hotel amaris_bab ii_rencana kegiatan
DESCRIPTION
UKL-UPL Kegiatan HotelTRANSCRIPT
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
BAB II
RENCANA KEGIATAN
2.1 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
Kegiatan Pembangunan “HOTEL AMARIS A.n. PT. ANUGRAH GRAHA INTI PERKASA”
2.2 LOKASI RENCANA KEGIATAN
Lokasi kegiatan Pembangunan “Hotel Amaris” berada di Jalan Peta No. 176
RT.009/RW.004, Kelurahan Sukaasih, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung.
Adapun batas-batas Pembangunan Hotel Amaris dengan lingkungan sekitarnya adalah
sebagai berikut :
- Sebelah Kiri : Bengkel
- Sebelah Kanan : Lahan Kosong
- Sebelah Depan : Jl. Peta
- Sebelah Belakang : Permukiman Penduduk
Aksesibilitas menuju lokasi pembangunan Hotel Amaris ini mudah dijangkau dengan melalui
Jalan Peta. Lahan yang akan dibangun berada pada daerah yang strategis dan tofografi datar
sehingga mempunyai aspek yang baik. Sarana dan prasarana pendukung seperti pusat bisnis,
tempat perbelanjaan dan wisata kuliner yang sangat mudah dijangkau dari lokasi
pembangunan Hotel Amaris. Peta situasi lokasi kegiatan yang menggambarkan lokasi, jalan
akses dan kegiatan di sekitar lokasi kegiatan dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan peta situasi
lingkungan dapat dilihat pada Gambar 2.2 .
II - 1
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
Gambar 2.1 Peta Lokasi Kegiatan
II - 2
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
Gambar 2.2 Peta Situasi Lingkungan
II - 3
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
2.3 SKALA USAHA KEGIATAN
Kegiatan Rencana Pembangunan “Hotel Amaris A.n. PT. Anugrah Graha Inti Perkasa” ini
terletak dijalan Peta No. 176 RT.009/RW.004, Kelurahan Sukaasih, Kecamatan Bojongloa
Kaler, Kota Bandung. Rencana kegiatan pembangunan Hotel Amaris A.n. PT. Anugrah Graha
Inti Perkasa direncanakan akan dibangun diatas lahan seluas + 2.531 m2 (sertifikat tanah
dapat dilihat pada lampiran 4) dengan ketinggian 8 (delapan) lantai. Luas bangunan secara
keseluruhan mencapai + 5.061 m2. Jumlah kamar yang direncanakan sebanyak 131 unit
kamar yang akan di desain sedemikian rupa sehingga menjadi tempat peristirahatan yang
nyaman dan menarik. Sarana dan prasarana pendukung yang dilengkapi seperti sarana
pertamanan, area parkir, TPSS, Kantor, Ruang Meeting dan lain sebagainya.
Fasilitas pendukung Hotel Amaris yang akan di bangun diantaranya :
1. Area parkir kendaraan
Akan dibangun tempat parkir yang nyaman bagi pengunjung yang akan menginap
ataupun para tamu Hotel Amaris lainnya dengan menggunakan paving blok untuk diluar
gedung, kapasitas parkir yang akan disediakan untuk parkir mobil + 35 unit dan untuk
parkir motor 20 unit.
2. Akses Jalan
Akses jalan yang akan dibangun akan menggunakan perkerasan perkerasan beton dan
Paving blok.
3. Sarana Keamanan
Hotel Amaris akan dilengkapi sarana keamanan 24 jam dengan menggunakan CCTV
disetiap koridor dan dilokasi strategis lainnya, sehingga pengunjung Hotel Amaris akan
merasa lebih aman dan nyaman.
4. Ruang Meeting
Hotel Amaris juga akan menyediakan 3 (tiga) ruang meeting yang rencananya berada di
lantai 1
5. Mushola
Manajemen Hotel Amaris juga telah merencanakan untuk menyediakan fasilitas Ibadah
untuk karyawan atau pengunjung yang beragama Muslim berupa Mushola yang terletak
di lantai 1.
6. Kolam Renang (Swimming Pool)
7. Ruang Serba Guna
8. Ruang Kantor Manajemen
9. Kitchen dan Restoran
10. Jaringan Internet
Hotel Amaris akan dilengkapi jaringan internet diseluruh area Hotel Amaris dan dapat
digunakan oleh seluruh pengunjung Hotel Amaris sehingga memudahkan pengunjung
untuk melakukan interaksi, komunikasi, maupun kegiatan bisnisnya.
11. TV Kabel
Jaringan TV Kabel merupakan salah satu fasilitas yang akan disediakan disetiap kamar
Hotel Amaris sebagai penunjang bagi kenyamanan dari setiap pengunjung.
II - 4
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
Tabel 2.1.a Lantai Bangunan
NO LANTAI BANGUNANLuas Bangunan (m2)
1 Bangunan Lantai Lobby (lantai dasar) :Ruang Lobby, Ruang Resepsionis, Ruang Server, Dry Garbage, Wet Garbage, Luggage, Ruang Engineering, Ruang Driver, Toilet Driver, ME Area, Area Lift dan Area tangga, Area Parkir Kendaraan
998
2 Bangunan Lantai 1 :Kamar Hotel Amaris, Ruang Panel, Ruang Linen, Area Lift, Area Tangga, Jalan Koridor
998
3 Bangunan Lantai 2 :Kamar Hotel Amaris, Ruang Panel, Ruang Linen, Area Lift, Area Tangga, Jalan Koridor
511
4 Bangunan Lantai 3-7 :Kamar Hotel Amaris, Ruang Panel, Ruang Linen, Area Lift, Area Tangga, Jalan Koridor
510,8 x 5 Lt = 2.554
TOTAL 5.061
Sumber : Pemrakarsa dan Hasil Perhitungan, 2016Gambar denah tiap lantai dapat dilihat pada lampiran 5
Tabel 2.1.b Rencana Pemanfaatan Lahan Hotel Amaris (Lantai Dasar)
NO PENGGUNAAN LAHAN BESARAN LUAS (M2) BCR (%)
Luas Tanah 2.531 -Lapis Bangunan 8 Lt -
Jumlah Unit Kamar 131 Unit -
Jumlah Unit Meeting Room 3 Unit
A. Lahan Tertutup1 Bangunan Lantai Lobby (lantai dasar) :
Ruang Lobby, Ruang Resepsionis, Ruang Server, Dry Garbage, Wet Garbage, Luggage, Ruang Engineering, Ruang Driver, Toilet Driver, ME Area, Area Lift dan Area tangga, Area Parkir Kendaraan
998 39,43
2 TPSS Terpilah 3 Warna 25 0,993 Jalan Perkerasan / Area Parkir dan Saluran
drainase (terbuka dan tertutup)748,7 29,58
Total 1 1.771,7 70
B Lahan Terbuka
1 RTH/Taman 759,3 30
Total 2 759,3 30
TOTAL 1 + 2 2.531 100Sumber : Pemrakarsa dan Hasil Perhitungan, 2016
Keterangan : Luasan bangunan tingkat tidak terhitung dalam Total Luas Lahan Terbuka karena sudah terikut ke dalam luas bangunan lantai Satu sebagai Lahan Tertutup.Gambar denah lantai dasar dapat dilihat pada Gambar 2.3, dan denah tiap lantai dapat di lihat pada lampiran 5
II - 5
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
Gambar 2.3 Peta Prasiteplan (Denah Lantai )
II - 6
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
2.4 GARIS BESAR KOMPONEN KEGIATAN
2.4.1 Kesesuaian Lokasi Kegiatan dengan Tata Ruang
a. Berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2015
tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Bandung Tahun 2015-
2035, lokasi pembangunan Hotel Amaris diarahkan untuk kawasan PERDAGANGAN
dan JASA, maka kegiatan pembangunan HOTEL AMARIS sudah sesuai dengan
peruntukannya. Peta Pola Ruang dapat dilihat, Gambar 2.5.
b. Berdasarkan Keterangan Rencana Kota Nomor 503.643.4/KRK-3944-
DISTARCIP/X/2015 Tanggal 09 Oktober 2015 tentang Keterangan Rencana Kota
(KRK) untuk lahan yang terletak di Jalan Peta No. 176 RT.009/RW.004, Kelurahan
Sukaasih, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung atas nama Tjong Sian Wie
(Direktur Utama PT. Anugrah Graha Inti Perkasa), dinyatakan bahwa lokasi tersebut
diperuntukkan untuk JASA dan fungsi bangunan yang direncanakan yaitu HOTEL,
maka kegiatan pembangunan HOTEL AMARIS sudah sesuai dengan peruntukannya.
(Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 3)
2.4.2 Komponen Kegiatan Yang Menimbulkan Dampak
Rencana kegiatan pembangunan Hotel Amaris dibagi atas 3 (tiga) tahap, yaitu tahap
pra konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi (operasional). Tahapan kegiatan
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.4.
GAMBAR 2.4 TAHAPAN KEGIATAN PEMBANGUNANGambar 2.4 Tahapan Kegiatan Pembangunan HOTEL AMARIS A.n. PT. ANUGRAH
GRAHA INTI PERKASA
II - 7
TAHAP PRA KONSTRUKSIPengurusan Perizinan Pembebasan LahanPerencanaan Tapak
TAHAP KONSTRUKSIMobilisasi Tenaga KerjaPembangunan Sarana & Prasarana Awal PembangunanMobilisasi Alat dan BahanPenyiapan dan Pematangan LahanPenggalian Tanah Untuk PondasiPembangunan Bangunan UtamaPembangunan Prasarana, Sarana Penunjang dan Taman
TAHAP PASCA KONSTRUKSIPembentukan Manajemen Pengelolaan Hotel AmarisPemeliharaan Sarana & Prasarana Kegiatan Hotel AmarisJenis Alat Angkut dan KendaraanKegiatan Operasional Hotel Amaris
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
Gambar 2.5 Peta Pola Ruang
II - 8
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
A. TAHAP PRA KONSTRUKSI
1) Pengurusan Perizinan
Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)
Kota Bandung Nomor 640/Kep.1245-Bappeda/2015 tentang Rekomendasi Badan
Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)dalam rangka perencanaan pmbangunan
Hotel yang terletak di Jalan Peta No. 176 RT.009/RW.004 Kelurahan Sukaasih,
Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung, menyampaikan syarat – syarat perijinan
yang harus di tempuh sebelum kegiatan pembangunan Hotel Amaris berlangsung adalah
sebagai berikut:
- Wajib melaksanakan Sosialisasi dan pemberitahuan kepada masyarakat
sekitar lokasi kegiatan yang diketahui RT, RW, Lurah dan Camat Setempat
- Bukti pemberitahuan ijin tetangga yang ditandatangani oleh warga sekitar
lokasi kegiatan
- Wajib memiliki Rekomendasi Pertimbangan Teknis Pertanahan
- Wajib Menyusun Dokumen UKL-UPL
- Wajib Menyusun Kajian Geohidrologi Lingkungan
- Wajib Menyusun Keterangan Duga Muka Banjir / Peil Banjir
- Wajib Memiliki Rekomendasi ANDAL LALIN dan Rekomendasi
KAMTIBSELCARLANTAS.
- Wajib memiliki Rekomendasi Tata Letak dan Jenis Tanaman Serta Design
- Wajib Memiliki Rekomendasi Teknis Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya
Kebakaran
- Wajib Memiliki Rekomendasi Saran Teknis Pengambilan Air Bawah Tanah
(jika mengambil sumber air bawah tanah)
- Wajib Memiliki Rekomendasi Pengelolaan Persampahan
- Wajib Memiliki Rekomendasi Pengelolaan Air Limbah
- Wajib Memiliki Rekomenadasi dari Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG)
- Wajib Memperoleh Keterangan Rencana Kota (KRK)
- Ijin Pematangan Lahan
- Ijin Jalan Masuk
- Surat Ijin Pengambilan Air (SIPA)
- Surat Ijin Pengeboran (SIP)
- Izin Pembuangan Air Buangan Ke Saluran Terbuka (Apabila air limbah
dibuang kesaluran terbuka)
- Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
II - 9
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
Pada saat pembuatan UKL-UPL ini, PT. ANUGRAH GRAHA INTI PERKASA (Pemrakarsa
Kegiatan), sudah memiliki izin seperti :
- Bukti Pemberitahuan Tetangga (Lampiran 1)
- Surat Keterangan Domisili Perusahaan (Lampiran 1)
- Rekomendasi Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Nomor
640/Kep.1245-Bappeda/2015 tanggal 29 Desember 2015 (Lampiran 3)
- Keterangan Rencana Kota Nomor 503.648.1/KRK-4678-DISTARCIP/XII/2015
Tanggal 02 Desember 2015. (Lampiran 3)
2) Pembebasan Lahan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah maka pelaksanaan kegiatan pembebasan lahan diawali dengan
survey pendataan luas dan kepemilikan lahan. Pelaksanaan pembebasan sudah
terbebaskan (100%) dari total lahan yang di rencanakan. lahan yang akan bangun
menjadi Hotel Amaris yang terletak di Jalan Peta No. 176 RT.009/RW.004, Kelurahan
Sukaasih, Kecamatan Bojongloa Kaler seluas + 2.531 m2, dan akan segera di proses balik
nama atas nama PT. Anugrah Graha Inti Perkasa ke intansi terkait (SHM dapat dilihat
pada lampiran 4).
3) Perencanaan
a) Tata Guna Lahan
Kegiatan pembuatan Site Plan mengacu kepada 2 (dua) aspek perencanaan, yaitu kriteria
perencanaan dan konsep perencanaan.
Kriteria Perencanaan
Aspek perencanaan ini berdasarkan :
a. Meminimalkan perubahan topografi lahan
b. Menjaga keseimbangan tata air
c. Membuat susunan ruang yang mudah dipahami
d. Memungkinkan tahap pembangunan dan perluasan / pengembangan
lokasi.
Konsep Perencanaan
Pengerjaan konsep ini didasarkan kepada hasil studi kelayakan dengan tujuan
meminimalkan perubahan topografi yang ada. Adapun alokasi lahan dilakukan
dengan memperhatikan karakteristik seperti sistem drainase serta penjelasan
rekomendasi peil bebas banjir dari Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung.
II - 10
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
B. TAHAP KONSTRUKSI
1) Mobilisasi Tenaga Kerja
Pada tahap konstruksi ini akan diperlukan tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja yang
diperlukan bervariasi sesuai dengan jadwal pelaksanaan, namun pada tahap konstruksi
mencapai puncaknya diperkirakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 50 orang
sesuai dengan bidang pekerjaan konstruksi yang dibutuhkan. Dari keseluruhan tenaga
kerja yang terlibat sebanyak 40-50% diprioritaskan akan diambil dari Kelurahan
Sukaasih Kecamatan Bojongloa Kaler sesuai dengan keahlian masing-masing.
2) Pembangunan Sarana dan Prasarana Awal
Kegiatan yang dilakukan adalah pembuatan pagar pembatas lokasi kegiatan/bowplang
dan pembangunan basecamp untuk tenaga kerja serta gudang.
3) Mobilisasi Alat dan Bahan
Kegiatan mobilisasi alat dan bahan untuk pembangunan Hotel Amaris dilakukan bekerja
sama dengan kontraktor yang berpengalaman dalam pengerjaan kegiatan konstruksi
bangunan Hotel Amaris. Peralatan untuk konstruksi didatangkan dari Bandung dan
Kabupaten Bandung dengan jenis peralatan yang akan digunakan antara lain dump
truck, beton molen, generator set, dan sebagainya. Jalur pengangkutan alat dan bahan
melalui Jalan Peta.
Aktivitas pelaksanaan mobilisasi dan demobilisasi terutama untuk peralatan berat
dilakukan antara pukul 06.00 - 18.00 WIB dengan persiapan sebagai berikut :
Pemberitahuan terlebih dahulu terhadap masyarakat setempat dan sekitar
proyek melalui pemerintah setempat seperti RT, RW dan Kepala Kelurahan sebelum
pelaksanaan kegiatan fisik dilaksanakan (Wajib melaksanakan sosialisai)
Sistem pengaman terutama pada jalan penghubung yang akan dilalui
kendaraan proyek dan peralatan berat lainnya, yang disertai pula dengan
penempatan petugas untuk dapat mengatur lalu lintas keluar masuknya kendaraan
tersebut.
4) Pembangunan Bangunan Utama
Kegiatan pembangunan Hotel Amaris ini terdiri dari pekerjaan pondasi, pekerjaan
pembesian, pekerjaan beton, pekerjaan pasangan, pekerjaan plesteran dan acian,
pekerjaan kuda-kuda dan atap, pekerjaan kusen-pintu dan jendela, pekerjaan plafond,
pekerjaan lantai, pekerjaan pengecatan, pekerjaan kaca, pekerjaan sanitary, pekerjaan
II - 11
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
tangki septik, pekerjaan plambing unit serta pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
Kegiatan fisik untuk pembangunan Hotel Amaris ini meliputi pembangunan untuk
berbagai bangunan utama dan sarana penunjang kegiatan Hotel Amaris. Pekerjaan
konstruksi pembangunan di buat sebagai berikut :
Lantai
- Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin,
warna terang dan mudah dibersihkan.
- Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup
ke arah saluran pembuangan air limbah.
- Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk konus/lengkung agar mudah
dibersihkan.
Dinding
- Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan menggunakan cat yang
tidak luntur serta tidak menggunakan cat yang mengandung logam berat.
Ventilasi
- Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang
dengan baik.
- Ventilasi alamiah minimum 15% dari luas lantai.
- Bila Ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya pergantian udara dengan
baik, kamar atau ruang harus dilengkapi dengan penghawaan buatan/mekanis
- Penggunaan ventilasi buatan/mekanis harus disesuaikan dengan peruntukkan
ruangan.
Atap
- Harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukkan serangga, tikus
dan binatang pengganggu lainnya.
- Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus dilengkapi penangkal petir.
Langit-Langit
- Langit-langit harus kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan
- Langit-langit tingginya minimal 2,70 meter dari lantai
- Kerangka langit-langit harus kuat dan bila terbuat dari kayu harus anti rayap.
Pembuatan Lalu Lintas Antar Ruangan
Pembagian ruangan dan lalu lintas antar ruangan harus didisain sedemikian rupa
dan dilengkapi dengan petunjuk letakkan ruang, sehingga memudahkan hubungan
dan komunikasi antar ruangan
Penggunaan tangga harus dilengkapi dengan sarana pencegahan kecelakaan seperti
alarm suara dan petunjuk penggunaan yang mudah dipahami oleh pemakaiannya.
II - 12
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
Tata Cahaya
Pengaturan tata cahaya selaras dengan penetapan standar pencahayaan kondisi
dalam ruangan yang diukur dengan Lux. Demikian pula pemilihan lampu dan sistem
pemasangannya, kegiatan pembangunan Hotel Amaris tetap memperhatikan estetika
dan meminimalisir kemungkinan timbulnya dampak negatif dari efek pencahayaan,
misalnya dengan perubahan wajah orang, kelelahan mata dan sebagainya.
Tata Udara
Kota Bandung pada siang hari saat sekarang ini sudah dirasakan relatif panas, oleh
sebab itu kegiatan bangunan Hotel Amaris memasang sistem pendingin udara yang
memadai untuk seluruh area, khususnya tiap ruangan dan kamar sebagai salah satu
layanan kepada para calon konsumen. Air Conditioner (AC) sentral dipergunakan di
dalam bangunan, sedangkan AC unit pada bangunan-bangunan yang terpisah di luar
bangunan. Untuk ruangan lain yang tidak memerlukan AC, perputaran udaranya
diatur dengan ventilasi dan exhaust sehingga udara terasa segar dan tingkat suhu
panas ruangan dapat dikurangi. Ventilasi ataupun exhaust ini ditutup dengan kawat
kasa untuk mencegah serangga dari luar.
Instalasi Penyalur Petir
Untuk perlindungan terhadap bangunan dan juga keselamatan penghuninya, karena
bangunan fisik Hotel Amaris termasuk dalam kategori bangunan tinggi, maka
dilengkapi dengan instalasi penyalur petir. Jaminan bahwa instalasi tersebut masih
dapat berfungsi dengan baik, maka nantinya akan dilakukan pemeriksaan terhadap
instalasi penyalur petir oleh instansi yang berwenang.
5) Pembangunan Sarana – Prasarana Penunjang dan Taman
Sarana - Prasarana dan Utilitas yang akan dibangun Hotel Amaris adalah sebagai berikut:
a. Pembangunan Prasarana Jalan dan Area Parkir
Pembangunan prasarana jalan yaitu jalan dengan perkerasan / penetrasi 4 m). Kontruksi
jalan menggunakan pondasi batu belah 7/15; 5/7 dan 3/5, penetrasi jalan batu pecah,
perekat aspal panas dan finishing hotmix. Sedangkan untik area parkir menggunakan
Grasss block Fasilitas perlengkapan jalan yang akan digunakan akan berkoordinasi
dengan Dinas Perhubungan dan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung.
II - 13
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
(Gambar 2.6 Detail Kontruksi Jalan Hotmix dan Paving Blok)
b. Perangkat Mekanikal dan Elektrikal
Perangkat mekanikal dan elektrikal pada dasarnya akan disesuaikan dengan standar dan
sistem bangunan Hotel Amaris yang ada, jaringan ini di tempatkan pada masing-masing
lantai yang dipasang dipinggir sirkulasi yang mudah di capai dan memudahkan instalasi,
pemeliharaan dan perbaikan. Konstruksi mekanikal dan elektrikal terdiri dari pekerjaan
pemasangan instalasi listrik mulai untuk sarana penerangan listrik di dalam bangunan
serta penerangan di luar bangunan. Pekerjaan gardu listrik di dalam bangunan rencana
Hotel Amaris meliputi :
Pemasangan instalasi listrik pada masing-masing lantai;
Pemasangan perpipaan air bersih, pompa, kontrol panel;
Perpipaan air kotor dan kontrol panel;
Instalasi jaringan telepon;
Pemasangan peralatan lift;
Pemasangan penerangan di areal luar bangunan.
Kebutuhan listrik utama rencana pembangunan Hotel Amaris ini akan disuplai dari PT.
PLN. Sebagai cadangan energi listrik, akan disediakan 1 buah generator set, yang akan
ditempatkan pada ruangan yang didesain kedap suara agar tidak mengganggu aktivitas
dalam bangunan Hotel Amaris.
c. Penyediaan Sarana Air Bersih
Air adalah kebutuhan yang sangat vital untuk operasional kegiatan Hotel Amaris baik
secara kuantitas maupun kualitas. Ketersediaan air bersih dari aspek kuantitas berarti
harus dapat memenuhi kebutuhan sesuai jumlahnya dan juga ketersediaannya harus ada
setiap saat. Operasional Hotel Amaris sangat berkaitan dengan aspek manusia sebagai
II - 14
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
pengguna Hotel Amaris termasuk juga karyawan dan fasilitas pendukung lainnya.
Dengan demikian kualitas air bersih yang memenuhi standar kesehatan untuk manusia
mutlak harus dipenuhi. Penyediaan air bersih akan di tampung dalam bak penampung
air bersih yang selanjutnya akan didistribusikan dengan pompa air. Untuk memenuhi
kebutuhan air bersih Hotel Amaris direncanakan akan menggunakan air dari PDAM Kota
Bandung akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan dibuat sumur pantek (jet pump)
apabila pasokan dari PDAM tidak dapat menyediakan kebutuhan air bersih secara
keseluruhan. Debit perkiraan keseluruhan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table
di bawah ini :
Tabel 2.2. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih untuk Kegiatan “HOTEL AMARIS”
No Jenis KegiatanJumlah Orang/hari
(asumsi)KebutuhanAir Bersih
Kebutuhan Air Bersih (m3/hari)
1.Pengelola dan Karyawan Hotel Amaris
50 30 L/org/hari 1,5
2.Pengunjung Hotel Amaris berdasarkan jml kamar. (Populasi tidak tetap)
131 kamar 750 L/ kamar 98,25
3. Dapur 1 unit - 1,54 Laundry 3,5
5.Pertamanan & Pemeliharaan Bangunan
- - 1,25
Jumlah Total 106Sumber : Asumsi dan Hasil Perhitungan, 2014 berdasarkan Puslitbang PUKeterangan : Untuk penanggulangan kebakaran, seluruh kebutuhan air akan dialokasikan untuk pemadaman melalui hidran/sprinkler yang tersedia.
