heru muara sidik -...

74
HERU MUARA SIDIK Draft MANAJEMEN BISNIS FOTOGRAFI Penerbit PicsMasterClass

Upload: dodat

Post on 05-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

HERU MUARA SIDIK

Draft

MANAJEMEN

BISNIS FOTOGRAFI

Penerbit

PicsMasterClass

Page 2: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

MANAJEMEN

BISNIS FOTOGRAFI

Oleh: Heru Muara Sidik

Copyright © 2011 by Heru Muara Sidik

Penerbit

PicsMasterClass

[email protected]

Desain Sampul:

………………………….

Diterbitkan melalui:

picsmaster

Page 3: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Pengantar

Rangkaian tulisan ini merupakan sebuah catatan pelajaran yang saya buat saat saya di landa

kesepian akan sebuah aktivitas rutin yang tiba tiba lenyap, manakala Ramadhan 1432H, akan

segera berakhir. Kerinduan akan kesibukan ini, saya tuangkan dari ruang belajar virtual yang

saya ciptakan dalam benak pikiran yang masih serba dangkal. Namun begitu, semua ini

merupakan bagian dari misi dan visi saya tentang masa depan bisnis fotografi yang kelak akan

menjadi bagian hidup saya yang tersisa ketika saya menjalani pensiun kelak.

Rangkuman ini, hanyalah sebuah pembuka inspirasi bagi saya sendiri untuk menulis lebih

lengkap lagi dengan ilustrasi dan detil implementasinya. Untuk bagian tulisan yang lebih

lengkap, tentu saja tidak dapat saya sajikan sekarang, namun akan saya siapkan secara bertahap

agar bisa dipelajari oleh semua orang dari berbagai disiplin ilmu.

Bukan maksud saya untuk menggurui ataupun merasa lebih pandai dari para pembaca tulisan ini,

namun justru untuk mendorong saya belajar dari para profesional dan wirausahawan yang sudah

sukses di dunia fotografi. Untuk itu ijinkan saya untuk belajar dari Anda semua melalui

komentar dan masukan penting mengenai tulisan ini. Anda mendapatkan rangkuman ini, dengan

GRATIS, sehingga tidak ada salahnya jika saya minta sedikit bantuan dari anda. Bantu saya

dengan memberikan masukan dan saran melalui link yang tersebar sepanjang halaman halaman

buku elektronik ini, dan bantu saya dengan sebuah PERTANYAAN, KRITIK dan SARAN,

sehingga saya akan mampu melengkapi semua kekurangan dalam tulisan ini.

Mudah mudahan karya ini bisa bermanfaat buat anda, dan sebarkan buku elektronik ini pada

siapa saja yang anda anggap membutuhkannya, dengan tidak mengurangi atau menambahkan

informasi lain selain yang sudah ada disini.

Terimakasih tak terhingga saya haturkan juga kepada Fotografer.net yang telah sekian lama

menjadi bagian dari proses belajar yang saya lalui, guna mendalami fotografi.

Karya ini kupersembahkan untuk belahan jiwaku Utari Patwinindari dan buah cinta kami, Zahrah

Yuthi Afina, Muhamad Irfan Sidik, Shafira Ayu Ramadhani dan Mutiara Ayu Shakira, yang

senantiasa setia dan senang mendengarkan keluh kesah dan suka cita saya dalam mengarungi

kehidupan yang panjang ini. Begitu juga doa dan semua jerih payah ini kami haturkan untuk

Almarhum orang tua kami yang telah wafat; Bapak Drs. H. Sudarso bin Warjat Wangsamidjaja,

dan Ibu Musliha binti Sudjad, serta Almarhum Mertua kami Bapak Drs. H. Slamet Wahjudi bin

Prawirohardjo, yang ingin agar Anak anaknya menjadi anak yang soleh, dan ilmunya memberi

manfaat, serta amal jariahnya bisa menjadi tabungan di akhirat kelak.

Salam,

Heru M Sidik

Page 4: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Pendahuluan

Ingin Kaya Raya dari Bisnis fotografi?

Boleh percaya boleh tidak, banyak yang ingin kaya dari bisnis fotografi tapi tidak pernah

tercapai, dan banyak yang sudah sangat kaya dari bisnis fotografi tapi kita tidak pernah

tahu rahasia mereka bisa berhasil. Itu yang membuat saya ingin belajar fotografi lebih

banyak lagi, terutama untuk membangun kewirausahaan di bidang fotografi.

Menurut saya:

1. Bisnis membutuhkan pengetahuan manajemen dan keuangan, yang merupakan "sisi

lain" dari sebuah kewirausahaan, sehingga bisa menjual karya seni dengan nilai tambah

yang luar biasa, bukan menjual foto seharga ongkos cetak dan uang lelah.

2. Fotografer adalah seorang seniman, yang sayangnya hidup dalam dunia yang begitu

dicintainya, dengan sedikit pamrih asal bisa hidup dan menikmatinya rasanya sudah

cukup. Banyak saya dengar fotografer yang ingin kaya namun jarang yang belajar

mendalami seluk beluk bisnisnya dari "sisi lain" yang belum dikuasainya.

3. Menggabungkan dua sisi seni+manajemen administratif, bukan suatu yang mudah,

namun bisa dilakukan dengan menyusun bisnis model yang tepat dan mencari mitra yang

tepat untuk menutupi sisi kekurangannya, satu sama lain. Namun begitu, jarang ada

kerjasama yang langgeng dari dua sisi yang berbeda ini, karena ketika berhasil, maka

satu sama lain akan saling meremehkan dengan berkata:"keberhasilan ini adalah hasil

kerja keras saya, tanpa anda saya mampu meraih sukses ini!". Justru kalo gagal malah

gak masalah, karena sama sama saling menyalahkan pihak lain, seolah dirinya sendiri

yang paling benar... he..he..he.. itu manusiawi sih.

4. Kenyataannya, diantara banyak pelaku yang jarang sukses, ada segelintir orang yang

sukses luar biasa, dan punya reputasi hebat untuk terus berkarya dan jadi orang kaya.

Siapa mereka ? Para maestro yang namanya cukup terkenal, banyak menulis, banyak

berkarya, banyak pameran, banyak relasi kelas atas, banyak sponsor dan pekerjaan

datang bertubi tubi, sampai mereka harus menolaknya.

5. Terlepas dari simplifikasi yang saya tuliskan di atas, rasanya memang dunia bisnis

Page 5: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

fotografi adalah suatu yang kompleks dan banyak ditulis oleh para fotografer asing,

dalam buku buku mereka secara rinci dan menarik, sayangnya tidak semuanya aplikatif

di Indonesia.

Saya tahu bahwa semua orang akan menjawab YA pada pertanyaan pada judul thread

ini, namun tidak tahu caranya dan bagaimana memulainya. Dari semua pencarian saya

tentang kendala bisnis dalam dunia fotografi, saya mencoba mencari dan menemukenali

permasalahan ini, dengan terus belajar dan salah satunya adalah dengan membuat

dokumentasi dari setiap hasil pencarian saya.

Untuk membuatnya menjadi lebih lengkap dan bermakna, saya mengajak rekan rekan

semua untuk juga melakukan koreksi serta melengkapi segala informasi yang akan saya

tulis secara bertahap di forum ini, jika memang semangat untuk membuat panduan bisnis

fotografi terus bergelora dihati kita semua.... Jangan anggap saya adalah fotografer

terkenal, apalagi profesional, tapi cuma fotografer seperti anda juga yang sedang belajar

untuk merintis karir fotografi tanpa kenal lelah...

Mari kita belajar bersama, nah untuk memulainya, saya coba buatkan outline "Panduan

Bisnis Fotografi di Indonesia" berikut ini;

1. Memulai bisnis dengan sederhana.

Pada bagian ini, kita sama sama membahas mengenai cara memulai bisnis dengan apa

yang kita miliki saat ini. Penempatan pada bagian satu, bertujuan untuk memberikan

dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan rencana bisnis yang besar dan

lengkap, apalagi dengan modal kuat, tetap cukup dengan semangat dan kecerdikan

menyiasati keterbatasan yang ada. Pada titik ini, semua orang akan di hadapkan pada

satu keraguan, dan ketika mulai melangkah, makin banyak kebingungan dan keraguan itu

muncul dan buat para fotografer hebat, mereka akan mengatasinya satu persatu dan

melangkah ke jenjang sukes berikutnya.

2. Mempersiapkan bisnis model yang tepat.

Pada bagian ini, saya membayangkan bahwa untuk menjadi besar kita harus tahu arah

dan tujuan kita. Biasanya, kita hanya tahu, bahwa kita ingin sukses, tapi tidak pernah

fokus pada kekuatan yang kita miliki untuk bisa melangkah sukses. Bisnis model akan

mengarahkan kita tentang segala kekuatan dan kelemahan yang kita miliki, mirip dengan

analisis SWOT, tetapi lebih lengkap dan menyadarkan kita bahwa kita tidak bisa sendiri.

Page 6: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

3. Sistem adminstrasi yang baik.

Disini, banyak orang tidak menyadari arti pentingnya sistem kerja yang baik, banyak yang

memulai bisnis dengan "KEPERCAYAAN" namun kenyataannya hanya akan berakhir

pada "KECURIGAAN" yang menyulut pada banyak persoalan lain. Sistem kerja yang

baik, akan membangkitkan nilai "KEPERCAYAAN" dan mengurangi tingkat

"KECURIGAAN" sehingga semua orang bekerja dengan rasa aman serta fokus pada

tugasnya.

4. Sistem pemasaran dan pengelolaan pelanggan.

Memasarkan dan mengelola pelanggan adalah elemen penting dalam mengelola produk

JASA, dan hampir semua seniman (baca:forografer) merasa karyanya adalah kekuatan

marketing, dan pelanggan akan datang membeli dengan sendirinya. Paham ini, hanya

akan terjadi jika karya anda sangat istimewa, tapi untuk seniman yang pasaran seperti

saya, rasanya perlu kemasan dan pengelolaan pelanggan yang mampu memelihara

bisnis dalam jangka panjang.

5. Mengembangkan jaringan bisnis.

Pada bagian ini, sebenarnya adalah bagian yang paling sulit, dan tidak banyak orang

yang berhasil, tapi selalu saja ada segelintir orang yang sukses. Mengembangkan

jaringan bisnis adalah meningkatkan KAPASITAS layanan, sehingga jumlah konsumen

akan berlipat ganda, bagaimana carannya mengKLONING diri anda, menjadi ribuan

orang yang melayani ribuan pelanggan? Oleh karena itu saya mengatakan bahwa ini

adalah bagian yang paling sulit, tapi bukan berarti tidak mungkin kan?

Sementara baru 5 ide itu yang muncul, walaupun dari setiap ide tersebut, nantinya akan

muncul lagi sub-ide yang lebih rinci dan bisa jadi memerlukan detil yang lebih banyak

lagi. Namun begitu, mudah mudahan ada diantara rekan rekan semua yang bisa

memberikan masukannya. Atau mungkin punya pengalaman dan ingin sharing disini,

sehingga akan semakin lengkap jika kontribusi anda di dokumentasikan disini. Tidak

perlu takut salah atau di cerca oleh orang lain, karena seringkali yang mencerca tersebut

adalah para kritikus handal yang kita butuhkan agar kita bisa semakin baik.

Buat para profesional dan maestro fotografi yang telah sukses, mohon dorongan dan

masukannya agar semua tulisan disini tambah lengkap. Saya tidak bermaksud lancang

untuk menggurui, namun justru sedang belajar dengan cara menyusun ide dan

pemahaman saya tentang bisnis fotografi yang sedang menarik minat saya saat ini.

Siapa tahu kelak, kita semua bisa bergabung dalam satu komunitas bisnis besar yang

punya kode etik dan gelar profesi seperti dokter, pengacara, akuntan dsb. Semoga

Page 7: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

proses belajar ini bisa bermanfaat buat yang lain juga.

salam,

heru m sidik

28 Agustus 2011 06:46:46wib

Telah dilihat : 1660 kali

Kategori : Bisnis Fotografi

Keterangan : Topik ini bisa dikomentari oleh Member atau yang levelnya lebih tinggi.

- edit - upload foto

Page 8: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Daftar Isi: A. Memulai Bisnis Dengan Sederhana

B. Mempersiapkan Bisnis Model yang tepat

C. Sistem Administrasi yang baik

D. Sistem Pemasaran dan Pengelolaan Pelanggan

E. Pengembangan Bisnis

F. Pengendalian Internal Studio Foto buat suplemen tambahan

G. Menyusun Rugi Laba Studio Foto secara sederhana, walaupun tidak sempurna

tapi bisa buat praktek...

H. Menghitung Penyusutan Kamera buat para praktisi, bukan teori akuntansi ...

I. Teori penetapan harga jasa fotografi sebagai salah satu cara, dan bukan satu

satunya lho...

Page 9: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Komentar

Penulis:

Heru Muara

Sidik

A. Memulai bisnis dengan sederhana

Memulai dengan sederhana perlu dijabarkan dengan konkrit, apa

saja profesi fotografer yang bisa anda lakukan sebelum benar

benar terjun kedalam bisnis?

- jadi karyawan yang hobi fotografi

- jadi wartawan,

- jadi fotografer di perusahaan fotografi wedding (king, bridal, dsb).

- jadi pengajar tetap di tempat2 kursus atau sekolah,

- jadi asisten fotografer di studio foto (M-Studio, king, tarzan, jonas,

dsb). dan masih banyak profesi lain yang relevan dengan fotografi,

sayangnya itu semua belum menggambarkan bisnis yang

sesungguhnya, tapi lebih mencerminkan kita sebagai KARYAWAN

atau BURUH, padahal kita ingin bisnis bukan?

Nah untuk bisa bisnis kita harus belajar, dan belajar bisa dimulai

dari profesi-profesi tadi. Ketika tiba saat nya untuk bisnis, barulah

kita menyiapkan perangkat minimal yang kita punya yakni:

1. Niat dan semangat juang.

2. Peralatan seadanya plus sewa atau pinjam alat jika diperlukan.

3. Anda punya keahlian di bidang fotografi sambil mengerjakan

sendiri semua urusan, yang mampu kita kerjakan, mulai dari

menjual, mencetak, mencatat, dan melayani pelanggan sebaik

baiknya. Lalu anda bisa menyerahkan segala urusan yang tidak

mampu anda urus kepada orang lain yang lebih ahli dan punya

peralatan yang diperlukan.

4. Jangan berpikir tentang kompetisi, karena kompetisi-lah yang

membuat karya anda berbeda dengan karya orang lain, dan

setiap orang punya pasarnya sendiri, sehingga kita harus fokus

pada bidang fotografi dimana kita adalah ahlinya. Bangun

"trademark" pada karya anda, bukan "watermark" yang

mengotori karya anda. Trademark, akan menyebabkan karya

Page 10: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

anda unik dan berkesan. Memang tidak mudah menciptakan

trademark, tapi paling tidak kita bisa belajar dari karya fotografer

terkenal lainnya yang punya karya tampil beda.

Kelihatannya simple ya?

Karena memang tujuannya adalah memulai bisnis dengan

sederhana. Biasanya, reputasi fotografer akan dipertaruhkan disini,

karena kemampuan kita "mengelola dan melayani" sangat

tergantung pada pengalaman yang sudah kita gali dari tempat lain,

atau dari pengalaman jatuh bangunnya kita sendiri dalam

mempelajari bisnis fotografi.

Kapan bisnis itu dimulai?

menurut saya :

Mulailah ketika kita tidak punya beban, masih muda, masih banyak

bantuan yang anda terima dari orang tua dan saudara, atau

mulailah ketika anda masih bekerja dengan tidak mengurangi tugas

dan tanggungjawab kita pada pemberi kerja, usahakan untuk

belajar memulai, agar resiko bangkrut relatif rendah. Semakin awal

anda memulainya semakin besar peluang suksesnya, namun

semakin terlambat anda mulai, semakin banyak stressnya, dan

bikin anda sering sakit sakitan dan bahkan mati merana...

he..he..he... jangan sampai deh... !

Langkah pertama yang bisa dimulai adalah belajar dari para

fotografer profesional dan ikutilah berbagai seminar bisnis Gratis

dan, berbagai seminar-seminar motivasi bisnis yang banyak

ditawarkan. Dari situ kita akan banyak mendapat kan ilmu, dan dari

seminar pernah saya ikuti, banyak yang menyarankan saya untuk

segera TERJUN BEBAS tak perlu takut, karena setelah mengalami

kesulitan biasanya disitu ada kemudahan dan kita akan naik kelas.

Bagi saya, itu seperti JEBAKAN BATMAN supaya orang seperti

saya berhenti kerja, dan mengejar mimpi yang di inginkan. Padahal

mimpi itu belum pasti!

Saya mencoba realistis, dan faktanya:

1. Bisnis yang sukses adalah bisnis yang benar benar kita geluti,

Page 11: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

sehingga segala permasalahan yang muncul benar benar bisa

kita atasi. Melalui proses belajar dan diskusi, sebenarnya kita

juga sedang belajar menggeluti bisnis, oleh sebab itu, jangan

sungkan untuk menuliskan ide dan mencoba mencari teman

diskusi supaya wawasan dan konsep bisnis kita semakin

matang.

2. Jika sudah menguasai, sisik melik bisnis fotografi yang kita

cintai ini, maka kita bisa memulainya dengan menyusun

langkah kecil, untuk menguji PASAR atau paling tidak, mencoba

membangun reputasi agar pasar bisa menerima kita. Berikut ini

adalah langkah langkah sederhana yang bisa kita lakukan

antara lain :

Mengikuti berbagai lomba fotografi, siapa tahu bisa menang,

walaupun juara harapan sekalipun, cukup berharga buat di

pajang, dan dibanggakan. Sesekali saya juga dapat

penghargaan, walaupun lebih banyak gagalnya.

Menjual foto pada majalah atau dimuat di koran, siapa tahu

dimuat dan nantinya bisa jadi portfolio kita juga kan, saya

sendiri mengalaminya pernah dimuat dikompas, dan majalah

elektronik, lumayan bangga lah.

Melayani foto wedding atau prewedd, rekan rekan dekat

anda, dari sini anda akan semakin mampu meyakinkan

pelanggan dan membangun portfolio anda juga. Pekerjaan

ini hampir tidak pernah saya terima secara komersial, paling

paling saya mencoba membantu teman, karena memang

saya tidak ingin mengecewakan mereka, bukan karena tidak

mampu memotret, tapi takut tidak bisa menepati waktu yang

dijanjikan.

Menjual stok foto, terutama foto landscape, foto art dsb.

Karya anda bisa dibungkus dengan bingkai sederhana, dan

bisa dijual sebagai dekorasi interior apartemen atau

perumahan yang saat ini sedang marak dibangun oleh

developer. Sekali waktu pernah juga foto saya di sewa untuk

kalender, yah lumayan lah dapat sedikit uang.

Walaupun gratis, memotretlah pada berbagai liputan acara

kantor, pengajian, ultah maupun reunian, dan usahakan

memotret dengan sebaik baiknya terutama para wanita,

Page 12: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

remaja dan anak anak, karena mereka adalah masa depan

anda yang bisa memaksa para pria untuk membayar anda

lebih mahal, dimasa depan. Jadi jangan lupa meninggalkan

kartu nama anda sebagai fotografer.

Masih banyak peluang belajar sambil menghasilkan uang,

melalui karya anda, dengan cara mengajar fotografi,

membuat website, membuat buku, menjadi asisten bagi

fotografer lain yang lebih sukses dari anda, dsb.

Ada saran, bahwa bidang fotografi Corporate, Commercial,

Stock, Food, dll. merupakan sumber pendapatan terbaik,

namun kita harus memahami peran pihak lain spt : ad

agency, produser, stylist,tim produksi, tim creative, dll. Untuk

hal ini, mudah mudahan ada yang mau memberikan

pencerahan, namun jika ingin mengintip masalah fotografi

korporat boleh langsung meluncur ke SINI.

3. Mengukur kekuatan diri pribadi juga perlu, agar kita tidak

terpuruk di tengah jalan. Kekuatan ekonomi adalah ukuran

paling konkrit untuk masalah ini, dan satu satu nya cara untuk

bertahan dari hempasan ekonomi, adalah hanya menggunakan

uang ekstra, atau uang orang lain yang percaya dan mau

menjadi sponsor kita. Ini tidak mudah, karena tidak banyak

orang yang terlalu bodoh mensponsori orang lain yang belum

tentu menghasilkan, apalagi nanti kalo sudah sukses tidak ada

balas budi, malah meninggalkan sponsornya gigit jari. Strategi

untuk memikat sponsor adalah kemampuan kita menulis

proposal, dan proposal yang punya peluang di terima adalah

proposal yang realistis, dan banyak menjabarkan data

kuantitiatif termasuk angka-angka keuangan yang

"menjanjikan", serta dilengkapi dengan sedikit uraian mengenai

sistem pengendalian internal yang memadai. Untuk masalah

pembuatan proposal, mudah mudahan ada yang mau berbagi

pengalamannya untuk kita semua.

4. Bila kita punya kekuatan ekonomi yang cukup, INGAT, hanya

gunakan 20% saja dari kekuatan tersebut untuk MEMULAI

usaha, karena kegagalan biasanya berangkat dari ambisi yang

berlebihan. Sisa kekuatan yang 80% adalah sisa NAFAS anda

untuk mengantisipasi segala resiko kegagalan dan mengulangi

kesuksesan sedikit demi sedikit. Angka 20% bukanlah angka

Page 13: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

keramat yang harus anda patuhi, bisa saja anda seorang yang

lebih percaya diri dengan angka 40% atau bahkan lebih, tetapi

biasanya buat seorang pemula yang tidak berpengalaman,

maka dengan angka 20% dia bisa punya peluang untuk

melakukan 5 kali kegagalan sampai akhirnya benar benar

bangkrut. Seichiro Honda bilang : Sukses adalah 99%

KEGAGALAN, mudah mudah an kita tidak terlalu sering gagal

untuk meraih sukses seperti Seichiro Honda.

5. Nasehat seorang akuntan buat kita semua adalah : Gunakan

setiap rupiah yang anda miliki, hanya untuk membiayai kegiatan

OPERASIONAL, yang punya LEVERAGE (daya ungkit) tinggi

terhadap pendapatan anda. Jangan terjebak pada pengeluaran

MODAL/CAPITAL (seperti pembelian alat yang mahal, sewa

tempat yang mewah), atau pengeluaran TETAP lainnya yang

tidak bisa anda kendalikan, seperti membayar karyawan cantik

yang tidak bisa kerja, membayar fotografer tetap yang banyak

nganggurnya, atau pengeluaran sejenis yang memaksa anda

bangkrut. Mulai lah dengan segala sesuatu yang bisa dikontrol,

antara lain;

Sewa semua peralatan yang relatif mahal dan tidak

terjangkau pada saat awal kita memulai usaha.

Self-employed adalah tenaga kerja paling murah, paling

banter gunakan jasa freelance supaya biaya bisa

disesuaikan dengan budget pendapatannya.

Gunakan iklan GRATIS, dan jadikan pelanggan anda

sebagai tenaga penjualan anda, ajak mereka untuk foto

studio GRATIS, jika membawa pelanggan baru, atau

tawarkan Gimmick lainnya yang menarik.

Cari mitra kerja dan vendor yang pengertian supaya

pembayaran bisa dilakukan setelah tagihan CAIR.

6. Branding, banyak para mentor saya yang menanamkan hal ini,

sayangnya saya bukan ahli branding. Sampai-sampai saya

harus beli buku khususnya untuk self-branding, karena

fotografer lebih banyak "jual diri" dari pada jual "produk jasa",

sehingga saya juga ikut terpengaruh untuk aktif "jual diri". Salah

satunya dengan cara menulis diforum ini. Namun begitu, bagi

saya menjual diri (baca: Self-branding), adalah salah satu

Page 14: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

kesalahan terbesar para fotografer untuk sukses dan kaya raya.

Berbeda dengan Dokter Spesialis yang ilmunya melekat pada

sosok sang dokter, sehingga dia harus melayani pasien setiap

saat, sampai sampai tidak bisa tidur nyenyak karena pilihannya

jadi dokter. Saya lebih suka, jika jual diri hanya untuk tahap

awal saja, selebihnya kita harus mampu membangun "Sistem

Kerja" yang mampu meng-KLONING semua fotografer menjadi

satu "produk jasa" yang standar dan mampu beradaptasi

dengan selera pasar tanpa harus dikendalikan oleh seseorang.

Jadi mohon di catat: Self-branding hanya untuk permulaan saja,

sampai kita cukup mapan untuk membangun bisnis yang lebih

besar dan sistematis. Kelemahan self-branding, adalah bisnis

tidak bisa diwariskan, jika kita mati, maka bisnis juga mati, yang

parah adalah jika kita sakit, bisnis sudah pasti mati, tapi biaya

berobat akan meningkat pesat. Jika di umpamakan seorang

dokter, maka dia harus nya bisa punya rumah sakit, atau klinik

bersama yang dikelola secara profesional oleh orang lain yang

lebih mengerti tentang manajemen bisnis. Baru setelah itu dia

bisa lebih menikmati hari tuanya dengan uang berlimpah dan

banyak sedekah.

7. Ini pamungkasnya: Setelah bisnis mulai berjalan, tetap fokus

pada bidang yang jadi keahlian utama kita, jangan coba coba

melirik bidang lain yang belum tentu kita kuasai. Jika di minta

memilih, saya lebih suka sektor konsumen rumah tangga, alias

pasar gurem, daripada korporasi yang duitnya banyak, tapi

banyak maunya dan mesti banyak waktu buat entertain para

pengambil keputusan. Pilih kelas yang sesuai dengan fasilitas

dan kemampuan yang kita miliki, jangan coba coba kelas atas

dengan modal kamera entry level. Bukan saya menghina, tapi

memang orang orang papan atas, cenderung butuh gengsi, jadi

bukan masalah fotografernya, tapi masalah tamu tamu mereka

yang dari kalangan atas juga. Mudah-mudah an pesan saya ini,

tidak di salah artikan sebagai diskriminasi kelas ya, karena

memang masih banyak gaya hidup mewarnai budaya kita

sebagaimana sering kita rasakan dari sinetron yang

ditayangkan di TV lokal.

Melirik bidang lain, hanya dilakukan jika kita sudah punya

UANG EKSTRA yang akan digunakan mengembangkan

Page 15: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

LAHAN BARU dengan konsekuensi tersendiri, dan siap siap

GAGAL, BELAJAR dan MENGULANGI LAGI sampai

berhasil, dan seterusnya... ingat, panduan ini hanya tahapan

cara berpikir, dan untuk setiap LAHAN BARU anda harus

memulainya lagi menyusun bisnis modelnya dari AWAL.

Dari semua langkah tersebut di atas, beberapa hal sudah

saya lakukan dan rintis dengan bertahap. Tidak perlu

tergesa gesa untuk sukses, yang penting anda menikmati

prosesnya secara bertahap...

salam,

heru m sidik

28 Agustus 2011 08:16:35 wib

- edit - upload foto

Penulis:

Heru Muara

Sidik

B. Mempersiapkan bisnis model yang tepat

Bicara soal bisnis model, silahkan googling dulu aja...

Maklum, sebelum saya memulainya lebih jauh, ternyata definisi

bisnis model itu terkadang hanya diterapkan pada perusahaan

besar dan kaya raya, padahal pengertiannya sangat sederhana,

dimana hampir kita semua tahu jika kita berbisnis, maka yang

harus diperhatikan adalah :

1. Produk Jasa apa yang akan dijual (Value Preposition).

Siapa sih yang gak tahu tentang barang dagangannya

sendiri? Pasti semua orang sudah tahu kalo menjual suatu

produk (khususnya jasa) harus tahu dong apa yang akan

ditawarkan kepada pelanggan. Nah disini letak setiap

keunikan produk. Ada yang menawarkan kecepatan layanan,

keramahan layanan, kualitas olah digital, peralatan yang

mahal, studio yang hebat, kompentensi atau spesialisasi

khusus, dsb... semua tawaran tersebut tentu saja akan

mempengaruhi segmen pelanggannya.

Page 16: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Mana yang lebih dulu ditentukan? Segmen pelanggan atau

tawaran nilai yang dijual? Ini pertanyaan yang biasa muncul,

dan jawabannya juga sederhana, anda PUNYA APA?? Kalau

anda punya segalanya, anda boleh menentukan target

pelanggan, tapi kalo anda gak punya apa apa, maka mulailah

dengan kemampuan dasar yang ada, dan pilih segmen pasar

yang tepat. Contoh: Punya kamera DSLR entry level, second

buatan 5 tahun yang lalu. Sudah pasti tampilan anda akan

terlihat CUPU di hadapan pelanggan papan atas. Tapi coba

saja berhadapan dengan pelanggan papan bawah, pasti

kamera anda akan NAIK KELAS, seolah anda adalah satu

satunya fotografer profesional yang harganya paling

terjangkau.

Sebenarnya bukan itu yang saya ingin jelaskan disini, karena

penjelasan diatas hanya sebagai pembuka saja supaya kita

sama sama paham definisi VALUE PREPOSITION, yakni

tawaran yang unik dan sesuai dengan kondisi anda saat ini.

Ayo kita mulai mencoba mendefinisikan VALUE

PREPOSITION ini, caranya adalah menjawab pertanyaan-

pertanyan sbb;

Layanan apa yang akan di sajikan kepada pelanggan?

Solusi apa yang akan membantu problem pelanggan?

Paket produk dan jasa seperti apa yang bermanfaat untuk

pelangan?

Kebutuhan pelanggan yang mana yang akan di layani?

Dengan menjawab pertanyaan tersebut, otomatis kita akan

menyajikan suatu KONSEP produk jasa yang akan kita

berikan.

2. Siapa Calon Pelanggan dan bagaimana kita

mengelolanya (Customer segment, channels, customer

relationship).

Setelah langkah pertama di atas selesai dikerjakan, mari kita

Page 17: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

mulai dengan langkah berikutnya yakni;

Menentukan segmen pelanggan

Segmentasi pelanggan adalah salah satu cara kita

membedakan diri dengan pesaing, atau boleh dibilang

sebagai salah satu cara menghidari pesaing. Contoh paling

gampang sudah saya tulis di atas, dimana kalo kita ambil

segmen pelanggan papan bawah yang tinggal di perumahan

sederhana, maka otomatis pesaing kita di papan atas, tidak

akan mungkin ikutan bermain di segmen GUREM seperti ini.

Pilihan seperti ini tentu saja punya konsekuensi yang relatif

mempengaruhi pendapatan, yakni DAYA BELI, yang juga

rendah, tapi jangan lupa, pasar pelanggan papan bawah

punya kelebihan yakni: Jarang mengeluh, yang penting

fotonya terang dan jelas, yang penting ada album foto yang

tebal, semakin banyak foto, akan semakin baik. Olah digital,

bukan keharusan, tapi kalo ada akan semakin sempurna.

Peralatan yang digunakan juga sangat sederhana, cukup

menggunakan flash murah, lighting gak terlalu penting, flash

cukup di bounce ke langit langit rumah yang biasanya cukup

rendah, sehingga akan menghasilkan foto yang sangat baik

dan natural.

Berbeda dengan pelanggan papan atas yang banyak

menuntut fasilitas dan kemudahan, cenderung cerewet,

karena merasa sudah bayar mahal, belum lagi minta album

yang tebal dan berkelas, padahal modalnya juga mahal

toh...! Peralatan yang digunakan mesti yang cukup terlihat

canggih, karena akan berguna mengangkat gengsi tuan

rumah, ketika dilihat oleh tamu undangan.

Menentukan kanal distribusi/pemasarannya

Menjual produk jasa tidaklah mudah, untuk itu pilih metode

pemasaran yang murah meriah dan memberi dampak

jangka panjang... Keputusan memilih kanal distribusi sangat

tergantung pada jenis layanan yang anda tawarkan kepada

pelanggan. Untuk foto stok, paling tidak anda harus punya

website untuk menjual dagangan, sementara untuk liputan

pernikahan papan bawah, anda hanya perlu sering sering

silaturahmi dan mengikuti acara sosial di lingkungan target

Page 18: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

pasar, sambil menebar kartu nama. Jadi jangan terlalu repot

merancang kanal distribusi yang kompleks dan mahal,

sementara bisnisnya sedang menggeliat, kepanasan

menunggu order....

Bagi seorang fotografer, menjual jasa sangat penting pada

tahap pertama, jika segala sesuatunya sudah berjalan

lancar, selanjutnya anda harus merancang langkah bisnis

untuk naik kelas dengan target konsumen dan kanal

distribusi yang berbeda.

Menentukan cara menjaga hubungan baik dengan

pelanggan

Sekarang tiba saatnya untuk menjaga hubungan baik

dengan pelanggan. Pada prinsipnya, setiap pelanggan pasti

punya hasil karya kita pada album yang sudah pernah

dipesannya. Nah cara paling penting adalah meninggalkan

JEJAK berupa nama dan nomor telepon pada setiap karya

kita tanpa harus mengganggu tampilan album atau karya

foto. Buat stiker-kartu nama yang dilekatkan pada halaman

terakhir album, dan konsekuensinya, gunakan telepon atau

hape yang anda pertahankan nomornya seumur hidup bisnis

anda, jangan ganti ganti nomor hape karena kedaluarsa

atau cari hemat, karena konsumen akan sulit menghubungi

anda, padahal belum tentu anda punya website, atau cukup

terkenal sehingga calon konsumen sibuk menanyakan

alamat dan nomor telepon anda pada rekan dan kerabatnya.

3. Kemampuan ekonomi yang kita punya dan kita

harapkan (financial aspecs - costs structure and revenue

streams).

Pada bagian ini, kita harus sadar dengan semua kemampuan

(baca: keterbatasan) kita, karena faktanya : kita lahir tanpa

modal, hanya orang tua yang kaya raya yang membuat kita

hidup mewah, dan belum tentu kekayaan orang tua kita akan

bertahan seumur hidup kita. Dengan kata lain, kita semua

masih MISKIN karena harapan yang terlalu TINGGI.

Page 19: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Terminologi kaya-miskin, hanya untuk menggambarkan status

kekuatan ekonomi kita, karena itu yang paling mudah di ukur,

bukan untuk mengejek atau melukai perasaan orang lain.

Namun itu semua hanya untuk memberikan gambaran kongkrit

tentang konsep abstrak mengenai struktur biaya dan

pendapatan (baca : modal kerja vs penjualan).

Sekarang mari kita bahas satu persatu:

Struktur biaya (modal kerja) Biaya apa saja yang HARUS

dikeluarkan untuk menjalankan bisnis anda? Biaya apa yang

PALING MAHAL dari setiap kegiatan dan sumber

daya yang digunakan dalam bisnis anda? Jika saya

dihadapkan pada pertanyaan tersebut, pasti jawabannya,

kurang lebih sbb:

o untuk bisa melayani permintaan pelanggan minimal

saya harus punya barang modal, seperti kamera dan

perlengkapannya. Barang modal ini, harus saya

pelihara dan nilainya makin hari makin merosot,

padahal saya ingin beli kamera baru, lensa baru,

lampu baru, dsb... Disini harus kita catat : Biaya

Modal = PENYUSUTAN, atau bahasa sederhananya,

adalah MENABUNG untuk meremajakan alat yang

kita punya. Bagaimana menghitung penyusutan?

Simak cara dan rumusnya DISINI

o Supaya urusan operasional, akomodasi dan teknis

lainnya bisa berjalan lancar, saya perlu biaya juga,

namanya BIAYA OPERASIONAL yang akan

dikeluarkan saat tukang ojek nagih bayaran, saat

warteg sebelah nagih utang, saat asisten freelance

anda minta ongkos jasa, dan sebagainya.

o Nah selanjutnya, supaya penjualan saya segera

dibayar, saya harus mengeluarkan biaya mencetak

album, sewa alat, sewa studio, membayar desainer

album, membayar semua ongkos yang berhubungan

dengan HASIL AKHIR produk jasa fotografi yang

saya jual. Ini disebut dengan BIAYA LANGSUNG

atau ada yang bilang HARGA POKOK, ada juga yang

Page 20: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

bilang BIAYA VARIABLE, dsb... itu semua tidak

terlalu penting, yang penting adalah konsep bahwa

BIAYA itu harus di CATAT, supaya kita bisa

mengukur UNTUNG-RUGInya bisnis ini.

o Terakhir, untuk setiap perhitungan biaya (costs) yang

timbul, pelajari karakternya, ada biaya TETAP dan

ada biaya VARIABLE, belum lagi perhitungan masing

masing biaya tersebut, bisa di URAI lagi dalam

satuan unit terkecil, misalnya ongkos per lembar,

ongkos per klik, ongkos per jam, ongkos per hari,

ongkos per kepala, ongkos per proyek, dan

sebagainya. Contoh-contohnya belum bisa saya

uraikan disini, nanti akan saya sambung pada

berbagai topik lain saja, supaya tulisan ini tidak terlalu

panjang.

