hiperkolesterolemia
DESCRIPTION
dislipidemiTRANSCRIPT
1.1 Pengertian
Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah
(dislipidemia) yaitu kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl.
Hiperkolesterolemia berhubungan erat dengan kadar kolesterol LDL di dalam darah.
1.2 Etiologi dan Faktor Resiko
Kadar lipoprotein, terutama LDL meningkat sejalan dengan bertambahnya usia.
Pada keadaan normal pria memiliki kadar LDL yang lebih tinggi, tetapi setelah
menopause kadarnya pada wanita lebih banyak. Faktor lain yang menyebabkan tingginya
kadar lemak tertentu (VLDL dan LDL) adalah: Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia,
Obesitas, Diet kaya lemak, Kurang melakukan olah raga, Penyalahgunaan alkohol,
Merokok sigaret, Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik, Hipotiroidisme, Sirosis.
1.3 Patofisiologi
Lipid dalam plasma terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak
bebas. Normalnya lemak ditranspor dalam darah berikatan dengan lipid yang berbentuk
globuler. Ikatan protein dan lipid tersebut menghasilkan 4 kelas utama lipoprotein :
kilomikron, VLDL, LDL, dan HDL. Peningkatan lipid dalam darah akan mempengaruhi
kolesterol, trigliserida dan keduanya (hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia atau
kombinasinya yaitu hiperlipidemia). Hiperlipoproteinemia biasanya juga terganggu.
Pasien dengan hiperkolesterolemia (> 200 – 220 mg/dl serum) merupakan
gangguan yang bersifat familial, berhubungan dengan kelebihan berat badan dan diet.
Makanan berlemak meningkatkan sintesis kolesterol di hepar yang menyebabkan
penurunan densitas reseptor LDL di serum (> 135 mg/dl). Ikatan LDL mudah
melepaskan lemak dan kemudian membentuk plak pada dinding pembuluh darah yang
selanjutnya akan menyebabkan terjadinya arterosklerosis dan penyakit jantung koroner.
Jalur transport lipid dan tempat kerja obat
1. Jalur eksogen
Trigliserida dan kolesterol dari usus akan dibentuk menjadi kiomikron yang
kemudian akan diangkut ke saluran limfe dan masuk ke duktus torasikus. Di dalam
jaringan lemak, trigliserida dari kilomikron akan mengalami hidrolisis oleh lipoprotein
lipase yang terdapat pada permukaan endotel sehingga akan membentuk asam lemak dan
kilomikron remnan (kilomikron yang kehilangan trigliseridanya tetapi masih memiliki
ester kolesterol). Kemudian asam lemak masuk ke dalam endotel ke dalam jaringan
lemak dan sel otot yang selanjutnya akan diubah kembali menjadi trigliserida atau
dioksidasi untuk menghasilkan energi.
Kilomikron remnan akan dibersihkan oleh hepar dengan mekanisme endositosis
dan lisosom sehingga terbentuk kolesterol bebas yang berfungsi sintesis membran
plasma, mielin dan steroid. Kolesterol dalam hepar akan membentuk kolesterol ester atau
diekskresikan dalam empedu atau diubah menjadi lipoprotein endogen yang masuk ke
dalam plasma. Jika tubuh kekurangan kolesterol, HMG-CoA reduktase akan aktif dan
terjadi sintesis kolesterol dari asetat.
2. Jalur endogen
Trigliserida dan kolesterol dari hepar diangkut dengan bentuk VLDL ke jaringan
kemudian mengalami hidrolisis sehingga terbentuk lipoprotein yang lebih kecil IDL dan
LDL. LDL merupakan lipoprotein dengan kadar kolesterol terbanyak (60-70%).
Peningkatan katabolisme LDL di plasma dan hepar yang akan meningkatkan kadar
kolesterol plasma. Peningkatan kadar kolesterol tersebut akan membentuk foam cell di
dalam makrofag yang berperan pada arterosklerosis prematur
.
Jenis lipoprotein
1. Kilomikron
Lipoprotein dengan komponen 80% trigliserida dan 5% kolesterol ester.
Kilomikron membawa makanan ke jaringan lemak dan otot rangka serta
membawa kolesterol kembali ke hepar. Kilomikron yang dihidrolisis akan
mengecil membentuk kilomikron remnan yang kemudian masuk ke hepatosit.
Kilomikronemia post pandrial mereda setelah 8 – 10 jam.
2. VLDL
Lipoprotein terdiri dari 60% trigliserida dan 10 – 15 % kolesterol. VLDL
digunakan untuk mengangkut trigliserida ke jaringan. VLDL reman sebagian akan
diubah menjadi LDLyang mengikuti penurunan hipertrigliserida sedangkan
sintesis karbohidrat yang berasal dari asam lemak bebas dan gliserol akan
meningkatkan VLDL.