Berikut ini neraca penggunaan air untuk kegiatan Hotel Amaris dapat dilihat pada gambar 2.7 :
Gambar 2.7. Neraca Penggunaan Air Hotel Amaris
II - 15
93,61 m3/hr
3,15 m3/hr
1,12 m3/hr
1 m3/hr
Bak Penampung air
106 m3/hari
Kebutuhan air bersih
106 m3/hari(PDAM)
Karyawan dan pengelola Hotel = 1,5 m3/hr
Kebutuhan Lain (Perawatan &
Penyiraman dll)1,25 m3/hr
Fire Hydrant *)
Pengunjung Hotel98,25 m3/hr
Terinfiltrasi ke dalam tanah
0,25 m3/hr
MCK99,75 m3/Hr
Dapur1,5 m3/hr
Greasetrap1,5 m3/hr
Terserap sisa makan 25 % = 0,38 m3/hr
Laundry3,5 m3/hr
Terserap kain 10 % = 0,35 m3/hr
menguap 10 % = 10,41 m3/hr
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
Keterangan :- Diasumsikan kegiatan MCK dari Karyawan dan Pengunjung di alirkan langsung ke STP/WTP. - Air yang terinfiltrasi ke dalam tanah diasumsikan 80%, sisanya 20% masuk ke saluran drainase. *) Untuk keadaaan darurat (incidential), fire hydrant dialokasikan seluruhnya dari kebutuhan air jika sewaktu-waktu
terjadi kebakaran.- Ijin Pembuangan air buangan ke saluran terbuka akan segera diproses ke BPPT Kota Bandung dan juga akan selalu
berkoordinasi dengan PDAM Kota Bandung.- Satuan m3/hari
d. Penyaluran Air Limbah Domestik (MCK)
Penyaluran air buangan domestik dilakukan secara terpisah dari air hujan (storm water)
dan dilakukan dengan saluran tertutup, hal ini untuk mencegah penyebaran penyakit
melalui media air (water born diseases), sehingga memenuhi syarat sanitasi. Air buangan
domestik yang berasal dari kegiatan operasional Hotel Amaris dibedakan atas black
water dan grey water. Black water yang berasal dari kegiatan operasional tersebut
direncanakan disalurkan melalui STP/WTP (gambar terlampir). Hal ini untuk
mengantisipasi pencemaran air tanah oleh limbah MCK. Sedangkan air bekas
penyiraman disalurkan ke saluran drainase riol kota, dan akan segera berkoordinasi
dengan PDAM Kota Bandung mengenai pembuangan air limbah domestik ke riool kota.
Dan untuk air limbah dari kegiatan dapur di alirkan terlebih dahulu ke Greasetrap
sebelum di buang ke STP/WTP.
Besarnya timbulan air buangan (air limbah) dari aktivitas Hotel Amaris dapat dilihat
pada Tabel 2.2, dimana banyaknya air buangan, yaitu ± 93,61 m3/hari.
e. Pembangunan Saluran Drainase Air Hujan.
Untuk mengindari genangan air di areal kegiatan, maka di sekeliling bangunan akan
dibuat saluran drainase yang dapat mengalirkan air hujan menuju badan air penerima
terdekat. Kegiatan pembangunan saluran drainase akan dilaksanakan bersamaan
dengan pembangunan akses jalan sesuai site plan. Saluran yang dibangun umumnya
berupa saluran terbuka dan tertutup (gorong-gorong), dimensinya disesuaikan dengan
volume air larian yang akan terjadi pada setiap hari hujan dan air limbah yang akan
timbul. Kegiatan pembangunan saluran drainase dilaksanakan bersamaan dengan
pembangunan jalan. Detail saluran drainase dan detail gorong-gorong dapat dilihat pada
gambar 2.8 di bawah ini :
II - 16
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
Gambar. 2.8 Dimensi saluran air hujan
f. Pembangunan Sarana Persampahan
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan Hotel Amaris berasal dari aktivitas domestik Hotel
Amaris dan sampah dilingkungan Hotel Amaris (selain kegiatan domestik Hotel Amaris).
Secara umum sampah domestik yang dihasilkan akan ditangani dengan cara yang
berwawasan lingkungan sesuai Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampa h. Untuk memudahkan dalam pengelolaan sampah,
maka di setiap lantai dan lingkungan Hotel Amaris yang berpotensi menghasilkan
timbulan sampah akan disediakan tempat sampah (tong plastik) dengan 3 (tiga) warna
yang berbeda, yaitu warna hijau untuk sampah organik seperti dedaunan, sisa makanan,
dll, serta warna kuning untuk sampah anorganik seperti kardus, plastik, kertas, botol-
botol minuman dll dan warna merah untuk sampah limbah B3 rumah tangga seperti
logam, bekas lampu/kaca, batu baterai, dll.
Sampah tersebut dikemas dalam kantung plastik kemudian diambil dan dikumpulkan di
Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPSS)yang telah melalui proses pemilhan
antara sampah organik, anorganik dan sampah b3 rumah tangga. Sampah organik akan
dilakukan proses pengomposan dan hasil dari pengomposan tersebut nantinya akan di
mamfaatkan sebagai pupuk organik untuk area penghijauan/taman yang ada disekitar
lokasi kegiatan Hotel Amaris, dan sampah anorganik yang tidak dapat dilakukan
pengomposan kemudian diangkut oleh truk sampah menuju Tempat Pembuangan Akhir
Sampah (TPAS) oleh PD. Kebersihan Kota Bandung secara rutin. Perkiraan besarnya
timbulan sampah yang dihasilkan tersajin dalam tabel 2.3 di bawah ini :
II - 17
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
Tabel 2.3 Perkiraan Timbulan Sampah Kegiatan Hotel Amaris.
No Jenis Kegiatan
Asumsi Jumlah
Populasi
(Org)
Jumlah
Timbulan
Sampah
(L/org/hari)
Jumlah
Timbulan
(m3/hari)
1.Pengelola Karyawan, Satpam,
Petugas Parkir dan Kebersihan
Hotel Amaris
50 3,03 **) 0,16
2. Pengunjung Hotel Amaris 393 3,03 **) 1,19
3. Taman, Parkir, Bangunan
komersil, dll
- - 0,5 *)
Jumlah 1,85
Keterangan : *) Asumsi / perkiraan - Diasumsikan timbulan sampah dari taman dan parkir sebanyak 0,5 m3/hari**) Timbulan sampah untuk Pertokoan dan Jasa berdasarkan Litbang PD Kebersihan dengan LIPI & ITB,
Bandung 3,03 L/orang/hari
Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) yang akan digunakan dilokasi kegiatan
adalah berupa bak sampah yang terbuat dari pasangan bata, lokasi penempatannya
didasarkan atas pertimbangan tempat yang strategis (memudahkan dalam
pengangkutan) tetapi tidak mengganggu estetika lingkungan;
Perhitungan TPSS :
Timbulan sampah : 1,85 m3/hari
Kapasitas TPSS : [(1,85 m3/hari) x 7 hari] = 12,95 m3
Jika, Tinggi TPS : 1,5 m
Maka, Luas TPSS yang diperlukan : (3,85 m3 : 1,5 m) = 8,64 m2
Dimensi TPSS : Jika p = 2.l maka L = 2 l2
Maka l = 2,08 m P = 4,16 m
Dibulatkan l = 2,1 m, P = 4,2 m
Maka luas TPSS menjadi ( p x l x t) = ( 4,2 x 2,1 x 1,5 ) = 13,23 m3 > 12,95 m3 OK
Jadi Luas TPSS yang akan direncanakan adalah ( p x l x t) = ( 3 x 1,5 x 1 ), masih
mencukupi untuk menampung sampah dari timbulan sampah yang dikeluarkan dari
kegiatan Hotel Amaris tersebut. Sarana TPSS ini agar dibangun sebelum kegiatan operasi
dimulai. Pengangkutan sampah secara rutin menggunakan Steel Container dari TPSS ke
TPA akan dikoordinasikan lebih lanjut ke PD Kebersihan Kota Bandung.
II - 18
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
Gambar 2.9 Konstruksi tong sampah, Kontainer
g. Prasarana Perparkiran
Kegiatan Hotel Amaris berupa kegiatan jasa penginapan yang nantinya akan dikunjungi
oleh para pengunjung dari wilayah sekitar maupun pengunjung dari wilayah lainnya
untuk menikmati tempat peristirahatan. Para pengunjung tersebut datang menggunakan
berbagai jenis kendaraan seperti motor maupun mobil. Untuk menjaga keamanan dan
kenyamanan para pengunjung Hotel Amaris maka sarana perparkiran perlu dikelola
dengan baik. Selain itu juga pemrakarsa akan mengkoordinasikan dan
mengkonsultasikan pada Dinas Pehubungan Kota Bandung sehingga dengan adanya
perkembangan Hotel Amaris ini tidak mengganggu kelancaran lalu lintas khususnya di
wilayah tersebut. Hotel Amaris menyediakan lahan parkir yang dapat menampung
kendaraan ± 35 unit mobil dan ± 20 unit motor.
h. Pemasangan Peralatan Pemadam Kebakaran
Sistem pencegahan bahaya kebakaran mutlak diperlukan disamping penataan tapak
yang mempertimbangkan kemudahan sirkulasi maupun pencegahan perambaan
terhadap lingkungan sekitarnya. Sebagai antisipasi terjadinya kebakaran, maka rencana
bangunan Hotel Amaris ini akan dilengkapi dengan fasilitas pemadam kebakaran berupa
peralatan penginderaan bahaya kebakaran (fire alarm), alat pemadam api ringan (APAR)
pada setiap sudut bangunan, fire hydrant dan sprinkler, smoke detector, fire and smoke
alarm, dan panel penunjuk lokasi titik kebakaran, dan juga tangga dan pintu darurat
dengan petunjuknya. Alat-alat pemadam kebakaran tersebut ditempatkan pada setiap
lantai bangunan dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Fasilitas-fasilitas lainnya yang direncanakan antara lain :
1. Pemasangan emergency lamp
disetiap fasilitas tamu dan ruangan lainnya
II - 19
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
2. Penggunaan panel pengaturan
lampu dan elektrikal lainnya dikamar yang menyatu dan mudah dioperasikan
langsung dari tempat tidur.
