hipoglikemia neonatus

3
HIPOGLIKEMIA NEONATUS Istilah : Definisi : Kadar glukosa dalam serum < 45 mg/dL. Kadar glukosa normal 50-80 mg/dL. Kadar glukosa darah < 25 sangat berbahaya, terutama bagi sel-sel otak. Etio-Patof : 1) Tingginya pemasukan glukosa ke dalam sel Hiperinsulinemia persisten 2) Tingginya konsumsi glukosa Hipertiroid, Hipotermia, Sepsis, 3) Penyimpanan glikogen terbatas Prematur, IUGR 4) Glikogenolisis dan glukoneogenesis menurun Insufisiensi adrenal 5) Menurunnya penyimpanan glikogen Asfiksia, Starvation Manifestasi : 1) ASIMTOM 2) SIMTOM Kondisi umum : gelisah, rewel, lemas Kesadaran : somnolen, letargis, apatis Paru : takipnea, dispnea, apnea Jantung : takikardi, bradikardi Suhu : hipotermia Neurologis : refleks hisap lemah, jitteriness, kejang, Hipotonia Akral : Sianosis Jitteriness (bedakan dg kejang) Tanda Jitteriness Kejang

Upload: silpi-hamidiyah

Post on 28-Sep-2015

29 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

STASE ANAK

TRANSCRIPT

HIPOGLIKEMIA NEONATUS

Istilah: Definisi: Kadar glukosa dalam serum < 45 mg/dL. Kadar glukosa normal 50-80 mg/dL.Kadar glukosa darah < 25 sangat berbahaya, terutama bagi sel-sel otak.

Etio-Patof: 1) Tingginya pemasukan glukosa ke dalam selHiperinsulinemia persisten 2) Tingginya konsumsi glukosaHipertiroid, Hipotermia, Sepsis, 3) Penyimpanan glikogen terbatasPrematur, IUGR 4) Glikogenolisis dan glukoneogenesis menurunInsufisiensi adrenal 5) Menurunnya penyimpanan glikogenAsfiksia, Starvation

Manifestasi: 1) ASIMTOM 2) SIMTOMKondisi umum : gelisah, rewel, lemasKesadaran : somnolen, letargis, apatisParu : takipnea, dispnea, apnea Jantung : takikardi, bradikardiSuhu : hipotermiaNeurologis : refleks hisap lemah, jitteriness, kejang, HipotoniaAkral : Sianosis

Jitteriness (bedakan dg kejang) TandaJitterinessKejang

Gerakan DominanCepat, TremorTonik, Klonik

Gerakan hilang jika tubuh disentuhYaTidak

KesadaranBangun , tertidurPenurunan kesadaran

Deviasi MataTidakYa

EEGNormalAbnormal

Perlu pemicuYaTidak

Menghilang spontanYa, dalam beberapa mingguTidak

Penunjang: 1) Pemeriksaan Glukosa Darah 2) Urin Rutin 3) Pemeriksaan Elektrolit Darah 4) Pemeriksaan khusus : Insulin, T3, T4 dan TSH, growth hormon, glukagon, kortisol, ACTH 7) Pemeriksaan keton urin : jika hipoglikemia berat 1 mingguDD/: Terapi: 1) Bolus D10% sebanyak 2 mL/kg perlahan dg kecepatan 1mL/menit

2) Infus D10% dengan kebutuhan 6-8 mg/kg/menitContoh : BB 3 kg maka kebutuhan glukosa 3 kgx6 = 18mg/menit = 25.920 mg/hari (25,9 gram/hari). Glukosa D10% = 10 gram dalam 100mL, maka butuh 259 mL untuk 25,9 gram sehari.

3) Hitung GIR (Glucose Infusion Rate)

Contoh : Bayi 3 kg usia 1 hari, kebutuhan cairan = 60 cc/kg/hari = 60x3 = 180 cc/hari = 180/24 jam = 7,5 cc/jam , maka = 4,17

Monitoring: 1) periksa GDS 1 jam pasca pemberian glukosaBila masih < 25 = ulangi terapi pemberian glukosaBila 25-45 = maka infus D10% diteruskan, kadar glukosa di cek tiap 3 jam, bila bayi sudah bisa minum berikan ASIBila 45 pada 2 kali pemeriksaan = kecepatan infus diturunkan pelan-pelan, beri ASI bila bayi dapat minum*Jangan hentikan infus glukosa secara tiba-tiba2) Bayi yang sudah tidak di infus di cek GDS tiap 12 jam, bila kadar 45 pd 2x pemeriksaan maka monitoring dihentikan3) Bila GDS < 45 selama 7 hari disebut persisten hipoglikemi

Komplikasi: kadar glukosa yang sangat rendah mnyebabkan sel-sel otak rusak (cerebral palsy, retardasi mental, penurunan kecerdasan)Pencegahan: Prognosis: