hubungan anemia gravidarum pada kehamilan · pdf filepengesahan skripsi skripsi dengan judul :...

83
HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN ATERM DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran PURWADHANI SOPHIA NUR HANDINI G.0006139 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Upload: trannhu

Post on 05-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN ATERM

DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR MOEWARDI

SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

PURWADHANI SOPHIA NUR HANDINI

G.0006139

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 2: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm

dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Purwadhani Sophia Nur Handini, NIM : G0006139, Tahun : 2010

Telah diuji dan disahkan oleh Pembimbing dan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari Kamis, Tanggal 3 Juni 2010

Pembimbing Utama

Nama : Supriyadi Hari S., dr., Sp.OG

NIP : 196103091988021001 (..................................)

Pembimbing Pendamping

Nama : Lilik Wijayanti, dr., M.Kes.

NIP : 196903051998022001 (..................................)

Penguji Utama

Nama : Abdurahman Laqif, dr., Sp.OG (K)

NIP : 196801211999031004 (..................................)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 3: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Anggota Penguji

Nama : Hari Wujoso, dr., M.M., Sp.F

NIP : 196210221995031001 (..................................)

Surakarta,

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Sri Wahjono, dr., M.Kes., DAFK Prof. Dr. H.A.A. Subijanto, dr., M.S.

NIP. 194508241973101001 NIP. 194811071973101003

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 4: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan

dalam daftar pustaka.

Surakarta, 3 Juni 2010

Purwadhani Sophia Nur Handini

G0006139

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 5: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

ABSTRAK

Purwadhani Sophia Nur Handini, G0006139, 2010. Hubungan Anemia Gravidarum

pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD dr.Moewardi Surakarta.

Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Anemia dalam kehamilan menyebabkan pengangkutan oksigen ibu dan janin terganggu.

Gangguan ini dapat menyebabkan hipoksia pada janin yang berada di dalam kandungan.

Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke janin, akan

terjadi asfiksia neonatorum. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh anemia gravidarum pada kehamilan aterm terhadap luaran neonatus

yang berupa asfiksia neonatorum, mengetahui batasan anemia gravidarum dengan

megukur kadar hemoglobinnya, dan mengetahui batasan asfiksia neonatorum pada bayi

dengan melihat skor Apgar.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross

sectional. Populasi Penelitian adalah semua wanita hamil aterm yang melahirkan di

RSUD dr.Moewardi pada bulan Januari sampai Desember 2009. Pengambilan sampel

dilakukan secara purposive sampling sebanyak 60 sampel. Data penelitian dianalisis

dengan menggunakan metode statistik uji Chi-Square dengan taraf signifikansi 0,05

kemudian diolah dengan software SPSS 13 for Windows.

Penelitian dengan 60 sampel ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok wanita

hamil aterm yang anemia (terpapar) sebanyak 30 sampel, dimana 7 diantaranya

melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum sedangkan 23 diantaranya melahirkan bayi

yang tidak asfiksia dan kelompok wanita hamil yang tidak anemia (kontrol) sebanyak 30

sampel dimana 2 diantaranya melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum sedangkan 28

diantaranya melahirkan bayi yang tidak asfiksia.

Hasil uji statistik Chi-Square didapatkan X2 hitung=3,268 dengan α=0,05 dan dB=1.

Karena terdapat 2 sel yang nilai expectednya kurang dari 5, maka peneliti menggunakan

uji alternatifnya yaitu uji Fisher, didapatkan nilai p untuk 1-sided (one-tail) sebesar 0,073

(p>0,05). Dengan demikian Ho diterima, berarti secara statistik menunjukkan tidak ada

hubungan yang bermakna antara anemia gravidarum pada kehamilan aterm dengan

asfiksia neonatorum di RSUD Dr.Moerwadi Surakarta. Sedangkan secara klinis terdapat

adanya hubungan yang bermakna, hal ini dibuktikan dengan nilai odds ratio (OR) = 4,3.

Kata Kunci : anemia gravidarum, asfiksia neonatorum

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 6: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

ABSTRACT

Purwadhani Sophia Nur Handini, G0006139, 2010. The Relationship of Gravidarum

Anemic in Aterm Pregnancy with Neonatal Asphyxia in RSUD dr.Moewardi Surakarta.

Medical Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta.

Anemia in pregnancy causes maternal and fetal oxygen transport disrupted. These

disorders can lead to hypoxia of the fetus inside the womb. If there is disruption of gas

exchange or transport of oxygen from mother to fetus, it will happen asphyxia

neonatorum. Therefore the aim of this study was to determine the effect of anemia

gravidarum in aterm pregnancy with neonatal outcomes in which asphyxia neonatorum,

know the limits of anemia gravidarum by hemoglobin levels , and know the limitations in

infants with asphyxia neonatorum by Apgar score.

This study is an observational research with cross sectional analytic. The study population

was all aterm pregnant women who gave birth in RSUD Dr.Moewardi in January until

December 2009. Sampling was done by purposive sampling of 60 samples. Data were

analyzed using Chi-Square test with significance level 0.05 and then processed with

software SPSS 13 for Windows.

Samples in research is divided into two groups: 30 samples of aterm pregnant women

who had gravidarum anemic (as exposure group), with seven of them having a baby with

neonatal asphyxia, while 23 of them having a baby without neonatal asphyxia, and 30

samples of aterm pregnant women who had no gravidarum anemic (as contol group) with

two of them having a baby with neonatal asphyxia, while 28 of them having a baby

without asphyxia.

The Results of Chi-Square test showed statistical count X2 = 3.268 with α = 0.05 and

dF=1. Since there are two cells which had expected value of less than 5, the researchers

use Fisher test as alternative test of Chi-Square test, probabilitas value for the 1-sided

(one-tail) is 0.073 (p> 0.05). Thus Ho is accepted, it means statistically there is no

significant relationship between gravidarum anemic in aterm pregnancy with neonatal

asphyxia in RSUD Dr. Moewardi. While, in clinically there is significant relationship,

which showed with the value of odds ratio (OR) = 4,3.

Keywords: gravidarum anemic, neonatal asphyxia

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 7: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

PRAKATA

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan

Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD dr.

Moewardi Surakarta”.

Peneliti menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas bantuan dan

bimbingan selama penulisan skripsi ini kepada:

1. Prof. Dr. H. A. A. Subijanto, dr., M.S. selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah mengijinkan pelaksanaan penelitian ini dalam rangka penyusunan skripsi.

2. Supriyadi Hari S., dr., Sp.OG sebagai pembimbing utama yang telah memberikan banyak waktu, pengarahan, bimbingan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

3. Lilik Wijayanti, dr., M.Kes. sebagai pembimbing pendamping yang telah memberikan banyak waktu, bimbingan dan saran seputar penulisan skripsi.

4. Abdurahman Laqif, dr., Sp.OG(K) sebagai penguji utama yang telah memberikan kritik, pengarahan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

5. Hari Wujoso, dr., M.M., Sp.F sebagai anggota penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.

6. Bagian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam penulisan skripsi.

7. Kepala Bagian SMF Obsgyn, Kepala Rekam Medik dan Kepala VK RSUD dr.Moewardi Surakarta, beserta staf yang telah bersedia membantu pengambilan data.

8. Kedua orang tua peneliti Agus Budiatmanto, Drs., M.Si., Ak. dan Sri Hulupi, B.A. atas dukungan, bimbingan, kasih sayang dan doanya selama ini.

9. Saudariku, sahabat, dan teman-teman PBL D1 dan Widoro Asri 2 atas semangat yang luar biasa dalam berjuang untuk menyelesaikan skripsi masing-masing.

10. Semua pihak yang telah ikut membantu dan atau terlibat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari banyak kekurangan, maka

peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2010

Purwadhani Sophia Nur Handini

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 8: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ............................................................................................................. vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Perumusan Masalah .............................................................. 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 4

BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka ................................................................... 5

1. Fisiologi Kehamilan ................................................................ 5

2. Anemia ................................................................................... 17

3. Hemoglobin ............................................................................ 25

4. Asfiksia Neonatorum dan Skor Apgar ..................................... 26

B. Kerangka Pemikiran ............................................................. 36

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 9: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

C. Hipotesis ............................................................................... 37

BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................... 38

A. Jenis Penelitian ..................................................................... 38

B. Lokasi Penelitian .................................................................. 38

C. Subjek Penelitian .................................................................. 38

D. Teknik Sampling ................................................................... 39

E. Rancangan Penelitian ............................................................ 41

F. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................. 41

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................... 41

H. Alat dan Bahan Penelitian ..................................................... 45

I. Cara Kerja ........................................................................... 46

J. Teknik Analisis Data ............................................................. 46

BAB IV. HASIL PENELTIAN .......................................................................... 49

BAB V. PEMBAHASAN ................................................................................. 57

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 66

A. Simpulan .............................................................................. 66

B. Saran .................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 68

LAMPIRAN

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 10: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Skor Apgar ........................................................................................... 34

Tabel 2. Distribusi Karakteristik Variabel Data Penelitian.................................... 50

Tabel 3. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov terhadap Distribusi Data

Variabel Penelitian pada Kelompok Penelitian................................ 51

Tabel 4. Analisis Bivariat Variabel Data Penelitian terhadap

Status Anemia Gravidarum………………………………………... 52

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Anemia Gravidatum dengan

Asfiksia Neonatorum……………………………………………… 55

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 11: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Distribusi Frekuensi Status Anemia Gravidarum .............................. 53

Gambar 2. Distribusi Frekuensi Status Asfiksia Neonatorum ............................. 54

Gambar 3. Perbandingan Insiden Status Asfiksia Neonatorum terhadap

Status Anemia Gravidarum pada Wanita Hamil Aterm ..................... 54

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 12: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Demografis dan Klinis Sampel Penelitian

Lampiran 2. Hasil Analisis Data Program Software SPSS 13 for Windows

Lampiran 3. Jumlah Persalinan per Bulan di RSUD Dr.Moewardi Surakarta Periode

Januari-Desember 2009

Lampiran 4. Surat Pengantar Penelitian

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 6. Tabel Chi-Square

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 13: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator

keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi

karena beberapa sebab, di antaranya karena anemia. Dalam sebuah penelitian

menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang

anemia dan 19,7% untuk mereka yang tidak anemia. Kematian ibu 15-20%

secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia (Chi dkk,

2000).

Prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 20-80%,

tetapi pada umumnya banyak penelitian yang menunjukkan prevalensi anemia

pada wanita hamil yang lebih besar dari 50%. Juga banyak dilaporkan bahwa

prevalensi anemia pada trimester III berkisar 50-79%. Affandi (1999)

menyebutkan bahwa anemia gravidarum di Indonesia berdasarkan data

Departemen Kesehatan tahun 1990 adalah 60%. Prevalensi tersebut meningkat

dengan bertambahnya paritas. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan secara global 55%

dimana secara bermakna tinggi pada trimester ketiga dibandingkan dengan

trimester pertama dan kedua kehamilan.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 14: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Di seluruh dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi,

berkisar antara 10% dan 20%. Karena defisiensi makanan memegang peranan

yang sangat penting dalam timbulnya anemia maka dapat dipahami bahwa

frekuensi itu lebih tinggi lagi di negera berkembang daripada negera maju

(Prawirohardjo, 2007).

Anemia dalam kehamilan menyebabkan pengangkutan oksigen ibu dan

janin terganggu. Gangguan ini dapat menyebabkan hipoksia pada janin yang

berada di dalam kandungan. Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau

pengangkutan oksigen dari ibu ke janin, akan terjadi asfiksia neonatorum.

Gangguan ini dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan, atau segera

setelah lahir. Hampir sebagian besar asfiksia bayi baru lahir ini merupakan

kelanjutan asfiksia janin, karena itu penilaian janin selama masa kehamilan

dan persalinan memegang peranan yang sangat penting untuk keselamatan

bayi. Gangguan yang timbul pada akhir kehamilan atau persalinan hampir

selalu disertai anoksia/hipoksia janin dan berakhir dengan asfiksia neonatorum

(Hasan, 2007).

Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal

bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir disertai dengan

hipoksemia (tekanan O2 rendah), hiperkapnea (tekanan CO2 meningkat), dan

berakhir dengan asidosis. Asfiksia neonatorum merupakan salah satu

penyebab kematian bayi baru lahir. WHO melaporkan kematian bayi yang

disebabkan oleh asfiksia sekitar 28% (WHO, 2002).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 15: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Keadaan asfiksia neonatorum dapat diketahui dengan skor Apgar. Skor

Apgar adalah tes yang digunakan untuk menilai keadaan asfiksia bayi.

