hr: the naked earl - s3.amazonaws.com · seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun...

16

Upload: phamnhu

Post on 12-Aug-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HR: The Naked Earl - s3.amazonaws.com · seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun jendela hingga menutup, dan menarik gorden rapat rapat
Page 2: HR: The Naked Earl - s3.amazonaws.com · seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun jendela hingga menutup, dan menarik gorden rapat rapat

The Naked Earl haldep.indd 1 3/2/2018 9:19:43 AM

Page 3: HR: The Naked Earl - s3.amazonaws.com · seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun jendela hingga menutup, dan menarik gorden rapat rapat

Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014tentang Hak Cipta

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Se-cara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta se-bagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta seba-gaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana pen-jara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

The Naked Earl haldep.indd 2 3/2/2018 9:19:44 AM

Page 4: HR: The Naked Earl - s3.amazonaws.com · seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun jendela hingga menutup, dan menarik gorden rapat rapat

PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO

The Naked Earl haldep.indd 3 3/2/2018 9:19:44 AM

Page 5: HR: The Naked Earl - s3.amazonaws.com · seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun jendela hingga menutup, dan menarik gorden rapat rapat

The Naked Earl by Sally MacKenzie Published in 2007 by Zebra Books.All right reserved including the right of reproduction in whole or in part in any form.This edition published by arrangement with Kensington Publishing Corp.

Copyright © 2007 by Sally MacKenzieAll rights reserved.

The Naked Earl Alih bahasa: Fulvia Hak Cipta Terjemahan IndonesiaPenerbit PT Elex Media KomputindoHak Cipta dilindungi oleh Undang-UndangDiterbitkan pertama kali oleh tahun 2014 olehPenerbit PT Elex Media KomputindoKelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

718030509ISBN: 978-602-02-5743-7 978-602-02-5744-4 (Digital)

Cetakan Pertama: Juni 2014Cetakan Kedua: Maret 2018 (Collector’s Edition)

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta

Isi di luar tanggung jawab Percetakan

The Naked Earl haldep.indd 4 3/2/2018 9:19:44 AM

Page 6: HR: The Naked Earl - s3.amazonaws.com · seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun jendela hingga menutup, dan menarik gorden rapat rapat

Helen R. Stanton4 September 1917 – 23 Mei 2006

Aku menyayangimu, Mom.Untuk Dad, yang membaca buku roman, dan untuk

Kevin, Dan, Matt, David, dan Mike, yang tidak membacanya.

Terima kasih untuk teman-teman penulisku (www.romanceunleashed.com) karena membuatku

tetap waras.

The Naked Earl haldep.indd 5 3/2/2018 9:19:44 AM

Page 7: HR: The Naked Earl - s3.amazonaws.com · seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun jendela hingga menutup, dan menarik gorden rapat rapat

Bab Satu

Robert Hamilton, Earl of Westbrooke, mudah ter bangun ketika tidur. Matanya langsung terbuka saat kasurnya bergeser. Dia berbalik untuk memeriksa penyebabnya.

Dua payudara yang sangat besar dan telanjang menjuntai di depan hidungnya. Sial! Dia menenga dah untuk melihat siapa pemiliknya. Lady Felicity Brookton. Wanita itu mengernyit menatap Robert, dan menarik napas bersiap untuk teriak.

Gila!Robert meloncat dari tempat tidur dan berlari

menuju jendela. Tidak ada waktu untuk bersopan santun seperti memakai celana atau sepatu. Begitu Lady Felicity berteriak, seisi rumah akan menggedor pintu. Lalu Robert dengan mudahnya akan dipaksa menikah, dihukum untuk menghadapi Lady Felicity di meja makan setiap pagi seumur hidupnya.

Adakah gambaran yang lebih tepat tentang neraka dibandingkan itu?

Robert mengayunkan kaki melewati ambang jen­dela dan menjatuhkan diri ke atas atap beranda ke tika Lady Felicity memekikkan teriakan pertama. Per mukaan atap yang tajam melukai kaki telanjang Robert, tapi luka itu tidak ada apa­apanya dibanding ke p anikan yang menggelora di dadanya.

Dia harus melarikan diri.

