hubungan antara adversity quotient dan stres pada...

119
i HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Program Studi Psikologi Oleh: Frederikus Renda Tricahya NIM: 059114019 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

i

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA

MAHASISWA YANG BEKERJA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Program Studi Psikologi

Oleh:

Frederikus Renda Tricahya

NIM: 059114019

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

iv

HALAMAN MOTTO

"layang-layang dapat terbang karena melawan angin,

bukan bersama angin."

Page 5: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

v

...dan aku persembahkan untuk......

lxáâá ^Ü|áàâálxáâá ^Ü|áàâálxáâá ^Ü|áàâálxáâá ^Ü|áàâá

UtÑt~ wtÇ \uâUtÑt~ wtÇ \uâUtÑt~ wtÇ \uâUtÑt~ wtÇ \uâ

`tá wtÇ `ut~`tá wtÇ `ut~`tá wtÇ `ut~`tá wtÇ `ut~

ftâwtÜtftâwtÜtftâwtÜtftâwtÜt

ft{tutàft{tutàft{tutàft{tutà

wtÇ ÉÜtÇzwtÇ ÉÜtÇzwtÇ ÉÜtÇzwtÇ ÉÜtÇz@@@@ÉÜtÇz çtÇz àxÄt{ uxÜâát{t ~xÜtá ÅxÅutÇàâ~âÉÜtÇz çtÇz àxÄt{ uxÜâát{t ~xÜtá ÅxÅutÇàâ~âÉÜtÇz çtÇz àxÄt{ uxÜâát{t ~xÜtá ÅxÅutÇàâ~âÉÜtÇz çtÇz àxÄt{ uxÜâát{t ~xÜtá ÅxÅutÇàâ~â

Page 6: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan

dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 September 2010

Penulis

Frederikus Renda Tricahya

Page 7: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

vii

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA

MAHASISWA YANG BEKERJA

Frederikus Renda Tricahya

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara Adversity Quotient

dan Stres pada mahasiswa yang bekerja. Hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan

yang negatif antara Adversity Quotient dan stres pada mahasiswa yang bekerja. Dengan demikian

peneliti menarik asumsi bahwa apabila Adversity Quotient tinggi maka stres akan menjadi rendah

dan begitu juga sebaliknya apabila Adversity Quotient rendah maka stres akan menjadi tinggi.

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang masih aktif dalam hal akademis dan bekerja

sebagai pekerja paruh waktu (part timer). Mahasiswa yang masih aktif dalam hal akademis adalah

mahasiswa yang masih mengambil minimal 12 sks dalam setiap semester dan tidak dalam masa

cuti studi. Sedangkan pekreja paruh waktu adalah pekerja yang bekerja minimal 4 jam sehari

dengan waktu kerja minimal 5 hari dalam seminggu. Alat pengumpul data yang digunakan terdiri

dari dua alat ukur, skala Adversity Quotient dan skala stres. Masing-masing skala telah melalui

penyaringan item dengan tryout, sehingga diperoleh 40 item pada skala Adversity Quotient dengan

koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,917 dan 39 item pada skala stres dengan koefisien reliabilitas

alpha sebesar 0,934. Dari hasil analisis data penelitian diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,329

dengan signifikasi sebesar 0,003. Hal ini berarti terdapat hubungan yang negatif dan signifikan

antara variabel Adversity Qoutient dan Stres. Hal juga ini menandakan bahwa hipotesis awal

penelitian, yaitu ada hubungan negatif dan signifikan antara adversity quotient dan stress pada

mahasiswa yang bekerja dapat diterima.

Kata Kunci : Adversity Quotient, Stres

Page 8: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

viii

THE RELATIONSHIP BETWEN ADVERSITY QUOTIENT AND STRESS

ON THE WORKING STUDENTS

Frederikus Renda Tricahya

ABSTRACT

The aim of the research was to test whether any relationship between Adversity Quotient

and stress on the working students. The hypothesis of the research was that there was negative

relationship between Adversity Quotient and stress on the working students. Thus, the researcher

assumed that the higher the Adversity Quotient the lower the stress and the lower the Adversity

Quotient the higher the stress. The subjects of the research were academically active students and

worked as part timers. Academically active students were students who still took at least 12 credits

on each semester and were not on the free period of study. Part timers were workers who worked

at least 4 hours a day with minimum 5 days working period a week. The instruments used were 2

scaling devices those were Adversity Quotient scale and stress scale. Each scale had items sorting

by tryouts so there were 40 items on the Adversity Quotient scale with 0.917 alpha reliability

coefficients and 39 items on the stress scale with 0.934 alpha reliability coefficients. The result of

the data analysis indicated that the correlation coefficients were 0.329 with 0.003 significances. It

indicated that there was negative and significant relationship between the Adversity Quotient and

stress variables. It also indicated that the hypothesis of the research, there was negative and

significant relationship between Adversity Quotient and stress on working students was

acceptable.

Keyword : Adversity Quotient, stress

Page 9: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Frederikus Renda Tricahya

Nomor Mahasiswa : 059114019

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Hubungan Antara Adversity Quotient dan Stres

Pada Mahasiswa Yang Bekerja

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-

ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 30 September 2010

Yang menyatakan,

(Frederikus Renda Tricahya)

Page 10: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan

rahmatnya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

2. Y. Heri Widodo, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Minta Istono, S.Psi., M.Si. selaku dosen penguji skripsi, yang telah

membimbing dan memberikan masukan hingga mempermudah

pengerjaan skripsi ini

4. Agnes Indar Etikawati, S.Psi., Psi,. M.Psi. selaku dosen penguji

skripsi, yang telah memberikan masukan hingga mempermudah

pengerjaan skripsi ini.

5. Bapak Ibu dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuannya selama penulis menempuh studi di Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

6. Segenap karyawan Fakultas Psikologi (Mas Gandung, Mbak Nanik,

Mas Muji, Mas Doni dan Pak Gie), terimakasih atas segala kerjasama

yang diberikan untuk kelancaran studi penulis di Fakultas Psikologi.

7. Bapak, Ibu, Mas Kebo, Mbak Puput, dan segenap Keluarga Besar

Soemarwoto yang selalu mendukung saya dalam menjalani hidup.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

xi

8. Sahabat-sahabatku, Joana, Budi, Uci, Rindi, Sella, yang tak henti-

hentinya meneriakan jangan pernah menyerah dan mendampingi

selalu dalam pengerjaan karya ini.

9. Teman-teman di kontrakan AKSI 05 ( Lucky, Hanes, Tristan, Sherly,

Arya, Aan, Bagoes, Bayu), teman-teman PASTEL, teman-teman Red

Pavlov, teman-teman UNISON dan teman-teman di Psikologi yang

selalu memberikan semangat dan tempat untuk mengaduh serta yang

slalu memberikan keceriaan kepadaku.

10. Kurt Cobain, Eddie Vedder, dan Alexander Supertramp, yang telah

memberikan inspirasi dan pelajaran hidup yang berharga.

11. Semua pihak yang tidak bisa penulis tulis satu persatu. Terimakasih

semuanya.

Penulis,

Frederikus Renda Tricahya

Page 12: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT ........................................................................................................ viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................. ix

KATA PENGANTAR ......................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xvii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

BAB II : LANDASAN TEORI ........................................................................... 7

A. Stres ........................................................................................................... 7

Page 13: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

xiii

1 Pengertian Stres .................................................................................. 7

2 Gejala Stres ......................................................................................... 8

3 Faktor-Faktor Penyebab Stres ............................................................. 9

4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketahanan Terhadap Stres ........ 14

5 Stres Pada Mahasiswa Yang Bekerja .................................................. 15

B. Adversity Quotient ..................................................................................... 19

1 Pengertian Adversity Quotient ............................................................ 19

2 Dimensi Adversity Quotient ................................................................ 20

3 Tiga Tipe Manusia Berdasar Adversity Quotient ................................. 23

4 Adversity Quotient Pada Mahasiswa Yang Bekerja ............................. 26

C. Dinamika Adversity Quotient dan Stres ..................................................... 27

D. Hipotesis .................................................................................................... 32

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 33

A. Jenis Penelitian ........................................................................................ .33

B. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................... .33

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................ .33

D. Subyek Penelitian ..................................................................................... .34

E. Metode dan Alat Penelitian ........................................................................ .35

F. Pertanggungjawaban Mutu.......................................................................... .38

1 Estimasi Validitas Alat Tes .................................................................. .38

2 Seleksi Aitem ....................................................................................... .39

3 Estimasi Reliabilitas ............................................................................. .40

4 Hasil Uji Coba Alat Penelitian ............................................................. .40

Page 14: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

xiv

G. Teknik Analisis Data .................................................................................. .44

1 Uji Asumsi ........................................................................................... .44

2 Uji Hipotesis ........................................................................................ .45

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. .46

A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... .46

B. Data Demografi Subjek Penelitian ............................................................. .46

B. Uji Asumsi ................................................................................................. .47

1 Uji Normalitas ...................................................................................... .47

2 Uji Linearitas........................................................................................ .48

C. Hasil Penelitian .......................................................................................... .48

1 Uji Hipotesis ........................................................................................ .48

2 Uji Tambahan ....................................................................................... .49

E. Pembahasan ................................................................................................. .51

BABV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. .56

A. Kesimpulan ................................................................................................ .56

B. Saran .......................................................................................................... .56

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... .57

LAMPIRAN ....................................................................................................... .59

Page 15: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

xv

DAFTAR TABEL

1. Tabel Spesifikasi Item-Item Skala Adversity Quotient ................................ 36

2. Tabel Skor Jawaban Subjek Pada Skala Adversity Quotient ......................... 37

3. Tabel Spesifikasi Item-Item Skala Stres ....................................................... 38

4. Tabel Skor Jawaban Subjek Pada Skala Stres................................................ 38

5. Tabel Skala Adversity Quotient Sebelum Dan Sesudah Uji Coba ............... 41

6. Tabel Spesifikasi Item-Item Skala Adversity Quotient Setelah Uji Coba .... 42

7. Tabel Skala Stres Sebelum Dan Sesudah Uji Coba ...................................... 43

8. Tabel Spesifikasi Item-Item Skala Stres Setelah Uji Coba ............................ 44

9. Tabel Data Pekerjaan Subjek ......................................................................... 47

10. Tabel Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 47

11. Tabel Data Teoritis Dan Empiris ..................................................................... 50

Page 16: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

xvi

DAFTAR GAMBAR

1. Hubungan Antara Adversity Quotient Dengan Stres .............................. 32

Page 17: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Skala .............................................................................................. 59

1.1 Skala Adversity Quotient Sebelum Uji Coba ......................................... 60

1.2 Skala Stres Sebelum Uji Coba ................................................................ 65

1.3 Skala Adversity Quotient Setelah Uji Coba ............................................ 69

1.4 Skala Stres Setelah Uji Coba................................................................... 72

Lampiran 2 : Hasil Analisis Aitem Dan Reabilitas ............................................. 75

2.1 Reabilitas Skala Adversity Quotient ...................................................... 75

2.2 Reabilitas Skala Stres ............................................................................. 81

Lampiran 3 : Data Penelitian............................................................................... 85

3.1 Data Skala Adversity Quotient .............................................................. 86

3.2 Data Skala Stres ..................................................................................... 92

Lampiran 4 : Hasil Uji Asumsi ........................................................................... 98

4.1 Uji Normalitas ......................................................................................... 99

4.2 Uji Linearitas ........................................................................................... 99

Lampiran 5 : Hasil Uji Hipotesis dan Tambahan ................................................ 100

4.1 Uji Hipotesis ........................................................................................... 101

4.2 Data Deskriptif Statistik .......................................................................... 101

4.2 Uji T ........................................................................................................ 101

Page 18: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bekerja merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia

karena bekerja merupakan hakikat dasar, sehingga bekerja akan memberikan

status pada orang tersebut. Kerja juga bisa mengikat individu, sehingga pada

akhirnya dapat memberikan isi dan makna kehidupan seorang manusia. (Anoraga,

1995). Fenomena yang berkembang pada saat ini adalah banyak mahasiswa yang

selain kuliah memanfaatkan waktunya untuk bekerja. Mereka bekerja dengan

motivasi yang berbeda-beda. Ada yang bekerja dengan alasan ekonomi, atau

dengan alasan psikologis yang berhubungan dengan tingkat perkembangan yang

telah dicapai, yaitu remaja ingin mewujudkan dirinya sendiri, ingin merdeka dan

menentukan hidupnya sendiri (Monk, 2001). Disamping itu ada sebagian

mahasiswa yang bekerja dengan keinginan untuk mencari pengalaman kerja.

Dengan adanya pengalaman kerja mereka berharap dapat memberi nilai tambah

bagi mereka ketika melamar pekerjaan baru selepas menempuh pendidikan di

Universitas atau perguruan tinggi (Lina, 2000).

Sasaran pertama yang dilakukan mahasiswa adalah menjadi pekerja paruh

waktu (part timer). Bekerja part time dapat di definisikan sebagai bekerja selama

waktu yang telah ditentukan dan disepakati oleh perusahan atau majikan, dengan

masa waktu kerja 4-6 jam perhari dengan waktu kerja 5-7 hari perminggunya atau

tergantung keinginan perusahaan atau majikan (Rudi, 2003). Maka dari itu dapat

Page 19: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

2

di simpulkan bahwa bekerja paruh waktu adalah bekerja dengan standard yang

lebih rendah dari pada bekerja full time. Dari segi waktu dan pendapatan,

umumnya waktu kerja pada pekerjaan paruh waktu juga lebih pendek dan

gajinyapun lebih sedikit tergantung dari kesepakatan atau kontrak kerja yang di

sepakati.

Seorang mahasiswa yang bekerja tentunya memiliki kesibukan-kesibukan

akademik juga seperti adanya tugas-tugas mata kuliah dan jadwal kuliah yang

harus dihadapi setiap harinya. Oleh karena itu, beban tugas dan pada mahasiswa

yang bekerja tentu lebih besar dari pada beban tugas mahasiswa pada umumnya

karena mahasiswa yang bekerja memiliki tanggung jawab lain yaitu bekerja di

sela-sela kesibukan akademisnya sebagai seorang mahasiswa (Handianto, 2006).

Seringnya terjadi benturan dua tuntutan yang berbeda ini menimbulkan tegangan

(stres) pada diri mahasiswa yang bekerja. Stres yang dialami mahasiswa yang

bekerja dapat berupa kelebihan beban atau overload dalam hal tuntutan tugas-

tugas yang harus dikerjakannya, time pressur, dan konflik peran (role conflict)

(Girdano,1990).

Tuntutan tugas merupakan faktor yang dikaitkan pada pekerjaan

seseorang. Mahasiswa mempunyai tugas begitu juga dengan karyawan.

Mahasiswa dalam kuliahnya meskipun tidak semua mata kuliah diberikan tugas

dan tidak semua dosen memberikan tugas tapi setiap semesternya pasti ada

beberapa tugas yang harus dikerjakan. Selain itu mahasiswa juga harus belajar

untuk mempersiapkan ujian dan dalam kuliah terdapat juga beberapa kuis.

Karyawan sudah pasti mempunyai tugas yang diberikan di tempat bekerja. Pada

Page 20: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

3

mahasiswa yang bekerja tuntutan tugas mereka dua kali lipat karena pada satu

peran ia harus mengerjakan tugas-tugas kuliah dan pada peran lainnya harus

mengerjakan tugas-tugas kantornya. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan

yang diberikan pada seseorang sebagai suatu fungsi dari peran tertentu yang

dimainkan dalam organisasi itu. Peran sebagai mahasiswa dan peran karyawan

seringkali mengalami ketidaksesuaian. Pada mahasiswa yang bekerja, time

pressure yang mereka rasakan pasti tidak bisa dihindari. Time pressure ini terjadi

karena harus melakukan terlalu banyak hal dengan waktu yang sedikit (Munandar,

1995). Munandar mengatakan bahwa waktu dalam masyarakat industri

merupakan suatu unsur yang sangat penting. Setiap tugas diharapkan dapat

diselesaikan secepat mungkin secara tepat dan cermat. Waktu merupakan salah

satu ukuran dari efisiensi. Atas dasar ini orang sering harus bekerja berkejaran

dengan waktu. Tugas harus diselesaikan sebelum waktu berakhir (dead line).

Bagaimanapun juga stres yang dialami mahasiswa yang memiliki peran

ganda harus dihadapi agar segala yang menjadi keinginan dalam bekerjanya dapat

terpenuhi. Kemampuan untuk bertahan dalam keadaan stres yang dialami

mahasiswa yang bekerja ini tentunya juga dipengaruhi oleh berbagai kekuatan

dari dalam seorang mahasiswa tersebut untuk bertoleransi terhadap stress yang

atara lain self esteem, self efficacy, locus of control, tipe kepribadian A – B dan

coping strategy. Ada wacana baru yang yang mengungkap suatu kemampuan

individu dalam menghadapi stres dan kesulitan sehingga individu tersebut dapat

menghadapi stres dengan baik. Kemampuan ini oleh Paul G. Stoltz (2000)

dinyatakan dengan Adversity Quotient. Menurut Paul G. Stoltz Adversity Quotient

Page 21: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

4

pengaruh yang sangat besar dalam mengadapi kegagalan, kondisi-kondisi sulit,

dan tekanan. Dengan Adversity Quotient, seseorang tidak hanya dapat

menghadapi kondisi sulit dan kegagalan namun juga dapat mengubahnya menjadi

peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar. Di Amerika telah banyak

perusahaan-perusahan yang besar telah menggunakan model training Adversity

Quotient untuk menghadapi stres kerja dan burnout yang sering dirasakan

karyawan pada perusahaan tersebut. Dengan training Adversity Quotient ini tidak

hanya mampu mengurangi stres yang dirasakan karyawan namun juga dapat

memberikan peningkatan produktivitas pada perusahaan tersebut (Century, 2004).

Bagi mahasiswa yang bekerja, Adversity Quotient ini menjadi sangat penting

karena Adversity Quotient akan memberikan cara dalam menghadapi situasi sulit

(stres) yang dialami mahasiswa yang bekerja sehingga tidak menghambat

aktifitasnya baik sebagai mahasiswa maupun pekerja.

Adversity Quotient sendiri merupakan derajat kemampuan seseorang

dalam bertahan dan menanggulangi situasi yang dianggapnya sebagai masalah.

Satu proses yang dimulai dari persepsi seseorang terhadap sebuah situasi yang

menentukan tindakan orang itu dalam menghadapi situasi tersebut. Tindakan ini

akan menjadi pola reaksi dari individu yang mana pola ini dapat berubah dan

diubah. Selanjutnya Adversity Quotient (AQ) akan berinteraksi dengan kecerdasan

umum (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) sehingga memungkinan individu

mampu menghadapi rintangan hidup. Surekha (2001) menambahkan bahwa

Adversity adalah kemampuan berpikir, mengelola dan mengarahkan tindakan

Page 22: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

5

yang membentuk suatu pola–pola tanggapan kognitif dan prilaku atas stimulus

peristiwa-peristiwa dalam kehidupan yang merupakan tantangan atau kesulitan.

Mahasiswa yang bekerja telah menerima segala konsekuensi dari

keputusannya untuk bekerja seperti harus membagi waktu kuliah dengan bekerja

demi mendapatkan tambahan uang saku, pengalaman kerja dan pengembangan

diri dalam kaitannya dengan persaingan di dunia kerja yang sebenarnya (pujianto

2002). Seligman (dalam Stoltz, 2000) menyatakan perbedaan individu yang

pesimis dan optimis sebagai perbandingan seseorang yang memiliki Adversity

Quotient yang tinggi atau rendah. Kondisi stress yang terima oleh mahasiswa

yang bekerja tentunya dapat direduksi apabila seseorang tersebut memiliki

Adversity Quotient yang tinggi karena kesulitan- kesulitan yang didapatkan dalam

aktivitasnya baik dalam bekerja maupun belajar dapat dihadapi dengan baik,

sehingga segala macam tujuan yang menjadi motivasi dalam diri mahasiswa yang

bekerja dapat tercapai.

Dari berbagai uraian di atas dapat dilihat adanya hubungan yang erat

antara Adversity Quotient seseorang dalam menghadapi stres. Banyak penelitian

sebelumnya tentang stres kerja yang dialami oleh karyawan atau pekerja.

Beberapa penelitian meneliti tentang stres pada mahasiswa. Tetapi belum banyak

penelitian yang menyoroti kemampuan individu dalam menghadapi stres dari segi

internal pada mahasiswa yang bekerja. Oleh karena itu dalam penelitian ini ingin

meneliti tentang hubungan antara Adversity Quotient dan stres pada mahasiswa

yang bekerja.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

6

B. Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah apakah

ada hubungan antara Adversity Quotient dan stres pada mahasiswa yang bekerja?

C. Tujuan Penelitian

Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara Adversity Quotient dan stres pada mahasiswa yang bekerja

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat memberi

sumbangan kepada perkembangan ilmu Psikologi Perkembangan dan

Industri.

2. Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian tentang hal ini diharapkan dapat menjadi

bahan pertimbangan untuk membantu mahasiswa yang bekerja untuk

mengetahui diri sehingga dapat menjadi siap dalam menghadapi

tantangan-tantangan yang akan dihadapi dalam peranya sebagai

mahasiswa dan pekerja.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. STRES

1. Pengertian Stres

Menurut Hans Selye dalam buku Hawari (2001) stres dapat di definisikan

sebagai respon tubuh yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan yang

melebihi kemampuanya

Hal tersebut sama dengan definisi yang di ungkapkan oleh Rice (1992)

bahwa stres merupakan subjektif respon. Ini berasal dari internal seseorang

seperti emosinya dan bagaimana ia menanggapi dan mengatasi stimulus

tersebut.

Menurut David (1990) stres juga didefinisikan sebagai respon otomatis

dari tubuh yang berasal dari pikiran-pikiran, perubahan-perubahan, dan

tantangan yang muncul pada kehidupan sehari-hari yang menyebabkan

seseorang merasa terganggu.

Stress dapat juga berarti respon fisiologis, psikologis, dan prilaku dari

seseorang dalam upaya untuk menyesuaikan diri dari tekanan baik secara

internal maupun eksternal (Laurentius, 2003).

Dari uraian diatas maka stres dapat didefinisikan yaitu merupakan bentuk

respon psikologis dari stimulus yang berasal dari suatu kejadian, lingkungan dan

kondisi fisik yang dapat menyebabkan seseorang menjadi tegang dan berada

dalam tekanan.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

8

2. Gejala Stres

Menurut Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1992) gejala stres

dapat di bagi dalam 3 (tiga) aspek, yaitu :

a. Gejala Psikologis : Kecemasan, ketegangan; bingung, marah, sensitif;

memendam perasaan; komunikasi tidak efektif; mengurung diri;

depresi; merasa terasing dan mengasingkan diri; kebosanan;

ketidakpuasan kerja; lelah mental; menurunnya fungsi intelektual;

kehilangan daya konsentrasi; kehilangan spontanitas dan kreativitas;

kehilangan semangat hidup; menurunnya harga diri dan rasa percaya

diri.

b. Gejala Fisik : Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah;

meningkatnya sekresi adrenalin dan noradrenalin; gangguan

gastrointestinal (misalnya gangguan lambung); mudah terluka; mudah

lelah secara fisik; kematian; gangguan kardiovaskuler; gangguan

pernafasan; lebih sering berkeringat; gangguan pada kulit; kepala

pusing, migrain; kanker ketegangan otot; problem tidur (sulit tidur,

terlalu banyak tidur)

c. Gejala Perilaku : Menunda ataupun menghindari pekerjaan/tugas;

penurunan prestasi dan produktivitas; meningkatnya penggunaan

minuman keras dan mabuk; perilaku sabotase; meningkatnya frekuensi

absensi; perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan atau

kekurangan); kehilangan nafsu makan dan penurunan drastis berat

badan; meningkatnya kecenderungan perilaku beresiko tinggi seperti

Page 26: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

9

ngebut, berjudi; meningkatnya agresivitas dan kriminalitas;penurunan

kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman;

kecenderungan bunuh diri

3. Faktor-faktor yang menyebabkan stres

a) Stres Akademik

Menurut P. G. Hanson (1987) Stres akademik adalah stres yang

berasal dari akademi atau pendidikan. Lingkungan dimana mahasiswa

kuliah dapat berperan dalam menimbulkan stres seperti misalnya

lingkungan yang padat dan ramai. Dalam menghadapi ujian dapat

mengakibatkan terjadinya stres. Kecemasan dalam menghadapi ujian

merupakan masalah utama yang dihadapi mahasiswa. Mengerjakan tugas

yang banyak dapat menyebabkan terjadi academic overload. Lingkungan

masyarakat dimana terdapat tuntutan untuk mendapat pendidikan yang

tinggi membuat lingkungan pendidikan menjadi sangat kompetitif.

Tuntutan untuk mendapat gelar agar bisa mendapatkan pekerjaan yang

baik menjadi sebuah tekanan yang mengakibatkan stres bagi pelajar.

b) Stres Pekerjaan

Yang menjadi penyebab stres pada faktor pekerjaan adalah

banyaknya beban pekerjaan (overload). Overload adalah keadaan dimana

tuntutan atau kebutuhan melebihi kapasitas individu untuk melakukannyan

(Girdano,1990). Overload ini dapat dibedakan secara kuantitatif dan

kualitatif. Dikatakan overload secara kuantitatif jika banyaknya pekerjaan

Page 27: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

10

yang ditarge tkan melebihi kapasitas individu tersebut. Akibatnya

karyawan tersebut mudah lelah dan berada dalam "tegangan tinggi".

Overload secara kualitatif bila pekerjaan tersebut sangat kompleks dan

sulit, sehingga menyita kemampuan teknis dan kognitif karyawan. Dalam

sebuah perusahaan tidak jarang seorang karyawan mengerjakan tugas yang

sebenarnya bukan bidangnya.

c) Stres Organisasi

Organisasi adalah suatu unit sosial yang dikoordinasikan dengan

sadar, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar

yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian

tujuan bersama (Robbins, 1998). Perusahaan atau universitas dapat

digolongkan sebagai sebuah organisasi.

Robbins (1998) membuat tiga kategori penyebab potensial stres

yaitu faktor lingkungan, faktor organisasional dan faktor individu. Karena

sekolah, perusahaan atau unit kegiatan lain termasuk dalam dikategorikan

sebagai organisasi maka faktor organisasional tentunya akan lebih

berpengaruh.

Faktor ini lebih banyak terjadi pada perusahaan tapi dapat juga

terjadi pada mahasiswa karena universitas merupakan sebuah organisasi.

Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang dapat menimbulkan stres.

Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam

suatu kurun waktu yang terbatas, beban kerja yang berlebihan, seorang

Page 28: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

11

atasan yang menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak

menyenangkan merupakan beberapa contoh.

Berdasarkan contoh-contoh tersebut, faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi berkisar dalam kategori tuntutan tugas, tuntutan peran,

tuntutan antar pribadi, struktur organisasi dan kepemimpinan organisasi.

Tuntutan tugas merupakan faktor yang dikaitkan pada pekerjaan

seseorang. Faktor ini mencakup desain pekerjaan, kondisi kerja, dan tata

letak kerja fisik.

Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada

seseorang sebagai suatu fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam

organisasi itu. Konflik peran terjadi bila harapan-harapan tidak dapat

diwujudkan atau dipuaskan . Peran yang kelebihan beban dialami bila

individu diharapkan untuk melakukan lebih daripada yang dimungkinkan

oleh waktu. Tuntutan antarpribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh

rekan kerja. Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan dan hubungan

antar pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar.

Struktur organanisasi menentukan tingkat diferensiasi

(pembedaan) dalam organisasi, tingkat aturan dan pengaturan, dan di mana

keputusan diambil. Aturan yang berlebihan dan kurangnya partisipasi

dalam keputusan mengenai seorang karyawan merupakan suatu contoh

dari variabel struktural yang mungkin merupakan sumber potensial dari

stres.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

12

Kepemimpinan organisasi menggambarkan gaya manajerial dari

eksekutif senior organisasi. Beberapa pejabat eksekutif kepala

menciptakan suatu budaya yang dicirikan oleh ketegangan, rasa takut, dan

kecemasan. Mereka membangun tekanan yang tidak realistis untuk

berprestasi dalam jangka pendek, memaksakan pengawasan yang

berlebihan ketatnya, dan secara rutin memecat karyawan yang tidak dapat

mengikuti.

d) Faktor Individu (Internal)

Selain faktor-faktor penyebab stres yang berasal dari luar

(eksternal), ada pula yang berasal dari faktor individu sendiri (internal).

Faktor ini adalah berdasarkan kepribadian (personality) individu yang

bersangkutan. Allport (dalam Hawari 2001) mendefinisikan personality

sebagai :

“Personality is the dynamic organization within the individual of

those psychophysical systems that determine his unique adjustments to his

environment”.

Setiap individu memiliki penyesuaian tersendiri terhadap

lingkungannya. Hal ini mempengaruhi tingkat ketahanan individu terhadap

stres. Aspek-aspek kepribadian yang dapat mempengaruhi tingkat

ketahanan individu terhadap stres antara lain self esteem, self efficacy,

locus of control, dan tipe kepribadian A – B

Self esteem atau pandangan yang positif terhadap diri sendiri

merupakan sumber coping untuk stres. Individu dengan self esteem yang

tinggi lebih tahan atau lebih dapat mengatasi stres. Mereka lebih dapat

Page 30: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

13

untuk mengadopsi strategi coping yang efektif untuk mengatasi stres

ketimbang individu dengan self esteem yang rendah.

Self efficacy adalah sebagaimana baik seorang individu dapat

mengatasi atau menghadapi sebuah situasi (Bandura, 1982). Jika individu

yakin dengan kemampuannya untuk mengatasi sebuah situasi dengan baik

atau dengan kata lain mempunyai self efficacy yang tinggi lebih tahan

dalam menghadapi stres.

Wrightsman & Deaux (dalam Hawari, 2001) menyebutkan, Locus

Of Control (LOC) merupakan kecenderungan secara umum untuk

meyakini bahwa kontrol atas kejadian-kejadian dalam kehidupan ada

secara internal maupun eksternal. LOC internal cenderung merasa yakin

bahwa kontrol kejadian-kejadian ada di dalam tangannya sendiri. LOC

eksternal memiliki keyakinan bahwa kehidupannya dipengaruhi oleh

orang lain atau peristiwa-peristiwa yang tidak dapat dikontrolnya.

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa individu dengan LOC internal

lebih tahan terhadap stres. Hal ini disebabkan karena mereka percaya

bahwa mereka dapat mengontrol situasi atau keadaan yang ada dalam

mencapai tujuan mereka (Hawari, 2001).

Individu dengan Tipe Kepribadian A lebih mudah terserang stres

ketimbang individu dengan Tipe Kepribadian B. Hal ini disebabkan ciri-

ciri dari Tipe Kepribadian A. Dalam buku Manajemen Stres, Cemas dan

Depresi (Dadang Hawari, 2001) Rosenmen & Chesney 1980

menggambarkannya antara lain dengan ciri-ciri sebagai berikut :

Page 31: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

14

1. ambisius, agresif dan kompetitif

2. kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan marah

(emosional)

3. kewaspadaan berlebihan, kontro diri kuat, percaya diri berlebihan

(over confidence)

4. cara bicara cepat, bertindak cepat, hiperaktif, tidak dapat diam

5. bekerja tidak mengenal waktu (workcoholik)

6. pandai berorganisasi dan memimpin dan memerintah (otoriter)

7. lebih suka bekerja sendirian

8. kaku terhadap waktu, tidak dapat tenang (tidak relaks), serba

tergesa-gesa

9. mudah bergaul, pandai menimbulkan perasaan empati dan bila

tidak tercapai maksudnya mudah bersikap bermusuhan

10. tidak mudah dipengaruhi, kaku (tidak fleksibel)

11. bila berlibur pikirannya ke pekerjaan, tidak dapat santai

12. berusaha keras untuk dapat segala sesuatunya terkendali

4. Faktor- faktor yang mempengaruhi ketahanan (resilience) terhadap

stres

Menurut Norman Garmezy (dalam Santrock, 2003) faktor-faktor yang

mempengaruhi stres ketahanan (resilience) seseorang terhadap stres yaitu :

1. ketrampilan kognitif (perhatian, pemikiran reflektif) dan respon

positif terhadap orang lain

Page 32: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

15

2. keluarga, ditandai dengan adanya kehangatan, keterikatan satu sama

lain, dan ada orang dewasa yang memperhatikan

3. ketersediaan sumber dukungan eksternal, seperti ketika kebutuhan

yang kuat akan tokoh ibu dapat dipenuhi oleh tokoh guru, tetangga,

orang tua teman, atau struktur institusional.

5. Stress pada mahasiswa yang bekerja

Seorang mahasiswa tentunya memiliki kesibukan-kesibukan akademik

seperti adanya tugas-tugas mata kuliah dan jadwal kuliah yang harus dihadapi

setiap harinya. Oleh karena itu, beban tugas pada mahasiswa yang bekerja tentu

lebih besar dari pada beban tugas mahasiswa pada umumnya karena mahasiswa

yang bekerja memiliki tanggung jawab lain yaitu bekerja di sela-sela kesibukan

akademisnya sebagai seorang mahasiswa (Handianto, 2006). Seringnya terjadi

benturan dua tuntutan yang berbeda ini menimbulkan tegangan (stres) pada diri

mahasiswa yang telah bekerja. Seseorang yang berada dalam keadaan seperti itu

akan merasa kelebihan beban dan menjadi tegang. Kelebihan beban itu yang

disebut overload (Girdano,1990).

