tinjauan pustaka 2.1 hubungan antar manusia

22
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia Dalam sejarah peradaban, hubungan antar manusia sudah ada sejak Adam dan Hawa bertemu di bumi, dari pertama mereka saling memandang hingga berbicara satu sama lain, kemudian mereka bekerja sama untuk menjalani hidup, setelah beberapa waktu Hawa melahirkan Habil dan Qabil, menurut sejarah berbagai agama Samawi, Habil dan Qabil berkompetisi untuk mempersembahkan qurban untuk Tuhan dan ternyata persembahan Habil yang diterima, kemudian muncul konflik hingga Qabil membunuh Habil karena Qabil memberikan persembahan secara tidak ikhlas. Setelah berkembangnya zaman hingga saat ini, hubungan antar manusia yang meliputi kerjasama, kompetisi, serta konflik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam pendekatan sosiologi manusia terlahir sebagai makhluk sosial, hakikat tersebut membuat manusia tidak dapat hidup normal tanpa adanya manusia lain. Hubungan antar manusia tersebut dapat dikatergorikan sebagai interaksi sosial. Pengertian interaksi sosial menurut para ahli sebagai berikut : 1. Hubungan sosial yang dinamis dan sangat berkaitan dengan perorangan, kelompok dengan kelompok, ataupun perorangan dengan kelompok dan sebaliknya (Elly dan Usman, 2011:63) 2. Interaksi sosial merupakan hubungan yang menghasilkan timbal balik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok (Soerjono, 2010:55) Akan tetapi perilaku manusia secara tidak sadar juga dipengaruhi oleh psikologi manusia itu sendiri. Menurut Sigmun Freud dalam pendekatan

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hubungan Antar Manusia

Dalam sejarah peradaban, hubungan antar manusia sudah ada sejak Adam dan

Hawa bertemu di bumi, dari pertama mereka saling memandang hingga berbicara satu

sama lain, kemudian mereka bekerja sama untuk menjalani hidup, setelah beberapa

waktu Hawa melahirkan Habil dan Qabil, menurut sejarah berbagai agama Samawi,

Habil dan Qabil berkompetisi untuk mempersembahkan qurban untuk Tuhan dan

ternyata persembahan Habil yang diterima, kemudian muncul konflik hingga Qabil

membunuh Habil karena Qabil memberikan persembahan secara tidak ikhlas. Setelah

berkembangnya zaman hingga saat ini, hubungan antar manusia yang meliputi

kerjasama, kompetisi, serta konflik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Dalam pendekatan sosiologi manusia terlahir sebagai makhluk sosial, hakikat

tersebut membuat manusia tidak dapat hidup normal tanpa adanya manusia lain.

Hubungan antar manusia tersebut dapat dikatergorikan sebagai interaksi sosial.

Pengertian interaksi sosial menurut para ahli sebagai berikut :

1. Hubungan sosial yang dinamis dan sangat berkaitan dengan

perorangan, kelompok dengan kelompok, ataupun perorangan dengan kelompok dan

sebaliknya (Elly dan Usman, 2011:63)

2. Interaksi sosial merupakan hubungan yang menghasilkan timbal balik

antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan

kelompok (Soerjono, 2010:55)

Akan tetapi perilaku manusia secara tidak sadar juga dipengaruhi oleh

psikologi manusia itu sendiri. Menurut Sigmun Freud dalam pendekatan

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

6

psikoanalisis, mengibaratkan pengalaman mental manusia sebagai gunng es yang

mengapung di lautan, ujung gunung yang nampak ialah pengalaman mental yang

disadari, sedangkan pangkal gunung es yang didasar adalah pengalaman mental yang

tidak disadari.

Dalam filsafat manusia juga menjelaskan bahwa sesungguhnya hati itu ingin

berkehendak, tetapi tubuh itu lemah, semisal hati individu ingin melakukan kegiatan

baik namun lingkungan mengajarkan perbuatan maksiat itu nikmat, maka manusia

cenderung memilih kenikmatan yang dikehendaki oleh tubuh, disini sering terjadi rasa

penyesalan di dalam diri individu, namun apabila kegiatan negatif itu dilakukan terus

menerus perasaan penyesalan itu akan hilang dan berbuat hal negatif sudah menjadi

kegiatan yang biasa individu lakukan.

Kesimpulan berdasarkan pengertian diatas, maka hubungan antar manusia

adalah hubungan yang terjadi antara manusia dengan manusia lainnya, baik secara

individu ataupun atas nama kelompok yang didorong oleh pengalaman mental

manusia yang kompleks. Hubungan antar manusia sendiri memiliki beberapa bentuk

yaitu kerja sama, kompetisi, dan konflik.

2.1.1 Kerja Sama

Dalam hubungan antar manusia guna melancarkan jalannya kepentingan

individu maupun kelompok maka mereka akan melakukan kerja sama. Kerja sama

dapat diartikan dengan individu-individu memiliki kepentingan yang sama, keadaan

yang saling tergantung, sehingga saling membantu untuk mencapai tujuan yang sama.

Tidak hanya induvidu yang dapat melakukan kerjasama, namun juga atas nama

kelompok sosial (Dudija’, 2015:68)

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

7

Menurut Soerjono dalam Sosiologi Suatu Pengantar (2010:65-68) kerjasama

terbentuk karena adanya masyarakat yang menyadari jika mereka mempunyai

kepentingan-kepentingan yang sama sehingga menghasilkan kesimpulan untuk

bersama-sama dalam mencapai tujuan mereka.

Maka dapat diartikan bahwa kerjasama adalah individu antar individu,

individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok atau sebaliknya yang

memiliki tujuan yang sama, guna memudahkan jalan untuk mencapai tujuan, maka

muncul kerja sama, misalnya seorang ibu dan ayah membagi tugas untuk

membesarkan anak mereka secara bersama-sama.

2.1.2 Kompetisi

Didalam kerjasama, tidak terhindarkan akan munculnya kompetisi, kompetisi

juga merupakan bagian dari proses sosial dimana individu ataupun kelompok

melakukan persaingan untuk mencapai tujuan tertentu. Proses kompetisi ini dapat

dilakukan dengan cara sehat ataupun tidak. Didalam nilai kompetitif individu percaya

jika tujuannya berkorelasi negatif, jika individu satu telah mencapai tujuan maka akan

memperkecil kemungkinan individu lainnya sampai pada tujuan (Dudija’, 2015:68)

Didalam kompetisi juga terdapat kontravensi, merupakan suatu bentuk proses

sosial yang berada diantara persaingan, pertentangan dan konflik. Wujud dari

kontravensi sendiri adalah sikap yang tidak senang, bisa secara tersembunyi maupun

yang terlihat sebagai contoh perbuatan menghalangi, fitnah, profokasi, penghianatan,

intimidasi, menghasut yang dapat ditujukan kepada individu maupun kelompok.

Sikap tersebut bisa menjadi kebencian sehingga dapat menimbulkan konflik, misalkan

terdapat dua pekerja kantoran yang sama-sama ingin naik jabatan, mereka berkerja

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

8

keras untuk meraih tujuannya kemudian salah satu pihak memfitnah pihak lainnya

agar terlihat buruk oleh atasannya.

2.1.3 Konflik

Dalam kompetisi yang cenderung negative atau tidak kooperatif maka akan

muncul adanya konflik, konflik juga bagian dari proses sosial yang kerap terjadi,

dimana terdapat perbedaan pendapat atau paham, perbedaan dalam kepentingan yang

fundamental sehingga menyebabkan adanya jurang pemisah yang memberikan

gangguan terhadap proses sosial yang berlangsung (Dudija’, 2015:65)

Menurut Narwoko dan Sutantyo dalam Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan

(2011:65-71) konflik merupakan proses sosial antar perorangan maupun kelompok

tertentu yang terjadi karena perbedaan paham atau kepentingan yang sangat mendasar

hingga menimbulkan jurang pemisah yang menjadi penghalang interaksi sosial. Kasus

ini sangat nampak pada sejarah Habil dan Qabil, terdapat salah satu pihak yang tidak

bisa kooperatif maka akan menimbulkan konflik.

Jika tidak ditangani dengan benar, konflik sosial tersebut dapat menjalar

menjadi konflik dalam diri manusia, menjadikan manusia tidak mendapat ketenangan

batin, dihantui rasa gelisah, tidak mendapat cahaya terang (hidup menjadi suram).

Menurut leader dalam kelompok Sangha untuk menyelesaikan konflik dalam diri

individu maka dibutuhkan komunikasi dengan diri sendiri (komunikasi intrapersonal).

2.2 KOMUNIKASI INTRAPERSONAL

Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran pesan untuk mencapai tujuan

bersama dalam pemahaman. Menurut (Stuart, 1983:8) dalam buku Ilmu Komunikasi

Ilmiah dan Populer. Komunikasi intrapersonal adalah jika seorang individu bertanya

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

9

sekaligus menjawab pertanyaan yang timbul atas dirinya sendiri itu disebut

komunikasi dengan diri sendiri (Nurudin, 2016:83) dalam buku Ilmu Komunikasi

Ilmiah dan Populer.

Menurut Cangara (2007:84) dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi,

komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication) adalah kegiatan

komunikasi yang berlangsung di dalam diri seseorang. Atau dengan kata lain

kegiatan komunikasi yang berlangsung dengan diri sendiri.

Menurut Devito, 1997 dalam Effendy (2003) komunikasi intrapersonal adalah

kegiatan komunikasi yang berlangsung dengan diri sendiri dengan maksud untuk

berpikir, menganalisis, penalaran, serta merenung. Proses komunikasi intrapersonal

disebabkan karena individu menandai suatu objek tertentu dengan makna.

