerjanya akan terus terjaga.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa salah satu usaha
untuk mendukung keberhasilan organisasi itu adalah menciptakan kepuasan kerja
karyawan. Banyak aspek dalam pekerjaan yang perlu diperhatikan oleh suatu
organisasi dalam rangka mencapai tujuannya, antara lain faktor yang mendasar adalah
peran pemimpin dalam suatu organisasi, karena seorang pemimpin berpengaruh besar
terhadap sistem dan budaya suatu perusahaan, hal tersebut dapat dilihat dari bentuk
kebijakan yang diterapkan dalam suatu organisasi.
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai dengan
sistem nilai yang berlaku dalam dirinya. Semakin banyak aspek pekerjaan yang sesuai
dengan keinginannya, maka samakin tinggi kepuasan yang dirasakannya. Agar usaha
peningkatan atau pemeliharaan kepuasan kerja pegawai dapat dilakukan secara
efisien dan efektif, maka perlu diketahui berbagai faktor yang berpengaruh terhadap
kepuasan kerja. Karyawan merupakan pribadi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik faktor yang berasal dari dalam maupun faktor yang berasal dari luar dirinya.
Dengan diketahui pentingnya peranan sumber daya manusia dalam
organisasi, maka keberhasilan organisasi sebagian besar tergantung kepada manusia
yang menjalankan organisasi tersebut. Setiap gerakan yang meningkatkan efisiensi,
efektifitas dan produktifitas perusahaan akan tergantung kepada orang–orang yang
melakukan pekerjaan tersebut, yaitu karyawan yang melaksanakan tugasnya. Hal
tersebut tidak lepas dari peranan seorang pemimpin perusahaan, karena pemimpin
adalah orang yang dapat menggerakkan dan membuat suatu tata aturan dalam suatu
organisasi. Seorang pemimpin yang baik harus mampu membaca situasi dan
mengenali secara tepat sifat kondisi lingkungan organisasi dan kemudian dijadikan
dasar dalam usaha meningkatkan produktivitas organisasi melalui prestasi kerja
karyawan.
Untuk mengetahui efektivitas seorang pemimpin maka perlu adanya suatu
penilaian. Penilaian tersebut bisa datang dari karyawan, yaitu dengan mengetahui
persepsi karyawan terhadap kepemimpinan atasannya. Persepsi karyawan tentang
kepemimpinan atasannya sangat mempengaruhi keberhasilan pemimpin, karena
walaupun hebatnya seorang atasan dalam memimpin bawahannya, suatu keberhasilan
tetap ditentukan melalui kerjasama yang baik antara atasan dan bawahannya.
Keberhasilan pemimpin tergantung pada tanggapan karyawan atas segala sesuatu
yang telah dikerjakan pemimpin atau dengan kata lain berdasar pada persepsi
karyawan terhadap sikap dan kebijaksanaan seorang pemimpin. Karyawan bekerja
dan bersikap sesuai dengan persepsinya terhadap atasannya. Oleh karena itu
pemimpin seharusnya menunjukkan sikap keteladanan yang baik sehingga dapat
mempengaruhi karyawan agar dapat bekerja dengan baik.
Keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku karyawan
ditentukan oleh pola kepemimpinan yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi
sebagai seorang pemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Penyesuaian
bentuk pola kepemimpinan yang ditetapkan oleh suatu organisasi akan menentukan
berhasil tidaknya organisasi dalam menggapai tujuan. Pola kepemimpinan yang
digunakan oleh pemimpin tidak harus selalu berpatokan pada satu jenis saja, hal ini
disebabkan oleh adanya situasi dan kondisi tertentu. Seorang pemimpin harus
menerapkan pola kepemimpinan yang berbeda untuk mengatasi situasi krisis yang
dihadapi. Dengan kata lain seseorang yang menduduki jabatan pemimpin mempunyai
kapasitas untuk membaca situasi secara tepat dan memyesuaikan gaya kepemimpinan
agar sesuai dengan tuntutan situasi yang dihadapi meskipun penyesuaian itu mungkin
hanya bersifat sementara. Seorang pemimpin diharapkan dapat memberikan motivasi
kepada bawahan, dapat meningkatkan kesadaran kepada bawahan dengan mendorong
idealisme dan nilai-nilai moral yang lebih tinggi, hal tersebut sesuai dengan pola
kepemimpinan transformasional.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan suatu
permasalahan, yaitu apakah ada hubungan yang signifikan antara persepsi karyawan
terhadap pola kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja karyawan.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara persepsi karyawan terhadap
kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja karyawan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dibidang psikologi khususnya
psikologi industri dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
masukan informasi baru serta dukungan teoritis, terutama tentang konsep
karakteristik kepemimpinan transformasional kaitannya dengan kepuasan kerja
karyawan.
b. Menguatkan teori mengenai hubungan antara efektivitas teori kepemimpinan
transformasional dengan kepuasan kerja karyawan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, disamping untuk memperoleh galar Sarjana di bidang Psikologi,
penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan peneliti khususnya di
bidang Psikologi Industri Organisasi
b. Bagi perusahaan dapat memberikan informasi kepada perusahaan sebagai bahan
pertimbangan dalam penerapan pola efektivitas kepemimpinan yang disesuaikan
dengan kebutuhan obyektif karyawan dan tujuan perusahaan tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kepuasan Kerja
1. Pengertian Kepuasan Kerja
Wexley & Yukl, mendefinisikan kepuasan kerja sebagai “is the way an employee
feels about his her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang
terhadap suatu pekerjaan. Bagaimana seseorang menggambarkan perasaannya terhadap
pekerjaan yang sedang dijalaninya. Tiffin mengatakan bahwa kepuasan kerja karyawan
berkaitan erat dengan, yang pertama adalah sikap karyawan terhadap pekerjaannya
sendiri, yaitu bagaimana seorang karyawan merasa sesuai dengan pekerjaan yang
dijalaninya, sehingga karyawan tersebut dapat merasakan apakah pekerjaannya tersebut
sesuai dengan dirinya atau tidak. Sedangkan yang kedua adalah situasi kerja, yaitu
bagaimana keadaan tempat kerjanya. Hal ini berkaitan dengan apakah situasi kerjanya
sangat mendukung atau sebaliknya, dan yang ketiga adalah kerjasama antara pimpinan
dengan sesama karyawan, apakah terjalin baik atau tidak baik. Apabila terjadi kerja sama
yang baik antara pemimpin dan sesama karyawan maka akan terjalin keselarasan dalam
lingkungan perusahaan, sedangkan Vroom , mengemukakan bahwa kepuasan kerja
sebagai “refleksi dari job attitude yang bernilai positif”, yaitu bagaimana karyawan
bersikap positif terhadap pekerjaannya. ( As’ad, 1998)
Wexley & Yukl (As’ad, 1998), secara garis besar teori kepuasan kerja dapat
digolongkan menjadi tiga bagian besar yaitu discrepancy theory, equity theory dan two
factor theory. Discrepancy theory, pertama kali dipelopori oleh Porter (Riyono &
Zulaifah, 1997). Porter mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih
antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan (difference between how
much of something there should be and how much there “is now”).
Locke (Riyono & Zulaifah, 1997), menerangkan bahwa kepuasan kerja seseorang
bergantung kepada discrepancy antara should be (expectation, needs atau values) dengan
apa yang menurut perasaannya atau persepsinya telah diperoleh atau dicapai melalui
pekerjaan. Dengan demikian, orang akan merasa puas bila tidak ada perbedaan antara
yang diinginkan dengan persepsinya atas kenyataan, karena batas minimum yang
diinginkan telah terpenuhi. Apabila yang didapat ternyata lebih besar daripada yang
diinginkan, maka orang akan menjadi lebih puas lagi walaupun terdapat discrepancy,
tetapi merupakan discrepancy yang positif. Sebaliknya semakin jauh kenyataan yang
dirasakan itu di bawah standar minimum sehingga menjadi negative discrepancy, maka
semakin besar pula ketidakpuasan seseorang terhadap pekerjaannya.
Teori discrepancy ini berdasar pada pengharapan. Teori tersebut mengatakan
ketidakpuasan seseorang terjadi karena adanya kesenjangan antara pengharapan dan
kenyataan (Riyono & Zulaifah, 1997). Sedangkan Davis mengatakan bahwa kepuasan
kerja mengekspresikan besarnya kesesuaian antara pengharapan seseorang dengan apa
yang diperoleh dari pekerjaannya.
Teori Equity dikembangkan oleh Stacy Adams (Riyono & Zulaifah, 1997).
Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas, dan kedua hal
tersebut tergantung pada apakah ia merasakan adanya keadilan (equity) atau tidak atas
suatu situasi (Riyono & Zulaifah, 1997). Perasaan equity dan inequity atas suatu situasi
diperoleh orang dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas,
sekantor maupun ditempat lain. Inti dari Teori Keadilan adalah, karyawan akan
membandingkan usaha yang dilakukannya dan imbalan yang diterimanya dengan usaha
dan imbalan yang diterima karyawan lainnya dalam situasi kerja yang serupa. Keadilan
akan tercipta apabila terjadi keseimbangan antara hasil yang diperoleh seorang karyawan
dengan hasil yang diperoleh karyawan lainnya.
Teori dua faktor atau Two factor theory, teori ini pertama kali dikemukakan oleh
Herzberg (Riyono & Zulaifah, 1997). Dia membagi situasi yang mempengaruhi sikap
seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok yaitu, kelompok satisfier atau
motivator dan kelompok dissatisfiers. Teori ini mengatakan bahwa kebutuhan manusia
terbagi dalam dua bagian, yaitu kebutuhan fisik dan kebutuhan untuk berkembang.
Apabila kebutuhan fisik terpenuhi maka akan menimbulkan perasaan lega.
Faktor–faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja
disebut Satiesfiers (motivator). Satisfiers meliputi faktor–faktor (situasi) dalam pekerjaan
yang relevan dengan kebutuhan dan perkembangan psikologis yang lebih tinggi. Hal ini
meliputi pekerjaan yang menarik dan menantang, kesempatan untuk berprestasi
(achievement), pengharapan (recognition), tanggung jawab (responsibility),dan
peningkatan (advancement). Dikatakannya bahwa hadirnya faktor ini akan menimbulkan
kepuasan.
Faktor–faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan, yang meliputi,
pengawasan (supervision), upah, hubungan interpersonal, kondisi kerja, tingkat
keamanan kerja dan status disebut Dissatisfiers. Perbaikan terhadap kondisi atau situasi
ini akan mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan
kepuasan karena hal tersebut bukan merupakan sumber kepuasan kerja.
Handoko (1995) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai keadaan emosional yang
menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini tampak dalam sikap
positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan
kerjanya. Pihak perusahaan atau manajemen harus senantiasa memonitor kepuasan kerja,
hal itu mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja, keluhan–
keluhan, dan masalah–masalah personalia yang vital lainnya.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja
adalah perasaan karyawan yang berhubungan dengan pekerjaannya, yaitu dia sesuai atau
tidak sesuai harapan yang dipersepsikan seseorang dengan kenyataan hasil kerjanya. Adil
atau tidak adil, imbalan yang diterimanya dengan usaha dan imbalan yang diterima
karyawan lainnya dalam situasi kerja yang serupa. Serta apakah seseorang mendapatkan
atau tidak mendapatkan pekerjaan yang menarik dan menantang, kesempatan untuk
berprestasi (achievement), penghargaan (recognition), tanggung jawab (responsibility),
dan peningkatan (advancement).
