hubungan advertity quotient dengan kompetensi profesional guru paud … · 2016. 11. 28. · dengan...

29

Upload: others

Post on 15-Mar-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam
Page 2: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam
Page 3: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam
Page 4: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan

signifikan antara Adversity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD di

Kecamatan Kota Raja Kabupaten Kupang. Penelitian ini dilakukan pada 120 guru PAUD di

Kecamatan Kota Raja Kabupaten Kupang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu teknik sampel jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan skala Adversity Quotient dan skala Kompetensi Profesional Guru. Hubungan

antara adversity quotient dengan kompetensi profesional guru diuji dengan korelasi pearson’s

product moment. Koefisien korelasi (r) yang diperoleh sebesar 0,567 dengan nilai signifikan

0,000 (p < 0,05). Koefisien determinan (r2) sebesar 32,14% dan masih terdapat 67,86% yang

berkontribusi terhadap kompetensi profesional guru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara adversity quotient dengan kompetensi

professional guru PAUD di Kecamatan Kota Raja Kabupaten Kupang. Hal ini berarti

semakin tinggi adversity quotient maka semakin tinggi kompetensi profesional guru.

Kata kunci : Adversity Quotient, Kompetensi Profesional Guru

Page 5: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

ABSTRACT

The objective of this study is to know whether there is a positive and significant

relationship between Adversity Quotient and professional competence of PAUD teachers in

Subdistrict Kota Raja, Kupang District. This study was done to 120 PAUD teachers in

Subdistrict Kota Raja, Kupang District. The sampling technique in this study is saturated

sampling. The data collection was done using Adversity Quotient scale and teacher

professional competence scale. The relationship between adversity quotient and teacher

professional competence was tested using pearson’s product moment. The correlation

coefficient (r) is 0.567 with a significance value of 0,000 (p < 0,05). The coefficient of

determination (r2) is 32.14% and there is still 67.86% that contribute to teacher professional

competence. Therefore it can be concluded that there is a positive and significant

relationship between adversity quotient and professional competence of PAUD teachers in

Subdistrict Kota Raja, Kupang District. It means that the higher the adversity quotient, the

higher the teachers professional competence.

Key words : Adversity Quotient, professional competence of teachers

Page 6: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

1

PENDAHULUAN

Masa anak-anak merupakan masa yang paling penting dalam proses

perkembangan manusia. Rahman (2009) mengungkapkan bahwa masa usia dini

merupakan masa yang menentukan dalam perjalanan selanjutnya. Menurut Mulyadi dan

Rohmad (2013) Pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai pendidikan yang

diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak

usia 0-6 tahun yang sering disebut sebagai masa emas perkembangan. Namun menurut

Anna Surti Arini, ahli psikologi anak (dalam, Hasan 2010) menyatakan bahwa usia ideal

anak masuk sekolah adalah antara 4-5 tahun.

Pentingnya PAUD diungkapkan oleh Yusria (2012) yaitu karena usia dini

adalah golden age yang harus mendapat rangsangan dan stimulus yang tepat sesuai

dengan usianya. Adapun menurut Khasanah dan Sari (2013) alasan utama pentingnya

layanan PAUD adalah pada masa usia dini, perkembangan fisik, motorik, intelektual,

maupun sosial anak terjadi sangat pesat, karena berada pada masa peka atau merupakan

usia emas. Menurut Kiam (2014), PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur

pendidikan formal yang mana terdiri dari TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat,

nonformal yang terdiri dari KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat.

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran anak usia dini, semua itu tidak terlepas

dari faktor yang mempengaruhinya, salah satu adalah kemampuan yang dimiliki guru

PAUD itu sendiri. Menurut Setiawan (2013), guru PAUD memiliki dominasi dan peran

yang besar dalam pendidikan anak karena hampir seluruh waktu anak adalah bersama

dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi

dalam pembelajaran di sekolah.

Page 7: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

2

Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 39 ayat (2) bahwa pendidik merupakan tenaga profesional.

Oleh karena itu pendidik harus mempunyai kompetensi yang memadai berupa

pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan

tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.

Dalam kompetensi profesional pada guru-guru PAUD sebagai pendidik Anak

Usia Dini, dibutuhkan seorang guru yang dapat memahami dan membimbing peserta

didik sehingga dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik dengan cara menguasai

dan memberikan materi ajar yang sesuai dengan pengembangan anak didiknya. Menurut

Mulyanto (2008) kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan

seorang guru dalam melaksanakan tugas profesi keguruan dengan penuh tanggung

jawab dan dedikasi tinggi dengan sarana penunjang berupa bekal pengetahuan yang

dimilikinya, sementara menurut Sulistyowati dkk (2012) guru yang memiliki

kompetensi profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang

ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode pembelajaran. Menurut

penelitian Kusnodin (2013) adanya hubungan yang positif signifikan antara kompetensi

profesional guru dengan kinerja guru, dengan nilai korelasi (r) ialah 0,857 (p < 0,05).

Sementara itu penelitian dari Rangkuti dan Anggaraeni (2005) menyatakan bahwa

adanya hubungan yang signifikan antara kompetensi profesional guru dengan motivasi

belajar siswa, dengan nilai korelasi (r) ialah 0,244.