3. Penempatan tenaga teknis dan
pengaman pada lokasi-lokasi yang strategis sehingga memudahkan pengambilan
tindakan darurat.
Secara lebih teknis akan memproses rekomendasi dari Dinas Kebakaran Kota Bandung.
GAMBAR 2.10.a CONTOH ALAT-ALAT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
APAR FIRE HIDRAN ALARM
SPRINKLER SMOKE DETECTOR
GAMBAR 2.10.b CONTOH SIMBOL JALUR EVAKUASI
II - 20
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
SIMBOL TITIK KUMPUL BENCANA
i. Pekerjaan Penghijauan/Taman sebagai Area Ruang Hijau Terbuka
Pekerjaan penghijauan berupa taman yang berada di sekitar Hotel Amaris akan ditanami
berbagai jenis tumbuhan yang ditanam, yaitu jenis tanaman hias/bunga-bungaan.
Adanya taman ini diharapkan dapat menambah keasrian dan kesejukan di lingkungan
Hotel Amaris serta dapat bemanfaat bagi masyarakat sekitar lokasi karena dapat
mereduksi debu yang ditimbulkan.
C. TAHAP PASCA KONSTRUKSI (OPERSIONAL)
Operasional “Hotel Amaris” akan dilakukan apabila perizinan dan proses pembangunan
fisik telah selesai secara keseluruhan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung
Nomor 10 Tahun 2015 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota
Bandung Tahun 2015-2035, lokasi pembangunan Hotel Amaris diarahkan untuk
kawasan PERDAGANGAN dan JASA. Adapun kegiatan pada tahap pasca
konstruksi/operasional meliputi :
1) Pembentukan Manajemen Pengelolaan Hotel Amaris
Pembentukan manajemen pengelolaan Hotel Amaris dilakukan atas persetujuan PT.
ANUGRAH GRAHA INTI PERKASA selaku pemrakarsa kegiatan pembangunan ”Hotel
Amaris” di Kelurahan Sukaasih Kecamatan Bojongloa Kaler yang bergerak dibidang jasa
khususnya jasa penginapan.
2) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kegiatan Hotel Amaris
Selama tahap pasca konstruksi (operasional) “Hotel Amaris” ini diperlukan tenaga kerja
untuk operasional/pemeliharaan Hotel Amaris. Tenaga kerja yang terlibat umumnya
berasal dari tenaga lokal (Kelurahan Sukaasih) dan sekitarnya. Perkiraan tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk pengelola Hotel Amaris selama tahap operasional dapat dilihat
pada uraian dibawah ini :
Jumlah tenaga kerja pada rencana kegiatan Hotel Amaris sebanyak + 50 orang yang
menduduki level pimpinan sampai staf karyawan terdiri dari :
Tingkat pimpinan : 1 orang
Tingkat pimpinan menengah : 5 orang
Tingkat pelaksana/Staf : 44 orang
Jumlah : 50 orang
II - 21
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
3) Jenis Alat Angkut dan Kendaraan
Operasional Hotel Amaris memerlukan mobilisasi yang dibantu dengan penunjang
berupa alat angkut/kendaraan.
Tabel 2.4. Jenis Alat Angkut dan Kendaraan
No Komponen Jenis Kendaraan Satuan Volume
1 Persampahan Truk kecil (PD. Kebersihan) Kendaraan/3 hari
2 Karyawan Kendaraan pribadi Kendaraan/hari
3 Tamu Kendaraan pribadi/sarana umum Kendaraan/hari
Sumber : Kegiatan 2016
4) Kegiatan Hotel Amaris
Pada saat tahap operasional ini diharapkan peran aktif pengelola Hotel Amaris dengan
kegiatan sebagai berikut :
Pengelolaan sampah, direncanakan sampah organik (sisa-sisa makanan, dll)
ditampung dalam bin warna hijau dan sampah anorganik (kardus, kertas, plastik,
botol, kaleng, dll) ditampung bin warna kuning dan dipilah sejak pemilahan di
sumber sampah untuk dijual ke pemulung/pengumpul barang bekas dan selebihnya
dikelola melalui kerjasama dengan PD. Kebersihan Kota Bandung.
Pemeliharaan jalan, sarana parkir, taman dan saluran drainase;
Pemeliharaan sarana-sarana umum lainnya.
Gambar 2.11 Bagan Alir Pengelolaan Sampah Hotel Amaris
II - 22
Hijau Kuning
Pemilihan dan pemilahan sampah
Penampungan (Bak sampah dengan penyekatan 2 warna)
Sumber Sampah
Tidak terjual diambil pemulung
Truk
Pengangkutan ke TPA
Organik (daun, rumput, sisa makanan, daging, sayur, buah-
buahan yg telah busuk dll)
Anorganik(Sampah yang masih dapat didaur ulang seperti kardus, dus botol, kaleng, Koran)
Dijual/Diangkut ke penampungan (lapak/ pembeli barang bekas)
TPSS (Bak sampah dengan penyekatan 2 warna)
Dikelola oleh PD. Kebersihan Kota Bandung
Dikelola oleh Petugas Kebersihan Setempat
Dikelola oleh Karyawan
Gerobak Sampah
Pengelolaan Sampah Organik dengan cara komposting secara
komunal
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
2.4.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jadwal kegiatan Pembangunan Hotel Amaris yang terdiri dari Tahap Pra Konstruksi,
Tahap Konstruksi dan Tahap Pasca Konstruksi disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 2.5 Jadwal Kegiatan Pembangunan “Hotel Amaris”
No. Jenis Kegiatan2016 2017
1 2 3 4 1 2 3 4
Tahap Prakonstruksi
1. Pengurusan Perijinan
2. Pembebasan Lahan
3. Perencanaan Site Plan
Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi Tenaga Kerja
2. Pembangunan Sarana dan Prasarana Awal
3. Mobilisasi Alat dan Bahan Material
4. Penyiapan dan Pematangan Lahan
5. Penggalian Tanah Untuk Pondasi
6. Pembangunan Bangunan Utama
7. Pembangunan Sarana, Prasarana dan Taman
Tahap Prakonstruksi
1 Pembentukan Manajemen Pengelolaan Hotel Amaris
2. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kegiatan Hotel Amaris
3. Kegiatan Hotel Amaris
II - 23
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
2.5 INFORMASI KUALITAS LINGKUNGAN
2.5.1 Komponen Lingkungan
Gambaran mengenai keadaan iklim di lokasi kegiatan didapat dari Stasiun Pengamat
Meteorologi dan Geofisika yang terdekat dengan lokasi kegiatan, yakni Stasiun
Pengamat Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Bandung. Uraian mengenai
komponen iklim di lokasi studi adalah sebagai berikut :
Suhu Udara
Berdasarkan data yang diperoleh dari Stasiun BMG Wilayah II Bandung terlihat
bahwa kondisi suhu udara minimum 19,9 oC, suhu udara maksimum 29 oC dan suhu
udara rata-rata bulanan di wilayah Bandung selama 1(satu) tahun terakhir terukur
antara 23,0 oC. Hasil pengamatan suhu udara rata-rata selama 1 (satu) tahun terakhir
pengamatan (2013) dapat dilihat pada Tabel 2.6a :
Tabel 2.6a.Suhu udara di Lokasi Studi dan Sekitarnya
BulanRata-rata Rendah
(oC)
Rata-rata Tinggi(oC)
Rata-rata (oC) Kelembaban (%)
Januari 21,0 28,3 23,4 79Februari 20,3 28,6 23,4 80Maret 20,4 29,6 23,8 79April 20,7 29,1 23,7 82Mei 20,3 28,7 23,5 82Juni 20,3 28,5 23,6 78Juli 19,0 28,0 22,5 77Agustus 18,5 29,4 23,2 71September 19,1 30,1 23,7 70Oktober 19,6 30 23,7 73November 20,0 29,8 23,8 74Desember 20,1 28,4 23,1 80JUMLAH 239,3 348,5 281,4 926RATA2 19,9 29 23,5 77
Kelembaban Udara
Rata-rata kelembaban udara tahunan sebesar 77 %. Kelembaban tertinggi terjadi
pada bulan April dan Mei, yaitu 82 % sedangkan kelembaban terendah pada bulan
September yaitu 70 %. Dapat dilihat pada Tabel 2.6.a.