2. Aspek-aspek Kepuasan Kerja
Para ahli berpendapat tentang aspek utama kepuasan kerja, yang pertama adalah
aspek kesempatan untuk maju dan mengembangkan karier atau promosi, seorang
karyawan akan sangat bersemangat apabila diberikan kesempatan untuk berkembang,
mengungkapkan ide–ide nya, menunjukkan potensi yang dia miliki dan memberi
kesempatan pada dirinya untuk memberikan hasil yang maksimal terhadap perusahaan.
Karyawan tersebut akan merasa memiliki motivasi untuk lebih baik lagi, selain itu juga
akan memberi dorongan pada karyawan untuk memberikan hasil yang terbaik (Rice dkk,
1991).
Aspek selanjutnya adalah faktor pekerjaan itu sendiri, apabila karyawan bekerja
dengan kondisi yang kondusif tanpa adanya gangguan maka karyawan akan merasa lebih
tenang. Banyak perusahaan yang tidak memberikan atau menjamin keamanan kerja
karyawan sehingga karyawan merasa ada hal lain yang harus diperhatikan selain
pekerjaan yaitu memikirkan masalah keamanan kerjanya, sehingga konsentrasi mereka
akan terbelah. Tetapi apabila perusahaan memberi jaminan keamanan kerja maka
karyawan akan lebih berkonsentrasi terhadap pekerjaannya (Wether & Davis, 1996)
Aspek gaji yang memuaskan juga berpengaruh, karena dengan adanya gaji yang
sesuai dengan pekerjaan yang dijalankannya maka karyawan akan merasa bahwa apa
yang dia dapat kerjakan sesuai dengan apa yang dia dapatkan, dengan demikian
karyawan juga akan loyal terhadap pekerjaan, karyawan akan merasa bahwa apa yang dia
kerjakan haruslah sesuai dengan gaji yang dia terima (Greenberg, 1996).
Aspek selanjutnya adalah rekan kerja dan atasan yang baik. Kerjasama antar
karyawan dan dengan atasan memang sangat berpengaruh terhadap kepuasan kerja
karyawan. Dengan adanya rekan kerja yang cocok maka karyawan akan merasa nyaman
bekerja di suatu perusahaan, karena rekan kerja otomatis akan ditemuinya setiap saat,
maka apabila rekan kerja yang ada sesuai dengan harapannya karyawan akan nyaman
dalam bekerja.Begitu juga dengan adanya atasan yang baik, karyawan akan dengan
mudah bekerjasama dengan atasannya tersebut. Apabila terjadi komunikasi yang baik
dengan atasan maka kerjasama akan dengan mudah dapat dilakukan. Dengan adanya
kerjasama yang baik antara karyawan dengan atasan maka karyawan akan dapat
mengungkapkan ide – ide yang dia miliki dengan leluasa, tanpa adanya tekanan yang
mereka rasakan karena pemimpin juga akan mendengarkan ide–ide dari karyawan
tersebut (Nieman & Dovido, 1998).
Aspek selanjutnya adalah pengawasan, aspek yang dapat menjembatani antara
karyawan dan pimpinan perusahaan. Meliputi adanya hubungan karyawan dan atasan,
bagaimana seorang atasan memperlakukan bawahannya, apakah cukup bertoleransi atau
terlalu otoriter dan kurang memberi perhatian. Perhatian pemimpin terhadap tugas yang
diberikan kepada bawahan, apakah atasan mau memberikan petunjuk dan cukup
memperhatikan kesulitan–kesulitan yang dihadapi bawahan, serta mau memberi koreksi
terhadap kesalahan–kesalahan bawahan. Adanya hubungan timbal balik antara karyawan
dengan atasan, apakah atasan mau memberikan semangat kerja kepada bawahan, serta
bagaimana atasan memberikan tanggapan atas hasil kerja karyawan (Yukl, 1971).
B. Persepsi Karyawan terhadap Kepemimpinan Transformasional
1. Kepemimpinan Transformasional
Menurut Bass (1985), berdasarkan pada konsep kepemimpinan transaksional dari
Burn (1978), penelitian–penelitian mengenai kepemimpinan pada umumnya merumuskan
konsep kepemimpinan sebagai proses pertukaran timbal balik. Misalnya anak buah akan
menerima imbalan berdasarkan perilakunya yang sesuai dengan keinginan sang
pemimpin. Imbalan tersebut dapat berupa material (upah, insentif) atau immaterial
(kebanggaan). Jadi pada prinsipnya kepemimpinan transaksional memotivasi anak buah
untuk berprestasi lebih dari yang diharapkan (Riyono, 2000).
Kepemimpinan transformasional didefinisikan sebagai seorang pemimpin yang
dapat memberikan stimulasi intelektual pada bawahannya. Dengan adanya stimulasi
intelektual tersebut pemimpin berusaha untuk memberikan dorongan kepada bawahannya
agar bawahan dapat mengembangkan potensi dirinya. Pemimpin juga memberikan
kesempatan kepada bawahan agar mereka dapat meengekspresikan diri dan aktualisasi
diri.
Para ahli memberi batasan kepemimpinan transformasional secara berbeda–beda,
namun perbedaan yang ada dapat melengkapi satu sama lain. Burn (1978),
mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai suatu proses menaikkan moral
dan motivasi pemimpin dan bawahan ke tingkat yang lebih tinggi. Pemimpin
transformasional berusaha meningkatkan kesadaran bawahannya dengan mendorong
idealisme dan nilai–nilai moral yang lebih tinggi, seperti kebebasan, keadilan, kedamaian,
keseimbangan, manusiawi, dan bukan berdasarkan emosional seperti ketakutan,
ketamakan, kecemburuan, atau kebencian. Bennis dan Nanus (Purwanto, 2000)
berpendapat bahwa kepemimpinan transformasional terjadi pada saat pimpinan dan
bawahan saling menaikkan motivasi yang lebih tinggi. Rouche (Purwanto, 2000)
mengartikan kepemimpinan transformasional sebagai kemampuan pemimpin untuk
mempengaruhi nilai – nilai, sikap, kepercayaan, dan perilaku pemimpin–pemimpin lain
dengan maksud untuk menyelesaikan misi organisasi. Bass (Purwanto, 2000) menyatakan
bahwa pemimpin transformasional dalam konteks pengaruh atasan terhadap bawahan.
Bawahan merasa percaya, kagum, bangga, loyal, dan respek terhadap atasan, serta
mereka termotivasi untuk mengerjakan sesuatu melebihi yang diharapkan pemimpin.
Bass (1990), Sudah saatnya manajer tidak lagi mengandalkan konsep
transaksional ketika berinteraksi dengan bawahannya. Mereka tidak cukup hanya dengan
menjelaskan hal–hal yang dituntut dari karyawan dan apa saja yang akan menjadi
kompensasinya. “Jika tidak ada yang rusak mengapa harus melakukan perbaikan”
menjadi pandangan banyak manajer yang cenderung mementingkan konsep
transaksional. Selanjutnya Bass juga mengatakan, pendekatan transformasional pada
jangka panjang akan menjadi efektif.
Kepemimpinan transformasional memiliki dampak yang melebihi kepemimpinan
transaksional, yaitu pada kepemimpinan transformasional pemimpin dapat mengilhami
dan memotivasi anak buah untuk berbuat dari yang diharapkan. Indikator langsung dari
adanya kepemimpinan transformasional ini terletak pada perilaku para pengikutnya yang
didasarkan pada persepsi mereka terhadap pemimpin. Oleh karena itu teori ini dapat
dikategorikan sebagi teori atribusi.
Bass (1990), pemimpin transformasional adalah juga seorang pemimpin yang
memiliki karisma yang mampu melakukan stimulasi intelektual para bawahan, mampu
menggunakan cara baru dalam menghadapi masalah–masalah organisasi.
2. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional
Tabel 1 merupakan rangkuman dari konsep transformasional yang dikemukakan
oleh Bass (1990).
Tabel 1: Karakteristik Pemimpin Transformasional
Charisma Memberi visi dan misi, menumbuhkan kebanggaan, dan
mampu mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari
bawahannya
Inspiration Mampu mengkomunikasikan harapan–harapan yang tinggi,
menggunakan symbol–symbol untuk memfokuskan kerja
keras, mengekspresikan tujuan–tujuan penting dengan cara
yang sederhana
Intellectual
Stimulation
Menghargai kecerdasan, mengembangkan rasionalitas dan
pengambilan keputusan secara hati-hati
Individualized
Consideration
Memberikan perhatian secara personal, memperlakukan
setiap bawahan secara individual, memberi saran, dan
memberi bimbingan
Berdasar pada pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan
transformasional dapat diartikan sebagai kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi
bawahan untuk membangkitkan kesadarannya akan pentingnya hasil kerja,
mendahulukan kepentingan kelompok dan meningkatkan kebutuhan–kebutuhan bawahan
pada tingkatan yang lebih tinggi sehingga tercapai kualitas hidup yang lebih baik.
3 Pengaruh Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam suatu
organisasi. Untuk mewujudkan suatu tujuan maka suatu pola kepemimpinan sangat
berpengaruh, karena tugas seorang pemimpin adalah untuk mempengaruhi kelompoknya
untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa adanya seorang pemimpin maka suatu
organisasi tidak akan terarah, individu akan bertindak sendiri–sendiri tanpa adanya suatu
aturan yang mengarahkan pada satu tujuan. Hal ini akan memberikan dampak yang buruk
terhadap organisasi karena fungsi suatu organisasi adalah untuk menyatukan aspirasi
beberapa individu untuk memperoleh suatu tujuan yang akan dicapai.
Pada kasus tertentu kepemimpinan transformasional memang tidak memberi
pengaruh yang besar, yaitu pada efektivitas kepemimpinan transformasional untuk
membentuk sikap positif karyawan terhadap penerapan tim kerja otonom. Ada dua
variabel yang mempengaruhi sukses tidaknya penerapan tim kerja otonom, yaitu iklim
perusahaan dan kualitas karyawan. Didalam tim kerja otonom pemberian tugas sangat
penting karena masing–masing individu harus dapat mengerjakan tugas tersebut secara
mandiri sehingga interaksi antar anggota tim meningkat.Dalam penelitian Rohandi,
Harun, Ivon, Catur( 2002 ) ingin mengetahui secara empirik apakah kepemimpinan
transformasional berhubungan dengan sikap karyawan terhadap rencana penerapan tim
kerja otonom. Jika ada hubungan, seberapa besar koefisien korelasinya dan berapa pula
sumbangan efektif yang dihasilkan. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional
dengan sikap karyawan terhadap rencana penerapan tim kerja otonom. Tetapi perlu
diketahui bahwa faktor kepemimpinan hanya merupakan salah satu variabel saja dan
masih ada faktor–faktor lain yang berpengaruh terhadap kelancaran kerja tim otonom.
Bass (1990) menyebutkan bahwa studi empiris telah dilakukan terhadap tidak
kurang dari 1500 pimpinan organisasi yang terdiri dari general manager, ketua tim
teknis, pengelola sekolah dan kantor–kantor pemerintahan manager tingkat atas, serta
perwira angkatan bersenjata. Hasil penelitian tersebut mendukung secara empiric bahwa
semakin transformasional seorang pemimpin maka organisasi yang mereka pimpin
samakin efektif. Disamping itu semakin transformasional seorang pemimpin maka
semakin baik pula hubungannya dengan atasannya serta anak buahnya. Anak buah
melaporkan bahwa mereka rela untuk bekerja lebih giat bagi pemimpin transformasional.
C. Hubungan Kepemimpinan Transformasional dengan Kepuasan Kerja
Pemimpin transformasional secara khusus dipahami sebagai bentuk karakter
pemimpin yang karismatik dan memiliki pengaruh besar terhadap pengikutnya.
Kepemimpinan karismatik adalah pemimpin yang mampu menimbulkan ikatan
emosional yang erat dengan bawahannya. Pemimpin diidentifikasi dengan dijadiakn
panutan oleh bawahannya, dipercaya, dihormati, dan mempunyai visi dan misi yang jelas,
yang menurut bawahan dapat diwujudkan (Bass,1985). Dengan demikian pegawai dalam
organisasi yang bersangkutan merasa terdorong untuk berprestasi dalam bekerja. Dengan
bekal pengaruh yang dimilikinya pemimpin akan efektif dalam mengarahkan
bawahannya untuk mencurahkan seluruh tenaga dan pikirannya bagi kepentingan
organisasi
Yukl dan Fleet (dalam Bass,1985) berpendapat bahwa pemimpin transformasional
merupakan pemimpin yang inspirasional. Perilaku pemimpin yang inspirasional dapat
merangsang antusiasme bawahan terhadap tugas-tugas kelompok yang dapat
menumbuhkan kepercayaan bawahan terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan
tugas dalam mencapai tujuan kelompok. Pemimpin yang inspirasional akan menciptakan
suasana keterbukaan dan penuh kepercayaan antara hubungan atasan dengan
bawahannya. Dengan kata lain akan membangun kepercayaan diri bawahan. Keyakinan
diri yang besar terhadap apa yang dilakukannya akan menimbulkan perasaan puas karena
merasa dihargai serta mendapatkan dukungan dari pimpinannya, implikasinya karyawan
akan melakukan usaha yang melebihi biasanya.
Pemimpin transformasional juga didefinisikan sebagai pemimpin yang melakukan
stimulasi intelektual. Melalui stimulasi intelektual pemimpin berusaha mengembangkan
rasionalitas dan menghargai kecerdasan. Di sini pemimpin memberikan kesempatan yang
luas bagi bawahan untuk mengekspresikan diri dan aktualisasi diri. Adanya kesempatan
untuk mengekspresikan diri ini menurut Cadwell, dkk (dalam Purwanto, 2000) dapat
menimbulkan perasaan puas pada karyawan.
Perhatian secara individual ditunjukkan oleh pemimpin transformasional dengan
memberi perhatian dan memberlakukan bawahan secara individual, memberi bimbingan
dan saran ( Bass dalam Purwanto, 2000). Bentuk-bentuk perhatian individual yang
ditunjukkan pimpinan pada bawahannya akan membuat karyawan merasa dihargai secara
utuh sebagai manusia bukan semata-mata sebagai instrumen yang dijadikan komoditas
pekerja yang tidak humanis. Implikasinya, karyawan merasa nyaman dan puas serta
menimbulkan rasa memiliki pada perusahaan.
Pola kepemimpinan transformasional secara khusus merupakan faktor yang yang
mendasar dalam manajemen perusahaan. Dalam penerapannya mempunyai pengaruh
yang sangat signifikan terhadap budaya dan sistim kerja dalam perusahaan. Pola
kebijakan yang diterapkan dalam perusahaan akan berhubungan dengan penilaian
karyawan terhadap pemimpinnya. Semakin tinggi persepsi karyawan terhadap atasannya
maka akan diikuti pula oleh semakin tingginya kepuasan kerja karyawan. Sikap serta
hasil kebijakan dari seorang pemimpin terhadap bawahan secara langsung maupun tidak
langsung berimplikasi pada kepuasan kerja karyawan. Apabila seorang pemimpin dapat
mencermati secara akurat dalam menerapkan kebijaksanaannya, yaitu dengan dasar
mempertimbangkan aspek kebutuhan karyawan secara obyektif, maka loyalitas,
semangat, dan kepuasan kerja karyawan akan dapat tumbuh dalam kondisi kerja
perusahaan.
D. Hipotesis
Ada hubungan yang positif antara persepsi karyawan terhadap kepemimpinan
transformasional dengan kepuasan kerja karyawan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Independen : Persepsi karyawan terhadap karakteristik kepemimpinan
transformasional
2. Variabel Dependen : Kepuasan kerja
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Persepsi Kepemimpinan Transformasional
Persepsi karyawan terhadap karakteristik kepemimpinan transformasional adalah
penilaian karyawan dalam merespon dan mengekspresikan diri terhadap alat ukur MLQ
(Multifactor Leadership Questionnare Bass 1990). Skala ini berfungsi untuk
mengungkap aspek –aspek kepemimpinan transformasional yang termuat dalam item–
item indikator perilaku hubungan pimpinan dan bawahan. MLQ memiliki 8 faktor
kepemimpinan, yang terdiri dari 4 faktor kepemimpinan transformasional yaitu karisma,
bagaimana pemimpin memberikan visi dan misi, menumbuhkan kebanggaan, dan mampu
mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari bawahannya. Kedua inspirasi, yaitu
bagaimana seorang pemimpin mampu mengkomunikasikan harapan–harapan yang tinggi
menggunakan symbol–symbol untuk memfokuskan kerja keras, mengekspresikan tujuan–
tujuan penting dengan cara yang sederhana. Faktor selanjutnya adalah perhatian
individual, yaitu pemimpin memberikan perhatian secara individual, memberi saran, dan
memberi bimbingan, dan yang terakhir adalah stimulasi intelektual, yaitu pemimpin
menghargai kecerdasan, mengembangkan rasionalitas dan pengambilan keputusan secara
hati–hati. Keempat factor lainnya adalah factor kepemimpinan Transaksional yang terdiri
dari Contingent Reward yaitu pemimpin menukar penghargaan atas usaha, menjanjikan
penghargaan untuk prestasi kerja yang baik, menghargai prestasi, yang kedua adalah
Management by Exception (active), yaitu mencermati dan mencari penyimpangan aturan
dan standar, melakukan tindakan perbaikan. Faktor selanjutnya adalah management by
Exception (passive) yaitu pemimpin melakukan intervensi hanya jika standar tidak
terpenuhi, dan yang terakhir adalah kepemimpinan Lassez-Faire yaitu pemimpin
merendahkan nilai tanggung jawab, menghindari pengambilan keputusan.
Diskripsi penilaian tinggi rendahnya persepsi karyawan terhadap kepemimpinan
transformasional ini adalah apabila skor yang di dapat termasuk dalam skor tinggi pada
skala kepemimpinan transformasional, sedangkan skor yang di dapat rendah maka
persepsi karyawan yang diperoleh termasuk dalam kategori rendah.
2. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah merupakan sikap positif karyawan terhadap pekerjaan
yang berhubungan dengan pemenuhan segala kebutuhan serta harapannya dalam
pekerjaan tersebut, termasuk di dalamnya faktor pekerjaan itu sendiri, yaitu apakah
pekerjaan yang sedang dijalankannya sesuai dengan bidang nya atau tidak. Pekerjaan atau
jabatan yang sesuai dengan apa yang dia kehendaki dan sesuai dengan kemampuannya
akan memberi dampak yang positif terhadap karyawan. Faktor kesempatan promosi
dimana karyawan diberikan kesempatan untuk memberikan yang terbaik, kemempuan
secara maksimal guna mendapatkan jabatan yang lebih baik atau lebih tingi lagi. Rekan
kerja merupakan orang yang berhubungan dengan karyawan dalam hal pekerjaan, dengan
adanya rekan kerja yang baik maka akan memberikan situasi kerja yang kondusif,
sedangkan gaji yang sesuai dengan harapan akan memberikan penilaian positif terhadap
pekerjaan yang sedang dia jalankan, karena karyawan akan merasa bahwa dengan gaji
yang memuaskan maka berarti bahwa pekerjaannya dihargai., dan pimpinan merupakan
orang yang sangat berperan dalam kepuasan kerja seorang karyawan, dengan adanya
penilaian yang positif terhadap pemimpin maka akan tercipta kepuasan kerja pada
karyawan.
Sikap positif karyawan terhadap pekerjaannya ini diperoleh dari nilai total pada
skala kepuasan kerja ini adalah apabila skor yang di dapat termasuk dalam skor tinggi
kepuasan kerja karyawan tersebut termasuk dalam kategori tinggi sedangkan apabila skor
yang di dapat rendah maka kepuasan kerja yang diperoleh termasuk dalam kategori
rendah.
C. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah karyawan PT Tupai Adyamas Indonesia Boyolali,
Jateng, yang bekerja di dalam berbagai level. Tehnik pengambilan sampling dalam
penelitian ini adalah dengan tehnik purposive sampling, dengan alasan bahwa pemilihan
subyek berdasarkan ciri–ciri yang telah ditentukan dan diketahui sebelumnya. Distribusi
subyek penelitian adalah karyawan yang bekerja di bawah level General Manager, yaitu
dimulai dari karyawan buruh, staff, kepala seksi, sampai manager dan mempunyai tingkat
pendidikan mulai dari SLTA sampai Sarjana, karena karyawan pada level produksi
pendidikan terendahnya adalah SLTA dan karyawan pada level dibawah general manager
dengan alasan bahwa karyawan yang berpendidikan SLTA ke atas keatas dianggap
bersifat dewasa dan memiliki wawasan serta pemahaman yang lebih baik trhadap hal–hal
yang bersifat rasional, sehingga seseorang dapat menerima sesuatu, dan ciri yang terakhir
adalah karyawan dengan masa jabatan minimal 2 tahun, karena karyawan yang bekerja
kurang dari 2 tahun masih dalam tahap penyesuaian diri.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data penelitian
yang tepat dan relevan dengan tujuan penelitian dan memiliki validitas dan reabilitas
yang tinggi, maka alat pengambilan data yang sesuai adalah metode skala.
Alat ukur (skala) yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Penyusunan Skala Persepsi tentang Kepemimpinan Transformasional
Skala MLQ (Multifactor Leadership Questionare) ini disusun oleh Bass (1990).
Skala kepemimpinan faktor ganda merupakan angket yang mengukur dua tipe
kepemimpinan, yaitu angket kepemimpinana transformasional dan kepemimpinan
transaksional. MLQ terdiri dari 70 butir yang mengungkap empat faktor kepemimpinan
transformasional, tiga kepemimpinan transaksional dan satu faktor non leader.
Mengungat konsentrasi penelitian hanya pada kepemimpinan Transformasional maka
hanya factor kepemimpinan Transformasional saja yang disajikan untuk dianalisis.
Dengan demikian terdapat 40 butir angket kepemimpinan transformasional. Butir–butir
angket yang mengungkap gaya kepemimpinan transformasional dapat dilihat pada tabel 3
:
Tabel 2 : ( Blue Print ) Sebaran Butir – butir MLQ Transformasional
No Aspek Kepemimpinan
Transformasional
Nomor Butir Jumlah
1. Karisma 1, 5, 9, 13, 17, 21, 25, 29, 33, 37 10
2 Inspirasi 2, 6, 10, 14, 18, 22, 26, 30, 34,
38
10
3 Stimulasi Intelektual 3, 7, 11, 15, 19, 23, 27, 31, 35,
39
10
4 Perhatian Individual 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36,
40
10
Jumlah butir 40
Bentuk angket kepemimpinan adalah tipe pilihan dengan lima kemungkinan
jawaban, dengan penilaian sebagai berikut :
- Skor 4 untuk jawaban Sangat setuju
- Skor 3 untuk jawaban Setuju
- Skor 2 untuk jawaban Netral
- Skor 1 untuk jawaban tidak Setuju
- Skor 0 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju
Angket kepemimpinan ini digunakan untuk mengetahui bagaimana persepsi
bawahan terhadap pimpinan mereka dalam mempraktekkan gaya dan karakter
kepemimpinan transformasional di dalam perusahaan tersebut.
Skor total yang diperoleh subyek memberi gambaran tentang persepsi subyek
terhadap kepemimpinan pimpinan mereka. Semakin tinggi skor total yang diperoleh
subyek memberitahukan bahwa akan semakin baik persepsi subyek terhadap karakteristik
kepemimpinan transformasional yang dijalankan pimpinannya.
2. Penyusunan Skala Kepuasan Kerja
Skala ini disebut juga skala kepuasan kerja yang dimodifikasi dari Minnesota
Satisfaction Questionnaire. Skala ini mencakup lima aspek kepuasan kerja karyawan,
yaitu :
1. Aspek Promosi : meliputi kebutuhan untuk brprestasi, untuk mendapatkan
penghargaan, dan untuk mengaktualisasikan diri karyawan.
2. Aspek rekan kerja : meliputi hubungan antara karyawan, harapan keluarga,
dan pandangan masyarakat atau orang lain terhadap profesinya.
3. Aspek gaji : merupakan pemenuhan dalam hal kebutuhan hidup karyawan dan
ada tidaknya tunjangan sosial lainnya.
4. Aspek pekerjaan : meliputi tugas – tugas yang diberikan, tanggung jawab,
efesiensi kerja serta kondisi kerja.
5. Aspek Atasan : meliputi hubungan karyawan dn atasan, bagaimana atasab
memperlakukan bawahan, adanya hubungan timbale balik antara pimpinan
dengan bawahan
Dari kelima aspek tersebut dikembangkan dalam beberapa pernyataan dalam
bentuk item yang terdiri dari pertanyaan favourable dan unfavourable.
Skala kepuasan kerja tersebut dapat dilihat pada tabel 4
Tabel 3 : ( Blue Print ) Skala Kepuasan Kerja
Aspek yang Diungkap Nomor Butir
Pengungkap Jumlah
Item
Unfafourable Favourable
Gaji 8, 24, 40, 44 1, 14, 19, 29, 50 9
Atasan 2, 7 15, 20, 25, 39, 42 7
Rekan Kerja 3, 18, 23, 27, 49 6, 12, 33, 37, 43,48 11
Jenis Pekerjaan 4, 31, 35, 41 9, 11, 17, 21, 46 9
Promosi 10, 30, 32, 45 5, 13, 16, 22, 25,
26, 34, 36, 38, 47
14
Total 19 31 50
Skala kepuasan kerja ini merupakan modifikasi dari metode Summated Rating
dari Likert. Pada skala ini terdapat 5 kemungkinan jawaban subyek dalam bentuk
jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Srtuju (TS), dan Sangat Tidak
Setuju (STS). Nilai yang diperoleh akan bergerak dari 4 sampai 0. Pada item favourable,
nilai 4 diberikan untuk jawaban Sagat Setuju (SS) dan nilai 0 diberikan untuk jawaban
Sangat Tidak Setuju (STS) dan item yang unfavourable, nilai 4 diberikan untuk jawaban
Sangat Tidak Setuju (STS) dan nilai 0 diberikan untuk jawaban Sangat Setuju.
E. Validitas dan reliabilitas
Untuk dapat melakukan uji validitas dan reliabilitas, maka setiap item harus
diseleksi terlebih dahulu. Item–item yang gugur atau tidak memenuhi syarat tidak dapat
diikutkan dalam penelitian. Item–item yang tidak gugur berarti item – item yang
memiliki kualitas yang tinggi, salah satu kualitas yang dimaksud adalah keselarasan atau
konsistensi antara item dengan tes secara keseluruhan atau yang disebut dengan
konsistensi item total. Konsistensi item total akan menghasilkan koefisien korelasi item–
total (rix) yang juga disebut sebagai indeks daya beda item (Azwar, 2001). Daya beda
item adalah sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok
individu yang memiliki dan yang idak memiliki atribut yang diukur. Koefisien korelasi
yang digunakan untuk skala kepuasan kerja dan persepsi karyawan terhadap
kepemimpinan transformasional adalah koefisien korelasi product-moment Pearson.
Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor item dengan skor tes berarti semakin
tinggi konsistensi antara item tersebut dengan tes keseluruhan yang dapat diartikan
bahwa semakin tinggi daya bedanya. Apabila koefisien korelasi mendekati nol maka item
tersebut tidak sesuai dengan fungsi ukur tes dan daya bedanya tidak baik (Azwar, 2001).
Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrument dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi apabila alat tersebut dapat menjalankan funsi ukurnya atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud yang dilakukan pengukuran tersebut
(Azwar, 2001). Untuk mengetahui validitas skala kepuasan kerja dan skala persepsi
karyawan terhadap kepemimpinan transfornasional adalah dengan validitas isi.
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil
yang relative tidak berbeda apabila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang
sama (Azwar, 1986). Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang
disebut koefisien reliabilitas. Simbolnya adalah rxx’. Untuk menghitung koefisien
reliabilitas skala kepuasan kerja dan skala persepsi karyawan terhadap kepemimpinan
transformasional digunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach.
F. Analisis Item
Menurut Azwar (1999) penulisan item dilakukan dengan berpedoman pada blue-
print skala dan indikator perilaku yang akan diungkap, apakah item yang ada sudah
sesuai dengan kaidah yang benar yang berfungsi sebagaimana seharusnya dan dapat
mendukung validitas skala secara keseluruhan. Untuk mengetahui apakah item item
tersebut sudah berfungsi secara benar harus dibuktikan secara empiris. Ada dua tahap
dalam pemilihan item. Tahap pertama adalah analisis seleksi item berdasarkan evaluasi
kualitatif. Evaluasi ini melihat apakah item yang ditulis sudah sesuai dengan blue-print
dan indicator yang hendak diungkapnya, melihat apakah item yang ditulis dengan kaidah
penulisan yang benar, juga melihat apakah item-item yang ditulis masih mengandung
social desirability yang tinggi. Evaluasi dan seleksi item dalam tahap ini dilakukan oleh
penulis dengan dibantu panel ahli. Dalam hal ini panel ahli adalah dosen pembimbing.
Setelah tahap pertama selesai dan diperoleh kumpulan item dalam jumlah yang cukup,
maka kumpulan item tersebut dikompilasikan dalam bentuk semi final yang siap untuk
diuji cobakan secara empiric (field tested) kepada kelompok subjek yang seharusnya.
Tahap kedua adalah prosedur seleksi item berdasarkan data empiric (data hasil uji
coba item pada kelompok subjek yang karakteristiknya setara dengan subjek yang hendak
dikenai skala itu nantinya) dengan melakukan analisis kuantitatif terhadap parameter–
parameter item. Pada tahap ini paling tidak dilakukan seleksi item berdasarkan daya
diskriminasinya. Seleksi item yang lebih lengkap akan meliputi analisis validitas dan
reliabilitas item, distribusi jawaban, dan aplikasi analisis faktor (Azwar, 1999).
Berukut adalah Blue print skala penelitian yang dipakai setelah diadakan seleksi item:
Tabel 4 : ( Blue Print ) Sebaran Butir – butir MLQ Transformasional
No Aspek Kepemimpinan
Transformasional
Nomor Butir Jumlah
1. Karisma 5, 9, 13, 17, 21, 25, 29, 33, 37 9
2 Inspirasi 6, 10, 14, 18, 22, 26, 30, 34, 38 9
3 Stimulasi Intelektual 3, 7, 11, 19, 27, 31, 35 7
4 Perhatian Individual 4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36,
40
10
Jumlah butir 35
Tabel 5 : ( Blue Print ) Skala Kepuasan Kerja
Aspek yang Diungkap Nomor Butir
Pengungkap Jumlah
Item
Unfafourable Favourable
Gaji 8, 40, 44 1, 14, 19, 29, 50 8
Atasan 2, 7 20, 25, 39, 42 6
Rekan Kerja 3, 18, 23, 27, 49 6, 12, 33, 43,48 10
Jenis Pekerjaan 35, 41 11, 17, 21, 46 6
Promosi 10, 30, 32, 45 5, 13, 16, 22, 25,
26, 34, 36, 38, 47
14
Total 16 28 44
G. Metode Analisis Data
Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis data statistic
kuantitatif. Analisis data statistic yang dipakai adlah teknik korelasi Product Moment
Pearson. Koefisien korelasi (r²) berkisar antara -1,00 sampai dengan + 1,00. Koefisien
korelasi yang bertanda negatif menunjukkan arah korelasi yang negatif. Sedangkan
koefisien yang bernilai 0,00 menujukan tidak ada korelasi (Hadi, 1996). Korelasi antara
dua variabel dinyatakan positif apabila nilai suatu variabel ditingkatkan, maka akan
meningkatkan variabel yang lain dan sebaliknya bila diturunkan, maka akan menurunkan
variabel yang lain. Sedangkan korelasi antara dua variabel dinyatakan negative apabila
nilai suatu variabel dinaikan akan menurunkan nilai variabel yang lainnya, dan juga
sebaliknya apabila nilai suatu variabel dinaikan maka akan menaikkan nilai variabel yang
lain (Candy, 2003).
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
1. Orientasi kancah
a. Sejarah Perusahaan
Perusahaan Terbatas (PT) Tupai Adyamas Indonesia merupakan sebuah
perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pakaian jadi atau garmen. Perusahaan
ini berdiri pada tanggal 24 Desember 1991 dengan akte notaris tertanggal 19 September
Nomor 55 dengan notaris Ny. Herlien Sumampaouw, SH., yang berkedudukan di
Bandung dan diperbaiki dengan akte notaris tertanggal 10 Desember 1991 Nomor 43
yang dibuat didepan notaris pengganti Ny. Fivi Yusnelly Tanuwijaya, SH., yang
berkedudukan di Bandung. Akte tersebut di sahkan dengan Keputusan Mentri
Kehakiman Republik Indonesia No. C2-8121.HT.01.01.TH.91.
PT Tupai Adyamas Indonesia berkedudukan di Jalan Merbabu KM. 1, Desa
Winong, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Perusahaan ini
merupakan perusahaan dengan status Perusahaan Modal Asing (Jepang) dengan struktur
modal asing sebesar 75% dan modal dalam negri sebesar 25%. Terdapat 3 perusahaan
yang menguasai perusahaan tersebut, yaitu :
a. Milano Knit Company Limited, perusahaan Jepang yang berkedudukan dan
berkantor pusat di : 8-6, 1-Chome, Thosiden Daito-Shi, Osaka Perfecture,
Japan.
b. Teijin Shoji Kaisha Limited, perusahaan Jepang yang berkedudukan dan
berkantor pusat di : 6-12, 1-Chome, Minami-Honmachi, Chuo-ku, Osaka 541
Japan
c. PT. Ade Textile Industries (PT. ADETEX) yang berkedudukan di Bandung.
