hjks ke-724, dari masyarakat untuk warga surabaya · kan penghasilan tamba ... dari kelurahan...

1
layouter: edo RADAR SURABAYA l RABU, 31 MEI 2017 HALAMAN 23 KEBERADAAN Usaha Kecil Menengah (UKM) terbukti mampu memberdayakan ekonomi masyarakat kecil. Seperti UKM Telur Asin di RT 5 RW 02, Kelurahan Gununganyar Surabaya yang baru dimulai Januari 2017 terus mampu mengembangkan sayap hingga Timur Tengah. Marketing Pemasaran UKM Ceria Telur Asin Gu- nunganyar Kemas Abdul Chalim menjelaskan, awal- nya bisnis yang dimulai dari pelatihan ketrampilan kepada ibu ketua dan wakil RT itu hanya men- jual telur di wilayah sekitar Surabaya, Sidoarjo dan Mojokerto dengan sistem door to door. “Kami door to door dari instansi ke instansi sampai dari restoran ke restoran. Dari yang awalnya hanya bisa produksi 500 telur, kini 700 telur setiap minggu,” kata Kemas. Menurut dia, sudah beberapa kali UKM tersebut mampu menerima pesanan hingga 1500 biji seminggu dengan harga 3300 per biji. Di tahun 2017 ini, Kemas memastikan jumlah produksi bisa meningkat hingga 10 persen karena sudah mendapatkan tawaran untuk ekspansi ke Jakarta dan bahkan Timur Tengah, Saudi Arabia. “Sudah ada pengusaha dan teman di Arab Saudi yang akan mengambil telur asinkami,” kata Kemas. Dengan mulainya ekspansi ke Jakarta dan luar negeri, omzet pun diharapkan bisa naik dua kali lipat. Menurut pria yang juga menjabat sebagai ketua RT 5 RW II Kelurahan Gunung Anyar Surabaya itu, warga kelurahan Gunung Anyar sempat tidak percaya bisnis yang mulanya hanya dari pelatihan dari kelurahan akhirnya berbuah manis. “Cukup susah juga meyakinkan warga. Dari yang aktif di UKM 25 ibu ibu, sekarang hanya 17 ibu ibu. Tapi alhamdulillah maksimal,” jelasnya. Dengan ada- nya permintaan yang semakin meningkat, UKM pun terus menggandeng ibu ibu sekitar untuk ikut aktif mengembangkan usaha. “Kami yakinkan jika UKM ini menguntungkan karena mereka yang sebagian ibu rumah tangga dapat penghasilan tambahan untuk membantu keluarga,” jelasnya. Selain itu, Kemas juga akan memperbarui izin usaha di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Surabaya serta BPOM Jatim untuk sertifikasi keseha- tan. Untuk mendapatkan cita rasa telur yang baik, Kemas menyatakan jika telur bebek sawah lebih baik dari telur bebek pakan atau kandangan. “Kami sudah mendapatkan pasokan dari peternak bebek di kawasan Rungkut dan kualitasnya sudah dipercaya sehingga cita rasa telur tetap nikmat,” pungkasnya. (han/hen) Ekspansi ke Timur Tengah Kampung Telur Asin Gunung Anyar Tengah, Kec. Gunung Anyar Bermodal Awal Rp 500 Ribu, Dikerjakan Ibu-Ibu PKK SURABAYA–Berawal dari keinginan para ibu rumah tangga mendapat- kan penghasilan tamba- han memang harus memi- liki keahlian dan kemauan. Seperti yang dilakukan Ibu-ibu Gunung Anyar Tengah Gang 1 RT 5 RW 2 Kecamatan Gunung Anyar Surabaya. Mereka disibuk- kan membuat telur asin semata-mata untuk meng- angkat perekonomian keluarga. Ketika memasuki Kam- pung Telur Asin, terlihat sepi di ujung gangnya kemarin. Rupanya, ibu-ibu yang mengenakan daster tengah asyik berak- tivitas di salah satu rumah yang dijadikan tempat produksi telur asin. Ada sebanyak 15 ibu te- ngah sibuk dengan tugas masing-masing. Ada yang mencuci telur, menumbuk batu bata, menyiapkan tempat styrofoam untuk pengasinan, perebusan, dan proses packaging-nya. Pengambilan nama Telur Asin Ceria ini dimaksudkan agar para pembuat sela- lu ceria dalam setiap proses produksi. Sebab, awal-awal dulu telur sempat rusak lantaran terbawa masalah internal keluarga. Oleh karenanya dengan pembawaan dan bersikap ceria itulah telur asin kini mulai diburu konsumen, bahkan mulai ancang- ancang di- CUCITELUR: Ibu-ibu di kampung telur asin Kelurahan Gunung Anyar