melejitkan inovasi santri ala rumi · menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. hidup bahagia...

64
Optimisme santri harus selalu dibangkitkan dengan terapi Masnawi ala Rumi ini, sebab optimisme adalah kunci utama dalam kehidupan orang yang mempunyai kecerdasan batin (hal. 57) walaupun secara dhahir barangkali ia nampak lemah dan dekil, ibaratnya, seorang yang buta tidak akan tahu berapa jauh jalan yang ditempuh, meskipun ia telah berjalan 100 tahun (Masnawi jilid VI: 417, hal. 183). Melejitkan Inovasi Santri Ala Rumi Ahmad Muhli Junaidi, S.Pd. dalam Judul Buku : Terapi Masnawi (Mesnevi Terapi) Penulis: Prof. Dr. Navzat Tarhan Penerjemah: Ridho Assiddiky, Lc,Ummahati Sholihin, Lc, Bernando J. Sujibto, M.A. Penerbit: QAF Media, Jakarta, Cetakan Maret 2016, Tebal 315 halaman Nur Shollah, SH.I

Upload: nguyenduong

Post on 07-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Optimisme santri harus selalu dibangkitkan dengan terapi Masnawi ala Rumi ini, sebab optimisme adalah kunci utama dalam kehidupan orang yang mempunyai kecerdasan batin (hal. 57) walaupun secara dhahir barangkali ia nampak lemah dan dekil, ibaratnya, seorang yang buta tidak akan tahu berapa jauh jalan yang ditempuh, meskipun ia telah berjalan 100 tahun (Masnawi jilid VI: 417, hal. 183).

Melejitkan Inovasi Santri Ala Rumi Ahmad Muhli Junaidi, S.Pd.

dalam

Judul Buku :

Terapi Masnawi (Mesnevi Terapi)

Penulis:

Prof. Dr. Navzat Tarhan

Penerjemah:

Ridho Assiddiky, Lc,Ummahati Sholihin, Lc, Bernando J. Sujibto, M.A.

Penerbit:

QAF Media, Jakarta, Cetakan Maret 2016, Tebal 315 halaman

Nur Shollah, SH.I

Terapi Rumi sangat dibutuhkan oleh mereka yang terserang panyakit berkaitan masalah jiwa, seperti iri, dengki, ujub, angkuh, sombong, egois, dan lain-lain. Karenanya, pencarian kecerdasan hati, kecerdasan emosi, potensi diri, prestasi diri, pengetahuan diri adalah berbagai istilah yang ada di lembaran buku ini , yang patut kita betot dengan teratur dan istikomah.

Melejitkan Inovasi Santri Ala Rumi Ahmad Muhli Junaidi, S.Pd.

dalam

Judul Buku :

Terapi Masnawi (Mesnevi Terapi)

Penulis:

Prof. Dr. Navzat Tarhan

Penerjemah:

Ridho Assiddiky, Lc,Ummahati Sholihin, Lc, Bernando J. Sujibto, M.A.

Penerbit:

QAF Media, Jakarta, Cetakan Maret 2016, Tebal 315 halaman

Nur Shollah, SH.I

Sebagai karya yang berhulu pada kemurnian dunia kejiwaan, maka untuk seorang santri, konklusi lengkap ala terapi Rumi yang sampaikan dengan bahasa abad ini oleh Tarhan memang sangat pantas menjadi kajian dan renungan mendalam. Santri adalah sosok manusia integral yang mempunyai tingkat immunitas jiwa penuh prima. Sebaliknya, menjadi santri di dunia kontemporer adalah menjadi manusia paradoks yang siap terselubung dalam jerat kapitalisme. Jika tidak cerdas menyikapinya, santri akan menjadi manusia nyinyir yang lebih parah dari manusia yang ‘bukan santri’.

Melejitkan Inovasi Santri Ala Rumi Ahmad Muhli Junaidi, S.Pd.

dalam

Judul Buku :

Terapi Masnawi (Mesnevi Terapi)

Penulis:

Prof. Dr. Navzat Tarhan

Penerjemah:

Ridho Assiddiky, Lc,Ummahati Sholihin, Lc, Bernando J. Sujibto, M.A.

Penerbit:

QAF Media, Jakarta, Cetakan Maret 2016, Tebal 315 halaman

Nur Shollah, SH.I

Untuk itu, menggunakan akal dan hati secara bersamaan dalam proses belajar, mengenali diri, empati, kemampuan berkomunikasi, motivasi diri, problem solving, kecerdasan emosi, mengelola waktu, mengelola stress dan amarah, toleransi dan memaafkan, gigih dalam usaha dan niat, disiplin dan bekerja dan dermawan, menjadi penengah, dan sebagainya (hal. 254-309) adalah untaian terapi Masnawi yang sangat bermanfaat.

Ahmad Muhli Junaidi, S.Pd.

dalam

Judul Buku :

Terapi Masnawi (Mesnevi Terapi)

Penulis:

Prof. Dr. Navzat Tarhan

Penerjemah:

Ridho Assiddiky, Lc,Ummahati Sholihin, Lc, Bernando J. Sujibto, M.A.

Penerbit:

QAF Media, Jakarta, Cetakan Maret 2016, Tebal 315 halaman

Nur Shollah, SH.I

Melejitkan Inovasi Santri Ala Rumi

“Semakin tinggi tingkat keimanan

seseorang, semakin tinggi kepintaran

setan memperdaya manusia.”

Muhammad Sholihin

dari bukunya

Indah Sabar

Rep: Admin Hidcom

Editor: Syaiful Irwan

Nur Shollah, SH.I

Menjauhi Karakter Negatif dalam Hidup

“dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)*. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (Q.S. Al-An’am : 6/112)

*Maksudnya syaitan-syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia agar tidak beriman kepada Nabi.

Muhammad Sholihin

dari bukunya

Indah Sabar

Rep: Admin Hidcom

Editor: Syaiful Irwan

Nur Shollah, SH.I

Menjauhi Karakter Negatif dalam Hidup

Karakter-karakter negatif yang seringkali ditiupkan oleh

setan pada manusia adalah dengki, iri hati, sombong,

serakah, dendam, amarah, ambisius, ketidak-jujuran,

dan zalim. Karakter-karakter inilah yang menjadi ranjau

dan bertebaran di atas jalan kehidupan.

Muhammad Sholihin

dari bukunya

Indah Sabar

Rep: Admin Hidcom

Editor: Syaiful Irwan

Nur Shollah, SH.I

Menjauhi Karakter Negatif dalam Hidup

Bersihkan hati dengan zikir jika diri ingin terbentengi dari jeratan

setan. Kenapa demikian? Ibnu Abbas r.a. dengan tegas

mengatakan bahwa setan bercokol dalam kalbu (qalb)

seorang hamba. Apabila hamba itu berzikir, menyebut nama

Allah, setan pun bersembunyi; dan apabila ia lupa, setan

kembali menggodanya.

Muhammad Sholihin

dari bukunya

Indah Sabar

Rep: Admin Hidcom

Editor: Syaiful Irwan

Nur Shollah, SH.I

Menjauhi Karakter Negatif dalam Hidup

Metode lainnya, adalah menjadikan orang-orang saleh sebagai teman. Karena orang-

orang saleh adalah hamba Allah, yang menjadikan shalat, Al

Quran, dan zikir sebagai tanaman rindang di taman

kehidupan mereka. Mereka juga menjadikan itu semua sebagai benteng yang kokoh, anti tipu

daya dan jerat setan.

Muhammad Sholihin

dari bukunya

Indah Sabar

Rep: Admin Hidcom

Editor: Syaiful Irwan

Nur Shollah, SH.I

Menjauhi Karakter Negatif dalam Hidup

Nabi Muhammad SAW telah menuliskan sebuah kiasan: “Sesungguhnya serigala itu hanya memangsa kambing yang memisahkan diri.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Nasa’i).

Kata-kata serigala ini adalah kiasan dari setan. Mereka akan dengan mudah memperdaya orang-orang yang keluar dari benteng yang dibangun orang-orang saleh. Pada saat itulah setan menjadikan diri manusia sebagai budak hawa nafsu, dan laskar angka murka.

Muhammad Sholihin

dari bukunya

Indah Sabar

Rep: Admin Hidcom

Editor: Syaiful Irwan

Nur Shollah, SH.I

Menjauhi Karakter Negatif dalam Hidup

Imam Syafi’i, pernah berdiwan dengan indah :

Aku menyukai orang-orang saleh, sekalipun aku bukan termasuk dari mereka. Karena barangkali aku mendapatkan syafa’at berkat bergaul dengan mereka. Dan aku benci terhadap orang yang bisnisnya adalah kedurhakaan, sekalipun kita memiliki sarana jalan sama.

Ibnul Mubarak mengurainya dalam ulasan singkat.

Apabila kamu berteman, bertemanlah dengan orang yang mulia. Mempunyai kehormatan, rasa malu dan kedermawanan. Perkataannya terhadap sesuatu ialah ‘tidak’, jika kamu katakan ‘tidak’. Dan jika kamu katakan ‘ya’, maka dia mengatakan ‘ya’ pula.

Muhammad Sholihin

dari bukunya

Indah Sabar

Rep: Admin Hidcom

Editor: Syaiful Irwan

Nur Shollah, SH.I

Menjauhi Karakter Negatif dalam Hidup

Ali bin Abi Thalib r.a, memperkuat kedua argumen ini dengan berkata, “Berbekallah kamu dari teman-teman yang saleh. Karena sesungguhnya mereka adalah perbendaharaan simpanan, baik di dunia maupun di akhirat.”

Lalu Ali di tanya: “Kalau di dunia ya, tetapi kalau di akhirat bagaimana?” Ali r.a, menjawab bahwa bukankah Allah SWT telah berfirman dalam Al Quran Surat Az Zukhruf: 67, “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.”

Muhammad Sholihin

dari bukunya

Indah Sabar

Rep: Admin Hidcom

Editor: Syaiful Irwan

Nur Shollah, SH.I

Menjauhi Karakter Negatif dalam Hidup

“teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian

yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Az-Zukhruf : 43/67)

Poros kebahagiaan itu berpangkal pada hati yang bersih dan mendapat sinyal kuat dari pencerahan spiritual karena kedekatan dan keintiman kita

kepada Allah SWT.

Lima peta jalan menuju hidup bahagia itu adalah sebagai berikut :

Peta Jalan Hidup Bahagia

Pertama, berusaha untuk selalu hidup sesuai tuntunan syariat Islam, tidak menyalahinya, baik dalam hidup sebagai individu, bermasyarakat, maupun bernegara. Sistem ajaran Islam harus diyakini sebagai way of life yang dapat membahagiakan hidupnya. Tidak ada celah dan ruang dalam diri Muslim untuk meragukan syariat Islam. "Siapa mencari agama (syariat) selain Islam maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu), dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi." (QS Ali Imran [3]: 85). Orang yang merugi, berarti tidak bahagia dunia dan akhirat.

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama

itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi.” (Q.S. Ali Imran : 3/85)

Peta Jalan Hidup Bahagia

Kedua, ta'allum (belajar), tadabbur (bermenung), dan tafakkur (berpikir). Manusia dikaruniai akal, antara lain, untuk belajar memahami dan menyelami hakikat eksistensinya agar hidupnya bermakna, bermenung agar dapat selalu berintrospeksi diri, dan berpikir agar dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Hidup bahagia adalah hidup yang dijalani dengan senantiasa belajar, mengembangkan ilmu, memahami ayat-ayat Allah Alquran maupun dalam semesta raya. Dengan semua itu, Muslim tidak hanya meneladani sifat Allah, al-'Alim (Mahaberilmu), tapi juga memacu dirinya untuk meraih prestasi dan kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.

Peta Jalan Hidup Bahagia

Ketiga, cita-cita yang luhur dan mulia. Hidup bahagia harus dilandasi cita-cita yang tinggi dan luhur sehingga terpacu dan termotivasi untuk semangat meraihnya dengan mengerahkan segala tenaga dan pemikiran. Muslim yang baik hidupnya senantiasa dijalani dengan penuh perjuangan meraih cita-cita mulia, tidak dengan kemalasan dan menggantungkan diri kepada orang lain. "Janganlah engkau menjadi beban bagi orang lain." (HR At-Thabrani).

Peta Jalan Hidup Bahagia

Keempat, pengendalian syahwat dan penyucian diri dari sifat-sifat tercela. Dalam diri manusia terdapat potensi negatif seperti syahwat menjadi kaya, syahwat menjabat, syahwat menguasai, dan sebagainya. Dalam diri manusia juga terdapat potensi untuk iri hati, dengki, riya, ujub, rakus, dan sebagainya. Orang yang bahagia adalah orang terbebas dari syahwat dan sifat-sifat tercela sebab jika terjajah oleh sifat-sifat buruk ini, hidupnya selalu menderita, tidak pernah memperoleh kedamaian hati.

Peta Jalan Hidup Bahagia

Kelima, berada dalam lingkungan yang baik. "Ada empat yang menyebabkan manusia hidup bahagia: istri/suami yang saleh, anak-anak yang berbakti, lingkungan pergaulan yang baik, dan rezeki yang diperoleh di negeri sendiri." (HR Ad-Dailami).

Meraih hidup bahagia harus dimulai dari kesucian hati masing-masing individu dalam hidup rumah tangga. Kekayaan materi tidak menjadi jaminan hidup bahagia. Yang sangat menentukan hidup bahagia adalah kekayaan hati. Ikhlas, taat, cinta kepada Allah dan Rasul, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya, selalu berdzikir kepada-Nya di waktu senang maupun di saat dukacita. Kekayaan hatilah yang membuat hidup ini bahagia

Peta Jalan Hidup Bahagia

Riya (ria’), Sum’ah, ujub dan Takabur adalah sifat-sifat tercela yang hampir memiliki kesamaan, dan sifat-sifat tersebut harus kita

jauhi, pengertian dan pembahasan selengkapnya simak

sebagai berikut :

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

Pengertian Riya menurut Bahasa: riya’ (الرياء) berasal dari kata الرؤية /ru’yah, yang artinya menampakkan. Riya’ adalah memperlihatkan suatu amal kebaikan kepada sesama manusia.

Pengertian Riya Menurut Istilah yaitu: melakukan ibadah dengan niat supaya ingin dipuji manusia, dan tidak berniat beribadah kepada Allah SWT.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

RIYA

Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya Fathul Baari berkata: “Riya’ ialah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amalan itu”.

Imam Al-Ghazali, riya’ adalah mencari kedudukan pada hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan.

Imam Habib Abdullah Haddad pula berpendapat bahwa riya’ adalah menuntut kedudukan atau meminta dihormati daripada orang ramai dengan amalan yang ditujukan untuk akhirat.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

RIYA

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa riya’ adalah melakukan amal kebaikan bukan karena niat ibadah kepada Allah, melainkan demi manusia dengan cara memperlihatkan amal kebaikannya kepada orang lain supaya mendapat pujian atau penghargaan, dengan harapan agar orang lain memberikan penghormatan padanya.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

RIYA

Riya’ dibagi kedalam dua tingkatan:

1) riya’ kholish yaitu melakukan ibadah semata-mata hanya untuk mendapatkan pujian dari manusia,

2) riya’ syirik yaitu melakukan perbuatan karena niat menjalankan perintah Allah, dan juga karena untuk mendapatkan pujian dari manusia, dan keduanya bercampur”.

Riya’ bisa muncul didalam diri seseorang pada saat setelah atau sebelum suatu ibadah selesai dilakukan

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

RIYA

Perbuatan riya bila dilihat dari sisi amal/citra yang ditonjolkan menurut Imam Al-Ghazali dapat dibagi atas 5 kategori, yaitu:

1) Riya dalam masalah agama dengan penampilan jasmani, misalnya memperlihatkan badan yang kurus dan pucat agar disangka banyak puasa dan shalat tahajud;

2) Riya dalam penampilan tubuh dan pakaian, misalnya memakai baju koko agar disangka shaleh atau memperlihatkan tanda hitam di dahi agar disangka rajin sholat.

3) Riya dalam perkataan, misalnya orang yang selalu bicara keagamaan agar disangka ahli agama.

4) Riya dalam perbuatan, misalnya orang yang sengaja memperbanyak shalat sunnah di hadapan orang banyak agar disangka orang sholeh. Atau seseorang yang pergi berhaji/umroh untuk memperbaiki citranya di masyarakat.

5) Riya dalam persahabatan, misalnya orang yang sengaja mengikuti ustadz ke manapun beliau pergi agar disangka ia termasuk orang alim.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

RIYA

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

RIYA

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir*.”

(Q.S. Al-Baqarah : 2/264)

*Mereka ini tidak mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapat pahala di akhirat.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

RIYA

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya*,”

(Q.S. Al-Maa’uun : 107/4-6) *Riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

RIYA

Kata sum’ah (السمعة) berasal dari kata سمع samma’a (memperdengarkan). Kalimat samma’an naasa bi ‘amalihi digunakan jika seseorang menampakkan amalnya kepada manusia yang semula tidak mengetahuinya.