Kemudian, objek tersbut mengalami suatu pertumbuhan yang terjadi di dalam

pikiran seseorang setelah mengalami stimulus dari kelima indra. Akhir dari kegiatan

yang berjalan sebelumnya setelah di renungkan akan berdampak terhadap

pengetahuan, sikap, serta perilaku seseorang.

Menurut Kincaid dan Roger 1981 dalam Cangara (2004). Kegiatan

komunikasi melibatkan 2 tindakan, antara lain memberi serta menerima. Didalam

komunikasi intrapersonal seseorang menjadi pengirim serta penerima informasi

sekaligus.

Ketika berlangsungnya komunikasi intrapersonal, akan ada pilihan-pilihan

yang terdapat didalamnya. Seseorang akan memilih hal yang ia inginkan. Setiap

individu mempunyai pengalaman yang beraneka ragam, yang memungkinkan setiap

individu memiliki pemaknaan yang tidak sama. Individu menggunakan konsep yang

ada pada dirinya untuk memberi pemaknaan terhadap objek yang diamatinya.

Konsep tersebut digunakan individu untuk memilih mana yang paling tepat terhadap

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

10

kondisi tertentu. Berpikir serta penafsiran yang berada dalam komunikasi

intrapersonal akan tergantung terhadap konsep yang ada pada setiap individu.

Pengalaman tentu tak kalah penting untuk menumbuhkan konsep yang sudah

dimiliki.

2.2.1 Proses Komunikasi Intrapersonal

Menurut Rakhmad, (1999) dalam buku Psikologi Komunikasi (2012:48),

komunikasi intrapersonal melewati beberapa tahap, antara lain :

1. Sensasi : berjalannya komunikasi intrapersonal diawali adanya sebuah

stimulus. Sebuah komunikasi intrapersonal itu adalah sebuah respon dari

adanya stimulus. Stimulus dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Internal : konsep dalam individu, perilaku dan sikap, motif individu.

2) Eksternal : peristiwa maupun objek, orang yang berada diluar

individu, lalu akan timbul sebuah prasangka ataupun persepsi, rasa,

serta makna dalam penafsiran yang didapat dari diri individu itu

sendiri ataupun disekitarnya. Stimulus tersebut kemudian ditangkap

oleh sensor kemudian disampaikan ke otak. Kejadian ini biasa

disebut dengan resepsi.

2. Persepsi : setelah organ menangkap stimulus serta mengirimnya ke saraf

pusat. Individu mengangkap stimulus yang diarahkan pada individu. Karena

individu menerapkan cara kerja selektif maka stimulus yang akan individu

terima hanya beberapa saja.

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

11

3. Memori : kemudian stimulus menjadi tiga tingkatan, meliputi kogniti,

emosi, fisiologis. Tingkat kognitif erat dengan intelektual diri termasuk

penyimpanan, retrieval, memilah, sera asimilasi pesan. Tingkat emosi erat

dengan emosi diri, sikap, rasa percaya, semua emosi, serta pendapat saling

bersentuhan guna menghasilkan tanggapan emosi terhadap berbagai macam

stimulus. Tingkat fisiologis ini sangat erat dengan psikologi diri. Ini

dicerminkan lewat perilaku fisik, contohnya : aktifitas otak, tekanan darah.

4. Berpikir : gambarkan dalam pikiran anda, 9 titik seperti pola pada

handphone, hubingkanlah semua titik tersebut tanpa terputus, jangan ada satu

titikpun yang terlewat. Pada awalnya anda akan menangkap tulisan (sensasi),

kemudian mencoba membaca serta memahami apa yang saya perintahkan

(persepsi), pada saat yang sama sebenarnya anda membongkar memori anda

untuk mengartikan apa yang saya sebut garis, titik, pola, dan soal yang sama

pernah anda dapat pada waktu yang lampau (memori). Jadi berpikir

merupakan suatu proses yang melibatkan konsep dan symbol, Paul Museen

dan Mark R Rosenzweig (1973:410) dalam Psikologi Komunikasi (2012:66)

Wujud dari komunikasi intrapersonal sendiri sangat beragam didalam

ajaran agama Islam terdapat Muhasabah yang dapat diartikan dalam

pengertian umum menilai diri sendiri atau instropeksi diri, yang kedua adalah

Meditasi ajaran Buddha yaitu Vipassana yang artinya pengembangan batin

menuju kebijaksanaan atau pandangan terang. Dalam penelitian ini peneliti

akan fokus kedalam meditasi Vipassana.

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

12

2.3 Meditasi

Berikut adalah gambaran meditasi secara umum:

Menurut Walsh dalam M.A Subandi (1893:181) menyatakan bahwa meditasi

merupakan sebuah teknik ataupun latihan yang bertujuan untuk memusaatkan

perhatian guna memanfaatkan kesadaran sehingga proses-proses mental lebih

terkontrol secara sadar.