Dengan mengadopsi pendapat Zwell (dalam Emmyah, 2009) mengungkapkan

bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi seseorang, yaitu

keyakinan dan nila-nilai, keterampilan, pengalaman, karakteristik, motivasi, isu

emosional, kemampuan intelektual, budaya organisasi. Dari kedelapan faktor tersebut

Page 8: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

3

Zwell menjelaskan bahwa dalam karakter kepribadian menunjukkan bahwa kepribadian

dapat mempengaruhi seseorang dalam penyelesaian konflik dan dalam faktor

pengalaman menunjukkan bahwa keahlian dari banyak kompetensi memerlukan

pengalaman menyelesaikan masalah. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Khan

(dalam Kartini, 2011) menyatakan bahwa salah satu faktor penting dari kompetensi

profesional guru ialah training dan pengembangan, karena menurut Danim (dalam

Kartini, 2011) faktor ini dilaksanakan melalui beberapa strategi pelatihan diantaranya

ada strategi diskusi masalah pendidikan yang mana melalui diskusi ini guru diharapkan

dapat memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan dengan proses pembelajaran di

sekolah ataupun masalah pengkatan kompetensi dan pengembangan karirnya.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 19/2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, dan UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen dan dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No. 16/2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Guru, sama-sama menyatakan bahwa salah satu ketentuannya menyebutkan

bahwa pendidik anak usia dini wajib memiliki kualifikasi akademik pendidikan

minimum D-IV atau S1 serta kompetensi sebagai pendidik. Para calon guru yang telah

memiliki kualifikasi akademik S1 dan kompetensi sebagai pendidik, selanjutnya harus

mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikat pendidik.

Menurut Murwati (2013), pada kenyataannya kualitas guru di Indonesia masih

tergolong rendah, rendahnya kualitas guru di Indonesia dapat dilihat dari kelayakan

guru mengajar. Hal tersebut dikarenakan kurangnya kompetensi dan kualifikasi guru

sebagai tenaga kependidikan. Khasanah dan sari (2013) menyatakan bahwa berdasarkan

data sejumlah 60% guru di Indonesia belum memenuhi kualifikasi akademik S1,

terutama untuk guru PAUD justru lebih besar lagi prosentasenya. Karena selama ini

Page 9: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

4

guru-guru PAUD banyak yang berijasah SLTA bahkan ada juga yang berijasah SLTP.

Hal ini ditegaskan oleh Murwati (2013), yang mana dalam penelitiannya didapat data

yang menunjukan guru PAUD (TK) yang tidak memenuhi kualifikasi pendidikan

minimal sebesar 119.470 (78,1%) dengan sebagian besar berijazah SLTA. Hal tersebut

serupa dengan yang terjadi di Kupang NTT diperoleh gambaran akan lembaga PAUD

yang tidak didukung oleh jumlah pendidik yang berkualitas. Menurut Kepala Bidang

PLS Dinas PPO Kupang NTT, Cornelis Wadu mengungkapkan bahwa berdasarkan

data, masih banyak tenaga pendidik PAUD yang tidak memiliki latar belakang pendidik

(Pos Kupang.com, 29 Januari 2012). Hal ini dibuktikan dengan data yang ada di Kota

Kupang bahwa masih banyak tenaga pendidik anak usia dini yang berlatar belakang

SLTA kebawah dan adapula tenaga pendidik usia dini yang belum mengikuti pelatihan

(kupangkota.go.id).

Menurut Janawi (dalam Widiastuti dkk, 2013) mengatakan bahwa latar

belakang pendidikan guru memiliki hubungan yang sinergis terhadap persyaratan untuk

menjadi guru yang profesional. Seorang guru harus memahami filosofi bidang keilmuan

dan praktis bidang keilmuan yang ditekuni. Latar belakang pendidikan guru yang miss-

match harus dihindari karena akan mempengaruhi tingkat keberhasilan proses

pembelajaran.

Dengan keterbatasan dan masalah yang dihadapi, guru didorong untuk tetap

dapat mengajar dengan baik dan dibutuhkan daya juang. Inilah yang

dikonseptualisasikan oleh Stolz (2007) sebagai kecerdasan ketegaran atau daya juang

atau yang disebut juga Adversity Quotient (AQ). Menurut Stolz (2007) AQ adalah

kemampuan seseorang dalam mengelola, menghadap, dan bertahan menghadapi

tantangan yang dialami dan menjadikan tantangan sebagai suatu proses dalam upaya

Page 10: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

5

mengembangkan diri dan potensi yang dimiliki untuk mencapai suatu tujuan yang telah

direncanakan. Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan Pramono (2009)

dalam penelitiannya bahwa apabila pendidik PAUD memiliki AQ yang tinggi, maka dia

akan mampu mengatasi setiap permasalahan yang muncul dan bahkan berupaya

mencapai prestasi tertinggi dalam pengembangan PAUD. Disisi lain, apabila pendidik

PAUD memiliki AQ yang kurang, akan cepat mengalami putus asa dan frustasi, yang

berakibat pada rendahnya kinerja dalam mendidik anak. Hal tersebut diperjelas oleh

Mamahit (dalam Laura dan sunjoyo, 2009) bahwa individual yang mampu bertahan

menghadapi kesulitan dan mampu mengatasi kesulitan, maka individual akan mencapai

kesuksesan dalam hidup.

Oleh karena itu penelitian ini akan menganalisis hubungan adversity quotient

dengan kompetensi profesional guru. Hal yang mendasar dalam penelitian ini dengan

penelitian-penelitian sebelumnya ialah penelitian sebelumnya lebih khusus pada kinerja,

prestasi dan motivasi yang nampak saja sedangkan penelitian ini dikhususkan pada

kompetensi profesional guru untuk melihat arah dan tujuan serta kemampuan dan

kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya dengan latar belakang yang

sesuai dengan fenomena yang terjadi di Kupang, dimana masih banyak guru yang tidak

memiliki latar belakang sarjana, tidak mengikuti pelatihan guru sehingga tidak memiliki

sertifikat. Karena menurut penelitian yang dilakukan oleh Sappaile dan Rusmawati

(2007) menyatakan bahwa guru dinyatakan memenuhi persyaratan penguasaan

kompetensi bilamana guru memiliki kualifikasi akademik minimal S1 atau D-IV dan

lulus uji kompetensi. Dan akhirnya dibutuhkan daya juang (adversity quotient) sehingga

guru-guru tersebut masih dapat mengajar dengan baik. Dari hal inilah yang menjadi

dasar dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumya.

Page 11: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

6

Berdasarkan pemaparan di atas, oleh karena itu peneliti tertarik untuk

mengangkat masalah ini sebagai bahan penelitian untuk menganalisis hubungan atau

korelasi dari kemampuan mengatasi masalah yang diukur dengan menggunakan konsep

adversity quotient dengan kompetensi profesional guru. Oleh karena itu masalah dalam

penelitian ini adalah apakah ada korelasi yang positif dan signifikan antara adversity

quotient dengan kompetensi profesional guru PAUD di Kecamatan Kota Raja

Kabupaten Kupang?

Kompetensi Profesional Guru

Menurut UU Guru dan Dosen no. 14 tahun 2005, Kompetensi adalah

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan

dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.

Profesional berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang

ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Kata profesi identik dengan kata keahlian,

demikian juga menurut Jervis seperti yang dikutip Yamin (2008) mengartikan seseorang

yang melakukan tugas profesi juga sebagai seorang ahli (expert). Pada sisi lain profesi

mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian,

kemampuan, teknik, dan prosedur berdasarkan intelektualitas.

Menurut Arkiunto (dalam, Sukrapi et al., 2014) menjelaskan bahwa kompetensi

profesional adalah "teacher must have extensive knowledge as well as in the subjects to

be taught, and mastery of the methodology in the sense of having knowledge of

theoretical concepts, is able to choose the right method, and be able to use in teaching

and learning ". Menurut Yamin dan Maisah (2010) mendefinisikan kompetensi

profesional sebagai penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang

mencangkup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi

Page 12: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

7

keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodelogi

keilmuan. Adapun, kompetensi profesional guru menurut Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005, pada pasal 28:3 yang menyatakan bahwa kompetensi profesional guru

adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan

Sehingga kompetensi profesional guru adalah kemampuan seorang guru yang

memiliki kemampuan dalam menjalankan profesinya, serta penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencangkup penguasaan materi

kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya,

serta penguasaan terhadap struktur dan metodelogi keilmuan.

Adapun pada dasarnya kompetensi profesional guru memiliki 5 aspek utama.

Kelima aspek tersebut menurut mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 16 tahun 2007, yaitu :

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan kompetensi dasar mata pelajaran atau

bidang pengembangan yang diampu.

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang

pengembangan yang diampu.

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

4. Mengembangkan keprofesionalam secara berkelanjutan dengan melakukan

tindakan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.

5. Memanfaatkan teknologi dan komunikasi dalam berkomunikasi.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Kompetensi Profesional Guru menurut

Kartini (2011) :

Page 13: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

8

1. Training atau pendidikan dan latihan (diklat) dan/atau Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP) : faktor ini dilaksanakan melalui beberapa strategi pelatihan

diantaranya ada stategi diskusi masalah pendidikan yang mana melalui diskusi ini

guru diharapkan dapat memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan dengan

proses pembelajaran di sekolah ataupun masalah pengkatan kompetensi dan

pengembangan karirnya.

2. Kualifikasi akademik atau latar belakang pendidikan : menyangkut

keahlian/keilmuan, pangkat/golongan, jabatan, pengalaman kerja dan usia.

3. Supervisi akademik : membantu meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih

baik.

4. Kepemimpinan kepala sekolah : pemimpin merupakan faktor yang mempengaruhi

terhadap suatu organisasi karena akan membawa kearah mana organisasi itu

menuju.

5. Motivasi : intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai

tujuannya.

6. Kesejahteraan atau kompensasi : segala sesuatu yang diterima sebagai balas jasa

kerja mereka.

7. Etos kerja : kondisi internal yang mendorong dan mengendalikan perilaku ke arah

terwujudnya kualitas kerja yang ideal.

8. Kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi

Adversity Quotient

Stoltz (2000) memperkenalkan bentuk kecerdasan yang disebut Adversity

Quotient (AQ) adalah bentuk kecerdasan selaim Intelegen Quotient (IQ), Spiritual

Quotient (SQ), dan Emotional Quotient (IQ) atau gabungan dari ketiganya untuk

Page 14: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

9

mengatasi kesulitan. Lebih lanjut Stolz (2007), menyatakan bahwa Adversity Quotient

adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk mengelola, mengatasi, dan merespon

permasalahan di saat permasalahan tersebut muncul, atau dengan kata lain kemampuan

hambatan dan kemampuan untuk mengatasinya. Terkait dengan pengertian tersebut

Josephine & Bautista (2015) menyatakan bahwa beberapa orang bertahan hidup lebih

baik daripada yang lain saat menghadapi beberapa situasi yang merugikan. Dalam dunia

yang berkembang pesat, guru sangat cepat terkena tuntutan, kapasitas dan kemampuan

dalam kinerja. Sehingga tidak dapat dipungkiri guru-guru akan menghadapi kesulitan

tuntutan, kompleksitas dan kemalangan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa adversity quotient adalah kemampuan

seseorang dalam menghadapi kesulitan, sehingga mampu mengubah hambatan menjadi

sebuah peluang bagi dirinya untuk mengasah kemampuan.

Adapaun aspek atau dimensi yang dikemukakan oleh Stoltz (2007) menyatakan

bahwa Adversity Quotient terdiri atas empat dimensi yang disingkat dengan CO2RE

(Control, Origin and Ownership, Reach, Endurance).

1. Control (C) menjelaskan tentang seberapa besar kendali yang dimiliki seseorang

terhadap sebuah peristiwa yang dianggap menimbulkan kesulitan.

2. Origin and Ownership (O2). Origin menjelaskan mengenai bagaimana seseorang

memandang sumber masalah yang ada. Ownership menjelaskan tentang bagaimana

seseorang mengakui akibat dari masalah yang timbul.

3. Reach (R) menjelaskan tentang bagaimana suatu masalah yang muncul dapat

mempengaruhi segi-segi hidup yang lain dari orang tersebut.

4. Endurance (E) menjelaskan tentang bagaimana seseorang memandang jangka waktu

berlangsungnya masalah yang muncul. Apakah ia cenderung untuk memandang

Page 15: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

10

masalah tersebut terjaddi secara permanen dan berkelanjutan atau hanya dalam

waktu yang singkat saja.

Hubungan Adversity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru

Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu keberhasilan

pendidikan di sekolah. Tugas guru yang utama adalah memberikan pengetahuan

(cognitive), sikap/nilai (affective) dan keterampilan (psychomotoric) kepada anak didik

(Rosana, 2011)

Kompetensi profesional guru adalah kemampuan guru dalam menjalankan

profesi keguruannya. Kompetensi profesional yang dimiliki guru sangat menentukan

keberhasilan siswa untuk mencapai hasil yang optimal. Guru merupakan pekerjaan

profesional yang memerlukan keahlian khusus sebgai pendidik. Berkaitan dengan itu

guru dituntut agar dapat memenuhi kualifikasi akademiknya sesuai dengan undang-

undang yang berlaku. Jika tidak sesuai maka guru dikategorikan sebagai seseorang yang

belum berkompeten dalam menjalankan profesinya. Dengan hambatan tersebut guru

tetap dituntut untuk mencari cara sehingga dapat memberikan kompetensi

profesionalnya dalam kelas dengan baik.

Kompetensi profesional guru sangat terkait dengan kinerja mengajarnya.

Menurut Suastiti, Yudana dan Dantes (2013) kinerja profesional guru adalah

prestasi/unjuk kerja yang dicapai oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar

selama periode tertentu yang diwujudkan melalui (1) kompetensi pedagogik, (2)

kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional, dan (4) kompetensi sosial. Terkait

dengan kinerja guru, Pramono (2009) menyatakan bahwa apabila pendidik PAUD

memiliki adversity quotient yang kurang, akan cepat mengalami putus asa dan frustasi,

yang berakibat pada rendahnya kinerja dalam mendidik anak. Sementara itu, adapun

Page 16: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

11

penelitian dari Muhirudin, Dantes, dan Sudiana (2013) menemukan bahwa makin baik

AQ, maka makin baik kinerja konselor. Dengan kata lain, berdasarkan pada pemaparan

diatas maka adversity quotient dapat meningkatkan kinerja guru dan dengan

meningkatkan kinerja guru maka pada akhirnya adversity quotient juga dapat

meningkatkan kompetensi profesional guru tersebut.

Hal inilah yang sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Stolz (2007) tentang

Adversity Quotient, yang mana kemampuan yang dimiliki individu untuk mengelola,

mengatasi, dan merespon permasalahan di saat permasalahan tersebut muncul, atau

dengan kata lain kemampuan hambatan dan kemampuan untuk mengatasinya. Dengan

demikian guru yang memiliki AQ yang tinggi, maka guru tersebut akan mampu

mengatasi setiap permasalahan dan akan lebih berkompeten dalam pengembangan di

kelas. Disisi lain, apabila guru memiliki AQ yang kurang, maka akan cepat mengalami

putus asa dan frustasi, yang berakibat pada rendahnya kompetensi profesionalnya dalam

mendidik dan mengajar anak.

Berdasarkan pemaran tersebut diatas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah: “ada hubungan positif yang signifikan antara adversity quotient dengan

kompetensi profesional guru PAUD di Kecamatan Kota Raja Kabupaten Kupang”.

METODE PENELITIAN

Partisipan

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kota Raja Kabupaten Kupang. Partisipan

dalam penelitian ini adalah guru-guru PAUD di Kecamatan Kota Raja. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua guru di Kecamatan Kota Raja.

Page 17: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

12

Prosedur Sampling

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik sampling jenuh.

Sehingga pada penelitian ini jumlah populasi guru PAUD di Kecamatan Kota Raja

Kabupaten Kupang sebanyak 120 orang ditetapkan pula sebagai sampel penelitian.

Alat Ukur Penelitian

Dalam penelitian ini, metode pengukuran yang digunakan untuk memperoleh data

informasi adalah angket. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan try out terpakai,

yaitu subjek yang digunakan untuk try out sekaligus digunakan unutk penelitian, guna

menghemat waktu, tenaga dan biaya.

Angket dalam penelitian ini berdasarkan skala yang telah disusun oleh peneliti

sebagai berikut :

1. Skala Adversity Quotient

Dalam Skala Adversity Quotient digunakan adalah alat ukur Adversity

Response Profile (ARP) Quick TakeTM

milik Stoltz (2007). Skala tersebut memiliki

empat dimensi yaitu control, origin dan ownership, reach, dan endurance yang

dimodifikasi oleh peneliti. Pada penelitian ini penulis menggunakan uji daya

diskriminasi item pada angket adversity quotient. Item dalam skala-skala tersebut

dikelompokkan dalam 30 peristiwa yang mana masing-masing peristiwa terdapat 2

pernyataan sehingga total item pada angket ini 60 item yang mana diperoleh 37 item

yang memiliki daya diskriminasi dengan koefisien korelasi item total bergerak antara

0,303-0,649, dan didapat nilai Alpha Cronbach sebesar 0,901 yang artinya skala

tersebut reliabel (Azwar, 2012).

Page 18: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

13

2. Skala Kompetensi Profesional Guru

Skala Kompetensi Profesional Guru yang disusun berdasarkan aspek

kompetensi perofesional guru dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16

tahun 2007 terdiri dari 5 dimensi, yaitu menguasai materi, struktur, konsep, dan

kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu, menguasai

standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan

yang diampu, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif,

mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan

refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus, dan memanfaatkan teknologi dan

komunikasi dalam berkomunikasi. Item dalam skala-skala tersebut dikelompokkan

dalam pernyataan favorable dan unfavorable dengan menggunakan 4 alternatif jawaban

dari skala Likert yaitu, Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat

Tidak Sesuai (STS). Dari hasil uji daya diskriminasi dari 42 item yang mana diperoleh

29 item yang memiliki daya diskriminasi dengan koefisien korelasi item totalnya

bergerak antara 0,316-0,680 dan didapat nilai Alpha Cronbach skala kompetensi

profesional guru PAUD sebesar 0,901. Hal ini berarti skala kompetensi profesional guru

reliabel (Azwar, 2012).

Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisa data uji Pearson Product Moment.

Uji asumsi meliputi uji normalitas dan uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah

data yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat untuk melakukan analisis

dengan korelasi Pearson Product Moment. Uji normalitas yang dilakukan adalah uji

normalitas Kolmogorov-Smirnov. Uji liniearitas dilakukan dengan menggunakan anova.

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment.

Page 19: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

14

HASIL PENELITIAN

Uji Deskriptif

Uji deskriptif yang dilakukan terdiri dari kategori pengukuran Skala Adversity

Quotient dan kategori pengukuran Skala Kompetensi Profesional Guru. Uji kategori

pengukuran Skala Adversity Quotient dan kategori pengukuran Skala Kompetensi

Profesional Guru dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

a. Adversity Quotient

Tabel 1.

Kategorisasi Pengukuran Skala Adversity Quotient

No Interval Kategori Mean N Persentase

1 155,4 ≤ x ≤ 185 Sangat

Tinggi

0 0%

2 125,8 ≤ x <

155,4

Tinggi 3 2,5%

3 96,2 ≤ x < 125,8 Sedang 104,00 90 75%

4 66,6 ≤ x < 96,2 Rendah 27 22,5%

5 37 ≤ x < 66,6 Sangat

Rendah

0 0%

Jumlah 120 100%

SD = 12,36 Min = 76 Max = 131

Keterangan: x = Skor adversity quotient; N = Jumlah Subjek

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa tidak ada guru yang memiliki

skor adversity quotient yang berada pada kategori sangat tinggi, 3 guru memiliki

skor adversity quotient yang berada pada kategori tinggi dengan prosentase

2,5%, 90 guru memiliki skor adversity quotient yang berada pada kategori

sedang dengan prosentase 75%, 27 guru memiliki skor adversity quotient yang

berada pada kategori rendah dengan prosentase 22,5% dan tidak ada guru yang

Page 20: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

15

memiliki skor yang berada pada kategori sangat rendah. Rata-rata skor adversity

quotient yang diperoleh guru sebesar 104,00 berada pada kategori sedang. Skor

adversity quotient yang diperoleh guru bergerak dari skor minimum 76 sampai

dengan skor maksimum 131 dengan standar deviasi 12,36.

b. Kompetensi Profesional Guru

Tabel 2.

Kategorisasi Pengukuran Skala Kompetensi Profesional Guru

No Interval Kategori Mean N Persentase

1 98,6 ≤ x ≤ 116 Sangat

Tinggi

3 2,5%

2 81,2 ≤ x < 98,6 Tinggi 56 46,67%

3 63,8 ≤ x < 81,2 Sedang 80,90 55 45,83%

4 46,4 ≤ x < 63,8 Rendah 6 5%

5 29 ≤ x < 46,4 Sangat

Rendah

0 0%

Jumlah 120 100%

SD = 9,104 Min = 51 Max = 105

Keterangan: x = Skor kompetensi profesional guru; N = Jumlah Subjek

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa 3 guru yang memiliki skor

kompetensi profesional guru yang berada pada kategori sangat tinggi dengan

prosentase 2,5%, 56 guru memiliki skor kompetensi profesional guru yang

berada pada kategori tinggi dengan prosentase 46,67%, 55 guru memiliki skor

kompetensi profesional guru yang berada pada kategori sedang dengan

prosentase 45,83%, 6 guru memiliki skor kompetensi profesional guru yang

berada pada kategori rendah dengan prosentase 5% dan tidak ada guru yang

mimiliki skor yang berada pada kategori sangat rendah. Rata-rata skor

kompetensi profesional guru yang diperoleh guru sebesar 80,90 berada pada

Page 21: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

16

kategori sedang. Skor kompetensi profesional guru yang diperoleh guru bergerak

dari skor minimum 51 sampai dengan skor maksimum 105 dengan standar

deviasi 9,104.

Uji Asumsi

Uji asumsi yang dilakukan terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas.

Berdasarkan uji hasil pengujian normalitas, kedua variabel memiliki signifikansi

p>0,05. Variabel adversity quotient guru yang memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,792

dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,557 (p>0,05). Sedangkan variabel

kompetensi profesional guru memiliki nilai K-S-Z sebesar 1,197 dengan probabilitas (p)

atau signifikansi sebesar 0,114 (p>0.05). Oleh karena nilai signifikansi p>0,05, maka

distribusi data adversity quotient dan data kompetensi profesional guru berdistribusi

normal.

Sedangkan dari hasil uji linearitas diperoleh nilai Fbeda sebesar 1,011 dengan sig.= 0,472

(p>0,05) yang menunjukkan hubungan antara adversity quotient dengan kompetensi profesional

guru adalah linear.

Hasil Uji Korelasi

Dalam penelitian ini uji korelasi antara variabel adversity quotient dan variabel

kompetensi profesional guru di Kecamatan Kota Raja Kabupaten Kupang dilakukan

dengan bantuan SPSS 16.0. Hasil uji korelasi antara variabel adversity quotient dan

variabel kompetensi profesional guru pada penelitian ini dilihat pada tabel 3.

Page 22: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

17

Tabel 3.

Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment

VAR00001 VAR00002

Adversity

Quotient

Pearson Correlation 1 .567**

Sig. (2-tailed) .000

N 120 120

Kompetensi

Profesional

Guru

Pearson Correlation .567** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 120 120

Berdasarkan hasul uji korelasi Pearson Product Moment pada Tabel 3 diperoleh

korelasi sebesar 0,567 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p < 0.05). Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara adversity quotient

dengan kompetensi profesional guru PAUD di Kecamatan Kota Raja Kabupaten

Kupang.

Pembahasan

Berdasarkan penelitian tentang hubungan antara adversity quotient dengan

kompetensi profesional guru PAUD di Kecamatan Kota Raja Kabupaten Kupang,

diperoleh hasil perhitungan koefiesien korelasi (r) sebesar 0,567 dengan signifikansi

sebesar 0,000 (p < 0.05). Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan yang positif

signifikan antara adversity quotient dengan kompetensi profesional guru PAUD di

Kecamatan Kota Raja Kabupaten Kupang. Atau dapat dikatakan, semakin tinggi skor

adversity quotient maka semakin tinggi pula kompetensi profesional guru. Sebaliknya

Page 23: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

18

semakin rendah adversity quotient maka semakin rendah pula kompetensi profesional

guru tersebut.

Secara umum hasil pengukuran ini mengungkapkan bahwa adversity quotient

dan kompetensi profesional guru memiliki hubungan positif dan signifikan. Hasil

penelitian tersebut dimungkinkan karena, pertama guru lain yang berkompetensi

profesional merasakan bahwa adanya daya juang atau adversity quotient yang ada

disekitar sekolah sehingga memberikan pengaruh tingkah laku pada guru yang akhirnya

akan meningkatkan kemampuannya dalam mengajar. Kedua, setiap guru yang tidak

mempunyai kompetensi profesional menyadari bahwa adversity quotient merupakan

suatu variabel yang perlu dimiliki oleh mereka untuk menghadapi tantangan-tantangan

yang terjadi pada saat proses belajar mengajar.

Hasil penelitian tersebut diperkuat dengan wawancara yang dilakukan pada

beberapa guru yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan ataupun yang memiliki

latar belakang pendidikan namun tidak mengikuti pelatihan dan tidak bersertifikat

mengatakan bahwa walaupun mereka tidak memiliki pendidikan yang yang sesuai

dengan profesi ataupun yang tidak bersertifikasi namun mereka memiliki daya juang

untuk mengatasi setiap permasalahan yang muncul sehingga dengan demikian dapat

meningkatkan kompetensi profesional mereka yang baik pula dalam mengajar. Hal ini

senada dengan pendapat Stoltz (2007) mengenai Adversity Quotient yaitu sebuah

terobosan untuk memahami tentang sikap dan perilaku yang diperlukan dan dimiliki

oleh manusia untuk menentukan menjadi sukses.

Penelitian yang dilakukan oleh Josephine & Bautista (2015), menemukan bahwa

adanya hubungan yang positif signifikan antara adversity quotient dengan kinerja

mengajar anggota fakultas di West Visayas State University. Makin baik adversity

Page 24: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

19

quotient maka makin baik pula kinerja guru. Terkait dengan kinerja adapun penelitian

yang dilakukan oleh Sukrapi et al (2014) menemukan bahwa adanya hubungan yang

positif signifikan antara kompetensi profesional dengan kinerja guru. Menurut

penelitian oleh Kusnodin (2013) yang menemukan bahwa kompetensi profesional guru

dipandang sebagai pilar terasnya kinerja dari sesuatu profesi. Sehingga hal ini

mengartikan bahwa semakin tinggi kompetensi profesional guru maka akan

meningkatkan kinerja guru. Lebih lanjut menurut Suastiti, Yudana dan Dantes (2013)

kompetensi profesionalitas harus dikuasai oleh seorang guru, maka diperlukan kesiapan

guru itu sendiri baik aspek fisik maupun non-fisik (mental). Terlebih dari aspek mental

yang harus disiapkan mau tidak mau guru harus memiliki keinginan kuat dalam

menghadapi kesulitan dan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi.

Mengatasi kesulitan tentu dengan mencari solusi dengan melibatkan potensi yang

dimiliki, salah satunya adalah dengan Adversity Quotient. Terkait dengan itu sesuai

dengan penelitian-penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa adversity quotient

mempunyai hubungan dengan kompetensi profesional seorang guru dalam hal ini

kompetensi profesional guru pada saat proses kinerja guru dalam mengajar. Sehingga

makin baik daya juang (adversity quotient) makin baik kinerja guru dengan kata lain

main baik juga kompetensi profesional guru.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini, diperoleh data rata-rata

(mean) adversity quotient guru sebesar 104,00 yang berada pada kategori sedang.

Sedangkan rata-rata pada kompetensi profesional guru di Kecamatan Kota Raja

Kabupaten Kupang sebesar 90,80 yang berada pada kategori sedang.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka didaptkan koefisien determinan (r2)

sebesar (0,567)2

yaitu 32,14% dan berarti masih terdapat 67,86% dipengaruhi oleh

Page 25: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

20

faktor lain di luar adversity quotient yang dapat berpengaruh terhadap kompetensi

profesional guru. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2011) yang

menyatakan bahwa adanya faktor lain seperti kualifikasi akademik atau latar belakang

pendidikan, supervisi akademik, kepemimpinan kepala sekolah, motivasi, kesejahteraan

atau kompensasi, etos kerja, kemampuan menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan positif signifikan antara adversity quetient dengan

kompetensi profesional guru PAUD di Kecamatan Kota Raja Kabupaten Kupang.

Artinta semakin tinggi adversity quotient guru maka semakin tinggi kompetensi

profesional yang dimiliki guru tersebut. Begitu juga sebaliknya.

Saran

Setelah penulis melakukan penelitian dan pengamatan langsung dilapangan serta

melihat hasil penelitian yang ada, maka berikut ini beberapa saran yan penulis ajukan :

1. Kepala Sekolah PAUD di Kecamatan Kota Raja

Hasil penelitian ini diharapkan membantu para kepala sekolah mengerti akan

pentingnya adversity quotient yang tinggi dalam mengevaluasi proses mengajar

guru di kelas PAUD ataupun melakukan diskusi-diskusi antar guru yang

memiliki adversity quotient yang rendah sehingga dapat ditingkatkan ataupun

menyarankan guru-guru untuk melakukan pelatihan-pelatihan, maka dapat

meningkatkan adversity quotient sehingga dengan demikian kompetensi

profesional guru dalam mengajar dapat meningkat juga.

Page 26: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

21

2. Guru PAUD di Kecamatan Kota Raja

Guru-guru yang memiliki adversity quotient yang rendah seharusnya lebih

meningkatkan adversity quotient, dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan

ataupun mengikuti diskusi-diskusi dengan para guru yang memiliki adversity

quotient yang tinggi sehingga mereka dapat bertukar pikiran dalam

mengendalikan dan menyelesaikan masalah supaya dapat bertahan dalam setiap

situasi permasalahan yang ada.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat

memanfaatkan secara maksimal hasil penelitian yang ada dan dapat

meningkatkan kualitas penelitian, khususnya yang berhubungan dengan variabel

adversity quotient dengan kompetensi profesional guru. Hal tersebut dapat

dilaksanakan seperti tidak hanya untuk guru PAUD saja tetapi dapat dilakukan

pada guru-guru SD, SMP atau SMA lainnya juga. Bagi peneliti lain yang ingin

melakukan penelitian lebih lanjut maka dapat disarankan untuk menyertakan

variabel lain, seperti : kualifikasi akademik atau latar belakang pendidikan,

supervisi akademik, kepemimpinan kepala sekolah, motivasi, kesejahteraan atau

kompensasi, etos kerja, kemampuan menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi.

Page 27: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

22

Daftar Pustaka

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar.

Depdiknas Dirjen Dikdasmen.

Hasan, M. (2010). PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Jogjakarta: DIVA Press.

Josephine, M., & Bautista. (2015). Adversity Quotient and Teaching Performance of

Faculty Members. International Journal of Scientific and Research Publication, 5,

1-6. Retriaved March 17, 2015, from http://www.ijsrp.org/research-paper-

0315/ijsrp-p3984.pdf.

Kartini, T. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Profesional Guru di

SMK Negeri 1 Losarang Kabupaten Indramayu. Tesis (Tidak diterbitkan). Jakarta:

Universitas Indonesia. Diperoleh dari www.lib.ui.ac.id/

Khasanah & Y. Sari. (2013, Oktober). Pandangan Masyarakat Tentang

Penyelenggaraan Program Studi PG PAUD di IKIP Veteran Semarang. Majalah

Ilmiah Payiwitan, 4, 73-83.

Kiam, D. (2014). Implementasi Kebijakan Program Pendidikan Non Formal pada

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kecamatan Sintang. Jurnal Administrasi

Publik dan Birokrasi. 1, 1-9.

Kusnodin, I. (2013). Hubungan Kompetensi Profesional, Keterampilan Proses dan

Motivasi terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 3 Medan Sebagai Rintisan Sekolah

Bertarap Internasional. Tesis (Tidak diterbitkan). Diperoleh dari

http://digilib.unimed.ac.id

Laura & Sunjoyo. (2009). Pengaruh Adversity Quotient terhadap kinerja Karyawan:

Sebuah Studi Kasus pada Holiday Inn Bandung. Proceeding of the 2nd National

Symposium

Muhirudin, N. Dantes, & I. N. Sudiana. (2013). Determinasi Adversity Quotient, Etos

Kerja, dan Kualifikasi Akademik Terhadap Kinerja Konselor SMP Negeri di

Lombok Timur. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan

Ganesha, 3, 1-8.

Mulyadi & Z. Rohmad (2013). Pengaruh Bimbingan Kelompok Kerja Pendidik

Terarah, Supervisi Model Klinis Dalam Pembelajaran, dan Motivasi Kerja

Terhadap Kompetensi Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Ngatur

Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Manajemen Bisnis Syariah, 2, 1319-1334.

Mulyanto, A. S. (2008). Hubungan Antara Kompetensi Profesional Guru dan Konsep

Diri Guru dengan Kinerja Guru Kelas V Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan

Grogol Kabupaten Sukuharjo. Tesis (Tidak diterbitkan). Diperoleh dari

www.eprints.uns.ac.id/

Page 28: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

23

Murwati, H. (2013). Pengaruh Sertifikasi Profesi Guru Terhadap Motivasi Kerja dan

Kinerja Guru di SMK Negeri Se-Surakarta. Jurnal Pendidikan Bisnis dan

Ekonomi. 1, 12-21.

Pramono. (2009). Pengaruh Adversity Quotient dan Motivasi Berprestasi Terhadap

Kinerja Pendidik PAUD Ditinjau dari Kelompok Etnis. Jurnal Ilmiah, 4, 109-209.

Rahman, U. (2009). Karakteristik Perkembangan Usia Dini. Lentera Pendidikan. 12,

46-57.

Rangkuti, A. F. & F. D. Anggaraeni. (2005). Hubungan Persepsi Tentang Kompetensi

Profesional Guru Matematika dengan Motivasi Belajar Matematika pada Siswa

SMA. Jurnal Psikologia, 1, 76-85.

Rasyid, H. A. (2013). Analisis Standar Kualifikasi Akademik Guru SD di Kecamatan

Kras Kabupaten Kediri. Widyagogik, 1, 1-16. Diunduh pada 22 September 2014,

dari http://journal.trunojoyo.ac.id/widyagogik/article/view/1/4

Rosana, D. (2011). Road To Teacher Idol Pengembangan Profesionalisme Guru

Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional Alfa

Sappaile, B. I. & Rusmawati. (2007). Kualifikasi Akademik Guru Pendidikan Dasar.

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 1-10

Semiawan, C. (2002). Paradigma Baru PAUD dalam Rangka Sosialisasi PAUD.

Jakarta: Depdiknas.

Setiawan, R. (2013). Pengaruh Motivasi Belajar untuk Peningkatan Profesionalitas

Guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Provinsi Jawa Tengah. Majalah

Ilmiah Pawiyitan, 20, 50-58.

Stoltz, P, G. (2007). Adversity Quotient. Mengubah Hambatan Menjadi Peluang.

Jakarta: Grasindo.

Suastiti., T, Made, Y., Gede, R, D. (2013). Kontribusi motivasi berprestasi, disiplin

kerja, dan ketahanmalangan (adversity quotient) terhadap kinerja profesional guru

SMA Negeri di Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem Bali. e-Journal

Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4, 1-13.

Sukardewi, N., Nyoman, D., Nyoman, N. (2013). Kontribusi adversity quotient (AQ).

Etos kerja, dan budaya organisasi terhadap kinerja guru SMA Negeri di Kota

Amlapura. e-Journal Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha,

4, 1-12.

Sukrapi, M., Pudji, M., & Ninuk, P. (2014). Ther Relationship between Professional

Competence and Work Motivation with the Elementary School Teacher

Performance. Asian Journal of humanities and Social Studies, 2, 1-6. Retrieved

March 17, 2015, from http://www.ijsrp.org/research-paper-0315/ijsrp-p3984.pdf

Page 29: Hubungan Advertity Quotient dengan Kompetensi Profesional Guru PAUD … · 2016. 11. 28. · dengan guru sehingga guru PAUD harus memiliki profesionalitas dan integritas tinggi dalam

24

Sulistyowati, Y, Widiyanto & Sukardi F. (2012). Pengaruh Motivasi Belajar dan

Kompetensi Profesional Guru terhadap prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS

Ekonomi Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012.

Economic Education Analysis Journal, 2, 1-6.

Widiastuti, K, W, S., Iyus, A, H., & Naswan, S. (2013) Pengaruh Kompetensi

Profesional Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di SMK Triatma Jaya

Singaraja TahunAjaran 2012/2013. e-journal undiksha, 3, 1-12

Yamin, M. & Maisah. (2010). Standarnisasi Kinerja Guru. Jakarta: Persada Press.

Yusria. (2012). Pemberdayaan Pendidikan Anak Usia Dini Melalui Standar

Kompetensi. Media Akademika,27, 403-425.