hidroponik
TRANSCRIPT
TUGAS PRAKARYA KELAS X MIA-A SMA NEGERI 78 JAKARTA
KONTEN YANG TERDAPAT
DALAM KARYA TULIS INI
Daftar isi _______________________________________________ 2
Pengertian Hidroponik
_____________________________________3
Sejarah dan Perkembangan Hidroponik _______________________4
Teknik Pembudidayaan Secara Hidroponik ____________________6
Manfaat, Kelebihan, dan Kekurangan_________________________15
DAFTAR
ISI
1
2
3
4
2
PENGERTIAN HIDROPONIK
Hidroponik adalah sebuah metode pembudidayaan tanaman
yang berasal dari kata Yunani, yaitu hydro yang berarti air dan phonos
yang berarti daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau
budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi, hidroponik berarti budidaya
tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah
sebagai media tanam. Ada juga yang menganggap bahwa segala
macam metode penanaman yang tidak menggunakan tanah termasuk
dalam teknik hidroponik. Ini berarti penanaman yang dilakukan
menggunakan media seperti kerikil, arang sekam, dan lain sebagainya
juga termasuk dalam hidroponik.
Dalam hal ini, air menggantikan
fungsi tanah dalam pemenuhan nutrisi
bagi tanaman. Maksudnya, kebutuhan
tanaman akan unsur hara yang biasa
didapatkan melalui tanah akan dipenuhi
oleh larutan nutrisi dalam air. Terdapat
berbagai macam teknik yang berkembang dalam metode pertanian
hidroponik. Hal itu disebabkan oleh minimnya luas tanah yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia melalui pertanian.
Berbagai negara pun berlomba-lomba untuk mengembangkan
hidroponik demi pemenuhan hajat hidup umat manusia.
BAGIAN
1
Berkebun secara hidroponik
3
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
HIDROPONIK
Teknik hidroponik yang berkembang saat ini merupakan hasil
dari pengembangan dan peneilitian selama berabad-abad. Berdasarkan
berbagai macam literatur yang ditemukan, bertanam secara hidroponik
telah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu. Berbagai peradaban kuno di
dunia menerapkan metode ini untuk pertanian.
Sejarah mencatat bahwa peradaban
Mesir Kuno di bawah pemerintahan Ratu
Hatshepsut mengembangkan teknik
pertanian hidroponik sekitar tahun 1460 SM.
Contoh terbesar dalam penerapan hidroponik
dalam pertamanan adalah Taman Gantung
Babilonia. Taman berundak yang konon dibuat Raja Nebukadnezar II
pada tahun 600 SM sebagai persembahan bagi permaisurinya, Amyitis
bahkan masuk dalam 7 keajaban dunia lama. Sejak abad ke-15, suku
Aztec di Tenochtitlan, Amerika Tengah (sekarang Meksiko) bertani
dengan cara membuat rakit dari rerumputan. Cara ini mereka sebut
sebagai chinampa. Marco Polo dalam pengembaraanya juga
menyatakan bahwa Bangsa Cina juga bercocok tanam di atas air.
Eksperimen tertua yang dilakukan dalam pengembangan teknik
hidroponik dilakukan oleh Theophrastus dari Yunani. Kemudian pada
tahun 1666, Robert Boyle dari Irlandia melakukan penanaman dalam
gelas vials. Disusul tahun 1699, John Woodward asal Inggris menanam
tanaman melalui media air yang dicampur sedikit larutan garam dan
tanah. Percobaan itu berhasil menumbuhkan tanaman tersebut.
Tahun 1804, Ferdinand de Saussure dari Prancis mengulang
percobaan Woodward dengan menggunakan air yang didestilasi. Jean
Boussingault yang berkebangsaan sama dengan Saussure melakukan
BAGIAN
2
Taman Gantung Babilonia
4
penanaman melalui media pasir dan arang pada tahun 1850.
Kemudian, Sachs dan Knop dari Jerman melakukan penanaman di atas
air pada 1860.