Menurut Setyo dalam buku Suwung Ajaran Rahasia Leluhur Jawa (2017:147),

meditasi adalah menyatakan kenyataan, menyadari yang ada dalam diri manusia,

menjadikan manusia menjadi jernih. Tujuan daripada meditasi adalah berkesadaran

selama 24 jam dalam sehari, disini kesadaran manusia tak hanya terletak dipangkal

otak, namun juga pada rasa, suatu perangkat metafisik yang berada pada pusat hati

untuk menyadari realitas paling lembut serta paling kasar. Semakin manusia

berkesadaran, maka manusia tersebut akan semakin paham lukisan hidup.

Berikut adalah “meditasi” dalam ajaran beberapa agama

1. Kristen, bernama Saat Teduh , disini umat kristen berdoa sambil

merenung, yang bisa dilakukan setiap hari.

2. Islam, bernama Muhasabah, umat muslim dianjurkan untuk merenung

dan menilai diri sendiri.

3. Hindu, Yoga, yang artinya pengendalian diri, menyelaraskan diri

dengan alam, yang biasa dilakukan seblum ibadah.

4. Buddha, Meditasi Vipassana, disini pelaku meditasi fokus terhadap diri

sendiri sehingga mencapai kesadaran.

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

13

2.3.1 Meditasi Vipassana

Menurut Rinpoche dalam buku The Joy of Living (2007:192) Meditasi

Vipassana adalah latihan yang sangat sederhana dalam beristirahat dalam alam,

keadaan pikiran pelaku meditasi sekarang, dan membiarkan diri pelaku meditasi

untuk menjadi sederhana dan jelas hadir untuk apa pun pikiran, sensasi, atau emosi

yang terjadi.

Menurut Ajahn Brahm dalam Superpower Mindfulness (2011) Meditasi

Vipassana adalah suatu Teknik untuk tidak mengikat sesuatu, untuk lebih

gamblangnya adalah melepaskan duniawi yang runyam untuk memperolah kedamaian

didalam hati. Dalam berbagai proses spiritual, meditasi merupakan suatu cara untuk

menncapai pemikiran yang murni dan tidak terikap kepada dunia, memiliki

kenikamatan tersendiri, kebahagiaan yang lebih daripada suatu seks.

Maka dalam uraian di atas perbedaan Meditasi secara umum dengan Meditasi

Vipassana yaitu didalam Meditasi Vipassana pelaku meditasi diharuskan melepaskan

keduniawian, sedangkan didalam Meditasi secara umum tidak diwajibkan

meninggalkan duniawi.

2.3.2 Metode dalam Meditasi Vipassana

Menurut Rinpoche dalam buku yang berjudul The Joy of Living (2007:193) hal

yang paling banyak ditanyakan adalah mengapa begitu banyak metode dalam meditasi

dan mana metode yang tepat untuk para pelaku meditasi. Jika dilihat dan disadari

tidak ada dua individu yang persis sama dalam hal temperamen dan kemampuan,

beberapa individu sangat pandai berbicara dan dengan mudah memahami instruksi

dan dapat menjelaskan dengan mudah kepada individu lain, sementara beberapa

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

14

individu mempunyai indra penciuman atau pendengaran yang lebih tajam dan lebih

baik dari yang lain, ada individu yang dengan mudah mengerjakan rumus matematika

yang rumit dan sebagian merupakan penyair yang sangat mahir menjelaskan dunia

kepada diri mereka sendiri dan individu lain.

Menurut Rinpoche dalam The Joy of Living (2007:194) pilihlah metode yang

bekerja untuk para pelaku meditasi itu sendiri. Keadaan yang berbeda memerlukan

tindakan yang berbeda pula. Jadi akan sangat membantu jika memiliki beberapa

pilihan. Prinsip ini berlaku untuk hampir setiap aspek kehidupan. Ketika pelaku

meditasi berhadapan dengan emosi seperti kesedihan, kemarahan, emosi, atau

ketakutan, terkadang latihan meditasi adalah pendekatan terbaik. Kadang juga hanya

menggunakan emosi itu sendiri sebagai fokus latihan dasar mungkin dapat bekerja

baik. Seringkali untuk menemukan metode yang tepat adalah dengan coba-coba. Poin

utamanya adalah memilih metode mana saja yang menarik bagi pelaku meditasi. Jika

pelaku meditasi adalah orang “visual” cobalah dengan menggunakan metode meditasi

bentuk yang diawali dengan berlatih menenangkan pikiran. Jika pelaku meditasi

adalah tipe individu yang waspada terhadap sensasi fisik, maka cobalah dengan

bekerja memindai tubuh anda atau berfokus terhadap nafas. Jika anda tipe “verbal”

cobalah bekerja dengan mantra, Teknik itu sendiri tidak masalah. Yang terpenting

adalah belajar bagaimana mengistirahatkan pikiran. Namun karena pikiran terlalu

aktif, mudah bosan dengan satu metode. Setelah beberapa hari, minggu,dan bulan

bekerja dengan latihan tertentu maka pelaku meditasi akan menemukan dirinya

sendiri. Pelaku meditasi mulai bermeditasi sesuai ajaran, pada awalnya terasa sangat

bagus, dan menyenangkan. Kemudian suatu hari tanpa alasan, para pelaku meditasi

akan bosan, dan membenci meditasi sesuai ajaran. Pelaku meditasi tidak perlu

meditasi sesuai ajaran lagi, sehingga dapat mencoba sesuatu yang lain seperti pada