membersihkan telur usai proses pengasinan. distribusikan ke Arab Saudi. Meski ma- sih dalam hitungan bu- lan, produksi telur asin su- dah banjir pesanan. Ber- modal uang Rp 500 ribu yang diambil dari kas PKK dan mendapatkan pelatihan dari Kelurahan Gunung Anyar, rata-rata per ming- gunya memproduksi 500- 600 butir telur. Pembina UKM Telur Asin Ceria Indah Mas- ruroh menjelaskan, membuat telur asin memang harus ceria. Kalau ada masalah dalam keluarga bisa berimbas dalam pemb- uatan telur. “Dulu awalnya sampai ada salah satu ibu yang memegang telur sampai pecah saat produksi,” jelasnya. Indah yang juga Ketua PKK RT5 RW2 ini menje- laskan, untuk membuat te- lur asin yang berasal dari peternak di Surabaya ini, awalnya dicuci dan diam- plas sampai bersih. Setelah itu dibuat adonan untuk di- asinkan dari batu bata hasil tumbukan halus seberat 3 kg dan dikasih garam sepe- rempat untuk 200 butir telur. Lalu disimpan di styrofoam selama 12 hari. “Jadi kualitas telur asin ini kuningnya sudah berminyak atau masir, itu yang dicari para konsu- men,” ujar ibu berkerudung ini. Pemilihan pro- duksi telur asin ini dinilai lebih menguntungkan dan prospek ke depan lebih ba- gus. Sebab, menu- rut Indah, berbagai upaya yang dilakukan ibu-ibu untuk menam- bah penghasilan sudah pernah dicoba. Seperti daur ulang limbah na- mun dirasa kurang. “Pemilihan ini ka- rena bernilai ekonomis yang bisa berbuah manis buat ibu-ibu. Sebelumnya, memang ada pelatihan membuat kerajinan dari lim- bah. Namun, untuk telur asin kami nilai memiliki peluang bisnis yang cukup besar,” jelas- nya. (han/ hen) RANGKAIAN acara peri- ngatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) telah digelar dan pun- caknya bakal ditutup dengan gelaran. Hal itu membuat sua- sana Surabaya meriah sepan- jang bulan ini. Sebab, beragam acara tersebut mampu me- nyedot animo warga Kota Pahlawan. Acara diawali dengan Sura- baya Shopping Festival (SSF). Acara ini dibuka langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Risma- harini pada 1 Mei lalu di Grand City Mall. SSF berlangsung hingga tanggal 31 Mei 2017. Dalam even itu, hampir semua pusat perbelanjaan di Surabaya yang jumlahnya men- capai lebih dari 30 mall meng- gelar program diskon beragam produk dengan harga miring. Even ini memang digelar untuk meneguhkan status Surabaya sebagai kota belanja. “Aku memang ingin warga Surabaya bisa menikmati be- lanja murah di kotanya sendiri,” jelas Risma. Namun nyatanya, tak hanya warga Surabaya, SSF juga mampu menarik mi- nat belanja warga dari luar Su- rabaya untuk berbondong-bon- dong datang ke Surabaya untuk berbelanja. Sehingga, diharap- kan mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Setelah SSF usai, warga Su- rabaya kembali disambangi acara spesial. Kali ini untuk me- manjakan pecinta fashion di Surabaya lewat gelaran Surabaya Fashion Parade (SFP). Acara itu digelar di Tunjungan Plaza pada tanggal 3-7 Mei. Dalam acara tersebut, ratusan koleksi busana kekinian ditampilkan. Di akhir pekan, even akbar kembali datang. Minggu (7/5), Parade Budaya dan Bunga membuat kota Surabaya meriah dengan pawai bunga. Acara yang dinamakan Parade Bu- daya dan Bunga itu diawali dari Tugu Pahlawan dan finish di Taman Bungkul. Yang menarik, acara tersebut dihadiri langsung oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan yang sangat dekat de- ngan Kota Pahlawan. Dalam momen itu, Risma sempat memberi wejangan agar warga Surabaya bisa men- jaga kerukunan di balik segala perbedaan. “Di ulang tahun yang ke-724 ini, ayo kita terus bergandengan tangan. Tidak boleh ada perpecahan. Tidak boleh ada yang bertengkar. Kita ini cucu para pahlawan. Karena itu, mari menjaga persatuan dan songsong masa depan,” ucapnya sebelum melepas Parade Bunga. Momen Parade Budaya dan Bunga memang berlangsung wah. Hal itu pula yang membuat Ignasius Jonan sempat kehe- ranan. Karena itu, dia berharap agar Parade Budaya dan Bunga bisa dikenal di seluruh dunia. “Saya sampaikan selamat untuk Surabaya. Semoga Sura- baya tetap bersih, aman dan rukun. Mudah-mudahan Parade Budaya dan Bunga ini jadi berkelas dunia karena wali kotanya juga sudah kelas dunia,” katanya. Sepekan berselang, Suraba- ya kembali heboh. Kali ini de- ngan Festivak Rujak Uleg yang merupakan even kerja sama Pemkot Surabaya dan harian Radar Surabaya. Acara berlang- sung meriah dengan total 25 ribu warga yang tumplek blek membanjir di sepanjang Jalan Kembang Jepun sebagai tempat perhelatan, sekaligus menjadi lokasi kantor Radar Surabaya. Pada momen itu, Risma ikut menguleg rujak cingur sebagai makanan khas Surabaya bersa- ma para tamu dan para sponsor yang hadir memeriahkan acara. Mengenakan celemek, ia tam- pak antusias meski tangannya harus menggenggam ulegan. Kemudian, ia memulai untuk menguleg di sebuah cobek raksasa berdiameter satu meter. Risma mengaku, Festival Rujak Uleg memiliki banyak makna. Menurutnya, rujak uleg adalah lambang nyata dari Bhi- neka Tunggal Ika. “Rujak uleg kan terdiri dari beragam bumbu. Bumbu yang beda itu disatukan hingga menciptakan rasa yang nikmat. Artinya, segala per- bedaan jika disatukan akan jadi indah,” ujarnya. Even tersebut juga melam- bangkan semangat persatuan di tengah segala perbedaan. Hal itu terlihat dari asal para peserta. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, dari mancangara. “Pesertanya kan berasal dari mana-mana. Ada dari luar negeri juga. Tapi kita disini semua satu. Tak ada perbedaan,” jelasnya. Risma berharap ke depan festival Rujak Uleg bisa terus berinovasi. Sehingga mampu menjadi even yang dikenal di mata dunia. Dengan begitu mampu mendatangkan wisata- wan mancanegara. “Ini sebe- narnya sudah kelas dunia. Tapi kita akan berupaya agar lebih baik lagi ke depan,” tutupnya. Hari jadi Surabaya juga dimeriahkan dengan festival Pasar Malam Tjap Toen- djoengan. Even ini diadakan di East Coast, Pakuwon City dengan menyuguhkan ber- bagai makanan khas Suro- boyoan. Uniknya, makanan disajikan dalam nuansa pedesaan di gubug-gubug de- ngan kemasan lawas. Kepala Dinas Pariwisata dan Ke- budayaan (Disbudpar) Surabaya, Wi d o d o Suryantoro me- nuturkan, konsep kuno itu dipilih untuk me- rasakan lagi nuansa masa lampau di Surabaya. Dimana beragam jajanan tradisional masih mudah di- dapatkan. “Kita memang dekor dengan suasana seperti pasar malem, tapi konsepnya tetap klasik. Se- perti tempat penjual yang terbuat dari gubug dan sebagainya,” jelasnya. Widodo berharap be- ragam hiburan dan pe- nampilan yang disuguhkan membuat warga Surabaya terhibur. Pasalnya, acara itu memang diselenggarakan untuk memanjakan warga kota. “Kita memang menghibur masyarakat. Sebab, acara ini berasal dari masyarakat, dan kembali lagi untuk warga Surabaya,” pungkas Widodo. (gus/jay) Surabaya Meriah Sepanjang Mei 2017 HJKS Ke-724, dari Masyarakat untuk Warga Surabaya ABDULLAH MUNIR/RADAR SURABAYA KULINER KHAS: Wali Kota Tri Rismaharini bersama salah satu dari 1.500 peserta Festival Rujak Uleg 2017 yang digelar di Jalan Kembang Jepun. ABDULLAH MUNIR/RADAR SURABAYA MERIAH: Warga dan para turis ikut memeriahkan momen Parada Bunga dan Budaya yang melintasi rute jalan-jalan utama di Surabaya. ABDULLAH MUNIR/RADAR SURABAYA KREATIF: Geekfest yang digelar di gedung eks Siola kian meneguhkan potensi Surabaya sebagai kota yang menjunjung tinggi kretivitas anak muda. KOTA MODE: Surabaya Fashion Parade yang digelar di Conven- tion Hall Tunjungan Plaza dan diikuti 100 desainer lokal maupun ibu kota.

