hidup bahagia dengan sunnah

2
18 EDISI 7 TAHUN KE-5 v jUmADAl UlA 1433 H v AprIl 2012 suara mujahidin dinamika 2 AHAD (26/2) lalu, Yayasan Masjid Mu- jahidin Surabaya, mengadakan Pen- gajian Ahad Pagi Mujahidin (PAHAM), yang dilaksanakan setiap akhir bulan. Acara ini dimotori dan didanai oleh Lembaga Amal Mujahidin dan Ta’mir Masjid Mujahidin 1. Pebruari ini yang memberi tausiyah yaitu Ustadz Dr. H. Muhammad Nur Ihsan, MA, salah satu dosen STDI Imam Syafi’i, Jember). Pengajian yang diperuntukkan guru, karyawan dan jama’ah tetap Masjid Mujahidin Surabaya serta masyarakat umum, sangat meriah. Ja- maah yang ikut selain dari jama’ah Mujahidin sendiri juga diikuti oleh ja- maah dari luar. Pengajian dimulai pukul 06.00 sampai 7.30 Wib. Namun sebelum pukul 06.00 jama’ah sudah banyak yang hadir. Jauh hari sebelumnya, pengajian ini telah diumumkan dan dipub- likasikan melalui majalah Suara Mu- jahidin, Radio Swara Perak Jaya, juga mimbar Jum’at. Hal ini dilakukan agar Donatur Tetap LAM, Pendengar Radio SPJ, Ja- ma’ah Tetap dan masyarakat umum bisa hadir dalam pengajian tersebut. Di samping itu juga mengundang para Rukun Tangga (RT) dan Rukun Warga (RW) di lingkungan Masjid Mu- jahidin, bahkan diumumkan melalui pengeras suara luar yang ada di lantai IV. Dalam kajian yang bertema “In- dahnya Hidup di atas Sunnah,” mem- buat penasaran hadirin. Dalam penjelasannya Ustad Nur Ihsan mengatakan bahwa orang- orang yang berpegang teguh kepada Sunnah akan merasakan ketentra- man, ketenangan, kebahagian, keber- kahan dan keindahan hidup di bawah naungannya. Sunnah itu sangat in- dah, karena ia adalah agama yang te- lah di sempurnakan dan diridhoi oleh Allah. “Walaupun hidup di dunia bahagia, namun kalau tidak mengikuti Sunnah, maka kehidupan itu semu. Sunnah, se- perti perahu Nabi Nuh. Bagi mereka yang mengikuti atau menaiki perahu itu, akan selamat. Namun mereka yang tidak naik, apa lagi menolak ajakan naik ke perahu, maka dipastikan cela- ka,” jelas doktor dari Universitas Madi- nah ini. Oleh karena itu ajakan untuk mengikuti Sunnah, menurut Ustad Nur, harus selalu dilakukan, tidak ke- nal lelah, karena merupakan kewajib- an umat Islam. “Anjuran agar kembali kepada Sun- nah adalah kewajiban kita semua. Itti- ba’ kita hanya kepada Rasulullah dengan melalui sunnahnya,” jelasnya lagi. Acara tersebut berakhir pukul 7.30 WIB. dan ditutup dengan do’a ka- faratul majelis oleh Ustadz H. Muham- mad Maman Rosdiawan, Lc. (Wakil Ketua Ta’mir Masjid Mujahidin Suraba- ya). Semoga dengan berada diatas Sunnah, maka kehidupan kita di du- nia dan akhir selamat, Amien Ya Rab- bal Alamin. (MDE) Pengajian Rutin Ahad Pagi, 26 Pebruari di Masjid Mujahidin Hidup Bahagia dengan Sunnah

Upload: arkep-mania

Post on 29-Jul-2015

257 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hidup Bahagia dengan Sunnah

18 EDISI 7 TAHUN KE-5 v jUmADAl UlA 1433 H v AprIl 2012

suaramujahidin

dinamika 2

AHAD (26/2) lalu, Yayasan Masjid Mu-jahidin Surabaya, mengadakan Pen-gajian Ahad Pagi Mujahidin (PAHAM),yang dilaksanakan setiap akhir bulan.Acara ini dimotori dan didanai olehLembaga Amal Mujahidin dan Ta’mirMasjid Mujahidin 1. Pebruari ini yangmemberi tausiyah yaitu Ustadz Dr. H.Muhammad Nur Ihsan, MA, salah satudosen STDI Imam Syafi’i, Jember).

Pengajian yang diperuntukkanguru, karyawan dan jama’ah tetapMasjid Mujahidin Surabaya sertamasyarakat umum, sangat meriah. Ja-maah yang ikut selain dari jama’ahMujahidin sendiri juga diikuti oleh ja-maah dari luar.

