hubungan antara manajemen stres dengan …

34
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASCA ERUPSI MERAPI PENDUDUK DI DUSUN WONOKERSO CANGKRINGAN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES Jenderal A.Yani Yogyakarta Disusun oleh: RR WAHYU NINGROOM 3207043 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI YOGYAKARTA 2014 i

Upload: others

Post on 12-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN TINGKAT

KECEMASAN PASCA ERUPSI MERAPI PENDUDUK

DI DUSUN WONOKERSO CANGKRINGAN SLEMAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES Jenderal A.Yani Yogyakarta

Disusun oleh:

RR WAHYU NINGROOM

3207043

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI

YOGYAKARTA 2014

i

Page 2: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASCA ERUPSI MERAPI PENDUDUK DI DUSUN WONOKERSO CANGKRINGAN SLEMAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan oleh:

RR WAHYU NINGROOM 3207043

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah

Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta Tanggal:……………………..

Menyetujui :

Penguji,

(Dewi Retno P,S,Kep,Ns.MNg)

Pembimbing I,

(Ns.Sutejo,M.Kep.Sp.Kep.J)

Pembimbing II,

(Puji Sutarjo, S Kep, Ns)

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta

(Dewi Retno P,S,Kep,Ns.MNg

Page 3: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiii

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASCA ERUPSI MERAPI PENDUDUK DI DUSUN WONOKERSO CANGKRINGAN SLEMAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Rr. Wahyu Ningroom(1), Sutejo(2), Puji Sutarjo(3)

INTISARI

Latar belakang masalah: Kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, dan keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya pengelolaan kecemasan melalui manajemen stres dari berbagai kejadian termasuk bencana alam erupsi gunung berapi yang terjadi di Dusun Wonokerso. Tujuan: Mengetahui adanya hubungan antara manajemen stres dengan tingkat kecemasan pasca erupsi merapi di Dusun Wonokerso Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Metode: Penelitian ini meenggunakan metode survey analitik deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga Dusun Wonokerso Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman sejumlah 256 jiwa dengan sampel penelitian sebanyak 71 orang. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara manajemen stres dengan tingkat kecemasan pasca erupsi merapi di Dusun Wonokerso Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki tingkat kecemasan yang baik dari keseluruhan responden. 24 responden dari seluruh responden memiliki tingkat manajemen stres kurang. Analisis data dilakukan dengan uji statistik menggunakan uji kendall’s tau.dan perhitungan yang dilakukan, pada p value didapatkan angka sebesar 0.007 maka hasil p value lebih kecil dari 0.05. Saran: Hendaknya masyarakat aktif dalam melakukan pengelolaan stres melalui manajemen stres yang baik sehingga kecemasan dalam hal menghadapi dan bencana alam seperti gunung meletus dapat diatasi Kata kunci: Kecemasan, Manajemen stres, Hubungan

(1) Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta (2) Dosen Poltekes Kemnkes Yogyakarta (3) Rumah Sakit Grhasia yogyakarta

Page 4: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiii

THE RELATIONSHIP BETWEEN STRESS MANAGEMENT WITH THE ANXIETY LEVEL OF RESIDENTS IN THE VILLAGE OF WONOKERSO

CANGKRINGAN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA AFTER MERAPI ERUPTION

Rr. Wahyu Ningroom,(1) , Sutejo(2) , Puji Sutarjo(3)

ABSTRACT

Problem Background: Anxiety is a concern that is not obvious and spreading, related with feelings of uncertainty and helplessness, and this emotional state does not have a specific object. It can be caused by anxiety management through stress management of various events including natural disasters of volcanic eruptions that occurred in the village of Wonokerso. Purpose: Knowing the relationship between stress management and anxiety level after the eruption of Merapi in the village of Wonokerso Cangkringan in Sleman District. Method: This research using quantitative descriptive analytical survey method with cross sectional approach. the population in this study were all residents of Wonokerso village in Cangkringan Sleman district as much as 256 people with sample as many as 71 people. Conclusion: There is a significant relationship between level of anxiety wit stress management after the eruption of Merapi in the village of Wonokerso Cangkringan in Sleman District. Suggestion: Public should be active in managing stress through good stress management so anxiety in face natural disasters such as volcanic eruptions can be overcome. Keyword: Stress Management, Anxiety, Relationship 1. Student of Nursing Science of STIKES A. Yani Yogyakarta 2. Lecture of Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 3. Ghrasia Hospitol Yogyakarta

Page 5: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan

judul:

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN TINGKAT

KECEMASAN PENDUDUK PASCA ERUPSI MERAPI DIDUSUN

WONOKERSO CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTA

Yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan pada

Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari

skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar

kesarjanaan di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta maupun di Perguruan Tinggi atau instasi lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka

Yogyakarta, Agustus 2014

RR WAHYUNINGROOM NPM: 3207043

Page 6: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah -Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Manajemen Stres dengan Tingkat Kecemasan Penduduk Pasca Erupsi Merapi di Dusun Wonokerso Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ahmad Yani Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. I Edy Puwoko, Sp. B, selaku ketua STIKES Jendral Ahmad Yani Yogyakarta. 2. Dewi Retno Pamungkas,S.Kep.,Ns.MNg. selaku ketua Prodi Ilmu Keperawatan

STIKES Ahmad Yani Yogyakarta. 3. Sutejo, M.Kep,Sp. Kep.J dan Puji Sutarjo, S Kep, Ns selaku pembimbing

penyusunan skripsi yang banyak memberikan arahan, bimbingan dalam pembuatan Skripsi ini.

4. Kepala Dukuh Dusun Wonokerso Cangkringan Sleman Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

5. Kepada orang tuaku dan adikku yang tercinta yang tak henti-hentinya memberikan semangat do’a serta dukungan moral maupun material kepada penulis.

6. Semua teman-teman mahasiswa STIKES Ahmad Yani Yogyakarta yang telah membantu selesainya Skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan Skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat.

Yogyakarta 12 Agustus 2014

Penulis

Page 7: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii INTISARI ....................................................................................................... iii ABSTRACT ................................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................................... v HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................. ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4 E. Keaslian Penelitian ................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Toritis ........................................................................ 8 B. Kerangka Teori ......................................................................... 27 C. Kerangka Konsep ..................................................................... 28 D. Hipotesis ................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ...................................................................... 29 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 29 C. Variabel Penelitian.................................................................... 29 D. Definisi Operasional ................................................................. 30 E. Populasi dan Sampel ................................................................. 31 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ......................................... 32 G. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................... 34 H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................... 36 I. Jalanya Penelitian ..................................................................... 39 J. Etika Penelitian ......................................................................... 40

Page 8: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Singkat Lokasi Penelitian ......................................... 41 B. Hasil dan Pembahasan Penelitian .............................................. 42 C. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian .................................... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 52 B. Saran ........................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiii

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ....................................................................... 30

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Penilaian Variabel Manajemen Stres .............. 33

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Penilaian Kecemasan ..................................... 33

Tabel 3.4 Karakteristik Responden berdasarkan Umur................................... 42

Tabel 3.5 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan .......................... 42

Tabel 3.6 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 43

Tabel 3.7 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan ............. 43

Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi Manajemen Stres Responden ......................... 44

Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Kecemasan Pasca Erupsi Merapi …………… 44

Tabel 4.1 Hubungan antara Manajemen Stres dengan Tingkat Kecemasan

Pasca Erupsi Merapi ……………………………………………… 45

Page 10: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Rentang Respon Cemas .............................................................. 21 Gambar 2.2 Kerangka Teori .......................................................................... 27 Gambar 2.3 Kerangka Konsep ....................................................................... 28

Page 11: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat ijin Penelitian Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3. Pernyataan Menjadi Responden Lampiran 4. Pernyataan Persetujuan sebagai Asisten Penelitian Lampiran 5. Karakteristik Responden di Dusun Wonokerso Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Penelitian di Dusun Wonokerso Lampiran 7. Distribusi Frekuensi Responden di Dusun Wonokerso Lampiran 8. Uji Kuisioner Manajemen Stres di Padukuhan Bronggang Lampiran 9. Uji Kuisioner Tingkat Kecemasan di Padukuhan Bronggang

Page 12: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh

faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian

harta benda, dan dampak psikologis. Salah satu bencana yang sering terjadi di

dunia adalah bencana alam. Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan

oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain

berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,

dan tanah longsor (Bappenas, 2008).

Berbagai bencana alam telah menimbulkan korban harta dan jiwa. Korban

yang selamat akan mengalami dampak psikologis akibat bencana, misalnya

ketakutan, kecemasan, dan kesedihan yang mendalam (Kharismawan dkk, 2012).

Trauma akibat bencana alam adalah sesuatu yang katastropik yaitu di luar rentang

pengalaman trauma yang umum dialami manusia dalam kejadian sehari-hari

sehingga dapat menyebabkan kecemasan yang luar biasa. Hal ini akan membuat

mereka dalam keadaan stress berkepanjangan dan berusaha untuk tidak

mengalami stres (Sunardi, 2007).

Stres merupakan suatu respon fisiologik ataupun perilaku terhadap sesuatu

hal yang dipandang menyebabkan ketakutan karena kecemasan yang berlebihan,

gangguan keseimbangan (homeostasis), baik internal maupun eksternal (stressor)

(Gunarya, 2008). Stres bersifat subjektif sesuai persepsi orang yang

memandangnya, dengan perkataan lain apa yang mencekam bagi seseorang belum

tentu dipersepsi mencekam bagi orang lain dan stres juga dapat diartikan sebagai

tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek

dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

karena stres akan timbul dari suatu tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak

menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang (Gunarya, 2008).

Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang

berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, dan keadaan emosi ini

tidak memiliki objek yang spesifik (Hawari, 2004). Kecemasan ini mencakup

disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik,

menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang

menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional, jika berlangsung terus

dalam waktu yang lama, individu tersebut dapat mengalami kelelahan dan

kematian (Stuart, 2006).

Manusia sebenarnya mempunyai kemampuan penggunaan sumber daya

secara efektif untuk mengatasi gangguan mental dan emosional seperti stres dan

kecemasan yang muncul melalui manajemen stres. Manajemen stres merupakan

kecakapan menghadapi tantangan dengan cara mengendalikan tanggapan secara

proporsional/ mengontrol, mengelola dan mengurangi ketegangan yang terjadi

dalam situasi stress dengan kemampuan sumber daya (Hawari, 2004).

Gunung Merapi meletus pada hari Jumat, 26 November 2010 khususnya di

Kecamatan Cangkringan, Sleman mengakibatkan korban 382 jiwa dan kerugian

harta benda total keseluruhan mencapai 33 milyar, 29 orang korban luka bakar

dan 74 orang yang menjalani perawatan non luka bakar (Dinas Sosial Sleman,

2010). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan

Geologi menetapkan wilayah aman letusan menjadi 20 km dari puncak Merapi.

Sebelumnya, wilayah aman ini 15 km. Hal ini menimbulkan banyak problem

sosial, diantaranya problem kecemasan dan emosional bagi korban yang selamat.

