hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar agama...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN
PRESTASI BELAJAR AGAMA ISLAM SISWA DI SMP
NEGERI 238 JAKARTA SELATAN
111 111111 FD"'
111
Oleh:
EMA ASMA
204011002687 fJi!crifr. d;~ri '· "_-,_,,.,~-f · ·rr ................. 'T ................. ,. l;:I. : : .... l.::d.?..<;{ _ i;.5.?\ ... ""· lnduk , .. .O.L?.l.::: .. b.;::f·:;:~:z;j .. g k!asirika~i ... ···•····· ·····•··· ··
. ················· ................
JURUSAN PENDIDIKAN AGAl\IA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEG~ERI SYARIF HIDAYATULL.AH
.JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN
Skipsi yang berjudul "IIUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG
TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR AGAMA ISLAM SISWA DI SMP
NEGERI 238 JAKARTA SELATAN" telah diujikan dalam sidang munaqasah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 05 Maret 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar saijana Program Strata Satu (S-1) pada jurusan Pendidikan
Agama Islam.
Jakmia, I 0 Maret 2009
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan I Program Studi) Dr. H. Abdul Fatah Wibisono, MA NIP. 150 236 009
Sekretaris (Sekretaris Jurusan I Program Studi) Drs. Sapiuddin Shidig, M.Ag NIP. 150 299 477
Penguji 1 Dr. Zaimuddin, M.Ag NIP. 150 247 331
Penguji II Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag NIP. 150 299 477
Mengetahui Del 1 FITK,
,)
Tanggal Tandatangan
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata satu Pendidikan Agama Islam pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di llniversitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Jurusan Pendidikan Agama Islam
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbub."1i bahwa karya ini bukan basil karya saya atau
mernpakan hasil jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Jlmu
Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, Februari 2009
Ema Asma
ABSTRAKSI
Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses dan hasil pendidikan dan dianggap ikut berpengamh terhadap rendahnya basil belajar anak. Oleh karena itu, untuk mencapai pres1asi belajar di sekolah anak perlu mendapat perhatian dari orang tuanya. Makin tinggi perhatian dari orang tua makin tinggi pula prestasi belajar anak. Begitu juga sebaliknya.
Penelitian ini menggunakan metode "deskriptjf analisis", sedangkan jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yaitu untuk mencari hubungan antara kedua variabel. Sedangkan itekhnik pengumpulan datanya yaitu dengan cara menyebar angket berisi seju.mlah pertanyaan tentang Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Agama Islam Siswa SMP Negeri 238 Jakarta. Angket dibagikan kepada sitswa kelas HI, jawaban angket tersebut dihitung dengan rumus prosentase kemudian diolah dan dijelaskan secara deskriptif. Selain itu, peneliti memperoleh data penunjang lainnya melalui wawancara kcpada gum Aganm Islam dan salah satu wali murid siswa kelas III. Setelah diperoleh hasil angket tentang Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Agama Islam Siswa SMP Negeri 238 Jakarta lalu penulis menghitung kedua variabel tersebut dengan menggunakan runms product moment. Hal ini untuk mengetahui tingkat korelasi kedua varibel tersebut. Sedangkan untuk mengetahui keeratan hubungan kedua variabel tersebut penulis menggunakan rumus koefisien determinasi.
Setelah penelitian dilakukan, maka penulis memperoleh hasil penelitian dengan angka 0, 113 yang berarti tidak terdapat kornla!;i yang positif antara Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Presrasi Belajar Agama Islam Siswa SMP Negeri 238 Jakarta, yang mana korelasi tersebut tergolong lemah atau sangat rendah karena korelasinya berada antara 0,00-0,20. Berdasarkan tingkat keeratan kedua variabel, maka dapat diketahui koefisien determinasinya sebesar 1,28% dan 98, 72% merupakan variabel lain yang memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dengan penuh ketulusan dart kerendahan hati yang
teramat dalam kepada Dzat yang maha pemurah, maha pengasih, yang memiliki
hari pembalasan pada yaumil akhir Alla11 SWT atas nikmat yang tiada batas
terutama nikmat iman dan islam serta talc lepas pula nikmat sehat yang masih
diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Sholawat teriring salam tak terhingga kepada Nabi Muhammad SA \V, sahabat
sahabatnya, dan para pengikutnya yang telah membawa kita dari alarn jahiliyah
yang gelap gulita menuju ke alam yang terang benderang dengan ilmu
pengetahuan.
Salah satu syarat menyelesaikan studi dan mencapai gelar Saijana Strata
Satu (S-1) di perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatnllah Jakarta adalah membuat
karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam rangka itnlah penulis membuat
skripsi ini dengan judul "Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Dengan
Prestasi Belajar Agama Islam Siswa di SMP Nege1·i 238 Jakarta Selatan."
Selama pembuatan skripsi ini, sudah tentu penulis banyak mengalami
kesulitan dan hambatan, baik yang menyai1gkut pengaturan waktu, pengurnpulan
bahan-bahan atau data maupun pembiayaan dan lain sebagainya. Namun berkat
bantuan dan dukungan dai·i berbagai pihak, maka segala kesulitai1 dan hambatai1
itu Alhamdulillah dapat diatasi dengan sebaik-baiknya, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu sepantasnyalah penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang dalam dan penghargaan yang tinggi kepada:
I. Dekan Faknltas Ilmu Tarbiyah dan Kegurnan UII\f Syarif Hidayatnllah
Jakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurnsan Pendidikan Agama Islam Falrultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Surnrin, M.Ag, Dosen Pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang
meluangkan waktunya kepada penulis untuk memberikan petunjnk dan
4. Para dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan dan mencurahkan daya, tenaga
serta perhatian yang tulus dan ikhlas dalam memberikan ilmu pengetahuan.
5. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf
yang telah memberikan pelayanan dan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada penulis untuk menela'ah dan meminjam buku·-buku yang diperlukan
dalam rangka penyusunan skripsi ini.
6. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta beserta staf yang telah memberikan pelayanan dan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada penulis untuk menela'ah dan
meminjam buku-buku yang diperlukan dalam rangka penyusunan skripsi ini.
7. Pimpinan Perpustakaan Iman Janm Lebak Bulus beserta staf yang telah
memberikan pelayanan dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada penulis
untuk menela'ah dan meminjam buku-buku yang diperlukan dalam rangka
penyusunan skripsi ini.
8. Guru-guru SMP Negeri 238 Jakarta yang memberikan kesempatan untuk
penulis melakukan penelitian di SMP Negeri 238 Jakarta Selatan, berkat
bantuan dan kerjasama mereka akhimya skripsi ini selesai dibuat. Semoga
Allah merahmati mereka semua.
9. Ayahanda H. Akhmad Rosadi dan Umi Hj. Fatimah tercinta yang telah
merawat dan mendidik dengan penuh kasih sayang dan kesabaran,
memberikan pengorbanan yang tidak terhitung nilainya baik moril maupnn
materil, dan memberikan dorongan serta men do' akan penulis dalam
menempuh hidup ini, adik-adikku tercinta Riza & Lubna serta keluarga besar
Hj. Masturoh tercinta khususnya sepupuku Nina Husna yang selalu
membantu penulis hingga selesainya skripsi ini. Semoga Allah memberikan
rahmat kepada mereka semua.
10. Teman-teman PAI kelas A angkatan 2004-2005 yang selalu memberikan
kenangan manis saat menjalani hari-hari kuliah.
11. Wiwi, Titi, Antik, dan Sirojuddin sahabat-sahabat terdekatku dan Albert
Enstein in memory forever yang selalu membantu d!lll memberikan inspirasi
penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
12. Teman-teman kost ku terutama Novi yang telah memberikan dorongan dan
motivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
13. Adik-adik ku yang di SMPN doegal (238) khususnya Fachri, Aris, Adri,
Anindhita, Debby dan Yuliska yang selalu memberikan kenangan indah saat
menjalani hari-hari PPKT.
14. Kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusinya, dalam skripsi
ini, yang tak penulis sebutkan satu persatu.
Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka semua diterima oleh Allah
SWT. dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda, amin. Mudah-mudahan pula
skripsi ini bennanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca
pada umurnnya.
Penulis menyadari bahwa dalan1 penulisan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kritik dan saran para pembaca
akan penulis terima dengan senang hati dan lapang dada, demi penyempurnaan
karya ilmiah di masa yang akan datang bagi yang berkepentingan.
Jakarta, 19 Februari 2009
Penulis
Ema Asma
DAFTARISI
LEMBAR COVER ..•....•.......•.•....•..•....•.......•......•.•.•.••.....•..•.......•...•..•.••... i
LEMBAR PENGESAHAN ......•..........•.......•......•...•.....•.•.................•....... ii
LEMBAR PERNYATAAN ........•.................•.......•...........•...•...........•....... iii
ABSTRAKSI.............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR............................................................................... v
DAFTARISI.............................................................................................. viii
DAFT ART ABEL....................................................................................... x
DAFT AR LAMPIRAN .............................................................................. xii
BABIPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Identifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah ................. ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Perhatian Orang Tua.................................................................. 8
I. Pengertian Perhatian............................................................ 8
2. Pengertian Orang Tua........................................................... 9
3. Macam-macam Perhatian.................................................... 13
4. Bentuk-bentuk Perhatian Orang Tua................................... 15
5. Tugas-tugas Orang Tua Terhadap Anak Remajanya .......... 21
B. Prestasi Belajar .......................................................................... 22
I. Pengertian Prestasi Belajar ....................... ........................... 22
2. Tipe Hasil Belajar................................................................ 24
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ........... 29
4. Kebutuhan akan Berprestasi (Need of Achievement)......... 36
5. Cara Mengetahui Prestasi Siswa ......................................... 39
C. Mata Pelajaran Agama Islam .................................................... 40
I. Pengertian Pendidikan Agama Islam .... ......... ..................... 40
4. Hubungan Perhatian Orang Tua
dengan Prestasi Belajar Agama Islam ................................. 45
D. Kerangka berfikir . . . . . .. .. . . . . . . . . . ... . . . . . . . .. . . .. . .. ... .. . . . . .. . . ... . .. . . . . . . .. . . ... . 46
E. Hipotesis.................................................................................... 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian .. . . . . . . .. . .. . .. . . . . ...... ... . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . .. .. . . . . . . .. .. . . . . . . . 48
B. Lokasi Penelitian ...... .... .................. ............... .. .......................... 48
C. Variabel Penelitian .. ......... ............ ....... ...... ................................ 48
D. Populasi dan Sampel ... ................ .......... ........... ... . .................. ... 51
E. Tekhnik Pengumpulan Data...................................................... 51
F. Tekhnik Analisis Data............................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMPN 238 Jakarta........................................ 56
I. Sejarah Berdirinya SMPN 238 Jakarta................................. 56
2. Visi dan Misi SMPN 238 Jakarta......................................... 57
3. Tujuan SMPN 238 Jakarta.................................................. 58
4. Struktur Organisasi Pegawai SMPN 238 Jakarta................ 59
5. Tenaga Pendidikan, Pegawai dan Siswa ............................. 59
6. Daftar Pengajar SMPN 238 Jakarta.................................... 60
7. Data Siswa SMPN 238 Jakarta............................................ 61
8. Sarana dan Prasarana SMPN 238 Jakarta ........................... 62
9. Kurikulum SMPN 238 Jakarta............................................ 62
B. Deskripsi Data........................................................................... 63
C. Analisis Data............................................................................. 83
D. Interpretasi Data........................................................................ 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.. ... . . .. . .. . .. ... ... . . .. ... ... ... .... .... .... .. ..... ......... ... .... .... .. .. ... 92
B. Saran-saran................................................................................ 93
DAFT AR PUST AKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
DAFTAR TABEL
V ariabel Penelitian .................................................................. .
Angka Indeks Korelasi "r" Producy Moment ........................ ..
Data sekolah SMP Negeri 238 Jakarta ................................... ..
Struktur Organisasi Pegawai SMP Negeri 238 Jakarta ........... .
Daftar Pengajar SMP Negeri 238 Jakarta ................................ .
Data Siswa SMP Negeri 238 Jakarta ...................................... ..
Sarana dan Prasarana SMP Negeri 238 .Jakarta ..................... ..
Menegur jika melihat anak malas belajar ............................... ..
49
54
57
59
60
61
62
63
Tabel 9 Menemani belajar anak di rumah ............................................ 64
Tabel 10 Membimbing dalam mengerjakan PR...................................... 65
Tabel 11 Membantu mengatasi kesulitan belajar anak di rumah ........... 66
Tabel 12 Menganjurkan untuk mengikuti kursus/bimbingan belajar ...... 67
Tabel 13 Memberikan arahan/bimbingan kepada anak ketika
menyaksikan berita TV ...................................... ................... ... 68
Tabel 14 Mengingatkanjadwal belajar anak di rumah............................ 69
Tabel 15 Mengingatkan agar anak selalu rajin belajar ............................ 70
Tabel 16 Menanyakan hasil ulangan atau tes anak.................................. 70
Tabel 17 Menyuruh anak untuk sering membaca Koran, majalah/buku-
buku yang berisi tentang pendidikan....................................... 71
Tabel 18 Berusaha memberikan jawaban atas pertanyaan anaknya........ 72
Tabel 19 Anak lupa waktu clan orang tua menegur/memarahi ................ 73
Tabel 20 Adanya perhatian famili lain dalam keluarga seperti paman,
bi bi, kakek, dll .. .... .... ..... .... ...... ...... ...... .......... ... ... .... ... ........... ... 7 4
Tabel 21 Menanyakan alasan anakjika tidak masuk seko.lah ................. 75
Tabel 22 Memperhatikan clan peduli terhadap situasi tempat belajar
anak ......................................................................................... 76
Tabel 23 Menyediakan kebutuhan anak untuk belajar seperti meja
77
Tabel 24 Menyediakan buku-buku ilmu pengetahuan dan sebagainya
di rumah .................................................................................... 78
Tabel 25 Membelikan buku pelajaran wajib guna kebutuhan belajar
anaknya...................................................................................... 79
Tabel 26 Menanyakan perkembangan prestasi anak ke sekolah ............. 79
Tabel 27 Konsultasi kepada guru yang terkait tentang kesulitan belajar
yang dialami anak..................................................................... 80
Tabel 28 Tabulasi item dan skor yang diperoleh tentang perhatian
orang tua dengan prestasi belajar agama Islam . ...................... 82
Tabel 29 Nama dan nilai raport mata pelajaran PAI siswa kelas III....... 83
Tabel 30 Hasil perhitungan variabel XY ................................................. 84
DAFTAR LAMPIRAN
LAMP IRAN 1 : Surat Pengajuan Judul Skripsi
LAMP IRAN 2 : Surat Bimbingan Skripsi
LAMP IRAN 3 : Surat Permohonan Izin Penelitian
LAMP IRAN 4 : Pedoman Wawancara
LAMP IRAN 5 : Berita Wawancara
LAMP IRAN 6 : Angket
LAMP IRAN 7 : Surat Keterangan dmi Sekolah
LAMPIRAN 8 : Hasil Perhitungan Angket
LAMPIRAN 9 : Hasil Prosentase Kesimpulan
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya mencapai prestasi belajar di sekolah, anak perlu
mendapat perhatian dari orang tuanya. Makin tinggi perhatian dari orang
tua makin tinggi pula prestasi belajar anak, begitu juga sebaliknya. Namun
dalan1 kenyataan, banyak orang tua beranggapan ballwa memenuhi
kebutuhan jasmani saja sudall cukup untuk mendukung prestasi belajar di
sekolall, banyak orang tua yang tidak mau tabu dan tidak acuh terhadap
urusan sekolall dan ditamball kenyataan yang penulis dapatkan di
lapangan, mengenai prestasi belajar agama Islam siswa SMPN 238 Jakarta
Selatan masih kurang memuaskan. Hal ini terungkap dari hasil survei pada
ujian bulan Juni 2008, bahwa siswa yang harus menjalankan remedial pada
saat mengerjakan ujian masih terlalu tinggi yaitu. sekitar 15 orang dari 40
siswa, permasalallan di atas mungkin disebabkan karena knrangnya
perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya.
Setiap manusia membutuhkan perhatian dan kasih sayang.
Demikian pula seorang anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang
dari orang-orang sekitarnya, terutama orang tua. Orang tua diharapkan
dapat menciptakan suasana rumah yang menyenangkan. Perhatian dan
2
merasakan bahwa kedua orang tuanya memang sungguh-sungguh sayang
kepadanya.
Pengajaran orang tua kepada anak-anak akan lebih lengkap dan
bermakna bila didasari kasih sayang, saling menghargai dan saling
membutuhkan. Mengajar anak dengan dilandasi perasaan kasih sayang
yang tulus akan berdampak terciptanya suasana batin yang dekat dan
akrab. Membuat anak menjadi tidak canggung bertariya masalah pelajaran,
bahkan tidak sungkan untuk mengungkapkan masalah pribadi atau
hubungan sosialnya. Suasana yang penuh kasih sayang dari orang tua ini
pun akan menimbulkan semangat belajar pada diri anak-anak.
Kasih sayang orang tua bukanlah semata kasih sayang bempa
materi, dengan menyediakan banyak fasilitas anak untuk sekolah. Tetapi
kasih sayang yang dimaksud di sini, sebagai contoh orang tua dapat
memberikan perhatian terhadap pelajarannya, rnenanyakan kegiatan
sehari-harinya dimmah maupun di sekolah. Dengan perhatian seperti ini
anak akan merasa dihargai dan diperhatikan1
Mendidik anak adalah tugas yang paling mulia yang pernah
diamanatkan Tuhan kepada orang tua. Oleh karena itu maka tanggung
jawab terletak di alas bahu mereka. Orang tua tidaklah cuknp hanya
memenuhi kebutuhan sehari-hari demi kelangsungart hidup anaknya. Anak
membutuhkan perhatian yang lebih mendalam serta pengelolaan yang
lebih intensif, baik melalui pendidikan formal (sekolah) maupun
pendidikan non formal (keluarga). Melalui sarana pendidikan ini orang tua
dapat memberikan pengaruh dalam pembentukan pribadi anak dan watak
yang akan dibawanya hingga dewasa nanti.2
Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh
yang besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa yang
akan datang. Keluargalah yang akan memberikan wacana seorang anak,
l f':hl'lirinni7l'I Graha. Keherhasilan Anak Tereantunf! Oran_e tua. (Jakarta: P'f Elex Media
3
baik perilaku, budi pekerti, watak maupun adat kebiasaan sehari-hari.
Dengan memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak dalam
lingkungan keluarga, maka anak akan tumbuh clan berkembang dengan
baik serta memperoleh prestasi yang baik pula, kare:na tujuan pendidikan
yang dilaksanakan di dalam keluarga adalah untuk membina,
membimbing, mendidik dan mengarahkan anak untuk mencapai tujuan
yang baik.
Pada diri setiap anak terdapat suatu dorongan untuk memru.
Terlebih lagi pada saat di usia SMP, karena pada masa usia ini adalah
merupakan masa sensitif bagi mereka, sebab apa yang dilihat dan
didengarkan mereka akan bernsaha menirunya tanpa mempertimbangkan
baik dan buruknya. Contohnya seperti jika mereka menyukai salah satu
artis idola mereka, mereka akan menirnnya bagaimana cara
berpenampilan, tingkah laku, dan cara hidup artis tersebut. Dalam hal ini
sangat diharapkan kewaspadaan serta perhatian yang besar dari orang tua,
karena masa meniru ini secara tidak langsung turnt membentuk watak anak
di kemudian hari.
Dalam lingkungan keluarga, pendidikan yang berlangsung di
dalarnnya adalah pendidikan informal, dengan orang tua sebagai pendidik.
Orang tua adalah pendidik kodrati.3 Mereka pendiclik bagi anak-anaknya
karena secara kodrati ibu dan bapak diberikan anugerah oleh Allah berupa
naluri orang tua. Kasih sayang dan pengertian keluarga, khususnya orang
tua akan meninggalkan bekas positif dalam perkembangan jiwa anak.
Memang setiap orang dapat menjadi orang tua, namun tidak semua
orang tua berhasil memegang jabatannya sebagai orang tua, apalagi tanpa
persiapan-persiapan matang. Dengan demikian hal-hal seperti ini pantas
menjadi pemikiran serta bahan renungan setiap orang tua. Apakah kita
sebagai orang tua akan mampu mengarahkan perkembangan anak,
sehingga terdapat interaksi optimal antara faktor··faktor yang dibawa anak 1 , 1 __ I _ 1_ ~
4
menghujani dirinya. Karena tidak dapat disangkal lagi bahwa pada
permulaan hidupnya seorang anak sangat tergantung kepada orang tua
yang mengasuhnya.4
Oleh karena itu setiap anak memilki fase-fas1~ pada dirinya. Seperti
yang telah di sebutkan di atas bahwa pada permulaan hidupnya seorang
anak sangat tergantung kepada orang tua yang telah mengasuhnya.
Terlebih-lebih pada masa SMP, karena pada masa saat ini banyak orang
sebut yaitu masa puber. Setelah anak melewati masa ini anak akan tumbuh
menjadi remaja. Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas.
Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat
diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja
ada di antara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali
dikenal dengan fase "mencari jati diri". Remaja masih belum mampu
menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun
psikisnya. 5
Banyak buku dan tulisan di media massa mengatakan, yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan anak adalah orang tua. Banyak orang tua menganggap, pendidikan anak adalah tanggung jawab sekolah. Sekolah adalah sebagai media dalam pemberi pendidikan dan pengajaran anak, tetapi semuanya tetap kembali kepada orang tua. Orang tualah yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan dan keberhasilan anak.
Orang tua bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan
anak, karena :
I . Anak adalah anugerah Tuhan kepada orang tua
2. Anak mendapat pendidikan pertama kali dari orang tua
3. Orang tua adalah yang paling mengetalmi karakter anaknya. 6
Orang tua selalu memperhatikan kehidupan anaknya sejak kecil
maka orang tualah yang paling mengetahui bagaimana sebenamya bakat
dan potensi yang dimiliki anaknya. Dan lingkungan keluarga merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi proses clan basil pendidikan dan
5
dianggap ikut berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar anak. Narnun
seringkali prestasi belajar yang diperoleh anak tidak sesuai dengan
potensinya karena :
1. Anak itu sendiri, misalnya anak mempunyai masalah pribadi sehingga
ia mengalarni hambatan dalarn perkembangan di:ri dan prestasi.
2. Lingkungan, misalnya orang tua kurang mampu menyediakan
kesempatan I waktu dan sarana pendidikan yang ia butuhkan atau
orang tua yang ekonominya cukup tetapi kurang dapat memberi
perhatian terhadap pendidikan anaknya.
Untuk mencapai prestasi belajar di sekolah anak perlu mendapat
perhatian dari orang tuanya. Makin tinggi perhatian dari orang tua makin
tinggi pula prestasi belajar anak, begitu juga sebaliknya. Dan perhatian
dad orang tua yang dapat mendukung prestasi belajar anak berupa
bimbingan belajar, monitoring, penyediaan fasilitas belajar clan kerja sama
antara orang tua dengan pihak sekolah.
Narnun dalarn kenyataan, banyak orang tua beranggapan bahwa
memenuhi kebutuhan jasmani saja sudah cukup untuk mendukung prestasi
belajar di sekolah, banyak orang tua yang tidak mau tahu dan tidak acuh
terhadap urusan sekolah clan ditambah kenyataan yang penulis dapatkan di
lapangan, mengenai prestasi belajar agama Islam siswa SMPN 238 Jakarta
Selatan masih kurang memuaskan. Hal ini terungkap dari basil survei pada
ujian bulan Juni 2008, bahwa siswa yang harus menjalankan remedial pada
saat mengerjakan ujian masih terlalu tinggi yaitu sekitar 15 orang dari 40
s1swa.
Berdasarkan latar belakang permasalahan dli atas, penulis merasa
tertarik untuk mengangkat masalah yang berkenaan dengan HUBUNGAN
ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI
BELAJAR AGAMA ISLAM SISWA DI SMP NEGERI 238
JAKARTA SELATAN.
B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
6
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengidentifikasikan masalah
masalah yang akan muncul antara lain sebagai berikut :
a. Kurangnya orang tua yang peduli terbadap tanggung jawabnya
kepada anaknya.
b. Orang tua menyerahkan masalab anak kepada sekolab.
c. Orang tua mau menangani masalah anak apabila sudah ada teguran
dari pibak sekolab.
d. Banyak orang tua tidak peduli dengan perkembangan anaknya di
sekolah.
e. Sebagian orang tua menganggap tidak begitu penting bekerja sama
dengan sekolah.
f. Banyaknya orang tua tidak peduli dengan perkembangan belajar
anaknya di sekolah.
g. Orang tua menyalahkan sekolah apabila basil belajar anaknya jelek
tanpa menanyakan sebabnya terlebih dahulu.
b. Anak lebib patub kepada guru di sekolab dari pada orang tua.
1. Orang tua yang peduli dengan anak sanga.t berpengarnh dengan
basil belajar anak di sekolah
J. Tidak adanya perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak.
2. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi
permasalahannya ke dalam hal-hal sebagai berikut :
1. Perhatian orang tua pada mata pelajaran agama Islam, yang di libat
dari intensitasnya.
2. Siswa yang dimaksud adalah siswa kelas 3 SMP Negeri 238 Jakarta
Se Iatan.
3. Prestasi be I ajar siswa terbatas hanya pada nilai rata-rata raport
7
3. Perumusan Masalah
1. Tingkat perhatian orang tua terhadap prestasi belajar agama Islam
siswa di SMP Negeri 238 Jakarta Selatan
2. Tingkat prestasi belajar agama Islam siswa di SMP Negeri 238
Jakarta Selatan
3. Adakah hubungan yang signifikan antara Perhatian Orang Tua
dengan Prestasi Belajar Agama Islan1 Siswa di SMP Negeri 238
Jakarta Selatan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu :
I) Untuk mengetahui bagaimana perhatian orang tua terhadap anak di
SMP Negeri 238 Jakarta Selatm1.
2) Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar agama siswa di SMP
Negeri 238 Jakarta Selatan.
3) Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan ym1g signifikan ffiltara
perhatiffil orang tua dengan prestasi belajar agama siswa SMP Negeri
238 Jakarta Selatall.
Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitiffil sebagai
berikut:
1. Hasil penelitiffil diharapkan dapat memberi infonnasi yffilg positif
pada orallg tua dalam mengasuh dan mendidik anak agar prestasi
anak dapat ditingkatkffil.
2. Dapat memberikffil sumbm1gan dalam ilmu pendidikan khususnya
sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian yang relevan.
3. Penelitian ini menjadi bekal bagi penulis dalmn mendidik anak
kelak.
A. Perhatian orang tua
1. Pengertian Perhatian
BAB II
KAJIAN TEORI
Perhatian dalam kamus Bahasa Indonesia berarti minat, apa yang
disukai atau disenangi. 1 Definisi perhatian dalam buku Ensiklopedi
Pendidikan adalah respons umum terhadap sesuatu yang merangsang
dikarenakan adanya bahan-bahan apersepsi pada kita. Akibatnya maka kita
menyempitkan kesadaran kita dan memusatkannya kepada hal-hal yang
telah merangsang kita.2 Sedangkan Perhatian <lafam Kamus Ilmu Jiwa
Pendidikan ialah aktivitas yang mengisi pemusatan dan penyempitan
rohani seseorang terhadap sesuatu tanggapan atau kelompok tanggapan
tertentu, isi kesadaran Iaim1ya ataupun objek luar.3
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perhatian
berhubungan erat dengan keberadaan jiwa yang direalisasikan dalam suatu
aktifitas terhadap suatu objek yang direaksi pada suatu waktu, objek yang
menjadi sasaran yaitu hal-hal yang ada dalam dirinya. Sebagai contoh hal
hal yang dalam dirinya adalab tanggapan, pengeztian dan perasaan,
sedangkan hal-hal yang berada diluar dirinya adalali keadaan alam,
keadaan masyarakat, ataupun keadllllll sosial ekonomi.
'.J.S. Badudu, kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Haraoan. I 994t h 'i04
14
9
Adapun menurut Sunmdi Suryabrata dalam bukw1ya Psikologi
Pendidikan mendefinisikan perhatian sebagai berikut :
I. Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu
aktifitas yang dilakukan.
2. Perhatian adalal1 pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu
objek.4
Dari perhatian tersebnt di atas dapat disimpulkan, bahwa perhatian
adalah suatu proses reaksi seseorang yang dilakukan secara sadar terhadap
suatu objek akibat adanya suatu rangsangan, sehingga mengakibatkan
bertambah banyaknya aktifitas seseorang.
2. Pcngcrtian Orang tua
Orang tua dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan : 1) ayah
dan ibu kandung, 2) orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli dan
sebagainya), 4) orang yang disegani I dihormati di kampung.5 Orang tua
merupakan sebutan yang umwn digunakan bagi bapak dan ibu oleh
seorang anak. Sebutan bapak bagi orang tua yang berjenis kelamin laki
laki, sebutan ibu bagi orang tua yang berjenis kelamin wanita. Menurut
syariat Islam Bapak (Ayah) memiliki kedudulcari yang pen ting dan
mulia."Bapak adalah kepala keluarga yang memimpin ibu, anak-anak dan
pelayan".6 Bapak bertanggung jawab terhadap mereka dan akan diminta
pertanggw1gjawabannya oleh Allah SWT. Sedangkan Ibu adalah orang
yang tugasnya melahirkan anak-anak, memelihara dan mendidik anak,
serta mengatur run1ah tangga. 7
4Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Press,1998), h.
5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1999), h. 709
6 Adnan Hasan Shalih Baharits, Tanggung Jawab Ayah Terhadap Anak /aki-laki, (Jakarta -~--' . --
10
Dalam ajaran Islam telah dinyatakan dalam sebuah hadits Rasulutlah
SAW yang berbunyi :
.;(I)_,. ,,,.,JI,,,,.,.,,., ,... ;ll" , "ill .)' .t• , '. ~ , ~II Jli l!J~ ,)\S" 0-", I '., y,. , • y JI' ~ ~·~ ~ , • .}!.~ i.,1- i:Y' , ,
... / ,... ,/l ,,,.,... 0 0 ....
(.>}~:JI olJJ) ~i;:,,,~,.:~.i:_,1 ~l;p~t jl ;JI~~! ol:-f.1! §pl Ji-,,. ,... ,.,. ,... .~
Artinya : "Abu Hurairah ra. Memberitahukan bahwa Nabi SAW pemah
bersabda : Tidak ada seorang anakpun yang dilahirkan
melainkan ia dilahirkan dalam keadaan suci bersih, maka ibu
bapaknya yang me1tjadikannya Y ahu&. Nasrani atau Majusi".
(HR. Bukhari)
Berdasarkan hadits tersebut jelaslah bahwa orang tua memegang
peranan penting dalam membentuk kepribadian anak. Anak Ial1ir dalam
keadaan suci, orang tualah yang bertanggungjawab untuk mendidiknya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dilihat bahwa orang tua
adalah ibu bapak yaitu, orang yang melahirkar1 (bagi ibu), merawat,
mendidik, dan bertanggungjawab terhadap anak-anaknya dalarn sernua
aspek kehidupan yang dapat rnembentuk anak menjadi pribadi-pribadi
yang mampu mensosialisasikan semua itu dalam kehidupan beragama,
berbangsa dan bernegara.
Setelah dijelaskan beberapa pengertian tentang orang tua dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud orang tua adalah ayah dan ibu yang
menjadi pemimpin dan kebanggaan bagi anak-anaknya se1ta panutan yang
pertama kali mereka lihat dan mereka tiru sebehnn bergaul dengan
lingkungan sekitar.
Orang tua mempunyai posisi sebagai kepala keluarga atau pemimpin
rumah tangga. Keluarga adalah kelompok sosial yang terdiri atas dua
orang atau lebih yang merniliki ikatan darah perkawinan atau adopsi.
Dalam keluarga, orang tua adalah pendidik utama clan pertama bagi anak-
anak mereka, karena dari merekalah anak nerlamn lcnli mPnP>·im~
11
pribadi dalam hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup
mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang
dengan sendirinya akan masuk kedalam pribadi anak yaug sedang
tumbuh".8
Sebagai pendidik ayah dan ibu berperan merupakan jembatan yang
menghubungkan dunia anak dan dunia dewasa, menghubungkan anak
dengau dunia nilai dan masyarakat, dengau demikiau mereka juga
berperan sebagai pembimbing ke arah kehidupan yang mandiri dan
bertanggung jawab.
Secara umum orang tua adalah ayah dan ibu kandung. Menurut
Thamarin nasution dan Nurhalijab Nasution, yang dimaksud dengan orang
tua adalal1 setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga,
yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut dengan ibu bapak.9
Dalam Islam pun istilah orang tua menunjukkan pada ibu dan bapak, ini dapat kita lihat dari dalil di bawah ini :
Artinya : "Dan kami perintahkan kepadamu manusia agara berbuat baik kepada ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam 2 tahun, bersyukurlah kepada Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada Ku !ah kemba/.imu. " (Q.S. Luqman: 14) 10
Orang tua di dalam keluarga berfungsi sebagai orang tua biologis,
orang tua paedagogis dan orang tua psikologis yang sangat berguna bagi
pertmnbuhan dan perkembangan anak. Seperti yang dikatakan Sikun
Pribadi, "Ayah dan !bu bukan semata-mata sebagai pembuat anak atau
orang tua biologis melainkan sebagai orang tua psikologis karena di dalam
8Zakiah Daradjat, I/mu Jiwa Agama, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1996), h. 26 9Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution, Peran Orang Tua dalam Meningkatkan
12
pergaulannya sehari-hari antara orang tua dan anak ada gejala saling
mempengaruhl baik yang sifatnya positif maupun yang bersifat negatif'. 11
Orang tua di dalarn keluarga selain berfungsi sebagai orang tua
biologis, paedagogis dan psikologis juga berfungsi sebagai institusi
pendidikan pertarna yang melakukan proses sosialisasi ajaran Islam. Jika
fungsi edukatif ini terabaikan, dalam keluarga tidak ada transfer nilai, tidak
ada kasih sayang dan kebersarnaan, masing-masing jalan sendiri akibatnya
dengan mudah akan terjadi berbagai konflik internal yang akhimya
terimbas pada prilaku di tengah-tengah masyarakat. Dengan kata lain
kehidupan keluarga jadi miniatur kehidupan masyarakat karenanya
rusaknya tatanan keluarga menjadi sebab rusaknya tatanan masyarakat. 12
Prilaku sebagai anggota masyarakat sekarang ini cenderung brutal.
Egois dan mengabaikan norma serta nilai, sebagai besar akibat dari
hilangnya fungsi edukatif dalam keluarga masing-masing. Demikian pula
berbagai prilak'U yang mengarah kepada pemuasan kepentingan pribadi
sehingga rela mengorbankan harta benda, bahkan nyawa sekalipun. Karena
itu penjagaan diri dan keluarga dari perbuatan-perbuatan jahat dengan cara
menghidupkan kembali nilai-nilai akhlakul karirnan di dalarn keluarga
merupakan tugas yang harus diutarnakan. Allah SWT berfirman :
Artinya
( 15 ·< ,.hf' ·< , ~ .. f 1-.i 1 ~- I' ~ ... ·.fT 1""' f,-CJ ~ 'J_,.,....,,.,.'"' .r ~ • v•::'-1 ..,,,u,i
"Hai orang-orang yang beriman pe!iharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka." (Q.S. At-Tahrim: 6)13
Dalarn ajaran Islam kewajiban mengajar menulis dan membaca pada
dasamya adalah kewajiban orang tua. Orang tua harns
mempertanggungjawabkan kewajibannya di hadapan Allah nanti di akhirat
tentang melaksanakan arnanah Allah. Antara lain adalah kewajiban orang
11 Sikun Pribadi, Mutiara dan Pendidikan, (Jakarta : Airlangga, 1987), h. I 12,..... ••• Tr,_,.<<• •••••- -
13
tua menagajarkan menulis dan membaca. 14 Menulis dan membaca sebagai
dasar untnk bisa mengetahui ilmu pengetahuan. Islam harus memberantas
kebodohan, buta huruf adalah pangkal kebodohan, kewajiban orang tna
bukan tertuju pada sekedar anak bisa menulis dan membaca akan tetapi
anak dituntut untuk mengaplikasikannya dalan1 kehidupan sehari-hari
sesuai dengan ajaran Islam.
Setiap anak merupakan anugerah sekaligus tugas yang diberikan
Tuhan kepada orang tua, oleh sebab itu orang tua harus melayani dan
merawat anak dengan penuh kasih sayang dan tmggung jawab terhadap
Tuhan. Orang tua sebagai pendidik orang tua memikul tanggung jawab,
membimbing, membantu dan mengarahkan perkembangan anak agar
mencapai kedewasaan sebagaimana yang dicita-citakan.
Orang tua harus berusaha supaya anak-anaknya tumbuh wajar dan
baik, lepas dari berbagai ikatan, lepas dari tekanan batin atau jiwa, supaya
mereka merasakan kesenangan, ketenangan dan kesejukan serta
keabahagiaan hidup bersama-sama orang tua mereka.
Berdasarkan uraian di atas jelas sekali bahwasannya perhatian orang
tua adalah bagian integral dari pendidikan informal yang diberikan oleh
orang tna anaknya dirwnah. 15 Perhatian orang tua yang berupa bimbingan,
monitoring, penyediaan fasilitas belajar dan kerjasama orang tna dengan
pihak sekolah dapat membentuk karakter anak yang diinginkan.
3. Macam-macam Perhatian
Sumadi Suryabrata di dalam bukunya menambahkan bahwa
perhatian dapat di bagi menjadi tiga bagian :
a. Atas dasar intensitasnya :
I) Perhatian Intensif
2) Perhatian tidak intensif
14
Makin banyak kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau
pengalaman batin berarti makin intensiflah perhatiannya. Dalarn hal ini
telah banyak dilakukan penyelidikan-penyelidikan oleh para ahli yang
hasilnya memberi kesimpulan: bahwa tidak mungkin melakukan dua
aktivitas yang kedua-duanya disertai oleh perhatian yang insentif.
Selain itu temyata makin intensif perhatian yang menyertai sesuatu
aktivitas akan makin sukseslah aktivitas itu.
b. Atas dasar cara timbulnya :
I) Perhatian spontan (perhatian tak-sekehendak, perhatian tak
disengaja).
2) Perhatian sekehendak (perhatian clisengaja, perhatian
refleksif).
Perhatian jenis yang pertama timbul begitu saja, "seakan-akan"
tanpa disengaja, sedangkan perhatian jenis yang keclua timbul
karena usaha, dengan kehenclak.
Untuk menjelaskan hat tersebut clapatlah diberikan contoh
berikut: Pada suatu hari Sabtu jam 12.00 para siswa sedang
asyik mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru baru
(dengan perhatian yang disengaja). Sekonyong-konyong
terdengarlah ribut-ribut di samping kelas,, sehingga para siswa
menengok (dengan perhatian yang tak: disengaja) untuk
mengetahui apakah kiranya yang terjadi.
c. Atas dasar luas objeknya :
I) Perhatian terpencar ( clistributif)
2) Perhatian terpusat (konsentratif).
Perhatian terpencar pada suatu saat dapat tertuju kepada
bermacam-macam objek. Contoh perhatian yang demikian itu
misalnya pada seorang sopir yang sedang mengemudikan mobil,
yang pada suatu saat perhatiannya dapat tertuju k:epada macam-
15
yang ada dalam mobil yang sedang dikemudikannya, dan
sebagaianya.
Sedangkan perhatian terpusat pada suatu saat hanya dapat tertuju
kepada objek yang sangat terbatas. Perhatian yang demikian itu
misalnya kita dapati pada seorang tukang jam yang sedang
memperbaiki jam.16
4. Bentuk-bentuk Perhatian Orang Tua
Sejak berada dalam kandungan sampai dilahirkan anak sudah
mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Yang mula-mula diberikan
orang tua kepada anaknya adalah rasa kasih sayang. Ketika bayi orang tua
memberikan kasih sayang yang tak ternilai harganya dan tidak dapat
diukur dengan sesuatu. Ketika analrnya sakit orang tua rela untuk tidak
tidur dan menjaganya, tengah malam ketika orang tua sedang lelapnya
tidur mereka bangun karena mendengar anaknya menangis, semuanya itu
dilakukan untuk buah hati yang sangat disayangi. Selain kasih sayang rasa
aman juga diberikan orang tua untuk analrnya, orang tua juga
memperhatikan kesehatan analrnya. Ia tidak membiarkan analrnya bermain
ditempat yang kotor dan selalu menjaga keseimbangan makannya.
Ketika telah memasuki usia sekolah perhatian orang tua semakin bertambah, ia mulai memperhatikan kebutul1an-kebutuhan sekolah anaknya, dari hal-hal terkecil sampai hal-hal yang besar. Orang tua terus memberikan dan mencurahkan perhatian untuk anaknya. Bentuk-bentuk perhatian orang tua dalam ha! ini dapat dilihat dari bimbingan belajar, monitoring, penyediaan fasilitas belajar dan kerja sama orang tua dengan pihak sekolah. a. Bimbingan belajar
Untuk memperoleh gambaran tentang pengertian bimbingan
belajar, penulis memandang perlu untuk mengemukakan berbagai
pendapat, kata bimbingan belajar terdiri dari dua kata yaitu kata
bimbingan dan belajar. Untuk memberikan pemahaman yang jelas
16
tentang pengertian bimbingan di bawah ini akan dikemukakan beberapa
pendapat para ahli mengenai pengertian bimbingan sebagai berikut :
Mennrnt Crow and Crow yang dikutip oleh jumhur dan Moh.
Surya bahwa yang dimaksud dengan bimbingan adalah bantuan yang
diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memilki
pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang
individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan
kegiatan hidupnya, mengembangkan arah panclangannya, membuat
pilihannya clan memikul bebam1ya sencliri. 17
Miller menjelaskan bahwa bimbingan adalah proses bantuan
terhaclap inclivicln untuk mencapai pemahaman clan pengamalan cliri
yang clibutuhkan untuk melakukan penyesuaian cliri secara maksimal
kepacla sekolah, keluarga clan masyarakat. 18
Seclangkan menurnt Bimo Walgito, bimbingan adalah bantuan
atau pertolongan yang cliberikan kepacla indiviclu atau sekumpulan
incliviclu clalam menghinclari clan mengatasi kesulitan hiclupnya, agar
indiviclu atau sekumpulan inclividu dapat me:ncapai kesejahteraan
hidupnya. 19
Dari beberapa defmisi yang dikemukakan di atas clapat cliambil
suatu kesimpulan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian
bantuan secara terns menerns clan sistematis pada indiviclu dalam
memecahkan masalah yang dihadapainya.
Seclangkan kata belajar menurnt beberapa para ahli aclalah :
1) Menurnt James 0 Withaker belajar clapat clidefinisikan sebagai
proses climana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
pengalaman.
17 Jumhur dan Muhammad Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Seka/ah, (Bandung : CV. Ilmu, 1975), h. 25
17
2) Menumt Howard L. Kingsley belajar adalah proses dimana tingkah
laku ( dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau
latihan.
Dari pengertian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan proses perubahan-pembahan dalam tingkah
laku dengan serangkaian kegiatan seperti memabaca, mengamati,
mendengar, meniru dan sebagainya.
Setelah dijelaskan tentang pengertian bimbingan dan belajar maka
dapat dipahami bahwa bimbingan belajar adalah bantuan tw1tutan yang
diberikan kepada anak didik dalam menghadapi masalah yang
berhubungan dengan aktifitas belajar baik di rumah mauptm di sekolah.
Seorang anak dalam kegiatan belajamya memerlukan bimbingan
dari orang tua dan gwu. Gwu memberikan bimbingan di sekolah
sedangkan orang tua memberikan bimbingan be1ajar di rumah. Tujuan
bimbingan belajar diantaranya adalah membantu anak agar mendapat
penyesuaian yang baik dalam situasi belajar, sehingga anak dapat
belajar sesuai dengan kemampuannya atau potensi yang dimilikinya dan
dapat mencapai perkembangan yang optimal.
b. Monitoring
Pengertian monitoring menurut T. Hani Himdoko dalam bukunya
Manajemen menyebutkan bahwa monitoring atau pengawasan adalah
penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa
rencana tel ah dilaksanakan sesuai dengan apa yang tel ah ditetapkan. 20
Sedangkan menurut Panglaykin dan Hazil Tamzil monitoring atau
pengawasan adalah usaha yang dilakukan untuk mencetak apa yang
telah dilakukan guna dapat memastikan apakah pekerjaan yang
dilakukan berjalan dengan memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan.21
18
Dengan melihat teori di atas yang telah dikemukakan oleh para
ilmuwan maka dapat disimpulkan bahwa yartg dimaksud dengan
monitoring adalah serangkaian aktifitas yang saling menunjang satu
sama lai1111ya dalam melihat setiap kegiatan itu berjalan dengan baik
atau tidak. Dalam hal ini, monitoring yang dilakukan orang tua adalah
mengenai pengawasan penggunaan waktu belajar anak apakah anak
mengalami kesulitan dalam belajamya.
c. Penyediaan fasilitas belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa penyediaan fasilitas belajar
adalah sangat penting untuk keberhasilan pendidikan tanpa adanya
penyediaan fasilitas belajar anak akan merasa kurang diperhatikan dan
semangat untuk belajar akan berkurang. Oleh karena itu banyak para
ahli yang mengemukakan bahwa betapa pentingnya penyediaan fasilitas
belajar bagi anak. Menurut Suharsimi Arikunto fasilitas adalah "Segala
sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu
usaha".22
Orang tua perlu menyediakan fasilitas !belajar bagi anaknya.
Fasilitas belajar disini antara lain alat tulis, buku tulis, buku-buku
pelajaran, tempat untuk belajar, penerangan ruang belajar, dan
kesempatan belajar dengan tenang.
Ary H. Gunawan mengatakan bal1wa fasilitas belajar dapat berupa
kesempatan belajar dengan tenang. Orang tua perlu menciptakan
suasana yang harrnonis dalam keluaga. Suasana rumah yang daniai dan
rukun antara sesama anggota keluarga dapat membuat anak belajar
dengan tenang sehingga ha! itu dapat berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar anak di sekolah.
Penyediaan fasilitas belajar oleh orang tua dapat menunjang
keberhasilan anak di sekolah, seperti dikatakan oleh Kartini Kartono
bahwa adanya kesediaan orang tua untuk memenuhi fasilitas belajar
h.50
19
anaknya dapat mendorong anak untuk lebih giat belajar sehingga anak
dapat meningkatkan prestasi belajamya.23
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penyediaan
fasilitas belajar sangat besar manfaatnya bagi keberhasilan belajar anak.
d. Kerjasama orang tua dengan pihak sekolah
Dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan nasional Pasal 7 ayat (!) dinyatakan bahwa orang tua
berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan
memperoleh informasi tentang perkembangan anaknya.24
Untuk mencapai keberhasilan di dalam belajar di sekolah M.
Ngalim Purwanto mengatakan dengan adanya kerjasama orang tua
<la.pat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam
mendidik anaknya. Sebaliknya para guru dapat pula memperoleh
keterangan dari orang tuanya tentang kehidup.an dan sifat anaknya.
Keterangan orang tua itu sungguh besar gunm1ya bagi guru dalam
memberikan pelajaran dan pendidika:n terhada:p muridnya.25
Kerjasama: antara guru dengan orang tua perlu dibina sedemikian
rupa: agar keduanya: a:da: saling pengertian yang mendala:m tentang ana:k
didik.26
Dari bebera:pa definisi yang dikemukakan di atas dapat dia:mbil
suatu kesimpulan bahwa kerja:sama: orang tua denga:n pihak sekolah
merupaka:n faktor terpenting untuk terca:painy.a keberhasilan belajar
anak.
Pada: da:samya ba:nyak cara: yang ditempuh untuk menja:lin
kerja:sa:ma: a:ntara: kelua:rga denga:n pihak sekol.ah, antara: lain seperti :27
23 Ary H. Gunawan, Peranan Keluarga Memandu Anak, (Jakarta : CV. Rajawali, 1986),
24 Undang-undang RI, No.20, Sistern Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Urnbara, 2003), h. 9
25 M. Ngalim Purwanto, I/mu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: CV. Remaja Tr .... ~,,.. 100t:\ J, 1<'1 l<'"l
20
1) Mengadakan surat menyurat antara sekolah dan keluarga
Surat menynrat itu perlu diadakan terutama pada waktu-waktu yang
sangat diperlukan bagi perbaikan pendidikan atau pada saat anak
anak menunjukkan tingkah laku yang berlawanan di rumah atau di
sekolah.
2) Adanya nilai raport
Dengan adanya raport atau buku hasil belajar sekolah dapat
memberi surat peringatan atau minta bantuan orang tua dari anak
yang hasil raportnya kurang baik atau sebaliknya jika anak
mempunyai keistimewaan dalam suatu mata pelajaran agar lebih
giat mengembangkan bakatnya.
3) Badan pembantu sekolah
Badan pembantu sekolah maksudnya adalah organisasi orang tua
murid dengan guru yang dikenal denga.n POMG. Seka.rang ini
POMG telah menjadi komite sekolah. Komite sekolah merupakan
lembaga yang independen yang mewakHi masyarakat untuk ikut
mengawasi dan membantu penyelenggaraan pendidikan. Dalam
komite sekolah tidak hanya orang tua murid saja yang terlibat
langsung pada pendidikan anak tetapi masyarakat pun ikut berperan
dalam penyelenggaraan pendidikan. Komilte sekolah berfungsi
sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam
meningkatkan mutu pelayanan, dengan memberikan pe1timbangan,
arahan, dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan
pendidikan. 28
Adanya Komite Sekolah ini merupakan bentuk ke1ja sama orang
tua murid atau masyarakat dengan pihak sekolah mengenai
penyelenggaraan pendidikan anak.
21
4) Diundangnya orang tua ke sekolah
Kalau ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah
yang memungkinkan untuk dihadiri oleh orang tua maka akan
positif sekali artinya bila orang tua itu diundang untuk datang ke
sekolah.
5) Kunjungan gurn ke rnmah orang tua
Kunjungan gurn ke rnmah orang tua dapat dilakukm1 untuk
membicarakan kesulitan yang dihadapi anak didik dan cara-cara
menghadapi masalah yang sedang dialmni miaknya kalan anaknya
bermasalah.
Demikianlah beberapa ha! yang bisa dilakukan untuk menjalin
kerjasania antara sekolah dengan keluarga. Semua kerjasmna tersebut
sangat besm· manfaat dan artinya dalam memajukan pendidikan sekolah
pada umunya dan anak pada khususnya.
5. Tugas-tugas orang tua terhadap anak remajanya
Orang tua sebagai pendidik memiliki tanggung jawab terhadap
keberhasilan pendidikm1 anak, baik pendidikan di sekolah maupun di luar
sekolah. Karena itulah orang tua memiliki peranan penting dalam
membimbing dan mengarahkan anak untuk mencapai tujuan yang baik.
Sehingga anak pun bisa mencapai tujuan tersebut.
Untuk mencapai keberhasilan tersebut, orang tua tidaklah hanya
<limn dan berpangku tangan saja, akan tetapi sebagai orang tua mereka
memiliki tugas-tugas terhadap anak remajanya. Diantaranya tugas-tugas
orang tua terhadap anak remaja adalah sebagai berikut :
a) memenuhi kebutuhan fisik yang paling pokok; sandang, pangan dan kesehatan
b) memberikan ikatan dan hubungan emosional, hubungan yang erat ini mernpakan bagian penting dari perkembangan fisik dan emosional yang sehat dari seorang anak.
c) Memberikan satu landasan yang kokoh, ini berarti memberikan
22
e) Memberikan berbagai pengalaman hidup yang normal, ha! ini diperlukan untuk membantu anak anda matang dan akhimya mampu menjadi seorang dewasa yang mandiri. Sebagian besar orang tua tanpa sadar telah memberikan pengalarnan-pengalaman itu secara alami.
f) Mengajarkan cara berkomunikasi, orang tua yang baik mengajarkan anak untuk mampu menuangkan pikiran kedalarn kata-kata dan memberi nama pada setiap gagasan, mengutarakan gagasan-gagasan yang rumit dan berbicara tentang hal-hal yang te1rkadang sulit untuk dibicarakan sepe1ti ketakutan dan amarah.
g) Membantu anak anda menjadi bagian dari keluarga.Memberi teladan.29
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Proses belajar mengajar pada dasarnya dilaksanakan agar
te~jadinya perubahan pada diri siswa, baik dalam pengetahuan,
keterampilan, maupun dalam sikapnya. Tujuan dari perubahan itu
biasanya akan tampak pada prestasi belajarnya.
Istilah prestasi belajar kerap digunakan dalam pendidikan untuk
mengungkapkan kondisi hasil belajar peserta didik yang telah melalui
proses pembelaj aran dalam suatu masa te1tentu. Untuk mengetahui lebih
jelas mengenai arti prestasi belajar berikut ini akar1 dijelaskan mulai dari
pengertian secara istilah hingga menurut para pakar pendidikan.
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar.
Yang dimaksud dengan prestasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan
sebagainya. 30 Sedangkan dalam kamus populer prestasi diartikan dengan
apa yang telah diciptakan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh
dengan keuletan bekerja.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat dipahami, bahwa
sebenarnya keduanya memiliki arti yang sanm hanya redaksional dan
penekanannya yang berbeda bal1wa prestasi adalah suatu hasil yang
29 T .ask. Rrvan. Memahami dan menf!atasi masa/ah anak. (Jakarta: Gramedia, 1985)
23
dicapai dari adanya usaha berupa pekerjaan, penciptaan baik yang
menyenangkan hati ataupun tidak. Jadi, jelaslah bahwa prestasi itu ada
setelah terjadinya aktivitas yang dilakukan seseorang.
Kita sering mendengar dan melakukan belajar, namun demikian
kadang-kadang kurang jelas bagi kita apa itu befojar. Menurut pendapat
yang tradisional, belajar hanyalah dianggap sebagai pengumpul
pengetahuan saja. Sebagian orang beranggapan bahwa behrjar adalah
semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji
dalam bentuk informasi materi pelajaran, disamping itu ada pula
sebagian orang yang memandang belajar sebagai latihan belaka, seperti
yang tampak pada latihan membaca dan menulis.
Berdasarkan persepsi macam ini biasanya mereka akan merasa
cukup puas bila anak mereka telah mampu mempe:rlihatkan keterampilan
jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti, hakikat
dan tujuan keterampilan tersebut. Untuk menghindari ketidak lengkapan
persepsi tersebut, berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi dari
beberapa ahli yaitu : Menurut Slameto "Belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku baik secara kese:luruhan sebagai hasil pengalaman-pengalaman
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut M. Dalyono belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang
dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan
semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental s1~rta dana, panca indra,
otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan
seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya. 31
Sedangkan menurut M. Arifin M. Ed, dalam buku Ramayulis yang
berjudul Ilmu Pendidikan Islam "Belajar adalah suatu kegiatan anak
didik dalam menerima, menanggapi serta menganalisa bahan-bahan
24
pelajaran yang disajikan oleh pengajar, yang bera'khir pada kemampuan
untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan itu."32
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazim ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka yang diberikan oleh guru.
Prestasi belajar mempakan kunci pokok untuk memperoleh
ukuran dan data hasil belajar siswa yang meliputi pembahan prilaku
dari tiga buah ranah psikologis yang dianggap penting dan diharapkan
dapat mencerminkan perubaban tingkab laku yang te~jadi sebagai basil
belajar siswa baik cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.
2. Tipe basil belajar
Tipe basil belajar sebagai tujuan yang ingin dicapai ada tiga bagian,
antara lain : bidang kognitif, bidang afektif, bidang psikomotorik. Ketiga
bidang tersebut tidak bisa berdiri sendiri, namun mempakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan barns mempakan hasil belajar
siswa di sekolah dalam proses pembelajaran. Berikut uraian unsur-unsur
yang terdapat dalam tiga bidang itu :
1. Tipe hasil belajar bidang kognitif
a) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)
Yaitu : tingkat kemampuan yang banya meminta responden
untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta atau
istilah tanpa harus mengerti, menilai atau dapat
menggunakannya. Kata kerja operasional yang di gunakan untuk
mengukur jenjang penguasan tipe ini an1ara lain : menyebutkan,
mendefinisikan, menunjukkan dan lain-lain.
25
b) Tipe basil belajar pemahaman (komprehensif)
Y aitu : tingkat kemampuan yang mengaharapkan testee
(responden) mampu memahami arti atau konsep, situasi serta
fakta yang diketahuinya, testee tidak banya hafal secara
verbalitas, tetapi memabami konsep dari fakta/masalah yang
ditanyakan. Kata kerja operasional yang digunakan untuk
mengukur tipe ini antara lain : membedakan, menjelaskan,
memberi contoh, mendemonstrasikan dan lain-lain.
c) Tipe basil belajar penerapan (aplikasi)
Yaitu : kemampuan yang mengbarapkm1 responden mampu
untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketabui
dalam situasi yang baru baginya. Kata kerja operasional yang
digunakan untuk mengukurnya antara lain : menggunakan,
menerapkan, menghubungkan dan lain-lain.
d) Tipe hasil belajar analisis
Y aitu : tingkat kemampuan responden untuk menganalisis atau
menguraikan suatu integritas atau situ!asi tertentu kedalam
komponen atau unsur pembentuknya. Kata kerja yang
digunakan untuk mengukur penguasaan je1tjang analisis antara
lain: membedakan, mengklasifikasikim, membandingkan,
mengategorikan dan lain-lain.
e) Tipe hasil belajar sintesis
Yang dimaksnd dengan sintesis adalah penyatuan unsur atau
bagian-bagian ke dalam suatu bentuk yang menyeluruh. Jadi
kemampuan sintesis yaitu : kemampum1 yang menuntut
responden untuk dapat menemukan buburtgan kausal atau urutan
tertentu, atau menemukan abstraksinya yang berupa integritas.
Kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukurnya
antara lain: menghubungkan, menggabungkan, menyimpulkan,
26
f) Tipe hasil belajar evaluasi
Y aitu: kemampuan yang menuntut responden untuk dapat
membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep,
situasi, berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kata kerja yang
digunakan untuk mengukur kemampuan jenjang evaluasi ini
antara lain: membandingkan, menafsirkan, menilai, memutuskan
dan lain-lain.33
2. Tipe hasil belajar bidang afektif
Tipe ini berkenaan dengan sikap dan nilai yang eondong atau
mengacu kepada berbagai tingkah laku, seperti contoh perhatian
terhadap pelajaran, disiplin, motifasi belajar, menghargai guru dan
teman sekelas, kebiasaan belajar dll.
a) Receiving/Attending yaitu semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan dari luar yang datang pada siswa.
b) Responding yaitu reaksi yang diberikan terhadap rangsangan
dari luar.
c) Valuing/penilaian yaitu segala yang berke:naan dengan nilai atau
kepercayaan terhadap suatu gejala.
d) Organisasi yaitu pengembangan nilai dalam suatu perkumpnlan.
e) Karakteristik nilai, yaitu keterpaduan dari semua sistem nilai
yang dimiliki seseorang. 34
3. Tipe hasil belajar bidang psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak pada bentuk
keterampilan (skill) kemampuan bertindak individu. Hasil belajar ini
meliputi antara lain :
33 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:
27
a) Persepsi (perseption)
Level ini berkenaan dengan penggw1aan organ indra untuk
menangkap isyarat yang membimbing aktifitas gerak. Contoh
padaleveliniseperti:
Siswa dapat membedakan beberapa warna
Siswa dapat membedakan dengan senluhan tangan beberapa
tipe kain yang berbeda dll.
b) Kesiapan (set)
Level ini menunjukkan pada kesiapan untuk melakukan
tindakan tertentu yang meliputi kesiapan mental, fisik dan
emosi. Contoh :
Siswa dapat menyusun langkah-langkah untuk membuat
sebuah prakarya.
Siswa dapat siap memosisikan dirinya dalam menerima
servis bola tenis.
Siswa menyatakan minat/kesiapan untuk meningkatkan
kemampuannya dalam ha! tertentu.
c) Gerak terbimbing (Guided Respone)
Level ini merupakan tahapan awal dalam mempelajari
keterampilan yang komplek, ha! ini meliputi peniruan
(mengulang suatu gerakan yang dideminstrasikan oleh
instruktur) serta trial dan eror. Contoh :
Siswa dapat mengikuti langkah instruktur dalam
memperagakan sesuatu.
Siswa mampu memasak kue dengan cara mengikuti resep.
Dan lain-lain.
d) Gerak Terbiasa
Gerak yang berkenaan dengan kinerja dimana respon siswa telah
menjadi terbiasa dan gerakan-gerakan yang dilakukan penuh
28
Siswa mampu secara mandiri menggunakan mesin potong
kayu
Siswa mampu secara mandiri mengaktifkan komputer dan
menggunakannya dll.
e) Gerak Kompleks
Merupakan gerak yang sangat terampil dengan pola-pola gerak
yang sangat kompleks, keahliannya terindikasi dengan
gerakannya yang cepat, lancer, akurat tanpa keraguan.
f) Gerak pola penyesuaian
Gerak ini berkenaan dengan ketrampilan yang dikembangkan
dengan baik sehingga siswa dapat memodifikasi pola-pola gerak
untuk menyesuaikan tuntutan tertentu atau situasi tertentu.
g) Kreatifitas
Level ini merujuk pada penciptaan pola-pola gerak barn untuk
menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus, hasil belajar
ini menekankan kreatifitas yang didasarkan pada ketrampilan
yang sangat hebat (piawai). Contoh :
Siswa dapat mendemonstrasikan suatu gerak dengan
kombinasi tertentu
Siswa dapat memodifikasi gerak dalam tarian/senam
dengan gerak yang sedikit berbeda. 35
Ketiga tipe ini adalah pendapat bloom yang sangat penting
untuk diketahui oleh guru sebagai dasar dalam membuat tujuan
pembelajaran.
29
3. Faktor-faktor yang Mempenga111hi Prestasi Belajar
Masalah utama yang menghambat sukses/k1~berhasilan pendidikan
dan pengajaran adalah kesukaran-kesukaran yang dihadapi oleh anak
pada umumnya, sebab-sebab kesukaran tersebut dapat digolongkan
menjadi 2 yaitu sebab yang indogin clan eksogin.36
1. Sebab Indogin
b. Sebab yang bersifat biologis yang berhnbungan dengan
jasmaniah, contoh :
1) Kesehatan: Faktor kesehatan sangat mempengarnhi diri
anak, sebab anak-anak yang sakit akan mengalami kesulitan
dalam belajar.
2) Cacat badan : contoh bisu, tuli, buta ell!, ha! ini rnenghambat
belajar anak, sebab anak yang se:perti ini tidak dapat
menerima pelajaran seperti biasa, melainkan hams secara
khusus.
c. Sebab yang bersifat psikologis yang berhubungan dengan
kejiwaan anak, contoh :
l) Intelejensi: Mernpakan salah satu faktor indogin yang
sangat mempengarnhi kemajuan dan perkembangan anak,
sebab jika intelejensi anak memang rendah, maka ha! ini
akan membatasi kemampuan belajamya, contoh :
Anak idiot: Anak yang hanya dapat mencapai tingkat
kecerdasan sama dengan anak 3 r:ahun.
Anak imbesil: Anak yang hanya dapat mencapai tingkat
kecerdasan sama dengan anak umur 3-7 tahun.
Anak debil: Anak yang hanya dapat mencapai tingkat
kecerdasan sama dengan anak umur 7-12 tahun.
2) Perhatian: Ini sangat mempengaruhi kemajuan belajar anak,
sebab dengan tidak adanya perhatian terhadap pelajaran,
30
maka anak tidak akan suka belajar, berarti tanpa perhatian
akan sangat menghambat belajar anak ..
3) Minat: Bila pelajaran tidak sesuai dengan minat anak, maka
anak tidak akan belajar dengan baik.
a. Bakat: Menurut Chaplin dan Reber yang dikutip
Muhibbin Syah bakat adalah kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan
pada masa yang akan datang.37
Jika pelajaran tidak sesuai dengan bakat anak, maka
anak tidak akan mencapai presl:asi tinggi, karena dia
tidak berbakat dalam bidang itu.
b. Konstelasi psikis yang lain yaitu adanya kemunduran
kemunduran psikis yang menghambat belajar anak,
contoh: kehidupan emosinya, gangguan-gangguan
psikis, antara lain neorosis psikosis di!.
2. Sebab eksogin
a. Faktor keluarga
Karena faktor keluarga sangat luas maka faktor ini dibagi
menjadi dalam beberapa aspek, antara lain :
I) Faktor orang tua, contoh :
- Cara orang tua mendidik anaknya yang tidak mapan.
- Hnbungan orang tua dengan anaknya yang kurang
harmonis.
- Contoh perbuatan orang tua yang tidak baik, baik dari
segi perkataan maupun sikap.
2) Suasana rumah
Suasana rumah yang tenang, damai dan harmonis
sangat berpengaruh terhadap proses belajar anak, karena
ha! itu sangat mendukung belajar anak, jika keadaan
31
merasakan ketenangan sehingga apa yang dipelajari akan
mudah diingat clan difahami.
3) Keadaan ekonomi keluarga
Jika keadaan ekonomi kurang, maka kebutuhan dan
perlengkapan belajar akan kurang terpenuhi, bisa jadi
tempat belajar pun tidak ada, maka anak tidak akan belajar
dengan baik. Demikian pula anak yang ekonomi
keluarganya serba terpenuhi juga dapat terhambat dalam
belajar, karena biasanya anak yang tersebut di atas
dimanja oleh orang tuanya sehingga ia hanya bersenang
senang dan kurang perhatian terhadap pelajaran.
Faktor-faktor lain yang ada dalarn keluarga adalah :
a) Adanya anggota keluarga lain
Hadirnya saudara atau anggota keluarga lain
dalam sebuah keluarga, akan sangat mempengaruhi
suasana kehidupan keluarga tersebut dalam ha! ini
anak adala11 objek pertarna yang akan terkena
pengaruhnya, bila anggota keluarga lain tersebut
dapat membuat suasana keluarga yang harmonis
dengan perhatian dan kasih sayang, maka ha! itu akan
berdampak baik bagi perkembangan anak.
b) Kedudukan I status anak dalam keluarga
Dalam keluarga, apakah anak tersebut
termasuk anak yang dimanja, disayang atau anak yang
sering terkena hal-hal te1ientu? Hal tersebut sedikit
banyak akan mempengaruhi motivasi dan psikologi
dalam perkembangannya.
Status juga mempengaruhi perkembangan
belajar anak, yang dimaksud status disini: apakah
0
32
anak pertama, dll. Hal itu akan berpengaruh
khususnya dalam ha! perlakuan yang didapatkan.
Begitu pula kedudukan anak dalam keluarga
yang menyedihkan. Orang tua pilih kasih dalam
mengayomi anak. Seolah-olah ada anak kandung yang
berprestasi baik disanjung dan anak yang tidak
berprestasi dicemooh atau dirnaki-maki. Sikap dan
perilaku orang tua seperti ini membuat anak frustasi
dan malas belajar.
c) Jenis kelamin anak
Dalam keluarga, apakah anak tersebut anak lelaki
satu-satunya disaudaranya yang lain, atau anak
perempuan satu-satunya diantara saudaranya yang
lain dan sebagainya. Hal ini juga berpengaruh
terhadap perkembangan anak.
b. Faktor sekolah
1) Cara penyajian belajar yang kurang baik
- Guru kurang menguasai bahan pdajaran
- Methode yang digunakan kurang baik dan tepat
- Tanpa penggunaan alat peraga dan lain-lain.
2) Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik
Biasanya guru yang sudah di benci siswa, maka pelajaran
yang di sampaikannya tidak akan berhasil maksimal.
3) Guru-guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan
anak. Hal ini biasanya te1jadi pada !:!;Ufll yang masih muda
yang belum berpengalaman, sehingga belum dapat
mengukur kemampuan anak didik. Karenanya hanya
sebagian kecil anak didik dapat berhasil dengan baik dalam
belajar.38
33
4) Hubungan antara anak dengan temrumya
Hubungan dengan teman yang baik akan membawa
anak tersebut kearah yang baik pula, ha! ini juga dapat
merupakan motifasi bagi anak untuk saling berbagi
pengetahuan dan bersaing dalam pelajaran yang akhimya
akan berujung pada dampak yang positif. Sebaliknya
hubungan dengan teman yru1g kurang baik akan
menimbulkan perasaan malas belajar dru1 cenderung
bersenang-senang yang tentunya akan berujung pada
dampak yang negatif.
5) Standar pel~jaran tidak sesuai dengan ukuran normal
keman1puan anak
Maksudnya jika pelajaran yang diberikan oleh guru
ada di atas kemampuru1 anak pada urnurnnya, maka hanya
anak-anak yang pandai sajalall yang berhasil rnenerimanya,
maka ha! ini juga rnerupakan hambatan belajar anak.
6) Alat-alat pelajaran di sekolah kurang lengkap
Dengan kurangnya alat-allat pelajaran, rnaka
penyajian ballan pelajaran juga akan lmrang baik, ha! ini
akan mengakibatkan anak-anak untuk tidalc dapat
rnenerirna pelajaran dengan jelas dan baik.
7) Perpustakaan sekolah kurang memadai dan kurang
merangsang penggunaanya oleh anak didik. Misalnya,
buku-bukunya kurang lengkap untuk keperluan anak didik,
pelayanannya kurang memuaskan, rnangannya panas, tidak
ada ruang baca, dan sebagainya.
8) Fasilitas fisik sekolall yang tidak rnemenuhi syarat
kesehatan dan tidak terpelihara denga baik. Misalnya,
dinding sekolah kotor, lapangan/halaman sekolall yang
34
berjendela, udara yang masuk tida1: cukup, dan pantulan
sinar matahari tidak dapat menerangi ruangan kelas.
9) Kurikulum kurang baik
Kurikulum yang tidak sesuai dan seimbang dengan
kebutuhan anak juga merupakan hmnbatan dalam proses
belajar.
10) Pelaksanaan disiplin yang kurang baik
Waktu sekolah dan disiplin yang kurang. Apabila
sekolah masuk sore atau siang had, maka kondisi anak
tidak lagi dalam keadan yang optimal untuk menedma
pelajaran sebab energi sudah berkurang. Selain itu udara
yang relatif panas di waktu siang dapat mempercepat
proses kelelahan. Oleh karena itu, belajar di pagi hari akan
lebih baik hasilnya daripada belajar di sore hari. Tetapi
faktor yang tidak kalah pentingnya juga adalah faktor
disiplin. Disiplin yang kurang juga k.urm1g menguntungkan
dalmn belajar. Gejala k.etidakdisiplinan itu misalnya, tugas
yang tidak dike1jakan anak didik, lonceng tanda masuk
kelas sudah berbunyi tetapi anak didik masih berkeliaran,
adalah sejumlah fenomena yang merugik.an k.egiatan
belajar mengajar di sekolah.
11) Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah disini mencakup lingkungan
masyarakat yang berada di sekitar sekolah, bila lingkungan
tersebut baik maka kemungkinan hesm· akan berdampak
baik bagi sekolah khususnya siswa sekolah tersebut, nmnun
hila lingkungan di sekitar sckolah buruk maka ha! itu akan
sangat mempengaruhi sekolah khususnya siswa.
Lingkungan sekolah yang baik juga merupakm1
35
kursi dan meja teratur rapi yang ditempatkan di bawah
pohon-pohon tertentu agar anak didik dapat belajar mandiri
diluar kelas dan berinteraksi dengan lingkungan. 39
12) Keberadaan sekolah
Keberadaan sekolah disini dapat berupa letak
geografis sekolah bahkan status sekolah, hal ini juga
mempengaruhi kualitas pendidikan sekolah khususnya
dalam pelaksanaan segala aktifitas sekolah seperti proses
belajar mengajar, administrasi, keorganisasian sekolah,
yang mana hal itu berdampak pada proses perkembangan
belajar anak dan proses belajar mengajarnya.
13) Kepemimpinan dan administrasi
Dalam ha! ini berhubungan dengan sikap guru yang
egois, kepala sekolah yang otoriter, pembuatan jadwal
pelajaran yang tak mempertimbangkan kompetensi anak
didik, sehingga menyebabkan kurang menunjang proses
belajar anak didik. 40
c. Faktor masyarakat I lingkungan umum
Dalam faktor ini terdapat empat hal yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar, antara lain:
1) Mass media contoh : bioskop, radio, majalah, komik, dll.
2) Teman bergaul, teman bergaul yang kurang baik akan
menyebabkan anak tersebut kurang baik pula.
3) Aktifitas dalam masyarakat, jika terlalu banyak tugas yang
dijabat dan dilakukan dalam beroganisasi, maka ha! itu akan
mengganggu belajar anak.
4) Corak kehidupan tetangga. Suatu contoh jika lingkungan
tetangganya suka berjudi, mabuk-mabukan, mencuri dan
36
kebiasaan buruk lain, maka ha! itu juga akan mempengarnhi
belajar dan kehidupan anak.
d. Faktor-faktor lain
I) Metode belajar anak yang kurang baik, contoh :
- Pembagian waktu belajar yang kurang baik
- Cara belajar yang salah
- Pembagian dan penggunaan waktu istirahat yang
kurang baik.
2) Tugas-tugas rumah yang terlalu ba.nyak
Anak yang terlalu banyak diberikan tugas rumah,
contoh: mengasuh adik, menge1jakan pekerjaan rumah
seperti mencuci, membersihkan halaman, melakukan
pekerjaan sambilan untuk menambah penghasilan, hal ini
akan sangat mempengaruhi prestasi belajar anak karena
waktu dan konsentrasi yang mereka miliki menjadi
terbagi.41
Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan
hasil interaksi dua faktor tersebut. Oleh karena itu, pengenalan orang
tua terhadap faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa
penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa dalam mencapai
prestasi belajar yang seoptimal mungkin dengan kemampua11I1ya
masing-masing.
4. Kebutuhan akan Bcrprestasi (Need of Acltieveme11t)
Kebutuhan untuk berprestasi (need of achievement) merupakan
kebutuhan untuk berhasil dalam setiap kegiatan. Kebutuhan untuk
berprestasi demikian mernpakan motivasi bersedianya seseorang yang
bekerja dan berk:reativitas dalam pekerjaa11I1ya.
Teori kebutuhan untuk mencapai prestasi dari Mc Clelland dalam
37
Theory". Teori-teori prestasi menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda,
sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. 42
Dalam kegiatan belajar mengajar san.gat diperlukan adanya
motivasi. Molivasi is an essential condition of learning. I-Iasil belajar
akan menjadi optimal, jika ada motivasi. Makin tepat motivasi yang
diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi, motivasi akan
senantiasa menentukan intensitas belajar bagi para siswa.
Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertahan dengan suatu tujuan,
dengan demikian motivasi mempengaruhi adanya kegiatan. Sehubungan
dengan ha! tersebut, ada tiga fungsi motivasi :
1. Mendorong manusia untuk berbuat sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energy. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dike1jakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengtm mmus tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan
dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan
menghabiskan waktunya untuk bemmin, sebab tidak serasi dengan
tujuannya.
Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat
berfungsi sebagai pendorong uasaha clan pencapai.an prestasi. Seseorang
melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang
baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain,
dengan adanya usaha yang teknn dan terutama didasari adanya motivasi,
maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang
38
baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentnkan tingkat
pencapaian prestasi belajarnya.43
Pendorong timbulnya tingkah laku atau motivasi itu ada dua
macam motivasi, yaitu : Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik.
1. Motivasi Intrinsik yaitu motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh
konkret, seorang siswa itu melakukan kegiatan belajar, karena betul
betul ingin mendapat pengetahuan, niali, atau keterampilan agar
dapat berubah tingkah lakunya.
Siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan ingin
menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalan1
bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untnk menuju ke tujuan
yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin
mendapat pengetahuan, tidak mungkin men~acli ahli. Dorongan yang
menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang
berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan
berpengetahuan. Jadi, memang motivasi itu timbul dari kesadaran
diri sendiri dengan tujuan secara essensial, bnkan sekedar symbol
dan seremonial. 44
2. Motivasi Ekstrinsik yaitu motivasi yang datangnya dari luar
individu, atau motivasi ini tidak ada kaitrumya dengan tujuan belajar.
Misalnya seorang siswa belajar bukan didorong oleh keinginan
untuk benar-benar mengetahui apa yang dipelajaiinya, melainkan
agar lulus ujian atau supaya orang tua senang.
Perin ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak
baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap
penting. Meski demikian, yang paling baik terutama dalam ha!
39
belajar ialah motif intrinsik. Tugas guru ialah membangkitkan
motivasi pada siswa-siswanya. Usahakan agar motivasi dalam
belajar pada siswa-siswa itu adalah motif intrinsik, dengan motif
intrinsik siswa itu aktif sendiri, bekerja scndiri tanpa suruhan atau
paksaan dari orang lain. 45
5. Cara Mengetahui Prestasi Siswa
Dalam proses belajar mengajar, cara mengetahui prestasi ialah
dengan cara mengevaluasi apa-apa yang telah diajarkan guru.
Mengevaluasi hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan menggunakan
tekhnik tes atau non tes. Tes merupakan alat yang digwiakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya hasil pelajaran tertentu pada murid. Tes
dapat berupa tes lisan maupun tes tulisan, sedangkan tekhnik non tes
meliputi kuesioner, wawancara, observasi dan riwayat hidup. Tekhnik tes
berguna untuk mengukur keberhasilan siswa dan keberhasilim program
pengajaran. Sedangkan non tes digunakan untuk mengetahui keadaan
siswa meliputi latar belakang keluarga, kesulitan belajar dan masalah lain
yang dapat mempengaruhi belajar siswa, sehingga guru dapat
memberikan jalan keluamya. 46
Selain melalui penilain hasil tes belajar siswa, penulis mengukur
prestasi siswa tersebut dari tingkat perhatian orang tua terhadap prestasi
belajar anaknya. Karena orang tua yang memperhatikan belajar anaknya
maka anak pw1 akan mendapatkan prestasi yang baik.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar atau hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dari proses
belajar mengajar yang dilakukan dalam beberapa waktu perluasan
pengetahuan, nilai-nilai dan keterampila11 yang dibuktikan melalui tes
hasil belajar. Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa untuk
41
Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan adalah bimbingan
secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani
si terdidik menu ju terbentuknya kepribadian yang utama. 49
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
suatu kegiatan yang dilaknkan dengan sengaja dan terencana yang
dilaksanakan oleh orang dewasa yang memiliki ilmu pengetahuan dan
keterampilan kepada anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang
utama (insan kamil).
Dalan1 hubungan ini proses yang dijalankan dalam dunia
pendidikan merupakan suatu proses yang membutuhkan waktu yang
sangat panjang dan mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu, misalnya
melalui lembaga pendidikan dimulai dari TK, SD, SMP, SMA sampai
pada Perguruan Tinggi.
Mengacu kepada pembahasan yang dimaksud, bahwa pendidikan
di sini adalah pendidikan agama Islam, Zuhairini dkk, mengatakan bahwa
pendidikan agama Islam adalah usaha-usaha secara sistematis dan
fragmatis dalam membantu anak didik mereka supaya sesuai dengan
ajaran Islam. 50
H. M Arifin berpendapat bahwa pendidikan agama Islam adalah
suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang
dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi
pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun
ukhrawi.51
Menurut Abdul Rachman Saleh, pendidikan agama Islam
merupakan usaha sadar untuk mengarahkan pertumbuhan clan
perkembangan anak dengan segala potensi yang dianugerahkan oleh
49 Ahmad D. Marimba, Pengantar Fi/safat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma'arif, 1980), h. 19
42
Allah kepadanya agar mampu mengemban amanat dan tanggung jawab
sebagai khalifah Allah di bumi dalam pengabdiannya kepada Allah. 52
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan agama Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan
rohani yang berlandaskan ajaran Islam dan dilakukan dengan kesadaran
untulc mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang
maksimal, sehingga berbentuk kepribadian yang memiliki nilai-nilai
Islam.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam "bertujuan untuk menigkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang
agama Islam sehingga menjadi rnanusia muslim yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara". 53
Dengan tercanturnnya kata "beriman da:n bertakwa kepada Allah
SWT serta berakhlak mulia, menunjulckan bahwa pendidikan agania
sangat diharapkan berperan langsung dalam upaya Peneapaian Tujuan
Pendidikan Nasional. Karena itu, pendidikan agarna Islam mempunyai
peran dan kedudukan yang penting dalam sistem pendidikan nasional,
yaitu sebagai Sub Sistem dari Sistem Pendidikan Nasional.54
Menurut Prof. Mahmud Yunus bahwa tujuan pendidikan agama
Islan1 adalah mendidik anak-anak, pemnda-pemudi ataupun orang
dewasa supaya meajadi seorang muslim sejati, beriman tegull, beramal
shaleh dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang
masyarakat yang sanggup hidup di atas kakinya sendiri. 55
52 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (PT. Gemawaindu Pancaperkasa, 2000), h. 2
53 M. YusufSabri, I/mu Pendidikan (Jakmia: CV Pedoman llmu Jaya, 1999), h. 39
43
Sedangkan menurut Zuhairini dkk, tujuan pendidikan agama
Islam dapat dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus,
tujuan umumnya ialah membimbing peserta didik agar menjadi seorang
muslim sejati beriman teguh, beramal saleh dan berakhlak mulia serta
berguna bagi masyarakat, agama dan negara.
Tujuan yang telah dirumuskan oleh Zuh.airini dkk ini tidak dapat
dicapai dengan waktu yang singkat, tetapi membutuhkan proses yang
panjang dan tahap-tahap tertentu, yang disetiap tahapnya memiliki tujuan
yang berbeda, seperti t1tjuan khusus pendidikan agama Islam tingkat
SMP maka ia merumuskan tujuan tersebut sebagai berik'Ut :
a. Memberikan ilmu pengetahuan agama Islam.
b. Memberikan pengertian tentang agama Islam yang sesuai dengan
tingkat kecerdasannya.
c. Memupukjiwa agama.
d. Membimbing anak agar mereka beramal saleh dan berakhlak
mulia.56
Dari tujuai1 khusus ini dapat dipahami bahwa meialui pendidikan
agama Islam diharapkan agar pada setiap akhir pelajaran setiap anak
memilki kemampuan sesuai denga11 materi ya11g telah dipelajaii.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan againa Islam adalah membimbing dan membentuk manusia
menjadi hamba Allah yai1g saleh, tegul1 imannya, taat beribadah, dai1
berakhlak terpuji.
Dengan demikian, tujuan pendidikan agama Islam merupaka11
pengamalan nilai-nilai Islami yang hendak diwujudkan dalam pribadi
maimsia didik ya!lg diikhtiarkan oleh pendidik muslim melalui proses
akhir yang dapat membuat peserta didik memiliki kepribadia!l islami
ya!lg beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuai1 dan sanggup
mengemba11gkan dirinya menjadi han1ba Allah yMg taat. Tujua11
44
pembelajaran PAI di SMP secara operasional adalah untuk peningkatan
potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Materi pelajaran pendidikan agama Islam di SMP meliputi
pelajaran pengenalan baca tulis Al-Qur'an, pembinaan akblak,
pembinaan dan pengajaran ibadah dan sejarah atau tarikh Islam berisikan
kisah-kisah singkat para tokoh pejuang Islam. Untuk lebih jelasnya
tentang ruang lingkup pendidikan agama Islam yaitu membangun
keselarasan dan keseimbangan antara:
a) Hubungan manusia dengan Allah SWT
b) Hubungan dengan sesama manusia
c) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
d) Hubungan manusia dengan makbluk lain dan Iingkungannya
Adapun ruang Iingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam
meliputi tnjuh unsur pokok, yaitu :
1. Keirnanan
2. Ibadab
3. Al-Qur'an
4. Akblak
5. Muamalah
6. Syari'ah, dan
7. Tarikh
Dengan ilmu agama yang dimiliki tersebut diharapkan seseorang
dapat memelihara diri menjalankan dan mengembangkan fitrahnya dalam
bentnk perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan ajaran Islam. Oleh
45
karenanya, pendidikan Islam memiliki ruang lingkup yang meliputi
pendidikanjasmani dan rohani anak didikannya.57
Dari keterangan di atas penulis dapat menarik kesimpulan, bahwa
pendidikan agama Islam merupakan suatu kegiatan dengan agama,
membina, membimbing, dan mengarahkan didikannya untak mencapai
kesempurnaan dalam agama dan kehidupan didikannya.
4. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Agama
Islam
Perhatian orang tua sangat diperlukan untuk mendakung prestasi
belajar anak, bagi anak usia SMP dari segi umur dan taraf kematangan
baik secara jasmaniah maupun rohaniah belun1 bisa dikatakan dewasa,
yang bisa mengatur dirinya Artinya kejiwaannya masih labil dan ini
perlu diperhatikan bimbingan, dorongan dan pengawasan sehingga
norma-norma dan nilai-nilai serta sikapnya terhadap berbagai ha! masih
dipengaruhi oleh lingkungan keluarga terutama dalam hal
keagamaannya. Di rumah orang tua dapat mengawasi penggunaan waktu
belajar anak, orang tua mengenali kesulitan-kesulitan belajar anak
sekolah dan orang tua berusaha menolong agar anak mendapat prestasi
belajar yang baik.
Orang tua yang membiarkan saja anaknya dan tidak mau tahu
terhadap kesulitan-kesulitan belajar yang dihaclapi anak tentu akan
menghambat prestasi belajar anak. Anak akan merasa gelisah serta
khawatir dalam meneiima pelajaran karena kurang perhatian dari orang
tuanya. Namun sebaliknya jika orang tua memberikan perhatian yang
cakup terhadap anaknya maka anak akan merasa senang sehingga dapat
berkonsentrasi dalam belajar.
Oleh karena itulah antara perhatian orang tua dengan prestasi
belajar tidak dapat dipisahkan satu dengan yang laillllya. Keduanya
46
bahwa prestasi belajar anak salah satunya ditentukan oleh perhatian dari
orang tua karena adanya dorongan bimbingan dan arahan dari orang tua
akan membangkitkan semangat anak dalam meraih cita-citanya yang
tinggi dan bergnna. Dengan pemberian perhatian yang tinggi disertai
pemenuhan kebutuhan anak dalam belajar maka dalam diri anak akan
termotivasi untuk belajar lebih baik sehingga akan dapat mencapai
prestasi yang diharapkan.
D. KERANGKA BERFIKIR
Perhatian orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam
mempengaruhi aktifitas belajar anak. Bagi orang tua yang sering meluangkan
waktunya untuk pendidikan anaknya akan dapat mengetahui kelebihan dan
kelema11an prestasi belajar anaknya. Apabila anaknya mengalami kesulitan
belajar dan prestasi belajamya menjadi turun, maka dapat dicari penyebabnya
dan diusahakan untuk mengatasinya, terutama berhubungan dengan kesulitan
kesulitan yang berasal dari lingkungan keluarga.
Orang tua yang mempunyai perhatian yang baik terhadap aktifitas
belajar anaknya seperti penyediaan dan pengadaan sarana atau fasilitas belajar
termasuk didalamnya bukn dan ruang belajar bacaan yang menunjang dan
sebagainya serta pemberian bantuan lainnya ketika anak menghadapi
kesulitan didalam belajar, akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian
prestasi belajar. Sebaliknya orang tua yang kurang bahkan sama sekali tidak
memperhatikan aktifitas belajar anaknya dapat menyebabkan anak menjadi
kurang bersemangat dalam belajarnya akibatnya prestasi belajar anak akan
kurang memuaskan. Oleh karena itu sebagai orang tua harus memperhatikan
anaknya dalam ha! bimbingan belajar, mengawasi cara belajar anak, memberi
fasilitas belajar sehingga dapat terjalin ke1jasama yang baik dengan sekolah
untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam keberhasilan anak. Hal
tersebut dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:
47
Perhatian Orang Tua
- Bimbingan belajar 1 Prestasi PAI I - Monitoring
- Penyediaan fasilitas > n belajar (Nilai Raport)
- Kerjasama orang tua
""' dengan pihak sekolah
Dengan demikian diduga bahwa semakin tinggi perhatian orang tua
akan semakin tinggi rasa tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak,
maka akan semakin tinggi prestasi belajar anak. Begitu pula sebaliknya.
E. HIPOTESIS
Hipotesa merupakan kesimpulan yang ditarik berdasarkan fakta dan
menjadi jawaban sementara yang dibuktikan kebenarannya, hipotesis juga
berarti pendapat atau dugaan yang masih perlu diuji kebenarannya dalam
pengalaman. Adapun yang menjadi hipotesis dalam pembahasan ini:
a. Ha : Ada korelasi positif yang signifikan antara perhatian orang tua
dengan prestasi belajar agama.
b. Ho : Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara perhatian orang tua
dengan prestasi belajar agama.
Jadi, dari kerangka berfikir diatas hipotesa yang diajukan penulis
sementara dibawah ini adalah benar atau tidaknya dugaan sementara penulis
mengenai hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar agama Islam.
Tegasnya, jika terdapat korelasi yang signifikan antara perhatian orang
tua dengan prestasi belajar agama Islam, maka berarti hipotesis nihil (Ho)
ditolak, sedangkan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
BABIH
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desai11 dari penelitian adalah semua proses yang di perlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan dalam penelitian. Dalam pengertian yang
lebih sempit, desain penelitian hanya nwngenai pengµmpulan dllll l!llalisis
data saja.
Desa.in d!lri penelitillll ini a.dalah pe11elitia.i1 korelasional ka.i-ena
bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh clan apabila ada, berapa
besa.i- pengan1hnya serta berarti a.tau tidakny& pengarµh Hu.
B. Lokasi Penelitian
Tempat yang penulis pilih sebagai lapangan penelitian adalah SMP
Negeri 238 Jakarta Selatan. Yang dilakukan pada bulan November sampai
dengan bulan Desember 2008.
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini dikaji keterhubungan antara satu variabel bebas
dengan satu variabel terikat. V ariabel bebas yang dimaksud adalah perhatian
orang tua sedangkan va.i-iabel terikatnyii adalah prest&si bel&ja.i-. Paradigma , . .
[ x n--1 --.GJ Keterangan :
X : Ped1atian orang tua
Y : Prestasi belajar siswa
49
Untuk lebih jelasnya, maka berikut ini penulis kemukakan dimensi
dan indikator dari variabel tersebut seperti tabel berikut ini :
Tabet. 1
Variabel Penelitian Matriks dan kisi-kisi angket penelitian
V ariabel Indikator No item
Perhatian I. Bimbingan belajar
orang tua a) Menegur jika melihat anaknya malas
(X) tmtuk belajar
b) Menemani belajar anak di rtilllah 11
c) Memhimbing dalam menge1jakan PR 6
d) Membantu mengatasi kesulitan belajar 5
(memberikan arahan dan bimbingan)
e) Mengruijurkan untuk mengikuti 15
kursus/bimbingan belajar
f) Memberikan arahan/bimbingan kepada I 0
anak menyaksikan berita TV
2. Monitoring
a) Mengingatkan akan jadwal belajar 4
anaknya di rumah
b) Mengingatkan agar anak selalu raj in 13
be I ajar
c) Menanyakan hasil ulangan atau tes 18
anaknya
Prestasi
be la jar
s1swa
majalah/buku-buku yang berisi tentang
pendidikan
e) Orang tua berusaha selalu memberikan 7
jawaban terbaik atas pertanyaan
anaknya
f) Anak lupa waktu dan orang tua 17
menegur/memarahi
g) Adanya perhatian famili lain dalam I 6
keluarga seperti: panmn, bibi, kakek, dll
h) Menanyakan alasan anak jika tidak 20
masuk sekolah
3. Penyediaan fasilitas belajar
a) Memperhatikan dan peduli terhadap 19
situasi tempat belajar anak
b) Memberikan apa yang dibutuhkan anak 2
untuk belajar (meja belajar, lampu
belajar, di!)
c) Menyediakan berbagai buku-buku ilmu 12
pengetahuan dan sebagainya di rurnah
d) Membelikan buku pelajaran wajib guna 8
kebutuhan belajar anaknya
4. Kerjasama orang tua dengan guru
a) Menanyakan perkembangan pn;stasi 3
anak ke sekolah
b) Menanyakan/konsultasi kepada guru 14
yang terkait tentang kesulitan belajar
yang di alami anak
Nilai raport siswa
so
51
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah ''.iumlah keseluruhan obyek penditian sebagai sumber
data yang karakteristiknya hendak diduga."1 Jadi populasi merupakan
wilayah yang terdiri dari subyek dan obyek yang mempimyai karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik
suatu kesimpulan. Sedangkan sampel adalah "sebagian atau wakil yang
diambil dari populasi yru1g diteliti."2
Penelitian ini populasinya adalah siswa kelas III yang berjumlah 193
orang. Dipilihnya siswa kelas III, kru·ena siswa kelas III merupakan suatu
periode peralihan/suatu masa perubahru1, yang dimana individu/anak
mencari identitasnya sendiri ketika akan memasuki masa ambang dewasa.
Oleh karena itu anak perlu mendapatkru1 perhatian yang lebih dari orang tua
agar prestasinya lebih baik.
Dari jumlah populasi tersebut dirunbil sampel sebanyak 13% atau
kurang lebih 25 orilllg. Penarikilll sampel ini didasarkilll pada pendapat
Suharsimi Arikunto yang mengatakan bahwa populasi melebihi 100 orang,
maka srunpel dapat dian1bil 10-15% atau 20-25%.3
Adapun tekhnik penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan
tekhnik acak sederhillla (Simple Random Sampling), dimana semua individu
dalam populasi diberi kesempatan yMg sama untuk dipilih menjadi Mggota
sampel.
E. Tekhnik Pengumpuhm Data
Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini penulis
menggunakan tekhnik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan dilll pencatatan terhadap
fenomena yMg diselidiki. Dalam observasi ini penulis alcan
1 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 6. 2 '.:.!urlin ... .., A,f,,1-.~1- C"~-·~~._·J_ 1 - ,,-
52
mengunjungi langsung SMP Negeri 238 Jakarta untuk mengetahui
kondisi siswa SMP Negeri 238 Jakarta.
b. Wawancara
Tekhnik ini digunakan untuk mendapatkan informasi dengan
mengajukan pertanyaan langsung kepada guru agama Islam.
Wawaucara ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana
perhatian guru dalam mendidik anak siswanya.
c. Angket
Angket adalah tekhnik pengwnpulan data dengan menyusun
item-item pertanyaan secara terperinci dalam suatu daftar pertanyaan
agar responden mengisi pe1ianyaan tersebut. Penulis menyebarkan
angket pada siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, untuk
memperoleh data tentang perhatian orang tua dalam ha! ini
menggunakan angket tertutup.
F. Tekhnik Analisis Data
Dalam pe111bahasan ini yang dimaksud dengan tekhnik analisis data
adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis untuk memperoleh
basil akhir dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh
dalam analisis data ini adalah :
1. Editing, y<litu memeriksa jawaban angket yang telah diserahkan oleh
responden. Tujuannya adalah mengurangi kesalahm1 atau kekurangan
yang ada dalam daftar pertanyaan. Bila ada j(lwaban yang mer(lgukan
atau tidak dijawab, penulis menghubungi responclen yang bersangkutan
untuk disempumakan jawabannya agar angket itu s(lb.
2. Setelah data terkwnpul dengan lengkap t'1hap berikutnya aclalah tahap
analisa data. Analisa data dil(lknkiJn dengan menggLmakan bentuk ((!be!
dengan menggunakan tekhnik deskriptif prosentase dengan rumus
sebag<1i berikut :
Keterangan :
P"" Persentasi untuk setiap kategori jawaban
f = Frekuensi jawaban responden
N = Jun1lah responden
53
3. Kemudian selanjutnya adalah dengan skoring, untuk menentukan skoring
semua pernyataan setiap itemnya dengan bobot nilai untuk setiap
jawaban sebagai berikut :
a) Alternatifjawaban A mempunyai bobot nilai 5
b) Alternatifjawaban B mempunyai bobot nilai 4
c) Alternatif jawaban C mempunyai bobot nilai 3
d) Alternatif jawaban D mempunyai bobot nilai 2
e) Alternatifjawaban E mempl!l1yai bobot nilai l
4. Dalam penelitian ini juga di gunakan korelasi product moment, adapun
nmms yang digunakan adalah rumus korelasi product moment.
Keterangan :
X : Variabel perhatian orang tua
Y : V ariabel prestasi belajar agania Islam siswa
rxy : Angka Indeks korelasi "r" product moment
N : Jumlah responden
L:XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
L:X : Jumlah seluruh skor X
L:Y : Jumlah seluruh skor Y
5. Setelah diketahui hubungan dari dua variabel, Jangkah selanjutnya adalah
diadakan interpretasi data dengan dua cara, yajtu :
54
I) Interpretasi sederhana dengan cara mencocokkan hasil perhitungan
dengan angka indeks korelasi "r" Product Moment seperti di bawah
ini:
Tabcl. 2
Angka indeks korelasi "r" Product Moment
Bcsarnya "r" Prod11ct
Moment (rxy)
0,00-0,20
0,20-0,40
0,40-0,70
0,70-0,90
0,90-1,00
Interl!lretasi
Antara variabel X dan variabel Y
memang terdapat korelasi itu sangat
/emah atau sangat rendah sehingga
korelasi itu diabaikan ( dianggap tidak
ada korelasi antara variabel X dan
variabel Y.
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang lemah atau
rendah.
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sedang atau
cukup.
Antara variabel Antara variabel X dan
variabel Y terdapat korelasi yang kuat
atau tinggi.
Antara variabel Antara variabel X dan
variabel Y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi.
55
2) Interpretasi terhadap "r" Product Moment, yaitu dengan terlebih
dill111ly mertllllyskan hipotesis kerj<t/<ilternatif (Ha) dan hipotesis nihil
(Ho). Kemudian mencari derajat bebasnya (db) atau degress
freedomya ( df) yang rurnusnya,
df=N-nr
Ketenl!lgan :
df= Degressfreedom
N =Number of Cases
Nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan
Setelah diperoleh hasil dari elf, maka dapat dicaribesarnya "r"
yang tercantum dalam label Nilai "Product Moment" baik pada taraf
signifikansi I%. Jika "r" observasi (ro) sama dengan atau lebih besar
::'.'.) daripada "r" tabel (rt) maka Hipotesis alternatif (Ha) diterima
ata\l terbukti kebenarannya. Berarti memang benar antara variabel X
clan variabel Y terdapat korelasi yang positif (korelasi negatif) yang
signifikan. Sedangkan Ho tid(lk dapat diterima atau tidQk terbukti
kebenarannya. Ini berarti menunjukkan bahwa tidak adanya korelasi
anrnra variabel X dan variabel Y it\l sal&h. Sebali!mya, jik11 "r"
observasi (ro) sama dengan atau lebih kecil (:S) dari pada "r" tabel
(rt) maka Hipotesis alternatif (Ha) tidak dapat diterima atau tidak
terbukti kebenarannya.
Selanjutnya untuk mencari dM menget4hui seberapa pesar kontribusi
variabel X clan variabel Y dipeq,>1makan rurnus seagai berikut:
KD=rx 100%
Keterangan:
KO = Koefisien Detenninetion (kontribusi varibel X dan variabel Y)
r = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMPN 238 Jakarta Sclatan
1. Scjarah Bcrdirinya SMPN 238 .Jakarta Sclatan
Asal sekolah SMPN 238 Jakarta Selatan pada tahun 1982 bernama
SMPN 104. Setelah itu, pada tahun 1986 berubah menjadi SMPN 238
Jakarta Selatan dengan SK No. 1886/011986. Telah 25 tahun berlalu sejak
tahun 1982 SMPN 238 Jakarta Selatan berkarya ikut serta membangun
masyarakat mencerdaskan bangsa di wilayah Mampang tcpatnya di jalan
Kalibata Utara 6 No. 2 Pancoran Jakarta Selatan.
Seiring dengan pertumbuhan usia lembaga pendidikan, kini SMPN
238 Jakarta Selatan hadir dengan semangat dan penampilan barn dengan
maksud memberikan pendidikan yang be1mutu kepadla masyarakat generasi
penerus bangsa.
Beberapa pembaharuan demi tercapainya tujuan tersebut adalah
melalui renovasi sarana dan prasarana pendidikan untuk terciptanya suasana
pendidikan yang nyaman, perekrutan staf pengajar yang memiliki disiplin
dan kompetensi dibidangnya, serta adanya sistem dan prosedur
penyelenggaraan pendidikan yang berstandar pendidikan global.
Pada saat ini SMPN 238 Jakarta Selatan telah mengalami perubahan
dari tahun ke tahun, dan telah menghasilkan lulusan di SMUN yang
a. Kep. Sek.
b. Wa. Kep. Sek
: Hj. Rusmiati, A. Md. Pd.
: Drs. Masru
57
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data sekolah, dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabcl3
Data Sckolah
Nama sekolah SMP Negeri 238 Jakmia Selatan
Nomor identitas sekolah 200020
Nomor statistik sekolah 201016310217
Alamat JI. Kalibata Utara Vi No. 2 pancoran
Jaksel
Status sekolah Negeri (1982)
Luas tanah 2749M2
Luas bangunan 1215 M2
Status tanah Milik sendiri
Nomor sertifikat tanah 1628/693/I/HP/91I/-/1984
2. Visi dan Misi SMPN 238 Jakarta Selatan
Untuk menghadapi persaingan di bidang pendidikan, SMPN 238
Jakarta Selatan dengan kepengwusan yang baru maka sekolah tersebut
memiliki visi yaitu "untuk mewujudkan SMPN 238 Jakarta Selatan dari
sekolah standar menjadi formal mandiri". Selain Visi, SMPN 238 Jakarta
Selatan juga mempunyai Misi, antara lain:
a. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dengan disiplin tinggi
b. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik
c. Meningkatkan penguasaan teknologi infonnasi dim komputer
cl. Meningkatkan lingkungan sekolah ym1g kebih kondusif
e. Menigkatkan manajemen sekolah yang lebih akurat
f. Meningkatkan sarana dau prasarana
58
3. Tujuan SMPN 238 Jakarta
Setiap lembaga pendidikan mempunyai tujuan masing-masing yang
disesuaikan dengan kualitas dan kuantitas sekolabnya, SMPN 238 memiliki
tujuan umum yaitu: Peningkatan sumber daya manusia, Pengembangan
KTSP, Pengembangan proses belajar mengajar, Pengembangan sarana dan
parasarana, Pengembangan manajemen sekolah, Pengembangan sumber
dana dan pendanaan, Pengembangan sistem penilaian, Pengembangan
lingkungan sekolah, Pengembangan kegiatan kesiswaan, Pengembangan
PTD, Pengembangan PKH.
Namun selain tujuan umum, SMPN 238 Jakarta Selatan juga
mempunyai tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan jangka
panjang, diantaranya:
a. Pada tabun 2008, rata-rata nilai ujian Nasional minimal 6.50
b. Pada tabun 2008, proporsi lulusan yang melanjutkan ke sekolab
unggulan minimal 6%
c. Pada tabun 2008, memiliki tim sepak bola yang mampu menjuarai
lomba tingkat kotamadya.
Tujuanjangka pendek SMPN 238 Jakarta Selatan, diantaranya:
a. Rata-rata nilai ujian nasional mencapai 6.5 untulc tiga mata pelajaran
b. Jumlab lulusan yang melanjutkan ke sekolab negeri mencapai 15%
c. Rehabilitasi meja dan kursi
d. Pemenuhan alat-alat labolatorium
e. Peningkatan ekskul seperti:
1) Paskibra
2) Futsal
3) Pramulca
4) PMR
5) Tae Kwon Do
f. Terciptanya lingkungan yang sehat
59
4. Struktur Organisasi Pegawai SMPN 238 Jakarta
Stuktur sekolah tersebut sating bekerja sama antara devisi yang satu
dengan devisi yang lain agar tujuannya dapat tercapai dan berjalan dengan
lancar. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4
Kepala Sekolah Hj. Rusmiati Amd. Pd
Wald! Kep. Sek. [ Komite Drs. Masru -- Ir. Budhi Apnugroho
Kepala Urusan TU Drs. Purwono
Kepegawaian ,_ Kesiswaan ,___ Keuangan Supriyanto Asmijanti Mardi
I I Urusan Sarana Perpustakaan -{ Kebersihan
Prasarana '-- Yuli Erawati Syahril Supatjo
5. Tenaga Pcndidikan, Pegawai dan Siswa
Pada tahun ajarnn 2008-2009, jumlah guru yang bertugas di SMPN
238 Jakarta Se!atan sebanyak 39 orang yang terdiri dari 27 orang guru
perempuan dan 12 orang guru laki-laki. Untuk f1ebih jelas mengenai data
guru dapat dilihat tabel berikut:
60
Tabel5
Daftar Pengajar SMPN 238 Jakarta Selatan
No. Nama Pegawai Pendidikan
1 Rusmiati, A. Md. Pd. D3
2 Dra. F atmawati SI
3 Wayan Suwira Adi Putra DJ
4 Hj. Salmah D3
5 Warhum HS 03
6 Ors. M. Raisy SI
7 Midarnawati DI
8 Kusnaini SI
9 Khalifah 03
10 Elizarti, BA. SM
11 Hj. Tuti Ernawati, S. Pd. SI
12 Ors. Bustamin Sugiro SI
13 Rahmawati DI
14 Nurhayati 03
15 Rauli Sida Uruk D2
16 Norma Samosir 03
17 Sachrom DI
18 Ors. Masru SI
19 Sutotok DI
20 Teguh Leksono, S. Pd. SI
21 Anita, S. Pd. SI
22 Sigit Baskara, S. Pd. SI
23 Indra Priyadi DI
24 Eli Sukarsih D3
25 E. Camelita Siahaan DI
26 Nike Sitorus DJ
61
28 Fauzia Rahma, S. Pd. SI
29 Jojor Rosmauli, S. Pd. SI
30 Ria P. Nurmiati S. Pd. Sl
31 Tresniasih, S. Pd. Sl
32 W ahyuningsih, S. Pd. SI
33 Erfan A. F atah, SE. Sl
34 Sutijowati, S. Pd. I
35 Meita Haryani, S. Pd. Sl
36 Atiyah, S. Pd. SI -
37 Solihat SS SI -
38 Junita Fauziah, ST SI
39 M. lrdho SI
Tabcl 6
DataSiswa
No Ke las Laki-laki Perempuan Jumlah
1. VII 150 125 275
2. VIII 116 84 200
3. IX 113 80 193
Jumlah 379 289 668
Dari tabel di atas, jumlah siswa Jaki-laki seluruhnya adalah sebanyak
379 dan siswi perempuan sebanyak 289. Mayori1as siswa SMPN 238
bertempat tinggal di sekitar lingkungan sekolah dan orang tua siswa
kebanyakan berasal dari keluarga kurang mampu dan tidak berpendidikan
sehingga banyak yang tidak peduli dengan perkembangan anaknya di
sekolah. 1
62
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan syarat penting agar dapat
menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menghasilkan lulusan yang
berdaya guna. Untuk mengetahui sarana yang tersedia di SMPN 238 Jakarta
Selatan dapat dilihat dari tabel berikut ini:
No.
I
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Tabel 7
Sarana dan Pmsarana
Sarana dan Prasarana
Ruang Kantor
Ruang Kelas
Perpustakaan
UKS
RuangOSIS
RuangBK
Lab. Komputer
Lab. Bahasa
Lab. IPA
Masjid
Toilet Guru
Toilet Siswa
7. Kurikulum yang digunakan
Jumlah
2
17
I
1
I
I
I
I
I
I
I
2
Perkembangan yang terjadi sekarang ini turut mempengaruhi
kurikulum yang digunakan oleh sekolah-sekolah. Hal ini dapat dilihat pada
kurikulum di SMPN 238 Jakarta Selatan yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan) dengan muatan belajar sebesar : 38 jam pelajaran
perminggu. Muatan lokal yang diajarkan adalah tata boga dan PLKJ.
63
B. Deskripsi Data
Data-data penelitian tentang Perhatian orang tua terhadap prestasi
belajar Agama Islam diperoleh melalui observasi, wawancara dan angket.
Wawancara penulis lakukan dengan guru Agama Islam SMPN 238 Jakarta
Selatan. Sedangkan angket diberikan kepada siswa kelas III.
Dari keseluruhan siswa kelas III yang berjumlah 193 orang, diambil
data sampel dengan perhitungan prosentase 13% dari jumlah siswa. Maka
diperoleh hasil 25 siswa yang menjadi sampel.
Selanjutnya, dari siswa yang dijadikan responden, diberikan sebuah
angket penelitian yang didalamnya berisi 20 item pertanyaan yang mengenai
tentang perhatian orang tua terhadap belajar anaknya.
Setelah data diperoleh berdasarkan angket yang diberikan kepada
siswa kelas III, maka langkah pertama yang dilakukan adalah mencari angka
prosentase dalam bentuk tabel.
Berikut ini penulis sajikan hasil angket dari 20 pertanyaan yang
diberikan kepada 25 Responden.
1. Bimbingan Belajar
Tabel. 8
Menegur jika melihat anak malas belajar
No Alternatif Jawaban F %
A Selalu 16 64
B Sering 7 28
c Kadang-kadang 1 4
D Jarang I 4
E Tidak pemah - -
Jumlah 25 100
RP.r<iasBrkan tahel <ii alas. danatlah diketahui bahwa orang: tua selalu
64
16 orang yang menyatakan selalu, 28% atau 7 onmg yang menyatakan
sering, 4% atau 1 orang yang menyatakan kadang-kadang dan jarang, 0%
atau tidak ada yang menyatakan tidak pernah.
Dari data di atas menunjukkan bahwa terdapat sebagian kecil (4%)
orang tua jarang menegur anaknya jika anak malas belajar. Hal ini
disebabkan oleh faktor intern yakni kurangnya kesadaran dan motivasi
belajar untuk lebih rajin belajar. Dan faktor ekstern yaitu kurangnya
bimbingan atau rangsangan dari orang tua dan guru dalam memotivasi
anak/siswanya.
Tabet. 9
Menemani belajar anak di rumah
No Alternatif Jawaban F %
A Selalu 2 8
B Sering 6 24
c Kadang-kadang 7 28
D Jarang 3 12
E Tidak pernah 7 28
Jun1lah 25 100
Berdasarkan tabel di atas, dapatlah diki;tahui bahwa orang tua
kadang-kadang menemani belajar anaknya di rumah. Hal ini dapat dilihat
28% atau 7 orang yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah, 24%
atau 6 orang yang menyatakan sering, 12% atau 3 orang yang menyatakan
jarang, 8% atau 2 orang yang menyatakan selalu.
Terdapat sebagian kecil (8%) dari orang tua yang menemani belajar
anaknya di rumah. Hal ini disebabkan oleh faktor intern siswa karena siswa
merasa bahwa dirinya sudah besar dan tidak perlu ditemani lagi jika sedang
belajar. Mengakibatkan orang tua banyak yang tida.k menemani anaknya
iika sedan!! belaiar.
No
A
B
c D
E
Tabcl.10
Membimbing dalam mengerjakan PR
Alternatif Jawaban F
Selalu 3
Sering 3
Kadang-kadang 11
Jarang 3
Tidak pernah 5
Jumlah 25
65
%
12
12
44
12
20
100 --
Berdasarkan tabel di alas, dapatlah diketahui bahwa orang tua
kadang-kadang membimbing anak dalam mengerjakanPR. Hal ini dapat
dilihat 44% atau 11 orang yang menyatakan kadang-kadang, 20% atau 5
orang yang menyatakan tidak pernah, 12% atau 3 orang yang menyatakan
selalu, sering, dan jarang.
Adanya sebagian kecil dari siswa yang menjawab sering dan selalu
orang tua mereka membimbing dalam mengerjakan PR. Hal ini disebabkan
oleh faktor intern siswa tidak mau diberi arahan karena dirinya sudah
merasa besar dan pintar. Adapun faktor ekstem orang tua mempunyai
kesibukan sendiri, sehingga membimbing anak dalam mengerjakan PR pun
tidak ada waktu bagi mereka.
66
Tabel. 11
Membantu mengatasi kesulitan belajar anak di rumah
No Alternatif Jawaban F %
A Selalu 3 12
B Sering 4 16
c Kadang-kadang 8 32
D Jarang 5 20
E Tidak pernah 5 20
Jumlah 25 100
Berdasarkan label di atas, dapatlah diketahui bahwa orang tua
kadang-kadang membantu mengatasi kesulitan belajar anaknya di rumah.
Hal ini dapat d.ilihat 32% atau 8 orang yang menyatakan kad.ang-kadang,
20% atau 5 orang yang menyatakan jarang dan tidak pernah, 16% atau 4
orang yang menyatakan sering, dan 12% atau 3 orang yang menyatakan
selalu.
Dari data di atas menwljukkan bahwa terdapat sebagian besar (32%)
siswa menjawab bahwa orang tua mereka kadang-kadang membantu
mengatasi kesulitan belajar anak di rnmah. Hal ini disebabkan faktor intern
siswa tidak mau meminta bantuan kepada orang tuanya dalam mengatasi
belajar mereka. Dan faktor eksternnya sebagian besar orang tua siswa
berpindidikan rend.ah sehingga mereka tidak tidak bisa membantu mengatasi
kesulitan belajar anak-anaknya.
67
Tabel.12
Menganjurkan untuk rnengikuti kursus/birnbingan belajar
No Alternatif Jawaban F %
A Selalu JO 40
B Sering 7 28
c Kadang-kadang 2 8
D Jarang 4 16
E Tidak pemah 2 8
Jumlah 25 100
Berdasarkan label di alas, dapatlah diketahui bahwa orang tua selalu
menganjurkan uutuk mengikuti kursus/bimbingan belajar. Hal ini dapat
dilihat 40% atau I 0 orang yang menyatakan selalu, 28% atau 7 orang yang
menyatakan sering, 16% atau 4 orang yang menyatakan jarang, 8% atau 2
orang yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah.
Dari data di atas rnenunjukkan bahwa sebagian besar siswa selalu
mengikuti anjuran orang tua untuk kursus/bimbel. Namun sangat sedikit
yang tidak pernah untuk mengikuti kursus/birnbel. Hal ini disebabkan oleh
dua faktor. Pertama, factor intern siswa itu sendiri karena sudah kelas 3 dan
akan menghadapi UAN. Kedua, faktor ekstern yaitu orang tua
menginginkan anak-anak mereka agar lebih pintar dan lulus dengan prestasi
yang baik.
68
Tabel.13
Memberikan arahan/bimbingan kepada anak ketika menyaksikan betita TV
No Alternatif Jawaban F %
A Selalu 8 32
B Sering 8 32
c Kadang-kadang 4 16
D Jarang l 4
E Tidakpemah 4 16
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel di atas, dapatlah diketahui bahwa orang tua selalu
memberikan arahan/bimbingan kepada anak ketika menyaksikan betita TV.
Hal ini dapat dilihat 32% atau 8 orang yang menyata.kan selalu dan sering,
16% atau 4 orang yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah, 4%
atau 1 orang yang menyatakan jarang.
Dali data di atas menunjukkan bahwa terdapat sebagian besar (32%)
orang tua siswa selalu memberikan arahan/bimbingam kepada anak ketika
menyaksikan berita di TV. Hal ini disebabkan oleh faktor intern s1swa
karena siswa berada pada masa remaja yang pada umumnya mgm
mengetahui tentang banyak ha!. Dan faktor eksternnya orang tua
menginginkan agar anak-anaknya memiliki pengetahuan/wawasan yang
luas.
69
2. Monitoring
Tabel. 14
Mengingatkan jadwal belajar anak di rumah
No Alternatif Jawaban F %
A Selalu 6 24
B Sering I I 4
c Kadang-kadaug 8 32
D Jarang 6 24
E Tidak pernah 4 16 -
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel di atas, dapatlah diketahui bahwa orang tua
mengingatkan jadwal belajar anaknya di rumah kadang-kadang. Hal ini
dapat dilihat 32% atau 8 orang yang menyatakan kadang-kadang, 24% atau
6 orang yang menyatakan selalu dan jarang, 16% atau 4 orang yang
menyatakan tidak pemah, dan 4% atan 1 orang yang menyatakan sering.
Dari data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (32%) siswa
menyatakan kadang-kadang orang tua mereka mengingatkan jadwal belajar
anak di rumah. Hal ini disebabkan orang tua mereka sibuk dengan pekerjaan
atau urusan mereka masing-masing.
70
Tabel.15
Mengingatkan agar anak selalu rajin belajar
No Alternatif Jawaban F %
A Selalu 17 68
B Sering 5 20
c Kadang-kadang 3 12
D Jarang 0 0
E Tidak pernah 0 I 0 I
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel di atas, dapatlah diketahui bahwa orang tua selalu
mengingatkan agar anak selalu rajin belajar. Hal ini dapat dilihat 68% atau
17 orang yang menyatakan selalu, 20% atau 5 or001g yang menyatakan
sering, 12% atau 3 orang yang menyatakan kadang-kadang, 0% atau tidak
ada yang menyatakan tidak pemah.
Dari data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (68%) siswa
menyatakan selalu orang tua mereka mengingatkan agar anak selalu rajin
belajar. Hal ini disebabkan oleh faktor intern siswa yang ingin lulus Ujian
Akhir Nasional, oleh karena itu harus lebih raj in belajar.
Tabel. 16
Menanyakan hasil ulangan I tes anak
No Alternatif Jawaban F %
A Selalu 14 56
B Sering 4 16
c Kadang-kadang 4 16
D Jarang 3 12
E Tidak pernah 0 0
Jumlah 25 100
71
Berdasarkan tabel di atas, dapatlah diketahui bahwa orang tua selalu
menanyakan hasil ulangan atau tes anaknya. Hal ini dapat dilihat 56% atau
14 orang yang menyatakan selalu, 16% atau 4 orang yang menyatakan
sering dan kadang-kadang, 12% atau 3 orang yang menyatakan jarang, 0%
atau tidak ada yang menyatakan tidak pernah.
Dari data di atas menunjukkan bahwa terdapat sebagian kecil (12%)
siswa jarang ditanyakan basil ulangannya oleh orang tua mereka. Hal ini
disebabkan oleh faktor intern yakni siswa tidal< mau memberitahukan
kepada orang tuanya. Dan faktor ekstern yaitu kurangnya rangsangan dari
orang tua terhadap nilai hasil ulangan anak.
Tabel. 17
Menyuruh anak nntuk sering membaca koran, majal.ah, dan buku-buku
pengetahuan lain
No Alternatif Jawaban F %
A Selalu 4 16
B Sering 4 16 ·-
c Kadang-kadang 6 24
D Jarang 9 36
E Tidak pemah 2 8
Jumlah 25 100
Berdasarkan label di alas, dapatlah diketahui bahwa orang tua jarang
menyuruh anak untuk sering membaca koran, !lll\jalah, dan buku-buku
pengetahuan lain. Hal ini dapat dilihat 36% atau 9 orang yang menyatakan
jarang, 24% atau 6 orang yang menyatakan kadang-kadang, 16% atau 4
orang yang menyatakan selalu dan sering, 8% atau 2 orang yang
menyatakan tidak pernah.
Beragam jawaban responden disebabkan oleh faktor intern siswa
yakni siswa lebih suka membaca komiklml\ialah dibanding membaca koran
72
dan buku-buku pengetahuan lainnya. Sedangkan faktor ekstem orang tua
jarang untuk membeli koran/ buku-buku pengetahmm lainnya.
Tabel.18
Berusaba memberikan jawaban terbaik atas pertanyaan anaknya
No Altcrnatif Jawaban F %
A Selalu 3 12
B Sering 6 24 --
c Kadang-kadang 9 36
D Jarang 2 8
E Tidak pernah 5 20
Jumlab 25 100
Berdasarkan tabel di atas, dapatlab diketahui babwa orang tua
kadang-kadang berusaba memberikan jawaban yang terbaik atas pertanyaan
anaknya. Hal ini dapat dilihat 36% atau 9 orang yang menyatakan kadang
kadang, 24% atau 6 orang yang menyatakan sering, 20% atau 5 orang yang
menyatakan tidak pernab, 12% atau 3 orang yang menyatakan selalu, dan
8% atau 2 orang yang menyatakanjarang.
Dari data di atas menunjukkan babwa terdapat sebagian besar(36%)
Jikaanak bertanya terkadang orang tua menjawab dengan baik kadang tidak,
karena mayoritas orang tua siswa berpendidikan rendah sehingga terkadang
memberikan jawaban yang tidak memuaskan bagi anak.
73
Tabel.19
Anak lupa waktu belajar, sholat, dll dan orang tua menegur/memarahi
No Altematif Jawaban F %
A Selalu 13 52
B Sering 7 I 28
·--1 c Kadang-kadang 4 16 ' '
D Jarang 1 I 4 I
E Tidak pernah 0 0
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel di atas, dapatlah diketahui bahwa orang tua selalu
menegur/memarahi anak jika lupa waktu belajar, sholat, dll . Hal ini dapat
dilihat 52% atau 13 orang yang menyatakan selalu, 28% atau 7 orang yang
menyatakan sering, 16% atau 4 orang yang menyatakan kadang-kadang, 4%
atau 1 orang yang menyatakan jarang, 0% atau tidak ada yang menyatakan
tidak pernah.
Beragam jawaban responden disebabkan oleh faktor intern siswa
sendiri, dimana siswa menengah pertama biasanya belum matang dalam ha!
berfikir karena masa SMP adalah dimana seseorang berada dalam masa
transisi menuju dewasa dan masih Jabil jiwanya, sehingga mereka terkadang
lupa waktu belajar, makan,shalat, dll. Adapw1 faktor 1~ksternnya yaitu orang
tua selalu mengingatkanjika anak lupa dan supaya anak menjadi orang yang
disiplin.
Tabel. 20
Adanya perhatian farnili lain dalam keluarga seperti parnan, bibi,
kakek, dll
No Alternatif Jawaban F %
A Selalu 7 28
B Sering 5 I 20 I l
c Kadang-kadang 6 24
D Jarang 4 16
E Tidak pernah 3 12
Jumlah 25 100
74
Berdasarkan tabel di atas, dapatlah diketahui bahwa selalu adanya
perhatian famili lain dalarn keluarga seperti paman, bibi, kakek,dll. Hal ini
dapat dilihat 28% atau 7 orang yang menyatakan selalu, 24% atau 6 orang
yang menyatakan kadang-kadang, 20% atau 5 orang yang menyatakan
jarang, 16% atau 4 orang yang menyatakan jarang, 12% atau 3 orang yang
menyatakan tidak pemah.
Beragarnnya jawaban responden disebabkan oleh faktor intern siswa
sendiri dimana siswa memiliki perasaan selalu ingin diperhatikan oleh
keluarga lainnya selain orang tua mereka. Adapun faktor keluarga juga
sangat dibutuhkan karena perhatian keluarga dapat rnempengaruhi prestasi
belajar anak.
75
Tabel. 21
Menanyakan alasan anak jika tidak masuk sekolah
No Alternatif Jawaban F %
A Selalu 15 60 :
B Sering 5 20
c Kadang-kadang 3 12
D Jarang 1 4
E Tidak pernah I 4
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel di atas, dapatlah diketahui bahwa orang tua selalu
menanyakan alasan anak jika tidak masuk sekolah. Hal ini dapat dilihat 60%
a.tau 15 orang yang menyatakan selalu, 20% atau 5 orang yang menyatakan
sering, 12% atau 3 orang yang menyatakan kadang··kadang, 4% atau 1 orang
yang menyatakan jarang dan tidak pemah.
Dari data di atas menunjukkan bahwa terdapat sebagian kecil (4%)
siswa tidak bisa semaunya sendiri kapan ia mau masuk atau idak ke sekolah
karena walaupun dirumah tidak ada guru tetapi ada orang tua yang selalu
mengawasi anak.
76
3. Penyediaan fasilitas belajar
Tabel. 22
Memperhatikan dan peduli terhadap situasi tempat belajar anak
No Alternatif Jawaban F I %
A Selalu 12 48
B Sering 10 40
c Kadang-kadang 3 12
D Jarang 0 0 -
E Tidak pernah 0 0 --
.lumlah 25 100
Berdasarkan tabel di atas, dapatlah diketahui bahwa orang tua selalu
memperhatikan dan peduli terhadap situasi tempat belajar anak. Hal ini
dapat dilihat 48% atau 12 orang yang menyatakan selalu, 40% atau 10 orang
yang menyatakan sering, 12% atau 3 orang yang menyatakan kadang
kadang, 0% atau tidak ada yang menyatakan jarang dan tidak pemah.
Dari data di atas menunjukkan bahwa terdapat sebagian kecil (12%)
siswa terkadang orang tua peduli terhadap situasi tempat/belajar anak. Hal
ini disebabkan oleh faktor ekstem orang tua tidak begitu peduli jika anak
sedang belajar. Padahal anak belajar dalam ruangan yang sempit/gelap
prestasi belajamya tidak menunjang.
Tabel. 23
Menyediakan kebutuhan anak untuk belajar seperti meja belajar,
lampu belaj ar, dll
No Alternatif Jawaban F %
A Selalu 11 44
B Sering 4 16
c Kadang-kadang 7 28
D Jara11g I 4
E Tidak pernah 2 8
Jumlah 25 100
77
Berdasarkan tabel di atas, dapatlah diketahui bahwa orang tua selalu
menyediakan kebutuhan anak untuk belajar seperti meja belajar, lampu
belajar, dll. Hal ini dapat dilihat 44% atau 11 orang yang menyatakan selalu,
16% atau 4 orang yang menyatakan sering, 28% atau 7 orang yang
menyatakan kadang-kadang, 4% atau 1 orang yang menyatakan jarang, 8%
atau 2 orang yang menyatakan tidak pemah.
Beragamnya jawaban responden disebabkan oleh faktor intem siswa
sendiri dimana siswa selalu membutuhkan semua fasilitas untuk belajar agar
dirinya termotivasi untuk rajin belajar. Adapun faktor ekstemnya yaitu
orang tua jika anak diberikan/dipenuhi kebutuhan si anak untuk belajar
maka prestasi belajar anak pun akan baik.
78
Tabel. 24
Menyediakan buku-buku ilmu pengetahuan dan sebagainya di rumah
No Alternatif Jawaban F %
A Selalu 8 32
B Sering 6 I 24
c Kadang-kadang I :
4 I
D Jarang 6 24
E Tidak pernah 4 16
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel di atas, dapatlah diketahui bahwa orang tua selalu
menyediakan buku-buku ilmu pengetahuan dan sebagainya di rumah . Hal
ini dapat dilihat 32% atau 8 orang yang menyatakan selalu, 24% atau 6
orang yang menyatakan sering dan jarang, 16% atau 4 orang yang
menyatakan tidak pernah, 4% atau 1 orang yang menyatakan kadang
kadang.
Beragamnya jawaban responden disebabkan oleh faktor intern siswa
sendiri dimana siswa memiliki keinginan untuk gemar membaca dan ingin
mempunyai pengetahuan yang luas. Adapun faktor eksternnya yaitu orang
tua ingin anak-anaknya memiliki pengetahuan yang luas dan tidalc seperti
orang tua mereka yang pengetahuannya sangat sempit dan rendah.
79
Tabel. 25
Membelikan buku pelajaran wajib guna kebutuhan belajar anaknya
No Alternatif Jawaban F %
A Selalu 20 j 80
B Sering 4 16
c Kadang-kadang I 4
D Jarang 0 0
E Tidak pernah 0 0
Jumlah 25 100
Berdasarkan tabel di atas, dapatlah diketahui bahwa orang tua selalu
membelikan buku pelajaran wajib guna kebutuhan be:lajar anaknya. Hal ini
dapat dilihat 80% atau 20 orang yang menyatakan selalu, 16% atau 4 orang
yang menyatakan sering, 4% atau 1 orang yang menyatakan kadang-kadang,
0% atau tidak ada yang menyatakan tidak pernah.
Dari data di atas menunjukkan sebagian besar (80%) siswa
menjawab orang tua membelikan buku-buku pelajaran. Hal ini disebabkan
guna kebutuhan belajar di sekolah maupun di rumah.
4. Kerjasama orang tua dengan guru
Tabcl. 26
Menanyakan perkembangan prestasi anak ke sekolah
No Altcrnatif Jawaban F %
A Selalu 9 36 --
B Sering 7 28
c Kadang-kadang 5 20
D Jarang 2 8
E Tidak pernah 2 8
' ' ' ! ~- 'An
80
Berdasarkan tabel di atas, dapatlah diketahui bahwa orang tua selalu
menanyakan perkembangan prestasi anak ke sekolah. Hal ini dapat dilihat
36% atau 9 orang yang menyatakan selalu, 28% atau 7 orang yang
menyatakan sering, 20% atau 5 orang yang menyatakan kadang-kadang, 8%
atau 2 orang yang menyatakan jarang dan tidak pernah.
Dari data di atas menunjukkan sebagian kecil (8%) siswa menjawab
orang tua mereka tidak pernah menanyakan perkembangan prestasi anak ke
sekolah. Hal ini disebabkan oleh faktor intern orang tua siswa yang pada
dasarnya malas untuk datang I menanyakan ke sekolal1 atau juga dengan
melihat perkembangan anaknya di mmah mereka merasa sudah cukup. Dan
faktor eksternnya yaitu kurang te~jalinnya komunikasi antara orang tua dan
gum sehingga anak/siswa tersebut perkembangan prestasinya tidak
memuaskan.
Tabet. 27
Mengkonsultasikan kepada gurunya ketika anaknya mengalami
kesulitan belajar
No Altcrnatif Jawaban F %
A Selalu 5 20
B Sering 3 12
c Kadang-kadang 5 20
D Jarang 5 20
E Tidak pernah 7 28
Jumlali 25 100
Berdasarkan tabel di atas, dapatlali diketahui bahwa orang tua tidak
pernali mengkonsultasikan kepada gum yang t:erkait tentang kesulitan
belajar yang dialami anak . Hal ini dapat dilihat 28% atau 7 orang yang
menyatakan tidak pernah, 20% atau 5 orang yarig menyatakan selalu,
kadang-kadang. dan iarang. 12% atau 3 orang yang menvatakan sering.
81
Terdapat sebagian kecil (12%) dari siswa yang orang tuanya sering
konsultasi kepada guru ketika anaknya mengalami kesulitan belajar. Hal ini
disebabkan oleh faktor intern orang tua dimana orang tua tidak ada waktu
untuk ke sekolah karena pekerjaan mereka yang banyak sehingga mereka
pun tidak mengetahui jika anaknya mengalami kesulitan dalam belajar. Oleh
karena itu orang tua juga seharusnya memberikan perhatian yang lebih
kepada anak dalam masalah belajar, dan tidak menyerahkan sepenuhnya
kepada pihak sekolah.
Tabel. 28
Tabulasi item dan skor yang diperoleh tentang Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Agama Islam
Kade Butir Soal (Variabel X)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Debby Silvya 5 5 3 2 3 3 2 s 2 4 4 5 5 1 3 2 s s s 4 Lulu Kusuma Wardani 4 s 4 3 3 3 3 4 3 5 3 5 4 3 5 3 4 4 5 3 Ekawati 4 5 5 3 2 3 4 5 5 4 2 4 5 3 4 3 5 4 3 5 Devita Sari 5 3 3 5 3 3 5 5 3 5 3 4 4 3 5 5 5 5 4 5 M.Fahri Rahman 2 5 4 1 2 2 3 5 4 1 1 1 4 3 1 2 4 2 5 4 Haidar - 5 5 5 1 3 3 4 5 2 5 3 1 5 5 5 5 5 s 5 5 Dwi Utami Ningsih 5 5 4 3 1 1 1 5 3 4 1 5 5 5 5 4 4 4 5 4 Rizki Anto 4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 Flora Mau!ida 5 5 1 1 3 3 3 5 3 3 2 5 5 1 3 2 5 1 2 1 Fika Nuru! Hidayah 5 5 4 3 4 3 3 5 2 3 3 2 5 2 4 5 5 5 5 5 Deni Setiawan 4 3 4 1 1 1 1 4 5 4 1 2 5 2 1 2 3 3 1 4 Anindita Prameswari 5 5 5 5 3 3 3 5 4 5 4 5 5 2 5 4 5 5 5 5 Rini Nur Aulia 4 4 3 2 5 3 4 5 2 1 1 2 5 1 5 4 3 5 5 5 Reza Agustihya 5 3 2 3 1 l l 5 2 1 1 4 5 1 3 l 3 3 5 5 Suci Fitrianti 3 1 3 3 2 2 3 5 1 5 1 1 3 1 2 3 5 5 3 5 Nurliana Sari 5 4 5 5 3 3 1 5 1 4 2 1 5 1 4 1 3 3 5 5 EdiWahyudi 5 4 5 3 3 4 3 s 2 s 4 4 5 4 4 s 2 3 2 4 Sisbudiyanto 4 1 2 4 2 3 3 s 3 3 3 3 5 1 4 5 4 2 s 3 M.Huzaifi 5 3 1 2 1 1 2 3 2 1 1 2 3 1 2 2 4 2 s 4 Fauzan Ukhowi 5 3 4 2 4 2 4 s 2 4 2 2 4 2 2 3 4 4 4 4
' M. Yudi Setiawan 4 5 5 5 4 5 4 5 3 3 4 4 5 5 4 3 5 5 4 4 M. Haikal 5 5 1 l 2 3 3 5 3 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 ,
! Nelvi Susanti 5 2 3 2 3 5 5 5 2 2 3 2 3 4 2 3 4 5 4 4 Ahmad Zulfikar 5 3 4 2 1 1 1 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 Ritwan Pumomo 5 3 5 5 5 5 4 4 5 5 s 5 5 2 5 1 5 s 3 3
Jumlah 113 96 90 70 68 70 73 119 72 90 66 83 114 65 92 81 107 100 104 105
Tabel. 29
Nama dan Nilai Raport Mata Pelajaran PAI Siswa Kelas III
Variabel Y
No Nama Responden Nilai
1 Ahmad Zulfikar 0 2 Anindita Prameswari 79 3 Debby Silvya 79 4 Deni Setiawan 72
5 Devita Sari 81 6 wi Utami Ningsih 68 7 Edi Wahyudi 82 8 Ekawati 77 9 Fauzan Ukhowi 82 10 Fika Nuntl Hidayah 81 11 Flora Maulida 84 12 Haidar 77 13 Lulu Kusuma Wardani 67 14 M. Yudi Setiawan 65 15 Moh. Fachri Rahman 67 16 Muhmnmad Haykal 82 17 Muhammad Huzaifi 75 18 Nelvi Susanti 77 19 Nurliana Sari 67 20 Reza Agustihya 77
21 Rini Nur Aulia 77 22 Ritwan Purnomo 81 23 Rizkianto 82 24 Sis Budiyanto 75 25 Suci Fitrianti 79
Jumlah 1903
Rata-rata 76
C. Analisis Data
83
Setelah memperoleh angka dari prosentasi yang sudah di paparkan di
atas, maka langkah berikutnya adalah meneari angka korelasi antara variabel
X (perhatian orang tua) dan variabel Y (prestasi belajar agama Islam) dengan
menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :
84
Tabel. 30
Hasil perhitungan variabel X dan Y
Respond en x y X2 Y2 XY
I 73 79 5329 6241 5767
2 76 67 5776 4489 5092
3 78 77 6084 5929 6006
4 83 81 6889 6561 6723
5 56 67 3136 4489 3752
6 a 2 77 6724 5929 6314
7 74 68 5476 4624 5032
8 80 82 6400 6724 6560
9 59 84 3481 7056 4956
10 78 81 6084 6561 6318
11 52 72 2704 5184 3744
12 88 79 7744 6241 6952
13 69 77 4761 5929 5313
14 55 77 3025 5929 4235
15 ' 57 79 3249 I 6241 4503 I
16 ' 66 67 4356 4489 4422
17 76 82 5776 6724 6232
18 65 75 4225 5625 4875
19 47 75 2209 5625 3525
20 66 82 4356 6724 5412
21 86 65 7396 4225 5590
22 79 82 6241 6724 6478
23 68 77 4624 5929 5236
24 80 70 6400 4900 5600
25 85 81 7225 6561 6885
Jumlah 1778 1903 129670 145653 135522
85
Setelah dilakukan perhitungan seperti yang dapat dilihat pada tabel di
atas, maka dari hasil perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :
IX = 1778
2;Y = 1903
LX2 = 129670
2;Y2 = 145653
2;XY = 135522
Setelah diketahui 2;X, 2;Y, 2;X2, 2;Y2
, ,LXY, maka langkah
selanjutnya adalah mencari rxy:
N(I:XY)- (I:X)(I:Y) r = --;===================
·'Y ~{N.(l:X 2 )- (l:X) 2 }.{N(l:Y 2 ).(l:Y) 2}
25 .(135522 )- (1778 ).(1903) r = --.=========================
xy ~{25(129670 )- (1778 ) 2 }.{25(145653 )-(1903 ) 2}
3388050 - 3383534 r = -;==================
xy .J(3241750 - 3161284 ).(3641325 - 3621 ,409)
4516 r = -r===---
xy .J(80466 ).(19916)
4516 r = ----r=====
xy .J1602560856
4516 r =---
xy 40032
r xy = 0,113
Setelah melakukan perhitungan secara keseluruhan maka hasil yang
didapatkan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar agama Islam
diperoleh angka korelasi "r" Product Moment sebesar 0, 113. Ini
menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara variabel X dan variabel
Y nada tinrrkat hubunrran vanrr lemah atau sanrrat rendlah.
86
D. Interpretasi Data
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka penulis memberikan
interpretasi terhadap angka indeks korelasi "r" Product Moment melalui dua
cara, yaitu:
I . Interpretasi secara sederhana/kasar.
Interpretasi terhadap rxy dari perhitungan diatas temyata angka korelasi
antara variabel X (perhatian orang tua) dan variabel Y (prestasi belajar
agama Islam), bertanda negatif. Berarti diantara kedua variabel tersebut
tidak terdapat korelasi yang positif (korelasi tidak berjalan searah)
dengan memperhatikan besamya rxy (yaitu 0, 113) yang berkisar antara
0,00 - 0,20 berarti antara variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi
yang sangat lemah atau sangat rendah.
2. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai "r" Product Moment
Rumusan hipotesis nihil (Ho) yang penulis ajukan adalah :
Ha : Ada korelasi positif yang signifikan antara perhatian orang tua
dengan prestasi belajar agama Islam.
Ho : Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara perhatian orang
tua dengan prestasi belaj ar agama Islam.
Adapun kriteria pengajuannya adalah jika '"r" observasi (ro) sama
dengan atau lebih besar ( 2: ) daripada "r" tabel (rt) maka hipotesis
alternative (Ha) diterima atau terbukti kebenarannya. Sebaliknya, jika
"r" observasi ( ro) sama dengan atau lebih kkecil ( :'S ) daripada "r" tabel
(rt) maka hipotesis altematif (Ha) tidak dapat diterima atau tidak
terbukti kebenarannya dan Ho diterima ..
Untuk melihat apakah koefisien korelasi hasil perhitungan diatas
signifikan atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan r tabel (rt)
product moment dengan terlebih dahulu mencari derajat bebas (db)
karena dalam penelitian ini sampelnya berjumlah 25 orang dan variabel
yang dicari korelasinya ada dua yaitu hubungan perhatian orang tua (X)
Db=N-nr
=25-2
=23
87
Setelah diketahui db sebesar 23, diperoleh "r" product
momentpada taraf sifgnifikansi 5% diperoleh r tabel = 0,396 dan pada
taraf sifgnifikansi 1 % diperoleh r tabel = 0,505. Selanjutnya kita
bandingkan "rxy" dengan "r" label (rt) seperti diketahui rxy masing
masing adalah 0,113 sedang rt masing-masing 0,396 dan 0,505. Dengan
demikian temyata rxy adalah lebih kecil (:'S) daripada 11, baik pada taraf
signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1 %. Karena rxy lebih
kecil (:'S) daripada 11, maka hipotesis altematif (Ha) ditolak atau tidak
terbukti kebenarannya. Sedangkan Ho tidak dapat diterima atau tidak
terbukti kebenarannya. Dengan demikian berarti, tidak ada korelasi
positif yang kuat atau tinggi signifikan (meyakinkan) antara prestasi
belajar agama Islam. Hal ini beraiii semakin rendah perhatian orang tua
yang diberikan kepada anak, maka prestasi belajar agama Islam anak
akan semakin rendah pula.
Setelah uji hipotesis dilakukan, maka untuk mengetahui berapa besar
pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang dinyatakan dalan1 persen,
digunakan rum us koefisien dete1minasi dengai1 r = 0, 113.
KD=r2x 100%
=0,113 x 100%
= 1,28%
Jadi, angka koefisien penentu sebesar 1,28% menunjukkan bahwa
kontribusi hubungai1 perhatian orang tua dengan prestasi belajar agama
Islam adalah sebesar 1,28%, sedangkan sisanya 98, 72% adalah
sumbangai1 dari variabel lain yang juga menunjang tingkat prestasi
belajar siswa.
Dari hasil penelitian yang petmlis lakuk:m menunjukkan tidak
adanva hubun1mn oerhatian orang tua dengan orestasi belaiar agama
88
dilakukan dengan menggnnakan rumus Product Moment diperoleh
sebesar 1,28%.
Dengan demikian landasan teori pada penelitian ini hanya sedikit
yang dapat diterima, karena perhatian orang tua tidak sepenuhnya dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dibawah ini ada beberapa faktor
pendukung dan penghambat prestasi belajar.
Hubnngan perhatian orang tua dengan prestasi belajar s1swa
tersebut tidak terlepas dari adanya faktor pendorong seperti:
1. Adanya kesadaran yang tinggi dalam diri anak itu sendiri nntuk rajin
belajar ( faktor hereditas ).
2. Anak bukan hanya dapat belajar di dalam rumah saja tetapi anak
juga mendapatkan pelajaran yang informal, seperti: bimbel, belajar
kelompok, di!.
3. Faktor sekolah, adanya budaya sportifitas di lingkungan sekolah.
4. Faktor pergaulan di sekitar ru111ah. Teman yang baik akan membawa
anak tersebut kearah yang baik pnla, ha! ini juga dapat memberikan
motivasi kepada anak untuk saling berbagi pengetahuan dan bersaing
dalam pelajaran yang akhirnya akan memberikan hasil yang positif.
5. Lingkungan masyarakat yang berada disekitar sekolah, bila
lingkungan masyarakat tersebut baik maka kemungkinan besar akan
berdampak baik bagi sekolah dan siswa khususnya.
Sedangkan 98, 72% di pengaruhi oleh faktor lain, adapun faktor
lain yang mempengaruhi perhatian orang tua terhadap prestasi belajar
agama Islam siswa tidak terlepas pula dari faktor penghambat, antara
lain seperti:
1. Faktor dari dalam diri anak itu sendiri, yaitu anak mempunyai sifat
yang knrang baik, (malas, sulit konsentrasi) :;ehingga ia mengalami
hambatan dalam perkembangan diri dan prestasi.
2. Faktor keluarga, yaitu orang tua yang kurang mampu menyediakan
89
orang tua yang ekonominya cuk:up tetapi kurang dapat memberi
perhatian terhadap pendidikan anaknya.
3. Faktor teman dalam bergaul dapat pula mempengaruhi prestasi
belajai· siswa, karena ada teman yang lebih sering mengajak bermain
dibanding belajar, sehingga siswa tidak tedalu memikirkan kepada
tanggungjawabnya sebagai pelajar.
4. Kurangnya perhatian orang tua dan pengawasan serta keteladanan
yang diberikan kepada anak, sehingga mereka menyerahkan
sepenuhnya kepada pihak sekolah.
5. Kurangnya suasana rumah yang tenang, damai dan haimonis, sangat
berpengaruh terhadap proses belajar anak. Karena ha! itu sangat
mendukung belajai· anak, jika keadaan tidak hannonis, tidak damai
dan tidak tenang maka dalam belajar pun anak merasakan ketidak
tenangan sehingga apa yang dipelajari sulit untuk diingat dan
difahami.
6. Kurang variatifnya metode mengajar seorang guru sehingga siswa
terkadang merasa bosan dan j enuh di dalam kelas, dai1
mengakibatkan siswa malas I ngantuk untuk belajar.
7. Hubungan antara gnru dan siswa yang kurang baik biasanya gnru
yang sudah di benci siswa, maka pelajara.n ya11g di sainpaikannya
tidalc akan berhasil maksimal.
8. Kurangnya fasilitas belajar analc, maka akan mengakibatkan anak
anak untuk tidak dapat belajai· dengan baik.
9. Perpustakaan sekolah kurang memadai dan kurang merangsang
penggunaanya oleh siswa. Misalnya, buku-bukunya kurang lengkap
untuk keperluan siswa, pelayanannya kurai1g memuaska11,
ruangannya panas, tidak ada ruang baca, dan sebagainya.
IO. Fasilitas fisik sekolah yang tidak memenuhi syarat kesehatan da11
tidak terpelihara denga baik. Misalnya, dinding sekolah kotor, N ' t _ 1_1
90
kelas yang tidak berjendela, udara yang masuk tidak cukup, dan
pantulan sinar matahari tidak dapat menerangi ruangan kelas.
11. Kurikulum kurang baik, kurikulum yang tidak sesuai dan seimbang
dengan kebutuhan anak juga merupakan hambatan dalam proses
belajar.
12. Sikap guru yang egois, kepala sekolah yang otoriter, pembuatan
jadwal pelajaran yang tak mempertimbangkan kompetensi anak
didik, sehingga menyebabkan kurang menunjang proses belajar anak
didik.
13. Aktifitas dalam masyarakat, jika terlalu banyak tugas yang dijabat
dan dilakukan dalam beroganisasi, maka ha! itu akan menggauggu
belajar anak.
14. Corak kehidupan tetangga. Suatu contoh jika lingkru1gan
tetangganya suka berjudi, mabuk-mabukan, mencuri dan kebiasaan
buruk lain, maka ha! itu juga akan mempengarulli belajar dan
kehidupan anak.
15. Metode belajar anak yang kurang baik, contoh: pembagian waktu
belajar yang kurang baik, eara belajar yang salah, pembagian dan
penggunaan waktu istirahat yang kurang baik.
16. Tugas-tugas rumah yang terlalu banyak. Anak yang terlalu banyak
diberikan tugas rumah, contoh: mengasuh adik, mengerjakan
pekerjaan rumah seperti mencuci, rnembersihkan halaman,
melakukan pekerjaan sambilan untuk menambah penghasilan, hal ini
akan sangat mempengaruhi prestasi belajar anak karena waktu dan
konsentrasi yang mereka miliki menjadi terbagi.
Mendidik anak adalah tanggung jawab orang tua, karena orang
tua adalah sebagai pembimbing, teladan, pengawas, maupun sebagai
pengendali bagi anak-anaknya. Tetapi bila orang tua tidak
melaksanakan peranannya dengan baik, maka prestasi belajar anak pun
91
Selain itu dalam memperhatikan analc sangat dibutuhkan
kerjasama dengan pihak sekolal1. Orang tua memberikan bimbingan
serta pengawasan kepada anak ketika berada di rnmah, sedangkan gum
memberikan bimbingan dan pengawasan kepada anak ketika berada di
sekolah.
A. Kesimpulan
BABV
PENUTUP
Dari permasalahan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan
perhatian orang tua dengan prestasi belajar agama Islam adalah sebagai
berikut:
1. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di SM'P Negeri 238 Jakarta,
tingkat perhatian orang tua dalam bidang studi PAI terbnkti masih rendah.
Hal ini dapat dilihat dari rendahnya prosentasi pada bah 4. Adapun bentuk
bentuk perhatian orang tua diantaranya adalah:
a. Bimbingan orang tua terhadap belajar anaknya mendapatkan hasil
sebesar 67, 47%
b. Orang tua memonitoring kegiatan belajar anak mendapatkan hasil
sebesar 73, 90%
c. Orang tua menyediakan fasilitas belajar anak mendapatkan hasil
sebesar 81,40%
d. Kerjasama orang tua dengan guru mendapatkan hasil sebesar 65,20%
2. Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa perhatian orang tua yang
kurang baik akan mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa. Terbukti
dari data jumlah seluruh siswa yang mengisi angket sebanyak 25 anak
93
dan 75. Sedangkan 16 (enam belas) anak lainnya memperoleh nilai di atas
rata-rata. Nilai yang di atas rata-rata tersebut adalah: 77, 79, 81, 82, dan
84. Jadi, dari data hasil penelitian yang dilakukan di SMPN 238 Jakarta,
para orang tua yang perhatiannya kurang, temyata prestasi para siswa
tersebut tidak bagus. Ini menandakan betapa pentingnya perhatian orang
tua terhadap anak, karena dengan adanya perhatian orang tua
permasalahan dalam kesulitan belajar anak dapat dicari jalan keluamya.
Sebaliknya orang tua yang tidak perhatian dengan anak, prestasi anak
tersebut akan kurang memuaskan.