Pengajian dimulai pukul 06.00sampai 7.30 Wib. Namun sebelumpukul 06.00 jama’ah sudah banyakyang hadir.

Jauh hari sebelumnya, pengajianini telah diumumkan dan dipub-likasikan melalui majalah Suara Mu-jahidin, Radio Swara Perak Jaya, jugamimbar Jum’at.

Hal ini dilakukan agar DonaturTetap LAM, Pendengar Radio SPJ, Ja-ma’ah Tetap dan masyarakat umumbisa hadir dalam pengajian tersebut.Di samping itu juga mengundangpara Rukun Tangga (RT) dan Rukun

Warga (RW) di lingkungan Masjid Mu-jahidin, bahkan diumumkan melaluipengeras suara luar yang ada di lantaiIV.

Dalam kajian yang bertema “In-dahnya Hidup di atas Sunnah,” mem-buat penasaran hadirin.

Dalam penjelasannya Ustad NurIhsan mengatakan bahwa orang-orang yang berpegang teguh kepadaSunnah akan merasakan ketentra-man, ketenangan, kebahagian, keber -kah an dan keindahan hidup di ba wahnaungannya. Sunnah itu sangat in -

dah, karena ia adalah agama yang te -lah di sempurnakan dan diridhoi olehAllah.

“Walaupun hidup di dunia bahagia,na mun kalau tidak mengikuti Sunnah,ma ka kehidupan itu semu. Sunnah, se -perti perahu Nabi Nuh. Bagi merekayang mengikuti atau menaiki perahuitu, akan selamat. Namun mereka yangti dak naik, apa lagi menolak ajakannaik ke perahu, maka dipastikan ce la -ka,” jelas doktor dari Universitas Madi-nah ini. Oleh karena itu ajakan untukmengikuti Sunnah, menurut UstadNur, harus selalu dilakukan, tidak ke -nal lelah, karena merupakan kewajib -an umat Islam.

“Anjuran agar kembali kepada Sun-nah adalah kewajiban kita semua. Itti -ba’ kita hanya kepada Rasulullahde ngan melalui sunnahnya,” jelasnyalagi.

Acara tersebut berakhir pukul 7.30WIB. dan ditutup dengan do’a ka-faratul majelis oleh Ustadz H. Muham-mad Maman Rosdiawan, Lc. (WakilKetua Ta’mir Masjid Mujahidin Su ra ba -ya). Semoga dengan berada diatasSunnah, maka kehidupan kita di du -nia dan akhir selamat, Amien Ya Rab-bal Alamin. (MDE)

Pengajian Rutin Ahad Pagi, 26 Pebruari di Masjid Mujahidin

Hidup Bahagia dengan Sunnah

Page 2: Hidup Bahagia dengan Sunnah

Yahya bin Aktsan adalah hakim dalam pemerinta-han Khalifah Makmun. Pada suatu ketika ia ber -malam di istana tempat kediaman khalifah. Dite ngah malam ia terbangun untuk mencari air mi -

num karena merasa sangat haus.Waktu itu karena khalifah tahu, Yahya pun ditegur, “Ada

apa tuan Yahya?”“Amirul Mukminin, saya sungguh merasa haus,” jawab

Yahya.“Kembalilah dahulu ke tempatmu!” kata Makmun.Makmun pun bangkit dari tempatnya dan pergi men-

cari air. Sejurus kemudian beliau kembali ke tempat Yahyadengan membawa air. “Silakan minum, tuan Yahya!” kataMak mun sambil menyodorkan minuman tersebut.

Melihat hal itu Yahaya berkata, “Wahai Amirul Muk-minin, mengapa engkau sendiri yang mengambil air danbu kan pelayan-pelayan?”

Jawab Makmun, “Mereka sedang tidur nyenyak.“Saya selesaikan sendiri saja keperluanku minum ini,”

kata Yahya.Sahut Makmun,“ Orang yang membiarkan tamunya ber -

buat sendiri untuk keperluannya itu ialah orang yang ren-dah perangainya. Maukah saudara saya beri peringatan? “

“Baiklah, Amirul Mukminin,” sahut Yahya.Kata Makmun, “Rasulullah bersabda: Ketua kaum (pimp-

inan ummat) itu sebagai budak (pelayan mereka).”

*) Diambil dari “99 Kisah Menawan Hati“ karya Drs. H. Masyhad Bahri, SH.

19EDISI 7 TAHUN KE-5 v jUmADAl UlA 1433 H v AprIl 2012

suaramujahidin

kisah

Makmun dan Yahya Bin Aktsan

kosong.

diisi iklan atau do’a-do’a?