Setiap organisasi atau perusahaan yang akan didirikan tentunya mempunyai
maksud dan tujuan yang telah ditetapkan. Maksud dan tujuan dari perusahaan biasanya
tercantum dalam Akta Pendirian atau dalam Anggaran Dasar Perusahaan. Adapun
tujuan berdirinya PT. Tupai Adyamas Indonesia adalah :
a. Mendirikan dan menjalankan perusahaan dalam bidang industri pakaian jadi
atau garmen.
b. Menjalankan pemasaran hasil produksi baik dalam negri maupun diluar negri.
c. Memperoleh keuntungan atau laba yang diperoleh dari selisih antara
penjualan dengan biaya.
d. Bekerja sama dengan perusahaan atau badan – badan lain yang tujuannya
sama, baik berupa joint venture maupun usaha joint enterprise
b. Jumlah Pegawai
PT. Tupai Adyamas Indonesia mempunyai karyawan yang meningkat dari tahun
ke tahun seiring dengan peningkatan kebutuhan kapasitas produksi yang semakin
meningkat. Untuk saat ini PT. Tupai Adyamas Indonesia mempunyai karyawan
sebanyak 408 karyawan yang terbagi menjadi 373 karyawan bagian produksi dan 35
lainnya adalah karyawan di luar bagian produksi
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Perijinan
Agar penelitian ini menjadi maksimal maka diperlukan adanya persiapan–
persiapan menyangkut alat ukur dan perijinan, karena kedua hal tersebut merupakan
syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan penelitian.
Surat ijin untuk melakukan penelitian dan melakukan pengambilan data subyek
telah dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Jogjakarta
untuk PT. Tupai Adyamas Indonesia yaitu perusahaan yang bergerak dibidang industri
pakaian jadi.
2. Tanggal pelaksanaan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 kali, hal tersebut dilakukan karena pihak
perusahaan kesulitan untuk mengumpulkan subjek sebanyak 60 orang dalam satu waktu
yang bersamaan. Adapun tanggal pelaksanaan uji coba penelitian adalah sebagai berikut :
1) Tanggal 12 Oktober 2006, diikuti oleh 20 orang
2) Tanggal 13 Oktober 2006, diikuti oleh 20 orang
3) Tanggal 14 oktober 2006, diikuti oleh 20 orang
3. Jumlah Skala yang dibagikan dan yang kembali
Peneliti membagikan 60 eksemplar skala kepada karyawan. Pengawasan
terhadap pengisian skala tidak dapat dikontrol sendiri oleh peneliti karena kesibukan
karyawan yang tidak dapat diganggu. Untuk pelaksanaan dan pengkoordiniran terhadap
penyebaran dan penarikan ketiga skala tersebut, peneliti dibantu oleh Bapak Putut
Haryanto selaku Accounting Manager PT. Tupai Adiamas Indonesia. Kedua skala ini
dibagikan kepada 60 subjek penelitian , dan kembali sebanyak 60 eksemplar, yaitu
karyawan dari berbagai bagian yang bekerja pada PT. Tupai Adymas Indonesia
C. Hasil Penelitian
1. Diskripsi Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang diambil adalah karyawan dari berbagai bagian yang ada di
PT. Tupai Adyamas Indonesia baik pria maupun wanita yang memiliki pendidikan SLTA
keatas dan yang memiliki masa kerja diatas dua tahun. Hal ini dilakukan karena pada
tingkat pendidikan SLTA keatas seseorang dianggap bersifat dewasa dan memiliki
wawasan serta pemahaman yang lebih baik terhadap hal–hal yang bersifat rasional,
sehingga seseorang dapat menerima sesuatu, sedangkan dipilih karyawan dengan masa
kerja lebih dari 2 tahun karena karyawan yang masa kerjanya kurang dari 2 tahun
dianggap masih berada pada tahap penyesuaian diri terhadap perusahaan
Tabel 6: Deskripsi Subyek Penelitian
No Aspek Jumlah Prosentase
1 Jenis kelamin
• Wanita
• Pria
45
15
75%
25%
2 Tingkat Pendidikan
• SLTA
• Diploma
• S1
45
6
9
75%
10%
15%
3 Lama Bekerja
• 2- 5
• >6 tahun
40
20
66,6%
33,3%
2.Diskripsi Data Penelitian
Tujuan dari deskripsi data penelitian adalah untuk mengetahui tinggi rendahnya
hasil subyek penelitian mengenai persepsi karyawan terhadap skala kepemimpinan
transformasional dan skala kepuasan kerja, dimana hal ini didasarkan pada karakteristik
dari masing–masing variabel yang diambil dari deskripsi data penelitian tersebut.
Sehingga nantinya akan dikategorikan sebagai tinggi (x>m+1,5s), sedang (m-
1,5s<x≤m=1,5s) dan rendah (x≤m-1,5s). Disini Azwar (1993) mengatakan bahwa
distribusi normal terbagi dalam enam satuan deviasi standar, yaitu tiga bagian berada di
sebelah kiri mean dan tiga bagian berada di sebelah kanan mean.
3. Uji Asumsi
Perlunya melakukan uji asumsi sebelum perhitungan analisis data dengan
menggunakan teknik product moment melalui program SPSS 13.0 for windows, karena
uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas adalah merupakan syarat
sebelum dilakukan pengetesan terhadap nilai korelasi, agar nantinya kesimpulan yang
diperoleh tidak menyimpang dari yang seharusnya diperoleh (Hadi, 1996).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan teknik Kolmogorov-
smirnov dari program SPSS 13.0 for window. Uji normalitas ini dilakukan untuk
mengetahui apakah distribusi skor variabel kepuasan kerja dan skor variabel persepsi
karyawan terhadap kepemimpinan transformasional bersifat normal atau tidak. Dari
olahan data tersebut menghasilkan perolehan sebaran skor dari variabel
kepemimpinan transformasional adalah normal, hal ini di tunjukkan oleh Z varian
kepemimpinan transformasional = 0,697, dengan P = 0,717, sedangkan Z varian
Kepuasan kerja = 0,739 dengan P = 0,646. Hal ini berarti nilai P untuk kedua variabel
lebih besar dari 0,05 (P>0,05).
b. Uji Linieritas
Dilakukannya uji linieritas terhadap variabel kepemimpinan transformasional
dengan variabel kepuasan kerja agar korelasinya dapat diketahui. Uji Linieritas skor
variabel pada penelitian ini menggunakan program SPSS 13.0 for windows yang
diperoleh hasil olahan F = 22,5 dengan P = 0,00. Taraf signifikansi yang lebih kecil
dari 0,05 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel kepuasan kerja dengan
persepsi karyawan terhadap kepemimpinan transformasional merupakan garis lurus
(P<0,05).
c. Uji hipotesa
Untuk mengkorelasikan antara variabel kepuasan kerja dengan variabel
persepsi karyawan terhadap kepemimpinan transformasional digunakan rumus
Product moment pearson dengan program SPSS 13.0 for windows, karena hipotesa
pada penelitian ini berarah tunggal maka uji korelasi ini menggunakan uji korelasi 1
ekor. Data yang diperoleh adalah nilai r = 0,463 dengan taraf signifikansi 0,01. Nilai r
= 0,463 menunjukkan korelasi yang positif antara variabel kepuasan kerja dengan
variabel persepsi karyawan terhadap kepemimpinan transformasional. Jadi ada
hubungan positif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan persepsi karyawan
terhadap kepemimpinan transformasional sebesar 0,463.
Tabel 7 : koefisien korelasi per aspek
No Aspek-aspek kepuasan Kerja r Signifikansi
1 ekor
1 Gaji* kepemimpinan transformasional 0,448 0,000
2 Atasan* kepemimpinan transformasional 0,403 0,001
3 Rekan kerja* kepemimpinan
transformasional
0,349 0,003
4 Jenis pekerjaan* kepemimpinan
transformasional
0,415 0,000
5 Promosi* kepemimpinan transformasional 0,282 0,015
Nilai r = 0,448 dengan p = 0,000 (syarat, p < 0,01) menunjukkan ada korelasi
positif dan signifikan antara aspek gaji dari kepuasan kerja dengan kepemimpinan
transformasional, nilai r = 0,403 dengan p = 0,001 (syarat, p < 0,001) menunjukkan
adanya korelsi positif dan signifikan antara aspek Atasan dengan kepemimpinan
transformasional, nilai r = 0,349 dengan p = 0,003 (syarat, p < 0,001) menunjukkan
adanya korelasi yang positif dan signifikan antara rekan kerja dengan kepemimpinan
transformasional, nilai r = 0,415 dengan p = 0,000 (syarat p < 0,01) menunjukkan
adanya korelasi yang positif dan signifikan antara jenis pekerjaan dengan
kepemimpinan transformasional, nilai r = 0,282 dengan p = 0,015 (syarat p < 0,05)
menunjukkan adanya korelasi yang positif dan signifikan antara promosi dengan
kepemimpinan transformasiona. Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui
bahwa aspek gaji dan jenis pekerjaan merupakan aspek yang mempunyai korelasi
paling signifikan dengan kepemimpinan transformasional, dan aspek promosi
merupakan aspek yang tingkat sifnifikansinya terhadap kepemimpinan
transformasional paling rendah.
D. Pembahasan
Dari hasil analisis korelasi product moment dari Pearson, dikatakan bahwa
kepemimpinan transformasional memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan
kerja. Hasil penelitian juga ditunjukkan melalui nilai r = 0,63 dan P<0,05, hal ini berarti
semakin tinggi persepsi karyawan terhadap karakteristik kepemimpinan transformasional
atasannya maka akan diikuti oleh semakin tingginya tingkat kepuasan kerja karyawan.
Sebaliknya, semakin rendah persepsi karyawan terhadap karakteristik kepemimpinan
transformasional atasannya maka akan diikuti oleh semakin rendahnya tingkat kepuasan
kerja karyawan. Dengan di ketahuinya bahwa ada hubungan yang positif antara persepsi
karyawan terhadap kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja, maka berarti
hipotesa dalam penelitian ini di terima.
Dapat dikatakan, korelasi antara kedua variabel tersebut menunjukkan bahwa
persepsi karyawan terhadap karakteristik kepemimpinan atasan yang transformasional
dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk memprediksi munculnya kepuasan kerja
pada karyawan. Ini berarti antara persepsi karyawan terhadap karakteristik kepemimpinan
transformasional dengan kepuasan kerja memiliki korelasi yang positif. Hal ini
menunjukkan bahwa peran kepemimpinan atasan yang diperoleh atau dirasakan oleh
subyek penelitian itu sangat berpengaruh, sehingga karyawan merasa puas dalam bekerja.
Persepsi karyawan terhadap karakteristik kepemimpinan transformasional dan
tingkat kepuasan kerja yang tinggi disebabkan salah satunya karena adanya hubungan
yang baik antara atasan dengan bawahan pada perusahaan di P.T Tupai Adyamas
Indonesia. Bass (1990) mengatakan bahwa kepemimpinan transformasional adalah
kepemimpinan yang karismatik yang mampu menimbulkan ikatan emosional yang erat
dengan bawahannya, menimbulkan kebanggaan, dipercaya serta mempunyai visi dan
misi yang jelas. Kepemimpinan transformasional juga menunjukkkan perhatian secara
individual (individual consideration) yaitu dengan memberi saran dan memberi
bimbingan. Artinya pemimpin dapat memahami dan peka terhadap permasalahan dan
kebutuhan dari tiap – tiap anak buahnya. Hal ini tercermin dari persepsi anak buahnya
yang merasa bahwa sang pemimpin mampu memahami dirinya sebagai individu. Setiap
anak buah merasa dekat dengan pemimpinnya dan merasa mendapat perhatian khusus
(Riyono, 2000).
Yukl dan Fleet (Bass, 1985) berpendapat bahwa pemimpin transformasional
merupakan pemimpin yang inspirasional. Perilaku pemimpin yang inspirasional dapat
merangsang antusiasme bawahan terhadap tugas–tugas kelompok yang dapat
menumbuhkan kepercayaan bawahan terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan
tugas dalam mencapai tujuan kelompok.