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

15

suara, maka pelaku meditasi akan merasakan suara yang lebih tajam, atau meditasi

pada aroma atau berkonsentrasi terhadap pikiran-pikiran. Metode apapun yang pelaku

meditasi pilih, sangat penting setiap sesi untuk bergantian fokus terhadap suatu objek

hanya untuk mengistirahatkan pikiran. Inti dari sesuatu yang didukung dengan

meditasi adalah untuk mengembangkan tingkat stabilitas mental yang memungkinkan

untuk menyadari pikiran dan merasakan sesuatu. Mengistirahatkan pikiran dalam

meditasi tanpa tujuan dan meditasi berbasis objek memberi pelaku meditasi

kesempatan untuk mengasimilasi sesuatu yang dapat dialami dan membedakan

kondisi. Apakah individu berhadapan dengan emosi individu sendiri atau dengan

seseorang. Kemudian individu akan menyadari dan belajar mengenali bahwa apapun

yang terjadi berhubungan dengan kesadaran anda sendiri.

Metode melakukan meditasi Vipassana dalam Meditasi Vipassana (1992:17)

memahami enpat unsur yaitu tanah, air, api, dan angin.

1. Tanah berarti sifat keras dan sifat lembut

2. Unsur air berarti Jika kita menyadari keadaan fleksibel atau lekat

dibagian manapun dari tubuh kita, itu berarti kita menyadari unsur air.

3. Api berarti memahami karakteristik api, yaitu panas dan dingin.

4. Angin, perpindahan, getaran, pergerakan, atau menopang dibagian

manapun dari tubuh. Jika kita merasa, menyadari dan mengerti dengan benar

sifat alamiah dari pergerakan, perpindahan, getaran atau topangan dibagian

manapun dari tubuh, itu berarti kita meyadari unsur angin. Inilah perhatian

penuh terhadap empat unsur.

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

16

Semua proses mental dan jasmani harus disadari secara penuh, ketika duduk

dan memfokuskan perhatian pada proses mental dan jasmani, pelaku meditasi

mungkin akan kesulitan mengetahui objek apa yang harus diamati terlebuh dahulu,

dalam mengatasi hal ini mengamati kembang kempis perut adalah jawabannya.

2.3.3 Tempat Untuk Melakukan Meditasi Vipassana

Menurut Rinpoche dalam The Joy of Living (2007:201), meditasi dapat

dilakukan dimana saja dan kapan saja, setiap kegiatan sehari-hari dapat digunakan

sebagai kesempatan untuk meditasi. Individu dapat melihat pikirannya sendiri,

mengistirahatkan perhatian sejenak meski beberapa detik dari bau, rasa, bentuk, suara.

Akan tetapi untuk pelaku meditasi pemula disarankan untuk mencari tempat yang

tenang dan nyaman supaya memudahkan pelaku melakukan konsentrasi.

2.3.4 Manfaat Meditasi Vipassana

Menurut Rinpoche dalam The Joy of Living (2007:204), meditasi

menghasilkan kedamaian, rasa tenang, kejelasan, kepercayaan diri. Jika individu

melakukan itu maka tidak hanya diri sendiri yang diuntungkan, namun individu lain

disekitar juga mendapat keuntungan, dan itulah tujuan setiap ilmiah dan praktik

spiritual, untuk menciptakan dunia yang lebih aman, lebih harmonis, serta lembut.

Tidak hanya untuk pelaku meditasi sendiri namun juga untuk generasi yang akan

datang.

Manfaat meditasi Vipassana dalam Meditasi Vipassana (1992:24)

1. Pemurnian dari segala kekotoran mental, individu yang berlatih meditadi

Vipassana dapat memurnikan pikirannya dari seluruh kekotoran mental.

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

17

2. Mengatasi kesedihan dan kekhawatiran. Manusia tidak perlu khawatir

terhadap kegagalan dan kesedihan yang berasal dari apapun, walaupun belum ahli

terhadap meditasi, individu tetap dapat mengatasi kesedihan dan kekhawatiran dalam

batas tertentu.

3. Mengatasi ratap tangis, individu tidak akan merasa sedih dengan kejadian

duka karena mengerti sepenuhnya proses mental dan jasmani.

4. Berhentinya penderitaan jasmani.

5. Berhentinya penderitaan mental.

2.4 Kesadaran (Consciuousness)

kesadaran merupakan konsep yang membingungkan dalam ilmu pengetahuan

mengenai pikiran, salah satu penyebabnya ialah karena pengertian kesadaran sangat

bervariasi sehingga tidak ada pengertian umum yang dapat diterima oleh semua

pihak, berikut adalah beberapa pengertian kesadaran yang relevan dengan penelitian.