Pengertian sum’ah secara istilah/terminologi adalah sikap seorang muslim yang membicarakan atau memberitahukan amal shalihnya yang sebelumnya tidak diketahui atau tersembunyi kepada manusia lain agar dirinya mendapatkan kedudukan dan/atau penghargaan dari mereka, atau mengharapkan keuntungan materi.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

SUM’AH

Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar Al-Asqalani mengetengahkan pendapat Izzudin bin Abdussalam yang membedakan

antara riya dan sum’ah.

Bahwa riya adalah sikap seseorang yang beramal bukan untuk Allah; sedangkan sum’ah adalah sikap seseorang yang menyembunyikan amalnya untuk Allah, namun ia bicarakan hal tersebut kepada manusia. Sehingga, menurutnya semua riya itu tercela, sedangkan sum’ah adalah amal terpuji jika ia melakukannya karena Allah dan untuk memperoleh ridha-Nya, dan tercela jika dia membicarakan amalnya di hadapan manusia.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

SUM’AH

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia…” (QS. Al-Baqarah : 264)

Rasulullah SAW juga memperingatkan dalam haditsnya:

بهالله ي رائيي رائيومن بهالله سمعسمع من Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah dan siapa yang berlaku riya maka akan dibalas dengan riya. (HR. Bukhari)

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

SUM’AH

Ujub adalah mengagumi diri sendiri, yaitu ketika kita merasa bahwa diri kita memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain.

Ibnul Mubarok pernah berkata, “Perasaan ‘ujub adalah ketika engkau merasa bahwa dirimu memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain.”

Imam Al Ghozali menuturkan, “Perasaan ‘ujub adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaannya kepada Alloh.”

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

UJUB

Maksud dari ayat di atas adalah apapun yang kita miliki, semuanya adalah milik Alloh yang dipinjamkan kepada kita agar kita dapat memanfaatkannya dan sebagai ujian bagi kita. Tidak seorangpun yang memiliki sesuatu di alam semesta ini walaupun sekecil atom kecuali Alloh

“kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. Al-Maidah : 5/120)

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

UJUB

a) Banyak dipuji orang

Pujian seseorang secara langsung kepada orang lain, dapat menimbulkan perasaan ‘ujub dan egois pada diri orang yang dipujinya. Makin lama perasaan itu akan menumpuk dalam hatinya, maka ia akan semakin dekat kepada kebinasaan dan kegagalan sedikit demi sedikit. Karena orang yang mempercayai pujian itu akan selalu merasa bangga dan dirinya punya kelebihan, sehingga menjadikannya malas untuk berbuat kebajikan. Rosululloh pernah terkejut ketika melihat seseorang yang memuji orang lain secara langsung, sampai-sampai beliau bersabda, “Sungguh dengan pujianmu itu, engkau dapat membinasakan orang yang engkau puji. Jikalau ia mendengarnya, niscaya ia tidak akan sukses.”

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA SIFAT UJUB

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

b) Banyak meraih kesuksesan

Seseorang yang selalu sukses dalam meraih cita-cita dan usahanya, akan mudah dirasuki perasaan ‘ujub dalam hatinya, karena ia merasa bisa mengungguli orang lain yang ada di sekitarnya dan tidak menyadari bahwa segala sesuatu yang diraihnya adalah atas kehendak Alloh yang Maha Kuasa.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA SIFAT UJUB

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

c) Kekuasaan

Setiap penguasa biasanya mempunyai kebebasan bertindak tanpa ada protes dari orang yang ada di sekelilingnya, dan banyak orang yang kagum dan memujinya. Fenomena semacam ini akan menyebabkan hati seseorang mudah dimasuki perasaan ‘ujub. Seperti kisah Raja Namrud yang menyebut dirinya sebagai Tuhan, karena dia menjadi seorang penguasa. Dan seandainya dia lemah dan miskin, tentulah tidak akan menyebut dirinya sebagai Tuhan.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA SIFAT UJUB

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

d) Tersohor di kalangan orang banyak

Tersohor di kalangan orang banyak merupakan cobaan besar bagi diri seseorang. Karena semakin banyak yang mengenalnya, maka dia semakin kagum terhadap dirinya sendiri. Semuanya itu akan memudahkan timbulnya perasaan ‘ujub pada hati seseorang.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA SIFAT UJUB