The Naked Earl.indd 1 3/2/2018 9:33:07 AM

Page 8: HR: The Naked Earl - s3.amazonaws.com · seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun jendela hingga menutup, dan menarik gorden rapat rapat

Sally MacKenzie2

Syukurlah Robert telah memeriksa dengan cermat keadaan di luar jendela kamar ketika tiba di rumah pesta Tynweith. Robert telah membangun kebiasaan untuk mencari tahu jalur melarikan diri sejak para gadis bangsawan menjadi begitu ambisius. Andai saja mereka tahu…. Yah, jika dia terpaksa melarikan diri tanpa busana dari tempat tidur, mungkin itulah saatnya untuk melakukan sesuatu. Satu selentingan ringan yang tersebar secara halus seharusnya dapat menakuti para gadis yang begitu ingin menikah itu. Robert kembali melirik jendelanya. Atau mungkin mereka akan senang mendapatkan uang dan gelar Robert tanpa harus dibayar saat ada di ranjangnya.

Robert menggigil begitu semilir angin awal musim semi berembus di beranda. Dia tidak bisa berdiam di sini seperti orang bodoh. Salah satu tamu Tynweith akan segera menanggapi teriakan Felicity, melongok ke jendela, dan bertanya­tanya apa yang sedang di lakukan Earl of Westbrooke dengan berdiri telanjang malam­malam. Robert mendengus. Sial, seluruh tamu Tynweith akan beranggapan mereka tahu betul apa yang sedang dia lakukan, dia akan dengan mudah di tang kap seolah­olah sedang berada di ranjang.

Terlalu tinggi untuk melompat dari atap ke tanah. Tapi Robert belum putus asa.

Felicity memekik lagi. Lalu ada seseorang yang berteriak. Robert memeriksa jendela­jendela lain yang menghadap serambi. Di ujung sana—kerlip nyala lilin memperlihatkan satu jendela yang terbuka. Robert berlari secepat mungkin menghampirinya, sambil ber ­harap penghuni kamar itu adalah seorang pria.

The Naked Earl.indd 2 3/2/2018 9:33:07 AM

Page 9: HR: The Naked Earl - s3.amazonaws.com · seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun jendela hingga menutup, dan menarik gorden rapat rapat

The Naked Earl 3

Lady Elizabeth Runyon berdiri telanjang di depan cermin, berkacak pinggang, dan mengernyit menatap payudaranya. Dia memiringkan kepala, menyipitkan mata menatap dadanya, dengan mata kanan kemu­dian mata kiri. Bah! Payudaranya mungil, aset kecil tak berguna dibandingkan milik Lady Felicity yang subur dan ranum. Di Inggris tidak ada korset yang bisa membuat payudaranya terlihat lebih mengagum kan.

Lizzie berbalik menyamping, meraih tiang tempat tidur untuk menyeimbangkan diri. Mungkin dari sudut ini lebih baik?

Tidak.Embusan udara sejuk bertiup dari jendela yang ter­

buka, meluncur ke kulitnya, membuat puncak payu­daranya mengeras. Lizzie menutupi dada de ngan tangan, berusaha membuat putingnya kembali lunak.

Dia merasa aneh dan geli, seolah sehelai benang halus bergetar dari payudaranya ke … ke….

Lizzie menjauhkan tangan dari tubuhnya seolah­olah merasa terbakar. Dia harus kembali mengenakan gaun tidur dan naik ke tempat tidur. Lalu menarik selimut hingga ke dagu, memejamkan mata, dan tidur. Dia akan tidur andai saja kamarnya tidak terasa berputar dengan tidak nyaman saat dia melakukannya. Dia kembali meraih tiang tempat tidur.

Gelas ratafia terakhir itu benar­benar sebuah ke­salahan. Dia tidak akan meneguknya jika tidak merasa begitu bosan. Jika dia harus mendengar ocehan Mr. Dodsworth tentang kandang kudanya sekali lagi.… Pilihannya adalah minum atau berteriak. Laki­laki itu tidak punya pendirian—atau pikiran lain yang tidak ada

The Naked Earl.indd 3 3/2/2018 9:33:07 AM

Page 10: HR: The Naked Earl - s3.amazonaws.com · seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun jendela hingga menutup, dan menarik gorden rapat rapat

Sally MacKenzie4

hubungannya dengan secercah darah segar—sejak debut Lizzie tiga tahun lalu.

Lizzie bersandar di tiang tempat tidur. Bagaimana dia bisa bertahan di Season mendatang? Bertemu orang yang sama, mendengar obrolan yang sama, mener­tawakan rumor yang sama. Rasanya menyenang kan ketika dia masih tujuh belas tahun, tapi sekarang….

Mungkinkah seseorang bisa mati karena merasa bosan?

Meg juga tidak membantu. Ya Tuhan! Lizzie akhir ­nya berhasil merayu sahabatnya untuk meninggalkan perkebunan di Kent demi kota London yang me­nakjubkan, lalu Meg ternyata sama mem bosan kan nya seperti Dodsworth. Topik pem bicaraan yang me nyiksa Lizzie adalah soal perkebunan. Semak belukar. Semak belukar terkutuk. Andai Meg meng ikuti kata hati, Meg pasti akan menghabiskan setiap waktunya berada di antara semak belukar—bukan bersama seorang pria yang berlutut merayunya.

Lizzie memberengut ke tiang tempat tidur. Se­harusnya dia menuangkan gelas ratafia terakhir itu ke atas kepala Robbie. Itu pasti akan menghidupkan suasana. Ha! Dia membayangkan kengerian yang meng­hias wajah para bangsawan yang berkumpul jika Lady Elizabeth Runyon—saudari Duke of Alvord, se orang teladan kehormatan—yang menyebabkan ke gaduhan semacam itu.

Setidaknya dia akan mendapat perhatian Robbie. Lizzie berani bertaruh untuk itu.

Lizzie menatap cermin sekali lagi. Berani sekali dia berdiri telanjang di sini. Lizzie menegakkan tubuh dan

The Naked Earl.indd 4 3/2/2018 9:33:07 AM

Page 11: HR: The Naked Earl - s3.amazonaws.com · seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun jendela hingga menutup, dan menarik gorden rapat rapat

The Naked Earl 5

melepas pegangannya di tiang tempat tidur. Mungkin dia harus berani di Season ini. Bahkan nakal. Bermain sesuai aturan tidak memberinya apa yang dia inginkan—atau orang yang dia inginkan—karena itu dia akan melanggarnya.

Lizzie kembali menempelkan kedua tangan di payudara. Dia mendesah. Bukit kecil miliknya ini nyaris tidak penuh di telapak tangannya—tapi pasti akan tenggelam di tangan Robert yang lebih besar.

Mmm. Mata Lizzie setengah terpejam, dia meng­gigit bibir bawah. Tangan Robbie. Jemari yang pan jang, telapak tangan yang lebar. Menyentuh kulit Lizzie.

Lizzie merasa begitu berani. Lebih daripada berani —dia merasa bergairah. Lizzie mengusapkan ibu jari ke puncak payudara. Benang halus itu mulai bergetar lagi. Lizzie menjilat bibir, melengkungkan pinggul, dan membuka kaki sedikit agar embusan angin dapat menye­jukkannya di tempat dia sangat memerlukan ke sejukan.

Bagaimana rasanya jika Robbie menyentuhnya di situ?

Tangannya meluncur ke bawah tubuhnya.“Astaga!”Terdengar suara seorang pria, serak dan tegang. Lizzie

menjerit begitu matanya terbuka. Pantulan Robbie menatapnya di cermin. Pantulan Robbie yang telanjang bulat.

Lizzie berbalik untuk berhadapan dengan pria itu, lalu meraih tiang tempat tidur agar tidak jatuh. Kamar terasa berputar­putar, lalu kembali diam. Ya, Robbie masih di sana, masih telanjang, berdiri tepat di bagian dalam jendelanya.

The Naked Earl.indd 5 3/2/2018 9:33:07 AM

Page 12: HR: The Naked Earl - s3.amazonaws.com · seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun jendela hingga menutup, dan menarik gorden rapat rapat

Sally MacKenzie6

Lizzie sebelumnya tidak pernah melihat pria telan­jang, kecuali di lukisan atau patung. Lizzie menatap Robbie.

Karya seni tidak bisa menggambarkan realita de ngan adil. Tidak sama sekali.

Lagi pula, mungkin tidak ada seniman yang pernah mendapat model seindah Robbie.

Robbie terlihat begitu berbeda dari lord beradab asal London yang baru ditinggalkan Lizzie di lantai bawah. Robbie lebih besar. Yah, jelas pria itu tidak begitu saja bertambah besar hanya dengan melepas pakaian, tapi memang terlihat seolah­olah begitu. Lehernya, yang tidak tersembunyi di balik kain cravat dan kerah baju, membentuk sudut bayangan yang ramping. Bahunya … bagaimana bisa begitu pas di jasnya?