Overload ini dapat dibedakan secara kuantitatif dan kualitatif (Girdano,

1990). Dikatakan overload secara kuantitatif jika banyaknya pekerjaan yang

ditargetkan melebihi kapasitas seseorang. Overload secara kualitatif bila

pekerjaan tersebut sangat kompleks dan sulit, sehingga menyita kemampuan

teknis dan kognitif. Mahasiswa maupun karyawan dapat saja mengalami

overload secara kuantitatif ataupun kualitatif. Bahkan dapat saja overload

Page 33: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

16

kuantitatif dan kualitatif dialami secara bersamaan. Overload secara kuantitatif

pada mahasiswa dapat terjadi bila mendapat materi kuliah yang diberikan untuk

ujian dan tugas yang diberikan terlalu banyak sedangkan waktu yang diberikan

untuk mempelajari dan mengerjakannya tidak sebanding. Overload secara

kualitatif pada mahasiswa terjadi bila materi kuliah yang diberikan terlalu

beragam sehingga sulit untuk dapat memahaminya dan tugas yang diberikan

terlalu komplek dan sulit bagi mahasiswa untuk mengerjakannya. Pada

karyawan yaitu bila tugas yang diberikan juga beragam dan terlalu sulit

sehingga sangat menyita kemampuannya atau bahkan tidak sesuai dengan

kemampuannya untuk mengerjakanya.

Keputusan seorang mahasiswa ini menjadikan seorang mahasiswa yang

juga bekerja memiliki peran ganda baik sebagai mahasiswa maupun pekerja.

Peran (role) adalah aspek fungsional yang berasosiasi dengan posisi spesifik

dalam konteks sosial. Setiap orang memiliki lebih dari satu peran dalam

kehidupannya. Ada kalanya peran-peran yang dijalani memiliki ketidaksesuaian

antara kebutuhan atau tuntutan peran yang satu dengan yang lainnya.

Ketidaksesuaian ini menyebabkan terjadinya konflik peran (role conflict)

(Girdano, 1990).

Role conflict dapat dibedakan menjadi dua yaitu interrole conflict dan

intrarole conflict. Kedua jenis role conflict itu dialami oleh mahasiswa yang

bekerja. Sebagai mahasiswa, mereka mengalami intrarole conflict ketika harus

menyelesaikan tugas atau menghadapi ujian dua mata kuliah yang berbeda.

Sebagai karyawan mereka juga mengalami hal ini bila harus menyelesaikan dua

Page 34: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

17

atau lebih tugas pada waktu yang relatif bersamaan. Pada mahasiswa yang

bekerja selain konflik tersebut mereka juga mengalami interrole conflict. Ini

terjadi karena peran mereka sebagai karyawan yang harus melakukan aktivitas

dalam pekerjaannya dan juga sebagai mahasiswa yang harus melakukan

aktivitas dalam kuliahnya.

Tuntutan tugas merupakan faktor yang dikaitkan pada pekerjaan

seseorang. Mahasiswa mempunyai tugas begitu juga dengan karyawan.

Mahasiswa dalam kuliahnya meskipun tidak semua mata kuliah diberikan tugas

dan tidak semua dosen memberikan tugas tapi setiap semesternya pasti ada

beberapa tugas yang harus dikerjakan. Selain itu mahasiswa juga harus belajar

untuk mempersiapkan ujian dan dalam kuliah terdapat juga beberapa kuis.

Karyawan sudah pasti mempunyai tugas yang diberikan dati tempat ia bekerja.

Pada mahasiswa yang bekerja tuntutan tugas mereka dua kali lipat karena pada

satu peran ia harus mengerjakan tugas-tugas kuliah dan pada peran lainnya

harus mengerjakan tugas-tugas kantornya. Tuntutan peran berhubungan dengan

tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai suatu fungsi dari peran tertentu

yang dimainkan dalam organisasi itu. Telah dijelaskan sebelumnya tentang

peran ganda yang dialami mahasiswa yang bekerja. Peran sebagai mahasiswa

dan peran karyawan seringkali mengalami ketidaksesuaian. Hal ini mungkin

merupakan sumber potensial stes yang besar bagi mahasiswa yang bekerja.

Pada mahasiswa yang bekerja, time pressure yang mereka rasakan pasti

tidak bisa dihindari. Time pressure ini adalah salah satu penyebab utama

terjadinya stres (Girdano,1990). Time pressure ini terjadi karena harus

Page 35: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

18

melakukan terlalu banyak hal (Munandar, 1995). Munandar mengatakan bahwa

waktu dalam masyarakat industri merupakan suatu unsur yang sangat penting.

Setiap tugas diharapkan dapat diselesaikan secepat mungkin secara tepat dan

cermat. Waktu merupakan salah satu ukuran dari efisiensi. Atas dasar ini orang

sering harus bekerja berkejaran dengan waktu. Tugas harus diselesaikan

sebelum waktu berakhir (dead line).

Individu yang mempunyai aktivitas, baik dalam sekolah (academic)

maupun pekerjaan (occupational) akan menemui masalah deadline (Hanson,

1986). Deadline merupakan salah satu penyebab terjadinya time pressure.

Mahasiswa dalam aktivitas kuliahnya sering menghadapi time pressure.

Banyaknya bahan mata kuliah yang harus dipelajari sebelum ujian dan tugas-

tugas yang harus dikumpulkan pada waktunya (deadline) merupakan time

pressure yang mereka hadapi.

Mahasiswa yang bekerja ketika menghadapi deadline baik dari kuliahnya

dan pekerjaannya akan mengalami time pressure yang besar karena pada saat

yang bersamaan mereka harus menyelesaikan kedua tugas tersebut. Hal ini

mungkin juga merupakan sumber potensial stes yang besar bagi mahasiswa

yang bekerja.

Tingkat stres masing-masing peran berbeda. Begitu juga tingkat stres

masing-masing individu. Oleh karena itu dapat diasumsikan jika satu peran saja

dapat menimbulkan stres maka dua peran yang dijalani bersamaan akan

mempunyai tingkat stres yang lebih daripada hanya menjalani satu peran saja.

Page 36: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

19

B. Adversity Quotient

1. Pengertian Adversity Quotient

Adversity memiliki akar kata “adverse” yang berarti negatif atau bertolak

belakang. Berdasarkan akar kata tersebut adversity memiliki arti yang luas.

Mulai dari berita buruk, kesusahan, nasib sial sampai pada penyakit yang tak

tersembukan, masa-masa sulit, kepedihan dan bencana. Adversity dapat juga

dipahami sebagai sebuah keadaan tidak beruntung atau bencana, kesusahan dan

digambarkan sebagai kecelakaan yang tak terelakan (Laksmono, 2001)

Sementara Quotient, menurut esiklopedia Wikipedia selain berarti hasil

akhir dari pembagian soal, juga dapat diartikan sejenis test seperti Test

Kecerdasan (Intelligent Quotient) yang mana dalam hal ini quotient memberikan

gambaran derajat atau tingkat kecerdasan individu dalam bentuk skor. Jadi

berdasarkan akar katanya, Adversity Quotient berarti skor seseorang saat

bertahan dalam kepedihan, kesulitan, bencana, kecelakaan atau situasi negatif

lain. Stoltz (2000) menyatakan Adversity Quotient adalah daya juang yang

diuraikan sebagai derajat kemampuan seseorang dalam bertahan,

menanggulangi situasi yang dianggapnya sebagai masalah, dan melampaui

masalah yang dihadapi dalam bentuk skor.

Dari uraian diatas maka Adversity Quotient dapat didefinisikan sebagai

derajat kemampuan seseorang dalam bertahan dan menanggulangi situasi yang

dianggapnya sebagai masalah.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

20

2. Dimensi Adversity Quotient

Stoltz (2000) membagi daya juang individu atas empat dimensi yang

terdiri dari Control, Origin – Owner, Reach dan Endurance (CO2RE). Berikut

ini diuraikan tiap-tiap dimensi tersebut.

a. Control/C (control)

Dimensi ini menekankan kemampuan seseorang mengendalikan

respons dirinya dalam situasi yang ada serta mempengaruhi situasi

tersebut secara positif. Seseorang yang berpandangan optimis mampu

mengendalikan respons diri agar tetap aktif, memegang kontrol dan

mampu mempengaruhi situasi yang dihadapinya. Sementara pandangan

pesimis akan berdampak sebaliknya.

Gandhi (dalam Stoltz, 2000) meyakini bahwa manusia dapat

mengubah penjajahan (situasi tertekan) bukan dengan mengubah

pandangan sang penjajah (situasi) itu sendiri tetapi dengan mengubah

keyakinan yang ada dalam dirinya yaitu kemerdekaan dapat diwujudkan.

Jadi kontrol atas diri (kemerdekaan) Gandhi tidak ada pada penjajah

(situasi) tetapi pada diri sendiri, walau kontrol lingkungan hidup ada

pada penjajah. Gandhi mulai mengubah anggapan bangsa India melalui

kesediaan untuk mengambil kontrol hidup dari tangan penjajah. Semakin

besar kontrol seseorang, semakin seseorang dimampukan untuk

bertindak, berkembang, dan hidup bahagia.

Ada empat tingkatan dalam pengendalian yaitu:

Page 38: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

21

1) Pengendalian Seketika, yaitu individu dapat mengendalikan respons

sekaligus segera memberikan respon positif saat berhadapan dengan

situasi bermasalah.

2) Pengendalian Tertunda, yaitu individu mampu mengendalikan

respons tetapi belum segera memberikan respon positif saat

berhadapan dengan situasi bermasalah

3) Luapan Emosi Secara Verbal, yaitu individu yang tak mampu

mengendalikan respon dan memberikan respon negatif berupa

ungkapan verbal yang negatif.

4) Luapan Emosi Secara Fisik, yaitu individu yang tak mampu

mengendalikan respon dan memberikan respon negatif berupa

ungkapan fisik yang negatif.

b. Origin dan Ownership (O2)

Adalah sejauh mana seseorang mau mengakui masalah yang dihadapi

dan bersedia menanggung akibat atas situasi yang dihadapi secara

objektif.

1) Ownership (pengakuan)

Adalah dimensi yang berhubungan dengan pengakuan atas situasi

bermasalah yang dihadapi seseorang. Dengan kemampuan dan

kemauan untuk mengakui adanya masalah, akan meningkatkan

kesadaran bertanggung jawab dan akhirnya memperluas kendali atau

kontrol hidup, meningkatkan keberdayaan dan motivasi dalam

mengambil tindakan. Orang berdaya juang tinggi memiliki

Page 39: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

22

kemampuan untuk bertanggung jawab secara wajar serta mengakui

bagian yang memang harus ditanggung. Sementara orang berdaya

juang rendah cenderung tidak bertanggung jawab karena enggan

mengakui kesalahan mereka.

2) Origin (asal-usul)

Adalah dimensi yang mencari akar persoalan dengan titik berat pada

siapa dan apa yang menjadi asal usul kesulitan yang ada. Hal ini

berkaitan dengan rasa bersalah dan penyesalan seseorang. Jika

seseorang menghadapi kegagalan, maka akan baik jika orang

tersebut mengalami rasa bersalah yang adil dan penyesalan yang

wajar. Orang tersebut tidak melemparkan semua kesalahan pada diri

sendiri atau pada lingkungan. Tapi sebaliknya, orang tersebut dapat

melihat sisi mana yang dapat dipertanggung-jawabkan sebagai

kesalahan diri sendiri dan sisi mana yang memang merupakan bagian

dari kekurangan lingkungan.

Orang dengan daya juang tinggi memiliki kemampuan untuk melihat

asal usul persoalan yang dihadapi dengan jernih, memiliki rasa

bersalah yang adil dan bersedia bertanggung jawab. Sebaliknya

orang dengan daya juang rendah cenderung tidak mampu mencari

asal-usul persoalan yang dihadapi. Orang dengan daya juang rendah

akan menimbun diri dengan rasa bersalah yang tak perlu sehingga

mematikan harapan dalam diri sendiri atau sebaliknya, melempar

kesalahan pada lingkungan.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

23

c. Reach/R (jangkauan)

Dimensi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melokalisasi

permasalahan yang dihadapi. Individu yang berdaya juang tinggi melihat

persoalan yang dihadapi secara tepat dan tetap fokus sehingga tidak

mempengaruhi semua aspek hidupnya. Sedangkan individu berdaya

juang rendah cenderung memandang persoalan yang dihadapi akan

meluas dan mempengaruhi aspek hidup lain.

d. Endurance/E (daya tahan)

Dimensi ini merujuk pada prediksi waktu seseorang atas situasi yang

dihadapi. Individu berdaya juang rendah akan memprediksi situasi yang

dihadapi berlangsung lama karena penyebab persoalan dipandang

sebagai sesuatu yang permanen serta tak dapat diperbaiki. Sebaliknya

individu berdaya juang tinggi menganggap situasi yang dihadapi akan

segera berakhir karena penyebabnya dapat diubah dan diperbaiki.

3. Tiga Tipe Manusia Berdasarkan Derajat Daya Juang

Stoltz (2000) dalam penelitiannya menemukan bahwa adalah tiga jenis

kelompok manusia berdasarkan tingkatan daya juang. Berikut ini diuraikan

ketiga jenis kelompok tersebut:

1. Quiters (Penyerah), yaitu orang dengan daya juang rendah

Tipe ini memiliki ciri-ciri yaitu berkarakter menolak, mundur,

mengabaikan, berhenti atau meninggalkan tanggung jawab, bergaya

hidup datar, murung, mati rasa, pemarah, kecanduan (apapun), hidup

Page 41: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

24

tanpa makna. Di tempat kerja umumnya bekerja sekadar saja, tidak ada

ambisi, mutu kerja di bawah standar, tidak mau ambil resiko dan tidak

kreatif. Relasinya memiliki banyak teman sejenis untuk memupuk rasa

tak berdaya. Respon terhadap perubahan cenderung menolak atau lari

bahkan menyabot peluang kesuksesan diri secara aktif. Menggunakan

kalimat yang bersifat membatasi dan menolak seperti “saya tidak

mampu”, “saya tidak bisa” dan sebagainya. Kontribusi yang diberikan

sedikit dan tak ada visi dalam berkarya karena ambang daya tahan yang

rendah

2. Campers (Mapan), yaitu orang dengan daya juang sedang.

Tipe ini memiliki ciri-ciri yaitu mampu menanggapi tantangan

tetapi cepat puas lalu berhenti, menciptakan ilusi kesuksesan agar tidak

perlu untuk berusaha lebih baik lagi, gaya hidup menetap, menciptakan

daerah aman dan mapan untuk dirinya. Di tempat kerja punya sejumlah

inisiatif, cukup bersemangat dan memiliki kreativitas tetapi tidak berani

mengambil resiko. Relasi cenderung mencari aman dan tidak mau lepas

dari kemapanan yang diciptakan. Respon terhadap perubahan adalah

menahan dan diam bukan karena menunggu waktu yang tepat, tetapi

lebih karena takut mengambil tindakan. Orang berdaya juang sedang

secara aktif dapat mengikuti perubahan sejauh perubahan itu tidak

berskala besar dan secara aktif menolak perubahan jika perubahan itu

berskala besar. Mereka menggunakan bahasa yang kompromi antara lain

‘ini cukup bagus’, ‘lumayan’ dan sebagainya. Memberikan kontribusi

Page 42: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

25

tetapi tidak banyak karena campers belum menggunakan

kemampuannya secara optimal. Ambang daya tahannya lebih besar dari

quitters tetapi tidak cukup besar untuk menghadapi perubahan yang

cepat dan lama.

3. Climbers (Pendaki), yaitu orang dengan daya juang tinggi.

Ciri-ciri tipe ini adalah memiliki karakter ingin terus bertumbuh

dan mengembangkan diri dengan gaya hidup penuh gairah, gigih, ulet,

tabah, tidak takut, bersedia diam bahkan mundur untuk kemudian maju

lagi. Ditempat kerja memiliki inisiatif yang tinggi, kreatif dan semangat

untuk terus maju berkembang. Climbers cenderung membuat segala

sesuatunya mejadi terwujud. Climbers bekerja dengan visi, memiliki

inspirasi dan karenanya mampu menjadi pemimpin yang baik.

Membentuk berbagai jenis relasi dan tidak takut untuk menjajaki semua

potensi yang ada. Menyambut baik resiko akibat kritikan tetapi memiliki

relasi yang bemakna. Komitmen climbers dalam berelasi adalah mampu

menerima keceriaan sama seperti rasa sakit dan penderitaan. Respons

terhadap perubahan adalah positif. Bagi climbers perubahan adalah

tantangan dan tantangan membuat climbers semakin berkembang.

Climbers adalah jenis orang yang dapat diandalkan saat adanya

perubahan. Climbers sadar bahwa perubahan adalah sesuatu yang tak

dapat dihindarkan. Climbers berkembang pesat berkat adanya

perubahan. Bahasa yang digunakan oleh climbers selalu penuh dengan

keyakinan dan kemungkinan untuk dikerjakan, misalnya: ‘ayo kita

Page 43: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

26

kerjakan’, ‘kita pasti bisa’, ‘jika satu pintu tertutup pasti pintu lain

terbuka’, ‘masalah bukan untuk dihindari tetapi untuk dihadapi’ dan

sebagainya. Jenis orang seperti ini merupakan orang yang paling banyak

memberikan kontribusi. Climbers menggunakan seluruh kemampuannya

untuk bertumbuhkembang serta mengembangkan lingkungan

sekelilingnya. Climbers secara aktif mengupayakan hasil optimal dalam

tiap perubahan hidup. Ambang daya tahan climbers sangat tinggi.

Climbers mampu bekerja di bawah tekanan dan tetap berkembang.

4. Adversity Quotient pada mahasiswa yang bekerja

Mahasiswa yang bekerja berarti juga memiliki dua peran yang berbeda

yaitu sebagai seorang siswa yang sedang menempuh pendidikan dan seorang

pekerja yang bekerja dalam sebuah tempat bekerja. Di samping mahasiswa

yang bekerja bisa mempunyai penghasilan sendiri, pengalaman yang

didapatkan saat bekerja sangat bermanfaat untuk mendukung perkuliahan itu

sendiri. Setidaknya seorang mahasiswa tersebut dapat merasakan langsung

semua hal yang berhubungan dengan dunia kerja yang sesungguhnya, yang

selama ini hanya kita tahu dari buku dan sharing dari dosen (Handianto,

2006). Dengan pengetahuan dan pengalaman langsung, tentunya akan lebih

mudah memahami isi perkuliahan tersebut. Karena pada dasarnya, isi

perkuliahan memang menjelaskan istilah-istilah dan hal-hal yang terjadi dan

berhubungan erat dengan dunia kerja.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

27

Sikap optimis juga ditunjukan pada mahasiswa yang bekerja yang

berani mengambil keputusan untuk bekerja dan membagi waktunya antara

belajar dan bekerja menunjukkan adanya sifat tahan banting dan keuletan.

Werner (dalam Stoltz, 2000) menyatakan bahwa orang yang optimis adalah

para perencana yang mampu menyelesaikan masalah dan orang yang dapat

memanfaatkan masalah sebagai peluang. Hal ini didukung oleh penelitian

Seligman (dalam Stoltz, 2000) menyatakan perbedaan individu yang pesimis

dan optimis sebagai perbandingan seseorang yang memiliki Adversity

Quotient yang tinggi atau rendah. Individu pesimis akan memandang kesulitan

sebagai situasi yang menetap, pribadi dan berdampak ke semua aspek hidup

lain, sedangkan individu optimis akan memandang kesulitan sebagai kondisi

sementara, eksternal dan terbatas pada persoalan saat itu saja.

C. Dinamika Adversity Quotient dan Stress

Stres merupakan hal yang dekat dengan kita. Dalam berbagai bidang

kehidupan, kita dapat mengalami stress karena berbagai masalah atau kesulitan

yang timbul di dalamnya. Mahasiswa sering kali mengalami stress yang di

sebabkan oleh aktivitas-aktivitas akademiknya seperti tugas-tugas maupun ujian.

Begitu juga dengan para pegawai yang merasakan stress karena pekerjaan-

pekerjaannya. Robbins (1998) membuat tiga kategori penyebab potensial stres

yaitu faktor lingkungan, faktor organisasional dan faktor individu. Faktor

lingkungan dan organisasional menjadi faktor eksternal penyebab stres

dikarenakan faktor ini berada di luar diri manusia. Seperti contonya tekanan untuk

Page 45: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

28

menghadapi kekeliruan, menyelesaikan tugas pada waktu yang terbatas, serta

beban kerja yang berlebihan. Faktor individu merupakan faktor internal

dikarenakan faktor ini berada di dalam diri manusia (persepsi). Faktor inilah yang

mempengaruhi tingkat ketahanan individu terhadap stres.

Terganggu atau tidaknya individu, tergantung persepsinya terhadap

peristiwa yang dialaminya. Faktor kunci dari stres adalah persepsi seseorang dan

penilaian terhadap situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil

manfaat dari situasi yang dihadapi (Diana, 1991). Kemampuan untuk dapat

mereduksi stres ini tergantung kepada presepsi positif masing-masing individu

tersebut dalam menanggapi stress yang diterimanya.

Menurut Selye, (dalam Monk, 2001) Stressor yang sama dapat dipersepsi

secara berbeda, yaitu dapat sebagai peristiwa yang positif dan tidak berbahaya,

atau menjadi peristiwa yang berbahaya dan mengancam. Penilaian kognitif

individu dalam hal ini nampaknya sangat menentukan apakah stressor itu dapat

berakibat positif atau negatif. Penilaian kognitif tersebut sangat berpengaruh

terhadap respon yang akan muncul. Maka diperlukan sikap optimis dari individu

untuk dapat meganggap stressor sebagai peristiwa yang positif sehingga dapat

memunculkan respon yang positif pula.

Seligman (dalam Stoltz, 2000) menyatakan perbedaan itu sebagai individu

yang pesimis dan optimis sebagai perbandingan seseorang yang memiliki

Adversity Quotient yang tinggi atau rendah. Individu pesimis akan memandang

kesulitan sebagai situasi yang menetap, pribadi dan berdampak ke semua aspek

Page 46: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

29

hidup lain, sedangkan individu optimis akan memandang kesulitan sebagai

kondisi sementara, eksternal dan terbatas pada persoalan saat itu saja.

Sikap optimis juga menunjukkan adanya sifat tahan banting dan keuletan.

Orang yang memiliki sifat tahan banting dan ulet mampu mengatasi kesulitan

lebih baik daripada yang tidak memiliki sifat itu. Werner (dalam Stoltz, 2000)

menyatakan bahwa orang yang optimis adalah para perencana yang mampu

menyelesaikan masalah dan orang yang dapat memanfaatkan masalah sebagai

peluang. Misalnya seorang pelajar mendapat nilai jelek dalam sebuah tes sehingga

harus mengulang kembali. Pelajar tersebut menganggap masalah yang

dihadapinya (mengulang tes) sebagai peluang untuk memperbaiki nilai.

Stoltz (2000) membagi Adversity Quotient individu atas empat dimensi

yang terdiri dari Control, Origin – Owner, Reach dan Endurance (CO2RE). Empat

dimensi ini menjadi indikasi bahwa seseorang yang memiliki Adversity Quotient

yang tinggi berarti individu tersebut memiliki tingkat kendali yang kuat atas

kesulitan-kesulitan yang dialami, mengaggap bahwa sumber kesulitan tersebut

berasal dari luar diri atau orang lain. Disamping itu individu tersebut juga

memiliki kemampuan untuk merespon kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik dan

terbatas yang berarti tidak membiarkan kesulitan-kesulitan menjadi sebuah

bencana dengan membiarkannya meluas. Individu tersebut juga berarti

mengaggap kesulitan-kesulitan yang dialaminya bersifat sementara sehingga tidak

terus menerus memikirkan tentang kesulitan tersebut dan menjalani hal-hal sulit

dengan mengganggap hal tersebut adalah sebuah proses. Begitu juga sebaliknya

seseorang yang memiliki Adversity Quotient yang rendah berarti individu tersebut

Page 47: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

30

tidak mempunyai kendali atas kesulitan-kesulitan yang dialami. Menganggap

kesulitan-kesulitan tersebut karena kesalahan diri dan akan memasuki area-area

lain dalam kehidupan. Individu yang memiliki Adversity Quotient yang rendah

juga memandang kesulitan sebagai peristiwa yang berlangsung lama.

Empat dimensi yang menjadi indikator tinggi rendahnya Adversity

Quotient ini mengacu kepada kesulitan yang dihadapi individu dalam hidupnya.

Kesulitan-kesulitan yang dialami individu tentunya memberikan beban stres dan

membuat individu berada dalam tekanan sehingga individu tersebut memberikan

respon dalam menghadapi kesulitan atau stress dalam hidupnya. Terry Beehr dan

John Newman (dalam Rice, 1992) membagi tiga gejala individu yang berada

dalam stress yang tinggi. Tiga gejala ini meliputi gejala psikologis, gejala fisik,

dan gejala prilaku. Gejala psikologis misalnya kecemasan, komunikasi tidak

efektif, mengurung diri, depresi, merasa terasing dan mengasingkan diri, dan

kebosanan. Gejala Fisik misalnya meningkatnya detak jantung dan tekanan darah,

meningkatnya sekresi adrenalin dan noradrenalin, gangguan gastrointestinal

(misalnya gangguan lambung), mudah terluka, lebih sering berkeringat, dan

mudah lelah secara fisik. Begitu juga gejala prilaku seperti contohnya menunda

ataupun menghindari pekerjaan/tugas, serta penurunan prestasi dan produktivitas.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator pada Adversity Quotient

memberikan dampak gejala pada diri individu. Apabila individu tersebut tidak

mempunyai kendali (control) atas kesulitan-kesulitan yang dialami yang

berdampak pada individu tersebut sehingga berada dalam kondisi kecemasan,

tertekan, dan depresi. Individu yang menganggap kesulitan-kesulitan tersebut

Page 48: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

31

karena kesalahan diri (origin - ownership) dan akan memasuki area-area lain

dalam kehidupan sehinga individu tersebut menjadi sensitif, kurang percaya diri,

kurang kreatif, kurang spontan, dan sering menghindari pekerjaan. Begitu juga

sebaliknya seseorang yang menganggap kesulitan-kesulitan tersebut berasal dari

luar diri dan merespon kesulitan-kesulitan tersebut sesuatu yang terbatas (reach)

berarti individu terbuka terhadap perubahan, percaya diri, dan spontan, serta

kreatif. Sama halnya ketika individu tersebut memandang kesulitan yang terjadi

bersifat sementara (endurance) berarti individu tersebut akan lebih memiliki

semangat dan sikap optimis. Begitu juga sebaliknya, individu yang memandang

kesulitan yang terjadi berlangsung lama sehingga individu tersebut akan merasa

bosan, tidak puas dengan hasil kerjanya, dan kurang bersemangat.

Hal ini menjadi tolak ukur bagaimana kemampuan bertahan dalam

kesulitan atau Adversity Quotient pada diri seseorang sangat berpengaruh dalam

kemampuan seseorang menanggapi masalah atau kesulitan yang dihadapinya.

Dapat dikatakan juga apabila seseorang memiliki Adversity Quotient yang tinggi

maka seseorang tersebut memiliki kemampuan untuk memandang stress sebagai

suatu yang positif. Begitu juga sebaliknya, seseorang memiliki Adversity Quotient

yang rendah maka seseorang tersebut memiliki kemampuan untuk memandang

stress sebagai suatu yang negatif.

Kita dapat lihat dinamika antara Adversity Quotient dan stres dalam bagan

respon individu sebagai berikut:

Page 49: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

32

Page 50: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

33

D. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ha: Ada hubungan negatif

antara Adversity Quotient dan Stres pada mahasiswa yang bekerja. Semakin tinggi

Adversity Quotient maka semakin rendah stres pada mahasiswa yang bekerja.

Begitu juga sebaliknya, semakin rendah Adversity Quotient maka semakin tinggi

stres pada mahasiswa yang bekerja

Page 51: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian inferensial

kuantitatif korelasional. Penelitian inferensial adalah metode penelitian yang

dirancang untuk membuat suatu kesimpulan tentang populasi dengan pengambilan

sampel (Deuna, 1996). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

dan membuat suatu kesimpulan antara dua variabel. Variabel tersebut adalah

adversity quotient dan stres pada mahsiswa yang bekerja.

B. Identivikasi Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki dua variabel yang diidentifikasi sebagai berikut :

1. Variabel prediktor yaitu Adversity Quotient

2. Variabel kriterium yaitu stres

C. Definisi Operasional Variabel Pnelitian

1. Adversity Quotient

Adversity Quotient merupakan daya juang yang diuraikan sebagai

derajat kemampuan seseorang dalam bertahan dan menanggulangi situasi

yang dianggapnya sebagai masalah. Adversity Quotient diukur

menggunakan skala Adversity Quotient yang di susun berdasarkan empat

Page 52: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

34

dimensi menurut Paul G. Stoltz (2000), yaitu : Control, Origin-Ownership,

Reach, dan Endurance

Seseorang dapat dinyatakan memiliki stres yang tinggi apabila seseorang

tersebut memiliki skor yang tinggi pada item-item Control, Origin-

Ownership, Reach, dan Endurance

2. Stres

Stres merupakan bentuk respon psikologis dari stimulus yang berasal

dari suatu kejadian, lingkungan dan kondisi fisik yang dapat menyebabkan

seseorang menjadi tegang dan berada dalam tekanan. Stres diungkapkan

dengan menggunakan skala stres yang di susun berdasarkan gejala stres

menurut Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1992) yaitu gejala

psikogis, gejala fisik, dan gejala prilaku.

Seseorang dapat dinyatakan memiliki Adversity Quotient yang tinggi

apabila seseorang tersebut memiliki skor yang tinggi pada item-item yang

menunjukan gejala psikogis, gejala fisik, dan gejala prilaku.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiswa yang masih aktif dalam hal

akademis dan bekerja sebagai pekerja paruh waktu (part timer). Mahasiswa

yang masih aktif dalam hal akademis adalah mahasiswa yang masih

mengambil minimal 12 sks dalam setiap semester dan tidak dalam masa cuti

studi (peraturan akademik, 2005). Sedangkan pekeja paruh waktu adalah

Page 53: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

35

pekerja yang bekerja minimal 4 jam sehari dengan waktu kerja minimal 5

hari dalam seminggu.

E. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini mengukur hubungan antara Adversity Quotient dengan

stres pada mahasiswa yang bekerja. Maka untuk mengolah data digunakan

tehnik korelasi. Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Skala Adversity Quotient

2. Skala Stres

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan skala

model Linkert. Pernyataan yang digunakan dalam skala merupakan skala

terstruktur, yang mana jawaban sudah disediakan dan subjek hnaya memilih

satu jawaban yang sesuai dengan kondisi diri subjek.

Adapun skala yang digunakan dalam masing-masing variabel

penelitian ini adalah:

1. Skala Adversity Quotient

Penyusunan skala Adversity Quotient disusun berdasarkan 4

dimensi yang dikemukakan oleh Paul G. Stoltz yaitu

a. Control

Dimensi ini menekankan kemampuan seseorang mengendalikan

respon dirinya dalam situasi sulit yang ada, serta mempengaruhi

situasi sulit tersebut secara positif.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

36

b. Origin dan Ownership

Adalah sejauh mana seseorang menempatkan masalah yang

dihadapi tidak hanya pada diri sendiri namun juga melihat faktor

dari luar sebagai asal usul masalah dan bersedia menanggung

akibat atas situasi sulit yang dihadapi secara objektif.

c. Reach

Adalah kemampuan seseorang untuk melokalisasi permasalahan

yang dihadapi agar tidak merembes ke hal-hal lain.

d. Endurance

Dimensi ini merujuk pada prediksi waktu seseorang atas situasi

sulit yang dihadapi.

Berdasarkan empat dimensi diatas, selanjutnya peneliti menyusun 80

butir pernyataan yang terdiri dri 40 pernyataan favorable dan 40 pernyataan

unfavorabel. Pernyataan-pernyataan tersebut dapat dilihat dari tabel sebagai

berikut

Tabel 1

Tabel spesifikasi item-item Skala Adversity Quotient

Dimensi

Adversity

Quotient

No Item

Bobot Jumlah

Aitem Favourable Unfavorable

Control 4, 5, 10, 21, 45, 50,

51, 52, 71, 72

6, 8, 11, 29, 30, 31,

32, 53, 54, 55 25% 20

Origin

O2 Ownership

2, 25, 26, 27, 28, 7, 48, 49, 67, 68

25% 20 3, 33, 46, 47, 56 9, 34, 35, 65, 66

Reach 1, 12, 13, 36, 37, 38,

57, 58, 59, 60

14, 15, 16, 19, 20, 69,

70, 74, 75, 76 25% 20

Endurance 17, 18, 22, 23, 24, 73,

77, 78, 79, 80

39, 40, 41, 42, 43, 44,

61, 62, 63, 64 25% 20

Jumlah 40 40 100% 80

Page 55: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

37

Skor jawaban subjek pada Skala Adversity Quotient, yaitu :

Tabel 2

Skor jawaban subjek pada Skala Adversity Quotient

Respon favorabel unfavorabel

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai. (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai

(STS) 1 4

Semakin tinggi skor subjek yang diperoleh, maka semakin tinggi

juga Adversity Quotient yang dimiliki. Sebaliknya semakin rendah

skor total yang diperoleh, maka semakin rendah juga Adversity

Quotient yang dimiliki.

2. Skala Stres

Penyususnan skala Stres disusun berdasarkan 3 gejala yang

dikemukakan oleh Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1992)

yaitu:

a. Gejala Psikologis

b. Gejala Fisik

c. Gejala Prilaku

Berdasarkan tiga gejala diatas, selanjutnya peneliti menyusun 60

butir pernyataan yang terdiri diri pernyataan favorable. Pernyataan-

pernyataan tersebut dapat dilihat dari tabel sebagai berikut

Page 56: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

38

Tabel 3

Tabel Spesifikasi Item-item Stres

Indikator stress No Item bobot Jumlah

Aitem

Gejala

Psikologis

1, 2, 3, 11, 12, 13, 21, 22, 23, 24,

25, 36, 37, 38, 42, 50, 51, 52, 56, 57 33,3% 20

Gejala Fisik 4, 5, 6, 10, 17, 18, 19, 20, 28, 29,

30, 31, 34, 35, 44, 45, 48, 49, 53, 59 33,3% 20

Gejala Prilaku 7, 8, 9, 14, 15, 16, 26, 27, 32, 33,

39, 40, 41, 43, 46, 47, 54, 55, 58, 60 33,3% 20

Jumlah 100% 60

Tabel 4

Skor jawaban subjek pada Skala Stres

Respon favorabel unfavorabel

Sangat Sering (SS) 4 1

Sering (S) 3 2

Jarang (TS) 2 3

Tidak Pernah (STS) 1 4

Semakin tinggi skor subjek yang diperoleh, maka semakin tinggi pula

tingkat stres yang dialami. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor subjek

yang diperoleh, maka semakin rendah pula tingkat stres yang dialami.

F. Pertanggungjawaban Mutu

1. Estimasi Validitas

Uji validitas adalah pengujian alat ukur untuk melihat seberapa

jauh suatu alat ukur memiliki ketepatan dan kecermatan dalam

melakukan fungsi ukurnya( Azwar, 2000) Salah satu bentuk validitas

Page 57: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

39

adalah validitas isi. Validitas isi dilakukan melalui pengujian terhadap

isi tes dengan analisis rasional atau lewat penilaian (judment) yang

bersifat subyektif. Validitas isi terdapat 2 jenis yaitu validitas tampang

dan validitas logik (Azwar, 1997).

Validitas tampang adalah validitas yang paling rendah

signifikasinya karena hanya berdasarkan penilaian terhadap format

penampilan tes. Validitas ini dilakukan dengan cara memeriksa sebuah

skala dan menyimpulkan apakah skala tersebut dapat memberi kesan

mengukur sikap yang akan diukur (profesional judgement).

2. Seleksi Aitem

Seleksi aitem dilakukan dengan cara menguji karateristik masing-

masing aitem yang menjadi bagian tes. Apabila terdapat aitem tidak

memenuhi syarat kualitas, maka tidak dapat diikutkan dalam bagian

tes. Salah satu kualitas yang baik adalah konsistensi antara aitem

dengan tes secara keseluruhan atau sering disebut dengan korelasi

aitem total. Pengujian reliabilitas dan validitas hanya dapat dilakukan

terhadap aitem-aitem yang telah teruji dan terpilih (Azwar, 1999).

Sebagai kriteria pemilihan berdasarkan koefisien korelasi total,

digunakan batasan (rix) ≥ 0,3. Semua aitem yang mencapai koefisien

korelasi minimal 0,3 daya pembedanya dianggap memuaskan (Azwar,

1999).

Page 58: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

40

Peneliti melakukan uji coba Skala Adversity Quotient dan Skala

Stres dengan melibatkan 50 mahasiswa yang bekerja. Setelah data

terkumpul, Skala Adversity Quotient dan Skala Stres kemudian

diproses menggunakan SPSS for windows seri 17.

3. Estimasi Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang

mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki

reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (Azwar,

1997).

Penelitian Adversity Quotient dan Stres menggunakan estimasi

reliabilitas konsistensi internal Alpha-Cronbach yaitu melalui

pendekatan reliabilitas konsistensi internal. Koefisien Alpha

merupakan estimasi yang baik terhadap reliabilitas pada banyak situasi

pengukuran (Azwar, 2008). Nilai reliabilitas skala dianggap

memuaskan apabila mendekati 0,90. Koefisien yang tidak setinggi itu

kadang sudah dianggap memuaskan (Azwar, 1997).

4. Hasil Uji Coba Alat Penelitian

a. Hasil Uji Coba Skala Adversity Quotient

Skala Adversity Quotient dihitung menggunakan SPSS for

Windows versi 17.0. Seleksi aitem menggunakan koefisien korelasi

aitem total. Kriterian aitem yang diterima jika korelasinya positif

Page 59: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

41

dan sama dengan atau lebih besar dari 0,3 (Azwar, 1999). Uji

reliabilitas Skala Adversity Quotient pada 80 aitem dengan α =

0,9093 dan 40 aitem gugur. Setelah menghilangkan aitem gugur,

koefisien reliabilitas α = 0,917 dengan 40 aitem. Hasil uji coba

Skala Adversity Quotient dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5

Tabel Skala Adversity Quotient Sebelum dan Sesudah Uji Coba

Pada tabel diatas nomer item yang diberi tanda bintang adalah

nomor item yang gugur. Adanya item yang gugur membuat proporsi

pada setiap aspek menjadi berbeda, sehingga peneliti memutuskan untuk

menyamakan proporsi tiap aspek dengan cara memilih 10 item dengan

reabilitas terbaik pada tiap aspek.

Tabel 6 berikut ini menunjukan spesifikasi item Skala Adversity

Quotient setelah dilakukan penelitian uji coba :

Dimensi

Adversity

Quotient

No Item

Jumlah Aitem Favourable Unfavorable

Control 4, 5*, 10, 21, 45, 50*, 51,

52, 71, 72

6, 8* 11*29, 30, 31*

32, 53, 54, 55* 14

Origin

O2 Ownership

2*, 25*, 26* 27, 28* 7* 48, 49, 67* 68* 10

3, 33, 46, 47, 56 9* 34, 35* 65* 66

Reach 1, 12, 13, 36* 37, 38* 57,

58, 59*,60*

14* 15, 16* 19, 20, 69,

70* 74* 75, 76* 11

Endurance 17, 18, 22* 23, 24, 73, 77,

78, 79* 80

39* 40, 41, 42, 43, 44,

61* 62* 63* 64 14

Jumlah 28 21 49

Page 60: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

42

Tabel 6

Tabel spesifikasi item-item Skala Adversity Quotient Setelah Uji Coba

Dimensi

Adversity

Quotient

No Item

Bobot Jumlah Aitem Favourable Unfavorable

Control 3, 5, 13, 28,

37, 38 4, 15, 29, 30 25% 10

Origin

O2 Ownership

14 26, 27

25% 10 2, 16, 24, 25,

31 17, 35

Reach 1, 6, 7, 18, 32,

33 8, 11, 12, 36 25% 10

Endurance 9, 10, 49, 40 19, 20, 21, 22, 23,

34 25% 10

Jumlah 22 18 100% 40

b. Hasil Uji Coba Skala Stres

Skala Stres dihitung menggunakan SPSS for Windows versi

17.0. Seleksi aitem menggunakan memakai koefisien korelasi aitem

total. Kriterian aitem yang diterima jika korelasinya positif dan sama

dengan atau lebih besar dari 0,3 (Azwar, 1999). Uji reliabilitas skala

iklim komunikasi organisasi pada 60 aitem dengan α = 0,930 dan 21

aitem gugur. Setelah menghilangkan aitem gugur, koefisien

reliabilitas α = 0,934 dengan 39 aitem. Hasil uji coba Skala Stres

dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 61: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

43

Tabel 7

Tabel Skala Stres Sebelum dan Sesudah Uji Coba

Indikator stress No Item Jumlah

Gejala Psikologis 1*, 2, 3, 11, 12, 13, 21, 22*, 23, 24, 25, 36, 37,

38, 42, 50, 51, 52*, 56, 57 17

Gejala Fisik 4, 5, 6, 10, 17, 18, 19, 20, 28, 29, 30, 31, 34,

35, 44, 45*, 48*, 49*, 53, 59* 16

Gejala Prilaku 7*, 8*, 9, 14*, 15, 16, 26, 27, 32, 33*, 39, 40,

41*, 43, 46, 47*, 54*, 55, 58, 60 13

Jumlah 46

Pada tabel diatas nomer item yang diberi tanda bintang adalah

nomor item yang gugur. Adanya item yang gugur membuat proporsi

pada setiap aspek menjadi berbeda, sehingga peneliti memutuskan

untuk menyamakan proporsi tiap aspek dengan cara memilih 13 item

dengan reabilitas terbaik pada tiap aspek.

Tabel 10 berikut ini menunjukan spesifikasi item Skala Stres

setelah dilakukan penelitian uji coba :

Page 62: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

44

Tabel 8

Tabel Spesifikasi Item-item Skala Stres Setelah Uji Coba

Indikator stress No Item bobot Jumlah

Aitem

Gejala

Psikologis

1, 2, 8, 13, 14, 15, 24, 25, 26. 29,

34, 36, 37 33,3% 13

Gejala Fisik 3, 4, 5, 7, 11, 17, 18, 19, 20, 22, 23,

31, 33 33,3% 13

Gejala Prilaku 6, 9, 10, 16, 17, 21, 27, 28, 30, 32,

35, 38, 39 33,3% 13

Jumlah 100% 39

G. Tehnik Analisis Data

1. Uji Asumsi

Uji asumsi merupakan salahsatu syarat dalam penggunaan

tehnik korelasi untuk memperoleh kesimpulan yang benar berdasarkan

data yang ada. Adapun uji asumsi yang dilakukan adalah sebagai

berikut :

a. Uji normalitas, yaitu untuk mengetahui apakah hubungan antara

distribusi sebaran variabel prediktor dan variabel kriterium dalam

penelitian ini bersifat normal atau tidak. Data dinyatakan

berdistribusi normal apabila signifikasi lebih besar daripada 5%

atau 0.05. Sebaliknya, apabila nilai signifikasi yang diperoleh lebih

kecil dari 5% atau 0.05, maka sebaran data tersebut tidak

Page 63: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

45

berdistribusi normal. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan

dengan Kolmogorov-Smirnov pada SPSS for Windows versi 17.0

b. Uji linearitas, yaitu untuk mengetahui apakah hubungan antara

skor variabel prediktor dan variabel kriterium merupakan bergaris

lurus atau tidak. Jika hubungan antara dua variabel tersebut

menunjukan garis lurus maka dapat dinyatakan terdapat korelasi

linier antara kedua variabel. Data dinyatakan linear apabila dua

variabel mempunyai signifikasi kurang dari 0.05 (Priyatno, 2008).

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan negatif

antara adversity quotient dan stres pada mahasiswa yang bekerja.

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan formula teknik

korelasi Pearson Product Moment melalui SPSS for Windows versi 17.0.

Page 64: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Senin, 14 Juni 2010 sampai dengan 5

Juli 2010. Penelitian ini melibatkan 70 subjek. Pengumpulan data

penelitian dilaksanakan dengan cara meminta subjek untuk memberikan

jawaban pada kuesioner yang berisi dua skala, yaitu Skala Adversity

Quotient dan Skala Stres. Peneliti membagikan 70 skala pada subjek dan

kembali dengan jumlah yang sama pada peneliti.

B. Data Demografi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini memiliki bidang pekerjaan yang

berbeda-beda. Subjek dengan pekerjaan sebagai penjaga warnet (OP)

sebanyak 46 orang atau sebesar 65,71%. Subjek dengan pekerjaan

sebagai waitres sebanyak 12 orang atau sebesar 17,14%. Subjek dengan

pekerjaan sebagai penjaga toko sebanyak 10 orang atau sebesar 14,28%.

Sedangkan subjek dengan pekerjaan sebagai seles sebanyak 2 orang atau

sebesar 2,8%.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

47

Tabel 9

Data Pekerjaan Subjek

Pekerjaan Jumlah Presentase

OP Warnet 46 65,71%.

Waitres 12 17,14%.

Penjaga toko 10 14,28%.

Seles 2 2,8%

C. Uji Asumsi

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran

variabel dalam penelitian normal atau tidak. Apabila sebaran

variabel tidak normal maka data tidak dapat dianalisis. Penelitian uji

normalitas diolah dengan menggunakan SPSS for Windows versi

17.0.

Tabel 10

Hasil Uji Normalitas

Variabel Kolmogorov-

Smirnov Signifikansi Keterangan

Adversity

Quotient 1,062 0,209 Normal

Stress 0,901 0,391 Normal

Page 66: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

48

Hasil di atas diperoleh Kolmogorov-Smirnov untuk variabel

Adversity Quotient sebesar 1,063 dengan signifikansi 0,209. Nilai

signifikansi tersebut lebih besar dari 5 % pada variabel Adversity

Quotient, dengan demikian sebaran data adalah normal.

Data variabel Stres Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,901

dengan signifikansi 0,391. Nilai signifikansi tersebut lebih dari 5 %

pada variabel stres, dengan demikian sebaran data adalah normal.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah data antara

kedua variabel berupa garis lurus atau tidak. Uji linearitas tersebut

dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows versi 17.0. Dari

hasil pengolahan data, menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar

0,006. Nilai ini menunjukkan bahwa data antara variabel Adversity

Quotient dan stres adalah linear karena nilai signifikan lebih kecil

dari 0,05 (0,006 < 0,05).

D. Hasil Penelitian

1. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik

korelasi Pearson Product Moment Pada taraf signifikasi 5% (0,05).

Page 67: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

49

Uji Hipotesis dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows

versi 17.0. Uji hipotesis satu ekor (one tailed) dilakukan pada

penelitian ini karena hipotesis dalam penelitian ini sudah mengarah,

yaitu berarah negatif.

Dari hasil analisi data diketahui bahwa koefisien korelasi antara

variabel Adversity Qoutient dan Stres sebesar -0,329 dengan

signifikansi sebesar 0,003. Hal ini berarti terdapat hubungan yang

negatif dan signifikan antara variabel Adversity Qoutient dan Stres.

Jadi, semakin tinggi Adversity Quotient seseorang maka semakin

rendah stres yang di rasakan oleh orang tersebut. Begitu juga

sebaliknya semakin rendah Adversity Quotient seseorang, maka

sekin tinggi stres yang di rasakan oleh orang tersebut.

Dari penelitian ini, diktahui bahwa r = -0, 329 dan koefisien

determinan (r2) sebesar 10,8%. Hal ini berarti Adversity Quotient

memiliki sumbangan efektif sebesar 10,8 % terhadap stres pada

mahasiswa yang bekerja, sedangkan 89,2% lainya dipengaruhi oleh

variabel lain.

2. Uji Tambahan

Uji tambahan dilakukan untuk mengetahui apakah keseluruhan

subyek memiliki adversity quotient tinggi dan stres yang tinggi.

Pada tabel berikut ini disajikan data teoritis dan empiris skala

Adversity Quotient dan skala stres pada mahasiswa yang bekerja:

Page 68: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

50

Tabel 12

Data Teoritis dan Empiris

Variabel N t SD P

Mean

Teoritis Empiris

Adversity

Quotient 70

78.013 12.562 0,00 100 117,13

Stres 49.385 15.538 0,00 97,5 91,71

Nilai P pada skala Adversity Quotient sebesar 0.00. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

mean teoritis dan empiris pada skala Adversity Quotient. Mean

teoritis adalah rata-rata skor pada alat ukur penelitian. Mean Teoritis

diperoleh dari angka titik tengah skor alat ukur penelitian. Mean

empiris adalah rata-rata skor dalam penelitian. Skala Adversity

Quotient menunjukkan mean empiris 117,13 lebih tinggi

dibandingkan mean teoritis 100. Hal tersebut menunjukkan subjek

penelitian pada kenyataannya memiliki Adversity Quotient yang

lebih tinggi.

Nilai P pada skala Stres sebesar 0.00. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritis dan

empiris pada skala Stres. Skala Stres menunjukkan mean empiris

Page 69: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

51

91,71 lebih rendah dibandingkan mean teoritis 97,5 Hal tersebut

menunjukkan subjek penelitian pada kenyataannya memiliki stres

yang lebih rendah.

E. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan negatif

antara adversity quotient dan stress pada mahasiswa yang bekerja.

Dari analisis data yang telah dilakukan, menunjukan nilai koefisien

korelasi antara adversity quotient dan stress pada mahasiswa yang

bekerja sebesar -0,329 dengan signifikansi 0,003. Nilai tersebut

menunjukan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan

antara adversity quotient dan stress pada mahasiswa yang bekerja.

Hal ini menandakan bahwa hipotesis awal penelitian, yaitu ada

hubungan negatif dan signifikan antara adversity quotient dan stress

pada mahasiswa yang bekerja di Yogyakarta dapat diterima. Dalam

penelitian ini Adversity Quotient memiliki sumbangan efektif

sebesar 10,8% terhadap stres pada mahasiswa yang bekerja

sedangkan 98,8% lainya dipengaruhi oleh variabel lain.

Kesulitan-kesulitan yang dialami individu tentunya

memberikan beban stress dan membuat individu berada dalam

tekanan sehingga individu tersebut memberikan respon dalam

menghadapi kesulitan atau stress dalam hidupnya. Stoltz (2000)

Page 70: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

52

membagi Adversity Quotient individu atas empat dimensi yang

terdiri dari Control, Origin – Owner, Reach dan Endurance

(CO2RE). Empat dimensi yang menjadi indikator tinggi rendahnya

Adversity Quotient ini mengacu kepada kesulitan yang dihadapi

individu dalam hidupnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

indikator-indikator pada Adversity Quotient memberikan dampak

gejala pada diri individu. Apabila individu tersebut tidak mempunyai

kendali (control) atas kesulitan-kesulitan yang dialami berdampak

pada individu tersebut mengalami kondisi kecemasan, tertekan, dan

depresi sehingga memiliki stres yang tinggi. Individu yang

menganggap kesulitan-kesulitan tersebut karena kesalahan diri

(origin - ownership) dan akan memasuki area-area lain dalam

kehidupan sehinga individu tersebut menjadi sensitif, kurang

percaya diri, kurang kreatif, kurang spontan, dan sering menghindari

pekerjaan sehingga mudah sekali terkena stres yang tinggi. Begitu

juga sebaliknya seseorang yang menganggap kesulitan-kesulitan

tersebut berasal dari luar diri dan merespon kesulitan-kesulitan

tersebut sesuatu yang terbatas (reach) berarti individu terbuka

terhadap perubahan, percaya diri, dan spontan, serta kreatif sehingga

memiliki stres yang rendah. Sama halnya ketika individu tersebut

memandang kesulitan yang terjadi bersifat sementara (endurance)

berarti individu tersebut akan lebih memiliki semangat dan sikap

Page 71: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

53

optimis sehingga individu tersebut akan memandang stres adalah

sesuatu yang ringan dan dapat dikatakan memiliki stres yang rendah.

Begitu juga sebaliknya, individu yang memandang kesulitan yang

terjadi berlangsung lama sehingga individu tersebut akan merasa

bosan, tidak puas dengan hasil kerjanya, dan kurang bersemangat

sehingga memiliki stres yang tinggi.

Pada penelitian lain menyebutkan bahwa faktor kunci dari

stres adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan

kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari

situasi yang dihadapi. Kemampuan untuk dapat mereduksi stress ini

tergantung kepada presepsi positif masing-masing individu tersebut

dalam menanggapi stres yang diterimanya (Diana, 1991). Stressor

yang sama dapat dipersepsi secara berbeda, yaitu dapat sebagai

peristiwa yang positif dan tidak berbahaya, atau menjadi peristiwa

yang berbahaya dan mengancam. Penilaian kognitif individu dalam

hal ini nampaknya sangat menentukan apakah stressor itu dapat

berakibat positif atau negatif. Penilaian kognitif tersebut sangat

berpengaruh terhadap respon yang akan muncul (Selye, 1956). Maka

diperlukan sikap optimis dari individu untuk dapat meganggap

stressor sebagai peristiwa yang positif sehingga dapat memunculkan

respon yang positif pula.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

54

Subjek penelitian merupakan mahasiswa yang telah bekerja

part time selama lebih dari 5 bulan. Dari penelitian ini diketahui

bahwa subjek tergolong memiliki Adversity Quotient yang tinggi.

Mahasiswa yang bekerja memiliki Adversity Quotient yang tinggi

mungkin disebabkan sikap optimis yang ditunjukan pada mahasiswa

yang bekerja yang berani mengambil keputusan untuk bekerja dan

membagi waktunya antara belajar dan bekerja. Hal ini juga

menunjukkan adanya sifat tahan banting dan keuletan. Werner

(dalam Stoltz, 2000) menyatakan bahwa orang yang optimis adalah

para perencana yang mampu menyelesaikan masalah dan orang yang

dapat memanfaatkan masalah sebagai peluang. Hal ini didukung

oleh penelitian Seligman (dalam Stoltz, 2000) menyatakan

perbedaan individu yang pesimis dan optimis sebagai perbandingan

seseorang yang memiliki Adversity Quotient yang tinggi atau

rendah. Individu pesimis akan memandang kesulitan sebagai situasi

yang menetap, pribadi dan berdampak ke semua aspek hidup lain,

sedangkan individu optimis akan memandang kesulitan sebagai

kondisi sementara, eksternal dan terbatas pada persoalan saat itu

saja.

Dari penelitian ini juga diketahui bahwa subjek tergolong

memiliki stres yang rendah. Hal ini mungkin disebabkan karena

mahasiswa yang bekerja memiliki motivasi yang lebih. Menurut

Page 73: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

55

Handianto (2006) mahasiswa yang bekerja memiliki motivasi sudah

memiliki penghasilan sendiri dan mereka berharap dengan tambahan

pendidikan dan gelar sarjana yang akan dimiliki nanti dapat

meningkatkan penghasilan mereka lebih baik dari yang mereka

terima saat ini sehingga dapat merencanakan masa depan yang lebih

baik. Menurut Mohammad As'ad (2001) motivasi adalah sesuatu

yang menimbulkan semangat atau dorongan yang mendorong

individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu

tujuan. Dengan memiliki motivasi ini segala kesulitan yang

menghadang pasti akan dapat diatasi demi tercapainya tujuan

sehingga strespun akan dapat dikalahkan demi hasil yang lebih baik.

Page 74: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dan pembahasan menyimpulkan bahwa Adversity

Quotient berhubungan secara negatif dan signifikan dengan stres pada

mahasiswa yang bekerja. Koefisien korelasi pada penelitian ini sebesar -

0,329 dan signifikansi 0,003. Hal tersebut berarti semakin tinggi Adversity

Quotient seseorang maka semakin rendah stres yang di rasakan oleh orang

tersebut.

B. Saran

Untuk dapat memperkaya hasil penelitian, peneliti lain diharapkan

dapat melihat variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi stres pada

mahasiswa yang bekerja. Berdasarkan penelitian ini, ada 89, 2 % pada

variabel lain yang mempengaruhi stres pada mahasiswa yang bekerja.

Peneliti memberikan saran pada mahasiswa yang bekerja untuk

bisa terus menjalani dua peran yaitu sebagai mahasiswa dan pekerja

dengan terus mempertahankan dan meningkatkan adversity quotient yang

dimiliki.

Page 75: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

57

Daftar Pustaka

Allport, G.W. (1937). Personality: A psychological interpretation. New York:

Henry Holt and Company

Anoraga, P. (1995). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

As'ad, Moh (2001) Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberti

Azwar, S. (2000). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Azwar. (1997). Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar.

Deaux, K., Dane, F. C. & Wrightsman, L. S. (1993). Social Psychology in the

90’s (6th

ed). California: Wadsworth, Inc.

Diana, P (1991). Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada

University

Girdano,D.S. (1990). Controling Stress and Tension. A Holistic Approach. New

Jersey:Prentice-Hall, Inc

Gunarsa, S. D. & Gunarsa, Y. S. (2001). Psikologi remaja. Jakarta : PT BPK

Gunung Mulia

Hadi, S. (1982). Metodologi Research J Hid 2. Yogyakarta: Yayasan Penerbit.

Fakultas. Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Hager. 1999. Stress and The Woman's Body. Jakarta: Interaksa

Hanson, P.G, M.D. (1987). Nikmatnya Stres. Jakarta : Arcan

Handianto, A. (2006). Perbedaan Tingkat Stres Mahasiswa Yang Bekerja

Dengan Yang Tidak Bekerja. Skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta: Atma

Jaya

Hawari, dadang . (2001). Managemen stress cemas dan depresi. Jakarta: Balai

penerbit FK UI

Laksmono, Hari.K. (2001) Tinjauan Singkat Adversity Quotient. Anima,

Indonesian Psychological Journal. Vol.17, No 1, 63-68.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

58

Lina, (2000). Gaya Hidup Bekerja. Diambil 28 April 2010. www.e-

psikologi.com/anak/index.htm.

Monk, F. J., A.M.P. Knoers, Siti Rahayu Haditono. (2001). Psikologi

Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Morgan, Richard A.King, John R. Weisz, John Schopler. (1986). Introduction

Psychology (7ed). New York :McGraw-Hill

Munandar, a.s, prof. Dr. (1995) Kuliah pengantar psikologi industri (edisi

pertama). Jakarta : tommy

Rice, P.L. (1992). Stress and Health (2nd ed).. California: Broosa/Cole Pub

Robbins, S.P. (1998). Organizational Behavior (8th ed). New Jersey : Prentice

Hill, Inc

Rudi, S. (2003). Asiknya Bekrja Part-Time. Diambil 4 Maret 2010.

http://www.Detikpost.com.

Santrock, John W. (1995). Life-Span Development Edisi Kelima. Jakarta :

Erlangga.

Stoltz, Paul G. (2000). Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi

Peluang. Jakarta:Grasindo.

Supratiknya, A. (1998). Statistik Psikologi. Yogyakarta : Pusat Pengembangan

dan Penelitian Sumber Belajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma

Surekha, 2001, Adversity Intellengence. Jakarta: Pustaka Umum

Page 77: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

59

LAMPIRAN 1

Skala

1.1 Skala Adversity Quotient Sebelum Dilakukan Uji Coba

1.2 Skala Stres Sebelum Dilakukan Uji Coba

1.3 Skala Adversity Quotient Setelah Dilakukan Uji Coba

1.4 Skala Stres Setelah Dilakukan Uji Coba

Page 78: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

60

1.1 Skala Adversity Quotient sebelum dilakukan uji coba

Petunjuk Pengisian

Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap

pernyataan dengan teliti, kemudian Anda diminta memilih salah satu

jawaban yang paling sesuai dengan situasi, kondisi, pengalaman yang

saudara alami, dan yang paling menggambarkan keadaan diri Anda,

bukan jawaban yang ideal atau yang seharusnya anda lakukan, karena

tidak ada jawaban yang dianggap salah, semua jawaban benar

apabila sesuai dengan yang Anda alami. Kerjakan seluruh pernyataan

tanpa ada satu nomorpun yang terlewati, semua nomor harus terisi.

Peneliti akan merahasiakan seluruh jawaban Anda, sehingga Anda

tidak perlu ragu dalam menjawab. Pilihan jawaban yang tersedia

adalah :

SS = Bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri anda.

S = Bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri anda.

TS = Bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri anda.

STS = Bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan

diri anda

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban dari

empat pilihan tersebut. Apabila Anda ingin mengganti jawaban,

berilah tanda sama dengan (=) pada tanda silang (X) yang dianggap

tidak sesuai, kemudian berilah tanda silang (X) pada jawaban yang

anda anggap lebih sesuai. Atas bantuan Anda saya ucapkan terima

kasih.

Page 79: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

61

Skala

No Item SS S TS STS

1 Saya yakin bahwa masalah yang saya hadapi

bukan merupakan contoh kegagalan saya SS S TS STS

2 Saya selalu percaya bahwa setiap orang pasti

memperoleh rintangan dalam hidubnya SS S TS STS

3 Saya cenderung untuk mencari penyebab

kesalahan-kesalahan saya dan berusaha

bertanggung jawab atas akibat dari kesalahan

saya

SS S TS STS

4 Saya bisa mengendalikan emosi saya apabila

berhadapan dengan masalah SS S TS STS

5 Menurut saya, saya bisa mengatasi rasa marah

saya yang muncul pada saat ada masalah SS S TS STS

6 Saya merasa keadaan sulit yang ada saat ini

memang merupakan nasib saya SS S TS STS

7 Saya sering berfikir kesulitan-kesulitan yang

terjadi karena kesalahan saya SS S TS STS

8 Saya merasa tidak dapat mengendalikan emosi

saya ketika berhadapan dengan masalah SS S TS STS

9 Saya kurang dapat menerima konsekuensi dari

pilihan yang didapatkan dari keputusan bersama SS S TS STS

10 Walaupun banyak kesulitan-kesulitan yang saya

hadapi namun saya tetap harus berjuang untuk

menyelesaikannya

SS S TS STS

11 Saya sering merasa takut saya tidak dapat

menyelesaikan tugas-tugas saya SS S TS STS

12 Kuliah saya tidak akan banyak terganggu

walaupun banyak pekerjaan menumpuk SS S TS STS

13 Apabila saya mendapati kesulitan, secepat

mungkin saya akan bertindak untuk

menyelesaikananya agar tidak mempengaruhi

hal lain

SS S TS STS

14 Kesulitan yang saya hadapi menunjukkan

ketidakmampuan saya dalam bekerja SS S TS STS

15 Pertengkaran antara saya dan sahabat saya

merupakan bukti ketidakmampuan saya dalam

menjalin relasi

SS S TS STS

Page 80: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

62

16 Beban tugas saya selalu berat SS S TS STS

17 Masalah yang saya hadapi hanya sedikit

merintangi tujuan saya SS S TS STS

18 Saya tidak akan terlalu lama larut dalam

kesedihan SS S TS STS

19 Apa yang saya kerjakan selalu kurang

memuaskan bagi diri saya SS S TS STS

20 Masalah-masalah yang saya hadapi di pekerjaan

membuat saya kurang konsentrasi dalam kuliah SS S TS STS

21 Saya merasa ada banyak jalan keluar dalam

masalah saya SS S TS STS

22 Saya tidak akan menemui kesulitan yang tidak

dapat saya atasi SS S TS STS

23 Saya merasa kesulitan ini tidak selalu ada SS S TS STS

24 Saya merasa kesulitan-kesulitan yang saya

hadapi tidak akan berlangsung lama SS S TS STS

25 Saya menyadari kesalahan-kesalahan yang

terjadi di luar kemampuan saya SS S TS STS

26 Saya merasa kesulitan-kesulitan yang saya

hadapi tidak tidak hanya terjadi pada diri saya

sendiri.

SS S TS STS

27 Saya dapat belajar dari kesalahan-kesalahan

saya dan tidak larut dalam penyesalan yang

begitu dalam

SS S TS STS

28 Saya cenderung beranggapan kesulitan-kesulitan

yang saya hadapi disebabkan oleh hal-hal yang

diluar dari kemampuan saya

SS S TS STS

29 Saya cenderung untuk menghindari tugas-tugas

yang berat menurut saya SS S TS STS

30 Saya merasa kurang dapat memaksimalkan

usaha saya dalam menghadapi masalah SS S TS STS

31 Saya selalu merasa takut apabila usaha saya

usaha saya dalam menghadapi masalah nanti

gagal

SS S TS STS

32 Saya selalu merasa takut tidak memiliki jalan

keluar bagi masalah saya SS S TS STS

33 Saya dapat menerima kesalahan-kesalahan saya SS S TS STS

34 Saya merasa sering menunda-nunda pekerjaan

namun saya tidak mencoba memperbaiki hal

tersebut

SS S TS STS

35 Saya selalu merasa sumber masalah bukan

berada pada diri saya SS S TS STS

Page 81: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

63

36 Saya merasa tidak terlalu terpengaruh oleh

segala masalah-masalah saya SS S TS STS

37 Disaat saya sedang santai saya benar-benar bisa

beristirahat tanpa terlalu memilirkan masalah-

masalah saya

SS S TS STS

38 Masalah yang saya hadapi tidak akan

mengganggu hubungan relasi saya dengan orang

lain

SS S TS STS

39 Menurut saya situasi sulit ini akan selalu terjadi

40 Saya merasa segala sesuatunya tidak akan

pernah membaik SS S TS STS

41 Saya merasa adalah orang yang gagal SS S TS STS

42 Saya slalu menyerah saat menghadapi masalah SS S TS STS

43 Saya merasa tidak akan pernah bisa membagi

waktu antara kuliah dan bekerja SS S TS STS

44 Saya merasa kesulitan selalu mengikuti diri saya SS S TS STS

45 Munculnya masalah yang cukup rumit dalam

hidup saya itu adalah hal yang tidak bisa saya

kendalikan namun saya berusaha untuk

menanggapi segala macam masalah saya dengan

positif

SS S TS STS

46 Saya tidak merasa gagal karena adanya masalah

yang saya buat SS S TS STS

47 Saya merasa mampu untuk menanggung

konsekuensi dari kesalahan-kesalahan saya SS S TS STS

48 Saya sering merasa saya orang yang gagal SS S TS STS

49 Saya merasa kesalahan-kesalahan saya selalu

berasal dari kecerobohan saya SS S TS STS

50 Saya cenderung beranggapan kesulitan

merupakan keadaan yang harus saya hadapi SS S TS STS

51 Saya cenderung beranggapan kesulitan-kesulitan

yang saya hadapi pasti juga dialami oleh banyak

orang, sehingga saya pasti juga dapat

melaluinya.

SS S TS STS

52 Saya percaya bahwa pasti ada jalan keluar pada

setiap rintangan yang saya hadapi SS S TS STS

53 Saya merasa tidak yakin bisa menyelesaikan

masalah yang saya hadapi SS S TS STS

54 Saya merasa kesulitan dari tugas-tugas yang

diberikan kepada saya di luar jangkauan saya SS S TS STS

Page 82: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

64

55 Saya merasa menyesal karena saya tidak mampu

menyelesaikan masalah yang saya hadapi SS S TS STS

56 Saya merasa bersalah ketika saya menghindari

tanggung jawab saya SS S TS STS

57 Kesulitan yang saya hadapi hanya sedikit

menghambat kinerja saya SS S TS STS

58 Meskipun mendapati kesulitan namun hal itu

malah membuat fokus pada apa yang sedang

saya kerjakan

SS S TS STS

59 Saya mampu menikmati liburan tanpa harus

memikirkan segala tugas yang ada SS S TS STS

60 Walaupun sedikit merintangi presentasi saya

karena tidak adanya viewer, namun saya merasa

saya dapat mempresentasikan tugas saya dengan

baik

SS S TS STS

61 Saya selalu kurang memberikan usaha saya yang

terbaik sehingga selalu muncul masalah dalam

setiap pekerjaan saya

SS S TS STS

62 Saya merasa usaha saya untuk mengatasi

masalah saya selalu tidak berjalan dengan mulus SS S TS STS

63 Saya merasa selalu ada kesulitan yang

merintangi tujuan saya SS S TS STS

64 Tidak ada kata keberhasilan dalam benak saya SS S TS STS

65 Tanggung jawab merupakan hal yang paling

merisaukan bagi saya SS S TS STS

66 Saya sering merasa segala kesalahan berasal

dari faktor diluar diri saya SS S TS STS

67 Saya selalu menyalahkan diri sendiri ketika

muncul kesulitan dalam hidup saya SS S TS STS

68 Saya selalu memikirkan kesalahan-kesalahan

saya walaupun saya sedang bersistirahat SS S TS STS

69 Saya masih saja memikirkan tugas-tugas saya

walaupun saat sedang berlibur SS S TS STS

70 Saya kurang berkonsentrasi dalam kuliah karena

saya bekerja SS S TS STS

71 Saya merasa harus sepenuhnya memaksimalkan

tenaga saya saat menghadapi situasi-situasi yang

sulit

SS S TS STS

72 Saya merasa tertantang dengan adanya kesulitan

dalam tugas-tugas saya SS S TS STS

73 Saya merasa banyak keberhasilan yang saya

dapatkan dengan bekerja SS S TS STS

Page 83: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

65

74 Saya mer

asa pasti ada masalah dalam setiap pekerjaan

saya

SS S TS STS

75 Saya lebih banyak memikirkan kesulitan-

kesulitan yang saya hadapi daripada memikirkan

segi positifnya

SS S TS STS

76 Hidup saya merasa hancur ketika saya

memutuskan hubungan dengan kekasih saya SS S TS STS

77 Apa yang telah saya capai menunjukkan

keberhasilan diri saya SS S TS STS

78 Apa yang telah saya capai selama ini

membuktikan kemampuan saya dalam

menghadapi situasi sulit

SS S TS STS

79 Walaupun menemui kesulitan, namun saya

bukan orang yang gagal SS S TS STS

80 Saya yakin pasti berhasil memperbaiki

kesalahan saya SS S TS STS

1.2 Skala Stres sebelum dilakukan uji coba

Petunjuk Pengisian

Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap

pernyataan dengan teliti, kemudian Anda diminta memilih salah satu

jawaban yang paling sesuai dengan situasi, kondisi, pengalaman yang

saudara alami, dan yang paling menggambarkan keadaan diri Anda,

bukan jawaban yang ideal atau yang seharusnya anda lakukan, karena

tidak ada jawaban yang dianggap salah, semua jawaban benar

apabila sesuai dengan yang Anda alami. Kerjakan seluruh pernyataan

tanpa ada satu nomorpun yang terlewati, semua nomor harus terisi.

Peneliti akan merahasiakan seluruh jawaban Anda, sehingga Anda

tidak perlu ragu dalam menjawab. Pilihan jawaban yang tersedia

adalah :

Page 84: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

66

SS = Bila pernyataan tersebut Sangat Sering dialami diri

anda.

S = Bila pernyataan tersebut Sering dialami diri anda.

J = Bila pernyataan tersebut Jarang dialami diri anda.

TP = Bila pernyataan tersebut Tidak Pernah dialami diri

anda

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban dari empat

pilihan tersebut. Apabila Anda ingin mengganti jawaban, berilah tanda

sama dengan (=) pada tanda silang (X) yang dianggap tidak sesuai,

kemudian berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap

lebih sesuai. Atas bantuan Anda saya ucapkan terima kasih.

Skala

No Item SS S J TP

1 Saya sering memikirkan tugas atau pekerjaan

yang belum tuntas SS S J TP

2 Banyaknya tugas kuliah dan tanggung jawab

memicu kecemasan dalam diri saya SS S J TP

3 Saya sering merasa tidak fokus saat

melaksanankan tugas SS S J TP

4 Saya sering merasa lesu bahkan saat bangun

tidur apabila memiliki banyak masalah SS S J TP

5 Saya sering kehilangan nafsu makan saya

apabila banyak tugas yang sedang saya kerjakan SS S J TP

6 Saya banyak mengeluarkan keringat dingin saat

melakukan tugas-tugas saya yang menumpuk SS S J TP

7 Saya merasa memiliki tendensi makan dengan

cepat saat banyak tugas belum yang

terselesaikan

SS S J TP

8 Karena memiliki banyak tugas, jam makan saya

menjadi tidak teratur SS S J TP

9 Saya banyak mengurung diri saat memiliki

masalah SS S J TP

10 Saya sering merasa pusing saat menghadapi

tugas yang berat SS S J TP

11 Saya cenderung menghindar apabila banyak SS S J TP

Page 85: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

67

tugas yang datang

12 Saya kurang percaya diri saat bertemu dengan

atasan SS S J TP

13 Saya sering merasa bersalah jika bersantai SS S J TP

14 Saya sering membolos saat kuliah karena belum

mengerjakan tugas SS S J TP

15 Saya sering kesulitan untuk membuat keputusan

saat berada pada situasi panik SS S J TP

16 Saya merasa jarang bergaul karena selalu

memikirkan tugas-tugas sya yang belum

terselesaikan

SS S J TP

17 Jantung saya sering terasa berdetak kencang saat

menghadapi persoalan atau masalah SS S J TP

18 Saya menjadi susah tidur bila saya sedang

memiliki banyak masalah SS S J TP

19 Karena tugas-tugas saya yang menumpuk

selama sebulan ini saya mengalami penurunan

berat badan

SS S J TP

20 Telapak tangan saya bergetar saat saya

melakukan pekerjaan yang berat SS S J TP

21 Saya sering mendapati diri saya berfikir tentang

masalah pada saat seharusnya saya bersantai SS S J TP

22 Saya merasa tugas dan tangung jawab saya

mengejar-ngejar saya SS S J TP

23 Saya sering merasa waktu sehari tidak cukup

bagi tugas-tugas saya SS S J TP

24 Saya merasa takut saat menghadapi ujian SS S J TP

25 Saya bosan( jemu) dengan pekerjaan saya SS S J TP

26 Saya merasa jauh dari keluarga dan teman-teman

karena memiliki masalah SS S J TP

27 Saya merasa ragu-ragu dalam menentukan sikap

saat beberapa tugas menumpuk SS S J TP

28 Kepala saya terasa sakit bila banyak pekerjaan

yang belum selesai SS S J TP

29 Saya merasa mudah lelah karena memikirkan

tugas-tugas yang belum terselesaikan SS S J TP

30 Saya menjadi sakit perut bila atasan mengawasi

saya saat bekerja SS S J TP

31 Bila mengerjakan tugas kuliah terlalu lama saya

sering mengeluarkan keringat dingin SS S J TP

32 Beban kerja yang menumpuk membuat saya

sering melewatkan hal-hal penting SS S J TP

Page 86: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

68

33 Saya tidak senang bila atasan mengawasi saya

saat bekerja SS S J TP

34 Saya merasa nafas saya menjadi cepat bila

membuat kesalahan atau kekeliruan saat bekerja SS S J TP

35 Kepala saya terasa berat saat menghadapi tugas

kuliah yang berat SS S J TP

36 Saya sering lupa akan hal-hal kecil SS S J TP

37 Saya merasa takut dan berfikir tentang hal-hal

negatif yang akan menimpa saya SS S J TP

38 Jika melihat keberhasilan orang lain saya

menemukan banyak kekurangan pada diri saya SS S J TP

39 Saya banyak melakukan kekeliruan atau

kesalahan saat bekerja SS S J TP

40 Saya tidak dapat berkonsentrasi dalam bekerja

apabila sedang memiliki masalah SS S J TP

41 Beban kerja yang harus saya selesaikan

membuat saya mudah bersikap kasar terhadap

orang lain

SS S J TP

42 Saya merasa tersinggung dan marah apabila ada

yang menegur saya SS S J TP

43 Saya sering merasa kesulitan menyelesaikan

tugas-tugas SS S J TP

44 Saya sering mengalami kesulitan bernafas pada

situasi yang membuat saya panik SS S J TP

45 Saya merasa sering mengalami migren (sakit

kepala sebelah) saat tugas yang saya kerjakan

terlalu berat

SS S J TP

46 Rutinitas pekerjaan sehari-hari membuat saya

mudah menyalahkan orang lain SS S J TP

47 Saya merasa bingung bila melakukan pekerjaan

yang tidak sesuai dengan kemampuan saya SS S J TP

48 Mata saya sering berkunag-kunang saat berada

pada situasi panik SS S J TP

49 Saya sering mengalami pingsan apabila saya

tertekan dan kecewa SS S J TP

50 Saya merasa mudah marah disaat saya memiliki

masalah SS S J TP

51 Saya sering merasa jengkel apabila ada yang

tidak sesuai dengan harapan saya SS S J TP

52 Saya slalu merasa tidak puas karena tidak punya

banyak waktu untuk hobi dan kegemaran saya SS S J TP

Page 87: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

69

53 Saya menjadi mual ketika saya memikirkan

tugas-tugas yang akan saya lakukan SS S J TP

54 Saya sering mondar-mandir saat memimikirkan

masalah saya SS S J TP

55 Bicara saya terbata-bata saat sedang dalam

situasi panik SS S J TP

56 Pekerjaan dan tugas saya sering membuat saya

frustasi SS S J TP

57 Saya merasa kurang bersemangat dalam

menjalani hari-hari saya SS S J TP

58 Saya sering merasa kesulitan untuk membuat

prioritas saat berada pada situasi yang menekan

saya

SS S J TP

59 Saya merasa sering buang air kecil saat eakan

menghadapi ujian SS S J TP

60 Saya sering marah-marah ketika pekerjaan saya

tidak kunjung selesai SS S J TP

1.3 Skala Adversity Quotient setelah dilakukan uji coba

Petunjuk Pengisian

Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap

pernyataan dengan teliti, kemudian Anda diminta memilih salah satu

jawaban yang paling sesuai dengan situasi, kondisi, pengalaman yang

saudara alami, dan yang paling menggambarkan keadaan diri Anda,

bukan jawaban yang ideal atau yang seharusnya anda lakukan, karena

tidak ada jawaban yang dianggap salah, semua jawaban benar

apabila sesuai dengan yang Anda alami. Kerjakan seluruh pernyataan

tanpa ada satu nomorpun yang terlewati, semua nomor harus terisi.

Peneliti akan merahasiakan seluruh jawaban Anda, sehingga Anda

tidak perlu ragu dalam menjawab. Pilihan jawaban yang tersedia

adalah :

Page 88: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

70

SS = Bila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan diri anda.

S = Bila pernyataan tersebut Sesuai dengan diri anda.

TS = Bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan diri anda.

STS = Bila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan

diri anda

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban dari

empat pilihan tersebut. Apabila Anda ingin mengganti jawaban,

berilah tanda sama dengan (=) pada tanda silang (X) yang dianggap

tidak sesuai, kemudian berilah tanda silang (X) pada jawaban yang

anda anggap lebih sesuai. Atas bantuan Anda saya ucapkan terima

kasih.

No Item SS S TS STS

1 Saya yakin bahwa masalah yang saya hadapi

bukan merupakan contoh kegagalan saya SS S TS STS

2 Saya cenderung untuk mencari penyebab

kesalahan-kesalahan saya dan berusaha

bertanggung jawab atas akibat dari kesalahan

saya

SS S TS STS

3 Saya bisa mengendalikan emosi saya apabila

berhadapan dengan masalah SS S TS STS

4 Saya merasa keadaan sulit yang ada saat ini

memang merupakan nasib saya SS S TS STS

5 Walaupun banyak kesulitan-kesulitan yang saya

hadapi namun saya tetap harus berjuang untuk

menyelesaikannya

SS S TS STS

6 Kuliah saya tidak akan banyak terganggu

walaupun banyak pekerjaan menumpuk SS S TS STS

7 Apabila saya mendapati kesulitan, secepat

mungkin saya akan bertindak untuk

menyelesaikananya agar tidak mempengaruhi

hal lain

SS S TS STS

8 Pertengkaran antara saya dan sahabat saya

merupakan bukti ketidakmampuan saya dalam

menjalin relasi

SS S TS STS

Page 89: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

71

9 Masalah yang saya hadapi hanya sedikit

merintangi tujuan saya SS S TS STS

10 Saya tidak akan terlalu lama larut dalam

kesedihan SS S TS STS

11 Apa yang saya kerjakan selalu kurang

memuaskan bagi diri saya SS S TS STS

12 Masalah-masalah yang saya hadapi di pekerjaan

membuat saya kurang konsentrasi dalam kuliah SS S TS STS

13 Saya merasa ada banyak jalan keluar dalam

masalah saya SS S TS STS

14 Saya dapat belajar dari kesalahan-kesalahan

saya dan tidak larut dalam penyesalan yang

begitu dalam

SS S TS STS

15 Saya selalu merasa takut tidak memiliki jalan

keluar bagi masalah saya SS S TS STS

16 Saya dapat menerima kesalahan-kesalahan saya SS S TS STS

Saya merasa sering menunda-nunda pekerjaan

namun saya tidak mencoba memperbaiki hal

tersebut

SS S TS STS

17 Disaat saya sedang santai saya benar-benar bisa

beristirahat tanpa terlalu memilirkan masalah-

masalah saya

SS S TS STS

18 Saya merasa segala sesuatunya tidak akan

pernah membaik SS S TS STS

19 Saya merasa adalah orang yang gagal SS S TS STS

20 Saya slalu menyerah saat menghadapi masalah SS S TS STS

21 Saya merasa tidak akan pernah bisa membagi

waktu antara kuliah dan bekerja SS S TS STS

22 Saya merasa kesulitan selalu mengikuti diri saya SS S TS STS

23 Saya tidak merasa gagal karena adanya masalah

yang saya buat SS S TS STS

24 Saya merasa mampu untuk menanggung

konsekuensi dari kesalahan-kesalahan saya SS S TS STS

25 Saya sering merasa saya orang yang gagal SS S TS STS

26 Saya merasa kesalahan-kesalahan saya selalu

berasal dari kecerobohan saya SS S TS STS

27 Saya percaya bahwa pasti ada jalan keluar pada

setiap rintangan yang saya hadapi SS S TS STS

28 Saya merasa tidak yakin bisa menyelesaikan

masalah yang saya hadapi SS S TS STS

29 Saya merasa kesulitan dari tugas-tugas yang

diberikan kepada saya di luar jangkauan saya SS S TS STS

Page 90: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

72

30 Saya merasa bersalah ketika saya menghindari

tanggung jawab saya SS S TS STS

31 Kesulitan yang saya hadapi hanya sedikit

menghambat kinerja saya SS S TS STS

32 Meskipun mendapati kesulitan namun hal itu

malah membuat fokus pada apa yang sedang

saya kerjakan

SS S TS STS

33 Walaupun sedikit merintangi presentasi saya

karena tidak adanya viewer, namun saya merasa

saya dapat mempresentasikan tugas saya dengan

baik

SS S TS STS

34 Tidak ada kata keberhasilan dalam benak saya SS S TS STS

35 Saya sering merasa segala kesalahan berasal

dari faktor diluar diri saya SS S TS STS

36 Saya masih saja memikirkan tugas-tugas saya

walaupun saat sedang berlibur SS S TS STS

37 Saya merasa harus sepenuhnya memaksimalkan

tenaga saya saat menghadapi situasi-situasi yang

sulit

SS S TS STS

38 Saya merasa tertantang dengan adanya kesulitan

dalam tugas-tugas saya SS S TS STS

39 Saya merasa banyak keberhasilan yang saya

dapatkan dengan bekerja SS S TS STS

40 Apa yang telah saya capai selama ini

membuktikan kemampuan saya dalam

menghadapi situasi sulit

SS S TS STS

1.4 Skala Stres setelah dilakukan uji coba

Petunjuk Pengisian

Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap

pernyataan dengan teliti, kemudian Anda diminta memilih salah satu

jawaban yang paling sesuai dengan situasi, kondisi, pengalaman yang

saudara alami, dan yang paling menggambarkan keadaan diri Anda,

bukan jawaban yang ideal atau yang seharusnya anda lakukan, karena

tidak ada jawaban yang dianggap salah, semua jawaban benar

apabila sesuai dengan yang Anda alami. Kerjakan seluruh pernyataan

Page 91: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

73

tanpa ada satu nomorpun yang terlewati, semua nomor harus terisi.

Peneliti akan merahasiakan seluruh jawaban Anda, sehingga Anda

tidak perlu ragu dalam menjawab. Pilihan jawaban yang tersedia

adalah :

SS = Bila pernyataan tersebut Sangat Sering dialami diri

anda.

S = Bila pernyataan tersebut Sering dialami diri anda.

J = Bila pernyataan tersebut Jarang dialami diri anda.

TP = Bila pernyataan tersebut Tidak Pernah dialami diri

anda

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban dari empat

pilihan tersebut. Apabila Anda ingin mengganti jawaban, berilah tanda

sama dengan (=) pada tanda silang (X) yang dianggap tidak sesuai,

kemudian berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap

lebih sesuai. Atas bantuan Anda saya ucapkan terima kasih.

o Item SS S J TP

1 Banyaknya tugas kuliah dan tanggung jawab

memicu kecemasan dalam diri saya SS S J TP

2 Saya sering merasa tidak fokus saat

melaksanankan tugas SS S J TP

3 Saya sering merasa lesu bahkan saat bangun

tidur apabila memiliki banyak masalah SS S J TP

4 Saya sering kehilangan nafsu makan saya

apabila banyak tugas yang sedang saya kerjakan SS S J TP

5 Saya banyak mengeluarkan keringat dingin saat

melakukan tugas-tugas saya yang menumpuk SS S J TP

6 Saya banyak mengurung diri saat memiliki

masalah SS S J TP

7 Saya sering merasa pusing saat menghadapi

tugas yang berat SS S J TP

8 Saya kurang percaya diri saat bertemu dengan

atasan SS S J TP

Page 92: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

74

9 Saya sering kesulitan untuk membuat keputusan

saat berada pada situasi panik SS S J TP

10 Saya merasa jarang bergaul karena selalu

memikirkan tugas-tugas sya yang belum

terselesaikan

SS S J TP

11 Jantung saya sering terasa berdetak kencang saat

menghadapi persoalan atau masalah SS S J TP

12 Karena tugas-tugas saya yang menumpuk

selama sebulan ini saya mengalami penurunan

berat badan

SS S J TP

13 Saya sering mendapati diri saya berfikir tentang

masalah pada saat seharusnya saya bersantai SS S J TP

14 Saya merasa takut saat menghadapi ujian SS S J TP

15 Saya bosan( jemu) dengan pekerjaan saya SS S J TP

16 Saya merasa jauh dari keluarga dan teman-teman

karena memiliki masalah SS S J TP

17 Saya merasa ragu-ragu dalam menentukan sikap

saat beberapa tugas menumpuk SS S J TP

18 Saya merasa mudah lelah karena memikirkan

tugas-tugas yang belum terselesaikan SS S J TP

19 Saya menjadi sakit perut bila atasan mengawasi

saya saat bekerja SS S J TP

20 Bila mengerjakan tugas kuliah terlalu lama saya

sering mengeluarkan keringat dingin SS S J TP

21 Beban kerja yang menumpuk membuat saya

sering melewatkan hal-hal penting SS S J TP

22 Saya merasa nafas saya menjadi cepat bila

membuat kesalahan atau kekeliruan saat bekerja SS S J TP

23 Kepala saya terasa berat saat menghadapi tugas

kuliah yang berat SS S J TP

24 Saya sering lupa akan hal-hal kecil SS S J TP

25 Saya merasa takut dan berfikir tentang hal-hal

negatif yang akan menimpa saya SS S J TP

26 Jika melihat keberhasilan orang lain saya

menemukan banyak kekurangan pada diri saya SS S J TP

27 Saya banyak melakukan kekeliruan atau

kesalahan saat bekerja SS S J TP

28 Saya tidak dapat berkonsentrasi dalam bekerja

apabila sedang memiliki masalah SS S J TP

29 Saya merasa tersinggung dan marah apabila ada

yang menegur saya SS S J TP

Page 93: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

75

30 Saya sering merasa kesulitan menyelesaikan

tugas-tugas SS S J TP

31 Saya sering mengalami kesulitan bernafas pada

situasi yang membuat saya panik SS S J TP

32 Rutinitas pekerjaan sehari-hari membuat saya

mudah menyalahkan orang lain SS S J TP

33 Saya merasa mudah marah disaat saya memiliki

masalah SS S J TP

34 Saya sering merasa jengkel apabila ada yang

tidak sesuai dengan harapan saya SS S J TP

35 Bicara saya terbata-bata saat sedang dalam

situasi panik SS S J TP

36 Pekerjaan dan tugas saya sering membuat saya

frustasi SS S J TP

37 Saya merasa kurang bersemangat dalam

menjalani hari-hari saya SS S J TP

38 Saya sering merasa kesulitan untuk membuat

prioritas saat berada pada situasi yang menekan

saya

SS S J TP

39 Saya sering marah-marah ketika pekerjaan saya

tidak kunjung selesai SS S J TP

LAMPIRAN 2

Hasil Analisis Item dan Reabilitas

2.1 Reabilitas Skala Adversity Quotient

2.2 Reabilitas Skala Stres

Page 94: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

76

2.1 Skala Adversity Quotient

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.909 80

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 220.86 337.551 .389 .908

item2 220.38 341.914 .161 .909

item3 220.60 333.143 .508 .907

item4 220.80 335.184 .520 .907

item5 220.76 347.002 -.081 .911

item6 220.94 334.302 .429 .907

item7 221.34 346.556 -.057 .911

item8 221.10 338.133 .291 .908

item9 221.06 344.384 .034 .910

item10 220.60 332.694 .556 .907

item11 221.36 338.602 .266 .909

item12 221.30 335.194 .384 .908

item13 220.70 335.724 .562 .907

item14 221.00 337.959 .271 .909

item15 220.84 333.933 .376 .908

item16 220.86 340.490 .197 .909

item17 221.18 335.293 .422 .907

item18 220.82 328.191 .606 .906

Page 95: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

77

item19 221.06 328.874 .607 .906

item20 221.44 336.864 .390 .908

item21 220.64 332.194 .570 .906

item22 221.22 345.849 -.029 .911

item23 221.20 336.816 .400 .908

item24 221.02 336.755 .412 .908

item25 220.96 346.039 -.035 .911

item26 220.76 340.431 .173 .909

item27 220.68 333.773 .411 .907

item28 221.10 351.847 -.282 .912

item29 221.20 335.714 .364 .908

item30 221.22 338.869 .301 .908

item31 221.42 338.085 .266 .909

item32 221.26 331.870 .565 .906

item33 220.78 336.869 .366 .908

item34 221.40 333.918 .443 .907

item35 221.02 342.510 .124 .910

item36 221.18 339.212 .228 .909

item37 221.04 332.039 .491 .907

item38 220.96 340.774 .200 .909

item39 221.12 338.312 .268 .909

item40 220.70 332.582 .414 .907

item41 220.46 330.213 .607 .906

item42 220.72 330.410 .607 .906

item43 220.84 329.280 .733 .905

item44 220.84 334.994 .418 .907

item45 220.78 336.991 .383 .908

item46 221.08 333.014 .539 .907

item47 220.82 328.844 .630 .906

item48 220.70 331.684 .518 .907

item49 221.16 338.504 .302 .908

Page 96: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

78

item50 220.98 346.796 -.070 .911

item51 220.74 335.502 .404 .908

item52 220.54 331.192 .594 .906

item53 220.92 330.524 .565 .906

item54 221.10 334.908 .406 .908

item55 221.36 340.684 .218 .909

item56 220.86 337.960 .343 .908

item57 221.14 335.796 .457 .907

item58 220.84 336.015 .396 .908

item59 221.08 338.932 .235 .909

item60 220.96 340.407 .250 .909

item61 221.08 348.851 -.163 .911

item62 221.04 345.264 .001 .910

item63 221.36 346.398 -.049 .911

item64 220.58 323.922 .686 .905

item65 221.12 343.863 .058 .910

item66 220.96 338.202 .362 .908

item67 221.16 342.790 .096 .910

item68 221.22 340.093 .176 .909

item69 221.32 337.406 .313 .908

item70 221.02 346.551 -.053 .912

item71 220.66 336.719 .402 .908

item72 220.78 331.808 .535 .907

item73 220.86 333.470 .557 .907

item74 221.74 351.870 -.284 .912

item75 221.16 335.198 .319 .908

item76 220.92 336.647 .230 .909

item77 220.54 337.600 .303 .908

item78 220.56 334.170 .500 .907

item79 220.62 337.016 .289 .909

item80 220.54 336.294 .356 .908

Page 97: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

79

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.917 40

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 114.13 152.838 .351 .911

item2 113.87 150.027 .459 .910

item3 114.20 151.959 .372 .911

item4 114.31 149.233 .451 .910

item5 113.87 147.737 .607 .908

item6 114.59 150.884 .352 .911

item7 114.07 150.009 .518 .909

item8 114.26 151.759 .275 .913

item9 114.47 150.948 .413 .910

item10 114.14 147.747 .551 .909

item11 114.43 147.698 .540 .909

item12 114.81 151.922 .355 .911

item13 113.97 148.144 .605 .908

item14 114.07 148.937 .475 .910

item15 114.50 147.993 .602 .908

item16 114.11 151.233 .401 .911

item17 114.71 150.816 .383 .911

item18 114.44 148.105 .529 .909

item19 113.97 149.188 .392 .911

item20 113.60 151.867 .389 .911

item21 113.89 150.798 .431 .910

Page 98: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

80

item22 114.03 150.231 .496 .910

item23 114.19 149.748 .474 .910

item24 114.16 151.787 .331 .911

item25 114.20 147.467 .590 .908

item26 114.06 149.243 .450 .910

item27 114.50 155.007 .149 .914

item28 113.84 149.062 .513 .909

item29 114.26 147.614 .569 .908

item30 114.47 151.383 .356 .911

item31 114.10 151.367 .401 .911

item32 114.44 152.279 .382 .911

item33 114.26 151.759 .346 .911

item34 113.93 145.256 .581 .908

item35 114.27 152.490 .393 .911

item36 114.61 152.356 .288 .912

item37 114.06 152.345 .404 .911

item38 114.07 150.792 .407 .911

item39 114.23 150.875 .526 .909

item40 113.91 152.746 .324 .911

Page 99: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

81

2.2 Skala Stres

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.930 60

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 137.50 391.194 .194 .930

item2 137.76 380.104 .497 .928

item3 138.08 381.953 .498 .928

item4 138.14 375.470 .627 .927

item5 138.48 374.051 .606 .927

item6 139.08 384.687 .393 .929

item7 138.64 389.704 .158 .930

item8 138.20 386.163 .266 .930

item9 138.48 366.377 .741 .926

item10 138.22 374.910 .617 .927

item11 138.64 385.868 .371 .929

item12 138.46 379.560 .517 .928

item13 138.28 385.716 .311 .929

item14 138.68 386.998 .279 .929

item15 138.06 381.119 .535 .928

item16 138.92 378.361 .644 .927

item17 138.28 381.838 .480 .928

item18 138.04 386.856 .335 .929

item19 138.66 381.249 .440 .928

item20 138.86 382.449 .372 .929

Page 100: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

82

item21 138.16 384.504 .388 .929

item22 138.30 387.765 .224 .930

item23 137.92 384.647 .325 .929

item24 138.24 383.615 .398 .929

item25 138.36 385.704 .424 .929

item26 138.70 370.867 .690 .926

item27 138.32 374.385 .676 .927

item28 138.46 380.498 .504 .928

item29 138.22 383.196 .452 .928

item30 139.02 380.714 .458 .928

item31 139.12 374.067 .701 .927

item32 138.24 385.819 .391 .929

item33 138.18 387.334 .282 .929

item34 138.20 384.490 .404 .929

item35 138.22 382.706 .414 .929

item36 137.92 384.279 .395 .929

item37 138.26 380.931 .456 .928

item38 138.08 376.157 .595 .927

item39 138.34 388.392 .302 .929

item40 138.14 384.613 .370 .929

item41 138.58 391.187 .181 .930

item42 138.80 380.327 .490 .928

item43 138.22 381.767 .464 .928

item44 139.12 385.822 .382 .929

item45 138.66 387.494 .221 .930

item46 138.62 378.077 .514 .928

item47 138.06 392.221 .125 .930

item48 138.96 385.468 .292 .929

item49 139.40 390.939 .144 .930

item50 138.36 385.990 .347 .929

item51 138.08 384.932 .526 .928

Page 101: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

83

item52 138.36 392.970 .065 .931

item53 138.80 382.816 .365 .929

item54 138.92 391.422 .110 .931

item55 138.54 380.294 .405 .929

item56 138.38 379.220 .484 .928

item57 138.70 380.541 .563 .928

item58 138.34 382.066 .436 .928

item59 138.88 388.965 .179 .930

item60 138.38 377.138 .549 .928

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.934 46

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 88.71 229.482 .479 .928

item2 89.10 227.830 .562 .927

item3 89.13 225.331 .653 .926

item4 89.41 224.971 .586 .927

item5 90.00 232.232 .418 .929

item6 89.47 220.688 .687 .926

item7 89.27 224.954 .596 .927

item8 89.36 227.943 .546 .928

item9 89.03 229.680 .575 .928

item10 89.83 228.202 .653 .927

item11 89.19 230.356 .485 .928

Page 102: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

84

item12 89.59 232.478 .333 .930

item13 89.11 231.349 .430 .929

item14 89.14 232.820 .360 .929

item15 89.33 233.267 .410 .929

item16 89.54 225.411 .586 .927

item17 89.34 226.055 .626 .927

item18 89.40 228.417 .518 .928

item19 89.29 229.743 .487 .928

item20 90.00 230.609 .454 .928

item21 89.96 226.100 .553 .927

item22 89.23 233.425 .379 .929

item23 89.14 230.559 .450 .929

item24 89.19 228.994 .491 .928

item25 88.91 230.456 .442 .929

item26 89.13 231.708 .378 .929

item27 89.06 224.402 .687 .926

item28 89.24 233.926 .402 .929

item29 89.26 232.745 .324 .930

item30 89.71 233.627 .329 .930

item31 89.29 230.352 .459 .928

item32 90.06 235.069 .294 .930

item33 89.54 231.440 .385 .929

item34 88.99 233.811 .473 .929

item35 89.51 229.529 .427 .929

item36 89.40 228.417 .518 .928

item37 89.67 230.485 .517 .928

item38 89.29 230.178 .467 .928

item39 89.33 228.340 .512 .928

Page 103: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

85

LAMPIRAN 3

Data Penelitian

3.1 Data Skala Adversity Quotient

3.2 Data Skala Stres

Page 104: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

86

Page 105: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

87

Page 106: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

88

Page 107: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

89

Page 108: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

90

Page 109: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

91

Page 110: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

92

Page 111: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

93

Page 112: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

94

Page 113: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

95

Page 114: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

96

Page 115: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

97

Page 116: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

98

LAMPIRAN 4

Hasil Uji Asumsi

4.1 Uji Normalitas

4.2 Uji Linearitas

Page 117: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

99

4.1 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

stres AQ

N 70 70

Normal Parametersa,,b

Mean 91.71 117.13

Std. Deviation 15.538 12.562

Most Extreme Differences Absolute .108 .127

Positive .108 .127

Negative -.067 -.108

Kolmogorov-Smirnov Z .901 1.062

Asymp. Sig. (2-tailed) .391 .209

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

4.2 Uji Liearitas

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

stres *

AQ

Between Groups (Combined) 7821.519 28 279.340 1.296 .221

Linearity 1802.809 1 1802.809 8.365 .006

Deviation from Linearity 6018.710 27 222.915 1.034 .452

Within Groups 8836.767 41 215.531

Total 16658.286 69

Page 118: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

100

LAMPIRAN 5

Hasil Uji Hipotesis Dan Tambahan

5.1 Uji Hipotesis

5.2 Data Deskriptif Statistik

5.3 Uji T

Page 119: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA ...repository.usd.ac.id/28782/2/059114019_Full[1].pdf · vii HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN STRES PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

101

5.1 Uji Hipotesis

Correlations

stres AQ

stres Pearson Correlation 1 -.329**

Sig. (1-tailed) .003

N 70 70

AQ Pearson Correlation -.329** 1

Sig. (1-tailed) .003

N 70 70

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

5.2 Data Deskriptif Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

AQ 70 100 159 117.13 12.562

Stres 70 57 134 91.71 15.538

Valid N (listwise) 70

5.3 Uji T

One-Sample Test

Test Value = 0

95% Confidence Interval of the

Difference

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper

AQ 78.013 69 .000 117.129 114.13 120.12

Stres 49.385 69 .000 91.714 88.01 95.42