3. IDL
Lipoprotein yang mengandung 30% trigliserida, dan 20% kolesterol. IDL
merupakan zat perantara sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi IDL.
4. LDL
Lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar (70%). Katabolisme LDL
melalui receptor-mediated endocytosis di hepar. Hidrolisis LDL menghasilkan
kolesterol bebas yang berfungsi untuk sintesis sel membran dan hormone steroid.
Kolesterol juga dapat disintesis dari enzim HMG-CoA reduktase berdasarkan
tinggi rendahnya kolesterol di dalam sel.
5. HDL
HDL diklasifikasikan lagi berdasarkan Apoprotein yang dikandungnya.
Apo A-I merupakan apoprotein utama HDL yang merupakan inverse predictor
untuk resiko penyakit jantung koroner. Kadar HDL menurun pada kegemukan,
perokok, pasien diabetes yang tidak terkontrol dan pemakai kombinasi estrogen-
progestin. HDL memiliki efek protektif yaitu mengangkut kolesterol dari perifer
untuk di metabolisme di hepar dan menghambat modifikasi oksidatif LDL melalui
paraoksonase (protein antioksidan yang bersosiasi dengan HDL).
6. Lipoprotein (a)
Terdiri atas partikel LDL dan apoprotein sekunder selain apoB-100.
Lipoprotein jenis ini menghambat fibrinolisis atau bersifat aterogenik.
1.4 Klasifikasi
• Hiperkolesterolemia Primer (Hiperkolesterolemia Familial dan Poligenik)
• Poligenik Kelainan genetik multipel, nutrisi, faktor lingkungan, serta memiliki
lebih dari satu dasar metabolik
• Familial Defek gen pada reseptor LDL permukaan membran sel tubuh.
Menyebabkan hati tidak bisa mengabsorpsi LDL -> peningkatan sintesis VLDL
hati ke plasma. Kadar kolesterol total mencapai 600 sampai 1000 mg/dl atau 4
sampai 6 kali dari orang normal. Banyak pasien ini meninggal sebelum berumur
20 tahun akibat infark miokard.
• Hiperkolesterolemia Sekunder
Tabel 3. Klasifikasi Berdasarkan WHO (World Health Organization) (Anwar,
2004).
1.5 Diagnosis
Anamnesa meliputi karakteristik umum, kebiasaan diet, perilaku aktifitas fisik,
merokok, peminum alcohol dan riwayat penyakit sebelumnya serta riwayat sakit pada
keluarga. Pemeriksaan fisik yang akan dilakukan adalah antropometri, frekuensi denyut
nadi, tekanan darah, auskultasi irama jantung, serta EKG. Pemeriksaan laboratorium
darah yaitu kadar kolesterol total, kolesterol LDL, Trigliserida dan kolesterol HDL dalam
plasma.
Tabel 1.Klasifikasi kadar lipid plasma (mg/dl)
Kolesterol total
< 200 Yang diinginkan
200-239 Batas tinggi
≥ 240 Tinggi
LDL
< 100 Optimal
100 – 129 Mendekati optimal
130 – 159 Batas tinggi
160 – 189 Tinggi
≥ 190 Sangat tinggi
HDL
< 40 Rendah
≥ 60 Tinggi
Trigliserida
< 150 Normal
150 – 199 Batas tinggi
200-499 Tinggi
≥500 Sangat tinggi
1.6 Terapi Hiperkolesterolemia
Menurut National Choleteroslemia Education Programme Adult Therapy
Programme (NCEP ATP III) sasaran LDL disesuaikan dengan faktor risiko yang dimiliki
seseorang yaitu (5):
1. Risiko tinggi
a. Riwayat penyakit jantung koroner (PJK)
b. Risiko yang disamakan dengan PJK
• Diabetes Melitus, stroke, penyakit obstruksi arteri tepi, aneurisma aorta
abdominalis
• Faktor risiko multiple (> 2 faktor risiko dan mempunyai faktor risiko PJK
dalam waktu 10 tahun menurun skor Framingham)
2. Risiko Multipel
≥ 2 faktor risiko dengan risiko PJK dalam kurun waktu 10 tahun < 20%
(skor Framingham)
3. Risiko rendah (0;1 faktor risiko)
Dengan risiko PJK dalam kurun 10 tahun < 10 %
Terapi non farmakologis (perubahan gaya hidup) antara lain terapi nutrisi medis,
aktivitas fisik, menghindari rokok, menurunkan berat badan, pembatasan asupan alkohol.