Salah satu wilayah yang mengalami dampak erupsi Merapi tahun 2010

yaitu Dusun Wonokerso, Desa Argomulyo. Berdasarkan data kependudukan Desa

Argomulyo Tahun 2013 jumlah penduduk di Dusun Wonokerso adalah 400

orang, dengan rincian neonatus lahir-14 hari sebanyak 10 bayi, bayi 2 minggu - 2

tahun sebanyak 20 bayi, kanak- kanak umur 2-6 tahun sebanyak 34 anak, remaja

12-18 tahun sebanyak 98 orang, dewasa 18-35 tahun sebanyak 100 orang, Dewasa

pertengahan umur 36-64 sebanyak 62 dan lansia 65-70 tahun sebanyak 71 orang.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

Letak Desa Argomulyo bersebelahan langsung dengan sungai Gendol yang

sewaktu-waktu dapat dialiri lahar panas maupun dingin ketika terjadi erupsi

Merapi dan pasca erupsi Merapi. Hasil wawancara dengan penduduk didapatkan,

bahwa terdapat satu orang meninggal dunia pada Tanggal 26 Oktober 2010, dua

orang mengalami trauma karena setiap mendengar suara pesawat terbang individu

seperti mendengar suara gempa, mengira akan terjadi letusan susulan kembali dan

empat warga mengalami kecemasan jika akan terjadi letusan susulan kembali

dalam beberapa jam setelah kejadian erupsi Merapi.

Tanggal 27 April 2012 Kepala Pukesmas mengatakan sebanyak tiga

warga menyatakan merasakan cemas sampai tiga hari, dan mulai menyadarkan

diri bahwa hal ini adalah kehendak Tuhan, sedangkan empat warga mengalami

kecemasan sampai berbulan-bulan karena merasa takut menghadapi hidup

selanjutnya akibat hilangnya harta benda yang dimiliki. Pada tanggal 5 Februari

2013 Bapak Lurah Cangkringan mengatakan masih tampak adanya dampak dari

erupsi merapi khususnya di kawasan Bebeng telah didapatkan satu korban

meninggal dunia karena terkena sisa lahar dingin yang mengalir saat hujan tiba.

Pada tanggal 22 Agustus 2013 Bapak Camat Cangkringan mengatakan terjadi lagi

letusan vulkanik kecil yang tidak menyebabkan korban namun penduduk tetap

merasakan ketakutan.

Uraian di atas menunjukkan masih terlihat dampak dari adanya

kecemasan penduduk pasca erupsi Merapi dan penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan manajemen stres dengan tingkat kecemasan pasca

erupsi Merapi di Dusun Wonokerso, Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan.

Pada tanggal 18 November 2013 Kepala Pukesmas mengatakan terjadi letusan

Merapi, warga sempat mengungsi tetapi tidak ada korban jiwa, warga masih

merasakan cemas jika ada letusan susulan kembali.

Pada tanggal 9 Maret 2014 Kepala Pukesmas mengatakan Merapi

kembali meletus warga sempat merasakan getaran gempa sesaat, tidak ada korban

jiwa, tetapi warga cemas jika akan terjadi letusan susulan. Pada tanggal 27 Maret

2014 Kepala Pukesmas mengatakan terjadi letusan kecil warga sempat cemas dan

akan mengungsi, tidak ada korban jiwa.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan BNPB

(Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mengatakan pada Tanggal 20 April

2014 Gunung Merapi meletus disertai hujan krikil dan abu pukul 04.00 pagi,

warga mengalami kecemasan dan akan mengungsi, tidak ada korban jiwa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah Ada Hubungan Antara manajemen stres

dengan tingkat kecemasan Penduduk Pasca Erupsi Merapi di Dusun Wonokerso

Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui adanya hubungan antara manajemen stres dengan tingkat

kecemasan pasca erupsi merapi penduduk di Dusun Wonokerso Kecamatan

Cangkringan Kabupaten Sleman.

2. Tujuan Khusus :

a. Mengetahui manajemen stres penduduk pasca erupsi Merapi di Dusun

Wonokerso Kecamatan Cangkringan Kebupaten Sleman.

b. Mengetahui tingkat kecemasan Pasca Erupsi Merapi Penduduk di Dusun

Wonokerso Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis :

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan tentang manajemen stres dan tingkat kecemasan.

b. Bagi Instansi Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam

keperawatan jiwa untuk menangani kecemasan penduduk pasca bencana

merapi dan dapat digunakan sebagai upaya preventif bagi pemberian

Page 16: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

pelayanan keperawatan pada masyarakat melalui promosi kesehatan

khususnya manajemen stres, sehingga kecemasan pada masyarakat yang

menjadi korban bencana dapat diminimalkan.

c. Bagi Mahasiswa Keperawatan STIKES A.Yani

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan

menambah wawasan bagi mahasiswa Keperawatan STIKES A. Yani

terutama tentang manajemen stress dan tingkat kecemasan dalam

mengahdapi bencana alam.

d. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi ilmu pengetahuan bagi

peneliti khususnya ilmu keperawatan dalam bidang manajemen stres.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan tambahan referensi

bagi peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian yang berhubungan

dengan manajemen stres dan tingkat kecemasan.