Penjualan (arus pendapatan) Penjualan, sangat tergantung

pada harga VALUE PREPOSITION yang ditawarkan. Kalo

anda jual karya anda sebagai KOMODITI, maka harganya

adalah ongkos cetak dan material yang terkandung

didalamnya. Tapi jika anda menjualnya sebagai KARYA

SENI didalamnya ada VALUE ADDED yang tinggi, karena

karya seni adalah unik, dan disitu ada yang

namannya CREATION FEE. Konsepnya adalah menjual

JASA jadi bayangkan anda adalah seorang pelukis, dimana

setiap lembar kanvas anda perlu mencurahkan akal-budi

dan kemampuan budaya anda, hasilnya anda akan dibayar

MAHAL untuk karya seni tersebut.

o Bedakan dengan UPAH KERJA, ini cocok untuk

fotografer BURUH yang berkarya untuk mendapatkan

UPAH. Saya kira kita tidak perlu membahas hal ini

terlalu dalam, cukup fokus pada CREATION FEE

(bisa juga disebut sebagai DESIGN FEE jika kita

menggunakan juga jasa oldig) sebagai salah satu

SUMBER PENDAPATAN kita. Bagaimana kita

menghitung Creation Fee? Coba klik disini.

o Selain itu kita juga akan menagih JASA kita kepada

Page 21: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

pelanggan dalam bentuk OPE (out of pocket

expenses), yang terkait langsung dengan kegiatan

operasional kita, seperti akomodasi, tranportasi, sewa

alat, dsb. OPE bisa ditagihkan "at cost" namun

dibolehkan juga untuk di "mark up" atau ditambahkan

dengan biaya administrasi 5% -10% saja. Jarang

sekali kita mengajukan tagihan OPE ini kepada klien,

karena budaya pelanggan kita adalah senang dengan

harga BORONGAN. Ada baiknya mulai sekarang kita

semua mulai memperkenalkan OPE ini supaya di

masa depan, semua konsumen kita bisa

menerimanya. Untuk pelanggan papan atas, biasanya

tidak masalah dengan terminologi apapun yang

digunakan, karena pada prinsipnya mereka sudah

punya budget yang cukup untuk meng-cover semua

pengeluaran tersebut.

o Terakhir; PRINTING FEE, ini adalah tagihan kita

kepada pelanggan untuk biaya pencetakan album,

foto kanvas, bingkai dsb. Pada prinsipnya hampir

semua layanan fotografi selalu menagihkan hal ini,

namun dikemas dalam PAKET, sehingga konsumen

hanya melihatnya sebagai satu harga BORONGAN.

Bagaimana kita menggabungkan semuanya dalam

satu PAKET BORONGAN, itu tergantung

keterampilan kita menjual, biasanya harga paket itu

relatif mahal, tapi selalu di tawar, nah disini

kesempatan anda untuk menurunkan harga dengan

memisahkan elemen creation fee, OPE, dan Printing

fee, sehingga anda tidak dirugikan karena semua

biaya di cover oleh pelanggan, dan anda di bayar

sesuai dengan apa yang anda JUAL.

Untung-Buntung (laba-rugi)

Sekarang giliran menghitung Laba-rugi, saya lebih senang

menyebutnya UNTUNG-BUNTUNG, karena terdengar lebih

puitis sekaligus provokatif, membuat saya TAKUT

mengalami BUNTUNG.

Cara menghitungnya mudah kok, hanya menggabungkan

semua total biaya, dan membandingkannya dengan semua

Page 22: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

total pendapatan, kalo bisa di lakukan untuk setiap satu

penugasan dari pelanggan, supaya terlihat gambaran

untung-buntungnya setiap proyek. Tapi buat yang males

ngitung, boleh juga dihitung secara akumulatif tiap bulan,

dan hasilnya pasti tidak akurat, namun begitu masih

lumayan bisa terlihat hasil akhirnya. Cara terakhir tidak saya

sarankan, tapi untuk yang baru belajar rasanya itu sudah

cara paling mudah...

Rumusnya kurang lebih sbb:

PENJUALAN - BIAYA = UNTUNG/(BUNTUNG)

Disini seringkali banyak fotografer yang kurang cermat,

karena ketika dapat rejeki berlimpah, lantas lupa kalo dalam

rezeki itu ada komponen tabungan buat peremajaan alat,

tabungan buat antisipasi paceklik, tabungan buat

pengembangan usaha, dan juga buat membayar semua

biaya dan hutang hutang kepada mitra. Belum lagi bayar

Zakat dan berbagai godaan untuk belanja membahagiakan

diri sendiri, serta anak dan istri di rumah yang sudah

senantiasa setia menunggu suaminya. Ini lumrah terjadi,

karena manusia sering LUPA dengan kewajibannya, tapi

tidak pernah lupa akan haknya.

4. Mitra kerja, Sumberdaya, dan Langkah kerja (key-partner,

key-resources, key-activity).

Pada bagian ini, mirip dengan analisa SWOT (strenght,

weakness, Opportunity and Threats), bedanya hanya pada

fokusnya yang bertujuan menemukenali kekuatan (key-

resources) dan kelemahan (key-partners) kita, untuk

selanjutnya menentukan langkah kerja yang tepat (key-activity).

Sebenarnya saya butuh masukan dari rekan rekan semua untuk

melengkapinya, namun sebagai pembuka, saya coba tuliskan

persepsi saya tentang elemen yang melengkapinya berikut ini;

Mitra kerja - key-partners

Semua hal yang tidak kita ketahui, atau dimana kita tidak

menguasainya, namun dibutuhkan untuk bisa menghasilkan

Page 23: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

produk jasa yang ditawarkan (value preposition) bisa kita

serahkan kepada mitra kerja yang kita anggap PENTING

(utama) sehingga kepada merekalah kita bergantung karena

segala kelemahan kita ada ditangan mereka. Itu sebabnya

kita tidak boleh menggantungkan segala kelemahan kita

hanya pada SATU mitra saja, tetapi cobalah untuk mengajak

lebih dari satu mitra, agar resiko ketergantungan ini bisa

ditekan. Mitra disini, bisa kita sebut juga sebagai SUPPLIER,

VENDOR, SPONSOR dan bahkan INVESTOR atau siapa

pun yang membantu anda melengkapi kebutuhan anda

dalam mengantarkan hasil karya sebagaimana yang

dijanjikan kepada pelanggan.

Sumber daya -key-resources

Biasanya kita mulai sesuatu dengan segala keterbatasan,

dan satu satunya yang paling berharga adalah keahlian kita

memotret. Nah itu sudah salah satu modal utama, dan bisa

ditambah lagi dengan keahlian photoshop, atau kalo punya

sedikit modal, bisa pamer kamera entry-level atau yang lebih

canggih. Jika anda punya lebih banyak lagi dari yang sudah

saya tuliskan barusan, maka semua itu adalah sebuah

kekuatan yang layak diperhitungkan dan pantas untuk

dibanggakan. Kekuatan ini lah yang dibutuhkan untuk

memulai usaha, namun untuk lebih spesifik, maka hanya

tulis hal hal yang terkait dengan value preposition, karena

untuk itu lah anda akan ber bisnis bukan?

Langkah kerja -key-activity

Bagaimana dengan langkah kerja? Disini letaknya

kewirausahaan dimulai. Mereka yang ragu, tidak pernah

berani berbuat atau mengambil langkah pertama, tetapi

langkah pertama adalah langkah penting yang akan

membius anda untuk fokus dan terus melangkah. Dengan

membuat bisnis model, anda tidak perlu ragu, atau takut

salah!, tulis saja apa yang ingin anda lakukan, dan dari

semua tulisan tersebut, pilih mana yang prioritas utama dan

mana yang bisa dilakukan belakangan, dengan memilih

antara MENDESAK dan PENTING. Buat 4 kuadran prioritas,

yang mengelompokkan pilihan kegiatan yang akan anda

Page 24: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

lakukan, dan masukan semua langkah-langkah yang sudah

anda kumpulkan satu persatu kedalam kuadran MENDESAK

dan PENTING tadi, setelah itu, fokuskan pada hal hal yang

memang MENDESAK dan PENTING saja, supaya anda bisa

mulai bekerja.

Semua detil terkait dengan sumber daya, mitra dan langkah kerja

akan dibahas lebih rinci dalam sistem administrasi yang baik

(walaupun sebenarnya tidak ada sistem yang tidak baik!).

Ada yang bertanya, mana dulu yang utama? Jawabnya; tidak

ada rumus baku yang menyatakan salah satu lebih utama dari

lainnya, yang ada adalah, apa daya dan kekuatan yang sudah kita

miliki? Itulah hal utama yang bisa dimanfaatkan untuk memulai

sebuah bisnis! Sisanya dimana kita tidak mampu, serahkan pada

yang lebih tahu, yakni key-partners

Untuk membicarakan semua di atas, perlu ilustrasi dan detil

tersendiri. Mudah mudahan nanti ada kesempatan untuk

melengkapinya.

salam,

heru m sidik...

28 Agustus 2011 08:16:51 wib

- edit - upload foto

Penulis:

Heru Muara

Sidik

C. Sistem administrasi yang baik

Ini bagian yang membosankan...

Pada bagian ini, saya punya banyak pengalaman soal administrasi

bisnis. Pada umumnya, banyak fotografer memandang remeh soal

administrasi ini, sehingga sering kehilangan dokumentasi dan

akurasi dalam menghitung keuntungan atau harga modalnya.

Sudah sering saya diskusi dengan rekan rekan fotografer

profesional yang mengelola sendiri bisnisnya, dan mereka cukup

nyaman sebagai figur "one man show" karena mereka punya kuasa

Page 25: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

untuk memutuskan segala sesuatunya tentang "uang". Padahal

masalah administrasi bukan bicara melulu soal uang tapi bicara hal

hal berikut ini;

1. Standarisasi prosedur, manajemen arsip, manajemen

portfolio, manajemen vendor, sistem pelaporan, formulir-

formulir yang digunakan, dsb.

Sudah sering dengar tentang SOP (Standard Operation

Procedures), atau lebih sering saya singkat dengan sebutan

SISTEM. Banyak seminar tentang tehnik penyusunan SOP dan

saya kira cukup penting untuk di pelajari dan ditekuni. Dalam

setiap seminar ke wirausahaan, elemen SOP adalah salah satu

KATA KUNCI yang paling penting, untuk membuat sebuah

bisnis berkembang dan bisa di KLONING. Sistem, adalah alat

kontrol, sebuah DEVICE (ini sebuah istilah untuk ALAT yang

tidak berwujud), yang mampu mengatur, mendeteksi dan

menggerakan sebuah bisnis. Jangan pernah anggap remeh,

dengan mengatasnamakan WASKAT (pengawasan malaikat)

tidak cukup hanya dengan KEJUJURAN yang langka dan

KEPERCAYAAN yang sudah semakin tipis...

Ahlak dan kepribadian seseorang tidak bisa kita kontrol, tetapi

cara kerja dan produktivitas mereka bisa kita kontrol dengan

sistem. Namun perlu di CATAT bahwa sistem juga bukan suatu

yang SEMPURNA, didalam sistem terbaik sekalipun, ada

kelemahan dan tidak akan pernah mampu menangkal KOLUSI,

atau sering kita cermati di media masa sebagai sekelompok

MAFIA. Ya ... benar sekali, sistem adalah seperti aturan hukum

juga, tidak pernah mampu menangkal yang namanya Mafia.

Namun begitu, bukan berarti sistem itu tidak berguna, justru

karena dia sangat berguna, maka kita memerlukan sistem.

Kegagalan menerapkan sistem, sama dengan kegagalan total

dalam menjalankan bisnis. Dengan sistem, minimal kita bisa

bertahan terhadap resiko FRAUD, dan bisa mendeteksi para

mafia, dengan melakukan pengawasan rutin, dan menetapkan

parameter kontrol yang sesuai.

Membahas soal sistem, tentu saja tidak bisa semuanya

dituangkan disini, tapi akan saya coba berikan poin poin

pentingnya saja, untuk selanjutnya nanti akan saya buatkan

Page 26: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

topik terpisah, untuk membahasnya secara rinci.

2. Standarisasi harga, penetapan harga jual,

struktur/komponen harga pokok, dsb.

Masalah harga, tidak terlepas dari komponen harga pokok.

Banyak fotografer hanya menetapkan harga secara intuitif,

dengan melihat harga pesaing, dan bagaimana keadaan

ekonomi calon kliennya. Hasilnya sudah tentu bisa kita lihat

bersama, banyak yang jualan dengan harga sangat murah dan

bahkan tidak masuk akal, tapi mereka tetap survive untuk

jangka waktu tertentu, dan tetap MISKIN sesuai dengan target

marketnya. Jika mau KAYA tentu saja harus JUAL MAHAL dan

bagaimana supaya klien mau BAYAR MAHAL, itu yang harus

dipelajari, bukan karena takut kehilangan order, maka kita

harus banting harga.

Pada bagian ini, saya hanya akan sedikit menguraikan latar

belakang penetapan standarisasi harga, penetapan harga jual,

struktur/ komponen harga pokok. Itu saja rasanya sudah

banyak, dan tidak selesai dalam satu minggu, tapi saya akan

mencoba menyusunnya secara bertahap. Mari kita lanjutkan...

Standarisasi Harga

Masalah standarisasi harga biasanya sangat tergantung

pada komunitas, atau lembaga yang dominan mengaturnya.

Kalo dalam bidang ketenaga kerjaan ada yang namanya

UMR (upah minimum regional), untuk harga semen ada

yang namanya HET (harga eceran tertinggi), untuk harga

gabah, ada istilahnya sendiri... he...he..he.. saya lupa...

namanya.

Untuk fotografer....???

Coba saja bikin harga standar, pasti banyak yang gak

peduli, apalagi ini masalah persaingan, apalagi sebenarnya

banyak fotografer yang sedang merintis karir, jadi mereka

tidak pernah tahu harga pantas buat jasa mereka, sehingga

harga itu di tetapkan secara intuitif saja, padahal dengan

Page 27: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

harga standar, banyak manfaat yang bisa dinikmati oleh

para fotografer, dan bisa jadi industri fotografi akan semakin

menggeliat, membesar dan jadi bisnis yang tahan banting

dalam segala situasi ekonomi. Wah ... ini mungkin terlalu

lebay... tapi gak ada salahnya untuk mencoba dan

menawarkan konsep harga standar ini kepada komunitas

terbesar fotografer ini.

Di dunia ini tidak ada yang mudah untuk mengatur sebuah

komunitas, tetapi semua itu mungkin dilakukan dan bisa jadi

sejarah yang dicatat oleh para fotografer masa depan

nantinya. Untuk memulainya, kita bisa belajar pada

kabupaten JEPARA dengan JEPARA.NET nya yang

menetapkan "standarisasi harga tahun 2011" sebagai

panduan buat belanja rutin pemerintahannya. Ini bisa terjadi

karena para aparat harus belanja, dan diatur supaya tidak

boros. Fotografer.net, bukan sebuah fungsi pemerintahan,

tapi bisa menjadi sebuah fungsi komunal yang mengatur

etika, harga dan cara kerja.

Untuk kelas korporasi, sebenarnya juga bisa menetapkan

standar harga, terutama untuk kelompok fotografer yang

tergabung dalam satu jaringan atau mirip CHAIN-STORE,

franchise, atau segala bentuk entitas lain yang sejenis.

Tujuannya jelas untuk mengatur supaya harga di berbagai

belahan bumi nusantara punya PATOKAN yang bisa

digunakan dalam menetapkan harga jual.

Standarisasi juga diperlukan untuk menetapkan harga

pokok, terutama terkait dengan cara membebankan biaya

tidak langsung kedalam komponen harga jual.

Contoh rincinya kurang lebih adalah;

o Standar Biaya Penyusutan per Klik, per proyek atau

per hari;

o Standar biaya tetap yang dibebankan pada harga

pokok;

o Standar biaya tidak langsung lainnya yang dalam

realisasinya bisa berbeda.

Page 28: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Penetapan harga Jual

Harga Jual, ini sih sangat tergantung dari harga pokoknya,

namun yang terpenting adalah faktor KEUNTUNGAN yang

kita harapkan. Makin besar faktor UNTUNG yang

diharapkan, makin tinggi harganya. Orang akuntansi bilang

gross margin, untung kotor, atau selisih uang lebih yang

mudah mudahan akan menambah keuntungan kita. Berapa

sih keuntungan yang diharapkan? 10%, 50%, atau bahkan

100%? Kalo saya ingin sukses, tentu saja saya harus

mampu menghasilkan keuntungan semaksimal mungkin. Ini

bukan RIBA, ini adalah keuntungan wajar yang pantas anda

dapatkan karena anda sudah membantu klien anda

mendapatkan apa yang diharapkan. Dalam keuntungan bisa

saja anda masukkan CREATION FEE tapi ini bukanlah

keuntungan yang sebenarnya, ini adalah sebuah kemasan

atas jerih payah kreatifitas anda, yang lahir dari sebuah

proses panjang.

Diskon, atau Bonus, hanyalah GIMMICK untuk menarik

minat pembeli, jangan sampai kita mengorbankan

Keuntungan yang diharapkan, tapi kalo klien suka dengan

bonus kita, tentu akan ada repeat-order kan....

Struktur harga pokok

Sampai disini pasti sudah semakin membosankan ya? Ayo

tetap semangat, karena saya menulis supaya anda semua

bisa sukses dan kaya raya, sementara saya akan ikut

bangga jika tulisan ini ikut menginspirasi kesuksesan anda.

Sekarang kita akan membahas mengenai struktur harga

pokok, dimana :

o creation fee = ongkos ide + ongkos desain + dan

ongkos lain yang relevan, tapi belum termasuk

keuntungan yang diharapkan.

o Harga pokok = penyusutan alat + out of pocket

expenses + ongkos cetak + sewa wardrobe + biaya

lain yang relevan.

Page 29: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

o Biaya Administrasi = sewa kantor, listrik telepon, dan

gaji karyawan.

o Biaya lain-lain = biaya yang tidak termasuk dalam

kelompok tersebut diatas, tapi masih dikeluarkan

dalam kegiatan operasi anda. Contoh; biaya bunga

bank, biaya iklan, dan biaya biaya tidak langsung

lainnya.

Perlu di catat, bahwa semua komponen harga tersebut, tidak

mudah untuk dihitung dalam satuan proyek, atau unit

tertentu. Dengan kata lain, pembebanan harga pokok perlu

metode perhitungan yang rumit dan njelimet, dan semua itu

hanya bisa dilakukan jika kita punya catatan yang rinci

mengenai semua transaksi kita. Jika catatan kita lengkap

maka kita bisa membuat model harga pokok dengan

membuat;

o standar pembebanan biaya tetap langsung seperti :

beban penyusutan alat per klik, per projek atau per

hari

o standar pembebanan biaya variabel langsung, seperti

: sewa studio, sewa wardrobe, sewa fotografer

freelance, sewa asisten dsb.

o standar pembebanan biaya tidak langsung lainnya,

seperti : sewa kantor, listrik, telepon dsb.

Jika semua hitungan standar tersebut sudah dihitung, maka

tinggal menerapkannya dalam PRICE LIST yang kita

tawarkan kepada klien jika mereka NAWAR secara rinci,

baru deh kita keluarkan detilnya, sehingga mereka

disadarkan bahwa harga yang kita tawarkan adalah harga

WAJAR dan bukan harga yang diambil dari LANGIT. Pada

proses tawar-menawar, pemahaman dan pengetahuan

tentang harga pokok ini sangat penting, karena membuat

kita lebih profesional dan tampil percaya diri. Terutama

Page 30: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

dalam melakukan penyesuaian diri dengan harga baru yang

diminta klien, dimana elemen-elemen harga pokok tadi bisa

dipisahkan dan dikeluarkan dari tanggungan kita, dan bisa

menjadi beban klien, sepanjang klien memang lebih suka

untuk itu. Contoh: Biaya akomodasi fotografer dan tim,

ketika ada penugasan ke luar kota; biaya sewa tempat;

biaya sewa alat; biaya sewa wardrobe; dsb... itu tandanya

anda punya klien yang baik hati, dan ingin membantu anda

bersusah payah mengerjakan proyek ini. Anda harus

berterimakasih untuk klien seperti ini.

3. Organisasi dan kepangkatan

Untuk organisasi dan kepangkatan, sebenarnya saya hanya

ingin menyampaikan sebuah HIRARKI sebuah bisnis. Banyak

bisnis yang cenderung toleran dalam organisasinya, sehingga

semua orang adalah leader dan semuanya bisa mengambil

keputusan, bisnis seperti ini terkadang juga maju pesat jika

masing masing anggotanya mengambil peran yang tepat dan

saling menguatkan anggota lainnya dalam mencapai tujuan

organisasi. Ini sebuah organisasi ideal yang sulit di laksanakan

tanpa proses panjang yang membutuhkan kepercayaan dan

kompetensi yang memadai. Untuk organisasi pasaran, rasanya

masih diperlukan HIRARKI untuk membedakan mana

Pemimpin, dan mana yang dipimpin. Terlihat birokratis, tapi itu

lah yang paling cocok untukmengawali sebuah bisnis. Bahkan

dalam jangka panjang, organisasi yang birokratis pun tetap

dibutuhkan, baik itu perusahaan sekelas kaki lima ataupun

sekelas microsoft yang modern. Organisasi bukan untuk

membangun FEODALISME tetapi untuk memberikan peran

yang tepat, segendang dan sepenarian dalam irama yang indah

bagi setiap anggotanya. Organisasi seperti sebuah alat kendali

yang mengatur cara kerja organ-organ organisasi lainnya agar

sinergi dan bergerak menuju satu arah yakni SUKSES.

Bagaimana organisasi sebuah bisnis fotografi?

Tidak ada rumus baku, tapi yang jelas hanya ada SATU

pemimpin utama, dan dibawahnya boleh ada lebih dari satu

PEMIMPIN lain yang punya fungsi berbeda beda, begitu pula

pada tingkat dibawahnya lagi. Semua itu disusun dalam satu

Page 31: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

BAGAN ORGANISASI supaya semua orang bisa mengambil

peran dan fungsi sebagaimana di amanatkan dalam

JOBDESnya. Mereka yang mengerti tugas dan perannya, akan

mendorong fungsi lain untuk bergerak dan melaksanakan tugas

dan perannya sendiri, itu lah yang menyebabkan organisasi

terus bergerak dengan dinamis. Karakter organisasi sangat

dipengaruhi oleh Pemimpin Utamanya, namun pada prinsipnya

tugas pemimpin utama adalah menentukan arah tujuan, dan

menjadi sutradara yang mengarahkan pemimpin pada fungsi

fungsi lainnya. SIMPEL dan tidak perlu rumit... mulai lah dengan

yang ada, satu orang dua orang tiga orang, dst... sampai

akhirnya anda menjadi organisasi besar.

Banyak karyawan yang fungsinya sebagai bawahan cenderung

melecehkan atasannya sehingga fungsi organisasi malah

terganggu, atau sebaliknya, ada pemimpin yang tidak mampu

mengkomunikasikan peran dan fungsi bawahan sehingga

menimbulkan banyak masalah. Organisasi, juga bicara

kepemimpinan, dan pemimpin yang baik adalah yang tegas

dalam memberikan hukuman setimpal, dan sangat supportive

dalam memberikan apresiasi atas prestasi bawahannya. Itu

yang membuat sebuah organisasi berjalan.

Sekarang saya coba jabarkan peran dan fungsi organisasi kecil

sebuah studio imajiner bikinan saya (kalo ada yang kurang pas

tolong dikoreksi ya)

Kepala Studio

Tugas dan fungsinya adalah menjadi kendali bisnis studio,

boleh dianggap sebagai Manajer Toko, tapi untuk

perusahaan yang sudah cukup besar, biasanya hanya

setingkat Supervisor. Apapun tingkatannya, posisi ini adalah

posisi penting untuk tingkat operasional toko. Kompetensi

yang diharapkan tentu saja menguasai seluk beluk bisnis

fotografi dan lebih bagus lagi jika dia punya talenta fotografi,

supaya bisa jadi backup, atau merangkap jadi fotografernya

juga. Menghemat biaya gaji karyawan, dan sebagai

pimpinan, dia dapat porsi gaji yang makin besar jika

tugasnya merangkap.

Page 32: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Fotografer Utama

Ini adalah satu fungsi yang sudah dipahami oleh semua

fotografer, khususnya untuk melakukan pemotretan baik di

studio, ataupun di lapangan. Sebagai fotografer utama, dia

harus punya kompetensi fotografi yang unggul dibandingkan

dengan staf lainnyal, fungsi ini bisa dirangkap oleh kepala

studio. Lebih bagus lagi jika fotografer utama bisa

menularkan talentanya pada asisten fotografer supaya

bebannya berkurang, dan dia bisa fokus pada ide dan

konsep baru yang menjual. Belum lagi perannya yang utama

akan semakin kuat jika asistennya bisa semakin banyak dan

dia bisa membuat standar proses kerja yang baku.

Asisten Fotografer

Jabatan ini, juga tidak bisa dianggap remeh. Asisten

fotografer harus belajar banyak tentang cara kerja

atasannya, dan selalu siap keluar tenaga ekstra untuk

membantu atasannya sementara dia sendiri ingin ikutan

memotret. Pada prinsipnya sih boleh aja asisten ikut motret,

supaya ada kesempatan belajar, tapi harus di tegaskan

bahwa hasil fotonya hanya untuk kepentingan studio, bukan

untuk publikasi pribadi. Etika ini harus ditanamkan agar klien

juga merasa aman dari resiko foto fotonya beredar di dunia

maya padahal kualitasnya belum tentu sesuai dengan

harapan.

desainer kreatif/photo editor

ini fungsi yang boleh ada boleh tidak, tergantung kompetensi

fotografernya, kalo fotografer dan asistennya sudah bisa

desain kreatif, ya berarti cukup dirangkap. Tetapi kalo

mereka gak punya keahlian olah digital, ya akhirnya harus

menyewa karyawan yang khusus untuk itu, dan biaya

karyawan akan bertambah lagi.

Staf Marketing/Customer Service/Salesman/dsb.

Fungsi staf marketing, dalam organisasi yang kecil

sebenarnya bisa dirangkap oleh fungsi asisten fotografer,

sepanjang memang mereka memahami bisnis fotografi, dan

Page 33: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

bisa melayani klien untuk merealisasikan ordernya, dan

menjaga hubungan dengan klien dalam jangka panjang.

Salah satu fungsinya adalah juga mendokumentasikan

administrasi data pelanggan, sehingga kita bisa mengelola

para pelanggan itu dalam jangka panjang.

Staf Administrasi dan keuangan

Staf administrasi, juga sangat penting. Jangan dianggap

remeh, karena dia yang harus menyimpan berkas,

menyusun arsip dengan baik, mencatat semua transaksi

keuangan, mengelola vendor, suplier dan berbagai aspek

administratif lainnya. Fungsi ini harus dipisahkan dari fungsi

lainnya agar, lebih independen dan bisa menghasilkan

catatan yang rapi sebagai kontrol atas kinerja studio foto

tersebut.

Office boy

Ini fungsi tambahan, bisa saja di hilangkan, atau dirangkap

dalam fungsi lain, sepanjang semua setuju untuk bekerja

sama menjaga kebersihan, keamanan dsb, sehingga

suasana kerja di studio bisa berjalan nyaman dan aman.

lainnya

Untuk organisasi yang lebih besar, tentu saja akan lebih

banyak lagi posisi dan jabatan dibutuhkan, untuk itu saya

tidak akan panjang lebar menuliskannya disini, karena

keterbatasan tempat dan format penyajiannya. Mungkin

dalam forum dan format lain, akan kita bahas secara

tersendiri.

4. Sistem penggajian dan remunerasi karyawan

Disini peliknya sebuah bisnis, karyawan yang produktif layak

dapat gaji besar, tapi jika bisnis sedang lesu... bisa bisa tiap

bulan terasa dunia mau kiamat. Pada umumnya, hampir semua

pengusaha cari tenaga kerja murah, itu sebabnya pemerintah

sampai menetapkan UMR, dengan tujuan supaya gaji tidak

terlalu rendah amat. Tapi itu cuma ada di atas kertas,

prakteknya banyak pengusaha cari akal untuk dapat tenaga

kerja murah dan akibatnya mereka memindahkan pabriknya ke

Page 34: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

daratan china di sebrang benua sana... .he..he..he.. jangan

ngelantur bicara soal pabrik ya! Kita ini fotografer, yang punya

cita cita dan masa depan, kalo di gaji dengan UMR pasti gak

bakalan bisa punya motor, apalagi mau kaya raya? Nah, sistem

penggajian disini, sebenarnya juga punya prinsip sama, hanya

untuk menjalankan bisnis, dan tidak untuk membuat anda

sebagai pegawai kaya raya, tapi bisa membuat anda sebagai

pengusaha yang kaya raya. Jadi kesimpulannya sistem

penggajian yang saya tulis disini nantinya lebih cocok untuk

pengusaha, bukan untuk fotografer lho..!

Sambil mendengarkan takbir malam idul fitri 1432H, saya coba

menambahkan sedikit tentang konsep penggajian dan

remunerasi. Sistem penggajian terbagi dalam 5 komponen

dasar berikut ini;

Gaji dasar

Ini salah satu komponen dasar yang tidak bisa ditawar, dan

bisa dijadikan acuan untuk penggajian berdasarkan setiap

tingkat kepangkatan. Jumlah tingkatannya pun tergantung

pada besarnya perusahaan dan sejauh mana struktur

pangkat akan dibangun. Ada yang membuat 16 struktur

tingkatan, ada yang sampai 32 struktur tingkatan dengan

harapan karyawan akan bekerja dalam jangka panjang. Gaji

dibayar setiap bulan.

Uang Makan

Uang makan, sengaja dibuat terpisah, karena ini sama

dengan elemen tunjangan, yang dihitung berdasarkan hari

kerja efektif. Besarnya sangat tergantung kebijakan pemberi

kerja, didasarkan pada tingkat kemahalan daerah setempat.

Tidak ada rumus baku, tapi bisa diperkirakan sendiri bahwa

setiap orang akan makan siang dengan beli di WARTEG

dengan budget paling murah kurang lebih Rp10k, kalo bisa

lebih besar lagi lebih baik, tergantung kemampuan unit

bisnis ybs.

Tunjangan Transport

Komponen tunjangan ini juga diberikan berdasarkan hari

Page 35: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

kerja efektif, karena memang bertujuan untuk memastikan

bahwa karyawan tidak punya alasan untuk datang terlambat

ke kantor dengan alasan tidak punya uang... jadi, untuk

implementasinya supaya tingkat kehadiran tepat waktu,

maka bisa di kenakan sistem hukuman untuk setiap

keterlambatan dengan memberikan potongan pada elemen

tunjangan transport. Besarnya tunjangan transport

bervariasi, tergantung kebijakan dan kemahalan daerah

setempat. Minimal Rp10k, dengan pertimbangan ongkos

angkot sekali jalan, sekarang paling sedikit Rp3000, pulang

pergi sudah Rp6000, kalo diberikan lebih, tentu lebih baik.

tunjangan pulsa

Ini tunjangan yang sifatnya psikologis, agar karyawan tidak

sungkan kirim sms atau nelpon kepada rekan atau

atasannya. Tidak semua karyawan diberikan fasilitas ini,

hanya mereka yang dipandang memerlukan intensitas

komunikasi tinggi, akan diberikan fasilitas ini.Itu untuk

membedakan antara karyawan fungsional dan struktural.

Biasanya ini melekat pada karyawan struktural, yakni

karyawan yang punya "jabatan" dalam struktur organisasi

unit bisnis kita.

Insentif kinerja

Untuk insentif, ada yang menerapkan sistem bulanan dan

ada juga yang membedakannya dengan bonus, dan juga

THR, tapi pada prinsipnya insentif diberikan untuk memberi

semangat kerja yang tinggi buat karyawan. Insentif bisa

dikaitkan dengan kinerja karyawan, asalkan dibuatkan

serangkaian parameter yang bisa dengan mudah di ukur

dan dipahami oleh karyawan untuk dilaksanakan. Biasanya

saya kaitkan dengan ketepatan waktu dan akurasi

penyusunan laporan bulanan, serta kinerja dari unit usaha

dimana dia bekerja.

Fasilitas Tempat tinggal.

Untuk karyawan tertentu, sebenarnya saya menyediakan

juga fasilitas tempat tinggal, sekalian JAGA TOKO, atau

kontrakan tersendiri, agar mereka bisa membawa

Page 36: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

keluarganya lebih dekat dengan tempat kerja, sekaligus

mereka bisa menghemat uang transport. Namun fasilitas ini

hanya saya berikan kepada pejabat tertingginya saja, karena

dia yang paling banyak perlu waktu untuk melakukan

pengawasan lapangan diluar jam kerja normal.

sementara itu dulu ya, detil lainnya nanti saya tambahkan jika

sudah ada bahan yang lebih lengkap ya...

5. Pelatihan dan pengembangan karyawan

Pada bagian ini, semua aspek pelatihan dan pengembangan

diri harus dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam sistem.

Ada yang mengharuskan karyawan untuk mengikuti suatu

seminar secara rutin, yang sesuai dengan bidang tugasnya.

Ada yang membuat pelatihan internal, dengan mewajibkan

karyawan yang lebih terampil mengajar karyawan yang

dibawahnya. Ada juga metode lain, dengan mengundang orang

luar untuk mengikuti pelatihan GRATIS dimana pengajarnya

adalah karyawan kita sendiri. Tujuannya agar mereka belajar

dan mengasah keterampilan teknis, kemampuan komunikasi,

kepemimpinan dan sekaligus ada unsur tanggungjawab sosial

buat warga masyarakat sekitar.

Untuk jenis pelatihan penting, bisa disusun kategorinya berikut

ini;

Pelatihan teknis fotografi

Ini pelatihan dasar, bisa dilakuan dengan mengirim

karyawan ke seminar, workshop atau kursus, bisa juga

mengadakan pelatihan internal supaya kemampuan teknis

terus terasah. Bidangnya jangan hanya teknis fotografi, tapi

juga hal hal lain yang terkait misalnya tentang olah digital,

manajemen database foto, pencetakan album, pembuatan

desain, dsb. Semua pelatihan semacam ini sangat ditunggu

tunggu karyawan, dan biasanya ada saja karyawan yang

ingin "naik kelas" jadi fotografer atau beralih peran, pada

prinsipnya pelatihan semacam ini bisa diberikan pada

semua karyawan, bukan hanya untuk fotografer saja.

Pelatihan manajerial

Page 37: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Nah ini, bukan hanya untuk para manajer lho, banyak yang

salah mengerti, seolah ini adalah pelatihan untuk menjadi

manajer. Bukan! ini adalah pelatihan untuk memberikan

kemampuan "soft skill" yakni kemampuan mengelola bidang

tugasnya dengan lebih baik, bahkan dalam pelatihan

manajerial seringkali terselip nilai nilai, leadership,

enterpreneurship, dan bahkan motivasi karyawan akan

terpompa setelah memahami betapa pentingnya peran yang

jadi bidang tugasnya.

Pelatihan komunikasi

Masalah komunikasi adalah masalah terbesar di negri kita,

maaf kalo ada yang tersinggung, karena para aparat dan

wakil rakyat sudah memberikan banyak contoh buruk. Ilmu

komunikasi bukan ilmu buat "ngeles" - (menghindar) atau

mencari alasan jika ada kesalahan atau kekurangan, tetapi

sebuah ilmu untuk menyelaraskan antara kata dengan

perbuatan, antara janji dengan kenyataan sehingga semua

komitmen yang sudah disampaikan bisa di pahami dan di

mengerti oleh orang lain. Dalam masalah komunikasi, kita

akan belajar menyusun laporan, belajar melakukan greeting

yang baik, belajar menerima telepon dengan benar, belajar

menulis surat komplain yang sopan, belajar menjawab surat

komplai dari pelanggan, belajar banyak hal untuk memahami

orang lain, sebelum kita berbicara atau menulis.

Pembinaan mental spiritual

Untuk masalah spiritual, saya masukkan disini, bukan

sebagai pelengkap tapi sebagai sebuah keutamaan yang

senantiasa harus kita pahami. Dalam pembinaan spiritual,

kita akan membangun akhlak fotografer yang baik, punya

etika, dan profesional. Maklum, dunia seni dengan dunia

spiritual sebenarnya sangat dekat, karena didalamnya

terkandung nilai nilai budaya dan keindahan alam semesta

termasuk jiwa dan raga manusia. Memahami nilai spiritual

seperti menanam benih sukses dan merawatnya menjadi

besar. Kepercayaan dan keteguhan hati untuk terus

membangun diri bisa di mulai dari sini.

6. dan terakhir baru sistem pencatatan keuangan,

Page 38: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

untuk mengetahui rugi laba usaha, dan proyeksi arus kas

supaya tidak kelojotan ketika harus bayar kewajiban gaji

karyawan ataupun bayar listrik dan telepon yang terkadang

bikin kaget dan jantungan.

Mengenai pencatatan keuangan, saya akan coba tuliskan

outlinenya lebih dulu sbb;

Sistem pengendalian intern

sistem perbendaharaan (keuangan/kasir)

sistem pembukuan

o sistem pengeluaran

o sistem pendapatan

sistem pelaporan

o laporan rekapitulasi harian

o laporan biaya tetap lainnya

o laporan rugi laba sederhana

catatan: saya tidak akan menuliskan tentang cara membuat

laporan keuangan secara akuntansi lho, tapi hanya menulis

tentang penyusunan laporan sederhana untuk mengukur kinerja

usaha, dan semata mata terbatas pada kegiatan operasional

sederhana dari sebuah bisnis retail yang relatif kecil. Jangan

tanyakan soal perpajakan, laporan spt tahunan atau hal hal

teknis yang biasa di alami oleh perusahaan besar, terutama

terkait dengan klien korporat sebagaimana diharapkan para

profesional papan atas. Maklum tujuan saya menulis memang

ditujukan untuk kalangan fotografer papan bawah dulu, karena

untuk para profesional papan atas biasanya sudah bisa

membayar akuntan yang lebih ahli. Jika nanti ada fotografer

profesional papan atas yang ikut curhat dan kontribusi disini,

mungkin saya akan buatkan satu topik baru mengenai

pelaporan keuangan dan perpajakannya.

Page 39: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Sebagai pembukaan, saya tulis hal hal tersebut di atas dulu,

nanti kalo ada tambahan atau perubahan, baru saya perbaiki

lagi.

salam,

heru m sidik

28 Agustus 2011 08:17:04 wib

- edit - upload foto

Penulis:

Heru Muara

Sidik

D. Sistem pemasaran dan pengelolaan pelanggan

Untuk sistem pemasaran dan pengelolaan pelanggan, para

fotografer profesional sudah sangat mahir untuk itu. Saya hanya

sekedar menyalin beberapa pengalaman mereka untuk bisa

menjadi besar dan sukses, antara lain;

1. Segmentasi pelanggan.

Pada setiap pelajaran marketing, selalu diajarkan bagaimana

menentukan segmentasi pelanggan. Untuk tahap awal, biasanya

banyak orang memulai dari segmen pelanggan retail, seperti terima

jasa foto studio, wedding, prewedding di lingkungan tempat tinggal,

dst... itu berarti kita memilih segmen konsumen dengan daya beli

rendah, tetapi mereka menjadi sumber pendapatan utama. Pada

fotografer yang lebih mapan, biasanya sudah naik kelas, ke foto-

stok, foto model, foto wedding dan prewed untuk digedung dan

kalangan menengah, dsb... menurut saya ini masuk pelanggan

kelas menengah. Sedangkan untuk segmen atas, biasanya

menyediakan jasa, foto korporat, foto produk, foto kalender, dan

lain sebagainya. Mana yang paling cocok untuk anda, silahkan

tentukan sendiri, semakin spesifik semakin baik, misalnya akan

memotret segmen menengah, khusus hewan peliharaan, atau

khusus bayi dan anak, atau khusus foto keluarga di studio, dsb.

Tujuan dari segmentasi yang lebih spesifik, adalah agar anda bisa

membaca PETA kemampuan anda, dan pasar mana yang COCOK

untuk digeluti. Ini ibarat sebuah TARGET BERGERAK, karena

Page 40: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

suatu saat nanti anda akan MELIRIK juga segmen lain yang juga

menarik untuk di coba. Jangan ragu untuk memilih segmen

tertentu, karena akan mempengaruhi kanal distribusi, dan juga

biaya yang ditimbulkan untuk memelihara hubungan dengan

pelanggan anda. Pilih yang baik, akan membuat seluruh

sumberdaya anda akan memberikan daya ungkit maksimal

terhadap pencapaian kinerja bisnis anda.

2. Kanal distribusi, untuk melayani pelanggan.

Memilih kanal distribusi, agak berbeda dengan memilih Vendor,

Supplier atau Mitra kerja, disini kita membicarakan mengenai

metode dan media yang digunakan untuk menjawab

pertanyaan; "Bagaimana cara membeli Jasa Fotografi anda?".

Mirip dengan pendekatan MARKETING, tapi saya lebih suka

mengatakannya metode penjualan (Sales Method). Apa bedanya

MARKETING dengan SALES? silahkan googling, dan cari

jawabannya. (Menurut saya : Marketing lebih ditujukan kepada

segmen pasar yang belum kenal, belum tahu dan belum perlu

dengan jasa anda, tetapi Sales, lebih dimaksudkan untuk mereka

yang sudah tahu, ingin kenal dan ingin membeli produk jasa anda,

sehingga perlu dilayani dan berinteraksi, baik langsung maupun

tidak langsung. Bedanya sangat tipis, dan bisa dibilang tidak terlalu

terlihat batas perbedaannya, namun merupakan satu rangkaian

proses yang saling berhubungan, dimana setelah program

marketing sukses, akan dilanjutkan dengan program sales, ada

overlap proses dan puncak eksekusi terjadinya penjualan adalah di

titik SALES.)

Banyak fotografer suka PAMER FOTO di fesbuk, atau ikut

PAMERAN DI MALL, atau suka juga bagi bagi kartu nama di

berbagai acara yang ramai di kunjungi orang, suka hadir dan

meliput acara acara kondangan dan sebagainya. Semua keputusan

memilih kanal distribusi, akan menentukan juga biaya yang akan

dikeluarkan. Semakin sedikit kanal distribusi, akan semakin sedikit

juga peluang mendapatkan ORDER, semakin banyak kanalnya,

akan semakin banyak juga peluang dapat ORDER, tapi jangan

lupa, biaya yang timbul juga akan mengikuti cara anda menjual.

Pilih biaya yang paling murah namun punya hasil paling efektif. Itu

disebut dengan biaya yang punya daya ungkit tinggi terhadap

kinerja bisnis.

Page 41: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Contoh kanal distribusi yang murah namun efektif: Fesbuk, twiter,

website-wedding, website-stok foto, website pribadi dan lain

sebagainya. Namun anda harus kreatif melakukan pemantauan,

dan aktif "menyapa" calon-calon pelanggan anda dengan ramah

dan santun, supaya mereka selalu "ingat" dengan anda. Penjualan

via media lain, seperti iklan koran, iklan majalah, membuat brosur,

membuat mini-portfolio, dsb, bisa menjadi pelengkap dan

membantu anda untuk mendapatkan pelanggan, dan meningkatkan

penjualan, namun pastikan bahwa media lain ini, cukup murah, dan

merupakan salah satu bagian dari proses mendapatkan pelanggan,

dimana tujuan utamanya adalah memastikan bahwa pelanggan

yang tertarik, bisa menandatangani kontrak SERVICE ORDER.

3. Memelihara hubungan dengan pelanggan.

Dalam memelihara hubungan baik dengan pelanggan, banyak cara

dan metode yang unik, dan jelas bahwa tujuan dari kegiatan ini

adalah menjaga hubungan jangka panjang, karena setiap

pelanggan adalah sebuah potensi pendapatan di masa depan,

entah melalui repeat-order, atau mendatangkan klien baru. Semua

itu hanya akan terjadi jika:

Anda senantiasa tetap menjaga hubungan dengan

pelanggan melalui, email, media social, kartu ucapan

selamat hari ulangtahun, mengingat dan mengetahui hari

ulangtahun anak, dan anggota keluarga lainnya, serta tidak

lupa untuk mengundang mereka dalam acara acara

pembukaan atau perkenalan produk baru.

Memelihara nomor telepon, email, alamat tempat tinggal,

alamat kantor dan informasi penting dan personal lainnya

secara rutin, dan nomor telepon anda sendiri tidak berubah

karena pulsa habis dan kedaluarsa, atau pindah alamat

tanpa pernah memberitahukan pelanggan.

Menyimpan foto-foto candid dan personal pelanggan, dan

mencetak kartu ucapan selamat, lengkap dengan nama dan

nomor telepon anda, sebagai bonus KEJUTAN hadiah

ulangtahun, yang tidak pernah mereka duga, karena mereka

tidak pernah menerima foto-foto tersebut dalam proyek yang

anda kerjakan untuk mereka. Ini, jarang sekali dilakukan

Page 42: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

oleh fotografer, karena mereka cukup murah hati

menyerahkan semua karya fotonya tanpa pernah

memperkirakan potensi foto-foto tersebut sebagai sebuah

JALINAN persahabatan yang tak akan pernah lekang oleh

waktu.

Meninggalkan "jejak dan identitas", seperti nama dan nomor

telepon anda pada halaman belakang album atau tepi

bingkai foto kanvas, atau berpartisipasi pada berbagai

kegiatan sosial lain, dengan membagikan kartu nama pada

acara acara resepsi pernikahan, undangan ulangtahun,

undangan syukuran, arisan, pengajian dan berbagai

kegiatan lainnya yang mungkin diikuti oleh pelanggan, atau

oleh calon pelanggan anda.

Menghadiri acara di sekolah, kampus, seminar atau

berbagai kegiatan keramaian lain yang di ikuti juga oleh

pelanggan, sehingga jaringan sosial anda akan semakin

luas, dan ajarkan hal ini kepada karyawan anda juga,

supaya mereka bisa lebih berkembang lagi menjadi mitra

kerja anda yang terpercaya. Jangan takut dengan karyawan

yang mengundurkan diri ketika mereka sudah punya

keterampilan memelihara klien sendiri, karena pada

dasarnya mereka bisa anda bimbing menjadi mitra kerja

dengan membantu mereka membuka cabang di tempat lain,

dan anda menjadi salah satu pemegang saham di

perusahaan baru yang didirikan oleh karyawan anda.

Dengan kata lain, suatu saat nanti, karyawan anda adalah

juga pelanggan anda, karena bisa jadi mereka masih

membutuhkan support anda ketika mereka sudah mandiri

sekalipun.

Ketiga poin di atas, adalah bagian dari model bisnis yang harus di

kelola dan dikerjakan secara berkelanjutan. Semakin rajin kita

mengelolanya, semakin baik kinerjanya. Karena setiap langkah

akan membutuhkan biaya, dan biaya terbaik adalah ketika biaya

tersebut menghasilkan kinerja yang paling besar, dengan demikian

setiap biaya harus punya leverage besar terhadap pendapatan

usaha kita.

Page 43: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Sedikit uraian sudah saya tuliskan pada bagian "penyusunan

business model", nanti akan saya ulas lebih rinci lagi pada bagian

ini.

salam,

heru m sidik

28 Agustus 2011 08:17:20 wib

- edit - upload foto

Penulis:

Heru Muara

Sidik

E. Mengembangkan Jaringan Bisnis?

Bagian ini adalah bagian terakhir yang akan saya bahas, karena

akan banyak polemik dan bukan mustahil akan sarat dengan

perdebatan sengit yang menguras energi dan emosi. Untuk itu

saya akan sisihkan setelah semua bagian bisa saya tulis kan

dengan lebih lengkap.

Maklumlah, untuk masalah pengembangan jaringan bisnis, saya

bukan orang yang berpengalaman, jadi apa yang nanti akan saya

tulis disini, sudah pasti akan sarat dengan segala kekurangannya,

apalagi jika kita bicara jaringan bisnis. Lha wong saya aja belum

punya jaringan bisnis, kok bisa bisa nya mau ngomong soal itu?

Tapi jangan kuatir, saya sendiri hanya menulis ide dan pendapat

saja kok, pastilah ada yang kurang beres, jadi saya harap rekan

rekan semua tetap semangat untuk membereskan hal hal yang

rasanya kurang berkenan, supaya saya juga bisa belajar dari rekan

rekan semua.

Baik lah para sahabat semuanya.... sekarang saya akan buatkan

outlinenya sbb;

1. Penambahan segmen pelanggan

Ketika terjadi perkembangan yang baik dari sebuah bisnis, tentu

saja yang terpikirkan adalah bagaimana cara nya supaya bisnis

bisa tambah besar lagi. Namanya juga pengusaha, pasti banyak

usaha untuk membuatnya jadi lebih besar, untuk itu langkah

Page 44: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

paling mudah adalah mencari segmen pelanggan baru. Tadinya

masih retail, sekarang sudah belajar melayani korporasi kecil,

dan lama lama mampu melayani korporasi besar. Ditambah lagi

dengan pengalaman yang tadinya hanya kenal dengan

percetakan, sekarang sudah kenal dengan perusahaan agensi

iklan, perusahaan jasa komunikasi (baca: HUMAS, bukan

telekomunikasi lho), bahkan bisa juga masuk industri yang

berbeda, dengan melayani permintaan videografi, sampai

pembuatan filem.

2. Franchise atau Chain-Studio

Istilah Franchise sudah banyak yang dengar, tapi istilah Chain-

Studio saya plesetkan dari istilah lama yang disebut dengan

Chain-Store. Dulu sebelum franchise berkembang seperti

sekarang, banyak para pemilik usaha, mengembangkan

usahanya sendiri, dengan modal bank atau modal saham

sendiri, untuk membangun cabang-cabang baru di seantero

dunia. Namun membiayai sendiri Chain-Store mereka, akan

menimbulkan biaya investasi yang MAHAL. Oleh karena itu lah,

sekarang banyak berkembang Franchise, yang lebih banyak di

maksudkan untu berbagi risiko bisnis. Sayangnya ketentuan

tentang Franchise di Indonesia, belum ditaati dengan baik,

banyak franchisor yang pengalamannya kurang dari 3 tahun

sudah pasang iklan franchise, dan ketika terjadi perselisihan,

posisi franchisee adalah posisi yang paling dirugikan, sehingga

banyak franchisor yang MELAHAP para franchiseenya tanpa

mereka menyadari efek jangka panjang yang terjadi, dimana

tingkat kepercayaan terhadap BRAND Franchise akan merosot.

Franchise adalah suatu pendekatan yang bagus, untuk

mengembangkan bisnis fotografi secara lebih cepat, murah, dan

efektif dalam biaya pemasaran, termasuk pelatihan dan

standarisasi produk. Franchisor yang baik, adalah yang

memberikan support kepada franchisee untuk membangun

usahanya dengan tingkat kesuksesan yang lebih tinggi. Saya

punya sedikit pengalaman soal franchise, jadi untuk masalah

ini, nanti akan saya share secara terpisah.

3. Kerjasama Modal Ventura

Ini istilah buat kerjasama yang sifatnya syariah, dimana

Page 45: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

keuntungan pemberi modal ventura, adalah bagi hasil yang

wajar dari bisnis yang dimodali. Bisa saja modal ventura itu

kemudian di konversi menjadi saham perusahaan, dan

biasanya hal itu merupakan salah satu opsi yang ditawarkan

pada awal perjanjian kerjasama modal ventura ditandatangani.

Buat bisnis fotografi, belum ada yang berani menjadi pemodal

ventura, karena banyak fotografer adalah PENGUSAHA

PRIBADI yang tidak punya administrasi keuangan yang baik,

sehingga mereka juga tidak bisa meyakinkan para pemodal

ventura untuk mensponsori bisnis fotografer. Bagaimana

mendapatkan modal ventura di Indonesia? Saya lihat banyak

BUMN dan perusahaan besar yang sekarang diwajibkan untuk

mengembangkan UKM, dan mereka bisa memberikan modal itu

untuk anda, sepanjang anda cukup meyakinkan mereka bahwa

bisnis anda punya potensi maju.

Sayangnya lagi, lagi....

saya bleum pernah dengar ada fotografer gurem yang dimodali

oleh BUMN, yang ada adalah fotografer korporat dapat order

dari BUMN karena koneksinya bagus.

Barangkali saya salah, tolong dibantu koreksinya ya...

Mungkin FN bisa membentuk sebuah ENTITAS LSM yang

membangun suatu sistem kerja standar, untuk menjadi

SPONSOR, yang bertanggungjawab MENYALURKAN program-

program pemerintah, baik yang berasal dari BUMN maupun

perusahaan besar lainnya, dan mendorong fotografer

anggotanya yang sedang merintis bisnis, sehingga pembinaan

para fotografer tersebut bisa berlangsung dalam jangka panjang

dengan tingkat kesuksesan yang lebih tinggi.

4. Mengembangkan bisnis lain pendukung fotografi

Bisnis fotografi bukan cuma memotret wedding, prewed, stok

foto, korporat dsb, tapi juga printing, album, desain kreatif, video

editing, photo editing, kursus, seminar, workshop, dan bahkan

penjualan kamera, asesoriesnya, perlengkapan studio dan

Page 46: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

berbagai peluang bisnis lainnya, anda bisa memilih atau

menekuni salah satunya. Begitu beragamnya peluang bisnis

pendukungnya, bisa dilihat pada BURSAN FN. Seandainya

komunitas FN ini bisa digerakkan ke arah yang lebih strategis,

sebuah ENTITAS LSM, bisa jadi kita nanti akan bersatu padu

mengatur harga pasar yang wajar, dan bahkan bisa mendorong

harga pasar kamera dan perlengkapannya yang murah,

khususnya buat anggotanya, karena ENTITAS semacam ini

bisa melakukan kegiatan EKONOMI yang lebih efektif.

5. dsb...

Kemanapun arah tujuan yang anda cari, silahkan melanjutkan

pengembangan bisnis tersebut, namun harus memperhatikan

syarat syarat berikut:

Sedapat mungkin bisnis baru harus memiliki keterkaitan erat

dengan kemampuan dan sumber daya yang sudah ada,

atau paling tidak kita punya partner kerja sama yang

kompeten dalam mengembangkan bidang baru tersebut.

Meninggalkan bisnis yang lama dan mengembangkan bisnis

yang sama sekali baru, juga boleh sepanjang memang

sudah dipertimbangkan dengan baik. Petunjuk SUKSES,

tidak selalu terlihat JELAS, kita hanya bisa memperkirakan,

dan mempersiapkannya, sedangkan hasilnya baru terlihat

setelah PENGORBANAN terjadi.

Buat sebuah simulasi BUSINESS MODEL CANVAS untuk

memastikan bahwa bisnis baru tersebut, mampu anda

kerjakan dan secara finansial memberikan keuntungan

ekonomi buat bisnis anda, bukan malah jadi beban yang

menyedot kinerja bisnis yang sudah jalan.

Semua bisnis baru, mengalami proses GROWING PAINS,

dan tidak terkecuali apapun yang anda lakukan juga ada

momentum yang memaksa anda untuk bekerja ekstra

tenaga untuk mengatasi setiap masalah yang timbul. Oleh

karena itu, pastikan semua masalah tersebut sudah di

antisipasi dengan baik, melalui MANAJEMEN RISIKO yang

memadai.

Banyak orang yang ingin TUMBUH dengan ambisi yang luar

Page 47: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

biasa besar, tanpa dukungan TENAGA yang memadai, oleh

karena itu, memilih MITRA KERJA yang tepat adalah salah

satu langkah penting bagi suksesnya bisnis anda. Dengan

kata lain, tidak ada orang yang SUKSES dengan jalan

SENDIRI, tapi banyak orang SUKSES yang meraihnya

dengan bantuan ORANG LAIN.

Mohon kesabarannya ya, karena tingkat kesulitannya yang

relatif tinggi dan butuh banyak referensi supaya tulisan ini

banyak manfaatnya. Semoga....

salam,

heru m sidik

28 Agustus 2011 08:17:30 wib

- edit - upload foto

Penulis:

Heru Muara

Sidik

What NEXT?

reserved page 6 ..

halaman halaman ini saya cadangkan untuk, membahas topik topik

yang sudah saya buatkan outline tsb di atas, sekaligus untuk

mendokumentasikan masukan dan saran rekan rekan semua yang

tentu saja akan memperkaya tulisan ini.

Ini bukan artikel, ini adalah forum diskusi, yang mudah mudahan

nilainya akan lebih baik jika kita semua memberikan kontribusi.

sambil jalan secara bertahap, saya coba catat dulu beberapa

masukan dan harapan teman teman disini;

Irvan Airlangga

yup semoga nanti ada bahsan ttg 'pengembangan bisnis'

dgn detail bagaimana "memeliharaKaryawan" agar kita bisa

naik level menjadi Bisnis Owner. bukan hanya 'self

branding'; juga cara mengatasi 'konflik internal'.... ya seperti

klo partner yg ud jago keluar dr grup ato hubungan dgn Sub

Page 48: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

vendor..sperti percetakan, frame..dLL

Ali Usman

Tertarik membaca judulnya. Setelah membaca saya dengan

seksama, saya sedikit ingin nimbrung pendapat. Mengapa

pembahasan berikut contoh kasusnya lebih mengupas

tentang retail business (photography) atau lebih khusus ke

foto pernikahan/wedding saja. Bukan secara general.

bagian dibawah ini sudah saya masukan dalam poin

ilustrasi di atas

Padahal bidang fotografi itu sangat luas. Ada Corporate,

Commercial, Stock, Food, dll. Dan kalo boleh jujur, justru

bidang2x tersebut yang justru lebih banyak menghasilkan

fotografer yang sukses secara materi. Kan judulnya

mengambil kata "Kaya Raya". Apalagi rekan2x disini banyak

yang belum paham tentang bisnis fotografi yang melibatkan

pihak lain spt : ad agency, produser, stylist,tim produksi, tim

creative, dll. Mungkin yang punya pengalaman boleh

nyumbang sharing disini..

Pengendalian Internal Studio Foto buat suplemen tambahan

Menyusun Rugi Laba Studio Foto secara sederhana,

walaupun tidak sempurna tapi bisa buat praktek...

Menghitung Penyusutan Kamera buat para praktisi, bukan

teori akuntansi ...

Teori penetapan harga jasa fotografi sebagai salah satu

cara, dan bukan satu satunya lho...

Page 49: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Penulis:

Heru Muara

Sidik (10253)

F. Pengendalian internal buat studio foto

Dear photographers,

Sebelumnya saya permisi dulu dengan bapak-bapak moderator dan semua pengelola studio foto profesional, disini saya ingin sedikit sharing tentang "sistem pengendalian intern" untuk studio foto agar kinerja studio foto dapat terjaga dan terus berkembang. Terus terang pengalaman saya membuka studio foto memang masih seumur jagung, maklum saja karena studio foto yang saya dirikan adalah masih sebuah langkah kecil yang dirintis untuk masa depan saya pensiun nanti.

Untuk memulainya dalam bahasa sederhana, saya coba terangkan dulu tentang apa itu "sistem pengendalian intern" merupakan suatu sistem yang dirancang untuk menjaga aman harta perusahaan melalui perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan. Untuk penjelasan lebih rinci lagi silahkan lihat di wikipedia supaya lebih memahami teknisnya. Sebenarnya sistem itu sendiri sudah bapak dan ibu kenali dan lakukan sejak awal mendirikan usaha, bahkan dalam mengelola rumah tangga pun sudah ada yang namanya pengendalian intern. Namun demikian, sistem ini baru akan meningkat menjadi lebih rumit manakala kegiatan bapak dan ibu semakin meningkat pesat, sehingga tidak adalagi ruang dan waktu yang tersedia untuk turut mengendalikan jalannya perusahaan secara penuh. Sejak saat itu pula sistem mulai berkembang dan menjadi lebih kompleks dan rinci.

Sebagaimana diungkapkan dalam berbagai literatur, ternyata sistem pengendalian intern itu terdiri dari berbagai pernak-pernik dunia administrasi, akuntansi sampai masalah perijinan dan peraturan adalah produk dari pengendalian intern itu. Khusus untuk studio foto, saya coba menjelaskan komponen-komponen yang terkait seperti :

1. Komputer billing kasir (untuk mencatat penerimaan uang) 2. kasir utama (petugas yang dipercaya dan diharapkan dapat

mencatat semua pemasukan) 3. kasir-studio (petugas yang mengoperasikan sistem billing) 4. absensi (peraturan untuk menjamin kehadiran dan jam buka/tutup

gerai studio foto) 5. laporan harian (ikhtisar yang dihasilkan dari billing studio foto) 6. laporan bulanan (laporan keuangan yang disusun dengan

akuntansi sederhana) 7. buku kas/buku bank (buku yang mencatat semua penerimaan dan

pengeluaran biaya) 8. daftar aset (buku yang berisi daftar komputer dan peralatannya

sampai pada meja kursi, ac dan kelengkapan studio)

Page 50: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

9. rekening bank (untuk menampung pendapatan supaya uang tidak menumpuk di laci kasir)

10. peraturan kepegawaian (ketentuan sederhana yang terkait dengan sistem penggajian)

11. kebijakan operasional (termasuk kebijakan terkait dg target pasar, cara marketing, pemilihan paket produk, dsB )

12. terakhir adalah kontrol rutin (tugas dari pemilik studio foto untuk melakukan kunjungan atau pengawasan berkala, termasuk menugaskan mistery shoper ataupun sidak) penulisan diatas tidak saya urutkan secara sistematis, agar dapat ditambahkan lagi jika ada kekurangan tanpa harus takut salah mengenai urutan ataupun maksud dari uraian yang tertulis dalam tanda kurung.

Untuk memudahkan saya membagi kelompok pengendalian intern khusus studio foto dalam 3 kelompok fungsi yakni sbb;

1. Fungsi Keuangan

Fungsi keuangan meliputi kasir, sistem billing sampai penyetoran kebank dan pembayaran biaya operasional termasuk gaji. Didalam fungsi keuangan, saya hanya menunjuk satu orang yang dapat dipercaya (tentu saja dan kalo bisa diurus sendiri oleh pemilik -- jika ada waktu) khususnya jika skala struktur organisasi studio foto memang sangat sederhana (maklum untuk studio foto kecil dengan 5-10PC tentu sangat terbatas jumlah orangnya.

Pertama Bedakan antara kasir yang memegang keuangan dengan kasir yang mencatat langsung dari sistem billing (ini saya sebut kasir-operator) karena kasir adalah orang yang dipercaya, sehingga dia bisa merangkap sebagai kasir-operator tapi kasir-operator tidak bisa merangkap kasir. Sampai disini, jangan sampai bingung ya, karena fungsi kasir yang saya bicarakan adalah kasir untuk pemegang buku kas besar, dan kasir-operator adalah pemegang kas kecil.

kedua Kasir harus menyetorkan uang pendapatan ke rekening bank yang ditunjuk, agar dicatat oleh bank setiap hari atau paling sedikit seminggu 2 kali, yakni pada hari jum'at pagi (untuk pendapatan dari senin sampai dengan kamis -- 4 hari) dan pada hari senin pagi (untuk pendapatan dari jumat, sabtu dan minggu) -- jika hari senin dan jumat jatuh pada hari libur, maka penyetoran harus dilakukan pada hari kerja berikutnya. Jika

Page 51: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

kasir menyetorkan secara tunai, langsung kepada pemilik, maka sebaiknya pemilik mempunyai buku penerimaan kas tersendiri yang mencatat penerimaan tersebut secara rutin.

Tujuan dari cara ini, adalah untuk menghindari penumpukan uang di laci kasir (karena itu cara terbaik adalah harus dilakukan setiap hari) sehingga untuk selanjutnya jumlah penerimaan tunai ini akan dibandingkan dengan catatan pendapatan menurut sistem billing. Pencocokan dilakukan secara berkala, paling sedikit seminggu sekali yakni pada hari jumat (atau pilih saja hari yang paling senggang, agar tidak mengganggu jalannya operasi)

ketiga Akses terhadap sistem billing harus dibatasi agar kasir-studio tidak dapat melihat jumlah total pendapatan pada hari itu, dalam hal ini, kasir-studio hanya diberikan tugas untuk mencatat setiap transaksi kedalam sistem billing, dan setiap transaksi dikeluarkan struk belanja. Tugas kasir-operator hanyalah mencatat fisik kas yang diterimanya, dan melaporkannya secara harian dalam formulir standar yang sudah dibuat, tanpa pernah tahu berapa jumlah diangka penerimaan di billing sistem.

Maksud dari cara ini, adalah agar kasir tidak cuma mencocokkan penerimaan uang dengan billing sistem, dan "kelebihan uang" akibat lupa pendapatan lupa dicatat langsung diklaim sebagai pendapatan pribadi. Untuk itu secara periodik, pemilik studio foto dapat menghitung total jumlah laporan harian kas, dan membandingkannya dengan total pendapatan pada periode yang sama yang dicatat dalam billing system. Apabila ada perbedaan maka setiap "selisih lebih" adalah pendapatan lain2 atau kasir yang sering lupa mencatat pendapatan, jika ada "selisih kurang" maka terdapat tamu yang tidak membayar, atau ada pengeluaran yang tidak dicatat dalam laporan harian. Jika selisihnya terlalu kecil, tentu saja kita terima sebagai selisih uang kecil, karena sistem billing menghitung dalam satuan rupiah, sementara mata uang yang tersedia paling kecil adalah Rp50,-

keempat Pengeluaran operasional hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari pemilik, kecuali untuk pengeluaran rutin yang sudah diketahui oleh pemilik secara pasti. Setiap pengeluaran yang dapat dilakukan oleh kasir adalah pengeluaran seperti;

Page 52: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

a) pembayaran utilities -- listrik, telepon, internet, dan atk yang nilainya kecil.

b) pembayaran gaji karyawan -- kalau jumlahnya besar harus disiapkan sendiri oleh pemilik.

c) pembayaran maintenance peralatan, kerusakan, perbaikan dsb yang nilainya kecil (maksimal sekitar Rp500ribu).

d) pengeluaran lain terkait dengan kegiatan operasional seperti iuran kebersihan, keamanan, sumbangan hari besar dsb.

Semua jenis pengeluaran harus dicatat dalam buku kas secara jelas, dimana dalam catatan tersebut setidaknya dibuat kolom-kolom untuk mengelompokkan pengeluaran tersebut dengan detil sbb; (a) tanggal (b ) keterangan (c) jenis pengeluaran (d) jumlah rupiah -- (pengelompokan ini sifatnya sederhana dan dapat diperluas atau ditambah lagi dengan informasi lain sesuai kebutuhan masing-masing, misalnya “referensi nomor bukti”; “nama operator/orang yang belanja”; atau “informasi lain” yang mungkin diperlukan.

Pencatatan ini, harus didukung oleh bukti-bukti pengeluaran, sehingga jangan lupa untuk menugaskan pegawai menyusun dan menempelkan bukti-bukti pengeluaran dalam satu lembar kerta A4 yang sudah bekas, berdasarkan tanggal transaksi. (biasanya satu halaman A4 cukup untuk mencatat seluruh transaksi tersebut). Jika bukti tidak ada, tapi pemilik yakin bahwa pengeluaran tersebut memang terjadi, maka bisa ditulis langsung pada lembar A4 tersebut mengenai rincian biaya yang dikeluarkan. Hal ini biasanya terjadi pada pembayaran secara elektronik, seperti telpon, dan listrik.

Kelima Pengeluaran investasi, seperti pembelian komputer baru, renovasi, pembelian ac, pembelian perabotan dan peralatan lain yang masa pakainya lebih dari satu tahun, dan atau memperpanjang umur aktiva. Kurang lebihnya semua pengeluaran ini adalah investasi yang harus dikembalikan kepada pemilik studio foto. Oleh karena itu harus dicatat dengan baik, dan diperhitungkan umur penyusutannya. Cara menghitungnya adalah dengan

(a) “memperkirakan masa pakai efektif“ (bisa umur ekonomis bisa umur teknis, tergantung kebutuhan, karena biasanya usaha studio foto yang sewa selama 5 tahun, tentu saja memperhitungkan umur asetnya selama 5 tahun juga, atau

Page 53: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

mengikuti ketentuan standar akuntansi yang berlaku atau ketentuan penyusutan menurut pajak)

(b) “memperkirakan nilai sisa“ (ini Cuma estimasi harga jual seandainya investasi itu dijual pada akhir masa pakai efektif-nya)

(c) “nilai perolehan“ dari investasi bapak-ibu. Selanjutnya dilakukan perhitungan sbb;

(d) biaya penyusutan = [(c)-(b )]/(a)

Jadi biaya penyusutan adalah semacam upaya pengembalian modal yang sudah ditanamkan saat pendirian studio foto bapak-ibu sekalian, dan umurnya dibatasi pada seberapa lama studio foto bapak ibu dapat dipertahankan operasinya. Kalo menurut prinsip akuntansinya sih “going concern” artinya sepanjang masa tidak boleh direncanakan untuk ditutup, tapi dalam prakteknya, paling panjang umur studio foto yang tempatnya sewa, ya selama masa sewa itu masih ada, dan setelah ada kenaikan maka tidak layak lagi untuk diteruskan, kecuali skala ekonomisnya memungkinkan.

Biaya penyusutan ini adalah biaya yang tidak memerlukan pembayaran kas, jadi sifatnya administratif sehingga disebut “non-cash expenditure”, tapi uangnya bisa bapak ibu tabung untuk melakukan peremajaan studio foto, atau persiapan buka studio foto ditempat lain.

Keenam Sewa ruko, merupakan pengeluaran dimuka yang terkait dengan operasi studio foto. Pengeluaran semacam ini memang makin hari makin tinggi, dan tidak terjangkau, sehingga cenderung biaya sewa ruko dibayarkan untuk periode 5 tahun, atau paling sedikit dalam periode dimana tercapai satu titik break-even (titik impas – tidak rugi tidak untung).

Biaya sewa, mirip dengan biaya penyusutan, tapi tidak punya nilai sisa, yang ada juga security deposit (dan deposit ini biasanya dikembalikan setelah penyewa menyerahkan kunci properti kepada pemiliknya). Perhitungan biaya sewa dilakukan dengan cara sebagai berikut;

(a) masa sewa dalam hitungan bulan

(b) besarnya uang sewa

(c) amortisasi = (B )/(a)

Page 54: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Jadi disini, amortisasi adalah pembebanan biaya dibayar dimuka yang harus dikumpulkan atau dikembalikan kepada pemilik studio foto, guna menyiapkan tabungan untuk memperpanjang sewa atau mencari tempat sewa baru. Ini juga termasuk “non-cash expenditure”.

2. Fungsi Administratif/akuntansi

Nah sekarang kita lanjutkan untuk fungsi administrasi atau akuntansi, sehingga apa yang sudah dijelaskan pada fungsi keuangan dapat dicatat dalam satu sistem administrasi yang tertib dan bisa memberikan gambaran kinerja studio foto bapak ibu sekalian.

Untuk itu saya akan coba memberikan gambaran tentang formula akuntansi neraca, dimana

(x) = aset ;

(y) = hutang ;

(z) = modal

maka (x) = (y)+(z),

jadi jika (y) = 0 (berarti semua investasi pake modal sendiri) maka (x)=(z), nah jika (z) =0 (ini namanya bikin studio foto dengan modal dengkul alias ngutang semuanya he…he..he..) maka (x)=(y)

Sampai disitu masih ada lagi kelanjutannya yakni, yakni formula akuntansi rugi/laba, dimana strukturnya dapat saya rinci sbb;

(e) Pendapatan (ini adalah pendapatan dari foto studio, proyek foto, desain dan cetak album, dsb.)

(f) Harga pokok (ini adalah biaya langsung yang terkait dengan foto studio, proyek foto, desain dan cetak album,dsb).

(g) Biaya administrasi (yang meliputi : Gaji Pegawai, Biaya listrik, telepon, PAM, ATK, iuran sampah, keamanan, dan biaya lain yang tidak secara langsung menunjang operasi studio foto)

(h) Biaya amortisasi dan penyusutan (ini biaya amortisasi sewa tempat, dan biaya penyusutan perabotan, AC, komputer, dan renovasi)

(i) Pendapatan Kotor = (a)-(B ) (j) Pendapatan sebelum amortisasi dan penyusutan = (e)-(c) (k) Pendapatan bersih sebelum pajak = (f)-(d)

Page 55: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

(untuk pajak saya tidak jelaskan lebih lanjut, karena nanti bikin pusing... he..he..he..)

Selanjutnya (g) tadi jika ditambahkan dengan (z) modal, maka akan menambah aset studio foto bapak ibu sekalian, sehingga total formula neraca yang tadi (x)=(y)+(z)+(g)

Demikian sedikit tentang teori akuntansinya sebelum saya lanjutkan pada tahapan berikutnya, dimana fungsi keuangan dari urutan kesatu, kedua dan ketigaharus dicatat dan dilaporkan secara harian untuk selanjutnya dibukukan sebagai (A)PENDAPATAN, dan fungsi keuangan keempat dicatat sebagai (B ) HARGA POKOK dan (C)BIAYA ADMINISTRASI, terakhir fungsi keuangan yang kelima dan keenam akan dicatat sebagai (D) BIAYA AMORTISASI DAN PENYUSUTAN.

Atau saya ulang dengan ringkas jadi sbb;

(a), (B ), (c) = pendapatan

(d) = harga pokok dan biaya administrasi

(e), (f) = biaya amortisasi dan penyusutan

Dengan cara pencatatan seperti ini, kunci utamanya terletak pada buku kas dan buku bank yang bapak ibu miliki, karena dari situ, semua transaksi bisa dicocokkan dan direkonstruksi secara sistematis menjadi laporan keuangan dan rugi laba. Sementara itu, kinerja keuangan akan terlihat apakah usaha bapak ibu sudah cukup menguntungkan, atau hanya ada keuntungan tunai, karena tidak lagi “nombok” dan sudah bisa operasional secara mandiri, namun tingkat pengembalian investasinya masih rendah, sehingga saat tiba waktunya bayar sewa atau peremajaan komputer, kantong kita kebobolan lagi ….

3. Fungsi Pengawasan

Sekarang tiba saat melakukan pengawasan. Disini saya coba untuk menjelaskan teknik pengawasan dengan cara melihat dulu skenario kecurangan yang mungkin terjadi dalam pengelolaan studio foto, sehingga bapak ibu dapat langsung mempraktekkan sistem pengendalian intern seperti apa yang tepat.

Pendapatan tidak disetorkan

untuk masalah ini, hanya perlu dilakukan rekonsiliasi antara catatan pendapatan menurut billing dengan catatan penerimaan kas/bank, dan setiap terdapat selisih harus cocok dengan

Page 56: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

catatan biaya yang sudah dikeluarkan. Teknik ini, hampir pasti biasa dilakukan oleh semua pemilik studio foto dan terlalu mudah diketahui oleh pegawai studio foto, sehingga kalaupun terjadi, biasanya akibat jarangnya pemilik studio foto melakukan pengawasan. Untuk itu disarankan untuk melakukan rekonsiliasi semacam ini, setidaknya sebulan sekali, atau lebih baik lagi jika dilakukan setiap minggu.

Order di kerjakan sendiri oleh pegawai

Kecurangan semacam ini paling sering terjadi, karena antara GAJI dan harga PROYEK foto ternyata berbeda banyak. Solusinya tidak mudah, namun bisa disiasati dengan melihat absensi karyawan yang jarang masuk, atau setiap „hari-hari keramat“ dimana banyak order foto justru dia tidak bisa hadir. Ciri lainnya, adalah karyawan jadi tidak semangat ketika mendapat tugas memotret, belum lagi ybs. Sering membawa alat produksi keluar studio tanpa ijin.

Solusi:

o Setiap pemakaian peralatan fotografi harus mengisi formulir peminjaman, dan setiap hari kamera dan lensa harus di simpan di studio.

o Ada kemungkinan karyawan punya kamera dan perlengkapan sendiri, untuk hal ini bisa disiasati dengan penandatanganan „code of conduct“ yang mengatur standar perilaku karyawan agar setiap karyawan, baik fotografer, kasir maupun staf lainnya, tunduk dan taat untuk menjaga seluruh kepentingan perusahaan, dan menjaga integritasnya agar tidak melakukan usaha atau kegiatan komersial lainnya yang bersifat „menyaingi“ usaha utama perusahaan. Bila kontrak semacam ini di langgar, hukumannya jelas bahwa perusahaan dirugikan, jadi lakukan beberapa langkah sbb;

Peringatan tertulis pertama Peringatan tertulis dan denda (nilainya terserah) Pemecatan

Biaya produksi meningkat

Praktek ini, seringkali terjadi dan sangat sulit dikontrol, sehingga pegawai yang nakal sangat betah untuk bekerja pada jam-jam ramai. Ini sama dengan buka toko didalam studio foto kita,

Page 57: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

sehingga biaya-biaya operasional dibebankan kepada studio foto, sementara pendapatan di kantongin oleh pegawai nakal tersebut.

Solusi :

o Mengatasi praktek kecurangan seperti ini adalah dengan mengirimkan “mistery shopper” yang tugasnya sama seperti pelanggan biasa, tapi akan melaporkan semua kelakuan pegawai nakal. Cara lain untuk menanggulanginya adalah dengan menggunakan teknologi yang lebih mahal, mulai dari kamera pengintai, dan memasang GPS pada kendaraan operasional.

o Jika berbagai cara tidak juga berhasil, maka lakukan pengawasan khusus dengan menggantikan fungsi pegawai tersebut untuk kurun waktu tertentu misalnya satu minggu dengan pegawai lain yang dipercaya, sehingga ditemukan perbedaannya.

pelanggan studio foto tidak membayar

Biasanya karena pelanggan tersebut adalah kerabat atau kenalan dekat dari pegawai, maka mereka seperti mendapat keistimewaan dengan tidak membayar melalui kasir.

Solusi: Sistem billing kasir-studio tidak bisa melihat total jumlah penjualan di akhir hari, maka jumlah tunai yang dilaporkan bisa saja lebih kecil dari jumlah pendapatan menurut billing sistem. Jika hal ini terjadi, maka biasanya pegawai akan mengatakan bahwa ada pelanggan yang lari tidak membayar. Untuk studio foto yang berada dilingkungan perumahan, hal seperti ini terkadang terjadi, dengan alasan ada pelanggan yang berhutang. Hal-hal semacam ini hanya bisa ditetapkan dengan kebijakan, bahwa selisih kas tersebut harus dibayar oleh pegawai yang bersangkutan dan dipotong pada gaji bulan depan.

pemakaian listrik/telepon meningkat

pemakaian listrik dan telepon yang meningkat harusnya merupakan pertanda baik jika diikuti dengan peningkatan pendapatan, namun jika tidak diikutin dengan peningkatan pendapatan, maka ada indikasi kecurangan, misalnya studio foto digunakan saat sedang tutup, atau telepon digunakan untuk kepentingan pribadi secara berlebihan. Solusinya adalah buat

Page 58: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

peraturannya, dan lakukan kunjungan rutin atau dengan mistery shopper, sehingga pegawai tidak bisa lagi sembarangan melakukan kecurangan yang merugikan pemilik.

Terakhir, saya harus mengatakan bahwa internal kontrol studio foto ini tidak mudah untuk diterapkan, karena pemahaman karyawan pelaksana dan perbedaan kebutuhan atau varian jenis usaha yang digeluti dalam bisnis studio foto. Sedangkan untuk bapak ibu yang merupakan karyawan studio foto, internal control ini, bisa menunjukkan kinerja karyawan dengan jelas, sehingga jika studio foto yang dikelola mengalami kemajuan, sudah tentu karyawan juga berhak untuk menikmati sukses ini dengan mendapatkan fasilitas atau kenaikan gaji. Catatan:Topik ini akan lebih baik jika dicetak dan dibaca sambil minum teh manis, sore hari, saat sedang santai, karena jika dibaca sambil bekerja, dapat menimbulkan efek mual pening, letih dan lesu… he..he..h.e… Selamat berkarya ….. Salam, Heru Muara Sidik

31 Agustus 2011 13:04:14wib

Telah dilihat : 355 kali

Kategori : Bisnis Fotografi

Keterangan : Topik ini bisa dikomentari oleh Member atau yang

levelnya lebih tinggi.

Page 59: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Penulis:

Heru Muara

Sidik (10253)

G. Menyusun rugi laba studio foto

Sudah beberapa orang bertanya mengenai cara menyusun laporan keuangan studio foto. Apakah anda juga punya pertanyaan sama? Kalo memang begitu, mari kita lanjutkan dengan pertanyaan lain, apakah anda juga sudah tahu artinya Laporan Keuangan?

Baiknya sebelum saya memulai, perlu di pastikan bahwa kita punya pengertian yang sama tentang laporan keuangan. Maklum jaman sekarang definisi Laporan Keuangan bisa cari di google, atau kalo males ngetiknya, ya tinggal KLIK AJA DISINI.

Jadi jelas kalo laporan keuangan dasar adalah Neraca dan Laba Rugi , tapi kalo akuntan akan bilang bahwa ada satu lagi yang namanya Cash Flow Statement, atau laporan arus kas. Jadi setelah jelas apa itu laporan keuangan, disini saya akan coba jelaskan tentang cara penyusunan sebagian dari laporan keuangan, yakni Laporan Laba Rugi. Langkah-langkah penyusunan laporan laba rugi ini saya coba sajikan secara sederhana dengan bahasa non akuntan, jadi mohon maaf kalo ada istilah yang kurang berkenan, mudah-mudahan bisa diluruskan jika perlu.

Langkah penyusunan laporan laba rugi ;

Buat kelompok akun laba rugi (akun riil) yang terdiri dari ;

o Pendapatan Ini merupakan akun untuk menampung semua jenis pendapatan yang diterima dari pelanggan, mulai dari hasil penjualan jasa fotografi prewed, foto wedding, foto studio, cetak album dan sebagainya. Untuk detilnya sendiri terserah masing-masing orang, yang penting pengelompokkan tersebut dapat di perbandingkan dengan biaya langsung yang terkait. Dengan cara ini, maka setiap aktivitas produksi dapat di lihat secara individual kontribusinya terhadap keuntungan yang di hasilkan.

o Biaya Operasional Langsung Rincian biaya di sini harus memperhatikan kelompok rincian pendapatan, artinya jika di kelompok pendapatan ada 3 jenis, maka disini juga dibuat 3 jenis, sehingga bisa di cari keterkaitan antara pendapatan dan biayanya. Tujuan dari pengelompokan ini adalah untuk mengukur besarnya kontribusi masing-masing jenis pendapatan terhadap keuntungan yang diperoleh. Untuk jasa fotografi

Page 60: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

yang bersifat “proyek” coba buatkan tabulasi terpisah, untuk mencatat setiap pendapatan dan biayanya, sehingga laba rugi operasional per proyek bisa dihitung lebih akurat, sebelum dimasukan dalam laporan rugilaga keseluruhan.

o Biaya Umum dan Administrasi Masuk dalam kelompok biaya umum dan adminstrasi adalah semua jenis biaya tidak langsung, yang menjadi pengeluaran rutin baik secara harian, mingguan atau bulanan sepanjang biaya tersebut memang bersifat umum, karena memberikan kontribusi tidak lansung kepada aktivitas produksi. Untuk biaya pemasaran dan promosi, sebenarnya ada dua pendapat, ada yang mengelompokkan dalam jenis biaya terpisah, ada yang mengelompokkan kedalam biaya Umum dan Administrasi. Namun untuk contoh ini, saya kelompokan dalam biaya Umum dan Administrasi, biar mudah, karena memang jenis biaya ini masuk kategori tidak langsung.

o Biaya Penyusutan dan Amortisasi Untuk biaya jenis ini, dimaksudkan agar pembebanan biaya bisa didistribusikan ke periode lain dimana manfaat atas pengeluaran atau pembelian aktiva tersebut masih dinikmati. Contohnya ; saat kita beli kamera, tentu saja dipake selama periode dimana umur aktiva tersebut secara ekonomis masih wajar. Misalnya 4 tahun, maka setiap bulan dapat dihitung dengan formula sebagai berikut: P = (Bi - S)/U P = Biaya Penyusutan per bulan Bi = Harga Beli Komputer S = Nilai Sisa U = umur manfaat (4 tahun x 12 bulan = 48bulan) Dimana nilai sisa merupakah perkiraan hasil penjualan perangkat computer tersebut saat umur ekonomisnya berakhir. Sedangkan contoh amortisasi adalah Biaya sewa tempat yang dibayar untuk 4 tahun kedepan, atau 2 tahun kedepan, atau bahkan 6 bulan ke depan. Nah bagaimanapun lamanya masa sewa, kita akan sesuaikan besaranya dengan rumus sbb; As = Wa / M

Page 61: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

As = Biaya Amortisasi Sewa/bln Wa = Biaya Sewa yang dibayarkan sekaligus dimuka M = Masa sewa dalam satuan bulan, misalnya 2 tahun maka M = 24 Sedangkan untuk biaya yang sifatnya memberikan manfaat jangka panjang, atau lebih dari satu periode operasi normal (paling sedikit satu tahun/12 bulan) maka bisa di kapitalisasikan dengan mendistribusikan bebanya kedalam periode dimana manfaatnya diharapkan masih bisa dinikmati. Contohnya adalah saat kita merenovasi studio saat akan di dirikan, yang bisa dihitung mulai dari biaya renovasi studio, instalasi listrik, instalasi AC dsb. Nah biaya-biaya ini masuk dalam kategori, biaya yang boleh di amortisasi karena di tujukan untuk kepentingan jangka panjang, yakni selama masa sewa, atau sampai masa dimana diperlukan lagi biaya renovasi yang relative besar. Contoh perhitungannya sebagai berikut; Ab = R/Um Ab = Amortisasi Biaya Renovasi/bln R = Biaya Renovasi yang dikeluarkan Um = Umur manfaat yg diharapkan

o Selanjutnya masing-masing akun tadi di pecah lagi sesuai dengan rincian jenis masing masing sumber atau asalnya transaksi, misalnya sebagai berikut; a. Pendapatan

i. Pendapatan Studio ii. Pendapatan Proyek foto iii. Pendapatan Desain dan cetak album

b. Biaya Operasional Langsung

i. Biaya Sewa Studio ii. Biaya Pengerjaan Proyek foto iii. Biaya Desain dan cetak album

c. Biaya Umum dan Administrasi

i. Biaya Gaji Pegawai ii. Biaya Kebersihan dan Keamanan lingkungan iii. Biaya Pemeliharaan dan perbaikan iv. Biaya lain-lain

Page 62: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

d. Biaya Penyusutan i. Biaya Penyusutan Peralatan Fotografi ii. Biaya Amortisasi Sewa Tempat iii. Biaya Amortisasi ongkos renovasi

Pengelompokan tersebut tentu saja punya maksud dan agar setiap aktivitas produksi dapat di ukur kontribusinya terhadap keuntungan yang dihasilkan, sehingga masing-masing rinciannya perlu di sepakati di sini. Namun demikian mengingat masing-masing studio punya keterbatasan serta kondisi alamiah yang berbeda-beda, jadi bila perlu boleh saja rincian akunnya di rubah dan disesuaikan dengan kebutuhan, sepanjang pengelompokannya masih sesuai. Mudah bukan?

Langkah berikutnya adalah membuat buku kas , yakni buku yang digunakan untuk mencatat semua penerimaan dan pengeluaran harian. Ini adalah catatan sederhana yang nanti akan saya modifikasi supaya bisa jadi laporan laba rugi. Untuk memulainya, silahkan beli ukuran folio, dan buat kolom-kolom sesuai kebutuhan, nah disini saya sarankan untuk membuat kolom-kolom utama sebagai berikut; a. Nomor Urut transaksi b. Tanggal transaksi c. Keterangan jenis transaksi d. Nomor Akun (untuk kepentingan pencatatan akuntansi) e. Jumlah Rupiah transaksi f. Saldo Kolom-kolom tersebut nanti saya berikan contohnya dalam bentuk excel dan bisa di download pada link KLIK DISINI

Langkah terakhir adalah menyusun laporan laba rugi berdasarkan buku kas yang sudah dibuat, dimana setiap transaksi yang sudah diberi nomor akun, di kelompokkan sesuai dengan kelompok yang tepat, dan selanjutnya … whoala… jadilah laporan laba rugi, dimana masing-masing aktivitas produksi bisa di tampilkan kinerjanya, serta berapa besar uang kas yang masuk, dan keuntungan bersih yang diterima oleh pengusaha studio. Sampai disini masih bingung? Jangan kuatir, karena saya akan terus berusaha menjelaskan kepada anda…. Saat pengelompokan, perhatikan bahwa susunan laba rugi di buat secara rinci dengan detil sbb;

Page 63: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

a. Pendapatan Rp. (A) i. Pendapatan Studio Rp. XXXXXXX ii. Pendapatan Proyek foto Rp. XXXXXXX iii. Pdptn DesainCtk album Rp. XXXXXXX

b. Biaya Operasional Langsung Rp. (B )

i. Biaya Sewa Studio Rp. XXXXXXX ii. Biaya Pengrjaan Pryk Rp. XXXXXXX iii. Biaya DesnCtkAlbum Rp. XXXXXXX

Margin Kontribusi Rp. (C)=(A)-(B) c. Biaya Umum & Administrasi Rp. (D)

i. Biaya Gaji Pegawai Rp. XXXXXXX ii. Bi Kebrshn & Kmn Rp. XXXXXXX iii. Biaya Pmlhrn & pbaik Rp. XXXXXXX iv. Biaya lain-lain Rp. XXXXXXX

Pendapatan kas Rp.(E) = (C)–(D) d. Biaya Penyusutan Rp. (F)

i. Biaya Penyusutan Komputer Rp. XXXXXXX ii. Bi Amrtis Sewa Tmp Rp. XXXXXXX iii. Bi Amrtis renovasi Rp. XXXXXXX

Laba / (rugi) hasil usaha Rp.(G)= (E) – (F)

Dengan format di atas, jelas bahwa posisi Pendapatan Kas harus benar-benar dijaga. Artinya jika Pendapatan Kas hasilnya NEGATIF, maka bisa dipastikan anda sebagai pemilik akan nombok biaya operasional, dan sebaliknya jika POSITIF anda belum tentu memperoleh laba, namun anda masih punya kemampuan daya hidup (survival) untuk bisa melanjutkan usaha sampai mendapat keuntungan layak. Jika Pendapatan Kas punya nilai POSITIF lebih besar dari Biaya Penyusutan, maka bisa dipastikan anda mendapatkan keuntungan, namun jika nilai POSITIFnya lebih kecil dari Biaya Penyusutan, maka bisa dipastikan kemampuan anda mengembalikan modal, sangat lemah tapi tetap survive untuk jangka waktu yang lebih panjang. Nah… sekarang jelaas kan… bahwa ternyata menyusun Laporan Laba Rugi Warnet itu mudah ya. Bagian yang paling sulit adalah membayar

Page 64: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

pajak dan menyusun neraca… masih minat untuk belajar lebih lanjut?

Saat ini, lebih baik kita istirahatkan dulu otak kita supaya bisa lebih tenang dan menyerap materi penjelasan di atas, dan jika perlu ….

Segera ulangi membaca artikel ini, paling sedikit 1 kali sehari… tergantung kondisi pengetahuan yang di miliki. Jika kebingungan masih berlanjut, hubungi akuntan terdekat…. Untuk konsultasi dan mendapat bimbingan yang lebih baik.

Contoh Buku Kas

salam heru m sidik

31 Agustus 2011 12:02:52wib Telah dilihat : 348 kali Kategori : Bisnis Fotografi Keterangan : Topik ini bisa dikomentari oleh Member atau yang levelnya lebih tinggi.

Page 65: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Penulis:

Heru Muara

Sidik (10253)

H. Menghitung Penyusutan Kamera - penting buat bisnis

Tulisan ini saya buat untuk melengkap tulisan lain yang saya buat disini. Banyak fotografer yang tidak pernah memperhitungkan biaya penyusutan alat, karena harga kamera yang relatif makin murah, dan harga jual kembali yang juga relatif tinggi, sehingga boleh dibilang nilai penyusutannya cukup rendah, padahal dalam bisnis, kita harusnya berpikir konservatif, artinya kita harus memperhitungkan biaya setinggi mungkin untuk mengantisipasi kerugian di masa depan.

Pada prinsipnya semua perhitungan penyusutan menurut akuntansi, mengandung yang namanya "ESTIMASI", atau supaya jelas saya rinci, beberapa hal berikut yang memerlukan estimasi, yakni;

Umur teknis kamera/aset - biasanya diukur berdasar jumlah shuttercount

Umur ekonomis kamera/aset - tergantung persepsi dan juga teknologi

Umur teknologi kamera/aset - pada jaman sekarang makin pendek

Nilai sisa/harga bekas kontinuitas suatu usaha - kadang terbatas oleh masa kontrak tempat usaha tsb.

Inflasi - ini jarang dipertimbangkan, tapi kalo mau dihitung boleh aja, dengan menganggapnya sebagai faktor index kemahalan [i].

Kenapa saya sebutkan sebagai sebuah estimasi? karena berapapun angka yang ditulis, masih bisa diperdebatkan akurasinya. Oleh karena itu, biasanya segala sesuatu yang disebut sebagai estimasi, ditetapkan dalam "kebijakan akuntansi". Estimasi bersifat subjektif, dan sangat tergantung dari karakter agan dalam melihat masa depan, dimana proyeksi setiap orang terhadap masa depannya tidak lah sama. Buat fotografer, pengetahuan ini penting karena akan berlanjut pada keputusan bisnisnya dalam menetapkan harga, menetapkan kebijakan ekspansi, dan menetapkan langkah-langkah bisnis lainnya. Sedikit saya tambahkan, bahwa umur teknis, ekonomis ataupun teknologi hanya sebuah cara pandang subjektif atas "persepsi" pelaku bisnis dalam menghitung "biaya penyusutan". Mana yang akan dipilih? - jika agan seorang yang konservatif, agan akan memilih umur yang PALING PENDEK, tapi jika agan seorang yang progresif, tentu akan memilih yang PALING LAMA, karena dampaknya akan berbeda. Berikut dampak dari pemilihan umur aset tersebut;

Page 66: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Contoh ; Umur teknis = 150.000 shuttercount, kalo perminggu memotret sebanyak 500 klik, umur teknis akan tercapai dalam 300minggu atau 5,7tahun. Umur ekonomis = faktanya shutter release bisa tetap bekerja melebihi 150.000 shuttercount, atau paling tidak mencapai 200.000 klik, maka dengan asumsi setiap minggu memotret sebanyak 500klik, maka umur ekonomis akan tercapai dalam 400minggu atau 7,7tahun - ini lebih lama lagi. Umur teknologi = setiap 2tahun sekali, rata-rata keluar produk baru yang lebih unggul secara teknologi, lebih murah dan lebih berkualitas. Apakah agan akan ganti kamera setiap 2 tahun? Kalo jawabannya iya, berarti umur teknologi kamera agan, ya cuma 2 tahun. Nilai sisa/harga bekas - Untuk menghitung penyusutan, memang perlu menghitung nilai sisa, tapi jangan salah. Perkiraan nilai sisa biasanya jauh lebih kecil dari harga belinya, atau rata-rata sekitar 20% dari harga barunya. Padahal dipasaran sekarang, kamera D70 kit yang dulunya dijual dengan harga 12juta, harga bekasnya sekarang sekitar 3juta (25%). Begitu juga lensa, yang dulunya harga Sigma 50-500 = Rp9juta, bekasnya sekarang bisa dijual dengan harga Rp9juta juga, atau sama dengan tidak ada penurunan, maklum harga barunya sekarang mencapai Rp15juta. kontinuitas suatu usaha - akuntansi mengasumsikan bahwa semua bisnis akan hidup berkelanjutan sepanjang masa, namun dalam prakteknya, tidak semua usaha bisa bertahan lama. Ada yang hanya mampu bertahan selama masa sewa masih berjalan, setelah itu tidak sanggup lagi bayar sewa. Ada juga yang sewa belum berakhir, tapi sudah kesulitan uang tunai, akibatnya bangkrut sebelum kontrak berakhir. Disini, fotografer mesti punya VISI jangka panjang, apakah akan terus atau hanya sekedar uji nyali, guna mengasah bakat wirausaha? Batas umur bisnis bisa lebih pendek atau lebih lama daripada masa kontrak, oleh karena itu saya sarankan untuk mempertimbangkan masa kontrak sebagai umur penyusutan. Inflasi, karena penyusutan aset tidak pernah mempertimbangkan inflasi, maka saya akan masukan sebagai perbandingan atau contoh saja, supaya nanti terlihat perbedaannya, apakah ini layak untuk diperhitungkan atau tidak, saya kira itu semua tergantung subyektivitas masing-masing aja ya. Pada contoh ini, ane pake 0.25% per bulan biar simpel, walaupun pada kenyataaanya sangat bervariasi dan bahkan bisa aja malah deflasi.

Page 67: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Nah dari contoh-contoh tersebut diatas, sekarang kita perkirakan biaya penyusutannya, dimana nilai penyusutan terbesar adalah ketika kita memilih umur terpendek, dengan nilai sisa yang paling rendah. Lebih jelasnya bisa ane kasih ilustrasi berikut ini; (A) Harga Kamera = 10juta (B ) Nilai sisa = pilih 20%, 25%, atau 0% dari harga beli kamera (C) Umur kamera = pilih 12 bulan, 24 bulan, 5,7tahun, atau 7,7tahun (D) Faktor inflasi = saya masukan karena cukup masuk akal buat di perhitungkan, jadi saya anggap aja sebagai faktor [i] atau indeks kemahalan. Dalam contoh ini, anggap aja 0.25%perbulan. Jadi inflasi = [i] x (C) dimana : (C) = periode penyusutan/umur kamera [i] = 0.25% Inflasi sendiri akan berdampak langsung pada harga beli pada saat barang dihapus bukukan. Jadi harga barang baru ketika barang lama dihapus bukukan adalah (A) * [1+(D)] nah kalo inflasi dihitung maka : [(A) *[1+(D)]-(B )]/(C) = biaya penyusutan per periode Jadi: menurut pendekatan PROGRESIF : [(10juta*123%)(Rp2.5juta)]/(92bulan)=Rp106.521,73/bulan pendekatan KONSERVATIF : [(10juta*103%)-(Rp1)]/(12bulan)=Rp858.333,25/bulan nah kalo tanpa inflasi maka [(A)-(B )]/(C) = biaya penyusutan per periode jadi : pendekatan PROGRESIF : [(10juta)-(Rp2.5juta)]/(92bulan)=Rp81.521,73/bulan pendekatan KONSERVATIF : [(10juta)-(Rp1)]/(12bulan)=Rp833.333,25/bulan

Page 68: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Baik dengan inflasi maupun tanpa inflasi, jika (B ) dipilih nilai yang paling kecil, dan (C) dipilih nilai yang paling singkat, sudah bisa dipastikan bahwa biaya penyusutan terbesar adalah yang terbaik buat anda yang konservatif. Dengan demikian harga jual anda akan mempertimbangkan harga penyusutan yang memang mahal. Tujuannya supaya anda bisa memulihkan kemampuan ekonomi anda, supaya naik kelas jadi fotografer yang lebih mapan, dan pasar yang lebih mahal dengan kualitas lebih unggul lagi. Dengan pandangan ini, anda akan mendapat arus kas yang lebih besar karena biaya penyusutannya terlihat besar, namun sifatnya non-cash. Kalo penjualan meningkat, dan perkiraan anda atas umur aset ternyata "salah" (baca: umurnya lebih singkat dari perkiraan) maka anda malah di untungkan karena kesalahan itu berarti anda punya kemampuan ekonomi lebih kuat untuk membeli aset yang lebih baik lagi. Buat anda yang progresif dan yakin bahwa hari esok akan selalu lebih baik, maka anda bisa dapat harga penyusutan paling rendah, karena itu bisa jualan dengan harga sangat murah. Jika ini yang anda mau, anda harus siap menghadapi resiko kegagalan memulihkan kemampuan investasi anda di masa depan, dan tetap jadi fotografer golongan ekonomi lemah sepanjang masa. Dengan pandangan ini, biaya penyusutan relatif rendah, dan kelihatannya ada keuntungan lumayan besar, walaupun harga jual relatif murah, namun sebagian pengeluaran sifatnya tunai, sehingga sebesar apapun peningkatan penjualan, kemampuan likuiditas kas anda tetap lemah. Apalagi jika perkiraan anda atas umur aset ternyata "salah" maka anda akan dirugikan karena kesalahan tersebut berarti kemampuan anda memupuk tabungan untuk mengganti atau menambah aset produktif akan makin lemah. Oh iya, sebelum saya terlupa... (maklum sudah tua...) perlu di beri CATATAN, bahwa semua uraian diatas adalah pendekatan manajemen akuntansi, jangan samakan dengan teori akuntansinya ya. Prinsipnya sih sama, tapi manajemen akuntansi lebih menjembatani antara bisnis-akuntansi, sehingga banyak menggunakan pendekatan yang keluar dari teori dasarnya, atau bahkan menggabungkan berbagai aspek keuangan supaya tingkat akurasinya sesuai dengan ekspektasi setiap individu. Kalo untuk teori akuntansi tentang penyusutan, coba googling aja, nanti juga ketemu kok, bahwa penyusutan aset itu punya beberapa metode , seperti: straight-line method, declining method, double-declining method, sum of the year digit - method, unit of production method, dan lain sebagainya... semua metode itu bertujuan untuk kepentingan pencatatan akuntansi. Sedangkan yang saya tuliskan di atas hanyalah sebuah ilustrasi untuk menyadarkan banyak rekan fotografer yang sering pasang harga murah, padahal ada nilai aset yang dikorbankan.

Page 69: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

semoga bermanfaat. salam, heru m sidik

29 Agustus 2011 13:42:40wib Telah dilihat : 680 kali Kategori : Bisnis Fotografi Keterangan : Topik ini bisa dikomentari oleh Member atau yang levelnya lebih tinggi.

Page 70: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Penulis:

Heru Muara

Sidik (10253)

I. Teori Penetapan harga jasa fotografi

Saya dulu pernah bikin workshop kecil-kecilan dengan para fotografer professional, mengenai “manajemen akuntansi untuk fotografer”. Sayangnya memang saya gak lanjutin lagi pembahasannya sampai tuntas, karena saya disibukkan dengan berbagai kegiatan yang sifatnya kedinasan, jadi tentu saja saya utamakan masalah kedinasan ini dulu, mengingat saya cuma pegawai yang sudah terima gaji dari perusahaan. Nah sekarang, saya jadi tertarik untuk membahasnya setelah saya baca topic di FN yang mengeluhkan tentang harga jasa fotografi yang cenderung murah meriah, sehingga banyak orang bisnis di bidang fotografi dengan mudah. Akibatnya harga pasaran jasa fotografi langsung merosot dan banyak fotografer yang kehilangan pelanggan, atawa omsetnya turun terus, sementara itu banyak fotografer pendatang baru yang banting harga dan terus meroket jadi juragan.

Semua yang saya ceritakan di atas, sebenarnya bukan hal baru, karena namanya bisnis, pasti kalo menguntungkan akan mengundang banyak pemain, dan akibatnya “supply” bertambah sementara “demand” relative bertambah tidak secepat supplynya. Akibatnya harga merosot turun kan… (ini teori ekonomi demand-supply).

Nah sekarang saya mau jelasin mengenai “Teori penetapan harga jasa fotografi” dimana teori ini menganut paham pribadi, dengan asumsi dan pendekatan rasionalitas yang terbatas. Asumsi yang dibuat pun juga relative sederhana dan tentu saja mengandung banyak kesalahan atau kekurangan disana sini. Namun begitu, jika anda semua berkenan sharing pengalaman dan pengetahuan di sini, pastinya “Teori penetapan HJF” ini akan makin sempurna dan membekali kita semua dengan pengetahuan dasar tentang “Kebijakan Harga”.

Mari kita mulai………

Hampir semua fotografer yang memahami pergerakan harga pasar, akan menerapkan istilah “Creation Fee” atau “Upah Kreasi” dimana fotografer dibayar atas jasanya berkreasi. Ada juga yang menyebut sebagai “Assignment Fee” atau “Upah Penugasan” karena fotografer berhasil melaksanakan tugasnya untuk memotret dengan baik. Apapun namanya, perlu di catat bahwa Upah Kreasi/Penugasan adalah UMR (Upah Minimum Regional) yang harus di jadikan ukuran untuk bisa hidup layak. Masalahnya standar UMR yang dipakai yang mana?

Page 71: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Jawabnya : “Terserah Anda!!”, karena kalo mengikuti aturan pemerintah, paling banter anda hanya di hargai kurang lebih Rp1juta perbulan atau cuma Rp40k/hari. Padahal anda bekerja tidak sebulan (25 hari kerja) penuh, jadi kalau anda hanya bekerja 3 hari seminggu, maka anda hanya bekerja 12 hari perbulan, jadi tarip yang pantas tentunya akan mencapai Rp83k/hari.

Contoh jawaban di atas, Cuma buat ilustrasi saja, alias pemanasan sebelum mulai berhitung dengan angka-angka ajaib nantinya. Apakah masih mau lanjut…??

Dengan asumsi dan teori yang sama, maka kalo anda menetapkan biaya hidup anda selama sebulan adalah Rp15juta, dengan jumlah hari kerja produktif mencapai 15 hari kerja, maka tarip anda minimal adalah Rp1juta/hari. Betul gak? Coba deh hitung sendiri.

Sekarang terserah anda, pengennya punya penghasilan berapa? Masalahnya harus di hitung juga, kemampuan anda “jualan” telah menghasilkan berapa klien dalam satu bulan, dan berapa banyak jumlah hari kerja yang tersita untuk setiap klien.

Jadi kalo dituangkan dalam rumus adalah sebagai berikut:

UK = Upah Kreasi per hari kerja

(a) = Jumlah Klien dalam satu bulan (misal: 3 klien perbulan) (b) = Jumlah hari kerja dalam satubulan untuk setiap klien (misal: 5 hari per klien) (c) = UMR yang diharapkan (misal 15juta perbulan)

Maka :

UK = (c) / [ (a) x (b) ] UK = 15juta / [3 klien perbulan X 5 hari per klien] UK = 15juta/15 = Rp 1juta per hari.

Dari penjelasan diatas, berarti kalo untuk melayani setiap klien anda memerlukan waktu 5 hari efektif, mulai dari persiapan, pelaksanaan pekerjaan, sampai pengolahan hasil akhirnya, maka dalam 5 hari efektif itu anda harusnya bisa mengenakan biaya/tarip minimal Rp1juta X 5 Hkerja =Rp5juta/projek.

Page 72: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Itu baru asumsi, bahwa semua biaya operasional, biaya cetak dan biaya sewa alat ditanggung oleh pemberi kerja, alias, kita cuma terima creation fee doang, kalo kita kerja dengan harga paket borongan tentu saja perhitungannya beda! Bedanya terletak dari komponen yang tadinya ditanggung oleh pemberi kerja, sekarang dihitung secara keseluruhan untuk dijumlahkan dengan creation fee tadi, hasilnya akan membutuhkan nilai proyek yang lebih mahal lagi. Nah, sekarang apa kita mau jual jasa dengan harga murah? Jika mau harga murah harus bisa menjual lebih banyak alias menambah jumlah proyeknya lebih banyak lagi.

Untuk melengkapi pemahaman, sekaligus melengkapi juga materi diskusinya, saya tambahkan dengan jawaban atas kasus yang disampaikan oleh Uda Etoy, pada postingan di bawah, pada prinsipnya ketika menghitung komponen harga jual terkandung didalamnya antara lain sbb;

1. Keuntungan 2. Creation Fee (bisa juga ini disatukan dengan keuntungan) 3. Biaya Operasional Langsung

a) Tetap = Penyusutan Alat, Sewa Alat b) Variabel = Sparepart habis pakai, Akomodasi dan Transport,

honor pilot, honor porter, dsb. 4. Biaya Operasional Tidak langsung

a) Tetap = Amortisasi R&D, Asuransi kecelakaan pihak lain dan biaya sejenis

b) Variabel = Kurir/shipping, Biaya alat tulis kantor, telekomunikasi, dsb

5. Biaya Lain lain

a) Tetap = umumnya tidak ada biaya tetap lain lain, tapi untuk kasus tertentu bisa saja terjadi, seperti misalnya biaya asuransi jiwa/kecelakaan yang dialokasikan untuk proyek ini.

b) Variabel = biaya perijinan, keamanan, pawang hujan, penundaan karena sebab alamiah, dsb.

Dari kelompok biaya biaya tersebut, Uda bisa memisahkan antara biaya tetap dan variabel, dengan tujuan untuk mengetahui mana jumlah biaya minimal yang akan dibebankan kepada klien, dan mana biaya yang sekiranya ada pekerjaan tambahan akan menjadi beban klien.

Page 73: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

Contoh perhitungannya kurang lebih sbb: A=1+2+3a+4a+5a=total biaya tetap plus margin keuntungan dan fee B=3a+4a+5a = total biaya variabel A + B = Total biaya minimal yang dibebankan kepada klien, untuk sejumlah foto yang dijanjikan untuk di berikan kepada klien, misalnya hasil foto nya akan diserahkan sebanyak 5 lembar foto ukuran A3 dan file RAWnya. Tanya: Sekarang berapa biaya tambahan untuk setiap lembar foto yang diminta diluar perjanjian dasar tersebut di atas? Jawab: Total B / 5 lembar foto = RpXXX/lembar foto Tanya: Mengapa untuk harga foto tambahan hanya dihitung dari biaya variabel saja? jawab: Biaya variabel adalah biaya yang secara langsung akan bertambah sehubungan dengan bertambahnya produk jasa yang dihasilkan, sedangkan biaya tetapnya, sudah di cover oleh kontrak pada produk jasa utamanya, jadi tidak terpengaruh apakah akan ada order tambahan atau pun tidak ada order tambaha, biaya tetap sudah "terbayar lunas". CATATAN: Pada kasus ini, saya masukan biaya R&D karena beberapa kisah yang disampaikan Uda banyak tentang bagaimana besarnya ONGKOS BELAJAR yang dikeluarkan dalam proses riset dan pengembangannya sudah memakan sebagian besar UANG JAJAN Uda, sehingga cukup signifikan untuk diperhitungkan dan di kapitalisasi jadi biaya R&D, anggaplah nilainya RpXXX,- dan diamortisasi dalam 30kali penugasan, maka setiap penugasan, akan dikenakan biaya tetap sebesar [1/30]* RpXXX,- = RpXXX,-/30 untuk setiap penugasannya.

Kalau anda ingin dapat penghasilan lebih besar lagi, ya silahkan masukan komponen perhitungannya dalam rumus di atas. Kelihatan simple ya, tapi memang kita harus belajar berpikir yang simple supaya bisa melayani klien dengan baik.

Terimakasih buat rekan-rekan yang sudah berkenan mampir, jangan

Page 74: HERU MUARA SIDIK - dosen.stts.edudosen.stts.edu/yulius/wp-content/uploads/2012/03/Manajemen-Bisnis... · Pengantar Rangkaian tulisan ... dorongan bahwa bisnis tidak selalu harus menyiapkan

cuma sekedar lewat, tapi biasakan untuk meninggalkan komentar, supaya saya merasakan bahwa tulisan ini cukup berharga untuk dibaca. Selain itu, komentar anda akan membantu posting ini, untuk terus bertahan di deret atas, tanpa harus di sticky oleh moderator, sehingga bisa bermanfaat buat rekan lain yang membutuhkannya. Anggap saja ini amal kecil yang kita lakukan buat berbagi pengetahuan ...

Kalau mau yang lebih njelimet, ada lagi ulasan yang bakal bikin kepala makin keriput... coba aja cek disini

salam,

heru m sidik

30 Agustus 2011 10:42:39wib Telah dilihat : 643 kali Kategori : Bisnis Fotografi Keterangan : Topik ini bisa dikomentari oleh Member atau yang levelnya lebih tinggi.