hecting

10
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN HECTING PADA Sdr. Y DENGAN VULNUS LACERATUM (VL) DI RUANG IGD RSUD TIDAR MAGELANG Untuk Memenuhi Tugas Praktik Stase Keperawatan Gawat Darurat Dosen Pembimbing : Ns. Dody Setyawan, S.Kep, M.Kep Oleh : ESTHI DARMASTUTI 22020114210085

Upload: evans-satria-abdi

Post on 17-Nov-2015

186 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

Prosedur Hecting

TRANSCRIPT

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATANHECTING PADA Sdr. Y DENGAN VULNUS LACERATUM (VL)DI RUANG IGD RSUD TIDAR MAGELANG

Untuk Memenuhi Tugas Praktik Stase Keperawatan Gawat DaruratDosen Pembimbing : Ns. Dody Setyawan, S.Kep, M.Kep

Oleh :ESTHI DARMASTUTI22020114210085

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP2014LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Inisial pasien: Sdr. YUsia: 17 Th Diagnosa medis: Vulnus Laceratum (VL)Tanggal masuk: 1 Januari 2015; pukul 04.00

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikirana. Ds:1) Klien mengatakan jatuh sendiri dari sepeda motor2) Klien mengatakan kaki kiri tungkai bawah mengeluarkan darah dan robek3) Klien mengatakan kaki kiri terasa sakit4) Pengkajian nyeri:P: nyeri bertambah jika melakukan pergerakanQ: nyeri seperti di sayatR: kaki kiri tungkai bawahS: skala nyeri 8T: nyeri muncul terus menerusb. Do:1) RR = 20 x/menit2) TD = 110/70 mmHg3) Nadi = 88 x/menit4) Suhu = 370C5) Terdapat luka robek di kaki kiri tungkai bawah robek dengan panjang 10 cm dan dalam 1 cm6) Klien terlihat menahan nyeri7) Pembuluh darah arteri sobekc. Dx:1Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik: terputusnya kontinuitas jaringan (00132)d. Dasar pemikiran2Vulnus laceratum adalah luka robek yang terjadi akibat kekerasan yang hebat seperti benda tumpul, goresan, jatuh, kecelakaan yang menyebabkan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh. Respon tubuh terhadap trauma akan terjadi proses peradangan atau inflamasi yang dapat menimbulkan infeksi apabila tidak dilakukan perawatan luka. Jaringan tubuh yang terpisah harus segera disatukan agar mikroorganisme tidak menghambat proses penyembuhan luka dan jaringan yang terpisah dapat menyatu kembali seperti semula. Luka robek biasanya disertai dengan perdarahan hebat dan harus segera dihentikan agar sirkulasi tubuh tidak terganggu. Perdarahan dapat dihentikan dengan menyatukan kembali jaringan yang robek. Tindakan hecting atau penjahitan luka dilakukan untuk memperbaiki jaringan yang terpisah dan mencegah terjadinya infeksi pada luka.2. Tindakan keperawatan yang dilakukan3Hectinga. Persiapan alat yang akan digunakan1) Tissue forceps (pinset)terdiri dari dua bentuk yaitu tissue forcepsbergigi ujungnya (surgical forceps) dan tanpa gigi di ujungnya yaituatraumatic tissue forceps dan dressing forceps.2) Scalpel handlesdanscalpel blades3) Dissecting scissors (Metzen baum)4) Suture scissors5) Needleholders6) Suture needles(jarum) dari bentuk 2/3 circle, Vi circle, bentuksegitiga dan bentuk bulat7) Sponge forceps(Cotton-swab forceps)8) Hemostatic forcepsujung tak bergigi (Pean) dan ujung bergigi (Kocher)9) Retractors, double ended10) Towel clampsb. Persiapan bahan1) Benang seide (silk/sutra) dan plain catgut2) Cairan desifektan : Povidon-iodidine 10 % (Bethadine )3) Cairan Na Cl 0,9% dan perhydrol 5 % untuk mencuci luka.4) Anestesi lokal lidocain 2%.5) Sarung tangan.6) Kasa steril.c. Menjaga privasi klien dengan menutup tiraid. Memposisikan klien e. Rambut sekitar tepi luka dicukur sampai bersih.f. Kulit dan luka didesinfeksi dengan cairan Bethadine 10%, dimulai dari bagian tengah kemudian menjauh dengan gerakan melingkar.g. Daerah operasi dipersempit dengan duk steril, sehingga bagian yang terbuka hanya bagian kulit dan luka yang akan dijahit.h. Dilakukan anestesi local dengan injeksi infiltrasi kulit sekitar luka.i. Luka dibersihkan dengan cairan perhydrol dan dibilas dengan cairan NaCl.j. Jaringan kulit, subcutis, fascia yang mati dibuang dengan menggunakan pisau dan gunting.k. Luka dicuci ulang dengan perhydrol dan dibilas dengan NacCl.l. Jaringan subcutan dijahit dengan benang yang dapat diserap yaitu plain catgutm. Kulit dijahit benang yang tak dapat diserap yaitu silk atau nylon.n. Rapikan alat3. Prinsip-prinsip tindakana. Alat jahit yang digunakan dalam kondisi steril dan dalam proses perawatan luka juga menggunakan prinsip steril.b. Cara memegang kulit pada tepi luka dengan surgical forceps harus dilakukan secara halus dengan mencegah trauma lebih lanjut pada jaringan tersebut.c. Ukuran kulit yang yang diambil dari kedua tepi luka harus sama besarnya.d. Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar 1-3 cm dari tepi luka (khusus daerah wajah 2-3mm).e. Jarak antara dua jahitan sebaiknya kurang lebih sama dengan tusukan jarum dari tepi luka.f. Tepi luka diusahakan dalam keadaan terbuka keluar setelah penjahitan.4. Analisa tindakan keperawatanTindakan hecting yang dilakukan secara keseluruhan sudah sesuai prosedur yang benar. Alat-alat yang akan digunakan untuk menjahit luka sudah disterilkan terlebih dahulu. Sebelum dilakukan penjahitan luka sobek, terlebih dahulu luka dibersihkan dengan NaCl. Selain itu, jiga dilakukan anastesi lokal lidokain pada daerah kulit yang akan disatukan. Pada kasus, terdapat pembuluh arteri yang robek sehingga perdarahan terus mengalir. Dalam menghentikan perdarahan pada arteri yang robek dilakukan pengikatan dengan benang plain catgut. Luka robek agak dalam sebesar 1 cm sehingga dilakukan jahit dalam terlebih dahulu menggunakan jarum plain catgut. Kemudian dilakukan jahitan pada kulit paling luar menggunakan benang seide.Perbedaan yang muncul antara praktik di ruangan dengan prosedur dalam teori adalah tidak ada. Semua tindakan sudah dilakukan sesuai prosedur. Hanya saja apabila jumlah pasien yang harus dilakukan penjahitan luka tergolong banyak, alat hecting yang tersedia tidak mencukupi sehingga alat yang ada berfsifat multifungsi untuk mempercepat pemberian pertolongan. Selain itu, ketika membersihkan luka hanya menggunakan NaCl tidak menggunakan perihydrol. Setelah hecting selesai, jahitan dibersihkan kembali dengan NaCl dan diberikan sufratul dan ditutup dengan kassa steril. 5. Bahaya yang mungkin muncula. OverlappingAkibat tidak dilakukan adaptasi luka sehingga luka menjadi tumpang tindih dan luka mengalami penyembuhan yang lambat dan apabila sembuh maka hasilnya akan buruk.

b. NekrosisJahitan yang terlalu tegang dapat menyebabkan kematian jaringan.c. Infeksi Infeksi dapat terjadi karena tehnik penjahitan yang tidak steril, luka yang telah terkontaminasi, dan adanya benda asing yang masih tertinggal.d. Perdarahane. HematomaPasien dengan pembuluh darah arteri terpotong dan tidak dilakukan pengikatan, perdarahan terus berlangsung dan menyebabkan bengkak.f. Dead space (ruang/rongga mati)Rongga pada luka terjadi karena penjahitanyang tidak lapis demi lapis.g. SinusBila luka infeksi sembuh dengan meninggalkan saluran sinus, biasanya ada jahitan multifilament yaitu benang pada dasar sinus yang bertindak sebagai benda asing.h. Dehisensi Luka yang membuka sebelum waktunya disebabkan karena jahitan yang terlalu kuat atau penggunaan bahan benang yang buruk.i. AbsesInfeksi hebat yang telah menghasilkan produk pus/nanah.6. Hasil yang didapat dan maknanyaS: a. Klien mengatakan nyeri sudah berkurangb. Pengkajian nyeriP: nyeri bertambah jika melakukan pergerakanQ: nyeri seperti di sayatR: kaki kiri tungkai bawahS: skala nyeri 4T: nyeri muncul terus menerusO: a. Klien terlihat lebih tenangb. Luka robek sudah tertutup dengan 7 jahitan7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa kepearawatan di atasa. Mandiri1) Monitor tanda-tanda vital2) Ajarkan terapi relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri b. Kolaboratif 1) Pemeriksaan laboratorium 2) Dilakukan rotgen untuk mengetahui adanya fraktur atau kelainan yang lain3) Terapi medis: pemberian obat analgesik8. Evaluasi diriTindakan sudah sesuai teori.9. Kepustakaan1. NANDA. NANDA International: Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC; 2012. 2. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 6th ed. Jakarta: EGC; 2005. 3. Rondhianto. Modul Praktikum Keperawatan Klinik: Hecting dan Hecting AFF. Jember: Universitas Jember; 2014.