E. Keaslian Penelitian

1. Limasari (2010) dengan judul “Pengaruh Manajemen Stres Terhadap

Regulasi Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Primer”. Jenis penelitian

ini merupakan penelitian pra-eksperimental dengan pre-post test desain

dengan besar sampel sebanyak 15 responden di desa Wonoplintahan, Sidoarjo

yang diambil dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data

dilakukan dengan observasi. Analisis data dengan uji wilcoxon. Hasil

penelitian ini menyimpulkan manajemen stres dengan teknik meditasi,

relaksasi pernapasan, dan aromaterapi memiliki pengaruh pada pengaturan

tekanan darah pada pasien dengan hipertensi primer di desa Wonoplintahan,

Sidoarjo. Penelitian ini juga menyatakan manajemen stres dapat membantu

mengurangi tingkat stres pada pasien dengan hipertensi primer. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama

meneliti manajemen stres sebagai variabel bebas. Perbedaannya adalah pada

variabel terikat yang diteliti adalah regulasi tekanan darah, sedangkan yang

Page 17: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

penulis lakukan adalah kecemasan. Penelitian Limasari (2010) dilakukan di

Desa Wonoplintahan, Sidorejo sedangkan penulis pada penelitian ini

mengambil tempat di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan. Analisis

data juga ada perbedaan, Limasari (2010) dengan uji statistik wilcoxon

sedangkan pada penelitian penulis menggunakan analisis Kendall’s Tau ().

2. Dewi (2010) dengan judul “Pengaruh Manajemen Stres (Meditasi Benson)

terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre - Operatif di Ruang Mawar

Kuning RSUD Sidoarjo”. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen

semu. Populasi adalah 25 orang pasien pra operasi di ruang Mawar Kuning

RSUD Sidoarjo. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sebanyak

20 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Analisis data

dengan uji Wilcoxon Signed Peringkat Test dan Mann Whitney U-Test. Hasil

penelitian ini menyimpulkan bahwa meditasi Benson berpengaruh pada

tingkat pengurangan kecemasan. Hal ini berarti meditasi Benson efektif

mengurangi tingkat kecemasan pada pasien pra operasi di ruang Mawar

Kuning RSUD Sidoarjo. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang

penulis lakukan adalah sama-sama ingin mengetahui faktor yang

berhubungan dengan kecemasan. Perbedaanya adalah pada variabel bebas

yang diteliti adalah Meditasi Benson, sedangkan yang penulis lakukan adalah

menejemen stres secara umum. Penelitian Dewi (2010) dilakukan pada

sampel pasien pre - operatif di Ruang Mawar Kuning RSUD Sidoarjo

sedangkan penulis pada penelitian ini mengambil sampel di Dusun

Wonokerso, Kecamatan Cangkringan. Analisis data juga ada perbedaan,

Dewi (2010) dengan uji statistik wilcoxon dan Mann Whitney U-Test

sedangkan pada penelitian ini menggunakan analisis Kendall’s Tau ().

3. Afandi (2007) dengan judul “Efektifitas Pelatihan Meditasi Mindfulnes

Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Survivor Gempa Bumi di Bantul”.

Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu. Populasi dan

sampel adalah 15 siswa di SMA 1 Pleret Bantul. Pengumpulan data dilakukan

dengan kuesioner. Analisis data dengan uji Mann Whitney U-Test. Hasil

penelitian ini menyimpulkan bahwa pelatihan meditasi mindfulnes terbukti

Page 18: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

menurunkan tingkat kecemasan. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian

yang penulis lakukan adalah sama-sama ingin mengetahui faktor yang

berhubungan dengan kecemasan. Perbedaannya adalah penulis menggunakan

variabel manajemen stres sebagai variabel bebas, sedangkan pada penelitian

Afandi (2007) sebagai variabel bebasnya adalah pelatihan meditasi

mindfulness. Penelitian Afandi (2007) dilakukan di Kecamatan Pleret Bantul,

sedangkan penulis pada penelitian ini mengambil sampel di Dusun

Wonokerso, Kecamatan Cangkringan. Analisis data juga berbeda, Afandi

(2007) dengan uji statistik Mann Whitney U-Test sedangkan pada penelitian

ini menggunakan analisis Kendall’s Tau ().

Page 19: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. GambaranUmumTempatPenelitian

Cangkringan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Cangkringan berada disebelah Timur laut dari

Ibukota Kabupaten Sleman. jarak Ibukota Kecamatan ke pusat Pemerintah (Ibukota)

Kabupaten Sleman adalah 25 kilometer. lokasi ibukota Kecamatan Cangkringan

berada di 7.66406’LS dan 110.46143’ BT, Kecamatan Cangkringan mempunyai luas

wilayah 4.799 Ha.

Wilayah Cangkringan terletak dekat dengan Gunung Merapi khususnya di

Dusun Wonokerso yang berjarak antara 15 kilometer dari puncak Merapi, dusun

Wonokerso dekat dengan sungai gendol. Gunung Merapi adalah Gunung berapi paling

aktif di Indonesia dan termasuk dalam 16 gunung paling berbahaya di Dunia menurut

IAVCEI (Internasional Association of Volcanology and Chemistry of the Earth’s

Interior). Erupsi Merapi terjadi dengan siklus 4 tahunan artinya setiap 4 tahun aktivitas

gunung ini akan meningkat mencapai status berbahaya, kadang disertai letusan besar.

dari keadaan yang demikian maka pemerintah, para masyarakat desa, perangkat

kelurahan relawan, TNI, PMI bekerja sama membantu penduduk yang terkena letusan

Merapi seperti mendirikan shelter untuk berteduh dan hunian sementara, bagi korban

yang terkena erupsi Merapi, yang kehilangan harta benda. Keadaan pasca erupsi

Merapi pada tanggal 26 November 2010 mengakibatkan korban 382 jiwa dan kerugian

harta benda total keseluruhan mencapai 33 milyar, 29 jiwa korban luka bakar dan 74

jiwa yang menjalani perawatan non luka bakar Wonokerso banyak rumah- rumah

tertibun abu vulkanik, banyak rumah yang rusak dan roboh, pohon – pohon banyak

yang tumbang dan hangus terkana lahar panas saat erupsi. binatang ternak mati dan

tumbuhan dipersawahan mati dan kering.