Upload: trinhphuc

Post on 22-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HJKS Ke-724, dari Masyarakat untuk Warga Surabaya · kan penghasilan tamba ... dari Kelurahan Gunung Anyar, ratarata per ming ... berasal dari masyarakat, dan kembali lagi untuk warga

layouter: edo

RADAR SURABAYA l RABU, 31 MEI 2017 HALAMAN 23

KEBERADAAN Usaha Kecil Menengah (UKM) terbukti mampu memberdayakan ekonomi masyarakat kecil. Seperti UKM Telur Asin di RT 5 RW 02, Kelurahan Gununganyar Surabaya yang baru dimulai Januari 2017 terus mampu mengembangkan sayap hingga Timur Tengah.

Marketing Pemasaran UKM Ceria Telur Asin Gu­nunganyar Kemas Abdul Chalim menjelaskan, awal­nya bisnis yang dimulai dari pelatihan ketrampilan kepada ibu ketua dan wakil RT itu hanya men­jual telur di wilayah sekitar Surabaya, Sidoarjo dan Mojokerto dengan sistem door to door. “Kami door to door dari instansi ke instansi sampai dari restoran ke restoran. Dari yang awalnya hanya bisa produksi 500 telur, kini 700 telur setiap minggu,” kata Kemas.

Menurut dia, sudah beberapa kali UKM tersebut mampu menerima pesanan hingga 1500 biji seminggu dengan harga 3300 per biji. Di tahun 2017 ini, Kemas memastikan jumlah produksi bisa meningkat hingga 10 persen karena sudah mendapatkan tawaran untuk ekspansi ke Jakarta dan bahkan Timur Tengah, Saudi Arabia.

“Sudah ada pengusaha dan teman di Arab Saudi yang akan mengambil telur asinkami,” kata Kemas.

Dengan mulainya ekspansi ke Jakarta dan luar negeri, omzet pun diharapkan bisa naik dua kali lipat.

Menurut pria yang juga menjabat sebagai ketua RT 5 RW II Kelurahan Gunung Anyar Surabaya itu, warga kelurahan Gunung Anyar sempat tidak percaya bisnis yang mulanya hanya dari pelatihan dari kelurahan akhirnya berbuah manis. “Cukup susah juga meyakinkan warga. Dari yang aktif di UKM 25 ibu ibu, sekarang hanya 17 ibu ibu. Tapi alhamdulillah maksimal,” jelasnya. Dengan ada­nya permintaan yang semakin meningkat, UKM pun terus menggandeng ibu ibu sekitar untuk ikut aktif mengembangkan usaha. “Kami yakinkan jika UKM ini menguntungkan karena mereka yang sebagian ibu rumah tangga dapat penghasilan tambahan untuk membantu

keluarga,” jelasnya.Selain itu, Kemas juga akan memperbarui

izin usaha di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dis perindag) Surabaya serta BPOM Jatim untuk sertifikasi kese ha­tan. Untuk men da patkan cita rasa telur yang baik, Kemas me nya takan jika telur bebek

sawah lebih baik da ri telur bebek pakan atau kandangan. “Kami sudah mendapatkan pasokan dari peternak bebek di ka wa san Rungkut dan kua litasnya sudah dipercaya se hing ga cita ra sa telur tetap nikmat,” pungkasnya. (han/hen)

Ekspansi ke Timur TengahKampung Telur Asin Gunung Anyar Tengah, Kec. Gunung Anyar

Bermodal Awal Rp 500 Ribu, Dikerjakan Ibu-Ibu PKK

SURABAYA–Berawal dari keinginan para ibu rumah tangga men da pat­kan penghasilan tam ba­han memang harus me mi­liki keahlian dan kemauan. Seperti yang dilakukan Ibu­ibu Gunung Anyar Tengah Gang 1 RT 5 RW 2 Kecamatan Gunung Anyar Surabaya. Mereka disibuk­kan membuat telur asin semata­mata untuk meng­angkat perekon o mian keluarga.

Ketika memasuki Kam­pung Telur Asin, terlihat sepi di ujung gangnya kemarin. Rupanya, ibu­ibu yang mengenakan daster tengah asyik berak­tivitas di salah satu r u m a h y a n g dijadikan t e m p a t pro duk si t e l u r asin. Ada seba nyak 15 ibu te­ngah si buk de ngan tu gas ma sing­ma sing. Ada yang men cuci te lur, me numbuk batu bata, me nyiapkan tempat s t y r o f o a m u n t u k pengasinan, perebusan, dan proses packaging­nya.

Pengambilan nama Telur Asin Ceria ini di maksudkan agar para pembuat sela­lu ceria dalam se ti ap proses produksi. Sebab, awal­awal dulu telur sempat rusak lan taran ter ba wa masalah internal ke luarga. Oleh karena nya dengan pembawaan dan bersikap ceria itulah telur asin kini mulai diburu konsumen, bahkan mulai ancang­

ancang di­

CUCITELUR: Ibu-ibu di kampung telur asin

Kelurahan Gunung Anyar mem bersihkan telur usai proses

pengasinan.

distribusikan ke Arab Saudi.Meski ma­

s i h

d a l a m hi tungan bu­

lan, produksi telur asin su­dah banjir pe sanan. Ber­modal uang Rp 500 ribu yang diambil dari kas PKK dan mendapatkan pelatihan dari Kelurahan Gunung Anyar, rata­rata per ming­

gunya mem pro duksi 500­600 butir telur.

Pembina UKM Telur Asin Ceria Indah Mas­ruroh menjelaskan, membuat telur asin memang harus ceria. Kalau ada ma sa lah da lam keluarga bisa ber imbas dalam pemb­

u atan telur. “Dulu awal nya sam pai ada

salah satu ibu yang memegang telur sam pai pecah saat produksi,” jelasnya.

Indah yang juga Ketua PKK RT5 RW2 ini men je­laskan, untuk membuat te­lur asin yang berasal dari pe ternak di Surabaya ini,

awalnya dicuci dan diam­plas sampai bersih.

Setelah itu dibuat adonan untuk di­

asinkan dari batu bata hasil t u m b u k a n halus seberat 3 kg dan d i k a s i h garam sepe­r e m p a t untuk 200

bu tir telur. Lalu di simpan

di styrofoam selama 12 hari. “Jadi kualitas telur asin ini kuningnya sudah ber minyak atau masir, itu yang dicari para konsu­men,” ujar ibu berkeru dung ini.