Arah dan Kecepatan Angin
Arah angin dominan di daerah studi ialah dari Utara, dengan kecepatan angin rata-
rata 3 knot. Kecepatan angin terbesar dicapai pada bulan Desember, yaitu 13 knot
II - 24
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
sedangkan kecepatan angin terendah dicapai pada bulan September, yaitu 8 knot.
Curah Hujan
Rata-rata curah hujan bulanan adalah 223,4 mm dengan bulan basah terjadi pada
Bulan Desember dengan curah hujan mencapai 418,0 mm dan bulan kering terjadi
pada Bulan Agustus dengan curah hujan mencapai 74,0 mm. Curah hujan di lokasi
studi selengkapnya disajikan pada Tabel 2.6.b berikut.
Tabel 2.6.b. Curah Hujan (mm) dan Hari Hujan di Wilayah Studi
BulanCurah Hujan
(mm)Hari Hujan
(hari)Januari 216,9 26Februari 250,0 23Maret 305,0 24April 286,0 26Mei 171,0 23Juni 231,5 16Juli 159,0 16Agustus 74,0 9September 171,7 10Oktober 233,9 21November 163,8 19Desember 418,0 27Total 2.680,8 240Rata-rata 223,4 20
Sumber : BMKG Kota Bandung,2013
2.5.2 Fisiograpi dan Geologi
Penggunaan lahan disekitar lokasi kegiatan didominasi oleh kegiatan pertokoan,
Perkantoran dan pemukiman penduduk. Secara umum daerah penelitian berdasarkan
pendapat dari beberapa ahli geologi yaitu Koolhoven dan Kusumahadinata (1956),
Silitonga (1973), Djoko Hartono (1989) dan Alzwar (1989), bahwa geologi wilayah
cekungan bandung secara umum dicirikan oleh batuan hasil aktivitas gunung api
Tangkuban Perahu dan Komplek Gunung Sunda serta sedimen laut yang berumur
Miosen hingga Resen
Daerah penelitian terbentuk pada zona dataran yang membentang dari arah sekitar
Bandung ke bagian barat sampai dan keadaan daerah penelitian relatif landai, dengan
kemringan < 5%, sehingga tidak akan berpengaruh pada kestabilan lahan. Sebaran
material permukaan di daerah penelitian terbentuk oleh lempung dan lempung
pasiran, dan setempat-setempat batu pasir lempungan. Material tersebut merupakan
material hasil lapukan dari tufa dan batu pasir tufaan, ketebalan material permukaan
ini berkisar antara 0,40-6 meter, semakin ke bawah memperlihatkan sifat batuan
asalnya.
Karakteristik fisik material permukaan berwarna coklat kemerahan-kekuningan,
lepas dan arah pada keadaan kering, plastis dan lengket pada keadaan basah,
II - 25
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
permeabilitas rendah, mengandung sisa-sisa organik, mengandung pasir dan kerikil
yang berasal dari fragmen-fragmen vulkanik. Berdasarkan peta geologi rencana lokasi
kegiatan berada pada FORMASI CIBEUREM yang Breaksi Gunung Api Tufa Halus –
Kasar. Peta geologi daerah studi dapat dilihat pada Gambar 2.12
PETA GEOLOGO GAMBAR 2.13
II - 26
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
2.5.3 Hidrologi dan Kualitas Air
A. Hidrologi
1. Air Tanah
Kondisi hidrogeologi rencana lokasi proyek merupakan bagian dari Sistem
Cekungan Air Tanah Bandung (CAB). Sejalan dengan laju perkembangan
pembangunan kota Bandung tentunya sumber daya air yang berada di cekungan
Bandung tersebut menjadi sangat diminati dan menjadi andalan untuk
menunjang berbagai kegiatan industri, perumahan, perkantoran, dan sebagainya.
Sebelum suatu kegiatan menentukan pilihan dalam memanfaatkan sumber daya
air di daerah tersebut sebaiknya memperlihatkan tata keseimbangan antara
siklus pembentukannya, ketersediaan dan kebutuhan akan sumber daya air
tersebut.
a) Kondisi Cekungan Air Tanah Bandung
Berdasarkan kajian tentang konservasi air tanah daerah cekungan Bandung
oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan (2010), Cekungan air tanah Bandung
luasnya sekitar 1.730 km2, mencakup sebagian wilayah Kota Bandung,
sebagian wilayah Kota Sumedang dan sebagian wilayah Kota Subang.
Berdasarkan letak atau posisi lapisan akuifernya, pada cekungan air tanah
Bandung ini terdapat 3 kelompok akuifer yaitu :
Akuifer dangkal dengan kedalaman 0 – 40 m, termasuk jenis akuifer tak
tertekan.
Akuifer tengah dengan kedalaman 40 – 150 m, termasuk akuifer jenis
semi tertekan.
Akuifer dalam dengan kedalaman > 150 m, termasuk akuifer jenis
tertekan.
Produktivitas akuifer tersebut pada umumnya sedang hingga tinggi, kecuali
secara setempat terutama pada puncak-puncak perbukitan produktivitasnya
kecil hingga langka air tanah, karena daerah tersebut termasuk ke dalam
daerah resapan. Air tanah yang berada di cekungan air tanah Bandung
mendapatkan imbuhan air dari daerah resapan terutama dari tubuh
II - 27
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
perbukitan dengan ketinggian di atas 1.000 m dari permukaan laut, baik di
sebelah utara, timur, selatan maupun barat.
b) Konsekuensi Pengambilan Air Tanah Yang
Berlebihan
Dengan meningkatnya pengambilan air tanah di cekungan air tanah Bandung
untuk menunjang berbagai kepentingan yang akhir-akhir ini cenderung tidak
terkendali, telah menimbulkan berbagai perubahan kondisi lingkungan fisik
dan lingkungan air tanah yang menjurus kepada kerusakan. Gejala-gejala
terjadinya perubahan tersebut antara lain :
Penurunan jumlah dan permukaan air tanah terutama pada sistem
akuifer tengah hingga mencapai > 50 m dari kondisi awal dan pada
akuifer dangkal terjadi penurunan antara 0,6 – 19,7 m, terutama di
daerah padat industri.
Gejala penurunan (amblesan) tanah pada beberapa tempat di dataran
Bandung yang dapat merusak struktur bangunan di tempat tersebut.
Gejala penurunan kualitas air terutama pada akuifer dangkal dan
beberapa tempat pada akuifer tengah.
c) Upaya Konservasi Air Tanah di Cekungan Bandung
Sebagai upaya untuk menjamin kelestarian dan pemanfaatan yang
berkesinambungan dari air tanah di Cekungan Air Tanah Bandung, maka Dit.
Geologi Tata Lingkungan (2010) membuat suatu pedoman dalam rangka
penyadapan, pengambilan, serta pemanfaatan air tanah yang dituangkan
dalam bentuk Peta Konservasi Air tanah di cekungan air tanah Bandung –
Soreang tahun 2010, berdasarkan peta tersebut, lokasi rencana pembangunan
Hotel Amaris berada pada titik kondisi air tanah aman pada akuifer 50-150 m,
kedalaman muka air tanah kurang dari 25 m. Pengambilan air tanah pada
akuifer kurang dari 50 m, debit maksimum 100 m3/bulan/sumur.
Pengambilan air tanah baru pada akuifer lebih dari 150 m debit maksimum
320 m3/hari/sumur, dengan jumlah sumur terbatas setiap KM2. Upaya
konservasi dengan membuat sumur resapan dangkal. Peta konservasi air
tanah dapat dilihat pada Gambar 2.13.
II - 28
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
Peta konservasi air tanah gambar 2.14
II - 29
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
B. Kualitas Air
1. Kualitas Air Bersih
Kebutuhan air bersih untuk kegiatan Hotel Amaris menggunakan sumber air
PDAM, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan akan menggunakan sumber air
tanah sebagai cadangan apabila kebutuhan air dari PDAM tidak terpenuhi secara
keseluruhan ketika pada tahap operasional Hotel Amaris berlangsung. Sumber
air terutama dari air tanah, secara kualitas haruslah memenuhi persyaratan
karena dapat berpengaruh terhadap kesehatan dan juga aktifitas yang
memerlukan air bersih, misal untuk domestik. Hal tersebut dikarenakan air tanah
yang diambil dan kemudian dipakai, tidak melalui proses pengolahan terlebih
dahulu antara lain proses pemberian desinfektan (khlorinasi). Meskipun secara
fisik terlihat jernih, akan tetapi kandungan parameter dalam air bersih belum
tentu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan berdasarkan standar baku
mutu. Oleh karena itulah perlu dilakukan sampling kualitas air bersih dari
sumber air tanah setelah operasional Hotel Amaris berlangsung dan dilaporkan
ke instansi terkait BPLH Kota Bandung setiap 6 bulan sekali.