Data kependudukan Dusun Wonokerso, Desa Argomulyo Tahun 2013

sejumlah 256 jiwa yang terdiri dari 156 orang perempuan dan 100 orang laki – laki

Page 20: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

42

yang berumur 20 tahun sampai 60 tahun, sebagian besar pekerjaan penduduk Dusun

Wonokerso adalah Ibu rumah tangga yaitu sebanyak 31 orang.

B. Penyajian Data Karateristik Responden

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, umur responden

dapat didiskripsikan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Dusun Wonokerso, Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Sleman

Yogyakarta Bulan Juli Tahun 2014 Umur Frekuensi (f) Persentase (%) < 21 7 9,9

21-30 15 21,1 31-40 12 16,9 41-50 27 38 > 50 10 14,1

Jumlah 71 100 Sumber: Data Primer, 2014

Tabel 3.4 menunjukkan bahwa sebagian besar umur responden

adalah berkisar 41-50 tahun yaitu sebanyak 27 responden atau 38% dari

keseluruhan responden.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pekerjaan

responden dapat didiskripsikan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Dusun Wonokerso, Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta

Bulan Juli Tahun 2014 Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)

Buruh 8 11,3 Ibu Rumah Tangga 31 43,7 Pegawai Negeri Sipil 6 8,5 Petani 19 26,8 Wiraswasta 7 9,9

Jumlah 71 100 Sumber: Data Primer, 2014

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan responden

adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 31 atau 43,7%.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

43

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, jenis kelamin

pada responden dapat didiskripsikan sebagai berikut:

Tabel 3.6 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Dusun Wonokerso, Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Sleman

Yogyakarta Bulan Juli Tahun 2014 JenisKelamin Frekuensi (f) Presentase (%)

Laki-laki 33 46,5 Perempuan 38 53,5

Jumlah 71 100 Sumber: Data Primer, 2014

Tabel 3.6 menunjukkan sebagian besar jenis kelamin responden

adalah perempuan yaitu 38 responden atau 53,5%.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, tingkat

pendidikan responden dapat didiskripsikan sebagai berikut:

Tabel 3.7 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Dusun Wonokerso, Desa Argomulyo Kecamatan

Cangkringan Sleman Yogyakarta Bulan Juli Tahun 2014 Tingkat Pendidikan Frekuensi(f) Presentase (%)

SD 13 18,3 SMP 16 22,5 SMA 36 50,7 PT 6 8,5

Jumlah 71 100 Sumber: Data Primer, 2014

Tabel 3.7 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan

responden adalah SMA yaitu sebanyak 36 atau 50,7%.

C. Penyajian Data Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan manajemen stres dan

kecemasan responden dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Manajemen Stres di Dusun Wonokerso Kecamatan Cangkringan

Kabupaten Sleman

Page 22: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

44

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, manajemen stres

pada responden dapat didiskripsikan sebagai berikut:

Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi Manajemen Stres Responden di Dusun

Wonokerso, Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta

Tahun 2014

Manajemen stres Frekuensi (f) Presentase (%) Baik 43 60,6 Cukup 24 33,8 Kurang 4 5,6

Jumlah 71 100 Sumber: Data Primer, 2014

Tabel 3.8 menunjukkan bahwa sebagian besar manajemen stres

responden adalah baik yaitu sebanyak 43 responden atau 60,6%.

b. Kecemasan Pasca Erupsi Merapi di Dusun Wonokerso Kecamatan

Cangkringan Kabupaten Sleman

Berdasarkan hasil penelitian yang telah, kecemasan pada

responden dapat didiskripsikan sebagai berikut:

Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Kecemasan Pasca Erupsi Merapi di Dusun Wonokerso, Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta

Bulan Juli Tahun 2014

Tingkat Kecemasan Frekuensi (f) Presentase (%) Ringan 11 15,5 Sedang 42 59,1 Berat 18 25,4

Jumlah 71 100 Sumber: Data Primer, 2014

Tabel 3.9 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat kecemasan

responden adalah sedang yaitu sebanyak 42 atau 59,1%.

c. Hubungan antara Manajemen Stres dengan Tingkat Kecemasan Pasca

Erupsi Merapi di Dusun Wonokerso Kecamatan Cangkringan

Kabupaten Sleman

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kecemasan

pada responden dapat didiskripsikan sebagai berikut:

Page 23: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

45

Tabel 4.0 Hubungan antara Manajemen Stres dengan Tingkat Kecemasan Pasca Erupsi Merapi di Dusun Wonokerso Kecamatan Cangkringan

Kabupaten Sleman Tahun 2014 Manajemen

Stres Kecemasan p

Value Ringan Sedang Berat Jumlah f % f % f % f %

Baik 6 8,5 27 38 10 14,1 43 60,6 0,007 Cukup 4 5,6 13 18,3 7 9,9 24 33,8 Kurang 1 1,4 2 2,8 1 1,4 4 5,6 Jumlah 11 15,5 42 59,1 18 25,4 71 100 Sumber: Data Primer, 2014

Tabel 4.0 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

tingkat menajemen stress baik dengan kecemasan sedang yaitu sebanyak

dua puluh tujuh responden (38%). Untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara manajemen stres dengan tingkat kecemasan pasca erupsi merapi di

Dusun Wonokerso Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman telah

dilakukan uji statistik menggunakan uji Kendall’s-tau dengan bantuan system

komputerisasi. Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan, pada p value

didapatkan angka sebesar 0,007, maka hasil p value lebih kecil dari 0.05

sehingga dapat dinyatakan ada hubungan antara manajemen stres dengan

tingkat kecemasan pasca erupsi merapi di Dusun Wonokerso Kecamatan

Cangkringan Kabupaten Sleman.

D. Pembahasan

1. Manajemen Stres Pasca Erupsi Merapi di Dusun Wonokerso, Desa

Argomulyo Kecamatan Cangkringan

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar reponden memiliki

tingkat manajemen stres yang baik dari keseleruhan responden. Dua puluh

empat responden dari seluruh responden memiliki tingkat manajemen stres

cukup, dan sebanyak empat responden memiliki tingkat manajemen stres

kurang. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan warga di Dusun Wonokerso,

Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan telah memiliki cara yang baik dalam

memenejemen stres yang mereka alami. Terbukti dari tujuh puluh satu

Page 24: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

46

responden yang dijadikan subyek penelitian, sebanyak empat puluh tiga

responden diantaranya memiliki tingkat manajemen stres yang baik.

Cara yang paling banyak digunakan responden dalam menangani

stres adalah dengan cara istirahat sejenak dari aktifitas ketika mengalami

stres, melakukan olahraga, melakukan terapi tertawa serta berusaha menekan

konflik permasalahan yang dihadapi. Cara lain yang cukup banyak

digunakan responden dalam memanajemen stres adalah dengan cara

membasuh muka dengan air dingin, meminta nasehat dengan teman atau

tetangga, serta menjalin hubungan baik dengan masyarakat.

Hasil penelitian yang membuktikan manajemen stres di Dusun

Wonokerso ini menunjukkan bahwa sebagian besar warga telah memiliki

manajemen yang baik dalam mengantisipasi permasalahan yang ditimbulkan

oleh bencana alam gunung meletus. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana

Geologi ( PVMG) dapat dipengaruhi seringnya kejadian gunung meletus yang

terjadi di daerah ini sehingga masyarakat telah berusaha belajar untuk

meminimalisir permasalahan termasuk dalam mengatasi stres dengan

manajemen stres yang baik.

Manajemen stres merupakan kecakapan menghadapi tantangan

dengan cara mengendalikan tanggapan secara proporsional/mengontrol,

mengelola, dan mengurangi ketegangan yang terjadi dalam situasi stres. Stres

harus dikelola dengan baik dan dimanfaatkan sisi positifnya demi kemajuan dan

kebaikan tubuh. Bila hal ini dapat dilakukan, resiko yang dihadapai setelah

bencana berlangsung dapat ditekan dengan maksimal (mumpuni & wulndari,

2010).

(.

Kesiapan warga dalam menangani stres pasca erupsi merapi ini

merupakan langkah keberhasilan dalam penanganan mitigasi bencana. Menurut

Ramli (2010), manajemen bencana merupakan suatu proses terencana yang

dilakukan untuk mengelola bencana dengan baik dan aman. Menurut peraturan

pemerintah (PP) No. 21 Tahun 2008, mitigasi bencana adalah serangkaian upaya

Page 25: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

47

untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun

penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Cara mengatur dan mengelola stres yang dilakukan warga di Dusun

Wonokerso merupakan jenis penanganan stres yang positif, yaitu dengan

tindakan langsung (direct action), berbuat yang nyata secara khusus dan

langsung, seperti olah raga, terapi dan meminta nasehat, serta mempelajari ilmu

atau kecakapan baru.

Achidiat (2003), menyatakan bahwa dalam manajemen stres diperlukan

pendekatan yang tepat dalam mengelola stres. Ada dua pendekatan yang perlu

dilakukan untuk mengatasi stres yang disebabkan sesuatu hal yang sulit diterima

seperti bencana alam, yaitu pendekatan individu dan pendekatan dukungan

sosial. Mengingat Dusun Wonokerso merupakan daerah rawan bencana maka

perlu kesiapan yang lebih baik dalam menanganai masalah stres akibat bencana

alam.

Untuk meningkatkan kesiapan dalam mengelola stres dapat dilakukan

dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima

sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat. Selain itu

untukmengurangi stres perlu dilakukan kegiatan-kegiatansantai. Hal lain yang

perlu dilakukan dengan melakukan perubahan reaksi perilaku atau perubahan

reaksikognitif. Artinya, jika seseorang dirinya ada kecemasan ketegangan

pikiran dapat melakukan berbagai macam cara untuk mengurangi ketegangan

pikiran atau kecemasan dengan istirahat membasuh muka dengan air dingin atau

berwudlu bagi orang Islam

Cara lain untuk megelola stress dapat dilakukan dengan melakukan

relaksasi dan meditasi. Kegiatan relaksasi dan meditasi ini bisa dilakukan di

rumah pada malam hari menjelang akan tidur malam atau pada waktu senggang

sehingga dapat membangkitkan perasaan rileks dan nyaman. Adanya relaksasi

diharapkan dapat mentransfer kemampuan dalam membangkitkan perasaan

rileks ke dalam segala situasi. Beberapa cara meditasi yang biasadilakukan

adalah dengan menutup atau memejamkan mata,menghilangkan pikiran yang

mengganggu.Olah raga fisik perlu dilakukan diet dan fitnes. Beberapa cara yang

Page 26: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

48

bisa ditempuh adalah mengurangi masukan atau konsumsi garam dan makanan

mengandung lemak, memperbanyak konsumsi makanan yang bervitamin seperti

buah-buahan dan sayur-sayuran,danbanyak melakukan olahraga.

Strategi untuk mengurangi stres dengan pendekatan dukungan sosial

dapat dilakukan dengan berkumpul dengan sahabat, kolega, keluarga yang dapat

memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya atau setldaknya ada tempat

mengadu atas keluh kesahnya. Lingkungan perlu menciptakan suasana harmonis

untuk dapat mengurangi ketegangan suasana.

2. Kecemasan Pasca Erupsi Merapi di Dusun Wonokerso Kecamatan

Cangkringan Kabupaten Sleman.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar reponden memiliki tingkat

kecemasan sedang dari keseleruhan responden. Delapan belas responden dari

seluruh responden memiliki tingkat kecemasan berat, sedangkan sebanyak

sebelas responden memiliki tingkat kecemasan ringan. Hal ini menunjukkan

bahwa kebanyakan warga di Dusun Wonokerso, Desa Argomulyo Kecamatan

Cangkringan setelah pasca erupsi Merapi memiliki memiliki kecemasan sedang.

Terbukti dari tujuh puluh satu responden yang dijadikan subyek penelitian,

sebanyak empat puluh dua responden diantaranya memiliki tingkat kecemasan

sedang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar warga telah

mampu mengatasi stres akibat erupsi merapi. Hal ini terbukti responden yang

mengalami kecemasan berat hanya sebanyak delapan belas responden dari

seluruh responden. Responden yang lain hanya mengalami stres ringan dan stres

sedang.

Menurut Hawari (2007), kecemasan ringan hanya berhubungan dengan

ketegangan dan waspada seseorang. Hal ini masih sangat bisa diatasi dan sering

terjadi pada setiap orang. Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk

memusatkan pada hal yang penting dengan mengesampingkan yang lain

perhatian selektif dan mampu melakukan sesuatu yang lebih terarah. Sedangkan

pada kecemasan berat, seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu

Page 27: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

49

yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tantang hal lain. Orang tersebut

memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

Keberhasilan warga Dusun Wonokerso pasca erupsi merapi dalam

menangani kecemasan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya

kemampuan dalam mengatasi penyebab atau respon yang dapat menyebabkan

stres. Menurut Suliswati (2005) respon ini berguna dalam memelihara

keseimbangan tubuh dalam mengatasi stres.

Dalam hal ini warga Dusun Wonokerso kemungkinan telah mampu

mengatasi berbagai ancaman-ancaman yang timbul setelah adanya gunung

meletus. Ancaman-ancaman itu meliputi ancaman integritas biologi, ancaman

terhadap keselamataan diri sendiri, dan ancaman terhadap integritas fisik.

Contoh ancaman integritas biologi meliputi gangguan terhadap

kebutuhan dasar makan, minum, kehangatan, seks. Ancaman terhadap

keselamatan diri seperti tidak menemukan integritas diri, tidak menemukan

status prestise, tidak memperoleh pengakuan dari orang lain, dan

ketidaksesuaian pandangan diri dengan lingkungan nyata.Ancaman terhadap

integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis yang akan terjadi atau penurunan

kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan Jenis kecemasan yang paling

banyak dirasakan reponden pasca erupsi merapi adalah memiliki firasat saya

buruk dan mudah tersinggung. Kecemasan lain yang risaukan responden yang

paling banyak adalah badan merasa lesu dan sering terbangun serta rasa kepala

pusing dan terasa berat. Menurut Stuart (2006), gejala stres yang muncul ini

dapat disebabkan oleh keadaan kesehatan fisik dan biologis seseorang.Kajian

biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk

benzodiazepin, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam

gama-aminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam mekanisme biologis

yang berhubungan dengan kecemasan. Selain itu, kesehatan umum individu dan

riwayat kecemasan pada keluarga memiliki efek nyata sebagai predisposisi

kecemasan, kecemasan mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya

menurunkan kemampuan individu untuk mengatasi stressor.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

50

3. Hubungan antara Manajemen Stres dengan Tingkat Kecemasan Pasca

Erupsi Merapi di Dusun Wonokerso Kecamatan Cangkringan Kabupaten

Sleman

Berdasarkan tabel silang 3.6, responden dengan tingkat manajemen baik

cenderung memiliki tingkat kecemasan sedang, sedangkan responden dengan

tingkat manajemen stres cukup cenderung memiliki tingkat kecemasan sedang

dan berat. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan tingkat manajemen stres

berhubungan dengan tingkat kecemasan pasca erupsi merapi. Kecenderungan

dan hubungan ini telah dibuktikan dengan uji statistik korelasi Kendall’s-tau dan

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara manajemen stres dengan

tingkat kecemasan pasca erupsi merapi di Dusun Wonokerso Kecamatan

Cangkringan Kabupaten Sleman

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

tingkat menajemen stress baik dengan kecemasan sedang yaitu sebanyak dua

puluh tujuh responden (38%). Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

manajemen stres dengan tingkat kecemasan pasca erupsi merapi di Dusun

Wonokerso Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman telah dilakukan uji

statistik menggunakan uji Kendalls-Tau dengan bantuan system komputerisasi.

Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan, pada p value didapatkan angka

sebesar 0,007, maka hasil p value lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat

dinyatakan ada hubungan antara manajemen stres dengan tingkat kecemasan

pasca erupsi merapi di Dusun Wonokerso Kecamatan Cangkringan Kabupaten

Sleman.

Hasil penelitian yang dilakukan Limasari (2010) dengan judul

” Pengaruh Manajemen Stres Terhadap Regulasi Tekanan Darah pada Penderita

Hipertensi Primer”, juga menunjukkan hasil yang hampir sama dengan hasil

penelitian ini. Limasari (2010) ini juga menunjukkan adanya pengaruh

Manajemen Stres Terhadap Regulasi Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi

Primer.

Tingkat manajemen stres yang cukup baik akan cenderung mampu

mengatasi kecemasan yang muncul akibat erupsi merapi. Sedangkan tingkat

Page 29: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

51

manajemen yang kurang baik akan cenderung berhubungan dengan tingkat

kecemasan yang berat.

Menurut Achidiat (2003), salah satu gejala stres adalah adanya gejala

psikologis, salah satunya munculnya kecemasan, ketegangan, kebingungan dan

mudah tersinggung. Stres perlu ditangani dengan benar agar tidak menimbulkan

penyakit dan akibat yang lebih buruk, salah satunya dengan cara melakukan

manajemen stres yang baik sehingga gejala seperti kecemasan dapat diatasi.

E. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah:

1. Instrumen penelitian hanya berupa kuesioner tertutup, sehingga diperlukan

pengambilan data dengan menggunakan instrumen yang lebih kuat dan lebih

baik seperti kuesioner terbuka, wawancara dan observasi untuk mendapatkan

data yang lebih akurat.

2. penelitian tentang manajemen stres pasca erupsi merapi ini hanya bisa

diambil setelah bencana terjadi atau erupsi merapi terjadi.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara manajemen stres dengan

tingkat kecemasan pasca erupsi merapi di Dusun Wonokerso Kecamatan

Cangkringan Kabupaten Sleman. Adapun hasil penelitian tingkat manajemen stres

penduduk pasca erupsi Merapi Kecemasan di Dusun Wonokerso Kecamatan

CangkringanKebupatenSleman adalah kategori baik, sedangkan tingkat

kecemasan Pasca Erupsi Merapi adalah kategori sedang. Penduduk di

DidusunWonokerso dapat mengetahui bagaimana memanajemen stres penduduk

pasca erupsi Merapi dan dapat mengetahui tingkat kecemasan pasca erupsi Merapi

penduduk di Dusun Wonokerso Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Masyarakat harus aktif dalam melakukan pengelolaan stres melalui

manajemen stres yang baik sehingga dalam menghadapi kecemasan dalam

menghadapi bencana alam seperti gunung meletus dapat diatasi..

2. Bagi Instansi Kesehatan

Sebaiknya instansi kesehatan memberikan pendidikan kesahatandan

memberikan informasi atau penyuluhan tentang manajemen stres yang benar

melalui petugas-petugas kesehatan agar masyarakat dapat mengatasi berbagai

gejala kecemasan yang disebabkan oleh bencana alam..

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebaiknya melakukan penelitian dengan menggunakan variabel-

variabel lain misalnya ketersediaan pelayanan kesehatan, atau lingkungan

budaya yang berhubungan dengan kecemasan dalam menghadapi bencana

alam.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

C. Manfaat Penelitian

1) Dapat mengetahui kecemasan Penduduk pasca erupsi Merapi di Dusun

Wonokerso kecamatan cangkringan kabupaten sleman yogyakarta

2) dapat mengetahui Cara memanajemen stres pasca erupsi Merapi di Dusun

Wonokerso.

53

Page 32: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Penelitian

Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden Penelitian

Lampiran 3. Lembar Persetujuan Menjadi Asisten Peneliti

Lampiran 4. Lembar Informed Consent

Lampiran 5. Pengantar Kuesioner

Lampiran 6. Kuesioner Kecemasan Penduduk Pasca Erupsi Merapi Dusun Wonokerso Cangkringan

Lampiran 7. Kuesioner Manajemen Stres Pasca Erupsi Merapi Dusun Wonokerso Cangkringan

Lampiran 8. Surat Ijin Studi Pendahuluan

vii

Page 33: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Achidiat. A. (2003). Teori Dan Manajemen Stres. Malang: Taroda.

Arikunto. S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara.

Afandi. (2007). Efektifitas Pelatihan Meditasi Mindfulnes Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Survivor Gempa Bumi di Bantul. Kediri: STIKES Surya Mitra Husada.

Bappenas. (2008). Macam – Macam Bencana dalam Kehidupan Masyarakat. Diakses 7 Oktober 2012

Dewi.W. (2010). Pengaruh Manajemen Stres (Meditasi Benson) Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre-Operatif di Ruang Mawar Kuning RSUD Sidoarjo. http://alumni.unair.ac.id. Diakses 23 September 2012.

Dinas Sosial Sleman.(2010). Dampak Meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta. Www Dinas Sosial Sleman.Com .Diakses 14 Oktober 2013.

Gunarya. (2008). Manajemen Stres. Makasar: Pusat Bimbingan & Konseling UNHAS.

Hawari, D. (2004). Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hawari. D. (2007). Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa, Skizofrenia. Jakarta : FKUI.

Kharismawan, Kuriake. Panduan Program Psikososial Paska Bencana. Diakses tanggal 30 April 2012 dari http://www.sintak.unika.ac.id/

Keliat.BA (2011). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Limasari. (2010). Pengaruh Manajemen Stres Terhadap Regulasi Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Primer. http://alumni.unair.ac.id. Diakses 23 September 2012.

Mumpuni .Y & Wulandari. A (2010). Mengelola Stres Dengan Manajemen Stres. Yogyakarta Penerbit Andi.

Notoatmodjo.S. (2005). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo.S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Peraturan Pemerintah (PP) No. 21 Tahun 2008. http: //www.menkokesra.90.Id/Node/442.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN …

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Ramli. (2010). United Nation Development Program (UNDP). http://Kesehatan.

Kompasiana.Com. Diakses 7 September 2012.

Rasmun. (2004). Stres, Koping, Adaptasi Teori dan pohon masalah keperawatan. Jakarta:

Sugeng Seto

Stuart. GW. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Sunaryo. ( 2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Sunardi. (2007). Gangguan Stres Pasca Trauma (Post Traumatic Stres Disorder) Dalam

Perspektif Konseling. http://file.upi.edu/direktori. Diakses 22 Agustus 2012.

Sunartono. (2013). Pemerintah Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. http://www

Pemerintah Kabupaten Sleman.DIY.Com. Dakses 8 Maret 2014

Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suparyanto. (2011). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Yosep. I. (2007). Konsep dan Adaptasi Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama