hubungan antar manusia dalam keperawatan

Upload: ray-mei-purwadi

Post on 10-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Hubungan Antar Manusia Dalam Keperawatan

    1/16

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Semua individu mempunyai kebutuhan dasar untuk menjalin hubungan denganorang lain dalam menjalani hidupnya. Komunikasi merupakan upaya individu dalam

    menjaga dan memprtahankan individu untuk tetap berinteraksi dengan orang lain.

    Komunikasi seseorang adalah suatu proses yang melibatkan perilaku dan interaksi antar

    individu dalam berhubungan dengan orang lain.

    Komunikasi merupakan komponen penting dalam praktik keperawatan.

    Mendengarkan perasaan klien dan menjelaskan prosedur tindakan keperawatan adalah

    contoh tehnik-tehnik komunikasi yang dilakukan oleh perawat selama praktik.

    Komunikasi merupakan proses yang dilakukan perawat dalam menjaga kerjasama

    yang baik dengan klien dalam membantu memenuhi kebutuhan kesehatan klien, maupun

    dengan tenaga kesehatan lain dalam rangka membantu mengatasi masalah klien.

    Kelemahan dalam berkomunikasi merupakan masalah yang serius baik bagi

    perawat maupun klien. Perawat yang enggan berkomunikasi dengan menunjukkan raut

    wajah yang tegang akan berdampak serius bagi klien. Klien akan merasa tidak nyaman

    bahkan terancam dengan sikap perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Kondisi ini

    tentunya akan sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhan klien.

    Komunikasi yang efektif merupakan sukses perawat dalam membantu mengatasi

    masalah klien. Perawat tidak lepas dari proses komunikasi karena dalam menjalankan

    perannya perawat perlu berkolaborasi dengan tim kesehatan yang lain.

    B. Rumusan Masalah

    1. Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:2. Bagaimana pengertian hubungan antar manusia?3. Bagaimana fungsi dan prinsip-prinsip komunikasi?4. Bagaimanakah faktor-faktor yang menentukan terjadinya interaksi sosial?5. Bagaimana hal-hal mendasar yang perlu dalam pengembangan Helping

    Relationship?

    C. Tujuan

    1. Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu :2. Untuk Mengetahui pengertian hubungan antar manusia3. Untuk Mengetahui fungsi dan prinsip-prinsip komunikasi.4. Untuk Mengetahui faktor-faktor yang menentukan terjadinya interaksi sosial.5. Untuk Mengetahui hal-hal mendasar yang perlu dalam pengembangan Helping

    Relationship.

  • 7/22/2019 Hubungan Antar Manusia Dalam Keperawatan

    2/16

    2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Hubungan Antar Manusia

    Hubungan atau lebih khusus komunikasi antar manusia merupakan interaksi yangterjadi antara dua atau lebih individu dan perilaku individu yang satu mempengaruhi,

    mengubah, memperbaiki perilaku individu yang lain atau sebaliknya. Interaksi yang

    terjadi dapat secara langsung dengan bertatap muka, berbicara, bercanda atau berdiskusi

    bersama. Interaksi juga dapat terjadi secara tidak langsung, misalnya dengan

    menggunakan symbol-simbol yang bermakna, sebagai contoh penggunaan pakaian

    warna hitam sebagai ungkapan duka ketika ada orang yang meninggal dunia.

    Hubungan antar manusia merupakan dasar terjadinya interaksi dan komunikasi

    antara tenaga kesehatan sebagai petugas pelayanan kesehatan dengan klien sebagai

    pemanfaat layanan kesehatan. Hubungan yang terjalin dengan baik akan mempermudah

    pengalihan ilmu pengetahuan, perilaku dan budaya kesehatan. Proses interaksi sering

    melibatkan perasaan dan kata-kata yang diucapkan dalam komunikasi yang

    mencerminkan perasaan dan emosi seseorang dalam berkomunikasi. Hubungan

    antarmanusia pada pelayanan kesehatan yang terjadi antara perawat dan klien

    merupakan hubungan terapeutik.

    Komunikasi teraupetik sendiri menurut Suliswati (2005: 12) adalah suatu bentuk

    komunikasi yang direncanakan secara sadar untuk membantu penyembuhan/ pemulihan

    pasien.6 Dalam proses komunikasi terjadi penyampaian informasi serta pertukaran

    pikiran, perasaan: dapat mempengaruhipasien untuk mengubah kebiasaan.

    Mundakhir. 2006.Komunikasi keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 67Suliswati, dkk. 2005. Konsep dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:

    BukuKedokteran EGC. Hal 12

    yang kurang menunjang kesehatan menjadi suatu kebiasaan hidup yang sehat:

    membantu pasien agar mampu menghadapi kenyataan, sehingga ia dapat memahami

    diri sendir secara lebih baik, serta mencapai tarap kemampuan beradaptasi yang baru

    sesuai dengan situasi yang dihadapinya; dan bagi perawat, memungkinkan ia

    mendapatkan umpan balik atas tindakan yang telah dilakukannya.

    Keperawatan merupakan tindakan pelayanan untuk membentu mengurangi,

    meringankan atau menghilangkan masalah kesehatan klien, baik masalah fisik, psikis,

    social, maupun masalah kegiatan spiritual pasien. Tindakan keperawatan merupakan

    proses hubungan yang aktif antara perawat dengan klien. Pelayanan keperawatan yang

    efektif memerlukan kemampuan komunikasi yang baik dari perawat atau tenaga

    kesehatan yang lain. Komunikasi merupakan keterampilan profesional yang harus

    dimiliki perawat profesional agar terjalin hubungan terapeutik.

    Komunikasi efektif seperti dinyatakan Ashley Montagu (Rakhmat, 2005: 12), kita

    belajar menjadi manusia melalui komunikasi. Anak kecil hanyalah seonggok daging

    sampai ia belajar mengungkapkan perasaan dan kebutuhannya melalui tangisan,

    tendangan ataupun senyuman. Komunikasi yang efektif menurut Steward L.Tubbs dan

    Sylvia Moss paling tidak menimbulkan lima hal: pengertian, kesenangan pengaruh pada

    sikap, hubungan yang makin baik, dan tindakan.7

  • 7/22/2019 Hubungan Antar Manusia Dalam Keperawatan

    3/16

    3

    Pengertian komunikasi (Mufid,2005:3) yang disimpulkan dari beberapa ahli:

    1. Komunikasi merupakan proses dimana individu dalam hubungannya dengan orang lain,kelompok, organisasi, atau masyarakat merespon dan menciptakan pesan untuk

    berhubungan dengan lingkungan orang lain.

    2.Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi, biasanya melalui sistem simbolyang berlaku umum dengan kualitas bervariasi.

    3. Komunikasi terjadi melalui banyak bentuk, mulai dari 2 orang yang bercakap secarahadap-hadapan, isyarat tangan hingga pada pesan yang dikirim secara global

    keseluruh dunia melalui jaringan telekomunikasi.

    Rakhmat, Jalaluddin. 2005.Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rodaskarya

    4. Komunikasi terjadi melalui banyak bentuk, mulai dari 2 orang yang bercakap secarahadap-hadapan, isyarat tangan hingga pada pesan yang dikirim secara global keseluruh

    dunia melalui jaringan telekomunikasi.

    Ditinjau dari ilmu komunikasi menurut Prof Onung Uchjana (2006: 138),

    hubungan manusiawi termasuk ke dalam komunikasi antar personal sebab berlangsungnya

    pada umumnya antara dua orang secara dialogis. Dikatakan bahwa hubungan manusiawi

    itu komunikasi karena sifatnya action oriented, mengandung kegiatan untuk mengubah

    sikap, pendapat atau perilaku seseorang.8

    Hubungan manusia dalam arti luas adalah interaksi antara seseorang dengan orang

    lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan. Berhasilnya seseorang dalam

    melakukan hubungan manusiawi ialah karena ia bersifat manusiawi; ramah, sopan, hormat,

    menaruh penghargaan dan lain-lain sikap yang bernilai luhur.

    Hubungan manusia dalam arti sempit adalah juga interaksi seseorang dengan oranglain. Ciri khas hubungan manusiawi adalah interaksi atau komunikasi antar personal yang

    sifatnya manusiawi. Karena manusia yang berinteraksi itu terdiri atas jasmani dan rohani,

    yang berakal dan berbudi, yang selain merupakan makhluk pribadi juga makhluk sosial,

    maka dalam melakukan hubungan manusiawi kita harus memperhitungkan diri manusia

    dengan segala kompleksitasnya. Adapun pengertian dan tujuan lain hubungan

    antarmanusia adalah keseluruhan proses interaksi antar manusia pada suatu organisasi baik

    yang terjadi secara formal maupun non- formal. Melalui proses ini dapat dikembangkan

    suatu team-work yang serasi dan harmonis sehingga akan mendukung tercapainya tujuan

    organisasi.

    Mufid, Muhammad. 2005. Komunikasi Dan Regulasi Penyiaran. Jakarta: Prenada

    Media.hal 3

    Uchjana, Onung. 2006.Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya hal 138

    Tujuan lain untuk memahami proses HAM yakni:

    a. Mendapatkan pengertian bahwa HAM yang baik hanya dapat dicapai melalui salingmenghargai dan adanya kesediaan semua pihak untuk mau mengerti perilaku pihak

    lainnya.

    b. Dapat mengerti sifat masing-masing indifidu atau kelompok lain seperti apa adanya.

  • 7/22/2019 Hubungan Antar Manusia Dalam Keperawatan

    4/16

    4

    c. Mempertahankan hubungan baik dengan menggunakan sikap, bahasa, dan tindakanyang dapat menurunkan ketegangan emosi pihak lain yang diajak berinteraksi (aspek

    komunikasi).

    Dari pengertian dan tujuan yang ingin dicapai melalui pengembangan proses HAM,

    akan dapat diketahui bahwa berkembangnya HAM yang positif dan dinamis akan dapatmenumbuhkan motifasi kerja dalam melakukan tugas-tugasnya.5

    B. Fungsi Komunikasi

    Dalam aktifitas keseharian, fungsi komunikasi sangat luas dan menyentuh pada

    banyak aspek kehidupan. Beberapa fungsi komunikasi tersebut antara lain:

    a. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data,gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti

    dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat

    mengambil keputusan yang tepat.

    b. SosialisasiDengan komunikasi, sesuatu yang ingin disampaikan dapat disebarluaskan ke

    masyarakat luas. Fungsi sosialisasi ini sangat efektif bila dilakukan dengan

    pendekatan yang tepat, misalnya komunikasi massa baik langsung maupun tidak

    langsung (melalui media).

    Muninjaya, A.A. Gde. 2004.Manajemen Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

    c. MotivasiMotivasi merupakan proses komunikasi yang dilakukan secara persuasive dan

    agrumentatif dapat berfungsi sebagai penggerak semangat, pendorong bagi

    seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkan oleh komunikator

    d. Perdebatan dan diskusiSuatu permasalahan yang masih controversial atau polemik dalam hubungan dengan

    masalah-masalah publik dapat dibahas dan diselesaikan dengan menggunakan

    komunikasi yang intens baik melalui bebat maupun diskusi.

    e. PendidikanMerupakan proses pengalihan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendorong

    perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk keterampilan dan

    kemahiran dapat dilakukan melalui komunikasi yang baik dan efektif

    f. Memajukan kehidupanContoh dari fungsi komunikasi ini adalah menyebarkan kebudayaan dan seni dengan

    maksud melestarikan warisan masa lalu, membangun imajinasi dan mendorong

    kreatifitas dan kebutuhan estetika dan lain-lain.

    g. HiburanDunia entertainment telah banyak muncul dari produk komunikasi, misalnya lawak,

    menyanyi, drama, seni dan lain-lain.

    h. IntegrasiAdanya kesempatan untuk memperoleh berbagai informasi dan pesan yang

    diperlukan dapat mempengaruhi seseorang dalam bersikap, berperilaku, dan berpola

    pikir serta sebagai sarana untuk menghargai dan memahami pandangan orang lain

    dapat diperoleh dari komunikasi yang dilakukan.

  • 7/22/2019 Hubungan Antar Manusia Dalam Keperawatan

    5/16

    5

    Mundakhir. 2006.Komunikasi keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Komunikasi merupakan aktifitas yang tidak dapat dipisahkan dengan peran

    perawat. Pelaksanaan komunikasi yang baik sangat bermanfaat dalam keberhasilan

    perawat melaksanakan tugasnya. Secara umum komunikasi berfungsi sebagi media

    informasi, pendidikan, himbauan atau ajakan dan hiburan bagi klien.C. Prinsip-Prinsip Komunikasi

    Untuk lebih memahami hakekat suatu komunikasi perlu adanya dasar pengetahuan

    yang cukup tentang prinsip-prinsip dalam berkomunikasi sebagaimana yang disampaikan

    oleh Seiler (1988) (dalam Mundakhir, 2006: hal 15-16), bahwa prinsip dasar dari

    komunikasi ada empat yaitu suatu proses, sistem, interaksi dan transaksi, dan suatu yang

    disengaja maupun tidak disengaja.

    1. Komunikasi adalah suatu proses

    Komunikasi adalah suatu proses yang merupakan suatu seri kegiatan yang terus

    menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah-ubah serta

    berdampak pada terjadinya perubahan.

    2. Komunikasi adalah suatu sistem

    Masing-masing elemen atau unsure dalam komunikasi sangat terkait dan

    mempengaruhi dalam proses komunikasi yang efektif. Satu elemen atau unsure tidaklah

    lebih penting disbanding elemen yang lain.

    3. Komunikasi merupakan suatu interaksi dan transaksi

    Interaksi dalam komunikasi adalah saling bertukar pesan atau fikiran.

    4. Komunikasi dapat terjadi secara disengaja maupun tidak disengaja

    Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang akan disampaikan disiapkan

    terlebih dahulu dan dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan.

    Mundakhir. 2006.Komunikasi keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Dalam komunikasi keperawatan dikenal Prinsip-prinsip Komunikasi Terapeutik

    (Mundakir, 2006: 121-122) yakni:

    1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri berarti memahami dirinya sendiri serta nilaiyang dianut.

    2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan salingmenghargai.

    3. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh klien.4. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.5. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki motivasi

    untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin

    matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

    6. Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahuidan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun frustasi.

    7. Mampu menetukan batas waktu yang sesuai dan mampu mempertahankankonsistensinya.

    8. Memahami betul arti simpati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya simpatiyang bukan tindakan terapeutik.

    9. Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik.

  • 7/22/2019 Hubungan Antar Manusia Dalam Keperawatan

    6/16

    6

    10.Mampu berperan sebagai role modelagar dapat menunjukkan dan meyakinkan oranglain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu keadaan

    fisik, mental, social, spiritual dan gaya hidup.

    11.Disarankan untuk mengekspresikan perasaan yang mengganggu.12.

    Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas berkembangtanpa rasa takut.

    13.Altruisme, mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain secara manusiawi.14.Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin keputusan berdasarkan

    prinsip kesejahteraan manusia.

    15.Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap dirinya atastindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain tentang apa yang

    dikomunikasikan.

    Pengaruh luar/suara

    Penerima Pesan Media Penerima Pesan

    Pikiran udara pikiran

    Gambaran mental radio gambaran mental

    Perasaan telepon perasaan

    Persepsi simbol persepsi

    TelevisiTulisan

    Umpan Balik

    Gambar 1-1 proses komunikasi 6

    Sumber: (Suliswati. 2005: 11)

    Untuk menerapkan HAM, baik antar individu maupun antar kelompok dalam suatu

    korganisasi diperlukan pengertian tentang prinsip dasar HAM. Pemahaman ini dapat

    membantu individu atau kelompok mengurangi hambatan dalam proses penyesuain diri

    terhadap lingkungannya. Ada 10 prinsip dasar HAM atau The

    Suliswati, dkk. 2005. Konsep dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Buku

    Kedokteran EGC

    Mundakhir. 2006.Komunikasi keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Ten Principal of Human Reletain yang dapat digunakan untuk mengembangkan HAM.

    Ke sepulluh prinsip pokok itu adalah sebagai berikut:

    1. Harus ada sinkronisasi antar tujuan bersama dengan tujuan masing-masing individudalam organisasi.

    2. Tercipta suasana pergaulan yang menyenangkan.

  • 7/22/2019 Hubungan Antar Manusia Dalam Keperawatan

    7/16

    7

    3. Berkembangnya hubungan antar individu yang wajar dalam proses interaksi ataupergaulan sehari-hari.

    4. Sadar akan hakikat perbedaan antar individu.5. Memberikan dorongan untuk kemajuan masing-masing individu dalam suatu interaksi.6.

    Tercipa suasana yang menarik dalam proses interaksi.7. Harus dapat menghargai individu lain jika berinteraksi dalam suatu kegiatan.

    8. Harus dapat melengkapi kebutuhan berkembangnya proses interaksi antar individu.9. Saling menghargai propesi yang dimiliki masing-masing individu.10.Berilah pujian yang wajar terhadap kegiatan yang telah dilakukan orang lain.

    Seorang menejer organisasi kesehatan sebaiknya menggunakan kesepuluh prinsip

    dasar HAM sebagai pegangan untuk mengembangkan interaksi yang dinamis antar staf

    atau anatar kelompok masyarakat yang diberikan.

    D. Landasan Daya Tarik dalam Interaksi ManusiaDalam kehidupan sehari-hari rasa suka dan daya tarik terhadap seseorang menjadi

    faktor penting dalam menjalin hubungan dengan sesame. Beberapa faktor daya tarik yang

    dapat mempengaruhi proses hubungan antar manusia sebagaimana yang disampaikan

    Stewart L.Tubbs dan Sylvia Moss (dalam Mundakhir, 2006: 58-61) adalah kedekatan

    greogafis, kemiripan dan situasi.

    Uchjana, Onung. 2006.Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

    1. Kedekatan Geografis (proksimitas)

    Pepatah jiwa mengatakan trisno jalaran soko kulino artinya cinta muncul karena

    kebiasaan bertemu, bertatap muka, bercanda atau saling berpandangan. Pepatah ini

    mengisyarakan bahwa betapa besar pengaruh kedekatan dalam menjalani hubungan satu

    sama lain. Banyak pengalaman yang kita saksikan tentang hubungan itu terjadi. Sepasang

    kekasih yang tidak jarang yang gagal, berpisah karena faktor jarak yang berjauhan,

    sebaliknya seseorang yang awalnya benci menjadi cinta karena dekatnya atau seringnya

    bertemu. Dalam kontek hubungan sosialpun sering kita saksikan seseorang terkesan lebih

    nyaman bila ngobrol dengan sesame kelompoknya yang sering bertemu dan jarak yang

    dekat dibanding dengan orang yang jarang bertemu karena jauh tempatnya. Seorang

    perawat bedah akan merasa nyaman berkomunikasi dengan sesame perawat atau dokter

    yang bertugas di Ruang Bedah disbanding dengan harus berkomunikasi dengan perawat

    atau dokter yang bertugas ditempat lain.

    2. Kemiripan (Similarity)

    Dalam suatu penelitian mengenai pemilihan pasangan hidup, Buss (1985) sebagaimana

    dikutip oleh Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (2000) menemukan bukti kuat bahwa

    pemilihan pasangan hidup ini didasarkan pada kemiripan. Misalnya mirip dalam hal usia,

    pindidikan, latar belakang etnik, agama, ras, status social ekonomi, disamping kepribadian,

    sikap, gaya busana dan sebagainya. Dengan demikian bila kita mengetahui tentang sikap,

    kepribadian, nilai-nilai yang dianut, dan latar belakang seseorang kita akan dapat

    meramalkan tentang siapa yang akan berkawan dengan siapa. Perawat mungkin akan lebihmemilih berhubungan dekat dangan sesama petugas kesehatan dibanding berhubungan

  • 7/22/2019 Hubungan Antar Manusia Dalam Keperawatan

    8/16

    8

    dekat dengan petugas keamanan. Seorang pasien akan merasa aman bila curhat dengan

    pasien lain yang mempunyai masalah kesehatan yang hamper sama. Faktor kemiripan ini

    seolah menjadi pendukung dalam proses hubungan antar manusia.

    3. Situasi

    a. Rasa suka timbal balik yang dipersepsiPerasaan suka atau daya tarik seseorang akan muncul kuat bila orang lain yang disukai

    memberikaan respon balik yang sama. Situasi ini cukup berpengaruh dalam menjalani

    hubungan dengan orang lain. Seorang perwat akan merasa lebih senang dalam

    memberikan perhatian dan berkomunikasi dengan klien apabila klien tersebut merespon

    dan mengikuti nasehat perawat, sebaliknya bila respon klien tidak sesuai dengan harapan

    perawat, maka tidak jarang perawat akan membiarkan atau cuek terhadap klien tersebut.

    Meskipun hal tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip dalam memberikan pelayanan

    keperawatan, namun dalam kontek hubungan atau komunikasi antar manusia, hal tersebut

    cukup bisa dimaklumi. Timbal balik rasa suka terhadap seseorang dapat dijelaskan dengan

    dua alasan, pertama orang yang menyukai anda meningkatkan harga diri anda, dan kedua

    perilaku rasa sukanya merupakan suatu pujian, dan anda mengembalikan pujian itu dengan

    rasa suka juga.

    b. Perubahan dalam penghargaan diri

    Hubungan yang kita lakukan dengan orang lain akan terasa lebih mantap dan nikmat

    bila hubungan kita membawa pengaruh pada peningkatan harga diri. Seorang perawat akan

    merasa bangga bila dia bersahabat dengan orang yang lebih pintar dari dia karena hal

    tersebut selain dapat menambah pengetahuannya juga meningkatkan citra dirinya

    dihadapan orang lain. Situasi ini secara tidak langsung akan mengembangkan harga diri

    seseorang dalam menjalani hubungan. Penelitian menunjukkan bahwa ketika harga dirimenurun, kebutuhan kita meningkat untuk berhubungan dengan orang lain. Pada saat

    itulah orang-orang yang mulanya tidak menarik bvisa tampak lebih menarik dan

    menyenangkan sebagai kawan berkomunikasi.

    c. Kecemasan

    Kecemasan mempengaruhi kebutuhan kita untuk berinteraksi dengan orang lain.

    Situasi-situasi yang menimbulkan kecemasan akan meningkatkan kebutuhan anda untuk

    bersama-sama dengan orang lain juga mengubah criteria anda untuk memilih teman. Salah

    satu anggota keluarga klien sedang menunggu harap-harap cemas tenang keluarganya yang

    sedang menjalani operasi section cesaria, anggota keluarga klien yang lain yang juga

    sedang menunggu kelahiran anaknya diruang operasi. Kebutuhan berinteraksi tersebut

    muncul karena kecemasan yang terjadi pada anggota keluarga yang sedang menunggu

    kelahiran anaknya melilui operasi cesaria.

    d. Isolasi

    Kesendirian yang terjadi menimbulkan kesepian dan membutuhkan hubungan dengan

    orang lain. Kesendirian dalam waktu singkat mungkin perlu namun kesendirian yang

    berlangsung lama akan sangat menyiksa. Naluri manusia untuk berkumpul dan berinteraksi

    dengan manusia lian menjadikan situasi kesendirian sebagai hukuman. Seorang pasien

    yang mengidap penyakit menular akan di isolasi dalam ruangan tertentu, dia tersiksa

    secara fisik dan psikis, dia butuh teman untuk ngobrol, curhat dan ketenangan dalam

    menjalani hidup.

  • 7/22/2019 Hubungan Antar Manusia Dalam Keperawatan

    9/16

    9

    e. Kebutuhan-kebutuhan yang saling melengkapi

    Teori kebutuhan komplementer tampaknya bertentangan dengan beberapa hasil

    penelitian mengenai kemiripan yang kita telah bahas. Menurut pandangan ini dalam

    memilih pasangan hidup dan bahkan kawan, kita tertarik pada orang yang paling mungkin

    memuaskan kebutuhan kita. (Winch, 1958). Seorang teman mungkin mempunyaikebutuhan kuat untuk mendominasi hubungan, sementara yang lain merasa lebih nyaman

    dengan sikapnya yang submisif. Seorang istri yang kalem mungkin merupakan pasangan

    yang sempurna bagi pria yang ekstrovert yang mendominasi setiap pertemuan dengan

    cerita-cerita lucu, atau sebaliknya.

    E. Faktor-Faktor Yang Menentukan Terjadinya Interaksi Sosial

    Ada dua faktor yang menentukan terjadinya interaksi sosial (Mundakhir, 2006: 63-67)

    1. Adanya rasa percaya

    Percaya adalah perasaan dan sikap mengandalkan perilaku orang lain untuk untuk

    mencapai tujuan yang dikenhendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi

    yang penuh resiko (Eddin, 1967). Definisi tersebut menjelaskan tiga hal, pertama bahwa

    seseorang yang percaya mempunyai potensi untuk tergantung pada orang yang dipercayai

    bila rasa percayanya tidak berdasarkan alasan yang kuat, kedua rasa percaya yang tidak

    berdasar akan menimbulkan seseorang dalam posisi yang penuh resiko, hal ini terjadi bila

    ada unsure pengkhiatan trhadap kepercayaan yang diberikan, dan yang ketig rasa percaya

    menumbuhkan harapan dan mempererat hubunga antar manusia. Komunikasi antar

    manusia tidak akan berjalan baik dan bila tidak ada rasa saling percaya. Seorang klien

    tidak akan kooperatif dengan petugas kesehatan bila klien sudah tidak percaya dengan apa

    yang disampaikan oleh petugas kesehatan tersebut.John C. Maxwell (2004) dalam bukunya Leadership 101 menyebutkan tiga macam

    sifat yang dapat memupuk rasa percaya, yaitu kompetensi, koneksi,dan karakter. Anda

    akan percaya kepada orang lain karena kemampuan yang dimilikinya dan mungkin anda

    akan mentolerir kesalahannya karena kemampuan mereka lebih di banding anda.

    2. Sikap sportif

    Sikap sportif adalah sikap yang mengurangi sikap melindungi diri dalam komunikasi

    yang terjadi dalam interaksi social. Dengan kata lain bahwa sikap sportif adalah sikap yang

    dapat menerima, berempati, dan mempunyai kejujuran dalam berinteraksi dengan orang

    lain. Sikap defensive akan sangat mengganggu proses interaksi antar umat karena sikap ini

    lebih berorientasi pada kepentingan pribadiketimbang harus menerima dan berusaha

    memahami pesan orang lain. Jack R. Gibb (1961) mengemukakan adanya enam perilaku

    yang membedakan seseorang itu berada dalam sikap defensive atau sikap sportif.4 Mundakhir. 2006.Komunikasi keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 58-61

    a. Evaluasi vs Diskripsi

    Evaluasi adalah penilaian terhadap orang lain yang dapat berupa pujian atau kecaman.

    Seseorang akan merasa terancam bila dievaluasi, hal inilah yang akan menimbulkan sikap

    defensife. Sedangkan deskripsi adalah penyampaian penjelasan tentang perasaan dan

    persepsi seseorang tanpa ada unsure penilaian. Mendeskripsikan seseorang tentang sesuatu

    merupakan bentuk penghargaan dan perhatian kepada mereka.

  • 7/22/2019 Hubungan Antar Manusia Dalam Keperawatan

    10/16

    10

    b. Control vs orientasi masalah

    Perasaan terganggu dan tidak nyaman muncul ketika ada orang yang memantau atau

    mengawasi perilaku kita. Kita merasa tidak tenang dan berusaha menghilangkan dan

    menentang seseorang yang mengomtrol kehidupan kita. Sikap mengontrol orang lain akan

    menyebabkan hubungan tidak jalan karena salah satu pihak merasa terancam otoritasnya.Orientasi masalah adalah upaya untuk memecahkan masalah dengan mengkomunikasikan

    persoalan kepada orang lain untuk bekerjasama mencari pemecahannya. Dalam orientasi

    masalah kita tidak mendikte alternative yang kita tawarkan namum kita menawarkan dan

    mengajak orang lain untuk bersama-sama mencari, menetapkan dan memutuskan cara

    yang paling tepat untuk mencapai tujuan bersama.

    c. Strategi vs spontanitas

    Strategi adalah cara yang digunakan untuk mempengaruhi orang lain. Strategi ini

    biasanya digunakan melalui perencanaan khusus karena adanya maksud atau tujuan yang

    hendak dicapai. Seseorang akan menghindar, bersikap defensive dalam berkomunikasi bila

    mereka mengetahui kalau kita melakukan strategi dalam berkomunikasi. Sebaliknya,

    spontanitas merupakan respon langsung, jujur, dan bebas dari motif yang tersembunyi.

    Spontanitas menunjukkan karakter dan kejujuran seseorang. Mereka akan lebih membuka

    diri dalam berkomunikasi dengan orang lain seperti ini.

    d. Nertalitas vs Empati

    Nertalitas berarti sikap impersonal, memperlakukan orang lain tidak sebagaimana

    mestinya, menunjukkan sikap acuh tak acuh, cuek tidak menghiraukan perasaan orang

    lain. Bila lawan komunikasi kita seperti itu , maka kita akan bersikap defensive untuk

    berhubungann dengan mereka. Sebaliknya empati merupakan sikap memahami orang lain,

    tidak secara emosianal, menempatkan diri secara imajinatif pada posisi orang lain, seakan-akan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Empati menimbulkan rasa percaya

    dan mengembangkan sikap positif dalam berkomunikasi.

    e. Superior vs Persamaan

    Sikap menunjukkan diri lebih tinggi karena status, kekuasaan, kemampuan,

    kecerdasan, kekayaan, kecantikan, atau sebagainya dibanding orang lain merupakan sikap

    yang membatasi diri dari hubungan atau interaksi dengan orang lain. Sikap-sikap superior

    akan menimbulkan orang lain menutup diri, sebaliknya pengaku persamaan, tidak

    membeda-bedakan satu sama lainakan membuka kran komunikasi. Sikap ini dapat

    meningkatkan harga diri dan menghilangkan perasaan rendah diri orang lain.

    f. Kepastian vs Provinsialisme

    Di dunia ini tidak ada sesuatu yang bersifat pasti. Seseorang yang merasa memiliki

    kepastian umumnya bersifat dogmatis, ingin menang sendiri, dan menilai pendapatnya

    sebagai kebenaran mutlak yang tidak bisa di ganggu gugat. Sebaliknya provinsialisme

    adalah kesediaan meninjau kembali pendapat orang lainhingga memunculkan kesadaran

    bahwa amnesia tidak ada yang sempurna. Pendapatnyayang diyakini bisa benar tapi juga

    bisa salah sehingga tidak menutup informasi yang disampaikan oleh orang lain.

    F. Mengembangkan Helping Relationship

    Hubungan perawat-klien tidak sekedar hubungan mutualis. Travelbee dalam

    Mundakir (2006:118) menyebutkan hubungan ini sebagai a human to human

  • 7/22/2019 Hubungan Antar Manusia Dalam Keperawatan

    11/16

    11

    relationship. Kelemahan yang ada pada perawat dan klien akan menjadi hilang ketika

    masing-masing pihak yang terlibat interaksi mencoba memahami kondisi masing-masing.

    Perawat menggunakan keterampilan komunikasi interpersonalnya untuk mengembangkan

    hubungan dengan klien yang akan menghasilkan pemahaman tentang klien sebagai

    manusia yang utuh. Hubungan semacam ini bersifat terapeutik yang dapat meningkatkaniklim psikologis yang kondusif dan menfasilitasi perubahn dan perkembangan positif pada

    diri klien. Hubungan ini juga difokuskan pada tujuan utama untuk membantu memenuhi

    kebutuhan klien. Peran utama perawat adalah meyakinkan bahwa kebutuhan fisiologi

    pasien benar-benar terpenuhi. Misalnya perawat mengatur posisi pasien agar dapat

    bernafas dengan normal dan tidur dengan nyaman tanpa gangguan. Tiga hal mendasar

    dalam mengembangkan Helping Relationship, yaitu: Genuineness (keikhlasan), empathy

    (empati), dan warmth(kehangatan).

    1. Genuineness

    Untuk membantu klien, perawat harus menyadari tentang nilai, sikap dan

    perasaan yang dimiliki klien. Apa yang dipikirkan dan dirasakan perawat tentang individu

    dan dengan siapa dia berinteraksi perlu selalu dikomunikasikan baik secara verbal maupun

    nonverbal. Perawat yang mampu menunjukkan rasa ikhlasnya mempunyai kesadaran

    mengenai sikap yang dipunyai klien sehingga mampu belajar untuk

    mengkomunikasikannya secara tepat. Perawat tidak akan menolak segala bentuk perasaan

    negatif yang dipunyai klien, bahkan ia akan berusaha berinteraksi dengan klien, hasilnya,

    perawat akan mampu mengeluarkan segala perasaan yang dimiliki dengan cara yang tepat,

    bukan dengan cara menyalahkan atau menghukum klien. Tidak selalu untuk melakukan

    keikhlasan. Untuk menjadi lebih percaya diri tentang perasaan dan nilai-nilai yang dimilikimembutuhkan pengembangan diri yang dapat dipertimbangkan untuk dilakukan setiap

    saat, sehingga sekali perawat mampu untuk menyatakan apa yang dia inginkan untuk

    membantu memulihkan kondisi pasien dengan cara yang tidak mengancam, pada saat itu

    pula kapasitas yang dimiliki untuk mencapai hubungan yang saling menguntungkan akan

    meningkat secara bermakna.4 Mundakhir. 2006.Komunikasi keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 63-67

    2. Empathy

    Empati merupakan perasaan, pemahaman dan penerimaan perawat terhadap

    perasaan yang dialami klien, dan kemampuan merasakan dunia pribadi klien. Empati

    merupakan sesuatu yang jujur, sensitive, dan tidak dibuat-buat yang didasarkan atas apa

    yang dialami orang lain. Empati berbeda dengan simpati. Simpati merupakan

    kecenderungan berfikir atau merasakan apa yang sedang dilakukan atau dirasakan oleh

    klien. Karenanya simpati lebih bersifat subyektif dengan melihat dunia orang lain untuk

    mencegah prespektif yang lebih jelas dari semua sisi yang ada tentang isu-isu yang dialami

    seseorang.

    Empati cenderung bergantung pada pengalaman diantara orang yang terlibat

    komunikasi. Perawat akan lebih mudah mengatasi nyeri klien, jika perawat memiliki

    pengalaman yang sama tentang nyeri. Hal ini sulit dilaksanakan kecuali bila ada kesamaan

    dan keseragaman pengalaman atau situasi yang relevan, meskipun terkadang perawat sulit

  • 7/22/2019 Hubungan Antar Manusia Dalam Keperawatan

    12/16

    12

    untuk berperilaku empati pada semua situasi. Namun demikian, empati bisa dikatakan

    sebagai kunci sukses dalam berkomunikasi dan ikut memberikan dukungan tentang apa

    yang sedang dirasakan klien.

    Sebagai perawat empatik, perawat harus berusaha keras untuk mengetahui secara pasti

    apa yang sedang dipikirkan dan dialami klien. Pada kondisi seperti ini, empati dapatdiekspresikan melalui berbagai cara yang dapat dipakai ketika dibutuhkan, mengatakan

    sesuatu tentang apa yang dipikirkan perawat tentang klien, dan memperlihatkan kesadaran

    tentang apa yang saat ini sedang dialami klien. Empati membolehkan perawat untuk

    berpartisipasi sejenak terhadap sesuatu yang terkait dengan emosi klien. Perawat yang

    berempati terhadap orang lain dapat menghindarkan dari penilaian berdasarkan kata hati

    tentang seseorang dan pada umumnya dengan empati dia akan menjadi lebih sensitive dan

    ikhlas.

    3. Warmth

    Hubungan yang saling membantu (helping relationship) dilakukan untuk

    memberikan kesempatan klien mengeluarkan uneg-uneg (perasaan dan nilai-nilai) secara

    bebas. Dengan kehangatan, perawat akan mendorong klien untuk mengekspresikan ide-ide

    dan menuangkannya dalam bentuk perbuatan tanpa rasa takut dimaki atau dikonfrontasi.

    Suasana yang hangat, permisif dan tanpa adanya ancaman menunjukkan adanya rasa

    penerimaan perawat terhadap klien sehingga klien dapat mengekspresikan perasaannya

    secara lebih bebas dan mendalam. Kondisi ini akan membuat perawat mempunyai

    kesempatan lebih luas untuk mengetahui kebutuhan klien. Kehangatan juga dapat

    dikomunikasikan secara nonverbal. Penampilan yang tenang, suara yang meyakinkan dan

    pegangan tangan yang halus menunjukkan rasa belas kasihan atau kasih sayang perawatkepada klien.

    Sikap Perawat dalam Berkomunikasi

    Perawat hadir secara utuh (fisik dan psikologis) pada waktu berkomunikasi dengan

    klien. Egan (1975) (dalam Mundakhir, 2006: 125) mengidentifikasi 5 sikap atau cara untuk

    menghadirkan diri secara fisik, yaitu:

    Mundakhir. 2006.Komunikasi keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 118

    a) Berhadapan. Arti dari posisi ini adalah saya siap membantu mengatasi masalah

    anda.

    b) Mempertahankan kontak mata. Kontak mata pada level yang sama berarti menghargai

    klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi. Sikap ini juga dapat

    menciptakan perasaan nyaman bagi klien.

    c) Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan kepedulian dan keinginan

    perawat untuk mengatakan atau mendengar sesuatu yang dialami klien.

    d) Mempertahankan sikap terbuka. Tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan

    keterbukaan untuk berkomunikasi. Sikap terbuka perawat ini meningkatkan

    kepercayaan klien kepada perawat atau petugas kesehatan lainnya.

    e) Tetap relaks. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi

    dalam memberi respon terhadap klien. Sikap ini terutama sangat bermanfaat bila klien

    dalam kondisi stress atau emosi yang labil dalam merespon kondisi sakitnya.

  • 7/22/2019 Hubungan Antar Manusia Dalam Keperawatan

    13/16

    13

    Kehadiran diri secara psikologis dapat dibagi dalam dua dimensi yaitu dimensi

    respon dan dimensi tindakan (Truax dalam Mundakhir. 2006: 127).

    1. Dimensi Respon

    Dimensi respon terdiri dari respon perawat yang ikhlas, menhargai empati dankonkrit. Dimensi respon sangat penting pada awal berhubungan dengan klien untuk

    membina dan hubungan saling percaya dan komunikasi yang terbuka. Respon ini harus

    terus dipertahankan sampai pada akhir hubungan.

    a) Keikhlasan

    Sikap ikhlas perawat dapat dinyatakan melalui keterbukaan,kejujuran, ketulusan dan

    berperan aktif dalam berhungan dengan klien. Perawat merespon dengan tulus,tidak

    berpura-pura mengekspresikan perasaan yang sebenarnya.

    4Mundakhir. 2006.Komunikasi keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 127

    b) Menghargai

    Perawat menerima klien apa adanya. Sikap perawat harus tidak menghakimi, tidak

    mengkritik, tidak mengejek dan menghina. Rasa menghargai dapat dikomunikasikan

    melalui duduk diam bersama klien yang menangis, minta maaf atas hal yang tidak disukai

    klien dan menerima permintaan klien untuk tidak menanyakan pengalaman tertentu. Sikap

    ini secara psikologis dapat menimbulkan perasaan nyaman dan meningkatkan harga diri

    bagi klien.

    c) Empati

    Empati merupakan kemampuan masuk dalam kehidupan klien agar dapat merasakan

    pikiran dan perasaannya. Perawat memandang melalui pandangan klien, merasakanmelalui perasaan klien dan kemudian mengidentifikasi masalah klien serta membantu klien

    mengatasi masalah tersebut

    d) Konkrit

    Perawat menggunakan istilah yang khusus dan jelas, bukan yang abstrak. Hal ini perlu

    untuk menghindarkan keraguan dan ketidakjelasan selama komunikasi.

    2. Dimensi Tindakan

    Dimensi tindakan tidak dapat dipisahkan dengan dimensi respon. Dimensi respon

    membawa klien pada tingkat penilikan diri yang tinggi dan kemudian dilanjutkan dengan

    dimensi tindakan. Dimensi tindakan terdiri konfrontasi, kesegaran, keterbukaan, emotional

    chatarsis, dan bermain peran (Stuart dan Sunden (1987) dalam Mundakhir, 2006: 129-

    131).

    1. Konfrontasi

    Konfrontasi merupakan ekspresi perasaan perawat tentang perilaku klien yang tidak sesuai.

    Konfrontasi berguna untuk meningkatkan kesadaran klien terhadap kesesuaian, sikap,

    kepercayaan dan perilaku. Konfrontasi dilakukan secara asertif, bukan marah atau agresif.

    2. Kesegeraan

    Kesegeraan berfokus pada interaksi dan hubungan perawat-klien saat ini. Perawat sensitive

    terhadap perasaan klien dan berkeinginan membantu dengan segera. Tindakan perawat

    untuk segera berespon terhadap keluhan klien menimbulkan perasaan tentang klien dan

  • 7/22/2019 Hubungan Antar Manusia Dalam Keperawatan

    14/16

    14

    keluarganya. Hal ini penting terutama klien atau keluarganya yang mudah panic terhadap

    perubahan yang dialami klien.

    3. Keterbukaan

    Perawat harus terbuka dalam memberikan informasi tentang dirinya, ideal diri, perasaan,

    sikap dan nilai yang dianutnya. Perawat membuka diri tentang pengalaman yang bergunauntuk terapi klien. Tukar pengalaman ini memberi keuntungan pada klien untuk

    mendukung kerjasama dan member sokongan.

    4. Emotional Chatarsis

    Terjadi jika klien diminta bicara tentang hal yang sangat mengganggu dirinya. Ketakutan,

    perasaan dan pengalaman dibuka dan menjadi topic diskusi antara perawat-klien.

    5. Bermain Peran

    Bermain peran adalah melakukan peran pada situasi tertentu. Hal ini berguna untuk

    meningkatkan kesadaran dalam berhubungan dan kemampuan melihat situasi dari

    pandangan orang lain. Bermain peran menjembatani antara pikiran serta perilaku dan klien

    akan merasa bebas mempraktikkan perilaku baru pada lingkungan yang aman.4

    G. Komunikasi verbal dan nonverbal

    1. Komunikasi nonverbal

    Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan

    tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak

    isyarat,bahasa tubuh,ekspresi wajah dankontak mata,penggunaan objek sepertipakaian,

    potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi,

    penekanan, kualitassuara,gaya emosi, dan gaya berbicara.

    Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidakmenggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan

    komunikasi non lisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai

    komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara

    tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan

    komunikasi bawah sadar,yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.4Mundakhir. 2006.Komunikasi keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 129-131

    2. Komunikasi verbal

    Komunikasiverbal (verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang

    disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan

    (oral). Sepasang kekasih ber sms- an tiap hari, seorang presenter membawakan acara

    musik di stasion televisi, seorang wartawan menulis berita atau opininya di surat kabar,

    atau seorang ayah menelpon anaknya, itu merupakan sebagian kecil contoh komunikasi

    verbal.1[2]

    http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Katahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_isyarathttp://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_isyarathttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_tubuhhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekspresi_wajahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kontak_matahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pakaianhttp://id.wikipedia.org/wiki/Simbolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Intonasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Suarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_isyarathttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_isyarathttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_isyarathttp://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_bawah_sadarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_bawah_sadarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_isyarathttp://id.wikipedia.org/wiki/Suarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Intonasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Simbolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pakaianhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kontak_matahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekspresi_wajahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_tubuhhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_isyarathttp://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_isyarathttp://id.wikipedia.org/wiki/Katahttp://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
  • 7/22/2019 Hubungan Antar Manusia Dalam Keperawatan

    15/16

    15

    BAB III

    PENUTUP

    A. KesimpulanAdapun simpulan dari penulisan makalah ini adalah:

    1. Hubungan antar manusia adalah keseluruhan proses interaksi antar manusia dalamsegala situasi dan bidang kehidupan yang terjadi baik secara formal maupun non-

    formal.

    2. Fungsi komunikasi sangat luas dan menyentuh pada banyak aspek kehidupan.Beberapafungsi komunikasi yakni berfungsi dalam informasi, pengumpulan, sosialisasi,

    motivasi, pendidikan, memajukan kehidupan, hiburan serta integrasi dalam memperoleh

    komunikasi. Adapun prinsip-prinsip komunikasi yakni komunikasi suatu proses, sistem,

    interaksi dan transaksi, baik di sengaja maupun tidak disengaja.

    3. Faktor-faktor yang menentukan terjadinya interaksi sosial adalah adanya rasa percayadan sikap sportif.

    4. Hal-hal mendasar dalam mengembangkan Helping Relationship yakni Genuinenesess(Keikhlasan), Empathy (Empati), dan Warmth (Kehangatan).

    B.Saran

    Adapun saran yang bisa diberikan adalah:

    1. Bagi masyarakat pada umumnya untuk selalu melakukan komunikasi yang baiksehingga menciptakan hubungan yang baik pula antar sesama manusia.

    2. Bagi perawat pada khususnya untuk selalu berkomunikasi yang baik kepada pasienyang menjadi klien untuk mengetahui kondisi psikologisnya sehingga dapat melakukan

    tindakan keperawatan yang benar. Selain itu juga perlu berkomunikasi dengan tenaga

    kesehatan yang lainnya karena dalam menjalankan perannya perawat perlu

    berkolaborasi dengan tim kesehatan yang lain.

  • 7/22/2019 Hubungan Antar Manusia Dalam Keperawatan

    16/16

    16

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim 1.Komunikasi Verbal.http://rikanovyanti.wordpress.com. Diakses pada tanggal 19 Maret 2010

    Anonim 2. Komunikasi Non Verbal.http://id.wikipedia.org/wiki/. Diakses pada 19 Maret2010

    Mufid, Muhammad. 2005.Komunikasi Dan Regulasi Penyiaran. Jakarta: Prenada Media.

    Mundakhir. 2006.Komunikasi keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Muninjaya, A.A. Gde. 2004.Manajemen Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

    Suliswati, dkk. 2005. Konsep dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Buku

    Kedokteran EGC

    Rakhmat, Jalaluddin. 2005.Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rodaskarya

    Uchjana, Onung. 2006.Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya