hoarseness padhoasa laringitis et causa vocal abuse
DESCRIPTION
referatTRANSCRIPT
Hoarseness pada Laringitis et causa Vocal Abuse
Hoarseness pada Laringitis et causa Vocal AbuseUNIVERSITAS KRISTEN INDONESIAPeriode 18 Des 2013 16 Jan 2014
Ayu SaraswatiHana Chovicha YuliaKetut Bagus Deddy M WHoarseness / Suara ParauGejala dari suatu penyakit
Gangguan produksi suara atau adanya perubahan nada maupun kualitas suara
Gangguan terjadi pada epiglotis (pita suara) dalam laringAnatomi
LaringFungsi Proteksimencegah makanan dan benda asing masuk kedalam trakea
Fungsi Respirasidengan mengatur besar kecilnya rima glottisFungsi Sirkulasiperubahan tekanan udara didalam traktus trakebronkial akan mempengaruhi sirkulasi darah dari alveolus, sehingga mempengaruhi sirkulasi darah tubuh
Fungsi laringmembantu proses menelanmendorong bolus makanan turun ke hipofaring Fungsi untuk mengekspresikan emosiseperti berteriak, mengeluh, menangis, dan lain-lain
Proses Pembentukan SuaraSistem produksi suaraLaring (voice box) terdiri atas kartilago dan otot-otot serta memiliki sepasang pita suara, saling menjauh saat inspirasi dan mendekat saat ekspirasi sehingga dapat mengatur jumlah udara yang melewatinya. Koordinasi Otot & Tekanan udara saat bernafas Pita Suara bergetar Produksi NadaPusat Kontrol Suara Otak menerima dan mengirimkan kembali rangsang dari berbagai tempat diafragma, otot-otot dinding dada, abdomen, larynx, pharynx, cavum oris, palatum mole dan rahang bawahNeuron Penghubung Syaraf yang berperan penting dalam membawa sinyal dari otak menuju otot-otot penghasil suara n. laryngeus cabang langsung dari n. vagusEtiologiKelainan Kongenital LaringomalasiaLaryngeal webs
Proses Infeksi (Laringitis Akut & Kronis)BakteriVirus Jamur
Proses Inflamasi (nodules, polip, kista, LPR)
Adanya Tumor Jinak (papilloma, hemangioma, limphangioma) ataupun Tumor Ganas;
Trauma
Penggunaan suara berlebihan, terlalu keras, atau menggunakan suara dalam waktu yang sangat lama
Penyakit sistemik HipotirodismeMultiple sklerosisRematoid artritisPenyakit ParkinsonLupus sistemikWagener's granulomatosisMiasenia GravisSarkoidosisAmiloidosis
Alergi
Faktor ResikoBernafas pada lingkungan yang tidak bersihPubertas berkaitan dengan pelebaran laringMerokokPenyalahgunaan obat-obatanStres, gelisah, depresi dapat menyebabkan tremor pita suaraLaringofaringeal reflukPenggunaan steroid dalam jangka waktu lamaVokal abuse (berteriak, pekerjaan : guru, dosen, penyanyi, aktor, presenter, operator, penjual)
Gejala KlinisKeluhan tergantung intensitas dan etiologi yang mendasari suara parau tersebut
Gejala klinis : Rasa gatal di tenggorokanPerasaan adanya benda asing di tenggorokanSuara tercekat di tenggorokanKetidakmampuan menghasilkan suara yang jernihNyeri dan sulit menelanRasa tidak nyaman di tenggorok (batuk)
PatofisiologiVocal abuse trauma ringan/kekeringan micro lesi iritasi berlanjut menjadi peradangan
Peradangan lapisan mukosa daerah pita suara dan laring Agregasi sel-sel leukosit Edema mukosa (kompensasi) Butuh tekanan lebih untuk produksi suara Disfoni maupun Afoni
DIAGNOSIS BANDINGKualitas SuaraDifferential diagnosis BreathyParalisis pita suara, disfoni karena Spasme abductor, disfoni fungsionalHoarseParalisis pita suara, disfoni karena ketegangan otot, laryngitis karena reflukLow-pitchedOedema Reinke, penyalahgunaan suara, refluk laryngitis, paralysis pita suara, disfoni karena ketegangan ototStrainedDisfoni karena spasme m. adductor, disfoni karena ketegangan otot, refluk laryngitisTremorParkinson, tremor essential pada kepala dan leher, disfonia karena spasme, disfoni karena ketegangan ototVocal fatigueDisfoni karena ketegangan otot, paralysis pita suara, refluk laryngitis, penyalahgunaan suara
Pemeriksaan KlinisPx umum (status generalis)Px THT Px laring tak langsung untuk melihat laring melalui kaca laring, maupunPx laring langsung dengan laringoskop atau dengan mikroskop, mikrolaringoskopi dan bedah mikro laring.
Px laring harus dilakukan jika suara parau menetap >> 2 minggu.
Pemeriksaan Penunjang Lab DarahRontgen, CT scan, MRI untuk mengetahui adanya sinusitis, deformitas struktur fonasi.Laringostomi untuk melihat pita suara apakah terdapat nodul, kista, polip, dan kanker tenggorokan.Stroboskop untuk melihat pita suara untuk mendiagnosa kondisi yang menimbulkan suara serak. Pemeriksaan mikrobiologik dengan kultur usap tenggorok.Evaluasi
PenatalaksanaanTerapi konservatifMengidentifikasi dan menghilangkan faktor penyebab seperti stres, merokok, dan alkohol. Minum banyak air putih mencegah tenggorokan dari kekeringan. Istirahat berbicara selama dua sampai tiga hari.
Terapi WicaraSpeech therapist memegang peranan penting dalam memberikan terapi, misal oleh karena vocal nodule dan kesalahan penggunaan suara (minggu-bulan)Terapi medikamentosaInfeksi saluran pernafasan atas seringkali disebabkan oleh infeksi virus. Tirah baring, pemberian parasetamol atau larutan aspirin gargle dapat diberikan. Pemberian antibiotik dianjurkan jika terdapat infeksi bakteri.
Nasal spray diberikan pada pasien dengan inflamasi kronik sinus.
Gastroesofageal refluk, dapat diberikan medikasi untuk mengurangi sekresi asam lambung.
PembedahanPembedahan dianjurkan untuk diagnosis (biopsi) dan;
Terapi (contoh: mengambil massa tumor dan laser surgery).
Operasi dapat dilakukan dengan fibre optic endoscope dengan anestesi umum.Pembedahan pada penyebab suara parau non-cancer hanya diindikasikan jika penatalaksanaan dengan cara lain gagal.