Lizzie tidak akan pernah mengira ada rambut yang tumbuh di dada Robbie. Rambut merah keemasan terlihat di perut yang rata, menyebar di bawah pusar di sekeliling.…

Ya Tuhan.... Lizzie tidak pernah melihat itu dalam karya seni

mana pun. Bagian ... tubuh itu panjang, tebal, dan me­nonjol ke luar.

Bagaimana Robbie bisa menyembunyikan itu di dalam celana?

Lizzie kembali menatap wajah Robbie. Wajah pria itu jauh lebih merah daripada rambutnya. Apakah Robbie terluka? Ibu jari tukang besi bisa bengkak dua kali lipat dari ukurannya semula saat terkena martil. Apakah Robbie membenturkan bagian tubuhnya yang itu ketika memanjat jendela?

The Naked Earl.indd 6 3/2/2018 9:33:07 AM

Page 13: HR: The Naked Earl - s3.amazonaws.com · seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun jendela hingga menutup, dan menarik gorden rapat rapat

The Naked Earl 7

“Apakah kau terluka?” Lizzie melihat sekilas ke arah tempat tidur. “Berbaringlah. Aku akan mengambil kom­pres dingin.”

Robbie mendenguskan suara pelan yang terdengar seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun jendela hingga menutup, dan menarik gorden rapat­rapat.

“Tidak, aku tidak terluka. Di mana gaun tidurmu?”“Apakah kau yakin?” Bagian belakang tubuh Robbie

nyaris seindah bagian depannya. Lizzie me nga mati bokong yang kencang. Dia akan senang me nyentuhnya. “Kedengarannya kau sedang terluka.”

“Katakan saja di mana gaun tidur—terkutukmu.” Robbie berbalik kepadanya, rahangnya mengeras, ma­tanya fokus ke wajah Lizzie. “Yang lebih baik lagi, pakai gaunmu. Sekarang.”

Lizzie tidak memedulikan perintah dalam nada suara Robbie.

“Tidak. Aku tidak mau. Aku merasa panas.” Lizzie tersipu. “Sangat panas.” Panas yang tidak enak. Juga lembap. Basah, sungguh. Lizzie memindahkan ta ngan­nya ke bawah untuk memastikan tidak ada me netes.

“Ya Tuhan, Tidak.” Robbie meraih tangan Lizzie sebelum Lizzie menyentuh perut. Jemari Robert—tebal dan hangat—melingkari pergelangan tangan Lizzie. Dia menginginkannya ada di tempat lain. Payu daranya nyeri; putingnya menegang hingga se keras kerikil.

Robert perlahan mengguncang lengan Lizzie. “Pakai gaun tidurmu.”

Suaranya terdengar sedikit putus asa.

The Naked Earl.indd 7 3/2/2018 9:33:07 AM

Page 14: HR: The Naked Earl - s3.amazonaws.com · seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun jendela hingga menutup, dan menarik gorden rapat rapat

Sally MacKenzie8

Lizzie menggeleng. Dia sekarang bisa mencium aroma Robbie. Dia mengambil napas dalam­dalam. Pria ini memiliki aroma khas Robbie. Lizzie terkikik. Itu bodoh, tapi benar. Aroma maskulin dan rempah yang kini lebih kuat karena tidak terhalang lapisan pakaian.

Mata Robert terus tertuju ke payudara Lizzie. Lizzie merasakan payudaranya seolah membengkak ka rena itu. Dia harus mengusapkannya ke bulu di dada Robbie.

Siapa yang peduli dengan gaun tidur? Lizzie ti dak menginginkan gaun tidur. Dia ingin tubuhnya me lekat ke tubuh Robbie. Kulit Robbie menempel di ku litnya. Di sekujur tubuhnya. Lizzie sedikit tersengal. Dia yakin betul genangan gairah telah banyak menetes di bawah kakinya.

Lizzie meraih Robbie.“Lizzie!” Robbie meraih tangan Lizzie satunya,

memegang kedua pergelangan tangan Lizzie erat­erat.“Lepaskan aku.” Lizzie balik menyentak. Geng­

gaman Robbie lembut tapi kukuh. Yah, Lizzie tahu cara melepaskan diri. Dia punya seorang kakak laki­laki. Dia selalu mengatakan kebohongan kecil jika memang diperlukan. “Kau menyakitiku.”

Robbie melepasnya seketika itu juga.“Ah!” Lizzie menyergapnya tiba­tiba, tapi Robbie

menangkap bahu Lizzie.“Lizzie, kau mabuk.”“T­tidak. Aku hanya ingin menyentuhmu. Ku­

mo hon. Biarkan aku menyentuhmu.” Lengan Robbie terlalu panjang. Tidak peduli bagaimanapun Lizzie ber­usaha menjangkau Robbie, dia tidak bisa meraih tu buh pria itu.

The Naked Earl.indd 8 3/2/2018 9:33:07 AM

Page 15: HR: The Naked Earl - s3.amazonaws.com · seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun jendela hingga menutup, dan menarik gorden rapat rapat

The Naked Earl 9

“Kurasa itu bukan ide bagus. Sekarang kenakan gaun tidurmu.”

“Kurasa itu ide yang hebat.” Lizzie berusaha me nyer­gap Robbie lagi. Tidak berhasil. “Mengapa kau tidak membiarkan aku menyentuhmu?”

“Karena selain kenyataan kalau kau tampaknya benar­benar mabuk, aku yakin sekarang akan ada ba nyak orang di pintumu dan sangat mungkin ada orang di jendelamu kapan saja. Kau tidak ingin mereka menemukan kita seperti ini, bukan?”

Lizzie tersedak. “Ya, aku ingin.” Dia kembali ber­gerak maju untuk menghampiri Robbie. Jika tidak se­gera merasakan tubuh Robbie di tubuhnya sendiri, dia akan berteriak.

Robbie menggeram pelan. “Kau tidak mungkin me ­ngatakan itu jika kau tidak mabuk.”

“Ya, aku akan melakukannya.” Lizzie berhenti me­lawan, dan menyentuh Robbie di tempat dia bisa menjangkaunya. Otot di lengan Robbie hangat dan keras. Lizzie nyaris tidak bisa melingkarkan jemari sepenuhnya di sekeliling lengan bawah Robbie. Dia membelai pergelangan tangan Robbie dengan ibu jari dan melihat keringat menetes di bibir atas Robbie. Lizzie ingin menjilatnya.

“Aku mencintaimu, Robbie. Selamanya men cintai­mu.”

Rahang Robbie menegang. “Tidak.”“Ya.”Robbie menggeleng. “Kekaguman yang berlebihan.

Cinta monyet.”“Tidak. Cium aku. Kau akan tahu.”

The Naked Earl.indd 9 3/2/2018 9:33:07 AM

Page 16: HR: The Naked Earl - s3.amazonaws.com · seperti paduan tawa dan rintihan, lalu menyentak daun jendela hingga menutup, dan menarik gorden rapat rapat

Sally MacKenzie10

Robbie mengusap wajah dengan lengan, mengelap butiran keringat. “Tidak ada waktu untuk itu, Lizzie.”

“Ya, ada. Cium aku.”“Lizzie.” Tangan Robbie mempererat pegangan di

bahu Lizzie, tapi kemudian melembut ketika Lizzie menarik napas tajam.

“Lizzie, kumohon. Jika aku tertangkap di sini, skan ­dalnya akan ada di luar perkiraan kita. James akan membunuhku.”

“Tidak, dia tidak akan melakukannya. Kau saha­batnya.”

Robbie mendengus. “Kau adiknya. Percaya ke pa da­ku. Dia akan membunuhku.”

“Aku tidak melihat alasan untuk itu. Dia me lihat Sarah telanjang, bukan? Bagaimana dia bisa me nge luh?”

“Itu berbeda.”“Tidak.”“Ya, jika kau tidak semabuk ini, kau akan melihat

bedanya. Sekarang kenakan gaun tidurmu.”“Baiklah, tapi kau harus melepaskan aku. Aku tidak

bisa mengenakannya jika tanganmu menghalangi.”“Betul. Hanya saja jangan—”Robbie terlalu cepat mengendurkan cengkeraman.

Lizzie menghampirinya dalam satu langkah dan me­lingkarkan lengan di pinggang Robbie.

“Lizzie!” Robbie bergerak nyaris sama cepatnya, menjatuhkan tangan ke pinggul Lizzie lalu men do­rongnya.

The Naked Earl.indd 10 3/2/2018 9:33:07 AM