hubungan antara pelaksanaan pemberian motivasi … · motivasi dan lingkungan kerja dengan ......
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PEMBERIAN MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN
KEPUASAN KERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada Perusahaan Garmen Dunia & Co Klaten)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh : Vindy Agung Restyohadi
NIM : 012214077
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
ii
iii
“Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan
sampai selama-lamanya.“
( Ibrani 13 : 8 )
“Percaya Tuhan untuk mengatasi masalah-masalahmu, Dia
telah mempunyai pengalaman ribuan tahun.”
iv
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
� � � � � Skripsi ini kupersembahkan untuk :
� TUHAN Sang PENCIPTA, ROH KUDUS Sang PENUNTUN HATI, YESUS KRISTUS Sang KEKASIH SEJATI.
� Kedua orang tua tercinta. � Kakak dan adikku. � Semua yang telah mendukung dan
membantuku. �
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 09 Oktober 2007
Penulis
Vindy Agung Restyohadi
NIM 012214077
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Hubungan antara pelaksanaan pemberian motivasi dengan kepuasan kerja karyawan; (2) Hubungan antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan; dan (3) Hubungan antara pelaksanaan pemberian motivasi dan lingkungan kerja secara bersama-sama dengan kepuasan kerja karyawan.
Penelitian ini dilakukan di perusahaan garmen “Dunia & Co” Klaten. Populasi penelitian ini adalah karyawan non manajerial “Dunia & Co”, dan sampel penelitian adalah semua anggota populasi. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner. Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat secara sendiri-sendiri digunakan teknik analisis korelasi Product Moment, sedangkan secara bersama-sama antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan teknik analisis korelasi ganda Product Moment.
Pelaksanaan pemberian motivasi dengan kepuasan kerja karyawan memiliki hubungan yang positif dengan tingkat yang kuat, lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan memiliki hubungan yang positif dengan tingkat yang sedang, dan secara bersama-sama antara pelaksanaan pemberian motivasi dan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan memiliki hubungan yang positif dengan tingkat yang kuat.
vii
ABSTRACT
This research aims to assess : (1) The relationship between the implementation of motivation programme and employees job satisfaction; (2) The relationship between the work environment and employees job satisfaction; and (3) The relationship between the implementation of motivation programme and work environment simultaneously with employees job satisfaction.
This research is done at garment industry “Dunia & Co” Klaten. The population of this research is “Dunia & Co” non managerial employees, and this is a population research. The instrument of collecting data is questioner. To know the relationship between independent variable and dependent variable in partially, correlation Product Moment analysis technique is used, and multiple correlation Product Moment analysis technique is used to know the relationship simultaneously.
The conclusion are there is a strong positive relationship between the implementation of motivation programme and employees job satisfaction, there is a moderate positive relationship between work environment and employees job satisfaction. Simultaneously implementation of motivation programme and work environment have a strong positive relationship to employees job satisfaction.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH BAPA sebagai pencipta atas segala
kehidupan yang kita lihat, kita dengar dan kita rasa. Puji syukur kepada TUHAN
YESUS atas kasih karunia dan keselamatan, serta kepada ROH KUDUS atas
penyertaan, hikmat, akal dan budi sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Hubungan antara Pelaksanaan Pemberian Motivasi dan
Lingkungan Kerja dengan Kepuasan kerja Karyawan”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana ekonomi program studi manajemen. Skripsi ini diharapkan dapat menjadi
suatu bahan bacaan dan pertimbangan bagi semua pihak yang memerlukan dan
menggunakannya.
Dalam kesempatan ini, peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih
dengan hati yang tulus kepada :
1. Rama Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc., selaku Rektor
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak A. Yudi Yuniarto, SE., M.B.A., selaku Wakil Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
ix
5. Ibu B.R Diah Utari, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah dengan
sabar memberikan petunjuk serta bimbingan, sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Hg. Suseno, T.W., M.S, selaku dosen pembimbing II yang telah
dengan sabar memberikan petunjuk serta bimbingan, sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
7. Segenap dosen fakultas ekonomi program studi manajemen, terima kasih
atas ilmu dan bimbingan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis
mendapatkan ilmu yang berguna sebagai bekal masa depan.
8. Bapak Tonny Herwansita dan Ibu Shinta selaku pemilik dan pimpinan
perusahaan garmen “Dunia & Co” yang telah mengijinkan perusahaannya
sebagai tempat untuk melakukan penelitian.
9. Seluruh karyawan non manajerial “Dunia & Co” yang telah meluangkan
waktunya untuk mengisi kuesioner, guna melengkapi data penelitian.
10. Kedua orang tua saya, atas doa, kasih, kesabaran, dan perhatian yang telah
diberikan hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman manajemen angkatan 2001 (Kaka, Roni, Gonzales,
Cosmos, Dhaniek, Ryu, Adit, Ipang, Wawan, dan teman-teman lain yang
tak dapat saya sebutkan satu persatu), terima kasih atas bantuan dan
persahabatan kita selama ini teman.
12. Teman-teman KKP angkatan X kelompok satu pondokan Parjo keramik,
sungguh berarti memiliki keluarga seperti kalian selama dua minggu.
x
13. Mas Agung, dik Willy, dik Andre, terima kasih atas perhatian dan
dukungannya.
14. Saudara-saudara persekutuan Komisi Pemuda Gereja Kristen Jawa Wedi,
terima kasih atas doa dan dukungan kalian. Semoga Tuhan Yesus
senantiasa memberkati pelayanan kalian.
15. Teman-teman Paduan Suara “El Sanyor” GKJ Wedi, berikan pujian
kepada Tuhan lewat suara kalian. Tuhan memberkati.
16. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung yang belum saya
sebutkan, semoga Tuhan melimpahkan berkat atas kebaikan kalian.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan tersebut
di atas. Skripsi ini tentu saja masih jauh dari sempurna, sehingga penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan. Kepada peneliti lain
mungkin masih bisa mengembangkan hasil penelitian ini pada ruang lingkup yang
lebih luas dan analisa yang lebih tajam. Akhirnya semoga skripsi ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, September 2007
Penulis,
(Vindy Agung Restyohadi)
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………….. iii
HALAMAN MOTTO……………………………………………….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………… v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………….. vi
ABSTRAK…………………………………………………………… vii
ABSTRACT …………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR ………………………………………………. ix
DAFTAR ISI………………………………………………………… xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………… xvi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………… xvii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………….. 3
C. Batasan Masalah………..……………………………… 3
D. Tujuan Penelitian ……………………………………… 4
E. Manfaat Penelitian ……………………………………... 4
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. LANDASAN TEORI …………………………………. 6
1. Motivasi…..………………………………………… 6
a. Pengertian Motivasi ……………………………… 6
b. Komponen Motivasi …………………………….. 9
c. Teori Motivasi …………………………………… 11
d. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Motivasi …………………………………………. 18
e. Teknik Motivasi …………………………………. 21
f. Manfaat Pemberian Motivasi…………………….. 24
xii
2. Lingkungan Kerja……………………….................. 24
a. Pengertian Lingkungan Kerja …………………… 24
b. Bentuk dan Jenis Perencanaan Lingkungan
Kerja ……………………………………………. 25
3. Kepuasan Kerja…………………………………….. 28
a. Pengertian Kepuasan Kerja ……………………… 29
b. Teori-teori Kepuasan Kerja ……………………… 30
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
Kerja ……………………………………………... 34
B. HIPOTESIS PENELITIAN ……………………………. 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN ………………………………….. 36
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ……………… 36
1. Tempat Penelitian …………………………………...
2. Waktu Penelitian ……………………………………
C. SUBYEK DAN OBYEK PENELITIAN ……………… 36
1. Subyek Penelitian …………………………………... 36
2. Obyek Penelitian …………………………………… 36
D. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI
VARIABEL…………………………………………….. 37
1. Variabel Independen ………………………………... 37
2. Variabel Dependen …………………………………. 39
E. JENIS DATA DAN PENGUKURAN VARIABEL……. 40
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ……………………. 41
1. Observasi ……………………………………………. 41
2. Kuesioner …………………………………………… 41
G. POPULASI DAN SAMPEL …………………………… 41
H. UJI INSTRUMEN PENELITIAN ……………………… 42
1. Uji Validitas ………………………………………… 42
2. Uji Reliabilitas …………………………………….... 43
xiii
I. TEKNIK ANALISIS DATA …………………………... 43
1. Analisis Data Secara Kualitatif …………………….. 43
2. Analisis Data Secara Kuantitatif …………………… 45
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN …………… 49
B. LOKASI PERUSAHAAN ……………………………… 51
C. VISI DAN MISI PERUSAHAAN ……………………… 51
D. LOGO PERUSAHAAN ………………………………… 52
E. STRUKTUR ORGANISASI …………………………… 53
F. PERSONALIA …………………………………………. 69
1. Tenaga Kerja …………………………………........... 70
2. Hari dan Jam Kerja …………………………............. 70
3. Kesejahteraan Karyawan ……………….................... 70
G. PRODUKSI ……………………………………………. 70
1. Bahan Baku …………………………………………. 70
2. Peralatan …………………………………………….. 71
3. Hasil Produksi ……………………………………….. 71
4. Alur Proses Produksi ………………………………... 71
H. PEMASARAN …………………………………………. 72
1. Promosi Produk ……………………………………... 72
2. Keunggulan Perusahaan …………………………….. 72
3. Pasar Sasaran ………………………………………... 72
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN …………… 74
1. Pengujian Validitas …………………………………. 74
2. Pengujian Reliabilitas ………………………………. 77
B. ANALISIS DATA ……………………………………… 78
C. PEMBAHASAN ………………………………………... 82
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. KESIMPULAN ………………………………………… 85
B. SARAN ………………………………………………… 86
xiv
C. KETERBATASAN PENELITIAN …………………….. 89
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 90
LAMPIRAN – LAMPIRAN …………………………………………. 92
xv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1
Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi ……………………………… 46
2. Tabel 5.1
Analisis Uji Validitas Faktor Pelaksanaan Pemberian Motivasi …... 74
3. Tabel 5.2
Analisis Uji Validitas Faktor Lingkungan Kerja …………………… 75
4. Tabel 5.3
Analisis Uji Validitas Faktor Kepuasan Kerja ……………………… 76
5. Tabel 5.4
Analisis Uji Reliabilitas Tiap Variabel ……………………………... 78
xvi
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1.1
Hirarki Kebutuhan Maslow ………………………………………… 14
2. Gambar 4.1
Logo Perusahaan …………………………………………………… 52
3. Gambar 4.2
Struktur Organisasi ………………………………………………… 53
4. Gambar 4.3
Alur Proses Produksi ………………………………………………. 71
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 (Kuesioner Penelitian)
Kuesioner Penelitian ………………………………………………. 93
2. Lampiran 2 (Jawaban Kuesioner Penelitian)
A. Data Jawaban Kuesioner Faktor Pelaksanaan Pemberian
Motivasi ………………………………………………………… 100
B. Data Jawaban Kuesioner Faktor Lingkungan Kerja ……………. 101
C. Data Jawaban Kuesioner Faktor Kepuasan Kerja ………………. 102
3. Lampiran 3 (Uji Validitas dan Reliabilitas)
A. Hasil Uji Validitas Faktor Pelaksanaan Pemberian Motivasi ….. 103
B. Hasil Uji Validitas Faktor Lingkungan Kerja ………………….. 104
C. Hasil Uji Validitas Faktor Kepuasan Kerja …………………….. 105
D. Hasil Uji Reliabilitas …………………………………………… 106
4. Lampiran 4 (Analisis Data)
Hasil Uji Korelasi dengan Perhitungan Product Moment Pearson… 107
5. Lampiran 5 (Tabel Koefisien Korelasi)
Tabel Koefisien Korelasi (r) Pearson ………………………………. 108
6. Lampiran 6 (Proses Bisnis)
Proses Bisnis ……………………………………………………….. 109
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fungsi – fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan dalam suatu perusahaan atau organisasi adalah suatu
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan, karena merupakan satu kesatuan yang
apabila salah satu dari fungsi – fungsi manajemen tersebut tidak dapat diterapkan
dengan baik, maka akan terjadi ketimpangan – ketimpangan dalam suatu kegiatan
organisasi, sehingga dapat mempengaruhi tujuan organisasi. Dalam suatu
organisasi apabila ingin dapat berjalan dengan baik dan dapat melaksanakan
fungsi – fungsi manajemen dengan baik pula, maka diperlukan seorang pemimpin
yang berkualitas dengan kemampuan memimpin dan juga dapat memotivasi
karyawan dengan baik, sehingga kelangsungan hidup organisasi akan terjamin dan
karyawan akan merasa puas dalam bekerja.
Memotivasi karyawan merupakan salah satu cara dalam menggerakkan
dan mengarahkan karyawan agar dapat melaksanakan tugasnya masing – masing
dalam mencapai sasaran dengan penuh kesabaran, kegairahan dan bertanggung
jawab. Secara umum perusahaan akan membutuhkan orang yang bekerja dengan
motivasi yang tinggi. Orang yang bekerja dengan motivasi tinggi adalah orang
yang merasa senang dalam bekerja dan mendapatkan kepuasan dalam
pekerjaannya.
1
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan dalam bekerja adalah
faktor lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang nyaman pasti mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan, dengan demikian akan menaikkan produktivitas kerja.
Tapi bagaimana lingkungan kerja yang nyaman itu ? Apakah yang ruangannya
luas dan fasilitasnya lengkap ? Ini semua tentu merupakan bagian dari lingkungan
kerja yang nyaman. Dan siapapun pasti ingin bekerja di lingkungan yang nyaman.
Lingkungan kerja tidak hanya tentang lingkungan kerja fisik dengan
tempat kerja yang luas, nyaman, bersih, tetapi juga menyangkut hubungan antar
sesama rekan kerja, maupun dengan pimpinan perusahaan. Jika terjalin hubungan
yang baik antara sesama rekan kerja ataupun dengan pimpinan perusahaan, maka
kreativitas pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya akan dapat berkembang
dengan baik tanpa adanya tekanan, sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja
karyawan. Kepuasan kerja karyawan tidak hanya menyangkut mengenai upah
atau gaji yang diterima karyawan sesuai dengan yang diharapkannya, tetapi juga
dapat diperoleh dari penghargaan atau pujian dari pimpinan atas hasil kerjanya
dan rekan kerja yang ramah dan selalu mendukung.
Perusahaan yang ingin tetap hidup dalam menghadapi persaingan harus
memperhatikan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan, karena karyawan adalah salah satu aset perusahaan yang sangat
berharga. Faktor motivasi dan lingkungan kerja adalah beberapa faktor yang dapat
membuat kepuasan kerja karyawan.
Dengan diperhatikannya faktor - faktor tersebut, maka diharapkan
karyawan akan lebih puas dalam bekerja, sehingga dapat menambah produktivitas
2
kerja karyawan di perusahaan tersebut. Bagi karyawan dengan adanya motivasi
yang tinggi dan lingkungan kerja yang sehat, maka akan menimbulkan kepuasan
kerja tersendiri dan semangat kerja yang tinggi. Berdasarkan latar belakang yang
telah dijelaskan di atas, maka penulis mengajukan judul “Hubungan Antara
Pelaksanaan Pemberian Motivasi dan Lingkungan Kerja Dengan Kepuasan
Kerja Karyawan”.
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang di atas, dapat ditarik sebuah rumusan
permasalahan yaitu :
1. Apakah ada hubungan antara pelaksanaan pemberian motivasi dengan
kepuasan kerja karyawan ?
2. Apakah ada hubungan antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja
karyawan ?
3. Apakah ada hubungan antara pelaksanaan pemberian motivasi dan
lingkungan kerja secara bersama-sama dengan kepuasan kerja karyawan?
C. Batasan Masalah
Banyak faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan di
sebuah perusahaaan. Namun disini penulis hanya membatasi pada masalah
pelaksanaan pemberian motivasi dari pimpinan dan lingkungan kerja yang
mencakup kondisi fisik seperti penerangan, suhu udara, kebisingan, keamanan,
dan perlengkapan kerja maupun lingkungan kerja menyangkut hubungan
3
karyawan dengan pemimpin (supervisi) dan dengan sesama rekan kerja
(sosialisasi) sehingga terdapat hubungan dengan kepuasan kerja karyawan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pelaksanaan pemberian
motivasi dengan kepuasan kerja karyawan.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lingkungan kerja dengan
kepuasan kerja karyawan.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pelaksanaan pemberian
motivasi dan lingkungan kerja secara bersama-sama dengan kepuasan
kerja karyawan.
E. Manfaat Penelitian
Penulis berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi bebagai pihak,
yaitu bagi penulis sendiri, bagi Universitas Sanata Dharma, dan bagi perusahaan
yang akan diteliti.
1. Bagi Penulis
Penulis dapat menerapkan ilmu yang sudah dipelajari selama ini ke dalam
perusahaan yang diteliti.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepustakaan
untuk Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4
3. Bagi Perusahaan
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan masukan atau gambaran
yang sesungguhnya mengenai keadaan yang terjadi di perusahaan tersebut.