Penilaian Apgar menggunakan lima indikator yang terdiri dari tingkat denyut

jantung, upaya pernafasan, tonus otot, kepekaan refleks, dan warna kulit bayi

(Ural, 2004).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti terdorong untuk

melakukan suatu penelitian yang dapat mengetahui hubungan anemia

gravidarum pada kehamilan aterm dengan luaran neonatus berupa asfiksia

neonatorum. Dengan cara mengukur dan membandingkan kadar hemoglobin

pada wanita hamil aterm dengan nilai Apgar bayi yang baru dilahirkannya.

B. Perumusan Masalah

Adakah hubungan antara anemia gravidarum pada kehamilan aterm

dengan asfiksia neonatorum?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh anemia gravidarum pada kehamilan aterm

terhadap luaran neonatus yang berupa asfiksia neonatorum.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui batasan anemia pada wanita hamil dengan mengukur

kadar hemoglobin dalam darahnya.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 16: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

b. Mengetahui batasan asfiksia neonatorum pada bayi yang baru lahir

dengan melihat nilai Apgar.

c. Mengetahui patofisiologi anemia pada wanita hamil dan asfiksia

neonatorum.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan bagi

klinisi dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya mengenai hubungan antara

anemia gravidarum pada kehamilan aterm dengan luaran neonatus sehubungan

dengan terjadinya asfiksia neonatorum. Sehingga dengan pengetahuan ini

diharapkan dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 17: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Fisiologi Kehamilan

a. Perubahan Hemologis sebagai Bentuk Adaptasi Ibu Terhadap

Kehamilan

Adaptasi anatomis, fisiologis, dan biokimiawi terhadap

kehamilan sangat besar. Banyak dari perubahan-perubahan tersebut

segera terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut sepanjang kehamilan,

sebagaian besar adaptasi yang luar biasa ini terjadi sebagai respons

terhadap rangsang fisiologis yang ditimbulkan oleh janin. Pemahaman

tentang adaptasi terhadap kehamilan ini tetap merupakan tujuan utama

obstetri, dan tanpa pengetahuan semacam itu, hampir tidak mungkin

dipahami proses-proses penyakit yang dapat membahayakan wanita

pada masa kehamilan dan nifas (Cunningham et al., 2005).

Karena adanya adaptasi fisiologis ini, pada beberapa kasus

terdapat kelainan nyata yang akan dianggap sebagai sebuah kelainan

bila terjadi dalam keadaan tidak hamil. Adaptasi fisiologis kehamilan

normal dapat disalahartikan sebagai suatu penyakit, tetapi adaptasi

fisiologis ini dapat juga menutupi atau memperburuk penyakit yang

telah ada sebelumnya. Sebagai contohnya, sejumlah nilai labolatorium

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 18: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

dapat terlihat abnormal pada keadaan hipervolemia gravidarum yaitu

penambahan volume plasma tanpa disertai peningkatan massa sel

darah merah. Hasilnya adalah apa yang disebut sebagai “Anemia

fisiologis”, yang merupakan penamaan yang salah (Cunningham et al.,

2005).

1) Volume Darah

Volume darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan.

Dalam penelitian pada wanita normal, volume darah saat aterm dan

saat mendekati aterm rata-rata berkisar antara 40 sampai 45 persen

di atas volume pada saat tidak hamil. Tingkat ekspansinya sangat

bervariasi, dan pada beberapa wanita hanya terdapat peningkatan

sedang, sementara pada yang lain volume darahnya hampir berlipat

ganda. Janin tidak berperan penting dalam timbulnya hipervolemia

selama kehamilan, karena meningkatnya volume darah dapat

terjadi pada wanita dengan mola hidatidosa (Whittaker dkk, 1996).

Hipervolemia yang diinduksi oleh kehamilan mempunyai

beberapa fungsi penting:

a) Untuk memenuhi kebutuhan uterus yang membesar dengan

vaskulernya yang sangat mengalami hipertrofi.

b) Untuk melindungi ibu dan juga janinnya terhadap efek merusak

dari terganggunya aliran balik vena pada posisi telentang dan

berdiri tegak.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 19: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

c) Untuk menjaga ibu dari efek samping kehilangan darah yang

dikaitkan dengan persalinan. Pada perdarahan waktu

persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang, lebih sedikit

dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental.

Volume darah ibu mulai meningkat pada trimester pertama,

bertambah paling cepat pada trimester kedua, dan kemudian naik

dengan kecepatan yang lebih pelan pada trimester ketiga untuk

mencapai kondisi plateau pada beberapa minggu terakhir

kehamilan. Peningkatan volume darah disebabkan karena

meningkatnya volume plasma dan eritrosit. Walaupun biasanya

lebih banyak plasma daripada eritrosit yang ditambahkann ke

sirkulasi ibu, peningkatan volume eritrosit sirkulasi tidak begitu

banyak, rata-rata bertambah sekitar 450ml atau bertambah sekitar

33% (Cunningham et al., 2005).

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-

pembuluh darah yang membesar pula, mammae, dan alat-alat yang

memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Seperti telah

dikemukakan, volume darah ibu dalam kehamilan bertambah

secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut

hidremia atau hipervolemia gravidarum. Akan tetapi bertambahnya

sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma,

sehingga terjadi pengenceran darah. Pertambahan tersebut

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 20: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

berbanding sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18%, dan

hemoglobin 19%. Kenaikan volume plasma yang lebih besar dari

volume sel darah merah menyebabkan hemodilusi. Pada

hemodilusi terjadi penurunan kadar hemoglobin, walaupun

sebenarnya terjadi peningkatan pembentukan hemoglobin

(Mochtar, 1998; Prawirohardjo, 2007).

Terjadi hyperplasia eritroid sedang dalam sumsum tulang,

dan hitung retikulosit sedikit meningkat pada kehamilan normal.

Hal ini hampir pasti disebabkan oleh meningkatnya kadar

eritropoetin plasma ibu. Kadar ini meningkat setelah usia gestasi

20 minggu, sesuai dengan pada saat produksi eritrosit tertinggi

(Harstad dkk, 1992).

2) Hematokrit dan Konsentrasi Hemoglobin

Meskipun eritropoesis meningkat, konsentrasi hematokrit dan

hemoglobin sedikit menurun selama kehamilan normal. Akibatnya

viskositas darah secara keseluruhan menurun. Konsentrasi

hemoglobin rata-rata saat hamil adalah 12,5 gr/dl dan pada 6%

wanita kadarnya di bawah 11,0 gr/dl. Jadi pada sebagian besar

wanita bila konsentrasi hemoglobin di bawah 11,0 gr/dl, terutama

pada akhir kehamilan, hendaknya dianggap abnormal dan biasanya

disebabkan oleh defisiensi besi dan bukan karena hipervolemia

gravidarum (Cunningham et al., 2005).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 21: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

3) Metabolisme Besi

a) Cadangan Besi

Meskipun total kandungan besi tubuh rata-rata sekitar 4 g

pada pria, pada wanita muda sehat dengan ukuran rata-rata,

kandungan besi tubuh mungkin separuh dari jumlah itu.

Umumnya cadangan besi wanita muda normal hanya sekitar

300 mg. Kandungan besi total wanita dewasa normal mungkin

berkisar dari 2,0-2,5 g.

b) Kebutuhan Zat Besi

Kebutuhan besi pada kehamilan normal sekitar 1000mg.

Sekitar 300 mg secara aktif ditransfer ke janin dan plasenta dan

sekitar 200 mg hilang sepanjang jalur ekskresi normal. Ini

adalah kehilangan mutlak dan tetap terjadi meskipun ibunya

kekurangan zat besi. Penambahan rata-rata volume total

eritrosit dalam sirkulasi yang berjumlah sekitar 450 ml selama

kehamilan, bila zat besi tersedia maka menggunakan 500 mg

zat besi lainnya, karena 1 ml eritrosit normal mengandung 1,1

mg besi. Praktis semua zat besi untuk maksud ini terpakai

selama paruh terakhir kehamilan. Oleh karena itu kebutuhan zat

besi menjadi cukup besar selama paruh kedua kehamilan, rata-

rata 6-7 mg/hari. Karena jumlah zat besi ini tidak tersedia dari

cadangan tubuh pada sebagian besar wanita, peningkatan

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 22: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

volume eritrosit dan massa hemoglobin yang diharapkan pada

ibu tidak akan terjadi jika tidak tersedia zat besi eksogen dalam

jumlah yang adekuat. Dalam keadaan tidak adanya zat besi

suplemental, konsentrasi hemoglobin dan hematokrit turun

cukup besar saat volume darah ibu bertambah. Namun

produksi hemoglobin dalam janin tidak akan terganggu, karena

plasenta memperoleh besi dari ibu dalam jumlah yang cukup

bagi janin untuk menghasilkan kadar hemoglobin normal

meskipun ibunya menderita anemia defisiensi besi berat.

Jumlah zat besi yang diabsorpsi dari diet, bersama yang

dimobilisasi dari cadangan, biasanya tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan yang disebabkan oleh kehamilan. Hal ini

tetap terjadi sekalipun absorpsi zat besi dari traktus

gastrointestinal tampaknya meningkat selama kehamilan. Jika

wanita hamil yang tidak anemik tidak diberikan suplemen zat

besi, konsentrasi besi dan feritin serum akan menurun selama

paruh kedua kehamilan. Peningkatan kadar zat besi dan feritin

serum pada awal kehamilan yang agak tidak terduga

diperkirakan terjadi akibat kebutuhan zat besi yang minimal

selama trimester pertama dan akibat keseimbangan positif zat

besi karena amenore.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 23: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

c) Kehilangan Darah

Tidak semua zat besi yang ditambahkan ke sirkulasi ibu

dalam bentuk hemoglobin akan hilang dari ibu. Selama

kelahiran pervaginam normal dan sampai beberapa hari

setelahnya, hanya separuh dari eritrosit yang ditambahkan ke

sirkulasi ibu selama masa kehamilan yang akan hilang pada

mayoritas wanita. Kehilangan ini terjadi melalui tempat

implantasi plasenta, plasenta itu sendiri, episiotomi atau

laserasi, dan dari lokia. Rata-rata, jumlah eritrosit ibu yang

setara dengan 500 sampai 600 ml dara prakelahiran akan hilang

selama dan setelah kelahiran pervaginam bayi tunggal. Rata-

rata kehilangan darah yang dikaitkan dengan seksio sesarea

atau pada kelahiran pervaginam bayi kembar adalah sekitar

1000 ml, atau hampir dua kali lipat dari kehilangan pada

kelahiran bayi tunggal (Cunningham et al., 2005).

b. Sistem Komunikasi Feto-Maternal Sisi Plasenta

1) Sisi Plasenta

Sistem komunikasi fetomaternal merupakan suatu sistem

komunikasi biomolekuler antara zigot-blastokista-mudigah-janin

dan ibu yang berlangsung sejak sebelum nidasi dan berlanjut

hingga masa persalinan dan sesudahnya (Cunningham et al., 2005).

Sisi plasental pada sistem komunikasi fetomaternal dibentuk

oleh dua faktor. Faktor pertama adalah pasokan darah ibu ke ruang

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 24: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

antarvilus plasenta melalui arteri spiralis endometrium/desidua.

Darah ibu meninggalkan pembuluh-pembuluh ini dan secara

langsung membasahi sinsitiotrofoblas vilus. Faktor kedua adalah

darah janin, yang berada di dalam kapiler yang berjalan di dalam

ruang antarvilus pada vili plasenta (Cunningham et al., 2005).

Plasenta (trofoblas vilus; sinsitium) menjadi tempat utama

transfer zat-zat gizi antara ibu dan janin. Plasenta juga merupakan

jaringan endokrin utama pada kehamilan. Bagian anatomis

proksimal dari sisi plasenta (penyalur nutrien dan fungsi endokrin)

pada sistem komunikasi fetomaternal adalah darah janin, sinsitium,

dan darah ibu. Plasentasi pada manusia bersifat hemokorioendotel.

Permukaan mikrovilus sinsitiofibroblas secara langsung dibasahi

oleh darah ibu, tetapi darah janin berada di dalam kapiler janin

yang terletak di vilus plasenta. Dengan demikian darah janin

dipisahkan dari sinsitiofibroblas oleh dinding kapiler janin,

mesenkim di ruang vilus, dan sitotrofoblas. Yang penting, darah

janin dan ibu tidak mengadakan kontak langsung kecuali pada

keadaan abnormal. Dengan demikian penyaluran zat dari ibu

kepada janin ataupun sebaliknya, terutama bergantung pada proses-

proses yang memungkinkan atau mempermudah transpor zat

melalui sinsitiotrofoblas vili korionik yang utuh (Cunningham et

al., 2005).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 25: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

2) Pengendalian Penyaluran di Plasenta

Sinsitiotrofoblas adalah permukaan jaringan janin pada sisi

plasenta dari sistem transport (komunikasi) fetomaternal.

Permukaan ini yang menghadap ke ibu ditandai oleh struktur

mikrovilus kompleks. Membran sel trofoblas yang menghadap ke

janin (basal) adalah lokasi transfer ke ruang intravilus tempat

berjalannya kapiler janin. Kapiler janin merupakan tempat

tambahan untuk transpor dari ruang intravilus ke daerah janin dan

sebaliknya (Cunningham et al., 2005).

Dalam menentukan efektivitas plasenta manusia sebagai

organ penyalur, paling tidak terdapat 10 variabel penting

(Cunningham et al., 2005):

a) Konsentrasi zat yang bersangkutan di plasma ibu dan seberapa

kuat substrat tersebut berikatan dengan senyawa lain, misalnya

protein pembawa.

b) Laju aliran darah ibu melintasi ruang antarvilus.

c) Luas daerah yang tersedia untuk pertukaran melewati epitel

trofoblas vilus.

d) Sifat fisik sawar jaringan yang terletak di antara darah di ruang

antarvilus dan di kapiler janin, apabila zat yang bersangkutan

disalurkan melalui proses difusi.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 26: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

e) Kapasitas perangkat biokimiawi di plasenta untuk melakukan

transfer aktif, misalnya reseptor spesifik di membran plasma

trofoblas, untuk setiap zat yang dipindahkan secara aktif.

f) Jumlah zat yang dimetabolisme oleh plasenta sewaktu

penyaluran.

g) Daerah untuk pertukaran melewati kapiler janin di plasenta.

h) Konsentrasi zat dalam darah janin, di luar dari yang terikat.

i) Protein pembawa atau pengikat spesifik di sirkulasi ibu atau

janin.

j) Laju aliran darah janin melalui kapiler vilus.

3) Penyaluran Oksigen dan Karbondioksida

Penyaluran oksigen dan beragam zat gizi dari ibu kepada

janin, dan sebaliknya penyaluran karbondioksida dan zat sisa

metabolik lainnya dari janin kepada ibu, dilaksanakan oleh

komponen nutritif sisi plasenta pada sistem komunikasi feto-

maternal. Plasenta adalah organ penyalur antara ibu dan janin

(Cunningham et al., 2005)..

Dalam ulasannya mengenari transpor plasenta Morris dkk

(1994) mengambil kesimpulan bahwa berdasarkan struktur serta

posisinya, plasenta tampaknya merupakan organ respiratorik untuk

memberikan oksigen kepada janin.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 27: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Penyaluran karbondioksida melintasi plasenta dibatasi oleh

difusi. Namun, penyaluran oksigen dibatasi oleh aliran darah, dan

terdapat juga pembatsan-pembatasan lain. Plasenta menyalurkan

sekitar 8 ml O2/menit/kg berat janin, dank arena simpanan darah

janin hanya cukup untuk 1 sampai 2 menit, maka penyaluran ini

harus berlangsung terus-menerus (Longo, 1991).

Karena oksigen dari darah ibu terus menerus mengalir di

ruang antar vilus ke janin, saturasi oksigen darah ini hampir sama

dengan saturasi di kapiler darah ibu. Rata-rata saturasi oksigen

darah di ruang antarvilus diperkirakan 65% sampai 75%, dengan

tekanan parsial (PO2) sekitar 30-35 mmHg. Saturasi oksigen darah

vena umbilikalis juga setara, tetapi dengan tekanan parsial oksigen

lebih rendah (Cunningham et al., 2005).

Walaupun PO2 rendah, janin dalam keadaan normal tidak

menderita kekurangan oksigen. Curah jantung yang tinggi,

meningkatnya kapasitas hemoglobin janin mengangkut oksigen,

dan pada akhir kehamilan, konsentrasi hemoglobin yang lebih

tinggi dari orang dewasa, efektif mengkompensasi tekanan oksigen

yang rendah tersebut. Bukti lain bahwa janin normal tidak

kekurangan oksigen adalah dari pengukuran kandungan asam laktat

darah janin, yang ahnya sedikit lebih tinggi dari pada kandungan

dalam darah ibu (Morris dkk, 1994). Darah janin mempunyai

afinitas terhadap karbondioksida yang lebih rendah daripada darah

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 28: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

ibu, sehingga penyaluran karbondioksida dari janin ke ibu

berlangsung lebih mudah.

4) Pernafasan Janin

Barcroft mempelajari pusat pernafasan janin. Janin dalam

kandungan telah mengadakan gerakan-gerakan pernafasan, yang

dapat dipantau dengan ultrasonografi, akan tetapi liquor amnii

tidak sampai masuk ke dalam alveoli paru-paru. Pernafasan ini

dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen dan karbondioksida di dalam

tubuh janin itu. Apabila saturasi oksigen meningkat melebihi 50%

maka terjadi apneu, tidak tergantung pada konsentrasi

karbondioksida. Bila saturasi oksigen menurun, maka pusat

pernafasan menjadi sensitif terhadap rangsangan karbondioksida.

Pusat itu menjadi lebih sensitif bila kadar oksigen turun dan

saturasi oksigen mencapai 25% (Cunningham et al., 2005).

Keadaan ini dipengaruhi oleh sirkulasi utero-plasenta

(pengaliran darah antara uterus dan plasenta). Apabila terdapat

gangguan pada sirkulasi utero-plasenta sehingga saturasi oksigen

lebih menurun, maka terdapatlah gangguan-gangguan dalam

keseimbangan asam-basa pada janin tersebut, dengan akibat dapat

melumpuhkan pusat pernafasan janin (Cunningham et al., 2005).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 29: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

2. Anemia

a. Definisi Anemia

Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar

hemoglobin, hematokrit, dan jumlah eritrosit di bawah normal

(Riswan, 2003). Anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin

menurun sehingga tubuh akan mengalami hipoksia sebagai akibat

kemampuan kapasitas pengangkutan oksigen berkurang (Supandiman,

1997). Menurut Departemen Kesehatan RI (1996) dan WHO, anemia

adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah

kurang dari normal yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan

jenis kelamin yaitu untuk ibu hamil <11 gr/dl, ibu menyusui lebih dari

tiga bulan <12 gr/dl, wanita dewasa <12 gr/dl, laki-laki dewasa <13

gr/dl.

Definisi dan penggolongan ini sedikit berbeda dengan Centers

for Disease Control (1990), yang mendefinisikan anemia sebagai kadar

hemoglobin kurang dari 11 gr/dl pada trimester pertama dan ketiga,

dan kurang dari 10,5 gr/dl pada trimester kedua.

b. Patofisiologi Anemia pada Kehamilan

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah

oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap

plasenta. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II

kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan meningkatnya

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 30: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

sekitar 1000mL, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali

normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume

plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan

sekresi aldosteron (Riswan, 2003).

Volume sel darah merah total dan massa hemoglobin meningkat

sekitar 20-30%, dimulai pada bulan ke-6 dan mencapai puncak pada

aterm, kembali normal 6 bulan setelah partus. Stimulasi peningkatan

300-350 ml massa sel darah merah ini dapat disebabkan oleh hubungan

antara hormon maternal dan peningkatan eritropoietin selama

kehamilan. Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga

memacu produksi eritropoetin. Akibatnya volume plasma darah

bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun

peningkatan massa sel darah merah tidak cukup memadai untuk

mengimbangi peningkatan volume plasma yang sangat mencolok.

Peningkatan volume plasma menyebabkan hidremia kehamilan atau

hemodilusi, yang menyebabkan penurunan hematokrit (20-30%),

sehingga hemoglobin dan hematokrit lebih rendah secara nyata dari

pada keadaan tidak hamil. Hemoglobin dan hematokrit mulai menurun

pada bulan ke-3 sampai ke-5 kehamilan, dan mencapai nilai terendah

pada bulan ke-5 sampai ke-8 dan selanjutnya sdikit meningkat pada

aterm serta kembali normal pada 6 minggu setelah partus (Riswan,

2003).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 31: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara

fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pertama-tama

pengenceran itu meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih

berat selama masa kehamilan, karena sebagai akibat dari hidremia,

cardiac output meningkat. Kerja jantung lebih ringan bila viskositas

darahnya lebih rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga

tekanan darah tidak naik. Kedua, pada perdarahan waktu persalinan,

banyaknya unsure besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan

apabila darah itu tetap kental (Prawirohardjo,2007).

Anemia dapat terjadi saat: tubuh kehilangan banyak darah, tubuh

memliliki masalah dalam pembentukan sel darah merah, sel darah

merah rusak atau mati lebih cepat dari kemampuan tubuh

memproduksi sel darah merah yang baru, atau kombinasi dari

ketiganya (Asrul, 2008).

c. Gejala Klinis

Gejala klinis yang muncul biasanya perlahan-lahan. Awalnya

ringan bahkan tidak ada sama sekali. Saat gejala bertambah berat dapat

timbul: lelah, lemas, pusing/sakit kepala/berkunag-kunang,

kebas/dingin pada telapak tangan dan kaki, kulit (bibir, kuku) pucat,

denyut jantung yang cepat dan tidak teratur, nafas pendek, nyeri dada,

gangguan sistem neuromuskuler, disphagia, nafsu makan menurun

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 32: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

atau hilang (anoreksia), pembesaran kelenjar limpa, dan daya

konsentrasi menurun (Asrul, 2008)

d. Pengaruh Anemia

Prevalensi anemia yang tinggi dapat membawa akibat negatif

berupa gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh

maupun sel otak dan kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan

kurangnya oksigen yang dibawa/ditransfer ke sel tubuh maupun ke

otak. Pada ibu hamil dapat mengakibatkan efek buruk pada ibu itu

sendiri dan bayi yang dilahirkannya (Asrul, 2008).

1) Pengaruh Anemia Terhadap Ibu Hamil

Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik

bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan, maupun nifas dan

masa selanjutnya. Anemia dalam kehamilan merupakan sebab

potensial morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayinya. Anemia

meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan

(Prawirohardjo, 2007).

Pengaruh anemia pada saat kehamilan dapat menyebabkan

abortus, partus prematurus, ketuban pecah dini (KPD). Pada saat

persalinan dapat menyebabkan partus lama karena inersia uteri,

syok, infeksi intrapartum, gangguan his dan kekuatan mengedan

serta kala uri memanjang sehingga dapat terjadi retensio plasenta.

Pada saat masa nifas dapat menyebabkan subinvolusi uteri,

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 33: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

perdarahan post partum karena atonia uteri, infeksi nifas,

penyembuhan luka perineum lama, dan produksi ASI rendah

(Asrul, 2008).

2) Pengaruh Anemia Terhadap Hasil Konsepsi atau Janin

Terhadap hasil konsepsi atau janin dapat menyebabkan:

kematian mudigah, kematian perinatal, prematuritas dan

dismaturitas, terjadi cacat bawaan (kongenital), cadangan besi

berkurang, mikrosomi, dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

(Mochtar 1998a; Prawirohardjo, 2007).

e. Klasifikasi Anemia

Berdasarkan patogenesisnya, anemia digolongkan dalam tiga

kelompok yaitu: Anemia karena kehilangan darah, anemia karena

kerusakan sel-sel darah merah, anemia karena gangguan pada produksi

sel-sel darah merah.

Menurut berat ringannya Anemia (Departemen Kesehatan RI,

2000), mengklasifikasikan sebagai berikut:

1) Anemia Berat, bila kadar Hb< 8 g/dL

2) Anemia Sedang, bila kadar Hb 8-10 g/dL

3) Anemia Ringan, bila kadar Hb 10-11 g/dL

Sedangkan menurut FK UI (1998), anemia di dibagi menjadi

empat macam:

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 34: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

1) Anemia pasca perdarahan (post haemorhagic), ini terjadi akibat

perdarahan seperti kecelakaan, luka operasi, persalinan, atau

karena menahun.

2) Anemia hemolitik, ini terjadi akibat penghancuran (hemolisis) sel

darah merah yang berlebihan. Disebabkan oleh dua hal:

Faktor intrasel, misalnya: talasemia, hemoglobinopati (talasemia

Hb E, sickle cell anemia).