3. Melihat dari nilai raport siswa kelas llI SMPN 23 8 Jakarta Se Iatan yang
mengisi angket, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa hubungan
perhatian orang tua dengan prestasi belajar agluna Islam yaitu sebesar
0, 113 dengan demikian koefisien korelasinya lemah/rendah karena pada
rentangan 0, 00 - 0,20. Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat korelasi
yang rendah antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar PAI siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan pada bagian sebelum ini dengm1
keterbatasan yang penulis lakukan, penulis menyarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Kepada orang tua diharapkan dapat memberikan perhatian kepada anak
bukan dari fasilitas belajar saja namun juga kebutuban psikologisnya perlu
diperhatikan sehingga anak dapat terbantu dan berhasil dalam belajarnya.
Dan sebagai orang tua sesibuk apapw1 wajib memperhatikan anakuya
dalam belajar karena itu sudah tangungjawab oratlg tua.
2. Kepada guru diharapkan lebib meningkatkan kerjasama dengan orang tua
murid untuk mendapatkan informasi tentang anak sehingga dapat
membm1tu meningkatkm1 prestasi belajm· anak. Dan hendaknya kepada
orang tua, sekolah, dan guru tidak mengesampingkan PAL
3. Guna mengembangkan basil penelitian, sebailmya inahasiswa jika
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991.
Ali, Mohammad, Psiko/ogi Remaja, Jakarta : PT BUIUi Aksara, 2008.
Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Arikunto, Suharsimi, Pengelolaan Materiil, Jakarta: Prima Jaya, 1987.
___ , Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta: Rineka Cipta, 2006.
Badudu, J .S. kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994.
Baalbaki, Munir dan Rohi, Kamus Arab Indonesia Inggds, Terjemah Achmad Sunarto, Surabaya : Halim Jaya, 2006.
Baharits, Shalih, Adnan Hasan, Tanggung Jawab Ayah Terhadap Anak laki-laki, Jakarta: Gema Insani Press, 1966.
Lask, Bryan. Memahami dan mengatasi masalah anak, Jakarta: Gramedia, 1985
Wilson, Nadeak, Memahami anak remaja, Yogyakarta: Kanisius, 1991.
http://www.ipin4u.esmartstudent.com/psiko.htm, 13 sept 2008.
Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997.
Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT Bulan Bintang, 1996.
DEPAG RI, Al-Qur'an dan Te1jemahnya, Proyek Pengadaan Kitab Suci AlQur 'an, Jakarta: 1971.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Penerbit Cemerlang, 2003.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka: 1999.
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008.
Graha, Chairinniza, Keberhasilan Anak Tergantung Orang tua, Jakarta: PT Elex Media Komputindo,2007.
Gunawan, Ary H, Peranan Keluarga Memandu Anak, Jakarta : CV. Rajawali, 1986.
Hafidhuddin, Didin, Akhlak Sosial Muslim, Jakarta : Pustaka Zaman, 2000.
Hamid, Khuluk, Abdul, Bimbinglah anakmu mengenal Allah SWT : sebuah catatan untuk Rachmat Djatmika, Sistem Etika Islami, Jakarta : Pustaka Panji Mas, 1992.
Handoko,T. Hani, Manajemen, Jakarta: BPFE, 1995.
Hasbullah, Dasar-dasar Jlmu Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 1999.
Jalaluddin, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan Surabaya: Putra al-Ma'arif.
____ , Psikologi Agama, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2001.
Jumhur dan Surya, Muhammad, Bimbingan dan Penyuluhan di Seka/ah, Bandung: CV. llmu, 1975.
Kartono, Kartini, Bimbingan Be/ajar di SMA dan Perguruan tinggi, Jakarta : CV Rajawali.
Marimba, D. Ahmad, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung Al-Ma'arif, 1980.
Nasution, Tharnrin dan Nasution, Nurhalijah, Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Be/ajar Anak, Jakarta: Gunung Mulia, 1985.
Panglaykin dan Tarnzil, Hazil, Manajemen Suatu Pengantar, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1998.
Poerbakawatja, Soegarda H.A.H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: PT Gunung Agung 1981.
Pribadi, Sikun, Mutiara dan Pendidikan, Jakarta: Airlangga, 1987.
Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung CV. D ~....,,.;..,. V <'.l.-.:1<:1 1 OQh.
M. Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia : 2004.
Sabri, M. Yusuf, I/mu Pendidikan Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999.
Shaleh, Abdul Rachman, Pendidikan Agama dan Keagamaan, PT. Gemawaindu Pancaperkasa, 2000.
Sujana, Nana, Dasar-dasar Proses Belqjar Mengajar, Bandung Sinar barn algesindo, 1998.
__ ,Nana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Barn, 1989.
So bur, Alex, Pembinaan Anak dalam Keluarga, Jakarta: Gunung Mulia, 1988.
Suryabrata, Sumadi, Press, 1998.
Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Susilo, Madyo Eko dan Kasihadi, RB, Dasar-dasar Pendidikan, Semarang Effhar Publishing, 1990.
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1988.
Undang-undang R1 No.20, Sistem Pendidikan Nasional,(SISIDIKNAS), Bandung: Citra Umbara, 2003.
Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offset, 1995.
Winardi, Afotivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta : RajaGrafindo Persada : 2001.
Yunus, Mahmud, Metode Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: Al-Hidayah, 1974.
Zaini, Hisyam dkk, Desain Pembelajaran, Yogyakarta : C.T.S.D IAIN Sunan Gunung Jati. 2002.
Zuhairini et al., Metodik Khusus Pendidikan Agama Dilengkapi dengan Sistem 'AA,.rlul .r/, .. ,.,, PoJ•n'lrr;wntt \!inntTrH•i ~nrnh!'.nr~ • T Tc!lhn Ntic-iAnfl 1 1 QR 1
Jakarh1, 2~ Juli 2008
No. lslimewa
Lamp
Hal
I (satu) berkas
: l'cngajunn .Judul Skripsi
Kepacla Yang Terhormat,
Drs. II. Abd. Fatah Wibisono, M.A
Ketua Jurusan l'cndi<liknn A~umu Islam
Universitas Islam Negcri Syarif Hidayatuilc:i Jnharta
Assala11w 'a/ailmm Wr. Wb.
Salatn sejuhtera kanli san1paiknn, se111ogn. flao:.1tz s~1:a:1tin:-:a h~n1\!1~ da!:t1n lindung<:1n Allah SWT. dan :;e\alu sukses dala1n n1eujaJ~1r~i\al! aii.ti·,,ita:'i.
Sc!anjutnyo, snyn yang bcrtanda tanga11 Ji (J;t\1·aii ini :
Nainn
Nim
Se1nester
J urusan
Fakultas
: Ernn Asrna
: 204011002637
: VIII
: Pen<lidikan Aga1na lsh~ir.
: llmu Tarbiyuh dan Kegurua;1
Scbagai pcrsyaratan untuk me!lyclesaiakr. i'ro~wm Strata satu (SI) dc~gan ini men_gajukanjudul skripsi "Hul>ungau Anl11rn t'erh:ilian Onl'1~ Tua Dcngan Prestasi Bclujar A-gan1n Kslan1 Sis,va SMl' r~e:geri 23l< ~l3k\\rla".
Sebag?i baha:i pertimbangan, berikut saya brnpirklln :
1. Out line
2. Bab I, I!, lil
3. D;iftar Pustaka Sernentr.r:i
De1nikian surat pengajuan ini S.'.lya tu'1.t, c!':!nga11 oprn~1n.1 scinoga Uapu.t diteruna. At.as perhatiannya, saya ucapkan terima kas1h
W11ssa/1111111'alaikum Wr. 1"'71.
ar Skripsi
L1 \ /
Prof. Dr. D l • osyada, M.A
Nip.150 61 356
Pemo~' n
/,~)<or (.': (' -!l,L:.'-:-- ~U!lt S a
2tJ!,011 02M;;
DEPARTEMEN AGAMA UIN JAKARTA FITK JI. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
FORM (FR) No. Dokumen Tgl. Terbit No. Revisi: Hal
FJTK-FR-AKD-081 1 September 2008 00 1 /1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI ~~~~--~~~~~~~~~
Nomor : Un.Ol/F.l/KM.Ol.3! .. '1!?~72oos Lamp. : 1 berkas
Jakarta, 30 Oktober 2008
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth. Dr. Sururin, M.Ag Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Assa/amu 'a/aikum wr. wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Ema Asma
204011002687
Pendidikan Agama Islam
IX (sembilan)
Hubungan antara perhatian Orang Tua dengan prestasi
belajar Agama Islam Siswa di SMPN 238 Jakarta.
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 25 Juli 2008, abstraksi/out/ine terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'a/aikum wr. wb.
Tembusan: 1. Dekan F!TK
a.n. Dekan Kajur Pendidikan Agama Islam
\ ~·~
Dr. AF. Wibisono, MA /'NIP. 150236009
No. Dokumen FITK-FR-AKD-082 DEPARTEIVIEN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR) Tgl. Terbit 1 SeptembElr 2008 No.R-ev~i~si-:~~--::o~o--'-~~L-~-1
JI. Ir. H. Juanda No 95 Ciputa/ 15412 Indonesia Hal 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN ·'----'---'-'-~~~~~~-'-----'
Nomor: Un.01/F:l/KM.01.3! .. ?'b.)2008 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan lzin Penelitian
Kepada Yth. Kepala SMPN 238 Jakarta Selatan Di Tern pat
Assa/amu'afailwm wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahw21,
Nama
NIM
Ema Asma
204011002687
Pendidikan Agama Islam
IX (sembilan)
Jakarta, 30 Oktober 2008
Jurusan
Semester
Judul Skripsi , Hubungan antara perhatian Orang Tua dengan prestasi
belajar Agama Islam Siswa di SMPN 238 Jakarta.
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Ke~1uruan UiN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah/yang saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian pada lembaga pendidikan yang saudara pimpin.
Alas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassafamu'afaikum wr. wb.
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Delrnn Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
BERITA WAWANCARA
Nama : Elizarti, BA
Jabatan : Gum agama Islam
Lokasi : SMPN 238 Jakarta
Pukul : 10.00- 10.30
1. Sudah berapa lamakah anda menjadi guru agama Islam?
2. Bagaimana penilaian anda terhadap prilaku siswa SMPN 238 Jakarta secara
um um?
3. Metode apa sajakah yang anda gunakan dalam mengajar?
4. Apa dan bagaimana kebijakan yang diambil jika terjadi pelanggaran yang
dilakukan siswa?
5. Sejauh mana anda membimbing I mengawasi siswa dalam belajar?
Nama : Sigit Baskara
Jabatan: Wali Murid
Lokasi : Sekolah
Pukul : 10.40-11.10
BERITA WAWANCARA
l. Bagaimana cara anda menanamkan nilai-nilai agama pada diri anak?
2. Sejauh mana anda mengamati perkembangan sikap keberagamaan anak anda?
3. Bagaimana menurut pendapat anda tentang belajar anak di rumah setelah ada pengawasan dan bimbingan?
4. Apa dan bagaimana kebijakan yang diambil jika te1:jadi pelanggaran yang dilakukan anak?
5. Sejauh mana anda membimbing I mengawasi anak dalam belajar?
HASIL WAWANCARA
1. Saya menjadi guru agama Islam di SMPN 238 Jakarta sdama 26 tahun.
2. Prilaku siswa- siswi di sekolah ini biasa-biasa saja, tidak ada yang menonojol.
Seperti hal nya anak-anak remaja sekarang. Ada yang baik, cukup baik dan
ada juga yang kurang baik.
3. Metode yang sering saya gunakan adalah metode ceramah, metode bercerita
yaitu metode mengajar dengan cara menyampaikan materi pelajaran melalui
pendekatan alur cerita. Metode Tanya jawab. Dan metode diskusi yaitu jika
sekiranya mata pelajaran ada yang harus didiskusikan maka saya akan
menyuruh siswa membuat beberapa kelompok.
4. Pertama saya akan memanggil siswa tersebut, jika tidak bisa akan diberi
nasehat, jika tidak bisa dinasehati juga maka orang tua siswa tersebut akan di
panggil untuk datang ke sekolah. Jika masih tetap tidak bisa maka akan di
serahkan kepada guru BP.
5. Jika saya sedang menerangkan pelajaran siswa-siswi harus mendengarkan,
kemudian setelah saya selesai menerangkan saya memberi kesempatan kepada
siswa-siswi yang ingin bertanya jika diantara mereka ada yang belum
mengerti. Dan jika ada yang ingin mernintaizin untuk keluar/ke toilet saya
tidak akan mengizinkan jika mereka izinnya secara rombongan (rame-rame).
Karena akan mengganggu ketertiban kelas. Dan saya sebagai fasilitator
membantu proses kegiatan belajar dan memberi bantuan kepada siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar.
=~ ~ 110 V_IN::.is::JifJ~u.r,
lrlllLY';, -~~~c
HASIL WAW AN CARA
1. Dengan cara sebagai berikut :
a. Dengan memberi contoh tauladan, misalnya ketika kita menyuruh anak
sholat di masjid, maka kita sebagai orang tuanya harus ke masjid duluan.
b. Mengajak anak orang lain/ anak tetangga untuk bersama-sama melakukan
kegiatan keagamaan. Misalnya baca al-qur'an, sholat jama'ah, dan
bershodaqoh.
c. Mendo' akannya secara berkesinambungan.
2. Kami selalu memantau perkembangan sikap keberagamaan anak setiap hari,
tidak boleh lengah. Dan kami berusaha untuk mengajarinya sendiri baca al
qur' an dan bacaan sholat dan do'a-do'a harian. Walaupun di sekolah maupun
di madrasah sudah diajarkan.
3. Lebih baik, dengan catatan pengawasan dan bimbig:mnya bisa menyenangkan
anak. Misalnya kalau semua sudah dijalankan berilah pujian atau hadiah
walaupun hanya sebuah permen.
4. Mencari tahu terlebih dahulu kesalahan tersebut, disengaja atau tidak. Jika
disengaja diberi huln1man yang sesuai dengan tingkat kesalahan. Misalnya
kami membuat aturansetelah maghrib tidak boleh nonton tv. Jika melanggar
maka hukumannya 3 hari tidak boleh nonton tv.
5. Kami bersama-sama mendampingi dan memecahkan apa yang menjadi
permasalahan anak. Misalnya dalam menge1jakan PR, tugas-tugas, dan lain
lain.
Angket Penelitian
Hubungan Perbatiau Orang Tua dengan Prestasi l!:elajar Agama Islam
Siswa di SMPN 238 .Jakarta Selatan
Nama
Tempat/tanggal labir
Jenis kelamin
A. Petunjuk Pengisian
(P/L)
1. Bacalah dengan baik seluruh pertanyaan dan pilihanjawaban di bawah ini.
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jujur karena kejujuran anda
dapat membantu kami dalam mengumpulkan data objektif dalan1
penelitian ini.
3. Anda cukup memberi tanda silang (x) padajawaban yang sesuai dengan
kenyataan yang anda rasakan.
4. Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah, danjawaban responden akan
kanli jaga kerahasiaannya dengan sebaik-baiknya.
5. Kami mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan partisipasi anda
dalam mendukung kelancaran penelitian ini.
B. Pertanyaan dan jawaban
1. Orang tua anda menegur jika melihat anda malas belajar
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pernah
C. Kadang-kadang
2. Orang tua anda menyediakan perlengkapan belajar seperti meja belaj ar,
lampu belajar, buku-buku dan alat tulis yang anda butuhkan
A. Selalu D Jarang
B. Sering E. Tidak pemah
3. Orang tua anda menanyakan perkembangan belajar anda di sekolah
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pemah
C. Kadang-kadang
4. Orang tua anda mengawasi atau mengingatkan jam belajar anda di rumah
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pemah
C. Kadang-kadang
5. Orang tua anda ikut mengatasi kesulitan belajar anda di rumah
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pernah
C. Kadang-kadang
6. Orang tua anda memeriksa PR dan membantu (membirnbing) dalam
mengerjakannya
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pernah
C. Kadang-kadang
7. Orang tua anda dapat memberikan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan
pelajaran anda
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pemah
C. Kadang-kadang
8. Orang tua anda rnemberikan uang untuk membeli buku-buku pelajaran anda
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pemah
C. Kadang-kadang
9. Orang tua anda meminta atau menyuruh anda untuk sering membaca koran,
majalah dan buku-buku pengetahuan lain
A. Selalu D. Jarang r rr"-1_1_ ----~--.L
10. Ketika anda menyaksikan TV bersama orang tua anda, orang tua anda
memberi bimbingan terhadap acara TV tersebut
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pemah
C. Kadang-kadang
11. Orang tua anda menemani belajar anda bersama
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pernah
C. Kadang-kadang
12. Orang tua anda menyediakan buku-buku ilmu pengetahuan dan sebagainya di
rum ah
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pemah
C. Kadang-kadang
13. Orang tua anda mengingatkan anda untuk rajin belajar
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pernah
C. Kadang-kadang
14. Ketika anda mengalami kesulitan belajar, orang tua anda mengkonsultasikan
ha! tersebut kepada guru anda di sekolah
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pernah
C. Kadang-kadang
15. Orang tua anda menganjurkan anda untuk mengikuti kursus, bimbingan
belajar dan lain-lain
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pernah
C. Kadang-kadang
16. Jika terdapat keluarga lain seperti paman, bibi, nenek, sepupu clan lain-lain
dalam keluarga anda, mereka perhatian dalam pendidikan anda
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pemah
C. Kadang-kadang
17. Ketika anda asyik bermain kemudian lupa waktu belajar, shalat dan lain-lain,
orang tua anda memarahi/menasehati anda
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pernah
C. Kadang-kadang
18. Orang tua anda menanyakan hasil tes atau ulangan anda
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pernah
C. Kadang-kadang
19. Orang tua anda memperhatikan dan peduli terhadap situasi belajar anda
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pernah
C. Kadang-kadang
20. Orang tua anda menanyakan alasan jika anda tidak masuk sekolah
A. Selalu D. Jarang
B. Sering E. Tidak pemah
C. Kadang-kadang
l RAYA PEMERINTAII PROVINS! DAERAII KIIUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ( SMP) NEGERI 238 JAKARTA
JL Kalibata Utara VI No. 2 Durentiga Pancoran Jakarta Selatan Telp. 7991565
SURAT KETERANGAN Nomor: 460-1.851.521
Yang bertanda tangan di bawah ini kepala Sekolah Menengah Pe1iama ( SMP ) Negeri 238 akarta menerangkan bahwa :
Nam a NIM Jurusan Semester
:EMA ASMA : 204011002678 : Pendidikan Agama Islam : IX ( sembilan )
Yang bersangkutan telah melaksanakan penelitian di SMP Negeri 238 .Jakarta dari tanggal 3 lopember sampai dengan 17 Desember 2008 dalam rangka penyusunan skripsi di UIN dengan udul Hubungan antara perhatian Orang Tua dengan prestasi bel!\jar Agama Islam Siswa di SMP N 38 Jakarta.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergwmkan seperlw1ya.
Butir Soal (Variabel X) Jumlah
VariabelY je
(Prestasi) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
5 5 3 2 3 3 2 5 2 4 4 5 5 1 3 2 5 5 5 4 73 79 Wardani 4 5 4 3 3 3 3 4 3 5 3 5 4 3 5 3 4 4 5 3 76 67
4 5 5 3 2 3 4 5 5 4 2 4 5 3 4 3 5 4 3 5 78 77
5 3 3 5 3 3 5 5 3 5 3 4 4 3 5 5 5 5 4 5 83 81 1an 2 5 4 1 2 2 3 5 4 1 1 1 4 3 1 2 4 2 5 4 56 67
5 5 5 1 3 3 4 5 2 5 3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 82 77 1gsih 5 5 4 3 1 1 1 5 3 4 1 5 5 5 5 4 4 4 5 4 74 68
4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 80 82
' 5 5 1 1 3 3 3 5 3 3 2 5 5 1 3 2 5 1 2 1 59 84 :iayah 5 5 4 3 4 3 3 5 2 3 3 2 5 2 4 5 5 5 5 5 78 81 n 4 3 4 1 1 1 1 4 5 4 1 2 5 2 1 2 3 3 1 4 52 72 1eswali 5 5 5 5 3 3 3 5 4 5 4 5 5 2 5 4 5 5 5 5 88 79 l 4 4 3 2 5 3 4 5 2 1 1 2 5 1 5 4 3 5 5 5 69 77 ya 5 3 2 3 1 1 1 5 2 1 1 4 5 1 3 1 3 3 5 5 55 77
3 1 3 3 2 2 3 5 1 5 1 1 3 1 2 3 5 5 3 5 57 79 5 4 5 5 3 3 1 5 1 4 2 1 5 1 4 1 3 3 5 5 66 67 5 4 5 3 3 4 3 5 2 5 4 4 5 4 4 5 2 3 2 4 76 82 4 1 2 4 2 3 3 5 3 3 3 3 5 1 4 5 4 2 5 3 65 75 5 3 1 2 1 1 2 3 2 1 1 2 3 1 2 2 4 2 5 4 47 75
1wi 5 3 4 2 4 2 4 5 2 4 2 2 4 2 2 3 4 4 4 4 66 82 <wan 4 5 5 5 4 5 4 5 3 3 4 4 5 5 4 3 5 5 4 4 86 65
5 5 1 1 2 3 3 5 3 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 79 82 5 2 3 2 3 5 5 5 2 2 3 2 3 4 2 3 4 5 4 4 68 77
ar 5 3 4 2 1 1 1 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 80 70 >mo 5 3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 2 5 1 5 5 3 3 85 81 1lah 113 96 90 70 68 70 73 119 72 90 66 83 114 65 92 81 107 100 104 105 1778 1903 1rson 0.113