hordeolum

11
Hordeolum Hordeolum adalah suatu peradangan supuratif kelenjar Zeis, kelenjar Moll (hordeolum eksterternum) atau kelenjar Meibom (Hordeolum internum). Penyebab; Infeksi: Stafilokokus, moraxella. Patofisiologi Pembentukan nanah terdapat dalam lumen kelenjar, dapat mengenai kelenjar Meibom, Zeis, dan Moll. Apabila mengenai kelenjar Meibom, pembengkakan agak besar, disebut hordeolum internum, penonjolan pada hordeolam ini mengarah kekulit kelopak mata atau kearah konjungtiva. Kalau yang terkena kelenjar Zeis dan Moll penonjolan kearah kulit palpebra, disebut hordeolum ekstenum. Gejala klinis Gejala subyektif dirasakan mengganjal pada kelopak mata rasa sakit yang bertambah kalau menunduk, dan nyeri bila ditekan. Gejala obyektif tampak suatu benjolan pada kelopak mata atas/bawah yang berwarna merah dan sakit bila ditekan didekat pangkal bulu mata. Secara umum gambaran ini sesuai dengan suatu abses kecil. Pengobatan Kompres hangat selama 10 - 15 menit, 3 - 4 kali sehari. Antibiotika topikal (neomycin, polirnyxin B, gentamycin) selama 7 -10 hari, bila dipandang perlu dapat ditambahkan

Upload: michael-rameres

Post on 25-Dec-2015

37 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Hordeolum adalah suatu peradangan supuratif kelenjar Zeis, kelenjar Moll (hordeolumeksterternum) atau kelenjar Meibom (Hordeolum internum). Penyebab; Infeksi: Stafilokokus, moraxella.PatofisiologiPembentukan nanah terdapat dalam lumen kelenjar, dapat mengenai kelenjar Meibom, Zeis, dan Moll. Apabila mengenai kelenjar Meibom, pembengkakan agak besar, disebut hordeolum internum, penonjolan pada hordeolam ini mengarah kekulit kelopak mata atau kearah konjungtiva. Kalau yang terkena kelenjar Zeis dan Moll penonjolan kearah kulit palpebra, disebut hordeolum ekstenum.

TRANSCRIPT

Page 1: Hordeolum

Hordeolum

Hordeolum adalah suatu peradangan supuratif kelenjar Zeis, kelenjar Moll (hordeolum

eksterternum) atau kelenjar Meibom (Hordeolum internum).

Penyebab; Infeksi: Stafilokokus, moraxella.

Patofisiologi

Pembentukan nanah terdapat dalam lumen kelenjar, dapat mengenai kelenjar Meibom, Zeis,

dan Moll. Apabila mengenai kelenjar Meibom, pembengkakan agak besar, disebut hordeolum

internum, penonjolan pada hordeolam ini mengarah kekulit kelopak mata atau kearah

konjungtiva. Kalau yang terkena kelenjar Zeis dan Moll penonjolan kearah kulit palpebra,

disebut hordeolum ekstenum.

Gejala klinis

Gejala subyektif dirasakan mengganjal pada kelopak mata rasa sakit yang bertambah kalau

menunduk, dan nyeri bila ditekan. Gejala obyektif tampak suatu benjolan pada kelopak mata

atas/bawah yang berwarna merah dan sakit bila ditekan didekat pangkal bulu mata. Secara

umum gambaran ini sesuai dengan suatu abses kecil.

Pengobatan

Kompres hangat selama 10 - 15 menit, 3 - 4 kali sehari.

Antibiotika topikal (neomycin, polirnyxin B, gentamycin) selama 7 -10 hari, bila

dipandang perlu dapat ditambahkan antibiotika sistemik, misal Ampisillin 4 x 250 mg

per-ora/hari.

Bila tidak terjadi resorbsi dengan pengobatan konservatif dianjurkan insisi.

Perbaikan higiene dapat mencegah terjadinya infeksi kembali.

Penyulit

Suatu hordeolum yang besar dapat menimbulkan abses palpebra dan selulitis palpebra.

Page 2: Hordeolum

Kalazion

Kalazion adalah suatu lipogranuloma yang terjadi akibat sumbatan pada kelenjar Meibom,

menyebabkan terbentuknya suatu nodul pada palpebra yang bersifat keras dan tidak nyeri.

Patofisiologi

Produk-produk hasil pemecahan lipid (lemak), mungkin dari enzim-enzim bakteri yang

berupa asam lemak bebas, mengalami kebocoran dari jalur sekresinya memasuki jaringan di

sekitarnya dan merangsang terbentuknya respon inflamasi. Massa yang terbentuk dari

jaringan granulasi dan sel-sel radang ini membentuk kalazion. Hal ini dapat

membedakan kalazion dari hordeolum, yang merupakan reaksi radang akut dengan leukosit

PMN dan nekrosis disertai pembentukan pus. Namun demikian, hordeolum dapat

menyebabkan terbentuknya kalazion, dan sebaliknya.