Faktor ekstrasel, misalnya: intoksikasi, infeksi (malaria),

imunologis (inkompatibilitas golongan darah, reaksi hemolitik

pada transfusi darah).

3) Anemia defisiensi, anemia yang disebabkan kekurangan faktor

pematangan eritrosit (besi, asam folat, vitamin B12, protein,

piridoksin, eritropoetin, dan sebagainya).

4) Anemia aplastik, anemia ini terjadi karena penurunan pembuatan

sel darah merah oleh sumsum tulang.

f. Diagnosis Anemia

Untuk menegakkan diagnosis anemia dalam kehamilan dapat

dilakukan dengan:

1) Anamnesis

Pada anamnesis ditanya mengenai riwayat penyakit sekarang

dan riwayat penyakit dahulu, riwayat gizi, anamnesis mengenai

lingkungan fisik sekitar, apakah ada paparan terhadap bahan kilia

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 35: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

atau fisik serta riwayat pemakaian obat. Riwayat penyakit keluarga

juga ditanya untuk mengetahui apakah ada faktor keturunan.

2) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan dilakukan secara sistematik dan menyeluruh,

antara lain: Warna kulit : pucat, sianosis, ikterus, kulit telapak

tangan kuning seperti jerami ; Kuku : koilonychias (kuku sendok);

Mata : ikterus, konjugtiva pucat, perubahan pada fundus; Mulut :

ulserasi, hipertrofi gusi, atrofi papil lidah; Limfadenopati,

hepatomegali, splenomegali.

3) Pemeriksaan Labolatorium Hematologi

a) Tes penyaring: Kadar hemoglobin, Indeks eritrosit

(MCV,MCH, dan MCHC), hapusan darah tepi.

b) Pemeriksaan rutin: Laju endap darah, hitung deferensial, hitung

retikulosit.

c) Pemeriksaan sumsum tulang.

d) Pemeriksaan atas indikasi khusus: Anemia defesiensi besi

(serum iron, TIBC, saturasi transferin), Anemia megaloblastik

(asam folat darah/eritrosit, vitamin B12), Anemia hemolitik

(tes Coomb, elektroforesis Hb), Leukemia akut (pemeriksaan

sitokimia), Diatesa hemoragik ( tes faal hemostasis).

4) Pemeriksaan Labolatorium Non Hematologi

Pemeriksaan faal ginjal, hati, endokrin, asam urat, kultur

bakteri

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 36: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

5) Pemeriksaan Penunjang Lainnya

Biopsi kelenjar dan PA, Radiologi : Foto Thoraks, bone

survey, USG, CT-Scan.

g. Pengukuran Anemia

Diantara sekian banyak cara pengukuran anemia secara

labolatorium, cara yang paling umum digunakan adalah pengukuran

kadar hemoglobin pada sirkulasi darah. Penentuan hemoglobin sangat

penting untuk monitoring prevalensi anemia atau mengukur

keberhasilan intervensi atau mengidentifikasikan keparahan anemia

karena biaya yang relative murah dan reabilitasnya yang cukup tinggi

(Gillespie, 1991). Tetapi pada anemia yang berat beberapa tes

labolatorium sangat dibutuhkan untuk mengetahui penyebab

kekurangan besi terutama pada daerah geografis yang penyebabnya

selain kekurangan besi, misalnya: infeksi, malaria, kekurangan folat

dan sebagainya.

Ada beberapa tehnik labolatorium untuk mengukur kadar

hemoglobin, diantaranya dengan menggunakan metode Sahli, Tall

Kuist, dan Cyianmethemoglobin. Dari ketiga metode tersebut, metode

Cyianmethemoglobin sangat popular dan dianjurkan oleh WHO untuk

digunakan disamping lebih teliti, metode ini juga stabil untuk waktu

yang lama.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 37: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

3. Hemoglobin

Hemoglobin adalah pigmen pengangkut oksigen utama yang

terdapat dalam eritrosit. Merupakan suatu molekul yang berbentuk bulat

yang terdiri dari 4 subunit.

Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4

subunit protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa dan

beta yang terikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip secara

struktural dan berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat

molekul kurang lebih 16,000 Dalton sehingga berat molekul total

tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton. Tiap subunit hemoglobin

mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin

memiliki kapasitas empat molekul oksigen.

Reaksi bertahap:

Hb + O2 HbO2

HbO2 + O2 Hb(O2)2

Hb(O2)2 + O2 Hb(O2)3

Hb(O2)3 + O2 Hb(O2)4

Reaksi keseluruhan:

Hb + 4O2 Hb(O2)4

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 38: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Kombinasi Hemoglobin dengan Oksigen.

Gambaran paling penting dari molekul hemoglobin adalah

kemampuannya untuk dapat berikatan secara longgar dan reversible

dengan oksigen. Karena fungsi utama hemoglobin dalam tubuh

bergantung pada kemampuannya untuk bergabung dengan oksigen dalam

paru dan kemudian melepaskan oksigen ini dalam kapiler jaringan di

mana tekanan gas oksigen jauh lebih rendah daripada di paru-paru

(Guyton, 1997).

4. Asfiksia Neonatorum dan Skor Apgar

a. Definisi dan Batasan

Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat

segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini

disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini

berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan,

persalinan, atau segera setelah bayi lahir. (Prawirohardjo, 2007)

Fetus atau neonatus mengalami kekurangan oksigen (hipoksia)

dan atau penurunan perfusi (iskemia) ke berbagai macam organ.

Keadaan ini menyebabkan gangguan fungsi dan perubahan biokimia

sehingga dalam jaringan timbul laktik asidosis. Pengaruh hipoksia dan

iskemia tidak sama, tetapi keduanya berhubungan erat saling tumpang

tindih. Asfiksia dapat terjadi prenatal, perinatal, dan postnatal.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 39: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

American Academy of Pediatrics (AAP) dan The American

College of Obstetricians and Gynecologys (ACOG) pada tahun 2004

membuat definisi asfiksia perinatal sebagai berikut: Adanya asidosis

metabolik atau mixed acidemia (pH < 7.00) pada darah umbilikus atau

analisa gas darah arteri apabila fasilitas tersedia, adanya persisten nilai

APGAR 0-3 selama lebih dari 5 menit, manifestasi neurologis segera

pada waktu perinatal dengan gejala kejang, hipotonia, koma,

esefalopati hipoksik iskemik, adanya gangguan fungsi multiorgan

segera pada waktu perinatal (Utomo dkk, 2006).

b. Etiologi

Hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia neonatorum terjadi

karena gangguan pertukaran gas serta transpor O2 dari ibu ke janin

sehingga terdapat gangguan dalam persediaan O2 dan dalam

mengeliminasi CO2. Gangguan ini dapat berlangsung secara menahun

akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama kehamilan, atau secara

mendadak karena hal-hal yang diderita ibu dalam persalinan.

Gangguan menahun atau kronis dalam kehamilan dapat berupa

gizi yang buruk, penyakit menahun seperti anemia, hipertensi, penyakit

jantung, dan sebagainya. Pada penyakit menahun ini pengaruh

terhadap janin disebabkan oleh gangguan oksigenasi serta kekurangan

pemberian zat-zat makanan berhubungan dengan gangguan fungsi

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 40: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

plasenta. Hal ini dapat dicegah dengan pemeriksaan antenatal yang

sempurna, sehingga perbaikan sedini-dininya dapat diusahakan.

Faktor-faktor yang timbul selama persalinan bersifat lebih

mendadak dan hampir selalu mengakibatkan anoksia atau hipoksia dan

berakhir dengan asfiksia neonatus. Faktor-faktor mendadak ini terdiri

atas:

1) Faktor dari pihak janin

Gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tekanan tali

pusat, depresi pernafasan karena obat-obatan anestesi atau

analgetik yang diberikan kepada ibu, perdarahan intrakranial, dan

kelaiann bawaan (hernia difragmatika, atresia saluran pernafasan,

hipoplasia paru-paru, dan sebagainya).

2) Faktor dari pihak ibu

Gangguan his (misalnya: hipertoni, tetani), hipotensi

mendadak pada ibu karena perdarahan (misalnya: plasenta previa),

hipertensi pada eklamsia, gangguan mendadak pada plasenta

(misalnya: solusio plasenta) (Prawirohardjo, 2007).

Hampir sebagian besar asfiksia bayi baru lahir merupakan

kelanjutan asfiksia janin, karena itu penilaian janin selama masa

kehamilan, persalinan memegang peranan yang sangat penting untuk

keselamatan bayi. Penggolongan penyebab kegagalan pernafasan pada

bayi terdiri atas (Hasan, 2007):

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 41: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

1) Faktor ibu

Gangguan oksigenasi pada ibu hamil akan menyebabkan

hipoksia ibu. Hipoksia ibu akan menimbulkan hipoksia janin

dengan segala akibatnya. Hipoksia ibu ini dapat terjadi karena

hipoventilasi akibat pemberian obat anelgetik atau anestesi.

Gangguan aliran darah uterus berupa berkurangnya pengaliran

oksigen ke plasenta dan janin. Hal ini sering terjadi pada:

gangguan kontraksi uterus (misalnya: hipertoni, hipotoni, atau

tetani uterus akibat penyakit atau obat), hipotensi mendadak pada

ibu karena perdarahan, hipertensi dan anemia pada ibunya.

2) Faktor plasenta

Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan

kondisi plasenta. Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan

mendadak pada plasenta, misalnya: solusio plasenta, perdarahan

plasenta, dan sebagainya.

3) Faktor fetus

Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya

aliran darah dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat

pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini

dapat ditemukan pada keadaan tali pusat menumbung, tali pusat

melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 42: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

4) Faktor neonatus

Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir dapat terjadi

karena beberapa hal, yaitu: pemakaian obat anestesia/analgetika

yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat menimbulkan

depresi pusat pernafasan janin, trauma yang terjadi pada persalinan

(misalnya: perdarahan intrakranial), kelainan kongenital pada bayi

(misalnya: hernia diafragmatika, atresia/stenosis saluran

pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain).

Faktor resiko yang dapat menyebabkan asfiksia neonatorum yaitu

maternal, plasenta-tali pusat dan fetus/neonatus (Utomo dkk, 2006):

1) Kelainan maternal: hipertensi, penyakit vaskuler, diabetis, drug

abuse, penyakit jantung, paru, dan susunan syaraf pusat, hipotensi,

infeksi, ruptur uteri, tetani uteri, panggul sempit.

2) Kelaianan plasenta dan tali pusat: infark dan fibrosis plasenta,

solusio plasenta, prolaps atau kompresi tali pusat, kelainan

pembuluh darah umbilikus.

3) Kelainan fetus atau neonatus: anemia, perdarahan, hidrops, infeksi,

pertumbuhan janin terhambat (Intra Uterine Growth Retardation),

serotinus.

c. Patofisiologi dan Gambaran Klinis

Pernafasan spontan bayi baru lahir tergantung kepada kondisi

janin pada masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 43: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

selalu menimbulkan asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi

(asfiksia transient). Proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang

kemoreseptor pusat pernafasan agar terjadi primary gasping yang

kemudian akan berlanjut dengan pernafasan teratur. Sifat asfiksia ini

tidak memepunyai pengaruh buruk karena reaksi adaptasi bayi dapat

mengatasinya (Hasan, 2007).

Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan

oksigen selama kehamilan atau persalinan, akan terjadi asfiksia yang

lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila

tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Asfiksia yang terjadi

dimulai dengan suatu periode apneu (primary apneu) disertai dengan

penurunan frekuensi jantung. Selanjutnya bayi akan memperlihatkan

usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan

teratur. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak

dan bayi selanjutnya berada dalam periode apneu kedua (secondary

apneu). Pada tingkat ini disamping bradikardi ditemukan pula

penurunan tekanan darah (Hasan, 2007).

d. Diagnosis

Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan

dari anoksia/hipoksia janin. Diagnosis anoksia/hipoksia janin dapat

dibuat dalam persalian dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin.

Tiga hal yang perlu mendapat perhatian adalah (Kosim dkk, 2008):

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 44: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

1) Denyut jantung janin

Frekuensi normal ialah antara 120-160/menit. Selama his

frekuensi ini dapat menurun, tetapi di luar his kembali lagi sperti

semula. Apabila frekuensi turun sampai di bawah 100/menit di luar

his dan denyutan tidak teratur, hal ini merupakan tanda bahaya.

2) Mekonium dalam air ketuban

Mekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya, tetapi

pada presentasi kepala menunjukkan gangguan oksigenasi dan

menimbulkan kewaspadaan. Adanya mekonium dalam air ketuban

pada presentasi kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri

persalinan bila hal itu dapat dilakukan dengan mudah.

