hordeolum

15
PENDAHULUAN PENDAHULUAN Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata, biasanya disebabkan oleh stafilokokus atau streptokokus. 1,2 Hordeolum adalah kelainan yang terdapat pada kelopak mata dan cukup banyak ditemukan di masyarakat. Juga dapat ditemukan pada semua umur, terutama pada usia dewasa dan lebih jarang pada anak-anak. 2,3 Hordeolum dikenal dalam 2 bentuk, yaitu hordeolum internum dan eksternum. Hordeolum eksternum merupakan infeksi yang terjadi pada kelenjar Zeiss atau Moll dengan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Sedangkan hordeolum internum merupakan infeksi dari kelenjar Meibom dengan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal. 1,3,4,5 Penderita hordeolum biasanya menunjukkan gejala radang pada kelopak mata seperti bengkak, terasa mengganjal, kemerahan dan disertai nyeri bila ditekan. Nyeri yang dirasakan berupa rasa terbakar, menusuk atau hanya berupa perasaan tidak nyaman. 1-5 1

Upload: fby-moniaga

Post on 17-Dec-2015

55 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

hordeolum

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata, biasanya disebabkan oleh stafilokokus atau streptokokus.1,2 Hordeolum adalah kelainan yang terdapat pada kelopak mata dan cukup banyak ditemukan di masyarakat. Juga dapat ditemukan pada semua umur, terutama pada usia dewasa dan lebih jarang pada anak-anak.2,3

Hordeolum dikenal dalam 2 bentuk, yaitu hordeolum internum dan eksternum. Hordeolum eksternum merupakan infeksi yang terjadi pada kelenjar Zeiss atau Moll dengan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Sedangkan hordeolum internum merupakan infeksi dari kelenjar Meibom dengan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal.1,3,4,5

Penderita hordeolum biasanya menunjukkan gejala radang pada kelopak mata seperti bengkak, terasa mengganjal, kemerahan dan disertai nyeri bila ditekan. Nyeri yang dirasakan berupa rasa terbakar, menusuk atau hanya berupa perasaan tidak nyaman.1-5

Pada hordeolum internum, benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit, juga jarang mengalami supurasi dan tidak memecah sendiri. Hordeolum eksternum tonjolan ke arah kulit, ikut dengan pergerakkan kulit dan mengalami supurasi, memecah sendiri ke arah kulit.6

Pengobatan pada hordeolum bisa berupa tindakan konservatif maupun operatif. Tindakan konservatif dapat diberikan berupa kompres hangat untuk mempercepat peradangan kelenjar, sedangkan untuk medikamentosa dapat diberikan antiinflamasi topikal dan antibiotik topikal maupun antibiotik sistemik. Tindakan operatif dilakukan apabila setelah diberikan terapi konservatif tidak menunjukkan perbaikan. Operasi dilakukan dengan anestesi lokal, berupa tindakan insisi untuk mengeluarkan nanah.1,2,5

Penyulit yang dapat terjadi biasanya pada hordeolum yang besar sehingga terjadi selulitis dari pelpebra atau orbita. Selain itu lesi yang besar juga dapat mengakibatkan penurunan penglihatan akibat penonjolan yang menutupi bagian tengah kornea.1,2

Prognosis umumnya baik, karena proses peradangan pada hordeolum bisa mengalami penyembuhan dengan sendirinya, apabila kebersihan daerah mata tetap dijaga dan dilakukan dengan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang sesuai.4LAPORAN KASUS

Seorang penderita laki-laki, umur 56 tahun, pekerjaan polisi, alamat Aspol sario, agama Islam, suku Minahasa, datang ke poliklinik mata RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou pada tanggal 29 Oktober 2014 dengan keluhan utama benjolan pada kelopak mata kiri. Anamnesis

Benjolan pada kelopak mata atas pada mata kiri dialami sejak 3 hari yang lalu. Awalnya berupa benjolan kecil kemerahan kemudian semakin lama semakin besar sehingga kelopak mata atas pada mata kiri menjadi merah dan bengkak. Benjolan disertai rasa sakit, terutama bila benjolan tersentuh dan rasa gatal. Riwayat trauma disangkal oleh penderita. Riwayat sakit mata sebelumnya disangkal oleh penderita. Riwayat penyakit keluarga hanya penderita yang sakit seperti ini.

Pemeriksaan Fisik

Pada pemerikasaan fisik status generalis didapatkan keadaan umum cukup, kesadaran kompos mentis, dengan tanda-tanda vital tensi 120/80 mmHg, nadi 82 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, suhu badan 36,7oC, jantung dan paru tidak ada kelainan, abdomen datar, lemas, peristaltik normal, ekstremitas hangat.

