hhd 2.docx

9
penyakit jantung hipertensi A. Pengertian Penyakit jantung hipertensi atau Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis (CHF), yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyakit jantung hipertensi adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan dampak sekunder pada jantung karena hipertensi sistemik yang lama dan berkepanjangan. Penyakit jantung hipertensi merujuk kepada suatu keadaan yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah (hipertensi). Hipertensi yang berkepanjangan dan tidak terkendali dapat mengubah struktur miokard, pembuluh darah dan sistem konduksi jantung. Perubahan-perubahan ini dapat mengakibatkan hipertrofi ventrikel kiri, penyakit arteri koroner, gangguan sistem konduksi, disfungsi sistolik dan diastolik miokard yang nantinya bermanifestasi klinis sebagai angina (nyeri dada), infark miokard, aritmia jantung (terutama fibrilasi atrium) dan gagal jantung kongestif. B. Etiologi Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung, dan seiring dengan berjalannya waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan otot jantung. Karena jantung memompa darah melawan

Upload: ayu-listari

Post on 12-Feb-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HHD 2.docx

penyakit jantung hipertensi

A.    Pengertian

Penyakit jantung hipertensi atau Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang

diterapkan untuk menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle

hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis

(CHF), yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun

tidak langsung.

Penyakit jantung hipertensi adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan dampak

sekunder pada jantung karena hipertensi sistemik yang lama dan berkepanjangan.

Penyakit jantung hipertensi merujuk kepada suatu keadaan yang disebabkan oleh

peningkatan tekanan darah (hipertensi). Hipertensi yang berkepanjangan dan tidak terkendali

dapat mengubah struktur miokard, pembuluh darah dan sistem konduksi jantung. Perubahan-

perubahan ini dapat mengakibatkan hipertrofi ventrikel kiri, penyakit arteri koroner,

gangguan sistem konduksi, disfungsi sistolik dan diastolik miokard yang nantinya

bermanifestasi klinis sebagai angina (nyeri dada), infark miokard, aritmia jantung (terutama

fibrilasi atrium) dan gagal jantung kongestif.

B.     Etiologi

Tekanan darah tinggi meningkatkan beban kerja jantung,  dan seiring dengan berjalannya

waktu hal ini dapat menyebabkan penebalan otot jantung. Karena jantung memompa darah

melawan tekanan yang meningkat pada pembuluh darah yang meningkat, ventrikel kiri

membesar dan jumlah darah yang dipompa jantung setiap menitnya (cardiac output)

berkurang. Tanpa terapi, gejala gagal jantung akan makin terlihat.

Tekanan darah tinggi adalah faktor resiko utama bagi penyakit jantung dan stroke.

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik ( menurunnya suplai

darah untuk otot jantung sehingga menyebabkan nyeri dada atau angina dan serangan

jantung) dari peningkatan suplai oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang menebal.

Tekanan darah tinggi juga berpenaruh terhadap penebalan dinding pembuluh darah yang

akan mendorong terjadinya aterosklerosis (peningkatan kolesterol yang akan terakumulasi

pada dinding pembuluh darah). Hal ini juga meningkatkan resiko seangan jantung dan stroke.

Penyakit jantung hipertensi adalah penyebab utama penyakit dan kematian akibat hipertensi.

Page 2: HHD 2.docx

C.     Patofisiologi

Patofisiologi dari penyakit jantung hipertensi adalah satu hal komplek yang melibatkan

banyak faktor yang saling mempengaruhi, yaitu hemodinamik, struktural, neuroendokrin,

seluler, dan faktor molekuler. Di satu sisi, faktor-faktor ini memegang peranan dalam

perkembangan hipertensi dan komplikasinya, di sisi lain peningkatan tekanan darah itu

sendiri dapat memodulasi faktor-faktor tersebut. Adapun patofisiologi berbagai efek

hipertensi terhadap jantung berbeda-beda dan akan dijelaskan berikut ini.

1.      Hipertrofi ventrikel kiri

Hipertrofi ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy / LVH) terjadi pada 15-20% penderita

hipertensi dan risikonya meningkat dua kali lipat pada pasien obesitas. Hipertrofi ventrikel

kiri merupakan pertambahan massa pada ventrikel (bilik) kiri jantung. Hal ini merupakan

respon sel miosit terhadap stimulus yang menyertai peningkatan tekanan darah. Hipertrofi

miosit terjadi sebagai mekanisme kompensasi peningkatan tekanan afterload. Stimulus

mekanis dan neurohormonal yang menyertai hipertensi akan mengaktivasi pertumbuhan sel

miokard, ekspresi gen dan berujung kepada hipertrofi ventrikel kiri. Selain itu aktivasi sistem

renin-angiotensin akan menyebabkan pertumbuhan intestitium dan komponen sel matriks.

Berbagai bentuk hipertrofi ventrikel kiri telah diidentifikasi, di antaranya hipertrofi ventrikel

kiri konsentrik dan hipertrofi ventrikel kiri ekstenstrik. Pada hipertrofi ventrikel kiri

konsentrik terjadi peningkatan massa dan ketebalan serta volume dan tekanan diastolik.

Pasien dengan hipertrofi ventrikel kiri konsentrik umumnya memiliki prognosis yang lebih

buruk. Adapun pada hipertrofi ventrikel kiri eksentrik  terjadi peningkatan hanya pada lokasi

tertentu, misalnya daerah septal. Walaupun hipertrofi ventrikel kiri bertujuan untuk

melindungi terhadap stress yang ditimbulkan oleh hipertensi, namun pada akhirnya dapat

menyebabkan disfungsi miokard sistolik dan diastolik.

2.      Abnormalitas atrium kiri

Abnormalitas atrium kiri meliputi perubahan struktural dan fungsional, sangat sering terjadi

pada pasien hipertensi. Hipertensi akan meningkatkan volume diastolik akhir (end diastolic

volume / EDV) di ventrikel kiri sehingga atrium kiri pun akan mengalami perubahan fungsi

dan peningkatan ukuran. Peningkatan ukuran atrium kiri tanpa disertai gangguan katup atau

disfungsi sistolik biasanya menunjukkan hipertensi yang sudah berlangsung lama / kronis dan

mungkin berhubungan dengan derajat keparahan disfungsi diastolik ventrikel kiri. Pasien

juga dapat mengalami fibrilasi atrium dan gagal jantung.

3.      Gangguan katup

Page 3: HHD 2.docx

Hipertensi berat dan kronik dapat menyebabkan dilatasi pada pangkal aorta sehingga

menyebabkan insufisiensi katup. Hipertensi yang akut mungkin menyebabkan insufisiensi

aorta, yang akan kembali normal jika tekanan darah dikendalikan. Selain menyebabkan

regurgitasi (aliran balik) aorta, hipertensi juga akan mempercepat proses sklerosis aorta dan

regurgitasi katup mitral.

4.      Gagal jantung

Gagal jantung merupakan komplikasi yang sering terjadi pada hipertensi kronis. Pasien

dengan hipertensi dapat menunjukkan gejala-gejala gagal jantung namun dapat juga bersifat

asimptomatis (tanpa gejala). Prevalensi (gagal jantung) disfungsi diastolik asimptomatis pada

pasien hipertensi tanpa disertai hipertrofi ventrikel kiri adalah sebanyak 33 %. Peningkatan

tekanan afterload kronik dan hipertrofi ventrikel kiri dapat mempengaruhi fase relaksasi dan

pengisian diastolik ventrikel.

Disfungsi diastolik sering terjadi pada penderita hipertensi, dan terkadang disertai hipertrofi

ventrikel kiri. Hal ini disebabkan oleh peningkatan tekanan afterload, penyakit arteri koroner,

penuaan, disfungsi sistolik dan fibrosis. Disfungsi sistolik asimptomatis biasanya mengikuti

disfungsi diastolik. Setelah beberapa lama, hipertrofi ventrikel kiri gagal mengkompensasi

peningkatan tekanan darah sehingga lumen ventrikel kiri berdilatasi untuk mempertahankan

cardiac output. Dalam waktu yang lama, fungsi sistolik ventrikel kiri akan menurun.

Penurunan ini mengaktifkan sistem neurohormonal dan renin-angiontensin, sehingga

meretensi garam dan air dan meningkatkan vasokonstriksi perifer, yang akhirnya malah

memperburuk keadaan dan menyebabkan disfungsi sistolik.

Apoptosis (kematian sel terprogram yang dirangsang oleh hipertrofi miosit dan

ketidakseimbangan stimulus dan inhibitornya) diduga memainkan peranan penting dalam

peralihan fase “terkompensasi” menjadi fase “dekompensasi”. Peningkatan mendadak

tekanan darah dapat menyebabkan edema paru tanpa adanya perubahan fraksi ejeksi ventrikel

kiri. Secara umum dilatasi ventrikel kiri (asimtomatik atau simtomatik) dapat memperburuk

keadaan dan meningkatkan risiko kematian. Disfungsi ventrikel kiri serta dilatasi septal dapat

menyebabkan penebalan ventrikel kanan dan disfungsi diastolik.

5.      Iskemia miokard

Pada pasien hipertensi dapat timbul iskemia miokard yang bermanifestasi sebagai nyeri

dada / angina pektoris. Hal ini dikarenakan hipertensi menyebabkan peningkatan tekanan di

ventrikel kiri dan transmural, peningkatan beban kerja yang mengakibatkan hipertrofi

ventrikel kiri. Suplai oksigen yang tidak sanggup memenuhi kebutuhan otot jantung yang

Page 4: HHD 2.docx

membesar akan menyebabkan nyeri dada. Hal ini diperparah jika terdapat penyulit seperti

aterosklerosis.

6.      Aritmia jantung

Aritmia jantung yang sering ditemukan pada pasien hipertensi adalah fibrilasi atrium,

kontraksi prematur ventrikel dan takikardia ventrikel. Berbagai faktor berperan dalam

mekanisme arituma seperti miokard yang sudah tidak homogen, perfusi buruk, fibrosis

miokard dan fluktuasi pada saat afterload.

Sekitar 50% pasien dengan fibrilasi atrium memiliki penyakit hipertensi. Walaupun penyebab

pastinya belum diketahui, namun penyakit arteri koroner dan hipertrofi ventrikel kiri diduga

berperan dalam menyebabkan abormalitas struktural di atrium kiri. Fibrilasi atrium dapat

menyebabkan disfungsi sistolik dan diastolik serta meningkatkan risiko komplikasi

tromboembolik seperti stroke.

Kontraksi prematur ventrikel, aritmia ventrikel dan kematian jantung mendadak ditemukan

lebih sering pada pasien dengan hipertrofi ventrikel kiri. Penyebab aritmia seperti ini diduga

akibat proses penyakit arteri koroner dan fibrosis miokard yang berjalan bersamaan.

D.    Manifestasi Klinis

Pada tahap awal, seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan. Bila

simtomatik, maka biasanya disebabkan oleh:

1.      Peninggian tekanan darah itu sendiri seperti berdebar-debar, rasa melayang (dizzy) dan

impoten

2.      Cepat capek, sesak napas, sakit dada, bengkak kedua kaki atau perut. Gangguan vaskular

lainnya adalah epistaksis, hematuria, pandangan kabur karena perdarahan retina, transient

cerebral ischemic

3.      Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder: polidipsia, poliuria, kelemahan otot pada

aldosteronisme primer, peningkatan berat badan cepat dengan emosi yang labil pada sindrom

Cushing. Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala, palpitasi,

banyak keringat, dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)

E.     Pemeriksaan Penunjang

1.      Pemeriksaan Laboratorium

a.       Urinalisis: protein, leukosit, eritrosit dan silinder

b.      Pemeriksaan darah lengkap: hemoglobin / hematokrit, elektrolit darah: kalium, BUN /

kreatinin, Gula darah puasa, serta pemeriksaan total kolesterol

Page 5: HHD 2.docx

c.       Pemeriksaan TSH: bisa meningkat pada pasien dengan hipotiroidisme dan menurun pada

hipertiroidisme

2.      Pemeriksaan Radiologi

a.       EKG: menunjukan hipertropi ventrikel kiri (LVH) pada sekitar 20 – 50% kasus

b.      Foto dada: memperlihatkan adanya kardiomegali, tambahan untuk dilatasi LVH, pada

penyakit dengan stadium lanjut, serta penumpulan sudut kostofrenikus pada pasien yang

mengalami efusi pleura

c.       CT scan, MRI, dan MRA (magnetic resonance angiografi) abdomen dan dada:

memperlihatkan adanya massa adrenal atau membuktikan adanya koarktasio aorta . CT scan

dan MRI jantung, walaupun tidak dilakukan secara rutin telah membuktikan secara

eksperimental terjadinya LVH

d.      TTE (transthoracic echocardiography) bisa sangat berguna dalam mengenali gambaran

penyakit jantung hipertensi, dengan indikasi konfirmasi gangguan jantung atau murmur atau

hipertensi dengan kelainan katup.

F.      Penatalaksanaan

Penatalaksanaan (pencegahan dan pengobatan) Hipertensi secara garis besar dibagi

menjadi dua jenis, yaitu:

1.      Penatalaksanaan Non Farmakologis

Tabel Modifikasi gaya hidup untuk mengatasi hipertensi

Penurunan berat badan Memperoleh dan mempertahankan BMI ideal, dan pencegahan obesitas

Reduksi garam < 5 gr NaCl / hariAdaptasi rencana diet jenis-DASH Diet yang kaya buah-buahan, sayur-sayuran,

konsumsi makanan rendah asam lemak jenuh dan kolesterol

Pengurangan konsumsi alkohol Mengurangi konsumsi alcohol bagi mereka yang mengkonsumsi alcohol

Aktivitas fisik Aktivitas latihan fisik secara teratur, seperti jalan cepat selama 30 menit / hari

2.      Pentalaksanaan Farmakologis

Page 6: HHD 2.docx

Golongan obat-obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti

obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE, vasodilator

langsung, dapat digunakan dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang

ada pada penderita

Referensi

         Panggabean M.(2002). Dalam: Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Jakarta: EGC