Menurut Zeman (2001) dalam Sekilas Tentang Kesadaran (2015:80)

menguraikan bahwa kata consciousness berasal dari bahasa Latin conscio yang

dibentuk dari kata cum yang berarti with (dengan) dan scio yang berarti know (tahu),

yang jika ditarik pengertiannya adalah menyadari sesuatu.

Pawlik (1998:187) dalam Sekilas Tentang Kesadaran (2015:81) menjelaskan

ada dua rumusan kesadaran, yaitu (1) aspek kesadaran fungsional, dalam pengertian

perhatian dan awareness serta (2) aspek fenomenologis kesadaran, dalam pengertian

kesadaran-diri (self-awareness dan self-consciousness) yang menggambarkan

kesadaran internal terhadap pengalaman sadar diri seseorang.

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

18

Pengertian kesadaran dalam buku panduan meditasi Buddhis hal ini sering

disebut dengan konsentrasi ataupun juga kesucian pikiran (pikiran yang harus

terpusat), harus individu sendiri yang melakukannya, tidak dapat terwakilkan.

2.5 Kualitas Hidup

Tujuan utama pelaku meditasi adalah mendapatkan kualitas hidup yang baik,

pengertian dari kualitas hidup sendiri adalah satu karakteristik yang unggul, sesuai

dan bermakna serta memenuhi kebutuhan dan tujuan pada diri manusia yang

mengakibatkan kebahagiaan, kenyamanan, kesejahteraan dan kepuasan. Karakteristik

yang dimaksudkan bukan semata pada aspek fisik, tetapi juga meliputi psikis, sosial,

serta spiritual, Menggapai Quality of Life (QL) Melalui Islamic Spiritual Therapy

(2011:9)

Kualitas hidup dapat dipengaruhi beberapa faktor. Salah satu faktor yang

banyak diteliti adalah spiritual dan agama. Frisch (2006) dalam Menggapai Quality of

Life (QL) Melalui Islamic Spiritual Therapy menyatakan salah satu aspek kualitas

hidup adalah menemukan tujuan hidup berkaitan dengan kepercayaan dan berbagai

persoalan yang terdapat dalam diri. Selain itu juga dapat menyegarkan dan

mengembangkan kualitas hidup.

Dalam buku panduan meditasi Vipassana, manfaat yang dapat orang peroleh

setelah melakukan pengenbangan batin (Vipassana Bhahavana) oleh manusia antara

lain membuat pikiran semakin tenang, terbebas dari kegelisahan, meningkatkan

kebahagiaan, ataupun setidak-tidaknya, dengan melakukan pengembangan batin,

manusia bias lebih bijaksana, serta tidak mudah putus asa.

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

19

2.6 Tujuh Spiritual Law Of Success

Opinion leader bernama Sigit membagikan tulisannya kepada peneliti yang

merujuk kepada The Seven Spiritual Laws of Success: a Pratical Guide to the Fulfillm

of Your Dream oleh Deepak Choopra yang terbit pertama kali pada tahun 1994.

Berikut tulisan dari Sigit:

1. Hukum potensi murni, Hukum ini didasarkan pada kenyataan bahwa seorang

pelaku meditasi, di dalam diri mereka sendiri yang terdalam, adalah kesadaran murni.

Kesadaran murni ini adalah potensi murni, ini adalah bidang dari semua kemungkinan

dan kreativitas tak terbatas.

2. Hukum memberi. hukum ini juga bisa disebut Hukum Memberi dan Menerima,

karena alam semesta beroperasi melalui pertukaran yang dinamis. Aliran kehidupan

ini tidak lain adalah interaksi harmonis dari semua elemen dan kekuatan yang

membentuk bidang eksistensi.

3.Hukum Karma (atau Sebab-Akibat), karma” adalah aksi dan konsekuensi dari

tindakan, ini adalah sebab dan akibat secara bersamaan, karena setiap tindakan akan

menghasilkan kekuatan energi yang akan kembali kepada pelaku meditasi.

4. Hukum Upaya Minimum, hukum ini didasarkan pada kenyataan bahwa fungsi

intelijensi alam adalah mudah tanpa upaya dan tidak perlu memikirkan sama sekali.

Ini adalah prinsip tindakan terkecil, tidak ada perlawanan. Hal ini, karena itu, adalah

prinsip dari harmoni dan cinta.

5. Hukum Maksud dan Keinginan, hukum ini didasarkan pada kenyataan bahwa

energi dan informasi ada di mana-mana di alam. Sekuntum bunga, pelangi, pohon,

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

20

tubuh manusia, bila dipecah ke komponen penting mereka adalah energi dan

informasi. Alam semesta, sesungguhnya adalah gerakan energi dan informasi. Satu-

satunya perbedaan antara Anda dan pohon adalah informasi dan kandungan energi

masing- masing.

6. Hukum ketidak melekatan, hukum ini mengatakan bahwa untuk mendapatkan

sesuatu di alam semesta fisik, individu harus melepaskan kemelekatannya pada itu. Ini

tidak berarti para pelaku meditasi menyerah terhadap niat untuk menciptakan

keinginan.

7. Hukum Dharma” atau Tujuan dalam Kehidupan, Hukum Spiritual ketujuh tentang

sukses adalah Hukum Dharma. (Dharma adalah sebuah kata Sansekerta yang berarti

“tujuan dalam kehidupan).” Hukum ini mengatakan bahwa manusia telah

bermanifestasi dalam bentuk fisik untuk memenuhi tujuannya. Individu memiliki

bakat yang unik dan cara yang unik untuk mengungkapkannya.

2.7 Teori Diri (Carl Roger)

Menurut Feist (1998:461) dalam Amalia (2013:4) Roger melihat diri adalah

suatu persepsi dan kepercayaan diri yang konsisten serta teratur. Suatu yang

terpenting dalam diri manusia dalam menentukan perilaku adalah persepsi mengenai

diri sendiri atau konsep diri. Menurut Roger, diri manusia terdiri dari semua ide,

persepsi, nilai-nilai yang memberikan ciri atau me, yang memberikan kesadaran

tentang seperti apakah diri saya atau what i am, apa yang bisa saya lakukan atau what

i can do. Pada intinya diri yang akan menentukan cara pandang seseorang terhadap

dunia. Sejak pertama dilahirkan didunia setiap individu memiliki semua potensi yang

ada dari mengasihi, mencintai, menghargai perbedaan yang ada hingga potensi untuk

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

21

berbuat kejahatan, pemerkosa, pembunuh. Roger melihat perilaku individu adalah

sebagai bentuk respon persepsi individual dari stimulus eksternal dengan kata lain

perilaku individu adalah bentuk respon terhadap realitas sebagaimana yang dirasakan

serta dipahami individu.

Menurut Roger pada dasarnya individu memiliki keinginan yang kuat untuk

mendapatkan sikap positif seperti cinta dan kasih, penghargaan, kehormatan, serta

penerimaan dari orang terdekatnya. Roger menekankan betapa pentingnya

menghargai diri tanpa syarat sebagai pendekatan yang ideal, pendekatan ini

diharapkan untuk menciptakan suasana menghargai diri karena ia adalah manusia

yang berharga. Jika diri menerima cinta tanpa syarat, maka akan muncul penghargaan

positif bagi diri sendiri.

Dalam teori ini manusia dibagi menjadi dua konsep, yang pertama manusia

dengan konsep diri positif yaitu seorang individu yang dapat menerima cinta dan

kasih tanpa syarat terhadap dirinya sendiri dan yang kedua manusia dengan konsep

diri negatif yaitu individu yang menerima cinta dan kasih dengan syarat misalnya

seseorang yang bekerja dikantor harus memenuhi kriteria dari perusahaan tersebut

untuk dapat bekerja disitu, sehingga diharapkan dalam meditasi Vipassana oleh

kelompok spiritual Sangha dapat menekan konsep diri negatif serta mengembangkan

konsep diri positif.

2.8 Komunikasi Intrapersonal dalam Meditasi

Dalam meditasi individu akan berbicara dengan diri sendiri, dalam ilmu

komunikasi hal ini disebut komunikasi intrapersonal, banyak manusia dari berbagai

macam agama memilih meditasi Buddhis sebagai jalan keluar dari masalah batin

mereka ataupun sekedar mengembangkan nilai positif dari individu.

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

22

1. Sensasi : Individu bermeditasi dimulai dari membangkitkan stimulus internal yang

meliputi konsep diri yaitu individu merespon situasi simbolik, menurut Alex Sobur

dalam Semiotika Komuniksi (2004:199) individu merespon lingkungan termasuk

obyek fisik (benda) dan obyek sosial (perilaku manusia) berdasarkan media yang

dikandung komponen-komponen lingkungan tersebut bagi mereka, makna merupakan

sebuah produk interaksi sosial karena itu makna tidak melihat pada obyek, melainkan

negosiasi melalui bahasa, negosiasi itu dimungkinkan karena manusia mampu

mewarnai segala sesuatu bukan hanya pada obyek fisik, tindakan atau peristiwa

namun juga gagasan abstrak, sebuah makna yang telah diintrepetasikan dapat berubah

karena individu dapat melakukan proses mental (berkomunikasi dengan diri sendiri).

Kemudian stimulus eksternal, yang meliputi suara, wangi-wangian, obyek bentuk,

rasa yang diterima oleh panca indra manusia kemudian ditangkap oleh sensor untuk

disampaikan ke otak.

2. Persepsi : Setelah organ menangkap stimulus serta mengirimnya kesyaraf pusat,

individu menagkap stimulus yang diarahkan pada individu, karena cara kerja individu

bersifat selektif maka stimulus internal ataupun ekstenal yang diterima individu hanya

beberapa saja, oleh karena itu selama bermeditasi, individu hanya berfokus terhadap

satu obyek yang menjadi stimulus utama bagi dirinya sendiri.

3. Memori : Dalam tahap ini stimulus dibagi menjadi tiga tingkatan, meliputi kognitif,

emosi, fisiologis. Tingkatan kognitif erat hubungannya dengan intelektual diri

termasuk penyimpanan, retrieval, memilah, serta asimilasi pesan. Tingkatan emosi

erat hubungannya dengan emosi diri, sikap, rasa percaya, semua emosi, serta pendapat

saling bersentuhan guna menghasilkan tanggapan emosi terhadap berbagai macam

stimulus. Tingkat fisiologis erat hubungannya dengan psikologi diri yang dicerminkan

melalui perilaku fisik, dalam kegiatan meditasi Vipassana terdapat tahapan dimana

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

23

pelaku meditasi merasakan sebuah rangsangan rasa sakit, kesedihan, amarah, semua

emosi menjadi satu, dapat dikatakan emosi yang muncul tersebut sangat ekstrem

namun dalam meditasi Vipassana hal tersebut sangat wajar serta tidak ada kesalahan

dalam proses meditasi, individu hanya perlu merasakan, mengenali dan menerima

emosi yang muncul ketika proses meditasi.

4. Berpikir : Berpikir merupakan suatu proses yang melibatkan konsep dan simbol,

Paul Museen dan Mark R Rosenzweig (1973:410) dalam Psikologi Komunikasi

(2012:66) dalam meditasi terdapat konsep yang menjadikan nama atau batin sebagai

pengamat kemudian rupa atau jasmani sebagai obyek yang diamati, batin sebagai

pengamat juga dapat mengetahui proses mental yang sedang berlangsung dan juga

proses yang telah lampau, mengetahui secara detail proses-proses psikologi yang

terjadi dalam diri individu, mengetahui darimana asal jula emosi yang muncul, akan

tetapi dalam meditasi Vipassana bukan hal tersebut sebagai tujuan akhir namun para

pelaku meditasi diharapkan dapat memilih tindakan yang baik sesuai dengan hukum

potensi murni, hukum memberi dan menerima, hukum karma, hukum upaya

minimum, hukum maksud dan keinginan, hukum ketidak melekatan, serta hukum

Dharma.

2.9 Fokus penelitian

Peneliti ingin memberikan batasan dalam hal yang akan diteliti. Tujuan membatasi

lingkup penelitian agar tidak melebar dan tepat, sehingga data yang didapat mudah

untuk di analisis dan sesuai dengan apa yang menjadi rumusan masalah, maka dalam

penelitian ini peneliti ingin mengetahui komunikasi intrapersonal dalam meditasi

Vipassana kelompok spiritual Sangha di Malang sehingga dapat mengembangkan

nilai positif dalam diri

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

24

1. Sensasi : berjalannya komunikasi intrapersonal diawali adanya sebuah

stimulus. Sebuah komunikasi intrapersonal itu adalah sebuah respon dari

adanya stimulus. Stimulus dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Internal : konsep dalam individu, perilaku dan sikap, motif individu.

2. Eksternal : peristiwa maupun objek, orang yang berada diluar individu,

lalu akan timbul sebuah prasangka ataupun persepsi, rasa, serta makna dalam

penafsiran yang didapat dari diri individu itu sendiri ataupun disekitarnya.

Stimulus tersebut kemudian ditangkap oleh sensor kemudian disampaikan ke

otak. Kejadian ini biasa disebut dengan resepsi.

2. Persepsi : setelah organ menangkap stimulus serta mengirimnya ke saraf

pusat. Individu menangkap stimulus yang diarahkan pada individu. Karena

individu menerapkan cara kerja selektif maka stimulus yang akan individu

terima hanya beberapa saja.

3. Memori : kemudian stimulus menjadi tiga tingkatan, meliputi kognitif,

emosi, fisiologis. Tingkat kognitif erat dengan intelektual diri termasuk

penyimpanan, retrieval, memilah, sera asimilasi pesan. Tingkat emosi erat

dengan emosi diri. Sikap, rasa percaya, semua emosi, serta pendapat saling

bersentuhan guna menghasilkan tanggapan emosi terhadap berbagai macam

stimulus. Tingkat fisiologis ini sangat erat dengan psikologi diri. Ini

dicerminkan lewat perilaku fisik, contohnya : aktifitas otak, tekanan darah.

4. Berpikir : gambarkan dalam pikiran anda, 9 titik seperti pola pada

handphone, hubingkanlah semua titik tersebut tanpa terputus, jangan ada satu

titikpun yang terlewat. Pada awalnya anda akan menangkap tulisan (sensasi),

kemudian mencoba membaca serta memahami apa yang saya perintahkan

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

25

(persepsi), pada saat yang sama sebenarnya anda membongkar memori anda

untuk mengartikan apa yang saya sebut garis, titik, pola, dan soal yang sama

pernah anda dapat pada waktu yang lampau (memori). Jadi berpikir

merupakan suatu proses yang melibatkan konsep dan symbol, Paul Museen

dan Mark R Rosenzweig (1973:410) dalam Psikologi Komunikasi (2012:66)

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Antar Manusia

26