5
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Landasan Teori
1. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Ada banyak cara untuk memotivasi orang lain mencapai sasaran
atau menyelesaikan suatu tugas maupun mengatasi persoalan atau
tantangan yang dihadapinya. Salah satu karakteristik utama yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kemampuannya untuk
memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan atau misi dari
organisasinya. Kepemimpinan mempunyai kaitan erat dengan motivasi,
sebab keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain
tergantung pada penciptaan motivasi di dalam diri setiap bawahan,
kolega, maupun atasan pemimpin itu sendiri. Oleh karena itu agar
motivasi dapat dipahami dan diciptakan oleh setiap pemimpin, maka
harus terlebih dahulu memahami hakekat dan pengertian dari motivasi
itu sendiri.
Secara konkrit motivasi dapat diberi batasan sebagai “proses
pemberian motif (penggerak) bekerja kepada para bawahan sedemikian
rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya
tujuan organisasi secara efisien”. Memberikan motivasi adalah
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam memberi
6
inspirasi, semangat, dan dorongan kepada orang-orang lain untuk
bekerja lebih baik. (Sarwoto,1977:135).
Tingkah laku bawahan dalam kehidupan organisasi pada
dasarnya berorientasi pada tugas. Artinya, bahwa tingkah laku bawahan
biasanya didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan harus selalu
diamati, diawasi, dan diarahkan dalam kerangka pelaksanaan tugas
dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Motivasi dirasakan sebagai sesuatu yang sangat penting dalam
kehidupan organisasi, tetapi motivasi juga dirasakan sebagai sesuatu
yang sulit, hal ini disebabkan karena beberapa alasan :
1) Motivasi sebagai sesuatu yang penting (important subject)
Dikatakan penting karena peran pemimpin itu sendiri kaitannya
dengan bawahannya. Seorang pemimpin harus bekerja bersama –
sama melalui orang lain atau bawahan, untuk itu diperlukan
kemampuan memberikan motivasi kepada bawahan.
2) Motivasi sebagai sesuatu yang sulit (puzzling subject)
Dikatakan sulit, sebab motivasi sendiri tidak bisa diamati dan
diukur secara pasti. Dan untuk mengamati dan mengukur motivasi
berarti harus mengkaji lebih jauh perilaku masing-masing bawahan.
Bahkan di samping itu disebabkan adanya berbagai teori motivasi
yang berbeda-beda satu sama lain.
7
Pengertian motivasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Menurut pendapat Drs. Wahjosumidjo
Motivasi adalah :
• Suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara
sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi di
dalam diri seseorang, yang timbul diakibatkan oleh faktor di
dalam diri sesorang (intrinsik) atau faktor dari luar diri
(ekstrinsik). (Wahjosumidjo, 1987:174).
• Dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk
berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
(Wahjosumidjo, 1987:177).
2. Menurut W. Jack Duncan (1981)
Motivasi adalah suatu usaha sadar untuk mempengaruhi perilaku
seseorang agar supaya mengarah tercapainya tujuan organisasi.
(Wahjosumidjo, 1987:178).
3. Menurut pendapat Dr. T. Hani Handoko, M.B.A
Motivasi adalah :
• Kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara
perilaku manusia. (T. Hani Handoko,1999:251)
• Keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan – kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan. (T. Hani Handoko,1999:252).
8
4. Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA
Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang
anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan
(dalam bentuk keahlian dan ketrampilan) tenaga dan waktunya
untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian
tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan
sebelumnya. (Siagian, 1989:138).
5. Menurut Dra. Kartini Kartono
Motivasi adalah sebab, alasan dasar, fikiran dasar, dorongan bagi
seseorang untuk berbuat; atau ide pokok yang selalu berpengaruh
besar terhadap tingkah laku manusia. (Kartini Kartono,1985:157).
b. Komponen Motivasi
Berbagai hal yang biasanya terkandung dalam berbagai definisi
tentang motivasi antara lain adalah keinginan, harapan, kebutuhan,
tujuan, sasaran, dorongan, dan insentif. Karena itulah dapat dikatakan
bahwa bagaimanapun motivasi didefinisikan, terdapat tiga komponen
utama utamanya, yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan.
(Siagian,1989:142).
• Kebutuhan
Kebutuhan, yang merupakan segi pertama dari motivasi, timbul dari
dalam diri seseorang apabila ia merasa adanya kekurangan dalam
dirinya. Kebutuhan timbul apabila dirasakan adanya
9
ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki dengan apa yang
menurut persepsi yang bersangkutan seyogyanya dimilikinya, baik
dalam arti fisiologis maupun psikologis.
• Dorongan
Usaha untuk mengatasi ketidakseimbangan biasanya menimbulkan
dorongan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dorongan,
sebagai segi kedua motivasi, berorientasi pada tindakan tertentu yang
secara sadar dilakukan oleh seseorang. Dorongan dapat bersumber
dari dalam diri ataupun dari luar orang tersebut. Dorongan yang
berorientasi pada tindakan itulah yang sesungguhnya menjadi inti
motivasi, sebab apabila tidak ada tindakan, situasi
ketidakseimbangan yang dihadapi oleh seseorang tidak akan pernah
teratasi.
• Tujuan
Segi ke tiga motivasi adalah tujuan. Dalam teori motivasi, tujuan
adalah segala sesuatu yang menghilangkan kebutuhan dan
mengurangi dorongan. Dengan kata lain, mencapai tujuan berarti
mengembalikan keseimbangan dalam diri seseorang, baik yang
bersifat fisiologis maupun psikologis. Berarti tercapainya tujuan
akan mengurangi atau bahkan menghilangkan dorongan tertentu
untuk berbuat sesuatu.
10
c. Teori Motivasi
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi setiap
unsur pimpinan, sedang di pihak lain motivasi merupakan suatu hal
yang dirasakan sulit oleh para pemegang pimpinan. Motivasi
merupakan sesuatu yang dirasakan sulit, sebab untuk mengamati dan
mengukur motivasi setiap bawahan belum ada kriterianya. Demikian
pula motivasi yang ada pada setiap orang tidak sama, berbeda-beda satu
dengan lainnya. Banyaknya berbagai teori tentang motivasi merupakan
salah satu faktor penyebab yang menimbulkan kebingungan bagi para
pemimpin.
Di dalam mengkaji teori dari motivasi sebetulnya cukup
menarik dan teorinya dapat dikelompokkan/diklasifikasikan atas :
1. Teori Kepuasan (Content Theory).
2. Teori Berdasarkan Proses (Process Theory).
Dalam penelitian ini yang dibahas hanya teori Kepuasan. Teori
ini diikuti oleh beberapa pakar teori motivasi seperti Frederik Winslow
Taylor, A.H. Maslow, Frederick Herzberg, Douglas McGregor,
McClelland dan Claude S. George.
1) Teori Motivasi–Higienis / Teori Dua Faktor Herzberg.
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg tahun
1966 yang merupakan pengembangan dari teori hirarki kebutuhan
menurut Maslow. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Herzberg dan kawan-kawannya, terdapat dua faktor yang
11
mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi yakni faktor
intrinsik atau faktor pemuas atau sering disebut juga faktor
motivator dan faktor ekstrinsik atau faktor pemeliharaan atau sering
disebut juga faktor higienis.
Menurut Herzberg, tiadanya ketidakpuasan tidak selalu
menyebabkan adanya kepuasan. Masalah yang dihadapi perusahaan
mungkin mengurangi ketidakpuasan di satu pihak, dan memberikan
kepuasan di pihak lain. Ia menggunakan istilah ‘higiene’ (iklim-
baik) untuk faktor-faktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan, dan
‘motivator’ untuk faktor-faktor yang menambah kepuasan orang
dalam pekerjaan mereka. Di antara higiene ia sebutkan kebijakan-
kebijakan perusahaan dalam hal administrasi, gaji, supervisi oleh
para manajer, hubungan kerja, dan kondisi kerja. Menurut
Herzberg, faktor-faktor ini dapat membantu suatu organisasi untuk
mengurangi ketidakpuasan orang. Jika faktor-faktor itu tidak ada,
maka orang-orang akan tidak puas (orang menjadi sakit jika tidak
ada higiene yang layak). Tetapi, setelah faktor-faktor ini
diperhatikan, belum berarti bahwa orang-orang merasa puas
(seperti halnya orang-orang belum tentu menjadi sehat hanya
dengan hidup dalam keadaan yang baik higienenya). Untuk
memberikan kepuasan positif kepada orang-orang, Herzberg
menyoroti perlunya memperhatikan faktor-faktor yang secara
kualitatif (motivator) berbeda, yakni : keberhasilan mencapai
12
sesuatu, pengakuan yang diperoleh, pekerjaan itu sendiri, rasa
tanggung jawab, kemajuan dalam karier, dan peluang untuk belajar
hal-hal baru dan berkembang dalam pekerjaan.
Menurut Herzberg, faktor-faktor yang mengarah kepada
kepuasan kerja lain atau berbeda dengan dari faktor-faktor yang
mengarah kepada ketidakpuasan. Artinya, para manajer yang
berusaha menghilangkan faktor-faktor yang mengakibatkan
ketidakpuasan, mungkin saja berhasil mewujudkan ketenangan
kerja dalam organisasi, akan tetapi ketenangan kerja itu belum
tentu bersifat motivasional bagi para pekerja.
Perbedaan utama yang dibuat Herzberg antara higiene dan
motivator ialah bahwa higiene tidak langsung berhubungan dengan
kerja, dan oleh karena itu ia menamakannya ‘faktor-faktor yang
berhubungan dengan pekerjaan’, sedangkan motivator secara
langsung berhubungan dengan kerja, maka ia menamakannya
‘faktor-faktor tentang isi pekerjaan’. Dengan kata lain, Herzberg
menyarankan perlunya memeriksa kerja itu sendiri, dan untuk
menganalisis faktor-faktor yang akan menjadikan kerja itu suatu
pengalaman yang memuaskan. Menurut dia motivator menambah
kepuasan orang-orang dalam pekerjaan dan pengembangan mereka
selagi mereka bekerja dalam suatu organisasi.
Implikasi dari teori ini ialah bahwa seorang pekerja
mempunyai persepsi berkarya tidak sekedar mencari nafkah, akan
13
tetapi sebagai wahana untuk memuaskan berbagai kepentingan dan
kebutuhannya, bagaimanapun kebutuhan itu dikategorisasikan.
2) Teori Pemenuhan Kebutuhan (Hirarki Kebutuhan Maslow)
Menurut Maslow konsep hirarki kebutuhan ada 2, yakni :
kebutuhan-kebutuhan manusia dapat disusun dalam suatu hirarki
dari kebutuhan terendah sampai yang tertinggi, seperti ditunjukkan
dalam gambar 1.1, dan suatu kebutuhan yang telah terpuaskan
berhenti menjadi motivator utama dari perilaku.
Gambar 1.1
Hirarki Kebutuhan Maslow
1. Kebutuhan mempertahankan hidup/fisilogis (phisological needs)
5. Ke
butuh an aktua
lisasi diri & pemenuhan di
ri (self-actualiza
tion needs)
4. Kebutuhan harga diri (esteem needs)
3. Kebutuhan sosial (social needs)
2. Kebutuhan keamanan dan rasa aman (safety and
security needs)
Makanan, perumahan,
istirahat
Perlindungan, stabilitas
Cinta, persahabatan, kekeluargaan
Status, kehormatan
Prestasi, potensi diri
Gaji pokok, ruang istirahat, makan siang
Program pensiun, kondisi kerja
Rekan sekerja, kelompok kerja
Jabatan, penghargaan
Pekerjaan yang menantang, pengembangan ketrampilan
Con
toh Umum
KEBUTUHAN
14
Menurut Maslow, manusia akan didorong untuk
memenuhi kebutuhan yang paling kuat sesuai waktu, keadaan, dan
pengalaman yang bersangkutan mengikuti suatu hirarki. Dalam
tingkatan ini, kebutuhan pertama yang harus dipenuhi terlebih
dahulu adalah kebutuhan fisiologis. Setelah kebutuhan pertama
dipuaskan, kebutuhan yang lebih tinggi berikutnya akan menjadi
kebutuhan utama, yaitu kebutuhan akan keamanan dan rasa aman.
Kebutuhan ketiga akan muncul setelah kebutuhan kedua
terpuaskan. Proses ini berjalan terus sampai terpenuhinya
kebutuhan aktualisasi dan pemenuhan diri.
Teori Maslow berguna bagi manajer untuk memotivasi
karyawan, paling tidak dalam dua hal : Pertama, teori ini dapat
digunakan untuk memperjelas dan mempekirakan tidak hanya
perilaku individual tetapi juga perilaku kelompok dengan melihat
rata-rata kebutuhan yang menjadi motivasi mereka. Kedua, teori ini
menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan terendah relatif terpuaskan,
faktor tersebut akan berhenti menjadi motivator penting dari
perilaku, tetapi dapat menjadi sangat penting bila mereka
menghadapi situasi khusus, seperti disingkirkan, diancam, atau
dibuang.
3) Teori “X” dan “Y” dari McGregor
Teori ini dikemukakan oleh McGregor, yang berusaha
untuk menonjolkan pentingnya pemahaman tentang peranan sentral
15
yang dimainkan manusia dalam organisasi. Teori X menyatakan
bahwa para manajer menggunakan asumsi bahwa manusia
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: para pekerja pada dasarnya
tidak senang bekerja dan apabila mungkin akan berusaha
mengelaknya, karena para pekerja tidak senang bekerja, mereka
harus dipaksa, di awasi atau di ancam dengan berbagai tindakan
agar tujuan organisasi tercapai, para pekerja akan berusaha
mengelakkan tanggung jawab dan hanya akan bekerja apabila
menerima perintah untuk melakukan sesuatu, kebanyakan pekerja
akan menempatkan pemuasan kebutuhan fisiologis dan keamanan
diatas faktor lain yang berkaitan dengan pekerjaannya dan tidak
akan menunjukkan keinginan atau ambisi untuk maju.
Sebaliknya teori Y menyatakan bahwa para pekerja
memandang kegiatan bekerja sebagai hal yang alamiah seperti
halnya beristirahat dan bermain, para pekerja akan berusaha
melakukan tugas tanpa terlalu diarahkan dan akan berusaha
mengendalikan diri sendiri, pada umumnya para pekerja akan
menerima tanggung jawab yang lebih besar, para pekerja akan
berusaha menunjukkan kreatifitasnya dan oleh karenanya akan
berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan tanggung
jawab mereka juga dan bukan semata-mata tanggung jawab orang-
orang yang menduduki jabatan manajerial.
16
4) Teori Tiga Kebutuhan
Teori ini di kemukakan oleh David McClelland beserta
rekan-rekannya yang menyatakan bahwa pemahaman tentang
motivasi akan semakin mendalam apabila di sadari bahwa setiap
orang mempunyai tiga jenis kebutuhan yaitu:
• Need for Achievement (sering dengan rumus nAch), yaitu
kebutuhan untuk berprestasi, untuk mencapai sukses.
• Need for Power (nPow), yaitu kebutuhan untuk dapat
memerintah orang lain.
• Need for Affiliation (nAff), yaitu kebutuhan akan kawan,
hubungan akrab antar pribadi.
Menurut McClelland, tidak seperti di negara maju, orang-
orang di negara berkembang kurang nAch-nya. Yang lebih
menonjol nPow atau nAff-nya. (Anoraga, 1995:58).
5) Teori Evaluasi Kognitif
Inti teori ini adalah pandangan yang mengatakan bahwa
pengaruh motivasi intrinsik berkurang apabila seorang telah
bermotivasi oleh dorongan yang bersifat ekstrinsik. Teori ini
mengatakan bahwa apabila faktor-faktor motivasional yang bersifat
ekstrinsik kuat, maka motivasi intrinsik melemah. Dicontohkan jika
motivasi ekstrinsik seperti penghasilan yang menarik, seseorang
karyawan seolah-olah kehilangan kendali atas “nasibnya” dan
karena itu kepuasan menampilkan kinerja rendah, dengan kata lain
17
motivasi yang bersangkutan telah beralih dari motivasi intrinsik
menjadi motivasi ekstrinsik. (Siagian,1989:171).
d. Faktor – faktor yang Berpengaruh Terhadap Motivasi
Faktor-faktor motivasi yang digunakan dalam penelitian ini
dikutip dari teori dua faktor Herzberg. Faktor-faktor motivasi tersebut
akan diuraikan berikut ini :
1. Gaji (salary)
Gaji/upah adalah imbalan yang diterima oleh seseorang dari
organisasi atas jasa yang diberikannya, baik berupa waktu, tenaga,
keahlian atau ketrampilan. (Siagian,1989:129). Gaji/upah merupakan
faktor penting untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan
keluarganya. Gaji selain berfungsi memenuhi kebutuhan pokok bagi
setiap pegawai juga dimaksudkan untuk menjadi daya dorong bagi
pegawai agar dapat bekerja dengan penuh semangat.
2. Supervisi (supervision)
Seorang supervisor yang efektif harus mampu mengawasi,
mengarahkan serta mengendalikan bawahannya untuk mencapai
hasil-hasil yang diharapkan.
3. Kebijakan dan Administrasi
Keterpaduan antara pimpinan dan bawahan sebagai suatu
keutuhan atau totalitas sistem merupakan faktor yang sangat penting
untuk menjamin keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
18
4. Hubungan Kerja
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, haruslah
didukung oleh suasana kerja atau hubungan kerja yang harmonis
yaitu terciptanya hubungan yang akrab, penuh kekeluargaan dan
saling mendukung baik itu hubungan antara sesama pegawai atau
antara pegawai dengan atasan.
5. Kondisi Kerja
Kondisi kerja yang nyaman, aman dan tenang serta didukung
oleh peralatan yang memadai tentu akan membuat pegawai betah
untuk bekerja.
6. Pekerjaan itu sendiri (The work it self)
Pimpinan membuat usaha-usaha yang nyata dan meyakinkan,
sehingga bawahan mengerti akan pentingnya pekerjaan yang
dilakukannya. Untuk itu harus dihindarkan kebosanan yang mungkin
muncul dalam pekerjaan serta penempatan pegawai yang sesuai
dengan bidangnya.
7. Peluang untuk maju (advancement)
Setiap karyawan tentunya menghendaki adanya kemajuan
atau perubahan dalam pekerjaannya yang tidak hanya dalam hal jenis
pekerjaan yang berbeda atau bervariasi, tetapi juga posisi yang lebih
baik. Setiap karyawan menginginkan adanya promosi ke jenjang
yang lebih tinggi, mendapatkan peluang untuk meningkatkan
pengalamannya dalam bekerja. Peluang bagi pengembangan potensi
19
diri akan menjadi motivasi yang kuat bagi pegawai untuk bekerja
lebih baik.
8. Pengakuan/penghargaan (Recognition)
Salah satu ciri manusia ialah bahwa dia mempunyai harga
diri. Karena itu semua orang memerlukan pengakuan atas
keberadaan dan satatusnya oleh orang lain. (Siagian,1989:155).
Pimpinan yang bijak akan selalu memberikan pengakuan atau
penghargaan kepada karyawan yang telah menunjukkan prestasi
membanggakan sebagai faktor motivasi yang efektif bagi
peningkatan prestasi kerja pegawainya.
9. Keberhasilan (achievement)
Setiap orang tentu ingin dipandang sebagai orang yang
berhasil dalam hidupnya. Keberhasilan itu bahkan mencakup seluruh
segi kehidupan dan penghidupan seseorang. Keberhasilan
melaksanakan pekerjaan merupakan motivasi tersendiri bagi
seseorang.
10. Tanggung Jawab (Responsbilities)
Setiap orang yang bekerja pada suatu perusahaan/organisasi
ingin dipercaya memegang tanggung jawab yang lebih besar dari
sekedar apa yang telah diperolehnya. Untuk dapat menumbuhkan
sikap tanggung jawab terhadap bawahan, maka pimpinan harus
menghindari pengawasan yang ketat, dengan memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk bekerja sendiri sepanjang
20
pekerjaan itu memungkinkan dan menumbuhkan partisipasi.
Penerapan partisipasi akan membuat bawahan terlibat dalam
perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan.
e. Teknik Motivasi
Teknik Motivasi ialah kemampuan seseorang atau pemimpin
secara konseptual atau dengan berbagai sumber daya dan sarana dalam
menciptakan situasi yang memungkinkan timbulnya motivasi pada
setiap bawahan atau orang lain untuk berperilaku sesuai dengan tujuan
organisasi. (Wahjosumidjo,1987:197).
Menurut Strauss dan Sayles, ada 5 macam teknik memotivasi,
yaitu:
1. Dengan kekerasan (The strong approach)
Dalam hal ini pemimpin lebih menekankan wewenang yang
dimilikinya dan memberikan sedikit mungkin kebebasan setiap
bawahan.
2. Bersikap baik (The be good approach)
Pemimpin berusaha meningkatkan semangat bawahan dengan
memberikan kondisi kerja yang baik, berbagai tunjangan, servis,
gaji yang tinggi, dan sebagainya.
3. Melalui peundingan secara implisit (Implicit bargaining)
Pada prakteknya melalui persetujuan antara atasan dan bawahan
terhadap hasil kerja dengan imbalan yang akan diberikan oleh
atasan.
21
4. Melalui kompetisi (competition)
Kompetisi merupakan sumber motivasi yang cukup, setiap orang
bergantung pada dirinya sendiri untuk melaksanakan pekerjaan
sebaik mungkin. Gaji, promosi diberikan kepada mereka yang
bekerja sangat baik, sehingga persaingan memenuhi beberapa
bentuk kebutuhan. Kelemahan bentuk ini adalah tidak setiap
pekerja mempunyai ambisi yang sama dan persaingan yang
berlebihan dapat merusak organisasi.
5. Internalisasi (internalized motivation)
Dalam hal ini perlu diperhatikan :
a. Kepuasan kerja yang internalisasi dapat ditingkatkan melalui
perluasan pekerjaan (job enlargement) dan penggiliran
pekerjaan (job rotation).
b. Pentingnya kepuasan sosial dalam pekerjaan seperti
pengembangan persahabatan dan rasa kebersamaan.
c. Gaya kepemimpinan yang diperlihatkan oleh atasan.
Sehubungan dengan internalisasi motivasi perlu diperhatikan
kembali berbagai kebutuhan bawahan. Dan berbagai
kebutuhan tersebut seperti : ketrampilan, kebebasan, prestasi,
pengertian, pengetahuan, posisi seseorang, pujian, penerimaan,
perhatian, rasa percaya diri.
Dari berbagai teknik tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam
memotivasi bawahan, ada dua macam teknik :
22
1. Dengan cara negatif.
Teori ini pada dasarnya mengajarkan, bahwa untuk memotivasi
orang, harus dilakukan dengan kekerasan, yaitu hukuman, atau
dengan pukulan terhadap yang bersangkutan, agar mereka mau
melaksanakan apa yang diperintahkan.
2. Dengan cara positif.
Teori ini pada dasarnya adalah proses untuk mencoba
mempengaruhi orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita
inginkan dengan cara memberikan kemungkinan untuk
mendapatkan hadiah dan dengan memenuhi hygienic factors dalam
melaksanakan motivasi.
f. Manfaat Pemberian Motivasi
Memotivasi orang berarti memahami apa yang mendorong dan
merangsang orang untuk bekerja. (Keenan, 1996:65). Manfaat dari
pemotivasian adalah (Keenan, 1996:65) :
1. Pekerjaan akan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam
skala waktu yang sudah ditentukan.
2. Orang akan senang melakukan pekerjaannya dan merasa berharga.
3. Orang akan bekerja keras karena mereka ingin mengerjakan apa
yang sedang mereka kerjakan.
4. Kinerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak
akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan.
23
5. Semangat juangnya akan tinggi, hal ini akan memberikan suasana
bekerja yang bagus di semua bagian.
2. Lingkungan Kerja
a. Pengertian Lingkungan Kerja
Beberapa definisi lingkungan kerja menurut beberapa ahli
adalah sebagai berikut:
1. Menurut Alex S Nitisemito, lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang ada di sekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. ( Nitisemito,
1982 : 183 ).
2. Menurut Dra. Kartini Kartono, lingkungan kerja adalah kondisi-
kondisi materiil dan psikologis dari kerja. (Kartono,1985:160).
3. Menurut Agus Ahyari, lingkungan kerja adalah suatu lingkungan
dimana karyawan tersebut bekerja dan melaksanakan tugas sehari-
hari yang meliputi pelayanan perusahaan terhadap karyawan,
kondisi kerja karyawan, dan hubungan karyawan dengan karyawan
yang lain. (Ahyari,1984:206-207).
b. Bentuk dan Jenis Perencanaan Lingkungan Kerja
Ada berbagai macam bentuk dan jenis perencanaan lingkungan
kerja karyawan. Namun, secara garis besar dapat dipisahkan menjadi
tiga kelompok utama, yakni (Ahyari,1983:206) :
24
a. Pelayanan Perusahaan Terhadap Karyawan
Pelayanan perusahaan terhadap karyawan ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kepuasan dan kenyamanan dalam bekerja dan
mendorong motivasi bekerja para karyawan. Pemberian fasilitas itu
meliputi pemberian fasilitas kesehatan bagi karyawan, tersedinya
fasilitas peralatan kantor yang memadai; seperti tersedianya
komputer, meja dan kursi kerja, dan pemberian fasilitas-fasilitas
lainnya yang dapat mendukung karyawan untuk bekerja lebih baik.
b. Kondisi Kerja
Kondisi kerja yang dimaksudkan adalah kondisi dalam
artian fisik yang berhubungan langsung dengan pekerjaan para
karyawan di dalam perusahaan.
Pengaturan dan pemeliharaan kondisi kerja yang baik akan
mempengaruhi hasil kerja para karyawan, sehingga produktivitas
kerja karyawan dapat ditingkatkan.
Kondisi kerja yang berhubungan dengan karyawan ini
meliputi penerangan, suhu udara, keadaan suara (kebisingan),
perlengkapan kerja, kebersihan, serta keamanan kerja dalam
perusahaan.
• Penerangan (tata lampu)
Penerangan sebagai salah satu bagian dari kondisi kerja perlu
mendapat perhatian dari manajemen perusahaan. Penerangan
yang dimaksud adalah cukupnya sinar / cahaya yang masuk di
25
dalam ruang kerja masing-masing karyawan perusahaan.
Penerangan sangat berkaitan dengan ketelitian kerja para
karyawan dan dapat mengurangi tingkat kecelakaan kerja.
Penerangan yang baik adalah penerangan yang penyebarannya
merata di seluruh ruangan tempat bekerja. Dengan penerangan
yang baik ini para karyawan akan dapat bekerja dengan baik
dan teliti, sehingga hasil kerja para karyawan tersebut
mempunyai kualitas yang cukup baik.
• Keadaan suara (kebisingan)
Siapapun juga tidak senang mendengar suara yang bising.
Karena itu kebisingan merupakan gangguan terhadap
seseorang. Kebisingan yang terus menerus mungkin
menimbulkan kebiasaan, sehingga kebisingan tersebut tidak
dirasakan sebagai gangguan. Tetapi keadaan ini tidak terjadi
pada setiap orang. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang menuntut
konsentrasi, maka kebisingan merupakan gangguan yang harus
diperhatikan.
• Suhu udara
Suhu udara yang terlalu panas akan dapat menyebakan
turunnya gairah kerja dari para karyawan. Turunnya gairah
kerja ini dapat menyebabkan kesalahan-kesalahan yang dapat
menyebabkan produktivitas menurun. Untuk membantu para
karyawan dalam bekerja pada suhu udara yang panas,
26
perusahaan dapat melakukan pengaturan udara di dalam ruang
kerja para karyawan dengan cara membuat ventilasi udara
yang cukup, memasang kipas angin, atau memasang pendingin
ruangan, dan lain sebagainya.
• Kebersihan
Lingkungan kerja yang bersih pasti akan menimbulkan rasa
senang, dan rasa senang ini akan dapat mempengaruhi
seseorang untuk bekerja lebih semangat dan bergairah.
• Keamanan kerja
Keamanan kerja menjadi sangat penting dalam kaitannya
dengan kepuasan kerja karyawan. Beberapa faktor yang dapat
menjadi penyebab turunnya tingkat keamanan kerja yang perlu
diperhatikan misalnya tidak tersedianya peralatan yang
memadai, luas gedung tidak memadai, sempitnya ruang gerak
karyawan, ventilasi yang tidak cukup untuk pertukaran udara,
tidak menggunakan peralatan pengamanan saat bekerja.
c. Hubungan Antar Karyawan
Kerja sama yang baik dengan sesama rekan kerja akan
membantu kelancaran berkomunikasi saat maupun setelah
melakukan pekerjaan. Apabila hubungan dengan rekan kerja dapat
terbina dengan baik, maka akan memunculkan ide-ide atau gagasan
yang lebih baik.
27
Teman-teman kerja yang menyenangkan dan kooperatif
sangat mempengaruhi kenyamanan dan kepuasan dalam bekerja di
kantor. Hubungan kerja ini tidak hanya dilakukan terhadap teman
sekerja, namun juga dengan pimpinan perusahaan, sehingga akan
terjadi hubungan kerja yang baik dan akan mengurangi tingkat
konflik dalam perusahaan.
3. Kepuasan Kerja
Gagasan mengenai kepuasan kerja berbeda dari satu orang ke
orang lainnya dan semua itu bergantung kepada beberapa faktor. Arti
penting yang relatif dari faktor-faktor ini juga tidak dapat diukur. Pada
umumnya, dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja adalah hasil dari
interaksi di antara kepuasan-kepuasan yang berhubungan dengan
perusahaan dan manajemen, penyelia, rekan sekerja, ganjaran keuangan,
kondisi kerja, peluang dan status promosi, dan sifat pekerjaan itu sendiri.
a. Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja, atau dalam arti yang lebih khusus, kepuasan
karyawan dalam bekerja, merupakan suatu pengertian yang sulit
didefinisikan kendati dengan istilah sederhana sekalipun. Bagi
karyawan sendiri, kepuasan kerja muncul bila keuntungan yang
dirasakan dari pekerjaannya melampaui biaya marjinal yang
dikeluarkan, yang oleh karyawan tersebut dianggap cukup memadai.
(Fraser, 1985:43). Namun demikian, rasa puas itu bukan keadaan yang
28
tetap, karena dapat dipengaruhi dan diubah oleh kekuatan-kekuatan
baik dari dalam maupun dari luar lingkungan kerja.
Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA, kepuasan kerja
adalah sikap umum seseorang terhadap pekerjaanya. Artinya secara
umum dapat dirumuskan bahwa seseorang yang memiliki rasa puas
terhadap pekerjaannya akan mempunyai sikap positif terhadap
organisasi di mana ia berkarya. Sebaliknya, orang yang tidak puas
terhadap pekerjaannya akan cenderung bersikap negatif terhadap
organisasi di mana ia bekerja. (Siagian,1989:126).
Sedangkan menurut Wexley dan Yukl, kepuasan kerja adalah
cara seorang pekerja merasakan pekerjaannya. Kepuasan kerja
merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang
didasarkan atas aspek-aspek pekerjaannya bermacam-macam.
(Wexley & Yukl, 1988:129).
Tiffin mengemukakan pendapatnya bahwa kepuasan kerja
adalah berhubungan dengan sikap karyawan terhadap pekerjaan itu
sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dan sesama
karyawan. (As’ad, 1978:62).
b. Teori – teori Kepuasan Kerja
Menurut Lawler empat pendekatan dapat diidentifikasikan
dalam teori kepuasan (Usmara, 2006:96) :
29
1. Teori Pemenuhan ( fulfillment theory )
Menurut teori pemenuhan, berbagai ukuran kepuasan
bergabung untuk menentukan kepuasan secara keseluruhan. Oleh
karena itu, dalam menentukan kepuasan secara utuh, faktor-faktor
yang penting harus lebih dipertimbangkan. Para peneliti yang
menyetujui pendekatan pemenuhan mengukur kepuasan seseorang
hanya dari jumlah barang dan pendapatan yang mereka terima. S
Sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa kepuasan
seseorang merupakan fungsi dari jumlah yang mereka terima
maupun jumlah yang menurut mereka seharusnya mereka terima.
Intinya bahwa reaksi orang terhadap sesuatu yang mereka terima
bukan hanya tergantung pada seberapa besar yang mereka terima,
tetapi reaksi mereka sangat dipengaruhi oleh faktor perbedaan
individual, misalnya apa yang mereka inginkan dan apa yang
menurut mereka seharusnya mereka terima.
Jika perusahaan hanya memberikan sedikit kemungkinan
bagi pemusan kebutuhan, mereka yang memiliki keinginan paling
kuat atau aspirasi paling tiggi adalah yang paaling tidak puas.
2. Teori Ketidaksesuaian ( Discrepancy theory ).
Banyak psikolog mengusulkan pendekatan ketidaksesuaian.
Mereka berpendapat bahwa kepuasan ditentukan oleh perbedaan
antara pendapatan aktual yang diterima oleh seseorang dan
30
beberapa level pendapatan yang lain. Teori ini sangat berbeda
dalam mendefinisikan level penghasilan. Menurut beberapa teori,
penghasilan adalah pendapatan yang menurut seseorang seharusnya
dia terima; sedangkan menurut teori yang lain penghasilan adalah
pendapatan yang diharapkan akan diterima. Semua pendekatan
teoretikal menyatakan bahwa apa yang diterima harus
dibandingkan dengan level pendapatan yang lain, dan jika terdapat
perbedaan – jika pendapatan yang diterima lebih rendah daripada
level pendapatan yang lain – timbul ketidakpuasan.
Ketzell menampilkan dua pendekatan teori ketidaksesuaian
yang mungkin paling lengkap :
Teori ketidaksesuaian tersebut menunjukkan :
a. Kepuasan sebagai perbedaan antara jumlah aktual dan jumlah
yang diinginkan dan perbedaan ini harus dibagi dengan jumlah
pendapatan yang diinginkan.
b. Semakin besar jumlah yang diinginkan seseorang, semakin
kecil kepuasan yang akan diperoleh akibat ketidaksesuaian
yang ada.
Kepuasan = 1 – ( X – V / V ) Dimana : X adalah jumlah pendapatan aktual
V adalah jumlah pendapatan yang diinginkan
31
c. Mendapatkan lebih banyak daripada yang diinginkan akan
memberikan kepuasan yang lebih kecil dibandingkan dengan
kepuasan yang diperoleh jika mendapatkan sama dengan
jumlah yang diinginkan.
d. Teori ketidaksesuaian mengacu pada apa yang diinginkan
orang.
e. Teori ini juga mengacu pada apa yang dirasa seseorang
seharusnya dia terima.
3. Teori Keadilan ( Equity thory ).
Teori keadilan menyatakan bahwa manusia ingin
mempertahankan keseimbangan dan teori ini membantu kita untuk
memahami bagaimana para karyawan menentukan apakah mereka
diperlakukan secara adil. Teori keadilan pada dasarnya adalah teori
motivasi, tetapi terdapat beberapa hal mengenai penyebab
kepuasan dan ketidakpuasan yang perlu diungkapkan.
Adams menyatakan dalam versinya tentang teori keadilan
bahwa kepuasan ditentukan oleh keseimbangan input-outcome
yang dirasakan seseorang dengan cara sebagai berikut :
Keadilan yang dirasakan atas penghargaan seseorang
ditentukan oleh keseimbangan input-outcome, keadilan yang
diterima ini menentukan kepuasan.
32
Berikut ini pokok-pokok dari isi teori keadilan :
a. Kepuasan berakhir pada saat ada keadilan, dan ketidakpuasan
berakhir pada saat ada ketidakadilan.
b. Kepuasan ditentukan oleh perbandingan rasa relatif dari apa
yang diterima oleh seseorang dari pekerjaannya terhadap
beban pekerjaannya.
c. Baik penghargaan yang berlebih maupun penghargaan yang
kurang dapat mengarah pada ketidakpuasan, meskipun
perasaan tersebut akan sedikit berbeda. Teori ini menekankan
bahwa penghargaan yang berlebih mengarah pada perasaan
bersalah; sedangkan penghargaan yang kurang, mengarah pada
persaan diperlakukan tidak adil.
d. Teori keadilan menekankan pada pentingnya keseimbangan
input-outcome orang lain yang menentukan bagaimana
seseorang akan akan menilai keadilan dari keseimbangan
input-outcomenya sendiri.
Teori keadilan berpendapat bahwa orang-orang yang
mengevaluasi keadilan dari keseimbangan input-outcome
mereka sendiri dengan cara membandingkannya dengan
keseimbangan input-outcome pembanding (orang yang mereka
tetapkan sebagai pembanding).
33
4. Teori Dua Faktor ( two-factor theory ).
Seperti telah dijelaskan pada teori motivasi dari Herzberg di
atas, bahwa terdapat dua faktor yang terlibat dalam kepuasan kerja.
Pertama adalah faktor pemuas atau sering disebut motivator seperti
pengakuan, tanggung jawab, dan pencapaian berhubungan dengan
kepuasan bekerja. Dan yang kedua adalah faktor yang berkaitan
dengan ketidakpuasan atau sering disebut faktor higiene seperti gaji
dan kondisi kerja. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
penjelasan teori motivasi dari Herzberg yang telah telah dijelaskan
sebelumnya.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Parkinson, Rustomji, dan Sapre (1989) menyimpulkan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja adalah sebagai
berikut (Parkinson, Rustomji, Sapre, 1989:24) :
1. Minat intrinsik suatu subyek.
2. Variasi kerja.
3. Otonomi dalam kerja.
4. Kesempatan untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuan.
5. Peranan uang (upah / gaji).
6. Status.
7. Peluang untuk promosi.
8. Rasa aman dalam pekerjaan.
34
Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA terdapat empat
faktor yang dapat mengakibatkan kepuasan kerja, yaitu
(Siagian,1989:128) :
1. Pekerjaan yang penuh tantangan.
2. Penerapan sistem penghargaan yang adil.
3. Kondisi kerja yang mendukung.
4. Sikap rekan sekerja.
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. (Sugiyono, 1999:51).
Berdasarkan landasan teori di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
hipotesis penelitian yaitu :
1. Ada hubungan antara pelaksanaan pemberian motivasi dengan kepuasan kerja
karyawan.
2. Ada hubungan antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan.
3. Ada hubungan antara pelaksanaan pemberian motivasi dan lingkungan kerja
secara bersama-sama dengan kepuasan kerja karyawan.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus, dimana hasil penelitian berlaku bagi
kasus itu sendiri dan tidak bisa digeneralisasikan pada keadaan di luar kasus
tersebut. Dalam penelitian ini, kesimpulan hanya berlaku terbatas pada perusahaan
yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian : Perusahaan garmen “Dunia & Co”
Alamat : Jln. Ahmad Yani, no. 32, Wedi, Klaten
2. Waktu Penelitian : Bulan Mei 2007 – bulan Juni 2007
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah responden yang akan diberi pertanyaan
untuk memberikan informasi kepada penulis yakni karyawan non
manajerial perusahaan garmen “Dunia & Co”.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah ini adalah data-data atau variabel-variabel yang
akan diteliti yakni mengenai pemberian motivasi kerja dan lingkungan
kerja karyawan pada perusahaan garmen “Dunia & Co”.
36
D. Variabel Penelitian dan Definisi Variabel
1. Variabel Independen ( Bebas )
Pengertiannya adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen / terikat.
(Sugiyono, 1999 : 33). Variabel yang bisa dimasukkan dalam variabel
bebas adalah pelaksanaan pemberian motivasi dan lingkungan kerja.
a. Motivasi Kerja
Motivasi adalah dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk
berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
(Wahjosumidjo, 1987:177). Dalam penelitian ini indikator yang
digunakan untuk mengukur variabel pelaksanaan pemberian motivasi
kerja adalah :
1) Pelaksanaan pemberian motivasi berupa pemberian gaji/upah
sebagai daya dorong dalam melaksanakan pekerjaan.
2) Pelaksanaan pemberian motivasi berupa kebijakan – kebijakan
perusahaan.
3) Pelaksanaan pemberian motivasi berupa pemberian kesempatan
untuk bersosialisasi dan saling mengenal antara sesama rekan
kerja.
4) Pelaksanaan pemberian motivasi berupa perlakuan dari pimpinan.
5) Pelaksanaan pemberian motivasi berupa pekerjaan itu sendiri yang
diberikan oleh perusahaan, apakah menantang, menarik, dsb.
37
6) Pelaksanaan pemberian motivasi berupa pemberian kesempatan
untuk maju oleh pimpinan.
7) Pelaksanaan pemberian motivasi berupa penghargaan dari
pimpinan atas prestasi yang baik.
8) Pelaksanaan pemberian motivasi berupa pemberian tanggung
jawab pekerjaan ataupun tanggung jawab pekerjaan yang lebih
besar dari sebelumnya.
b. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para
pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-
tugas yang dibebankan. (Nitisemito, 1982 : 183).
Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur
variabel lingkungan kerja adalah :
1) Lingkungan kerja karyawan yang berhubungan dengan keamanan
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan.
2) Lingkungan kerja karyawan yang berhubungan dengan penerangan
di dalam ruangan kerja.
3) Lingkungan kerja karyawan yang berhubungan dengan peralatan
kerja yang terdapat di dalam perusahaan.
4) Lingkungan kerja karyawan yang berhubungan dengan sirkulasi
udara di tempat kerja.
38
5) Lingkungan kerja karyawan yang berhubungan dengan keadaan
suara di tempat kerja (seberapa jauhkah tingkat ketenangan yang
ada di dalam kantor).
6) Lingkungan kerja karyawan yang berhubungan dengan kebersihan
lingkungan tempat kerja.
7) Lingkungan kerja karyawan yang berhubungan dengan
kenyamanan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan.
8) Lingkungan kerja karyawan yang berhubungan dengan penerimaan
sesama rekan kerja.
9) Lingkungan kerja karyawan yang berhubungan dengan perlakuan
pimpinan terhadap karyawan.
2. Varaiabel Dependen (Terikat)
Pengertiannya adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 1999:33). Variabel yang bisa
dimasukkan dalam variabel dependen adalah kepuasan kerja karyawan.
Kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang terhadap pekerjaanya
(Siagian,1989:126). Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk
mengukur variabel kepuasan kerja adalah :
a. Kepuasan kerja karyawan terhadap pekerjaan itu sendiri, apakah
menyenangkan, menantang, menarik, dsb.
b. Kepuasan kerja karyawan terhadap sistem upah dan kebijakan
promosi.
39
c. Kepuasan kerja karyawan terhadap kondisi kerja yang mendukung,
seperti sarana dan prasarana ataupun fasilitas yang dimiliki
perusahaan.
d. Kepuasan kerja karyawan terhadap hasil pekerjaan dan tanggung
jawab karyawan.
e. Kepuasan kerja karyawan terhadap perlakuan dari rekan-rekan kerja.
f. Kepuasan kerja karyawan terhadap penghargaan yang diberikan
perusahaan karena keberhasilan dalam melaksanakan pekerjaan.
E. Jenis Data dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan data primer, yakni data yang dikumpulkan
atau diambil langsung dari responden seperti hasil dari pengisian kuesioner atau
daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.
Untuk mengukur variabel di dalam penelitian ini, penulis menyebar
angket/kuesioner kepada responden yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai
pelaksanaan pemberian motivasi dan lingkungan kerja dan hubungannya dengan
kepuasan kerja, kemudian pilihan jawabannya diberi skor untuk menguji validitas
dan reliabilitas angket dengan memakai modifikasi skala Likert, sebagai berikut :
a. Sangat Setuju (SS) mendapatkan skor 5
b. Setuju (S) mendapatkan skor 4
c. Ragu-ragu/netral (R) mendapatkan skor 3
d. Tidak Setuju (TS) mendapatkan skor 2
e. Sangat Tidak Setuju (STS) mendapatkan skor 1
40
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :
1. Observasi
Observasi adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
melihat, mengamati, dan mencatat faktor - faktor yang ada dalam
perusahaan yang menyangkut hubungan pelaksanaan pemberian motivasi
kerja dan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden (dalam hal ini adalah karyawan) untuk dijawabnya.
G. Populasi dan Sampel
Pengertian dari Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,
1999:72).
Pengertian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 1999:73).
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan non
manajerial perusahaan garmen “Dunia & Co”. Sampel dalam penelitian ini adalah
semua anggota populasi yakni karyawan non manajerial perusahaan garmen
“Dunia & Co” yang berjumlah 40 orang.
41
H. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti
sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi
ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut. (Azwar,1997:5).
Analisis untuk menguji validitas item dengan menggunakan
korelasi product moment. (Sugiyono, 1999:182).
Dimana :
rxy = koefisien korelasi antara masing-masing item (butir pertanyaan)
x = nilai jawaban masing-masing item
y = nilai total butir pertanyaan dari jawaban responden
n = jumlah anggota sampel
xy = perkalian antara masing-masing item dengan nilai / skor total
Jika r hitung > r tabel, maka kuesioner dapat dikatakan valid.
n∑xy – ( ∑x ) ( ∑y )
√{n∑x2 – ( ∑x )2 } {n∑y
2 – ( ∑y )2 }
rxy =
42
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang
berasal dari kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas
yang tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliable (andal). Ide pokok
yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil
pengukuran dapat dipercaya. (Azwar,1997:5).
Pengujian reliabilitas ini menggunakan teknik Alpha Cronbach.
(Azwar,1997:78). Dimana suatu instrumen dapat dikatakan reliable atau
andal, bila memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar 0,5 atau lebih :
α = [ ] [ 1 – ]
Dimana :
k = banyaknya belahan tes
sj2 = varians belahan j; j = 1,2, … k
sx2 = varians skor tes
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis data secara kualitatif
Analisis ini digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan kerja
karyawan yang dihasilkan dari pelaksanaan pemberian motivasi dan
lingkungan kerja dimana karyawan itu bekerja melalui pengisian
kuesioner. Karena kuesioner masih merupakan data kualitatif, maka data
k k-1
∑sj2
sx2
43
tersebut harus dikuantifikasikan dengan langkah pembobotan indikator.
Penulis menggolongkan daftar pernyataan menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Daftar pertanyaan kelompok 1, untuk mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pemberian motivasi, seperti gaji,
supervisi, kebijakan, hubungan kerja, kondisi kerja, pujian atau
penghargaan, pekerjaan itu sendiri, peluang untuk maju, keberhasilan,
dan tanggung jawab, dengan menggunakan skala ordinal. Adapun
kriteria penilaiannya adalah :
Sangat Setuju (SS) mendapatkan skor 5
Setuju (S) mendapatkan skor 4
Ragu-ragu/netral (R) mendapatkan skor 3
Tidak Setuju (TS) mendapatkan skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) mendapatkan skor 1
b. Daftar pernyataan kelompok 2 adalah untuk mengetahui hal-hal yang
behubungan dengan lingkungan kerja, baik kondisi fisik seperti
penerangan, suhu udara, kebersihan, kebisingan, perlengakapan kerja,
dan keamanan kerja, ataupun kondisi psikologis seperti hubungan
kerja antara karyawan dengan pimpinan atau antara sesama rekan kerja
di dalam perusahaan. Adapun kriteria peniliannya adalah :
Sangat Setuju (SS) mendapatkan skor 5
Setuju (S) mendapatkan skor 4
Ragu-ragu/netral (R) mendapatkan skor 3
Tidak Setuju (TS) mendapatkan skor 2
44
Sangat Tidak Setuju (STS) mendapatkan skor 1
c. Daftar pernyataan kelompok 3 adalah untuk mengetahui tingkat
kepuasan kerja karyawan, dengan menggunakan skala ordinal. Adapun
kriteria peniliannya adalah :
Sangat Setuju (SS) mendapatkan skor 5
Setuju (S) mendapatkan skor 4
Ragu-ragu/netral (R) mendapatkan skor 3
Tidak Setuju (TS) mendapatkan skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) mendapatkan skor 1
2. Analisis data secara kuantitatif
a. Untuk menguji hipotesis 1 yaitu apakah ada hubungan antara
pelaksanaan pemberian motivasi dengan kepuasan kerja karyawan
menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment. (Sugiyono,
1999:182).
Dimana :
rxy = koefisien korelasi antara pelaksanaan pemberian motivasi
dan kepuasan kerja
x1 = nilai hubungan dari pelaksanaan pemberian motivasi
y1 = kepuasan kerja para karyawan
n∑x1y1 – ( ∑x1 ) ( ∑y1 )
√{n∑x12 – ( ∑x1 )2 } {n∑y12 – ( ∑y1 )
2} rxy =
45
n = jumlah anggota sampel
Setelah diketahui nilai r, kemudian nilai r diinterpretasikan
menggunakan tabel interpretasi untuk mengetahui tingkat hubungan
koefisien korelasi. (Sugiyono,1999:183).
Tabel 3.1
Tabel interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
b. Untuk menguji hipotesis 2 yaitu apakah ada hubungan antara
lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan menggunakan
teknik analisis korelasi Product Moment. (Sugiyono, 1999:182).
Dimana :
rxy = koefisien korelasi antara pelaksanaan pemberian motivasi
dan kepuasan kerja
x2 = nilai hubungan dari lingkungan kerja
y2 = kepuasan kerja para karyawan
n = jumlah anggota sampel
n∑x2y2 – ( ∑x2 ) ( ∑y2 )
√{n∑x22 – ( ∑x2 )2 } {n∑y22 – ( ∑y2 )
2}rxy =
46
Setelah diketahui nilai r, kemudian nilai r diinterpretasikan
menggunakan tabel interpretasi untuk mengetahui tingkat hubungan
koefisien korelasi. (Sugiyono,1999:183).
Tabel interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
c. Untuk menguji hipotesis 3 yaitu apakah ada hubungan pelaksanaan
pemberian motivasi dan lingkungan kerja secara bersama-sama
dengan kepuasan kerja karyawan, maka penulis menggunakan analisis
korelasi ganda Product Moment. (Sugiyono,1999:190). Persamaan
umum korelasi ganda adalah:
Dimana :
Ry.x1x2 = Korelasi antara variabel x1 dengan x2 secara bersama-sama
dengan variabel y
ryx1 = korelasi product moment antara x1 dengan y
ryx2 = korelasi product moment antara x2 dengan y
rx1x2 = korelasi product moment antara x1 dengan x2
√
r2yx1 + r2
yx2 – 2ryx1 ryx2 rx1x2
1 – r2x1x2
Ry.x1x2 =
47
Setelah diketahui nilai R, kemudian nilai R diinterpretasikan
menggunakan tabel interpretasi untuk mengetahui tingkat hubungan
koefisien korelasi.
48
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah dan Profil Perusahaan
“Dunia & Co” adalah perusahaan garmen yang berorientasi pada pesanan.
“Dunia & Co” berdiri dan mulai beroperasi pada tahun 1982. Bermula dari
warung T-Shirt yang dimiliki oleh Bapak Arwanto. Bersama kawan-kawan
dekatnya, perusahaan yang berkantor pusat di Jl. A. Yani No. 32 Wedi-Klaten,
Jawa Tengah ini dikelola dengan kerja keras dan ketekunan.
Berkat keuletan dan kerjasama yang kuat antara pemilik, manajemen, dan
karyawan, “Dunia & Co” mengalami puncak kejayaan pada tahun 1987. Beberapa
tahun penjualannya selalu berada di pilar atas industri garmen lokal, khususnya
untuk produk T-Shirt oblong. Perkembangan usaha “Dunia & Co” berjalan terus
menerus hingga menembus semua wilayah Jawa, Bali, dan Sumatra. Pada waktu
itu kekuatan produk “Dunia & Co” terletak pada T-Shirt oblong yang mempunyai
kualitas printing / sablon yang terbaik diantara produsen T-Shirt lainnya.
Munculnya banyak pesaing yang lebih kreatif dan inovatif, sempat
menenggelamkan nama “Dunia & Co” sekitar tahun 1995. Namun, kondisi ini
tidak berlangsung lama. Setelah tongkat estafet kepemimpinan berpindah ke
tangan anak sulungnya Bapak Tonny Herwansita, “Dunia & Co” mulai bangkit
lagi. Bersama istri dan karyawannya ia mengadakan perubahan secara radikal
dalam mengatur usahanya. Meskipun saat ini “Dunia & Co” tetap
mempertahankan orientasi pada pesanan, namun dalam waktu yang relatif singkat,
49
sekitar dua setengah tahun setelah masa transisi, “Dunia & Co” kembali dikenal
sebagai penyedia T-Shirt dengan harga yang kompetitif, kualitas prima, dan
ketepatan waktu pengiriman.
Banyak instansi-instansi pendidikan, organisasi-organisasi, perusahaan-
perusahaan, dan perorangan yang setia menjadi pelanggan T-Shirt produksi
“Dunia & Co” sebagai sarana promosi. Kondisi yang membaik ini tidak hanya
ditanggapi dengan kepuasan saja, melainkan memacu semangat untuk tetap
bekerja keras terus mencari, menanggapi, dan memberikan kepuasan kepada
konsumen.
Karyawan, pihak manajemen, dan pemilik bekerja sama sebagai satu
keluarga saling memberikan dukungan. Mereka menyadari bahwa tanggung jawab
keberhasilan usaha ada di pundak mereka dan hasilnya pun akan dinikmati oleh
mereka, sehingga tidaklah heran dalam operasional, mereka bersama-sama pula
menghadapi semua persoalan yang muncul dan perubahan-perubahan di
lingkungan bisnis yang turbulen sejak krisis yang melanda bangsa Indonesia tahun
1997.
Industri garmen merupakan salah satu alternatif mitra pemerintah
Indonesia sebagai penyedia lapangan kerja. Kendati “Dunia & Co” tergolong
perusahaan menengah, dan bukan perusahaan raksasa atau elite yang dilirik oleh
lulusan tingkat sarjana ke atas, namun keberadaannya juga memberikan
sumbangan bagi bangsa dalam menanggulangi pengangguran di Indonesia.
50
B. Lokasi Perusahaan
Perusahaan garmen “Dunia & Co” berkantor pusat di Jl. Ahmad Yani no.
32 Wedi-Klaten, 57461, Telp. (0272) 322792 / 325507. Perusahaan “Dunia & Co”
juga memiliki beberapa cabang yakni di :
1. KPI Asem Bagus
Jl. Kledokan CT 19 / D79
RT 08, RW 03 Babarsari
YOGYAKARTA
Telp. (0274) 489768
2. Jl. Pinang V / 57 Pondok Labu
Cilandak – Jakarta Selatan
Telp. (021) 70079781
C. Visi dan Misi Perusahaan
Sebuah visi yang ditetapkan oleh “Dunia & Co” adalah : “Menjadi
perusahaan garmen terpercaya yang terus maju dan bisa memenangkan persaingan
di pasar domestik maupun global”.
Di samping visi perusahaan, disusun juga beberap misi “Dunia & Co”,
yakni :
1. Memproduksi berbagai jenis produk garmen, aneka tas, dan bahan-bahan
promosi lainnya yang dikemas secara kreatif, punya kualitas bahan yang
prima, dan desain inovatif yang bisa sesuai harapan dan kebutuhan para
konsumen.
51
2. Melayani para konsumen dengan etos kerja profesional.
3. Menjaga dan meningkatkan kepuasan konsumen terhadap produk dan
layanan “Dunia & Co” secara konsisten dan berkelanjutan.
4. Meningkatkan kompetensi, profesionalisme, dan tingkat kesejahteraan
sumber daya manusia serta semua pihak di lingkungan usaha “Dunia &
Co”.
D. Logo Perusahaan
Gambar 4.1 Sumber data : Perusahaan garmen “Dunia & Co” Klaten
Keterangan / makna logo Dunia & Co :
1. Lingkaran melambangkan bola dunia. Itu artinya “Dunia & Co”
merupakan bagian dari pasar dunia sehingga harus mampu bersaing di
pasar global.
2. Benang dan spool melambangkan adanya ikatan kemitraan yang kuat
dengan semua bagian “Dunia & Co”, para mitra kerja, dan lingkungan
sekitarnya.
3. Jarum melambangkan ketajaman dan daya tanggap “Dunia & Co” dalam
52
upaya terbaiknya bisa memenuhi harapan semua pihak.
4. Gunting melambangkan “Dunia & Co” senantiasa berjalan terus untuk
bisa maju.
5. Ritsleting yang terbuka menyimbolkan keterbukaan. Artinya “Dunia &
Co” selalu terbuka menyambut para mitra kerja dan pihak-pihak lain yang
terkait dengan kami.
E. Struktur Organisasi
Gambar 4.2 Sumber data : Perusahaan garmen “Dunia & Co” Klaten
CEO
Finance Manager
Marketing Manager
Production Manager
HRD Manager & General
Affair
Ass. Man. of Finance
Ass. Man. of
Production
Sales Counter General Driver
Staff of Maintenance
Staff of Warehouse
Designer Graphic
Staff of Cutting
Staff of Printing
Staff of Sewing
Staff of Packing
53
Adapun tugas, wewenang, dan persyaratan umum dari masing-masing bagian
adalah :
1. CEO (Chief Executive Officer)
a. Tugas CEO adalah mengadakan rapat koordinasi usaha.
b. Wewenang CEO adalah :
1) Menetapkan visi dan misi perusahaan.
2) Menyetujui pencairan dan penggalangan dana untuk keperluan
investasi.
3) Menetapkan kebijaksanaan perusahaan.
4) Membuat perencanaan strategis usaha.
c. Persyaratan umum CEO adalah :
1) Memiliki integritas.
2) Kemampuan leadership.
2. Finance Manager
a. Tugas Finance Manager adalah :
1) Mengelola sumber daya finansial (keluar masuknya keuangan).
2) Membuat laporan keuangan finansial (laporan R/L, Neraca, Laporan
Perubahan Modal, dan Buku Besar).
3) Mencari sumber daya finansial atas persetujuan CEO.
b. Wewenang Finance Manager adalah :
1) Mensahkan / menandatangani Cek dan Giro Bilyet.
2) Menetapkan pengelolaan finansial.
3) Memutuskan pencairan dana untuk melancarkan transaksi harian.
54
c. Persyaratan umum Finance Manager adalah :
1) Memiliki pengetahuan stratejik finansial.
2) Memiliki ketelitian dan akurasi.
3) Memiliki pengalaman di bidang finansial dan perbankan.
4) Memiliki kemampuan untuk menggalang dana.
5) Memiliki perhatian pada efisiensi.
6) Tegas, jujur, dan disiplin.
7) Kemampuan memimpin.
8) Kemampuan mengambil keputusan.
9) Kemampuan mengorganisasi dan perencanaan.
10) Kemampuan membuat budget.
3. HRD & General Affair Manager
a. Tugas HRD & General Affair Manager adalah :
1) Mengelola sumber daya manusia (rekrut, orientasi, training &
pengembangan, memotivasi, melakukan konsultasi, dan retaining).
2) Membuat laporan-laporan mengenai pelaksanaan pengelolaan sumber
daya manusia.
3) Menjaga terjalinnya hubungan industrial yang baik di seluruh
lingkungan usaha.
4) Menjamin kepuasan kerja seluruh lingkungan usaha.
b. Wewenang HRD & General Affair Manager adalah :
1) Menetapkan strategi dan kebijakan-kebijakan sumber daya manusia.
2) Melakukan evaluasi dan penilaian kerja.
55
3) Membuat program-program yang berkaitan dengan sumber daya
manusia.
4) Merekrut dan memberhentikan karyawan.
c. Persyaratan umum HRD & General Affair Manager adalah :
1) Orientasi terhadap pengembangan personalia.
2) Memiliki perhatian pada efisiensi dan efektivitas.
3) Kemampuan memimpin.
4) Kemampuan mengambil keputusan.
5) Kemampuan mengorganisasi dan perencanaan sumber daya manusia.
6) Pengetahuan terhadap hukum ketenagakerjaan.
7) Etik dan undang-undang.
4. Marketing Manager
a. Tugas Marketing Manager adalah :
1) Melakukan penetrasi pasar.
2) Memelihara pasar.
3) Melakukan ekspansi pasar.
4) Menjamin pelanggan terlayani dan terpuaskan kebutuhannya, dan
memonitor pasar.
5) Melaporkan prestasi pemasaran setiap bulan.
6) Menganalisis dan mengevaluasi pasar setiap trisemester.
7) Membuat laporan tahunan prestasi pemasaran.
b. Wewenang Marketing Manager adalah :
1) Menetapkan strategi dan program-program pemasaran.
56
2) Memutuskan penanganan klaim pelanggan.
3) Melakukan penelitian pasar.
4) Menetapkan jadwal promosi dan publikasi, menetapkan harga
marketing.
5) Merekrut saluran distribusi, merekrut agen dan mengawasinya.
c. Persyaratan umum Marketing Manager adalah :
1) Memiliki pengetahuan stratejik pemasaran.
2) Memiliki pengalaman di bidang pemasaran.
3) Masa kerja yang cukup lama.
4) Memiliki kemampuan untuk menggalang konsumen.
5) Memiliki jiwa enterpreneurship.
6) Memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
7) Kemampuan kepemimpinan.
8) Kemampuan mengambil keputusan.
9) Kemampuan mengorganisasi dan perencanaan.
10) Kemampuan membuat budget.
11) Memiliki kemampuan kerja sama / team work.
12) Inisiatif.
13) Relasi yang luas.
14) Improvement.
15) Memiliki kontinuitas
16) Fleksibel.
17) Tanggap.
57
5. Production Manager
a. Tugas Production Manager adalah :
1) Mengatur dan menjamin terlaksananya kegiatan produksi.
2) Mempertanggungjawabkan ketepatan terselesaikannya hasil produksi.
3) Membuat laporan produksi.
b. Wewenang Production Manager adalah :
1) Menetapkan layout bengkel kerja.
2) Mensahkan jadwal produksi.
3) Membuat keputusan-keputusan rework, revisi, pengelolaan limbah,
dan masalah-masalah yang menyangkut kegiatan produksi.
4) Menetapkan standar kualitas produksi.
5) Menyusun strategi produksi.
c. Persyaratan umum Production Manager adalah :
1) Perhatian terhadap standar.
2) Inovatif dan kreatif.
3) Memiliki ketelitian dan akurasi.
4) Memiliki pengalaman di bidang tekstil dan garmen.
5) Orientasi terhadap pengembangan diri.
6) Memiliki perhatian pada efisiensi dan efektivitas.
7) Perhatian terhadap dampak.
8) Kemampuan memimpin.
9) Kemampuan mengambil keputusan.
10) Kemampuan mengorganisasi dan perencanaan produksi.
58
6. Assistance Manager of Finance
a. Tugas Assistance Manager of Finance adalah :
1) Melakukan transaksi dengan bank dan lembaga keuangan lainnya.
2) Membuat tagihan dan melakukan penagihan.
3) Membukukan kas masuk dan keluar.
4) Mengelola kas kecil.
5) Membantu menyusun laporan keuangan.
6) Melakukan kegiatan kasir
b. Wewenang Assistance Manager of Finance adalah :
1) Menyetujui dan menolak pengeluaran dana transaksi harian.
2) Melakukan penggajian.
c. Persyaratan umum Assistance Manager of Finance adalah :
1) Memiliki kemampuan teknis.
2) Ketelitian dan kerajinan.
3) Berpengalaman.
4) Jujur.
5) Efisien.
6) Tegas.
7) Konsisten.
7. Sales Counter
a. Tugas Sales Counter adalah :
1) Mencari pelanggan.
2) Melayani pelanggan.
59
3) Mempertanggungjawabkan pembayaran.
4) Menjawab klaim pelanggan.
5) Melayani pelanggan yang datang.
6) Membuat nota order.
7) Merekap order-order.
b. Wewenang Sales Counter adalah :
1) Menolak dan menerima order.
2) Menjawab klaim pelanggan.
c. Persyaratan umum Sales Counter adalah :
1) Memiliki kemampuan untuk menggalang konsumen.
2) Memiliki jiwa enterpreneurship.
3) Memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
4) Kemampuan mengambil keputusan.
5) Memiliki kemampuan kerja sama / team work.
6) Inisiatif.
7) Relasi yang luas.
8) Improvement.
9) Memiliki kontinuitas.
10) Fleksibel.
11) Tanggap.
8. Assistance Manager of Production
a. Tugas Assistance Manager of Production adalah :
1) Membuat jadwal produksi.
60
2) Membuat order intern.
3) Mengatur jalannya proses produksi dari potong sampai jahit.
4) Membuat surat jalan.
5) Menelusuri dan menganalisis ketidaksesuaian pesanan, kerusakan,
cacat.
b. Wewenang Assistance Manager of Production adalah :
1) Memutuskan atau menolak hasil pekerjaan penjahit, potong, dan
sablon.
2) Menegur dan memperingatkan staf yang tidak melaksanakan instruksi
dengan benar.
c. Persyaratan umum Assistance Manager of Production adalah :
1) Perhatian terhadap standar.
2) Memiliki ketelitian dan akurasi.
3) Memiliki pengalaman di bidang tekstil dan garmen.
4) Orientasi terhadap pengembangan diri.
5) Memiliki perhatian pada efisiensi dan efektivitas.
6) Perhatian terhadap dampak.
9. Staff of General
a. Tugas Staff of General adalah :
1) Membantu meringankan pekerjaan setiap bagian dengan
menyediakan seluruh peralatan yang dibutuhkan oleh setiap
karyawan.
2) Menjamin terpeliharanya sarana kerja.
61
3) Membantu logistik dan penyimpanan.
b. Wewenang Staff of General adalah memutuskan prioritas pemeliharaan
sarana kerja maupun bantuan kepada karyawan yang membutuhkan.
c. Persyaratan umum Staff of General adalah :
1) Memiliki perhatian pada efisiensi dan efektivitas.
2) Memiliki inisiatif.
3) Kemampuan bekerja dalam tim.
4) Masa kerja yang cukup.
5) Tanggap.
6) Rajin.
7) Pengetahuan terhadap perlengkapan dan fasilitas kerja.
10. Driver
a. Tugas Driver adalah :
1) Mempersiapkan kendaraan dalam keadaan siap dikemudikan dan
aman.
2) Melengkapi dan memantau kelengkapan surat-surat kendaraan dan
perlengkapan kendaraan lainnya.
3) Menjadwal dan mengurus pajak dan KIR kendaraan.
4) Mengantar barang sampai tujuan.
5) Membantu transportasi darat.
6) Merawat dan membersihkan kendaraan.
b. Wewenang Driver adalah memberikan peringatan kepada karyawan yang
melakukan keteledoran dalam menggunakan sarana kerja demi
62
terpeliharanya sarana kerja.
c. Persyaratan umum Driver adalah :
1) Keahlian teknis menyetir.
2) Keahlian teknis montir.
3) Pengetahuan wilayah.
4) Kemampuan membaca peta.
5) Dapat bekerja sama dengan tim dan rekan kerja lainnya.
11. Staff of Maintenance
a. Tugas Staff of Maintenance adalah :
1) Merawat sarana kerja.
2) Menjaga agar sarana kerja bekerja dengan baik (dapat dioperasikan
dengan lancar).
3) Menginventarisasi gedung dan pabrik dan inventarisasi lainnnya.
4) Memperbaiki kerusakan-kerusakan.
5) Membuat jadwal sarana kerja.
b. Wewenang Staff of Maintenance adalah memprioritaskan perawatan
sarana kerja.
c. Persyaratan umum Staff of Maintenance adalah :
1) Memiliki perhatian pada efisiensi dan efektivitas.
2) Memiliki inisiatif.
3) Kemampuan bekerja dalam tim.
4) Masa kerja yang cukup.
5) Tanggap.
63
6) Rajin.
7) Pengetahuan terhadap perlengkapan dan fasilitas kerja.
12. Staff of Warehouse
a. Tugas Staff of Warehouse adalah :
1) Mengelola keluar masuknya bahan baku dan perlengkapan produk
(kain, benang, kancing, dll).