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

e) Mempunyai intelektualitas dan kecerdasan yang tinggi

Orang yang mempunyai intelektualitas dan kecerdasan yang lebih, biasanya merasa bangga dengan dirinya sendiri dan egois, karena merasa mampu dapat menyelesaikan segala permasalahan kehidupannya tanpa campur tangan orang lain. Kondisi seperti itu akan melahirkan sikap otoriter dengan pendapatnya sendiri. Tidak mau bermusyawarah, menganggap bodoh orang-orang yang tak sependapat dengannya, dan melecehkan pendapat orang lain.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA SIFAT UJUB

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

f) Memiliki kesempurnaan fisik

Orang yang memiliki kesempurnaan fisik seperti suara bagus, cantik, postur tubuh yang ideal, tampang ganteng dan sebagainya, lalu ia memandang kepada kelebihan dirinya dan melupakan bahwa semua itu adalah nikmat Alloh yang bisa lenyap setiap saat, berarti orang tersebut telah kemasukan sifat ‘ujub.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA SIFAT UJUB

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

g) Lalai atau tidak memahami hakikat dirinya sendiri

Apabila seseorang lalai atau tidak memahami hakikat bahwa dirinya berasal dari air yang hina serta akan kembali ke dalam tanah, kemudian menjadi bangkai, maka orang seperti ini akan mudah merasa bahwa dirinya hebat. Perasaan seperti ini akan diperkuat oleh bisikan setan yang pada akhirnya akan muncul sifat kagum terhadap diri sendiri.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA SIFAT UJUB

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

a) Membatalkan pahala

Seseorang yang merasa ‘ujub dengan amal kebajikannya, maka pahalanya akan gugur dan amalannya akan sia-sia. Karena Alloh tidak akan menerima amalan kebajikan sedikitpun kecuali dengan ikhlas karena-Nya. Rosululloh n bersabda :

“Tiga hal yang membinasakan: Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Thobroni).

BAHAYA SIFAT UJUB

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

b) Menyebabkan Murka Alloh

Nabi saw bersabda, “Seseorang yang menyesali dosanya, maka ia menanti rahmat Alloh. Sedang seseorang yang merasa ‘ujub, maka ia menanti murka Alloh.” (HR. Baihaqi).

Perasaan ‘ujub menyebabkan murka Alloh, karena ‘ujub telah mengingkari karunia Alloh yang seharusnya kita syukuri.

BAHAYA SIFAT UJUB

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

c) Terjerumus ke dalam sikap ghurur (terperdaya) dan takabur

Orang yang kagum pada diri sendiri akan lupa melakukan instropeksi diri. Bersamaan dengan perjalanan waktu, hal itu akan menjadi penyakit hatinya. Pada akhirnya ia terbiasa meremehkan orang lain atau merasa dirinya lebih tinggi daripada orang lain dan tidak mau menghormati orang lain. Itulah yang disebut takabur. Nabi n bersabda, ” Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat perasaan sombong meskipun hanya sebesar biji sawi. (HR. Nasa’i)

BAHAYA SIFAT UJUB

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

d) Menyebabkan mengumbar nafsu dan melupakan dosa-dosa

Seseorang yang mempunyai perasaan ‘ujub akan selalu menilai dirinya baik dan tidak pernah menilai dirinya buruk dan serba kekurangan, sehingga ia selalu mengumbar keinginan hawa nafsunya dan tidak merasa kalau dirinya telah berbuat dosa. Nabi bersabda, “Andaikan kalian tidak pernah berbuat dosa sedikitpun, pasti aku khawatir kalau kalian berbuat dosa yang lebih besar, yaitu perasaan ujub.” (HR. Al Bazzar).

BAHAYA SIFAT UJUB

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

e) Menyebabkan orang lain membenci pelakunya

Pada umumnya, orang tidak suka terhadap orang yang membanggakan diri, mengagumi diri sendiri dan sombong. Oleh karena itu, orang yang ‘ujub tidak akan banyak temannya, bahkan ia akan dibenci meskipun luas ilmunya dan terpandang kedudukannya. Syeikh Mustofa As Sibai berkata, “Separuh kepandaian yang disertai tawadhuk lebih disenangi oleh orang banyak dan lebih bermanfaat bagi mereka daripada kepandaian yang sempurna yang disertai kecongkakan.”

BAHAYA SIFAT UJUB

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

f) Menyebabkan Su’ul Khotimah dan kerugian di Akherat

Nabi bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang suka menyebut-nyebut kembali pemberiannya, seorang yang durhaka, dan pecandu minuman keras.” (HR. Nasa’i)

BAHAYA SIFAT UJUB

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

Orang yang mempunyai sifat ‘ujub biasanya suka menyebut-nyebut kembali sesuatu yang sudah diberikan.

Umar Ra pernah berkata,”Siapapun yang mengakui dirinya berilmu, maka ia seorang yang bodoh dan siapapun yang mengaku dirinya akan masuk surga, maka ia akan masuk neraka.”

Qotadah berkata, “Barangsiapa yang diberi kelebihan harta, atau kecantikan, atau ilmu, atau pakaian, kemudian ia tidak bersikap tawadhuk, maka semua itu akan berakibat buruk baginya pada hari kiamat.”

BAHAYA SIFAT UJUB

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

a) Selalu mengingat akan hakikat diri

Orang yang kagum pada diri sendiri hendaknya sadar bahwa nyawa yang ada dalam tubuhnya semata-mata anugerah Alloh l. Andaikan nyawa tersebut meninggalkan badannya, maka badan tidak ada harganya lagi sama sekali. Dia harus sadar bahwa tubuhnya pertama-tama dibuat dari tanah yang diinjak-injak manusia dan binatang, kemudian dari air mani yang hina, yang setiap orang merasa jijik melihatnya, lalu kembali lagi ke tanah dan menjadi bangkai yang berbau busuk dan setiap orang tidak suka mencium baunya.

CARA MENANGGULANGI SIFAT UJUB

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

b) Selalu sadar akan hakikat dunia dan akherat

Hendaklah seseorang selalu sadar bahwa dunia adalah tempat menanam kebahagiaan kehidupan akherat. Dia harus sadar bahwa sekalipun umurnya panjang, namun tetap akan mati, kemudian hidup di sebuah kampung abadi yaitu akherat. Kesadaran seperti ini akan mendorong seseorang untuk meluruskan akhlaknya yang bengkok, sebelum nafasnya meninggalkan jasadnya dan sebelum hilang kesempatan untuk bertaubat.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

CARA MENANGGULANGI SIFAT UJUB

c) Selalu mengingat nikmat Alloh

Alloh berfirman :

Dengan kesadaran seperti ini, seseorang akan merasa lemah dan merasa butuh kepada Alloh, sehingga dia akan membersihkan diri dari penyakit kagum diri dan berusaha terhindar darinya.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

CARA MENANGGULANGI SIFAT UJUB

“dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang

kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah

dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (Q.S. Ibrahim : 14/34)

d) Selalu ingat tentang kematian dan kehidupan setelah mati

Kesadaran seperti ini akan mendorong seseorang meninggalkan perasaan kagum diri karena takut akan berbagai kesengsaraan hidup setelah mati.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

CARA MENANGGULANGI SIFAT UJUB

e) Tidak berkawan dengan orang yang kagum diri

Sebaiknya, berkawanlah dengan orang-orang yang tawadhuk dan memahami status dirinya. Hal semacam itu sangat membantu seseorang untuk meninggalkan perangai buruk kagum diri.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

CARA MENANGGULANGI SIFAT UJUB

f) Memperhatikan keadaan orang yang sedang sakit, bahkan keadaan orang yang

meninggal dunia, ziarah kubur dan merenungkan keadaan ahli kubur

Cara semacam ini akan mendorong seseorang untuk meninggalkan perasaan kagum diri dan panyakit hati lainnya.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

CARA MENANGGULANGI SIFAT UJUB

g) Selalu bermuhasabah (Introspeksi diri)

Dengan demikian, mudah dideteksi gejala awal dari segala bentuk penyakit hati, terutama penyakit kagum diri. Dengan demikian, penyakit ini akan mudah diobati.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

CARA MENANGGULANGI SIFAT UJUB

h) Selalu memohon bantuan dari Alloh

Dengan cara berdoa dan senantiasa memohon perlindungan dari-Nya agar terhindar dari penyakit kagum diri dan tidak terjerumus ke dalamnya.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

CARA MENANGGULANGI SIFAT UJUB

i) Penyembuhan dengan Al Qur’an

Al Qur’an sangat mujarab untuk mengobati berbagai penyakit hati, khususnya penyakit ‘ujub dan berbagai sebabnya. Karena Al Qur’an telah mengenalkan diri kita kepada Alloh, dan Al Qur’an juga telah mengenalkan diri kita kepada kita, yaitu kelemahan, kemiskinan, dan kebutuhan kepada Alloh. Maka tidaklah pantas jika seseorang mengagumi dirinya sendiri sementara dia adalah makhluk yang tak mampu berdiri sendiri. Al Qur’an juga telah mengingatkan kita akan akibat dari penyakit ‘ujub, sombong, dan bangga diri. Seperti halnya kisah Fir’aun, Qorun, dan lain sebagainya.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

CARA MENANGGULANGI SIFAT UJUB

Imam Syafi’i rohimahumulloh berkata : “Barangsiapa yang mengangkat-angkat

diri secara berlebihan, niscaya Allah akan menjatuhkan martabatnya”

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

CARA MENANGGULANGI SIFAT UJUB

1. Jatuh pada sifat sombong dan terperdaya.

2. Munculnya kebencian terhadap orang lain.

3. Mendapat adzab dari Allah SWT

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

DAMPAK SIFAT UJUB

Takabur berasal dari bahasa arab “Takabbara-Yatakabbaru” yang artinya sombong atau membanggakan diri sendiri. Takabur semakna dengan Ta’azum, yaitu menampakkan keagungannya dan kebesarannya dibandingkan dengan orang lain.

Dalam bahasa indonesia banyak sekali istilah lain dari takabur ini antara lain, sombong, congkak, angkuh, tinggi hati atau besar kepala.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

TAKABUR

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

TAKABUR

“Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahannam, kamu kekal di dalamnya. Maka Amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu.” (Q.S. An-Nahl : 16/29)

“tidak diragukan lagi bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.” (Q.S. An-Nahl : 16/23)

Sifat takabur ini merupakan sifat tercela dan berbahaya, bahkan dibenci oleh Allah SWT, sebagaimana firman-firmannya :

Dari segi obyek atau sasarannya takabur menjadi tiga :

1) Takabur kepada Allah SWT, yaitu keadaan seseorang yang tidak mengakui dan menerima kebenaran yang datang dari Allah SWT, seperti perintah shalat, zakat dan yang lainnya.

2) Takabur kepada Rasulullah.

3) Takabur terhadap sesama manusia, hal ini biasannya terlihat dari hal-hal yang bersifat lahiriah, seperti kekayaan, kedudukan, wajah atau kepandaian.

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

MACAM-MACAM TAKABUR

1) Takabur Batini ( Takabur dalam sikap )

Takabur batini atau batin adalah sifat takabur yang tertanam dalam hati seseorang sehingga tidak tampak secara lahir/fisik, seperti seseorang yang mengingkari kebenaran yang datang dari Allah swt. padahal dia mengetahui kebenaran tersebut.

Dalam kehidupan sehari-hari orang yang termasuk golongan takabur batin memiliki sikap, antara lain enggan minta tolong kepada orang lain meskipun ia membutuhkan serta tidak mau berdoa untuk memohon pertolongan Allah swt. padahal semua persoalan yang kita hadapi tidak dapat diselesaikan sendiri tanpa pertolongan-Nya

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

MACAM-MACAM TAKABUR

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

MACAM-MACAM TAKABUR Allah swt. berfirman :

“dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku* akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina.” (Q.S. Al-Mu’min :40/60)

*Yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku.

2) Takabur Zahiri ( Takabur dalam Perbuatan )

Takabur zahiri adalah sifat takabur yang dapat dilihat langsung dengan panca indra, seperti dalam bentuk ucapan dan gerakan anggota tubuh. Contohnya, riya, angkuh, dan memalingkan muka terhadap orang lain. Allah swt. tidak menyukai orang-orang yang memalingkan muka (sombong).

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

MACAM-MACAM TAKABUR

Demikianlah dakwah mengenai 4 sifat tercela (riya’,sum’ah,ujub, dan takabur) yang harus kita hindari, semoga kita semua dijauhkan dari sifat-sifat tercela tersebut.

Amiin....

Riya, Sum’ah, Ujub dan Takabur Adalah 4 Paket Sifat Tercela Yang Harus Dihindari

MACAM-MACAM TAKABUR

“dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Q.S. Luqman : 31/18)