Gejala Klinis

Pasien datang dengan riwayat singkat adanya keluhan pada palpebra baru-baru ini, diikuti

dengan peradangan akut (misalnya merah, pembengkakan, perlunakan). Seringkali terdapat

riwayat keluhan yang sama pada waktu yang lampau, karena kalazion memiliki

kecenderungan kambuh pada individu-individu tertentu. Kalazion lebih sering timbul pada

palpebra superior

Kondisi ini tampak dengan penekanan pada kelopak mata yang akan menyebabkan keluarnya

cairan putih seperti pasta gigi, yang seharusnya hanya sejumlah kecil cairan jernih

berminyak.

Pengobatan

Kalazion yang kecil dan tanpa disertai nyeri dapat diabaikan.

Pengobatan secara konservatif seperti pemijatan pada palpebra, kompres hangat, dan

steroid topikal ringan biasanya dapat berhasil dengan baik.

Pada sebagian besar kasus, pembedahan hanya dilakukan bila pengobatan selama

berminggu-minggu tidak membuahkan hasil.

Penatalaksanaan dari kalazion terinfeksi (misalnya hordeolum interna) meliputi

pemanasan, serta antibiotik topikal dan atau sistemik.

Page 3: Hordeolum

Glaukoma

Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga

terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.

Terdapat 4 jenis glaukoma:

Glaukoma Sudut Terbuka.(Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor aqueus terbuka, tetapi cairan dari bilik anterior mengalir terlalu lambat)

Glaukoma Sudut Tertutup.(Glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya humor aqueus terhalang oleh iris)

Glaukoma Kongenitalis Glaukoma Sekunder.

Patogenesis

Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor aqueus.

Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam bilik posterior, melewati pupil masuk

ke dalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu saluran. Jika aliran cairan ini

terganggu maka akan terjadi peningkatan tekanan. Peningkatan tekanan intraokuler akan

mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya

pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf

optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata.

Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral.

Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

Gejala klinik

Pada awalnya, peningkatan tekanan di dalam mata tidak menimbulkan gejala. Lama-lama

timbul gejala berupa:

Penyempitan lapang pandang tepi, sakit kepala ringan Gangguan penglihatan yang tidak jelas (misalnya melihat lingkaran di sekeliling

cahaya lampu atau sulit beradaptasi pada kegelapan). Pada akhirnya akan terjadi penyempitan lapang pandang yang menyebabkan penderita

sulit melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika penderita melihat lurus ke depan.

Glaukoma sudut terbuka mungkin baru menimbulkan gejala setelah terjadinya kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

Page 4: Hordeolum

Pengobatan

Glaukoma sudut terbuka

Pembedahan untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. Digunakan sinar laser untuk

membuat lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).

Glaukoma sudut tertutup

Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah serangan berikutnya dan

seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara permanen. Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan

terapi laser, dilakukan pembedahan untuk membuat lubang pada iris. Jika kedua mata memiliki

saluran yang sempit, maka kedua mata diobati meskipun serangan hanya terjadi pada salah satu mata.

Glaukoma Sekunder

Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah

peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan

pembedahan.

Glaukoma Kongenitalis

Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.

Katarak

Page 5: Hordeolum

Suatu keadaan mata yang diakibatkan karena kekeruhan pada lensa mata akibat dari hidrasi

(penambahan cairan pada lensa mata), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari

keduanya.

Stadium katarak

Insipien

Immature

Mature

Intumescent

Hypermature

Morgagni

Patofisiologi katarak

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa yang mengakibatkan hilangnya transparansi. Terjadi

perubahan dalam serabut halus multipel ( zonula ) yang memanjang dari silier ke sekitar

daerah di luar lensa. Terjadi perubahan kimia terhadap protein pada lensa yang dapat

menyebabkan koagulasi dan mengabutkan pandangan yang menghalangi jalan masuknya

cahaya ke retina. Hal ini disebabkan karena influks air yang masuk ke dalam lensa

memutuskan protein pada lensa normal. Enzim yang terdapat pada lensa mata berguna untuk

melindungi lensa dari degenerasi dan jumlah enzim pada mata akan semakin menurun seiring

bertambahnya usia yang tidak hanya terjadi pada penderita mata katarak.