Haddock (Purwanto, 2000) pemimpin yang inspirasional akan menciptakan
suasana keterbukaan dan penuh kepercayaan antara hubungan atasan dengan bawahan.
Hal ini menimbulkan perasaan puas pada anak buahnya. Selain itu pemimpin
transformasional juga melalui stimulasi intelektual berusaha mengembangkan rasionalitas
dan menghargai keceerdasan. Implikasinya bawahan berkesempatan mengekspresikan
diri dan beraktualisasi diri serta berusaha mengarahkan kemampuannya melebihi dari
yang di harapkan (Soetjipto, 1995).
Hal ini sejalan dengan pendapat Mc Cormick dan Tiffin (1979) bahwa setiap
karyawan yang merasa puas akan dapat bekerja pada tingkat kapasitas penuh dan
diharapkan dapat meningkatkan produktifitas kerja. Sebaliknya, karyawan yang tidak
puas tidak akan bekerja pada tingkat kapasitas penuh yang berarti juga produktifitas akan
menurun. Dengan kata lain bahwa dengan kepuasan kerja maka akan membentuk sikap
dan perilaku yang positif terhadap pekerjaannya.
Terpenuhinya kepuasan dalam pekerjaan akan dapat membuat efektuf perilaku
karyawan dalam bekerja, dan selanjutnya diharapkan akan memenuhi tujuan perusahaan.
Karyawan yang mengalami ketidakpuasan dalam pekerjaannya, dapat menimbulkan
masalah dalam mencapai tujuan yang akhirnya dapat merugikan kedua belah pihak.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil penelitian yang menggunakan subyek karyawan P.T. Tupai Adyamas
Indonesia menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi karyawan
terhadap karakteristik kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja (skala I
dan skala II). Semakin tinggi persepsi karyawan terhadap karakteristik kepemimpinan
transformasional maka semakin tinggi juga kepuasan kerjanya, demikian juga sebaliknya
semakin rendah persepsi karyawan terhadap karakteristik kepemimpinan
transformasional maka semakin rendah juga kepuasan kerjanya. Dari semua aspek
kepuasan kerja menunjukkan adanya korelasi yang positif antara persepsi karyawan
terhadap kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja, dan dari keseluruhan
aspek, aspek gaji dan aspek jenis pekerjaan merupakan aspek yang mempunyai korelasi
yang paling signifikan dengan persepsi karyawan terhadap kepemimpinan
transformasional
B. SARAN – SARAN
1. Saran Teoritis,
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan wacana dalam pendidikan
yang diberikan kepada perusahaan tentang pentingnya persepsi karyawan terhadap pola
kepemimpinan di perusahaan. Alat ukur penelitian ini tentu saja bukan merupakan alat
ukur yang paling sempurna dalam mengukur aspek – aspek kepuasan kerja karyawan,
sehingga masih diperlukan banyak perbaikan untuk alat yang akan di gunakan dalam
penelitian yang lebih lanjut. Penulis mengharapkan pada penelitian – penelitian
berikutnya dapat melanjutkan penelitian hubungan antara persepsi karyawan terhadap
karakteristik kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja karyawan sampai
mencapai hasil yang maksimal.
2. Saran Praktis
Penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan antara persepsi karyawan
terhadap karakteristik kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja. Oleh
karena itu, penulis menyarankan pada pihak perusahaan untuk mencoba menerapkan
pola kepemimpinana transformasional sebagai upaya untuk meningkatkan kepuasan
kerja karyawan, salah satunya dengan cara mengadakan training kepemimpinan
transformasional.
DAFTAR PUSTAKA
Aamodt, M. G. (2004). Applied Industrial Organization of Psychology (Edisi ke-4).
Radford University As’ad, Moch. (1998). Psikologi Industri. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia. (edisi ke-4)
Yogyakarta. Penerbit : Liberty. Azwar, Syaifuddin. (1997). Sikap Manusia dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar Azwar, Syaifuddin. (1997). Validitas dan Reliabilitas (Edisi ke-2). Yogyakarta : Pustaka
Pelajar Azwar, Syaifuddin. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Sigma Alfa Bass, B.M. (1985). Leadership and performance beyond expectetion. New York : The
Free Press Bass, B.M. (1990). From Transactional to Transformational Leadership : Learning to
share the vision. Organizational Dynamics, Vol. 18, no. 3, 9-3. Bass, B.M., and Avolio, B.J (1990). Transformational Leadership Development : Manual
for Multifactor Leadership Questionnarire. Palo Alto, California. Bethel, S. (1988). Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Liberty. Burns, Leadership ( New York : Harper & Row, 1978) Cooper, D. R., and Emory, C. W. 1993. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta. Penerbit
Erlangga Greenberg, J. (1996). Managing Behavior in Organization Englewood Cliffs. New Jersey
: Prentice-Hall,Inc. Hadi, Sutrisno. (1996). Statistik Jilid II. Yogyakarta : Andi Offset. Handoko, T. H. (1995). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi 2.
Yogyakarta : BPFE. Honorus. (2003). Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Transformasional dan
Transaksional pada para upline terhadap Motif berprestasi para Downline pada Perusahaan Multi Level marketing P.T Centranusa insan Cemerlang. Skripsi. Fakultas Psikologi USD Yogyakarta.
Kartono, K., Dr., & Gulo, D. (1982). Kamus Psikologi. Bandung : Pionir Jaya. Levrita, B. Y. (2004). Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Semangat Kerja
Karyawan pada P.t. Spindo (Steel Pipe Industry of Indonesia) Surabaya. Skripsi. Fakultas Psikologi USD Yogyakarta.
Mc Cormick. E. J. and Tiffin, J. (1979). Industrial Psychology. New Delhi : Prentice-Hall
of India Private Ltd. Niemann, Y.F., and Dovidio, J.F. (1998). Relationship of Solo Status, Academic Rannk,
and Perceived Distinctive to Job Satisfaction of Racial or Ethnic Minorities. Journal of Applied Psychology, 83 (1) : 55-71.
Pedoman Penulisan skripsi. (1998). Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN. Balai
Pustaka. Purwanto, B. (2000). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan
Transaksional Terhadap Komitmen Organisasi. Tesis. Pasca Sarjana Psikologi Ugm. Yogyakarta.
Rasimin & Ancok, D. (1988). Motivasi dan Kepuasan dalam Kerja. Makalah. Fakultas
Ekonomi UGM : Fakultas Psikologi UGM. Reksohadiprojo, S, dan Handoko, H. (1999). Organisasi Perusahaan. Penerbit : BPFE.
Yogyakarta. Rice, R.W., Mc. Farlin, D.B., and Gentile, D.A. (1991). Facet Importance and Job
Satisfaction. Journal of Applied Psychology, 76 (1) : 31-39. Riyono, B. (2000). Kepemimpinan Transformasional. Kebangkitan Kembali Tentang
Kepemimpinan. Diktat Kuliah. Fakultas Psikologi UII. Yogyakarta. Riyono, B. Dan Zulaifah, E. (1997). Analisis dan Perilaku Organisasi. Diktat Kuliah.
Fakultas Psikologi UII. Yogyakarta. Soetjipto, H. P. (1995). Pengujian Validitas Konstruk Dari Skala Transformasional –
Transaksional MLQ. Laporan Penelitian. (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta.
Spector, E, Paul. (1996). Industrial and Organizatioal Psychology : Research And
Practice. USA : University of South Florida.
Tiffin, J., and Mc. Cormick, J. E. (1974). Industrial Psychology. New Jersey : Prentice-hall, Inc.
Walgito, B. (1994). Psikologi Umum. Yogyakarta. : Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi UGM. Wether, W.B., and Davis, K. (1996). Human Resources and Personnel Management.
Third Edition. Singapore ; Pitman Publishing. Wexley, K. N., & Yukl, G. A. (1997). Organizational and Behaviour and Personnel
Psychology. Illionis : Richard D. Irwin Inc. Wijayanti, C. S. (2002). Hubungan Antara Kepuasan Kerja Karyawan dengan Komitmen
Karyawan terhadap Perusahaan di P. T Sumalindo Lestari Jaya, Tbk. Samarinda. Skripsi. Fakultas Psikologi USD Yogyakarta.
Yukl, G. A. (1994). Kepemimpinan Dalam Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia
(Terjemahan Jusuf Udaya). Jakarta. Penerbit Prenhalindo. Yukl, G. A. (1971). Toward a Behavioral Theory of Leadership. Organizational
Behaviour and Human Performance, 6 : 414-440.
Reliability Skala Kepemimpinan
Case Processing Summary
60 100,0
0 ,0
60 100,0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all variables in the procedure.a.
Reliability Statistics
,928 35
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
2,4667 1,11183 60
2,9000 ,54306 60
3,1167 ,49030 60
3,2333 ,56348 60
3,1167 ,55515 60
3,0833 ,49717 60
3,2167 ,55515 60
3,1167 ,55515 60
3,0500 ,67460 60
2,8500 ,75521 60
3,2000 ,51420 60
3,1167 ,58488 60
3,1167 ,61318 60
3,1667 ,52615 60
2,9500 ,92837 60
2,9667 ,71228 60
3,0833 ,56122 60
3,1000 ,54306 60
3,1500 ,48099 60
2,9500 ,76856 60
3,0000 ,68889 60
2,9667 ,60971 60
3,1000 ,51090 60
3,1833 ,50394 60
3,0500 ,74618 60
2,5833 1,01333 60
2,8333 ,66808 60
3,2167 ,55515 60
2,9500 ,59447 60
2,6500 1,10200 60
2,7833 ,61318 60
3,2167 ,52373 60
3,2333 ,53256 60
3,1500 ,54695 60
3,0833 ,76561 60
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
VAR00012
VAR00013
VAR00014
VAR00016
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00020
VAR00021
VAR00022
VAR00024
VAR00025
VAR00026
VAR00027
VAR00028
VAR00029
VAR00030
VAR00031
VAR00032
VAR00033
VAR00034
VAR00035
VAR00036
VAR00037
VAR00038
VAR00040
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
103,4833 143,339 ,463 ,928
103,0500 149,303 ,550 ,926
102,8333 149,701 ,580 ,926
102,7167 151,732 ,349 ,928
102,8333 149,870 ,494 ,926
102,8667 152,151 ,367 ,927
102,7333 149,962 ,487 ,926
102,8333 150,006 ,484 ,926
102,9000 145,854 ,650 ,924
103,1000 145,142 ,615 ,925
102,7500 150,530 ,484 ,926
102,8333 151,023 ,385 ,927
102,8333 149,870 ,443 ,927
102,7833 150,512 ,473 ,927
103,0000 142,610 ,605 ,925
102,9833 148,559 ,451 ,927
102,8667 150,253 ,460 ,927
102,8500 150,265 ,476 ,927
102,8000 152,298 ,368 ,927
103,0000 144,441 ,642 ,924
102,9500 149,777 ,394 ,927
102,9833 148,423 ,545 ,926
102,8500 150,062 ,525 ,926
102,7667 150,521 ,495 ,926
102,9000 145,210 ,619 ,925
103,3667 142,372 ,558 ,926
103,1167 145,664 ,669 ,924
102,7333 148,741 ,579 ,926
103,0000 149,729 ,468 ,927
103,3000 140,553 ,579 ,926
103,1667 147,023 ,639 ,925
102,7333 150,334 ,490 ,926
102,7167 150,749 ,448 ,927
102,8000 149,044 ,566 ,926
102,8667 147,372 ,481 ,927
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
VAR00012
VAR00013
VAR00014
VAR00016
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00020
VAR00021
VAR00022
VAR00024
VAR00025
VAR00026
VAR00027
VAR00028
VAR00029
VAR00030
VAR00031
VAR00032
VAR00033
VAR00034
VAR00035
VAR00036
VAR00037
VAR00038
VAR00040
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Variance ifItem Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
105,9500 156,896 12,52580 35Mean Variance Std. Deviation N of Items
Reliability Skala Kepuasan
Case Processing Summary
60 100,0
0 ,0
60 100,0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all variables in the procedure.a.
