hematemesis melena klp iii
DESCRIPTION
Hematemesis Melena KLP IIITRANSCRIPT
Hematemesis melena
Hematemesis melena
keLompok III:-Ummi ratna kalsum-A.Farida-Nureni-Herman
pengertianHemetesis ialah dimuntahkannya darah dari mulut. Darah dapat berasal dari saluran cerna bagian atas / darah dari luar yang tertelan (epistaksis, hemoptisis, ekstraksi gigi, tonsilektomi). Melena ialah fese berwarna hitam karena bercampur darah. umumnya terjadi akibat perdarahan saluran cerna bagian atas yang lebih dari 50-100 ml dan biasanya disertai hematemesis.
etiologiA. Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas1. Ulkus peptikum (tersering) : komplikasi perdarahan terjadi pada 20-30% penderita ulkus peptikum.2. Varises esofagus pada hipertensi portal.3. Gastritis erosif atau ulseratif :- Alkohol dalam jumlah besar- Obat-obatan : salisilat, fenil butazon, indometasin,kortikosteroid, reserpin dosis besar (oral/parenteral)- Stress berat : penyakit intracranial, luka bakar (tukak curling) trauma, sepsis.4. Lain-lain : Esofagus, karsinoma lambung (biasanya bersifat perdarahan kronik), rupture aneurisma aorta, laserasi hepar (hemobilia), uremi.
B. Perdarahan saluran cerna bagian bawah 1. Lesi daerah anus : hemoroid, fisura ani, fistula ani.2. Penyakit rectum dan usus besar : karsinoma, polip, radang (kolitis ulseratif, penyakit grohn, amuba), di vertikulum.3. Penyakit jejunum dan ileum : volvulus, enterokolitis nekrotikans (keduanya pada bayi baru lahir), invaginasi (bayi dan anak < 2 tahun), divertikulum meckel (perdarahan banyak dan berulang pada anak dan dewasa muda), tifoid.
PATOFISIOLOGI
perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) merupakan keadaan gawat darurat yang dapat terjadinya karena pecahnya varises esofagus, gastritis erosive, atau ulkus peptikum. Perdarahan SCBA dapat bermanifestasi sebagai hematemesis, melena atau keduanya.
Tanda dan Gejala
1. Adanya hemetesisa. Muntah darahb. Epistaksisc. Hemoptisisd. Ekstraksi gigie. Tonsilektomi
2. Adanya melenaa. Feses berwarna hitam. Gejala lain : 1. Tergantung banyaknya perdarahan dan usia penderita2. Dapat timbul gejala pre syok/syok3. Demam ringan antara 38-39oC.4. Rasa nyeri
Laboratorium : 1. Penurunan Hb dan Ht tampak setelah beberapa jam.2. Lekositosis dan tombositosis pada 2-5 jam setelah perdarahan.3. Peninggian kadar ureum darah setelah 24-48 jam. Akibat pemecahan protein darah oleh bakteri usus; pada sirosis hepatis, yang meningkat ialah kadar amoniak darah dan dapat mencetuskan koma hepatik.
Penatalaksanaan
Perhatikan beberapa hal penting : 1. Keadaan umum penderita, kesadaran dan tanda vital.2. Apakah masih ada perdarahan dan banyaknya.3. Perkiraan jumlah darah yang telah keluar dengan melihat keadaan klinik penderita dan anamnesis tentang lama, sifat, jumlah dan frekuensi perdarahan.
ASUHAN KEPERAWATAN Dasar Data Pengkajian Pasien1. Aktivitas/Istirahat2. Sirkulasi 3. Integritas Ego4. Eliminasi5. Makanan/Cairan6. Neurosensorik7. Nyeri/Kenyamanan8. Keamanan
Diagnosa keperawatan1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontak darah dengan asam lambung.2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran darah yang berlebihan
Implementasi Keperawatan
Mandiri :
- Mencatat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas.- Mengkaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri- Mencatat petunjuk nyeri non-verbal dan menyelidiki ketidaksesuaian antara petunjuk verbal dan non verbal.- Memberikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk pasien.- Mengidentifikasi dan membatasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan- Membantu latihan gerak aktif/pasif.-Memberikan perawatan oral
Kolaborasi : - Memberikan dan melakukan perubahan diet- Memberikan obat sesuai indikasi
Evaluasi Keperawatan
Klien mengatakan nyerinya berkurang pada abdomen kiri bagian atasKlien mengatakan tidak muntah darah lagi Klien sudah tidak tampak meringis lagi Klien tampak tenang TTV : normalTujuan tercapai, masalah teratasi Intervensi dihentikan
TERIMAH KASIH.....
Atas perhatiannya......
seMoga dapat di mengerti!!!!!