Faktor risiko utama (selain kolesterol LDL) yang menetukan sasaran kolesterol LDL
yang ingin dicapai :
- Kebiasaan merokok
- Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat obat hipertensi
- Kolesterol HDL rendah (<40 mg/dL)
- Riwayat PJK dini yaitu ayah < 55 tahun dan ibu < 65 tahun
- Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun
Tabel 2. Tiga kelompok risiko untuk menentukan sasaran kolesterol LDL
Kelompok risiko Sasaran kolesterol LDL (mg/dL)
Risiko tinggi < 100
Faktor risiko multiple (≥ 2 faktor risiko) < 130
Risiko rendah (0-1 faktor risiko) < 160
Terapi Non Farmakologi
Terapi Nutrisi Medis
Diet tinggi lemak merupakan salah satu penyebab hiperkolesterolemia. Makan
makanan yang banyak mengandung trans fat dan saturated fat seperti margarine/mentega,
es krim, minyak kelapa dan lemak hewan dapat meningkatkan kadar LDL dan
menurunkan koleterol HDL. Maka harus dikurangi sebanyak 7% perhari. Saturated fat
dapat digantikan dengan unsaturated fat yang relatif kurang meningkatkan kadar LDL.
Unsaturated dibagi dua antara lain Multi Unsaturated Fatty Acid (MUFA) contohnya
minyak zaitun, alpokat dan Poli Unsaturated Fatty Acid (PUFA) contoh ikan. Dengan
perubahan pola makan, mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah sebesar 10-
15% . Makan ikan yang banyak mengandung omega 3 dapat menurunkan kadar LDL.
Begitu juga dengan mengkonsumsi protein kedelai. Diet tinggi serat yang larut dalam air
seperti oat dan buah/sayuran 20-30 gram sehari dapat menurunkan 5-15% kadar
kolesterol total dan LDL.
Tabel 3. Komposisi makanan untuk hiperkolesterolemia menurut Perkeni 2004
Makanan Asupan yang dianjurkan
Total lemak 20-25% dari kalori total
Lemak jenuh < 7 % dari kalori total
Lemak PUFA Sampai 10% dari kalori total
Lemak MUFA Sampai 10 % dari kalori tota
Karbohidrat 60% dari kalori total (terutama karbohidrat
kompleks)
Serat 30 gr perhari
Protein Sekitar 15% dari kalori total
Kolesterol < 200 mg/hari
Untuk di Rumah Sakit Dr.Soetomo menggunakan Diet B (Tjokroprawiro) dengan
komposisi karbohidrat 68%, lemak : kolesterol < 300 mg/hari, lemak jenuh dan trans 5%,
PUFA 5%, MUFA 10%, protein 12%, serat 25-35 gr perhari.
Aktivitas Fisik
Olahraga yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan berat badan. Olahraga
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan penderita. Penurunan 10 % berat badan
berarti menurunkan 30% lingkar perut yang mana terdapat lemak sentral di sana. AHA
merekomendasikan olahraga selama 30 menit dengan aktivitas sedang 3-4 kali dalam
seminggu
Menghindari Rokok
Merokok berhubungan dengan proses metabolis yang berefek pada lipoprotein
termasuk didalamnya meningkatkan asam lemak bebas, glukosa dan VLDL serta
menurunkan HDL. Berhenti merokok berhubungan dengan peningkatan rata-rata HDL 6-
8 mg/dl.
Hipertensi
Kriteria hipertensi berdasarkan JNC-VII, yaitu TD sistolik ≥ 140 mmHg dan TD
diastolik ≥ 90mmHg (As). Cara menangani hipertensi dengan perubahan pola hidup,
meningkatkan aktivitas fisik, diet rendah garam, kurangi alcohol dan tingkatkan diet
sayuran dan buah serta rendah lemak. Juga minum obat antihipertensi seperti ACE
Inhibitor dan thiazid.
Terapi Farmakologis
Berikut ini obat- obatan yang mampu menurunkan kadar kolesterol darah,
terdapat beberapa golongan obat, antara lain statin, resin, niasin, ezetimibe dan asam
lemak omega-3.
Tabel 4. Obat-obatan hipolipidemik
Obat Kolesterol LDL Koleterol HDL Trigliserida
Statin 20-55% 5-15% 10-20%
Resin 15-30% 3-5% -/
Fibrat 10-15% 10-20% 35-50%
niasin 10-25% 10-35% 25-50%
Ezetimibe 15-25% 3-5% 5-10%
Asam lemak
Omega-3
5-10% 1-3% 20-30%
Tabel 5. Efek Obat hipolipidemik terhadap kadar lipid serum
Dislipidemia Obat pilihan
hiperkolesterolemia Statin/resin/kombinasi
Dislipidemia campuran Statin/resin/kombinasi
Hipertrigliseridemia fibrat
Isolated low HDL fibrat