3) Pemeriksaan pH darah janin

Menggunakan amnioskop yang dimasukkan lewat serviks

dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh

darah janin, kemudian darah ini diperiksa pH-nya. Adanya asidosis

menyebabkan turunnya pH. Apabila pH itu turun sampai di bawah

7,2 dianggap sebagai tanda bahaya.

Anamnesis

Gangguan/kesulitan waktu lahir, lahir tidak bernafas/menangis.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 45: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Pemeriksaan fisik

Jika terjadi asfiksia tingkatannya perlu diketahui untuk dapat

melakukan resusitasi yang sempurna. Untuk itu diperlukan cara

penilaian menurut Apgar. Skor Apgar mempunyai hubungan erat

dengan beratnya asfiksia dan biasanya dinilai satu menit dan lima

menit setelah bayi lahir. Skor Apgar ini biasanya dinilai satu menit

setelah bayi lahir lengkap, yaitu pada saat bayi telah diberi lingkungan

yang baik serta dilakukan pengisapan lendir dengan sempurna. Skor

Apgar satu menit ini menunjukkan beratnya asfiksia yang diderita dan

baik sekali sebagai pedoman untuk menentukan cara resusitasi. Skor

Apgar perlu pula dinilai setelah 5 menit bayi lahir, karena mempunyai

korelasi yang erat dengan morbiditas dan mortalitas neonatal. Setiap

penilaian diberi skor 0, 1, dan 2. Patokan klinis yang dinilai adalah:

1) Memperhatikan warna kulit (Appearance)

2) Menghitung frekuensi denyut jantung (Pulse)

3) Menilai refleks rangsangan (Grimace)

4) Menilai tonus otot (Activity)

5) Melihat usaha bernafas (Respiration)

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 46: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Tabel 1. Skor Apgar

Tanda 0 1 2

Appearance

(Warna kulit)

Pulse

(Frekuensi denyut

Jantung)

Grimace

(Refleks)

Activity

(Tonus otot)

Respiration

(Usaha bernafas)

Biru/pucat

Tidak ada

Tidak ada

Lumpuh

Tidak ada

Tubuh kemerahan,

ekstremitas biru

<100 kali/menit

Sedikit gerakan mimik

Ekstremitas fleksi

Lambat, tidak teratur

Tubuh,ekstremitas

kemerahan

>100 kali/menit

Menangis

Gerakan aktif

Menangis kuat

(Mochtar, 1998)

Dilakukan pemantauan nilai apgar pada menit ke-1 dan menit ke-

5, bila nilai apgar 5 menit masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan

tiap 5 menit sampai skor mencapai 7. Nilai Apgar berguna untuk

menilai keberhasilan resusitasi bayi baru lahir dan menentukan

prognosis, bukan untuk memulai resusitasi karena resusitasi dimulai 30

detik setelah lahir bila bayi tidak menangis (bukan 1 menit seperti

penilaian skor Apgar).

Dari hasil penilaian tersebut dapat dikelompokkan menjadi:

1) Bayi normal (Vigorous Baby)

Skor Apgar 7-10. Dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak

memerlukan tindakan istimewa.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 47: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

2) Asfiksia sedang-ringan (Mild Moderate Asphyxia)

Skor Apgar 4-6. Pada pemeriksaan fisik akan terlihat

frekuensi jantung lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau

baik, sianosis, refleks iritabilitas tidak ada.

3) Asfiksia berat

Skor Apgar 0-3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi

jantung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan

kadang-kadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada.

Asfiksia berat dengan henti jantung. Henti jantung di sini

adalah keadaan bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10

menit sebelum lahir lengkap, atau bunyi jantung menghilang post

partum. Pemeriksaan fisik sesuai dengan yang ditemukan pada

penderita asfiksia berat.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 48: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

B. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

Asfiksia Neonatorum

Nilai Apgar rendah

Faktor Fetus: Tali pusat melilit leher Kompresi tali pusat Tali pusat menumbung

Faktor Plasenta: Plasenta previa Solutio plasenta

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Mempengaruhi

Anemia gravidarum pada kehamilan aterm

Penurunan kadar Hemoglobin darah

• Penurunan pengikatan oksigen (Oksihemoglobin)

• Gangguan tranportasi dan distribusi oksigen uteroplasenta

Suplai oksigen ke janin menurun

Hipoksia janin

Faktor Neonatus: Depresi pusat pernafasan Trauma persalinan Kelainan kongenital

Faktor Ibu: Hipoksia ibu Gangguan aliran darah uterus(preeklamsi/ eklamsi,tetanus uteri) Infeksi ibu Hipotensi dan syok

Perdarahan sewaktu persalinan: Ruptura uteri Retensio plasenta

Perdarahan pada hamil tua: Plasenta previa Solusio placenta Insersio velamentosa Plasenta sirkumvalata

Perdarahan pada hanil muda: Abortus Mola hidatidosa KET

Perdarahan post partum: Atonia uteri Sisa-sisa plasenta Laserasi jalan lahir Kelainan darah Inversio uteri

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 49: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

C. Hipotesis

Ada hubungan antara anemia gravidarum pada kehamilan aterm dengan

asfiksia neonatorum di RSUD dr. Moewardi Surakarta

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 50: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional, yaitu variabel bebas (faktor risiko) dan variabel

tergantung (efek) diobservasi hanya sekali pada saat yang sama. Sehingga

penelitian ini sering juga disebut penelitian transversal (Taufiqurrahman,

2004).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Moewardi

Surakarta pada bulan Januari sampai Desember 2009.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi Penelitian

Semua wanita hamil aterm yang melahirkan di RSUD dr.Moewardi pada

bulan Januari sampai Desember 2009.

2. Sampel Penelitian

Setiap wanita hamil aterm yang melahirkan di RSUD dr.Moewardi pada

bulan Januari sampai Desember 2009 yang masuk dalam kriteria inklusi.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 51: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

3. Kriteria Subyek Penelitian

a. Kriteria Inklusi:

1) Wanita hamil dengan anemia gravidarum

2) Usia kehamilan aterm

3) Partus spontan

b. Kriteria Eksklusi:

1) Wanita hamil dengan riwayat preeklamsia/eklamsia

2) Persalinan dengan riwayat ketuban pecah dini (premature rupture

of the membrane/PROM)

3) Partus lama (prolonged labor)

4) Persalinan dengan distosia karena kelainan his

5) Kelainan plasenta berupa solusio plasenta

6) Prolapsus tali pusat

7) Janin dengan kelainan congenital

D. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan secara non probability sampling yakni

purposive sampling dimana setiap yang memenuhi kriteria di atas dimasukkan

dalam penelitian sampai kurun waktu yang ditetapkan (Murti, 2006)

Purposive sampling merupakan pendekatan pencuplikan yang memilih

kasus-kasus dengan maksud untuk mendapatkan sebuah sampel yang

mewakili berbagai ragam proses yang terlibat dalam penelitian (Murti, 2006).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 52: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Dari pengambilan sampel didapatkan dua kelompok yaitu kelompok

terpapar (wanita hamil aterm yang anemia) dan kelompok kontrol (wanita

hamil aterm yang tidak anemia). Besarnya sampel ditetapkan menurut patokan

umum (Rule of Thumb) yaitu sebanyak 30 sampel untuk tiap kelompok

tersebut. Analisis bivariat adalah analisis yang melibatkan sebuah variabel

dependen dan sebuah variabel independen . Menurut patokan umum, dalam

bahasa Inggris disebut “Rule of Thumb” setiap yang datanya akan dianalisis

secara statistik dengan analisis bivariat membutuhkan sampel minimal sebesar

30 subjek penelitian (Thabane, 2005). Jadi jika peneliti memilih analisis

bivariat untuk analisis data penelitiannya, karena faktor-faktor perancu dalam

suatu penelitian telah dikendalikan dengan cara yang bukan multivariat,

misalnya randomisasi (pada studi eksperimental), restriksi (dengan kriteria

inklusi), pencocokan (matching), atau analisis berstarta (stratified analysis),

maka sebagai “Rule of Thumb”, peneliti silakan menggunakan ukuran sampel

sebesar 30 subjek penelitian, tidak perlu rumus (Murti, 2006).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 53: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

E. Rancangan Penelitian

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Anemia gravidarum pada kehamilan aterm.

2. Variabel tergantung : Asfiksia neonatorum.

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Anemia gravidarum adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar

hemoglobin, hematokrit, dan jumlah eritrosit di bawah normal pada wanita

hamil (Riswan, 2003).

Wanita hamil aterm yang melahirkan di RSUD dr.Moewardi

pada bulan Januari sampai Desember 2009

Anemia Tidak Anemia

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Tabel 2x2

Asfiksia Tidak Asfiksia Asfiksia Tidak Asfiksia

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 54: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Untuk mengetahuinya digunakan pengukuran kadar hemoglobin dalam

darah. Dimana wanita hamil yang kadar hemoglobinnya kurang dari 10

gr/dl dinyatakan menderita anemia (Departemen Kesehatan RI, 2000).

Skala pengukuran : Nominal dikotomik, mengkategorikan menjadi

anemia dan tidak anemia.

2. Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera

bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Keadaan ini disertai

hipoksia, hiperkapnea, dan asidosis. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin

dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang

timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir

(Prawirohardjo, 2007).

Untuk mengetahuinya digunakan nilai Apgar, dimana bayi yang

mempunyai nilai Apgar kurang dari atau sama dengan 6 dinyatakan

menderita asfiksia neonatorum (Mochtar, 1998).

Skala pengukuran : Nominal dikotomik, mengkategorikan menjadi

asfiksia dan tidak asfiksia.

3. Kehamilan aterm adalah kehamilan cukup bulan dengan usia kandungan

37-42 minggu, janin matur, berat badan di atas 2500 g sampai dengan

4000 g (Mochtar, 1998).

4. Partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada Letak Belakang Kepala

(LBK) dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak

melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam

(Mochtar, 1998).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 55: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

5. Preeklamsia adalah sindrom spesifik pada kehamilan berupa berkurangnya

perfusi organ akibat vasospasme dan aktivitas endotel (Cunningham et al.,

2005). Definisi lain preeklamsia adalah sindroma spesifik pada kehamilan

ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan adanya proteinuria setelah

kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Many, 2000).

Preeklamsia ditandai dengan:

a. Tekanan darah sistolik >160 mmHg atau diastolik >110 mmHg dalam

dua kali pengukuran dengan selang 6 jam.

b. Proteinuria >2 gram dalam 24 jam atau 2-4 (+) papa tes dipstik.

c. Peningkatan serum kreatinin ( >1,2 mg/dL).

d. Oligouri ≤500 ml/24 jam

e. Peningkatan enzim hati (SGPT >40 IU/L; SGOT >37 IU/L).

f. Trombositopenia (platelet count <100.000/mm3).

(Reynolds, 2003)

Eklamsia adalah preeklamsia yang disertai kejang dan atau koma yang

timbul bukan akibat kelainan neurologi (Cunningham et al., 2005).

6. Ketuban pecah dini (premature rupture of the membrane/PROM) adalah

pecahnya ketuban sebelum in partu; yaitu bila pembukaan pada primi

kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm (Mochtar, 1998).

Konfirmasi diagnosis :

a. Bau cairan ketuban yang khas.

b. Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang

keluar dan nilai 1 jam kemudian.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 56: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

c. Dengan spekulum DTT, lakukan pemeriksaann inspekulo. Nilai

apakah cairan keluar melalui ostium uteri atau terkumpul di forniks

posterior.

d. Jangan lakukan pemeriksaan dalam dengan jari-jari karena tidak

membantu diagnosis dan dapat mengundang infeksi.

Jika memungkinkan lakukan :

a. Tes lakmus (tes nitrazin). Jika kertas lakmus merah berubah menjadi

biru menunjukkan adanya cairan ketuban (alkalis). Darah dan infeksi

vagina dapat menghasilkan tes positif palsu.

b. Tes pakis dengan meneteskan cairan ketubban pada gelas objek dan

dibiarkan kering.Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan kristal cairan

amnion dan gambaran daun pakis.

7. Partus lama (prolonged labor) adalah persalinan yang berlangsung lebih

dari 24 jam pada primi dan lebih dari 18 jam pada multi (Mochtar, 1998).

8. Persalinan dengan distosia karena kelainan his adalah kesulitan dalam

jalannya kelahiran karena his yang tidak normal, baik kekuatan maupun

sifatnya, sehingga menghambat kelancaran persalinan (Mochtar, 1998).