2) Membuat Purchase Order.
3) Mengajukan Purchase Order.
4) Menerima dan mencatat barang yang masuk.
5) Menyimpan barang jadi, barang rusak, dan sampel.
b. Wewenang Staff of Warehouse adalah :
1) Memutuskan menerima atau menolak keluar masuknya barang ke
dalam gudang.
2) Mengatur layout gudang dan penempatan barang-barang.
c. Persyaratan umum Staff of Warehouse adalah :
1) Memiliki ketelitian dan akurasi.
2) Memiliki perhatian pada efisiensi.
3) Tegas, jujur, dan disiplin.
4) Pengetahuan teknis administrasi.
5) Pengetahuan tentang bahan baku.
6) Pengetahuan tentang inventori dan penyimpanan.
13. Designer Graphic
a. Tugas Designer Graphic adalah :
64
1) Membuat disain sablon.
2) Mempertanggungjawabkan hasil disain dan pewarnaan sesuai
dengan pesanan.
3) Menyimpan film yang telah diproduksi.
b. Wewenang Designer Graphic adalah memutuskan penanganan terhadap
masalah darurat yang berkaitan dengan pekerjaan desain grafis.
c. Persyaratan umum Designer Graphic adalah :
1) Perhatian terhadap standar.
2) Inovatif dan kreatif.
3) Memiliki ketelitian dan akurasi.
4) Memiliki pengalaman di bidang disain grafis.
5) Memiliki keahlian menggambar dan menggunakan komputer serta
menjalankan software graphic.
6) Memiliki kemampuan kerja sama.
14. Staff of Cutting
a. Tugas Staff of Cutting adalah :
1) Membuat pola.
2) Memotong kain.
3) Menimbang hasil potongan.
4) Menjamin hasil kerja sesuai dengan pesanan assistance manager of
production.
5) Merawat mesin potong.
b. Wewenang Staff of Cutting adalah memutuskan penanganan terhadap
65
masalah darurat yang berkaitan dengan pekerjaan pemotongan.
c. Persyaratan umum Staff of Cutting adalah :
1) Memiliki ketelitian dan akurasi.
2) Memiliki perhatian pada efisiensi.
3) Perhatian terhadap standar.
4) Pengetahuan teknis cara-cara memotong kain.
5) Pengetahuan tentang bahan kain
6) Pengalaman dalam pekerjaan memotong.
15. Staff of Printing
a. Tugas Staff of Printing adalah :
1) Mengafdruk film.
2) Menyusun kain dalam meja sablon.
3) Menyablon.
4) Mengeringkan / menjemur hasil sablon.
5) Mencuci peralatan sablon.
6) Menjaga kebersihan tempat dan perlengkapan sablon.
7) Menyusun / menyimpan screen ke dalam rak screen.
8) Memelihara perlengkapan sablon.
9) Mengelola pencemaran limbah produksi.
b. Wewenang Staff of Printing adalah memutuskan penanganan terhadap
masalah darurat yang berkaitan dengan pekerjaan sablon.
c. Persyaratan umum Staff of Printing adalah :
1) Pengetahuan dalam pembuatan film, mengafdruk, dan mencampur
66
warna.
2) Pengetahuan teknis melakukan penyablonan.
3) Perhatian terhadap standar.
4) Perhatian terhadap efisiensi.
5) Kemampuan bekerja sama.
6) Pengalaman dalam kegiatan penyablonan.
7) Memiliki inisiatif.
8) Fleksibel.
9) Perhatian terhadap dampak.
16. Staff of Sewing
a. Tugas Staff of Sewing adalah :
1) Menerima pesanan dari assistance manager of production.
2) Menjahit.
3) Melakukan revisi dan rework.
4) Menjamin jahitan sesuai dengan permintaan pesanan assistance
manager of production.
b. Wewenang Staff of Sewing adalah memutuskan penanganan terhadap
masalah darurat yang berkaitan dengan pekerjaan sablon.
c. Persyaratan umum Staff of Sewing adalah :
1) Ketrampilan teknis menjahit.
2) Pengetahuan tentang pertekstilan dan prosedur menggunakan
mesin jahit, obras, pembuat lubang kancing, dll.
3) Perhatian terhadap standar dan kerapihan.
67
4) Perhatian terhadap efisiensi dan efektivitas.
5) Kemampuan bekerja sama.
6) Pengalaman dalam menjahit.
7) Memiliki ketelitian yang tinggi.
17. Staff of Packing
a. Tugas Staff of Packing adalah :
1) Merapikan dan menyeterika kaos.
2) Membersihkan benang yang tersisa di kaos.
3) Melipat hasil produksi kaos.
4) Membungkus kaos.
5) Mengepak kaos-kaos yang terbungkus.
6) Menjamin jumlah kaos sesuai dengan pesanan assistance manager of
production.
7) Mengurusi pengiriman barang ke pelanggan.
b. Wewenang Staff of Packing adalah mensortir produk cacat atau tidak
sesuai dengan kualitas dan pesanan.
c. Persyaratan umum Staff of Packing adalah :
1) Pengetahuan dalam pengepakan.
2) Perhatian terhadap standar dan kerapihan.
3) Perhatian terhadap efisiensi dan efektivitas.
4) Kemampuan bekerja sama.
5) Memiliki inisiatif.
6) Memiliki ketelitian yang tinggi.
68
F. Personalia
1. Tenaga Kerja
a. Tenaga kerja tetap terdiri dari :
1) CEO merangkap HRD & General Affair Manager ( 1 orang ) =
Bpk. Tonny Herwansita
2) Finance Manager (1 orang) = EHDD. Shinta P, SE, MM
3) Marketing Manager (1 orang) = Ermina Hari Desta, SE, MM
4) Production Manager (1 orang) = Kristiawan, ST
5) Sales Counter (3 orang) = Germiati, Aldi Pratama, dan Dwi
Handayani
6) Ass. Man. of Finance (1 orang) = Vitri W
7) Ass. Man. of Production (1 orang) = Yuni
8) Staff of General (1 orang) = Pardiono
9) Driver (2 orang) = Sumari dan Edo
b. Tukang atau buruh terdiri dari :
1) Staff of Maintenance : 1 orang
2) Staff of Warehouse : 1 orang
3) Designer Graphic : 2 orang
4) Staff of Cutting : 5 orang
5) Staff of Printing : 10 orang
6) Staff of Sewing : 16 orang
7) Staff of Packing : 5 orang
40 orang
69
2. Hari dan Jam Kerja
Perusahaan garmen “Dunia & Co” dalam melakukan kegiatan usahanya
adalah seminggu bekerja 6 hari, setiap hari Minggu dan hari besar lainnya
libur. Untuk jam kerja yang berlaku setiap hari Senin sampai Sabtu adalah
mulai pukul 08.00 WIB dan selesai pukul 16.00 WIB, kecuali untuk
bagian produksi, jika pesanan banyak akan ditambah dengan jam lembur.
Untuk waktu istirahat setiap hari selama satu jam, yaitu pukul 12.00 WIB
sampai pukul 13.00 WIB.
3. Kesejahteraan Karyawan.
Perusahaan garmen “Dunia & Co” selalu memperhatikan kesejahteraan
karyawannya dengan cara memberikan gaji dan upah yang disesuaikan
dengan kondisi perusahaan serta perkembangan situasi perekonomian. Gaji
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan sesuai dengan penggolongan
karyawan. Untuk karyawan tetap, gaji diberikan setiap bulan, untuk
karyawan harian, gaji diberikan pada akhir minggu, dan karyawan
borongan, gaji diberikan sesuai dengan kuantitas produk yang dihasilkan.
Selain upah / gaji, perusahaan juga memperhatikan kesejateraan karyawan
dengan memberikan bonus bulanan dan asuransi.
G. Produksi
1. Bahan Baku
Bahan baku merupakan hal yang penting dalam proses produksi. Apabila
bahan baku yang digunakan mempunyai kualitas yang baik, maka hasil
70
produksinya pun akan baik. Oleh karena itu, bahan-bahan yang digunakan
harus ditentukan menurut standar kualitas perusahaan. Bahan baku yang
digunakan oleh industri garmen “Dunia & Co” adalah kain kaos, kain
tekstil, cat untuk sablon, dan benang.
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam proses produksinya adalah mesin potong,
mesin jahit, mesin obras, mesin over deck, mesin itik, dan mesin kancing.
3. Hasil Produksi
Produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan garmen “Dunia & Co”
adalah T-Shirt.
Sedangkan produk lain yang dihasilkan adalah jumper, trainingpack,
wearpack-hawker, sweater, jaket, tas, topi.
4. Alur Proses Produksi
Gambar 4.3 Sumber data : Perusahaan garmen “Dunia & Co” Klaten
RAW MATERIAL
CUTTING PRINTING SEWING
EMBRODARY
FILM PACKING DESIGN
71
H. Pemasaran
1. Promosi Produk
Untuk menarik konsumen / pelanggan, perusahaan garmen “Dunia & Co”
menerapkan strategi “jemput bola”, artinya bahwa “Dunia & Co”
mendatangi langsung ke instansi-instansi dan ke sekolah-sekolah,
kemudian membagikan booklet tentang produk “Dunia & Co”. Selain
membagikan booklet ke instansi-instansi dan sekolah-sekolah, “Dunia &
Co” juga melakukan usaha promosi dengan mengadakan pameran-
pameran produk Dunia & Co. Di samping kedua usaha promosi tersebut,
usaha promosi lain yang dilakukan oleh ”Dunia & Co” adalah dengan
mensponsori atau menjadi sponsor berbagai kegiatan atau event tertentu.
2. Keunggulan Perusahaan
Keunggulan yang ditonjolkan oleh perusahaan adalah :
a. Kualitas produk yang prima.
b. Kecepatan pelayanan.
c. Harga yang kompetitif.
d. Ketepatan waktu pengiriman.
3. Pasar Sasaran
Yang menjadi konsumen sasaran dari industri garmen “Dunia & Co”
adalah perusahaan – perusahaan atau instansi – instansi dan sekolah –
sekolah. Berbagai perusahaan yang menjadi pelanggan Dunia & Co antara
lain perusahaan telekomunikasi “Indosat”, perusahaan farmasi “Konimex”,
perusahaan rokok “Class Mild”, dan lain sebagainya.
72
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini mengemukakan tentang analisis data dan pembahasan dari tiga
masalah yang diajukan. Masalah pertama bertujuan untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara pelaksanaan pemberian motivasi dengan kepuasan kerja
karyawan, masalah kedua bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan dan masalah ketiga
bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pelaksanaan pemberian
motivasi dan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja kerja karyawan. Penelitian
ini dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada karyawan non manajerial
Dunia & Co yang berjumlah 40 responden.
Dalam analisis data akan dilakukan pengujian validitas instrumen dengan
metode Product Moment Pearson dan pengujian reliabilitas instrumen dengan
menggunakan metode koefisien alpha Cronbach. Sedangkan untuk menganalisis
ada tidaknya hubungan antara pelaksanaan pemberian motivasi dengan kepuasan
kerja karyawan, lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan digunakan
teknik analisis korelasi Product Moment. Untuk analisis hubungan antara
pelaksanaan pemberian motivasi dan lingkungan kerja secara bersama-sama
dengan kepuasan kerja karyawan digunakan teknik analisis korelasi ganda
Product Moment.
73
A. Pengujian Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang objektif maka data yang telah
diperoleh harus memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Validitas
merupakan sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya, sedangkan reliabilitas merupakan sejauhmana hasil
pengukuran dapat dipercaya.
1. Pengujian Validitas
Berdasarkan hasil perhitungan dari data yang diperoleh, dengan
bantuan komputer program SPSS v 12.0, maka diperoleh hasil bahwa r hitung
lebih besar dari r tabel. Untuk sampel (N) sebanyak 40 dan taraf signifikansi
5%, maka diperoleh r tabel = 0,304. Dengan demikian semua butir pertanyaan
kuesioner dalam penelitian ini dapat dikatakan valid.
Berikut ini adalah tabel-tabel analisis uji validitas terhadap tiga
variabel penelitian, yakni pelaksanaan pemberian motivasi, lingkungan kerja,
dan kepuasan kerja.
Tabel 5.1
Analisis Uji Validitas Faktor Pelaksanaan Pemberian Motivasi
No. item
Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1 0,4552 0,304 valid
2 0,4576 0,304 valid
3 0,4443 0,304 valid
4 0,4075 0,304 valid
74
5 0,5087 0,304 valid
6 0,5250 0,304 valid
7 0,4325 0,304 valid
8 0,3698 0,304 valid
9 0,5220 0,304 valid
10 0,4274 0,304 valid
11 0,3890 0,304 valid
Sumber : Data Primer (diolah)
Berdasarkan tabel di atas, dapat kita lihat bahwa butir kuesioner yang
digunakan untuk mencari data mengenai faktor pelaksanaan pemberian
motivasi dapat dikatakan valid, karena nilai r hitung dari semua item pertanyaan
lebih besar dari nilai r tabel.
Tabel 5.2
Analisis Uji Validitas Faktor Lingkungan Kerja
No. item
Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1 0,4031 0,304 valid
2 0,4047 0,304 valid
3 0,4232 0,304 valid
4 0,3747 0,304 valid
5 0,4154 0,304 valid
6 0,3952 0,304 valid
7 0,3846 0,304 valid
75
8 0,3643 0,304 valid
9 0,4163 0,304 valid
10 0,4967 0,304 valid
11 0,3889 0,304 valid
12 0,4335 0,304 valid
13 0,3940 0,304 valid
14 0,4352 0,304 valid
15 0,3770 0,304 valid
16 0,4261 0,304 valid
Sumber : Data Primer (diolah)
Berdasarkan tabel di atas, dapat kita lihat bahwa butir kuesioner yang
digunakan untuk mencari data mengenai faktor lingkungan kerja dapat
dikatakan valid, karena nilai r hitung dari semua item pertanyaan lebih besar
dari nilai r tabel.
Tabel 5.3
Analisis Uji Validitas Faktor Kepuasan Kerja
No. item
Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1 0,3600 0,304 valid
2 0,4155 0,304 valid
3 0,3871 0,304 valid
4 0,3882 0,304 valid
5 0,4433 0,304 valid
76
6 0,4178 0,304 valid
7 0,4126 0,304 valid
8 0,3871 0,304 valid
9 0,4103 0,304 valid
10 0,4981 0,304 valid
11 0,3734 0,304 valid
12 0,3784 0,304 valid
13 0,3824 0,304 valid
14 0,4398 0,304 valid
Sumber : Data Primer (diolah)
Berdasarkan tabel di atas, dapat kita lihat bahwa butir kuesioner yang
digunakan untuk mencari data mengenai faktor kepuasan kerja dapat
dikatakan valid, karena nilai r hitung dari semua item pertanyaan lebih besar
dari nilai r tabel.
2. Pengujian Reliabilitas
Pengujian terhadap tingkat keandalan kuesioner dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan program komputer pengolahan data
statistika, yaitu SPSS v 12.0 dengan menggunakan alpha cronbach. Variabel
dikatakan reliabel bila koefisien alpha lebih besar dari 0,5. Berikut ini adalah
tabel analisis uji reliabilitas tiap variabel :
77
Tabel 5.4
Analisis Uji Reliabilitas Tiap Variabel
Simbol Variabel Penelitian r hitung Keterangan
X1 Pelaksanaan Pemberian Motivasi 0,627 reliabel
X2 Lingkungan Kerja 0,676 reliabel
Y Kepuasan Kerja 0,623 reliabel
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh r hitung untuk faktor pelaksanaan
pemberian motivasi adalah sebesar 0,627, faktor lingkungan kerja adalah
sebesar 0,676, dan kepuasan kerja adalah sebesar 0,623. Maka dapat
dikatakan seluruh butir pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner
penelitian ini adalah reliabel atau andal, sehingga kuesioner dapat digunakan
dalam penelitian.
B. Analisis Data
Berdasarkan metode analisis data dan juga data yang diperoleh dalam
penelitian, maka untuk menjawab permasalahan yang ada, yaitu hubungan antara
pelaksanaan pemberian motivasi dengan kepuasan kerja karyawan dan hubungan
antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan akan digunakan teknik
analisis korelasi product moment, sedangkan hubungan antara pelaksanaan
pemberian motivasi dan lingkungan kerja secara bersama-sama dengan kepuasan
kerja karyawan akan digunakan teknik analisis korelasi ganda product moment.
78
Analisis data dalam penelitian ini akan dibantu dengan progran SPSS ver. 12.0 for
Windows.
1. Hubungan antara pelaksanaan pemberian motivasi dengan kepuasan kerja
karyawan.
a. Mencari koefisien korelasi dari variabel bebas yakni pelaksanaan
pemberian motivasi (X1) dangan variabel terikat yakni kepuasan kerja (Y)
Analisis ini untuk mencari hubungan antara faktor pelaksanaan pemberian
motivasi dengan kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat dapat dihitung nilai r.
rxy1 = 0,619
b. Interpretasi tingkat hubungan antara pelaksanaan pemberian motivasi (X1)
dengan kepuasan kerja (Y).
Setelah diketahui nilai r, kemudian nilai r diinterpretasikan menggunakan
tabel interpretasi untuk mengetahui tingkat hubungan koefisien korelasi.
Tabel interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
n∑x1y1 – ( ∑x1 ) ( ∑y1 )
√{n∑x12 – ( ∑x1 )2 } {n∑y12 – ( ∑y1 )
2} rxy =
79
Berdasarkan hasil nilai r di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai
korelasi antara faktor pelaksanaan pemberian motivasi dengan kepuasan
kerja karyawan termasuk pada kategori kuat.
2. Hubungan antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan.
a. Mencari koefisien korelasi dari variabel bebas yakni lingkungan kerja (X2)
dangan variabel terikat yakni kepuasan kerja (Y).
Analisis ini untuk mencari hubungan antara faktor lingkungan kerja
dengan kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan data yang diperoleh, maka
dapat dapat dihitung nilai r.
rxy2 = 0,546
b. Interpretasi tingkat hubungan antara lingkungan kerja (X2) dengan
kepuasan kerja (Y).
Setelah diketahui nilai r, kemudian nilai r diinterpretasikan dengan
menggunakan tabel interpretasi untuk mengetahui tingkat hubungan
koefisien korelasi.
Tabel interpretasi koefisisen korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
Sangat rendah
Rendah
Sedang
n∑x1y1 – ( ∑x1 ) ( ∑y1 )
√{n∑x12 – ( ∑x1 )2 } {n∑y12 – ( ∑y1 )
2} rxy =
80
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Kuat
Sangat kuat
Berdasarkan hasil nilai r di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai
korelasi antara faktor lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan
termasuk pada kategori sedang.
3. Hubungan antara pelaksanaan pemberian motivasi dan lingkungan kerja
secara bersama-sama dengan kepuasan kerja karyawan.
a. Mencari koefisien korelasi dari variabel bebas yakni pelaksanaan
pemberian motivasi (X1) dan lingkungan kerja (X2) dangan variabel terikat
yakni kepuasan kerja (Y).
Analisis ini untuk mencari hubungan antara faktor pelaksanaan pemberian
motivasi dan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan.
Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat dihitung nilai R adalah
sebagai berikut :
Ry.x1x2 = 0,757
b. Interpretasi tingkat hubungan antara pelaksanaan pemberian motivasi (X1)
dan lingkungan kerja (X2) dengan kepuasan kerja (Y).
Setelah diketahui nilai R, kemudian nilai R diinterpretasikan dengan
menggunakan tabel interpretasi.
√
r2yx1 + r2
yx2 – 2ryx1 ryx2 rx1x2
1 – r2x1x2
Ry.x1x2 =
81
Tabel interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi
antara faktor pelaksanaan pemberian motivasi dan lingkungan kerja
dengan kepuasan kerja karyawan termasuk pada kategori kuat
Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien
determinasi, dengan mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Jadi
koefisien determinasi untuk perhitungan di atas adalah 0,7572 = 0,573. Hal
ini berarti variabel pelaksanaan pemberian motivasi dan lingkungan kerja
berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan sebesar 57,3%, sisanya
42,7 % adalah faktor lain yang mempunyai hubungan dengan kepuasan
kerja di luar kedua variabel bebas.
C. Pembahasan
Setelah semua data dianalisis dengan menggunakan metode koefisien
korelasi Product Moment untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan
pemberian motivasi dengan kepuasan kerja karyawan, hubungan antara
lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan, dan hubungan antara
pelaksanaan pemberian motivasi dan lingkungan kerja secara bersama-sama
82
dengan kepuasan kerja karyawan, maka berikut ini dijelaskan mengenai
pembahasan dari masing-masing permasalahan dan hipotesis.
1. Hipotesis pertama yaitu adanya hubungan antara pelaksanaan pemberian
motivasi dengan kepuasan kerja karyawan.
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis, hubungan antara
pelaksanaan pemberian motivasi dengan kepuasan kerja karyawan dapat
dikategorisasikan kuat dengan nilai rxy1 = 0,619. Dari hasil perhitungan
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara pelaksanaan
pemberian motivasi dengan kepuasan kerja karyawan. Hal ini berarti, jika
faktor pelaksanaan pemberian motivasi ditingkatkan, maka kepuasan kerja
karyawan akan meningkat. Faktor pelaksanaan pemberian motivasi seperti
gaji, supervisi, kebijakan perusahaan, hubungan kerja, kondisi kerja,
pekerjaan itu sendiri, peluang untuk maju, pengakuan/penghargaan,
keberhasilan, dan tanggung jawab jika ditingkatkan pengelolaannya atau
kinerjanya, maka kepuasan kerja karyawan akan meningkat juga. Dengan
demikian karyawan akan lebih semangat dan bergairah dalam melakukan
pekerjaanya, sehingga tujuan-tujuan yang dibuat perusahaan diharapkan dapat
terlaksana dengan baik.
2. Hipotesis kedua yaitu adanya hubungan antara lingkungan kerja dengan
kepuasan kerja karyawan.
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis, hubungan antara
lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan dapat dikategorisasikan
pada tingkat hubungan yang sedang dengan nilai rxy2 = 0,546. Dari hasil
83
perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara
lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan. Hal ini berarti, jika faktor
lingkungan kerja ditingkatkan, maka kepuasan kerja karyawan akan
meningkat. Faktor lingkungan kerja seperti pelayanan perusahaan terhadap
karyawan, kondisi kerja, dan hubungan antar karyawan jika dapat
ditingkatkan kualitasnya maupun pengelolaannya oleh pemimpin, maka
karyawan akan merasa lebih puas dan betah bekerja pada lingkungan kerja
yang menyenangkan.
3. Hipotesis ketiga yaitu adanya hubungan antara pelaksanaan pemberian
motivasi dan lingkungan kerja secara bersama-sama dengan kepuasan kerja
karyawan.
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis, hubungan antara
pelaksanaan pemberian motivasi dan lingkungan kerja secara bersama-sama
dengan kepuasan kerja karyawan dapat dikategorisasikan pada tingkat
hubungan yang kuat dengan nilai Ry.x1x2 = 0,757. Kedua variabel tersebut
yaitu pelaksanaan pemberian motivasi dan lingkungan kerja secara bersama-
sama mempunyai hubungan yang positif dengan kepuasan kerja karyawan.
Hal ini berarti, jika faktor pelaksanaan pemberian motivasi dan lingkungan
kerja secara bersama-sama ditingkatkan, maka kepuasan kerja karyawan akan
meningkat. Untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan, faktor
pelaksanaan pemberian motivasi dan pengelolaan lingkungan kerja dijalankan
secara seimbang satu sama lain sebagai satu kesatuan.
84
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
Dalam bab ini, penulis akan mengemukakan kesimpulan, saran, dan
keterbatasan penulis. Penulis berharap kesimpulan dan saran ini berguna bagi
pihak-pihak yang bersangkutan baik di dalam maupun di luar perusahaan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pengolahan data statistik untuk data
pelaksanaan pemberian motivasi, lingkungan kerja, dan kepuasan kerja karyawan,
diperoleh bahwa :
1. Hipotesis pertama yang menyatakan ada hubungan antara faktor pelaksanaan
pemberian motivasi dengan kepuasan kerja karyawan terbukti, karena nilai r
hitung = 0,619. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara pelaksanaan pemberian motivasi dengan kepuasan kerja
karyawan dapat diterima.
2. Hipotesis kedua yang menyatakan ada hubungan antara faktor lingkungan
kerja dengan kepuasan kerja karyawan terbukti, karena nilai r hitung = 0,546.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan dapat diterima.
3. Hipotesis ketiga yang menyatakan ada hubungan antara faktor pelaksanaan
pemberian motivasi dan lingkungan kerja secara bersama-sama dengan
kepuasan kerja karyawan juga terbukti. Hal ini dibuktikan dari hasil
perhitungan koefisien korelasi berganda dimana nilai R= 0,757. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
pelaksanaan pemberian motivasi dan lingkungan kerja secara bersama-sama
dengan kepuasan kerja karyawan dapat diterima.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari ketiga hipotesis di atas, maka penulis dapat
memberikan saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi perusahaan Dunia & Co
dan peneliti yang ingin mengembangkan penelitian sejenis:
1. Faktor pelaksanaan pemberian motivasi mempunyai hubungan yang positif
dan berada pada tingkat / kategori hubungan yang kuat dengan kepuasan kerja
karyawan, maka penulis memberi saran agar pimpinan dalam organisasi
tersebut hendaknya memberi perhatian yang lebih terhadap faktor
pelaksanaan pemberian motivasi dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja
karyawan, sehingga karyawan akan lebih semangat dalam bekerja dan
pencapaian tujuan perusahaan dapat dicapai dengan baik. Pelaksanaan
pemberian motivasi tersebut meliputi gaji / upah, supervisi, kebijakan
perusahaan, hubungan kerja, kondisi kerja, pekerjaan itu sendiri, peluang
untuk maju, pengakuan / penghargaan, keberhasilan, dan tanggung jawab.
Dan berdasarkan jawaban kuesioner dari responden mengenai faktor
pelaksanaan pemberian pemberian motivasi menunjukkan bahwa item nomor
tujuh yakni hampir setiap pekerjaan dapat diusahakan menarik dan
menantang memiliki rata-rata yang paling sedikit. Hal ini berarti perusahaan
86
harus lebih memperhatikan pemberian motivasi dengan menciptakan tugas
pekerjaan yang menarik dan menantang, sehingga akan dapat mempercepat
pencapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya pekerjaan yang menantang ini,
karyawan akan tergugah untuk menggali potensinya untuk melakukan
pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Pemberian tugas pekerjaan yang
menantang dapat berupa tugas pekerjaan yang menantang kemampuan fisik
dan mental yang optimal untuk melakukan tugas tersebut. Bila tugas-tugas
tersebut dapat diselesaikan, akan dirasakan adanya suatu kepuasan tersendiri
bagi karyawan.
2. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi, faktor lingkungan kerja
mempunyai tingkat hubungan yang sedang dengan kepuasan kerja karyawan.
Meskipun mempunyai hubungan dengan tingkat kategori sedang, namun
faktor lingkungan kerja juga mempunyai hubungan yang positif. Artinya
faktor lingkungan kerja juga tidak bisa diabaikan dalam hal peningkatan
kepuasan kerja karyawan. Pemimpin perusahaan bisa meningkatkan kualitas
lingkungan kerja dengan memperhatikan kondisi kerja misalnya penerangan,
suhu udara, kebisingan, perlengkapan kerja, kebersihan, keamanan kerja,
termasuk juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada di tempat
tersebut. Dilihat dari rata-rata jawaban responden tentang lingkungan kerja,
item nomor dua yakni penerangan menunjukkan angka paling sedikit. Oleh
sebab itu perusahaan harus lebih memperhatikan faktor penerangan ini.
Sistem penerangan yang baik untuk ruang kerja karyawan ini besar
87
manfaatnya bagi perusahaan dan dapat mendorong karyawan untuk dapat
bekerja lebih baik disertai tingkat keamanan yang tinggi.
3. Karena adanya hubungan yang positif antara pelaksanaan pemberian motivasi
dan lingkungan kerja secara bersama-sama dengan kepuasan kerja karyawan
dan tingkat hubungan yang kuat berdasarkan tabel interpretasi, maka
sebaiknya pimpinan perusahaan memperhatikan kedua faktor tersebut untuk
meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Untuk dapat meningkatkan
kepuasan kerja karyawan, faktor pelaksanaan pemberian motivasi dan
pengelolaan lingkungan kerja dijalankan secara seimbang satu sama lain
sebagai satu kesatuan. Selain kedua faktor yang berhubungan dengan
kepuasan kerja karyawan tersebut, masih ada faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan perhitungan
koefisien determinasi, masih terdapat sekitar 42,7% faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan. Oleh karena itu, diperlukan
penelitian-penelitian lanjutan tentang faktor-faktor lain yang berhubungan
dengan kepuasan kerja karyawan di luar variabel pelaksanaan pemberian
motivasi dan lingkungan kerja. Penelitian lanjutan ini diperlukan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor lain yang secara positif menjadi unsur untuk
meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
88
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis merasakan banyak menemui
hambatan, kekurangan dan kelemahan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor
yang mempengaruhi, antara lain:
1. Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis dalam mengumpulkan
data, mengolah data, serta pengalaman dalam melakukan penelitian.
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan
bermacam-macam, seperti variasi kerja, status, otonomi dalam kerja, peluag
untuk promosi, dsb. Namun disini penulis hanya mengambil dua faktor saja,
yaitu pelaksanaan pemberian motivasi dan lingkungan kerja.
3. Jawaban dari responden tidak dapat dilacak kebenarannya, apabila
responden memberikan jawaban yang tidak jujur.
4. Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian studi kasus,
sehingga hasil penelitian ini hanya berlaku untuk perusahaan garmen Dunia
& Co, dan tidak bisa digeneralisasikan secara umum di perusahaan lain.
89
DAFTAR PUSTAKA
Agung Nugroho, Bhuono. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Dengan
SPSS, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Ahyari, Agus. (1984). Management Produksi - Perencanaan Sistem Produksi,
Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta.
Anoraga, Panji dan Sri Suyati, (1995), Psikologi Industri dan Sosial, PT. Dunia
Pustaka Jaya, Jakarta.
As ‘ad, Moh., (1978), Psikologi Industri, Edisi Kedua, Liberty, Yogyakarta.
Azwar, Saifuddin, (1997), Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Fraser, T.M., (1985), Stres dan Kepuasan Kerja, PT. Pustaka Binaman Pressindo,
Jakarta.
Handoko, T. Hani, (1999), Manajemen, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Kartono, Kartini, (1985), Psikologi Sosial untuk Manajemen, Perusahaan, dan
Industri, CV. Rajawali, Jakarta.
Keenan, Kate, (1996), Pedoman Manajemen Pemotivasian, Terjemahan : Dean
Praty R, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta.
Kerlinger, Fred N dan Elazar J. Padhazur, (1987), Korelasi dan Analisis Regresi
Ganda, Terjemahan : Drs. A. Taufiq I.R, Nur Cahaya, Yogyakarta.
Nitisemito, Alex S, (1982), Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya
Manusia), Ghalia Indonesia, Jakarta.
Pareek, Udai, (1985), Mendayagunakan Peran-peran Keorganisasian, Seri
Manajemen no. 119, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
90
Parkinson, C.N., Rustomji, M.K. & Sapre, S.A., (1989), Manajemen Efektif di
Tempat Kerja, Judul asli : Effective Management At Work, Alih bahasa :
Drs. Budi, Binapura Aksara, Jakarta.
Sarwoto, (1977), Dasar – dasar Organisasi dan Manajemen, Ghalia Indonesia,
Jakarta.
Siagian, Sondang P, (1989), Teori Motivasi dan Aplikasinya, Bina Aksara,
Jakarta.
Sugiyono (1999), Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.
Usmara, A., (2006), Motivasi Kerja : Proses, Teori, dan Praktik, Amara Books,
Yogyakarta.
Wahjosumidjo, (1987), Kepemimpinan dan Motivasi, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Wexley, Kenneth N, Gary A. Yukl, (1988), Perilaku Organisasi dan Psikologi
Personalia, Terjemahan : Muh. Shobaruddin, PT. Bina Aksara, Jakarta.
http://www.damandiri.or.id/file/samsudinunairbab2.pdf. html, 6 Maret 2006.
91
LAMPIRAN - LAMPIRAN
92
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PEMBERIAN MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN
I. DATA KARYAWAN / PEGAWAI
1. Umur :
2. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan (Lingkarilah jawaban
yang sesuai)
3. Pendidikan terakhir :
4. Status perkawinan : a. Kawin b. Belum kawin (Lingkarilah
jawaban yang sesuai)
5. Lama bekerja :
Identitas pengisi kuesioner akan terjamin kerahasiaannya, dengan tidak
menyebutkan nama dalam data karyawan.
II. PETUNJUK PENGISIAN
Untuk mengisi daftar pertanyaan yang diajukan, Bapak/Ibu/Sdr. dimohon
memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dari jawaban-jawaban yang
telah disediakan dengan memberi tanda (√ ) pada kolom yang tersedia.
Jawaban tidak ada penilaian benar atau salah dan berkisar antara angka 1 s/d
5, yang menyatakan :
1. STS : Sangat Tidak Setuju
2. TS : Tidak Setuju
3. R : Ragu-ragu / netral
4. S : Setuju
5. SS : Sangat Setuju
Terima kasih atas segala perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Sdr. dalam
menjawab angket ini.
93
• Pelaksanaan Pemberian Motivasi
Pertanyaan SS S R TS STS
1. Bagi saya kenaikan gaji khusus perlu
diberikan bagi karyawan yang bekerja dengan
baik.
2. Pengawas harus bekerja keras untuk
mengembangkan situasi kerja yang
bersahabat diantara pegawai.
3. Kebijakan yang dibuat oleh perusahaan
memungkinkan saya untuk memberikan hasil
yang terbaik bagi perusahaan.
4. Perusahaan memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk bersosialisasi antar sesama
karyawan, sehingga hubungan yang harmonis
anatar karyawan dapat tercipta.