Status psikiatrik penderita bersikap kooperatif, ekspresi wajar dan respon baik. Pemeriksaan neurologis, kekuatan otot normal, refleks fisiologis normal, refleks patologis tidak ada. Pemeriksaan Khusus

Pada pemeriksaan obyektif, visus okuli dekstra 6/6 dan sinistra 6/12. Pada inspeksi didapatkan :

Pada okulus dekstra hiperemi palpebra tidak ada, edema tidak ada, benjolan tidak ada, injeksi konjungtiva tidak ada, kornea jernih, bilik mata depan normal, iris normal, pupil bulat refleks cahaya positif, lensa jernih. Pada okulus sinistra didapatkan adanya hiperemi palpebra superior, ada edema, ada benjolan pada palpebra superior yang menonjol ke arah kulit, tidak ditemukan adanya supurasi, sklera normal, kornea jernih, bilik mata depan normal, iris normal, pupil bulat, refleks cahaya positif, lensa jernih. Pada palpasi didapatkan:

Pada okulus dekstra tidak ada nyeri tekan dan benjolan. Pada okulus sinistra didapatkan adanya nyeri tekan, dan ada benjolan yang menonjol kearah kulit, tidak mobil. Pada funduskopi okuli dekstra dan sinistra didapatkan refleks fundus positif uniform, pada makula refleks fovea positif, papil batas tegas, warna normal, tidak ada perdarahan, tidak ada eksudat.

Resume Masuk

Seorang penderita laki-laki, 56 tahun datang ke poliklinik mata RSUP Prof.dr.R.D.Kandou tanggal 29 Oktober 2014 dengan keluhan utama benjolan pada kelopak mata kiri sejak 3 hari yang lalu, disertai rasa nyeri terutama bila tersentuh dan rasa gatal.P.Fisik: Status oftalmologis : OS : - benjolan di palpebra superior

- hiperemi, (+)

- menonjol kedaerah konjungtiva tarsal

- nyeri tekan (+)

- mobil ( - )

- supurasi ( - )

- injeksi konjungtiva (-) Diagnosis: Hordeolum Internum Palpebra Superior Okulus Sinistra Terapi

Kompres hangat 10 menit, 3 kali sehari Nutriflam 3 kali sehari

Doksisiklin 2x 100 mg Fenicol ED 1 x 1 app Anjuran:

- Hindari terlalu banyak menyentuh daerah yang sakit

- Menjaga kebersihan daerah mata

- Kontrol poliklinik mata DISKUSI

Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologis. Dari anamnesis pada pasien ini didapatkan data berupa adanya benjolan pada kelopak mata atas pada mata kiri. Benjolan ini awalnya kecil berwarna kemerahan dan bengkak pada kelopak mata atas. Benjolan ini kemudian semakin membesar dan disertai nyeri terutama bila tersentuh. Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa hordeolum awalnya hanya berupa benjolan kecil yang berwarna kemerahan yang makin lama makin membesar disertai nyeri bila tertekan. Benjolan ini menjadi besar dan mengalami reaksi radang akibat infeksi kuman stafilokokus atau streptokokus pada kelenjar Zeis atau Moll.

Dari pemeriksaan oftalmologi didapatkan adanya edema dan hiperemi pada palpebra superior okulus sinistra yang disertai nyeri. Benjolan menonjol kearah kulit tanpa pergerakan kulit. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa hordeolum internum merupakan infeksi pada kelenjar Meibom sehingga ia bertumbuh kearah konjungtiva tarsal dan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit.

Penanganan pada pasien yaitu dengan kompres hangat yang dilanjutkan dengan pemberian antibiotik oral berupa Cefradoxil. Maksud pemberian kompres hangat yaitu untuk mempercepat peradangan kelenjar sampai nanah keluar.Sedangkan pemberian antibiotika oral adalah untuk mengobati infeksi akibat kuman stafilokokus atau streptokokus. Apabila dengan terapi konservatif tidak ada perbaikan atau nanah tidak dapat keluar maka dapat dilakukan tindakan operatif berupa insisi untuk mengeluarkan nanah pada benjolan, diteruskan kureta seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya.

Prognosis pada penderita ini adalah baik, karena pada kasus ini hordeolum masih kecil sehingga proses peradangan pada hordeolum masih bisa mengalami penyembuhan dengan sendirinya.Pada penderita juga dianjurkan untuk menghindari terlalu banyak menyentuh daerah yang sakit dan menjaga kebersihan daerah mata untuk mempercepat penyembuhan penyakit dan mencegah terjadinya infeksi sekunder. Penderita dianjurkan untuk kontrol ke poliklinik mata untuk memantau perkembangan penyakit dan keberhasilan terapi.PENUTUP

Demikian telah dilaporkan suatu kasus dengan diagnosis hordeolum eksternum palpebra superior okulus sinistra yang mencakup diagnosis, pemeriksaan oftalmologis, penanganan dan prognosisnya.DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI. Jakarta, 2004 : 92-4. 2. Alendraxis G. Hordeolum. Available from : http://www.emedicine.com/htm. Last 3. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam : Ilmu Perawatan Mata. Sagung Seto. Jakarta, 2004 : 96-7.4. Bessette M. Hordeolum and Stye. Available from : http://www.Emedicine. com/htm. 5. Hordeolum. Available from : http://www.merck.com/section8/chapter94/ 94c.jsp.

6. Wijana N. Palpebra. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Cetakan kelima. Jakarta : 1989; 19-20Lampiran

Gambar Hordeolum Internum Palpebra Superior Okulus SinistraLAPORAN KASUShordeolum eksternum palpebra superior okulus sinistra

Oleh

Sun M.H. Wungow030 111 028Pembimbing

dr. Decky B. Ch. Kindangen, SpM

BAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2009

PAGE - 8 -