9. Solusio plasenta adalah suatu keadaan dimana terlepasnya plasenta yang

letaknya normal pada korpus uteri sebelum janin lahir. Biasanya dihitung

sejak kehamilan 28 minggu (Prawirohardjo, 2007).

10. Prolapsus tali pusat terdiri dari tali pusat menumbung dan tali pusat

terkemuka. Tali pusat menumbung adalah suatu keadaan dimana tali pusat

teraba keluar dan biasanya ketuban sudah pecah. Tali pusat terkemuka

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 57: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

adalah keadaan dimana tali pusat yang berada di samping bagian besar

janin dapat teraba pada kanalis servikalis dan ketuban masih intak

(Mochtar, 1998).

11. Kelainan kongenital pada janin adalah kelainan dalam pertumbuhan janin

yang terjadi sejak konsepsi dan selama dalam kandungan. Misalnya:

hernia diafragmatika, atresia choana, sindroma Piere-Robin, kelainan

jantung kongenital (Mochtar, 1998).

H. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat Penelitian

a. Spektrofotometer

b. Pipet hemoglobin

c. Tabung kalorimeter

d. Kurve tera

2. Bahan

a. Darah kapiler ditambah ethylene diamine tetra acetate (EDTA) atau

Oksalat.

b. Larutan Drabkin :

1) Natrium Bikarbonat 1 g

2) Kalium sianida 50 mg

3) Kalium ferrisianida 200 mg

4) Aquadest 1000 ml

3. Data rekam medis pasien yang masuk ke bagian Obsterik dan Ginekologi

RSUD dr.Moewardi pada bulan Januari sampai Desember 2009.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 58: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

I. Cara Kerja

1. Langkah I : Pengambilan darah sampel wanita hamil yang akan

melahirkan.

2. Langkah II : Pemeriksaan kadar hemoglobin dengan metode

Cyanmethemoglobin.

3. Langkah III : Pengambilan data kadar hemoglobin dan nilai Apgar bayi

pada data rekam medis Obstetrik dan Ginekologi RSUD

dr.Moewardi.

4. Langkah IV : Membuat hubungan antara wanita hamil aterm yang

mempunyai riwayat anemia dan tidak anemia (dilihat dari

kadar hemoglobin) dengan keadaan neonatus asfiksia dan

tidak asfiksia (dilihat dari nilai Apgar bayi baru lahir).

J. Teknik Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan metode statistik uji Chi-Square

dengan taraf signifikansi 0,05 kemudian diolah dengan software SPSS 13. Bila

syarat uji Chi-Square tidak memenuhi maka dilakukan uji alternatifnya yaitu

uji Fisher (Dahlan, 2008). Karena pada penelitian ini analisia data

menunjukkan tidak terpenuhinya syarat untuk uji Chi-Square, maka dilakukan

uji alternatifnya yaitu uji Fisher. Dari data yang diperoleh dimasukkan dalam

tabel 2x2 sebagai berikut:

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 59: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Untuk mengetahui peluang terjadinya asfiksia neonatorum pada wanita

hamil aterm yang mempunyai riwayat anemia gravidarum dengan yang tidak

anemia gravidarum (kontrol):

a.d

OR =

b.c

Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan, maka digunakan rumus:

N(ad-bc)2

X2 =

(a+b)(c+d)(a+c)(b+d)

Keterangan:

OR : Odss Ratio

X2 : Chi-Square

N : jumlah sampel

a,b,c,d : frekuensi dari masing-masing variabel

Asfiksia Tidak Asfiksia Total

Anemia A b a + b

Tidak Anemia C d c + d

Total a + c b + d N

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 60: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Setelah X2 diketahui, kemudian dibandingkan dengan X2 tabel sehingga:

1. X2 hitung > X2 tabel (p < 0,05) terdapat hubungan yang sangat bermakna.

2. X2 hitung = X2 tabel (p < 0,05) terdapat hubungan yang bermakna.

3. X2 hitung < X2 tabel (p > 0,05) tidak ada hubungan yang bermakna.

Cara pengambilan kesimpulan analisis data:

H0 diterima dan Ha ditolak bila X2 hitung < X2 tabel (p > 0,05)

Ha diterima dan H0 ditolak X2 hitung > X2 tabel (p < 0,05)

Dimana;

H0 : Tidak ada hubungan antara anemia gravidarum pada kehamilan aterm

dengan asfiksia neonatorum.

Ha : Ada hubungan antara anemia gravidarum pada kehamilan aterm dengan

asfiksia neonatorum.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 61: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian yang dilaksanakan di bagian Obsterik dan Ginekologi RSUD

dr.Moewardi Surakarta selama bulan Januari sampai Desember 2009, didapatkan

variabel bebas yaitu anemia gravidarum dan variabel terikat yaitu asfiksia neonatorum.

Data diperoleh dari pengamatan rekam medis kadar hemoglobin wanita hamil

yang akan melahirkan di RSUD dr.Moewardi Surakarta untuk mengetahui status anemia

gravidarum dan skor Apgar bayi yang dilahirkannya untuk mengetahui status asfiksia

neonatorum.

Selama bulan Januari sampai Desember 2009 tercatat 1529 persalinan. Sampel

yang ditetapkan pada penelitian ini adalah 60 wanita hamil yang akan melahirkan, yang

terdistribusi menjadi 30 wanita hamil yang akan melahirkan dengan status menderita

anemia gravidarum dan 30 wanita hamil yang akan melahirkan dengan status tidak

menderita anemia gravidarum sebagai kontrolnya.

Hasil penelitian meliputi umur ibu hamil, umur kehamilan, kadar hemoglobin,

kadar hematokrit, kadar eritrosit, kadar leukosit dan kadar trombosit ibu hamil yang

akan melahirkan.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 62: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Tabel 2. Distribusi Karakteristik Variabel Data Penelian

No. Variabel Penelitian N Min. Max. Mean SD (±)

1. Umur Ibu Hamil

(Tahun) 60 19 40 27,72 4,551

2. Umur Kehamilan

(Minggu) 60 37 41 38,53 1,033

3. Hemoglobin

(gr%) 60 4,60 14,00 9,79 1,951

4. Hematokrit

(Vol%) 60 16,80 41,50 30,48 5,251

5. Eritrosit (x106sel/µL) 60 2,53 5,53 3,84 0,484

6. Leukosit

(x103 sel/µL) 60 6,00 22,60 11,23 3,183

7. Trombosit (x103

sel/µL) 60 127 487 278,33 1,951

Dari tabel 2 di atas dapat dilihat karakteristik variabel data dari 60 sampel yang

diteliti. Dengan menggunakan analisis data deksripsi dapat diamati karakteristik dari tiap

variabel. Variabel umur ibu hamil rentang nilai berkisar 19-40 tahun, mean 27,72 dan SD

±4,551. Variabel umur kehamilan rentang nilai berkisar 37-41 minggu, mean 38,53 dan

SD ±1,033. Variabel kadar hemoglobin rentang nilai berkisar 4,60-14,00 gr%, mean 9,79

dan SD ±1,951. Variabel kadar hematokrit rentang nilai berkisar 16,80-41,50 vol %,

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 63: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

mean 30,48 dan SD ±5,251. Variabel kadar eritrosit rentang nilai berkisar 2,53x106-

5,53x106 sel/µL, mean 3,84 dan SD ±0,484. Variabel kadar leukosit rentang nilai berkisar

6,00 x103-22,60 x103 sel/µL, mean 11,23 dan SD ±3,183. Variabel kadar trombosit

rentang nilai berkisar 127 x103-487 x103 sel/µL, mean 278,33 dan SD ±1,951. Hasil uji

statistik secara terperinci dapat dilihat pada lampiran.

Uji Normalitas Variabel Penelitian

Tabel 3. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov terhadap Distribusi Data Variabel

Penelitian pada Kelompok Penelitian

Variabel Penelitian Kelompok N Mean Sig. Keterangan

Umur Ibu Hamil

(Tahun)

Anemia 30 28,17 0,200 Normal

Tidak Anemia 30 27,27 0,200 Normal

Umur Kehamilan

(Minggu)

Anemia 30 38,87 0,020 Tidak Normal

Tidak Anemia 30 38,20 0,000 Tidak Normal

Kadar Hemoglobin

(gr%)

Anemia 30 8,17 0,200 Normal

Tidak Anemia 30 11,41 0,021 Normal

Kadar Hematokrit

(Vol%)

Anemia 30 26,18 0,200 Normal

Tidak Anemia 30 34,78 0,199 Normal

Kadar Eritrosit

(x106sel/µL)

Anemia 30 3,65 0,200 Normal

Tidak Anemia 30 4,04 0,155 Normal

Kadar Leukosit

(x103sel/µL)

Anemia 30 11,11 0,035 Tidak Normal

Tidak Anemia 30 11,34 0,001 Tidak Normal

Trombosit

(x103sel/µL)

Anemia 30 298,60 0,020 Tidak Normal

Tidak Anemia 30 258,07 0,006 Tidak Normal

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 64: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Tabel 3 di atas menunjukkan uji normalitas metode analitis dengan Kolmogorov-

Smirnov untuk mengetahui distribusi data penelitian normal atau tidak di kedua

kelompok penelitian yaitu anemia dan tidak anemia sebagai syarat untuk uji parametrik.

Dikatakan distribusi data normal bila signifikansi (p) > 0,05. Distribusi data untuk umur

ibu hamil, kadar hemoglobin, kadar hematokrit, dan kadar eritrosit adalah normal yang

berarti memenuhi syarat untuk uji parametrik, sehingga untuk analisis data selanjutnya

dapat dilakukan uji parametrik dengan uji-t tidak berpasangan. Sedangkan distribusi

data untuk umur kehamilan, kadar leukosit, dan kadar trombosit adalah tidak normal

yang berarti tidak memenuhi syarat untuk uji parametrik, sehingga untuk analisis data

selanjutnya digunakan uji non-parametrik alternatif dari uji-t yaitu uji Mann-Whitney.

Analisis Bivariat Variabel Penelitian

Tabel 4. Analisis Bivariat Variabel Data Penelitian terhadap

Status Anemia Gravidarum

No. Variabel Penelitian Kelompok N Mean SD (±) P

1. Umur Ibu Hamil

(Tahun)

Anemia 30 28,17 4,864 0,448

Tidak Anemia 30 27,27 4,250

2. Umur Kehamilan

(Minggu)

Anemia 30 38,87 1,137 0,019*

Tidak Anemia 30 38,20 0,805

3. Kadar Hemoglobin

(gr%)

Anemia 30 8,17 1,032 0,000*

Tidak Anemia 30 11,41 1,107

4. Kadar Hematokrit Anemia 30 26,18 2,931 0,000*

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 65: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

(Vol%) Tidak Anemia 30 34,78 3,040

5. Kadar Eritrosit

(x106sel/µL)

Anemia 30 3,65 0,477 0,001*

Tidak Anemia 30 4,04 0,411

6. Kadar Leukosit

(x103sel/µL)

Anemia 30 11,11 3,747 0,492

Tidak Anemia 30 11,34 2,558

7. Trombosit

(x103sel/µL)

Anemia 30 298,60 91,518 0,055

Tidak Anemia 30 258,07 68,783

*Terdapat hubungan yang bermakna (p< 0,05)

Dari hasil uji parametrik dengan uji-t tidak berpasangan untuk variabel yang

distribusi datanya normal dan uji non parametrik alternatifnya yaitu uji Mann-Whitney

untuk variabel yang distribusi datanya tidak normal didapatkan hasil pada tabel 4.

Dikatakan secara statistik terdapat hubungan yang bermakna bila p< 0,05. Dari tabel 4 di

atas, secara statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara usia ibu

hamil, kadar leukosit, dan kadar trombosit dengan status anemia gravidarum (p> 0,05).

Sedangkan secara statistik menunjukkan hubungan yang bermakna antara umur

kehamilan, kadar hemoglobin, kadar hematokrit, dan kadar eritrosit dengan status

anemia gravidarum (p< 0,05).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 66: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Dari gambar 1 di atas didapatkan keterangan karaktersistik variabel anemia

gravidarum, bahwa dari 60 sampel ibu hamil yang akan melahirkan (100%), terdapat 30

ibu hamil dengan status anemia (50%) dan 30 ibu hamil dengan status tidak anemia

(50%).

0

10

20

30

40

50

Anemia Tidak Anemia

50 50

Status Anemia gravidarum (n=60)

Persen (%)

0

20

40

60

80

100

Asfiksia Tidak Asfiksia

15

85

Status Asfiksia Neonatorum (n=60)

Persen (%)

Gambar 1. Distribusi Frekuensi Status Anemia Gravidarum

Gambar 2. Distribusi Frekuensi Status Asfiksia Neonatorum

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 67: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Dari gambar 2 di atas didapatkan keterangan karakteristik variabel asfiksia

neonatorum, bahwa dari 60 sampel neonatus (100%) yang dinilai skor Apgarnya pada

menit ke-1, ke-5, dan ke-10 terdapat 9 bayi yang mengalami asfiksia (15%) dan 51 bayi

yang tidak asfiksia (85%).

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Anemia Gravidarum dengan Asfiksia Neonatorum

Asfiksia Tidak Asfiksia

Total X2 p OR α IK (95%)

dB

Anemia 7 (11,7%)

23 (38,3%)

30 (50%)

3,268 0,071 4,3 0,05 0,81- 22,53

1

Tidak Anemia 2 (3,3%)

28 (46,7%)

30 (50%)

Total 9 (15%)

51 (85%)

60 (100%)

0

5

10

15

20

25

30

Anemia Tidak Anemia

7

2

23

28

Asfiksia

Tidak Asfiksia

Gambar 3. Perbandingan Insiden Status Asfiksia Neonatorum terhadap Status

Anemia Gravidarum pada Wanita Hamil Aterm

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 68: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Dari gambar 3 dan tabel 5 di atas didapatkan data wanita hamil yang anemia

dengan bayinya yang mengalami asfiksia sebanyak 7 (11,7%) dari total sampel, wanita

hamil yang anemia dengan bayinya yang tidak mengalami asfiksia sebanyak 23 (38,3%)

dari total sampel, wanita hamil yang tidak anemia dengan bayinya yang mengalami

asfiksia sebanyak 2 (3,3%) dari total sampel, dan wanita hamil yang tidak anemia dengan

bayinya yang tidak mengalami asfiksia sebanyak 28 (46,7%) dari total sampel.

Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-Square didapatkan X2 hitung sebesar

3,268 lebih kecil dari X2 tabel sebesar 3,841 dengan α=0,05 IK 95% 0,081-22,53 dan

dB=1. Pada uji statistik Chi-Square didapatkan 2 sel (50%) yang nilai expectednya kurang

dari 5 (Lihat lampiran hasil uji statistik). Hal ini tidak memenuhi syarat untuk uji Chi-

Square, maka peneliti menggunakan uji alternatifnya yaitu uji Fisher. Dengan uji Fisher

didapatkan nilai p untuk 1-sided (one-tail) sebesar 0,073 lebih besar dari 0,05 (p>0,05).

Dengan demikian Ho diterima, berarti secara statistik menunjukkan tidak ada hubungan

antara anemia gravidarum pada kehamilan aterm dengan asfiksia neonatorum di RSUD

dr.Moewardi Surakarta. Sedangkan nilai odds ratio (OR=4,3) dengan Interval

Kepercayaan (IK 95% 0,81-22,53) menunjukkan wanita hamil aterm dengan anemia

gravidarum mempunyai resiko bayinya menderita asfiksia neonatorum sebesar 4,3 kali

lebih besar daripada wanita hamil aterm yang tidak menderita anemia gravidarum. Hasil

uji statistik secara terperinci dapat dilihat pada lampiran.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 69: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian selama bulan Januari sampai Desember 2009

di bagian Obsterik dan Ginekologi RSUD dr. Moewardi Surakarta, didapatkan 60

sampel wanita hamil aterm yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil

penelitian meliputi umur ibu hamil, umur kehamilan, kadar hemoglobin, kadar

hematokrit, kadar eritrosit, kadar leukosit, dan kadar trombosit wanita hamil aterm

yang akan melahirkan. Beberapa variabel tersebut dianalasis secara statistik

terlebih dahulu untuk mengetahui hubungan ataupun pengaruhnya terhadap status

anemia gravidarum pada wanita hamil aterm yang akan melahirkan di RSUD

dr.Moewardi Surakarta.

Dengan menggunakan analisis data deskripsi dan uji normalitas metode

analitis dengan Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui karakteristik dari tiap

variabel dan distribusi datanya (Tabel 2 dan 4). Variabel umur ibu hamil rentang

nilai berkisar 19-40 tahun, mean 27,72 dan SD ±4,551 menunjukkan distribusi

data yang normal. Variabel umur kehamilan rentang nilai berkisar 37-41 minggu,

mean 38,53 dan SD ±1,033 menunjukkan distribusi data yang tidak normal.

Variabel kadar hemoglobin rentang nilai berkisar 4,60-14,00 gr%, mean 9,79 dan

SD ±1,951 menunjukkan distribusi data yang normal. Variabel kadar hematokrit

rentang nilai berkisar 16,80-41,50 vol%, mean 30,48 dan SD ±5,251 menunjukkan

distribusi data yang normal. Variabel kadar eritrosit rentang nilai berkisar

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 70: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

2,53x106-5,53x106 sel/µL, mean 3,84 dan SD ±0,484 menunjukkan distribusi data

yang normal. Variabel kadar leukosit rentang nilai berkisar 6,00 x103-22,60 x103

sel/µL, mean 11,23 dan SD ±3,183 menunjukkan distribusi data yang tidak

normal. Variabel kadar trombosit rentang nilai berkisar 127 x103-487 x103 sel/µL,

mean 278,33 dan SD ±1,951 menunjukkan distribusi data yang tidak normal.

Hasil uji statistik secara terperinci dapat dilihat pada lampiran.

Selanjutnya untuk mengetahui hubungan atau pengaruh dari setiap

variabel tersebut terhadap status anemia gravidarum pada wanita hamil yang akan

melahirkan, dilakukan kembali analisis statistik bivariat tiap variabel terhadap

status anemia gravidarum. Prosedur analisis dilakukan dengan cara: melakukan

statistik deskrispsi untuk setiap variabel pada kelompok anemia dan tidak anemia,

menggunakan uji normalitas metode analitis Kolmogorov-Smirnov untuk

mengetahui distribusi data normal atau tidak, melakukan uji parametrik dengan

uji-t tidak berpasangan atau uji non-parametrik alternatifnya yaitu uji Mann-

Whitney untuk mengetahui pengaruh tiap variabel terhadap status anemia

gravidarum (Dahlan,2008).

1. Pengaruh Umur Ibu Hamil terhadap Status Anemia Gravidarum

Umur ibu hamil tidak berpengaruh terhadap status anemia gravidarum.

Pada kriteria inklusi tidak membatasi umur ibu hamil yang akan dijadikan

sebagai sampel penelitian. Dari uji uji-t tidak berpasangan didapatkan hasil p

sebesar 0,448 (p> 0,05) yang berarti secara statistik tidak ada pengaruh yang

bermakna antara umur ibu hamil dengan status anemia gravidarum. Sehingga

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 71: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

penelitian dapat diteruskan karena umur ibu hamil tidak berpengaruh terhadap

status anemia gravidarum.

2. Pengaruh Umur Kehamilan terhadap Status Anemia Gravidarum

Umur kehamilan berpengaruh terhadap status anemia gravidarum. Pada

kriteria inklusi ditetapkan bahwa umur kehamilan adalah aterm atau cukup

bulan yaitu 37-42 minggu (Mochtar, 1998). Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan secara global

55% dimana secara bermakna tinggi pada trimester ketiga dibandingkan

dengan trimester pertama dan kedua kehamilan. Dari uji alternatif non-

parametrik Mann-Whitney didapatkan hasil p sebesar 0,019 (p< 0,05) yang

berarti secara statistik terdapat pengaruh yang bermakna antara umur

kehamilan dengan status anemia gravidarum. Sehingga penelitian dapat

diteruskan karena penetapan kriteria inklusi berupa wanita hamil aterm sesuai

dengan hasil uji statistik yaitu umur kehamilan berpengaruh terhadap status

anemia gravidarum, dimana semakin tua umur kehamilan semakin tinggi

insiden terjadinya anemia gravidarum.

3. Pengaruh Kadar Hemoglobin terhadap Status Anemia Gravidarum

Kadar hemoglobin berpengaruh terhadap status anemia gravidarum.

Anemia gravidarum adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar

hemoglobin, hematokrit, dan jumlah eritrosit di bawah normal pada wanita

hamil (Riswan, 2003). Hemoglobin adalah pigmen pengangkut oksigen utama

yang terdapat dalam eritrosit. Dimana wanita hamil yang kadar

hemoglobinnya kurang dari 10 gr/dl dinyatakan menderita anemia

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 72: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

(Departemen Kesehatan RI, 2000). Dari uji uji-t tidak berpasangan didapatkan

hasil p sebesar 0,000 (p< 0,05) yang berarti secara statistik terdapat pengaruh

yang bermakna antara kadar hemoglobin wanita hamil aterm dengan status

anemia gravidarum. Sehingga penelitian dapat diteruskan karena kriteria

inklusi yang ditetapkan sesuai dengan uji statistik, dimana kadar hemoglobin

berpengaruh terhadap status anemia gravidarum.

4. Pengaruh Kadar Hematokrit terhadap Status Anemia Gravidarum

Kadar hematokrit berpengaruh terhadap status anemia gravidarum.

Anemia gravidarum adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar

hemoglobin, hematokrit, dan jumlah eritrosit di bawah normal pada wanita

hamil (Riswan, 2003). Hematokrit merupakan salah satu komponen

pendukung dalam diagnosis anemia gravidarum. Dari hasil uji uji-t tidak

berpasangan didapatkan hasil p sebesar 0,000 (p< 0,005) yang berarti secara

statistik terdapat pengaruh yang bermakna antara kadar hematokrit wanita

hamil aterm yang akan melahirkan dengan status anemia gravidarum.

Penelitian dapat diteruskan karena sesuai dengan definisi operasional variabel

bahwa kriteria diagnosis anemia gravidarum disamping kadar hemogobin juga

kadar hematokrit dan kadar eritrosit.

5. Pengaruh Kadar Eritrosit terhadap Status Anemia Gravidarum

Kadar eritrosit berpengaruh terhadap status anemia gravidarum. Anemia

gravidarum adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin,

hematokrit, dan jumlah eritrosit di bawah normal pada wanita hamil (Riswan,

2003). Eritrosit merupakan salah satu komponen pendukung dalam diagnosis

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 73: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

anemia gravidarum. Dari hasil uji uji-t tidak berpasangan didapatkan p sebesar

0,001 (p< 0,005) yang secara statistik terdapat hubungan yang bermakna

antara kadar eritrosit dengan status anemia gravidarum. Penelitian dapat

diteruskan karena dari hasil uji statistik sesuai dengan definisi variabel

operasional.

6. Pengaruh Kadar Leukosit terhadap Status Anemia Gravidarum

Kadar leukosit tidak berpengaruh terhadap status anemia gravidarum.

Pada kriteria inklusi maupun definisi operasional tidak ditetapkan adanya

pengaruh kadar leukosit terhadap terjadinya anemia gravidarum. Dari hasil uji

alternatif Mann-Whitney didapatkan p sebesar 0,492 (p> 0,005) yang berarti

tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar leukosit dengan status

anemia gravidarum. Sehingga penelitian dapat diteruskan karena kadar

leukosit tidak berpengaruh terhadap status anemia gravidarum.

7. Pengaruh Kadar Trombosit terhadap Status Anemia Gravidarum

Kadar trombosit tidak berpengaruh terhadap status anemia gravidarum.

Pada kiteria inklusi maupun definisi operasional tidak ditetapkan adanya

pengaruh kadar trombosit terhadap terjadinya anemia gravidarum. Dari hasil

uji alternatif Man-Whitney didapatkan p sebesar 0,055 (p>0,05) yang berarti

secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar trombosit

wanita hamil aterm yang akan melahirkan dengan status anemia gravidarum.

Sehingga penelitian dapat diteruskan karena kadar trombosit tidak

berpengaruh terhadap status anemia gravidarum.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 74: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Penelitian ini menggunakan 30 sampel untuk setiap kelompok penelitian

yaitu 30 sampel untuk wanita hamil aterm yang menderita anemia gravidarum

sebagai kelompok terapapar dan 30 sampel untuk wanita hamil aterm yang tidak

menderita anemia gravidarum sebagai kelompok kontrol (Gambar 1). Dasar

pertimbangan peneliti menggunakan jumlah sampel 30 adalah berdasarkan “Rule

of thumb” yaitu patokan umum dimana setiap data penelitian yang akan dianalisis

secara statistik dengan analisis bivariat membutuhkan sampel minimal sebesar 30

subjek penelitian (Thabane, 2005). Sampel dikategorikan ke dalam kelompok

anemia gravidarum jika kadar hemoglobin pada wanita hamil aterm tersebut

kurang dari 10 gr % (Departemen Kesehatan RI, 2000).