Gejala klinik

Penglihatan berkabut dan penglihatan yang semakin kabur. Gejala lain yang dijumpai pada

katarak senilis adalah penigkatan rasa silau (glare). Pada lensa mata penderita katarak akan

tampak bayangan putih. Selain itu dapat pula terjadi pandangan ganda, rabun senja dan

terkadang membutuhkan cahaya yang lebih terang untuk membaca.

Terapi

Pembedahan baik dengan cara ECCE atau ICCE atau Phacoemulsification.

Konjungtivitis

Page 6: Hordeolum

Peradangan yang terjadi pada bagian konjungtiva dan peradangan ini menyerang dari segala

usia baik pada usia bayi sampai dengan dewasa.

Etiologi: bakteri, virus, jamur, alergi

Patofisiologi

Tergantung dengan penyebabnya

Gejala klinis

Gejala-gejala umum termasuk mata memerah, iritasi dan rasa sakit.

Tergantung pada penyebab gejala sedikit berbeda:

Mata merah karena infeksi bakteri dan virus akan menyebabkan mata merah yang

berair dan sering keluarnya cairan terjadi. Hal ini dimulai di salah satu mata dan

menyebar ke yang lain dan kedua mata akan terpengaruh segera. Mata merah infeksi

sangat menular.

Mata merah karena alergi lingkungan menyebabkan mata merah dengan air mata

mengalir, iritasi dan gatal. Kedua mata yang terpengaruh hampir pada waktu yang

sama. Ini adalah non menular.

Mata merah raksasa papiler akan menyebabkan mata berair merah dengan debit dan

air mata. Ini akan mengembangkan pembengkakan di sisi bagian dalam kelopak mata

dan meningkatkan iritasi ketika lensa kontak yang sama lama digunakan.

Terapi

Obati sesuai dengan etiologinya

Trauma

Page 7: Hordeolum

Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata.

Jenis-jenis

Fisik atau Mekaniko Trauma Tumpulo Trauma Tajamo Trauma Peluru

Khemiso Trauma Khemis basao Trauma cuka

Fisiso Trauma termalo Trauma bahan radioaktif

Gejala klinis

Tajam penglihatan yang menurun Tekanan bola mata rndah Bilikmata dangkal Bentuk dan letak pupil berubah Terlihat adanya ruptur pada corneaatau sclera Terdapat jaringan yang prolapsseperti caiaran mata iris,lensa,badan kaca atau retina Kunjungtiva kemotis

Penatalaksanaan

Bila terlihat salah satu tanda diatas atau dicurigai adanya perforasi bola mata, maka

secepatnya dilakukan pemberian antibiotik topical, mata ditutup, dan segera dikirim kepada

dokter mata untuk dilakukan pembedahan. Sebaiknya dipastikan apakah ada benda asing

yang masuk ke dalam mata dengan membuat foto.

Pada pasien dengan luka tembus bola mata selamanya diberikan antibiotik sistemik atau

intravena dan pasien dikuasakan untuk kegiatan pembedahan. Pasien juga diberi antitetanus

provilaksis, dan kalau perlu penenang. Trauma tembus dapat terjadi akibat masuknya benda

asing ke dalam bola mata. Benda asing didalam bola mata pada dasarnya perlu dikeluarkan

dan segera dikirim ke dokter mata.

Kelainan refraksi

Page 8: Hordeolum

Kelainan pembiasan cahaya sehingga bayangan tidak fokus tepat di retina mata yang

mengakibatkan penglihatan menjadi kabur.

Beberapa kelainan refraksi

Miopia : Keadaan dimana bayangan sinar jatuh di depan retina

Hipermetropia : Keadaan dimanan bayangan sinar jatuh di belakang retina.

Astigmat : Keadaan dimana bayangan sinar jatuh pada titik yang berbeda di

retina

Presbiopia : Berkurangnya kemampuan melihat dekat yang berhubungan dengan

proses penuaan

Penatalaksanaan

Ada bermacam-macam penanganan:

Konvensional yaitu dengan pemakaian kacamata, pemberian resep kacamata

sebaiknya diberikan maksimal sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan ini

dipergunakan untuk merangsang saraf penglihatan.

Dengan pemakaian lensa kontak, dengan pemakaian lensa kontak penderita dituntut

lebih dalam menjaga kebersihan.

Dengan bedah Refraktif (Lasik) yaitu dengan penipisan atau irisan pada kornea untuk

mengurangi tebalnya, umumnya dilakukan pada penderita telah berumur lebih dari 22

tahun, dengan asumsi bentuk bola mata telah maksimal dan penderita kooperatif.

Dengan bedah lensa jernih, dilakukan pada penderita dengan miop yang sangat tinggi

yang tidak memungkinkan di lakukan Lasik, atau bisa juga ditanam lensa didepan iris.