Pemilihan pro­duksi telur asin ini dinilai lebih mengun tu ng kan dan pros pek ke depan lebih ba­gus. Sebab, me nu­rut In dah, ber bagai upa ya yang dil a ku kan ibu­ibu untuk me nam­bah penghasilan sudah pernah di coba. Se per ti daur ulang lim bah na­mun di ra sa kurang.

“Pemilihan ini ka ­rena bernilai eko nomis yang bisa ber buah manis buat ibu­ibu. Sebe lumnya, me mang ada pe la tihan

mem buat kera ji nan da ri lim­bah. Na mun, un tuk te lur asin kami ni lai memi liki

p e l u a n g b i s n i s y a n g c u k u p besar,” j e l a s ­n y a .

( h a n /hen)

RANGKAIAN acara pe ri­ngatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) telah digelar dan pun­caknya bakal ditutup dengan gelaran. Hal itu membuat sua­sana Surabaya meriah se pan­jang bulan ini. Sebab, beragam acara tersebut mampu me­nyedot animo warga Kota Pahlawan.

Acara diawali dengan Su ra­baya Shopping Festival (SSF). Acara ini dibuka langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Ris ma­harini pada 1 Mei lalu di Grand City Mall. SSF berlangsung hingga tanggal 31 Mei 2017.

Dalam even itu, hampir semua pusat perbelanjaan di Su rabaya yang jumlahnya men­capai lebih dari 30 mall meng­gelar program diskon beragam produk dengan harga miring. Even ini memang digelar untuk meneguhkan status Surabaya sebagai kota belanja.

“Aku memang ingin warga Su rabaya bisa menikmati be­lanja murah di kotanya sendiri,” jelas Risma. Namun nyatanya, tak hanya warga Surabaya, SSF juga mampu menarik mi­nat belanja warga dari luar Su­rabaya untuk berbondong­bon­dong datang ke Surabaya untuk berbelanja. Sehingga, di harap­kan mampu mening kat kan pendapatan asli daerah (PAD).

Setelah SSF usai, warga Su­rabaya kembali disambangi aca ra spesial. Kali ini untuk me­manjakan pecinta fashion di

Su rabaya lewat gelaran Surabaya Fashion Parade (SFP). Acara itu digelar di Tunjungan Plaza pada tanggal 3­7 Mei. Dalam acara tersebut, ratusan koleksi busana kekinian ditampilkan.

Di akhir pekan, even akbar kembali datang. Minggu (7/5), Pa rade Budaya dan Bunga membuat kota Surabaya meriah dengan pawai bunga. Acara yang dinamakan Parade Bu­daya dan Bunga itu diawali dari

Tugu Pahlawan dan finish di Taman Bungkul. Yang menarik, acara tersebut dihadiri langsung oleh Menteri ESDM Ignasius Jo nan yang sangat dekat de­ngan Kota Pahlawan.

Dalam momen itu, Risma sem pat memberi wejangan agar warga Surabaya bisa men­jaga kerukunan di balik segala perbedaan. “Di ulang tahun yang ke­724 ini, ayo kita terus bergandengan tangan. Tidak boleh ada perpecahan. Tidak

boleh ada yang bertengkar. Kita ini cucu para pahlawan. Karena itu, mari menjaga persatuan dan songsong masa depan,” ucapnya sebelum melepas Parade Bunga.

Momen Parade Budaya dan Bunga memang berlangsung wah. Hal itu pula yang membuat Ignasius Jonan sempat ke he­ranan. Karena itu, dia berharap agar Parade Budaya dan Bunga bisa dikenal di seluruh dunia.

“Saya sampaikan selamat

untuk Surabaya. Semoga Su ra­baya tetap bersih, aman dan rukun. Mudah­mudahan Parade Bu daya dan Bunga ini jadi berkelas dunia karena wali kotanya juga sudah kelas dunia,” katanya.

Sepekan berselang, Suraba­ya kembali heboh. Kali ini de­ngan Festivak Rujak Uleg yang merupakan even kerja sama Pemkot Surabaya dan harian Radar Surabaya. Acara berlang­sung meriah dengan total 25 ribu warga yang tumplek blek membanjir di sepanjang Jalan Kembang Jepun sebagai tempat perhelatan, sekaligus menjadi lokasi kantor Radar Surabaya.

Pada momen itu, Risma ikut mengu leg rujak cingur sebagai ma kanan khas Surabaya ber sa­ma para tamu dan para sponsor yang hadir memeriahkan acara. Mengenakan celemek, ia tam­pak antusias meski tangannya harus meng geng gam ulegan. Kemudian, ia memulai untuk menguleg di sebuah cobek raksasa berdiameter satu meter.

Risma mengaku, Festival Rujak Uleg memiliki banyak mak na. Menurutnya, rujak uleg ada lah lambang nyata dari Bhi­ne ka Tunggal Ika. “Rujak uleg kan terdiri dari beragam bumbu. Bumbu yang beda itu disatukan hingga menciptakan rasa yang nikmat. Artinya, segala per­bedaan jika disatukan akan jadi indah,” ujarnya.

Even tersebut juga melam­bangkan semangat persatuan di tengah segala perbedaan. Hal itu terlihat dari asal para peserta. Mereka berasal dari ber bagai daerah di Indonesia. Bahkan, dari mancangara. “Pe sertanya kan berasal dari ma na­mana. Ada dari luar negeri juga. Tapi kita disini semua satu. Tak ada perbedaan,” jelasnya.

Risma berharap ke depan festival Rujak Uleg bisa terus berinovasi. Sehingga mampu menjadi even yang dikenal di ma ta dunia. Dengan begitu mam pu mendatangkan wisata­wan mancanegara. “Ini se be­

narnya sudah kelas dunia. Tapi kita akan berupaya agar lebih baik lagi ke depan,” tutupnya.

Hari jadi Surabaya juga dim e riahkan dengan festival Pasar Ma lam Tjap Toen­djoengan. Even ini diadakan di East Coast, Pakuwon City dengan menyuguhkan ber­bagai makanan khas Su ro­boyoan. Uniknya, makanan d i sa j ikan dalam nuansa pedesaan di gubug­gubug de­ngan kemasan lawas.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ke­b u d a y a a n ( D i s b u d p a r ) S u r a b a y a , W i d o d o Suryantoro me­n u t u r k a n , konsep kuno i tu dip i l ih untuk me­rasakan lagi n u a n s a masa lam pau di Surabaya. D i m a n a b e r a g a m j a j a n a n tradisional m a s i h mudah di­d a p a t k a n . “Kita me mang dekor dengan suasana seperti pasar malem, tapi kon sepnya te tap klasik. Se­perti tem pat penjual yang terbuat dari gubug dan seba ga inya ,” jelasnya.

Widodo berharap be­ragam hi buran dan pe­nampilan yang disu guh kan membuat warga Surabaya terhibur. Pasal nya, acara itu memang dise leng garakan untuk memanjakan warga kota.

“Kita memang menghibur masyarakat. Sebab, acara ini berasal dari ma syarakat, dan kembali lagi untuk warga Surabaya,” pung kas Widodo. (gus/jay)

Surabaya Meriah Sepanjang Mei 2017

HJKS Ke-724, dari Masyarakat untuk Warga Surabaya

ABDULLAH MUNIR/RADAR SURABAYA

KULINER KHAS: Wali Kota Tri Rismaharini bersama salah satu dari 1.500 peserta Festival Rujak Uleg 2017 yang digelar di Jalan Kembang Jepun.

ABDULLAH MUNIR/RADAR SURABAYA

MERIAH: Warga dan para turis ikut memeriahkan momen Parada Bunga dan Budaya yang melintasi rute jalan-jalan utama di Surabaya.

ABDULLAH MUNIR/RADAR SURABAYA

KREATIF: Geekfest yang digelar di gedung eks Siola kian meneguhkan potensi Surabaya sebagai kota yang menjunjung tinggi kretivitas anak muda.

KOTA MODE:

Sura ba ya Fa shion Pa rade

yang digelar di Con ven-

tion Hall Tun ju ngan Pla za dan diikuti 100

desainer lokal

maupun ibu kota.