Reliability Statistics
,944 44
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
2,4500 1,09583 60
2,5333 ,99943 60
2,3500 1,10200 60
2,4667 ,85304 60
2,5333 1,01625 60
2,4000 1,09235 60
2,4167 ,99646 60
2,3667 1,10418 60
2,4333 ,92730 60
2,4000 ,97772 60
2,0667 1,03934 60
2,6333 ,91996 60
2,4667 1,12697 60
2,6333 ,95610 60
2,3833 1,15115 60
2,3167 1,08130 60
2,8667 ,70028 60
2,3000 ,78762 60
2,4000 1,16735 60
2,4000 1,30449 60
2,2500 ,98506 60
2,1167 1,07501 60
2,4500 1,22716 60
2,3333 1,09956 60
2,7167 ,88474 60
2,0833 1,12433 60
2,2333 1,15519 60
2,4000 1,06086 60
2,8500 ,97120 60
1,5667 1,11030 60
2,4667 1,01625 60
2,4833 1,09686 60
2,8667 ,96492 60
2,0333 1,05713 60
2,5167 1,17158 60
2,9167 ,78744 60
2,5167 1,01667 60
1,8833 1,07501 60
2,0667 1,10264 60
2,5167 ,92958 60
2,3000 ,92608 60
2,7000 1,01347 60
2,2833 1,22255 60
2,6167 1,04300 60
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00010
VAR00011
VAR00012
VAR00013
VAR00014
VAR00016
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00020
VAR00021
VAR00022
VAR00023
VAR00025
VAR00026
VAR00027
VAR00028
VAR00029
VAR00030
VAR00032
VAR00033
VAR00034
VAR00035
VAR00036
VAR00038
VAR00039
VAR00040
VAR00041
VAR00042
VAR00043
VAR00044
VAR00045
VAR00046
VAR00047
VAR00048
VAR00049
VAR00050
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
103,5333 583,507 ,543 ,942
103,4500 583,099 ,608 ,942
103,6333 587,863 ,456 ,943
103,5167 589,678 ,556 ,942
103,4500 590,319 ,447 ,943
103,5833 584,688 ,522 ,942
103,5667 583,673 ,598 ,942
103,6167 580,308 ,600 ,942
103,5500 588,997 ,524 ,942
103,5833 594,179 ,384 ,943
103,9167 591,976 ,403 ,943
103,3500 593,926 ,416 ,943
103,5167 578,966 ,612 ,942
103,3500 583,858 ,620 ,942
103,6000 579,939 ,580 ,942
103,6667 578,226 ,655 ,941
103,1167 602,308 ,310 ,944
103,6833 593,881 ,493 ,943
103,5833 584,315 ,492 ,943
103,5833 591,874 ,313 ,944
103,7333 596,436 ,333 ,944
103,8667 596,490 ,301 ,944
103,5333 579,168 ,555 ,942
103,6500 579,553 ,617 ,942
103,2667 589,148 ,547 ,942
103,9000 591,414 ,380 ,943
103,7500 572,462 ,717 ,941
103,5833 594,790 ,339 ,944
103,1333 581,812 ,655 ,942
104,4167 580,925 ,584 ,942
103,5167 578,390 ,696 ,941
103,5000 575,746 ,693 ,941
103,1167 582,783 ,638 ,942
103,9500 583,404 ,566 ,942
103,4667 573,745 ,683 ,941
103,0667 596,979 ,412 ,943
103,4667 595,406 ,343 ,944
104,1000 582,871 ,567 ,942
103,9167 583,468 ,540 ,942
103,4667 583,067 ,657 ,942
103,6833 598,017 ,322 ,944
103,2833 597,562 ,300 ,944
103,7000 592,010 ,335 ,944
103,3667 580,982 ,624 ,942
VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00010
VAR00011
VAR00012
VAR00013
VAR00014
VAR00016
VAR00017
VAR00018
VAR00019
VAR00020
VAR00021
VAR00022
VAR00023
VAR00025
VAR00026
VAR00027
VAR00028
VAR00029
VAR00030
VAR00032
VAR00033
VAR00034
VAR00035
VAR00036
VAR00038
VAR00039
VAR00040
VAR00041
VAR00042
VAR00043
VAR00044
VAR00045
VAR00046
VAR00047
VAR00048
VAR00049
VAR00050
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Variance ifItem Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
105,9833 613,440 24,76773 44Mean Variance Std. Deviation N of Items
Correlations
Correlations
1 ,548** ,341** ,783** ,673** ,835**
,000 ,004 ,000 ,000 ,000
60 60 60 60 60 60
,548** 1 ,413** ,660** ,549** ,739**
,000 ,001 ,000 ,000 ,000
60 60 60 60 60 60
,341** ,413** 1 ,602** ,193 ,631**
,004 ,001 ,000 ,069 ,000
60 60 60 60 60 60
,783** ,660** ,602** 1 ,645** ,907**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
60 60 60 60 60 60
,673** ,549** ,193 ,645** 1 ,826**
,000 ,000 ,069 ,000 ,000
60 60 60 60 60 60
,835** ,739** ,631** ,907** ,826** 1
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
60 60 60 60 60 60
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Gaji
Atasan
RekanKerja
JenisPekerjaan
Promosi
Kepuasan Kerja
Gaji Atasan RekanKerja JenisPekerjaan Promosi Kepuasan Kerja
Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).**.
NPar Tests Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
60 60 60 60 60 60
17.1833 15.8333 24.4167 11.6667 30.3667 105.9833
5.04049 3.80974 7.79894 3.60163 9.44559 24.76773
.157 .087 .130 .120 .102 .095
.071 .053 .093 .079 .086 .085
-.157 -.087 -.130 -.120 -.102 -.095
1.219 .674 1.004 .931 .790 .739
.102 .755 .266 .351 .561 .646
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Gaji Atasan RekanKerja JenisPekerjaan Promosi Kepuasan Kerja
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Means Uji Linieritas
Case Processing Summary
60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
Kepuasan Kerja * Gaji
Kepuasan Kerja * Atasan
Kepuasan Kerja *RekanKerja
Kepuasan Kerja *JenisPekerjaan
Kepuasan Kerja * Promosi
N Percent N Percent N Percent
Included Excluded Total
Cases
Kepuasan Kerja * Gaji
Report
Kepuasan Kerja
73.0000 1 .
52.0000 1 .
56.0000 1 .
75.0000 1 .
71.0000 1 .
96.0000 1 .
68.0000 1 .
77.0000 2 1.41421
69.0000 1 .
98.3333 3 13.20353
84.0000 3 7.81025
91.5000 2 13.43503
81.6667 3 5.50757
109.5000 4 6.24500
99.0000 4 21.15026
112.7000 10 13.97657
120.5000 6 18.40380
131.3333 3 5.13160
129.4000 5 9.86408
140.3333 3 1.52753
132.0000 3 13.11488
128.0000 1 .
105.9833 60 24.76773
Gaji4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
24.00
25.00
Total
Mean N Std. Deviation
ANOVA Table
29778.017 21 1418.001 8.400 .000
25217.197 1 25217.197 149.378 .000
4560.819 20 228.041 1.351 .208
6414.967 38 168.815
36192.983 59
(Combined)
Linearity
Deviation from Linearity
BetweenGroups
Within Groups
Total
Kepuasan Kerja * GajiSum of Squares df Mean Square F Sig.
Measures of Association
.835 .697 .907 .823Kepuasan Kerja * GajiR R Squared Eta Eta Squared
Kepuasan Kerja * Atasan
Report
Kepuasan Kerja
103.0000 1 .
68.0000 1 .
65.3333 3 19.73153
82.0000 3 3.00000
75.0000 1 .
84.5714 7 18.08182
100.0000 6 19.72815
106.4000 5 16.59217
99.8000 5 17.07923
117.6667 6 12.38817
106.4000 5 21.70944
130.5714 7 7.97615
113.2500 4 18.19112
136.5000 2 3.53553
142.5000 4 1.91485
105.9833 60 24.76773
Atasan6.00
7.00
9.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
Total
Mean N Std. Deviation
ANOVA Table
25170.105 14 1797.865 7.340 .000
19791.728 1 19791.728 80.798 .000
5378.376 13 413.721 1.689 .097
11022.879 45 244.953
36192.983 59
(Combined)
Linearity
Deviation from Linearit
BetweenGroups
Within Groups
Total
Kepuasan Kerja * AtasaSum of Squares df Mean Square F Sig.
Measures of Association
.739 .547 .834 .695Kepuasan Kerja * AtasanR R Squared Eta Eta Squared
Kepuasan Kerja * RekanKerja
Report
Kepuasan Kerja
83.0000 1 .
87.0000 2 2.82843
98.0000 1 .
84.0000 1 .
118.0000 1 .
101.0000 1 .
78.0000 1 .
93.5000 2 26.16295
69.8000 5 16.81368
87.0000 4 16.02082
123.0000 1 .
71.0000 1 .
117.0000 1 .
88.6000 5 11.71751
100.2000 5 15.53061
112.6667 3 11.23981
128.0000 1 .
118.0000 2 31.11270
109.5714 7 22.23254
133.0000 4 5.35413
133.8000 5 5.63028
136.8000 5 7.32803
130.0000 1 .
105.9833 60 24.76773
RekanKerja4.00
5.00
8.00
12.00
13.00
14.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
24.00
25.00
26.00
27.00
28.00
30.00
31.00
33.00
34.00
35.00
Total
Mean N Std. Deviation
ANOVA Table
27471.702 22 1248.714 5.298 .000
14403.375 1 14403.375 61.106 .000
13068.327 21 622.301 2.640 .005
8721.281 37 235.710
36192.983 59
(Combined)
Linearity
Deviation from Linearity
BetweenGroups
Within Groups
Total
Kepuasan Kerja* RekanKerja
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Measures of Association
.631 .398 .871 .759Kepuasan Kerja* RekanKerja
R R Squared Eta Eta Squared
Kepuasan Kerja * JenisPekerjaan
Report
Kepuasan Kerja
68.0000 1 .
68.7500 4 8.65544
52.0000 1 .
75.6667 3 5.85947
84.0000 5 8.45577
85.0000 3 3.00000
94.7500 4 13.57387
104.7500 4 8.80814
101.0000 7 13.11488
118.6667 6 6.83130
121.0000 8 15.27837
130.8000 5 11.71324
133.0000 5 7.07107
141.6667 3 4.04145
133.0000 1 .
105.9833 60 24.76773
JenisPekerjaan4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
Total
Mean N Std. Deviation
ANOVA Table
31129.267 14 2223.519 19.760 .000
29787.598 1 29787.598 264.715 .000
1341.669 13 103.205 .917 .543
5063.717 45 112.527
36192.983 59
(Combined)
Linearity
Deviation from Linearit
BetweenGroups
Within Groups
Total
Kepuasan Kerja* JenisPekerjaan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Measures of Association
.907 .823 .927 .860Kepuasan Kerja* JenisPekerjaan
R R Squared Eta Eta Squared
Kepuasan Kerja * Promosi
Report
Kepuasan Kerja
52.0000 1 .
66.0000 2 14.14214
71.6667 3 5.50757
94.0000 1 .
78.5000 2 .70711
82.0000 1 .
79.5000 2 .70711
71.0000 1 .
86.0000 2 18.38478
103.0000 1 .
106.0000 1 .
88.0000 1 .
96.0000 1 .
103.3333 3 9.29157
75.0000 1 .
95.6667 3 16.07275
122.5000 2 7.77817
100.5000 6 14.19507
130.0000 1 .
126.0000 1 .
118.0000 4 11.10555
130.0000 2 4.24264
135.0000 3 7.81025
134.0000 3 7.93725
123.3333 3 22.14347
136.3333 3 7.37111
101.0000 1 .
128.0000 2 22.62742
123.0000 1 .
118.0000 1 .
140.0000 1 .
105.9833 60 24.76773
Promosi12.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
22.00
23.00
24.00
25.00
26.00
28.00
29.00
30.00
31.00
32.00
33.00
34.00
35.00
36.00
37.00
38.00
39.00
41.00
42.00
44.00
45.00
46.00
47.00
Total
Mean N Std. Deviation
ANOVA Table
31598.650 30 1053.288 6.648 .000
24677.358 1 24677.358 155.767 .000
6921.292 29 238.665 1.506 .138
4594.333 29 158.425
36192.983 59
(Combined)
Linearity
Deviation from Linearit
BetweenGroups
Within Groups
Total
Kepuasan Kerja * PromoSum of Squares df Mean Square F Sig.
Measures of Association
.826 .682 .934 .873Kepuasan Kerja * PromosiR R Squared Eta Eta Squared
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Petunjuk Pengisian : Bacalah baik – baik setiap pernyataan dibawah ini. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan – pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda, dengan cara memberi tanda silang (X) dalam kotak didepan salah satu bpilihan jawaban yang tersedia, yaitu : SS = Apabila anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut S = Apabila anda Setuju dengan pernyataan tersebut N = Apabila anda Netral dengan pernyataan tersebut TS = Apabila Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut STS = Apabila anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap salah atau benar juga tidak ada penilaian baik dan buruk, karena itu pilihlah yang paling sesuai dengan diri anda secara jujur. Anda sepenuhnya bebas menentukan pilihan. Usahakan agar tidak ada satupun pernyataan yang terlewatkan. Identitas Diri : Nama (tidak wajib diisi) : Jenis Kelamin : Laki – laki / perempuan* (*coret yang tidak perlu) NO PERTANYAAN SS S N TS ST
S 1. Gaji yang saya terima sesuai dengan pekerjaan yang
saya lakukan
2. Atasan saya kurang memberikan perhatian yang besar pada karyawan
3. Teman sekerja saya tidak meberi dukungan pada pekerjaan yang saya lakukan
4. Pekerjaan saya membuat saya sibuk setiap saat, sehingga saya tidak mempunyai waktu untuk istirahat
5. Saya mempunyai kesempatan untuk melakukan sesuatu yang berbeda dari waktu ke waktu demi kemajuan saya
6. Apabila saya menghadapi masalah dalam perusahaan, teman sekerja saya mau membantu saya
7. Atasan saya kurang memberikan semangat kerja pada karyawannya
8. Karyawan tidak mendapat tunjangan dari perusahaan 9. Perusahaan memberi waktu istirahat yang cukup bagi
karyawan
10. Perusahaan ini tidak memberi kesempatan pada karyawan untuk maju
11. Pekerjaan saya saat ini cukup memberi fasilitas kepada karyawannya
12. Saya mempunyai kesempatan untuk memberi masukan kepada orang lain
13. Saya mempunyai kesempatan dalam menggunakan cara atau metode saya sendiri dalam melakukan pekerjaan
14. Perusahaan cukup memperhatikan jaminan kesehatan bagi tiap – tiap karyawan
15. Atasan saya selalu memberi petunjuk dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
16. Apabila saya mempunyai prestasi kerja yang baik, maka perusahaan akan menaikkan pangkat saya
17. Lingkungan tempat saya bekerja cukup tenang sehingga saya dapat berkonsentrasi
18. Saya mempunyai kesempatan mengerjakan pekerjaan saya seorang diri, tanpa bantuan rekan kerja saya
19. Meskipun gaji yang saya terima kecil, tetapi saya senang bekerja di perusahaan ini
20. Cara atasan saya dalam membantu mengatasi masalah karyawannya sangat baik
21. Kondisi pekerjaan saya cukup baik 22. Saya mempunyai kesmpatan untuk menjadi karyawan
yang berprestasi dalam suatu komunitas
23. Teman sekerja tidak peduli ketika saya mendapat kesulitan
24. Perusahaan memberi pesangon kepada karyawan apabila masa kerjanya berakhir
25. Saya sering mendapat pujian dari atasan dalam menyelesaikan pekerjaan saya
26. Saya mempunyai kebebasan dalam membuat keputusan sendiri demi kemajuan karier saya
27. Setiap kali saya melakukan kesalahan dalam pekerjaan, teman sekerja tidak mau membantu saya
28. Saya senang bekerja di perusahaan ini karena ada kemungkunan saya naik pangkat
29. Bagi karyawan yang berprestasi perusahaan memberikan hadiah / bonus
30. Menurut saya, masa kerja dan prestasi kerja bukanlah faktor yang dapat menaikkan pangkat saya
31. Saya akan tetap bekerja disini meskipun tugas yang
diberikan perusahaan cukup berat 32. Walaupun saya telah bekerja keras tetapi saya tidak
mempunyai kesempatan untuk naik pangkat
33. Teman sekerja membantu saya apabila saya menghadapi pekerjaan yang berat
34. Saya senang dengan keberhasilan yang saya dapat dari pekerjaan saya
35. Saya sering merasa letih bekerja pada perusahaan ini dengan waktu istirahat yang terbatas
36. Saya mempunyai kesempatan untuk melakukan sesuatu yang dapat meningkatkan karier saya
37. Saya mempunyai kesempatan untuk melakukan sesuatu bagi orang lain
38. Saya mempunyai kesempatan dalam peningkatan karier saya
39. Atasan saya mempunyai kemampuan yang baik dalam membuat keputusan
40. Karyawan tidak diberikan sarana transportasi oleh perusahaan
41. Suasana pada perusahaan sangat ramai sehingga mengganggu konsentrasi kerja saya
42. Pengawas selalu memberi koreksi apabila saya melakukan kesalahan
43. Rekan kerja saya dapat menyesuaikan diri satu sama lain
44. Perusahaan memberikan upah lembur yang sedikit pada karyawan
45. Walaupun saya bekerja dengan disiplin, jujur dan bertanggung jawab belum tentu saya bisa naik pangkat
46. Peraturan perusahaan yang berhubungan dengan pekerjaan sudah diterapkan dengan baik
47. Saya dapat melakukan sesuatu yang tudak bertentangan dengan minat saya
48. Saya dapat membina hubungan kerja sama yang baik dengan teman – teman di perusahaan
49. Menurut saya bekerja sendiri lebih bersemangat dari pada bersama teman – teman saya
50. Perusahaan memberi perhatian yang cukup besar terhadap jaminan kesehatan dan keselamatan kerja
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Petunjuk Pengisian : Bacalah baik – baik setiap pernyataan dibawah ini. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan – pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda, dengan cara memberi tanda silang (X) dalam kotak didepan salah satu bpilihan jawaban yang tersedia, yaitu : SS = Apabila anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut S = Apabila anda Setuju dengan pernyataan tersebut N = Apabila anda Netral dengan pernyataan tersebut TS = Apabila Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut STS = Apabila anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap salah atau benar juga tidak ada penilaian baik dan buruk, karena itu pilihlah yang paling sesuai dengan diri anda secara jujur. Anda sepenuhnya bebas menentukan pilihan. Usahakan agar tidak ada satupun pernyataan yang terlewatkan. Identitas Diri : Nama (tidak wajib diisi) : Jenis Kelamin : Laki – laki / perempuan* (*coret yang tidak perlu)
NO
PERTANYAAN SS S N TS STS
1. Atasan menjadikan saya merasa tenang jika berada di dekatnya
2. Atasan menuntut atau menentukan standar yang tinggi
3. Ide–ide menjadikan saya memikirkan kembali beberapa ide saya yang saya piker sudah sempurna
4. Atasan memberikan perhatian pribadi kepada bawahan yang tampaknya butuh perhatian
5. Atasan membuat saya merasa bangga menjadi teman sekerjanya
6. Atasan mempunyai pandangan yang mendorong saya bekerja keras
7. Atasan membuat saya mampu berfikir tentang masalah–masalah lama dengan cara baru
8. Atasan mengajak saya dalam menghadapi masalah–masalah sebagai kesempatan belajar
9. Saya percaya penuh kepada atasan
10.
Atasan menjelaskan tujuan penting organisasi dengan cara sederhana
11.
Atasan menunjukkan cara–cara baru untuk menghadapi masalah–masalah yang selama ini menjadi sumber kebingungan saya
12.
Atasan mengajak saya untuk memahami bagaimana saya bekerja
13.
Atasan memiliki bakat khusus untuk mengetahui apa yang benar–benar penting untuk diperhatikan
14.
Atasan mengembangkan cara–cara untuk mendorong atau memotivasi saya
15.
Atasan memberikan alasan untuk mengubah saya dalam memikirkan masalah
16.
Atasan memberlakukan setiap jawabannya secara pribadi
17.
Didalam benak saya atasan adalah simbol sukses dan prestasi
18.
Atasan menggunakan simbol dan imajinasi untuk memusatkan usaha yang saya lakukan
19.
Atasan menekankan penggunaan kecerdasan dalam mengatasi kesulitan
20.
Atasan mengetahui apa yang saya inginkan dan membantu saya untuk mendapatkannya
21.
Atasan mampu menumbuhkan rasa hormat saya kepadanya
22.
Atasan memberikan ucapan–ucapan yang membesarkan hati
23.
Atasan menghendaki alasan yang baik jika saya berpendapat
24.
Atasan memberikan alasan untuk mengubah saya dalam memikirkan masalah
25.
Atasan bersemangat menyediakan apa yang saya butuhkan untuk bekerja
26.
Atasan memberitahu tentang harapan–harapannya tentang kinerja yang tinggi kepada saya
27.
Atasan mengajak saya mengenali aspek–aspek kunci dari masalah–masalah yang rumit
28.
Atasan melatih saya bila saya membutuhkan
29 Didalam benak saya atasan adalah simbol sukses
. dan prestasi 30.
Atasan menghendaki saya bekerja melebihi kemampuan saya
31.
Atasan menekankan sikap hati hati dalam memecahkan masalah sebelum bertindak
32.
Atasan memberikan saran–saran sewaktu saya membutuhkannya
33.
Atasan meningkatkan rasa optimisme saya untuk menghadapi masa depan
34.
Atasan mendorong saya untuk bekerja yang sebenarnya melebihi harapan saya untuk melakukannya
35.
Atasan memastikan bahwa saya telah berfikir secara matang sebelum bertindak
36.
Atasan siap memberi petunjuk atau melatih sewaktu–waktu saya membutuhkan
37.
Saya mempercayai kemampuan atasan dalam mengatasi rintangan
38.
Atasan mendorong saya untuk sukses
39.
Atasan menghendaki saya menggunakan penalaran dan kepercayaan diri dalam memecahkan masalah
40.
Atasan memberi banyak bantuan terhadap orang baru