2.5.4 Peningkatan Air Larian (Run Off)
Peningkatan air larian diakibatkan oleh berkurangnya area tadah akibat tertutup
lahan resapan air oleh bangunan, curah hujan yang tinggi dan bangunan yang
menutupi lahan menjadi penyebab meningkatnya kuantitas air hujan yang mengalir
di permukaan. Besarnya air larian di lokasi kegiatan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus rasional (Otto Soemarwoto, 1998), yaitu:
Q = C . I . ADimana: Q = Debit Air Larian (run-off) (m3/hari hujan)
C = Koefisien Air Larian
I = Intensitas Hujan (m/hari hujan)
A = Luas Daerah (m2)
II - 30
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
Kondisi curah hujan rata-rata bulanan di wilayah studi berdasarkan data sekunder
dari stasiun BMG wilayah II Bandung, menunjukkan nilai antara 74,0 mm s/d 418,0
mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan minimum terjadi pada bulan Agustus dan
maksimum terjadi pada bulan Desember. Intensitas hujan tahunan sebesar 2.680,8
mm/tahun, intensitas hujan bulanan sebesar 223,4 mm/bulan, dan intensitas hujan
harian sebesar 9,52 mm/hari = 0,01117 m/hari. Curah dan hari hujan di lokasi studi
selengkapnya disajikan pada Tabel. Untuk debit air larian sebelum ada proyek dan
setelah ada proyek dapat dilihat pada Tabel berikut ini
Tabel 2.7 Debit Air Larian
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
Berdasarkan hasil tabel di atas, diperkirakan debit air larian sebelum adanya
bangunan Hotel Amaris adalah sebesar 14,14 m3/hari, sedangkan debit air larian
setelah adanya pembangunan ialah 25,73 m3/hari, sehingga terjadi peningkatan debit
air larian sebesar 11,59 m3/hari. Oleh karena itu perlu adanya antisipasi terhadap
peningkatan air larian.
Antisipasi peningkatan air larian tersebut dilakukan dengan pembuatan Sumur
Resapan dan Lubang Resapan Biopori untuk mengantisipasi peningkatan air larian
akibat adanya tutupan lahan akibat kegiatan pembangunan Hotel Amaris ini maka
perlu dilakukan pengelolaan agar dapat mereduksi limpasan air hujan (run off)
tersebut diantaranya dengan membuat Sumur Resapan Air Hujan dan Lubang
Resapan Biopori (LRB) dan juga memelihara dan membersihkan saluran drainase
dari sampah-sampah plastik yang dapat menyumbat kelancaran aliran air.
Jumlah sumur resapan air hujan ditentukan berdasarkan curah hujan maksimal, luas
bidang tadah dan permeabilitas tanah. Berdasarkan peta geologi daerah Bandung
(Soedjatmiko, 1972), litologi daerah studi termasuk ke dalam FORMASI CIBEUREM
yang Breaksi Gunung Api Tufa Halus –Kasar. Permeabilitas tanah termasuk agak
cepat (6,5 - 12,5 cm/jam).
Perhitungan Sumur Resapan Dangkal :
Permeabilitas tanah diambil = 6,5 cm/jam = 1,56 m/hari
Besarnya air larian = 25,73 m3/hari
II - 31
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
Air larian yang akan dikelola dengan sumur resapan dangkal diasumsikan sebanyak
100 % dari timbulan air larian.
Luas bidang resapan = 25,73 m3/hari : 1,56 m/hari
= 16,49 m2
Luas penampang sumur resapan = {¼ . D2} + {2 r.t}
(diameter sumur diambil 1,4 m, = {¼ x 3,14 x (1,4 m)2} + {2 r.t}
kedalaman sumur diambil 1 m)
= {¼ x 3,14 x (1,4 m)2 } + {2 x 3,14
x (0,7 m) x (1 m)}
= 5,93 m2
Jumlah sumur resapan = 16,49 m2 : 5,93 m2
= 2,78 buah ≈ 4 buah
Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah Sumur Resapan Dangkal sebanyak 4
buah.
Persyaratan teknis sumur resapan dangkal adalah sebagai berikut :
1. Sumur resapan air hujan harus bebas dari kontaminasi/pencemaran limbah.
2. Air yang masuk ke dalam sumur resapan air hujan adalah air hujan.
3. Untuk daerah sanitasi yang buruk, sumur resapan air hujan hanya menampung
air hujan dari atap yang disalurkan melalui talang.
4. Jarak minimal sumur resapan air hujan terhadap :
Tangki septik : 2 meter
Bidang resapan tangki septik / cubluk / saluran air limbah / pembuangan
sampah adalah 5 meter
Sumur air bersih : 2 meter
5. Konstruksi sumur resapan Tipe II :
Kedalaman maksimal : 1,5 meter
Diameter penampang : (0,8 – 1,4) meter
Material pengisi berupa batu belah
Dinding tanpa penguat
Penutup terdiri dari plastik dan tanah
Sebagai antisipasi apabila sumur resapan tidak bekerja secara optimal, maka dibuat
pula Lubang Resapan Biopori. LRB ini bertujuan untuk mengisi kembali cadangan air
bawah tanah yang telah digunakan untuk berbagai keperluan sehingga keberadaan air
tanah dapat terjaga kelestariannya, selain itu pula keberadaan LRB ini dapat
mereduksi jumlah limpasan air hujan. LRB adalah lubang yang dibuat secara tegak
lurus (vertikal) kedalam tanah dengan diameter 10 – 30 cm dan kedalaman 100 cm
atau tidak melebihi muka air tanah dangkal. Lubang perlu diisi sampah organik
II - 32
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
sebagai sumber nutrisi fauna tanah dan akar tanaman yang mampu membuat biopori
atau saluran kecil didalam tanah, sehingga peresapan air hujan oleh tanah menjadi
maksimal. LRB ini dapat diletakkan di RTH, lapangan parkir, taman dan saluran
drainase (yang hanya berfungsi untuk pengaliran air hujan saja). Berdasarkan peta
geologi daerah Bandung (Soedjatmiko, 1972), litologi daerah studi termasuk ke dalam
FORMASI KOSAMBI yang merupakan endapan danau terdiri atas lempung tufaan,
lanau tufaan, pasir tufaan dan kerikil tufaan. Permeabilitas tanah termasuk agak cepat
(6,5 - 12,5 cm/jam).
Alternatif lain untuk pengelolaan air larian akibat adanya kegiatan pembangunan
Hotel Amaris yaitu pembuatan lubang resapan biopori, berikut ini adalah perhitungan
teknis untuk jumlah resapan biopori yang dibutuhkan :
Perhitungan Lubang Resapan Biopori (LRB):
Permeabilitas tanah diambil = 6,5 cm/jam = 1,56 m/hari
Besarnya air larian setelah ada proyek = 25,73 m3/hari
Luas bidang resapan = 25,73 m3/hari : 1,56 m/hari
= 16,49 m2
Keliling basah LRB = ( . r2 ) + ( ( 2 . . r ) . t )
Direncanakan diameter LRB 15 cm = (3.14 x (7,5cm)2) + ((2 x 3.14
x (Maka jari-jari LRB 7,5 cm) 7,5 cm) x 100 cm
= 4886,6 cm2 = 0,48866 m2
Jumlah LRB yang dibutuhkan = 16,49 m2 / 0,48866 m2
= 33,75 ~ 35 buah
Berdasarkan perhitungan diatas, maka LRB yang direncanakan sebanyak 35 buah.
LRB dapat diletakan di RTH, taman, tempat parkir dan saluran drainase (yang hanya
berfungsi untuk pengaliran air hujan saja).
Cara membuat Lubang Resapan Biopori:
1. Lokasi yang tepat untuk membuat lubang LRB yaitu pada daerah air hujan yang
mengalir seperti seperti taman, halaman parkir, saluran drainase yang hanya
menampung air hujan saja dan sebagainya.
2. Tanah/tempat yang akan dilubangi disiram dengan air supaya mudah untuk
dilubangi.
3. Letakkan mata bor tegak lurus dengan tanah untuk memulai pengeboran.
4. Lubangi tanah dengan bor biopori (bor biopori adalah bor untuk tanah mineral)
dengan menekan sambil diputar kekanan hingga bor masuk ke dalam tanah.
5. Dan untuk memudahkan dalam pengeboran, lakukan penyiraman dengan air
selama pengeboran.