Asfiksia neonatorum sebagai variabel terikat yang diukur berdasarkan skor

Apgar bayi yang baru lahir. Dari penelitian ini didapatkan 9 bayi mengalami

asfiksia neonatorum (15%) dan 51 bayi tidak mengalami asfiksia neonatorum

(85%) (Gambar 2). Skor Apgar mempunyai hubungan erat dengan asfiksia

neonatorum, yang dapat dinilai pada 1 menit, 5 menit, dan 10 menit setelah bayi

lahir. Skor Apgar satu menit menunjukkan beratnya asfiksia yang diderita dan

baik sekali sebagai pedoman untuk menentukan cara resusitasi. Skor Apgar perlu

pula dinilai setelah 5 menit bayi lahir, karena mempunyai korelasi yang erat

dengan morbiditas dan mortalitas neonatal (Hasan, 2007). Pada penelitian

Kristina Throngren (2001) di Swedia mengatakan bahwa skor Apgar yang rendah

dapat disebabkan oleh hipoksia intrauterine.

Pada gambar 3 dan tabel 5 dapat dilihat distribusi frekuensi anemia

gravidarum terhadap asfiksia neonatorum. Wanita hamil aterm yang anemia

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 75: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

dengan bayinya asfiksia sebanyak 7 sampel (11,7%) dari total sampel, wanita

hamil aterm yang anemia dengan bayinya tidak asfiksia sebanyak 23 sampel

(38,3%) dari total sampel, wanita hamil aterm yang tidak anemia dengan bayinya

asfiksia sebanyak 2 sampel (3,3%) dari total sampel, dan wanita hamil aterm yang

tidak anemia dengan bayinya tidak asfiksia sebanyak 28 sampel (46,7%) dari total

sampel. Berdasarkan penelitian sebelumnya (Nugraha, 2006) didapatkan

hubungan korelasi positif yang bermakna dan kuat antara kadar hemoglobin ibu

hamil dengan skor Apgar bayi baru lahir (p= 0,000; koefisien korelasi Pearson =

0,532). Kadar hemoglobin ibu hamil mempunyai pengaruh terhadap skor Apgar

karena hemoglobin merupakan zat yang mengangkut oksigen untuk kebutuhan

ibu dan janin yang dikandungnya. Sehingga apabila terjadi gangguan

pengangkutan oksigen ke janin dapat menyebabkan hipoksia intrauterine.

Sedangkan hipoksia intrauterine dapat menyebabkan penurunan skor Apgar bayi

baru lahir (Prawirohardjo, 2005). Berdasarkan asumsi ini maka pada wanita hamil

yang mengalami anemia gravidarum dimana kadar hemoglobinnya lebih rendah

dibandingkan wanita hamil yang tidak anemia mempunyai resiko lebih besar

melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum dengan skor Apgar yang rendah.

Setelah dilakukan uji statistik dengan metode Chi-Square didapatkan X2

hitung sebesar 3,268 lebih kecil dari X2 tabel sebesar 3,841 dengan α=0,05 dan

dB=1 (Tabel 5). Syarat uji Chi-Square adalah sel yang mempunyai nilai expected

kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel, jika syarat ini tidak terpenuhi maka

dipakai uji alternatifnya yaitu uji Fisher untuk tabel 2x2 (Dahlan, 2008). Pada uji

statistik Chi-Square terhadap data penelitian, terdapat 2 sel (50%) yang nilai

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 76: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

expectednya kurang dari 5. Dengan demikian tidak memenuhi syarat untuk uji

Chi-Square, maka peneliti menggunakan uji alternatifnya yaitu uji Fisher (Dahlan,

2008). Dengan uji Fisher didapatkan nilai p untuk 1-sided (one-tail) sebesar 0,073

lebih besar dari 0,05 (p>0,05) yang berarti Ho diterima, dengan demikian secara

statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara anemia gravidarum pada

kehamilan aterm dengan asfiksia neonatorum di RSUD dr. Moewardi Surakarta.

Meskipun secara statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara anemia

gravidarum pada kehamilan aterm dengan asfiksia neonatorum, tetapi secara

klinis didapatkan hasil yang bermakna dengan nilai odds ratio (OR) sebesar 4,3

dan Interval Kepercayaan (IK 95% 0,81-22,53). Hal ini berarti bahwa wanita

hamil aterm yang menderita anemia gravidarum mempunyai resiko melahirkan

bayi dengan asfiksia neonatorum sebesar 4,3 kali lebih besar daripada wanita

hamil yang tidak menderita anemia gravidarum.

Tidak terdapatnya hubungan secara statistik ini bisa disebabkan karena

jumlah sampel yang kurang banyak. Sehingga kemungkinan kurang bisa mewakili

jumlah populasi yang ada. Lokasi penelitian yang hanya dilakukan di RSUD

dr.Moewardi juga menyebabkan terbatasnya jumlah sampel, bila dilakukan di

beberapa rumah sakit kemungkinan kasus yang ditemui akan lebih banyak. Dalam

pengambilan sampel peneliti telah menetapakan restriksi sesuai dengan kriteria

inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan, sehingga semakin memperkecil jumlah

sampel yang akan diteliti.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 77: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Pada penelitian sejenis sebelumnya didapatkan hubungan antara kadar

hemoglobin ibu hamil dengan skor Apgar bayi yang dilahirkannya, dimana

semakin tinggi kadar hemoglobin ibu hamil maka skor Apgar bayi yang

dilahirkannya juga semakin tinggi (Nugraha, 2006). Sedangkan dalam penelitian

ini wanita hamil aterm dengan anemia gravidarum dimana kadar hemoglobinnya

rendah mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan skor

Apgar yang rendah pula dibandingkan dengan wanita hamil aterm yang tidak

mengalami anemia gravidarum dimana kadar hemoglobinnya normal. Namun

ternyata belum tentu skor Apgar yang lebih rendah tersebut bisa dikategorikan

asfiksia. Meskipun demikian terbukti bahwa bayi yang dilahirkan dari wanita

hamil aterm dengan anemia gravidarum mempunyai skor Apgar yang lebih rendah

dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan dari wanita .hamil aterm yang tidak

menderita anemia gravidarum.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 78: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak

terdapat hubungan antara anemia gravidarum pada kehamilan aterm dengan

asfiksia neonatorum. Akan tetapi secara klinis didapatkan bahwa wanita hamil

aterm dengan anemia gravidarum mempunyai resiko 4,3 kali lebih besar untuk

melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum dibandingkan wanita hamil

aterm yang tidak ada riwayat anemia gravidarum (OR 4,3 dengan IK 95%

0,81-22,53).

B. SARAN

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel yang

lebih besar sebab pada penelitian ini secara klinis menunjukkan adanya

pengaruh anemia gravidarum pada kehamilan aterm dengan terjadinya

asfiksia neonatorum.

2. Anemia gravidarum dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada

ibu dan bayinya, sehingga perlu adanya pencegahan dan penatalaksanaan

yang baik dan terpadu yang memerlukan kerjasama dan peran aktif antara

ibu hamil dengan dokter, bidan, dan tenaga medis lainnya. Misalkan,

dengan memberikan pemahaman kepada ibu hamil agar melakukan Ante

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 79: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Natal Care (ANC) secara teratur dan pemberian preparat tablet besi (Fe-

90) sebagai terapi profilaksis kepada ibu hamil.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 80: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, R., Wahyudin. 2004. Studi kasus kontrol biomedis terhadap kejadian anemia ibu hamil di puskesmas bantimurung maros. J Med Nus. 25 : 71-5.

Budiarto, Eko. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC, pp:58- 67.

Cunningham, F.G., Gant, N.F., Leveno, K.J., Gilstrap, L.C., Hauth, J.C., Wenstrom, K.D. 2005. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC, pp: 18-20, 91, 146-49, 191-93, 1463-72.

Dahlan, M., Sopiyudin. 2008. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika, pp: 121-26.

Gandasoebrata, A., 2007. Penuntun Labolatorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat, pp: 11-2.

General Illness Information. 2004. Anemia During Pregnancy.

http: //www.rx-med/anemia-during-pregnancy.html.

(23 Februari 2009).

Guyton, A.C., Hall, J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC, pp:534, 645-46

Indarso, F. 2006. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir dari Ibu yang Bermasalah. Surabaya: Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo.

Kosim, M.S., Yunanto, A., Dewi, R., Sarosa, G.I., Usman, A. 2008. Buku Ajar Neonatologi. Edisi pertama. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, pp: 103-9.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 81: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, W.I., Setiowulan, W., 2005. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1: Ilmu Kebidanan dan Kandungan. Edisi ketiga. Jakarta: Media Aesculapius, pp: 270, 76, 79, 88, 91, 308,10.

Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, W.I., Setiowulan, W., 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2: Ilmu Kesehatan Anak. Edisi ketiga. Jakarta: Media Aesculapius, p: 502.

Mappiwali, A., 2008. Hubungan karakteristik ibu hamil dengan kejadian anemia di rumah sakit umum sultan daeng raja kabupaten bulukumba periode januari-desember 2008. Jurnal Medika Unhas. Pp: 1-12.

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC, pp: 91, 120, 145, 255, 381, 85, 427.

Murti, Bhisma. 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, pp: 67, 111-3.

Riswan, Muhammad. 2003. Anemia defisiensi besi pada wanita hamil di beberapa praktek bidan swasta dalam kota madya medan. USU Digital Library. Pp: 1-23.

Roeshadi, R.H. 2004. Gangguan dan Penyulit pada Masa Kehamilan. USU Digital Library: Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran USU. Pp: 1-3.

Sacher, R.A., Mc Pherson, R.A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Labolatorium. Jakarta: EGC, pp: 41-2.

Saharso, D., Sudiatmika, I.N. 2006. Hypoxic Ischaemic Encephalopathy. http: //www.pediatrik.com/hie.htm. (20 Februari 2009).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 82: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Sastroasmoro, S., Ismael, S. 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto, pp: 112, 279.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 2007. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3. Jakarta: Infomedika, pp: 1072-80.

Suheimi, H.K. 2007. Anemia dalam Kehamilan.

http://ksuheimi.blogspot.com/2007/09/anemia-dalam-kehamilan.html. (1 Maret 2009).

System Informasi Kesehatan Kota Balikpapan. 2008. Dasar Teori Bayi Resiko Tinggi dengan Asfiksia Neonatorum.

http: //www.dkk-bpp.com. ( 15 Februari 2009).

Taber, B. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.

Taufiqurrahman, M.A. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Klaten: CSGF, pp: 71-5, 125.

Thorngren, K. 2001. Low-5 minute Apgar Score : A Population-Based Register Study of 1 Million Term Births.

http://taylorandfrancis.metapress.com/(kp5b3b34k4jpoavcrtnrw25)/app/home/contribution.asp?referrer=parent&backto=issue,7,26;journal,43,76;lingkingpublicationresults,1:100389,1 (20 Februari 2010)

Ural, S. 2004. What is Apgar Score?

http://kidshealth.org/parent/pregnancynewborn/pregnancy/apgar.html. (22 Februari 2009).

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Page 83: HUBUNGAN ANEMIA GRAVIDARUM PADA KEHAMILAN · PDF filePENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Hubungan Anemia Gravidarum pada Kehamilan Aterm dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Dr

Utomo, M.T. 2006. Asfiksia Neonatorum.

http: //www.pediatrik.com/asfiksia.htm. (20 Februari 2009).

Utomo, M.T., Etika, R., Harianto, A., Indarso, F., Damanik, S.M., 2006. Ensefalopati Hipoksik Iskemik Perinatal (Perinatal Hypoxic Ischemic Encephalopathy). Proseding Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak XXXVI: Kapita Selekta Ilmu Kesehatan Anak VI. Surabaya: Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unair RSU Dr.Soetomo. Pp: 1-5.

WHO Regional Office for South-East Asia. 2002. Health Situation in the South-East Asia Region.

http://w3.whosea.org/health_situt_94-97/trends1.html.

(7 Februari 2009)

Wikipedia Ensiklopedia Bebas Indonesia. 2009. Hemoglobin.

http://id.wikipedia.org/wiki/hemoglobin. (7 Februari 2009).

Winichagoon, P.2002. Prevention and control of anemia: Thailand experiences. J Nutr. 132: 862S–866S.

Winkjosastro, H., Saifuddin, A.B., Rachimhadhi, T. (eds). 2007. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, pp: 77-8, 96, 448-56, 709-14.

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.