Namun, istilah hidroponik baru populer
pada tahun 1933. W.F. Gericke dari University of
California, Amerika Serikat, menanam tomat
dengan teknik kultur agregat. Hasilnya, pohon
setinggi 3 m dan buah yang bergelantungan
berdiri. Hidroponik pun dikembangkan dan
diterapan sebagai suplai sayur-mayur dan buah-
buahan bagi prajurit AS yang sedang berperang pada masa Perang
Dunia II di zona perang, sehingga mereka tidak perlu meminta suplai
jauh-jauh dari daratan asalnya. Ketika PD II usai, bangsa Jepang mulai
menerapkan pertanian hidroponik secara besar-besaran pasca
terjadinya bom atom Hiroshima dan Nagasaki. Hal itu dilakukan karena
sebagian besar tanah yang kota tersebut miliki tercemar radiasi nuklir.
Pada era 1960 - 1970-an, Allen Cooper dari Inggris
memperkenalkan teknik baru yang lebih menguntungkan, yaitu teknik
lapisan nutrisi (Nutrient File Technique/NFT). Di tahun 1965, Universitas
Cornel di AS menerapkan teknik irigasi tetes dalam hidroponik. Pada
1966, Franco Massantini dari Italia mempopulerkan metode aeroponik.
Sekitar tahun 1970, Hanger dari Denmark memulai budidaya hidroponik
dengan media rockwool. Farnworth asal AS melakukan percobaan
hidroponik terapung pada 1975.
Seiring berkembangnya teknologi komputer, sistem pertanian
secara hidroponik tidak luput dari komputerisasi dan digitalisasi. Pada
tahun 1980-an, banyak negara yang mulai menerapkan teknologi tinggi
dalam pengelolaan perkebunan hidroponik berskala besar. Memasuki
era 1990-an, perangkat sederhana untuk bercocok tanam secara
hidroponik mulai tersebar di sebagian penjuru dunia.
W.F. Gericke
5
TEKNIK PEMBUDIDAYAAN
SECARA HIDROPONIK
Faktor Yang Mempengaruhi
Dalam pembudidayaan tanaman secara hidroponik, tentu ada
berbagai macam faktor yang mempengaruhi. Berikut ini adalah faktor-
faktor tersebut.
Unsur hara
Terdapat dua macam unsur hara yang harus terdapat dalam
tanaman, yaitu unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro adalah
unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar dan
konsentrasi dalam larutan relatif tinggi. Contohnya adalah N (nitrogen),
P (fosfor), K (kalium), Ca (kalsium), Mg (magnesium), dan S (belerang).
Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah kecil
dengan konsentrasi dalam larutan relatif rendah. Misalnya adalah Fe
(besi), Mn (mangan), Zn (seng), Cu (tembaga), B (boron), Mo , dan Cl
(klor).
Unsur hara yang dibutuhkan tiap tanaman berbeda-beda,
tergantung pada jenis tanamannya. Pemberian larutan hara secara
teratur amat penting bagi hidroponik, karena media hanya berfungsi
sebagai penopang dan sarana meneruskan larutan yang berlebihan. pH
6.5 adalah kondisi terbaik bagi tanaman untuk mendapatkan unsur
hara.
Oksigen
Kurangnya oksigen akan membuat tanaman layu. Ini
disebabkan menurunnya permeabilitas membran sel sehingga dinding
sel akan sulit ditembus. Tanaman pun akan kekurangan air. Pemberian
oksigen dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti pemberian
gelembung-gelembung udara pada larutan dalam teknik kultur air,
penggantian larutan hara secara berkala, mencuci atau mengabuti akar
BAGIAN
3
6
yang terekspos dalam larutan hara, serta memberikan lubang ventilasi
pada tempat penanaman dalam teknik kultur agregat.
Air
Kualitas air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman secara
hidroponik mempunyai tingkat salinitas tidak lebih dari 2.500 ppm atau
nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm, serta tidak mengandung unsur
logam berat dalam jumlah besar yang dapat meracuni tanaman.
Media Tanam
Bercocok tanam secara hidroponik dapat diterapkan dalam
berbagai media tanam. Berikut ini adalah media tanam yang biasa
digunakan dalam hidroponik.
Arang sekam
Arang sekam adalah media tanam yang
umum digunakan di Indonesia. Hal ini
dikarenakan oleh mudahnya mendapatkan
bahan baku ampas padi. Media ini mampu
membibitkan sejumlah sayur mayur.
Spons
Pada umumnya, spons digunakan sebagai
pembersih kaca ataupun pencuci perabot dapur.
Tapi banyak yang tidak menyadari apabila spons
ini dibiarkan terkena hujan di alam terbuka, lumut
akan tumbuh dari spons tersebut. Cara ini masih
belum banyak digunakan untuk hidroponik.
Expanded clay
Expanded clay adalah sejenis tanah liat
yang mengandung sejumlah mineral penting bagi
pertumbuhan tanaman muda. Media ini sangat
cocok untuk penyemaian bibit.
7
Kerikil
Kerikil dapat digunakan dalam
penanaman secara hidroponik. Media ini
juga cocok untuk memperindah interior
rumah. Namun, media kerikil ini hanya
cocok untuk tanaman dengan kebutuhan air
yang cukup tinggi.
Serbuk kayu
Media ini digunakan untuk tanaman yang
memerlukan kelembaban tinggi. Contohnya
adalah jamur. Pada umumnya, media ini
digunakan untuk keperluan industri menengah.
Pasir
Pasir biasa digunakan untuk pembenihan
tanaman pantai dan pegunungan. Contohnya
adalah kelapa dan biji kacang.
Pumice
Pumice merupakan serpihan batuan
basalt yang dihasilkan oleh letusan gunung berapi
selama ratusan tahun sebelumnya. Biasa
terdapat di daerah pantai.
Vemiculite
Vermiculite adalah sekelompok mineral
yang memiliki struktur dari mika, yaitu silikat
hydrous. Media ini berasal dari mika yang
mengalami pengubahan.
8
Perlite
Perlite merupakan kaca vulkanik amorf yang
memiliki kandungan air relatif tinggi. Berasal dari
hidrasi obsidian, media ini dapat mempercepat
pertumbuhan tanaman dari bijinya.
Coir-coir
Coir-coir atau sabut kelapa merupakan media
tanam yang biasa digunakan untuk penyemaian bibit
tanaman.
Rockwool
Rockwool adalah bahan non-organik yang
dibuat dengan cara meniupkan udara atau uap ke
dalam batuan yang dilelehkan hingga
menghasilkan serat fiber berongga.
Kemampuannya menahan air dan udara sangat
baik untuk perkembangan akar.
Teknik Pembudidayaan
Hidroponik dapat dikembangkan melalui berbagai macam
teknik. Berikut ini adalah teknik-teknik yang digunakan dalam
pembudidayaan tanaman secara hidroponik.
Kultur larutan diam
Dalam
teknik ini, tanaman
disemai pada media
tertentu yang terapung
di atas larutan
nutrisi. Larutan
dapat dialirkan secara perlahan ataupun tidak sama sekali. Ketinggian
9
larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar tanaman berada di atas
larutan sehingga tanaman akan mendapatkan oksigen yang cukup. Bak
dapat disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman. Bak yang tembus
pandang sebaiknya ditutup dengan bahan kedap cahaya agar lumut
tidak tumbuh dalam bak. Pompa akuarium dibutuhkan untuk menyuplai
gelembung oksigen. Apabila larutan turun di bawah ketinggian tertentu,
isi kembali dengan air atau larutan bernutrisi yang baru.
Kultur larutan alir
Dengan
cara ini,
larutan nutrisi
dialirkan
dari tangki
secara terus-
menerus melewati akar tanaman. Cara ini lebih mudah untuk
pengaturan sebab larutan bernutrisi dapat dikontrol lewat tangki besar
yang bisa dipakai untuk banyak tanaman. Teknik yang umum
digunakan dalam kultur ini adalah teknik lapisan nutrisi (Nutrient Film
Technique, NFT). Sistem ini menggunakan parit yang terbuat dari
lempengan logam tipis anti karat yang akan menjadi tempat
penyemaian bagi tanaman. Di sekitar parit, dialirkan air mineral
bernutrisi sehingga di sekitar tanaman, akan terbentuk lapisan tipis
yang akan menjadi makanan bagi tanaman. Parit dibuat dengan aliran
air yang sangat tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan
memberikan oksigen yang cukup bagi tanaman.
Aeroponik
Dalam aeroponik, akar tanaman tergantung di udara dalam
ruangan yang disemprot larutan nutrisi, baik secara berkelanjutan
maupun tidak. Akar akan mendapatkan cukup oksigen dalam sistem ini.
10
Penggunaan nutrisi dalam dalam teknik ini lebih rendah, sekitar
seperempat kali dari kebutuhan hidroponik secara normal. Tanaman
yang dikembangkan melalui teknik ini dapat dipindahkan ke media
penanaman lainnya tanpa berpengaruh pada kecepatan tumbuh.
Kultur media agregat
Penanaman
dengan cara ini menggunakan
media tanam berupa kerikil,
pasir, arang sekam, batu
bata, dan media lainnya
yang disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk mencegah
adanya bakteri di media. Pemberian nutrisi dilakukan dengan teknik
mengairi media tersebut dengan pipa dari air larutan bernutrisi yang
ditampung dalam tangki atau tong besar.
Pelaksanaan Teknik Hidroponik
Dalam pelaksanaan teknik hidroponik, dibutuhkan berbagai
peralatan. Berikut ini adalah peralatan yang dibutuhkan dalam
penerapan hidroponik.
Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik, polybag kecil, bak
plastik, nampan semai, atau kotak kayu.
Wadah tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag berukuran
30-40 cm dengan lobang secukupnya untuk mengalirkan kelebihan
air saat penyiraman.
Kertas tissu/koran basah untuk menjaga kelembaban.
Ayakan pasir untuk mengayak media semai.
Handsprayer untuk penyiraman.
Centong pengaduk media.
Pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai.
Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplan.
Benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan)
untuk mengikat tanaman.
11
Ember penyiram.
Proses yang pertama kali dilakukan adalah persemaian. Dalam
proses persemaian, ada perbedaan perlakuan antara benih besar
dengan benih kecil. Untuk benih berukuran besar seperti melon atau
mentimun, lakukanlah perendaman dalam air hangat selama 2-3 jam,
lalu tanamkan dalam wadah semai yang telah disiram air. Benih
diletakkan dengan pinset secara horisontal dengan kedalaman 4-5 mm.
Untuk benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong, dan
lain sebagainya, siapkan wadah semai setebal 5-7 cm terlebih dahulu.
Kemudian, tuang benih di tempat terpisah dan aduk rata dengan pasir
kering steril secukupnya. Tebarkan di atas permukaan wadah semai
secara merata, lalu tutup dengan media semai setipisnya (3-5 mm).
Tutup wadah semai dengan kertas tisu yang telah disemprot
handsprayer. Simpan di tempat yang gelap. Sinari dengan sinar
matahari 1-2 jam tiap harinya. Buang kertas tisu apabila benih mulai
berkecambah.
Setelah benih tersebut tumbuh setinggi 2-3 cm, pindahkan ke
pot/polybag pembibitan. Perlakuan semaiBibit kecil yang telah
berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan air biasa.
Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan
penyakit busuk.
Setalah bibit berumur 15-17 hari, (bibit yang berasal dari benih
kecil) perlu dipindahkan dari wadah semai ke pot/polybag pembibitan
agar dapat tumbuh dengan baik. Caranya adalah dengan mencabut
kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai) secara
hati-hati dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada
lubang tanam yang telah dibuat pada pot/polybag pembibitan.
Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan
media tanam, yaitu dengan mengisikan media tanam ke polybag.
12
Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi penanaman di dalam
green house agar sterilitas media tetap terjaga.
Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang tanam, maka
transplanting siap dilakukan. Transplanting dilakukan dengan
membalikkan pot pembibitan secara perlahan-lahan dan menahan
permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari telunjuk
dan jari tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara
transplanting bisa dilakukan dengan memotong/menggunting dasar
polybag secara horisontal.
Penyiraman dilakukan secara berkelanjutan, dengan indikator
apabila media tumbuh dipegang dengan tangan terasa kering. Media
tanam hidroponik bersifat kering sehingga penyiraman tanaman jangan
sampai terlambat. Penyiraman dilakukan dengan handsprayer,
gembor/emprat atau gayung. Pada masa persemaian, cukup dengan
handsprayer 4-5 kali sehari untuk benih berukuran kecil. Untuk benih
berukuran besar digunakan gembor/emprat berlubang halus atau tree
sprayer. Pada masa pembibitan,penyiraman dilakukan dengan gembor
dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari dan ditambahkan larutan encer hara.
Dalam masa pertumbuhan dan produksi,penyiraman dilakukan dengan
memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara setiap harinya.
Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak
dikehendaki, serta tunas air atau cabang yang terkena serangan
penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan
dan produksi tanaman.
Pengikatantanaman yang telah berada di wadah tanam selama
7 hari memerlukan penopang agar dapat berdiri tegak sehingga
tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang tersebut diberikan
dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami).
Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/
hasil panen agar diperoleh mutu yang baik, misalnya dengan
menggunakan alat bantu pisau atau gunting panen. Cara panen yang
13
benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat
mengganggu produksi berikutnya.
MANFAAT, KELEBIHAN, DAN
KEKURANGAN
Manfaat
Teknik hidroponik memiliki berbagai macam manfaat bagi kita.
Berikut ini adalah manfaat dari penerapan metode hidroponik.
• Meningkatkan kualitas tanaman dan hasilnya.
• Mengurangi penyebaran hama penyakit.
BAGIAN
4
14
• Menghemat penggunaan air dan pupuk.
• Dapat untuk mengatasi masalah tanah.
• Dapat untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan.
Kelebihan dan kekurangan
Dalam penerapan hidroponik, terdapat berbagai kelebihan dan
kekurangan yang meliputi kaidah ini. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki
metode ini adalah:
hemat tempat/lahan,
pemakaian air yang lebih efisien,
hemat pupuk,
tanaman tumbuh lebih cepat,
kualitas daun, bunga, dan buah lebih sempurna dan tidak kotor,
tidak bergantung pada kondisi alam,
mudahnya penggantian tanaman yang rusak/mati,
lingkungan kerja yang lebih bersih,
efisiensi tenaga kerja,
pengaturan air, hara, dan pH yang lebih teliti, serta
hama dan penyakit dapat dikurangi tanpa zat kimia berbahaya.
Sedangkan, kekurangan-kekurangan yang meliputi teknik ini
ialah:
perangkat yang mahal,
rumitnya perangkat yang digunakan,
memerlukan keterampilan khusus untuk mengelolanya,
mahalnya biaya investasi, dan
tanaman akan cepat mati apabila terjadi kesalahan sistem.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa hidroponik
memiliki berbagai manfaat bagi kita semua. Berbagai kelebihan
ditawarkan oleh metode ini walaupun ada sejumlah kekurangan yang
meliputi penerapan teknik ini. Penerapan hidroponik perlu digalakkan,
15
terutama oleh masyarakat perkotaan seperti kita. Terbatasnya lahan
membuat kebutuhan akan udara segar dan bahan pangan amat
mendesak. Hidroponik merupakan salah satu contoh cara yang dapat
diterapkan untuk menyelamtkan lingkungan kita.
16