II - 33
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
6. Setiap 15 cm atau sedalam mata bor, berhenti tarik mata bor sambil tetap
diputar ke arah kanan, untuk membersihkan tanah yang berada didalam mata
bor.
7. Bersihkan tanah dari dalam mata bor dengan menggunakan pisau atau alat
tusuk lainnya dimulai dengan menekan tanah dari sisi dalam mata bor sehingga
tanah mudah dilepaskan.
8. Lakukan terus menerus proses pelubangan tanah berulang-ulang hingga
mencapai kedalaman 100 cm.
9. Apabila tanah berbatu atau berkerikil sehingga terhambatnya pengeboran maka
pengeboran dapat dihentikan hingga kedalaman yang bisa ditembus oleh mata
bor saja, walaupun hanya mencapai kedalaman 50 cm.
10. Isi LRB dengan sampah organik adalah bahan-bahan yang mudah terurai oleh
fauna tanah, misalnya daun, rumput dan sisa-sisa makanan (bukan berupa
daging dan bahan makanan yang dapat mengundang vektor penyakit seperti
tikus). Tapi jangan dimasukan sampah anorganik seperti plastik, kaleng, dan
sampah lain yang tidak dapat terurai secara organik.
Cara Kerja Lubang Resapan Biopori :
Bila fauna tanah telah membuat terowongan kecil dalam tanah maka luas bidang
permukaannya akan bertambah. Sebagai contoh bila lubang bor berdiameter 10 cm
dengan kedalaman 100 cm maka luas bidang resapan menjadi 3.218 cm2 (setara
dengan volume air 1 ember/ 321.800 cm3).
Cara Memanen Lubang Resapan Biopori :
Isi lubang sampah organik setiap 5 (lima) hari sekali.
Setelah 3 (tiga) bulan kompos sudah siap untuk dipanen.
Gambar 2.14 Kontruksi Sumur Resapan Dangkal dan Biopori
II - 34
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
2.5.5 Transportasi
Lokasi kegiatan pembangunan Hotel Amaris A.n. PT. Anugrah Graha Inti Perkasa
berada di ruas Jalan Peta No. 176 RT.009/RW.004, Kelurahan Sukaasih, Kecamatan
Bojongloa Kaler, Kota Bandung yang relatif ramai, banyak dikunjungi wisatawan dan
juga mobilitas pemukiman penduduk sekitar. Dalam Undang-Undang Nomor 38
Tahun 2004, sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah
ditingkat nasional.
a. Kondisi Eksisting Lalu Lintas
Berdasarkan data-data eksisting, Rencana Lokasi Kegiatan Hotel Amaris memiliki
karakeristik sebagai berikut :
a) Lokasi : Jl. Peta No. 176 RT.009/RW.004,
Kel. Sukaasih, Kec. Bojongloa Kaler,
Kota Bandung
b) Luas Lahan : 2.531 m2.
c) Ketinggian Bangunan : 8 Lantai dengan 131 unit kamar Hotel
d) Jalan Akses Utama ke Lokasi : Jalan Peta
Dari hasil analisis lalu lintas, berdasrkan pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil
sebagai berikut :
II - 35
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
b. Volume Lalu Lintas Eksisting
Dari hasil pengolahan data survey, diketahui arus/ volume lalu lintas tertinggi
perjamnya untuk ruas Jalan Peta adalah 2419,97 smp/jam.
c. Kapasitas Ruas Jalan
Untuk mengetahui kapasitas dari ruas jalan, perlu diperhatikan juga faktor-faktor
koreksi (penyesuaian) yang akan mempengaruhi terhadap kapasitas ruas jalan itu
sendiri. Untuk lebih jelasnya kapasitas suatu ruas jalan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Dimana :
C = Kapasitas jalan
Co = Kapasitas dasar (tipe jalan 2 jalur tak terpisah median)
FCw = Faktor penyesuaian untuk lebar efektif jalur lalu lintas
FCsp = Faktor penyesuaian untuk pemisahan arah
FCsf = Faktor penyesuaian untuk hambatan samping
FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota
Kapasitas ruas Jalan Peta dapat diketahui sebagai berikut ;
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
= 2900 x 1,14 x 1 x 0,92 x 1,03
= 3.132,77 smp/jam
d. Pembebanan Jalan
Untuk mengetahui masih mampu atau tidaknya jalan menampung arus lalu lintas
yang dibebankan terhadap jalan tersebut, digunakan perbandingan antara volume
lalu lintas dengan kapasitas ruas jalan tersebut, untuk mencarinya digunakan rumus
sebagai berikut:
Dimana :
V/C Ratio = Ratio perbandingan volume dengan kapasitas jalan
V = Volume lalu lintas pada ruas jalan (smp/jam)
C = Kapasitas ruas jalan (smp/jam)
Dengan menggunakan formula diatas maka didapat V/C ratio tertinggi dari kedua
ruas jalan (2 arah) adalah :
V/C Ratio = V/ C
II - 36
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x Fcs
V/C Ratio = Volume / Kapasitas
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
= 2.419,97 / 3.132,77 = 0,77 (D)
e. Tingkat Pembebanan Jalan
Untuk menentukan kualitas atau tingkat pelayanan suatu ruas jalan yang
menggambarkan kondisi arus, tingkat kecepatan yang dapat diambil oleh pengemudi,
serta posibilitas hambatan dan tundaan yang dihadapi dapat ditentukan berdasar V/C
ratio. Penentuan tingkat pelayanan berdasarkan V/C ratio dilakukan dengan
standarisasi yang telah ditetapkan sebagai berikut :
Tabel 2.8 Karakteristik Tingkat Pelayanan
Tingkat Pelayanan
Karakteristik V/C
A Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi Pengemudi dapat memilih kecepatan yang diinginkan tanpa hambatan
0,00 – 0,19
B Arus stabil tapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas, Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatan
0,20 – 0,44
C Arus stabil, tapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan, Pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan
0,45 – 0,74
D Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih dikendalikan, V/C masih dapat ditolerir
0,75 – 0,84
E Volume lalu lintas mendekati/ berada pada kapasitas arus tidak stabil, kecepatan terkadang berhenti
0,85 – 1,00
F Arus yang dipaksakan atau macet, kecepatan rendah, volume dibawah kapasitas, antrian panjang dan terjadi hambatan-hambatan yang besar
> 1,00
Sumber : IHCM
Berdasarkan perhitungan diatas, V/C ratio ruas Jalan Peta adalah 0,77 berarti bahwa
ruas jalan tersebut termasuk dalam tingkat pelayanan D , dimana Arus mendekati
tidak stabil, kecepatan masih dikendalikan, V/C masih dapat ditolerir .
2.6 TANGGAPAN DAN HARAPAN MASYARAKAT TERHADAP PROYEK
Bila ditinjau dari aspek sosial ekonomi budaya, dengan adanya proyek pembangunan
Hotel Amaris ini lingkungan di sekitar kegiatan pembangunan Hotel Amaris A.n. PT.
Anugrah Graha Inti Perkasa akan bertambah menjadi ramai, dan dengan adanya
proyek pembangunan Hotel Amaris ini sebagian masyarakat yang berada di sekitar
tapak proyek pun dapat terbantu perekonomiannya yaitu dengan bekerja sebagai
II - 37
UKL-UPL Pembangunan Hotel Amaris A.n PT. Anugrah Graha Inti PerkasaRENCANA KEGIATAN
tukang/kuli bangunan pada tahap konstruksi dan pada tahap operasional sebagai
karyawan (sesuai dengan SDM yang dibutuhkan).
Harapan masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di sekitar lokasi kegiatan
adalah menginginkan kepedulian pihak investor (PT. ANUGRAH GRAHA INTI
PERKASA) terhadap aspirasi masyarakat di sekitar lingkungan Hotel Amaris tersebut.
Keinginan masyarakat tersebut antara lain : harapan memperoleh kesempatan kerja
pada proyek (diutamakan warga setempat/lokal terlebih dahulu baru warga dari luar
daerah), harapan memperoleh kesempatan kerja menjadi karyawan diantaranya
bekerja sebagai cleaning service, office boy, petugas kebersihan (pengangkut
sampah), dan keamanan dan staf sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan yang
dibutuhkan oleh pihak manajemen pengelola Hotel Amaris. Sebagian besar
mengharapkan agar terjadi interaksi/hubungan yang baik antara manajmen Hotel
Amaris dengan masyarakat sekitar tanpa melihat status sosial dari masing-masing
pihak. Selain itu, pemrakarsa kegiatan berkoordinasi dengan warga sekitar lokasi
kegiatan. Selanjutnya pemrakarsa wajib melaksanakan sosialisasi.
II - 38