5. Perlakuan secara wajar (apa adanya) oleh
pimpinan, membuat saya semakin semangat
dan giat dalam menyelesaikan pekerjaan.
6. Saya akan lebih giat dan bersemangat dalam
bekerja pada kondisi lingkungan organisasi
yang nyaman, aman dan terjaga.
7. Hampir setiap pekerjaan dapat diusahakan
menarik dan menantang.
94
8. Pemberian kesempatan untuk maju dalam
segala hal oleh pimpinan, membuat saya
semakin kreatif dan inovatif dalam bekerja.
9. Penghargaan individual atas prestasi yang
lebih baik mempunyai arti penting bagi
pegawai.
10. Kebanggaan atas hasil kerja merupakan
hadiah yang penting.
11. Merupakan kehormatan bagi saya menerima
tanggung jawab dari pekerjaan saya dan saya
dapat mempertanggungjawabkan pekerjaan
saya dengan baik.
95
• Lingkungan Kerja
Pertanyaan SS S R TS STS
1. Di dalam bekerja, keamanan saudara
terjamin, sehingga kecelakaan kerja tidak
akan terjadi.
2. Penerangan di dalam ruangan tempat anda
bekerja cukup baik dan tidak menyilaukan,
sehingga tidak mengganggu pada saat
saudara sedang bekerja.
3. Memiliki peralatan kerja yang baik penting
bagi karyawan/pegawai.
4. Sirkulasi / pertukaran udara di tempat
saudara bekerja sudah cukup baik, sehingga
tidak menimbulkan gangguan pernapasan.
5. Keadaan suara di tempat saudara bekerja
cukup tenang / tidak bising.
6. Lingkungan tempat saudara bekerja sudah
bersih dan tidak membahayakan kesehatan
saudara.
7. Saudara sangat nyaman dengan ruang tempat
anda bekerja.
8. Peralatan kerja di tempat saudara bekerja
cukup memadai.
9. Saudara merasa senang dengan fasilitas yang
96
disediakan perusahaan di tempat anda
bekerja.
10. Suasana yang akrab tercipta antara anda
dengan pimpinan dan dengan sesama rekan
kerja.
11. Atasan membebaskan anda untuk
mengemukan pendapat anda mengenai hal-
hal yang berhubungan dengan pekerjaan
yang harus saudara lakukan
12. Atasan anda rela membuat perubahan-
perubahan yang terjadi pada perusahaan jika
ada masukan dari para karyawannya.
13. Di dalam melakukan pekerjaan, rekan kerja
saling membantu dan saling mendukung agar
memperoleh hasil kerja yang baik.
14. Anda merasa senang bekerja dengan tim atau
kelompok anda.
15. Anda merasa perlu mendapatkan dukungan
dari rekan-rekan kerja dalam menyelesaikan
tugas dan tanggung jawab anda.
16. Anda mempunyai keinginan untuk masuk
kerja setiap harinya, karena kehadiran anda
berpengaruh terhadap kerja tim atau
kelompok anda.
97
• Kepuasan Kerja
Pertanyaan SS S R TS STS
1. Saya ditantang oleh apa yang saya kerjakan.
2. Saya mempunyai pekerjaan yang menarik.
3. Pekerjaan saya saat ini menyenangkan.
4. Pekerjaan sulit justru membantu saya
meningkatkan kreatifitas dalam memecahkan
masalah.
5. Perusahaan memberikan kesempatan yang
sama bagi karyawannya untuk
mengembangkan diri.
6. Upah yang saya terima sesuai dengan jumlah
pekerjaan yang saya lakukan.
7. Hasil kerja saya mendapatkan penilaian
tinggi.
8. Fasilitas yang disediakan perusahaan cukup
memadai, sehingga membuat saya lebih puas
dalam pekerjaan saya.
9. Saya dapat mempertanggungjawabkan
pekerjaan saya dengan baik.
10. Saya merasa puas dengan cara atasan
memberikan instruksi tentang tugas yang
harus saya kerjakan.
98
11. Anda merasa puas dengan dukungan dan
bantuan rekan kerja anda dalam
melaksanakan pekerjaan anda.
12. Anda merasa puas, jika anda diberi
kesempatan mengungkapkan ide atau gagasan
yang menyangkut pekerjaan anda demi
peningkatan perusahaan.
13. Perlakuan rekan-rekan di sini membuat saya
merasa berguna dan penting.
14. Perusahaan memberikan penghargaan atau
pujian bagi setiap orang yang berprestasi atau
yang dapat melaksankan tugasnya dengan
baik.
99
DATA JAWABAN KUESIONER FAKTOR PELAKSANAAN PEMBERIAN MOTIVASI
No. No Item
Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah
1 5 4 5 5 5 5 3 5 4 5 5 51
2 4 5 3 4 3 5 5 5 5 5 5 49
3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 46
4 5 5 3 4 4 5 4 4 4 4 5 47
5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 47
6 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 44
7 4 4 5 5 4 5 4 4 4 3 4 46
8 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 47
9 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 48
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 54
11 2 5 3 4 4 4 3 4 4 4 5 42
12 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 48
13 5 4 4 5 3 5 4 5 5 2 4 46
14 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 44
15 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 46
16 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 48
17 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 47
18 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 48
19 4 4 3 5 4 4 4 3 3 3 5 42
20 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 46
21 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 50
22 3 5 4 5 4 5 3 4 4 5 5 47
23 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 51
24 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 3 50
25 5 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 41
26 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 46
27 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 5 41
28 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 40
29 3 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 42
30 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 5 46
31 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 44
32 3 4 3 5 3 4 3 4 4 4 5 42
33 4 3 4 4 4 5 3 4 5 3 4 43
34 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 45
35 3 4 4 3 4 5 3 4 4 3 4 41
36 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 5 44
37 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 45
38 5 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 47
39 3 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 48
40 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 5 44
Rata-rata 4,2 4,35 3,93 4,48 4 4,575 3,8 4,13 4,08 3,93 4,38
100
DATA JAWABAN KUESIONER FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
No. No Item
Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Jumlah
1 5 4 4 3 3 5 4 3 3 5 5 5 4 5 4 3 65
2 4 5 5 3 2 1 2 2 3 4 5 4 4 4 4 5 57
3 4 4 4 5 2 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 63
4 5 2 5 1 3 4 2 3 3 2 3 5 4 4 4 4 54
5 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 65
6 3 2 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 61
7 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61
8 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 66
9 4 2 5 4 4 4 4 3 3 4 5 4 5 4 4 4 63
10 4 4 5 2 2 1 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 52
11 4 2 5 5 3 2 2 2 3 5 4 5 5 4 4 4 59
12 4 2 5 4 4 4 4 3 3 4 5 4 5 4 4 4 63
13 5 4 5 4 2 2 3 2 3 3 5 5 5 3 4 4 59
14 3 2 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 60
15 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 68
16 4 3 5 4 4 2 4 3 2 4 5 4 5 3 4 4 60
17 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 60
18 4 2 5 4 4 4 4 3 3 4 5 4 5 4 4 4 63
19 3 2 5 4 4 4 4 2 3 3 4 5 5 4 5 5 62
20 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
21 4 4 5 5 3 3 3 3 5 5 4 4 5 4 5 5 67
22 4 4 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
23 3 5 5 5 2 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 68
24 4 5 5 4 3 4 4 3 4 5 5 5 5 4 5 4 69
25 5 5 5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 5 3 3 4 60
26 3 2 5 2 2 2 2 2 3 4 4 3 4 4 4 4 50
27 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 60
28 3 2 5 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 60
29 4 2 4 2 3 3 2 4 3 5 5 3 4 5 4 4 57
30 4 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 5 4 62
31 3 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61
32 3 2 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 58
33 5 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 59
34 4 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 5 67
35 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 63
36 5 2 4 4 4 3 4 4 3 5 4 5 4 4 4 4 63
37 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 60
38 4 4 5 3 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 71
39 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 64
40 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 5 4 4 4 59
Rata-rata 4 3,3 4,6 3,7 3,5 3,4 3,6 3,5 3,5 4,1 4,3 4 4,4 4,08 4,23 4,18
101
DATA JAWABAN KUESIONER FAKTOR KEPUASAN KERJA
No. No Item
Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jumlah
1 4 4 3 5 4 3 3 3 4 3 5 5 5 5 56
2 5 3 3 5 5 3 3 4 4 3 5 5 4 3 55
3 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 55
4 5 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 5 53
5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 59
6 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55
7 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 55
8 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 3 4 55
9 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5 5 4 4 56
10 5 5 5 5 4 1 3 4 5 4 4 4 4 2 55
11 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 48
12 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 56
13 4 4 4 3 5 4 4 3 4 3 4 5 3 4 54
14 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55
15 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 5 5 3 4 54
16 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 5 5 3 4 54
17 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5 5 4 4 56
18 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 5 5 4 4 55
19 4 4 4 3 5 3 3 2 4 3 4 5 4 4 52
20 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 58
21 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 5 4 62
22 4 4 4 5 5 3 4 5 3 5 5 5 4 5 61
23 2 2 4 5 5 2 3 4 5 5 5 5 4 5 56
24 5 4 4 4 5 4 4 4 3 5 5 5 4 5 61
25 2 4 4 4 5 3 2 3 3 3 3 4 3 3 46
26 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 51
27 4 3 4 4 5 4 3 4 3 3 3 4 4 4 52
28 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 51
29 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 50
30 4 4 5 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 51
31 3 3 3 4 5 4 4 4 3 3 4 5 4 3 52
32 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 5 4 4 4 50
33 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 48
34 4 4 4 5 4 3 3 3 3 4 2 4 4 3 50
35 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5 3 4 53
36 4 4 4 5 5 3 4 3 3 4 5 4 4 3 55
37 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 50
38 4 4 4 5 5 3 4 3 4 4 4 4 5 5 58
39 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 5 5 4 4 57
40 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 59
Rata-rata 4 3,7 3,8 4,1 4,3 3,3 3,55 3,4 3,9 3,8 4,2 4,5 3,9 3,9
102
HASIL UJI VALIDITAS PELAKSANAAN PEMBERIAN MOTIVASI
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. ITEM01 4.2000 .7910 40.0
2. ITEM02 4.3500 .6622 40.0
3. ITEM03 3.9250 .5723 40.0
4. ITEM04 4.4750 .5541 40.0
5. ITEM05 4.0000 .7161 40.0
6. ITEM06 4.5750 .5006 40.0
7. ITEM07 3.8000 .5639 40.0
8. ITEM08 4.1250 .5633 40.0
9. ITEM09 4.0750 .6558 40.0
10. ITEM10 3.9250 .6558 40.0
11. ITEM11 4.3750 .5401 40.0
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 45.8250 9.8917 3.1451 11
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
ITEM01 41.6250 8.5481 .4552 .6401
ITEM02 41.4750 8.4609 .4576 .6107
ITEM03 41.9000 9.0667 .4443 .6305
ITEM04 41.3500 8.2846 .4075 .6824
ITEM05 41.8250 8.5071 .5087 .6231
ITEM06 41.2500 8.1410 .5250 .6654
ITEM07 42.0250 8.1788 .4325 .6770
ITEM08 41.7000 8.3692 .3698 .6891
ITEM09 41.7500 7.5769 .5220 .6510
ITEM10 41.9000 7.8872 .4274 .6731
ITEM11 41.4500 10.2538 .3890 .6823
Reliability Coefficients
N of Cases = 40.0 N of Items = 11
Alpha = .6275
103
HASIL UJI VALIDITAS LINGKUNGAN KERJA
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. ITEM01 3.9000 .6718 40.0
2. ITEM02 3.2500 1.1266 40.0
3. ITEM03 4.6250 .4903 40.0
4. ITEM04 3.6500 .9753 40.0
5. ITEM05 3.4500 .8756 40.0
6. ITEM06 3.3750 .9524 40.0
7. ITEM07 3.5500 .8149 40.0
8. ITEM08 3.4750 .7506 40.0
9. ITEM09 3.5250 .7157 40.0
10. ITEM10 4.1000 .7089 40.0
11. ITEM11 4.3000 .5639 40.0
12. ITEM12 3.9750 .7334 40.0
13. ITEM13 4.4000 .6718 40.0
14. ITEM14 4.0750 .4743 40.0
15. ITEM15 4.2250 .5305 40.0
16. ITEM16 4.1750 .4465 40.0
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 62.0500 24.1513 4.9144 16
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
ITEM01 58.1500 23.7205 .4031 .6925
ITEM02 58.8000 20.7795 .4047 .6810
ITEM03 57.4250 23.3276 .4232 .6764
ITEM04 58.4000 20.7590 .3747 .6642
ITEM05 58.6000 20.8615 .4154 .6567
ITEM06 58.6750 20.6865 .3952 .6605
ITEM07 58.5000 18.6667 .3846 .6021
ITEM08 58.5750 21.7378 .3643 .6634
ITEM09 58.5250 21.5378 .4163 .6571
ITEM10 57.9500 21.6897 .4967 .6595
ITEM11 57.7500 22.2949 .3889 .6618
ITEM12 58.0750 21.3532 .4335 .6548
ITEM13 57.6500 21.2590 .3940 .6486
ITEM14 57.9750 23.3071 .4352 .6753
ITEM15 57.8250 21.9942 .3770 .6545
ITEM16 57.8750 22.9840 .4261 .6686
Reliability Coefficients
N of Cases = 40.0 N of Items = 16
Alpha = .6762
104
HASIL UJI VALIDITAS KEPUASAN KERJA
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. ITEM01 3.9750 .7334 40.0
2. ITEM02 3.7250 .5986 40.0
3. ITEM03 3.8250 .5495 40.0
4. ITEM04 4.0500 .7143 40.0
5. ITEM05 4.2750 .6400 40.0
6. ITEM06 3.2750 .6789 40.0
7. ITEM07 3.5500 .5524 40.0
8. ITEM08 3.4250 .5943 40.0
9. ITEM09 3.8750 .5158 40.0
10. ITEM10 3.7750 .6597 40.0
11. ITEM11 4.2250 .7334 40.0
12. ITEM12 4.4500 .5038 40.0
13. ITEM13 3.9000 .5454 40.0
14. ITEM14 3.9000 .7779 40.0
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 54.2250 13.3583 3.6549 14
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
ITEM01 50.2500 11.0641 .3600 .6845
ITEM02 50.5000 12.1026 .4155 .6112
ITEM03 50.4000 11.7846 .3871 .6933
ITEM04 50.1750 12.4045 .3882 .6360
ITEM05 49.9500 12.3051 .4433 .6235
ITEM06 50.9500 13.4846 .4178 .6678
ITEM07 50.6750 11.5071 .4126 .6818
ITEM08 50.8000 11.7538 .3871 .6967
ITEM09 50.3500 13.0538 .4103 .6380
ITEM10 50.4500 10.7667 .4981 .6604
ITEM11 50.0000 11.2308 .3734 .6919
ITEM12 49.7750 12.1276 .3784 .6029
ITEM13 50.3250 11.8147 .3824 .6941
ITEM14 50.3250 10.5327 .4398 .6662
Reliability Coefficients
N of Cases = 40.0 N of Items = 14
Alpha = .6228
105
HASIL UJI RELIABILITAS
• VARIABEL PELAKSANAAN PEMBERIAN MOTIVASI
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
,627 ,637 11
• VARIABEL LINGKUNGAN KERJA
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
,676 ,681 16
• VARIABEL KEPUASAN KERJA
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
,623 ,623 14
106
TABEL KOEFISIEN KORELASI (r) PEARSON
df α = 0,05 α = 0,01
1 0,997 0,9999
2 0,950 0,990
3 0,878 0,959
4 0,811 0,917
5 0,754 0,874
6 0,707 0,834
7 0,666 0,798
8 0,632 0,765
9 0,602 0,735
10 0,576 0,708
11 0,553 0,684
12 0,532 0,661
13 0,514 0,641
14 0,497 0,623
15 0,482 0,606
16 0,468 0,590
17 0,156 0,575
18 0,444 0,561
19 0,433 0,549
20 0,423 0,537
df α = 0,05 α = 0,01
21 0,413 0,526
22 0,404 0,515
23 0,396 0,505
24 0,388 0,496
25 0,381 0,487
26 0,374 0,479
27 0,367 0,471
28 0,361 0,463
29 0,355 0,456
30 0,349 0,449
35 0,325 0,418
40 0,304 0,393
45 0,288 0,372
50 0,273 0,354
60 0,25 0,325
70 0,232 0,302
80 0,217 0,283
90 0,205 0,267
100 0,195 0,254
107
PROSES BISNIS
KomunikasiInternal
PenangananKeluhan Pelanggan
PengukuranKepuasan Pelanggan
PengendalianDokumen
Audit InternalTindakan Perbaikan
& PencegahanPengendalian
CatatanAnalisa Data
Pelatihan KalibrasiPembelianPerawatan
Mesin
BAGIANMARKETING
@ Penerimaan Order
PerencanaanProduksi PRODUKSI
RAW MATERIAL
DESIGN
CUTTING
PRINTING EMBRODARY SEWING
PROSE
S IN
TI
PROSES PENDUKUNG
SIST
EM
MUTU
TinjauanManagement
108